bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 4.1.1 ......probing prompting melalui siklus i. 4.1.2...
TRANSCRIPT
-
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian (Prasiklus)
Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah sebanyak 23 siswa yang terdiri
dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada kondisi awal sebelum diberi
tindakan menggunakan metode probing prompting, nampak pembelajaran
tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu.
Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam
pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak
mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran,
banyak siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara
sendiri dengan siswa lainnya. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui
observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus
No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
1 70).
Diketahui untuk nilai
-
38
siswa dengan persentase 39,13%, nilai 70 - 79 sebanyak 1 siswa dengan
persentase 4,35%, sedangkan siswa tidak ada yang mendapatkan nilai 80 - 100
sehingga persentase 0%. Ketuntasan siswa dalam tes prasiklus ini hanya
mendapatkan persentase 4,35%. Pesentase ini sangat rendah dibandingkan
persentase ketidaktuntasan yaitu 95,65%. Adapun skor terendahnya mencapai
skor
-
39
tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa,
khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ”Energi”
dengan menggunakan metode probing prompting melalui siklus I.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2015 di kelas IV SD
Negeri Purworejo.
Pertemuan 1
Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 menerapkan metode probing
prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi
panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat
silabus; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 3)
menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKS; 5) menyiapkan lembar
observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan yaitu:biji
salak, batu kali, ranting pohon, lilin, korek api, penggaris besi, dan kain;
7) memberikan evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret
2015 dengan mata pelajaran IPA materi ”energi”. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Guru kelas IV mengimplementasikan RPP yang sudah disediakan
dan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat pembelajaran siklus I
pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer yang
mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan
-
40
cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi
tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan
selama pembelajaran berlangsung. Setelah melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, maka dilakukan refleksi dengan
menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi dan catatan yang
dilakukan oleh teman sejawat.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui
tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 1
Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
a Memeriksa kesiapan siswa √
b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai √
2 Kegiatan Inti
a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
belajar √
b Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode probing prompting dengan media realia √
c Menguasai kelas √
d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode
probing prompting dengan media realia √
e
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
penggunaan metode probing prompting dengan
media realia (diskusi)
√
f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran √
g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √
3 Kegiatan Penutup
a
Membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi "energi" √
b Memberikan evaluasi √
c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa √
d Memberi tindak lanjut √
Jumlah skor 39/52
-
41
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah
skor 39 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang
poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%
dalam praktik pembelajaran.
Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting
pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam
pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran,
guru kurang optimal dalam menguasai kelas, hal itu dibuktikan dengan
masih adanya siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat guru
menjelaskan materi sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam
penggunaan metode probing prompting. Dalam metode probing prompting
dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan prompting
question. Pertanyaan menggali (probing question) digunakan untuk
mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan
erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan mengarahkan
atau menuntun (prompting question) digunakan untuk mengarahkan
pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau
pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru. Kelebihan guru
adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa
kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan
pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan
metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu
-
42
menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika
guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh
guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal
ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan
takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan metode yang kurang
efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau
klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui
tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan
Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 1
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1.
Kegiatan Awal
a. Kesiapan menerima pelajaran √
b. Siswa mampu menjawab apersepsi √
c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak dicapai √
2.
Kegiatan Inti
a. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan
materi pelajaran √
b. Aktif bertanya saat proses pelajaran materi √
c. Adanya interaksi positif antar siswa √
d. Adanya interaksi positif antara siswa – guru,
siswa – materi pelajaran √
e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar √
f. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberi
kesempatan √
g. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan √
h. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran √
i. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan tenang dan tidak merasa tertekan √
j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan
metode pembelajaran yang digunakan guru √
k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan
dengan metode probing prompting √
-
43
l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama
dalam kegiatan belajar kelompok √
m. Siswa melakukan diskusi pada kegiatan belajar
kelompok √
n. Siswa merasa senang pada saat belajar
kelompok √
o. Siswa tampak tekun mempelajari sumber
belajar yang ditentukan guru √
p. Siswa mampu berinteraksi dengan kelompok
belajarnya √
q. Siswa merasa terbimbing √
r. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru
dengan metode probing prompting
√
s. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya
dengan lugas √
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √
b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik
√
Jumlah Skor 36/96
Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 36 dari total poin 96. Jumlah
skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari
seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)
jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (cukup)
jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah
siswa yang ada (baik)
jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (sangat baik)
Berdasarkan tabel 4.4 nampak sebagian besar kegiatan yang diamati
oleh guru hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yang melakukan kegiatan
tersebut, 8 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang
ada serta hanya 1 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah
siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing. Ada 17 kegiatan
-
44
yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan
menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang
akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif
dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi
dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak
tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat
dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-
kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang
menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah
adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun
hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik
pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang
mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat
melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat
bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan
kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa
terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak
hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan
materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga
jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa
dapat bertanya langsung.
c. Tahap Refleksi
Refleksi siklus I pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan
menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam
pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1) Motivasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan pada saat
belum ada tindakan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum ada
tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan energi panas, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan
metode probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias
dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui
-
45
percobaan siswa lebih suka dan tertarik daripada hanya melihat
gambar di buku.
2) Refleksi aktivitas guru
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan
dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1.
Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang perlu
diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah: a) guru
perlu menguasai kelas; b) guru melibatkan siswa dalam penggunaan
metode probing prompting dengan media realia yaitu dengan
melakukan tanya jawab kepada siswa baik pertanyaan yang sifatnya
menggali atau pertanyaan yang sifatnya menuntun berdasarkan apa
yang sedang dijelaskan atau yang telah dijelaskan; c) guru
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi ”energi panas”
melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menyimpulkan
apa yang telah mereka pelajari; d) guru melaksanakan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan siswa yaitu dengan mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini tadi,
apakah ada materi yang kurang jelas dan perlu ada yang ditanyakan;
dan e) guru perlu memberikan tindak lanjut baik berupa pekerjaan
rumah atau siswa disuruh membaca materi selanjutnya supaya di
pembelajaran berikutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik.
3) Refleksi aktivitas siswa
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan
kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 1 yang
perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan
menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi
yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya,
aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat,
termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang
-
46
dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan
pendapat dengan lugas, aktif dalam membuat rangkuman.
Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan
1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya:
adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa tertarik pada materi
yang disampaikan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam
kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan
kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa
merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam
siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 2.
Pertemuan 2
Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 menerapkan metode probing
prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi
panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing
prompting dengan media realia; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan
LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan
alat dan bahan yaitu: lilin, serbuk gergaji, batu bata 4 buah, air, gelas
bening, seng, korek api; 6) memberikan evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke 2
dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan materi energi panas
selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai
dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang
materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan
penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran
-
47
dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing
prompting dengan media realia.
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sama
persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati
proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara
mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus
I pertemuan 2 ini sudah berjalan dengan baik. Hasil observasi terhadap
aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 sebagai berikut.
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 2
Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
a Memeriksa kesiapan siswa √
b Menyampaikan kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai √
2 Kegiatan Inti
a Menyampaikan materi sesuai dengan
hierarki belajar √
b
Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan metode probing prompting
dengan media realia
√
c Menguasai kelas √
d
Melibatkan siswa dalam penggunaan
metode probing prompting dengan
media realia
√
e
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
dalam penggunaan metode probing
prompting dengan media realia (diskusi)
√
f
Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran
√
g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √
3 Kegiatan Penutup
a
Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi "energi" √
-
48
b Memberikan evaluasi √
c Melaksanakan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa √
d Memberi tindak lanjut √
Jumlah skor 46/52
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah
skor 46 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang
poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%
dalam praktik pembelajaran.
Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting
dengan media realia pada guru siklus I pertemuan 2, nampak ada
kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat
kegiatan pembelajaran, guru masih kurang optimal dalam melaksanakan
refleksi pembelajaran yang dibuktikan dengan guru lupa dalam
mempertanyakan bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini, apakah
menyenangkan, menegangkan, atau menakutkan, namun dalam hal
menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab,
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi serta memberi tindak
lanjut sudah ada peningkatan dari sebelumnya. Kelebihan guru adalah
telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa
kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan
pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan
metode sudah mulai efektif, hal ini dibuktikan dengan siswa sudah mulai
aktif dalam keterampilan bertanya, sebagian siswa sudah ada kemajuan
-
49
dalam menjawab pertanyaan, mereka tidak perlu ditunjuk dalam menjawab
pertanyaan namun mereka tunjuk jari dan menjawab pertanyaan dari guru
walaupun jawaban mereka masih kurang tepat, serta guru belum mampu
mengelola waktu dengan baik terbukti pada saat pergantian jam pelajaran
guru belum selesai dalam kegiatan pembelajaran.
Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat dilakukan
tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung dan percakapan
itu dilakukan secara berurutan.
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
:
:
:
:
:
:
:
:
”Setelah mengamati perpindahan panas secara konveksi, apa
yang terjadi pada kertas sebelum air mendidih dan setelah air
mendidih?” (probing)
”Sebelum air mendidih kertas berada di bawah sedangkan
setelah air mendidih kertas akan naik ke atas dan berputar
kembali ke bawah dan begitu seterusnya.”
”Apakah setiap hari kalian merasakan panasnya cahaya
matahari?” (probing)
”Iya.”
”Apakah panas yang terpancar dari matahari sampai ke bumi
itu melalui zat perantara?” (probing)
”Tidak.”
”Setelah kalian melakukan percobaan (radiasi), apa yang
kalian rasakan ketika dekat dengan api? Apakah ada zat
perantaranya supaya kalian bisa merasakan hangat?”
(prompting, probing)
”Hangat atau panas, tidak.”
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui
tabel 4.6 sebagai berikut.
-
50
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan
Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 2
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1.
Kegiatan Awal
a. Kesiapan menerima pelajaran √
b. Siswa mampu menjawab apersepsi √
c. Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi yang hendak
dicapai
√
2.
Kegiatan Inti
a. Memperhatikan dengan serius ketika
dijelaskan materi pelajaran √
b. Aktif bertanya saat proses pelajaran
materi √
c. Adanya interaksi positif antar siswa √
d. Adanya interaksi positif antara siswa –
guru, siswa – materi pelajaran
√
e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan
belajar √
f. Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberi kesempatan √
g. Aktif mencatat berbagai penjelasan
yang diberikan √
h. Siswa termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran √
i. Siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan tenang dan tidak
merasa tertekan
√
j. Adanya interaksi positif antara siswa
dengan metode pembelajaran yang
digunakan guru
√
k. Siswa tertarik pada materi yang
disajikan dengan metode probing
prompting
√
l. Siswa dapat bersosialisasi dan
bekerjasama dalam kegiatan belajar
kelompok
√
m. Siswa melakukan diskusi pada
kegiatan belajar kelompok √
-
51
n. Siswa merasa senang pada saat belajar
kelompok √
o. Siswa tampak tekun mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru √
p. Siswa mampu berinteraksi dengan
kelompok belajarnya √
q. Siswa merasa terbimbing √
r. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
guru dengan metode probing prompting
√
s. Siswa mampu mengemukakan
pendapatnya dengan lugas √
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √
b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik
√
Jumlah Skor 56/96
Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 96. Jumlah
skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari
seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)
jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (cukup)
jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah
siswa yang ada (baik)
jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (sangat baik)
Berdasarkan tabel 4.6 nampak sebagian besar siswa sudah aktif
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab
yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada saat guru memberi
pertanyaan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih
ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan
pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada
hanya jawaban yang kurang tepat. Nampak pula interaksi dalam diskusi.
Saat guru menjelaskan tentang masalah energi panas, nampak siswa sudah
-
52
mulai menyimak dengan serius. Di dalam diskusi kelompok, nampak
siswa memberi pertanyaan dan tanggapan. Tetapi masih ada siswa yang
belum bertanya dalam diskusi. Untuk itu, guru mendorong kepada setiap
anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan pembelajaran pertemuan ke
2 ini dari keseluruhan aspek siswa sudah melaksanakannya dengan lebih
baik dibandingkan dengan pertemuan 1.
c. Tahap Refleksi
Refleksi siklus I pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan
menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam
pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1) Keaktifan siswa meningkat yang dibuktikan dengan saat guru
memberikan pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun
jawaban mereka masih kurang sempurna, namun hal itu sudah cukup
membuktikan bahwa siswa sudah mulai berani dalam mengungkapkan
pendapat mereka. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru
berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian
siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat
mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya.
2) Refleksi aktivitas guru
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan
dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2.
Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang perlu
diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru masih
kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yaitu guru
masih belum melakukan refleksi karena guru kurang mengatur waktu
dalam kegiatan pembelajaran sehingga pada saat jam pelajaran
berganti pembelajaran yang dilakukan belum selesai, namun dalam
hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab,
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi melalui pertanyaan-
pertanyaan yang sifatnya menuntun sehingga siswa akan
-
53
menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka pelajari serta memberi
tindak lanjut yang berupa pekerjaan rumah.
3) Refleksi aktivitas siswa
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan
kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan 2. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 2 yang
perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah siswa yang
malu dan takut dalam menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan
pertanyaan. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I
pertemuan 2 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya,
diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa sudah
dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok,
siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa
mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi
dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan
pembelajaran.
Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus I pertemuan 1
dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Peningkatan hasil observasi guru dan siswa
siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
39/52 46/52 36/96 56/96
Berdasarkan tabel 4.7 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil
observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru
dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 7 poin
yaitu dari 39 menjadi 46 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula
dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 20 poin
yaitu dari 36 poin menjadi 56 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa
dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab,
contohnya:
-
54
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
”Kalau tadi kita berada di lapangan terbuka di siang hari yang
cerah merasakan panas, kalau begitu berarti panas itu
merupakan salah satu bentuk apa?” (probing)
”Energi.”
”Energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan
….” (prompting)
”Energi panas.”
”Kalau tadi berada di lapangan terbuka di siang hari
merasakan panas dan ternyata panas tersebut berasal dari
matahari, berarti matahari itu dalam kehidupan sehari-hari
merupakan salah satu sumber apa?” (prompting)
”Sumber energi panas.”
”Panas dari matahari bisa kita gunakan untuk apa saja?”
(probing)
”Mengeringkan baju saat di jemur, menjemur hasil panen bagi
petani.”
”Selain manusia, panas matahari juga dimanfaatkan oleh ….
(prompting)
”Hewan dan tumbuhan.”
”Kalau hewan panas matahari digunakan untuk apa?”
(prompting)
”Menghangatkan badan saat kedinginan.”
”Kalau tumbuhan panas matahari digunakan untuk apa?”
(prompting)
”Untuk fotosintesis”
Percakapan di atas terjadi pada saat guru akan menjelaskan materi
pembelajarannya dan percakapan itu dilakukan secara berurutan. Sedangkan
jenis pertanyaannya adalah probing dan prompting. Jika pertanyaan itu hanya
menggali pengetahuan apa yang telah diketahui oleh siswa maka pertanyaan
itu termasuk dalam probing question, contohnya ”kalau tadi kita berada di
lapangan terbuka di siang hari yang cerah merasakan panas, kalau begitu
-
55
berarti panas itu merupakan salah satu bentuk apa?” Namun jika pertanyaan
itu menuntun berarti pertanyaan itu termasuk dalam prompting question,
misalnya ”energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan
…..” Dari percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam kegiatan
pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia supaya
bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan memberikan
pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun sampai siswa
tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan. Pertanyaan yang
sifatnya menggali digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau
pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka.
Sedangkan pertanyaan yang menuntun digunakan untuk mengarahkan
pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau
pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.
Kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan
media realia ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan
keberhasilan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode probing prompting dapat
berjalan dengan lancar sesuai yang telah direncanakan. Siswa nampak senang
dan mulai antusias dalam memecahkan masalah yaitu melalui kegiatan tanya
jawab yang sifatnya menuntun atau menggali serta interaksi siswa dalam
diskusi mulai nampak.
Hasil Belajar Siklus I
Dari tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja siswa yang
meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok, menjawab pertanyaan,
mengumpulkan informasi, diskusi, dan membuat kesimpulan secara rinci
disajikan melalui tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I Siswa
Kelas IV SD Negeri Purworejo Semester II Tahun 2014/2015 berikut ini.
-
56
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
1 70).
Diketahui untuk nilai
-
57
dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil
Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I berikut ini.
TuntasTidak TuntasSlice 3Slice 4
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai siklus I
Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa
mencapai 42,83% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 57,17% dari 23
siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, sehingga peneliti perlu
mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil
belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
materi ”Energi” dengan menggunakan metode probing prompting. Kegiatan
pembelajaran ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan
keberhasilan siklus I.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2015 di kelas IV SD
Negeri Purworejo.
Pertemuan 1
Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan metode probing
prompting dengan media realia tentang energi bunyi. Berdasarkan rancangan
penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap
berikut ini:
42,83%
57,17%
-
58
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan
LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan
alat dan bahan yang berupa kaleng bekas, benang, paku; dan 6) menyusun
alat evaluasi.
Perencanaan PTK dalam Siklus II berdasarkan pada hasil refleksi
siklus I yakni mengacu kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun
perencanaan yang disiapkan sama persis yang dilakukan dalam siklus I.
Perbedaan yang muncul terletak pada materi pembelajaran yang diberikan.
Pada siklus II menggunakan materi ”energi bunyi”. Dengan demikian LKS
dan soal tes formatif menyesuaikan dengan materi yang diberikan.
b. Tahap Pelaksanaan tindakan dan observasi
Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 30
Maret 2015 selama 2x35 menit, yang terdiri dari tiga kegiatan
pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.
Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan
motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab tentang energi bunyi.
Kemudian guru memberi penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Pembelajaran dengan metode probing prompting
dengan media realia dimulai dengan langkah-langkah yang sama persis
dengan siklus I dengan lebih mengoptimalkan setiap aktivitas yaitu
kegiatan tanya jawab. Pada saat pembelajaran siklus II baik dalam
pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung dilakukan observasi.
Setelah pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II selesai,
maka dilakukan refleksi.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui
tabel 4.10 sebagai berikut.
-
59
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 1
Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
a Memeriksa kesiapan siswa √
b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai √
2 Kegiatan Inti
a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
belajar √
b
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode probing prompting dengan media
realia
√
c Menguasai kelas √
d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode
probing prompting dengan media realia √
e
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
penggunaan metode probing prompting
dengan media realia (diskusi)
√
f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme
siswa dalam mengikuti pembelajaran √
g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √
3 Kegiatan Penutup
a
Membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi "energi" √
b Memberikan evaluasi √
c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa √
d Memberi tindak lanjut √
Jumlah skor 49/52
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah
skor 49 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang
poin dari 1 sampai 4.
1
2
=
=
jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
-
60
3
4
=
=
jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%
dalam praktik pembelajaran.
Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting
dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 1, nampak ada
kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat
kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas,
melaksanakan refleksi pembelajaran, serta memberi tindak lanjut.
Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan
hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal.
Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru
dalam menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan
seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun siswa
saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa sudah
menyeluruh, baik secara individu maupun dalam kelompok/diskusi; guru
juga sudah menggunakan media realianya dalam proses pembelajaran, hal
ini dibuktikan dengan siswa membuat sendiri media/alat peraga yang
digunakan untuk membuktikan bahwa bunyi itu merambat melalui zat
padat yaitu berupa telepon-teleponan dari kaleng bekas yang akan mereka
gunakan untuk bertelepon dengan teman-temannya dan membuktikan
bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat padat yang berupa benang.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan
melalui tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan
Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 1
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1.
Kegiatan Awal
a. Kesiapan menerima pelajaran √
b. Siswa mampu menjawab apersepsi √
-
61
c. Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi yang hendak
dicapai
√
2.
Kegiatan Inti
a. Memperhatikan dengan serius ketika
dijelaskan materi pelajaran √
b. Aktif bertanya saat proses pelajaran
materi √
c. Adanya interaksi positif antar siswa √
d. Adanya interaksi positif antara siswa –
guru, siswa – materi pelajaran
√
e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan
belajar √
f. Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberi kesempatan √
g. Aktif mencatat berbagai penjelasan
yang diberikan √
h. Siswa termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran √
i. Siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan tenang dan tidak
merasa tertekan
√
j. Adanya interaksi positif antara siswa
dengan metode pembelajaran yang
digunakan guru
√
k. Siswa tertarik pada materi yang
disajikan dengan metode probing
prompting
√
l. Siswa dapat bersosialisasi dan
bekerjasama dalam kegiatan belajar
kelompok
√
m. Siswa melakukan diskusi pada
kegiatan belajar kelompok √
n. Siswa merasa senang pada saat belajar
kelompok √
o. Siswa tampak tekun mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru √
p. Siswa mampu berinteraksi dengan
kelompok belajarnya √
q. Siswa merasa terbimbing √
-
62
r. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
guru dengan metode probing prompting
√
s. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lugas
√
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √
b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik
√
Jumlah Skor 70/96
Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 70 dari total poin 96. Jumlah
skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari
seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)
jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (cukup)
jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah
siswa yang ada (baik)
jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (sangat baik)
Berdasarkan tabel 4.11 nampak sebagian besar kegiatan sudah
dilakukan oleh siswa. Hal ini dibuktkan dengan 16 aspek telah memenuhi
kriteria baik yaitu dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada atau
bisa dikatakan 16 siswa telah memenuhi kriteria baik yakni pada aspek
kesiapan menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai,
memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan
belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti
pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan
benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman. Di
samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul
dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat
-
63
bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, serta siswa
merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun
secara kelompok atau dalam berdiskusi.
c. Tahap Refleksi
Refleksi siklus II pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan
menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam
pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan
media realia dapat meningkatkan keterampilan bertanya seperti tanya
jawab yang sifatnya menuntun atau menggali guna mengetahui
tingakat pengetahuan siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa berani untuk berpendapat atau
menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru
ataupun teman lainnya, serta mampu membuat alat peraga/media
realianya sendiri dengan kelompoknya sehingga interaksi dengan
anggota kelompoknya dapat berjalan dengan baik.
2) Refleksi aktivitas guru
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan
dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1.
Adapun kelemahan tindakan pada siklus II pertemuan 1 yang perlu
diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru
kurang optimal dalam menguasai kelas, melaksanakan refleksi
pembelajaran, serta memberi tindak lanjut. Kelebihan guru adalah
telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, guru dalam
menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan
seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun
siswa saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa
sudah menyeluruh, baik secara individu maupun dalam
kelompok/diskusi; guru juga sudah menggunakan media realianya
dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan siswa membuat
sendiri media/alat peraga yang digunakan untuk membuktikan bahwa
-
64
bunyi itu merambat melalui zat padat yaitu berupa telepon-teleponan
dari kaleng bekas yang akan mereka gunakan untuk bertelepon dengan
teman-temannya dan membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat
melalui zat padat yang berupa benang.
Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat
dilakukan tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung
dan percakapan dilakukan secara berturut-turut.
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
”Coba kalian ingat-ingat, di pagi hari kalian biasanya
mendengar suara apa saja?” (probing)
”Ayam berkokok, alarm, bel saat di sekolah.”
”Misalnya ada bel yang letaknya berada 10 meter dari
kita, apakah kita akan mendengar bunyi bel tersebut?”
(probing)
”Iya, bisa.”
”Jika kita mendengar bunyi bel tersebut berarti bunyi itu
bisa kita dengar dengan cara apa? Apakah dengan cara
merambat?” (prompting)
”Merambat.”
”Berarti kalau begitu bel itu termasuk sumber bunyi atau
tidak?” (prompting)
”Iya, termasuk sumber bunyi.”
”Bagaimana cara alat musik gitar, drum, dan terompet
bisa berbunyi?” (probing)
”Gitar = dipetik
Drum = dipukul
Terompet = ditiup”
”Mengapa gitar bisa menghasilkan bunyi yang
diinginkan?” (prompting)
”Karena jika senarnya diseteli kemudian kita petik
senarnya maka akan mengeluarkan bunyi.”
-
65
3) Refleksi aktivitas siswa
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan
kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II
pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus II pertemuan 1 yang
perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan
menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai,
memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam
kegiatan belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam
pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan,
menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan
lugas, aktif membuat rangkuman. Adapun keunggulan dari hasil
refleksi pada siklus II pertemuan 1 perlu dipertahankan pada
pembelajaran selanjutnya, diantaranya adanya interaksi antara siswa
dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa
sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat
berkelompok, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan
pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok atau dalam
berdiskusi.
Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam
siklus II pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus II pertemuan 2.
Pertemuan 2
Pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 menerapkan metode probing
prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi
bunyi, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting
dengan media realia; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4)
menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan
-
66
bahan yaitu: air, ember, dua buah batu, kaleng bekas, kain, isolasi, lem; 6)
memberikan evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan ke 2
dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2015 dengan materi energi bunyi
selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai
dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang
materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan
penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran
dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing
prompting dengan media realia.
Pembelajaran siklus II pertemuan 2 berlangsung sama persis
dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati
proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara
mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini
sudah berjalan sangat baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara
rinci disajikan melalui tabel 4.12 sebagai berikut.
Tabel 4.12
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 2
Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru
No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
a Memeriksa kesiapan siswa √
b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan
dicapai √
2 Kegiatan Inti
a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki
belajar √
b Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
metode probing prompting dengan media realia √
c Menguasai kelas
√
-
67
d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode
probing prompting dengan media realia √
e
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
penggunaan metode probing prompting dengan
media realia (diskusi)
√
f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran √
g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √
3 Kegiatan Penutup
a
Membimbing siswa dalam menyimpulkan
materi "energi" √
b Memberikan evaluasi √
c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
√
d Memberi tindak lanjut √
Jumlah skor 52/52
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah
skor 52 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang
poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik
pembelajaran.
jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%
dalam praktik pembelajaran.
Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting
dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 2, sudah memenuhi
kriteria sangat baik karena semua aspek sudah di kerjakan dengan baik.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui
tabel 4.13 sebagai berikut.
-
68
Tabel 4.13
Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan
Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 2
No Aspek yang diamati 1 2 3 4
1.
Kegiatan Awal
a. Kesiapan menerima pelajaran √
b. Siswa mampu menjawab apersepsi √
c. Mendengarkan secara seksama saat
dijelaskan kompetensi yang hendak
dicapai
√
2.
Kegiatan Inti
a. Memperhatikan dengan serius ketika
dijelaskan materi pelajaran √
b. Aktif bertanya saat proses pelajaran
materi √
c. Adanya interaksi positif antar siswa √
d. Adanya interaksi positif antara siswa –
guru, siswa – materi pelajaran
√
e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan
belajar √
f. Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberi kesempatan √
g. Aktif mencatat berbagai penjelasan
yang diberikan √
h. Siswa termotivasi dalam mengikuti
proses pembelajaran √
i. Siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan tenang dan tidak
merasa tertekan
√
j. Adanya interaksi positif antara siswa
dengan metode pembelajaran yang
digunakan guru
√
k. Siswa tertarik pada materi yang
disajikan dengan metode probing
prompting
√
l. Siswa dapat bersosialisasi dan
bekerjasama dalam kegiatan belajar
kelompok
√
m. Siswa melakukan diskusi pada
kegiatan belajar kelompok √
-
69
n. Siswa merasa senang pada saat belajar
kelompok √
o. Siswa tampak tekun mempelajari
sumber belajar yang ditentukan guru √
p. Siswa mampu berinteraksi dengan
kelompok belajarnya √
q. Siswa merasa terbimbing √
r. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan
guru dengan metode probing prompting
√
s. Siswa mampu mengemukakan
pendapatnya dengan lugas √
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √
b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik
√
Jumlah Skor 88/96
Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 88 dari total poin 96. Jumlah
skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.
1
2
3
4
=
=
=
=
jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari
seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)
jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (cukup)
jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah
siswa yang ada (baik)
jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh
jumlah siswa yang ada (sangat baik)
Berdasarkan tabel 4.13 proses pembelajaran sudah memenuhi
kriteria sangat baik, nampak sebagian besar siswa sudah aktif dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
probing prompting dengan media realia, hal ini dibuktikan pada saat guru
memberi pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun ada jawaban
yang salah. Meski masih ada 1 atau 2 siswa yang tidak berani bertanya di
kelompoknya ketika berdiskusi. Untuk mengatasinya guru memberi
kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk bertanya dan ataupun
-
70
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Kegiatan pembelajaran
baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2, nampak siswa lebih aktif
bertanya dan menjawab, lebih semangat belajar, serta nampak keseriusan
mereka dalam diskusi.
Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sesuai harapan dan
berjalan sangat baik. Di akhir kegitan pembelajaran diadakan evaluasi dengan
menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode probing prompting
dengan media realia.
c. Tahap Refleksi
Refleksi siklus II pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan
menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam
pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan
media realia dapat meningkatkan keaktifan siswa serta keterampilan
bertanya guna mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian
siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat
mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, dan
mampu membuat sendiri alat peraga/media yang digunakan untuk
membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat cair dan
bunyi dapat dipantulkan dengan alat dan bahan yang telah disediakan.
2) Refleksi aktivitas guru
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru pada siklus II
pertemuan 2 ini nampak dalam pengelolaan pembelajaran guru telah
menguasai semua aspek yang diamati dalam penggunaan metode
probing prompting dengan media realia serta guru telah melakukan
seluruh aktivitas sesuai dengan RPP dan pelaksanaannya sudah
optimal.
3) Refleksi aktivitas siswa
Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa nampak sebagian
besar siswa sudah aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
-
71
dengan menggunakan metode probing prompting dengan media realia,
hal ini dibuktikan pada saat guru memberi pertanyaan, siswa sudah
berani menjawab walaupun ada jawaban yang salah. Meski masih ada 1
atau 2 siswa yang tidak berani bertanya di kelompoknya ketika berdiskusi.
Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sesuai harapan
dan berjalan dengan sangat baik. Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan
evaluasi dengan menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi
untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode
probing prompting dengan media realia.
Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus II pertemuan 1
dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14
Peningkatan hasil observasi guru dan siswa
siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2
Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
49/52 52/52 70/96 88/96
Berdasarkan tabel 4.14 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil
observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru
dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 3 poin
yaitu dari 49 menjadi 52 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula
dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 18 poin
yaitu dari 70 poin menjadi 88 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa
dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab,
contohnya:
Guru
Siswa
:
:
”Misalkan ada dua kelereng yang kalian benturkan di udara dan
kalian benturkan di air, kira-kira suaranya lebih keras yang
mana? Mengapa?” (prompting)
”Suaranya lebih keras yang dibenturkan di udara sedangkan yang
dibenturkan di air suaranya lebih pelan karena tekanan di air
lebih besar daripada tekanan di udara.”
-
72
Guru
Siswa
Guru
Siswa
Guru
Siswa
:
:
:
:
:
:
”Kalian pernah di suatu ruangan kosong yang dikelilingi oleh
tembok?” (probing)
”Pernah.”
”Jika kalian berteriak apa yang akan terjadi? Mengapa bisa
terjadi seperti itu?” (prompting)
”Suaranya memantul.
Karena suara kita mengenai dinding yang permukaannya keras
sehingga suara kita akan memantul.”
”Kalian pernah masuk ke dalam ruangan pertunjukan film atau
bioskop? Atau pergi ke goa? Apakah suara di dalam bioskop atau
goa bisa terdengar sampai di luar? Mengapa?” (prompting)
”Pernah/belum pernah.
Tidak, karena dalam ruangan bioskop tersebut ada peredam bunyi
sehingga suaranya tidak sampai di luar.
Di dalam goa ada rongga-rongga kecil sehingga suara kita jika di
dalam goa akan diserap.”
Berdasarkan percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam
kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media
realia supaya bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan
memberikan pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun
sampai siswa tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan.
Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja
siswa yang meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok,
mengumpulkan informasi, diskusi, membuat kesimpulan secara rinci disajikan
melalui tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II berikut ini.
-
73
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
1 70). Hal ini
dibuktikan dengan nilai
-
74
dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang mencapai skor rata-rata 67,
skor minimal 55 dan skor maksimal 85.
Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.15 dan 4.16, maka ketuntasan
belajar dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.3 Diagram Lingkaran
Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II berikut ini.
TuntasTidak TuntasSlice 3Slice 4
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan
ketuntasan belajar siswa kelas IV pada siklus II mencapai 100% dari jumlah
seluruh siswa (23 siswa). Akhir siklus II yang telah mencapai ketuntasan 100%
maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam bab II skripsi ini terbukti.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari tindakan pembelajaran dengan metode probing
prompting yang diberikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo semester
II tahun 2014/2015 nampak ada peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar ditunjukkan melalui tabel 4.17
Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II berikut ini.
100%
-
75
Tabel 4.17
Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen
1 Tidak Tuntas 22 95,65% 12 57,17% 0 0%
2 Tuntas 1 4,35% 11 42,83% 23 100%
Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%
Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar pada tabel 4.17 dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada tindakan
siklus I ada 11 siswa yang tuntas, sedangkan siklus II jumlah siswa yang
tuntas ada 23 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan
metode probing prompting dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada
klasifikasi tidak tuntas, pada siklus I terdapat 12 siswa yang belum tuntas
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, setelah diadakan siklus II
keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa
yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.4 dan grafik 4.5
sebagai berikut.
0
5
10
15
20
25
Prasiklus siklus I siklus II
22
12
01
11
23
jum
lah
sis
wa
tidak tuntas
tuntas
Gambar 4.4
Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
-
76
0
5
10
15
20
25
Prasiklus siklus I siklus II
jum
lah
sis
wa
tuntas
tidak tuntas
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Analisis dari distribusi hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II ini
ditunjukkan melalui tabel 4.18 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata
hasil belajar prasiklus, siklus I, dan Siklus II sebagai berikut.
Tabel 4.18
Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar
Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II
Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor minimum 35 55 70
Skor maksimum 75 85 100
Rata-rata 55 67 82
Pembelajaran dengan menggunakan metode probing prompting untuk
mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif,
yang ditunjukkan hasil analisis data dalam proses pembelajaran dengan metode
probing prompting. Setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini berdampak
positif terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan
melalui gambar 4.6 berikut.
-
77
0 20 40 60 80 100 120
Skor Minimal
Skor
Maksimal
Skor Rata-
Rata Siklus II
Siklus I
Pra siklus
Gambar 4.6
Diagram Batang Hasil Belajar Berdasarkan
Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Skor Rata-Rata
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar
nampak juga melalui skor minimal, skor maksimal dan rata-rata. Nampak dari
gambar ditunjukkan panjang batang yang semakin naik dari mulai prasiklus
sampai dengan siklus II. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan
menerapkan metode probing prompting dengan media realia dapat
meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Dalam metode
probing prompting dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan
prompting question. Pertanyaan menggali (probing question) digunakan
untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang
berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question) digunakan untuk
mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari
pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.
Pembelajaran yang menerapkan metode probing prompting dengan
media realia dapat meningkatkan jumlah ketuntasan siswa dalam belajar. Hal
ini dibuktikan dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru yang sifatnya
Nilai
-
78
menuntun atau menggali supaya siswa lebih terarah dalam menjawab
pertanyaan dari guru sehingga jawaban yang diharapkan oleh guru akan
tercapai. Selain itu pemahaman materi antara siswa satu dengan yang lainnya
yang berbeda menyebabkan nilai yang diperoleh siswa juga berbeda, hal ini
tergantung dari cara belajar mereka, ada yang menulis sambil mendengarkan
penjelasan guru, ada juga yang hanya mendengarkan penjelasan guru baru
mengerti apa yang dijelaskan. Namun tidak cukup hanya dengan pemahaman
materi dan cara belajar saja melainkan karena dituntun dengan pertanyaan
yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga nilai yang diperoleh siswa
dapat meningkat. Dalam hal ini guru harus membimbing siswa dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali dan menuntun
sehingga jawaban siswa akan sependapat dengan apa yang diharapkan oleh
guru. Selain itu penggunaan media realia juga meningkatkan hasil belajar
siswa karena dengan media yang nyata siswa dapat mempraktikkan langsung
apa yang telah dijelaskan oleh guru sehingga siswa lebih tertarik pada
pembelajaran dibandingkan pada saat kegiatan prasiklus yang hanya
menggunakan gambar saja.
Penggunaan metode probing prompting dengan media realia bagi
siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terbukti pada saat sebelum
ada tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan energi, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan metode
probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran yang terbukti bahwa melalui percobaan siswa lebih suka dan
tertarik daripada hanya melihat gambar di buku karena pada saat siswa
melakukan percobaan siswa akan mempraktikkan langsung apa yang telah
dijelaskan oleh guru sehingga siswa merasa lebih senang dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Selain meningkatkan motivasi, metode probing
prompting dengan media realia dapat meningkatkan keaktifan, keberanian,
serta rasa percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab oleh siswa akan ditampung
oleh guru kemudian ditulis di papan tulis sehingga siswa mengetahui apa
-
79
yang telah mereka sampaikan dan tidak akan ada yang menjawab yang sama
karena jawaban siswa telah ditulis di papan tulis. Guru tidak hanya
menampung jawaban dari satu siswa saja melainkan dari beberapa siswa
supaya siswa terlatih untuk aktif menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal
ini, guru tidak hanya menampung jawaban dari siswa tetapi guru juga harus
mengetahui jawaban siswa itu benar atau salah. Jika jawaban siswa benar
maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut
untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang
berlangsung. Namun, jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam
hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka
guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan
petunjuk jalan penyelesaian pertanyaan tersebut.
Penggunaan metode probing prompting dengan media realia pada
materi ”energy”, dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan
dengan adanya ketuntasan belajar siswa yang mencapai 100% dari 23 siswa
yang ada mendapat skor melebihi KKM > 70. Hal ini disebabkan sebelumnya
siswa telah mempelajari materi energi dengan guru kelasnya, walaupun
materi tersebut hanya dari buku paket dan LKS yang mereka pegang. Dalam
penelitian ini, posisi peneliti adalah mengulang materi yang telah diajarkan
oleh guru kelas IV. Walaupun peneliti bertindak sebagai pengulang, tetapi
peneliti bisa mengembangkan materi yang akan diajarkan. Tidak hanya dari
LKS yang sudah dipegang oleh siswa, tetapi peneliti harus menggunakan
buku paket dari beberapa sumber serta materi pendukung lain dari internet
supaya pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.