bab iv hasil penelitian dan pembahasanrepository.upi.edu/20227/7/s_bind_0907619_chapter 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
135 Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan deskripsi dan analisis data penelitian. Data diperoleh
berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran siswa aktif yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3
Saguling, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penyajiannya
meliputi: 1) kondisi pembelajaran menulis; 2) rancangan model pembelajaran
siswa aktif; 3) implementasi model pembelajaran siswa aktif; dan 4) keefektifan
model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis
siswa.
A. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Siswa
Aktif di Tingkat SMP di Kabupaten Bandung Barat
Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka
digunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi meliputi; (1) materi
pelajaran; (2) Kompetensi; (3) media pembelajaran; (4) sumber/bahan
pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran; dan (7) evaluasi
pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer mengamati langsung
proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar observasi. Dalam
penilaiannya menggunakan skala kualitatif Baik Sekali (BS), Baik (B), Cukup
(C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS). Untuk menganalisis observasi kelas,
hasil rekapitulasi dari 6 observer pada 3 sekolah, yakni SMP Negeri 3 Saguling ,
SMP Negeri 1 Batujajar, dan SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat,
kemudian dipersentasikan, dan hasilnya tampak pada tabel di bawah ini.
136
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.1
Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
BS B C K KS
A Materi
1
Kesesuaian antara materi dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
yang dipelajari dengan dengan
kemampuan/keterampilan yang
dibutuhkan
33,33 66,67 0 0
2
Kandungan kompetensi pembelajaran
menulis karangan narasi yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan minat
33,33 66,67 0
3
Kesesuaian kandungan isi pembelajaran
menulis karangan narasi dengan ranah
yang dikembangkan
33,33 33,33 33,33 0
4
Keseimbangan proporsi isi pembelajaran
menulis karangan narasi untuk setiap
ranah kemampuan siswa (pengetahuan,
sikap dan keterampilan
33,33 66,67
0
5
Kemampuan guru dalam mengintegrasi
nilai-nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran
33,33 50,00 16,67 0
B Kompetensi Pedagogik
6
Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang
dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran
33,33 33,33 33,33 0
7
Kemampuan guru dalam menjabarkan
kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi
50,00 50,00 0
8
Keseuaian kompetensi pembelajaran
menulis karangan narasi dengan 50,00 50,00 0
137
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kebutuhan siswa
C Media Pembelajaran
9
Kelengkapan media pembelajaran menulis
karangan narasi 33,33 66,67
0
10
Kemenarikan media pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia 33,33 50,00 16,67 0
11
Kemudahan media pembelajaran menulis
karangan narasi untuk dipahami 66,67 33,33 0
12
Kebaharuan media yang disiapkan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi 66,67 33,33 0
13
Kesesuaian media dengan tujuan belajar
menulis karangan narasi 33,33 33,33 33,33 0
D Sumber/bahan pembelajaran
14
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi 33,33 50,00 16,67 0
15
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
tujuan 50,00 50,00 0
16
Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
pembelajaran 33,33 66,67 0
17 Kemenarikan sumber pemebelajaran 33,33 66,67
0
18
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
kebutuhan 16,67 50,00 33,33 0
E Proses Pembelajaran
19 Apersepsi dalam proses pembelajaran
66,67 33,33
0
20 Penyampaian materi pembelajaran
16,67 66,67 16,67 0
21
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan
siswa dengan siswa dalam pembelajaran 33,33 66,67 0
22 Penutup/Evaluasi pembelajaran
33,33 66,67
0
F Ruang Pembelajaran
23 Kenyamanan ruang belajar
33,33 50,00 16,67 0
24 Kelengkapan ruang belajar 33,33 16,67 33,33 16,67 0
G Evaluasi Pembelajaran
25
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran 33,33 50,00 16,67 0
26 Objektivitas pelaksanaan evaluasi
66,67 33,33 0
138
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
27 Objektivitas penilaian hasil belajar
33,33 33,33 33,33 0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1)
materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam
pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan
kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 33,33% pada kategori baik;
66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran
menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat;
sekitar 33,33% pada kategori cukup; 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator
kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah
yang dikembangkan, sekitar 3,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori
cukup, dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator keseimbangan proporsi
isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 33,33% pada kategori baik; 66,67%
pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-
nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori
baik; 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Dari penilaian
aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum
kompetensi guru aspek materi belum cukup baik.
Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian
kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik; 33,33% pada kategori cukup,
dan 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 50%
pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Pada indikator kesesuaian
kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa,
sekitar 50% pada kategori cukup dan 50% pada kategori kurang. Dari keseluruhan
indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada
aspek ini termasuk kategori cukup.
139
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik dan
66,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran
menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori baik; 50%
pada kategori cukup dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator
Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar
66,67% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator
kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi ,
tidak ada yang memperoleh kategori baik sekali, sekitar 66,67% pada kategori
cukup, 33,33% pada kategori kurang. Pada indikator Kesesuaian media dengan
tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 33,33% pada kategori baik,
33,33% pada kategori cukup dan , 33,33% pada kategori kurang. Dari keseluruhan
indikator pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam
pembelajaran berada pada kategori cukup.
Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori
baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada kategori
cukup, 50% pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai
sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori cukup dan 66,67% pada
kategori kurang. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran, sekitar
33,33% dan pada kategori sangat baik dan 66,67% pada kategori baik. Pada
indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar 16,67%
pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, 33,33% pada kategori kurang. Dari
seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada
pada kategori cukup.
Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam
proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori baik, 33,33% pada kategori
cukup. Pada indikator penyampaian materi pembelajaran, sekitar 16,67% pada
kategori baik, 66,67% pada kategori baik, dan 66,67% pada kategori cukup dan
140
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sekitar 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator tanya jawab antarguru
dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada
kategori cukup, 66,67% pada kategori kurang. Pada indikator Penutup/Evaluasi
pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik, 66,67% pada kategori cukup.
Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan
bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang
belajar, sekitar 33,33% pada kategori baik, 50% pada kategori cukup, dan 16,67%
pada kategori kurang. Pada indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 33,33%
pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik, dan 33,33% pada kategori
cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Kesimpulannya pada aspek ruang
pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup.
Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori baik,
50% pada kategori cukup, dan 16,67% pada kategori kurang. Pada indikator
Objektivitas pelaksanaan evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori cukup dan
33,33% pada kategori kurang. Pada indikator oObjektivitas penilaian hasil belajar,
sekitar 33,33% pada kategori baik, 33,33% pada kategori cukup,dan 33,33% pada
kategori kurang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata
evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup.
Lebh rinci lagi, dapat dikemukakan juga rangkuman hasil observasi guru
berdasarkan tingkat capaian berdasarkan kriteria penilaian agar tampak
komponen-komponen yang sudah baik sekali, baik, cukup, dan kurang sehingga
menjadi data dasar penilaian.
TABEL 4.2
Tabulasi Penilaian Observasi Guru
Berdasarkan Kriteria Penelitian
NO KATEGORI
PENILAIAN ASPEK PENILAIAN JUMLAH
1 BAIK SEKALI Kemenarikan sumber pemebelajaran 2 ASPEK
141
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(BS) Kelengkapan ruang belajar
2
BAIK (B)
Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran
menulis karangan narasi yang dipelajari dengan
dengan kemampuan/keterampilan yang
dibutuhkan
19 ASPEK
Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah yang
dikembangkan
Keseimbangan proporsi isi pembelajaran
menulis karangan narasi untuk setiap ranah
kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan
keterampilan
Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-
nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran
Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang
dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran
Kelengkapan media pembelajaran menulis
karangan narasi
Kemenarikan media pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia
Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis
karangan narasi
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi
Kemenarikan sumber pemebelajaran
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
kebutuhan
Apersepsi dalam proses pembelajaran
Penyampaian materi pembelajaran
Penutup/Evaluasi pembelajaran
Kenyamanan ruang belajar
Kelengkapan ruang belajar
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran
Objektivitas pelaksanaan evaluasi
Objektivitas penilaian hasil belajar
3 CUKUP (C) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah yang
dikembangkan
22 ASPEK
Keseimbangan proporsi isi pembelajaran
142
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menulis karangan narasi untuk setiap ranah
kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan
keterampilan
Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-
nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran
Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang
dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran
Kemampuan guru dalam menjabarkan
kompetensi pembelajaran menulis karangan
narasi
Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan kebutuhan siswa
Kelengkapan media pembelajaran menulis
karangan narasi
Kemenarikan media pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia
Kemudahan media pembelajaran menulis
karangan narasi untuk dipahami
Kebaharuan media yang disiapkan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis
karangan narasi
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan
Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
pembelajaran
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
kebutuhan
Apersepsi dalam proses pembelajaran
Penyampaian materi pembelajaran
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa
dengan siswa dalam pembelajaran
Penutup/Evaluasi pembelajaran
Kenyamanan ruang belajar
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran
Objektivitas pelaksanaan evaluasi
Objektivitas penilaian hasil belajar
4 KURANG (K) Kandungan kompetensi pembelajaran menulis
143
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
karangan narasi yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan minat
Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah yang
dikembangkan
Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-
nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran
Kesesuaian kompetensi dasar dengan yang
dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran
Kemampuan guru dalam menjabarkan
kompetensi pembelajaran menulis karangan
narasi
Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan kebutuhan siswa
Kemenarikan media pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia
Kemudahan media pembelajaran menulis
karangan narasi untuk dipahami
Kebaharuan media yang disiapkan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis
karangan narasi
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan
Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
pembelajaran
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
kebutuhan
Penyampaian materi pembelajaran
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa
dengan siswa dalam pembelajaran
Kenyamanan ruang belajar
Kelengkapan ruang belajar
Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran
Objektivitas pelaksanaan evaluasi
Objektivitas penilaian hasil belajar
144
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi guru yang
mendapat penilaian Baik Sekali (BS) terdapat pada dua aspek penilaian, yaitu: (1)
Kemenarikan sumber pemebelajaran; (2) Kelengkapan ruang belajar.
Observasi guru yang mendapat penilaian Baik (B) terdapat pada 19 aspek
penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian antara materi dalam pembelajaran menulis
karangan narasi yang dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang
dibutuhkan, (2) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan ranah yang dikembangkan; (3) Keseimbangan proporsi isi pembelajaran
menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,
sikap dan keterampilan; (4) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai
menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (5) Kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (6)
Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7) Kemenarikan
media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8) Kesesuaian
media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi ; (9) Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan standar kompetensi; (10) Kemenarikan sumber
pemebelajaran; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (12)
Apersepsi dalam proses pembelajaran; (13) Penyampaian materi pembelajaran;
(14) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (15) Kenyamanan ruang belajar; (16)
Kelengkapan ruang belajar; (17) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam
kegiatan pembelajaran; (18) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (19) Objektivitas
penilaian hasil belajar.
Observasi guru yang mendapat penilaian Cukup (C) terdapat pada 22
aspek penilaian, yaitu: (1) Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan; (2) Keseimbangan proporsi
isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan; (3) Kesesuaian kompetensi dasar dengan
yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (4) Kemampuan
guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi; (5)
Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan
145
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa; (6) Kelengkapan media pembelajaran menulis karangan narasi; (7)
Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia; (8)
Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami; (9)
Kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi;
(10) Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi; (11)
Kesesuaian sumber pembelajaran dengan standar kompetensi; (12) Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan tujuan; (13) Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan; (15)
Apersepsi dalam proses pembelajaran; (16) Penyampaian materi pembelajaran;
(17) Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam
pembelajaran; (18) Penutup/Evaluasi pembelajaran; (19) Kenyamanan ruang
belajar; (20) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran;
(21) Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (22) Objektivitas penilaian hasil belajar.
Observasi guru yang mendapat penilaian Kurang (K) terdapat pada 21
aspek penilaian, yaitu: (1) Kandungan kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat; (2)
Kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah
yang dikembangkan; (3) Kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai
menulis karangan narasi dalam pembelajaran; (4) Kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi pembelajaran; (5)
Kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi; (6) Keseuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi
dengan kebutuhan siswa; (7) Kemenarikan media pembelajaran menulis karangan
narasi yang tersedia; (8) Kemudahan media pembelajaran menulis karangan
narasi untuk dipahami; (9) Kebaharuan media yang disiapkan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi; (10) Kesesuaian media dengan tujuan
belajar menulis karangan narasi; (11) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan
standar kompetensi; (12) Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan; (13)
Kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran; (14) Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan kebutuhan; (15) Penyampaian materi pembelajaran; (16)
146
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tanya jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam
pembelajaran; (17) Kenyamanan ruang belajar; (18) Kelengkapan ruang belajar;
(19) Sistem evaluasi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran; (20)
Objektivitas pelaksanaan evaluasi; (21) Objektivitas penilaian hasil belajar.
1. Rancangan Model Pembelajaran
Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa. Model ini dirancang atas tiga unsur utama pengembangan model,
yakni 1) orientasi model, 2) model pembelajaran, dan 3) aplikasi model.
a. Orientasi Model
Racangan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada kajian
teoretis tentang pembelajaran kontekstual dan teori menulis. Kedua aspek tersebut
menjadi variabel utama dalam penelitian ini.
Dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsep-
konsep atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam skemata atau struktur
kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui berbagai cara seperti
merumuskan dan memeriksa kembali serta mempraktikkannya. Hal ini berarti
bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa, bukan
sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa. Prinsip ini didasarkan pada
pandangan Piaget (dalam Lie, 2002) bahwa pada diri siswa sudah terdapat
skemata yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan untuk mengakomodasi
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan baru.
Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif
sejak awal melalui kegiatan yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu
singkat membuat anak berfikir tentang materi pelajaran. Teknik yang dipilih
adalah teknik yang merangsang diskusi dan debat, mempraktikan keterampilan-
147
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta
didik saling mengajar satu sama lain.
Siswa adalah subjek belajar. Karena itu, siswa menjadi fokus atau pusat
terhadap setiap usaha-usaha pendidikan. Menurut konsep psikologi belajar, siswa
akan belajar efektif jika mengalami proses proses belajar seperti berikut.
a. Siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar dan tidak hanya
mendengarkan guru berbicara. Siswa terlibat secara fisik maupun mental,
yaitu meliputi pikiran dan perasaannya.
b. Siswa memahami apa yang diharapkan guru dari dirinya. Pemahaman atas
tugas-tugas yang diberikan guru akan memudahkan ia mengarahkan
perilakunya.
c. Siswa memperoleh pengetahuan akan kinerjanya sendiri. Hal tersebut
memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar. Umpan balik dapat
diperoleh dengan membandingkan harapan atau hasil kerja orang lain.
Umpan balik dari guru merupakan hal yang sangat berarti bagi siswa
karena guru memberi rujukan bagi ukuran-ukuran keberhasilan.
d. Siswa, seperti juga semua orang, belajar dari keberhasilan maupun dari
kesalahan. Kebehasilan mendorong siswa untuk mengulangnya, sedangkan
kesalahan akan bermanfaat bagi kegiatan belajar siswa apabila dituntut
untuk memperbaikinya. Inilah arti dari sebuah koreksi yang sebenarnya.
e. Apa yang dipelajari siswa bermakna bagi dirinya. la mempelajari hal-hal
yang akan dapat dipahami ataupun dikerjakan dengan bantuan kemampuan
yang dimilikinya sekarang. Dengan kata lain, ia dihadapkan dengan hal-
hal yang tidak terlalu asing bagi dirinya, dapat ia bandingkan dengan
pengalamannya dan membantu kehidupan siswa dan guru sehari-hari.
Dalam situasi lain, hal-hal yang baru tentu saja akan menarik perhatian.
f. Dalam pembelajaran, siswa memperoleh peluang untuk berhasil.
Keberhasilan akan menimbulkan rasa senang. Rasa senang akan memberi
tenaga batin untuk belajar lebih lanjut. Kegagalan yang berturut-turut akan
membuat siswa merasa tak berdaya, putus asa.
148
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
g. Di samping belajar hal-hal yang memungkinkan ia untuk sukses, siswa
juga perlu memperoleh kesempatan untuk ditantang. Kesulitan sampai
taraf tertentu, akan menumbuhkan rasa ingin tahu, rasa penasaran,
sehingga ingin menjelajahi hal yang belum terang bagi dirinya.
h. Dalam proses pembelajaran diterapkan variasi metode dan teknik yang
menarik yang memungkinkan siswa belajar secara individual, kelompok,
di samping belajar secara klasikal.
i. Siswa mendapatkan peluang untuk melakukan sesuatu. Dewey
menyebutkan belajar dengan mengerjakan (learning by doing).
Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan siswa aktif . Siswa
menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan
menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa
mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru
ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui
berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta
mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas
yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.
b. Model Pembelajaran
Paparan model pembelajaran yang diujicobakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan
menulis siswa merujuk pada unsur yang dikemukakan oleh Joyce, Well dan Calhoun
(2000, hlm. 135) yang menyatakan bahwa unsur yang terkandung dalam model
belajar adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system),
(3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support system),
dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and nurturant effect).
Model pembelajaran ini pun akan mencakup kelima unsur di atas.
A. Rangkaian Kegiatan
149
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rangkaian kegiatan model pembelajaran siswa aktif yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa disusun berdasarkan fase-fase kegiatan
sebagai berikut.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana
kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing
siswa (Penataan lingkungan belajar).
b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan
manfaat dari pembelajaran tersebut.
c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini
dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui
pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan
dapat diajukan dengan cara:
a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa
saja yang masih bertahan dalam diri kalian?
b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang
dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?
c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-
pelajaran?
d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah
kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk
memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti
“Saya merasa bagaikan pisang busuk”.
d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai
empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.
2) Kegiatan Inti
a. Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa.
150
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan
penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.
c. Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil
pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau
hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa
meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa
berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.
d. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.
e. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa
mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.
2) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi
(up to date).
f. Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas
dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan
menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.
g. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang
kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.
h. Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-
unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.
i. Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata
karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan
kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana
yang menyenangkan.
3) Kegiatan Penutup
a. Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
151
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
siswa;
e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
f. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah
mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.
c. Sistem Sosial
Sistem sosial yang dikembangkan adalah terjalinnya hubungan yang
kooperatif antara guru dan siswa. Guru menjalankan fungsinya sebagai sumber
informasi, pembimbing, dan fasilitator. Sebagai sumber informasi, guru
menjelaskan konsep-konsep dasar tentang tahapan menulis dengan pendekatan
Siswa aktif , sebagai pembimbing dan fasilitator, guru mengarahkan dan memberi
kemudahan dalam berlatih menerapkan pemahaman konsep-konsep dasar menulis
karangan narasi dan jenisnya.
d. Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan
merespons bagaimana siswa memproses informasi dan menggunakannya sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru. Prinsip yang dikembangkan oleh
guru dalam mereaksi kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (1) Memberi
pujian terhadap siswa yang menguasai kompetensi yang dipelajari dengan baik.
(2) Memberi arahan dalam bentuk penjelasan ulang dan pengajuan pertanyaan-
pertanyaan penuntun bagi siswa yang belum dapat menguasai kompetensi dengan
baik. (3) Menanggapi pertanyaan, keluhan, dan kesulitan yang disampaikan oleh
siswa dan berupaya mencari pemecahannya dengan suasana yang menyenangkan.
152
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
e. Sistem Penunjang
Sistem penunjang yang optimal dalam pelaksanaan model ini adalah
keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus memiliki pengetahuan luas
dan memiliki tugas-tugas yang tepat pada setiap tahapan model. Lingkungan
belajar yang kondusif juga menjadi pendukung pelaksanaannya model ini.
f. Dampak Instruksional dan Dampak Penyerta
Pengembangan model pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pendekatan Siswa aktif ini diharapkan memunculkan dampak instruksional dan
dampak penyerta. Dampak instruksional dari model ini adalah tercapainya tujuan
pembelajaran yang ditetapkan yaitu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
kemampuan menulis karangan narasi. Sementara dampak penyertanya adalah
terbangunnya sikap positif siswa yang berguna bagi kehidupannya.
2. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
a. Tahap Persiapan
Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran pada materi menulis karangan narasi melalui penerapan model
pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap
satu tahap dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam
2 x 45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran
membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model
pembelajaran siswa aktif. Adapun langkah-langkah pembelajaran tersebut penulis
uraikan pada bagian berikut ini.
Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapan
model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Materi yang diajarkan adalah mengubah
153
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat
langsung dan tak langsung. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model
pembelajaran siswa aktif.
Peneliti memberi berbagai ilustrasi dan masukkan kepada guru mengenai
model tersebut. Terjadilah diskusi antara peneliti dengan guru mengenai
sistematika dan prosedur pelaksanaannya. Sekalipun berdasarkan konsepnya
model tersebut relatif baru bagi guru tersebut. Akan tetapi, berdasarkan beberapa
kali latihan penerapan model, akhirnya guru bersedia menerapkannya dan
memiliki kesiapan untuk melaksanakan penelitian.
Langkah berikutnya, dilanjutkan dengan observasi ke kelas. Observasi
dilakukan untuk melihat aktivitas siswa ketika belajar mata pelajaran bahasa
Indonesia sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi tersebut diperoleh gambaran
mengenai aktivitas guru dan siswanya ketika sedang belajar. Hasil ini pun
memberi masukan kepada peneliti dalam penyusunan lembar kegiatan siswa
(LKS).
b. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan
presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima palajaran dengan
tepuk “Mari kita belajar… prok prok prok ….”. Guru memberikan apersepsi
dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan
siswa tentang pengalaman mereka mengarang. Tanya jawab pun berlangsung
dengan baik.
Tahap ini diisi oleh kegiatan pendahuluan yang diawali oleh pembukaan
berisi uraian singkat mengenai pokok bahasan dan perkenalan model serta
perkenalan guru dengan para siswa dalam kapastitasnya sebagai penerap model
154
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penelitian. Guru memberi penjelasan singkat mengenai langkah-langkah
pembelajarannya dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setelah pembentukan
kelompok siap, kemudian dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja siswa.
Setiap kelompok memperoleh satu set lembar kerja. Guru mengarahkan siswa
untuk memperhatikan LKS yang telah diterimanya, disusul dengan penyampaian
tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai setelah proses pembelajaran
selesai. Kegiatan pendahuluan ditutup dengan apersepsi. Berbagai rangsangan
disampaikan guru sebagai pemancing kreativitas siswa dalam berpikir. Di
antaranya dengan pertanyaan-pertanyaan sekitar pengetahuan siap siswa,
peristiwa yang sedang hangat terjadi, berita di televisi dan media massa lainnya.
Terakhir, guru memperdengarkan sebuah alunan musik instrumentalia dari
Kenny G yang mengandalkan kekuatan suara sexophone. Siswa diminta guru
untuk memejamkan mata sambil membayangkan yang-hal yang indah dan
membuatnya rileks. Kegiatan ini berlangsung selama 4 menit saat lagu berakhir.
Siswa membuka mata sambil diajak tepuk tangan ang meriah oleh guru. Kegiatan
awal diakhiri dengan perasaan dan suasana yang menyenangkan
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung Barat
merupakan tahap inti kegiatan. Proses pembelajaran melalui model ini menitik
beratkan pada keterampilan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi
karangan narasi.
Kegiatan diawali oleh tayangan video yang berisi kegiatan wawancara.
Siswa menyimak isi tayangan video tersebut. Kemudian, siswa diminta
memeragakan isi wawancara oleh beberapa siswa di depan kelas. Siswa lain
mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan penilaian terhadap
peragaan wawancara tersebut. “Bagaimana penampilan temanmu?” guru meminta
respon dari siswa. Siswa serempak menjawab “baik bu.” Tepuk tangan pun
membahana untuk memberikan penghargaan kepada siswa yang telah tampil.
155
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil pengamatannya.
Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah kepada setiap siswa
yang berpendapat sehingga motivasi siswa meningkat. Ketika siswa beradu
argumen, guru mengarahkan agar siswa berkompetisi sehat agar terpupuk sikap
juara. Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.
Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan pokok-pokok pikiran yang
telah ditntukan. Setiap siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi
singkat dengan ketentuan: topik karangan berisi pengalamannya sendiri dan isi
karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up to date).
Setelah selesai penyusunan karangan narasi singkat yang berlangsung
kurang lebih 15 menit, guru mempersilahkan beberapa orang siswa membacakan
karangan narasinya di depan kelas dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa
lain akan menilai dan menentukan penampilan terbaik dalam membacakan
karangannya. Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang
kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. Siswa mengadakan diskusi
terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-unsur, dan bahasa beberapa karangan
siswa terpilih.
Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata
karangan narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan kegiatan yang
dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana yang menyenangkan.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang
penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-
masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator
dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab
berlangsung dengan tertib. Beberapa orang siswa mengajukan respon yang positif,
di antaranya berupa pertanyaan, penegasan, dan kesimpulan. Selain itu, siswa pun
menyampaikan kesan-kesan selama kegiatan belajar mengajar. Secara umum,
siswa merasa senang dengan pembelajaran yang sudah berlangsung. Ada
156
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
beberapa siswa yang berkomentar sulit menyampaikan isi pembicaraan walaupun
dalam pikirannya ada yang mau disampaikan. Terakhir kembali siswa disuguhi
lantunan musik Cowboy Junior supaya siswa merasa senang saat mengakhiri
pembelajaran.
c. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-A SMP Negeri
Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat
Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini dipandu oleh instrumen berupa
skenario yang disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
seperti yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Adapun tahapan
kegiatannya dibagi lima tahap, dengan akronim ICARE (introduction,
connection, apply, refleks, dan extend). Berikut ini disampaikan deskripsi
pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan
presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran dengan
tepuk tepukan tangan yang meriah. Guru menyangkan sebuah potongan video
anak yang berjudul “Bocah Petualang”. Guru memberikan apersepsi dengan
menyampaikan materi yang akan disampaikan dan tanya jawab dengan siswa
tentang pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Siswa dibuat senang
dengan menjawab beberapa pertanyaan guru mengenai pengalaman yang
menyenangkan. Tanya jawab pun berlangsung dengan baik. Pada tanya jawab ini
siswa mengemukakan beberapa kesulitan dalam hal menulis khususnya menulis
karangan narasi.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran
siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Pelaksanaan
157
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
perlakukan dipandu oleh instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun
dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seperti yang telah
dikemukakan pada bagian sebelumnya.
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan inti yang merupakan tahap
pelaksanaan perlakuan pendekatan pembelajaran SAL. Kegiatan inti diawali oleh
pengkondisian siswa kepada LKS yang telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami
terutama pada kegiatan awal. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami
serangkaian permasalahan yang terdapat dalam LKS.
Tahap introduction. Tahap ini merupakan tahapan pembagian kelompok.
Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu sampai empat kemudian kembali
ke satu sampai empat. Setiap siswa yang mendapat nomor yang sama, bergabung.
Ketika siswa berhitung, musik latar diperdengarkan untuk membuat suasana
pembelajaran menyenangkan. Setiap siswa harus memiliki yel-yel yang meriah
dan akan disajikan saat selesai mengerjakan tugas. Dari keseluruhan siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, kemudian dilaksanakan diskusi kelompok
membahas materi menulis karangan.
Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru
menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan
kepada siswa dengan cara menanyangkan video wawancara televisi. Siswa
diminta mengamati pokok-pokok isi wawancara dalam bentuk kalimat singkat.
Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi oleh kegiatan menyusun dan
mengembangkan pokok-pokok wawancara menjadi sebuah karangan narasi.
Dilanjutkan dengan penyampaian hasilnya di depan kelas. Tahap kelima adalah
reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan menulis karangan
masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan yang dimilikinya.
3) Kegiatan Penutup
Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram yang
dilanjutkan dengan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
158
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran. Kegiatan berikutnya adalah merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar siswa. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya. Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-
langkah mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.
d. Implementasi Model Pembelajaran di Kelas VIII-C SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat
Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP
sebelumnya. Skenario yang telah disiapkan menjadi panduan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Tahapan-tahapan tersebut diimplementasikan pada kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah satu
siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan
presensi. Guru mengkondisikan siswa ke arah situasi pembelajaran yang kondusif,
untuk siap belajar. Sebelumnya guru tidak lupa untuk mengadakan tanya jawab
tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya, dan mengkorelasikannya pada
materi pembelajaran yang akan di bahas (kegiatan apersepsi). Beberapa saat
kemudian, guru mengajak siswa untuk menonton potongan video “Laskar Pelangi
yang telah disiapkan guru sebelumnya. Sejenak kelas sangat hening karena siswa
semuanya memfokuskan dirinya pada tayangan film. Film diputar kurang lebih 7
menit. Ketika tayangan film selesai, tampak siswa masih larut dalam suasana film.
Guru mengadakan tanya jawab singkat mengenai perasaan siswa yang
muncul setelah menikmati tayangan film. Hampir semua siswa menjawab senang.
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran siswa aktif yang dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP ini tidak jauh berbeda dengan SMP
159
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kelas VII dimulai saat siswa dalam perasaan senang setelah menonton dan
menikmati tayangan film Laskar Pelangi. Pelaksanaan perlakukan dipandu oleh
instrumen perlakuan berupa skenario yang disusun dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) seperti yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya. Kegiatan inti diawali oleh pengkondisian siswa kepada LKS yang
telah tersedia untuk ditelaah dan dipahami terutama pada kegiatan awal. Pada
kegiatan ini, siswa diminta untuk memahami serangkaian permasalahan yang
terdapat dalam LKS.
Tahap introduction, Guru mempersilakan siswa berhitung mulai satu
sampai empat kemudian kembali ke satu sampai empat. Setiap siswa yang
mendapat nomor yang sama, bergabung. Setiap kelompok diminta memberi nama
kelompoknya dengan nama tokoh dalam fil tersebut. Tokoh film tersebut adalah
Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A. Kiong, Syahdan, Kucai, dan Trafani. Nama
tokoh-tokoh itu menjadi nama kelompok diskusi siswa.
Berdasarkan kelompok tadi, kegiatan berikutnya adalah mengadakan
diskusi. Diskusi dilaksanakan untuk mengubah isi tayangan videoa menjadi teks
karangan narasi. Diskusi akan menghasilkan pokok-pokok pikiran film yang akan
menjadi karangan narasi. Diskusi berlangsung aktif sebab terlihat dari ketekunan
dan semangat siswa dalam berdiskusi.
Tahap berikutnya adalah connection. Kegiatan pada tahap ini adalah guru
menunjukkan dan membagikan pokok-pokok tema sebagai bahan karangan
kepada siswa dengan cara mengajak siswa untuk berpikir tentang beberapa
peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat. Gabungan hasil
pemikiran tersebut menjadi dasar siswa untuk mengembangkannya menjadi
karangan narasi. Siswa pun secara individu menyusun karangan narasi.
Tahap keempat adalah extend. Tahapan ini diisi dengan penyampaian
tugas untuk menyampaikan kembali karangan narasi yang telah ditulis di depan
kelas. Dari delapan kelompok, pada pertemuan 1 hanya 4 kelompok yang sudah
tampil, sedangkan 4 kelompok lainnya akan tampil pada pertemuan kedua. Tahap
kelima adalah reflection. Pada tahap ini, siswa belajar menilai kemampuan
160
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menulis karangan masing-masing. Kemudian belajar mencari solusi atas hambatan
yang dimilikinya.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran diisi oleh review tentang
penguasaan materi yang berbentuk tanya jawab. Siswa melontarkan masalah-
masalah yang kurang dipahaminya kemudian guru bertindak sebagai fasilitator
dan motivator untuk bersama-sama memecahkan permasalahan. Tanya jawab
berlangsung dengan baik.
Secara umum pelaksanaan pembelajaran di tiga kelas eksperimen sudah
berlangsung dengan baik. Namun, hasil catatan observer terdapat beberapa hal
yang menjadi catatan penting dalam pembelajaran menulis karangan narasi
melalui model pembelajaran siswa aktif. Catatan tersebut sebagai refleksi dari
pembelajaran tahap 1. Catatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan narasi, masih kurang
kondusif, karena sebagian siswa ngobrol bersama teman sebangkunya untuk
menanyakan tentang kejelasan gambar seri yang berukuran kecil dan tidak
berwarna. Perlu dilakukan strtategi lain agar pelaksanaan pembelajaran
menulis karangan narasi bisa terlaksana dengan baik.
2. Perlu dilakukan perubahan pada metode pembelajaran yang berikutnya agar
lebih menarik, sehingga perhatian siswa menjadi terfokus atau terpusat.
3. Siswa diberikan kesempatan mewawancarai orang tua masing-masing seputar
pengalaman mereka yang paling berkesan untuk bahan membuat karangan
narasi. Orang tua sebagai model, secara tidak langsung siswa menerapkan
komponen atau sesuatu yang akan lebih mudah dijangkau oleh pemikiran
siswa. dalam proses membuat karangan narasi.
4. Perlu penekanan dalam pembelajaran penggunaan diksi, ejaan dan
penggunaan tanda baca dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
5. Perlu adanya pemberian motivasi terhadap siswa yang berkemampuan menulis
relatif kurang untuk percaya diri menuangkan pengalaman ke dalam tulisan.
161
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6. Mengurangi porsi materi agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai alokasi
waktu yang telah ditentukan.
7. Ternyata hasil karangan siswa masih berbentuk karangan bebas dan bukan
karangan narasi. Rangkaian kalimat juga belum sesuai dengan prinsip-prinsip
karangan narasi. Maka perlu diadakan perbaikan pada tahap 2 dengan
memberikan beberapa contoh/ model yang akan membantu siswa dalam
menuangkan ide-idenya.
8. Masih banyak karangan siswa yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip
karangan narasi, terutama pada karangannya tidak terdapat latar waktu. Maka
pada tahap berikutnya siswa di beri penguatan tentang prinsip karangan narasi.
9. Hasil karangan siswa pada umumnya terdapat banyak kesalahan dalam
penggunaan tanda baca dan pemilihan kata-kata (diksi).
3. Implementasi Model Pembelajaran pada Kelas Pembanding
a. Pendahuluan
Pada bagian ini akan dipaparkan implementasi model pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konservatif atau metode
yang biasa digunakan di sekolah penelitian. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di setiap sekolah
penelitian, disepakati bahwa: 1) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas
VIII B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung akan menerapkan metode
inkuiri; 2) Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri
Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan
metode ceramah ; dan Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas VIII B SMP
Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat akan menerapkan
teknik alfa. Deskripsi dan hasil pembelajaran tersebut akan menjadi pembanding
hasil penelitian pada kelas eksperimen.
b. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri di Kelas VIII-B SMP Negeri
1 Batujajar Kab. Bandung Barat
162
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Paparan ini akan mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang mengimplementasikan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis
karangan narasi di kelas VIII B SMP Negeri I Batujajar Kabupaten Bandung
Barat. Pembelajaran berdasarkan silabus yang telah disusun sebelumnya.
Pelaksanaan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis karangan
narasi juga mengacu kepada silabus tersebut yang terbagi menjadi tiga kegiatan,
yaitu: pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, dan penutup (kegiatan akhir).
1) Kegiatan Awal
Pada tahap pertama, diawali oleh kegiatan berdoa dan pengecekan
kehadiran siswa. Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan proses belajar
mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa guru menjelaskan bahwa proses
pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Guru meminta siswa untuk ikut
berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya,
guru menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan yang disertasi
dengan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari dan dihubungkan
dengan pengalaman belajar siswa. Misalnya, pernahkah menggambar? Gambar
apa yang paling disukai? Apakah pernah menuliskan isi gambar ke dalam
paragraf? Dsb. Kemudian, guru menyampaikan pengantar materi tentang menulis
karangan narasi dan langkah-langkahnya; memotivasi siswa dengan dialog yang
berupa tanya jawab mengenai paragraf ; dan menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai. Untuk memperkuat memperoleh data kemampuan awal siswa
tentang keterampilan dan pengetahuan siap siswa, penulis memberikan tes awal.
Tes awal dilaksanakan dalam waktu 10 menit.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali oleh pengarahan guru untuk melaksanakan
identifikasi masalah, yaitu tentang menulis karangan narasi dengan bantuan
metode ceramah . Siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan di
kelas di antaranya merumuskan bahan yang akan didiskusikan dan mengenali
gambar yang dipajang guru. Setelah semua siswa memahami langkah-langkah
163
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kegiatan pembelajaran, selanjutnya siswa diberi kesempatan mengamati gambar
yang terdapat pada LKS. Secara aktif, seluruh siswa mengamati mencari dan
mengumpulkan data tentang gambar tersebut untuk memperkaya pemahamannya
dengan cara: mengamati bagian-bagian gambar.
Pada kelompok masing-masing, siswa saling memberi tanggapan satu
sama lain tentang isi gambar masing-masing secara bergantian. Kegiatan diskusi
cukup aktif walaupun masih terlihat agak kaku dan kurang komunikatif.
Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang tiap-
tiap gambar dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada
kelompoknya masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat
antusias menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap
gambar.
Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan
untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok paragraf. Pada saat melakukan
kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan menuangkan kalimat yang
sesuai dengan gambar. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa tersebut dengan
cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya kemudian
memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat dengan
cukup baik. Setiap kalimat dianalisis untuk memeriksa secara cermat ketepatan
penggunaan ejaannya. Setelah sejumlah kalimat terbentuk, siswa mencoba
mengurutkan kalimat-kalimat yang telah disusunnya menjadi paragraf.
Pengurutannya berdasarkan rangkaian kalimat yang memiliki kesatupaduannya.
Siswa diberi kesempatan untuk menguji dan menganalisis kembali urutan kalimat
dalam paragraf yang disusunnya. Kegiatan tersebut berlangsung kurang lebih 40
menit. Pola belajar melalui kegiatan diskusi cukup memotivasi siswa.
Masing-masing kelompok melaporkan hasilnya secara bergantian di depan
kelas. Siswa yang lain mengamati sambil membandingkannya dengan hasil
kelompoknya sendiri. Masing-masing kelompok memberi tanggapan kepada
kelompok yang tampil mengenai paragraf yang disampaikannya. Kegiatan yang
menarik adalah adanya pendapat siswa yang beragam tentang gambar. Walaupun
164
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
satu gambar yang diceritakan tetapi mengundang beberapa pendapat yang
beragam. Kondisi ini sangat positif sebab pengetahuan dan kemampuan siswa
terkesplorasi dengan baik melalui gambar.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup/akhir, siswa bersama-sama guru membuat
kesimpulan tentang paragraf. Kesimpulan dilakukan dengan cara menampilkan
salah satu paragraf kelompok tertentu yang terbaik. Gambar besar yang disiapkan
guru dipasang di papan tulis, kemudian paragraf siswa dibacakan kembali di
depan kelas. Siswa dengan bimbingan guru menganalisis satu per satu kalimat
yang terdapat pada paragraf tersebut. Akhirnya, seluruh siswa menyepakati
paragraf dalam karangan narasi yang dibuat berdasarkan gambar menjadi hasil
pelajaran pada hari ini.
Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes
akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit, sesuai
dengan rencana yang tertuang dalam silabus.
c. Implementasi Model Pembelajaran Metode Ceramah di Kelas VIII-B
SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat
Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran
dengan penggunaan metode ceramah dalam menulis karangan narasi di kelas VIII
B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.
1) Kegiatan Awal
Pada tahap pertama, siswa menyimak penjelasan penulis tentang tujuan
proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan. Tidak lupa penulis menjelaskan
bahwa proses pembelajaran ini merupakan sebuah penelitian. Penulis meminta
siswa untuk ikut berpartisipasi dengan aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selanjutnya penulis menjelaskan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Untuk memperkuat data penulis tentang pengetahuan siap siswa,
penulis memberikan tes awal. Tes awal dilaksanakan dalam waktu 15 menit.
165
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setelah pelaksanaan tes awal, penulis menyampaikan tujuan pembelajaran,
Beberapan saat setelah penulis menyampaikan tujuan belajar, penulis meminta
salah seorang siswa untuk mengulang kembali tujuan tersebut dengan kata-
katanya sendiri. Salah seorang siswa yang diminta menyampaikan tujuan itu
mampu mengulangnya dengan baik, sekalipun tidak sempurna. Siswa hanya
menyampaikan bahwa tujuan belajarnya adalah agar mampu Memberikan
tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya.
Kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan tanya jawab tentang pengalaman
yang menarik. Penulis menanyakan beberapa hal di antaranya, “Apakah kalian
suka bepergian atau piknik?” Siswa serempak menjawab: “Pernah!” “Tempat apa
yang telah kalian kunjungi?” Penulis bertanya lebih lanjut. Beberapa orang
mengacungkan telunjuknya. “Tangkuban Perahu, Maribaya, Ciater, Borobudur,
Pangalengan, banyak Bu!” suara siswa saling menyambung. Deskripsi
percakapan tersebut hanyalah sepenggal yang berupa rangkumannya saja.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap ini siswa dibimbing guru untuk membuat perencanaan kegiatan
di kelas, yakni menentukan pengalaman yang paling menarik dan mengemukakan
tanggapan terhadap pengalaman teman dalam bentuk karangan narasi. Untuk
menunjang kegiatan tersebut, penulis melakukan dua kegiatan, yaitu mengajak
siswa ke luar kelas dan meminta siswa mencari salah satu benda atau tempat yang
mempunyai pengalaman atau kesan dengan benda atau tempat tersebut. Kegiatan
selanjutnya, siswa merencanakan hal-hal yang akan didiskusikan, yakni
menentukan pengalaman yang paling berkesan dan memberikan tanggapan.
Pengetahuan siswa tentang cara menyusun kalimat tanggapan belum mendalam.
Siswa hanya mampu menyampaikan tanggapan dengan singkat dalam bentuk
kalimat yang kurang runtut.
Siswa secara demokratis, di bawah bimbingan guru membagi kelas
menjadi 5 kelompok diskusi. Setiap kelompok terdiri atas 4-5 orang yang
dibentuk secara manasuka. Penulis menjelaskan bahwa untuk memecahkan
permasalahan yang telah disusun sebelumnya, perlu dilakukan dengan cara
166
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berdiskusi kelompok. Selanjutnya penulis jelaskan pula bahwa dengan berdiskusi,
siswa akan belajar bagaimana berbagi pendapat, bertanya jawab, dan bekerja sama
memutuskan sesuatu. Tidak lupa penulis menjelaskan aturan dalam berdiskusi,
misalnya harus aktif bertanya dan berpendapat, menghargai pendapat satu sama
lain, berdisiplin, dan sebagainya. Pada saat pembentukkan kelompok, siswa
sangat antusias dan bersemangat. Siswa dan guru duduk melingkar dan
berhadapan dalam kelompoknya masing-masing.
Kegiatan selanjutnya, siswa merumuskan beberapa kalimat tentang benda
atau tempat dengan memperhatikan ketepatan ejaan yang dilakukan pada
kelompok masing-masing. Pada saat kegiatan berlangsung, siswa sangat antusias
menyusun kalimat satu demi satu berdasarkan hasil pengamatan terhadap banda
atau tempat yang dipilihnya.
Berdasarkan kalimat-kalimat yang disusunnya, siswa diberi kesempatan
untuk memilih satu kalimat yang dijadikan pokok karangan atau pokok cerita.
Pada saat melakukan kegiatan tersebut, sebagian siswa mengalami kesulitan
menuangkan pengalaman menariknya. Guru mencoba mengatasi kesulitan siswa
tersebut dengan cara membacakan kalimatnya di hadapan temannya. Temannya
kemudian memberi tanggapan sehingga siswa tersebut dapat menyusun kalimat
dengan cukup baik.
Setelah siswa kembali ke kelas, masing-masing kelompok melaporkan
hasilnya secara bergantian di depan kelas. Siswa yang lain mengamati sambil
membandingkannya dengan hasil kelompok sendiri.Masing-masing kelompok
memberi tanggapan kepada kelompok yang tampil mengenai pengalaman yang
disampaikannya. Siswa bersama-sama guru menyimpulkan kegiatan yang telah
dilakukan.
3) Kegiatan Penutup
Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes
akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 30 menit,
sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.
167
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Implementasi Model Pembelajaran dengan Teknik Alfa di Kelas VIII-B
SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab. Bandung Barat
Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan proses pembelajaran
dengan penggunaan teknik alfa dalam menulis karangan narasi di kelas VIII B
SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
1) Kegiatan Awal
Pada langkah ini, siswa diajak untuk mengingat kembali materi
pembelajaran yang pernah dipelajari dan menghubungkannya dengan materi
pembelajaran yang akan dibahas. Dalam langkah ini, terdapat keberagaman
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. Ketika guru menyuruh siswa
untuk mengingat kembali kebiasaan menulis yang selama ini dilakukan, tidak
semua siswa mampu mendeskripsikannya dengan baik. Akan tetapi, berdasarkan
jawaban tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pada umumnya siswa tidak
menulis dengan konsep yang benar.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap ini, siswa dihadapkan pada beberapa model berupa contoh
karangan narasi. Guru menyajikan materi yang pelajaran yang tidak lengkap, yang
masih membutuhkan pemahaman. Siswa dituntut untuk memahami model
tersebut dengan bimbingan guru. Guru bertindak sebagai motivator, pengarah,
dan pembimbing. Guru sama sekali tidak memberi informasi yang bersifat
jawaban. Pada tahap ini, guru memberikan stimulus berupa contoh-contoh
karangan narasi dan unsur-unsurnya.
Siswa secara cermat memahami bagian-demi bagian karangan narasi yang
disajikan. Siswa dengan bimbingan guru menandai pokok-pokok karangan narasi,
menentukan tokoh, dan settingnya. Pada kegiatan ini, terlihat siswa sangat aktif
dan bersemangat karena setiap kegiatan dilakukan secara bertahap dan dikerjakan
bersama-sama pada kelompoknya masing-masing.
Kegiatan dilanjutkan dengan arahan guru yakni: (1) pejamkan mata dan
tarik nafas dalam-dalam beberapa kali rasakan diri kalian menjadi santai,
bayangkan tempat yang membuat kalian merasa santai dan damai, barangkali
168
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kalian berada dikamar tidur, berbaring sejenak sepulang sekolah, atau bisa saja
kalian duduk dikursi favorit diruang keluarga atau berada dipegunungan dll, atau
konsentrasikan diri kalian secara penuh tapi rileks, bayangkan diri kalian yang
menjadi korban tsunami di Aceh kalian berada ditempat yang sudah porak
poranda, bayangkan suara yang kalian dengar ditempat tersebut, rupa tempat itu,
benda-benda yang berada disekitar kalian, lalu ceritakan nanti kedalam suatu
tulisan. (2) Biarkan suasana sunyi beberapa saat untuk menambatkan pikiran
dalam benak mereka. “Sekarang buka mata, bagaimana perasaan kalian? Tempat
apakah yang kalian bayangkan? Sekarang mari kita berlatih visualisasi lagi.
Pejamkan mata dan pikirkan tempat khusus itu lagi. (rasakan seakan-seakan kalian
berada disana) lakukan sebentar saja. Buka mata. Apakah kalian bisa cepat berada
di tempat masing-masing ? (silahkan ulangi latihan beberapa kali jika perlu). (3)
Setelah siswa belajar mencapai tempat damai atau tempat yang siswa dan guru
bayangkan, seorang guru tidak perlu mengulangi visualisasi, bilamana guru
menghendaki siswa berkonsentrasi penuh. Selanjutnya, suruh siswa memejamkan
mata, bernafas dalam-dalam, dan memikirkan tempat khusus yang siswa dan guru
visualisasikan, memutar mata ke atas ke bawah, lalu siswa dan guru harus merasa
terpusat, santai dan waspada.
Kegiatan selanjutnya, siswa mencoba menyusun kerangka karangan narasi
berdasarkan pokok-pokok yang disajikan pada model yang disajikan. Siswa secara
cermat membuat kerangka karangan narasi tahap demi tahap. Tahap pendahuluan,
tahap inti, dan tahap penutup atau klimaks. Kemudian, siswa mencoba
mengembangkan karangan narasi berdasarkan kerangka yang ada. Kerangka yang
terbagi menjadi tiga bagian, yakni pendahuluan, isi, dan penutup, dikembangkan
oleh masing-masing kelompok menjadi sebuah karangan yang utuh. Demikian
pula aspek yang lain. Pada kegiatan ini, siswa dilatih untuk berpikir cermat dan
berimajinasi mengikuti alur isi karangan narasi.
3) Kegiatan Penutup
Proses pembelajaran ditutup oleh pemberian tes formatif, dalam bentuk tes
akhir. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
169
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang telah dipelajarinya. Tes formatif dilaksanakan dalam waktu 10 menit,
sesuai dengan rencana yang tertuang dalam silabus.
B. Kemampuan Menulis Sebelum dan Sesudah Penerapan Model
Pembelajaran Siswa Aktif Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
Sesuai dengan fokus utama penelitian ini, uji coba yang dilakukan untuk
mengetahui keefektivan model pembelajaran siswa aktif dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Gambaran hasil uji
efektivitas model dilakukan dengan melihat dua hal, yakni hasil belajar dan
pendapat responden. Hasil belajar berkenaan dengan (1) skor hasil penghitungan
pretes dan postes; (2) rata-rata, simpangan baku, skor minimal dan maksimal
serta skor ideal masing-masing aspek, dan (3) hasil uji pernbedaan (komparatif).
Pada bagian ini, peneliti menyajikan hasil proses pembelajaran berupa
skor hasil pretes dan postes yang dikelompokkan menjadi dua; yakni kelas
eksperimen dan kelas pembanding.
1. Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap I)
Analisis hasil belajar akan ditemukan melalui hasil analisis karangan
siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai berdasarkan aspek alur,
tokoh, latar, dan tema.
a. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam
menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur
penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.
Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan
bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes JML Postes JML
170
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
A B C D A B C D
1 SE-A-001 10 15 5 10 40 15 15 15 10 55
2 SE-A-002 10 10 10 15 45 15 20 15 15 65
3 SE-A-003 15 10 10 20 55 20 20 15 20 75
4 SE-A-004 10 15 5 10 40 20 20 20 15 75
5 SE-A-005 10 10 10 15 50 15 15 20 20 70
6 SE-A-006 15 10 10 20 35 15 15 10 15 55
7 SE-A-007 10 10 10 10 65 20 20 20 25 85
8 SE-A-008 15 15 10 10 50 15 20 20 15 70
9 SE-A-009 10 10 5 10 40 20 20 25 20 85
10 SE-A-010 10 20 10 25 50 20 20 15 15 70
11 SE-A-011 10 10 10 25 75 25 25 20 20 90
12 SE-A-012 10 10 10 10 50 25 20 10 15 70
13 SE-A-013 15 15 10 10 50 20 15 10 25 70
14 SE-A-014 10 25 20 20 50 15 25 15 15 70
15 SE-A-015 10 15 15 10 45 20 10 15 20 65
16 SE-A-016 10 15 10 15 50 15 20 20 15 70
17 SE-A-017 10 15 10 15 40 15 15 20 20 70
18 SE-A-018 10 10 15 10 60 25 15 25 15 80
19 SE-A-019 10 15 20 5 65 20 20 20 25 85
20 SE-A-020 10 10 10 10 40 25 20 15 15 75
21 SE-A-021 15 20 10 15 50 20 20 15 20 75
22 SE-A-022 15 20 10 20 50 20 15 20 15 70
23 SE-A-023 10 10 10 10 50 15 20 20 20 75
24 SE-A-024 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80
25 SE-A-025 10 15 15 10 55 10 20 20 25 75
26 SE-A-026 10 15 15 10 45 15 10 25 25 75
27 SE-A-027 10 15 15 10 75 25 25 20 20 90
28 SE-A-027 15 15 15 10 40 20 25 25 15 85
29 SE-A-029 5 15 15 10 50 25 20 20 20 85
30 SE-A-030 10 25 25 15 40 15 15 25 15 70
31 SE-A-032 10 10 10 10 50 20 15 15 25 75
32 SE-A-032 10 15 15 10 45 15 15 15 15 60
33 SE-A-033 10 10 10 10 50 20 20 20 20 80
34 SE-A-034 10 15 15 10 65 20 25 25 15 85
35 SE-A-035 10 15 10 10 60 20 20 20 20 80
36 SE-A-036 10 15 15 10 55 15 25 20 15 75
37 SE-A-037 20 15 15 15 55 20 20 20 25 85
38 SE-A-038 15 20 15 10 40 15 20 20 20 75
39 SE-A-039 15 15 15 10 50 20 15 20 15 70
171
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
40 SE-A-040 10 15 10 10 35 10 20 10 15 55
JUMLAH 2005 2970
RATA-RATA 50.13 74.25
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen
A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan
narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa
adalah 50,13 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 75. Sedangkan pada
saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,25 dengan
nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes menunjukan
bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia
yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM
karena sudah di atas 70.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No Aspek Nilai Pretes
JML Aspek Nilai Postes
JML A B C D A B C D
1 10 15 5 10 40 15 15 15 10 55
2 10 10 10 15 45 15 20 15 15 65
3 15 10 10 20 55 20 20 15 20 75
4 10 15 5 10 40 20 20 20 15 75
5 10 10 10 15 50 15 15 20 20 70
6 15 10 10 20 35 15 15 10 15 55
172
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7 10 10 10 10 65 20 20 20 25 85
8 15 15 10 10 50 15 20 20 15 70
9 10 10 5 10 40 20 20 25 20 85
10 10 20 10 25 50 20 20 15 15 70
11 10 10 10 25 75 25 25 20 20 90
12 10 10 10 10 50 25 20 10 15 70
13 15 15 10 10 50 20 15 10 25 70
14 10 25 20 20 50 15 25 15 15 70
15 10 15 15 10 45 20 10 15 20 65
16 10 15 10 15 50 15 20 20 15 70
17 10 15 10 15 40 15 15 20 20 70
18 10 10 15 10 60 25 15 25 15 80
19 10 15 20 5 65 20 20 20 25 85
20 10 10 10 10 40 25 20 15 15 75
21 15 20 10 15 50 20 20 15 20 75
22 15 20 10 20 50 20 15 20 15 70
23 10 10 10 10 50 15 20 20 20 75
24 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80
25 10 15 15 10 55 10 20 20 25 75
26 10 15 15 10 45 15 10 25 25 75
27 10 15 15 10 75 25 25 20 20 90
28 15 15 15 10 40 20 25 25 15 85
29 5 15 15 10 50 25 20 20 20 85
30 10 25 25 15 40 15 15 25 15 70
31 10 10 10 10 50 20 15 15 25 75
32 10 15 15 10 45 15 15 15 15 60
33 10 10 10 10 50 20 20 20 20 80
34 10 15 15 10 65 20 25 25 15 85
35 10 15 10 10 60 20 20 20 20 80
36 10 15 15 10 55 15 25 20 15 75
37 20 15 15 15 55 20 20 20 25 85
38 15 20 15 10 40 15 20 20 20 75
173
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
39 15 15 15 10 50 20 15 20 15 70
40 10 15 10 10 35 10 20 10 15 55
JUMLAH 450 575 490 500 2005 735 760 740 735 2970
RATA-
RATA 11.25 14.375 12.25 12.5 50.13 18.375 19 18.5 18.375 74.25
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Interval Penilaian
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 11,25, angka
tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Pemahaman
siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa
adalah 14,37, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori
Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting / Latar (C)
rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,25, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa ketika pretes
mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,5, angka
tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan
uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek
Tokoh (B) 14,37, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dan tema (D) dengan
nilai 12,5, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan
Alur (A) yaitu 11,25.
174
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).
Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 19, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada
kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar
(C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,5, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa ketika postes
mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 18,37, angka
tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C). Berdasarkan
uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek
Tokoh (B) 19, kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 18,5,
kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek alur (A) dan tema (D) yaitu
18,37.
Analisis Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Salma Septiani
Kelas : VIII-I
Judul : Anak yang Durhaka
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 90. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan seting/latar. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama dan
menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan
sebab akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Anak yang Durhaka”
175
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yaitu Alur Klimaks atau alur yang susunan ceritanya menanjak dari peristiwa
yang biasa, meningkat menjadi penting, dan semakin menegangkan. Yang di
awali dengan cerita biasa-biasa saja, hingga menceritakan cerita yang penting
atau biasa disebut inti dalam ceritanya semakin menanjak.
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini
adalah:
a. Anak yang cantik
b. Nenek Tua, dan
c. Seorang cucu
Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang anak perempuan yang sangat
cantik dan merantau demi untuk meningkatkan perekonomian keluarganya
karena dia sudah tidak tahan di ejek terus oleh teman-temannya. Dan setelah
dia besar, dia melupakan ibunya, sampai-sampai dia mengusir ibunya.
3. Setting/ Latar
Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka
maupun gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu.
Seting/latar dalam cerita ini yaitu di sebuah pedesaan entah dimana, hidup
sebuah keluarga kecil dengan gubuk kumuh dan kecil.
4. Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah penyesalan seorang anak durhaka karena
telah melupakan seorang ibu.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Soni
Kelas : VIII-I
176
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Judul : Foto bareng dengan Presiden
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Foto Bareng dengan
Presiden” yaitu Alur Flasback atau alur yang terjadi karena pengarang
mendahulukan akhir cerita dan setelah itu baru kembali ke awal cerita; alur
sorot balik.
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah :
a. Presiden
b. Artis-artis
c. menteri
Tokoh utama dalam cerita ini adalah seorang pemuda yang sedang bermimpi
menginginkan berfoto dengan pejabat-pejabat Negara dan juga artis-artis di
negeri ini.
3. Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah bandara, Amerika Serikat,
New York, Hotel Berbintang lima, Francis, Inggris, Arab Sudi, Madinah dan
tempat tidur (kamar tidur).
4. Tema
Tema dari cerita ini ialah sebuah harapan yang menginginkan bertemu dengan
orang-orang nomor satu di negeri ini.
b. Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab.
Bandung Barat
177
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri
Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I
SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-B-001 15 15 5 10 45 15 20 15 10 60
2 SE-B-002 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60
3 SE-B-003 10 10 10 15 45 15 10 15 20 60
4 SE-B-004 10 20 10 10 50 10 20 20 15 65
5 SE-B-005 15 15 10 10 50 15 10 20 20 65
6 SE-B-006 10 10 5 10 35 15 10 10 15 50
7 SE-B-007 10 15 10 25 60 15 10 20 25 70
8 SE-B-008 10 10 10 20 50 15 15 20 15 65
9 SE-B-009 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65
10 SE-B-010 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65
11 SE-B-011 10 20 20 20 70 25 15 20 20 80
12 SE-B-012 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65
13 SE-B-013 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65
14 SE-B-014 10 15 10 15 50 10 25 15 15 65
15 SE-B-015 10 10 15 10 45 10 10 15 20 55
178
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 SE-B-016 10 15 20 5 50 15 10 20 20 65
17 SE-B-017 10 10 20 10 50 15 15 15 20 65
18 SE-B-018 15 20 10 15 60 25 15 15 15 70
19 SE-B-019 15 20 10 20 65 20 15 20 25 80
20 SE-B-020 15 15 10 10 50 10 20 15 15 60
21 SE-B-021 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60
22 SE-B-022 10 15 15 10 50 10 15 20 15 60
23 SE-B-023 15 15 15 10 55 10 20 15 15 60
24 SE-B-024 20 15 15 10 60 15 25 10 20 70
25 SE-B-025 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65
26 SE-B-026 15 15 15 10 55 15 10 20 25 70
27 SE-B-027 10 15 25 15 65 20 10 20 20 70
28 SE-B-028 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70
29 SE-B-029 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75
30 SE-B-030 10 20 20 10 60 15 15 25 15 75
31 SE-B-031 10 20 15 10 55 20 15 10 20 65
32 SE-B-032 20 20 10 20 70 20 20 20 20 80
33 SE-B-033 10 10 10 5 35 15 15 10 10 50
34 SE-B-034 10 10 10 10 40 10 10 25 10 55
35 SE-B-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60
36 SE-B-036 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80
37 SE-B-037 10 15 10 10 45 10 10 20 20 60
38 SE-B-038 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70
JUMLAH 1990 2490
RATA-RATA 52.37 65.53
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
179
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D = Tema
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen
B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan
narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa
adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 35 dan nilai terbesarnya 70. Sedangkan pada
saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 65,53 dengan
nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan
bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia
yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM
karena sudah di atas 70.
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I SMP
Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kab. Bandung Barat
No Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 15 15 5 10 45 15 20 15 10 60
2 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60
3 10 10 10 15 45 15 10 15 20 60
4 10 20 10 10 50 10 20 20 15 65
5 15 15 10 10 50 15 10 20 20 65
6 10 10 5 10 35 15 10 10 15 50
7 10 15 10 25 60 15 10 20 25 70
8 10 10 10 20 50 15 15 20 15 65
9 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65
10 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65
11 10 20 20 20 70 25 15 20 20 80
12 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65
13 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65
14 10 15 10 15 50 10 25 15 15 65
15 10 10 15 10 45 10 10 15 20 55
180
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 10 15 20 5 50 15 10 20 20 65
17 10 10 20 10 50 15 15 15 20 65
18 15 20 10 15 60 25 15 15 15 70
19 15 20 10 20 65 20 15 20 25 80
20 15 15 10 10 50 10 20 15 15 60
21 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60
22 10 15 15 10 50 10 15 20 15 60
23 15 15 15 10 55 10 20 15 15 60
24 20 15 15 10 60 15 25 10 20 70
25 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65
26 15 15 15 10 55 15 10 20 25 70
27 10 15 25 15 65 20 10 20 20 70
28 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70
29 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75
30 10 20 20 10 60 15 15 25 15 75
31 10 20 15 10 55 20 15 10 20 65
32 20 20 10 20 70 20 20 20 20 80
33 10 10 10 5 35 15 15 10 10 50
34 10 10 10 10 40 10 10 25 10 55
35 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60
36 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80
37 10 15 10 10 45 10 10 20 20 60
38 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70
Jumlah 460 565 505 460 1990
595 565 650 675 2490
Rata-
rata 12.11 14.87 13.29 12.11
52.37 15.66 14.87 17.11 17.76
65.53
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Interval Penilaian
181
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah
12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C).
Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Setting /
Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,29, angka tersebut
menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan Pemahaman siswa
ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah
12,11, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C).
Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan siswa paling tinggi
adalah pada aspek Tokoh (B) 14,87, kemudian disusul aspek setting/ latar (C)
dengan nilai 13,29 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada
penguasaan Alur (A) yaitu dan tema (D) yaitu dengan nilai 12,11.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes tahap 1 mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai perolehan siswa adalah
15,66, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).
Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh (B) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 14,87, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Setting /
Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 17,11, angka tersebut
menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan Pemahaman siswa
ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai perolehan siswa adalah
17,76, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B).
182
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa paling tinggi
adalah pada aspek Tema (D) 17,76, kemudian disusul aspek setting/ latar (C)
dengan nilai 17,11, kemudian disusul aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 15,66 dan
kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai
14,87.
Analisis Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Riri Rahayu
Kelas : VIII-H
Judul : Kirana Ayu
Dari hasil analisis karangan narasi peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 75 sedangkan skor postestnya 80. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat.
Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Kirana Ayu” yaitu Alur Maju/ alur
yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
a. Nyai Anten
b. Kirana Ayu
c. Seorang Seorang Pemuda
Tokoh utama dalam cerita ini adalah Kirana Ayu atau anak dari seorang
janda yang bernama nyai Anten.
183
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Setting/ Latar
setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
dalam ceritanya yaitu di sebuah desa yang bernama desa leunyi. Hiduplah
seorang janda yang mempunyai anak bernama Kirana Ayu. Kirana Ayu ini adalah
seorang gadis cantik/ bisa di sebut sebagai kembang desa.
4. Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah seorang anak Adam yang memandang
cinta itu bukan dipandang dari harta tetapi cinta itu dari hati yang ikhlas dan
bersih.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Tuti Alawiyah
Kelas : VIII-H
Judul : Masuk Ke SMPN 1 Saguling Saguling
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 35 sedangkan skor postestnya 55. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Masuk ke SMPN
1 Cipendeuy” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya
berjalan sesuai urutan waktu
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah :
a. Yeni
184
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Guru
c. Tokoh Aku
Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang mengikutu
MOPD di sekolah baru nya.
3. Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
a. Latar tempat : sekolah,rumah, lapangan basket.
b. Latar Waktu : 06.30 bergegas ke sekolah, 23.00 mendengarkan ceramah
4. Tema
Tema dari cerita ini ialah masa orientasi siswa baru di SMPN 1 Cipendeuy
sangat meriah.
c. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kab.
Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.7
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap I
SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-C-001 15 15 20 15 65 15 20 20 20 75
2 SE-C-002 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60
3 SE-C-003 10 10 10 10 40 10 10 10 20 50
185
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4 SE-C-004 10 10 10 10 40 10 10 20 15 55
5 SE-C-005 10 10 10 10 40 15 10 10 20 55
6 SE-C-006 10 10 10 10 40 15 10 15 15 55
7 SE-C-007 10 10 10 10 40 10 10 15 25 60
8 SE-C-008 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55
9 SE-C-009 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65
10 SE-C-010 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65
11 SE-C-011 10 10 10 10 40 10 15 10 20 55
12 SE-C-012 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65
13 SE-C-013 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65
14 SE-C-014 10 10 10 10 40 10 20 15 15 60
15 SE-C-015 10 10 15 10 45 10 15 15 20 60
16 SE-C-016 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60
17 SE-C-017 10 5 10 15 40 10 10 15 20 55
18 SE-C-018 10 15 10 15 50 20 15 15 15 65
19 SE-C-019 10 15 5 20 50 10 15 20 25 70
20 SE-C-020 15 15 10 10 50 10 15 25 15 65
21 SE-C-021 5 10 10 10 35 15 10 15 20 60
22 SE-C-022 20 15 15 10 60 15 25 20 15 75
23 SE-C-023 10 10 10 10 40 10 20 10 15 55
24 SE-C-024 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75
25 SE-C-025 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65
26 SE-C-026 15 15 15 10 60 15 15 20 25 75
27 SE-C-027 10 10 5 15 40 20 10 10 20 60
28 SE-C-028 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70
29 SE-C-029 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75
30 SE-C-030 10 20 20 10 60 15 20 25 15 75
31 SE-C-031 10 10 15 5 40 10 15 10 20 55
32 SE-C-032 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80
186
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
33 SE-C-033 10 10 10 10 40 15 15 10 10 50
34 SE-C-034 10 10 10 15 45 10 20 20 10 60
35 SE-C-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60
36 SE-C-036 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80
37 SE-C-037 10 15 10 15 50 10 15 20 20 65
38 SE-C-038 10 10 15 10 45 15 15 10 20 60
39 SE-C-039 10 5 15 10 40 10 10 20 10 50
40 SE-C-040 10 15 15 10 50 20 10 10 20 60
41 SE-C-041 10 10 15 10 45 15 10 20 15 60
JUMLAH 1960 2580
RATA-RATA 47,80 62,92
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen
C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis karangan
narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar siswa
adalah 47,80 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan pada
saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 62,92 dengan
nilai terkecil yaitu 50 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes menunjukan
bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia
yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai KKM
karena sudah di atas 70.
Tabel 4.8
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap I
SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
187
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 15 15 20 15 65 15 20 20 20 75
2 10 10 10 15 45 15 15 15 15 60
3 10 10 10 10 40 10 10 10 20 50
4 10 10 10 10 40 10 10 20 15 55
5 10 10 10 10 40 15 10 10 20 55
6 10 10 10 10 40 15 10 15 15 55
7 10 10 10 10 40 10 10 15 25 60
8 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55
9 10 20 10 10 50 10 20 15 20 65
10 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65
11 10 10 10 10 40 10 15 10 20 55
12 10 15 15 10 50 25 15 10 15 65
13 10 15 10 15 50 15 15 10 25 65
14 10 10 10 10 40 10 20 15 15 60
15 10 10 15 10 45 10 15 15 20 60
16 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60
17 10 5 10 15 40 10 10 15 20 55
18 10 15 10 15 50 20 15 15 15 65
19 10 15 5 20 50 10 15 20 25 70
20 15 15 10 10 50 10 15 25 15 65
21 15 10 10 10 35 15 10 15 20 60
22 20 15 15 10 60 15 25 20 15 75
23 10 10 10 10 40 10 20 10 15 55
24 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75
25 15 10 15 10 50 10 20 20 15 65
26 15 15 15 10 60 15 15 20 25 75
27 10 10 5 15 40 20 10 10 20 60
28 10 15 15 15 55 20 10 25 15 70
29 10 20 20 10 60 25 10 20 20 75
188
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30 10 20 20 10 60 15 20 25 15 75
31 10 10 15 5 40 10 15 10 20 55
32 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80
33 10 10 10 10 40 15 15 10 10 50
34 10 10 10 15 45 10 20 20 10 60
35 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60
36 20 15 20 10 65 15 25 25 15 80
37 10 15 10 15 50 10 15 20 20 65
38 10 10 15 10 45 15 15 10 20 60
39 10 5 15 10 40 10 10 20 10 50
40 10 15 15 10 50 20 10 10 20 60
41 10 10 15 10 45 15 10 20 15 60
Jumlah 460 510 520 465 1960
590 610 650 730 2580
Rata-
rata 11.22 12.44 12.68 11.34
47,80 14.39 14.88 15.85 17.8
62,92
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Interval Penilaian
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 11,22, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
189
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,44, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), Pemahaman siswa ketika pretes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 12,68,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan
Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 11,34, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 12,68, kemudian disusul
aspek Tokoh (B) dengan nilai 12,44, kemudian pada aspek tema (D) dengan nilai
11,34 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada penguasaan Alur
(A) yaitu dengan nilai 11,22.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes tahap 1 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 14,39, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,88, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,85,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan
Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 17,8, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada
kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan siswa
paling tinggi adalah pada aspek Tema (D) 17,8, kemudian disusul aspek setting/
latar (C) dengan nilai 15,85, kemudian disusul aspek Tokoh (B) yaitu dengan nilai
14,88 dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Alur (A) yaitu
dengan nilai 14,39.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
190
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nama : Devi Yanti
Kelas : IX
Judul : Kehidupanku
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 80. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu alur maju/
alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
Devi, ayah, ibu, adik, dan kakaknya.
3. Setting/ Latar
setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
dalam ceritanya yaitu Bandung, Cipatat.
4. Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah kasih sayang.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Asep Jaendi
191
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kelas : IX
Judul : Liburan Ke Pangandaran
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 50. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke
Pangandaran” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan
sesuai urutan waktu
2. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan keluarga.
3. Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
Latar tempat : perjalanan, Pangandaran.
4. Tema
Tema dari cerita ini ialah berlibur bersama keluarga.
2. Analisis Hasil Belajar Kelas Eksperimen (Tahap II)
Analisis hasil belajar pda atahap II pun akan ditemukan melalui hasil
analisis karangan siswa. Karangan narasi siswa akan dianalisis dan dinilai
berdasarkan aspek alur, tokoh, latar, dan tema.
a. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batujajar Kab. Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam
menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur
penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.
192
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan
bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-A-001 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70
2 SE-A-002 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80
3 SE-A-003 15 10 25 20 70 20 20 25 25 90
4 SE-A-004 10 10 15 10 45 20 20 20 20 80
5 SE-A-005 15 20 15 10 60 15 25 20 20 80
6 SE-A-006 10 10 20 10 50 20 20 25 15 80
7 SE-A-007 10 15 10 25 60 20 25 20 25 90
8 SE-A-008 10 10 10 20 50 25 20 20 15 80
9 SE-A-009 10 15 10 10 45 25 20 25 20 90
10 SE-A-010 15 15 10 10 50 20 20 20 25 85
11 SE-A-011 10 10 10 20 50 25 25 25 20 95
12 SE-A-012 20 15 15 10 60 25 20 20 15 80
13 SE-A-013 15 15 10 15 55 20 15 20 20 75
14 SE-A-014 10 15 10 15 50 15 25 25 15 80
15 SE-A-015 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80
16 SE-A-016 10 15 20 10 55 25 20 20 15 80
17 SE-A-017 10 10 10 15 45 15 20 20 20 75
18 SE-A-018 15 20 10 15 60 25 25 25 15 90
19 SE-A-019 15 15 10 20 60 20 20 25 25 90
20 SE-A-020 10 20 10 10 50 25 20 20 15 80
21 SE-A-021 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
22 SE-A-022 15 15 15 10 55 20 25 20 25 90
23 SE-A-023 20 15 15 10 60 20 25 25 20 90
24 SE-A-024 20 15 15 20 70 25 25 20 20 90
25 SE-A-025 15 15 20 10 60 25 20 20 25 90
193
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
26 SE-A-026 15 15 15 10 55 15 15 25 25 80
27 SE-A-027 15 25 25 15 80 25 25 25 20 95
28 SE-A-027 10 15 10 10 45 25 25 25 15 90
29 SE-A-029 15 15 20 15 65 25 25 20 20 90
30 SE-A-030 10 10 10 20 50 15 25 25 15 80
31 SE-A-032 10 15 15 20 60 20 15 20 25 80
32 SE-A-032 20 15 15 10 60 25 25 15 20 85
33 SE-A-033 10 15 15 10 50 20 20 20 25 85
34 SE-A-034 15 15 15 15 60 20 25 25 20 90
35 SE-A-035 15 20 15 20 70 20 25 20 20 85
36 SE-A-036 15 15 15 20 65 15 25 25 15 80
37 SE-A-037 10 15 25 10 60 25 20 20 25 90
38 SE-A-038 10 15 15 20 60 25 20 20 20 85
39 SE-A-039 15 15 15 10 55 20 20 25 15 80
40 SE-A-040 15 10 10 5 40 25 20 15 15 75
JUMLAH 2230 3360
RATA-RATA 55.75 84
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
eksperimen A1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 55,75 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 80.
Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
84,00 dengan nilai terkecil yaitu 70 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes
194
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai
KKM karena sudah di atas 70.
Tabel 4.10
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 10 15 15 10 50 15 15 20 20 70
2 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80
3 15 10 25 20 70 20 20 25 25 90
4 10 10 15 10 45 20 20 20 20 80
5 15 20 15 10 60 15 25 20 20 80
6 10 10 20 10 50 20 20 25 15 80
7 10 15 10 25 60 20 25 20 25 90
8 10 10 10 20 50 25 20 20 15 80
9 10 15 10 10 45 25 20 25 20 90
10 15 15 10 10 50 20 20 20 25 85
11 10 10 10 20 50 25 25 25 20 95
12 20 15 15 10 60 25 20 20 15 80
13 15 15 10 15 55 20 15 20 20 75
14 10 15 10 15 50 15 25 25 15 80
15 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80
16 10 15 20 10 55 25 20 20 15 80
17 10 10 10 15 45 15 20 20 20 75
18 15 20 10 15 60 25 25 25 15 90
19 15 15 10 20 60 20 20 25 25 90
20 10 20 10 10 50 25 20 20 15 80
21 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
22 15 15 15 10 55 20 25 20 25 90
23 20 15 15 10 60 20 25 25 20 90
24 20 15 15 20 70 25 25 20 20 90
195
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
25 15 15 20 10 60 25 20 20 25 90
26 15 15 15 10 55 15 15 25 25 80
27 15 25 25 15 80 25 25 25 20 95
28 10 15 10 10 45 25 25 25 15 90
29 15 15 20 15 65 25 25 20 20 90
30 10 10 10 20 50 15 25 25 15 80
31 10 15 15 20 60 20 15 20 25 80
32 20 15 15 10 60 25 25 15 20 85
33 10 15 15 10 50 20 20 20 25 85
34 15 15 15 15 60 20 25 25 20 90
35 15 20 15 20 70 20 25 20 20 85
36 15 15 15 20 65 15 25 25 15 80
37 10 15 25 10 60 25 20 20 25 90
38 10 15 15 20 60 25 20 20 20 85
39 15 15 15 10 55 20 20 25 15 80
40 15 10 10 5 40 25 20 15 15 75
Jumlah 520 580 575 555 2230 845 865 860 790 3360
Rata-
rata
13.00
14.50
14.38
13.88 55.75
21.13
21.63
21.50
19.75 84
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Interval Penilaian
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
196
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 13,00, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,50, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,38,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan
Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 13,88, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,50, kemudian
disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 14,38, kemudian pada aspek tema
(D) dengan nilai 13,88 sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah pada
penguasaan Alur (A) yaitu dengan nilai 13,00.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes tahap 2 di SMPN 1 Batujajar mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 21,13, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik Sekali (BS). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek
Tokoh (B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,63, angka tersebut
menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman
siswa ketika postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan
siswa adalah 21,50, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori
Baik Sekali (BS), dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D)
rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,75, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada
postes ini kemampuan siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,63,
kemudian disusul aspek setting/ latar (C) dengan nilai 21,50, kemudian disusul
aspek Alur (A) yaitu dengan nilai 21,13 dan kemampuan yang paling rendah
adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 19,75.
197
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi
Nama : Siska Juwita
Kelas : VIII-I
Judul : “Gaun Bersulam Sutra”
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 80 sedangkan skor postestnya 95. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “gaun bersulam sutra” yaitu Alur
Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir
cerita.
2. Tokoh
Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita diantaranya:
a. Baginda raja
b. Permaisuri
c. Putri Yofankha
d. Pangeran Tampan
3. Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah kerajaan yang
bernama kerajaan Ansterdam
4. Tema
198
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebuah kerajaan yang sedang mengadakan sayembara dengan imbalan akan
di nikahkan dengan seorang putri dengan membuat gaun yang di sulam dari
kain sutra.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Encep Ma’mun
Kelas : VIII-I
Judul : “Beruang Yang Menyelamatkan Petani”
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 70. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “beruang yang menyelamatkan
petani” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal
hingga akhir cerita.
2. Tokoh
Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita ini diantaranya:
a. Seorang Petani
b. Raja Hutan/ Harimau
c. Beruang
d. Seekor Anak Beruang
3. Setting/ Latar
Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah disebuah hutan.
199
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Tema
Seorang petani yang hidup bersama seekor anak beruang.
b. Kelas VIII-A SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten
Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II
SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-B-001 15 15 20 10 60 20 20 15 25 80
2 SE-B-002 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65
3 SE-B-003 10 10 15 15 50 15 20 25 20 80
4 SE-B-004 10 20 20 10 60 25 20 20 15 80
5 SE-B-005 15 15 15 10 55 20 20 20 20 80
6 SE-B-006 10 15 25 10 60 15 25 25 15 80
7 SE-B-007 10 15 10 25 60 15 25 20 25 85
8 SE-B-008 10 20 10 20 60 15 25 20 15 75
9 SE-B-009 15 20 10 10 55 25 20 15 20 80
10 SE-B-010 15 15 10 15 55 20 15 25 15 75
11 SE-B-011 10 20 20 20 70 25 15 15 20 75
12 SE-B-012 10 15 15 15 55 25 15 25 15 80
13 SE-B-013 10 15 10 15 50 15 15 20 25 75
14 SE-B-014 10 15 10 20 55 25 25 15 15 80
200
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
15 SE-B-015 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80
16 SE-B-016 10 15 20 5 50 15 20 20 20 75
17 SE-B-017 10 10 20 20 60 15 25 15 20 75
18 SE-B-018 15 20 15 15 65 25 15 25 20 85
19 SE-B-019 15 20 10 20 65 20 25 25 25 95
20 SE-B-020 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
21 SE-B-021 15 20 15 10 60 15 25 15 20 75
22 SE-B-022 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
23 SE-B-023 15 20 15 10 60 25 20 25 15 85
24 SE-B-024 20 20 15 10 65 25 25 15 20 85
25 SE-B-025 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
26 SE-B-026 15 20 15 10 60 20 20 20 25 85
27 SE-B-027 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85
28 SE-B-028 20 15 15 15 65 20 25 25 15 85
29 SE-B-029 15 20 20 10 65 25 25 20 20 90
30 SE-B-030 10 20 20 15 65 25 20 25 20 90
31 SE-B-031 10 20 15 15 60 20 15 20 20 75
32 SE-B-032 20 20 10 20 70 20 25 25 20 90
33 SE-B-033 10 10 10 20 50 20 25 25 10 80
34 SE-B-034 20 15 10 10 55 25 20 25 10 80
35 SE-B-035 10 15 15 10 50 20 25 10 20 75
36 SE-B-036 20 15 15 10 60 15 25 25 15 80
37 SE-B-037 10 15 20 10 55 20 20 20 20 80
38 SE-B-038 10 15 15 20 60 20 15 25 25 85
JUMLAH 2205 3065
RATA-RATA 58.03 80.66
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
201
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
eksperimen B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 58,03 dengan nilai terkecilnya 50 dan nilai terbesarnya 70.
Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
80,66 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 95. Rata-rata hasil pretes
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai
KKM karena sudah di atas 70.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II
SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 15 15 20 10 60 20 20 15 25 80
2 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65
3 10 10 15 15 50 15 20 25 20 80
4 10 20 20 10 60 25 20 20 15 80
5 15 15 15 10 55 20 20 20 20 80
6 10 15 25 10 60 15 25 25 15 80
7 10 15 10 25 60 15 25 20 25 85
8 10 20 10 20 60 15 25 20 15 75
9 15 20 10 10 55 25 20 15 20 80
10 15 15 10 15 55 20 15 25 15 75
11 10 20 20 20 70 25 15 15 20 75
12 10 15 15 15 55 25 15 25 15 80
13 10 15 10 15 50 15 15 20 25 75
14 10 15 10 20 55 25 25 15 15 80
15 10 10 15 15 50 20 25 15 20 80
202
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 10 15 20 5 50 15 20 20 20 75
17 10 10 20 20 60 15 25 15 20 75
18 15 20 15 15 65 25 15 25 20 85
19 15 20 10 20 65 20 25 25 25 95
20 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
21 15 20 15 10 60 15 25 15 20 75
22 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
23 15 20 15 10 60 25 20 25 15 85
24 20 20 15 10 65 25 25 15 20 85
25 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
26 15 20 15 10 60 20 20 20 25 85
27 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85
28 20 15 15 15 65 20 25 25 15 85
29 15 20 20 10 65 25 25 20 20 90
30 10 20 20 15 65 25 20 25 20 90
31 10 20 15 15 60 20 15 20 20 75
32 20 20 10 20 70 20 25 25 20 90
33 10 10 10 20 50 20 25 25 10 80
34 20 15 10 10 55 25 20 25 10 80
35 10 15 15 10 50 20 25 10 20 75
36 20 15 15 10 60 15 25 25 15 80
37 10 15 20 10 55 20 20 20 20 80
38 10 15 15 20 60 20 15 25 25 85
Jumlah 495 615 570 525 2205
780 800 780 705 3065
Rata-
rata 13.03 16.18 15 13.82
58.03 20.53 21.05 20.53 18.55
80.66
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
203
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D = Tema
Interval Penilaian
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 13,03, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 16,18, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 15,00,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan
Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 13,82, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 16,18, kemudian
disusul aspek Latar/ Setting (C) dengan nilai 15,00, kemudian pada aspek tema
Alur (A) dengan nilai 13,03, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah
pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 13,82.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes tahap 2 di SMPN 1 Saguling mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 21,05, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik Sekali (BS), Pemahaman siswa ketika
postes mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah
204
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
20,53, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B),
dan Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 18,55, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) 21,05, kemudian disusul aspek
Alur (A) dan setting/ latar (C) dengan nilai 20,53, dan kemampuan yang paling
rendah adalah pada aspek Tema (D) yaitu dengan nilai 18,55.
Analisis Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Rita Juniarti
Kelas : VIII-H
Judul : “Kera Yang Baik Dan Kancil Yang Serakah”
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 95. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kera yang baik dan kancil yang
serakah” yaitu Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari
awal hingga akhir cerita.
2. Tokoh
Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita ini diantaranya:
a. Seekor Kera yang bernama Reguk
b. Seekor Kancil
c. Seekor Singa
3. Setting/ Latar
205
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Setting /latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebuah Ladang milik
seorang petani
4. Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah kebaikan seekor kera dan keserakahan
seekor kancil.
Siswa yang mendapat nilai rendah :
Nama : Annisa Nurlatifah
Kelas : VII-H
Judul : Impian Sang Putri Kerajaan
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 90. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “impian sang putri kerajaan” yaitu
Alur Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir
cerita.
2. Tokoh
Dari hasil analisis cerita diatas dapat diketahui tokoh-tokoh yang terdapat
dalam cerita ini diantaranya: Angela, raja, ratu,paneran Erik, dan seekor kelinci.
3. Setting/ Latar
Setting/Latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah kerajaan, hutan,
dan pedesaan.
4. Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah pebgorbanan seorang raja.
206
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten
Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas eksperimen di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II
SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-C-001 15 15 20 15 65 25 20 20 20 85
2 SE-C-002 10 20 10 15 55 15 20 20 20 75
3 SE-C-003 10 15 10 10 45 10 20 20 20 70
4 SE-C-004 10 15 10 10 45 20 20 20 15 75
5 SE-C-005 25 10 10 10 55 15 25 20 20 80
6 SE-C-006 20 15 10 10 55 15 20 25 20 80
7 SE-C-007 20 15 10 10 55 25 10 15 25 75
8 SE-C-008 10 15 10 10 45 15 15 25 25 80
9 SE-C-009 15 20 10 10 55 20 20 15 20 75
10 SE-C-010 20 15 10 10 55 20 25 15 15 75
11 SE-C-011 20 10 10 10 50 25 25 10 20 80
12 SE-C-012 10 15 15 10 50 25 15 25 15 80
13 SE-C-013 10 15 15 15 55 15 15 20 25 75
14 SE-C-014 20 20 10 10 60 20 20 25 25 90
15 SE-C-015 10 15 15 10 50 25 20 15 20 80
16 SE-C-016 10 15 20 5 50 15 20 25 20 80
17 SE-C-017 10 10 10 15 45 20 20 15 20 75
207
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
18 SE-C-018 10 15 15 15 55 20 15 25 15 75
19 SE-C-019 10 15 5 20 50 20 15 20 25 80
20 SE-C-020 15 15 10 10 50 25 15 25 15 80
21 SE-C-021 20 10 10 10 50 15 20 25 20 80
22 SE-C-022 20 15 15 10 60 20 25 20 15 80
23 SE-C-023 10 15 15 15 55 20 20 20 25 85
24 SE-C-024 20 15 15 15 65 25 25 15 20 85
25 SE-C-025 15 10 15 10 50 25 20 20 15 80
26 SE-C-026 15 15 15 15 60 15 20 20 25 80
27 SE-C-027 10 10 5 15 40 20 20 20 20 80
28 SE-C-028 15 15 15 15 60 20 20 25 15 80
29 SE-C-029 10 20 20 10 60 25 15 20 20 80
30 SE-C-030 15 20 20 10 65 25 20 25 15 85
31 SE-C-031 10 10 15 5 40 20 15 10 20 65
32 SE-C-032 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80
33 SE-C-033 10 20 10 10 50 25 15 25 10 75
34 SE-C-034 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80
35 SE-C-035 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
36 SE-C-036 20 15 20 10 65 25 25 25 15 90
37 SE-C-037 15 15 10 15 55 20 25 20 20 85
38 SE-C-038 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80
39 SE-C-039 10 10 15 10 45 20 20 20 15 75
40 SE-C-040 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85
41 SE-C-041 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
JUMLAH 2175 3255
RATA-RATA 53.05 79.39
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
208
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
eksperimen C1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 53,05 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65.
Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
79,39 dengan nilai terkecil yaitu 65 dan nilai terbesar 90. Rata-rata hasil pretes
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, sedangkan rata-rata hasil belajar postes siswa sudah mencapai
KKM karena sudah di atas 70.
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II
SMP Negeri Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
No Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 15 15 20 15 65 25 20 20 20 85
2 10 20 10 15 55 15 20 20 20 75
3 10 15 10 10 45 10 20 20 20 70
4 10 15 10 10 45 20 20 20 15 75
5 25 10 10 10 55 15 25 20 20 80
6 20 15 10 10 55 15 20 25 20 80
7 20 15 10 10 55 25 10 15 25 75
8 10 15 10 10 45 15 15 25 25 80
9 15 20 10 10 55 20 20 15 20 75
10 20 15 10 10 55 20 25 15 15 75
11 20 10 10 10 50 25 25 10 20 80
12 10 15 15 10 50 25 15 25 15 80
13 10 15 15 15 55 15 15 20 25 75
14 20 20 10 10 60 20 20 25 25 90
15 10 15 15 10 50 25 20 15 20 80
209
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 10 15 20 5 50 15 20 25 20 80
17 10 10 10 15 45 20 20 15 20 75
18 10 15 15 15 55 20 15 25 15 75
19 10 15 5 20 50 20 15 20 25 80
20 15 15 10 10 50 25 15 25 15 80
21 20 10 10 10 50 15 20 25 20 80
22 20 15 15 10 60 20 25 20 15 80
23 10 15 15 15 55 20 20 20 25 85
24 20 15 15 15 65 25 25 15 20 85
25 15 10 15 10 50 25 20 20 15 80
26 15 15 15 15 60 15 20 20 25 80
27 10 10 5 15 40 20 20 20 20 80
28 15 15 15 15 60 20 20 25 15 80
29 10 20 20 10 60 25 15 20 20 80
30 15 20 20 10 65 25 20 25 15 85
31 10 10 15 5 40 20 15 10 20 65
32 10 15 15 20 60 20 20 20 20 80
33 10 20 10 10 50 25 15 25 10 75
34 10 10 10 15 45 20 20 20 20 80
35 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
36 20 15 20 10 65 25 25 25 15 90
37 15 15 10 15 55 20 25 20 20 85
38 10 15 15 10 50 15 25 20 20 80
39 10 10 15 10 45 20 20 20 15 75
40 10 15 15 15 55 20 20 25 20 85
41 10 15 15 10 50 20 20 20 20 80
Jumlah 555 600 535 485 2175
825 805 835 790 3255
Rata-
rata 13.54 14.63 13.05 11.83
53.05 20.12 19.63 20.37 19.27
79.39
Keterangan:
A = Alur
210
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Interval Penilaian
KRITERIA ANGKA
Baik Sekali (Bs) 21-25
Baik (B) 14-20
Cukup (C) 7-13
Kurang (K) 0-6
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
pretes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 13,54, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 14,63, angka tersebut menunjukkan
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika pretes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 13,05,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Cukup (C), dan
Pemahaman siswa ketika pretes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 11,83, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Cukup (C). Berdasarkan uraian tersebut, pada pretes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Tokoh (B) dengan nilai 14,63, kemudian
disusul aspek Alur (A) dengan nilai 13,54, kemudian pada aspek tema Latar/
Setting (C) dengan nilai 13,05, sedangkan kemampuan yang paling rendah adalah
pada penguasaan Tema (D) yaitu dengan nilai 11,83.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman siswa ketika
postes tahap 2 di SMPN 1 Cisarua mengenai aspek alur (A) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 20,12, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B). Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tokoh
(B) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 19,63, angka tersebut menunjukkan
211
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kemampuan siswa pada kategori Baik (B), Pemahaman siswa ketika postes
mengenai aspek Setting / Latar (C) rata-rata nilai perolehan siswa adalah 20,37,
angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada kategori Baik (B), dan
Pemahaman siswa ketika postes mengenai aspek Tema (D) rata-rata nilai
perolehan siswa adalah 19,27, angka tersebut menunjukkan kemampuan siswa
pada kategori Baik (B). Berdasarkan uraian tersebut, pada postes ini kemampuan
siswa paling tinggi adalah pada aspek Latar/ Setting (C) 20,37, kemudian disusul
aspek Alur (A) dengan nilai 20,12, disusul kemampuan pada aspek Tokoh (B)
dengan nilai 19,63, dan kemampuan yang paling rendah adalah pada aspek Tema
(D) yaitu dengan nilai 19,27.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Puspita Sari
Kelas : IX
Judul : Kehidupanku
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 90. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “kehidupanku” yaitu Alur Maju/
alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
212
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Puspita, Sri, dan guru. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh puspita yang
sekaligus menjadi pencerita.
3) Setting/ Latar
Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
dalam ceritanya yaitu rumah dan sekolah.
4) Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah kebahagiaan Puspita mempunyai teman
dan sahabat baik di sekolahnya.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Rispan
Kelas : IX
Judul : Kesiangan Sekolah
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 40 sedangkan skor postestnya 65. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”
yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan
waktu.
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : Bu Heni, Aku dan teman. Tokoh utama dalam
cerita ini adalah tokoh Aku .
3) Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
213
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Latar tempat : warung, dan sekolah/ruangan kelas
b. Latar waktu :07.00 pagi hari,088.00 pagi hari.
4) Tema
Tema dari cerita ini ialah hukuman untuk anak yang tidak taat pelaturan
sekolah.
3. Analisis Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas kontrol merupakan kelas yang dijadikan sebagai kelas pembanding
dalam penerapan model pembelajaran siswa aktif dalam pembelajaran menulis
karangan narasi. Seperti halnya kelas eksperimen, kelas kontrol pun terdiri dari 3
kelas yang berbeda. Dalam pembelajarannya, kelas pembanding ini menerapkan
metode diskusi dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Hasil penerapan
metode diskusi pada kelas pembanding secara kumulatif penulis sajikan pada
tabel-tabel berikut ini.
a. Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-A SMP Negeri 1
Batujajar Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil unjuk kerja dalam
menulis karangan narasi. Karangan narasi siswa dinilai berdasarkan empat unsur
penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh, setting/latar, dan tema.
Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat unsur tersebut dengan
bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor idealnya sebesar 100.
Tabel 4.15
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SK-A-001 10 15 15 10 50 15 15 15 20 65
2 SK-A-002 10 10 15 15 50 15 20 15 15 65
3 SK-A-003 10 10 10 20 50 15 15 15 20 65
4 SK-A-004 10 15 10 10 45 15 15 20 10 60
5 SK-A-005 15 20 10 10 55 10 20 20 20 70
6 SK-A-006 10 10 10 10 40 15 15 10 15 55
214
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7 SK-A-007 10 15 15 25 65 20 25 10 15 70
8 SK-A-008 10 10 15 20 55 20 20 15 15 70
9 SK-A-009 10 20 15 10 55 15 10 10 20 55
10 SK-A-010 15 15 15 10 55 20 20 15 15 70
11 SK-A-011 15 10 15 10 50 15 15 20 20 70
12 SK-A-012 15 15 15 10 55 25 20 20 15 80
13 SK-A-013 15 15 10 15 55 10 10 15 20 55
14 SK-A-014 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60
15 SK-A-015 10 15 15 10 50 20 10 15 20 65
16 SK-A-016 15 15 20 5 55 20 20 15 15 70
17 SK-A-017 15 20 10 10 55 20 15 10 15 60
18 SK-A-018 15 20 15 15 65 10 10 25 15 60
19 SK-A-019 15 20 10 20 65 20 20 20 15 75
20 SK-A-020 10 20 15 10 55 15 20 20 15 70
21 SK-A-021 15 15 15 10 55 20 10 15 20 65
22 SK-A-022 10 15 15 10 50 20 25 20 20 85
23 SK-A-023 15 15 15 10 55 15 20 15 20 70
24 SK-A-024 15 15 15 20 65 10 15 20 20 65
25 SK-A-025 15 15 10 10 50 10 15 20 25 70
26 SK-A-026 15 15 20 10 60 15 10 20 25 70
27 SK-A-027 10 15 25 15 65 15 15 20 20 70
28 SK-A-027 15 20 10 10 55 20 15 20 15 70
29 SK-A-029 20 15 15 15 65 15 15 20 20 70
30 SK-A-030 10 10 10 15 45 15 20 25 15 75
31 SK-A-032 10 15 15 10 50 20 20 15 25 80
32 SK-A-032 10 20 10 10 50 15 20 15 15 65
33 SK-A-033 10 15 15 15 55 10 10 15 20 55
34 SK-A-034 20 15 15 15 65 20 15 25 15 75
35 SK-A-035 15 20 15 15 65 20 20 20 10 70
36 SK-A-036 15 15 15 15 60 15 20 15 15 65
37 SK-A-037 10 15 20 15 60 20 10 15 25 70
38 SK-A-038 10 15 5 10 40 15 15 15 20 65
39 SK-A-039 10 15 15 10 50 20 20 10 15 65
40 SK-A-040 10 15 15 5 45 10 25 20 15 70
41 SK-A-041 10 20 15 10 55 10 15 15 15 55
42 SE-A-042 10 15 10 5 40 20 20 10 15 65
JUMLAH 2280 2820
RATA-RATA 54.29 67.14
Keterangan:
A = Alur
215
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
pembanding B1 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 54,29 dengan nilai terkecilnya 40 dan nilai terbesarnya 65.
Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
67,14 dengan nilai terkecil yaitu 55 dan nilai terbesar 85. Rata-rata hasil pretes
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum
mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Noviyanti
Kelas : VII-C
Judul : Pengalaman MOPD
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 50 sedangkan skor postestnya 85. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur,tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Pengalaman MOPD” yaitu Alur
Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir
cerita.
2) Tokoh
216
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
tokoh aku, teman-teman, dan kakak kelas. Tokoh utama dalam cerita ini adalah
tokoh aku yang sekaligus menjadi pencerita dan pelaku cerita.
3) Setting/ Latar
Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
dalam ceritanya yaitu SMPN 3 CISARUA atau tempat tokoh aku menjalani
MOPD.
4) Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah Kebanggan siswa baru mengikuti Masa
Orientasi Siswa.
Siswa yang mendapat nilai terendah:
Nama : Dik Dik
Kelas : VII
Judul : Saat Menyelenggarakan 17 Agustus
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 55 sedangkan skor postestnya 55. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan penulis sebagai berikut.
1) Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”
yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan
waktu.
2) Tokoh
217
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : aku dan teman. Tokoh utama dalam cerita ini
adalah tokoh Aku yang sekaligus menjadi pelaku dalam cerita, menyelenggarakan
17 Aguustus.
3) Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah latar tempat di: lapangan,
kantor Rw.
4) Tema
Tema dari cerita ini ialah kemeriahan hari kemerdekaan di tempat tinggal.
b. Kelas VIII-B SMP Negeri Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten
Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri
Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.16
Rekapitulasi Hasil Tes Berdasarkan Aspek Karangan Narasi Tahap II
SMP Negeri 1 Saguling Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SK-B-001 15 15 10 10 50 15 15 15 10 55
2 SK-B-002 10 10 15 15 50 15 10 15 15 55
3 SK-B-003 10 10 5 5 30 10 5 15 10 40
4 SK-B-004 10 20 15 10 55 10 25 20 15 70
5 SK-B-005 15 15 15 10 55 15 15 15 20 65
6 SK-B-006 10 10 10 10 40 10 15 10 10 45
218
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7 SK-B-007 10 15 10 15 50 15 15 20 10 60
8 SK-B-008 10 10 15 20 55 15 20 20 15 70
9 SK-B-009 10 20 15 10 55 10 20 15 15 60
10 SK-B-010 15 10 15 10 50 15 10 15 15 55
11 SK-B-011 10 10 10 20 50 20 15 20 20 75
12 SK-B-012 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60
13 SK-B-013 10 15 15 15 55 10 20 20 15 65
14 SK-B-014 10 15 15 15 55 20 25 15 15 75
15 SK-B-015 10 10 15 10 45 10 20 20 20 70
16 SK-B-016 10 15 20 5 50 15 10 15 20 60
17 SK-B-017 10 15 20 10 55 15 15 15 20 65
18 SK-B-018 15 20 15 15 65 15 20 20 15 70
19 SK-B-019 15 20 15 20 70 20 20 20 20 80
20 SK-B-020 15 15 10 10 50 20 15 15 15 65
21 SK-B-021 15 10 15 10 50 15 10 15 15 55
22 SK-B-022 10 15 15 15 55 15 15 15 15 60
23 SK-B-023 10 10 10 10 40 15 10 10 15 50
24 SK-B-024 20 15 15 15 65 15 20 20 20 75
25 SK-B-025 15 10 10 15 50 10 15 15 15 55
26 SK-B-026 15 15 15 10 55 15 10 15 20 60
27 SK-B-027 15 15 25 15 70 20 10 25 20 75
28 SK-B-028 10 15 15 15 55 10 15 25 15 65
29 SK-B-029 15 20 20 10 65 15 20 20 20 75
30 SK-B-030 15 20 20 10 65 15 20 20 15 70
31 SK-B-031 10 20 15 15 60 10 20 15 20 65
32 SK-B-032 15 10 10 10 45 10 25 10 10 55
33 SK-B-033 10 10 10 10 40 15 20 5 10 50
34 SK-B-034 10 10 10 15 45 20 20 15 10 65
35 SK-B-035 10 10 15 15 50 10 25 10 20 65
36 SK-B-036 10 15 15 15 55 15 20 10 15 60
37 SK-B-037 10 15 10 10 45 10 15 10 20 55
38 SK-B-038 10 10 10 15 45 15 20 10 10 55
219
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
39 SK-B-039 10 15 10 10 45 10 15 15 20 60
40 SE-B-040 10 15 15 15 55 15 20 15 20 70
JUMLAH 2095 2500
RATA-RATA 52.37 62.5
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
pembanding B2 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 52,37 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 70.
Sedangkan pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
62,50 dengan nilai terkecil yaitu 40 dan nilai terbesar 80. Rata-rata hasil pretes
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum
mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
Nama : Santi Suryani
Kelas : -
Judul : Hari Raya Idul Fitri
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 70 sedangkan skor postestnya 80. Struktur
220
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “Hari Raya Idul Fitri” yaitu Alur
Maju/ alur yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir
cerita.
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita ini adalah :
tokoh aku dan keluarganya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh aku yang
sekaligus menjadi pencerita.
3) Setting/ Latar
Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
dalam ceritanya yaitu subuh hari saat menunggu adzan, mesjid dan Saguling
Bandung Barat.
4) Tema
Tema dari cerita narasi ini adalah mensyukuri nikmat tuhan yang
diberikan.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : M. Rizal
Kelas : VIII
Judul : Liburan Ke Dufan
221
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 30 sedangkan skor postestnya 40. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Liburan ke Dufan”
yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai urutan
waktu.
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : aku dan keluarga. Tokoh utama dalam cerita ini
adalah tokoh Aku .
3) Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
- Latar tempat : perjalanan, Dufan Jakarta.
4) Tema
Tema dari cerita ini ialah liburan bersama keluarga.
c. Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten
Bandung Barat
Data analisis hasil belajar kelas kontrol di kelas VIII-B SMP Negeri 1
Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat dinilai berdasarkan hasil
unjuk kerja dalam menulis karangan narasi. Karangan karasi siswa dinilai
berdasarkan empat unsur penilaian. Keempat unsur tersebut adalah alur, tokoh,
setting/latar, dan tema. Karangan narasi siswa akan diskor berdasarkan keempat
unsur tersebut dengan bobot nilai masing-masing 25, Dengan demikian, skor
idealnya sebesar 100.
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Tes Pembelajaran Tahap II
SMP Negeri 1 Cisarua Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat
222
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No NAMA SISWA Pretes
JML Postes
JML A B C D A B C D
1 SE-C-001 5 5 10 10 30 15 20 20 20 75
2 SK-C-002 10 15 10 15 50 15 25 20 15 75
3 SK-C-003 10 20 15 10 55 10 25 20 20 75
4 SK-C-004 10 10 20 10 50 15 20 20 20 75
5 SK-C-005 10 10 20 10 50 15 20 10 20 65
6 SK-C-006 10 10 20 20 60 25 15 15 15 70
7 SK-C-007 10 15 15 10 50 20 10 10 25 65
8 SK-C-008 10 10 15 10 45 15 10 15 20 60
9 SK-C-009 10 20 15 10 55 20 20 15 20 75
10 SK-C-010 15 15 10 25 65 20 15 20 20 75
11 SK-C-011 10 10 20 10 50 10 15 20 20 65
12 SK-C-012 10 15 15 10 50 20 15 20 15 70
13 SK-C-013 10 15 20 20 65 15 15 20 25 75
14 SK-C-014 10 10 20 10 50 20 20 15 15 70
15 SK-C-015 10 10 15 15 50 10 20 20 20 70
16 SK-C-016 10 15 20 5 50 15 25 10 10 60
17 SK-C-017 10 25 10 15 60 10 10 25 20 65
18 SK-C-018 10 20 10 15 55 20 15 25 15 75
19 SK-C-019 10 15 5 20 50 15 20 15 10 60
20 SK-C-020 15 15 10 10 50 20 25 15 15 75
21 SK-C-021 15 20 15 10 60 15 20 15 20 70
22 SK-C-022 20 15 15 10 60 15 20 20 15 70
23 SK-C-023 10 10 15 10 45 20 20 10 15 65
24 SK-C-024 20 15 15 10 60 15 25 15 20 75
25 SK-C-025 15 15 15 10 55 20 20 20 15 75
26 SK-C-026 15 20 15 10 60 15 25 20 15 75
27 SK-C-027 10 20 5 15 50 10 20 10 20 60
28 SK-C-028 10 20 15 15 60 20 20 20 15 75
29 SK-C-029 10 10 10 10 40 15 10 20 20 65
223
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
30 SK-C-030 10 10 20 10 50 15 20 20 15 70
31 SK-C-031 10 10 20 5 45 10 15 20 20 65
32 SK-C-032 10 10 20 20 60 20 20 20 15 75
33 SK-C-033 15 25 15 10 65 15 15 20 10 60
34 SK-C-034 10 10 10 15 50 20 20 20 10 70
35 SK-C-035 10 10 15 10 45 20 10 10 20 60
36 SK-C-036 20 15 15 10 60 15 20 25 15 75
37 SK-C-037 10 15 10 15 50 20 15 20 20 75
38 SK-C-038 10 15 15 10 50 15 20 10 15 60
39 SK-C-039 10 15 20 10 55 10 20 20 10 60
40 SK-C-040 10 15 15 20 60 20 20 10 20 70
JUMLAH 2120 2765
RATA-RATA 53 69.12
Keterangan:
A = Alur
B = Tokoh
C = Setting/ Latar
D = Tema
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada tahap 2 kelas
pembanding B3 dilakukan tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dalam menulis
karangan narasi, hasil pretes menunjukan bahwa perolehan rata-rata hasil belajar
siswa adalah 53 dengan nilai terkecilnya 30 dan nilai terbesarnya 65. Sedangkan
pada saat postes menunjukan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 69,12
dengan nilai terkecil yaitu 60 dan nilai terbesar 75. Rata-rata hasil pretes
menunjukan bahwa rata-rata siswa belum mencapai KKM mata pelajaran bahasa
Indonesia yaitu 70, demikian pula rata-rata hasil belajar postes siswa belum
mencapai KKM karena masih di bawah 70.
Analisi Karangan Siswa
Siswa yang mendapat nilai tertinggi :
224
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nama : Anastasya
Kelas : VII-D
Judul : 17 Agustus
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 65 sedangkan skor postestnya 75. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan di jalin dengan seksama
dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/ permasalahan kearah klimaks dan
selesaian, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab
akibat. Alur dalam cerita narasi yang berjudul “17 Agustus” yaitu Alur Maju/ alur
yang susunan peristiwanya berjalan teratur dari awal hingga akhir cerita.
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Kehadiran tokoh
melalui berbagai peristiwa melahirkan konflik-konflik, dalam konflik-konflik
inilah yang menggerakkan suatu cerita. Tokoh yang ada dalam cerita adalah :
tokoh aku, dan teman-teman. Tokoh utama dalam cerita adalah tokoh aku yang
terlibat langsung dalam cerita dan yang memberikan semua gambaran secara
langsung.
3) Setting/ Latar
Setting dalam karya fiksi bukan hanya berupa tempat, waktu, peristiwa,
suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, melainkan juga dapat
berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka maupun
gaya hidup masyarakat dalam menanggapi suatu problema tertentu. Seting/latar
waktu dan tempat dalam ceritanya yaitu di rumah tempat tinggalnya pukul 04.00
subuh hari, lapangan tempat perlombaan dan geduung tempat pementasan
drama/teater.
4) Tema
225
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tema dari cerita narasi ini adalah memeriahkan hari kemerdekaan HUT
RI.
Siswa yang mendapat nilai terendah :
Nama : Riki
Kelas : VII-D
Judul : Saat Saya Memeriahkan 17 Agustus
Dari hasil analisis karangan narasi Peserta didik di atas mendapatkan
keseluruhan skor preetestnya yaitu 45 sedangkan skor postestnya 60. Struktur
cerita narasi terdiri dari : tema, alur, tokoh, dan latar/seting. Masing-masing unsur
tersebut akan diuraikan Penulis sebagai berikut:
1) Alur
Rangkaian peristiwa dalam cerita narasi yang berjudul “Saat saya
merayakan 17 Agustus” yaitu Alur Kronologis atau alur yang susunan
peristiwanya berjalan sesuai urutan waktu
2) Tokoh
Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam cerita. Tokoh yang ada
dalam cerita narasi ini adalah : tokoh aku dan teman-teman yang secara langsung
menceritakannya. Tokoh utama dalam cerita ini adalah tokoh Aku yang sedang
merayakan HUT RI di temapat tinggalnya.
3) Setting/ Latar
Setting /latar yang terdapat dalam cerita adalah :
a. Latar tempat : rumah, lapangan
b. Latar Waktu : pukul 07.00 pagi hari
4) Tema
Tema dari cerita ini ialah kesenangan saat merayakan HUT RI.
C. Keefektivan Model Pembelajaran Siswa aktif dalam Meningkatkan
Keterampilan Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
226
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Analisis Hasil Pembelajaran Menulis dengan Model Pembelajaran Siswa
aktif di SMP Kabupaten Bandung Barat
Data pembelajaran menulis di SMP Kabupaten Bandung Barat, diperoleh
melalui angket dan kegiatan observasi lapangan. Kompetensi guru dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan menulis karangan narasi
di sekolah diperoleh melalui teknik observasi dan angket.
a. Analisis Hasil Angket Guru
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang
diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai
wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
Berikut ini disajikan angket dan hasil analisisnya yang digunakan untuk
mendukung data analisis kuantitatif berikut ini.
Angket Untuk Guru
Studi pendahuluan
Dengan hormat, kami mohon bapak/ibu melingkari salah satu jawaban di bawah
ini.
1. Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun rencana pembelajaran pada materi
menulis yang memuat tujuan, matei, metode, media dan evaluasi
pembelajaran?
a. Sudah biasa
b. Belum sepenuhnya biasa
c. Tidak terbiasa
d. Masih bingung dalam menerapakannya
2. Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk mengembangkan materi
pembelajaran menulis karangan narasi?
a. Mengembangkan sendiri
b. Berdasarkan pada hasil MGMP
c. Berdiskusi dengan tim guru Bahasa Indonesia di sekolah
227
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Tidak pernah mengembangka materi pembelajaran
3. Apa yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam menyiapkan materi
pembelajaran menulis karangan narasi sebagai sumber/bahan belajar?
a. Buku paket
b. Buku pendamping yang sesuai
c. Media massa dan internet
d. Narasumber dan tokoh masyarakat
4. Apa metode yang biasa Bapak/Ibu gunakan selama ini dalam
pembelajaran menulis?
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
c. Inquiri-discovery
d. Penugasan
e. Gabungan dari a,b,c, dan d
5. Apa media yang Bapak/Ibu biasa gunakan selama ini dalam pembelajaran
menulis?
a. Audio
b. Visual
c. Audio-visual
d. Foto, gambar, slide
6. Apakah Bapak/Ibu menyusun skenario pembelajaran dalam setiap RPP
yang bervariasi?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Bagaimanakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi/penilaian pada
pembelajaran menulis karangan narasi?
a. Selalu memberikan evaluasi
b. Sering memberikan evaluasi
228
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Kadang-kadang memberikan evaluasi
d. Tidak pernah memberikan evaluasi
8. Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan feedback (umpan balik)
terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa?
a. Selalu memberikan umpan balik
b. Sering memberikan umpan balik
c. Kadang-kadang memberikan umpan balik
d. Tidak pernah memberikan umpan balik
9. Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika melaksanakan pembelajaran
menulis?
a. Kurangnya sumber materi
b. Kurangnya sarana media pembelajaran
c. Kurangnya dalam mengembangkan metode pembelajaran
d. Kualitas kemampuan siswa dalam pembelajaran
10. Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan berbagai macam model
pembelajaran dalam proses pembelajaran?
a. Sangt Bersedia
b. Bersedia
c. Kurang Bersedia
d. Tidak Bersedia
11. Apakah Bapak/Ibu bersedia mengikuti pelatihan tentang penyusunan dan
pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif?
a. Sangat bersedia
b. Bersedia
c. Kurang Bersedia
d. Tidak tersedia
Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap 3 orang guru sebagai sumber
data, secara ringkas diperoleh data hasil angket sebagai berikut.
Tabel 4.18
Rekapitulasi Hasil Angket Guru
229
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO ANGKET JAWABAN GURU
1 2 3
1 b b a
2 a a c
3 a a a
4 b b e
5 d d d
6 b b a
7 a a b
8 a a b
9 a b b
10 a a a
11 a a a
Pada pertanyaan angket nomor 1, Apakah Bapak/Ibu terbiasa menyusun
rencana pembelajaran pada materi menulis yang memuat tujuan, matei, metode,
media dan evaluasi pembelajaran? Dua orang guru menjawab sebelum
sepenuhnya biasa, sedangkan satu orang guru menjawab sudah biasa.
Pada pertanyaan nomor 2, Apa yang biasanya Bapak/ Ibu lakukan untuk
mengembangkan materi pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru
menjawab „mengembangkan diri‟, dan satu orang guru menjawab „berdiskusi
dengan tim guru bahasa Indonesia di Sekolah‟.
Pada pertanyaan nomor 3, Apa yang biasanya bapak/ibu gunakan dalam
menyiapkan materi pembelajaran menulis karangan narasi sebagai
sumber/bahan belajar? Semua guru menggunakan buku paket sebagai sumber
pembelajaran menulis karangan narasi.
Pada pertanyaan nomor 4, Apa metode yang biasa Bapak/Ibu gunakan
selama ini dalam pembelajaran menulis? 2 orang guru menggunakan metode
tanya jawab dan diskusi, sementara satu orang guru menggunakan kombinasi
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, inquiri, dan penugasan.
Pada pertanyaan nomor 5, Apa media yang Bapak/Ibu biasa gunakan
selama ini dalam pembelajaran menulis? Semua guru menggunakan media foto,
slide dan gambar-gambar.
230
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada pertanyaan nomor 6, Apakah Bapak/Ibu menyusun skenario
pembelajaran dalam setiap RPP yang bervariasi? Dua orang guru menjawab
„sering‟, sedangkan satu orang guru menjawab „selalu‟.
Pada pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah Bapak/ Ibu melaksanakan
evaluasi/ penilaian pada pembelajaran menulis karangan narasi? Dua orang guru
menjawab selalu memberikan evaluasi, dan satu orang guru sering memberikan
evaluasi.
Pada pertanyaan nomor 8, Bagaimanakah Bapak/Ibu dalam memberikan
feedback (umpan balik) terhadap tulisan/karangan yang disusun siswa? Dua
orang guru menjawab selalu memberikan umpan balik, dan satu orang guru sering
memberikan umpan balik.
Pertanyaan nomor 9, Apa kesulitan yang Bapak/Ibu alami ketika
melaksanakan pembelajaran menulis? Satu orang guru menjawab kurangnya
sumber materi, dan dua orang guru menjawab kurangnya sarana media
pembelajaran.
Pertanyaan nomor 10, Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk menerapkan
berbagai macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran? Semua guru
menjawab sangat bersedia untuk menerapkan berbagai model pembelajaran.
Pertanyaan nomor 11, Apakah Bapak/Ibu bersedia mengikuti pelatihan
tentang penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif?
Semua guru menjawab sangat bersedia untuk mengikuti pelatihan tentang
penyusunan dan pemanfaatan model-model pembelajaran yang inovatif.
b. Analisis Hasil Angket Siswa
Angket pun disajikan kepada siswa. Penyebaran angket kepada siswa
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses model
pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa
SMP di Kabupaten Bandung Barat. Berikut ini disajikan hasil analisisnya.
Angket Untuk Siswa
Studi pendahuluan
231
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Lingkarilah salah satu jawaban di bawah ini sesuai dengan pendapat kamu !
1. Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis yang selama ini
dilaksanakan?
a. Sangat menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Kurang menyenangkan
d. Tidak menyenangkan
2. Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?
a. Ditentukan oleh guru
b. Ditentukan oleh guru dengan meminta persetujuan siswa
c. Ditentukan siswa
d. Ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru
3. Bagaimana proses pembelajaran menulis yang dilaksanakan selama ini?
a. Banyak teori
b. Banyak teori, sedikit praktek
c. Banyak praktik, sedikit teori
d. Teori dan praktik seimbang
4. Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru selama ini?
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Ceramah dan diskusi
d. Ceramah, Tanya jawab, diskusi
5. Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran
menulis?
a. Audio ; misalnya radio/tape recorder
b. Visual; misalnya video, televisi, gambar, foto, papan tulis,/slide/power
c. Audio dan visual
d. Tidak pernah menggunakan media
6. Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang diajarkan ketika
pembelajaran menulis,?
232
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru terhadap tulisan yang
disusun siswa?
a. Selalu megoreksi tulisan siswa dan dikembalikan
b. Tulisan yang dibuat kadang-kadang di koreksi
c. Tulisan yang telah dibuat tidak pernah dikembalikan kepada siswa
untuk diperbaiki
d. Tidak pernah memberikan penilaian
8. Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis ketika pembelajaran
menulis ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat sebuah tulisan yang
ditugaskan guru?
a. Sulit dalam menentukan ide
b. Sulit dalam menuangkan ide ke dalam kalimat
c. Sulit dalam menempatkan ejaan dan tanpa baca
d. Tidak pernah mengalami hambatan
Berdasarkan hasil pengisian angket terhadap siswa sampel penelitian,
penulis rangkum jawaban angket tersebut pada tabel di bawah ini.
TABEL 4.19
Hasil Angket Siswa
SMP Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN
233
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 a a b b b a a a a
2 2 a c d d b b a b b
3 3 a c d d c b a a a
4 4 a c b b c a a a a
5 5 a a d d c a a b b
6 6 b a d d b a b b b
7 7 a b b b c a a a a
8 8 b a b d b b b b a
9 9 a b d b b b b b b
10 10 a a b d b b a b b
11 11 b b d b b b a b b
12 12 b c b c b a b b a
13 13 b c b c b a a a b
14 14 b b b d b b b b a
15 15 a b c d c a a a a
16 16 a b c c c b b b b
17 17 b a d b b a b b a
18 18 a a c d c a a a a
19 19 b a d b b a a a a
20 20 a a d c b c a b b
21 21 b c c d c c b b b
22 22 b a c d c c a a a
23 23 a b b d b b b b b
24 24 b b b d b c b b a
25 25 a a b c b b b b b
26 26 b b c d c a a a b
27 27 b a c d c a a a b
28 28 b b c c c b b b b
29 29 b b b b b b b b b
30 30 a b b b b c a a a
31 31 a b b c b a a a b
32 32 a b c c c a b b a
33 33 b b d d b a a a a
234
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
34 34 a b c d c b a a b
35 35 b b d d b c b b b
36 36 a b c d c b a a a
37 37 b c c d c a b b a
38 38 a b c d c b b b a
39 39 b c c d c a b b a
40 40 a b d d b b b b a
JUMLAH PILIHAN A 21 12 0 0 0 18 21 16 21
JUMLAH PILIHAN B 19 20 14 9 22 16 19 24 19
JUMLAH PILIHAN C 0 8 14 8 18 6 0 0 0
JUMLAH PILIHAN D 0 0 12 23 0 0 0 0 0
Berdasarkan sebaran angket terdapat 40 siswa sampel penelitian, maka
hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis
yang selama ini dilaksanakan? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 21
siswa atau 52,50% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis
yang saat ini dilaksanakan, sementara 19 siswa lainnya atau 47,50% merasa
menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.
Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?
Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 20 siswa atau 30% materi pembelajaran
menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 20 siswa atau 50%
materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi
menulis ditentukan oleh siswa.
Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang
dilaksanakan selama ini? Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau
35% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori, sebanyak 14
siswa atau 35% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan praktik
seimbang.
Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 22,50% menyebutkan metode
pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa
atau 20% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi,
235
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sedangkan 23 siswa lainnya atau 57,50% menyatakan pembelajaran menggunakan
metode diskusi.
Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 22 siswa atau 55% menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan
slide. Sedangkan 18 siswa lainnya atau 45% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual.
Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang
diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53%
menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54
siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis
tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang
menggunakan media contoh jenis tulisan.
Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru
terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 18 siswa atau 45% siswa
menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.
Sebanyak 16 siswa atau 40% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa kadang-
kadang dikoreksi oleh guru dan sebanyak 6 siswa atau 15% menyatakan bahwa
tulisan siswa tidak pernah dikembalikan kepada siswa.
Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis
ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 40% guru selalu
memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 24 siswa
lainnya atau 60% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar
menulis kepada siswa.
Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat
sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 21 siswa atau 52,25% siswa
menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19
sisw atau 47,5% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam
tulisan atau kalimat.
TABEL 4. 20
236
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil Angket Siswa SMP Negeri 3 Saguling
Kabupaten Bandung Barat
NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 a a b b b a a a a
2 2 a c d d b b a b b
3 3 a c d d c b a a a
4 4 a c b b c a a a a
5 5 a a d d c a a b b
6 6 b a d d b a b b b
7 7 a b b b c a a a a
8 8 b a b d b b b b a
9 9 a b d b b b b b b
10 10 a a b d b b a b b
11 11 b b d b b b a b b
12 12 b c b c b a b b a
13 13 b c b c b a a a b
14 14 b b b d b b b b a
15 15 a b c d c a a a a
16 16 a b c c c b b b b
17 17 b a d b b a b b a
18 18 a a c d c a a a a
19 19 b a d b b a a a a
20 20 a a d c b c a b b
21 21 b c c d c c b b b
22 22 b a c d c c a a a
23 23 a b b d b b b b b
24 24 b b b d b c b b a
25 25 a a b c b b b b b
26 26 b b c d c a a a b
27 27 b a c d c a a a b
28 28 b b c c c b b b b
29 29 b b b b b b b b b
30 30 a b b b b c a a a
31 31 a b b c b a a a b
32 32 a b c c c a b b a
237
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
33 33 b b d d b a a a a
34 34 a b c d c b a a b
35 35 b b d d b c b b b
36 36 a b c d c b a a a
37 37 b c c d c a b b a
38 38 a b c d c b b b a
JUMLAH PILIHAN A 20 12 0 0 0 17 21 16 19
JUMLAH PILIHAN B 18 19 14 9 21 15 17 22 19
JUMLAH PILIHAN C 0 7 13 8 17 6 0 0 0
JUMLAH PILIHAN D 0 0 11 21 0 0 0 0 0
Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka
hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis
yang selama ini dilaksanakan? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 20
siswa atau 52,60% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis
yang saat ini dilaksanakan, sementara 18 siswa lainnya atau 47,40% merasa
menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.
Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?
Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 12 siswa atau 32% materi pembelajaran
menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 19 siswa atau 50%
materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 7 siswa atau 18% materi
menulis ditentukan oleh siswa.
Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang
dilaksanakan selama ini? Dari 38 siswa sampel penelitian sebanyak 14 siswa atau
36,8% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik
sedikit teori, sebanyak 13 siswa atau 34,20% menyatakan pembelajaran menulis
banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 11 siswa atau 28,90% menyatakan teori
dan praktik seimbang.
Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru selama ini? Sebanyak 9 siswa atau 24% menyebutkan metode pembelajaran
menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 8 siswa atau 21%
238
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan
21 siswa lainnya atau 55% menyatakan pembelajaran menggunakan metode
diskusi, ceramah dan tanya jawab.
Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 21 siswa atau 55% menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan
slide. Sedangkan 17 siswa lainnya atau 45% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual.
Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang
diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 17 siswa atau 44,74%
menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15
siswa atau 39,47% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis
tulisan, sedangkan 6 siswa lainnya atau 15,79% menyatakan kadang-kadang
menggunakan media contoh jenis tulisan.
Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru
terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 21 siswa atau 55,26% siswa
menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.
Sebanyak 17 siswa atau 44,74% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa
kadang-kadang dikoreksi oleh guru.
Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis
ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 42,10% guru selalu
memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 22 siswa
lainnya atau 57,9% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar
menulis kepada siswa.
Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat
sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 19 siswa atau 50% siswa
menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 19
sisw atau 50% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke dalam
tulisan atau kalimat.
Tabel 4.21
239
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil Angket Siswa
SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat
NO NO SISWA NOMOR SOAL/ JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 b c c d c a b b a
2 2 a b d d b b b b a
3 3 b c b c b a b b a
4 4 b c b c b a a a b
5 5 b b b d b b b b a
6 6 a b c d c a a a a
7 7 a b c c c b b b b
8 8 b a d b b a b b a
9 9 a a c d c a a a a
10 10 b a d b b a a a a
11 11 a a d c b c a b b
12 12 b c c d c c b b b
13 13 b a c d c c a a a
14 14 a b b d b b b b b
15 15 b b b d b c b b a
16 16 a a b c b b b b b
17 17 b b c d c a a a b
18 18 b a c d c a a a b
19 19 b b c c c b b b b
20 20 b b b b b b b b b
21 21 a b b b b c a a a
22 22 a b b c b a a a b
23 23 a b c c c a b b a
24 24 b b d d b a a a a
25 25 a b c d c b a a b
26 26 b b d d b c b b b
27 27 a b c d c b a a a
28 28 b c c d c a b b a
29 29 a b c d c b b b a
30 30 b c c d c a b b a
31 31 a b d d b b b b a
240
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
32 32 a b b c b a a a b
33 33 a b c c c a b b a
34 34 b b d d b a a a a
35 35 a b c d c b a a b
36 36 b b d d b c b b b
37 37 a b c d c b a a a
38 38 b c c d c a b b a
39 39 a b c d c b b b a
40 40 b c c d c a b b a
41 41 a b d d b b b b a
JUMLAH PILIHAN A 20 7 0 0 0 19 17 16 25
JUMLAH PILIHAN B 21 26 10 4 20 15 24 25 16
JUMLAH PILIHAN C 0 8 21 10 21 7 0 0 0
JUMLAH PILIHAN D 0 0 10 27 0 0 0 0 0
Berdasarkan sebaran angket terdapat 38 siswa sampel penelitian, maka
hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis
yang selama ini dilaksanakan? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 20
siswa atau 48,80% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis
yang saat ini dilaksanakan, sementara 21 siswa lainnya atau 51,20% merasa
menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.
Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?
Dari 40 siswa sampel penelitian sebanyak 7 siswa atau 17% materi pembelajaran
menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 26 siswa atau 63%
materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 8 siswa atau 20% materi
menulis ditentukan oleh siswa.
Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang
dilaksanakan selama ini? Dari 41 siswa sampel penelitian sebanyak 10 siswa atau
24,4% menyatakan pembelajaran menulis banyak banyak teoru sedikit praktik
sedikit teori, sebanyak 21 siswa atau 51,20% menyatakan pembelajaran menulis
241
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
banyak praktik sedikit teori dan sebanyak 10 siswa atau 24,4% menyatakan teori
dan praktik seimbang.
Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru selama ini? Sebanyak 4 siswa atau 10% menyebutkan metode pembelajaran
menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 10 siswa atau 24%
menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, sedangkan
27 siswa lainnya atau 66% menyatakan pembelajaran menggunakan metode
diskusi, ceramah dan tanya jawab.
Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 20 siswa atau 49% menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan
slide. Sedangkan 21 siswa lainnya atau 51% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual.
Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang
diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 19 siswa atau 46,34%
menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 15
siswa atau 36,59% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis
tulisan, sedangkan 7 siswa lainnya atau 17,07% menyatakan kadang-kadang
menggunakan media contoh jenis tulisan.
Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru
terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 17 siswa atau 41,46% siswa
menyatakan guru selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.
Sebanyak 24 siswa atau 58,54% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa
kadang-kadang dikoreksi oleh guru.
Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis
ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 16 siswa atau sekitar 39,02% guru selalu
memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 25 siswa
lainnya atau 60,98% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar
menulis kepada siswa.
242
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat
sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 25 siswa atau 60,98% siswa
menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 16
siswa atau 39,02% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke
dalam tulisan atau kalimat.
Berdasarkan rangkuman sebaran angket kepada seluruh siswa SMP yang
menjadi responden penelitian, maka sebaran angket berjumlah 119 siswa sampel
penelitian, maka hasil angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Pertanyaan nomor 1, Apa pendapat kamu tentang pembelajaran menulis
yang selama ini dilaksanakan? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 61
siswa atau 51% merasa sangat menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang
saat ini dilaksanakan, sementara 58 siswa lainnya atau 49% merasa
menyenangkan dengan pembelajaran menulis yang saat ini dilaksanakan.
Pertanyaan nomor 2, Bagaimanakah materi pelajaran menulis ditentukan?
Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 65 siswa atau 55% materi
pembelajaran menulis ditentukan oleh guru berdasar persetujuan siswa, 31 siswa
atau 26% materi pembelajaran menulis ditentukan oleh guru, dan 23 siswa atau
19% materi menulis ditentukan oleh siswa.
Pertanyaan nomor 3, Bagaimana proses pembelajaran menulis yang
dilaksanakan selama ini? Dari 119 siswa sampel penelitian sebanyak 48 siswa
atau 40% menyatakan pembelajaran menulis banyak praktik sedikit teori,
sebanyak 38 siswa atau 32% menyatakan pembelajaran menulis antara teori dan
praktik seimbang.
Pertanyaan nomor 4, Apa metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru selama ini? Sebanyak 71 siswa atau 60% menyebutkan metode
pembelajaran menggunakan ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sebanyak 26 siswa
atau 22% menyatakan pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi,
sedangkan 22 siswa lainnya atau 18% menyatakan pembelajaran menggunakan
metode diskusi.
243
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan nomor 5, Apa media pembelajaran yang selama ini digunakan
dalam pembelajaran menulis? Sebanyak 63 siswa atau 53% menyatakan
pembelajaran lebih menggunakan video televisi, gambar, foto, papan tulis, dan
slide. Sedangkan 56 siswa lainnya atau 47% menyatakan pembelajaran
menggunakan media audio visual.
Pertanyaan nomor 6, Apakah guru memberikan contoh jenis tulisan yang
diajarkan ketika pembelajaran menulis,? Sebanyak 46 siswa atau 53%
menyatakan guru sering menggunakan media contoh jenis tulisan, sebanyak 54
siswa atau 45% siswa menyebutkan selalu menggunakan media contoh jenis
tulisan, sedangkan 19 siswa lainnya atau 16% menyatakan kadang-kadang
menggunakan media contoh jenis tulisan.
Pertanyaan nomor 7, Bagaimanakah penilaian yang dilakukan guru
terhadap tulisan yang disusun siswa? Sebanyak 59 siswa atau 49,58% siswa
menyatakan selalu mengoreksi tulisan siswa dan kemudian dikembalikan.
Sebanyak 60 siswa atau 50,42% siswa menyatakan tulisan yang dibuat siswa
kadang-kadang dikoreksi oleh guru.
Pertanyaan nomor 8, Apakah guru memberikan motivasi untuk menulis
ketika pembelajaran menulis? Sebanyak 71 siswa atau sekitar 59,66% guru selalu
memberikan motivasi untuk belajar menulis kepada siswa. Sedangkan 48 siswa
lainnya atau 40,34% menyatakan guru sering memberikan motivasi untuk belajar
menulis kepada siswa.
Pertanyaan nomor 9, Hambatan apa yang kamu rasakan ketika membuat
sebuah tulisan yang ditugaskan guru? Sebanyak 65 siswa atau 54,62% siswa
menyatakan hambatannya adalah dalam menentukan ide , sementara sebanyak 54
sisw atau 45,38% siswa lainnya menyatakan sulit dalam menuangkan ide ke
dalam tulisan atau kalimat.
c. Analisis Hasil Penilaian RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan salah satu tugas penting
guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan
244
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008
tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang
di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran
hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun
sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen
perencanan lainnya.
Instrumen penilaian RPP disampaikan kepada dua orang guru yang
bertindak sebagai pengamat. Jadi masing-masing guru diamati dan dinilai oleh
dua orang guru (teman sejawat). Dengan demikian, terdapat 3 kelompok penilaian
guru, yakni guru SMP Negeri 1 Batujajar, SMP Negeri 3 Saguling, dan SMP
Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Hasil dari pengamat tersebut, penulis
tuangkan ke dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.22
Hasil Penilaian Observer terhadap 3 Orang Guru
NO INDIKATOR/ASPEK
YANG DINILAI
GURU
1
GURU
2
GURU
3
RATA-
RATA
I TUJUAN Skor
1. Kesesuaian standar kompetensi
dengan kompetensi dasar
4 5 4 4.33
2. Kesesuaian standar kompetensi
dasar dengan indikator
5 5 4 4.67
3. Kespesifikan indikator 3 5 5 4.33
4. Kesesuaian indikator dengan tjuan
pembelajaran
4 4 4 4.00
5. Kesesuaian tujuan dengan kognitif,
afektif, dan psikomotor
4 4 3 3.67
II BAHAN AJAR
6. Jenis bahan ajar, mengandung fakta, 5 3 4 4.00
245
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
konsep, prinsip, dan produser.
(jenis)
7. Cakupan bahan ajar sesuai
indikator. (cakupan )
5 5 4 4.67
8. Urutan bahan disusun secara
sistematis. (urutan)
4 4 5 4.33
9. Bahan ajar disamapaikan secara
proporsional. (perlakuan)
4 3 4 3.67
III STRATEGI PEMBELAJARAN
(Metode, teknik, media, alokasi
waktu)
10. Pemilihan metode relevan dengan
tujuan dan indikator
4 5 5 4.67
11. Kerincian skenario pembelajaran
(setiap langkah tercermin
strategi/metode/teknik dan alokasi
waktu pada setiap tahap)
5 5 5
5.00
12. Pemilihan sumber/media
pembelajaran sesuai dengan tujuan
materi,materi,dan karakteristik
siswa
3 4 5
4.00
IV EVALUASI (Penilaian hasil
belajar)
13. Kelengkapan alat evaluasi ( tes dan
nontes)
5 4 4 4.33
14. Kriteria/aspek penilaian sesuai
dengan tujuan
5 5 4 4.67
15. Kejelasan pedoman peniaian 5 5 5 5.00
246
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil penilaian di atas, penilaian terhadap kinerja guru dapat
diuraikan sebagai berikut:
Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian standar kompetensi dengan
kompetensi dasar guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3
mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,33 ini menunjukkan bahwa kemampuan
guru pada indikator tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian standar kompetensi dasar dengan
indikator, guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 4 mendapat
skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan guru pada
indikator tersebut terglong “Sangat Baik”.
Pada indikator tujuan, aspek kespesifikan indikator, guru 1 mendapat skor 3,
guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 ini
menunjukkan bahwa kemampuan guru pada indikator tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian indikator dengan tjuan
pembelajaran, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3
mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 ini menunjukkan bahwa kemampuan
guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator tujuan, aspek kesesuaian tujuan dengan kognitif, afektif, dan
psikomotor, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3
mendapat skor 3 dengan skor rata-rata 3,67 ini menunjukkan bahwa kemampuan
guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator bahan ajar, aspek jenis bahan ajar, mengandung fakta,
konsep, prinsip, dan produser. (jenis), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat
skor 3, dan guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 4,00 menunjukkan
bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator bahan ajar, aspek cakupan bahan ajar sesuai indikator.
(cakupan ), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat
skor 4 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada
aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
247
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada indikator bahan ajar, aspek Urutan bahan disusun secara sistematis.
(urutan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat
skor 5 dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada
aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
Pada indikator bahan ajar, aspek bahan ajar disamapaikan secara
proporsional. (perlakuan), guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 3, dan
guru 3 mendapat skor 4 dengan skor rata-rata 3,67 menunjukkan bahwa
kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator strategi pembelajaran, aspek pemilihan metode relevan
dengan tujuan dan indikator, guru 1 mendapat skor 4, guru 2 mendapat skor 5, dan
guru 3 mendapat skor 5 dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa
kemampuan guru pada aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
Pada indikator strategi pembelajaran, aspek kerincian skenario pembelajaran
(setiap langkah tercermin strategi/metode/teknik dan alokasi waktu pada setiap
tahap), guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat
skor 5 dengan skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada
aspek tersebut terglong “Sangat Baik”.
Pada indikator strategi pembelajaran, aspek pemilihan sumber/media
pembelajaran sesuai dengan tujuan materi,materi,dan karakteristik siswa, guru 1
mendapat skor 3, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan
skor rata-rata 4,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut
terglong “Baik”.
Pada indikator evaluasi, aspek kelengkapan alat evaluasi ( tes dan nontes),
guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 4, dan guru 3 mendapat skor 4
dengan skor rata-rata 4,33 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek
tersebut terglong “Baik”.
Pada indikator evaluasi, aspek kriteria/aspek penilaian sesuai dengan tujuan,
guru 1 mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 4
dengan skor rata-rata 4,67 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek
tersebut terglong “Sangat Baik”.
248
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada indikator evaluasi, aspek kejelasan pedoman peniaian, guru 1
mendapat skor 5, guru 2 mendapat skor 5, dan guru 3 mendapat skor 5 dengan
skor rata-rata 5,00 menunjukkan bahwa kemampuan guru pada aspek tersebut
terglong “Sangat Baik”.
d. Analisis Hasil Observasi Kelas
a. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Batujajar Kabupaten
Bandung Barat
Untuk mengetahui kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas, maka
dalam hal ini menggunakan lembar obervasi. Aspek-aspek yang dioservasi
meliputi; (1) materi pelajaran; (2) kompetensi; (3) media pembelajaran; (4)
sumber/ bahan pembelajaran; (5) proses pembelajaran; (6) ruang pembelajaran;
dan (7) evaluasi pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara observer
mengamati langsung proses pemebelajaran di kelas dengan menyiapkan lembar
observasi. Dalam penilaiannya menggunakan skala kualitatif baik sekali (BS),
Baik (B), Cukup (C), kurang (K) dan Kurang Sekali (KS).
Kelas : II A SMP Negeri I Batujajar
Observer : Drs. Dadang Hambali dan Dra Ani Kusmiati
Hari/ Tanggal : Jumat , 3 Mei 2013
TABEL 4.23
Hasil Observasi Kelas SMP Negeri I Batujajar
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
A Materi
249
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
1
kesesuaian antara materi
dalam pembelajaran menulis
karangan narasi yang
dipelajari dengan dengan
kemampuan/keterampilan
yang dibutuhkan
2
kandungan kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi yang
dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan minat
3
kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah
yang dikembangkan
4
keseimbangan proporsi isi
pembelajaran menulis
karangan narasi untuk setiap
ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan
keterampilan
5
kemampuan guru dalam
mengintegrasi nilai-nilai
menulis karangan narasi
dalam pembelajaran
B Kompetensi Pedagogik
6
kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan
dengan standar kompetensi
pembelajaran
250
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
7
kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi
8
keseuaian kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi dengan
kebutuhan siswa
C Media Pembelajaran
9
kelengkapan media
pembelajaran menulis
karangan narasi
10
kemenarikan media
pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia
11
Kemudahan media
pembelajaran menulis
karangan narasi untuk
dipahami
12
kebaharuan media yang
disiapkan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi
13
Kesesuaian media dengan
tujuan belajar menulis
karangan narasi
D
Sumber/bahan
pembelajaran
14
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan standar
kompetensi
15
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan tujuan
251
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
16
Kelengkapan bahan ajar
sesuai sumber pembelajaran
17
Kemenarikan sumber
pemebelajaran
18
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan
kebutuhan
E Proses Pembelajaran
19
Apersepsi dalam proses
pembelajaran
20
Penyampaian materi
pembelajaran
21
Tanya jawab antar guru
dengan siswa, dan siswa
dengan siswa dalam
pembelajaran
22
Penutup/Evaluasi
pembelajaran
F Ruang Pembelajaran
23 Kenyamanan ruang belajar
24 Kelengkapan ruang belajar
G Evaluasi Pembelajaran
25
Sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran
26
Objektivitas pelaksanaan
evaluasi
27
Objektivitas penilaian hasil
belajar
252
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian dua orang observer , tampak
bahwa kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator
menyesuaikan antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang
dipelajari dengan dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan mendapat
nilai Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran
menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat
berada pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan pada
kategori baik (B). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran menulis
karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan, sikap dan
keterampilan pada kategori baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator
kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran pada kategori baik sekali (BS) dan Baik (B). Dari penilaian aspek
materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum
kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.
Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian
kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator kemampuan
guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi,
sekitar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kompetensi
pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori
Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi
dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat
baik.
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Sangat Baik (SB). Pada
indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi yang tersedia
pada kategori Baik (B) dan Cukup (C). Pada indikator Kemudahan media
pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali
(BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran
253
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menulis karangan narasi pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian media
dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik
Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa media dalam pendidikan menulis karangan narasi berada
pada kategori sangat baik.
Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan standar kompetensi pada kategori Baik (B). Pada
indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B).
Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori
Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kemenarikan sumber pembelajaran
pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran
dengan kebutuhan pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari seluruh
indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada
kategori sangat baik.
Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator apersepsi dalam proses
pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian materi
pembelajaranpada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori
Baik Sekali (BS). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori
Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat
baik.
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang
belajar pada kategori Baik (B). Pada indikator kelengkapan ruang belajar pada
kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang
pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada
indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik Sekali (BS). Pada
indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik Sekali (BS).
254
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran
yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.
b. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri Saguling Kecamatan
Saguling Kabupaten Bandung Barat
Kelas : VIII B SMP Negeri Saguling
Observer : Asep Priyatna, S.Pd dan Haniati, S.Pd
Hari/ Tanggal : Selasa, 7 Mei 2013
Tabel 4.24
Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Saguling
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K K
S BS B C K KS
A Materi
1
kesesuaian antara materi dalam
pembelajaran menulis karangan
narasi yang dipelajari dengan
dengan kemampuan/keterampilan
yang dibutuhkan
2
kandungan kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan minat
3
kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis karangan
narasi dengan ranah yang
255
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K K
S BS B C K KS
dikembangkan
4
keseimbangan proporsi isi
pembelajaran menulis karangan
narasi untuk setiap ranah
kemampuan siswa (pengetahuan,
sikap dan keterampilan
5
kemampuan guru dalam
mengintegrasi nilai-nilai menulis
karangan narasi dalam
pembelajaran
B Kompetensi Pedagogik
6
kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan
dengan standar kompetensi
pembelajaran
7
kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi
8
keseuaian kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi dengan kebutuhan siswa
C Media Pembelajaran
9
kelengkapan media pembelajaran
menulis karangan narasi
10
kemenarikan media pembelajaran
menulis karangan narasi yang
tersedia
11
Kemudahan media pembelajaran
menulis karangan narasi untuk
dipahami
256
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K K
S BS B C K KS
12
kebaharuan media yang disiapkan
dalam pembelajaran menulis
karangan narasi
13
Kesesuaian media dengan tujuan
belajar menulis karangan narasi
D Sumber/bahan pembelajaran
14
Kesesuaian sumber pembelajaran
dengan standar kompetensi
15
Kesesuaian sumber pembelajaran
dengan tujuan
16
Kelengkapan bahan ajar sesuai
sumber pembelajaran
17
Kemenarikan sumber
pemebelajaran
18
Kesesuaian sumber pembelajaran
dengan kebutuhan
E Proses Pembelajaran
19
Apersepsi dalam proses
pembelajaran
20
Penyampaian materi
pembelajaran
21
Tanya jawab antar guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa
dalam pembelajaran
22 Penutup/Evaluasi pembelajaran
F Ruang Pembelajaran
23 Kenyamanan ruang belajar
24 Kelengkapan ruang belajar
G Evaluasi Pembelajaran
25
Sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan
257
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K K
S BS B C K KS
pembelajaran
26 Objektivitas pelaksanaan evaluasi
27
Objektivitas penilaian hasil
belajar
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa
kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan
antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan
dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan mendapat nilai Baik (B) dan
Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada
pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan pada
kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan proporsi isi pembelajaran
menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa (pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (SB). Pada indikator
kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan narasi dalam
pembelajaran pada kategori Cukup (C) dan Baik (B). Dari penilaian aspek materi
dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi
guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.
Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian
kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator
kemampuan guru dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan
narasi, sekitar pada kategori Sangat Baik (SB). Pada indikator kesesuaian
kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada
kategori Sangat Baik (SB) dan Baik (B). Dari keseluruhan indikator pada aspek
258
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-rata guru pada aspek ini termasuk
kategori sangat baik.
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali
(BS). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi
yang tersedia pada kategori Baik (B). Pada indikator Kemudahan media
pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali
(BS). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada
indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi pada
kategori Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator pada aspek media
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam pendidikan menulis
karangan narasi berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan standar kompetensi cukup (C) dan Baik (B). Pada
indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik (B)
dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber
pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (S). Pada indikator
Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada
indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada kategori Baik
Sekali (BS). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat
disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam
proses pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator penyampaian materi
pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator tanya jawab antar
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori
Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran
pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Secara keseluruhan pada aspek
proses pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-
rata berada pada kategori sangat baik.
259
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang
belajar pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan
ruang belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang
pembelajaran rata-rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB). Pada
indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B) dan Baik
Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada kategori Baik
Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi
pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori sangat baik.
c. Analisis Hasil Observasi Kelas di SMP Negeri I Cisarua Kecamatan
Cisarua Kabupaten Bandung Barat
Kelas : VIII-A
Observer : Sriantini, S.Pd dan Hamdan, S.Pd
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 Mei 2014
Tabel 4.25
Hasil Observasi Kelas SMP Negeri Cisarua
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
A Materi
1
kesesuaian antara materi
dalam pembelajaran menulis
karangan narasi yang
dipelajari dengan dengan
260
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
kemampuan/keterampilan
yang dibutuhkan
2
kandungan kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi yang
dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan minat
3
kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah
yang dikembangkan
4
keseimbangan proporsi isi
pembelajaran menulis
karangan narasi untuk setiap
ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan
keterampilan
5
kemampuan guru dalam
mengintegrasi nilai-nilai
menulis karangan narasi
dalam pembelajaran
B Kompetensi Pedagogik
6
kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan
dengan standar kompetensi
pembelajaran
7
kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi
8
keseuaian kompetensi
pembelajaran menulis
karangan narasi dengan
261
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
kebutuhan siswa
C Media Pembelajaran
9
kelengkapan media
pembelajaran menulis
karangan narasi
10
kemenarikan media
pembelajaran menulis
karangan narasi yang tersedia
11
Kemudahan media
pembelajaran menulis
karangan narasi untuk
dipahami
12
kebaharuan media yang
disiapkan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi
13
Kesesuaian media dengan
tujuan belajar menulis
karangan narasi
D
Sumber/bahan
pembelajaran
14
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan standar
kompetensi
15
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan tujuan
16
Kelengkapan bahan ajar
sesuai sumber pembelajaran
17
Kemenarikan sumber
pemebelajaran
18
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan
kebutuhan
262
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN
SKALA KUALITATIF
OBSERVER 1 OBSERVER 2
BS B C K KS BS B C K KS
E Proses Pembelajaran
19
Apersepsi dalam proses
pembelajaran
20
Penyampaian materi
pembelajaran
21
Tanya jawab antar guru
dengan siswa, dan siswa
dengan siswa dalam
pembelajaran
22
Penutup/Evaluasi
pembelajaran
F Ruang Pembelajaran
23 Kenyamanan ruang belajar
24 Kelengkapan ruang belajar
G Evaluasi Pembelajaran
25
Sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran
26
Objektivitas pelaksanaan
evaluasi
27
Objektivitas penilaian hasil
belajar
Berdasarkan tabel di atas hasil penilaian 2 orang observer, tampak bahwa
kompetensi guru pada aspek (1) materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan
antara materi dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan
dengan kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan pada kategori Baik (B) dan
Baik Sekali (BS). Pada indikator kandungan kompetensi pembelajaran menulis
karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan minat berada
pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Pada indikator kesesuaian
kandungan isi pembelajaran menulis karangan narasi dengan ranah yang
263
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dikembangkan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator keseimbangan
proporsi isi pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan
siswa (pengetahuan, sikap dan keterampilan pada kategori Baik Sekali (BS). Pada
indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi nilai-nilai menulis karangan
narasi dalam pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS) dan Baik (B). Dari
penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa secara
umum kompetensi guru aspek materi mencapai kategori baik menuju sangat baik.
Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian
kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kemampuan guru
dalam menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi, sekitar
pada kategori Baik (B). Pada indikator kesesuaian kompetensi pembelajaran
menulis karangan narasi dengan kebutuhan siswa pada kategori Baik Sekali (BS).
Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-
rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik.
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik Sekali (B) dan Baik
(B). Pada indikator kemenarikan media pembelajaran menulis karangan narasi
yang tersedia pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator Kemudahan media
pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami pada kategori Baik Sekali
(BS) dan Baik (B). Pada indikator kebaharuan media yang disiapkan dalam
pembelajaran menulis karangan narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali
(BS). Pada indikator kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan
narasi pada kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dari keseluruhan indikator
pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam
pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan standar kompetensi Baik Sekali (BS). Pada indikator
kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan pada kategori Baik Sekali (BS).
Pada indikator kelengkapan bahan ajar sesuai sumber pembelajaran pada kategori
264
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Baik (B). Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran pada kategori Baik
(B). Pada indikator kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan pada
kategori Baik Sekali (BS). Dari seluruh indikator sumber/ bahan pembelajaran,
dapat disimpulkan rata-rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam
proses pembelajaran pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator penyampaian
materi pembelajaran pada kategori Baik (B). Pada indikator tanya jawab antar
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran pada kategori
Baik (B). Pada indikator penutup/evaluasi pembelajaran pada kategori dan Baik
Sekali (BS) dan Baik (B). Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran
dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada
kategori sangat baik.
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang
belajar pada kategori Baik Sekali (BS). Pada indikator kelengkapan ruang belajar
pada kategori Baik Sekali (BS). Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran
rata-rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran pada kategori Baik Sekali (SB) dan
Baik (B). Pada indikator objektivitas pelaksanaan evaluasi pada kategori Baik (B)
dan Baik Sekali (BS). Pada indikator objektivitas penilaian hasil belajar pada
kategori Baik (B) dan Baik Sekali (BS). Dengan demikian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada
pada kategori sangat baik.
Hasil rekapitulasi pengamatan 6 observer pada 3 sekolah kemudian
dipersentasikan yang tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.26
Rekapitulasi Observasi Guru di Kelas
265
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
BS B C K KS
A Materi
1
kesesuaian antara materi dalam
pembelajaran menulis karangan
narasi yang dipelajari dengan
dengan
kemampuan/keterampilan yang
dibutuhkan
66,67 33,33
0 0
2
kandungan kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan
minat
83,33 16,67
0
3
kesesuaian kandungan isi
pembelajaran menulis karangan
narasi dengan ranah yang
dikembangkan
66,67 33,33 0
0
4
keseimbangan proporsi isi
pembelajaran menulis karangan
narasi untuk setiap ranah
kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan
keterampilan
83,33 16,67
0
5
kemampuan guru dalam
mengintegrasi nilai-nilai
menulis karangan narasi dalam
pembelajaran
33,33 50,00 16,6
7 0
B Kompetensi Pedagogik
266
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
BS B C K KS
6
kesesuaian kompetensi dasar
dengan yang dikembangkan
dengan standar kompetensi
pembelajaran
50,00 33,33 16,6
7 0
7
kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi
66,67 33,33
0
8
keseuaian kompetensi
pembelajaran menulis karangan
narasi dengan kebutuhan siswa
83,33 16,67
0
C Media Pembelajaran
9
kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan
narasi
66,67 33,33
0
10
kemenarikan media
pembelajaran menulis karangan
narasi yang tersedia
33,33 50,00 16,6
7 0
11
Kemudahan media pembelajaran
menulis karangan narasi untuk
dipahami
66,67 33,33
0
12
kebaharuan media yang
disiapkan dalam pembelajaran
menulis karangan narasi
50,00 50,00
0
13
Kesesuaian media dengan tujuan
belajar menulis karangan narasi 66,67 33,33 0
0
D Sumber/bahan pembelajaran
267
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
BS B C K KS
14
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan standar
kompetensi
33,33 50,00 16,67
0
15
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan tujuan 50,00 50,00
0
16
Kelengkapan bahan ajar sesuai
sumber pembelajaran 33,33 66,67
0
17
Kemenarikan sumber
pemebelajaran 66,67 33,33
0
18
Kesesuaian sumber
pembelajaran dengan kebutuhan 83,33 16,67 0
0
E Proses Pembelajaran
19
Apersepsi dalam proses
pembelajaran 66,67 33,33
0
20
Penyampaian materi
pembelajaran 66,67 33,33 0
0
21
Tanya jawab antar guru dengan
siswa, dan siswa dengan siswa
dalam pembelajaran
50,00 50,00 0
0
22 Penutup/Evaluasi pembelajaran 33,33 66,67
0
F Ruang Pembelajaran
23 Kenyamanan ruang belajar 50,00 50,00 0
0
24 Kelengkapan ruang belajar 66,67 33,33 0
0
G Evaluasi Pembelajaran
25
Sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran
83,33 16,67
0
268
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO PERNYATAAN SKALA KUALITATIF
BS B C K KS
26
Objektivitas pelaksanaan
evaluasi 66,67 33,33
0
27
Objektivitas penilaian hasil
belajar 83,33 16,67 0
0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kompetensi guru pada aspek (1)
materi pelajaran; dengan indikator menyesuaikan antara materi dalam
pembelajaran menulis karangan narasi yang dipelajari dengan dengan
kemampuan/keterampilan yang dibutuhkan sekitar 66,67% pada kategori sangat
baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kandungan kompetensi
pembelajaran menulis karangan narasi yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan minat; sekitar 83,33% pada kategori sangat baik; 16,67% pada
kategori baik. Pada indikator kesesuaian kandungan isi pembelajaran menulis
karangan narasi dengan ranah yang dikembangkan, sekitar 66,67% pada kategori
sangat baik; 33,33% pada kategori baik. Pada indikator keseimbangan proporsi isi
pembelajaran menulis karangan narasi untuk setiap ranah kemampuan siswa
(pengetahuan, sikap dan keterampilan, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik;
16,67% pada kategori baik. Pada indikator kemampuan guru dalam mengintegrasi
nilai-nilai menulis karangan narasi dalam pembelajaran, sekitar 33,33% pada
kategori sangat baik; 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup.
Dari penilaian aspek materi dan seluruh indikatornya, dapat disimpulkan bahwa
secara umum kompetensi guru aspek materi belum sangat baik.
Kompetensi guru pada aspek (2) kompetensi, dengan indikator kesesuaian
kompetensi dasar dengan yang dikembangkan dengan standar kompetensi
pembelajaran, sekitar 50,00% pada kategori sangat baik; 33,33% pada kategori
baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator kemampuan guru dalam
menjabarkan kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67%
pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator
kesesuaian kompetensi pembelajaran menulis karangan narasi dengan kebutuhan
269
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa, sekitar 83,33% pada kategori sangat baik dan 16,67% pada kategori baik.
Dari keseluruhan indikator pada aspek kompetensi dapat disimpulkan bahwa rata-
rata guru pada aspek ini termasuk kategori sangat baik.
Pada aspek (3) media pembelajaran dalam indikator kelengkapan media
pembelajaran menulis karangan narasi , sekitar 66,67% pada kategori sangat baik
dan 33,33% pada kategori baik. Pada indikator kemenarikan media pembelajaran
menulis karangan narasi yang tersedia, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik;
50% pada kategori baik dan 16,67% pada kategori cukup. Pada indikator
Kemudahan media pembelajaran menulis karangan narasi untuk dipahami, sekitar
66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator
kebaharuan media yang disiapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi ,
sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator
Kesesuaian media dengan tujuan belajar menulis karangan narasi , sekitar 66,67%
pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Dari keseluruhan indikator
pada aspek media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media dalam
pendidikan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (4) sumber/ bahan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian
sumber pembelajaran dengan standar kompetensi, sekitar 33,33% pada kategori
sangat baik, 50% pada kategori baik, dan 16,67% pada kategori cukup. Pada
indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan tujuan, sekitar 50% pada
kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada indikator Kelengkapan bahan
ajar sesuai sumber pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik dan
66,67% pada kategori baik. Pada indikator Kemenarikan sumber pembelajaran,
sekitar 66,67% dan pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori baik.
Pada indikator Kesesuaian sumber pembelajaran dengan kebutuhan, sekitar
83,33% pada kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dari seluruh
indikator sumber/ bahan pembelajaran, dapat disimpulkan rata-rata berada pada
kategori sangat baik.
Pada aspek (5) proses pembelajaran, pada indikator Apersepsi dalam
proses pembelajaran, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik, 33,33% pada
270
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kategori baik. Pada indikator Penyampaian materi pembelajaran, sekitar 66,67%
pada kategori sangat baik, 33,33% pada kategori baik. Pada indikator Tanya
jawab antar guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran,
sekitar 50% pada kategori sangat baik dan 50% pada kategori baik. Pada indikator
Penutup/Evaluasi pembelajaran, sekitar 33,33% pada kategori sangat baik,
66,67% pada kategori baik. Secara keseluruhan pada aspek proses pembelajaran
dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pembelajaran rata-rata berada pada
kategori sangat baik.
Pada aspek (6) ruang pembelajaran, pada indikator kenyamanan ruang
belajar, sekitar 50% pada kategori sangat baik, 50% pada kategori baik. Pada
indikator kelengkapan ruang belajar, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik,
33,33% pada kategori baik. Kesimpulannya pada aspek ruang pembelajaran rata-
rata berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek (7) evaluasi pembelajaran, pada indikator sistem evaluasi yang
dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran, sekitar 83,33% pada kategori sangat
baik, 16,67% pada kategori baik. Pada indikator Objektivitas pelaksanaan
evaluasi, sekitar 66,67% pada kategori sangat baik dan 33,33% pada kategori
baik. Pada indikator Objektivitas penilaian hasil belajar, sekitar 83,33% pada
kategori sangat baik, 16,67% pada kategori baik. Dengan demikian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa rata-rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada
pada kategori sangat baik.
e. Analisis Data Kuantitatif
1) Analisis Data Tes Awal
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada tabel 4.20
berikut ini.
Tabel 4.27
Analisis Data Tes Awal
Peingkat
sekolah
EKSPERIMEN
KONVENSIONAL TOTAL
271
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sd n
sd n
sd n
Tinggi 55,75 8,44 40 54,29 7,12 42 55,00 7,78 82
Sedang 56,05 6,18 38 55,00 8,62 40 55,51 7,54 78
Rendah 53,66 6,80 41 55,75 8,08 40 54,44 7,46 81
Total 55,13 7,26 119 54,84 7,90 122 54,98 7,58 241
1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa
adalah 54,98 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk
kategori kurang.
2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah55,13 dan 54,48;
simpangan baku masing-masing7,26 dan 7,90; dan jumlah siswa 119, dan
122 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis
siswa pada awal pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan Siswa aktif dengan model konsvensional.
3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan
rendah) adalah 55,00; 55,51 dan 54,44 simpangan baku 7.78; 7,54 dan 7,46
jumlah siswa 82,78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
kemampuan menulis pada awal penelitian antara yang pembelajaranya
menggunakan SAL dengan model konvensional.
4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah
55,75; dan 54,29; simpangan baku 8,44 dan 7,12 dan jumlah siswa 40 dan
42. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan
menulis pada awal penelitian sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran siswa aktif dengan model konvensional.
5) Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat sedang
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL danKonvensional) adalah
56,05 dan 55,00; simpangan baku 6,18; 8,62 dan jumlah siswa 38 dan 40.
272
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis
siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran siswa aktif dengan model pembelajaran konvensional.
6) Skor kemampuan menulis karangan narasi siswa yang berasal dari sekolah
peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan
Konvensional) adalah 53,66 dan 55; simpangan baku : 6,80 dan 8,08 serta
jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan kemampuan menulis pada awal penelitian pada siswa sekolah
peringkat rendah yang pembelajarannya menggunakan SAL dengan siswa
yang pembelajarannya menggunakan Konvensional.
1. Analisi Data Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran
1) Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.
Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data Tidak berdistribusi Normal
Kriteria pengujian terima H0, jika P-value > 0,05
Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut :
Tabel 4.28
Uji Normalitas Pre Tes
SEKOLAH KELAS
N 241 241
Normal
Parametersa,,b
Mean 1.9959 1.5062
Std. Deviation .82411 .50100
Most Extreme
Differences
Absolute .227 .344
Positive .227 .338
Negative -.225 -.344
273
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 5.341
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
274
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes
tidak berdistribusinormal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagaiberikut :
H0 :1 =
2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara
siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 :1
2 (terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa
yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value > 0,05.
Tabel 4.29
Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI EKSPERIMEN 119 120.87 14383.50
KONTROL 122 121.13 14777.50
Total 241
Tabel 4.30
Hasil Uji Mann Whitney Pre Tes Berdasarkan Pembelajaran
Mann-Whitney U 7243.500
Wilcoxon W 14383.500
Z -.029
Asymp. Sig. (2-tailed) .977
Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat
perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya
menggunakan Siswa aktif dengan yang menggunakan pembelajaran vensional
pada awal penelitian.
275
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Analisis Tes Akhir
Data postes tahap I merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis
karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa sampel
penelitian penulis tabulasikan untuk mengetahui normalitas data postes tahap 1.
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa bahwa X2 hitung adalah 12,92 dengan
X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini
berarti data postes pada tahap I berdistribusi normal.
Data postes tahap II merupakan data hasil belajar siswa dalam menulis
karangan narasi secara kuantitatif dimana data nilai dari 119 siswa diketahui
bahwa X2 hitung adalah -5,750 dengan X2 tabel adalah 15,10. Dengan demikian,
X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel ini berarti data postes pada tahap II berdistribusi
normal.
Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi
antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada
kelas ekperimen. Hasil uji t menunjukkan bahwa t tabel = t (1-1/2.α ) (db) = t = (0,995)
(118) = 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t). Kriteria Pengujian: “jika t
tabel > lebih kecil dari t hitung maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil tes awal dan tes akhir, sedangkan apabila t tabel < dari t hitung maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir siswa. Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 1 terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada
saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir.
Uji t yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mengetahui signifikasi
antara hasil belajar tes awal dan tes akhir dalam menulis karangan narasi pada
kelas ekperimen. Uji t pada tahap 2. Hasilnya menunjukkan bahwa t tabel = t (1-1/2.α )
(db) = t = (0,995) (118) = 2,576 (dengan menggunakan tabel distribusi t).Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran tahap 2 terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi pada
saat tes awal dan hasil belajar siswa pada tes akhir.
276
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji hipotesis pada tahap 1 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui
bagaimana signifikasi hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang
menerapkan metode lain. Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) =
0,01 dan db = 239 dengan menggunakan tabel t, menunjukkan bahwa nilai t tabel
(α) = 0,01 dan db = 239 adalah 2,326. Dari beberapa perhitungan di atas,
diperoleh kesimpulan bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel, berarti H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, maka berarti pada tingkat kepercayaan
99% disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada tahap 1 (kemampuan menulis
narasi) yang menerapkan model pembelajaran siswa aktif lebih tinggi daripada
hasil belajar siswa yang menerapkan metode diskusi.
Sebagaimana halnya pada uji hipotesis tahap 1, pada uji hipotesis pada
tahap 2 ini merupakan uji hipotesis untuk mengetahui bagaimana signifikansi
hasil belajar siswa yang menerapkan SAL dan yang menerapkan metode lain.
Penghitungan nilai t tabel dengan taraf signifikasi (α) = 0,01 dan db = 239 dengan
menggunakan tabel t, maka diperoleh nilai t tabel (α) = 0,01 dan db = 239 adalah
2,326. Dari beberapa perhitungan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa t hitung
lebih kecil daripada t tabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian,
maka berarti pada tingkat kepercayaan 99% disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada tahap 2 (kemampuan menulis narasi) yang menerapkan model
pembelajaran siswa aktif lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
menerapkan metode lainnya.
3. Analisis data Pre tes Berdasarkan Level Sekolah
1) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang
Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :
Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa
pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level
sedang)
H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada
sekolah level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang).
277
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.31
Uji Mann-Whitney Untuk Pre Tes
Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI TINGGI 82 78.32 6422.00
SEDANG 78 82.79 6458.00
Total 160
Tabel 4.32
Hasil Uji Mann-Whitney untuk Pre Tes
Berdasarkan Level Sekolah Tinggi dan Sedang
NILAI
Mann-Whitney U 3019.000
Wilcoxon W 6422.000
Z -.623
Asymp. Sig. (2-tailed) .533
Karena P-value =0,533 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level
Tinggi level tinggi dengan siswa pada sekolah level sedang
2) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah
a) Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa
pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah)
b) H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada
sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level rendah)
Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut.
278
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.33
Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI TINGGI 82 82.65 6777.50
RENDAH 81 81.34 6588.50
Total 163
Tabel 4.34
Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
NILAI
Mann-Whitney U 3267.500
Wilcoxon W 6588.500
Z -.181
Asymp. Sig. (2-tailed) .856
Karena P-value =0,856 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat
perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan
siswa pada sekolah level rendah.
3) Analisis data Sekolah level sedang dan level rendah
Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut:
Ho : 21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa
pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level
rendah)
279
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
H1 : 21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada
sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah)
Kriteria pengujian teima H, jika P-value > 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.35
Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI SEDANG 78 83.04 6477.00
RENDAH 81 77.07 6243.00
Total 159
Tabel 4.36
Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
NILAI
Mann-Whitney U 2922.000
Wilcoxon W 6243.000
Z -.834
Asymp. Sig. (2-tailed) .405
Karena P-value =0,405 > 0,05, maka Ho diterima. Jadi : tidak terdapat
perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah level sedang dengan
siswa pada sekolah level rendah
4. Analisis data Tes Akhir
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.37
280
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Analisis Data Tes Akhir
Peringkat
Sekolah
EKSPERIMEN
KONVENSIONAL TOTAL
Sd n
sd n
sd n
Tinggi 86,00 7,09 40 68,57 7,67 42 77,07 11,44 82
Sedang
81,39 8,44 38 64,62 9,98 40 72,76 12,45 78
Rendah 74,51 9,14 41 63,38 8,12 40 69,01 10,26 81
Total 80,55 9,50 119 65,57 8,84 122 72,97 11,83 241
Skol ideal : 100
1) Secara keseluruhan rata-rata kemampuan menulis pada awal penelitian siswa
adalah 72,97 (dari skor maksimum ideal 100). Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siswa secara keseluruhan pada awal penelitian termasuk
kategori sedang.
2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontrol) adalah 80,55 dan 65,57;
simpangan baku masing-masing 9,50 dan 8,84; dan jumlah siswa 119, dan
122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa pada awal pembelajaran
yang pembelajarannya menggunakan model Siswa aktif lebih baik daripada
yang menggunakan model konvensional
3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang dan
rendah) adalah 77,07; 72,76 dan 69,01 simpangan baku 11,44; 12,45dan
10,26 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis siswa yang bertada di level sekolah tinggi lebih baik dari pada level
sedang dan level rendah, demikian juga kemampuan menulis pada sekolah
level sedang lebih baik daripada sekolah level rendah.
4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
281
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
80,06 dan 68,57; simpangan baku 7,09 dan 7,67 serta jumlah siswa 40 dan
42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis pada sekolah peringkat
tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif
lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
5) Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
81,39 dan 64,62; simpangan baku 8,44; 9,98 dan jumlah siswa 38 dan 40.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat
sedang yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa
aktif tidak tetrdapat perbedaan pada awal penelitian
6) Skor kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa yang berasal dari
sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL
dan Konvensional) adalah 74,51 dan 563,38; simpangan baku: 9,14 dan 8,12
serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis pada siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya
menggunakan SAL lebih baik daripada yang menggunakan Konvensional
5. Analisis Data Berdasarkan Pendekatan
Pembelajaran
Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov.
Adapun Hipotesis yang akan diuuji diformulasikan sebagai berikut :
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data Tidak berdistribusi Normal
Kriteria pengujian terima H0, jika P-value >0,05
Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut.
Tabel 4.38
Uji Normalitas Pos Tes
SEKOLAH KELAS
282
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
N 241 241
Normal Parametersa,,b
Mean 1.9959 1.5062
Std. Deviation .82411 .50100
Most Extreme
Differences
Absolute .227 .344
Positive .227 .338
Negative -.225 -.344
Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 5.341
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
283
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolak. jadi kesimpulan data pos tes
tidak berdistribusi normal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut :
H0 : 1 =
2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara
siswa yang pembelajarannya menggunakan Siswa aktif dengan
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 : 1 > 2 (kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya
menggunakan Siswa aktif lebih baik dari pada yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value >0,05
Tabel 4.39
Uji Mann-Whitney Postes Berdasarkan Pembelajaran
KELAS N Mean Rank
Sum of
Ranks
NILAI EKSPERIMEN 119 166.32 19792.00
KONTROL 122 76.80 9369.00
Total 241
Tabel 4.40
Hasil Uji Mann-Whitney Pos Tes Berdasarkan Pembelajaran
NILAI
Mann-Whitney 1866,000
Wilcoxon W 9369,000
Z -10,053
Asymp. Sig. (2 tailed) 0.000
Karena P-value 00,00 < 0,05, maka HO ditolak, jadi Pencapaian kemampuan
menulis yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif lebih
baik dari pada yang menggunakan model konvensional.
284
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Karena P-value 0,977 >0,05, maka HO diterima, jadi tidak terdapat perbedaan
perbedaan kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya
menggunakan Pembelajaran siswa aktif dengan yang menggunakan
pembelajaran konvensional pada awal penelitian.
6. Analisis Gain Ternormalisai
Berdasarkan hasil pengolahan data didapat hasil seperti pada Tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 4.41
Analisis Data Gain
Peringkat
sekolah
EKSPERIMEN
KONVENSIONAL TOTAL
Sd n
sd n
sd n
Tinggi 0.68 0.15 40 0,30 0,17 42 0,49 0,25 82
Sedang 0,58 0,18 38 0,22 0,23 40 0,39 0,27 78
Rendah 0,45 0,18 41 0,16 0.22 40 0,31 0,25 81
Total 0,57 0,20 119 0,23 0,21 122 0,40 0,27 241
Skor Ideal :1
1) Secara keseluruhan rata-rata gain kemampuan menulis pada siswa adalah
0,40 (dari skor maksimum ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis siswa secara keseluruhan pada termasuk kategori sedang.
2) Skor kemampuan menulis siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis
pendekatan pembelajaran (Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23;
simpangan baku masing-masing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan
122 menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada
yang menggunaan model konvensional.
3) Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah (tinggi, sedang
dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku 0,25; 0,27dan 0,25
jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis siswa yang pembelajaranya mengunakan model Pembelajaran siswa
aktif lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
4) Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah peringkat tinggi
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan jumlah siswa 40 dan 42.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulinpada sekolah peringkat
285
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4) Skor kemampuan menukis yang berasal dari sekolah peringkat sedang
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18; 0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat sedang
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih
baik daripada yang menggunakan model konvensional.
5) Skor kemampuan menulis yang berasal dari sekolah peringkat rendah
berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah
0,44 dan 0,16 simpangan baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang.
Data-data yang telah diolah dengan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siswa sekolah peringkat rendah yang pembelajarannya
menggunakan SAL lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya
menggunakan konvensional.
Analisi data Berdasarkan pendekatan pembelajaran
1) Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data diguunaian uji Kolmogorof Smirnov. Adapun
Hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data Tidak berdistribusi Normal
Kriteria pengujian terima H0, jika P-value >0,05
Darihasil perhitungan didapat data sebagai berikut :
Tabel 4.42
Uji Normalitas Pre Tes
SEKOLAH KELAS
N 241 241
Normal Parametersa,,b
Mean 1.9959 1.5477
Std. Deviation .82411 .78978
Most Extreme Differences Absolute .227 .279
Positive .227 .279
Negative -.225 -.244
Kolmogorov-Smirnov Z 3.521 4.336
286
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
Karena nila P-value -0,00 < 0,05 maka Ho ditolajj. jadi kesimpulan data pretes
tidak berdistribusi normal. Untuk selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney.
Adapun hipotesis yang diuji diformulasikan sebagai berikut :
H0 : 1 =
2 (Tidak terdapat perbedaan perbedaan kemampuan menulis antara
siswa yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa
aktif dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 : 1
2 (kemampuan menulis antara siswa yang pembelajarannya
menggunakan Pembelajaran siswa aktif daripada yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Kriteria pengujian tolak H0, jika P-value >0,05
Tabel 4.43
Uji Mann-Whitney Gain Berdasarkan Pembelajaran
KELAS N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI EKSPERIMEN 119 166.64 19663.00
KONTROL 122 75.88 9257.00
Total 241
Tabel 4.44
Hasil uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis berdasarkan
pembelajaran
NILAI
Mann-Whitney U 1754.000
Wilcoxon W 9257.000
Z -10.137
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
287
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Karena P-value 0,000 < 0,05, maka HO ditolak, jadi kemampuan menulis siswa
yang pembelajarannya menggunakan Pembelajaran siswa aktif daripada yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
2) Analisis Data Gain Berdasarkan Level Sekolah
a) Analisis Data Sekolah Level Tinggi dan Level Sedang
Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :
Ho :21 (tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menulis
antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada
sekolah level sedang)
H1 :21 ( Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada sekolah
level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level
sedang)
Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05 Berdasarkan hasil
perhitungan didapat seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.45
Uji Mann-Whitney untuk Gain kemampuan menulis
berdasarkan level sekolah Tinggidan Sedang
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI TINGGI 82 88.24 7236.00
SEDANG 78 72.36 5644.00
Total 160
Tabel 4.46
Hasil uji Mann-Whitney Untuk Gain Kemampuan Menulis
Berdasarkan Level Sekolahtinggi dan Sedang
288
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NILAI
Mann-Whitney U 2577.000
Wilcoxon W 5898.000
Z -2.009
Asymp. Sig. (2-tailed) .044
Karena P-value =0,044< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa
pada sekolah level tinggi lebih baik daripada level sedang.
3) Analisis Data Pre Tes untuk Level Sekolah Tinggi dengan Rendah
a) Ho : 21 (tidak terdat perbedaan peningkatan kemampuan menulis
antara siswa pada sekolah level Tinggi dengan siswa pada sekolah level
rendah)
b) H1 : 21 (Peningkatan kemampuan menulis antara siswa pada
sekolah level Tinggi lebih baik daripada siswa pada sekolah level rendah)
Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.47
Uji Mann-Whitney Gain Kemampuan Menulis
untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI TINGGI 82 97.12 7963.50
RENDAH 81 66.70 5402.50
Total 163
Tabel 4.48
Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Tinggi dan Rendah
289
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NILAI
Mann-Whitney U 2081.500
Wilcoxon W 5402.500
Z -4.119
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Karena P-value =0,00< 0,05, maka Ho ditolak. Jadi: kemampuan menulis siswa
pada sekolah level Tinggi lebih baik daripada sekolah level rendah.
4) Analisis Data Sekolah Level Sedang dan Level Rendah
Adapun hipotesis yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut :
Ho :21 (tidak terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa
pada sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level
rendah)
H1 :21 ( terdapat perbedaan kemampuan menulis antara siswa pada
sekolah level sedang dengan siswa pada sekolah level rendah)
Kriteria pengujian terima H, jika P-value > 0,05
Berdasarkan hasil perhitungan didapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.49
Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
SEKOLAH N Mean Rank Sum of Ranks
NILAI TINGGI 82 88.24 7236.00
SEDANG 78 72.36 5644.00
Total 160
Tabel 4.50
Hasil Uji Mann-Whitney Pre Tes
untuk Sekolah Level Sedang dan Rendah
290
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NILAI
Mann-Whitney U 2577.000
Wilcoxon W 5898.000
Z -2.009
Asymp. Sig. (2-tailed) .044
Karena P-value =0,044 < 0,05, maka Ho ditolak. Kemampuan menulis siswa pada
sekolah level sedang lebih baik dari pada sekolah level rendah
B. Temuan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa, model yang
dikembangkan berdasarkan hasil penelitian, setelah dilakukan pengujian melalui
analisis kualitas model, penilaian ahli dan uji lapangan, ternyata menunjukan
adanya dampak positif bagi peningkatan keterampilan menulis siswa SMP Negeri
di Kabupaten Bandung Barat. Dampak positif ini tumbuh tidak hanya bagi siswa
tetapi juga bagi para guru.
Tingkat efektifitas model dapat pula di analisis dan hasil yang diperoleh
atau dan perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa dan guru. Dalam hal ini,
para guru telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan
model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Di samping itu, bagi siswa, model ini
dianggap efektif dilihat dari keterlibatan dan beberapa perubahan yang dapat
diamati selama mengikuti pembelajaran. Melalui model ini, tingkat kehadiran
siswa, partisipasi dalam PBM, diskusi, dan kegiatan lain sangat aktif.
Tujuan penelitian ini diarahkan pada implementasi model pembelajaran
siswa aktif berbasis quantum dengan pendekatan CTL yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat. Secara khusus,
291
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
penelitian ini bertujuan untuk: memaparkan kondisi pembelajaran menulis siswa
SMP di Kabupaten Bandung Barat; menjelaskan rancangan model pembelajaran
siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di
Kabupaten Bandung Barat; mendeskripsikan implementasi model pembelajaran
siswa aktif yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di
Kabupaten Bandung Barat; dan mengetahui keefektifan model pembelajaran siswa
aktif efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten
Bandung Barat.
Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan sebagai berikut.
1) Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di
kelas yang sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi
guru aspek materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek
kompetensi pedagogik termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada
aspek media pembelajaran berada pada kategori cukup. Kompetensi guru
pada aspek sumber bahan pembelajaran rata-rata berada pada kategori
cukup. Pada aspek proses pembelajaran rata-rata berada pada kategori
cukup. Pada aspek ruang pembelajaran rata-rata berada pada kategori
cukup. Pada aspek kompetensi rata-rata evaluasi pembelajaran yang
dilakukan guru berada pada kategori cukup. Dengan demikian, kondisi
pembelajaran menulis karangan narasi siswa SMP di Kabupaten Bandung
berada pada tataran cukup menuju baik.
2) Rancangan model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Barat adalah rancangan
model pembelajaran siswa aktif yang diterapkan dengan menggunakan
dasar quantum learning serta diujicobakan dalam penelitian ini. Unsurnya
adalah (1) rangkaian kegiatan (syntax), (2) sistem sosial (social system),
(3) prinsip reaksi (principle of reaction), (4) sistem penunjang (support
system), dan (5) dampak instruksional dan penyerta (instuctional and
nurturant effect).
292
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3) Implementasi model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah
kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi
menulis karangan narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa
aktif. Pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap
dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x
45 menit atau dalam 2 jam pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran
membahas materi yang sama yaitu menulis karangan narasi melalui model
pembelajaran siswa aktif.
4) Keefektifan model pembelajaran siswa aktif efektif dalam meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat diperoleh
melalui hasil penghitungan statistik., bahwa secara keseluruhan rata-rata
gain kemampuan menulis pada siswa adalah 0,40 (dari skor maksimum
ideal 1). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa secara
keseluruhan pada termasuk kategori sedang. Skor kemampuan menulis
siswa secara keseluruhan berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran
(Eksperimen dan Kontro) adalah 0,57 dan 0,23; simpangan baku masing-
masing 0,20 dan 0,23; dan jumlah siswa 119, dan 122 menunjukkan bahwa
kemampuan menulis siswa yang pembelajarannya menggunakan
pendekatan Siswa aktif lebih baik daripada yang menggunaan model
konvensional. Skor Kemampuan menulis berdasarkan peringkat sekolah
(tinggi, sedang dan rendah) adalah 0,49; 0,39 dan 0,31 simpangan baku
0,25; 0,27dan 0,25 jumlah siswa 82, 78 dan 81. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan menulis siswayang pembelajaranya mengunakan
model Siswa aktif lebih baik daripada yang menggunakan model
konvensional. Skor kemampuan menulis siswa yang berasal dari sekolah
peringkat tinggi berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran (SAL dan
Konvensional) adalah 0,68; dan 0,30; simpangan baku 0,15 dan 0,17 dan
jumlah siswa 40 dan 42. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulinpada sekolah peringkat tinggi yang pembelajarannya
293
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang
menggunkan model konvensional. Skor kemampuan menukis yang berasal
dari sekolah peringkat sedang berdasarkan jenis pendekatan pembelajaran
(SAL dan Konvensional) adalah 0,58 dan 0,22; simpangan baku 0,18;
0,23dan jumlah siswa 38 dan 40. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menulis siswa sekolah peringkat sedang yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran siswa aktif lebih baik daripada yang
menggunakan model konvensional. Skor kemampuan menulis yang
berasal dari sekolah peringkat rendah berdasarkan jenis pendekatan
pembelajaran (SAL dan Konvensional) adalah 0,44 dan 0,16 simpangan
baku 0,20; 0,21serta jumlah siswa 41 dan 40 orang. Hal ini menunjukan
bahwa kemampuan menulis siswa sekolah peringkat rendah yang
pembelajarannya menggunakan SAL lebih baik daripada siswa yang
pembelajarannya menggunakan konvensional (inkuiri, metode ceramah ,
dan teknik alfa).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kondisi Pembelajaran Menulis Siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
Kondisi pembelajaran menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat
diperoleh melalui hasil observasi pembelajaran menulis karangan narasi di kelas yang
sedang dilaksanakan. Kompetensi guru secara umum kompetensi guru aspek
materi belum cukup baik. Kompetensi guru pada aspek kompetensi pedagogik
termasuk kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek media pembelajaran
berada pada kategori cukup. Kompetensi guru pada aspek sumber bahan
pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek proses
pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek ruang
pembelajaran rata-rata berada pada kategori cukup. Pada aspek kompetensi rata-
rata evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru berada pada kategori cukup.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-
stimulus kepada anak didik, agar terjadinya respons yang positif pada diri anak
didik. Kesediaan dan kesiapan siswa dan guru dalam mengikuti proses demi
294
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons yang baik
terhadap stimulus yang siswa dan guru terima dalam proses pembelajaran.
Respons akan menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulangan-ulangan terhadap
stimulus dapat memperlancar hubungan antara stimulus dan respons, sehingga
respons yang ditimbulkan akan menjadi kuat. Hal ini akan memberi kesan yang
kuat pula pada diri anak didik, sehingga siswa dan guru akan mampu
mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan antara
stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan hal-hal
yang menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan
mampu memberi kesan yang mendalam pada diri anak didik, sehingga siswa dan
guru cenderung akan mengulang aktivitas tersebut. Akibat dari hal ini adalah
anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory siswa dan guru dalam
waktu yang lama (longterm memory), sehingga siswa dan guru mampu merecall
apa yang siswa dan guru peroleh dalam pembelajaran tanpa mengalami hambatan
apapun.
Strategi pembelajaran konvensional pada umumnya lebih banyak
menggunakan belahan otak kiri (otak sadar) saja, sementara belahan otak kanan
kurang diperhatikan. Pada pembelajaran dengan Active learning (belajar aktif)
pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan. Thorndike (Bimo
Wagito, 1997) mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu:
1) law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat
memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.
2) law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang selalu
dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi
lancar
3) law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi
lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang menyenangkan, dan hal
ini cenderung akan selalu diulang.
Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa perbedaan antara pendekatan
pembelajaran active learning (belajar aktif) dan pendekatan pembelajaran
295
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
konvensional, yaitu: pembelajaran konvensional pembelajaran active learning
berpusat pada guru berpusat pada anak didik penekanan pada menerima
pengetahuan penekanan pada menemukan kurang menyenangkan sangat
menyenangkan kurang memberdayakan semua membemberdayakan semua indera
danpotensi anak didik indera dan potensi anak didik menggunakan metode yang
monoton menggunakan banyak metodekurang banyak media yang digunakan
menggunakan banyak media tidak perlu disesuaikan dengan disesuaikan dengan
Pengetahuan yang sudah ada pengetahuan yang sudah ada perbandingan
di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan strategi
pembelajaran active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas.
Selain itu beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak
hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Siswa dan guru perlu
membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggta kelas yang lain
dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat
anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang
menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis,
membuat sintesis dan mengevaluasi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah
strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata lain,
menggunakan teknik active learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat
penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa.
2. Rancangan Model Pembelajaran Siswa Aktif
Pembelajaran siswa aktif adalah sebuah pendekatan yang menekankan
aktivitas siswa. Pendekatan tersebut berkaitan erat dengan teori belajar
behavioristik. Teori belajar ini bersumber dari seorang ahli biologi, Ivan Pavlov
yang melakukan serangkaian percobaan yang membuktikan bahwa aktivitas
belajar manusia dihasilkan oleh proses pengontrolan untuk membentuk suatu
kebiasaan (Kaseng, 1989, hlm. 13). Pembentukan kebiasaan menjadi salah satu
ciri proses belajar berdasarkan teori behavioristik (Depdikbud, 1983, hlm. 13).
Implikasi dari ciri di atas adalah belajar sebagai habit formation. Behaviorisme
sebenarnya merupakan teori psikologi yang diadopsi oleh para metodolog
296
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pengajaran bahasa sehingga menghasilkan pendekatan audiolingual. Metode ini
ditandai dengan pemberian pelatihan terus menerus kepada siswa kemudian
diikuti dengan pemantapan, sebagai fokus pokok aktivitas siswa.
Aktivitas siswa menjadi ciri utama dalam pendekatan Pembelajaran siswa
aktif . Siswa menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan
masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari (Silberman (1996, hlm. ix). Siswa
mengintegrasikan informasi, konsep-konsep atau keterampilan-keterampilan baru
ke dalam skemata atau struktur kognitif yang sudah siswa dan guru miliki melalui
berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali serta
mempraktikkannya. Hal ini berarti bahwa belajar merupakan serangkaian aktivitas
yang dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa.
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik
pribadi yang siswa dan guru miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active
learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap
tertuju pada proses pembelajaran.
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang siswa dan guru dengar. Salah
satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan
bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang
disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit,
sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya
(setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan
pembicaraan guru sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape
recorder yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan
waktu yang sama dengan waktu pengucapan. Otak manusia selalu
mempertanyakan setiap informasi yang masuk ke dalamnya, dan otak juga
memproses setiap informasi yang ia terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju
297
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pada stimulus secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang
dipelajari dapat diingat dengan baik.
3. Implementasi Model Pembelajaran Siswa Aktif yang dapat
Meningkatkan Keterampilan Menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung
Barat
Implementasi model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP di Kabupaten Bandung Barat adalah kegiatan
pembelajaran dalam menerapkan pembelajaran pada materi menulis karangan
narasi melalui penerapan model pembelajaran siswa aktif. Pelaksanaan
pembelajaran dibagi menjadi 2 tahap, tiap satu tahap dilaksanakan dalam 2
pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit atau dalam 2 jam
pelajaran. Setiap pertemuan pembelajaran membahas materi yang sama yaitu
menulis karangan narasi melalui model pembelajaran siswa aktif. Active learning
(belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar
stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi active learning (belajar
aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga siswa
dan guru dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini
kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang
baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan
pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu
menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa, 2004, hlm. 241).
Aktivitas siswa jika dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip dalam
pendekatan kontekstual, pada tindakan pertama ini antara lain sebagai berikut.
a) Konstruktivisme (constructivism). Siswa difasilitasi oleh guru untuk
membangun pengetahuan yang dimilikinya dan memberi makna melalui
298
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pengalaman nyata serta melalui keterlibatannya dalam PBM, bukan sekedar
menerima pengetahuan dari guru. Adapun cara merealisasikannya pada tahap
pertama dengan mendemonstrasikan pendapat siswa dan guru tentang
berlangsungnya wawancara di televisi. Argumen-argumen yang siswa dan
guru lontarkan merupakan pengetahuan yang siswa dan guru peroleh dari
kehidupan nyata dalam dunia pertelevisian dan kerja di Indonesia yang siswa
dan guru lihat dan dengar baik dari media tv, radio, bahkan melihatnya secara
langsung karena peristiwa itu di antaranya terjadi pula di Bandung tempat
siswa dan guru berada. Pengetahuan yang siswa dan guru miliki tentang
hakikat dan pengertian karangan narasi yang berbahan wawancara di televisi
menjadi dasar out put berupa strategi mengubah teks wawancara menjadi teks
narasi yang didemonstrasikan dalam bentuk tulisan sebagai hasil dari analisis
siswa dan guru terhadap hasil wawancara.
b) Menemukan (inquiry). Dalam pembelajaran di kelas ini, siswa dapat
dikatakan berhasil menemukan sendiri informasi-informasi yang akan
dipelajari dan dikaitkan dengan materi yakni dalam bentuk karangan narasi.
Dari keterangan guru (observer) tersebut, siswa dapat menemukan cara
menyusun kalimat langsung.
Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan
orang.
Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau
kalimat perintah.
Biasanya ditandai dengan tanda petik ( “....” )
Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan
orang lain.
Bagian kutipan pada kalimat langsung berubah menjadi kalimat berita.
299
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c) Bertanya (questioning). Pada pembelajaran tersebut arah sikap siswa sudah
cukup bagus dan siswa dan guru terlibat dalam proses tanya jawab antara
kelompok yang pro dan kontra, meskipun pada tindakan pertama ini
keterlibatan siswa belum begitu optimal. Terlihat masih adanya kebingungan
dan ragu dari siswa dan guru dalam pelaksanaan debat, namun pada tengah
pertemuan siswa dan guru semakin paham dan mulai banyak siswa yang
memberikan responnya dengan bertanya, menyanggah, dan menjawab. Pada
kemampuan bertanya ini ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan yang
peneliti saksikan pada saat observasi awal dilakukan.
d) Masyarakat belajar (learning community). Konsep learing community dalam
pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari
kerjasama dengan orang lain, baik melalui sharing antar teman, antar
kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Pada tahap pertama ini,
konsep learning community sudah diterapkan melalui pembentukan kelompok
belajar, yakni siswa dibagi kedalam 2 kelompok besar pro dan kontra. Karena
jumlahnya yang sangat besar, maka konsep masyarakat belajar ini dalam
pelaksanaannya peneliti nilai masih kurang efektif dan menyulitkan ketua
kelompok dalam mengkoordinasikan anggota kelompoknya. Sehingga
kondisi demikian menuntut adanya perbaikan.
e) Pemodelan (modeling). Pemodelan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru
melainkan juga oleh siswa atau dengan mendatangkan tokoh dari luar sekolah
walaupun hanya berupa video wawancara televisi. Pada tahap pembelajaran
ke satu ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merancang skenario
pembelajaran yang di dalamnya merealisasikan komponen tersebut. Adapun
yang menjadi modelnya adalah siswa sendiri termasuk para perwakilan dari
tiap-tiap kelompok dalam wawancara yang diselenggarakan. Peneliti
mengkategorikannya sebagai pemodelan karena selain berusaha untuk
mengaktifkan siswa dalam PBM, debat itu merupakan salah satu bentuk
mengemukakan pendapat di muka umum. Dengan demikian, dalam PBM ini,
secara tidak langsung siswa dan guru mempraktikkan salah satu bentuk
300
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengemukakan pendapat dimuka umum yaitu diskusi atau debat dengan
memperhatikan hak dan kewajibannya sebagai salah satu bentuk perwujudan
dan pengamalan nilai-nilai dalam demokrasi.
f) Refleksi (reflection). Refleksi dalam pembelajaran pada tindakan ke satu
terealisasi dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan langsung dari guru
mengenai apa-apa yang diperoleh siswa dari PBM hari itu, catatan di buku
siswa, serta kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu yang
formatnya telah disediakan oleh peneliti. Format itu dibagikan oleh guru
setiap selesai PBM. Siswa wajib menjawab pertanyaan sesuai dengan hati
nurani masing-masing serta langsung mengumpulkannya hari itu juga.
Setelah peneliti baca dan amati, hanya beberapa siswa yang mempunyai
kesan biasa-biasa saja dengan PBM hari itu. Kebanyakan dari siswa dan guru
merasa senang dan mendapatkan banyak hal baru dari PBM tersebut, siswa
dan guru merasa lebih paham terhadap materi yang disampaikan, karena ikut
aktif dalam PBM tidak hanya mendengarkan dan bengong saja. Merekapun
berharap PBM berikutnya lebih baik, menarik, dan menyenangkan lagi.
g) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Pada tindakan ke satu
dalam pelaksanaan penelitian ini guru melakukan penilaian yang sebenarnya.
Dimana nilai siswa tidak hanya diperoleh dari hasil tes akhir saja, akan tetapi
lebih ditekankan dari proses pembelajarannya. Adapun bentuk penilaian
autentik yang dilakukan pada tindakan pertama ini antara lain dilihat dari PR
atau karya siswa berupa proses pengalihan teks wawancara ke dalam teks
narasi dan presentasi atau penampilan siswa termasuk kegiatan debating juga
tanya jawab dengan sesama siswa atau guru pada saat PBM berlangsung.
Hasil uji coba dan analisis model tersebut menjadi panduan dalam
penerapan model model pembelajaran siswa aktif yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Prosedur
301
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1) Ajaklah anak didik kembali kepada pelajaran. Jelaskan pada anak didik
bahwa menghabiskan beberapa menit untuk mengaitkan kembali pelajaran
dengan pengetahuan anak akan memberi makna yang berarti.
2) Tentukan satu atau lebih dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini kepada
para peserta didik
(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa
saja yang masih bertahan dalam diri anda?
(b) Sudahkah anda membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang
dirangsang oleh pelajaran terakhi kita?
(c) Pengalaman menarik apa yang telah anda miliki di antara pelajaran-
pelajaran?
(d) Apa saja yang ada dalam pikiran anda sekarang (misalnya sebuah
kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan anda untuk
memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
(e) Bagaimana perasaan anda hari ini? (Dapat dilakukan dengan
memberikan metafor, seperti “Saya merasa bagaikan pisang busuk”.
3) Dapatkan respons dengan menggunakan salah satu format, seperti sub-
kelompok atau pembicara dengan urutan panggilan berikutnya.
4) Hubungkan dengan topik sekarang. Variasi:
(a) Lakukan sebuah ulasan tentang pelajaran yang telah lalu.
(b) Sampaikan dua pertanyaan, konsep atau sejumlah informasi yang
tercakup dalam pelajaran yang lalu. Mintalah peserta didik untuk
memberikan suara terhadap sesuatu yang paling siswa dan guru sukai
agar anda mengulas pelajaran tersebut. Ulaslah pertanyaan, konsep,
atau informasi yang menang.
b) Skenario Pembelajaran
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Pengkondisian kelas agar membuat siswa nyaman. Tempat duduk, suasana
kelas, dan tata letak belajar siswa sesuai dengan keinginan masing-masing
siswa (Penataan lingkungan belajar).
302
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b) Pemupukan motivasi siswa dengan cara menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan murid dan menemukan
manfaat dari pembelajaran tersebut.
c) Penyampaian informasi kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini
dan mengaitkan kembali materi pelajaran yang akan dibahas melalui
pertanyaan guru yang bersifat merangsang kekritisan siswa. Pertanyaan
dapat diajukan dengan cara:
(a) Apa saja yang masih anda ingat tentang pelajaran terakhir kita? apa
saja yang masih bertahan dalam diri kalian?
(b) Sudahkah kalian membaca / berpikir /melakukan sesuatu yang
dirangsang oleh pelajaran terakhir kita ?
(c) Pengalaman menarik apa yang telah kalian miliki di antara pelajaran-
pelajaran?
(d) Apa saja yang ada dalam pikiran kalian sekarang (misalnya sebuah
kekhawatiran) yang mungkin mengganggu kemampuan kalian untuk
memberi perhatian pebuh terhadap pelajaran hari ini?
(e) Bagaimana perasaan kalian hari ini? (memberikan metafor, seperti
“Saya merasa bagaikan pisang busuk”.
d) Menyusun kelompok kecil dengan cara berhitung mulai satu sampai
empat. Setiap murid yang mendapat nomor sama bergabung.
2) Kegiatan Inti
a) Murid menyimak dua wawancara yang diperagakan oleh beberapa siswa.
b) Siswa lain mengamati dan memahami isi percakapan sambil memberikan
penilaian terhadap peragaan wawancara tersebut.
c) Murid melakukan diskusi atau brainstorming tentang hasil
pengamatannya. Guru selalu memberikan penguatan berupa pujian atau
hadiah kepada setiap siswa yang berpendapat sehingga motivasi siswa
meningkat. Ketika siswa beradu argumen, guru mengarahkan agar siswa
berkompetisi sehat agar terpupuk sikap juara.
303
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d) Pada kelompoknya masing-masing, siswa mencatat pokok-pokok pikiran
yang dihasilkan berdasarkan hasil simakannya.
e) Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, setiap siswa
mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi singkat dengan
ketentuan sebagai berikut:
f) Topik karangan berisi pengalamannya sendiri.
g) Isi karangan berisi cerita terkait dengan peristiwa yang sedang terjadi (up
to date).
h) Beberapa orang siswa membacakan karangan narasinya di depan kelas
dengan gaya dan penampilan yang baik. Siswa lain akan menilai dan
menentukan penampilan terbaik dalam membacakan karangannya.
i) Siswa lain yang menyimak pembacaan karangan diminta mengulang
kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.
j) Siswa mengadakan diskusi terbuka untuk menganalisis struktur, unsur-
unsur, dan bahasa beberapa karangan siswa terpilih.
k) Secara terurut, guru memandu siswa untuk membuat simpulan tata
karanga narasi berdasarkan beberapa contoh karangan dan tahapan
kegiatan yang dialami siswa. Semua kegiatan itu dikemas dalam suasana
yang menyenangkan.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d) Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
siswa;
e) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
304
Roc hmat Tr i Sudrajat, 2015 MODEL PEMBELAJARAN SISWA AKTIF (STUDENT ACTIVE LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA SMP DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
f) Guru bersama siswa menyimpulkan materi teks langkah-langkah
mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi.