bab iv hasil penelitian dan pembahasan...tentang energi panas dengan menggunakan model pembelajaran...
TRANSCRIPT
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian akan lakukan di SDN Kutowinangun 09 Salatiga terletak di
antara lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar sehingga suasananya masih
terasa tenang dan nyaman, disekitar sekolah masih banyak terdapat pepohonan
sehingga udaranya masih sangat terasa sejuk. SDN Kutowinagun 09 Salatiga
memiliki 6 ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, selain itu
juga ada ruang kepala sekolah, kamar mandi dan ruang UKS. Sebelum
melaksanakan penelitian, harus melakukan kegiatan pra siklus/observasi terlebih
dahulu yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata kelas yang nantinya akan
dijadikan tempat penelitian. Penelitian akan dilakukan pada kelas 4, dari hasil
observasi didapatkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 masih rendah atau
dibawah KKM yaitu 75. Berikut merupakan hasil belajar IPA pra siklus:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
40 2 6,90% Tidak Tuntas
45 2 6,90% Tidak Tuntas
50 2 6,90% Tidak Tuntas
55 3 10,35% Tidak Tuntas
60 1 3,44% Tidak Tuntas
65 4 13,80% Tidak Tuntas
70 1 3,44% Tidak Tuntas
75 2 6,90% Tuntas
80 5 17,24% Tuntas
85 7 24,13% Tuntas
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 67,93
41
Dari tabel 4.1 terlihat jelas bahwa variasi skor nilai ada 10 jenis. Nilai tertinggi 85
yang dicapai oleh 7 (24,13%) siswa sementara nilai terendah 40 yang dicapai oleh
2 (6,90%) siswa. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar
siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang mendapatkan nilai
≥75hanya 14 siswa (48%). Sedangkan yang belum tuntas atau yang mendapatkan
nilai <75 ada 15 siswa (52%). Pernyataan tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram BatangKetuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
13,5
14
14,5
15
15
14
Fre
kue
nsi
Sis
wa
Tidak Tuntas
Tuntas
No Nilai KKM
(75)
Sebelum Tindakan Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
1 ≥75 14 48% Tuntas
2 <75 15 52% Tidak tuntas
Jumlah 29 100%
42
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas 4 SDN Kutowinangun 09
Salatiga menunjukan bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Rendahnya hasil
belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: guru jarang menggunakan
model pembelajaran, guru jarang melakukan kegiatan diskusi kelompok selama
proses pembelajaran, siswa cenderung individualistis selama proses pembelajaran
dan sumber belajar yang digunakan guru hanya buku paket IPA. Dengan berbagai
permasalahan tersebut maka perlu adanya model pembelajaran yang bervariasi,
dapat melatih kerja sama antar siswa dan menggunakan media yang
menyenangkan sehingga hasil belajar siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09
Salatiga dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media
Permainan Teka-Teki Silang yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
4.2 Siklus I
Dengan adanya data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus, kegiatan
selanjutnya yaitu merancang rencana pembelajaran dalam mata pelajaran IPA
tentang energi panas dengan menggunakan model pembelajaran Grup
Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang.
4.2.1 Perencanaan Tindakan
Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, yang harus dilakukan
yaitu merencanakan tindakan terlebih dahulu supaya proses pembelajaran
berlangsung dengan baik dan lancar sesuai apa yang diharapkan. Perencanaan
yang harus dilakukan yaitu: menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)
dengan materi tentang energi panas, menyusun lembar observasi guru dan siswa,
lembar LKS, lembar evaluasi dan alat/bahan yang digunakan selama proses
pembelajaran pada siklus I.
43
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pada tanggal 29-31 Maret
dengan alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuan. Tindakan dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan, yaitu:
a. Pertemuan Pertama
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan
tentang penggunaan energi panas dalam kehidupan sehari-hari “Cuaca hari ini
cerah ya anak-anak, matahari bersinar sangat terik, jika kalian berdiri
dilapangan sana (guru sambil menunjuk lapangan), apa yang akan kalian
rasakan (panas). Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
siswa.
3) Pembentukan kelompok
Setelah guru selesai menyampaikan materi tentang pengertian, sifat-sifat dan
manfaat energi panas dalam kehidupan sehari hari, guru membagi siswa
menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, setiap kelompok
harus menunjuk salah satu temannya untuk menjadi ketua kelompok, ketua
kelompok mengambil undian untuk menentukan topik yang sudah disiapkan
oleh guru, siswa dan guru merencanakan prosedur/peraturan dalam kegiatan
diskusi kelompok, ketua kelompok mengambil amplop yang didalam nya
berisi LKS (teka-teki silang), semua kelompok berdiskusi dan bekerja sama
dalam mengerjakan LKS, setiap kelompok harus mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, sementara kelompok yang lain memberikan tanggapan,
siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi semua topik secara keseluruhan.
4) Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan bertanya kepada siswa tentang
pembelajaran yang sudah mereka dapatkan dan mengucapkan salam penutup.
44
b. Pertemuan kedua
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan
tentang perpindahan panas secara (radiasi, konveksi dan konduksi) “Anak-
anak pernahkah kalian melihat ibu mu memasak nasi dikompor?, kenapa
panci yang digunakan ibu bisa panas dan nasinya bisa matang?”. Kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa.
3) Pembentukan kelompok
Setelah guru selesai menyampaikan materi dan melakukan percobaan tentang
perpindahan panas secara (radiasi, konveksi dan konduksi), guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, setiap
kelompok harus menunjuk salah satu temannya untuk menjadi ketua
kelompok, ketua kelompok mengambil undian untuk menentukan topik yang
sudah disiapkan oleh guru, siswa dan guru merencanakan prosedur/peraturan
dalam kegiatan diskusi kelompok, ketua kelompok mengambil amplop yang
didalam nya berisi LKS (teka-teki silang), semua kelompok berdiskusi dan
bekerja sama dalam mengerjakan LKS, setiap kelompok harus
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,sementara kelompok yang lain
memberikan tanggapan, siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi semua
topik secara keseluruhan.
4) Penutup
Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah dilaksanakan
dan mengucapkan salam penutup.
c. Pertemuan Ketiga
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Lembar Evaluasi
45
Setelah guru mengingatkan kembali tentang materi pertemuan 1 dan 2, guru
membagikan soal evaluasi, kemudian siswa mulai mengerjakan soal evaluasi
secara individu.
3) Penutup
1) Guru mengucapkan salam untuk menutup pembelajaran.
4.2.3 Hasil Observasi
Hasil observasi pada siklus I dilakukan oleh observer (peneliti). Observer
harus mengamati seluruh proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan di
kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga dalam mata pelajaran IPA materi tentang
energi panas. Waktu observer melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung tugas observer
memberikan tanda centang (√) pada setiap aspek yang diamati. Didalam
penskoran lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa menggunakan
kriteria YA dan TIDAK, jika guru melakukan aspek kegiatan yang ada pada
lembar observasi maka observer memberi tanda centang pada tabel YA, jika guru
tidak melaksanakan aspek kegiatan yang ada didalam lembar observasi maka
observer memberi tanda centang pada tabel TIDAK. Dibawah ini merupakan hasil
observasi yang dilakukan oleh observer pada kinerja guru dan aktivitas siswa pada
siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kinerja Guru Dan Aktivitas Siswa Siklus I
Kegiatan
Pengamatan
Skor Penilaian
Rentang Skor Kategori Total Skor Keterangan
Guru 11-14 B 14 Baik
Siswa 6-8 B 6 Baik
46
Dari tabel 4.2 diatas menyatakan bahwa hasil kinerja guru dan aktivitas siswa
pada siklus I menggunakan Model Group Investigation Berbantuan Media
Permainan Teka-Teki Silang memiliki kriteria baik (B). Selama proses
pembelajaran berlangsung masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaikipada
siklus berikutya. Di bawah ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPA
energi panas pada siklus I yang dapat kita lihat sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi HasilBelajar IPA Siklus I
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
60 1 3,44% Tidak Tuntas
65 5 17,24% Tidak Tuntas
70 1 3,44% Tidak Tuntas
75 5 17,24% Tuntas
80 5 17,24% Tuntas
85 4 13,80% Tuntas
90 3 10,35% Tuntas
95 5 17,25% Tuntas
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 79,82759
Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 8 jenis. Nilai
tertinggi 95 yang dicapai oleh 5 (17,25%) siswa sementara nilai terendah 60 yang
dicapai oleh 1 (3,44%) siswa. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui ketuntasan
hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
47
Tabel 4.5
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang mendapatkan nilai diatas
KKM yaitu 75 sebanyak 22 (76%) siswa, sementara siswa yang mendapatkan
nilai dibawah KKM ada 7 (24%) siswa.
Dari tabel 4.4 dan 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus I
berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil
belajar pada kegiatan pra siklus tetapi masih ada 7 (24%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
dilihat pada lembar observsi kinerja guru dan aktivitas siswa, seperti: masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru selama menjelaskan materi, guru
belum menyampaikan tujuan pembelajaran, guru belum memberikan stimulus
berupa pertanyaan sehingga masih ada beberapa siswa yang pasif, guru tidak
membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompokmasih
gaduh dan masih kurang kompak,guru sudah menjelaskan prosedur/peraturan
dalam kegiatan diskusi kelompok tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan sehingga siswa tersebut belum mengetahui tugasnya masing-
masing, dari permasalahan tersebut menyebabkan ada 7 (24%) siswa
mendapatkan hasil belajar dibawah KKM (75). Untuk lebih jelasnya tetang hasil
belajar IPA siswa kelas 4 dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini, sebagai
berikut:
No Nilai KKM
(75)
Ketuntasan Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
1 ≥75 22 76% Tuntas
2 <75 7 24% Tidak tuntas
Jumlah 29 100%
48
Gambar 4.2 Diagram BatangKetuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
4.2.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh pada kegiatan siklus I dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation
Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga pada mata pelajaran IPA tentang
energi panas meskipun belum maksimal.
Berdasarkan refleksi pada siklus I akan dijadikan bahan perbaikan pada siklus
II, berikut ini merupakan perbaikan dari siklus I:
a) Guru memberikan pengarahan dan pemahaman kembali kepada siswa
tentang materi ajar.
b) Guru memberikan stimulus berupa pertanyaan agar siswa aktif selama
proses pembelajaran berlangsung.
c) Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok, sehingga diskusi
kelompok dapat berjalan dengan baik dan kompak.
d) Guru menjelaskan kembali tentang pembagian kelompok.
4.3 Siklus II
Dengan adanya data yang diperoleh pada kegiatan siklus I, kegiatan
selanjutnya yaitu merancang rencana pembelajaran dalam mata pelajaran IPA
0
5
10
15
20
25
7
22
Fre
kue
nsi
Sis
wa
Tidak Tuntas
Tuntas
49
tentang energi bunyi dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang.
4.3.1 Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I observer dan guru mulai
berdiskusi memperbaiki kekurangan dari siklus sebelumnya untuk dilaksanakan
pada siklus II untuk menyempurnakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal. Peneliti mempersiapkan dan menyusun RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran) dengan materi tentang energi bunyi, menyusun lembar observasi
guru dan siswa, lembar LKS, lembar evaluasi dan alat/bahan yang digunakan
selama proses pembelajaran pada siklus II.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan yaitu pada tanggal 07-09 April
2016 dengan alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuan. Tindakan dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan, yaitu:
a. Pertemuan Pertama
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan
tentang penggunaan energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari “anak-anak
coba lihat apa yang ibu guru bawa? jika ibu guru tekan, bonekanya akan
mengeluarkan apa? (bunyi)”. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada siswa.
3) Pembentukan kelompok
Setelah guru selesai menyampaikan materi tentang pengertian, sifat-sifat,
sumber-sumber dan macam-macam energi bunyi dalam kehidupan sehari
hari, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-
6 siswa, setiap kelompok harus menunjuk salah satu temannya untuk menjadi
50
ketua kelompok, ketua kelompok mengambil undian untuk menentukan topik
yang sudah disiapkan oleh guru, siswa dan guru merencanakan
prosedur/peraturan dalam kegiatan diskusi kelompok, ketua kelompok
mengambil amplop yang didalam nya berisi LKS (teka-teki sialng), semua
kelompok berdiskusi dan bekerja sama dalam mengerjakan LKS, setiap
kelompok harus mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,sementara
kelompok yang lain memberikan tanggapan, siswa dan guru bersama-sama
mengevaluasi semua topik secara keseluruhan.
4) Penutup
Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan bertanya kepada siswa tentang
pembelajaran yang sudah mereka dapatkan dan mengucapkan salam penutup.
b. Pertemuan kedua
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Apersepsi dan Tujuan Pembelajaran
Pada tahap ini guru melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan
tentang perambatan bunyi “Anak-anak tadi kalian sudah mendengar bunyi bel
masuk apa belum?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pada siswa.
3) Pembentukan kelompok
Setelah guru selesai menyampaikan materi dan melakukan percobaan tentang
perpindahan panas secara (radiasi, konveksi dan konduksi), guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa, setiap
kelompok harus menunjuk salah satu temannya untuk menjadi ketua
kelompok, ketua kelompok mengambil undian untuk menentukan topik yang
sudah disiapkan oleh guru, siswa dan guru merencanakan prosedur/peraturan
dalam kegiatan diskusi kelompok, ketua kelompok mengambil amplop yang
didalam nya berisi LKS (teka-teki silang), semua kelompok berdiskusi dan
bekerja sama dalam mengerjakan LKS, setiap kelompok harus
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sementara kelompok yang lain
51
memberikan tanggapan, siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi semua
topik secara keseluruhan.
4) Penutup
Guru memberikan kesimpulan pada pembelajaran yang sudah dilaksanakan
dan mengucapkan salam penutup.
c. Pertemuan Ketiga
1) Membuka Pelajaran
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, presensi kelas dan
memeriksa kesiapan siswa.
2) Lembar Evaluasi
Setelah guru mengingatkan kembali tentang materi pertemuan 1 dan 2, guru
membagikan soal evaluasi, kemudian siswa mulai mengerjakan soal evaluasi
secara individu.
3) Penutup
Guru mengucapkan salam untuk menutup pembelajaran.
4.3.3 Hasil Observasi
Hasil observasi pada siklus II dilakukan oleh observer (peneliti). Observer
harus mengamati seluruh proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan di
kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga. Waktu observer melakukan pengamatan
terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, tugas observer memberikan tanda centang (√) pada setiap aspek
yang diamati. Didalam penskoran lembar observasi kinerja guru dan aktivitas
siswa menggunakan kriteria YA dan TIDAK, jika guru melakukan aspek kegiatan
yang ada pada lembar observasi maka observer memberi tanda centang pada tabel
YA, jika guru tidak melaksanakan aspek kegiatan yang ada didalam lembar
observasi maka observer memberi tanda centang pada tabel TIDAK. Dibawah ini
merupakan hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kinerja guru dan
aktivitas siswa pada siklus II sebagai berikut:
52
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kinerja Guru Dan Aktivitas Siswa Siklus II
Kegiatan
pengamatan
Skor Penilaian
Rentang Skor Kategori Total Skor Keterangan
Guru 15-18 A 16 Sangat Baik
Siswa 9-11 A 9 Sangat Baik
Dari tabel 4.4 diatas menyatakan bahwa hasil kinerja guru dan aktivitas siswa
pada siklus II menggunakan Model Group Investigation Berbantuan Media
Permainan Teka-Teki Silang memiliki kriteria sangat baik (A). Dalam kegiatan
siklus II ini guru sudah melakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan pada
siklus sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan oleh guru membuat hasil belajar
siswa menjadi meningkat. Di bawah ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar
IPA energi panas pada siklus II yang dapat kita lihat sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi HasilBelajar IPA Siklus II
Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
60 1 3,44% Tidak Tuntas
65 2 6.90% Tidak Tuntas
75 6 20,68% Tuntas
80 8 27,59% Tuntas
85 4 13,80% Tuntas
90 3 10,35% Tuntas
95 5 17,24% Tuntas
Jumlah 29 100%
Rata-Rata 81,55172
53
Dari tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 7 jenis. Nilai
tertinggi 95 yang dicapai oleh 5 (17,24%) siswa sementara nilai terendah 60 yang
dicapai oleh 1 (3,44%) siswa. Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui ketuntasan
hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga yang mendapatkan nilai
diatas KKM yaitu 75 sebanyak 26 (90%) siswa, sementara siswa yang
mendapatkan nilai dibawah KKM ada 3 (10%) siswa.
Dari tabel 4.4 dan 4.5 diatas menyatakan bahwa pada kegiatan siklus II guru
sudah memberikan pengarahan dan pemahaman kembali materi ajar kepada siswa,
guru sudah memberikan stimulus berupa pertanyaan kepada siswa agar siswa aktif
dalam menjawab pertanyaan dari guru, guru membimbing siswa dalam diskusi
kelompok sehingga selama proses berdiskusi kelompok dapat bekerja sama
dengan kompak, guru sudah menjelaskan kembali tentang pembagian tugas dalam
kelompok diskusi. Dari perbaikan yang dilakukan oleh guru menyebabkan hasil
belajar siswa meningkat yang awalnya ada 7 (24%) siswa yang belum tuntas
turun menjadi 3 (10%). Ketiga siswa ini mengalami ketidak tuntasan karena
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: ada 2 anak yang dari kegiatan pra siklus
sampai siklus II selalu mendapatkan nilai dibawah KKM (75) hal tersebut
disebabkan karena kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja
sehingga ke2 siswa tersebut jarang belajar dirumah dan hasil belajar selalu rendah,
dimata pelajaran yang lain pun ke2 siswa tersebut juga selalu mendapatkan hasil
No Nilai KKM
(75)
Ketuntasan Keterangan
Frekuensi Persentase (%)
1 ≥75 26 90% Tuntas
2 <75 3 10% Tidak tuntas
Jumlah 29 100%
54
belajar yang rendah/belum tuntas, sementara 1 siswa yang tidak tuntas disebabkan
karena siswa tersebut hiperaktif sehingga selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa tersebut tidak bisa konsentrasi dan selalu membuat keributan
dikelas. Untuk lebih jelasnya tetang hasil ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4
dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini, sebagai berikut:
Gambar 4.3 Diagram BatangKetuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
4.3.4 Evaluasi dan Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation Berbantuan
Media Permainan Teka-Teki Silang mengalami perubahan/kenaikan hasil belajar
pada siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga diantaranya sebagai berikut:
a) Guru sudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Perrmainan Teka-Teki
Silang dengan baik sehingga siswa dapat belajar dengan suasana yang
berbeda dan menyenangkan.
b) Siswa terlatih untuk bekerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok.
c) Siswa mulai aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
d) Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA meningkat, siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM (75) sebanyak 26 (90%) siswa sementara
0
5
10
15
20
25
30
3
26
Fre
kue
nsi
Sis
wa
Tidak Tuntas
Tuntas
55
siswa yang tidak tuntas ada 3 (10%). Jadi dengan menggunakan model
pembelajaran Group Investigation Berbantuan Media Permaianan Teka-Teki
Silang mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Group
Investigation Berbantuan Media Permaianan Teka-Teki Silang pada mata
pelajaran IPA tentang energi panas dan energi bunyi mampu meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga. Untuk lebih jelasnya dapat
di analisis sebagai berikut:
4.4.1 Pembahasan Pra Siklus
Dari data dan informasi yang didapatkan oleh peneliti selama proses pra
siklus/observasi yaitu: siswa tidak responsif selama proses pembelajaran
berlangsung, guru jarang menggunakan model pembelajaran karena keterbatasan
waktu dalam mempersiapkan setiap model yang dipakai, guru jarang melakukan
kegiatan diskusi kelompok selama proses pembelajaran, media yang digunakan
guru hanya buku paket IPA, sehingga siswa pasif selama proses pembelajaran
berlangsung, dari 29 siswa ada 15 (52%) siswa yang hasil belajar IPA nya
mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 75 dan siswa yang tuntas sebanyak 14
(48%) siswa.
4.4.2 Pembahasan Siklus I
Pada kegiatan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model Group
Investigation Berbantuan Media Permaianan Teka-Teki Silang guru sudah
melaksanakan pembelajaran dengan baik meskipun masih ada beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki. Dari hasil observasi dalam pembelajaran siklus
I ini siswa mulai ada peningkatan perilaku meskipun ada beberapa siswa yang
belum aktif, siswa sudah mulai bekerja sama selama diskusi kelompok tapi ada
beberapa siswa yang masih bingung dan pasif sehingga kurang kompak, sebelum
56
guru menggunakan Group Investigation Berbantuan Media Permaianan Teka-
Teki Silang Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga
masih rendah dari 29 siswa masih ada 15 siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM yaitu 75 dan yang mendapatkan nilai diatas KKM ada 14 siswa, kemudian
setelah menggunakan model Group Investigation Berbantuan Media Permaianan
Teka-Teki Silang siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 22 (76%)
siswa dan yang belum mencapai KKM ada 7 (24%) siswa. Karena disiklus I ini
masih banyak siswa yang belum tuntas/belum mencapai KKM yaitu 75 maka
perlu dilakukan penelitian siklus II.
4.4.3 Pembahasan Siklus II
Dari segala kekurangan yang ada disiklus I maka harus diperbaiki pada siklus
II. Pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan, Guru sudah memberikan
kembali pengarahan dan pemahaman tentang materi ajar kepada siswa, guru sudah
menjelaskan kembali tentang pembagian tugas setiap siswa dalam kegiatan
diskusi kelompok sehingga siswa dapat bekerja sama dengan kompak, guru sudah
memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga siswa aktif selama proses
pembelajaran siklus II berlangsung dan hasil belajar siswa kelas 4 SDN
Kutowinagun 09 Salatiga sudah meningkat dibandingkan siklus I. Pada siklus II
siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 26 (90%) sementara siswa
yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 3 (10%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa pada siklus II mengalami peningkatan.
4.5 Perbandingan Antar Siklus
Dari data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus yang dilakukan pada kelas
4 SDN Kutowinangun 09 Salatiga ditemukan permasalahan pada hasil belajar
IPA, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus
yaitu siklus I dan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang. Berikut merupakan
hasil perbandingan pada pra siklus, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
57
Tabel 4.9
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Ketuntasan
KKM (75)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % f % F %
1 Tuntas ≥ 75 14 52% 22 76% 26 90%
2 Tidak Tuntas< 75 15 48% 7 24% 3 10%
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
Dari tabel 4.6 diatas menyatakan bahwa hasil belajar pada pra siklus siswa
kelas 4 memperoleh ketuntasan mencapai 15 (52%) dan siswa yang tidak tuntas
ada 14 (48%), setelah guru menggunakan model pembelajaran Group
Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-Teki Silang pada siklus I hasil
belajar siswa sudah meningkat meskipun belum optimal siswa yang tuntas 22
(76%) dan yang tidak tuntas sebanyak 7 (24%) siswa, kemudian guru melanjutkan
ke siklus 2 dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 tuntas mencapai 26 (90%) dan
yang tidak tuntas ada 3 (10%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram batang dibawah ini:
Gambar 4.4 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
Pra Siklus Siklus I Siklus II
15
7
3
14
22
26
Fre
kwen
si S
isw
a
Tidak Tuntas
Tuntas
58
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan dengan
menggunakan model Group Investigation Berbantuan Media Permainan Teka-
Teki Silang dalam mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas 4 SDN Kutowinangun 09 Salatigamampu meningkat hingga 90%.
Menurut (Depdikbud 1996:48) dalam trianto menyatakan bahwa “suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut
terdapat ≥85 siswa yang tuntas dalam belajarnya”. Jadi penelitian ini dapat
dikatakan berhasilmeskipun masih ada 3 siswa yang belum tuntas atau
mendapatkan hasil belajar diatas KKM (75) hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti: kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja sehingga
siswa jarang belajar, ada siswa yang hiperaktif sehingga selama proses
pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak dapat berkonsentrasi dan selalu
mengganggu teman sebelahnya sehingga dapat memancing keributan dikelas.