bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 … › bitstream › 123456789...kelas, 1 guru mata...
TRANSCRIPT
-
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu
deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II.
Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di
dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan
penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan
tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama
halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian
deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.
4.1.1 Deskripsi Prasiklus
Penelitian ini dilakukan di SDN Tlogo Tuntang pada Semester II Tahun
Pelajaran 2015/2016. Sekolah Dasar Negeri Tlogo memiliki tenaga pendidik dan
kependidikan dengan jumlah 17 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 9 Guru
Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Penjas Orkes, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam, 1 Guru keterampilan, 1 Guru Anak Berbakat, 1 Guru Mata
Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Baca Tulis Alquran (BTQ) dan 1 Penjaga
Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Tlogo Tuntang
mempunyai latar belakang pendidikan S1. Penelitian pada PTK ini adalah siswa
kelas 5 SD Negeri Tlogo Tuntang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan
jumlah 35 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.6.
Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi
makhluk hidup dan lingkungan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.7. Mengidentifikasi
beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. Mata
Pelajaran IPA di kelas 5 SDN Tlogo Tuntang diampu oleh guru kelas 5 antara lain
pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu
-
48
Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Inggris, dan Penjas Orkes, Keterampilan,
Baca tulis Alquran. Ibu Suwarniati merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru
SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup
berkompeten dalam bidangnya tersebut.
Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Kamis, 10 Maret
2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dan siswa kelas 5 di SDN Tlogo tuntang. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang
rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat
kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah
dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari
sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran
IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat
terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan
sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi,
siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung
mengacuhkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Keadaan semacam
ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses
belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga
merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas 5 SDN Tlogo tuntang, faktor penyebab lain yang berasal dari guru
yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu
masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau
belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan
ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan
pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis.
-
49
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan
guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk
menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah
merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa,
menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru
cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh
pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep
tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di
dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Tlogo Tuntang,
hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang
berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam
memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada
aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi
pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Pada proses pembelajaran mengenai
hasil penilaian RPP dijelaskan dalam beberapa aspek yang dilihat pada tabel 4.1
berikut :
Tabel 4.1
Hasil penilain RPP
Aspek yang diamati
Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Perumusan indikator
pembelajaran
1,3 2 7
Pemilihan dan pengorganisasian
materi ajar
7 4,5,6 7
Pemilihan sumber belajar/media
pembelajaran
8,9,10 3
Skenario/kegiatan pembelajaran 12,13,
14,15
11 7
TOTAL 8 7 1 0 24
Berdasrkan tabel 4.1 hasil penilaian RPP dapat diketahui indikator yang
mendapat skor 1 sebanyak 8 item, indikator dengan skor 2 sebanyak 7 item, dan
indikator dengan skor sebanyak 1item sehingga jumlah keseluruhan skor yang
-
50
diperoleh 24. Pada aspek perumusan indikator pembelajaran terdiri dari 3
indikator yaitu indikator nomor 1,3 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 2
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 7 skor. Pada aspek
pemilihan dan pengorganisasian materi ajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator
nomor 4,5,6 mendapat skor 2 dan indikator nomor 7 mendapat skor 1 sehingga
mendapat 8 skor. Pada aspek pemilihan sumber belajar/media pembelajaran terdiri
dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8,9,10 mendapat skor 2 sehingga jumlah
skor aspek 3 mendapat 6 skor. Pada aspek skenario/kegiatan pembelajaran terdiri
dari 5 indikator yaitu nomor 11 mendapat skor 2 dan indikator nomor 12,13,14,15
mendapat skor 1 sehingga mendapat 7 skor. Total keseluruhan skor hasil penilaian
RPP Prasiklus adalah 24 skor. Prasiklus dapat dilihat pada diagram 41. Berikut :
Gambar 4.1 Hasil Penilain RPP
Pada penilaian proses pembelajaran mengenai aktivitas guru pada
prasiklus dapat dijelaskan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus
Skor Penilaian Jumla
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4
Ban
yakn
ya S
kor
Aspek yang diamati
-
51
Aspek yang
diamati
1 2 3 4 h
Skor
Kegiatan Awal 1,2 4
Kegiatan inti 5,6,7,8,9,10,11,12 3,4 12
Penutup 13 1
TOTAL 9 4 0 0 17
Berdasrkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat
diketahui indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 9 item, indikator dengan skor
2 sebanyak 4 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 17. Pada
aspek kegiatan awal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh
skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 9 skor. Pada aspek kegiatan inti
terdiri dari 10 indikator yaitu 5,6,7,8,9,10,11,12 mendapat skor 1 dan indikator
nomor 3,4 mendapat skor 2 sehingga mendapat jumlah skor aspek 2 mendapat 12
skor. Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 13
mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat 1 skor. Total
keseluruhan skor hasil penilaian observasi aktivitas guru prasiklus adalah 17 skor.
Pada penilaian proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa pada
prasiklus dapat dijelaskan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus
Aspek yang
diamati
Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kegiatan Awal 1,2 4
Kegiatan inti 3,4,5,6,7,8,9, 7
Penutup 10 1
TOTAL 8 2 0 0 12
Berdasrkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat
diketahui indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 8 item, indikator dengan skor
2 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 12. Pada
-
52
aspek kegiatan awal terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh
skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 4 skor. Pada aspek kegiatan inti
terdiri dari 7 indikator yaitu 3,4,5,6,7,8,9 mendapat skor 1 sehingga mendapat
jumlah skor aspek 2 mendapat 7 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator
yaitu indikator nomor 10 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat
1 skor. Total keseluruhan skor hasil penilaian observasi aktivitas guru prasiklus
adalah 12 skor.
Berdasarkan penjabaran mengenai penilaian proses pembelajaran IPA
prasiklus meliputi penilaian RPP, hasil observasi aktivitas guru dan siswa maka
diperoleh data hasil keseluruhan proses pembelajaran IPA kelas 5 SD Negri Tlogo
pada prasiklus dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Penilaian Proses Pembelajaran IPA Prasiklus
No Aspek Penilaian Proses
Pembelajaran
Skor Persentase
1 Penilaian RPP 24 45%
2 Observasi aktivitas guru 17 30%
3 Observasi aktivitas siswa 12 23%
Nilai skor rata-rata 19
Persentase Total 50%
Berdasarkan tabel 4.4 penilaian proses pembelajaran IPA prasiklus dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran masih rendah atau kurang hal ini dapat
dilihat dari aspek penilaian proses pembelajaran pada observasi aktivitas guru
hanya terdapat 17 dengan persentase 30 %, observasi aktivitas siswa mendapat
skor 12 dengan persentase 23%, dan penilaian mendapat skor 24 dengan
persentase 45 sehingga nilai skor rata-rata adalah 19 skor dengan persentase
36,5%.
Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata
pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).
Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Tlogo Tuntang yang telah
ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.
-
53
Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Tlogo sebelum
pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas
5 SDN Tlogo semester 2 tahun 2015/2016. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Destribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1 50-56 12 34,3%
2 57-63 6 18,75%
3 64-70 5 15,6%
4 71-77 3 9%
5 78-83 3 9%
6 84-90 3 9%
7 91-100 1 3%
Jumlah siswa 32 100%
Nilai rata-rata 59,93
Nilai tertinggi 91
Nilai terendah 50
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA
dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih
memperoleh nilai di bawah KKM 70. Sebanyak 23 siswa dari total keseluruhan 32
siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 9 siswa yang
berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari tabel tersebut
diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 50-56 sejumlah 12 siswa
dengan persentase 34,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 57-63
sejumlah 6 siswa dengan persentase 18,75% dari jumlah keseluruhan siswa,
rentang nilai 64-70 sejumlah 5 siswa dengan persentase 15,6% dari jumlah
keseluruhan siswa, rentang nilai antara 71-77 sejumlah 3 siswa dengan persentase
9,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 78-83 sejumlah 3 siswa dengan
persentase 9,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-90 sejumlah 2
siswa dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 91-
100 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,1% dari jumlah keseluruhan siswa .
-
54
Dari daftar nilai pada kondisi awal (Prasiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 90 dan nilai terendah 50 untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester II
dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4.5
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai pada prasiklus/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk
tabel 4.6
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Presentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 9 11%
2. Belum
Tuntas
< 70 23 89%
Jumlah 32 100%
Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebelum tindakan dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM
≥ 70) sejumlah 23 siswa atau 89% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase
11% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil
0
2
4
6
8
10
12
14
50-56 57-63 64-70 71-77 78-83 84-90 91-100
Ban
yak
sisw
a
Rentang Nilai
3% 6,25%
9% 9%
15,6% 18,75%
34,3%
-
55
dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan
minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.6
berikut.
Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai
ulangan mata pelajaran IPA semester II siswa kelas 5 SDN Tlogo maka peneliti
merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran Numbered Head Together, sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada
siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang
dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan
tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together
Tuntas 11%
Tidak Tuntas 89%
-
56
meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan
tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi
yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan
pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga masing-masing pertemuan berlangsung
selama 2x35 menit, dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Maret.
Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Suwarniati selaku guru kelas
5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi
yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan
tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar
kompetensi (SK) yakni 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dengan kompetensi dasar
(KD) 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan
dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Indikator yang dipakai pada
pertemuan pertama yakni (1) Mendefinisikan pengertian peristiwa alam yang
terjadi di Indonesia, (2) Menentukan ciri-ciri dari peristiwa alam yang terjadi, (3)
Menentukan alat pengukur gempa, cuaca dan iklim. Setelah menentukan SK, KD,
dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Peneliti juga menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu
berupa gambar peristiwa alam, gambar alat pengukur cuaca dan iklim, LKS, dan
jawaban. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, dan lembar
observasi aktivitas siswa.
1) Pertemuan Kedua
Rencana tindakan pada siklus I pertemuan ke dua merupakan tindak lanjut
dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalah
(1) Menentukan peristiwa alam yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah,
-
57
(2) Menentukan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan,
dan lingkungan, (3) Menentukan bentuk upaya mencegah banjir dan tanah
longsor. Peneliti menyiapkan alat peraga yang menunjang pembelajaran berupa
gambar macam-macam peristiwa alam, tanah berumput, tanah yang tidak
berumput, alas untuk menaruh tanah, dan gelas yang berisi air.
2) Pertemuan Ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan sebagai
tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada
siklus I. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan obsevasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi
kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.
1). Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 28 Maret 2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan
pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ibu
Suwarniati selaku guru kelas 5 SDN Tlogo sebagai observer untuk mengamati
aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Numbered
Head Together pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang
telah disediakan oleh peneliti yakni berupa lembar observasi aktivitas guru dan
lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda centang (√) pada
kolom skor yang telah disediakan. Langkah – langkah pembelajaran pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah
semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan
-
58
mengucapkan salam, kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
dan melakukan absensi. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswanya
bernyanyi lagu “Tik-Tik Bunyi Hujan” dan dilanjutkan tanya jawab berupa
pertanyaan yang mengarahkan ke materi yang akan dibahas, kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan informasi mengenai macam –
macam peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia dengan menggunakan alat
peraga berupa gambar yakni banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami,
angin puting beliung, dan gempa bumi, selain itu guru menyampaikan materi
mengenai macam-macam alat pengukur cuaca dan iklim dengan menggunakan
gambar yaitu sismograf, anemometer, barometer, dan penakar hujan.
Penyampaian informasi atau materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan
ceramah, tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi
agar siswa terdorong mengemukakan gagasan yang berkaitan dengan materi.
Setelah siswa menguasai materi, guru menjelaskan tata cara permainan Numbered
Head Together. Guru memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke
dalam 6 kelompok dengan cara siswa berhitung dari kiri ke kanan 1-5 yang
masing – masing terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-
beda. Siswa duduk sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan
kelompok lain. Guru membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja
sama untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru
berkeliling untuk mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan
membantu. Setelah masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan,
kemudian guru akan memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai
nomor tersebut akan maju didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok tersebut dan kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang
jawaban dari kelompok tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan
tentang materi yang telah dibahas.
a. Kegiatan Akhir
-
59
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari, Refleksi, tindak lanjut dan penanaman nilai
moral.
1) Hasil Observasi
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu
terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT
dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses
pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 16 aspek dan
hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 16 aspek. Masing-masing aspek dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang , skor 2
berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor
akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria
penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor 0% -60 % berarti kurang
sekali (E), nilai 61%-70% berarti kurang (D), nilai 71%-80% berarti cukup baik
(C), nilai 81%- 90% berarti baik (B) dan nilai 91% - 100% berarti baik sekali (A).
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mennyiapkan alat dan bahan
pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa
1, 2 8
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
3 4 7
Menyajikan/ menyampaikan
materi
5,7 6 10
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
8,10 9 10
Membimbing diskusi kelompok
belajar
11 2
Memanggil setiap kelompok
untuk presentasi
12,13 6
-
60
Memberikan konfirmasi tentang
kebenaran hasil presentasi
14 2
Membuat kesimpulan 15,16 6
TOTAL 2 9 5 51
KRITERIA Baik
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 9, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 5 item, aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 item, dan total skor
seluruhnya 51. Pada aspek mennyiapkan alat dan bahan pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor
4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan
menyampaikan tujuan nomor indikator 3 mendapat skor 3 dan indikator 4
mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek menyajikan materi nomor
indikator 5,7 mendapat skor 3, indikator 6 mendapat skor 4 sehingga berjumlah
10. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator
8,10 mendapat skor 3 dan indikator 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10.
Aspek membimbing diskusi kelompok belajar indikator 11 mendapat skor 2
sehingga berjumlah 2. Kemudian pada aspek memanggil setiap kelompok untuk
presentasi indikator 12,13 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek
memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14
memperoleh skor 2 sehingga berjumlah 2. Selanjutnya pada aspek membuat
kesimpulan nomor indikator 15 dan 16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.8
Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan 1
-
61
Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla
h Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1 4
Memperhatikan penjelasan dari
guru
2,3 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
4,5
,6
7 9
Respon siswa terhadap
pembelajaran
8,9 8
Mengerjakan tugas dari guru 10 3
Kerjasama dengan tim 11,12 6
Siswa dapat memberikan tanggapan
dari hasil presentasi dari teman
yang maju
13,14 6
Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6
TOTAL 3 8 5 50
KRITERIA Baik
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 5 item, aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 3 item dan total skor
seluruhnya 50. Pada aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator 1 mendapat
skor 4 sehingga berjumlah 4, Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru
nomor indikator 2,3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 4,5,6 mendapat skor 2,
indikator 7 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 9, pada aspek respon siswa
terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah
8, aspek mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 10 mendapat skor 3,
kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11, 12 mendapat skor 3
sehingga berjumlah 6, pada aspek siswa dapat memberikan tanggapan dari hasil
presentasi dari teman yang maju nomor indikator 13,14 memperoleh skor 3
sehingga berjumlah 6. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi
nomor indikator 15,16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.
b) Pertemuan Kedua
-
62
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 30 Maret 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga
kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan pertama
mengenai peristiwa alam yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah,
dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan,
dan bentuk upaya mencegah banjir dan tanah longsor.
a. Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap
salam, berdoa bersama, kemudian mengadakan presensi. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan motivasi dengan menunjukkan suatu gambar banjir
yang melanda kota Jakarta. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai yaitu mengidentifikasi peristiwa alam (ciri-ciri peristiwa alam,
banjir, letusan gunung merapi, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran).
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, pertama–tama guru menyampaikan informasi
mengenai peristiwa alam yang dapat dicegah dan peristiwa alam yang tidak dapat
dicegah, selanjutnya mengenai dampak peristiwa alam terhadap kehidupan
manusia, hewan, dan lingkungan dan yang terakhir mengenai bentuk upaya yang
dilakukan untuk mencagah banjir dan tanah longsor. Penyampaian informasi atau
materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah, tetapi guru juga
melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa terdorong
mengemukakan gagasan yang berkaitan materi. Guru menyediakan alat peraga
berupa gambar mengenai contoh-contoh peristiwa alam. Setelah itu siswa
menyimpulkan atau mendeskripsikan peristiwa alam beserta cara pencegahannya
berdasarkan gamabar yang sudah disediakan. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa menegnai gambar tersebut. Setelah dirasa siswa menguasai materi,
guru menjelaskan tata cara permainan Numbered Head Together. Guru
memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok
-
63
dengan cara membagi siswa sesuai deretan tempat duduk yang masing – masing
terdiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa duduk
sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain. setiap
kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang peristiwa alam yang terjadi di indonesia dan guru berkeliling untuk
mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah
masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan
memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju
didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan
kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok
tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dibahas.
c. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang
materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dan tindak lanjut, pesan
moral yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
penerapan pembelajaran NHT pada siklus I pertemuan ke II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan 11
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mennyiapkan alat dan bahan
pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa
1, 2 8
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
3 4 7
Menyajikan/ menyampaikan
materi
6,7 5 7
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
8,9 10 10
Membimbing diskusi kelompok
belajar
11 4
-
64
Memanggil setiap kelompok
untuk presentasi
13 12 5
Memberikan konfirmasi tentang
kebenaran hasil presentasi
14 3
Membuat kesimpulan 15 16 7
TOTAL 1 8 7 51
KRITERIA Baik
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 7 item dan total skor seluruhnya 51. Pada aspek mennyiapkan alat dan
bahan pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, nomor
indikator 1,2 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3 mendapat skor 3
dan indikator 4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7, pada aspek menyajikan
materi nomor indikator 6,7 mendapat skor 3 dan nomor 5 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 7, pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok
belajar nomor indikator 8,9 mendapat skor 3 dan indikator 10 mendapat nilai 4
sehingga berjumlah 10, aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor
11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. Kemudian pada aspek memanggil
setiap kelompok untuk presentasi 13 mendapat skor 2 dan indikator nomor 12
mendapat skor 3 sehingga berjumlah 5, pada aspek memberikan konfirmasi
tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14 mendapat skor 3 sehingga
berjumlah 3. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 15
mendapat skor 3 dan nomor 16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan 11
-
65
Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla
h Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1 4
Memperhatikan penjelasan dari
guru
2,3 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6 4,5,7 11
Respon siswa terhadap
pembelajaran
8,9 8
Mengerjakan tugas dari guru 10 3
Kerjasama dengan tim 11 12,13 8
Siswa dapat memberikan tanggapan
dari hasil presentasi dari teman
yang maju
14 2
Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6
TOTAL 3 8 5 50
KRITERIA Baik
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 5 item dan total skor seluruhnya 50, pada aspek kesiapan siswa belajar
nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4, pada aspek
memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 2,3 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 8, pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor
indikator 4,5,7 mendapat skor 3 nomor indikator 6 mendapat skor 2 sehingga
berjumlah 11, aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9
mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11, pada aspek mengerjakan tugas dari guru
nomor 10 mendapat skor 3, kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11
mendapat skor 2 dan nomor 12, 13, mendapat skor 3 sehingga berjumlah 8, pada
aspek mengerjakan kuis indikator 14 memperoleh skor 2. Selanjutnya pada aspek
membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 15,17 mendapat skor 3
sehingga berjumlah 6.
a) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus 1 yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 April 2016 pukul 07.00-08.15.
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama,
-
66
pertemuan ke dua pada siklus I. Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis
dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran kemudian berdoa bersama menurut
agama dan kepercayaan masing - masing. Sebelum membagikan soal evaluasi,
guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya
kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal
evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan
pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing
siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi
jalannya tes dari awal sampai akhir, guru menutup kegiatan dengan mengucapkan
salam penutup.
4.1.2.3. Hasil Tindakan Siklus I
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil dari lembar
observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran
NHT pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II,
dan pertemuan III. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa
yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. Hasil belajar IPA
siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
Tabel 4.11
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase
1 55-61 9 28,1%
2 62-68 8 25%
3 69-75 4 12,5%
4 76-82 5 15,6%
5 83-89 3 6,25%
-
67
6 90-96 2 9,3%
7 97-100 1 3,1%
Jumlah siswa 32 100%
Nilai rata-rata 68,68
Nilai tertinggi 97
Nilai terendah 55
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi hasi belajar siswa siklus I yang
mendapat nilai 55-61 sebanyak 9 siswa dengan persentase 28,1%. Siswa yang
mendapat nilai 62-68 sebanyak 8 siswa dengan persentase 25%. Siswa yang
mendapat nilai 69-75 sebanyak 4 siswa dengan persentase 12,5%, Siswa yang
mendapat nilai 76-82 sebanyak 5 siswa dengan persentase 15,6%, dan Siswa yang
mendapat nilai 83-89 sebanyak 3 siswa dengan presentase 9,3%, Siswa yang
mendapat nilai 90-96 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,25%, Siswa yang
mendapat nilai 97-100 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,1%, Nilai rata-rata
yang diperoleh dari data hasil belajar siklus I adalah 68,68 dengan nilai tertinggi
95 dan nilai terendah 55. Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar
siswa siklus I maka dapat dibuat diagram batang seperti berikut ini:
Gambar 4.12 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai
siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-96 97-100
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai
28,1% 25%
12,5% 15,6%
9% 6,25%
3%
-
68
Tabel 4.12
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Presentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 15 18%
2. Belum Tuntas < 70 17 82%
Jumlah 32 100%
Dari tabel 4.12 ketuntasan hasil belajar pada siklus I dapat dijelaskan
bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang darai KKM < 70 sebanyak 17 atau
82% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai KKM ≥ 70
sebanayak 15 siswa dengan persentase 18% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang
diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan
peneliti sebesar 100%. Ketuntatasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat diihat
pada diagram berikut:
Gambar 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus I
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang
dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan
dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai
dengan indikator kinerja.
Belum
Tuntas 82%
Tuntas
18%
-
69
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 9
ite, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 2 item. Pada siklus I pertemuan 2
memperoleh skor 3 sebanyak 8, skor 4 sebanyak 7 dan skor 2 sebanyak 1 item.
Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada penyampaian materi
pembelajaran. Pada aspek ini guru sudah membimbing dalam pembelajaran
model NHT (6), guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik (7),
guru menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran (5), guru
menjelaskan materi pembelajaran secara runtut. Selain itu juga pada aspek
membimbing diskusi kelompok, pada aspek ini guru sudah membimbing siswa
melakukan diskusi dan memberi kesempatan siswa untuk berpendapat tentang
hasil pekerjaan kelompok yang presentasi di depan kelas. Dari hasil observasi
pada pertemuan 1 yang berjumlah 16 item mencapai persentase 89,5 % dan pada
pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 yaitu 89,5%.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi
aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 8
item, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 3. Pada siklus I pertemuan 2
memperoleh skor 3 sebanyak 8, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 3
item. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap
penjelasan guru. Pada aspek ini siswa sudah memperhatikan materi yang
disampaikan guru dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
dengan baik. Selain itu respon siswa dalam pembelajaran juga sudah baik, siswa
merasa senang dalam pembelajaran, tidak tegang dan takut. Dari skor penilaian
hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 68,68%
dan pada pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan ppertama yaitu 68,68 %.
Dari hasil observasi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I
masih terdapat beberapa kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum
maksimal, yaitu sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran NHT oleh kolaborator masih ada beberapa
aspek belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun,
-
70
dikarenakan kolaborator belum begitu paham tentang model pembelajaran
NHT.
2) Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang.
3) Masih banyak siswa yang merasa malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya
beberapa siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dan memberikan
tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju.
4) Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja.
Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan
konsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang
telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut
sebagai berikut :
1) Peneliti memberikan penjelasan kepada kolaborator tentang langkah-langkah
pembelajaran NHT.
2) Guru memberikan bintang untuk memacu aktivitas siswa, sehingga siswa aktif
bertanya dan menjawab pertanyaan.
3) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua
siswa ikut berpartisipasi.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan
dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan
dalam 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu penulis bersama guru
menentukan standar kompetensi (SK) yakni 7. Memahami perubahan yang terjadi
di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dengan
kompetensi dasar (KD) 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang
dapat mengubah permukaan bumi. Indikator yang dipakai pada pertemuan
-
71
pertama yakni (1) Mendefinisikan pengertian sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, (2) Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, (3) Menyebutkan kegiatan manusia yang mengubah permuakaan
bumi. (4) Menentukan dampak dari masing-masing kegiatan manusia yang dapat
mengubah permukaan bumi.
Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran yaitu berupa gambar berbagai macam contoh
sumber daya alam. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru, lembar
observasi aktivitas siswa.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ke dua merupakan tindak
lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan dari pertemuan pertama adalah
pokok bahasan yang akan dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan
yang akan dipelajari ialah : (1) Mendefinisikan pengertian sumber daya alam
yang dapat diperbaharui, (2) Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat
diperbaharui, (3) Menyebutkan kegiatan manusia yang mengubah permuakaan
bumi, (4) Menentukan dampak dari masing-masing kegiatan manusia yang dapat
mengubah permukaan bumi. Peneliti menyiapkan alat peraga yang menunjang
pembelajaran berupa gambar penebangan hutan secara liar, gambar kegiatan
penambangan, gambar kebakaran hutan, gambar pemukiman penduduk.
3) Pertemuan Ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan sebagai
tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada
siklus II. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi Siklus II
Pada sub ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan
dan hasil tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus II.
-
72
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2
jam pelajaran. Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 04 April 2016 pukul 07.00-08.15 dan terdiri dari kegiatan
pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Langkah –
langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal pembelajaran, diawali dengan mengucap salam,
kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru
melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab
tentang benda-benda yang ada di ruang kelas dan asal usul bahannya. Kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, pertama –tama guru menyampaikan informasi mengenai
pengertian sumber daya alam , macam – macam sumber daya alam, contoh
masing-masing jenis sumber daya alam, dan penggunaannya. Penyampaian
informasi atau materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah,
tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa
terdorong mengemukakan gagasan yang berkaitan materi. Guru melakukan tanya
jawab mengenai gambar-gambar tentang sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui serta penggunaannya. Guru menunjuk salah masing-masing siswa
untuk menyebutkan contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
selain yang sudah dijelaskan. Setelah guru melakukan tanya jawab kemudian guru
bersama siswa menyimpulkan tentang pengertian sumber daya alam serta
contohnya berserta penggunaannya. Setelah dirasa siswa menguasai materi, guru
menjelaskan tata cara dalam berdiskusi kelompok Numbered Head Together.
Guru memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6
-
73
kelompok dengan cara berhitung dari kanan ke kiri yang masing – masing
terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa duduk
sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain. Guru
membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk menjawab
pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru berkeliling untuk
mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah
masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan
memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju
didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan
kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok
tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dibahas.
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi
yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi, tindak lanjut, dan penanaman nilai
moral yang berhubung dengan materi. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan 1
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mennyiapkan alat dan bahan
pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa
1, 2 8
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
3,4 8
Menyajikan/ menyampaikan
materi
7 5,6 11
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
8,9,10 12
Membimbing diskusi kelompok
belajar
11 3
-
74
Memanggil setiap kelompok
untuk presentasi
13 12 7
Memberikan konfirmasi tentang
kebenaran hasil presentasi
14 4
Membuat kesimpulan 16 15 7
TOTAL 4 12 60
KRITERIA Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 4, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 12 item dan total skor seluruhnya 60, pada aspek Mennyiapkan alat dan
bahan pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, seluruh
aspek memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3,4 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 8, pada aspek menyajikan materi nomor indikator 5,6
mendapat skor 4 dan indikator 7 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 11, pada
aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 8,9,10
mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12, aspek membimbing diskusi kelompok
belajar pada nomor 11 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 3, kemudian pada
aspek memanggil setiap kelompok untuk presentasi indikator 12 mendapat skor 4
dan indikator 13 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7, pada aspek memberikan
konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi nomor 14 mendapat skor 4 sehingga
berjumlah 4 dan pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 15 mendapat
skor 3 dan indikator 16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla
h Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1 4
Memperhatikan penjelasan dari
guru
2,3 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
4,5,6,7 12
Respon siswa terhadap 8,9 8
-
75
pembelajaran
Mengerjakan tugas dari guru 10 3
Kerjasama dengan tim 11 12,13 11
Siswa dapat memberikan tanggapan
dari hasil presentasi dari teman
yang maju
14 3
Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6
TOTAL 9 7 53
KRITERIA Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 9, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 7 item dan total skor seluruhnya 53, pada aspek kesiapan siswa belajar
nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4 pada aspek
memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 2,3 mendapat skor 4
sehingga berjumlahm 8 pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor
indikator 4,5,6,7 mendapat skor 3 sehingga berjumalah 12, pada aspek respon
siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9 mendapat skor 4 sehingga
berjumlah 8, aspek mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 3,
kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11 mendapat skor 3 dan
nomor 12,13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11, pada aspek siswa dapat
memberikan tanggapan dari hasil presentasi dari teman yang maju memperoleh
indikator 14 mendapat skor 3, selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan
refleksi nomor indikator 15,16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.
2) Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada pertemuan ke dua siklus 2
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 April 20156 pukul 07.00-08.15 yang
terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu kepala sekolah untuk mengamati
aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Numbered
Head Together pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar obsevasi yang
telah disediakan oleh peneliti yakni berupa lembar observasi aktivitas guru dan
lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda centang (√) pada
-
76
kolom skor yang telah disediakan. Selain mengisi lembar observasi aktivitas guru
dan aktivitas siswa. Langkah – langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan ke
dua adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru melakukan
pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Lalu guru langsung
melakukan salam, berdoa dan kemudian absensi. Guru melakukan apersepsi
dengan bernyanyi “siapa yang mau belajar”. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, pertama - tama guru menyampaikan informasi mengenai
contoh kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dan dampaknya
dengan menggunakan gambar. Penyampaian informasi atau materi yang
dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah, tetapi guru juga melakukan
tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa terdorong mengemukakan
gagasan yang berkaitan materi. Setelah dirasa siswa menguasai materi, guru
menjelaskan tata cara permainan Numbered Head Together. Guru memberikan
nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang masing –
masing terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa
duduk sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain.
Guru membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk
menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru berkeliling
untuk mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah
masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan
memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju
didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan
kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok
tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah
dibahas.
c) Kegiatan Akhir
-
77
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa merefleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dan mengingatkan siswa bahwa pertemuan
berikutnya akan diadakan tes evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan 2
Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mennyiapkan alat dan bahan
pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa
1, 2 8
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
3,4 8
Menyajikan/ menyampaikan
materi
6 5,7 11
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
8,9,10 12
Membimbing diskusi kelompok
belajar
11 3
Memanggil setiap kelompok
untuk presentasi
12,13 8
Memberikan konfirmasi tentang
kebenaran hasil presentasi
14 4
Membuat kesimpulan 15,16 8
TOTAL 2 14 62
KRITERIA Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 14 item dan total skor seluruhnya 62, pada aspek mengecek kesiapan
pembelajaran terdiri dari 2 indikator, seluruh aspek memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 8, pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan
tujuan nomor indikator 3,4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek
menyajikan materi nomor indikator 5,7 mendapat skor 4 dan indikator 6 mendapat
skor 3 sehingga berjumlah 11, pada aspek mengorganisasikan siswa dalam
-
78
kelompok belajar nomor indikator 8,9,10 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 12,
aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 11 mendapat skor 3
sehingga berjumlah 3, kemudian pada aspek memanggil setiap kelompok untuk
presentasi nomor 12,13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek
memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14 mendapat
skor 4 sehingga berjumlah 4, selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor
indikator 15,16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.16
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2
Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla
h Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1 4
Memperhatikan penjelasan dari
guru
2,3 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
5,6 4,7 14
Respon siswa terhadap
pembelajaran
8,9 8
Mengerjakan tugas dari guru 10 4
Kerjasama dengan tim 11,12
,13
12
Siswa dapat memberikan
tanggapan dari hasil presentasi
dari teman yang maju
14 3
Membuat kesimpulan dan
refleksi
15,16 8
TOTAL 3 13 61
KRITERIA Sangat
Baik
Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 3, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 13 item dan total skor seluruhnya 61, pada aspek kesiapan siswa belajar
nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4, pada aspek
memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 3,4 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 8, pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor
indikator 4,7 mendapat skor 4 dan indikator 5,6 mendapat skor 3 sehingga
-
79
berjumlah 14, pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator
8,9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, aspek nomor 10 mendapat skor 4,
kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11,12,13 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 12, pada aspek siswa dapat memberikan tanggapan dari hasil
presentasi dari teman yang maju indikator 14 memperoleh skor 3, selanjutnya
pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 15,16 mendapat
skor 4 sehingga berjumlah 8.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus 1 yang
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 09 April 2016 pukul 07.00-08.15.
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut,
penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama,
pertemuan ke dua dan ketiga pada siklus II. Evaluasi yang diberikan berupa tes
tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20. Kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran kemudian berdoa bersama menurut
agama dan kepercayaan masing - masing. Sebelum membagikan soal evaluasi,
guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya
kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal
evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan
pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing
siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi
jalannya dari awal sampai akhir, guru menutup kegiatan dengan mengucapkan
salam penutup.
4.1.3.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar
observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran
NHT pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama,
-
80
pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM
berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum
tuntas.
Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi mengenai hasil belajar siswa
kelas 5 siklus II:
Tabel 4.17
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Rentang Nilai Frekuensi Presentase (%)
1 70-76 9 28,1%
2 77-83 8 25%
3 84-90 6 18,7%
4 90-97 5 15,6%
5 98-100 4 12,5%
Jumlah siswa 32 100%
Nilai rata-rata 82,59
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 75
Berdasarkan tabel 4.17 distribusi frekuensi nilai IPA, dapat dikatakan
bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari hasil belajar
siklus I, siswa yang mendapat nilai 70-76 sebanyak 9 siswa dengan persentase
28,1%, siswa yang mendapat nilai 77-83 sebanyak 8 siswa dengan persentase
25%, siswa yang mendapat nilai 84-90 sebanyak 6 siswa dengan persentase
18,7%, siswa yang mendapat nilai 91-97 sebanyak 5 siswa dengan persentase
15,6%, dan siswa yang mendapat nilai 98-100 sebanyak 4 siswa dengan
presentase 12,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari data hasil belajar siklus II
adalahm 82,59 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. Untuk lebih
memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus II maka dapat dibuat
diagram batang seperti berikut ini:
-
81
Gambar 4.17 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Berdasarkan KKM ≥ 70 data hasil perolehan siklus II dapat disajikan
dalam bentuk tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Jumlah Siswa
Frekuensi Presentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 32 100%
2. Belum Tuntas < 70 0 0%
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa
kelas 5 pada mata pelajaran IPA siklus II yang telah mencapi KKM sebanyak 32
siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang nilainya berada di bawah
KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Tlogo siklus II dapat
digambarkan dengan diagram lingkaran seperti berikut ini.
0
2
4
6
8
10
70-76 77-83 84-90 91-97 98-100
Ban
yak
Sisw
a
Rentang Nilai
12,5% 15,6%
18,7%
25% 28,1%
-
82
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Gambar 4.19 mengenai persentase ketuntasan hasil belajar IPA siklus II
dengan penerapan pembelajaran Numbered Head Together terlihat bahwa hasil
belajar IPA siswa 100% mencapai KKM. Hasil belajar IPA dengan penerapan
pembelajaran Numbered Head Together pada siklus II mengalami peningkatan
dari hasil belajar IPA yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo sudah mencapai indikator kinerja
yang telah ditetapkan peneliti yakni minimal 100% siswa mencapai KKM.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan
maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran Numbered Head Together dengan baik. Proses pembelajaran
dengan menerapkan pembelajaran Numbered Head Together dapat membuat
siswa benar-benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses
pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan pendapatnya.
Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II
dengan KKM ≥ 70 dari 32 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase
100% dan rata-rata 82,59%. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA siswa
sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan penulis yaitu minimal
100% siswa mencapai KKM.
100%
0%
Ketuntasan Hasil Belajar
Tuntas Tidak Tuntas
-
83
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan observer
aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama perolehan jumlah skor 3 sebanyak
12, skor 4 sebanyak 48 item sehingga jumlah keseluhan skor yang diperoleh 60.
Pada siklus II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 6, skor 4
sebanyak 56 item sehingga jumlah keseluhan skor yang diperoleh 62. Pada
pelaksanaan siklus II ini seluruh indikator dari semua aspek mengalami
peningkatan dari aspek mennyiapkan alat dan bahan pembelajaran, melakukan
apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan, menyajikan/menyampaikan
materi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar,
membimbing diskusi kelompok belajar, memanggil setiap kelompok untuk
presentasi, memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi, dan
membuat kesimpulan. Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan
perolehan total indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item yaitu mencapai
60 skor dengan persentase 90,5% dan hasil aktivitas guru pada pertemuan kedua
dengan perolehan total indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item yaitu
mencapai 62 skor memperoleh persentase 96,87%.
4.2 Analisis Komporatif
Pada sub judul hasil analisis data ini, akan menguraikan tentang perbandingan
proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo pada
prasiklus, siklus I dan siklus II.
1) Proses Pembelajaran
Perbandingan proses pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II
tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada prasiklus, pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II. Pada prasiklus jumlah skor aktivitas guru yang
diperoleh 17 dengan presentase 30% kemudian setelah menerapakan model
pembelajaran Numbered Head Together sestelah pelaksanaan tindakan siklus I
rata-rata skor aktivitas guru mencapai 50 dengan presentase 60,8%. Pada siklus II
rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningakatan menjadi 61 dengan
persentase 82,5%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor siswa
juga mengalami peningkatan, pada prasiklus jumlah skor aktivitas siswa 12
-
84
dengan presentase 32,5%, siklus I rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 49
dengan presentase 69%, dan pada siklus II rata-rata skor aktivitas siswa
meningakat menjadi 51 dengan persentase 75%.
2) Hasil Belajar IPA
Pada kondisi awal atau prasiklus, hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri
Tlogo, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥70). Hanya ada 9 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM
atau dengan persentase 11% dan 23 siswa dengan persentase 89% belum
mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus adalah
59,93% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Setelah diterapkannya
pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran IPA, hasil belajar
IPA mengalami peningkatan, pada siklus I ada 15 siswa dengan persentase 18%
yang mencapai KKM dan 17 siswa dengan persentase 82% belum mencapai
KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus I meningkat menjadi
68,68% dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Pada siklus II hasil belajar
mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM ada 32 siswa dengan
persentase 100% dan tidak ada siswa yang tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil
belajar yang diperoleh pada siklus II adalah 82,59% dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 75. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal
atau prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.20
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Ketego
ri
Nil
ai
Prasikluls Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persentas
e (%)
Jumlah
siswa
Persentas
e (%)
Jumla
h
siswa
Present
ase
(%)
Tidak
tuntas
≤
70
23 89% 15 18% 0% 0%
Tuntas ≥
70
9 11% 17 82% 32 100%
Jumlah 32 100% 32 100% 32 100%
Rata-rata 59,93 68,68 82,59%
Nilai
tertinggi
90 95 100
Nilai 50 55 75
-
85
terendah
Berdasarkan tabel 4.16 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA
prasiklus, siklus I, dan siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami
peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 9 siswa yang mencapai KKM
dengan persentase 11%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang
mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 17 siswa dengan persentase
82%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 32
siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan
persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II, maka
dapat dilihat pada gambar 4.17
Gambar 4.21
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar IPA
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan.
Pada prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 59,93 setelah dilaksanakan
siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 68,68. Setelah dilaksanakan
siklus II rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadi 82,59. Berikut disajikan
gambar mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar IPA prasiklus, siklus I, dan
siklus II.
0
20
40
60
80
100
120
Pre
sen
tase
jum
lah
sis
wa
Siklus I Prasiklus Siklus II
25%
82%
100%
-
86
Gambar 4.18
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5
SD Negeri Tlogo dan hasil analisis data, diketahui bahwa sebelum tindakan
dilaksanakan, pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung
menggunakan cara lama yaitu ceramah dengan memberikan materi dan soal yang
ada pada buku tanpa membuat siswa tindak menemukan sendiri pengetahuan itu.
Penelitian pada prasiklus sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran
Numbered Head Together sampai setelah diterapkannya model pembelajaran
NHT pada siklus I dan Siklus II dapat disimpukan bahwa melalui penerapan
model pembelajaran Numbered Head Together dalam pembelajaran IPA maka
proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 semester II SD Negeri Tlogo tahun
pelajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan. Pada prasiklus sebelum diterapkannya
pembelajaran NHT perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) hanya ada 9 siswa atau dengan
persentase 11%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan
adalah 59,93. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus I, jumlah siswa
yang mencapai KKM meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 82%. Rata-
rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus I adalah sebesar 68;68. Pada
0
20
40
60
80
100
1 2 3
Jum
lah
rat
a-r
ata
nila
i
Rata-rata
Prasiklus Siklus I Siklus II
-
87
pembelajaran siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 32
siswa dengan persentase 100%. Rata- rata yang diperoleh dari hasil belajar pada
siklus II adalah sebesar 82,59. Penelitian yang dilakukan pada siklus II seluruhnya
sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil belajar, peneliti
menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran Numbered Head Together
dikatakan berhasil jika minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada
siklus I sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yakni
minimal 70% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus II hasil belajar
siswa sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh peneliti yakni minimal
100% siswa sudah mencapai KKM.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Johnson (dalam Anita Lie, 2002:7) bahwa suasana belajar cooperative learning
menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan
penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh
persaingan dan memisah-misahkan siswa. Dengan suasana kelas yang dibangun
sedemikian rupa, maka siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu
sama lain sehingga terbentuk hubungan yang positif dan menambah semangat
siswa dalam belajar. Suasana seperti ini akan memperlancar pembentukan
pengetahuan secara aktif sehingga hasil belajar akan meningkat. Pembelajaran
NHT merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Dengan
pembelajaran Numbered Head Together, siswa lebih aktif untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Disamping itu, NHT juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi
dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Keunggulan pembelajaran
Numbered Head Together menurut Anita Lie (2002:55) adalah Pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor merupakan pembelajaran yang dilaksanakan
secara kelompok, sehingga siswa diberikan kesempatan untuk saling memberikan
ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat untuk menyelesaikan
proses pembelajaran. Pembelajaran NHT memiliki kelebihan (Miftahul Huda,
2013:253) antara lain: 1) dapat menumbuhkan kedisiplinan, minat, kerjasama,
keaktifan dan tanggung jawab; 2) Setiap siswa menjadi siap semua; 3) Dapat
-
88
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 4) Siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang pandai; dan 5) Tidak ada siswa yang mendominasi
dalam kelompok.
Menurut pendapat para ahli di atas mengenai kelebihan model
pembelajaran Numbered Head Together maka dapat disimpulkan bahwa
kelebihan model pembelajaran NHT yaitu menciptakan suasana belajar yang
positif yaitu terbentuknya interaksi satu sama lain sehingga secara tidak langsung
siswa akan merasa nyaman tanpa adanya persaingan siswa satu dengan siswa
yang lain. Selain itu menambah semangat dan antusias siswa dalam belajar,
ketertarikan dalam menerima suatu materi yang akan diajarkan dan akan
mempermudah siswa dalam menerima suatu pengetahuan sehingga dapat
memberikan dampak yang positif bagi peningkatan hasil belajar siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratman
(2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA
melalui Pendekatan Numbered Head Together pada Siswa Kelas V SDN Timbang
01 Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa penerapan model Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V. Terbukti pada hasil belajar siklus I persentase ketuntasan
hasil belajar siswa 82% dengan 17 siswa yang mengalami tuntas belajar dan 15
siswa atau 18% siswa yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar
siswa meningkat menjadi 100% atau 32 siswa sudah tuntas.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuni Ria
(2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head
Together Siswa Kelas V SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten
Kudus Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada
siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa dari
prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada saat prasiklus terdapat 9 siswa yang
tuntas dalam KKM atau sebesar 11% dan yang belum tuntas terdapat 23
-
89
siswa atau sebesar 89%. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dalam
KKM atau sebesar 18%, dan yang belum tuntas terdapat 17 siswa atau
sebesar 82%, sedangkan pada siklus II terdapat 32 siswa yang tuntas
dalam KKM atau sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam belajar
terdapat 0 siswa atau sebesar 0 %. Dari analisis data tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan model NHT dapat meningkatkan proses dan
hasil belajar IPA siswa kelas 5.