bab iv jadwal induk produksi - rayvel wakulu | personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja...

23
IV-1 BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu (Gaspersz, 2004). Jadwal Induk Produksi (JIP) atau Master Production Schedule (MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Jurnal Alden Siregar, 2012). Beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan data yaitu, metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi. Berikut merupakan teori pendukung yang menjelaskan metode- metode tersebut (Penulisan Ilmiah Rio Dwi Hariono, 2012). a. Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami perubahan (tetap). metode tenaga kerja tetap memiliki kecepatan produksi yang konstan. b. Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja mengalami perubahan.

Upload: phamcong

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-1

BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI

4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan

yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan

akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan

waktu). Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan suatu pernyataan

tentang produk akhir (termasuk parts pengganti dan suku cadang)

dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan

memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode

waktu (Gaspersz, 2004).

Jadwal Induk Produksi (JIP) atau Master Production Schedule

(MPS) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi

kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh

suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu) (Jurnal

Alden Siregar, 2012). Beberapa metode yang digunakan dalam

perhitungan data yaitu, metode tenaga kerja tetap, metode tenaga

kerja berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi.

Berikut merupakan teori pendukung yang menjelaskan metode-

metode tersebut (Penulisan Ilmiah Rio Dwi Hariono, 2012).

a. Metode tenaga kerja tetap adalah metode perencanaan produksi

agregat, dimana jumlah tenaga kerja tidak mengalami

perubahan (tetap). metode tenaga kerja tetap memiliki

kecepatan produksi yang konstan.

b. Metode tenaga kerja berubah adalah metode perencanaan

produksi agregat, dimana jumlah tenaga kerja mengalami

perubahan.

Page 2: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-2

c. Metode mix strategy adalah metode perencanaan produksi

agregat yang menggabungkan metode tenaga kerja tetap

dengan metode tenaga kerja berubah. Metode mix strategy

hanya menggabungkan hasil atau biaya yang didapat pada

metode tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah.

d. Metode transportasi merupakan metode perencanaan produksi

agregat yang berfungsi untuk menentukan rencana pengiriman

barang dengan biaya minimal. Masalah transportasi membahas

pendistribusian suatu komoditas dari sejumlah sumber (supply)

ke sejumlah tujuan (demand) dengan tujuan untuk

meminimumkan biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut,

karena ide dasar dari masalah transportasi adalah meminimasi

biaya total transportasi.

Berdasarkan pengertian dari metode transportasi di atas,

dimana memiliki ciri-ciri yang dikatakan metode transportasi.

Berikut adalah ciri-ciri persoalan transportasi yang secara khusus

(Universitas Sumatra Utara, 2012).

1. Terdapat sejumlah sumber sebagai pusat distribusi dan

sejumlah tujuan tertentu.

2. Jumlah komoditas atau barang yang didistribusikan dari

setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan besarnya

tertentu.

3. Produk yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke

suatu tujuan besarnya tertentu.

4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu

tujuan besarnya tertentu.

Kapasitas sumber harus sama dengan kapasitas tujuan.

Apabila kapasitas sumber dengan tujuan tidak sama maka harus

disamakan dengan jalan menambah dummy pada kapasitas

sumber atau tujuan (Purnomo, 2004).

Page 3: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-3

4.2. Pembahasan Jadwal Induk Produksi Pembahasan Jadwal induk produksi, yaitu menjelaskan

tentang ongkos tenaga kerja yang dibuat selama pembuatan lemari

tas. Jadwal induk produksi menjelaskan empat metode

pembahasan, yaitu metode tenaga kerja tetap, metode tenaga kerja

berubah, metode mix strategy, dan metode transportasi.

Penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP) berdasarkan metode-

metode yang digunakan dibutuhkan beberapa data penunjang.

Data penunjang ini berupa hasil dari perhitungan yang sudah

dilakukan sebelumnya, data penunjang diantaranya data dari

hasil peramalan regresi linier dan rencana kebutuhan agregat.

Data regresi linier dapat dilihat pada tabel 4.1 dan data

perhitungan rencana kebutuhan produksi agregat dapat dilihat

pada tabel 4.2. Berikut data penunjang yang dibutuhkan dalam

perhitungan Jadwal Induk Produksi (JIP).

Inventory awal : 50 unit

Waktu baku : 0,47 jam

Jam kerja/hari : 8 jam

Maksimum lembur : 25 %

Regular Time Cost (RTC) : Rp 2500,- per unit

Over Time Cost (OTC) : Rp 4500,- per unit

Sub Contract Cost : Rp 5500,- per unit

Lay off Cost : Rp 1.050.000,-

Hiring Cost : Rp 1.050.000,-

Under Time Cost : Rp 5000,- per jam orang

Holding atau Inventory Cost : Rp 250,-

Kapasitas sub kontrak : Diasumsikan 25 % dari kapasitas

Perusahaan

Page 4: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-4

Tabel 4.1 Data Peramalan dengan Metode Regresi Linier Bulan

Permintaan (Forecast)

1 540

2 540

3 540

4 540

5 540

6 540

7 540

8 540

9 540

10 540

11 540

12 540

Total 6480

Tabel 4.2 Rencana Kebutuhan Produksi Agregat

Bulan (1)

Inventory Awal (Unit)

(2)

Permintaan (Forecast)

(Unit) (3)

Safety Stock (Unit)

(4)

Kebutuhan Produksi

(Unit) (5)

Inventory Akhir (Unit)

(6)

1 50 540 135 625 135

2 135 540 135 540 135

3 135 540 135 540 135 4 135 540 135 540 135 5 135 540 135 540 135

6 135 540 135 540 135 7 135 540 135 540 135

8 135 540 135 540 135 9 135 540 135 540 135

10 135 540 135 540 135 11 135 540 135 540 135

12 135 540 135 540 135 Total 1535 6480 1620 6565 1620

Page 5: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-5

Contoh perhitungan rencana kebutuhan produksi agregat:

Safety stock = 540 + 135 – 50

= 625 Unit

Inventory Akhir = 135 + 625 – 540

= 135 Unit

4.2.1 Metode Tenaga Kerja Tetap Berdasarkan data penunjang di atas maka dilakukan

perhitungan dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap

untuk pembuatan lemari tas akan tetapi metode tersebut

berdasarkan biaya produksi yang paling kecil dari tenaga kerja

yang dihitung. Berikut ini adalah hasil dari perhitungan dengan

menggunakan metode tenaga kerja tetap.

∑ TK = Wb ×(∑Demand - Inventory Awal)

(∑HK ×JK)

= 0,47 (6565-50)

(298 ×8)

= 3062,05

2384

= 1,28

a = 1 (TK pembulatan ke bawah)

b = 2 (TK pembulatan ke atas)

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat

diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke

bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas). Berikut ini

adalah perhitungan dengan masing-masing jumlah tenaga kerja.

Perhitungan dengan TK a:

Total Produksi RT = (a x JK x ∑ HK) / Wb

= (1 x 8 x 298) / 0,47

= 5072,34 ≈ 5073 unit

Page 6: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-6

Kekurangan Produksi = (∑Demand –Inventory Awal) – Total

Produksi RT

= (6565 – 50) – 5073

= 1442 unit Ongkos RT = Total Produksi RT × Ongkos RT/unit

= 5073 × Rp 2500

= Rp 12.682.500,- Ongkos OT = Kekurangan Produksi × Ongkos OT/unit

= 1442 × Rp 4500

= Rp 6.489.000,- Total Ongkos = Ongkos OT + Ongkos RT

= Rp 6.489.000 + Rp 12.682.500

= Rp 19.171.500,-

Perhitungan dengan TK b:

Total Produksi RT = (b x JK x ∑ HK) / Wb

= (2 x 8 x 298) / 0,47

= 10144,68 ≈ 10145 unit Inventory = Total Produksi RT - (∑Demand –

Inventory Awal)

= 10145 – (6565 – 50)

= 10145 – 6515

= 3630 unit Ongkos RT = (∑Demand – Inventory Awal) ×

Ongkos RT/unit

= (6565 – 50) × Rp 2500

= 6515 × Rp 2500

= Rp 16.287.500,-

Page 7: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-7

Ongkos Inventory = Inventory × Ongkos Inventory/unit

= 3630 × Rp 250

= Rp 907.500,- Total Ongkos = Ongkos RT + Ongkos Inventory

= Rp 16.287.500 + Rp 907.500

= Rp 17.195.000,- Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, ongkos

produksi yang paling kecil adalah dengan menggunakan tenaga

kerja sebanyak 2 orang. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel

4.3. Tabel 4.3 Perhitungan Tenaga Kerja Tetap

Contoh perhitungan periode 1:

RMH = ∑TK x HK x JK

= 2 x 23 x 8

= 368 jam

Periode (Bulan)

(1)

Demand (Unit)

(2)

HK (Hari)

(3)

RMH (Jam)

(4)

UPRT (Unit)

(5)

Over Man Hour (Unit)

(6)

Unit Produced

OT (Unit)

(7)

Sub Kontrak (Unit)

(8)

Inventory Akhir (Unit)

(9)

1 625 23 368 782 92 0 0 207

2 540 25 400 852 100 0 0 519

3 540 26 416 885 104 0 0 864

4 540 23 368 782 92 0 0 1106

5 540 26 416 885 104 0 0 1451

6 540 26 416 885 104 0 0 1796

7 540 24 384 817 96 0 0 2073

8 540 25 400 851 100 0 0 2384

9 540 25 400 851 100 0 0 2695

10 540 26 416 885 104 0 0 3040

11 540 25 400 851 100 0 0 3351

12 540 24 384 817 96 0 0 3628

Total 6565 298 4768 10138 1192 0 0 23105

Page 8: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-8

UPRT = RMHWb

= 3680.47

= 782 Unit OMH = Kapasitas Lembur (25%) x RMH

= 25% x 368

= 92 jam

Inventory Akhir = 782 + 50 – 625

= 207 unit Perhitungan Ongkos RT, OT, Ongkos Inventory dan Total Ongkos

Ongkos RT = ∑UPRT × Ongkos RT

= 10138 × Rp 2500

= Rp 25.345.000,- Ongkos OT = ∑Unit Produced OT × Ongkos OT

= 0 × Rp 4500

= Rp 0,- Ongkos Inventory = ∑Inventory Akhir × Ongkos Inventory

= 23105 × Rp 250

= Rp 5.776.250,- Total Ongkos Produksi = Ongkos RT + Ongkos OT +

Ongkos Inventory

= Rp 25.345.000 + Rp 0 + Rp 5.776.250

= Rp 31.121.250,-

4.2.2 Metode Tenaga Kerja Berubah Metode berikut adalah metode tenaga kerja berubah. Metode

tenaga kerja berubah merupakan rencana produksi yang dibuat

sesuai kebutuhan (demand) dengan menambah atau mengurangi

tenaga kerja. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan

Page 9: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-9

Hasil perhitungan untuk ongkos produksi dapat dilihat pada tabel

4.5. Tabel 4.4 Perhitungan Metode Tenaga Kerja Berubah

Periode (Bulan)

(1)

Demand (Unit)

(2)

HK (Hari)

(3)

∑TK (Org) (4)

UPRT (Unit)

(5)

RMHP (Jam)

(6)

RMH (Jam)

(7)

Hiring (Org) (8)

Lay Off

(Org) (9)

Under Time (Jam) (10)

1 625 23 2 575 271 368 0 0 97

2 540 25 2 540 254 400 0 0 146

3 540 26 2 540 254 416 0 0 162

4 540 23 2 540 254 368 0 0 114

5 540 26 2 540 254 416 0 0 162

6 540 26 2 540 254 416 0 0 162

7 540 24 2 540 254 384 0 0 130

8 540 25 2 540 254 400 0 0 146

9 540 25 2 540 254 400 0 0 146

10 540 26 2 540 254 416 0 0 162

11 540 25 2 540 254 400 0 0 146

12 540 24 2 540 254 384 0 0 130

Total 6565 298 24 6515 3065 4768 0 0 1703

Tabel 4.5 Ongkos Produksi Metode Tenaga Kerja Berubah

Periode (Bulan)

Ongkos RT (Rp)

Ongkos Hiring (Rp)

Ongkos Lay Off (Rp)

Ongkos Under Time (Rp)

1 1.437.500 0 0 485.000

2 1.350.000 0 0 730.000

3 1.350.000 0 0 810.000

4 1.350.000 0 0 570.000

5 1.350.000 0 0 810.000

6 1.350.000 0 0 810.000

7 1.350.000 0 0 650.000

8 1.350.000 0 0 730.000

9 1.350.000 0 0 730.000

10 1.350.000 0 0 810.000

Page 10: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-10

Tabel 4.5 Ongkos Produksi Metode Tenaga Kerja Berubah (Lanjutan)

Periode (Bulan)

Ongkos RT (Rp)

Ongkos Hiring (Rp)

Ongkos Lay Off (Rp)

Ongkos Under Time (Rp)

11 1.350.000 0 0 730.000

12 1.350.000 0 0 650.000

Total 16.287.500 0 0 8.515.000

Contoh perhitungan untuk periode 1:

∑TK = (Demand x Wb)

(HK x JK)

= (625 x 0,47)

(23 x 8)

= 1,28 ≈ 2 Orang

UPRT = 625 – 50

= 575 Unit RMHP = UPRT x Wb

= 575 x 0,47

= 271 Jam

RMH = ∑TK x HK x JK

= 2 x 23 x 8

= 368 Jam

Under Time = RMH – RMHP

= 368 – 271

= 97 Jam

Ongkos RT = UPRT x Regular Time Cost

= 575 x Rp 2500

= Rp 1.437.500

Ongkos Under Time = Under Time x Under Time Cost

= 97 x Rp 5000

= Rp 485.000

Page 11: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-11

Perhitungan Total biaya untuk metode tenaga kerja berubah:

Production Cost = ∑Cost RT + ∑Cost Hiring + ∑Cost Lay Off

+ ∑Cost Under Time

= Rp 16.287.500 + Rp 0 + Rp 0 +

Rp 8.515.000

= Rp 24.802.500,- 4.2.3 Metode Mix Strategy Metode berikut adalah mix strategy yang menggabungkan

metode tenaga kerja tetap dengan metode tenaga kerja berubah.

Hasil perhitungan metode mix strategy dapat dilihat pada tabel

4.6, tabel 4.7 dan tabel 4.8. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Metode Mix Strategy (1)

Periode (Bulan)

(1)

Demand (Unit)

(2)

HK (Hari)

(3)

∑TK (Org) (4)

RMH (5)

RMHP (6)

UPRT (Unit)

(7)

1 625 23 2 368 368 782

2 540 25 2 400 401 852

3 540 26 2 416 416 885

4 540 23 2 368 368 782

5 540 26 2 416 416 885

6 540 26 2 416 416 885

7 540 24 2 384 254 540

8 540 25 2 400 254 540

9 540 25 2 400 254 540

10 540 26 2 416 254 540

11 540 25 2 400 254 540

12 540 24 2 384 254 540

Total 6565 298 24 4768 3065 8306

Page 12: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-12

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Metode Mix Strategy (2)

Periode (Bulan)

(1)

OMH (8)

UPOT (9)

SC (10)

Hiring (Org) (11)

Lay Off (Org) (12)

Under Time (Unit) (13)

Inventory Akhir (Unit) (14)

1 92 0 0 0 0 0 207

2 100 0 0 0 0 0 519

3 104 0 0 0 0 0 864

4 92 0 0 0 0 0 1106

5 104 0 0 0 0 0 1451

6 104 0 0 0 0 0 1796

7 96 0 0 0 0 130 0

8 100 0 0 0 0 146 0

9 100 0 0 0 0 146 0

10 104 0 0 0 0 162 0

11 100 0 0 0 0 146 0

12 96 0 0 0 0 130 0

Total 1184 0 0 0 0 847 5945

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Metode Mix Strategy (3)

Periode (Bulan)

(1)

Ongkos RT (Rp) (15)

Ongkos OT (Rp) (16)

Ongkos SC (Rp) (17)

Ongkos Inventory

(Rp) (18)

Ongkos Hiring (Rp) (19)

Ongkos Lay Off

(Rp) (20)

Ongkos Under Time (Rp) (21)

1 1.955.000 0 0 0 0 0 0

2 2.130.000 0 0 0 0 0 0

3 2.212.500 0 0 0 0 0 0

4 1.957.500 0 0 0 0 0 0

5 2.212.500 0 0 0 0 0 0

6 2.212.500 0 0 0 0 0 0

7 1.350.000 0 0 0 0 0 650000

8 1.350.000 0 0 0 0 0 730000

9 1.350.000 0 0 0 0 0 730000

10 1.350.000 0 0 0 0 0 810000

Page 13: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-13

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Metode Mix Strategy (3) (Lanjutan)

Periode (Bulan)

(1)

Ongkos RT (Rp) (15)

Ongkos OT (Rp) (16)

Ongkos SC (Rp) (17)

Ongkos Inventory

(Rp) (18)

Ongkos Hiring (Rp) (19)

Ongkos Lay Off

(Rp) (20)

Ongkos Under Time (Rp) (21)

11 1.350.000 0 0 0 0 0 730000

12 1.350.000 0 0 0 0 0 650000

Total 20.782.485 0 0 0 0 0 4.299.979

Total Ongkos Produksi = Rp 20.782.485,-

Contoh perhitungan metode mix strategy untuk periode 1:

RMH = ∑TK x HK x JK

= 2 x 23 x 8

= 368 Jam

UPRT = RMHWb

= 3680,47

= 782 Unit RMHP = UPRT x Wb

= 782 x 0,47

= 368 Unit OMH = Kapasitas Lembur (25%) x RMH

= 25% x 368

= 92 Jam

Under Time = RMH – RMHP

= 368 – 368

= 0 Jam

Inventory Akhir = UPRT + Inventory Awal – Demand

= 782 + 50 – 625

= 207 Unit

Page 14: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-14

Ongkos RT = UPRT x Ongkos RT

= 782 x Rp 2500

= Rp 1.955.000

Ongkos Under Time = Under Time x Under Time Cost

= 92 x Rp 5000

= Rp 460.000

Berdasarkan tabel di atas dimana dapat lihat keterangan.

Keterangan tersebut merupakan penjelasan dari tabel perhitungan

metode mix strategy yang dijelaskan pada tabel 4.6, tabel 4.7 dan

tabel 4.8 adalah sebagai berikut.

Kolom 1 : Periode 1 – 12 (Bulan Januari sampai Februari)

Kolom 2 : Demand (kebutuhan produksi)

Kolom 3 : Hari kerja sesuai ketentuan

Kolom 4 : Tenaga kerja, 6 dari tenaga kerja tetap dan 6 dari

tenaga kerja berubah

Kolom 5 : RMH (Regular Man Hour)

RMH = ∑ TK x HK x JK

Kolom 6 : RMHP (Regular Man Hour Product)

RMHP = UPRT x Wb

Kolom 7 : UPRT (Unit Produced Regular Time)

UPRT = Demand atau permintaan (dari hasil

peramalan), UPRT periode ke-1 dikurangi inventory

awal

Kolom 8 : OMH (Over Man Hour) = kapasitas lembur (25%) x

RMH

Kolom 9 : Demand – UPRT – Inventory awal

Kolom 10 : (25% x UPRT) – Demand – UPRT

Kolom 11 : Hiring = penambahan tenaga kerja

Kolom 12 : Lay off = pengurangan tenaga kerja

Kolom 13 : Under Time = RMH – RMHP

Page 15: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-15

Kolom 14 : Inventory akhir = UPRT + Inventory awal – Demand

Kolom 15 : Ongkos RT = UPRT x Ongkos RT

Kolom 16 : Ongkos OT = UPOT x Ongkos OT

Kolom 17 : Ongkos SC = SC x Ongkos SC

Kolom 18 : Ongkos Inventory = Inventory x Ongkos Inventory

Kolom 19 : Ongkos Hiring = Hiring x Hiring Cost

Kolom 20 : Ongkos Lay Off = Lay Off x Lay Off Cost

Kolom 21 : Ongkos Under Time = Under Time x Under Time Cost

Total Ongkos Produksi = total ongkos RT + total ongkos OT + total

ongkos SC + total ongkos inventory + total

ongkos hiring + total ongkos lay off

4.2.4 Metode Transportasi Metode berikut adalah transportasi, merupakan metode

yang digunakan untuk menentukan rencana pengalokasian

produksi dengan biaya minimal. Berikut ini adalah perhitungan

jumlah tenaga kerja pada metode transportasi.

∑TK = Wb ×(∑D - Inventory )

(∑HK ×JK)

= 0,47 (6565-50)

(298 ×8)

= 3062,05

2384

= 1,28

a = 1 (TK pembulatan ke bawah)

b = 2 (TK pembulatan ke atas)

Page 16: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-16

Perhitungan dengan TK a:

Total Produksi RT = (a x JK x ∑ HK) / Wb

= (1 x 8 x 298) / 0,47

= 5073 unit Kekurangan produksi = (∑ Demand – Inventory Awal –

Total Produksi RT)

= 6565 – 50 – 5073

= 1442 unit Ongkos RT = Total Produksi RT x Biaya RT / unit

= 5073 x Rp 2500

= Rp 12.682.500,- Ongkos OT = Kekurangan produksi x Biaya OT / unit

= 1442 x Rp 4500

= Rp 6.489.000,- Total Ongkos = Ongkos RT + Ongkos OT

= Rp 12.682.500 + Rp 6.489.000

= Rp 19.171.500,-

Perhitungan dengan TK b:

Total Produksi RT = (b x JK x ∑ HK) / Wb

= (2 x 8 x 298) / 0,47

= 10145 unit Inventory = Total Produksi RT – (∑ Demand –

Inventory Awal)

= 10145 – (6565 – 50)

= 3630 unit Ongkos RT = (∑ Demand – Inventory) x

Biaya RT / unit

= (6565 – 50) x Rp 2500

= Rp 16.287.500,-

Page 17: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-17

Ongkos Inventory = ∑ Inventory x Biaya Inventory / unit

= 3630 x Rp 250

= Rp 907.500,- Total Ongkos = Ongkos RT + Ongkos Inventory

= Rp 16.287.500 + Rp 907.500

= Rp 17.195.000,-

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, dapat

diketahui bahwa tenaga kerja (TK) yang digunakan, yaitu 2 orang

tenaga kerja (pembulatan ke atas) dengan total ongkos yang

terkecil. Tahap perhitungan selanjutnya adalah menghitung

besarnya Kapasitas Tersedia (KT) untuk masing-masing periode.

Hasil perhitungan untuk metode transportasi dapat dilihat pada

tabel 4.9. Tabel 4.9 Kapasitas Tersedia Setiap Periode

Periode KT RT KT OT KT SC

1 783 196 245

2 852 213 266

3 886 222 277

4 783 196 244

5 886 222 277

6 886 222 277

7 818 205 255

8 852 213 266

9 852 213 266

10 886 222 277

11 852 213 266

12 818 205 255

Contoh perhitungan untuk kapasitas tersedia:

KT RT = (∑ TK x HK x JK) / Wb

= (2 x 23 x 8) / 0,47

= 783 unit

Page 18: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-18

KT OT = 25% x KT RT

= 25% x 783

= 196 unit

KT SC = 25% x (KT RT + KT OT)

= 25% x (783 + 196)

= 245 unit

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan maka

kembali melakukan perhitungan dengan menggunakan metode

transportasi. Metode transpotasi ini dimana bertujuan untuk

meminimumkan biaya dari sumber tenaga kerja. Metode

transportasi ini dapat mengetahui lebih detail untuk perhitungan

biaya yang dikeluarkan dalam melakukan proses produksi.

Metode transportasi pun menjelaskan biaya lebih detail, baik

biaya regular time, over time dan subkontrak. Biaya regular time

itu biaya yang dikelurkan dalam waktu normal. Biaya over time ini

biaya yang dikeluarkan lebih dari waktu normal, jika waktu

normal tersebut belum mencapai target produksi maka biaya over

time akan dikelurkan sedangkan biaya subkontrak, jika

perusahaan tidak mampu memproduksi lemari tas sesuai target

yang ditentukan maka pihak perusahaan memesan barang atau

lemari tas dari perusahaan lain hal ini demi tercapainya target

lemari tas yang telah ditentukan. Hasil perhitungan untuk metode

transportasi dapat dilihat pada tabel 4.10 dan ongkos biaya yang

dikeluarkan dari metode transportasi dapat dilihat pada tabel

4.11.

Page 19: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-19

Tabel 4.10 Perhitungan Transportasi

Page 20: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-20

Tabel 4.11 Ongkos Produksi Lemari Tas dengan Metode Transportasi

Periode (Bulan)

Ongkos RT (Rp)

Ongkos OT (Rp)

Ongkos SC (Rp)

KTT (Rp)

Ongkos KTT (Rp)

1 1.437.500 - - 208 52.000

2 1.350.000 - - 312 78.000

3 1.350.000 - - 346 86.500

4 1.350.000 - - 243 60.750

5 1.350.000 - - 346 86.500

6 1.350.000 - - 346 86.500

7 1.350.000 - - 278 69.500

8 1.350.000 - - 312 78.000

9 1.350.000 - - 312 78.000

10 1.350.000 - - 346 86.500

11 1.350.000 - - 312 78.000

12 1.350.000 - - 278 69.500

Total 15.377.750 - - - 909.750

Total Ongkos Produksi = 15.377.750

Berdasarkan hasil perhitungan total ongkos produksi di

setiap metode, didapatkan masing-masing total ongkos produksi

tersebut. Hasil total ongkos produksi di setiap metode tersebut

kemudian dibandingkan dan dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Perbandingan Total Ongkos Produksi Lemari Tas

Metode Total Ongkos Produksi

Tenaga Kerja Tetap Rp 31.180.250,-

Tenaga Kerja Berubah Rp 24.802.500,-

Mix Strategy Rp 20.782.485,-

Transportasi Rp 15.377.750,-

Berdasarkan hasil perhitungan dari keempat metode

tersebut, diketahui bahwa metode transportasi memberikan total

ongkos produksi yang terkecil. Hasil perhitungan biaya pada

metode transportasi selanjutnya digunakan untuk membuat

jadwal induk produksi. Jadwal induk produksi lemari tas yang

Page 21: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-21

dibuat berdasarkan metode transportasi dapat dilihat pada tabel

4.13. Tabel 4.13 Jadwal Induk Produksi Lemari Tas

Periode Data Peramalan Perencanaan Agregat (P)

1 540 575

2 540 540

3 540 540

4 540 540

5 540 540

6 540 540

7 540 540

8 540 540

9 540 540

10 540 540

11 540 540

12 540 540

4.3 Analisis Jadwal Induk Produksi Berdasarkan hasil perhitungan dari keempat metode di atas

menjelaskan untuk hasil dari metode jumlah tenaga kerja tetap

pada tabel 4.3 untuk hasil yang diproduksi sebanyak 782 unit di

periode pertama. Hasil tersebut didapat ketika jumlah tenaga kerja

berjumlah 2 orang dengan jumlah hari kerja 23 hari. Jumlah yang

diproduksi dikatakan telah tercapai dengan jumlah permintaan

625 unit untuk lemari tas. Oleh sebab itu dalam hal ini untuk

pembuatan lemari tas jangka waktu 23 hari itu telah melebihi dari

demand (permintaan) maka hal tersebut tidak dibutuhkan waktu

over time atau pun subkontrak dan seterusnya sampai dengan

periode 12 (bulan). Hasil dari jumlah produksi pun telah melebihi

dari total permintaan, yaitu 10138 unit dari permintaan 6565 unit,

sehingga pada metode tenaga kerja tetap dari segi biaya yang

dikeluarkan pun cukup besar dengan jumlah Rp 31.121.250,-.

Page 22: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-22

Hasil yang didapat dari perhitungan untuk metode tenaga

kerja berubah untuk hasil yang diproduksi berjumlah 575 unit

untuk periode pertama. Hasil tersebut didapat ketika jumlah

tenaga kerja berjumlah 2 orang dengan jumlah hari kerja 23 hari.

Jumlah yang diproduksi dikatakan telah tercapai dengan jumlah

permintaan 625 unit untuk lemari tas. Oleh sebab itu dalam hal

ini untuk pembuatan lemari tas jangka waktu 23 hari itu telah

mencapai dari demand (permintaan) maka hal tersebut tidak

dibutuhkan penambahan tenaga kerja dan pengurangan tenaga

kerja, akan tetapi untuk waktu sisa dalam menyelesaikan produk

lemari tas (under time) selama 23 hari ialah 97 jam dikarenakan

tenaga kerja bekerja selama 271 jam dalam menyelesaikan waktu

produksi pembuatan lemari tas. Hasil dari jumlah produksi pun

telah terpenuhi dari total permintaan, yaitu 6565 unit dari

permintaan 6565 unit, sehingga pada metode tenaga kerja

berubah dari segi biaya yang dikeluarkan pun cukup minimum

dari metode tenaga kerja berubah dengan jumlah Rp 24.802.500,-

Hasil yang didapat dari perhitungan untuk metode mix

strategy ini dimana mengabungkan kedua metode seperti metode

tenaga kerja tetap dan metode tenaga kerja berubah. Segi hasil

yang diproduksi pun berjumlah 625 unit untuk periode pertama.

Hasil tersebut didapat ketika jumlah tenaga kerja berjumlah 2

orang dengan jumlah hari kerja 23 hari. Jumlah yang diproduksi

dikatakan telah tercapai dengan jumlah permintaan 625 unit

untuk lemari tas. Oleh sebab itu dalam hal ini untuk pembuatan

lemari tas jangka waktu 23 hari itu telah mencapai dari demand

(permintaan) maka hal tersebut tidak dibutuhkan penambahan

tenaga kerja dan pengurangan tenaga kerja, akan tetapi untuk

waktu sisa dalam menyelesaikan produk lemari tas (under time)

selama 23 hari ialah 97 jam dikarenakan tenaga kerja bekerja

Page 23: BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI - Rayvel Wakulu | Personal … · diketahui bahwa untuk tenaga kerja (TK) a adalah 1 (dibulatkan ke bawah) dan untuk TK b adalah 2 (dibulatkan ke atas)

IV-23

selama 271 jam dalam menyelesaikan waktu produksi pembuatan

lemari tas. Hasil dari jumlah produksi pun telah terpenuhi dari

total permintaan yaitu 6565 unit dari permintaan 6565 unit,

sehingga pada metode mix strategy dari segi biaya yang

dikeluarkan pun lebih minimum dari metode sebelumnya dengan

jumlah Rp 20.782.485,-

Hasil yang didapat dari perhitungan untuk metode

transportasi ini dimana hasil yang diproduksi pun berjumlah 575

unit untuk periode pertama. Hasil tersebut didapat ketika jumlah

tenaga kerja berjumlah 2 orang dengan jumlah hari kerja 23 hari.

Jumlah permintaan 625 unit untuk lemari tas untuk waktu

regular time. Hasil dari perhitungan tersebut tidak ada

penambahan untuk waktu over time ataupun subkontrak

dikarenakan jumlah produksi tersebut telah sesuai dengan

permintaan sebesar 625 unit untuk periode pertama sampai

dengan periode 12 (bulan) tidak ada untuk penambahan waktu

over time atau subkontrak. Hasil dari jumlah produksi pun telah

terpenuhi dari total permintaan yaitu 6565 unit dari permintaan

6565 unit, sehingga pada metode tenaga kerja berubah dari segi

biaya yang dikeluarkan pun minimum dari metode tenaga kerja

tetap dengan jumlah Rp 15.377.750,-.

Berdasarkan perhitungan dari keempat metode tersebut

dapat dikatakan bahwa biaya yang lebih minimum adalah metode

transportasi. Metode transportasi ini akan lebih baik diterapkan

dalam sistem produksi pembuatan lemari tas karena biaya yang

dikeluarkan minimum, yaitu Rp 15.377.750,-.