bab iv hasil dan pembahasan - repository.uksw.edu...pertemuan. pbl dilaksanakan dengan proses pdsa...

21
24 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa FKIP PGSD angkatan 2011. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 52 siswa yang mana 26 kelas eksperimen dan 26 kelas kontrol. 4.2. Implementasi Proses PBL dengan Web 2.0 & PDSA Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dalam 12 kali pertemuan. PBL dilaksanakan dengan proses PDSA (perencanaan, penerapan, analisa, dan bertindak) dimana Web 2.0 berperan sebagai alat bantu untuk menuangkan dan mempresentasikan ide. Dosen dalam hal ini menggunakan Schoology.com sebagai LMS (Learning Management System) untuk mempermudah terjadinya diskusi, presentasi online, penilaian, dan dokumentasi yang juga ikut berperan besar dalam menentukan keefektifan dalam suatu proyek. Terlihat dalam proses PDSA. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dapat dilihat pada lampiran. a. Plan I Tahapan ini dibutuhkan waktu satu minggu untuk pelaksanaannya. Perencanaan dimulai dengan penyusunan silabus dan SAP oleh dosen mengenai mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika untuk satu semester (terlampir dalam lampiran 1 dan lampiran 2) serta bentuk project yang tepat yang dilakukan mahasiswa. Pada pertemuan pertama dosen menjelaskan mengenai silabus, penilaian mahasiswa beserta dengan outcome proyek yang akan dikerjakan oleh mahasiswa, serta membagi mahasiwa dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok yang sudah

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 24

    Bab IV Hasil dan Pembahasan

    4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

    Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa FKIP PGSD angkatan 2011. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 52 siswa yang mana 26 kelas eksperimen dan 26 kelas kontrol.

    4.2. Implementasi Proses PBL dengan Web 2.0 & PDSA

    Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dilakukan dalam 12 kali pertemuan. PBL dilaksanakan dengan proses PDSA (perencanaan, penerapan, analisa, dan bertindak) dimana Web 2.0 berperan sebagai alat bantu untuk menuangkan dan mempresentasikan ide. Dosen dalam hal ini menggunakan Schoology.com sebagai LMS (Learning Management System) untuk mempermudah terjadinya diskusi, presentasi online, penilaian, dan dokumentasi yang juga ikut berperan besar dalam menentukan keefektifan dalam suatu proyek. Terlihat dalam proses PDSA. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dapat dilihat pada lampiran.

    a. Plan I

    Tahapan ini dibutuhkan waktu satu minggu untuk pelaksanaannya. Perencanaan dimulai dengan penyusunan silabus dan SAP oleh dosen mengenai mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika untuk satu semester (terlampir dalam lampiran 1 dan lampiran 2) serta bentuk project yang tepat yang dilakukan mahasiswa. Pada pertemuan pertama dosen menjelaskan mengenai silabus, penilaian mahasiswa beserta dengan outcome proyek yang akan dikerjakan oleh mahasiswa, serta membagi mahasiwa dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok yang sudah

  • terbentuk diberikan masalah yang menantang terkait matematika. Ksoal olimpiade matematika di SD adalah soal non rutin, dimana tidak terdapat prosedur yang tepat dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu tidak mampu memecahkan soal olimpiade dan mengajarkannya dengan benar kepada murid SD. Berikut adalah contoh soal tantangan mahasiswa.

    Gambar 4.1. Contoh soal beserta dengan kriteria penilaian akhir mahasiswa

    25

    terbentuk diberikan masalah atau soal olimpiade SD g menantang terkait matematika. Kebanyakan dari

    soal olimpiade matematika di SD adalah soal non rutin, dimana tidak terdapat prosedur yang tepat dalam

    karena itu banyak guru SD yang tidak mampu memecahkan soal olimpiade dan mengajarkannya dengan benar kepada murid SD. Berikut adalah contoh soal tantangan kepada

    Gambar 4.1. Contoh soal olimpiade matematika SD beserta dengan kriteria penilaian akhir mahasiswa

  • Mahasiswa menemukan kesulitan dalam menjawab soal tantangan pemecahan masalah matematika, hal ini dikarenakan banyak yang belum memahami soal serta tidak bisa menuangkan pemikiran mereka secara sistematis pembelajaran, sehingga kesulitan dalam menjelasakan kepada teman-teman yang lain maksud dari pemikiran mereka.

    Tugas untuk minggu selanjutnya adalah meminta mahasiswa untuk mencari tau dari berbagai sumber mengenai konsep matematika, langkah-langkah penyelesaian masalah menurut beberapa ahli serta bermacamyang digunakan dalam pemecahan masalah matematika.

    Gambar 4.2. Contoh tugas pemecahan masalah

    b. Do I

    Pada tahapan ini dibutuhkaminggu untuk melakukannya. Pada minggu pertama

    26

    Mahasiswa menemukan kesulitan dalam menjawab soal tantangan pemecahan masalah matematika, hal ini dikarenakan banyak yang belum

    i soal serta tidak bisa menuangkan pemikiran mereka secara sistematis ke dalam media pembelajaran, sehingga kesulitan dalam menjelasakan

    teman yang lain maksud dari pemikiran

    Tugas untuk minggu selanjutnya adalah meminta mahasiswa untuk mencari tau dari berbagai

    konsep pemecahan masalah langkah penyelesaian masalah

    menurut beberapa ahli serta bermacam-macam strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah

    Gambar 4.2. Contoh tugas memahami konsep pemecahan masalah matematika

    Pada tahapan ini dibutuhkan waktu dua minggu untuk melakukannya. Pada minggu pertama

  • mahasiswa diminta mempresteman-temannya kemudian mengupload dalam schoology, sedangkan dosen memberikan masukan dan penilaian untuk tugas pertama. Berikut adalah bukti dari pekerjaan mahasiswa beserta dengan yang diberikan kepada mahasiswa untuk perbaikan.

    Gambar 4.3. Contoh bukti pekerjaan mahasiswa

    dan feedback

    Tugas untuk minggu ke 2ide penyelesaian masalah matematika pada pertemuan pertama menggunakan Ms. Power Point.adalah dua contoh power point

    27

    mahasiswa diminta mempresentasikan tugas kepada kemudian mengupload dalam

    osen memberikan masukan dan penilaian untuk tugas pertama. Berikut adalah bukti dari pekerjaan mahasiswa beserta dengan feedback yang diberikan kepada mahasiswa untuk perbaikan.

    Gambar 4.3. Contoh bukti pekerjaan mahasiswa

    feedback dosen

    Tugas untuk minggu ke 2 adalah menuangkan ide penyelesaian masalah matematika pada pertemuan pertama menggunakan Ms. Power Point. Berikut ini

    dua contoh power point.

  • Gambar 4.4. Contoh power point mahasiswa

    Pada pertemuan ketiga, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan tugas minggu lalu penyelesaian permasalahan matematika dengan menggunakan langkah-langkah dan strategi yang benar sesuai dengan yang dibahas pada pesebelumnya serta dengankomputer. Sedangkan dosen sebagai fasilitator diskusi online maupun di kelaspertemuan ini. Berikut adalah contoh hasil pekerjaan mahasiswa yang diupload

    Gambar 4.5. Contoh pekerjaan mahasiswa yang diupload dalam schoology

    28

    Gambar 4.4. Contoh power point mahasiswa

    Pada pertemuan ketiga, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan tugas minggu lalu berisi

    permasalahan matematika dengan langkah dan strategi yang benar

    sesuai dengan yang dibahas pada pertemuan sebelumnya serta dengan menggunakan media komputer. Sedangkan dosen sebagai fasilitator dalam diskusi online maupun di kelas yang terjadi dalam pertemuan ini. Berikut adalah contoh hasil pekerjaan

    yang diupload dalam Schoology.

    Gambar 4.5. Contoh pekerjaan mahasiswa g diupload dalam schoology

  • c. Study I

    Dalam tahapan ini diperlukan waktu dua minggu. Pada pertemuan mahasiswa diminta untuk menganalisa hasil dari pekerjaan kelompok lain dengan lebih teliti serta menanggapi dan memberikan masukan. Papertemuan tahap sebelumnyatanggapan, serta perbedaan pendapat antar kelompok mengenai penyelesaian masalah tidak cukup. dan masukan dari temanterkendala dengan masalah media dipahami. Untuk mengatasi kendala tersebut mahasiswa diberikan kesempatan tanggapan atau masukan dalam bentuk Ms.Word maupun Ms.Power Point melalui masukan yang real dan bisa dilihat atau oleh teman-teman yang lain. dalam diskusi di kelas maupun diskusi online. Berikut ini adalah hasil konsultasi dan komunikasi menggunakan schoology.

    Gambar 4.6. Contoh konsultasi menggunakan schoology

    29

    Dalam tahapan ini diperlukan waktu dua minggu. Pada pertemuan pertama pada tahap ini mahasiswa diminta untuk menganalisa hasil dari pekerjaan kelompok lain dengan lebih teliti serta menanggapi dan memberikan masukan. Pada

    tahap sebelumnya terjadi banyak masukan, tanggapan, serta perbedaan pendapat antar kelompok mengenai penyelesaian masalah sehingga waktunya

    . dan masukan dari teman-teman terkendala dengan masalah media sehingga sulit dipahami. Untuk mengatasi kendala tersebut mahasiswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atau masukan dalam bentuk Ms.Word maupun Ms.Power Point melalui schoology sebagai

    dan bisa dilihat atau didownload teman yang lain. Dosen menjadi fasilitator

    dalam diskusi di kelas maupun diskusi online. Berikut ini adalah hasil konsultasi dan komunikasi

    Gambar 4.6. Contoh konsultasi dan komunikasi

    menggunakan schoology

  • Pada minggu ke 2 tahap study,diminta untuk melakukan presentasi singkat sehubungan dengan apa yang menjadi masukan dari dosen maupun kelompok yang lain, serta mengemukakan dasar yang kuat apabila mereka harus menyetujui ataupun menolak masukan dari teman, sedangkan dosen menjadi fasilitator berkaitan dengan diskusi ini.

    Gambar 4.7. Contoh komentar dosen terhadap presentasi mahasiswa

    d. Act I

    Pada tahapan ini diperlukan waktu satu minggu untuk mahasiswa merevisi apa yang sudah dikerjakan dengan tanggapan dan masukan dari dosen

    30

    ke 2 tahap study, mahasiswa diminta untuk melakukan presentasi singkat sehubungan dengan apa yang menjadi masukan dari dosen maupun kelompok yang lain, serta mengemukakan dasar yang kuat apabila mereka harus menyetujui ataupun menolak masukan dari teman, sedangkan dosen menjadi fasilitator berkaitan dengan

    Gambar 4.7. Contoh komentar dosen terhadap presentasi mahasiswa

    Pada tahapan ini diperlukan waktu satu minggu untuk mahasiswa merevisi apa yang sudah dikerjakan dengan tanggapan dan masukan dari dosen

  • dan kelompok lain. Berikut adalah contoh revisi yang dilakukan oleh mahasiswa

    Gambar 4.8. Contoh revisi komentar dosen dan teman

    e. Plan II

    Untuk rencana selanjutnya, pada pertemuan ketujuh dosen memberikan tantangan lain berkaitan dengan tugas sebelumnya tapi dengan permasalahyang sejenis. Diharapkan setelah melalui beberapa tahap sebelumnya, menyelesaikan permasalahan ini. Mahasiswa membuat rencana untuk menyelesaikan permasalahandengan melihat kembali konsep dasar, strategi dan langkah penyelesaian yang telah dipelajari sebelumnya.Mahasiswa dalam tahap ini dimringkasan materi yang dipelajari, sedangkan Dosen memberikan kriteria penilaian untuk tugas akhir yang akan dikerjakan oleh mahasiswa

    31

    dan kelompok lain. Berikut adalah contoh revisi yang dilakukan oleh mahasiswa

    Gambar 4.8. Contoh revisi produk berdasarkan komentar dosen dan teman

    Untuk rencana selanjutnya, pada pertemuan ketujuh dosen memberikan tantangan lain berkaitan dengan tugas sebelumnya tapi dengan permasalahan

    . Diharapkan setelah melalui beberapa mahasiswa akan mampu

    menyelesaikan permasalahan ini. Mahasiswa membuat rencana untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan melihat kembali konsep dasar, strategi dan langkah penyelesaian yang telah dipelajari sebelumnya. Mahasiswa dalam tahap ini diminta untuk membuat ingkasan materi yang dipelajari, sedangkan Dosen

    memberikan kriteria penilaian untuk tugas akhir yang akan dikerjakan oleh mahasiswa

  • Gambar 4.9. Contoh tugas project akhir mahasiswa

    f. Do II

    Pada pertemuan ke delapan, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil temuan mereka beserta dengan rencana mereka untuk membuat project akhir.

    Pada pertemuan ke sembilan mahasiswa diminta untuk mengupload hasil temuan mereka di

    32

    Gambar 4.9. Contoh tugas beserta kriteria penilaian project akhir mahasiswa

    Pada pertemuan ke delapan, mahasiswa diminta untuk mempresentasikan hasil temuan mereka beserta dengan rencana mereka untuk membuat

    Pada pertemuan ke sembilan mahasiswa diminta untuk mengupload hasil temuan mereka di

  • schoology beserta dengan tanggapan dan masukan dari teman maupun dosen.

    Gambar 4.10. Contoh presentasi mahasiswa

    g. Study II

    Pada pertemuan ke sepuluh dan sebelas, dosen memberikan panduan mempelajari untuk memecahkan dan mempresentasikan masalah matematika. Misalnya melalui prezi, screenschoology, weebly, ataupun animasi flash, dll. Siswa

    33

    n tanggapan dan masukan dari

    Gambar 4.10. Contoh presentasi mahasiswa

    Pada pertemuan ke sepuluh dan sebelas, dosen memberikan panduan mempelajari alat bantu untuk memecahkan dan mempresentasikan masalah matematika. Misalnya melalui prezi, screen-o-matic, schoology, weebly, ataupun animasi flash, dll. Siswa

  • dalam hal ini diberi kebebasan untuk menggunakan lebih dari satu alat web 2.0

    Gambar 4.11. Contoh konsultasi dengan dosen untuk tahap ke dua

    h. Act II

    Mahasiswa mempresentasikan project akhir mereka kepada audiens yang terdiri dari temansekelas, dan teman-teman dari tiga kelas yang lain serta dosen tamu. Setelah melakukan presentasi, mahasiswa menerima masukan dari dosen dan teman siswa yang mendengarkan presentasi untuk perbaikan selanjutnya.

    Gambar 4.12. Contoh website mahasiswa sebagai produk akhir

    34

    dalam hal ini diberi kebebasan untuk menggunakan lebih dari satu alat web 2.0.

    Contoh konsultasi dengan dosen untuk tahap ke dua

    Mahasiswa mempresentasikan project akhir mereka kepada audiens yang terdiri dari teman-teman

    teman dari tiga kelas yang lain serta dosen tamu. Setelah melakukan presentasi,

    enerima masukan dari dosen dan teman siswa yang mendengarkan presentasi untuk perbaikan

    Gambar 4.12. Contoh website mahasiswa sebagai produk akhir

  • Gambar 4.13. Contoh eproduk akhir

    Gambar 4.14. Contoh Prezi

    35

    Gambar 4.13. Contoh e-book mahasiswa sebagai produk akhir

    Gambar 4.14. Contoh Prezi presentation sebagai produk akhir

  • 36

    Berdasarkan produk tersebut kemudian dosen memberikan penilaian dan komentar langsung terhadap presentasi mahasiswa di kelas yang dihadiri oleh mahasiswa kelas lainnya dan satu dosen tamu pengajar mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika. Setelah itu, penilaian dilakukan dengan menggunakan rubrik.Aspek utama yang dinilai adalah aspek isi dan desain yang dirinci menjadi beberapa indikator penilaian.

    4.3. Analisa Data

    4.3.1.Perbandingan Input dan Output

    Pengukuran efektifitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, salah satu diantaranya adalah dilihat dari perbandingan antara masukan (input) dan keluaran (output) yang tentunya tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen. Perbandingan antara input dan output bisa dilihat dari hasil perbandingan antara nilai pretest sebagai masukan (input) dan nilai posttest sebagai keluaran (output) pada kelas eksperimen dan kelas control.

    4.3.2.Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pretest dan Posttest

    Arikunto (2006;168) menulis bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan utama yaitu valid dan reliable. Instrumen dikatakan valid apabila alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu dan reliable jika secara konsisten memberikan hasil pengukuran yang sama pada beberapa kali pengujian.

    Untuk soal dengan bentuk uraian, uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha dimana instrument dikatakan reliable apabila nilai koefisien Alpha lebih besar dari harga kritik atau standar reliabilitas (>0,7) dan instrument dikatakan tidak reliable apabila nilai koefisien Alpha lebih kecil dari

  • 37

    harga kritik atau standar reliabilitas (

  • 38

    Standar reliabilitas untuk indek reliabilitas instrument yang menggunakan alat uji Alpha adalah 0,7. Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dari 53 peserta didik yang menjadi sampel uji coba soal Posttest yang terdiri dari 10 soal uraian, didapatkan nilai koefisien Alpha(α )sebesar 0,730 Dengan demikian nilai α soal Posttest lebih besar dari standar reliabilitas (0,730>0,7) maka dapat diartikan bahwa soal uraian pada Posttest tersebut reliabel.

    Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 maka instrument soal uraian pada Post-testadalah valid dan reliable.Karena instrument valid dan reliable maka layak digunakan dalam penelitian.

    4.3.3.Perbandingan hasil pre-test kelompok kontrol dan eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    PretestEksperimen

    26 10.00 80.00 39.6154

    PretestKontrol 26 10.00 100.00 48.0769

    Valid N (listwise) 26

    Berdasarkan tabel analisa deskriptif nilai pre-test kelompok kontrol dan eksperimen, ditemukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok tersebut. Nilai mean kelompok eksperimen adalah 39.6154 sedangkan nilai mean kelompok kontrol adalah 48.0769. Perbedaan itu juga dapat kita lihat dari nilai minimal dan maksimal dari kedua kelompok tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa kelompok kontrol memiliki

  • 39

    kemampuan akademik yang lebih baik dibandingkan kelompol eksperimen jika dilihat dari hasil pre-test mereka.

    4.3.4. Hasil Uji Normalitas

    Tests of Normality

    Kelas

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Pretest Eksperimen .237 26 .001 .934 26 .098

    Kontrol .139 26 .200* .947 26 .198

    a. Lilliefors Significance Correction

    *. This is a lower bound of the true significance.

    Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov nilai Alpha kurang dari 0.05 untuk kelompok eksperimen sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelompok eksperimen tidak normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji non-parametrik.

    4.3.5.Hasil Uji Non Parametrik

    Tabel 4.5 Hasil uji non-parametrik

    Test Statisticsb

    Postest - Pretest

    Z -5.956a

    Asymp. Sig. (2-tailed) .000

    a. Based on negative ranks.

    b. Wilcoxon Signed Ranks Test

  • 40

    Berdasarkan tabel di atas H0 diterima jika M1=M2 (hasil belajar pada pretest dan postest tidak berbeda) sedangkan H1 diterima jika M1≠M2 (hasil belajar pada pretest dan postest berbeda). Karena data yang tidak normal maka peneliti melakukan uji non-parametrik menggunakan 2 related samples. Hasilnya menunjukan bahwa Nilai asymp sig (2 tailed) menunjukkan p-value. Karena p-value yang diperoleh sebesar 0.000 < α=5%, maka H0ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test.

    Untuk melakukan perbandingan antara kelompok kontrol dengan eksperimen perlu dilakukan analisis deskriptif nilai “Gain” kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut ini adalah hasilnya.

    Tabel 4.6. Analisis Deskriptif nilai “Gain”

    Kelas N Mean Std. Deviation

    Std. Error Mean

    Gain Eksperimen 26 35.0000 15.29706 3.00000

    Kontrol 26 19.2308 15.72847 3.08461

    Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara rata-rata “Gain” kelompok kontrol dengan “Gain” kelompok eksperimen. Perbedaannya adalah sebesar 15.7692. Setelah itu, untuk mengetahui perbedaan dari kedua kelompok tersebut perlu dilakukan uji t. Berikut ini hasilnya.

  • 41

    Tabel 4.7. Hasil uji T nilai “Gain”

    Independent Samples Test

    Levene's Test for Equality

    of Variances t-test for Equality of Means

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    F Sig. t df

    Sig. (2-

    tailed) Mean

    Difference Std. Error Difference Lower Upper

    Gain Equal variances assumed

    .016 .898 3.665 50 .001 15.76923 4.30288 7.12664 24.41182

    Equal variances not assumed

    3.665 49.961 .001 15.76923 4.30288 7.12647 24.41199

    Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa F hitung menurut Levene test adalah sebesar 0.16 dengan signifikansi 0.898 lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima atau kedua populasi memiliki varian yang sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen jika dilihat dari Gain kedua kelompok tersebut. Sedangkan T hitung 3.665 dengan signifikansi sebesar 0.001< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen menunjukan perubahan yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol.

  • 42

    4.4.Pembahasan Hasil Penelitian

    Dari segi penggunaan media, pada kelompok eksperimen hasil produknya lebih menarik dan bervariasi karena mereka tidak hanya menggunakan animasi dalam Ms. Power Point saja tetapi juga menggunakan media pembelajaran berbasis web 2.0 sebagai contoh prezi, screen-o-matic, schoology, weebly, ataupun animasi flash,dan sebagainya. Sedangkan untuk interaksi mahasiswa dengan dosen, pada kelas eksperimen lebih intens bila dibandingkan dengan kelas kontroldimana semua siswa bisa langsung memberikan input terhadap perkembangan produk yang dikerjakan oleh sebuah kelompok. Dalam hal ini peran Web 2.0 membuka peluang terjadinya kolaborasi antar kelompok secara real time untuk menghasilkan produk yang terbaik yang diharapkan.Mahasiswa cenderung lebih aktif dalam menanggapi dan memberikan masukan bagi kelompok yang lain sehingga mahasiswa bisa mempelajari semua materi berdasarkan presentasi, revisi, dan konsultasi yang diberikan oleh dosen maupun mahasiswa. Berdasarkan hasil analisa data, penerapan PDSA berbantuan Web 2.0 yang diterapkan di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan. Jika dilihat dari selisih gain maka kelompok eksperimen lebih tinggi hasilnya dengan perbedaannya sebesar 15.7692 bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.

    Pada kelompok kontrol produk yang dihasilkan kurang begitu bervariasi karena hanya menggunakan Power Point saja. Sedangkan untuk interaksi mahasiswa dengan dosen, pada kelas kontrol tidak begitu intens karena konsultasi dilakukan hanya sekali saja di kelas saat presentasi dan lewat feedback yang dituliskan pada tugas yang dikumpulkan dalam bentuk hardcopy. Keterbatasan komunikasi menyebabkan masing-masing kelompok di kelas kontrol cenderung

  • 43

    berfokus pada materi yang dipelajarinya saja. Sedangkan pekerjaan teman yang lain cenderung diabaikan. Kemudian jika dilihat dari segi waktu setidaknya dibutuhkan satu minggu bagi satu kelompok untuk menerima masukan dari dosen dan hanya beberapa teman saja yang aktif memberikan feedback bagi kelompok tersebut. Selain itu, kelas kontrol dalam proses revisi memerlukan waktu yang lama, serta tidak semua siswa langsung bisa melihat hasil masukan temannya dikarenakan revisi dilakukan secara manual (print out tugas).Oleh karena itu proses ini dirasakan kurang efisien. Namun, walaupun tidak signifikan, hasil dari penerapan PBL di kelas kontrol menunjukan adanya peningkatan skor dari rata-rata 48.08 menjadi 67.31 dengan selisih sebesar 19.23. Hal ini menunjukan adanya dampak dari penerapan PBL terhadap peningkatan hasil belajar.

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pelakasanan Project Based Learning (PBL) berbantuan Web 2.0 dan Deming Cycle pada kelompok eksperimen dapat memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah pemecahan masalah matematika. Hal ini disebabkan oleh lima faktor utama. Pertama, dari segi partisipasi mahasiswa, mereka cenderung aktif memberikan komentar terhadap pekerjaan teman mereka melalui schoology. Selain itu juga dosen memberikan feedback terhadap pekerjaan mahasiswa. Perbaikan yang dilakukan membuat produk yang dihasilkan semakin lebih baik. Kedua, dari segi waktu, mahasiswa dan dosen dapat saling berkomunikasi kapan saja diluar pertemuan di kelas. Oleh karena tidak adanya batasan waktu dan ruang, memungkinkan mahasiswa untuk aktif berdiskusi online diluar tatap muka. Ketiga, dengan terlaksananya siklus PDSA mahasiswa memiliki kebiasaan untuk memperbaki produknya secara terus menerus lewat

  • 44

    komentar dan masukan dari dosen maupun teman mereka. Proses perencanaan, pelaksanaan, analisa, dan tindakan dapat dimonitor dan didokumentasikan oleh dosen lewat LMS sehingga proses PDSA dapat berjalan dengan baik. Keempat, dengan menganalisa dan memberikan komentar terhadap pekerjaan kelompok lain. Dengan demikian setiap mahasiswa secara tidak langsung mempelajari dan menganalisa pekerjaan mereka sendiri dan temannya. Dengan demikian setiap mahasiswa dapat memahami semua materi yang diberikan dosen kepada setiap kelompok. Kelima, motivasi mahasiswa meningkat karena adanya rasa kepemilikan mereka akan produk yang dikerjakan. Hal itu terlihat dari meningkatnya intensitas komunikasi mahasiswa terkait proyek yang dikerjakan. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk secara kreatif menyajikan produknya dengan cara yang kreatif menggunakan Web 2.0.