bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1362/5/t1...dengan...
TRANSCRIPT
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal
Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar membaca siswa SD Negeri 3 Sindurejo. Data yang diperoleh guru dari analisis hasil belajar membaca pada tes formatif dengan Kompetensi Dasar: Membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat, nilai tertinggi 83, nilai terendah 25, nilai rata-rata 59,5, dengan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia 65, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) , hanya 15 (53,64 %).dari 28 siswa. Analisis nilai hasil tes formatif pra siklus/ kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Analisis Nilai Tes Formatif Pra Siklus
Nilai Frekuensi % Keterangan Nilai Rata-rata < 65 13 46,36 Belum Tuntas 59,5 ≥ 65 15 53,64 Tuntas
Jumlah 28 100 4.1.2 Siklus I 1) Rencana Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar membaca, peneliti memfokuskan pada permasalahan yang ada sebelum penerapan permainan puzzle. Dalam hal ini peneliti menyusun strategi yang tepat agar siswa aktif mengikuti pembelajaran. Siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 14 November 2011 jam 07.00 sampai 08.10. Standar Kompetensi: Mem-baca suku kata, kata dan kalimat sederhana. Kompetensi Dasar: Membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Indikator: Membaca kata ,yang dirangkai dari suku kata ,pada pola puzzle, dengan Tema: “Kegemaran”. Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan ke-1, Kegiatan awal adalah: Mempersiapkan rencana pembelajaran, media dan lembar kerja, mengatur tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan dengan jelas tentang peragaan memasang pola puzzle yang
30
31
akan dilakukan guru. Apersepsi dilakukan dengan cara tanya jawab tentang hal yang berkaitan dengan materi berupa bacaan pendek dan sederhana. Guru memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya manfaat membaca, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan mengemukakan tugas yang akan dilakukan siswa dari pelaksanaan demonstrasi.
Kegiatan inti: Mengajak siswa menyanyi lagu “ a i u e o “ bersama sama, kemudian memulai peragaan dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir melalui pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan cara guru memasang potongan-potongan puzzle kedalam pola sambil membacanya. Guru menciptakan suasana yang menyenangkan dengan cara menyanyi di sela-sela KBM, sehingga siswa merasa senang, aktif, dan termotivasi untuk mencoba merangkai permainan puzzle, langkah berikutnya, guru mengamati reaksi seluruh siswa dan selalu memancing pertanyaan agar siswa aktif menjawab (membaca setiap potongan pola puzzle). Seluruh siswa diberi kesempatan untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat, dari proses memasang puzzle yang diperagakan guru, kemudian guru membagi siswa dalam kelompok besar untuk mencoba menyelesaikan puzzle. Setelah menyelesaikan puzzle, siswa mengerjakan lembar kerja. Guru mengamati cara kerja siswa dengan lembar observasi (tes proses), selanjutnya guru memberikan umpan balik kepada masing masing kelompok dengan memberi pujian dan penguatan untuk memotivasi siswa.
Kegiatan Akhir : Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar membaca dengan cara mengerjakan tugas rumah dengan materi membaca kalimat sederhana yang telah dipelajari. 2) Pelaksanaan tindakan Pertemuaan ke-1
Sebelum proses belajar dimulai, guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pembelajaran, dan media puzzle. Awal pembelajaran guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa dilanjutkan dengan presensi kemudian pemberian apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membaca kalimat sederhana pada puzzle yang akan dirangkai. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran. Kegaduhan terjadi saat siswa di bagi menjadi kelompok
32
yang beranggotakan 7 orang, mereka saling berebut memilih teman sesuka hatinya. Ada 2 siswa yang menangis saat anggota kelompok tidak sesuai dengan keinginannya. Suasana tenang kembali setelah guru memberikan pengarahan dan nasehat. Dalam permainan memasang pola puzzle, sebagian besar siswa terlibat aktif, meskipun masih ada siswa yang belum mau karena masih merasa kesulitan, Dalam menyelesaikan lembar kerja sudah ada kerjasama antar anggota meskipun belum menyeluruh pada semua kelompok. Refleksi pertemuan ke-1 Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti bersama observer/teman sejawat mengadakan refleksi, dasar dari refleksi adalah pengamatan observer berupa catatan hasil temuan saat proses pembelajaran berlangsung. Guru bersama observer mendiskusikan hal-hal yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran pertemuan ke-2. Hasil diskusi, pada pertemuan ke-2 adalah: anggota kelompok masih sama dengan pertemuan pertama, dengan harapan siswa sudah mengenal karakter masing-masing anggota, (meskipun pada pertemuan ke-1, awalnya mereka menolak). Guru perlu memberi pengertian pada siswa untuk tidak membeda-bedakan teman dalam kelompoknya, karena kerjasama sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Dalam pembelajaran, hendaknya guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam permainan puzzle. Guru juga harus memberikan perhatian secara merata pada semua kelompok. Pertemuan ke-2 1.Perencanaan
Proses pembelajaran difokuskan pada perbaikan pembelajaran pertemuan ke-1. Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari Rabu, 16 November 2011, jam 09.00 sampai jam 10.10. Kompetensi Dasar : Membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Indikator: (1) Membaca kata, yang dirangkai dari suku kata, pada pola puzzle, (2)
Membaca kalimat, dari rangkaian kata dalam pola puzzle dengan Tema “Kegemaran”, Ke-giatan Awal berupa: Mengoreksi hasil pekerjaan rumah, memberikan pujian pada siswa yang bernilai baik dan memberikan semangat untuk siswa yang bernilai kurang baik/tidak baik agar termotivasi, tidak putus asa atau patah semangat.
Kegiatan Inti: Guru membagi siswa membentuk kelompok dengan anggota 7 orang dengan kemampuan yang heterogen, Mengajak siswa menyanyi lagu alphabet
33
bersama - sama, kemudian menunjuk salah satu siswa untuk menyusun potongan puzzle sesuai dengan polanya serta membaca tulisan yang tertera pada puzzle yang disediakan, (guru menjelaskan dan membimbing peragaan siswa, dan mengajak semua siswa untuk membaca berulang-ulang sampai lancar), kemudian membagi puzzle pada masing-masing kelompok untuk diacak dan diselesaikan sesuai polanya, serta membacanya. Siswa mengerjakan lembar kerja yang dibagikan guru. Guru mengamati cara kerja siswa dengan lembar observasi (tes proses), memberikan umpan balik kepada masing masing kelompok dengan memberi pujian dan penguatan untuk memotivasi siswa.
Kegiatan akhir: Guru memberi soal evaluasi, menyimpulkan hasil pembelajaran, dan merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan. 2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ke-2, guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan. Saat Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung, siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran, hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan menyelesaikan tugas yang diberikan, tetapi ada beberapa siswa yang masih mengalami sedikit kesulitan.
Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi dengan memberikan tes formatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Hasil evaluasi dianalisis baik berupa kegagalan dan keberhasilan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi Pertemuan ke-2 Peneliti bersama observer mendidkusikan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada pertemuan ke-2, dari hasil observasi pelaksanaan tindakan, peneliti mengungkap beberapa hal yang terjadi dalam pembelajaran: Secara umum, pelaksanaan pembelajaran sudah baik, namun ada kekurangan yaitu masih ada siswa yang mengalami kesulitan merangkai puzzle, karena guru kurang memberi kesempatan siswa untuk terlibat dalam peragaan memasang puzzle. Guru hanya melibatkan kelompok siswa yang duduk di bangku depan saja dan tidak menyeluruh. Hasil catatan dari observer dijadikan pedoman untuk perbaikan siklus berikutnya.
34
3) Hasil Tinndakan Sikformatif depada rangkrata 71,14mencapai ktabel 4.2
klus I dilaksangan mener
kaian puzzle., siswa yaketuntasan 7
anakan dalamrapkan perm Data hasil teang mencap7 orang, (25%
m dua pertemainan puzzle
es formatif : pai ketuntas%). Analisis h
muan. Akhir e, yaitu memnilai tertinggian 21 oranhasil tes form
pertemuan mbaca 4 kalimi 92, nilai tern
ng (75%), smatif siklus I
ke-2 diadakamat yang terndah 42, nilaiswa yang dapat dilihat
an tes rdapat
ai rata-belum t pada
Tab
Nilai < 65 ≥ 65
Jumlah
Tabdengan sebformatif sik
Gambar 4.
Hasil Lemb Pekelompok byaitu Kelo
Frekuens7
21 28
bel 4.2 menubelum diteraplus I disajika
1 Diagram H
bar Kerja Kelombelajaran beranggota 7mpok I (nil
Anallisis Nilai Tebel 4.2 es Formatif SSiklus I
si %
2575
100
Ke Belu Tunt
0
unjukkan adapkannya peran dalam ben
Hasil Belajar
ompok pada siklus 7 orang. Darlai 78,57),K
25
eterangan m Tuntas as
Nila
anya peningkrmainan puzz
ntuk diagram
r Siklus I
I siswa dibri 4 kelompo
Kelompok II
5%
ai Rata-rata 71,14
katan hasil bzle dalam pe, akan terliha
belajar membmbelajaran.
at seperti gam
baca dibandiJika data ha
mbar Diagram
ngkan asil tes m 4.1
bagi menjadiok, yang mel
(nilai 70,14
75%
Tuntas
Tidak tuntas
4 kelompoampaui KKM4),Kelompok
k, masing-mM ada 3 kelo
IV (nilai 7
masing ompok 71,43)
35
sedangkan kelompok yang belum mencapai ketuntasan pembelajaran adalah Kelompok III (nilai 63,43). Hasil analisis observasi kinerja guru siklus I pertemuan ke-1 diperoleh kinerja 86,11 %, hasil analisis kinerja guru pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 88,89%. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan permainan puzzle siklus I pertemuan ke-1 adalah 73,33%, sedangkan pada pertemuan ke-2 diperoleh 80%. 4) Hasil Belajar Aspek Kognitif Dengan penerapan permainan puzzle, hasil belajar aspek kognitif siswa kelas 1, SD Negeri 3 Sindurejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar, dapat dilihat dari hasil tes formatif kondisi awal, dan tes formatif siklus I . 5) Hasil Belajar Aspek Ketrampilan Sosial Sebelum diterapkan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca, siswa masih bersifat egosentris, belum bisa diajak bekerjasama. Mereka cenderung bekerjasama hanya dengan teman tertentu. Setelah diterapkan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca, aspek ketrampilan sosial meningkat. Mereka sudah mulai bisa diajak bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 6) Efektifitas cara pembelajaran menurut peseta didik Siswa sangat senang dengan diterapkannya permainan puzzle dalam pembelajaran. Menurut mereka permainan puzzle menyenangkan dan memudahkan mereka memahami materi pembelajaran. 7) Refleksi Penerapan pembelajaran dengan perminan puzzle telah mampu meningkatkan hasil belajar membaca siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang dicapai siswa yakni 75% atau 21 siswa sudah memperoleh nilai lebih dari KKM, sedangkan 7 siswa masih belum mencapai ketuntasan. Jika dilihat dari indikator kinerja, yaitu penelitian dianggap berhasil bila siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 80%, maka hasil belajar pada siklus I ini dianggap belum berhasil. Untuk itu, peneliti akan melanjutkan pada siklus kedua.
36
4.1.3 Siklus 2 1) Rencana Tindakan
Pembelajaran siklus 2 difokuskan pada perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus 1.Siklus 2 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pada siklus 2 ini, kelompok siswa berubah dari 4 kelompok menjadi 7 kelompok. Masing-masing kelompok beranggota 4 orang. Jumlah kelompok menjadi lebih banyak, dengan tujuan setiap kelompok beranggotakan lebih sedikit sehingga mereka lebih mudah untuk bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk menyelesaikan tugas dari guru. Pertemuan 1
Pertemuan ke-1, dilaksanakan pada hari Senin, 21 November 2011 jam 07.00 sampai jam 08.10, dengan tema Kegemaran, Kompetensi Dasar: Membaca kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. Indikator : Membaca kata ,yang dirangkai dari suku kata ,pada pola puzzle, membaca 4 kalimat, dari rangkaian kata dalam pola puzzle.
Langkah-langkah pembelajaran pertemuan ke-1: Kegiatan Awal: Mempersiapkan rencana pembelajaran, media dan lembar kerja, mengatur tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan dengan jelas tentang peragaan memasang pola puzzle. Apersepsi dilakukan dengan cara tanya jawab tentang hal yang berkaitan dengan materi. Kemudian guru memberi motivasi kepada siswa tentang pentingnya manfaat membaca, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan mengemukakan tugas yang akan dilakukan siswa dari pelaksanaan peragaan memasang pola puzzle.
Kegiatan inti: Mengajak siswa menyanyi lagu “ Kegemaranku“ bersama sama, kemudian memulai peragaan memasang pola puzzle. Guru menciptakan suasana yang menyenangkan dengan cara menyanyi di sela-sela KBM, sehingga siswa merasa senang, aktif, dan termotivasi untuk mencoba merangkai permainan puzzle, langkah berikutnya, guru selalu memancing pertanyaan agar siswa aktif menjawab (membaca setiap potongan pola puzzle). Seluruh siswa diberi kesempatan untuk secara aktif melakukan peragaan memasang pola puzzle, kemudian mengajak siswa untuk membaca bersama-sama sampai lancar. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggota 4 orang untuk mencoba menyelesaikan 4 rangkaian kalimat pada puzzle. Setelah menyelesaikan puzzle, siswa mengerjakan lembar kerja. Guru mengamati cara kerja siswa dengan lembar
37
observasi (tes proses), selanjutnya guru memberikan umpan balik kepada masing masing kelompok dengan memberi pujian dan penguatan untuk memotivasi siswa.
Kegiatan Akhir : Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar membaca dengan cara mengerjakan tugas rumah. Pertemuan ke-2
Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 23 November 2011, jam 09.00 sampai jam 10.10. Kegiatan Awal: Guru memberikan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab, memberikan motivasi tentang pentingnya membaca, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan mengemukakan tugas yang akan dilakukan siswa dari pelaksanaan peragaan memasang pola puzzle.
Kegiatan inti: Mengajak siswa menyanyi kemudian memulai peragaan memasang pola puzzle langkah berikutnya, guru selalu memancing pertanyaan agar siswa aktif menjawab (membaca setiap potongan pola puzzle). Seluruh siswa diberi kesempatan untuk secara aktif melakukan peragaan memasang pola puzzle, kemudian mengajak siswa untuk membaca bersama-sama sampai lancar. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang beranggota 4 orang untuk mencoba menyelesaikan 4 rangkaian kalimat pada puzzle. Setelah menyelesaikan puzzle, siswa mengerjakan lembar kerja. Guru mengamati cara kerja siswa dengan lembar observasi (tes proses), selanjutnya guru memberikan umpan balik kepada masing masing kelompok dengan memberi pujian dan penguatan untuk memotivasi siswa.
Kegiatan Akhir: Guru memberikan tes formatif dan mengoreksi jawaban siswa, memberikan simpulan materi pembelajaran, merefleksi hasil pembelajaran, dan menutup pelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 sesuai dengan perencanaan, semua aspek observasi terlakasana dengan baik. Siswa tampak antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal itu terlihat dengan seriusnya setiap anggota kelompok memadu padankan setiap potongan puzzle ke dalam polanya hingga menjadi rangkaian kalimat. Kerjasama siswa dalam menyelesaikan tugas sangat terlihat dalam pertemuan ini.
38
Refleksi Pepengamatasudah dapditandai derangkaian k
neliti bersaman proses pepat beradaptengan keaktikalimat pada
ma observerembelajaran asi dengan ivan dan ke puzzle yang
r/ teman sesiklus 2 pertcara belaja
rjasama siswg disediakan
ejawat mengtemuan ke-1r mengguna
wa dalam keguru.
adakan disk. Pada perte
akan permaielompok unt
kusi tentangemuan ke-1 nan puzzle, uk menyeles
hasil siswa yang
saikan
3) Hasil Tinndakan HaSiswa yangmencapai ktabel 4.3
asil tes formag mencapai ketuntasan 2
tif siklus 2 niketuntasan b siswa atau 7
lai tertinggi 1belajar 26 at7,14%. Anali
100, nilai teretau 92,86%, sis nilai hasi
endah 58. Nisedangkan l tes formatif
lai rata-rata 7siswa yang
f dapat dilihat
78,57. belum t pada
Tab
Nilai < 65 ≥ 65
Jumlah
Analisis dadengan haApabila hagambar 4.2
Gambar 4.
Frekuensi2
26 28
ata pada tasil tes forma
asil tes forma2
2 Diagram H
Analisis Nilai Tebel 4.3 es Formatif SSiklus II
i %
7,1492,86100
Ket Belum
6 Tunta
bel 4.3 menatif pada sikatif siklus 2
Hasil Belajar
terangan m Tuntas
s
Nila
nunjukkan pklus 1 atau s
disajikan da
r Siklus II
7.14
ai Rata-rata 78,57
peningkatan setelah diadaalam bentuk
yang signifiakan perbaik
diagram ak
kan dibandikan pembelakan terlihat s
ngkan ajaran. seperti
92.86
Tuntas
Tidak Tunntas
39
Hasil Lembar Kelompok Pembelajaran siklus 2, siswa dibagi menjadi 7 kelompok, masing-masing, kelom-pok beranggota 4 orang. Hasil lembar kerja siklus 2, semua kelompok dapat melampaui nilai tuntas. Kelompok I (nilai 77), Kelompok II (nilai77), Kelompok III (nilai 79,25), Kelompok IV (nilai 85,50), Kelompok V (nilai 77), Kelompok VI (nilai 75), Kelompok VII (nilai 79,25). Hasil analisis observasi kinerja guru siklus 2 pertemuan ke-1 diperoleh kinerja 97,22%, hasil analisis kinerja guru pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 100%. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan permainan puzzle siklus 2, pertemuan ke-1 adalah 86,67%, sedangkan pada pertemuan ke-2 nilai yang diperoleh siswa adalah 93,33% 4) Hasil Belajar Aspek Kognitif Dengan penerapan permainan puzzle, hasil belajar aspek kognitif siswa kelas 1, SD Negeri 3 Sindurejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan. Meningkatnya hasil belajar, dapat dilihat dari hasil tes formatif siklus I dan tes formatif siklus 2. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 adalah 75%. Pada siklus 2, mengalami peningkatan menjadi 92,86%. 5) Hasil Belajar Aspek Ketrampilan Sosial Penerapan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca, berdampak pada aspek ketrampilan sosial. Mereka sudah mulai bisa diajak bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Dalam permainan puzzle, tampak kekompakkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. 6) Efektifitas cara pembelajaran menurut peseta didik Ketika siswa ditanya tentang permainan puzzle yang telah mereka lakukan, mereka mengatakan bahwa: dengan diterapkannya permainan puzzle dalam pembelajar-an, mereka merasa senang dan tidak jenuh. Ternyata permainan puzzle menyenangkan dan memudahkan mereka memahami materi pembelajaran. 7) Refleksi Penerapan pembelajaran dengan perminan puzzle telah mampu meningkatkan hasil belajar membaca siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari ketuntasan belajar yang dicapai siswa yakni 92,86% atau 26 siswa memperoleh nilai lebih dari KKM, sedangkan 2 siswa masih belum mencapai ketuntasan, sehingga diperlukan remidiasi
40
supaya dapat menyesuaikan dengan teman-temannya. Jika dilihat dari indikator kinerja, yaitu penelitian dianggap berhasil bila siswa yang mencapai ketuntasan ≥ 80%, maka penelitian ini dianggap sudah berhasil.
4.2 Hasil Analisis Data Hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 3 Sindurejo mengalami peningkatan setelah diterapkan permainan puzzle dalam pembelajaran membaca, Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan belajar setiap siklus. Analisis data antar siklus dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Analisis Data Antar Siklus
No Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus 2
Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 Siswa tuntas 15 53,64 21 75 26 92,86 2 Siswa belum tuntas 13 46,36 7 25 2 7,14 3 Jumlah 28 100 28 100 28 100 4 Nilai maksimum 83 - 92 - 100 - 5 Nilai minimum 25 - 42 - 58 - 6 Nilai rata-rata 59,5 - 71,14 - 78,57 -
Analisis data antar siklus pada tabel 4.4 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, terlihat nilai rata-rata kondisi awal (pra siklus) 59,5 pada siklus I meningkat sebesar 11,64% menjadi 71,14, pada siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 7,43% menjadi 78,57. Prosentase ketuntasan siswa pada kondisi awal (pra siklus) adalah 53,6%, pada siklus I menigkat menjadi 75%, dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 92,86%. Grafik peningkatan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.3
41
0.
20.
40.
60.
80.
100.
Gambar 4.
4.3 Pemba Besignifikan ppembelajarsebesar 21siswa mencI adalah 71menunjukkpembelajar
Pemateri pemuntuk diteraanak yang tahu, meniperhatian a
Peyang berbedapat meniDalam me
3 Diagram P
ahasan rdasarkan apada hasil bran. Prosent,4% dari koncapai 92,84%1,14, pada san bahwa pran yang memningkatan h
mbelajaran mapkan pada sdimunculka
ngkatkan manak terhadambelajaran mentuk permaingkatkan dalaksanakan
Peni
.00%
.00%
.00%
.00%
.00%
.00%
pra
53.64
Peningkatan
analisis databelajar siswaase ketuntasndisi awal (p% meningkat siklus 2 menpenerapan pmiliki keungghasil belajar meningkat. Msiswa kelas n melalui emotivasi instrip tugas yangmenggunakaainan yang tiaya imajinasi
pembelajara
a siklus
4%46.36%
ngkatan Pro
n Ketuntasan
a dapat dikea, setelah gusan siswa pra siklus). Pasebesar 17,8ingkat menjaermainan pu
gulan untuk msiswa, me
Model pembe1, karena bemosi positif. nsik siswa u
g diberikan guan strategi beidak hanya mdan kreatifita
an ini, terbu
osentase Ke
siklus I
75%
25%
n Belajar Sis
etahui bahwauru menerappada siklus ada siklus 2 84% dari sikladi 78,57. Peuzzle sebagameningkatkannunjukkan belajaran den
ermain membEmosi posituntuk belajauru. ermain dengamelibatkan aas dari berfikkti siswa tid
etuntasan Be
siklus 2
92.84%
%
elajar Siswa
swa
a terdapat ppkan permainI mencapai prosentase klus I. Nilai rateningkatan hai salah satn hasil belajabahwa pemangan permainberikan motivif yang terlihr. Hal ini di
an puzzle measpek kognitkir logis sertadak merasa
2
7.14%
Tunt
Tida
a
tas
ak Tuntas
peningkatan nan puzzle
75%, menketuntasan bta-rata pada hasil belajar u alternatif
ar siswa.
yang dalam ingkat
belajar siklus siswa model
ahaman terhnan puzzle vasi instrinsikhat dari rasatunjukkan de
hadap cocok
k pada a ingin engan
erupakan kegtif saja tetapa bertindak ce
jenuh dan
giatan pi juga ermat. bosan
42
ditandai dengan timbulnya motivasi yang kuat untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga membawa dampak yang positif yaitu meningkatnya hasil belajar membaca.
Dengan diterapkannya permainan puzzle pada pembelajaran membaca, ternyata perubahan juga terjadi pada guru sebagai fasilitator pembelajaran. Guru menjadi lebih kreatif menciptakan alat peraga pembelajaran sesuai dengan tema yang ada. Kualitas guru dalam mengajar terlihat lebih meningkat dibanding sebelum diadakan tindakan penelitian. Hal tesebut dapat dilihat dari penilaian kinerja guru, pada akhir siklus 2 yang mencapai 100%. Kinerja guru yang baik perlu dipertahankan dengan selalu aktif mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran dan pengembangan profesi, salah satunya aktif mengikuti KKG (Kelompok Kerja Guru).