bab v konsep - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1173/9/06560003_bab_5.pdfsedangkan...
TRANSCRIPT
144
BAB V
KONSEP
Konsep perancangan ini diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya
yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis diperoleh berdasarkan dari tema
perancangan dan intergrasi dengan nilai keislaman. Sesuai dengan tema
perancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita ini yaitu
Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah
sifat dan perilaku wanita Bali.
5.1. Konsep dasar perancangan
Tema metafora kombinasi (combined metaphors) akan menjadi tema
rancangan Pusat Perawatan Kecantikan dan Kebugaran Wanita Wanita di Bali.
Metafora ini merupakan jenis metafora yang menggabungkan 2 hal yang nyata
dan tidak nyata. Penggunaan tema metafora ini akan mengambil kiasan perilaku
wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali.
Masyarakat Bali sebagaimana pada umumnya adalah masyarakat yang
dilatarbelakangi oleh budaya paternalistik, yang disebut "pancar-purusa" atau
"purusa-istik". Tetapi kedudukan wanita Bali tidak rendah, bahkan dalam berbagai
aktivitas sosio-kultural dan keagamaannya, mereka melakukan peran sentral dan
mulia. Seperti menjadi seorang pedanda istri (pendeta perempuan), atau
pemangku istri (wanita sebagai pemimpin upacara di pura). Sifat wanita Bali pada
umumnya adalah sangat religius, punya etos kerja, sraddha bhakti (keyakinan dan
keimanan), sebagai pendidik anak, punya keseimbangan kecerdasan (emosional,
145
intelektual, spiritual). Akan tetapi karena Bali mayoritas penduduknya beragama
hindu maka menjadikan wanita Bali tunduk pada aturan agama dan adat istiadat
yang ada di Bali. Seperti adat yang mengharuskan istri mengikuti kemanapun
suami pergi. Jadi selain dari kekuatan dan kecerdasan wanita bali juga tetap
seorang wanita yang penurut dan lemah lembut. Penerapan metafora ini pada
semua unsur perancangan yang ada pada obyek Pusat Kecantikan dan Kebugaran
Wanita di Bali.
Dengan perilaku wanita Bali yang religius, perwujudan metafora yang tepat
adalah dengan membuat konsep dekat dengan alam. Hal ini dikarenakan menurut
agama hindu, dengan mendekatkan diri dengan alam berarti mendekatkan
hubungan ketuhanan mereka. Dalam bangunan bisa diterapkan patio pada
beberapa bagian bangunan. Sedangkan sifat atau perilaku wanita Bali yang
penurut bisa diwujudkan dalam bangunan dengan pemakaian unsur air yang
mengalir atau juga sirkulasi ruang yang mengalir.
Dari segi bentuk bangunan pada dasarnya akan menggunakan banyak
lengkung dan sesuatu yang transparan. Bentukan lengkung sendiri diambil Karena
menyesuaikan dengan perilaku wanita feminin yang lemah lembut. Sedangkan
bagian transparan menunjukkan bagian perilaku wanita yang peka. Bentukan
lengkung bisa diwujudkan dalam bentukan dinding bangunan. Selain itu wanita
Bali juga dikenal tangguh dalam membantu perekonomian keluarga. Hal ini bisa
diwujudkan dengan penggunaan struktur rangka bambu, seperti sifat bambu yang
kuat namun tetap lentur dan sesuai dengan sifat atau karakter wanita Bali.
146
Sedangkan keseharian wanita Bali secara fisik adalah memakai gelung
(sanggul), sesenteng (kemben songket), kain wastra, sabuk prada (stagen),
membelit pinggul dan dada, selendang songket bahu ke bawah, kain tapih atau
sinjang di sebelah dalam, beragam ornamen perhiasan, sering pula dikenakan
kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap, dan bunga kamboja.
Melihat dari pakaian sehari-hari yang dipakai wanita Bali, aplikasi pada bangunan
akan lebih terlihat pada ornamen dan perabot. Seperti bunga kamboja yang sering
digunakan wanita Bali akan diaplikasikan pada beberapa perabot yang bermotif
bunga kamboja. Pakaian sehari-hari wanita Bali didominasi dengan warna putih
dan emas. Warna ini bisa dijadikan sebagai warna dinding atau perabot pada
bangunan pusat perawatan kecantikan dan kebugaran wanita ini.
5.2. Konsep Tapak
5.2.1. Batas
Pada tapak akan menggunakan gabungan penataan vegetasi pada tapak
dan perletakan pagar dengan ornamen kain wastra sebagai batas tapak.
Gambar 5.1. Batas tapakSumber: Analisis 2011
147
Gambar 5.1. Batas pagarSumber: Analisis 2011
5.2.2. Bentuk bangunan
Bentuk bangunan yang akan dipakai dalam perancangan ini adalah
metafora dari motif kain wastra Bali yang digunakan pada pakaian adat wanita
Bali. Bentukan ini memiliki beberapa karakter wanita Bali yang tegas namun tetap
menonjolkan sisi keindahan pada dirinya.
Gambar 5.2. Bentuk bangunanSumber: Analisis 2011
148
5.2.3. Aksesbilitas
Akses ke tapak mudah dijangkau karena berada di pusat keramaian.
Lokasi tapak yang berbatasan langsung dengan jalan raya memudahkan semua
kendaraan bisa mencapai lokasi tapak dengan mudah.
Gambar 5.4. Pola sirkulasiSumber: Analisis 2011
149
5.2.4. View
1. View dari dalam diarahkan keluar bangunan yang dilengkapi dengan elemen
lansekap pada beberapa bagian pada tapak
Gambar 5.5. View dari dalamSumber: Analisis 2011
2. View dari luar terhalang oleh pagar dengan ornamen kain khas Bali
Gambar 5.6. View dari luarSumber: Analisis 2011
150
5.2.5. Iklim
1. Matahari
Lokasi tapak berada di daerah katulistiwa dengan intensitas penyinaran
mataharinya cukup tinggi. Orientasi bukaan dihindari dari arah barat dan timur
untuk menghindari radiasi panas yang berlebihan. Pada tapak perancangan, dari
arah barat terdapat pemukiman yang padat sehingga radiasi panas pada siang
sampai sore hari cukup sedikit.
Bentukan secondary facade dimetaforakan dari bentukan sanggul wanita
Bali yang memanjang. Kisi-kisi yang dirancang menggunakan bentukan yang
luwes sehingga memberikan kesan wanita yang lembut namun terlihat kokoh yang
merupakan sifat tegas wanita Bali. Bentukan lubang cahaya yang berada di bagian
atas bangunan merupakan wujud dari perilaku wanita Bali yang lemah lembut
namun tetap bisa menjadi pemimpin.
Gambar 5.8. Konsep bentukSumber: Analisis 2011
151
2. Angin
Sumber angin yang paling kencang berasal dari arah selatan dan angin
yang tidak cukup kencang berasal dari arah timur.
Gambar 5.9. Menangkap angin dari arah selatanSumber: Analisis 2011
Gambar 5.10. Menangkap angin dari arah timurSumber: Analisis 2011
3. Kebisingan
Sumber kebisingan berada di wilayah timur dan selatan karena berbatasan
langsung dengan jalan raya yang padat lalu lintas.
152
Gambar 5.11. Konsep kebisinganSumber: Analisis 2011
5.3. Konsep Utilitas
5.3.1. Sistem Air Bersih
Gambar 5.12. Sirkulasi Air BersihSumber: Analisis 2011
153
Skema 5.1.Sistem air bersihSumber: Analisis 2011
5.3.2. Sistem Air Kotor
Skema 5.2.Sistem air hujanSumber: Analisis 2011
PDAM
Tangki Bawah
Sumur Pompa
Pompa
Hydrant
Tangki Atas Keseluruhan Unit
Air Hujan Riol Dalam Tapak Resapan
154
Skema 5.3.Sistem air bekas KMSumber: Analisis 2011
Skema 5.4.Sistem kotoran padatSumber: Analisis 2011
Skema 5.5.Sistem limbah cuci rambutSumber: Analisis 2011
Air Bekas KM Bak Kontrol Resapan
Kotoran Padat Septic Tank Resapan
Limbah Cuci
Rambut
Netralisasi Riol dalam Tapak Resapan
155
5.3.3. Sistem Sampah
Skema 5.6.Sistem pembuangan sampahSumber: Analisis 2011
Sampah Bak Sampah TPS
Pekerja Kebersihan
TPA
Truk Sampah