bab iv metodologi perhitungan a. datadigilib.unila.ac.id/3186/16/17- bab 4.pdf · tabel 4.1....
TRANSCRIPT
BAB IV
METODOLOGI PERHITUNGAN
A. Data – data Umum Struktur
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain :
1. Pelat Lantai
Perencanaan pelat didasarkan pada peraturan SK SNI 03-2847-2002 dan
peraturan-peraturan pendukung lainnya. Untuk merencanakan pelat beton
bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun
juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan. Pada perencanaan ini di asumsikan
tebal pelat 12 cm.
2. Balok
a. Syarat-syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah :
1. Tumpuan jepit penuh
2. Tumpuan jepit sebagian
b. Dimensi balok
Dimensi balok yang direncanakan adalah sebagai berikut :
48
Tabel 4.1. Perencanaan type dan dimensi balok.
3. Kolom
Pada pembangunan Gedung KPKNL Metro, kolom yang digunakan
berukuran :
Tabel 4.2. Perencanaan type dan dimensi kolom.
No Balok Dimensi Balok (cm)
1
2
3
4
5
7
B.1
B.2
B.3
B.4
B.5
B.7
25/30
15/35
20/35
25/35
30/40
30/60
No Kolom Dimensi Kolom (cm)
1
2
3
Kolom type K1
Kolom type K2
Kolom type K3
40/40
50/50
30/90
49
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plate.
Dengan dat : σt = 701 Kpa, γt = 17,25 ton/m3.
B. Data Material
Perencanaan struktur menggunakan baja tulangan polos (BJTP) untuk Ø ≤ 12
mm dengan tegangan leleh (fy) = 240 Mpa, sedangkan untuk baja tulangan
ulir (BJTD) untuk Ø ≥ 13 mm dengan tegangan leleh (fy) = 400 Mpa.Untuk
memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan maka harus
diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata
lain sedapat mungkin bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam
proyek tersebut ada di pasaran sehingga mudah didapat. Berikut tabel
ketersediaan material baja yang umum di pasaran :
Tabel 4.3 Type dan diameter tulangan
Type Baja Diameter (mm)
BJTP
810121619
BJTD
810121316192225293236
50
C. Klasifikasi Pembebanan Rencana
Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan
sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana.
Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m3
2. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m2
3. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m2
4. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m2
6. Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
7. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk wilayah 4. Kombinasi
pembebanan digunakan dengan beberapa alternative, yaitu:
1. Comb 1 = 1,4 DL
2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL
3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W
4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL – 1,6 W
5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q
6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q
51
dengan :
Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan
faktor beban atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengan beban mati.
LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang berhubungan
dengan beban hidup.
Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang berhubungan
dengan beban gempa.
D. Metode Perhitungan
Dalam perencanaan pembangunan Gedung KPKNL Metro ini, untuk
perencanaan struktur pelat lantai, kolom dan balok, perhitungan mekanika
serta perhitungan tulangan perlu atau luas tulangan (As) dilakukan dengan
menggunakan program SAP 2000, yang kemudian akan di cek kembali
dengan analisis perhitungan manual untuk salah satu bagian-bagian
strukturnya tersebut, kemudian dilanjutkan perencanaan struktur tangga dan
pondasi foot plate.
52
FLOW CHART PERHITUNGAN GEDUNG KPKNL Metro
Mulai
Input Data :
- Model / Gambar- Material- Dimensi Rencana
Analisis dengan softwareSAP 2000
Cek Hasil
Pengolahan data outputSAP 2000
OKE
NOT OKE
Outputdata :
- Momen- Gaya geser- Luas tulangan (As)
A