bab tiga belas analisis titik impas (bep) dan swot disversivikasi bisnis … · 2020. 6. 25. ·...
TRANSCRIPT
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 1
BAB TIGA BELAS
ANALISIS TITIK IMPAS (BEP) dan SWOT
Disversivikasi Bisnis
MATA KULIAH :
STUDY KELAYAKAN BISNIS
Jonggi Parlindungan.BBA.SE.MM
PERTEMUAN KULIAH : KE EMPAT BELAS / 14
Hari : KAMIS 25 JUNI 2020 JUMAT 26 JUNI 2020
KULIAH : ON LINE ZOOM CLASS
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 2
TOPIK PERTAMA
Analisis Kelayakan Usaha dalam Titik Impas (Break Event Point)
A. BEP dan Kewirausahaan
Break Event Point ( BEP / Titik Impas ) menurut Boone dan Kurtz, adalah tingkat
penjualan yang menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup seluruh biaya tetap
dan biaya variabel dari perusahaan. Dan lebih jauh Boone dan Kurtz, berpendapat titik impas
adalah titik pada saat total pendapatan sama dengan total biaya.
Menganalisa kelayakan usaha bisnis pendekatan BEP diharapkan mampu
memberi dasar pemikiran bagai wirausahawan (bisnisman) dalam menganalisa suatu bisnis
apakah layak dibangun atau tidak.
B. Fixed Cost / Biaya Tetap Dalam Study Kelayakan
Fixed cost adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, selama
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan bisnisnya. Contoh : Biaya asuransi, biaya pajak,
biaya sewa dan biaya lainnya. Besar kecilnya fixed cost (biaya tetap) itu sangat tergantung
pada bisnis yang dijalankan, jika perusahaan bersifat padat modal maka fixed cost juga
bertambah besar. Kategori bisnis padat modal, seperti industri baja, industri mobil, industri
peralatan berat dan sebagainya. Adapun gambaran grafik Fixed Cost, sebagai berikut :
Gambar : Grafik Fixed Cost / Biaya Tetap
COST
FIXED COST/ BIAYA TETAP
VOLUME
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 3
C. Variabel Cost / Biaya Variabel Dalam Study Kelayakan
Biaya Variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah dengan sesuai
perubahan aktivitas. Sebagai gambaran tentang biaya variabel pada waktu perusahaan
memproduksi 1.000 unit, biaya bahan pembantu yang dikeluarkan Rp 500.000., kemudian
pada saat biaya tetap secara total sama besarnya (asalkan dalam relevan range tertentu),
tetapi biaya persatuan akan semakin kecil, sebaliknya semakin kecil aktivitasnya maka
biaya tetap persatuan akan semakin besar.
D. Menghitung BEP Analysis, Total Cost dan Total Revenue Analysis
Analisa BEP sering dipergunakan oleh para analisa studi kelayakan untuk
memperhitungkan pada saat kapan waktu BEP tersebut diketahui. Untuk menghitung titik
impas (BEP), oleh Boone dan Kurtz, dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Y = Laba
c = Harga jual per unit
x = Jumlah produk yang dijual
b = Biaya variabel per satuan
a = Biaya tetap total
cx = Hasil penjualan
bx = Biaya variabel total
Y = cx - bx - a
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 4
Maka BEP (titik pulang pokok akan terjadi pada Y = 0 ) sehingga :
Selanjutnya dalam bentuk BEP per unitnya, dengan rumus sebagai berikut :
= a
(c - b)
Untuk dalam bentuk mata uang (rupiah) dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut :
= a
1 - b
C
E. Total Cost And Revenue Analysis
Adapun rumus untuk menghitung Total Cost dan Total Revenue adalah dengan cara
dibawah ini :
TC = Total Cost atau Biaya Total
FC = Fixed Cost atau Biaya Tetap Total
VC = Biaya Variabel Total
V = Biaya Variabel per unit
Q = Quantity atau jumlah produk yang dihasilkan
Adapun rumus Total Revenue atau Total Penerimaan adalah :
TR = Total Revenue atau Penerimaan Total
0 = cx - bx - a
a = cx - bx
a = x ( c - b)
TC = FC + VC
TR = P . Q
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 5
P = Price atau harga produk per unit
Q = Jumlah produk yang dijual
Sebagai catatan PENTING, bahwa kondisi naik turunnya
penjualan suatu produk sangat bisa dipengaruhi oleh faktor mikro
dan makro ekonomi, termasuk kebijakan fiskal dan moneter yang
diterapkan oleh suatu negara. Contoh : Jika suatu negara
menerapkan kebijakan menaikan pajak produksi sepeda motor
10%, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan negara.
Maka harga satuan jual sepeda motor akan naik 10%, yang
berimbas daya beli masyarakat mengalami penurunan.
F. Contoh Soal BEP dalam Study Kelayakan
SOAL KEDUA
Perusahaan JOHN BAKERY di Detroit, memilik Biaya Tetap / a = $ 10.000., Biaya Tenaga
Kerja langsung = $ 1,50 per unit., Biaya Bahan Baku = $ 0,75., adapun harga jual /c = $ 4
per unit. Tugas anda adalah :
Tentukan Titik impas dalam $ dan dalam unit
Tentukan Gambar analisanya
BEP $ = a = $ 10.000 = $ 10.000 = $ 22.857,14
1 - b 1 - (1,50 + 0,75) 0,4375
C 4
BEP unit = a = $ 10.000 = 5.714 Unit
(c - b) 4 - (1,50 + 0,75)
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 6
G. BEP dan Economies Of Scale
“Economies” adalah penghematan biaya - biaya produksi atau kenaikan
produktivitas. Penghematan biaya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, termasuk
memperhitungkan berbagai waktu secara benar dan efektif. Perhitungan waktu dengan
pendekatan konsep efektif adalah melakukan produksi dengan cara sesingkat mungkin
namun mampu menghasilkan produk dengan harga terjangkau, serta mampu meraih
keuntungan dengan kata lain BEP juga akan tercapai. Contoh : melakukan produk masal
atau produksi dalam jumlah besar. Dengan demikian, proses produksi masa, biasanya akan
mengakibatkan penurunan biaya per unitnya.
Namun jika ternyata barang (goods) tersebut tidak terjual seperti yang
diharapkan atau hanya terjual 60%. Maka sisa 40% akan dibawa kemana apakah akan dijual
murah ? Seandainya jika penjualan produk 40%, dan sisanya 60%, tentunya dianggap
sebagai keputusan tidak tepat. Oleh karena itu Departemen Research and Development
sangat penting mendorong suksesnya penjualan produk tersebut. Kerugian artinya adalah
sejumlah dana yang terbuang sia -sia
$ 40.000 REVENUE
$ 30.000 BREAK EVEN POINT TOTAL COST
$ 22.587,14
$ 20.000
FIXED COST
$ 10.000
5714 Unit
0 2.000 4.000 6.000 8.000 UNIT
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 7
TOPIK KEDUA
ANALISIS SWOT DAN DISVERSIFIKASI BISNIS
A. Definisi SWOT dalam Bisnis Study Kelayakan
SWOT adalah singkatan dari Strenghts (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Oppurtunities (Peluang) dan Threats (Ancaman), dimana SWOT dijadikan suatu model dalam
menganalisas suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama
untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara komprehensif.
Gambar : Mengindentifikasi Peluang - Peluang Organisasi.
B. Analisa SWOT dalam Manajemen Pengambilan Keputusan
Secara umum beberapa kegunaan dengan dipergunakan analisis SWOT dalam
mendukung manajemen pengambilan keputusan, yaitu :
1. Mampu memberikan gambaran suatu organisasi dari sudut empat dimensi,
yaitu Strenght (Kekuatan) dan weaknesess (Kelemahan), serta Opportunities
(Peluang) dan Threats (Kelemahan), sehingga pengambil keputusan bisa melihat
dar empat dimensi secara menyeluruh (komprehensif).
2. Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana jangka panjang.
Sumber
daya/kemam
puan-
kemapuan
organisasi
Peluang -
Peluang
Organisasi
Peluang -
peluang di
lingkungan
tersebut
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 8
3. Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders (pemangku
kepentingan) yang berkeinginan bergabung dalam perusahaan dalam suatu
ikatan kerjasama yang saling menguntungkan.
4. Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam melihat progress report dari setiap
keputusan yang telah dibuat selama ini.
C. Faktor Eksternal dan Internal Dalam Perspektif SWOT
Untuk menganalisa lebih dalam tentang SWOT maka perlu dilihat dari dua sisi, yaitu
:
a. Faktor Eksternal (Faktor Dari Luar)
Faktor Ekternal mempengaruhi terbentuknya Opportunities dan Threats (O dan
T). Faktor ini mencakup lingkungan industri (Industy Environment) dan
lingkungan bisnis makro (Makro Environment), ekonomi, politik, hukum,
tekhnologi, kependudukan dan sosial budaya.
b. Faktor Internal (Faktor Dari Dalam)
Faktor Internal mempengaruhi terbentuknya Strenghts and Weaknesses (S dan
W). Faktor ini meliputi semua manajemen fungsional : pemasaran, keuangan,
operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan (Research &
Development), sistim informasi manajemen (SIM), dan budaya perusahaan
(Corporate Culture).
Selanjutnya, mari lihat tabel dibawah ini, sebagai berikut :
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 9
a. Faktor Eksternal
Opportunities / Peluang > Threats / Ancaman Kondisi Perusahaan Baik
Opportunities / Peluang < Threats / Ancaman Kondisi Perusahaan Buruk
b. Faktor Internal
Stengths / Kekuatan > Weaknesses / Kelemahan Kondisi Perusahaan Baik
Strengths / Kekuatan < Weaknesses / Kelemahan Kondisi Perusahaan Buruk
Gambar : Faktor Eksternal dan Internal Perusahaan dalam Perspektif SWOT
D. Soal Contoh Model Analisis SWOT
Menyusun dan menghitung nilai bobot, rating dan skor sebagai berikut :
a. Bobot nilai
1, 00 = sangat penting
0,75 = penting
0,50 = standar
0,25 = tidak penting
0,10 = sangat tidak penting
b. Ranting nilai
5 = sangat baik
4 = baik
3 = netral / standar
2 = tidak baik
1 = sangat tidak baik
c. Skor nilai
Adalah SN (Skor Nilai) = BN (Bobot Nilai) x RN (Ranting Nilai)
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 10
Analisa SWOT untuk Faktor Internal PT. BAHARI ANUGRAH MAKMUR (PT.BAM)
Uraian Bobot Rating Skor
1. Streghts / Kekuatan
a. Indonesia adalah negara bahari. 0,85 5 4,25
b. Jumlah tenaga kerja Indonesia masih banyak. 0,80 5 4
c. Peraturan dan penegakan hukum laut dengan segala
sangkut pautnya semakin ditegakkan
0,76 4 3,04
d. PT. BAM memiliki beberapa komoditas ikan tangkapan
dan dijual Dalam negeri dan L Negeri
0,78 4 3,12
Jumlah 3,19 18 14,41
2. Weaknesses / Kelemahan
a. Tingkat Konsumsi ikan penduduk Indonesia, sangat
rendah.
0,80 2 1,6
b. Kondisi ekonomi Indonesia masih memiliki potensi untuk
terjadinya fluktuasi ekonomi.
0,40 3 1,2
c. Berbagai komponen mesin dalam menunjang aktivitas
perusahaan adalah banyak dari impor.
0,85 1 0,85
d. UMR dan berbagai kebijakan ketenagakerjaan yang
ditetapkan oleh pemerintah bagi pihak perusahaan
adalah dianggap sulit untuk bisa memenuhi secara
maksimal.
0,60 2 1,2
e. Infrakstruktur perusahaan masih kurang terutama fasilitas
pendingin (cold storage).
0,75 2 1,3
f. Perusahaan untuk memenuhi kekurangan pasokan ikan
masih menerima ikan hasil tangkapan dari para nelayan.
0,77 2 1,54
g. Pengetahuan pihak manajemen perusahaan tentang
potensi kelautan masih kurang.
0,50 1 0,50
h. Kondisi kapal perusahaan dengan kepemilikan peralatan
canggih masih kurang
0,85 2 1,7
Jumlah 5,52 15 10,09
Jumlah (S + W) 8,71 33 24,5
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 11
Analisis SWOT untuk Faktor Eksternal pada PT.Bahari Anugrah Makmur (PT.BAM)
Uraian Bobot Rating Nilai
3. Opportunities / Peluang
a. Jumlah penduduk yang terus mengalami bertambah /
pertumbuhan
0,90 5 4,5
b. Bertambahnya pengetahuan masyarakat 0,77 5 3,85
c. Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia terus
meningkat
0,75 4 3
d. Berkembangnya restoran, rumah makan, kantin dan
sejenisnya
0,78 5 3,9
e. Jepang adalah salah satu konsumen ikan terbesar
didunia
0,85 5 4,25
f. Industri pengalengan ikan di Indonesia memiliki
potensi untuk dikembangkan secara maksimal
0,80 4 3,2
Jumlah 4,85 28 22,7
4. Threats / Ancaman
a. Persaingan bisnis antar perusahaan ikan semakin
tajam
0,80 1 0,80
b. Pencurian ikan di kawasan laut Indonesia sering
terjadi
0,55 2 1,1
c. Perubahan iklim global memberikan pengaruh bagi
keberadaan ikan di laut Indonesia
0,60 2 1,2
d. Mulai akan segera diberlakukannya peraturan
Internasional tentang batas eksploitasi ikan semakin
ketat
0,45 3 1,35
e. Perusahaan PT.BAM memiliki hutang dalam bentuk
mata uang Rupiah dan Dollar AS, yang memungkinkan
terjadinya fluktuasi valas
0,80 1 0,80
Jumlah 3,2 9 5,25
Jumlah (O + T) 8,05 37 27,95
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 12
Dari hasil analisa SWOT pada perusahaan PT. Bahari Anugrah Makmur (PT.BAM),
diharapkan anda dapat menganalisa secara mendetail dan komprehensif. Sehingga
anda, dapat segera memperbaiki segala kekurangan atau kelemahan perusahaan
tersebut. Adapun Keunggulan dan Kesempatan yang telah dicapai, anda harus dapat
meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan terhadap persaingan usaha yang
semakin ketat. Dan Peluang atau kesempatan, segera manajemen perusahaan untuk
segera merebut kesempatan tersebut, sebelum perusahaan pesaing melakukannya.
E. Konsep Diversifikasi Bisnis dan Kreativitas Bisnis
Dalam konsep investasi dikenal dengan disversifikasi investasi. Para bisnisman
dalam menjalankan menjalankan diversifikasi investsi tertuang dalam bisnis yang dijalankan.
Artinya keputusan diversifikasi bisnis dilandasi oleh berbagai dan latar belakang. Konsep
teori divesifikasi bisnis dikemukakan oleh Herry Markowitz yang oleh beberapa kalangan
dikenal dengan Teori Portofolio Henry Markowitz.
Teori yang dikemukakan adalah “ dont put all your eggs in
one basket (jangan meletakan telur yang banyak
dalam satu keranjang)”. Konsep ini dikenal dengan diversifikasi
investasi atau melakukan investasi yang sifatnya tidak terpusat pada
satu bidang saja, tapi lebih pada satu bidang seta dilakukan juga
bukan searah, atau membukan bisnis yang bersifat tidak searah”
(Teori ini bisa, anda gabungkan dengan teori Pohon Keputusan, yang
sudah dipelajari pada bab sebelumnya).
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 13
Teori portofolio model Markowitz adalah mengajarkan tentang berinvestsi
dengan cara memecah dana yang di investasikan tersebut untuk kemudian
meletakkannya jalur yang berbeda - beda atau bersifat bisnis yang tidak searah. Dengan
harapan peletakkan dana secara terpisah tersebut akan mengurangi resiko yang akan
timbuk ke depan.
Jumlah Dana Bentuk Bisnis Jumlah Dana yang
di Divesifikasi
Keterangan
Rp 1.000.000.000
INVESTASI
TERPECAH ATAU
DIBAGI
BERBAGAI
BIDANG USAHA
YANG LAIN.
Rumah Makan Sunda “Saung
Abah” di Karawang (dilengkapi
Mushola, Wifi, Taman bermain
anak-anak.) Buka 24 Jam.
Rp 200.000.000 Investasi Tidak Searah
Rumah oleh-oleh dalam bentuk
kerajinan tangan khas Jawa Barat
,souvenir, kaos, cemilan makanan
ringan (dodol, emping, kerupuk,
dsbnya).
Rp 150.000.000 Investasi tidak Searah
Penginapan Wisma Keluarga. Rp 470.000.000 Investasi Tidak Searah
Cuci Kendaraan Mobil dan Sepeda
motor.
Rp 100.000.000 Investasi Tidak Searah
Penjualan Telepon selular dan
voucer isi ulang pulsa.
Rp 80.000.000 Investasi Tidak Searah
TOTAL Rp 1.000.000.000
Dalam contoh diatas, memperlihatkan pemilik “Rumah Makan Saung Abah”,
melakukan Portofolio (Pengembangan Usaha) dalam satu tempat wilayah di Karawang.
Pengembangan usaha dilakukan investasi tidak searah, tetapi usaha yang ada saling
melengakapi dan bersinergi. Misalkan Keluarga Tamu dari Jakarta, yang mengunjungi Kota
Karawang, dapat melakukan kegiatan transaksi untuk menginap, kegiatan makan minum, atau
membersihkan kendaraannya atau membeli kebutuhan pulsa voucer telekomunikasi. Kegiatan
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 14
transaksi konsumen dalam satu tempat (one area trading / shopping) dapat dilihat pada kota -
kota besar di seluruh Indonesia.
F. Fokus Bisnis
Dalam dunia bisnis, bagi seorang pebisnis FOKUS BISNIS, dianggap membuat ia
lebih bisa bekerja dalam satu bentuk bisnis tanpa ada ragam bisnis. Misalnya : jika ia
membuka bisnis restoran ayam, maka ia akan berusaha. membuka restoran cabang di
berbagai daerah atau provinsi lainnya. Salah satu contoh fokus bisnis yang sudaha ada
seperti, Wong Solo, Ayam Lepas, Indomaret, Alfamart, Rumah Makan Sederhana, dan lain
sebagainya.
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 15
Selanjutnya :
1. KULIAH TATAP MUKA (ON LINE) sudah berakhir SABTU tanggal 27 Juni
2020 (Surat keputusan Rektor STIE IGI, Bpk Dr (C) Ali Mutafiq.SE.MM.)
2. Kerjakan Tugas Studi Kelayakan Bisnis dan Management Strategik yang
sudah anda terima pada tanggal 3 Juni 2020.
3. Ujian Akhir Semester / UAS diadakan :
A. Studi Kelayakan Bisnis (HARAP TULIS TANGAN)
Kamis 9 Juli 2020
Jumat 10 Juli 2020
B. Management Strategik (HARAP TULIS TANGAN)
Kamis 9 Juli 2020
Jumat 10 Juli 2020
4. Harap Kirimkan TUGAS SKB, TUGAS Management
Strategi, UAS SKB dan UAS Management Strategik
(SECARA LENGKAP dalam bentuk foto di PDF) melalui
emal :
A. Mahasiswa Hari Kamis, kirimkan
segera lengkap ke :
KAMPUS STIE IGI :
Studi Kelayakan Bisnis – Irham Fahmi dan Jonggi Parlindungan Page 16
Email Dosen : yang telah
ditentukan.
B. Mahasiswa Hari Jumat, kirimkan
segera lengkap ke :
Kampus STIE IGI :
Email Dosen : yang telah
ditentukan.
5. BATAS AKHIR PENERIMAAN, UTS dan TUGAS anda
secara lengkap :
HARI SABTU TANGGAL 11 JULI 2020 PUKUL 24.00
MALAM, Data waktu Tercatat melalui email dosen.
Lewat batas tersebut TIDAK DITERIMA.
6. Gunakan waktu anda sebaik baiknya dan SALAM SUKSES.