bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa, verba yang dapat
bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari verba dasar. Tetapi,
tidak semua kata berkelas verba dapat bertransposisi ke nomina.
4.1.1 Bentuk Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa Wanci
Berikut ini akan dipaparkan bentuk transposisi verba ke nomina dalam
bahasa Wanci yang berasal dari verba dasar.
4.1.1.1 Bentuk Dasar Verba Bahasa Wanci
Berikut ini verba dasar dalam bahasa wanci yang ditemukan. Verba ini ada
yang dapat bertransposisi dan ada yang tidak dapat bertransposisi ke nomina.
1) Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam Bahasa
Wanci
Verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci
merupakan verba dasar bebas atau belum mengalami perubahan apapun. Berikut
ini verba dasar yang bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci yang
ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Bentuk Verba Dasar yang Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam
Bahasa Wanci
No Verba Makna Nomina Makna
1.
2.
3.
Afi
ala
basa
Menggendong
Mengambil
membaca
afi’a
paala
pabasa
Gendongan
Pengambil
pembaca
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
baramai
bhalu
bhose
buri
bhalo
ema
gambara
gagai
gai
gunsa
gonti
hepake
hesufui
helo
bermain
membeli
mendayung
menulis
menjawab
bertanya
menggambar
berdebat
menarik
menggoncang
memotong
berdandan
mandi
memasak
basa’a
baramai’a
pabaramai
bara- baramai’a
bhalu’a
bhose’a
pabhose
bhose- bhosea’a
buri’a
paburi
pabhalo- bhalo
bhalo’a
paema
ema’a
pagambara
gambara’a
gambara- gambara
pagagai
pagai
pagunsa
gunsa’a
pagonti
gonti’a
hepake’a
pahepake
hesufui’a
pahelo
bacaan
tempat bermain
orang yang bermain
mainan
tempat membeli
tempat mendayung
pendayung
dayung
tulisan
penulis
orang yang suka
membentak
pembicaraan orang
lain
jawaban
penanya
pertanyaan
penggambar
tempat
menggambar
gambar- gambar
pendebat
penarik
penggoncang
tempat
menggoncang
pemotong
tempat memotong
tempat berdandan
orang yang
berdandan
tempat mandi
pemasak
No Verba Makna Nomina Makna
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
Hehenai
henunu
henobhai
hekarau
honifa
hole
ita
kanalako
karaja
kabhi
kedhe
kisi
koni
laha
lagu
Belajar
membakar ikan
menjahit
berteriak
mengupas
menggoreng
melihat
mencuri
bekerja
membuang
duduk
menglap
tertawa
mencari
menyanyi
hehenai’a
pahehenai
henunu- henunu’a
pahenunu
henobhai’a
pahenobhai
pahekarau
pahonifa
honifa’a
hole’a
pahole
hole- hole
ita’a
kanalako’a
pakanalako
karaja’a
pakaraja
kabhi’a
kedhe- kedhe’a
kisi- kisi
kisi’a
koni- koni
koni tumpularo
pakoni
laha’a
palaha
lagu- lagu
belajar
orang yang rajin
belajar
tempat
membakar
ikan
orang yang
membakar ikan
tempat menjahit
penjahit
peneriak
pengupas
tempat
mengupas
tempat
menggoreng
penggoreng
gorengan
penglihatan
tempat mencuri
pencuri
tempat bekerja
pekerja
pembuangan
tempat duduk
alat yang
digunakan
untuk menglap
tempat menglap
gigi palsu
orang yang
tertawa
terbahak- bahak
humoris
tempat mencari
pencari
nyanyian
No Verba Makna Nomina Makna
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
Landa
lemba
lola
manga
maho
manari
makanjara
mansa
mbale
mboti
moturu
morou
nangu
nonto
menginjak
memikul
terbang
makan
bernapas
menari
menari mengiringi
pengantin
bersilat
berbaring
melompat
tidur
minum
berenang
menonton
landa afu
landa’a
lemba’a
palemba
lemba- lemba’a
lola’a
palola
lola- lola’a
manga’a
pamanga
konta manga
maho’a
manari’a
pamanari
makanjara’a
mansa’a
pamansa
mbale- mbale’a
mbale’a
mbhoti’a
pambhoti
moturu’a
pamoturu
moturu dao
morou’a
pamorou
nangu’a
panangu- nangu
panonto
nonto’a
orang serakah
tempat menginjak
tempat memikul
pemikul
alat yang digunakan
untuk memikul
tempat untuk
menerbangkan
sesuatu
penerbang
pesawat mainan
tempat makan
pemakan
sebuah kegiatan
menyajikan makanan
pernapasan
tempat menari
penari
tempat menari untuk
mngiringi pengantin
tempat bersilat
pesilat
tempat untuk bersilat
tempat tidur
tempat melompat
pelompat
tempat tidur
sesuatu yang
membuat tertidur
pemalas
tempat minum
peminum
tempat berenang
orang yang suka
berenang
penonton
tempat menonton
No Verba Makna Nomina Makna
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
Ofu
Ole
paraaso
pagi
poawa
pogau
potaru
pobusu
poserei
rodhongo
safi
sambahea
sepa
sintufu
tano
mencabut rumput
memanggil
menjual
memarut
bertemu
berbicara
berjudi
berkelahi
berpacaran
mendenagar
menaiki kendaraan
sembahyang
menendang
membersihkan
menanam
ofu’a
paofu
ofu- ofu’a
paole- ole
paraaso’a
pagi’a
papagi
poawa’a
papoawa
papoawa- awa’a
pogau tompa
pogau’a
potaru’a
papotaru
pobusu’a
poserei’a
parodhongo
rodhongo’a
safi’a
pasambahea
sambahea’a
sepa’a
pasepa
pasintufu
sintufu’a
patano
tano’a
tempat mencabut
rumput
pencabut rumput
alat untuk mencabut
rumput
pemanggil
tempat menjual
tempat memarut
pemarut
tempat bertemu
misalnya, sepasang
kekasih
orang yang salaing
bertemu
tempat bertemunya
banyak orang untuk
membicarakan hal-
hal penting
misalnya
aula
gosip
tempat berbicara
tempat berjudi
penjudi
tempat berkelahi
tempat berpacaran
pendengar
pendengaran
kendaraan
orang yang rajin
sembahyang
tempat beribadah
tempat menedang
penendang
pembersih
tempat untuk
membersihkan
penanam
tempat menanam
No Verba Makna Nomina Makna
62
63
64
65
66
Tato
tadhe
tinti
totoha
wila
berhenti
berdiri
berlari
mencuci
berjalan
tato’a
tadhe’a
tinti’a
patinti
totoha’a
patotoha
wila’a
pawila
pemberhentian
tempat berdiri
tempat berlari
pelari
tempat mencuci
pencuci
tempat berjalan
(tujuan)
pengendara/ supir
Pada tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa bentuk verba yang dapat
bertransposisi ke nomina dalam bahasa Wanci merupakan verba dasar yang belum
dilekati oleh imbuhan.
2) Bentuk Verba Dasar yang Tidak Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam
Bahasa Wanci
Verba dasar yang tidak dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa
Wanci merupakan verba dasar bebas atau belum mengalami perubahan apapun.
Berikut ini verba dasar yang tidak dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa
Wanci yang ditemukan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Bentuk Verba yang Tidak Dapat Bertransposisi ke Nomina dalam
Bahasa Wanci
No Verba dasar dalam bahasa Wanci
yang tidak dapat Bertransposisi
ke nomina
Makna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Buti
bhakea
eka
fikiri
gande
helupi
hedhoito
hepeli
kadasi
kamumu
kipu
Jatuh
terlentang
naik
berpikir
membonceng
meludah
menangis
memukul
menanak nasi
menutup mulut
menutup mata
No Verba dasar dalam bahasa Wanci
yang tidak dapat Bertransposisi
ke nomina
Makna
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Leka
lea
lele’e
like
mamaa
makakau
mundi
nga’a
nei
onu
pamuru
pogira
rifa
roi
soro
sopo
sola
tilimpo
tika
titai
tooko
tolo
tungi
membuka
memuat
buang air kecil
bangun
mengunyah
beranjak pergi
tersenyum
membuka mulut
memasukan
berenang sampai ke dasar laut
marah
berkelahi
merobek
mencoret
mendorong
menutup pintu
merayap
membersihkan rumah
menikam
buang air besar
telungkup
menelan
membakar
Pada tabel 4.2 menunjuka bahwa dalam bahasa Wanci terdapat verba yang
tidak dapat bertransposisi ke nomina. Verba yang tidak dapat bertransposisi
merupakan verba dasar.
Disamping verba dasar, ditemukan juga verba turunan dalam bahasa
Wanci. Verba turunan dalam bahasa Wanci merupakan verba dasar yang
mendapatkan prefiks no- dan verba turunan dalam bahasa Wanci tidak dapat
bertransposisi ke nomina. Penambahan prefiks no- pada verba dasar harus
disesuaikan dengan kata dasarnya karena, tidak semua verba dasar dapat dilekati
dengan prefiks no-. Berikut contoh verba dasar yang berubah menjadi verba
turunan dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Verba Dasar yang Berubah Menjadi Verba Turunan dan tidak dapat
Bertransposisi ke Nomina
No Verba
dasar
Makna Verba turunan Makna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Basa
buri
honifa
kedhe
karaja
koni
lola
manga
moturu
morou
manari
nangu
ofu
potaru
pogau
sambhahea
tadhe
tinti
totoha
Wila
membaca
menulis
mengupas
duduk
bekerja
tertawa
terbang
makan
tidur
minum
menari
berenang
mencabut
rumput
berjudi
berbicara
Sembahyang
tadhe
tinti
totoha
Wila
Nobasa
noburi
nohonifa
nokedhe
nokaraja
nokoni
nolola
nomanga
nomoturu
nomorou
nomanari
nonangu
noofu
nopotaru
nopogau
nosambhahea
Notadhe
notinti
nototoha
nowila
Sedang membaca
Sedang menulis
Sedang mengupas
Sedang duduk
Sedang kerja
Sedang tertawa
Sedang terbang
sedang makan
sedang tidur
sedang minum
sedang menari
sedang berenag
sedang mencabut
rumput
Sedang berjudi
Sedang berbicara
Sedang sembahyang
Sedang berdiri
sedang berlari
sedang mencuci
sedang berjalan
Pada tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa bentuk verba turunan dalam
bahasa Wanci tidak dapat bertransposisi ke nomina.
1.1.2 Proses Pembentukan Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa
Wanci
Dalam bahasa Wanci proses transposisi verba ke nomina terjadi melalui
proses afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan, baik itu berupa verba dasar
maupun verba turunan.
4.1.2.1 Afiksasi
Seperti bahasa pada umunya, dalam bahasa Wanci juga terdapat beberapa
afiks yang dapat melekat pada kata- kata bahasa Wanci. Tetapi tidak semua afiks
tersebut dalam bahasa Wanci dapat mengubah verba ke nomina. Proses
pembentukan transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dapat dilakukan
dengan afiksasi. Afiks yang dapat mengubah verba ke nomina dalam bahasa
Wanci yakni melalui pelekatan prefiks pa- dan pelekatan sufiks a- pada verba.
1. Pelekatan Prefiks
Pelekatan prefiks dalam bahasa Wanci ada beberapa bentuk, antara lain
no- seperti pada kata manga ‘makan’ menjadi nomanga ‘sedang makan’, prefiks
he- seperti pada kata mafi ‘laut’ menjadi hemafi ‘memancing’. Tetapi yang dapat
mengubah verba menjadi nomina hanya prefiks pa- seperti uraian berikut ini.
Transposisi verba ke nomina dilakukan dengan cara melekatkan prefiks
pa- pada verba seperti pada uraian di bawah ini.
1) morou (pa-) + morou pamorou
‘minum’ ‘ peminum’
2) kanalako (pa-) + kanalako pakanalako
‘mencuri’ ‘pencuri’
1) totoha (pa-) + totoha patotoha
‘mencuci’ ‘pencuci’
2) manga (pa-) + manga pamanga
‘makan’ ‘pemakan’
3) ofu (pa-) + ofu paofu
‘mencabut rumput’ ‘pencabut rumput’
Pada contoh di atas merupakan verba dasar yang dilekati oleh prefiks pa-
sehingga menjadi nomina. Pelekatan prefiks pa- dilakukan dengan melekatkan
pada verba dasar. Pelekatan sufiks pa- pada verba dasar tersebut tidak mengubah
verba tersebut. Contoha verba dasar morou dilekati prefiks pa- menjadi pamorou.
Verba dasar morou tidak mengalami perubahan bentuk, begitu juga pada bentuk
verba dasar lainnya.
2. Pelekatan Sufiks
Pelekatan sufiks dalam bahasa Wanci ada beberapa bentuk, antara lain –e
seperti pada bentuk hepeli ‘memukul’ menjadi hepeli’e ‘pukullah !’, sufiks –no
seperti pada kata karaja ‘bekerja’ menjadi karajano ‘pekerjaannya’. Tetapi yang
dapat mengubah verba menjadi nomina hanya sufiks –a. Transposisi verba ke
nomina dilakukan dengan cara melekatkan sufiks –a pada verba seperti pada
uraian di bawah ini.
1) manga manga + (-a) manga’a
‘makan’ ‘tempat makan’
2) moturu moturu + (-a) moturu’a
‘tidur’ ‘tempat tidur’
3) buri buri + (-a) buri’a
‘menulis’ ‘tulisan’
4) basa basa + (-a) basa’a
‘membaca’ ‘pembaca’
5) hemafi hemafi + (-a) hemafi’a
‘memancing’ ‘tempat memancing’
6) totoha totoha + (-a) totoha’a
‘mencuci’ ‘tempat mencuci’
Pada contoh di atas merupakan verba dasar yang dilekati oleh sufiks -a
sehingga menjadi nomina. Pelekatan sufiks -a dilakukan dengan melekatkan pada
verba dasar. Pelekatan sufiks -a pada verba dasar tersebut tidak mengubah verba
tersebut. Contoha verba dasar manga dilekati sufiks -a menjadi manga’a. Verba
dasar manga tidak mengalami perubahan bentuk, begitu juga pada bentuk verba
dasar lainnya.
Dalam bahasa Wanci terdapat beberapa afiks yang dapat melekat pada
kata- kata dalam bahasa Wanci. Selain afiks yang telah dijelaskan ada beberapa
afiks dalam bahasa Wanci antara lain, prefiks: heka-, po-, poko-, dan hopo-.
Sufiks: -no, -mo dan –e. Konfiks: pa-/-e, no-/-e, dan no-/-mo. Contoh prefiks
heke- seperti pada kata hekatinti- tinti ‘lari sembaranga’, hekapogau- pogau
‘bicara sembarangan’, prefiks po- seperti pada kata pojandhi ‘saling berjanji’,
prefiks poko- seperti pada kata pokobangu ‘sangat bergaya’, prefiks hopo- seperti
pada kata hopoema ‘suka bertanya’. Contoh sufiks –no seperti pada kata totohano
‘cuciannya’, sufiks –e seperti pada kata manga’e ‘makanlah !’, sufiks –mo seperti
pada kata burimo ‘silakan menulis’. Contoh konfiks pa-/-e seperti pada kata
pahehenai’e ‘kasi belajar’, konfiks no-/-e seperti pada kata nopafila’e
‘dijalankan’ dan konfiks no-/-mo seperti pada kata noratomo ‘sudah tiba’.
4.1.2.2 Reduplikasi
Selain proses afiksasi dalam transposisi verba ke nomina dalam bahasa
Wanci, ditemui juga proses reduplikasi. Proses reduplikasi dalam transposisi
verba ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari pengulangan seluruh,
pengulangan sebagian, dan pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan
afiks.
1) Pengulangan Seluruh
Transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dapat terjadi melalui
pengulangan seluruh. Pengulangan seluruh adalah pengulangan bentuk dasar
secara keseluruhan, tanpa penambahan afiks dan tanpa perubahan fonem. Contoh
transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan pengulangan sebagian
dapat dilihat pada uraian berikut.
1. manga manga + manga manga- manga
‘makan’ ‘kegiatan makan- makan’
2. hole hole + hole hole- hole
‘menggoreng’ ‘gorengan’
3. lagu lagu + lagu lagu- lagu
‘menyanyi’ ‘nyanyian’
4. kisi kisi + kisi kisi- kisi
‘menglap’ ‘alat yang digunakan untuk menglap’
5. gambara gambara + gambara gambara- gambara
‘menggambar’ ‘gambar- gambar’
Pada contoh di atas, verba dasar diulang tanpa mengubah dan
menambahkan imbuhan pada verba dasrnya. Verba dasar diulang dengan utuh
atau keselurahan misalnya pada verba gambara diulang secara keseluruhan
menjadi gambara- gambara yang merupakan nomina.
Dalam bahasa Wanci penulis menemukan satu kata, yaitu koni ‘tertawa’
yang memiliki kemiripan dengan bentuk koni- koni ‘gigi palsu’. Kata ini tidak
dapat dikategorikan sebagai verba yang bertransposisi ke nomina, antara lain
karena perbedaan maknanya.
2) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Sufiks
Dalam bahasa Wanci ditemukan pengulangan yang berkombinasi dengan
pembubuhan sufiks dalam transposisi verba ke nomina. Pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan sufiks dilakukan dengan mengulang seluruh
bentuk dasar kemudian ditambahkan sufiks, dalam hal ini sufiks –a. Contoh
transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan Pengulangan yang
berkombinasi dengan pembubuhan sufiks dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
1. ofu ofu + ofu + (-a) ofu- ofu’a
‘mencabut rumput’ ‘alat untuk mencabut rumput’
2. lemba lemba + lemba + (-a) lemba- lemba’a
‘memikul’ ‘alat untuk memikul’
3. mbhale mbhale + mbhale + (-a) mbhale- mbhale’a
‘berbaring’ ‘tempat bersantai’
4. kedhe kedhe + kedhe + (-a) kedhe- kedhe’a
‘duduk’ ‘tempat duduk’
5. henunu henunu + henunu + (-a) henunu- henunu’a
‘membakar ikan’ ‘tempat membakar ikan’
6. bhose bhose + bhose + (-a) bhose- bhose’a
‘Mendayung’ ‘tempat mendayung’
7. nangu nangu + nangu + (-a) nangu- nangu’a
‘berenang’ ‘tempat berenang’
8. baramai bara + main + (-a) bara-baramai’a
‘bermain’ ‘mainan’
9. lola lola + lola + (-a) lola- lola’a
‘terbang’ ‘pesawat mainan’
Pada data 9 penulis menemukan sebuah kata yaitu lola ‘terbang’ yang
memiliki kemiripan dengan kata lola- lola’a ‘pesawat terbang’. Kata lola
mengalami perbedaan makna setelah diulang dengan penambahan sufiks –a,
dengan kata lain maknanya tidak sama persis tetapi ada kemiripan.
3) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Konfiks
Dalam bahasa Wanci ditemukan Pengulangan yang berkombinasi dengan
pembubuhan konfiks. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan
konfiks dilakukan dengan mengulang seluruh bentuk dasar kemudian
ditambahkan konfiks. Konfiks yang dilekatkan pada kata yang dapat mengubah
verba ke nomina adalah konfik pa-/-a. Dalam penelitian penulis hanya
menemukan satu verba yang dapat dilekati oleh konfiks pa-/-a sehingga dapat
berubah menjadi nomina. Contoh transposisi verba ke nomina dalam bahasa
Wanci dengan Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan konfiks pa-/-
a dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
poawa (pa-) + poawa + poawa + (-a) papoawa- awa’a
‘Bertemu’ ‘tempat bermusyawara’
4) Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Prefiks
Dalam bahasa Wanci ditemukan juga pengulangan yang berkombinasi
dengan pembubuhan prefiks. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang
bentuk dasar disertai dengan penambahan prefiks. Prefiks yang diletakan pada
kata tersebut sehingga dapat mengubah verba ke nomina adalah prefiks pa-.
Contoh transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci dengan pengulangan
yang berkombinasi dengan pembubuhan prefiks pa- dapat dilihat pada uraian di
bawah ini.
(1) melu (pa-) + melu + melu pamelu- melu
‘meminta’ ‘peminta- minta’
(2) bhalo (pa-) + bhalo + bhalo pabhalo- bhalo
‘menjawab’ ‘orang yang membentak’
(3) ole (pa-) + ole + ole paole- ole
‘memanggil’ ‘pemanggil’
(4) jandhi (pa-) + jandhi + jandhi pajadhi- jadhi
‘berjanji’ ‘penjanji’
4.1.2.3. Pemajemukan
Selain afiksasi dan reduplikasi dalam transposisi verba ke nomina dalam
bahasa Wanci ditemui juga pemajemukan. Pemajemukan adalah proses
penggabungan dua morfem dasar atau lebih yang membentuk kata dan
menimbulkan arti baru. Proses pemajemukan dalam transposisi verba ke nomina
dalam bahasa Wanci dapat dilihat pada contoh berikut.
1. landa landa + afu landa afu
‘menginjak’ ‘orang serakah’
2. pogau pogau + tompa pogau tompa
‘berbicara’ ‘gosip’
3. moturu moturu + dao moturu dao
‘tidur’ ‘pemalas’
4. koni koni + tumpularo koni tumpularo
‘tertawa’ ‘orang yang tertawa terbahak- bahak’
5. manga konta + manga konta manga
‘makan’ ‘sebuah kegiatan menyajikan makanan’
6. jandhi sepuli + jandhi sepuli jandhi
‘berjanji’ ‘pengingkar janji’
Penjelasan:
1) Verba landa ‘injak’ bertransposisi ke nomina menjadi landa afu. Kata landa
afu terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda yakni landa
‘menginjak’ dan afu ‘tungku dapur’ kemudian digabungkan dan berubah
makna menjadi ‘orang yang serakah’.
2) Verba pogau ‘berbicara’ bertransposisi ke nomina menjadi pogau tompa.
Kata pogau tompa terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda,
yakni pogau ‘berbicara’ dan tompa ‘ujung’ kemudian digambungkan menjadi
pogau tompa dan berubah makna menjadi ‘sebuah gosip’.
3) Verba moturu ‘tidur’ bertransposisi ke nomina menjadi maturu dao. Kata
moturu dao terdiri dari dua kata yang mempunyai arti yang berbeda, yakni
moturu ‘tidur’ dan dao ‘kasihan’ kemudian digabungkan menjadi moturu dao
dan berubah makna menjadi ‘pemalas’.
4) Verba koni ‘tertawa’ bertransposisi ke nomina menjadi koni tumpularo. Kata
koni tumpularo terdiri dari dua kata dan masing- masing memiliki arti yang
berbeda, yakni koni ‘tertawa’ dan tumpularo ‘legah’ kemudian digabungkan
menjadi koni tumpularo dan berubah makna menjadi ‘orang yang tertawa
terbahak- bahak’.
5) Verba manga ‘makan’ bertransposisi ke nomina menjadi konta manga. Kata
konta manga terdiri dari dua kata yakni konta ‘pegang’ dan manga ‘makan’
kemudian digabungkan menjadi konta manga dan berubah makna menjadi
‘Sebuah kegiatan tolong menolong menyajikan makanan’.
6) Verba jandhi ‘berjanji’ bertransposisi ke nomina menjadi sepuli jandhi. Kata
sepuli jandhi terdiri dari dua kata yakni sepuli ‘tersingkir’ dan jandhi
‘berjanji’ kemudian digabungkan menjadi sepuli jandhi dan berubah makna
menjadi ‘pengingkar janji’.
Data 1- 5 kata baru ditambahkan dibelakang kata dasar. Tetapi pada kata
sepuli jandhi ini, kata sepuli ditambahkan di depan kata dasar. Jika kata sepuli
diletakan di belakang kata jandhi menjadi jandhi sepuli, maka bentuk ini tidak
lazim digunakan dalam bahasa Wanci.
4.1.3 Makna Bentukan Transposisi Verba ke Nomina dalam Bahasa Wanci
Proses transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci menyebabkan
perubahan makna pada verba tersebut. Perubahan tersebut disebabkan adanya
afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan seperti yang telah disebutkan pada
pembahasan sebelumnya. Di bawa ini diuraikan makna bentukan transposisi verba
ke nomina dalam bahasa Wanci.
1. Bermakna ‘seseorang yang melakukan pekerjaan atau kegiatan’
Makna ini muncul ketika verba dilekati prefiks pa- sehingga akan berubah
menjadi nomina. Misalnya Pada contoh dibawah ini.
1) moro’u pamoro’u
Moro’u yang artinya ‘minum’ bertranposisi ke nomina dengan menambahkan
prefiks pa- sehingga menjadi pamoro’u maka berubah makna menjadi ‘seseorang
yang pekerjaannya mabuk- mabukkan’
2) moturu pamoturu
Moturu yang artinya ‘tidur’ bertransposisi ke nomina dengan menambahkn
prefiks pa- sehinnga menjadi pamoturu maka, berubah makna menjadi ‘seseorang
yang kegiatannya hanya tidur- tiduran atau pemalas’
3) ofu paofu
Ofu yang artinya ‘mencabut rumput’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan prefiks pa- sehinnga menjadi paofu maka, berubah makna menjadi
‘seseorang yang pekerjaan atau kegiataannya mencabut rumput’
4) potaru papotaru
Potaru yang artinya ‘berjudi’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan prefiks pa- sehingga menjadi papotaru maka, berubah makna
menjadi ‘seseorang yang kegiatan atau pekerjaannya bermain judi (penjudi)’
5) baramai pabaramai
Baramai yang artinya ‘bermain’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan prefiks pa- sehingga menjadi pabaramai maka, berubah makna
menjadi ‘seseorang yang kegiatan atau pekerjaannya hanya bermain’
2. Bermakna ‘tempat untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan’
1) mansa mansa’a
Mansa yang artinya ‘bersilat’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan sufiks -a sehingga menjadi mansa’a maka, berubah makna
menjadi ‘tempat untuk bersilat’
2) hemafi hemafi’a
Hemafi yang artinya ‘memancing’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan sufiks -a sehingga menjadi hemafi’a maka, berubah makna
menjadi ‘tempat untuk memancing’
3) nonto nonto’a
Nonto yang artinya ‘menonton’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan sufiks -a sehingga menjadi nonto’a maka, berubah makna menjadi
‘tempat untuk menonton’
4) manga manga’a
Manga yang artinya ‘makan’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan sufiks -a sehingga menjadi manga’a maka, berubah makna
menjadi ‘tempat untuk makan’
5) totoha totoha’a
Totoha yang artinya ‘mencuci’ bertransposisi ke nomina dengan
menambahkan sufiks -a sehingga menjadi totoha’a maka, berubah makna menjadi
‘tempat untuk mencuci’.
6) mbhale mbahle- mbhale’a
Mbhale yang artinya ‘berbaring’ kemudian berulang sehingga menjadi
mbhale- mbhale’a, berubah makna menjadi ‘tempat yang digunakan untuk
menyantai’
7) kedhe kedhe- kedhe’a
Kedhe yang artinya ‘duduk’ kemudian berulang sehingga menjadi kedhe-
kedhe’a, berubah makna menjadi ‘tempat yang digunakan untuk duduk- duduk’.
3. Bermakna ‘menyatakan alat’
1) ofu ofu- ofu’a
Ofu yang artinya ‘mencabut rumput’ kemudian berulang sehingga
menjadi ofu- ofu’a, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk mencabut
rumput’
2) kisi kisi- kisi
Kisi yang artinya ‘menglap’ kemudian berulang sehingga menjadi kisi-
kisi, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk menglap’
3) baramai bara- baramai’a
Baramai yang artinya ‘bermain’ kemudian berulang sehingga menjadi
bara- baramai’a, berubah makna menjadi ‘alat yang digunakan untuk bermain
(mainan)’
4. Bermakna ‘tentang seseorang ’
1) landa landa afu
Landa yang artinya ‘injak’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi
landa afu yang bermakna ‘orang yang mengiginkan segala- galanya (serakah)’
2) moturu moturu dao
Moturu yang artinya ‘tidur’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi
moturu dao yang bermakna ‘orang yang suka tidur (pemalas)’
3) jandhi sepuli jadhi
Jandhi yang artinya ‘berjanji’ kemudian dimajemukan sehingga menjadi
sepuli jandhi yang bermakna ‘orang yang suka mengingkari janji (pengingkar
janji)’.
4.2 Pembahasan
Transposisi bahasa Wanci tidak jauh berbeda dengan transposisi bahasa
Indonesia maupun bahasa daerah lainnya. Hal ini dilihat dari bentuk transposisi
bahasa Wanci terdiri dari dua bentuk yakni bentuk dasar bebas atau belum
mendapatkan imbuhan dan bentuk turunan atau verba yang sudah mendapat
imbuhan. Bentuk dasar bebas dalam bahasa Wanci ada yang dapat bertransposisi
ke nomina dan ada yang tidak dapat bertransposisi ke nomina. Hal ini di dukung
oleh pendapat pakar bahwa bentuk verba terdiri dari bentuk dasar bebas dan
bentuk turunan.
Pada bentuk verba yang dapat bertransposisi ke nomina dalam bahasa
Wanci ditemukan hanya pada verba dasar. Di samping itu, terdapat verba turunan
tetapi tidak dapat bertransposisi ke nomina.
Disamping itu, transposisi dalam bahasa Wanci terjadi melalui proses
pembubuhan afiks yakni pelekatan prefiks pa- dan sufiks –a pada verba,
reduplikasi, dan pemajemukan. Sejalan dengan yang dijelaskan oleh para pakar
bahasa bahwa pembentukan kata dapat terjadi melalui afiksasi, pemajemukan
dan reduplikasi. Proses pembubuhan afiks dalam proses transposisi verba ke
nonima dalam bahasa Wanci yakni melalui pelekatan sufiks dan prefiks. Proses
reduplikasi dalam transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci terdiri dari
pengulangan seluruh, pengulangan sebagian dan pengulangan yang berkombinasi
dengan pembubuhan afiks. Pemajemukan dalam transposisi verba ke nomina
dilakukan dengan menggabungkan dua kata dan menimbulkan arti baru.
Kemudian, Transposisi dari kelas kata yang satu ke kelas kata yang lain
akan menimbulkan perubahan makna seperti halnya dalam bahasa Wanci. Proses
transposisi verna ke nomina dalam bahasa Wanci menyebabkan perubahan makna
pada verba tersebut. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya afiksasi,
reduplikasi dan pemajemukan. Pada proses afiksasi pada transposisi verba ke
nomina dalam bahasa Wanci mempunyai makna melakukan kegiatan atau
pekerjaan, menyatakan tempat melakukan pekerjaan. Proses reduplikasi pada
transposisi verba ke nomina dalam bahasa Wanci menimbulkan makna yang
menyatakan alat, menyatakan tempat, dan proses pemajemukan pada transposisi
verba ke nomina dalam bahasa Wanci menyatakan ‘tentang seseorang’.