bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas VI SDN
Salatiga 08, dengan jumlah siswa 33 pada mata pelajaran IPA pokok materi
perubahan benda melalui model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.
4.1 Pelaksanaan Siklus
4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus diadakan dengan tujuan melihat kondisi awal siswa
sebelum diadakan tindakan yaitu siklus I dan siklus II pembelajaran melalui
model pembelajaran aktif tipe Quiz Team. Pelaksanaan pra siklus dilakukan
dengan melihat nilai ulangan harian IPA pada materi Perubahan Benda yakni dari
33 siswa, hanya terdapat 14 siswa yang nilainya telah memenuhi KKM (75)
sedangkan nilai 19 siswa masih berada dibawah KKM.
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siswa kelas VI
Pra Siklus
No Skor Ketuntasan Jumlah
siswa
Persentase
(%)
1 ≥ 75 Tuntas 14 42
2 < 75 Belum Tuntas 19 58
Total 33 100
Sumber : Data Sekunder
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat perbandingannya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar atau memenuhi KKM ≥75 adalah sebanyak 14 siswa
(42%) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar sebanyak 19
siswa (58%).
Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas
VI SD Negeri Salatiga 08 dikarenakan dalam pembelajaran belum tercipta
suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa bosan. Guru
menggunakan metode konvensional dalam menjelaskan materi sehingga
pembelajaran tidak komunikatif dan membuat siswa sangat pasif. Dengan
53
diperolehnya data hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan
belajar atau memenuhi KKM ≥ 75 dari kelas VI SD Negeri Salatiga 08,
maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.1.2 Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka
peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VI mengenai penyebab dari
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang ada. Setelah
mengetahui penyebabnya, peneliti mencari solusi yang akan digunakan
untuk memperbaiki hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team. Langkah pertama yang dilakukan
adalah dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada
materi perubahan benda serta segala kebutuhan yang diperlukan dalam
siklus I diantaranya LKS, alat dan bahan untuk percobaan, materi diskusi,
lembar evaluasi, lembar observasi guru dan siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada
hari Rabu 23 November 2016, Kamis 24 November 2016. Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu rekan
sejawat sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama akan dilakukan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
berbantuan LKS. Pada pertemuan kedua dilakukan evaluasi guna
mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.
a. Pertemuan Pertama
Siklus 1 pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 23 November
2016 pada jam ke 5-6 dengan alokasi waktu 2x35 menit.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal
diantaranya, kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan dengan alokasi
waktu kurang lebih 10 menit, pada tahap I (eksplorasi) diawali dengan
guru memberikan salam, guru mengabsensi siswa, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Saat mati lampu, pasti kalian
54
menggunakan lilin untuk menerangi ruangan bukan? Lalu apa yang terjadi
pada lilin jika sudah dinyalakan menggunakan korek api?”, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu
menjelaskan perubahan benda berdasarkan faktor yang mempengaruhinya
(pemanasan).
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 55 menit yang terdiri
dari 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Tahap I (eksplorasi) diawali dengan, guru menuliskan topik pembelajaran
(perubahan benda akibat pemanasan). Guru bertanya kepada siswa
mengenai materi penyebab perubahan benda akibat pemanasan.
“Pernahkah kalian melihat mentega padat berubah menjadi minyak (cair) ?
mengapa demikian?”, kemudian beberapa siswa menyusun gagasan atau
pendapatnya. Guru menyampaikan materi, tugas-tugas dan sesi Quiz Team
dengan waktu kurang dari 10 menit. Siswa kelas VI SD Negeri Salatiga
08 dibagi menjadi 3 kelompok (A, B, dan C).
Tahap 2 (elaborasi) diawali dengan siswa yang mengambil alat dan
bahan untuk percobaan kemudian melakukan percoban berdasarkan LKS,
selanjutnya siswa berdiskusi dan dilanjutkan sesi pertandingan akademik
dengan Quiz Team. Tim A menyiapkan kuis jawaban singkat, dengan
waktu persiapan tidak lebih dari 5 menit. Sedangkan waktu pembuatan
soal yang dilakukan tim A dipakai tim B dan C untuk belajar dan
memeriksa catatan mereka, tim A memberi kuis kepada tim B, lalu tim B
dapat menjawab dan pertanyaan tersebut tidak dilempar kepada tim C,
skor 1 untuk tim B, seluruh siswa memberikan tepuk tangan untuk tim B.
Kemudian tim A memberikan pertanyaan selanjutnya kepada tim C dan
tim C dapat menjawab, maka pertanyaan tersebut tidak dilempar kepada
tim B, jadi skor tim B dan C satu sama, berikut seterusnya sampai kuis
dari tim A habis, ketika kuis dari tim A selesai maka siswa melanjutkan ke
segmen kedua dan tim B sebagai pemandu kuis dan mengulang proses
tersebut hingga selesai dan masuk ke segmen ke tiga dimana tim C sebagai
55
pemandu kuis. Siswa terlihat sangat antusias hingga tidak terasa jam
pelajaran usai.
Tahap 3 (konfirmasi), guru bersama siswa mengevaluasi dan
merefleksi proses pembelajaran yaitu dengan guru menanyakan kepada
siswa mengenai hal yang belum dipahami atau diketahui siswa,
selanjutnya guru menjelaskan ulang mengenai apa yang belum dipahami
siswa sebelumnya.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5
menit, dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya, guru dan siswa membuat penegasan atau
kesimpulan tentang perubahan benda karena pemanasan atau pendinginan,
guru mengakhiri pembelajaran.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 24 November 2016 pada
jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Selanjutnya langkah-
langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 pertemuan kedua sebagai
berikut :
Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam dan meminta siswa
untuk berdoa, guru mengabsensi siswa, guru melakukan apersepsi yang
berkaitan dengan pembelajaran “Pernahkah kalian melihat besi atau paku
berwarna kuning kecoklatan? mengapa bisa demikian?”, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu
menjelaskan perubahan benda berdasarkan faktor yang mempengaruhinya.
Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 55 menit yang terdiri
dari 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Tahap 1
(eksplorasi) diawali dengan guru menuliskan topik pembelajaran
(perubahan benda akibat perkaratan), guru bertanya mengenai materi
penyebab perubahan benda akibat perkaratan “mengapa benda-benda dari
logam dapat mengalami perubahan warna dan bau? coba sebutkan faktor
penyebab berubahnya benda-benda logam? siswa menyusun gagasan atau
56
pendapatnya. Guru menjelaskan materi, tugas-tugas dan sesi Quiz Team
dengan waktu tidak lebih dari 10 menit. Siswa membentuk kelompok (A,
B, dan C) seperti pada pertemuan lalu. Tahap 2 (elaborasi) masing-masing
siswa dari perwakilan kelompok mengambil alat dan bahan untuk
percobaan perkaratan pada paku, siswa mengamati alat dan bahan,
kemudian segera menuliskan hasil percobaan mereka ke dalam lembar
kerja yang sudah disediakan. Siswa mengambil materi diskusi,
membacanya dan berdiskusi sedangkan tim A menyiapkan kuis jawaban
singkat, dan kegiatan pertandingan akademis segera dimulai, siswa terlihat
cukup aktif dan antusias. Di akhir kuis guru membacakan perolehan skor
untuk masing-masing kelompok mulai dari pertemuan lalu tentang
pemanasan atau pendinginan hingga perkaratan. Tahap 3 (elaborasi) guru
bersama siswa mengevaluasi dan merefleksi proses pembelajaran.
Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5
menit dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya, guru dan siswa membuat penegasan atau
kesimpulan tentang Perkaratan, guru mengakhiri pembelajaran.
Hasil Tindakan Siklus I
Dari hasil observasi mengenai evaluasi yang diadakan pada siklus
1 pertemuan 1, dan siklus 1 pertemuan 2 mengenai materi perubahan
benda diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak
19 siswa, serta siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 14
siswa. Pada siklus I diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan
belajar sebanyak 28 siswa serta siswa yang belum mengalami ketuntasan
sebanyak 5 siswa, dengan nilai rata-rata sebesar 80,9. Nilai minimum
siswa adalah 65 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 90 (lihat
tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1).
Secara lebih jelas, hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS menyatakan
bahwa 85 % siswa mengalami ketuntasan dan hanya 15% siswa yang
belum tuntas dari nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Dari
57
perbandingan diatas jelas terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus I ini, namun masih perlu diadakan perbaikan karena masih
terdapat 5 siswa yang masih belum mengalami ketuntasan.
Hasil Observasi Siklus I
Selama guru mengajar, peneliti mengamati jalannya pembelajaran
dengan mengisi instrumen observasi siswa dan guru yang telah
disediakan. Terdapat 15 item dalam instrumen siswa dan guru yang
berdasar pada penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.
Berikut ini hasil observasi kegiatan pembelajaran pada siklus 1.
a. Pertemuan 1
1. Analisis data dari hasil mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 1 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat
mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 1
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
mengajar yang
dilakukan oleh guru.
1, 2, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 14
10 66,7
2 Indikator kegiatan
mengajar yang tidak
dilakukan oleh guru.
3, 4, 5, 13, 15 5 3.33
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan,
pengamatan dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengamati
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara
mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan
untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta
aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran
aktif tipe Quiz Team. Berdasarkan tabel 4.2 ada 15 indikator penilaian
58
kegiatan mengajar yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan
lembar observasi mengajar guru. Tapi masih ada 5 indikator yang belum
dilakukan oleh guru yaitu belum menyampaikan tujuan, belum
menyampaikan pertanyaan terbuka tentang materi, guru belum meminta
siswa menyusun pendapat atau gagsannya, guru belum menyimpulkan
materi pembelajaran, guru belum melakukan refleksi. Sebenarnya guru
sudah melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team cukup baik, hal ini terbukti hampir
semua indikator penilaian kegiatan mengajar guru sudah dilaksanakan.
Guru sudah mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa alat dan
bahan untuk percobaan, LKS, materi diskusi Quiz Team. Guru juga
memberi salam terlebih dahulu ketika memulai pembelajaran, melakukan
absensi, dan menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah
sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru menyiapkan alat
dan bahan untuk percobaan dan membagikan kepada siswa, memberikan
materi kepada masing-masing kelompok untuk membuat kuis beserta
jawaban singkatnya, memberi kesempatan pada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya. Guru sudah menyampaikan topik yang akan
dipelajari. Guru juga sudah memberikan penjelasan tentang cara kerja
kelompok dan memberi pengarahan supaya menggunakan LKS yang
sudah disediakan oleh guru supaya siswa dapat melakukan percobaan
dengan terstruktur. Guru juga sudah menjalankan kegiatan pembelajaran
aktif tipe Quiz Team dengan baik, sehingga siswa dapat saling berbagi
informasi secara luas namun masih ada sebagian siswa yang ramai sendiri.
Pada siklus 1 pertemuan 1, observasi tidak hanya ditujukan pada guru saja,
melainkan juga siswa.
59
2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang dilakukan
oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 1
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
belajar yang
dilakukan oleh siswa.
1, 2, 7, 8, 9, 10, 11 7 46.7
2 Indikator kegiatan
belajar yang tidak
dilakukan oleh siswa.
3, 4, 5, 6, 12, 13,
14, 15
8 53,3
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah
mengikuti pembelajaran dengan cukup baik meskipun belum menyeluruh.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya item yang sudah dilakukan oleh
siswa, meliputi siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa
mengamati alat dan bahan untuk percobaan, siswa memperhatikan
langkah-langkah percobaan melalui lembar kerja siswa, siswa sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan percobaan, siswa berani menyampaikan
hasil temuan, siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-
langkah pembelajaran aktif tipe Quiz Team, sehingga siswa dapat
melakukan semua alur belajar dengan baik dan mendapat pengetahuan
yang luas ketika pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif
tipe Quiz Team berlangsung. Interaksi positif siswa dan guru sudah dapat
berlangsung dengan baik, namun siswa masih ramai sendiri saat quiz team
dimulai (pertandingan akademik) dan sulit dikendalikan.
60
b. Pertemuan 2
1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus I pertemuan 2 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat
mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat
dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 2
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
mengajar yang
dilakukan oleh guru.
1, 2, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14
12 80
2 Indikator kegiatan
mengajar yang tidak
dilakukan oleh guru.
3, 5, 15 3 20
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 4.4 ada 15 indikator penilaian kegiatan mengajar
yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi
mengajar guru dan masih ada 3 indikator yang belum dilakukan oleh guru
yaitu guru masih lupa menyampaikan tujuan pembelajaran seperti pada
RPP, guru belum meminta siswa menyusun gagasan atau pendapatnya,
guru belum melakukan refleksi. Dalam kegiatan inti, guru sudah
melaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru
sudah membagi kelas menjadi 3 kelompok, guru sudah menyampaikan
topik yang akan dipelajari. Guru juga sudah memberikan penjelasan
tentang bekerja dalam kelompok supaya setiap anak terlibat dalam
mengerjakan LKS. Ketika kegiatan kelompok dan Quiz Team berlangsung
guru juga aktif untuk membimbing dan mengamati siswa. Guru melakukan
tes formatif (evaluasi) dalam siklus 1 pertemuan terakhir ini. Selain itu
guru juga sudah melakukan tanya jawab bersama siswa pada materi yang
61
belum jelas. Guru juga mengingatkan siswa untuk belajar dirumah agar
pembelajaran yang didapatkan pada pertemuan ini tidak mudah lupa.
2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa
Berdasarkan hasil observasi siklus I pertemuan 1 yang dilakukan
oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus I Pertemuan 2
No Indikator
Penilaian Nomor Frekuensi
%
1 Indikator kegiatan
belajar yang
dilakukan oleh
siswa.
1, 2, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 14
9 60
2 Indikator kegiatan
belajar yang tidak
dilakukan oleh
siswa.
3, 4, 5, 6, 13, 15 6 40
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah
mengikuti pembelajaran dengan cukup baik meskipun belum menyeluruh.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya item yang sudah dilakukan oleh siswa,
meliputi siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa
mengamati alat dan bahan untuk percobaan, siswa memperhatikan langkah-
langkah percobaan melalui lembar kerja siswa, siswa sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan percobaan, siswa berani menyampaikan hasil temuan,
siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah
pembelajaran aktif tipe Quiz Team, sehingga siswa dapat melakukan semua
alur belajar dengan baik dan mendapat pengetahuan yang luas ketika
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
berlangsung. Siswa aktif menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat,
siswa menyelesaikan soal evaluasi dengan baik dan tepat waktu.
62
3. Refleksi Siklus I
Setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan pada siklus I
pertemuan I dan II, kegiatan selanjutnya adalah refleksi tentang seluruh
kegiatan yang telah dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan
refleksi ini mengacu pada seluruh kegiatan yang telah dilakukan saat
pembelajaran berlangsung diantaranya adalah hasil belajar siswa, hasil
observasi kegiatan mengajar guru dan hasil obervasi kegiatan belajar siswa
mengenai faktor-faktor perubahan benda (pemanasan dan perkaratan),
yang telah dilaksanakan pada siklus I pertemuan I dan II. Kegiatan ini
dilakukan untuk bahan perbaikan dengan membandingkan proses
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai indikator keberhasilan yang
ingin dicapai dalam penelitian. Temuan yang muncul pada siklus I,
sebagai berikut :
1. Siswa belum memiliki rasa ingin tahu yang besar saat percobaan,
terbukti masih ada siswa yang ramai sendiri ketika dalam diskusi
kelompok dan percobaan.
2. Siswa kurang memperhatikan bimbingan guru, fokus dan asyik
dalam percobaan sehingga siswa mengulang pertanyaan yang
pernah disampaikan temannya (bertanya hal yang sama).
3. Kondisi kelas kurang kondusif ketika Quiz Team, banyak siswa
yang tidak mau kalah saat sesi Quiz Team, terjadi perebutan skor
antar kelompok.
Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan lebih lanjut terhadap
permasalahan yang dialami pada siklus I untuk digunakan sebagai dasar
perbaikan dalam pelaksanaan siklus II agar hasil belajar IPA siswa kelas VI
SDN Salatiga 08 dapat meningkat. Dengan KKM 75 pembelajaran
dikatakan berhasil apabila memenuhi KKM, namun masih terdapat 5 siswa
yang belum tuntas, untuk itu dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II
agar 33 siswa kelas 6 SDN Salatiga 08 dapat mengalami ketuntasan belajar
secara keseluruhan.
63
4.1.3 Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Setelah melihat hasil refleksi pada siklus I, peneliti segera membuat
perencaan pembelajaran pada siklus II yang merupakan perbaikan pada
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I sehingga indikator kerja
akan dapat tercapai pada siklus II ini. Serta diharapkan hasil belajar siswa
juga dapat meningkat apabila indikator kerja sesuai dengan perencanaan.
Pada perencanaan siklus II ini diawali dengan guru mempersiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, alat dan bahan untuk
percobaan, materi diskusi, lembar evaluasi, lembar observasi guru dan
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada
hari Jum’at 25 November 2016, Sabtu 26 November 2016. Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dengan dibantu rekan
sejawat sebagai pengajar. Pada pertemuan pertama dan kedua akan
dilakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz
Team dengan berbantuan LKS dan akan dilakukan evaluasi pembelajaran
guna mengetahui hasil dari pemberian tindakan dalam pembelajaran.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 25 November 2016
pada jam ke5-6 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya:
Kegiatan Pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberikan salam, guru melakukan
absensi, guru melakukan persepsi dengan bertanya kepada siswa :
“Pernahkah kalian melihat buah yang sudah terlalu matang? Bagaimana
ciri-cirinya? Mengapa bisa terjadi demikian”, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran siswa diharapkan mampu menjelaskan perubahan benda
berdasarkan faktor yang mempengaruhinya (pembusukan).
64
Selanjutnya langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada
siklus II sebagai berikut :
Kegiatan Inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 55
menit yang terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, laborasi dan konfirmasi.
Pada tahap 1 (eksplorasi), guru menuliskan topik pembelajaran (Perubahan
Benda Akibat Pembusukan), guru memberikan pertanyaan terbuka tentang
materi penyebab perubahan benda akibat pembusukan “Mengapa roti
tawar yang dibiarkan lama diruang terbuka terlihat berjamur?” Siswa
menyusun gagasan atau pendapatnya. Guru menjelaskan materi, tugas-
tugas dan sesi Quiz Team seperti pada pertemuan lalu dengan waktu
kurang dari 10 menit. Masing-masing siswa berkelompok sesuai
pembagian kelompok pada pertemuan lalu yaitu kelompok A, B, dan C.
Pada tahap ke 2 (elaborasi) diawali dengan siswa mengambil alat dan
bahan untuk percobaan pembusukan pada roti tawar, lalu berdiskusi dan
mencatat hasil percobaan pada lembar kerja siswa. Tim A menyiapkan
kuis dengan jawaban singkat. Kuis tersebut harus dibuat dalam waktu
kurang lebih 5 menit. Proses pembelajaran lebih kondusif, diskusi
berlangsung dengan baik, Quiz Team dilanjutkan hingga segmen ketiga
kelompok C sebagai pemandu. Pada tahap 3 yaitu tahap (konfirmasi), guru
memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa. Dengan
menyimpulkan dari hasil bermain Quiz Team, pencatatan hasil bermain
Quiz Team, guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan
memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi, guru bersama siswa
merefleksi proses pembelajaran.
Sedangkan kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu
kurang lebih 5 menit, langkah-langkahnya sebagai berikut: guru dan siswa
membuat penegasan atau kesimpulan tentang Perubahan Benda karena
Pembusukan, guru mengakhiri pembelajaran.
.
65
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 26 November 2016 pada
jam pelajaran 1-2 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Langkah yang
dilakukan dalam kegiatan awal antara lain:
Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan alokasi waktu kurang
lebih 10 menit, diawali dengan guru memberikan salam dan meminta
siswa berdoa, guru mengabsensi siswa, guru melakukan apersepsi dengan
bertanya: “Pernahkah kalian melihat kayu yang mudah patah? atau
pernahkah kalian melihat batu yang mudah rapuh? Kira-kira apa yang
terjadi pada kayu dan batu tersebut?”, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran siswa diharapkan mampu menjelaskan perubahan benda
berdasarkan faktor yang mempengaruhinya (pelapukan). Selanjutnya
langkah-langkah kegiatan inti pembelajaran pada siklus 1 pertemuan ke
dua sebagai berikut: Kegiatan Inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang
lebih 55 menit yang terdiri dari 3 tahap, yaitu eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi.
Pada tahap 1 (eksplorasi) guru menuliskan topik pembelajaran
(perubahan benda akibat pembusukan), guru memberikan pertanyaan
terbuka tentang materi penyebab perubahan benda akibat pelapukan
“Mengapa kayu untuk pembuatan perkakas rumah tangga lebih awet
dibandingkan kayu bakar biasa yang dibiarkan terkena panas dan
hujan?”Cukup banyak siswa yang berani mengemukakan gagasan atau
pendapatnya dibandingkan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,
setelah bertanya jawab dengan guru siswa langsung membentuk keompok
seperti pada pertemuan berikutnya dimana mereka terbagi menjadi 3
kelompok.
Pada tahap 2 (elaborasi) : Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk
percobaan pelapukan kayu, siswa mengerjakan lembar kerja siswa dengan
sungguh dan teliti. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk mengambil
materi diskusi, membagikan pada anggota kelompoknya, membaca
bersama dan berdiskusi, selanjutnya tim A mulai menyiapkan kuis
66
jawaban singkat, dengan waktu persiapan tidak lebih dari 5 menit.
Pertandingan akademik dimulai hingga tim C menjadi pemandu kuis pada
segmen ke tiga. Pembelajaran lebih kondusif dibanding pertemuan-
pertemuan lalu, tidak ada masalah pada waktu namun terlihat antusias
siswa yang sangat terlihat supaya kelompok mereka mendapatkan jumlah
poin tertinggi.
Pada tahap 3 (konfirmasi), guru membacakan perolehan skor total
mulai dari pembelajaran tentang perubahan benda akibat pemanasan,
perkaratan, pembusukan dan yang terakhir pelapukan. Guru bersama siswa
melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui pada
materi Perubahan Benda akibat Pelapukan. Sedangkan kegiatan penutup
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan Penutup dilakukan dengan alokasi waktu krang lebih 5
menit, guru mengulang kembali materi pembelajaran yang telah
disampaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua guna
mengingatkan kembali pengetahuan siswa. Setelah siswa dapat mengingat
kembali, guru memberikan soal evaluasi yang sebelumnya telah diuji
validitas dan reliabilitasnya yang berjumlah 20 soal. Selanjutnya, guru
bersama siswa mengkoreksi hasil evaluasi tersebut guna melihat hasil dari
penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz
Team dengan berbantuan LKS.
Hasil Tindakan Siklus II
Dari hasil observasi mengenai evaluasi yang diadakan pada siklus
2 pertemuan I, dan siklus 2 pertemuan II mengenai materi perubahan
benda diperoleh hasil siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak
33 siswa. Pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 89,894. Nilai minimum
siswa adalah 80 dan nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 100 (Tabel
4.14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II). Secara lebih jelas,
hasil dari penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif
tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS menyatakan bahwa 100 % dari
67
nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Dari perbandingan diatas jelas
terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II ini.
Hasil Observasi Siklus II
Selama guru mengajar, peneliti mengamati jalannya pembelajaran
dengan mengisi instrumen observasi siswa dan instrumen observasi guru
yang telah disediakan. Terdapat 15 item dalam instrumen siswa dan guru
yang berdasar pada penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
dengan berbantuan LKS. Berikut hasil observasi kegiatan pembelajaran
pada siklus II.
a. Pertemuan 1
Pengamatan dilaksanakan secara intensif dan berkelanjutan,
pengamatan dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengamati
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara
mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Pengamatan dilakukan
untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran serta
aktivitas guru selama proses pembelajaran melalui model pembelajaran
aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan LKS. Berikut ini tabel hasil
observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada
siklus II pertemuan 1.
Pada siklus II pertemuan 1, observasi tidak hanya ditujukan pada
guru saja, melainkan juga siswa. Berikut hasil observasi siswa dapat
dilihat pada tabel 4.6.
a. Pertemuan 1:
1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus 2 pertemuan 1 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas 6 mata pelajaran IPA saat
mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat
dilihat pada tabel 4.6.
68
Tabel 4.6
Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 1
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
mengajar yang
dilakukan oleh guru.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 14,
15
14 93,3
2 Indikator kegiatan
mengajar yang tidak
dilakukan oleh guru.
13 1 6,6
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6 ada 14 indikator penilaian kegiatan mengajar
yang sudah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan lembar observasi
mengajar guru. Guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan
mengunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team, dan indikator
penilaian kegiatan mengajar guru sudah dilaksanakan. Guru sudah
mempersiapkan alat dan media pembelajaran berupa alat dan bahan untuk
percobaan, lembar diskusi untuk Quiz Team, LKS. Guru mengajak siswa
untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, serta
melakukan absensi. Guru juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan yang akan dilakukan kepada siswa.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah
sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru membagi kelas
menjadi 3 kelompok kemudian siswa mengambil alat dan bahan untuk
percobaan dan LKS yang disediakan guru didepan kelas, setiap kelompok
dibimbing dalam mengerjakan pekerjaanya, guru juga sudah memberikan
penjelasan tentang cara kerja kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran
aktif tipe Quiz Team guru sudah melakukan dengan baik sesuai dengan
rancangan pembelajaran, sehingga siswa dapat saling berbagi informasi
secara luas. Namun masih ada 1 indikator yang belum dilakukan yaitu
guru belum mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari, dan 1 hal di luar indikator mengenai alokasi waktu
69
yaitu dalam pengaturan waktu guru melebihi sedikit waktu alokasi yang
ditentukan.
2. Analisis data dari hasil observasi belajar siswa
Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan 1 yang dilakukan
oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Distribusi Tindakan Siswa dalam pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 1
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
belajar yang dilakukan
oleh siswa.
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9,
10, 12, 14
11 73,3
2 Indikator kegiatan
belajar yang tidak
dilakukan oleh siswa.
6, 11, 13, 15 4 26,7
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi belajar siswa. Siswa sudah
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan semua
item yang sudah dilakukan oleh siswa, meliputi siswa secara mandiri
mengambil alat dan bahan untuk percobaan, melakukan percobaan
bersama teman sekelompoknya, mempersiapkan alat tulis, siswa dalam
kondisi siap walau tidak harus diminta siap oleh guru, siswa
mendengarkan penjelasan guru dengan baik, siswa mampu menjawab
pertanyaan–pertanyaan dari guru dan ketika Quiz Team berlangsung.
Bukan hanya itu saja siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya
untuk melakukan percobaan berdasarkan langkah-langkah dalam LKS.
Siswa juga sudah aktif untuk bertanya tentang hal yang kurang dipahami,
misalnya tentang kata yang menurut siswa sulit (ozon).
Namun masih ada indikator yang belum terlaksana yaitu siswa
belum mengalami rasa ingin tahu yang besar tentang bahan untuk
70
percobaan, siswa menyepelekan guru ketika menjelaskan mengenai
langkah-langkah Quiz Team karena siswa merasa pada pertemuan-
pertemuan yang lalu sudah pernah dijelaskan dan siswa sudah paham,
siswa tidak membuat rangkuman. Beberapa siswa masih ada yang ramai,
tetapi dapat dimaklumi karena terlalu aktif dalam pembelajaran siswa
merasa senang dan sulit dalam pengendalian kelas. Sebagian siswa malas
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui.
b. Pertemuan 2
1. Analisis data dari hasil observasi kegiatan mengajar guru
Hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus 2 pertemuan 2 yang
dilakukan oleh observer pada guru kelas VI mata pelajaran IPA saat
mengajar menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat
dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi Tindakan Guru dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 2
No Indikator Penilaian Nomor Frekuensi %
1 Indikator kegiatan
mengajar yang
dilakukan oleh guru.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14,15
15 100
2 Indikator kegiatan
mengajar yang tidak
dilakukan oleh guru.
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 15 indikator yang
ada guru sudah melakukan semuanya sehingga dapat dikatakan guru dalam
mengajar sudah sesuai dengan lembar observasi mengajar guru Mulai dari
kegiatan guru mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan untuk
proses pembelajaran serta mempersiapkan alat dan bahan percobaa. Guru
sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Dalam kegiatan inti, eksplorasi yang dilakukan oleh guru sudah
sesuai dengan apa yang direncanakan dalam RPP. Guru membagikan alat
dan bahan untuk percobaan dan LKS kepada masing-masing kelompok.
71
Setelah selesai guru membagikan materi diskusi untuk masing-masing
kelompok, kemudian siswa membuat pertanyaan dalam waktu 5 menit
beserta jawabannya, lalu siswa membacakan pertanyaannya untuk
kelompok lain, dan terjadi pertandingan akademik, dimana masing-maisng
kelompok berlomba-lomba untuk dapat menjawab pertanyaan sebanyak-
banyaknya dan mendapatkan poin terbanyak. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa tentang materi yang belum jelas, guru bersama
siswa menarik kesimpulan.
Guru juga sudah melakukan refleksi, guru meminta siswa untuk
belajar lebih giat agar tidak mudah lupa pembelajaran yang telah didapat,
setiap siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
2. Analisis data dari hasil observasi siswa
Berdasarkan hasil observasi siklus 2 pertemuan 2 yang dilakukan
oleh observer pada siswa kelas VI mata pelajaran IPA saat proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team
dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Distribusi Tindakan Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team Siklus II Pertemuan 2
No Indikator Penilaian Nomor Item yang
Dilakukan Siswa Frekuensi
%
1 Indikator kegiatan
belajar yang dilakukan
oleh siswa.
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13,
14
14 93,4
2 Indikator kegiatan
belajar yang tidak
dilakukan oleh siswa.
15 1 6,6
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.9 dari 15 kegiatan, siswa sudah melakukan 15
kegitan dengan begitu siswa dapat dikatakan sudah melakukan semua
kegiatan yang dicantumkan dalam lembar observasi. Siswa dapat
dikatakan sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini cukup baik
72
karena pada siklus 2 pertemuan 2 siswa juga sudah melakukan semua
kegiatan yang tercantum dalam lembar observasi. Dengan begitu kondisi
belajar yang kondusif, dan kegiatan pembelajaran berjalan sesuai alur.
Kondisi yang seperti inilah yang mendukung siswa dalam belajar sehingga
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran,
bukan hanya itu kondisi kelas pun akan menjadi nyaman untuk sebuah
proses pembelajaran.
Siswa sudah berani mengemukakan pendapat atau gagasannya,
mempersiapkan alat tulis, siswa selalu dalam kondisi siap belajar ketika
guru sudah masuk ruang kelas. Siswa sudah mulai secara keseluruhan
berpartisipasi mengeluarkan dan bertukar pendapat saat kerja kelompok,
siswa sudah mulai memahami kegiatan berbagi informasi dan menggali
informasi antar siswa dalam kelompok, siswa sudah mengerjakan soal
evaluasi dengan baik dan tepat waktu.
Namun masih ada sedikit keramaian saat pembelajaran
berlangsung karena pembelajaran berjalan dengan menyenangkan volume
pembicaraan siswa terdengar sedikit keras, tetapi hal ini dapat dimengerti.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran Quiz Team
pada siswa kelas VI SDN Salatiga 08, pada akhir siklus I & siklus II dan
melihat dari hasil observasi yang ada, dapat terlihat bahwa pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II ini sudah jauh lebih baik daripada siklus I.
Keberhasilan ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami kenaikan.
Pada siklus I hanya terdapat 85 % siswa yang mengalami ketuntasan
sedangkan pada siklus II naik menjadi 100 % siswa yang mengalami
ketuntasan.
Melihat hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 100 % siswa
mengalami ketuntasan, hal ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang
menyatakan minimal 90% siswa mengalami ketuntasan, dapat dikatakan
penerapan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan berbantuan
73
LKS berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, pelaksanaan tindakan
telah cukup tanpa perlu diadakan siklus selanjutnya.
4.2.1 Hasil Penelitian
4.2.1.1 Pra Siklus
Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA
kelas VI SDN Salatiga 08 masih rendah dari KKM yang ditentukan yaitu
75. Dari 33 siswa, 14 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 19
siswa belum memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 69,84.
Diperoleh data nilai minimum pra siklus adalah 45 dan nilai maksimum
85. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang masih konvensional
tanpa adanya penerapan model pembelajaran sehingga siswa kurang
tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Untuk
mengetahui lebih jelas persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas VI
pada kondisi awal (pra siklus) dapat dilihat pada tabel 4.10 .
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa
Kelas VI Pra Siklus
No. Skor Frekuensi Persentase (%)
1 45 1 3,0
2 50 1 3,0
3 55 2 6,0
4 60 1 3,0
5 65 7 21,3
6 70 7 21,3
7 75 6 18,1
8 80 7 21,3
9 85 1 3,0
Jumlah 33 100
Sumber : Data Primer
Hasil belajar pra siklus juga dapat dilihat pada gambar 4 diagram
lingkaran hasil belajar IPA Pra siklus berikut :
74
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Berdasarkan Pra Siklus
4.2.1.2 Siklus I
Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka
peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas VI mengenai penyebab dari
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian
diterapkannya model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dalam
pembelajaran.
Hasil yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebanyak 28 siswa
mengalami ketuntasan belajar sedangkan 5 siswa lainnya belum mencapai
ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 80,9.
Dalam pelaksanaan siklus I ini, masih terdapat beberapa
kekurangan diantaranya guru kurang membimbing siswa dalam percobaan
dan pengisian LKS sehingga terdapat beberapa siswa masih kebingungan
dalam mengerjakan tugas kelompok, ketersediaan materi diskusi untuk
Quiz Team masih kurang sehingga beberapa siswa tampak kurang
merespon masalah yang diberikan guru dan terlihat pasif.
Berdasarkan proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team didapat hasil belajar pada siklus I
dengan rentang nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.11
58%
42%
Tidak Tuntas Tuntas
75
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa
Kelas VI Siklus 1
No. Skor Frekuensi Persentase (%)
1 65 3 9,0
2 70 2 6,0
3 75 4 12,1
4 80 9 27,3
5 85 7 21,3
6 90 8 24,3
Jumlah 33 100
Sumber : Data Primer
Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 1 dapat dilihat
pada diagram di bawah ini:
Gambar 4.2 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Skor Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Siklus 1
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat distribusi frekuensi persebaran
nilai hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08 pada siklus 1. Dapat
diketahui bahwa nilai kebanyakan siswa berada pada batang keempat,
yaitu nilai batang pertama 65 - 68 berjumlah 3 siswa, batang nilai kedua
69 - 72 berjumlah 2 siswa, batang nilai ketiga 73 - 76 berjumlah 4 siswa,
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
65 70 75 80 85 90
Frek
uen
si
Skor
Frekuensi
76
batang nilai keempat 77 - 80 sebanyak 9 siswa, batang nilai kelima 81 – 84
berjumlah 7 siswa dan siswa yang mendapat nilai pada batang terakhir 85
– 88 adalah 8 siswa.
4.2.1.3 Refleksi Siklus I
Dilihat dari hasil observasi, guru belum 100% menguasai kelas
sehingga masih ada kekurangan di dalam proses kegiatan belajar mengajar
di kelas, sehingga model pembelajaran Quiz Team belum berlangsung
dengan baik. Banyak siswa yang ramai sendiri ketika pembagian
kelompok dan saat berdiskusi. Dalam pembelajaran IPA siswa kelas VI
SDN Salatiga 08 setelah dilaksanakan siklus I sudah mengalami
peningkatan. Tetapi masih ada beberapa siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM yang ditentukan yaitu 75.
Dari kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus I, akan
digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada
siklus II. Pada siklus II ini guru diharapkan lebih mampu menguasai
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quiz Team. Guru
harus menguasai keadaan kelas ketika penyampaian materi sehingga kelas
dalam keadaan kondusif. Guru juga harus memberikan kesempatan pada
kelompok untuk lebih aktif dalam berdiskusi dan menyampaikan
pendapat. Untuk mengaktifkan siswa pada siklus 2 guru membagikan
materi diskusi lebih banyak untuk masing-masing kelompok supaya semua
anggota kelompok ikut ambil bagian dalam pembuatan kuis, dan hal ini
diharapkan menjadi fasilitas untuk meningkatkan pemahaman dan hasil
nilai siswa.
77
4.2.1.4 Siklus II
Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman
siswa tentang menjelaskan tentang materi pembelajaran perubahan benda
akibat pembusukan dan pelapukan. Distribusi frekuensi hasil belajar IPA
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa
Kelas VI Siklus 2
No. Skor Frekuensi Persentase (%)
1 80 2 6,1
2 85 10 30,3
3 90 10 30,3
4 95 9 27,2
5 100 2 6,1
Jumlah 33 100
Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa siklus 2 dapat dilihat
pada diagram batang di bawah ini:
Gambar 4.3 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Skor Siswa Kelas VI SDN Salatiga 08 Siklus II
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat distribusi frekuensi
persebaran nilai hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08 pada siklus
0
2
4
6
8
10
12
80 85 90 95 100
Frek
uen
si
Skor
Column1
78
2. Dapat diketahui bahwa nilai kebanyakan siswa berada pada posisi
kedua dan keempat yaitu nilai pertama antara 80 - 82 berjumlah 2 siswa,
kedua yaitu 83 – 85 berjumlah 10 siswa, batang nilai ketiga 89 - 91
berjumlah 10 siswa ,dan batang nilai keempat 95 – 97 berjumlah 9 siswa,
pada batang nilai kelima 98 – 100 berjumlah 2 siswa.
Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, secara keseluruhan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quiz
Team lebih baik dibandingkan pembelajaran pra siklus atau siklus I.
Terjadi peningkatan yang lebih baik dari siswa maupun guru.
Kelebihan dari guru yaitu guru lebih menguasai kelas karena siswa
fokus pada materi kuis yang diberikan. Hanya ada beberapa siswa yang
masih ramai namun masih bisa diatur oleh guru. Keaktifan dan keberanian
siswa sudah terlihat dalam siswa menjawab berpartisipsi menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, dan keberanian siswa
mengungkapkan pendapatnya.
Analisis data ini dilakukan dalam 2 (dua) tahapan yaitu tahap analisis
ketuntasan dan analaisis komparatif. Analisis ketuntasan merupakan analisis
yang menyajikan data hasil belajar siswa yang berupa nilai yang didapat
dari hasil belajar. Nilai dapat dituliskan dalam bentuk tabel maupun
berbentuk diagram atau grafik. Analisis komparatif merupakan teknik
analisa yang dilakukan dengan cara membuat perbandingan hasil belajar
yang sama untuk beberapa periode yang berurutan, yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang arah perubahan sebuah periode. Oleh
karena itu dalam mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Salatiga
08 peneliti menggunakan analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Untuk
lebih jelasnya dalam mengetahui hasil belajar siswa kelas VI SDN Salatiga
08 dapat dijelaskan dalam analisis ketuntasan dan analisis komparatif
dibawah ini.
79
Analisis Ketuntasan Siklus I
Hasil belajar IPA pada akhir siklus I sebagai tingkat pemahaman
siswa tentang perubahan benda akibat pemanasan atau pendinginan dan
perkaratan masih kurang. Untuk mengetahui Distribusi ketuntasan hasil
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siklus I
No Rentang
Nilai
Ketuntasan Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
1 < 70 Tidak tuntas 5 15
2 ≥ 75 Tuntas 28 85
Jumlah 33 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan sebanyak 28 siswa sudah
tuntas dan sebanyak 5 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh
siswa pada siklus I adalah 90 dan nilai terendahnya 65 dengan nilai rata-
rata 80,9. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN Salatiga 08
dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team jumlah
siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM terlihat ada peningkatan
dibandingkan dengan pra siklus. Ketuntasan hasil belajar IPA siklus I bila
disajikan dalam diagram lingkaran dapat dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Ketuntasan Siswa Kelas VI Siklus I
15%
85%
Tidak Tuntas Tuntas
80
Analisis Ketuntasan Siklus II
Hasil belajar IPA pada akhir siklus II sebagai tingkat pemahaman
siswa tentang perubahan benda akibat pembusukan dan pelapukan sudah
tuntas secara klasikal.
Sebanyak 33 siswa sudah tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh
siswa adalah 100, dan nilai terendah 80 dengan nilai rata-rata 83.
Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus II sudah
mencapai 100% dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yaitu 75.
Ketuntasan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan pokok
bahasan menjelaskan faktor-faktor penyebab perbahan benda (pelapukan,
perkaratan, pembusukan) melalui pengamatan sudah mencapai indikator
keberhasilan yaitu 100% tuntas dan rata-rata kelas lebih besar dari KKM
yaitu 89,84. Untuk KKM yang telah ditentukan oleh sekolah adalah 75.
Berdasarkan tabel 2.8 dapat kita lihat bahwa pada siklus II ini seluruh
siswa mengalami ketuntasan dengan persentase 100 % dengan rata-rata
nilai 89,84.Dalam siklus II ini, pembelajaran dianggap telah baik karena
dapat mencapai indikator keberhasilan yaitu 100 % dari 90 % siswa yang
diharapkan mengalami ketuntasan. Sehingga tidak perlu diadakan siklus
III.
Analisis Komparatif
Perbandingan Tingkat Keberhasilan Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui
telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team dengan Standar Kompetensi memahami
faktor penyebab perubahan benda kelas VI SDN Salatiga 08 semester 1
tahun pelajaran 2016/2017. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel
dan gambar diagram berikut ini:
81
Tabel 4.14
Distribusi Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan
Siswa Kelas VI Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 19 42 28 85 33 100
Tidak Tuntas 14 58 5 15 0 0
Jumlah 33 100 33 100 33 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat adanya peningkatan hasil
belajar siswa kelas VI SDN Salatiga 08. Pada pra siklus ada 14 siswa yang
tuntas dan 19 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang berhasil diperoleh
siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 85 sedangkan nilai terendah 45
dengan rata-rata 69,84. Setelah diadakan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team, pada siklus I ada
28 siswa yang tuntas dan 5 siswa belum tuntas. Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa pada siklus I adalah 90, dan nilai terendah 65 dengan rata-
rata 80,9. Sedangkan siklus II ada 33 siswa yang tuntas dan tidak ada
siswa yang tidak tuntas. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II
adalah 100, dan nilai terendah 80, rata-rata siklus II 89,84. Ini
membuktikan bahwa proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat meningkatkan hasil siswa pada
pembelajaran IPA dengan pokok bahasan Perubahan Benda. Perbandingan
rata-rata pra siklus dengan siklus I yaitu 11,06, sedangkan perbandingan
siklus I dengan siklus II yaitu 8,94 dengan indikator keberhasilan 75%
siswa tuntas dengan nilai minimal 80. Rekapitulasi perbandingan hasil
belajar IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II bila disajikan dalam
diagram batang dapat dilihat pada gambar 4.5.
82
Gambar 4.5 Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA
Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas VI Pra Siklus, Siklus 1, dan
Siklus II
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran aktif
tipe Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas VI SDN
Salatiga 08. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa yang
semakin meningkat. KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah adalah
75. Dari jumlah keseluruhan 33 siswa, saat pra siklus ada 14 siswa (42%)
yang tuntas dengan nilai rata-rata 69,84, pada siklus I meningkat menjadi 28
siswa (85%) tuntas dengan nilai rata-rata 80,9, dan pada siklus II meningkat
menjadi 33 siswa (100%) tuntas dengan nilai rata-rata 89,84.
Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya
pada pokok bahasan Perubahan Benda sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA yang diperoleh siswa. Hasil tersebut selaras dengan teori
Hisyam Zaini (2011: 54) Pembelajaran Quiz Team merupakan salah satu
pembelajaran yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek
uen
si
Tuntas
83
Hasil Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian PTK yang
dilakukan oleh Vigustina Tika dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Sejarah dengan pembelajaran Quiz Team pada Siswa kelas XI IPS
SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2012-2013”.
Dari hasil analisis terdapat empat tahap untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu tahap pembentukan kelompok, tahap diskusi, tahap tanya jawab,
dan tahap evaluasi. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1
dari jumlah rata-rata prasiklus 61,70 meningkat pada siklus I menjadi 78,10
dan kemudian pada siklus II meningkat menjadi 92,48. Hal ini berarti
penerapan model pembelajaran aktif Quiz Team berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, maka hipotesis yang
menyatakan peningkatan hasil belajar IPA diduga dapat diupayakan melalui
model pembelajaran aktif tipe quiz team siswa kelas VI SDN Salatiga 08
semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Terbukti ditunjukkan oleh
perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan (1) ketuntasan hasil belajar,
antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 42%: 85%: 100%, (2) skor
minimum, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 45: 65: 80, skor
maksimum, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 85: 90: 100. (4) skor
rata-rata, antara pra siklus: siklus I: siklus II adalah 69,84: 80,9: 89,84.
Jadi dapat di simpulkan bahwa kegiatan pembelajaran siswa kelas VI di
SDN Salatiga 08 terlihat ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team.