bab v analisis hasil penelitian - repository.unwira.ac.idrepository.unwira.ac.id/5064/6/bab...
TRANSCRIPT
52
BAB V
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang Penerapan Gaya
Kepemimpinan Situasional Pada Koperasi Karyawan Dioses Ruteng.
Untuk menjelaskan Gaya Kepemimpinan yang dilaksanakan di
Koperasi Dioses Ruteng, maka penulis menggunakan indikator-
indikator gaya Kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1986)
mengelompokan gaya kepemimpinan situasional menjadi 4, dimana
setiap gaya kepemimpinan melihat atas kesiapan dan kemauan
bawahan yaitu Telling (Memberitahukan), Selling (Menngarahkan),
Partisipating (mengikutsertakan), Delegation (Mendelegasikan)
A. Penerapan Gaya Kepemimpinan Situasional Pada Koperasi
Karyawan Dioses Ruteng.
Definisi Operasional hubungan gaya kepemimpinan situasional
adalah konsep ini telah dikembangkan untuk membantu orang untuk
menjalankan gaya kepemimpinan dengan tanpa memperhatikan
peranya yang lebih efektif didalam interaksinya dengan orang
lain.konseptual melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari
hubungan anatara gaya kepemimpinan yang efektif dan tingkat
kematangan para pengikutnya. dengan demikian walaupun terdapat
banyak variable-variabel situasional yang penting lainnya misalnya
:organisasi,tugas-tugas pekerjaan,pengawasan dan waktu kerja,akan
53
tetapi penekanan dalam gaya kepemimpinan situasional ini hanyalah
pada perilaku pemimpinan dan bawahanya saja.
1. Telling (Memberitahukan)
Gaya kepemimpinan ini sesuai ketika tingkat kesiapan
seorang individu atau kelompok rendah. Gaya ini merupakan
perhatian terhadap tugas tinggi, namun perhatian terhadap
hubungan rendah. Gaya kepemimpinan ini pada Telling
bertujuan untuk mengarahkan, memandu atau mengontrol.
Pengembangan terhadap gaya kepemimpinan sangat
mempengaruhi pola tindak karyawan sebagai yang
menjalankan dari adanya perintah. Gaya kepemimpinan Telling
sangat memperhatian rincian tugas namun tidak dengan
hubungan antar pegawai maupun pegawai dengan pimpinan.
Sejauh ini pelaksana gaya kepemimpinan Telling belum
berjalan optimal. Hal ini terlihat dari peranan pimpinan yang
kurang memperhatiakan serta mengontrol pola kinerja
karyawan. Tentunya hal ini akan berdampak pada keadaan
lingkungan pegawai yang tidak didukung oleh pimpinan
koperasi. Hal ini diungkapkan oleh ibu Imelda Sona selaku
Kabag Keuangan Kopkardios yang mengatakan bahwa’
“ Terkait dengan hal ini, sejauh ini terkait
dengan yang ade tanyakan, peran pimpinan masih
54
sangat minim. Menurut saya, pimpinan tidak sering
memberitahukan kepada kami soal tugas dan
wewenang yang harus kami jalankan. Pemberitahuan
tugas yang spesifikpun juga tidak ada. Selama ini kami
tau saja tugas kami seperti yang telah ditetapkan
dalam peraturan kantor. Dengan ini terlihat jelas
bahwa hubungan kedekatan pegawai dengan pimpinan
juga masih rendah. Peran manager juga masih sangat
minim. Hal ini terlihat dari jarangnya manager
berkomunikasi dengan kami. Namun yang selama ini
dijalankan masih lemah.”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Marlina Linung
selaku Costumer Service Kopkardios yang mengatakan bahwa
“ kalau menurut saya sejauhini peran pimpinan
koperasi dalam hal ini manager masih tergolong
lemah. Tidak adanya pemberitahuan tentang tugas-
tugas yang harus kami jalankan. Sejauhini dalam
beberapa kasus penyelesaian masalah itu baru kami
diikut sertakan dalam rapat. Selain dari itu jarang
sekali”
Hal berkaitan dengan gaya kepemimpinan terkait
Telling atau memberitahu tugas juga disampaikan oleh
Yustinus D.Rahmat selaku Admin Kredit Kopkardios yang
mengatakan bahwa
55
“sejauhini peran pimpinan masih sangat minim
dalam memberitahu tugas-tugas kami . mungkin karena
kami sudah tau atau apa saya juga kurang tau. Tapi
saya paham sendiri untuk tugas yang harus saya
jalankan. Tapi secara umum saya melihat kurangnya
komunikasi antara kami karyawan dengan pimpinan”
Berkaitan dengan hal ini juga disampaikan oleh Admin
Umum Paskalis Mulyanto yang mengatakan bahwa
“terhadap indicator ini, saya melihat bahwa
gaya kepemimpinan untuk memberitahu tugas dan
tanggung jawab kami masih tergolong lemah. Adapun
pemberitahuan yang dilakukan kecuali adanya
perubahan-perubahan dalam struktutr organisasi.
Mungkin kami sudah tau juga jadi rasanya tidak perlu
lagi. Dalam beberapa penyelasaian masalah, itu
masalah-masalah tertentu saja sejauhmana kami
dilibatkan. Tapi yang saya rasa selama kami jarang
dilibatkan dalam pengambilan keputusam”
Berkaitan hasil wawancara diatas, terlihat gaya
kepemimpinan Telling yang dilaksanakan di Kopkardios masih
tergolong lemah. Hal ini terlihat dari kurangnya pimpinan
melakukan pendekatan dengan karyawan terkait
pemberitahuan tugas dan wewenang yang harus dijalankan.
56
Selain itu juga, karyawan tidak sering dilibatkan dalam
pengambilan keputusan koperasi. Sejauhini pengambilan
keputusan dilakasanakan oleh pimpinan saja
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut
rendah.ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku
hubungan yang terbatas.gaya kepemimpinan telling (kadang-
kadang disebut directing) adalah karakteristik gaya
kepemimpinan dengan komunikasi satu arah.pemimpin
memberitahukan individu atau kelompok soal
apa,bagaimana,mengapa,kapan dan dimana sebuah pekerjaan
dilaksanakan.pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas
,arahan yang rinci,serta mengawasi pekerjaan secara langsung
(teori gaya kepemimpinan situasional Leadership model by
paul Hersey and ken Blanchard).
Gaya kepemimpinan telling masih lemah diterapkam
dikopkardios kurangnya keaktifan pemimpin dalam
melakukan pendekatan dengan karyawan menunjukan
lemahnya komunikasi satu arah yang bias mempengaruhi
kinerja kerja bawahan atau karyawan.
2. Selling/ Mengarahkan
57
Gaya kepemimpinan ini baik digunakan pada pengikut
dengan tingkat kesiapan sedang, gaya ini memiliki perhatian
yang tinggi baik terhadap tugas maupun hubungan. Gaya
kepemimpinan selling ini bertujuan untuk memberikan
motivasi serta memastikan. Tugas dalam memberikan
pengarhan sangatlah penting mengingat pengarahan yang
diberikan menuju pada tujuan koperasi. Selama ini, peran
pimpinan dalam memberikan pengarahan di Kopkardios masih
sangat lemah. Hal ini terlihat dari banyaknya pengarahan akan
tugas yang masih terlihat setengah-setengah dilakukan. Hal ini
di ungkapkan oleh Yustinus D Rahmat selaku Admin Kredit
yang mengatakan bahwa
“sejauhini pengarahan yang dilakukan oleh
pimpinan masih terlihat lemah. Selama ini kami
membuat tugas yang harus kami jalankan sendiri tanpa
diarahkan oleh pimpinan, kalau nanti tidak sesuai baru
dibereskan saat evaluasi harian. Lalu dalam
melaksanakan koordinasi juga itu kadang-kadang.
Selama dikantor kalaupun ada koordinasi kecuali ada
hal-hal tertentu saja. Selama ini tidak ada prosedur
yang menetap dalam menyeleasikan pekerjaan. Karena
kadang prosedur yang ditetapkan tidak sesuai dengan
kontek pekerjaan”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Imelda Sona
selaku Kabag Keuangan yang mengatakan bahwa
58
“berkaitan dengan tugas pimpinan dalam
mengarahkn pegawai masih terlihat lemah. Hal ini
terlihat dari seberapa kami berkomunikasi dengan
pimpanan. Komunikasi kami dengan pimpinan hanya
kadang-kadang saja. Itupun kalau pimpinan dating
control ataupun adanya pertmmuan. Tentunya hal ini
sudah dapat terlihat jelas bahwa pengarahan masih
tergolong lemah”
Pengarahan yang sangat minim dari pimpinan akan
mempengaruhi kinerja pegawai dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini disampaikan oleh
Marlina Linung yang mengatakan bahwa
“ selama ini, untuk pengarahan jadwal tugas
yang harus dikerjakan hanya dilaksanakan pada awal
saja. Setelah itu tidak dilaksanakan lagi. Selebihnya
kami karyawan kerjakan sendiri. Menurut saya selama
ini pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan hanya
pada awal kegiatan saja. Seperti koordinasi,
pelaksanaan tugas dan lain sebagainya. Setelah itu
kami karyawan yang melaksanakan sendiri”
Hal ini juga disampaikan oleh Paskalis Mulyanto
Selaku Admin Umum yang mangatakan bahwa
“berkaitan dengan pengarahan yang selama ini
dilakukan oleh pimpinan secara umum saya melihat
hanya dilaksanakan diawal saja. Setelahnya tidak
dilaksanakan lagi. Pengarahan yang dilaksnakan oleh
pimpinan tidak rutin”
59
Berkaitan dengan Gaya Kepemimpinan Selling atau
Mengarahkan selama ini yang dijalankan di Kopkardios masih
tergolong lemah. Pengarahan yang dilaksanakan oleh pimpinan
koperasi tidak rutin. Pengarahan yang dijalankan hanya pada
saat awal pelaksanaan kegiatan tanpa adanya pengarahan
susulan. Tentunya hal ini akan mempengaruhi proses dalam
mencapai tujuan dan sasaran koperasi yang telah ditetapkan.
Selling merupakan gaya kepemimpinan dimana
seorang pemimpin masih member arahan namun ia
menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan
secara emosional terhadap individu atau kelompok guna
memotivasi dan rasa percaya diri bawahan.gaya ini muncul
kala kompetensi individu atau kelompok belum siap
mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam
pekerjaan (teori gaya kepemimpinan situasional Leadership
model by paul Hersey and ken Blanchard).gaya kepemimpinan
selling yang terjadi di kopkardios ini menunjukan kurangnya
pengarahan dari pemimpin dalam memberikan komunikasi dua
arah dan memberi dukungan secara emosional terhadap
individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa dalam
bekerja.
60
3.Partisipation/ Mengikutsertakan
Gaya kepemimpinan ini digunakan pada pengikut
dengan tingkat kesiapan tinggi. Gaya ini memiliki perhatian
yang tinggi terhadap hubungan dan perhatian rendah terhadap
tugas. Gaya kepemimpinan partisipasi mendorong pengikut
serta melakukan komunikasi dua arah, dan memfasilitasi
pengikut dalam pengambilan keputusan. Dengan sistim
partisipasi yang baik maka secara tidak langsung akan
mendekatkan hubungan antar personil dalam organisasi.
Kopkardios merupakan koperasi karyawan dioses yang
memfasilitasi para karywan dalam peningkatan pola hidup
eknomi. Dalam melaksanakan berbagai prosedur kerja
diperlukan partisipasi dari semua pihak kopkardios untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sejauh ini
penerapan gaya kepemimpinan partisipasi di Kopkardios sudah
berjalan cukup baik. Hal terlihat dari diikutkannya karyawan
dalam berbagai kegiatan kopkardios. Hal ini disampaikan oleh
Paskalis Mulyanto Selaku Admin Umum yang mangatakan
bahwa
“berkaitan dengan system partisipasi yang
selama ini telah dijalankan sudah berjalan cukup baik.
61
Kami selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan
ataupun pengambilan keputusan dalam pemecahan
masalah yang ada. Namun dalam beberapa kasus
memang ada pengambilan keputusan yang diambil
sendiri oleh pimpinan”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yustinus Rahmat
selaku admin kredit yang mengatakan bahwa
“tugas saya cukup penting dalam mengurus
berbagai hal tentang system kredit yang selama ini
dijalankan oleh koperasi. saya sering dilibatkan oleh
pimpinan dalam pemecahan masalah yang sering kami
hadapi di kredit. Selain itu juga ada hal-hal yang
keputusannya diambil tanpa mengikutsertakan kami
karyawan.”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Marlina
Linung selaku Costumer service mengatakan bahwa
“ dalam gaya kepemimpinan partisiasi yang
selama ini dijalankan saya rasa sudah cukup baik.
Secara umum saya melihat bahwa system partisipasi
yang dijalankan juga tergantung dengan skala
sejauhmana kami karyawan dilibatkan. Ada beberapa
kesempatan kami seluruh karywan dilibatkan dalam
rapat evaluasi harian maupun dalam pengambilan
keputusan yang ada. Selain itu juga kami pengambilan
keputusan kadang hanya pimpinan sendiri yang
terlibat”
62
Berkaitan dengan hal partisipasi juga disampaika oleh
ibu Imelda Sona selaku Kabag Keuangan yang mengatakan
bahwa
“ sejauhini sistim partisipasi yang dilaksanakan
sudah cukup baik. Pemimpin selalu melibatkan kami
dalam beberapa kesempatan penambilan keputusan
contohnya. Namun sebelum kami karywan dilibatkan,
biasanya para pengurus inti dlu, setelah itu baru kami
karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa sejauh ini penerapan Gaya Kepemimpinan Partisipasi
atau mengikutsertakan karyawan pada Koperasi Karyawan
Diosis sudah berjalan cukup baik. Hal terlihat dari adanya
peran karyawan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan
maupun pemecahan masalah yang terjadi.
Gaya kepemimpinan partisipation ini mendorong
individu atau kelompok untuk saling berbagai gagasan dan
sekaligus memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang
mereka tunjukkan.gaya ini muncul tatkala pengikut merasa
percaya diri dalam melalukannya dengan cenderung untuk
lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu
pengikutnya.Tugas seorang pemimpin adalah memelihara
kualitas hubungan antar individu atau kelompok(teori gaya
63
kepemimpinan situasional Leadership model by paul Hersey
and ken Blanchard).Gaya kepemimpinan ini sudah diterapkan
dengan baik dikopkardios ini terlihat dari adanya peran
karyawan terlibat penuh dalam pengambilan keputusan dalam
berbagai kegiatan yang diselenggarakan untuk kopkardios.
4.Delegation/ Mendelegasikan
Gaya kepemimpinan ini baik digunakan pada pengikut dengan
tingkat kesiapan yang sangat tinggi, pengikut memiliki
kemampuan dan kemauan yang sangat tinggi. Gaya
kepemimpinan ini memiliki perhatian yang rendah terhadap
hubungan dan tugas. Gaya kepemimpinan delegasion
melakukan observasi dan memonitor pengikut secara dekat,
pemimpin melihat perkembangan dan hasil, memberikan
otoritas dan tanggung jawab kepada pengikut dan memastikan
pengikut mencapai hasil yang diinginkan.
Kesiapan merupakan tingkat dimana seorang bawahan
mampu menyelesaikan suatu tugas tertentu, dan dpat dilihat
melalui kemampuan dan keinginan. Kesiapan ini memiliki dua
komponen utama yaitu kemampuan dan keinginan. Tingkat
kesiapan adalah kombinasi dari kemampuan dan keinginan dari
setiap orang atas tugas yang diberikan. Tingkat kesiapan
pengikut bisa dibagi 4 tingkat yaitu tingkat kesiapan rendah,
64
tingkat kesiapan sedang, tingkat kesiapan tinggi dan tingkat
kesiapan sangat tinggi. Sejauhini, gaya kepemimpinan delegasi
yang diterapkan pada Kopkardios sudah berjalan cukup baik.
Secara umum penerapan gaya kepemimipinan ini lebih kepada
karyawan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
Sejauhmana peran pimpinan dalam membantu karyawan
unutuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini juga
disampaikan oleh Ibu Marlina Linung selaku Costumer Service
Kopkardios yang mengatakan bahwa
“berkaitan dengan hal ini, secara umum saya
melihat bahwa kami selalu diberikan tugas-tugas yang
memang tanggung jawab kami. Hal ini tentunya
beralasan mengingat sejuhmana tugas kami dalam
mencapai tujuan dan sasaran koperasi. dalam hal ini,
peran pemimpin masih terlihat, pemimpin melakukan
berbagai pendekatan untuk memotivasi kami dalam
penyelesaian tugas”
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Yustinus
Rahmat selaku Admin Kredir Kopkardios yang mengatakan
bahwa
“pemimpin selalu mempercayai karyawan
dalam memberikan tugas-tugas yang ada. Tentunya
dengan pertimbangan yang ada. Tapi sejauhini saya
melihat adanya perhatian pimpinan terhadap kami
karyawan dalam menyelesaikan tugas. Pimpinan punya
65
cara-cara pendekatan untuk kami termotivasi dalam
menyelasikan tugas.”
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Paskalis Mulyanto
selaku Admin Umum dengan Ibu Imelda Sona selaku Kabag
keuangan. Kedua informan diatas sama-sama menjelaskan
bahwa sejauh ini pimpinan mempunyai perhatian serius dalam
melakukan pendekatan terhadap pegawai untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Pemimpin punya
cara tersendiri dalam melakukan pendekatan terhadap
karyawan
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan Delegating
atau mendelegasikan di koperasi Karyawan Dioses sudah
berjalan cukup maksimal. Hal ini didasarkan pada berbagai
pendekatan pimpinan kepada karyawan dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Hal ini tentunya
akan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas dengan
tanggung jawab penuh.
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi.Ini
menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan
perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini
cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses
66
pembuatan keputusan dan pelaksanaannya .Gaya ini muncul
tatkala individu atau kelompok berada pada level kompetensi
yang tinggi sehubungan dengan pekerjaanya.gaya ini efektif
karena pengikutnya dianggap telah berkompeten dan
termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas
pekerjaannya.Tugas seorang pemimpin hanyalah memonitor
berlangsungnya sebuah pekerjaan (teori gaya kepemimpinan
situasional Leadership model by paul Hersey and ken
Blanchard).konsep gaya kepemimpinan delegating ini sudah
berjalan dengan baik ini terlihat adanya pendekatan pimpinan
terhadap bawahan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung
jawab.