bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas, kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SDN Kutoharjo 01 Pati mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS berpusat pada guru. Pembelajaran menggunakan metode ceramah saja. Guru tidak pernah melibatkan siswa dalam pembelajaran. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa pasif selama proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa, dari 25 siswa yang hadir, hanya ada 3 orang siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Sumber belajar yang digunakan guru adalah buku paket dan LKS sebagai sumber belajar utama. Guru tidak menggunakan alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa. Guru menggunakan RPP yang diberikan pemerintah tanpa dikembangkan lagi. Selain itu guru tidak mempelajari RPP sebelum pembelajaran. Terlihat pada saat proses belajar mengajar guru tidak menggunakan pendekatan, strategi ataupun model pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran IPS guru melakukan penilaian terhadap siswa yang berupa tes formatif yang mengandalkan kemampuan kognitif. KKM ditetapkan sebesar 80. Distribusi skor dari hasil belajar IPS siswa kelas V SD yang diperoleh dari tes formatif disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Skor Hasil Belajar IPS Pra Siklus
No Skor Frekuensi Persentase (%) 1 80 7 28 2 70 2 8 3 60 10 40 4 50 6 24
Total 25 100
30
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 72 % dari seluruh siswa tidak tuntas belajar IPS. Hanya 28 % saja siswa yang tuntas. Tabel 4.1 dapat digambarkan dengan diagram batang seperti dalam gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan hasil belajar IPS Pra Siklus
Dari gambar 4.1. diagram batang ketuntasan hasil belajar IPS menunjukkan
bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas lebih besar dari jumlah siswa yang tuntas. Dari data tersebut perlu upaya perbaikan pembelajaran melalui PTK. PTK yang dilakukan saat ini telah disetujui oleh guru kelas 5 SDN Kutoharjo 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan penilaian tes (tes formatif) dan non tes (pengamatan unjuk kerja). 4.1.2. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus 1 ini terdiri dari satu perencanaan dengan dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil yang diperoIeh pada tahap observasi yang sudah dilakukan di SDN Kutoharjo 01 Kecamatan Pati Kota Kabupaten Pati, PTK dilakukan bekerjasama dengan guru kelas 5, untuk mengadakan kesepakatan tentang materi pembelajaran yang akan disajikan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru merancang Rencana PeIaksanaan Pembelajaran (RPP) (lihat Lampiran 3 ) dengan KD Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha, dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta
0
5
10
15
20
Tuntas Tidak tuntas
Tuntas Tidak tuntas
31
kegiatan ekonomi di Indonesia. Menyiapkan materi pembelajaran tentang makna
peninggalan – peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia, menyiapkan media pembelajaran yang berupa gambar-gambar candi, kerajaan, dan prasasti, menggunakan sumber belajar buku IPS BSE kelas V dan menyiapkan perangkat penilaian yang berupa kisi-kisi penilaian, instrumen penilaian.
2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). a. Pertemuan 1 Siklus I
1) Pendahuluan a) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. b) Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan c) Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD d) Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab guru tentang peninggalan – peninggalan
sejarah Hindu 2) Kegiatan Inti
a) Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota tiap kelompok b) Siswa menyimak gambar candi dan peninggalan – peninggalan sejarah Hindu,
guru memfasilitasi c) Siswa mengidentifikasi 5 kerajaan Hindu d) Siswa perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Guru bertindak sebagai fasilitator. e) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. f) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke skor berikutnya setelah mereka melalui kegiatan kelompok.
3) Kegiatan Penutup a) Siswa (yang ditunjuk secara acak) mengkomunikasikan pengalamannya
selama menyelesaikan kuis secara individual dan kelompok b) Siswa dan guru melakukan refleksi
32
Pertemuan 2 siklus I
1) Kegiatan Pendahuluan a) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama b) Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil yang diharapkan. c) Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD d) Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab guru tentang peninggalan-peninggalan
sejarah Hindu. 2) Kegiatan Inti
a) Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota tiap kelompok. b) Siswa menyimak materi makna peninggalan sejarah Hindu di Indonesia. c) Siswa menjelaskan peninggalan sejarah Hindu tertua di Indonesia dengan mengisi
LKS. d) Siswa membuat kesimpulan tentang peninggalan sejarah Hindu tertua di Indonesia. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.
3) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok. 4) Kegiatan penutup
a) Siswa (yang ditunjuk secara acak) mengkomunikasikan pengalamannya selama
menyelesaikan kuis secara individual dan kelompok. b) Siswa dan guru melakukan refleksi.
3. Refleksi
Dari hasil observasi, kekurangan yang nampak pada diri siswa dalam pembelajaran adalah:
a. Ada 3 anak yang tidak menyimak materi. b. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang, nampak ada siswa
yang belum berani mempresentasikan prasasti c. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, nampak pada saat
diskusi ada siswa yang masih mengobrol sendiri. d. Hanya ada 8 siswa yang bisa menjawab kuis
Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain :
33
a. 15 siswa (60%) siswa senang dengan metode pembelajaran yang dilakukan, hal
ini telihat dari antusias mereka dalam mengikuti pembelajaran. b. 8 Siswa (32) sudah bisa menyimpulkan dan materi yang sudah di pelajari. c. 20 Siswa (80%) sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. d. Semua siswa dapat mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban
teman. Adapun kekurangan dalam pertemuan I dilakukan perbaikan dengan
meningkatkan pengetahuan siswa tentang model pembelajaran disamping itu penggunaan media yang lebih bervariasi. Perbaikan ini sebagai dasar untuk merancang siklus II. Observasi yang dilaksanakan dalam siklus 1 dilakukan oleh observer yaitu rekan sejawat dari guru kelas 5. Hasil dari observasi aktifitas guru dituangkan pada tabel 4.2.
TABEL 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Siklus I
Aspek No Indikator Petemuan 1 Petemuan 2 Petemuan 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
PERSIAPAN
1 Menyusun RPP √ √ √ 2 Menyusun materi peninggalan sejarah Hindu √ √ √ 3 Menyiapkan media gambar candi √ √ √ 4 Menyiapkan perangkat penilaian
Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa √ √ √
KEGIATAN INTI
Kegiatan Awal 5 Guru bersama siswa berdoa bersama √ √ √ 6 Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar √ √ √ 7 Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD √ √ √ 8 Apersepsi, tanya jawab tentang peninggalan-peninggalan
sejarah Hindu
√ √ √
Kegiatan Inti 9 Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota √ √ √
10 Siswa menyimak gambar candi √ √ √ 11 Siswa mengidentifikasi 5 kerajaan Hindu √ √ √ 12 Siswa menanya tentang peninggalan sejarah Hindu √ √ √ 13 Siswa menyimak materi sejarah peninggalan Hindu √ √ √ 14 Setiap kelompok menerima LKS √ √ √ 15 Siswa membuat kesimpulan √ √ √ 16 Siswa mengikuti kuis √ √ √ 17 Siswa yang menjawab betul mendapat penghargaan √ √ √ 18 Siswa mempresentasikan prasasti hindu di Indonesia √ √ √
PENUTUP
Kegiatan Akhir
19 Siswa mengerjakan tes √ √ √ 20 Siswa dan guru melakukan refleksi √ √ √
JUMLAH 14 6 15 5 16 4 Keterangan : 1. >10 = kurang 2. 11 – 15 = cukup 3. 16 – 18 = baik 4. 19 – 20 = sangat baik.
34
Siklus I pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran STAD
diperoleh penilaian oleh obsever dengan kategori baik dengan nilai 16 yaitu pada pertemuan 3 siklus 1. Dalam kegiatan yang dilaksanakan masih ada kekurangan yaitu guru belum mempersiapkan RPP, tidak mentiapkan gambar candi, apersepsi, siswa tidak mendapat penghargaan jika menjawab betul, dan ada siswa yang belum berani mempresentasikan prasasti Hindu di Indonesia. Disamping penilaian untuk guru juga dilakukan penilaian keaktifan siswa. Hasil dari penilaian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Membentuk kelompok 5 orang v v v 2 Siswa menyimak gambar candi v v v 3 Siswa mengidentifikasi 5 kerajaan Hindu v v v 4 Siswa menanya tentang peninggalan sejarah
Hindu v v v
5 Siswa menyimak materi sejarah peninggalan Hindu
v v v
6 Siswa membuat kesimpulan v v v 7 Siswa mengikuti kuis v v v 8 Siswa yang menjawab betul mendapat
penghargaan v v v
9 Siswa mempresentasikan prasasti hindu di Indonesia
v v v
10 Siswa mengerjakan tes v v v Jumlah 6 4 7 3 8 2
Dari tabel 4.3 pada pertemuan 1 dapat dilihat bahwa siswa tertarik dengan materi
yang diberikan guru. Siswa juga mengerjakan tugas yang diberikan secara kelompok.
Namun tidak semua siswa aktif ada 5 anak yang pasif dalam mempresentasikan prasasti. Mereka hanya duduk bersama kelompoknya tetapi tidak ikut membantu memecahkan masalah. Demikian pula ketika guru mengajukan pertanyaan/ kuis, ada 8 siswa yang berani menjawab. Pada pertemuan 2, masih ada 3 anak yang belum berani mempresentasikan prasasti Hindu, ada beberapa anak yang menjawab pertanyaan guru dengan benar tetapi guru lupa memberikan penghargaan, dan ada 5 anak yang masih bingung dalam mengidentifikasi kerajaan Hindu. Pada pertemuan 3 hasil yang didapat
35
lebih baik, hanya ada 2 anak yang belum berani mempresentasikan prasasti Hindu dan
ada 3 anak yang tidak menyimak materi, mereka malah berbicara dengan temannya. Pada akhir pembelajaran siklus I dilaksanakan evaluasi dengan menggunakan tes objektif dan tes uraian dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar IPS Siklus I
No Skor Hasil Belajar
Frekuensi Persentase
1. 100 2 8
2. 90 8 32
3. 80 9 36
4. 70 6 24
Jumlah 25 100
Dari tabel 4.4 dapat dianalisa siswa yang mendapat nilai 100 adalah sebanyak 2
siswa ( 8%) dan yang mendapat nilai terendah yaitu 70 sebanyak 6 siswa ( 24%). Dari tabel 4.4 dapat dianalisa persentase ketuntasan dari pelaksanaan siklus 1
dimana data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
No KKM Ketuntasan Siklus I Jumlah siswa Persentase (%)
1 < 80 Belum tuntas 6 24
2 ≥ 80 Tuntas 19 76
Jumlah 20 100
Skor rata-rata sebesar 80. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 80) adalah sebanyak 19 siswa (76%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (24%)
36
siswa. Dengan nilai rata-rata tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 70. Untuk Iebih jelasnya data nilai pada lampiran 8 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Ketuntasan belajar Siklus I
Siswa Kelas 5 Semester 1 SDN Kutoharjo 01 Tahun 2012/2013 Sedangkan kenaikan ketuntasan antara pra siklus dengan siklus I dapat dilihat
pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3
Diagram Perbandingan Ketuntasan belajar Pra Siklus dengan Siklus I Siswa Kelas 5 Semester 1 SDN Kutoharjo 01 Tahun 2012/2013
Dari hasil refleksi siklus I diharapkan praktikan memperbaiki Kekurangan siswa
dalam pembelajaran antara lain:
Juml
ah S
iswa
0
5
10
15
20
Tuntas Tidak tuntas
TuntasTidak tuntas
Juml
ah S
iswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus I
Tuntas Tidak Tuntas
37
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang,
2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang, 3. Siswa sudah cukup baik dalam memperhatikan penjelasan dan guru. 4. Hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi kelompok, 5. Hanya sebagian siswa yang bisa menjawab soal.
Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain: 1. Sebagian besar siswa senang dengan demonstrasi yang dilakukan, 2. Sebagian siswa sudah bisa menyimpulkan dan materi yang sudah di pelajari. Pada siklus II dilakukan perbaikan agar dalam pelaksanaan pembelajaran
berikutnya menjadi lebih baik dan sesuai dengan indikator kinerja yang ingin dicapai.
4.1.3. Siklus II 1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada siklus II ini terdiri dari satu perencanaan pertemuan, yaitu pertemuan siklus I. Berdasarkan hasil yang diperoIeh pada siklus I yang sudah dilakukan di SDN Kutoharjo 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati peneliti berkerjasama dengan guru kelas 5 dengan melakukan diskusi mengenal materi pembelajaran yang akan
disajikan serta metode pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) yang digunakan pada kegiatan pembelajaran khususnya pada kelas 5 semester I pada mata pelajaran IPS sebelum melakukan kegiatan mengajar pada pertemuan I, maka guru menyiapkan materi pembelajaran berupa buku, yang dapat menunjang proses pembelajaran siswa.
Guru merancang Rencana PeIaksanaan Pembelajaran (lihat Lampiran 4) pokok bahasan Menghargai berbagai peninggalan dan sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu¬-Budha, dan Islamdi Indonesia. Siswa Kemudian guru menyajikan pengalaman belajar yang bersifat memotivasi yaitu dengan melakukan kegiatan metode pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) dengan Iangkah-Iangkah pembelajaran sebagai berikut: langkah membentuk kelompok 5 orang, menyimak materi peninggalan – peninggalan sejarah yang berskala nasional dan masa–masa Budha di Indonesia, mengerjakan LKS, membuat kesimpulan, kuis, dan penghargaan
38
Guru juga perlu mempersiapkan perlengkapan media media pembelajaran dan
buku-buku pendamping. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi dengan menggunakan tes objektif dan tes uraian. 2. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan
Pada tahap Pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, dimana pada tahap pertemuan I berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). a. Pertemuan 1 Siklus II
1. Pendahuluan a) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama. b) Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan c) Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD d) Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab guru tentang peninggalan – peninggalan
sejarah Hindu 2. Kegiatan Inti
a) Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota tiap kelompok b) Siswa menyimak gambar candi dan peninggalan – peninggalan sejarah Budha,
guru memfasilitasi c) Siswa mengidentifikasi 2 kerajaan Budha d) Siswa perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Guru bertindak sebagai fasilitator. e) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. f) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan individual dari skor dasar ke skor berikutnya setelah mereka melalui kegiatan kelompok.
3. Kegiatan Penutup c) Siswa (yang ditunjuk secara acak) mengkomunikasikan pengalamannya
selama menyelesaikan kuis secara individual dan kelompok d) Siswa dan guru melakukan refleksi
39
Pertemuan 2 siklus II 1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru bersama siswa berdoa bersama-sama b) Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil yang diharapkan. c) Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD d) Apersepsi, yaitu melalui tanya jawab guru tentang peninggalan-peninggalan
sejarah Budha. 2) Kegiatan Inti
a) Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota tiap kelompok. b) Siswa menyimak materi makna peninggalan sejarah Budha di Indonesia. c) Siswa menjelaskan peninggalan sejarah Budha tertua di Indonesia dengan
mengisi LKS. d) Siswa membuat kesimpulan tentang peninggalan sejarah Budha tertua di
Indonesia. e) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. f) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok.
3) Kegiatan penutup
a) Siswa (yang ditunjuk secara acak) mengkomunikasikan pengalamannya selama menyelesaikan kuis secara individual dan kelompok.
b) Siswa dan guru melakukan refleksi.
Pelaksanaan siklus 2 dilakukan observasi proses pembelajaran siklus 2 observasi dilakukan oleh observer / rekan sejawat yang merupakan guru kelas 5. Hasil dari observasi dituangkan pada tabel 4.6. .
40
TABEL 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Siklus I
Aspek No Indikator Petemuan 1 Petemuan 2 Petemuan 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
PERSIAPAN
1 Menyusun RPP √ √ √ 2 Menyusun materi peninggalan sejarah Hindu √ √ √ 3 Menyiapkan media gambar candi √ √ √ 4 Menyiapkan perangkat penilaian
Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa √ √ √
KEGIATAN INTI
Kegiatan Awal 5 Guru bersama siswa berdoa bersama √ √ √ 6 Siswa menyimak tujuan belajar dan hasil belajar √ √ √ 7 Siswa menyimak informasi cara belajar model STAD √ √ √ 8 Apersepsi, tanya jawab tentang peninggalan-peninggalan
sejarah Hindu
√ √ √
Kegiatan Inti 9 Siswa membentuk kelompok belajar dengan 5 anggota √ √ √
10 Siswa menyimak gambar candi √ √ √ 11 Siswa mengidentifikasi 5 kerajaan Hindu √ √ √ 12 Siswa menanya tentang peninggalan sejarah Hindu √ √ √ 13 Siswa menyimak materi sejarah peninggalan Hindu √ √ √ 14 Setiap kelompok menerima LKS √ √ √ 15 Siswa membuat kesimpulan √ √ √ 16 Siswa mengikuti kuis √ √ √ 17 Siswa yang menjawab betul mendapat penghargaan √ √ √ 18 Siswa mempresentasikan prasasti hindu di Indonesia √ √ √
PENUTUP
Kegiatan Akhir
19 Siswa mengerjakan tes √ √ √ 20 Siswa dan guru melakukan refleksi √ √ √
JUMLAH 17 3 18 2 19 1 Keterangan :
1. >10 = kurang 2. 11 – 15 = cukup 3. 16 – 18 = baik 4. 19 – 20 = sangat baik.
Siklus II pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Metode STAD diperoleh penilaian dengan kategori baik sekali dengan nilai 19 pada pertemuan 3 siklus II. Dalam kegiatan yang dilaksanakan masih ada kekurangan yaitu siswa tidak menyimak pembelajaran STAD. Disamping penilaian untuk guru dilakukan pula penilaian untuk siswa dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
41
Tabel 4.7 Hasil Observasi Keaktifan Siswa
No Indikator Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Membentuk kelompok 5 orang v v v 2 Siswa menyimak gambar candi v v v 3 Siswa mengidentifikasi 5 kerajaan Hindu v v v 4 Siswa menanya tentang peninggalan sejarah
Hindu v v v
5 Siswa menyimak materi sejarah peninggalan Hindu
v v v
6 Siswa membuat kesimpulan v v v 7 Siswa mengikuti kuis v v v 8 Siswa yang menjawab betul mendapat
penghargaan v v v
9 Siswa mempresentasikan prasasti hindu di Indonesia
v v v
10 Siswa mengerjakan tes v v v Jumlah 7 3 8 2 9 1
Pada tabel 4.7 pada pertemuan 1 dapat dilihat bahwa siswa tertarik dengan materi yang diberikan guru. Siswa juga mengerjakan tugas yang diberikan secara kelopok. Namun tidak semua siswa aktif. Ada 2 anak yang pasif dalam mempresentasikan prasasti dan siswa yang menjawab betul belum mendapat penghargaan dari guru. Pada pertemuan 2 masih ada 1 anak yang belum berani mempresentasikan prestasi budha. Pada pertemuan 3 hasil yang didapat lebih baik hanya ada 2 anak yang tidak menyimak materi, mereka masih berbicara dengan temannya. Pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan evaluasi dengan menggunakan kuis dan tes formatif dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar IPS Siklus II
No Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1. 100 7 28 2. 90 9 36 3. 80 7 28 4. 70 2 8
Jumlah 25 100
42
Dari tabel 4.8 dapat dianalisa siswa yang mendapat nilai tertingi 100 adalah
sebanyak 7 siswa ( 28%) dan yang mendapat nilai terendah yaitu 70 sebanyak 2 siswa ( 8%).
Tabel 4.9 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus II
No Nilai Ketuntasan Siklus II
Jumlah siswa Persentase (%) 1 ≤ 80 Belum tuntas 2 8 2 ≥ 80 Tuntas 23 92 Jumlah 25 100 Rata-rata 86
Dari tabel 4.9 dapat dilihat adanya peningkatan nilai ketuntasan siswa
dalam pelajaran IPS . Pada siklus II terdapat 2 siswa (8%) yang belum mencapai KKM, dan ada 23 siswa atau 92% siswa yang sudah mencapai KKM. Dengan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 70. Masih adanya 2 siswa yang belum tuntas disebabkan :
1. Daya tangkap dalam pembelajaran kurang, 2. Siswa yang belum tuntas kurang berani mengemukakan pendapat,
mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan sehingga kurangnya komunikasi dengan guru menyebabkan kurang pahamnya akan materi yang diajarkan.
3. Rendahnya keinginan dan motivasi anak untuk belajar, mereka lebih tertarik untuk bermain bersama teman sebaya.
4. Kurang adanya dukungan dari keluarga terutama orang tua dengan perkembangan belajar anak. Kebanyakan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga kurang memperhatikan perkembangan anak.
Berdasarkan paparan penyebab masih adanya siswa yang belum tuntas guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mendapat nilai rendah
yaitu dengan memberikan pelajaran tambahan, memberikan latihan soal yang lebih banyak dan memberikan nasihat untuk lebih rajin belajar.
43
2. Memberikan pesan kepada orang tua atau keluarga untuk lebih
memperhatikan perkembangan anak. 3. Selalu memperhatikan perkembangan kemampuan anak, sehingga
kelemahan-kelemahannya dapat segera teratasi Untuk Iebih jelasnya data nilai dapat dibuat diagram seperti pada gambar
4.4.
Gambar 4.4
Diagram Distribusi Ketuntasan belajar Siswa Kelas 5 Semester 1 SDN Kutoharjo 01 Tahun 2012/2013
Sedangkan kenaikan ketuntasan antara pra siklus, siklus I dengan siklus II
dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut
0
5
10
15
20
25
Siklus II
TuntasBelum Tuntas
Juml
ah S
Iswa
44
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Ketuntasan belajar
Pra Siklus, Siklus I dengan Siklus II
4.2 Hasil Analisis Data 1. Siklus I
Analisis penelitian setelah menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran IPS diperoleh hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 4.8
Distribusi ketuntasan belajar Siklus I
No Nilai Ketuntasan Siklus I
Jumlah siswa Persentase (%)
1 < 80 Belum tuntas 6 24
2 ≥ 80 Tuntas 19 76 Jumlah 25 100 Nilai Rata-rata 80
Juml
ah S
iswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas belum tuntas
45
Gambar 4.6 Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I
Siswa Kelas 5 Semester I SDN Kutoharjo 01
Berdasarkan diagram diatas dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi siswa yang belum tuntas (KKM 80) adalah sebanyak 6 siswa atau 24% sedangkan siswa yang tuntas 19 siswa atau 76%.
2. Siklus II
Analisis penelitian setelah menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam pembelajaran IPS diperoleh hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi ketuntasan belajar Siklus II Siswa Kelas 5 SDN Kutoharjo 01
No Nilai Ketuntasan Siklus II Jumlah siswa Persentase(%)
1 < 80 Belum tuntas 2 8 2 ≥ 80 Tuntas 23 92 Jumlah 25 100 Rata-rata 86
Juml
ah S
iswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Tuntas Belum tuntas
Tuntas Belum tuntas
46
Gambar 4.7 Diagram Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus II
Siswa Kelas 5 Semester I SDN Kutoharjo 01
Berikut ini pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa saat sebelum tindakan, pada siklus I dan pada siklus II ditunjukan tabel 4.10
Tabel 4.10
Distribusi ketuntasan belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Siswa Kelas 5 SDN Kutoharjo 01
No
Nilai Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah siswa
Persentase(%)
Jumlah siswa
Persentase (%)
Jumlah siswa
Persentase (%)
1 Belum tuntas
18 72 6 24 2 8
2 Tuntas 7 28 19 76 23 92
Jumlah 25 100 25 100 25 100
Berdasarkan tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.10 dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 25 dalam mata pelajaran
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
TuntasTidak Tuntas
Jum
lah
Sisw
a
47
IPS , terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 7 siswa dan 18 siswa belum tuntas. Setelah dilaksanakan siklus I dan siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 siswa atau 92%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap klasifikasi siswa yang belum tuntas, sebelum diadakan tindakan terdapat 18 siswa yang belum tuntas dari jumlah siswa kelas 5 sebanyak 25 siswa , dan pada siklus I dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar 85%, hal ini dipengaruhi adanya pembelajaran dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) siswa lebih tertarik, tidak membosankan karena terjadi komunikasi dan interaksi yang baik sehingga siswa akan selalu memperhatikan apa yang diajarkan guru.
Metode ini juga efektif untuk mengurangi kebosanan siswa dalam menerima pelajaran, interaksi yang terjadi antara guru dan siswa meningkatkan motivasi belajar mereka khususnya pembelajaran IPS . Diagram ketuntasan sebelum siklus dilaksanakan serta siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar dibawah :
Gambar 4.9
Diagram Perbandingan Ketuntasan belajar Pra Siklus, Siklus I dengan Siklus II
Siswa Kelas 5 Semester 1 SDN Kutoharjo 01 Tahun 2012/2013
Juml
ah S
iswa
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Pra Siklus Siklus I Siklus II
48
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan dikelas 5 SDN Kutoharjo 01
Kecamatan Pati Kab. Pati menyatakan tingkat pemahaman siswa kelas 5 khususnya mata pelajaran IPS masih rendah, hasil belajar siswa masib banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini salah satu penyebabnya adalah karena guru dalam penyampaian pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan hasil belajar yang rendah yaitu siswa yang nilainya memenuhi KKM sebanyak 10 siswa atau 40% dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Terlihat pula kenaikan nilai rata-rata kelas .jika pada pra siklus nilai rata-rata yang dicapai adalah 60, lalu meningkat menjadi 80 pada siklus I , menjadi 86 pada siklus II.
Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan telah mampu menangkap materi yang disajikan guru, sedangkan siswa yang belum bisa menangkap materi oleh guru karena daya tangkap mereka yang kurang bila menangkap materi ajar. Pemahaman belajar siswa didapatkan dan hasil nilai siklus I dan siklus II
1. Siklus I Dengan menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division), siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 80) sebanyak 6 siswa dan yang mendapat nilai yang memenuhi KKM sebanyak 19 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50
2. Siklus II Dengan menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) pendekatan Demonstrasi, siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 80) sebanyak 2 siswa dan yang mendapat nilai yang memenuhi KKM sebanyak 23 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapat pada siklus I dan siklus II didapatkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) pada
49
pelajaran IPS kelas 5 semester I SDN Kutoharjo 01 Pati yang akhirnya
bermuara pada hasil belajar yang mengalami peningkatan.