bab iv hasil dan pembahasan 4.1. hasil penelitian 4.1.1...

12
27 BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Peternakan Sapi Pedaging di Dusun Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Kecamatan Getasan terdiri dari tiga belas desa. Salah satunya Desa Getasan dan Dusun Getasan berada di dalamnya. “Kecamatan Getasan memiliki wilayah seluas 63.764,30274 Ha.” 1 Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Getasan adalah :Sebelah Timur : Kota Salatiga, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Boyolali, Sebelah Barat : Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Sebelah Utara : Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Tuntang, Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali” 2 Kecamatan Getasan mempunyai topografi daerah pegunungan karena terletak pada ketinggian ±700 m di atas permukaan laut. Daerah ini memiliki suhu rata-rata harian 23’C pada situasi normal, sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha sapi pedaging. “...suhu optimal untuk usaha sapi pedaging adalah 17-27’C.” 3 Penduduk Kecamatan Getasan sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Hampir semua penduduk yang bekerja sebagai petani dan buruh tani ini juga mempunyai usaha lain, usaha tersebut adalah usaha peternakan sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Gambaran penduduk Kecamatan Getasan dilihat dari mata pencahariannya dapat dilihat dari data sebagai berikut : 1 Kecamatan Getasan, op. cit., hal. 2 2 Kecamatan Getasan, ibid, hal. 1 3 Armaaditya.wordpress.com

Upload: trinhcong

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

27

BAB IV

Hasil Dan Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Peternakan Sapi Pedaging di Dusun Getasan

Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas

kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang. Kecamatan Getasan terdiri dari tiga

belas desa. Salah satunya Desa Getasan dan Dusun Getasan berada di dalamnya.

“Kecamatan Getasan memiliki wilayah seluas 63.764,30274

Ha.”1Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Getasan

adalah :“Sebelah Timur : Kota Salatiga, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Boyolali, Sebelah Barat : Kabupaten Magelang,

Kabupaten Temanggung, Sebelah Utara : Kecamatan Banyubiru,

Kecamatan Tuntang, Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali”2

Kecamatan Getasan mempunyai topografi daerah pegunungan

karena terletak pada ketinggian ±700 m di atas permukaan laut. Daerah

ini memiliki suhu rata-rata harian 23’C pada situasi normal, sehingga

sangat cocok untuk pengembangan usaha sapi pedaging.

“...suhu optimal untuk usaha sapi pedaging adalah 17-27’C.”3

Penduduk Kecamatan Getasan sebagian besar mempunyai mata pencaharian

sebagai petani dan peternak. Hampir semua penduduk yang bekerja sebagai petani

dan buruh tani ini juga mempunyai usaha lain, usaha tersebut adalah usaha

peternakan sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Gambaran penduduk

Kecamatan Getasan dilihat dari mata pencahariannya dapat dilihat dari data sebagai

berikut :

1 Kecamatan Getasan, op. cit., hal. 2

2 Kecamatan Getasan, ibid, hal. 1

3Armaaditya.wordpress.com

Page 2: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

28

Tabel 4.1. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Getasan Tahun 2011 *)

DESA

MATA PENCAHARIAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Σ

Kopeng 1219 133 23 77 0 227 68 0 20 12 6 35 98 1918

Batur 1981 171 131 127 0 27 149 0 9 3 6 18 718 3340

Tajuk 2309 507 62 209 0 0 31 0 12 0 3 28 745 3906

Jetak 3317 55 114 24 0 69 52 0 11 6 7 9 11 3675

Samirono 375 7 42 87 0 97 41 0 7 9 6 12 174 857

Sumoga

we

2356 607 121 319 0 7 165 0 14 19 12 22 474 4116

Polobugo 655 961 254 442 0 75 38 0 6 4 14 14 356 2819

Manggih

an

327 84 7 73 0 17 35 0 4 0 3 4 41 595

Getasan 336 551 37 61 0 8 68 0 26 17 16 85 347 1552

Wates 1737 92 12 112 0 2 36 0 10 9 4 25 9 2048

Tolokan 1496 29 41 89 0 6 45 0 12 6 4 4 17 1749

Ngkrawa

n

655 24 9 36 0 0 62 0 14 3 4 3 207 1017

Nogosare

n

934 73 14 43 0 0 23 0 8 7 7 2 233 1344

JUMLA

H

17697 3294 867 1699 0 535 813 0 153 95 92 261 3430 28936

Keterangan :

Mata Pencaharian (1)Petani, (2)Buruh tani, (3)Buruh industri, (4)Buruh bangunan, (5)Nelayan, (6)Pengusaha, (7)

Pegawai swasta, (8) Perikanan, (9) Pedagang, (10) Angkutan, (11)PNS/ABRI/POLRI, (12)Pensiunan, (13)Lainnya

*) Sumber : Kecamatan Getasan, 2011, Kecamatan Getasan Dalam Angka 2011,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Semarang, hal. 33

Page 3: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

29

Besarnya jumlah penduduk yang menjadi petani dan buruh tani ini

menandakan bahwa besar pula usaha peternakan sapi di Kecamatan Getasan.

Peternakan adalah salah satu usaha yang dijalankan oleh sebagian besar penduduk

Kecamatan Getasan selain sebagai petani dan buruh tani. Peternakan dijalankan oleh

petani di Kecamatan Getasan karena pertanian di wilayah ini sebagain besar juga

masih bergantung pada musim sehingga petani tidak mempunyai pendapatan yang

dapat mereka gunakan untuk membiayai kehidupan rumah tangga mereka sehari-hari.

Peternakan yang mereka kembangkan adalah peternakan sapi, baik sapi perah

maupun sapi pedaging. Pada tahun 2013 harga daging perkilogram Rp. 100.000,- dan

harga susu perliter Rp. 3.500,-Peterakan sapi perah lebih dominan dibanding

peternakan sapi pedaging. Peternakan sapi pedaging baru beberapa tahun saja mulai

berkembang di Kecamatan Getasan. Berikut data populasi ternak yang ada di

Kecamatan Getasan :

Tabel 4.2. Populasi Ternak Sapi di Kecamatan Getasan Tahun 2011 *)

DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH

Kopeng 561 10 1237

Batur 1035 160 2614

Tajuk 719 109 2001

Jetak 701 67 1987

Samirono 389 201 1764

Sumogawe 1139 30 3665

Polobugo 632 0 1567

Manggihan 319 116 924

Page 4: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

30

Getasan 380 0 1388

Wates 326 38 703

Tolokan 390 116 741

Ngkrawan 257 3 777

Nogosaren 297 5 1055

Jumlah 7145 855 20423

*) Sumber : PSPK2011-L1, Rekapitulasi Rumah Tangga Pemelihara Ternak / Perusahaan /

Pedagang / Lainnya, Ternak Sapi Potong, Ternak Sapi Perah, dan Ternak Kerbau

Menurut Desa / Kelurahan, Tahun 2011

Melihat data tersebut, tampak bahwa peternakan sapi yang lebih dominan

adalah peternakan sapi perah. Tapi pada saat ini peternakan sapi pedaging mengalami

peningkatan yang cukup tinggi. Menurut Bp. Widodo selaku kepala desa di Getasan,

di desa Getasan saja sudah ada lebih dari 600 sapi pada 2013. Satu peternak di

Kecamatan Getasan rata-rata mempunyai tiga sampai empat ekor sapi pedaging. Ada

yang khusus memelihara sapi pedaging, ada pula yang memelihara sapi pedaging dan

sapi perah.

Peternakan sapi pedaging di dusun Getasan masih tergolong sebagai

peternakan sapi pedaging tradisional. Pengelolaan ternak yang dilakukan oleh

peternak masih menggunakan cara-cara yang belum banyak melibatkan produk-

produk hasil perkembangan teknologi. Belum ada yang menggunakan teknologi

seperti alat pemotong rumput, dan lain- lain karena keterbatasan pengetahuan dan

biaya.

Kegiatan peternakan sapi pedaging di dusun Getasan yang masih tradisional

ditandai dengan cara dan peralatan yang masih tradisional pula. Peternak

menggunakan sabit untuk mencari rumput dan memebersihkan kandang dengan alat

seadanya seperti garpu atau sekop merupakan bukti dari masih tradisionalnya

peternakan sapi di dusun Getasan.

Page 5: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

31

Pengelolaan sapi pedaging oleh peternak dilakukan dengan cara-cara yang

masih sangat sederhana. Peternak mencari rumput sebagai pakan ternak masih dengan

alat-alat yang sederhana. Sabit adalah alat utamanya. Oleh karena sebagian besar

peternak di dusun Getasan memberikan makan sapi dengan rumput gajah, peternak

menggunakan tali yang berasal dari karung bagor bekas atau bambu sebagai alat

pengikatnya ketika membawa rumput dari ladang sampai ke kandang sapi mereka.

Jarak yang relatif jauh antara ladang dengan kandang sapi membuat peternak

menggunakan beberapa alat angkutan untuk membawa rumput. Selain mobil dan

sepeda motor yang sudah menggunakan unsur teknologi, peternak di Kecamatan

Getasan juga menggunakan alat-alat tradisional seperti grobak atau yang lebih

terkenal di daerah dusun Getasan dengan sebutan kletek. Masih ada juga peternak

yang membawa rumput dengan cara sunggi (membawa rumput di atas kepala) baik

rumput yang diikat dengan tali maupun yang ditempatkan dalam kranjang. Kendala

yang sering dihadapi peternak dalam hal pemberian makan dalam bentuk rumput

gajah adalah saat musim kemarau panjang. Saat musim kemarau panjang, rumput

gajah sulit untuk tumbuh, jadi peternak harus mencari pakan alternatif untuk sapi

yang mereka pelihara. Mereka mengganti pakan rumput gajah dengan rumput-rumput

liar. Untuk sapi pedaging peternak tidak terlalu sulit, karena sapi pedaging rata-rata

makan rumput sedikit, banyak bekatul atau sentratnya.

Selain rumput sebagai pakan ternak yang utama, peternak juga memberikan

pakan tambahan kepada ternaknya. Jenis pakan ternak ini kebanyakan dicampurkan

pada saat peternak memberikan minum air untuk sapi yang mereka pelihara. Khusus

untuk sapi pedaging ini makanan tambahan inilah yang membuat sapi mereka lebih

cepat gemuk. Pakan tambahan tersebut antara lain bekatul, konsentrat, growol dan

ketela pohon. Pakan ternak tersebut biasanya diperoleh dari ternak-ternak besar yang

ada di sekitar dusun getasan ataupun juga tersedia di pasar-pasar tradisional di

lingkungan Dusun Getasan. Mereka membeli pakan ternak dari hasil mereka menjual

sapi pedaging yang baru mereka jual atau tabungan dari sisa penjualan sapi periode

Page 6: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

32

sebelumnya, pemberian makan bekatul atau sentrat ini di lakukan dua kali tiap hari

yaitu pagi dan sore hari.

Pemeliharaan di dalam kandang juga masih tergolong sederhana. Peternak

membersihkan kandang dengan peralatan tradisional seperti sekop dan garpu.

Pembersihan kandang rata-rata dilakukan dua kali dalam satu hari oleh peternak.

Selain pembersihan terhadap kandang, sapi juga dibersihkan dari kotoran-kotoran

yang menempel pada tubuhnya. Menjaga kebersihan kandang sapi beserta sapinya

dimaksudkan untuk menjaga lingkungan sapi demi kesehatan sapi.

Gambaran peternakan sapi di Kecamatan Getasan tidak hanya sekedar

mencakup pada bagaimana cara pemeliharaan ternak yang dilakukan peternak. Lebih

jauh dari itu, sistem pembibitan dan pembinaan peternak juga dilakukan dalam

rangka mengembangkan peternakan sapi di Kecamatan Getasan. Pembibitan sapi

pedaging di ketahui oleh peternak secara otodikdak berdasarkan pengalaman dari

masing-masing peternak dan hasil tukar pengalaman dari tiap-tiap peternak.

Kesehatan sapi pedaging juga diperhatikan oleh peternak. Hal ini penting

karena berpengaruh kepada pertumbuhan bobot sapi pedaging, maka tiap baru

membeli sapi peternak memanggil mantra atau dokter hewan khususnya sapi untuk

menyuntikan vaksin.

4.1.2. Harga Sapi Pedaging

Harga sapi pedaging merupakan nilai dari sapi yang merupakan pertemuan

antara harga yang ditawarkan dengan harga yang dibeli, sehingga mencapai

kesepakatan. Di Dusun Getasan penjualan sapi pedaging dapat dilakukan melalui 2

cara,yaitu:

1. Di jual langsung ke pasar atau di sembelih

Penjualan langsung ini biasanya dilakukan oleh peternak sapi yang mulai

besar, dimana harga dipasar atau harga di sembelihkan akan lebih tinggi

dengan harga yang ditawarkan blantik. Pasar penjualan sapi terdapat di

Page 7: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

33

Ambarawa, Ngampel, Sunggingan. RPH ( Rumah Potong Hewan ) di

Banyuputih Salatiga.

2. Di jual melalui blantik sapi (perantara)

Blantik merupakan perantara sapi. Pada dasarnya peternak sapi kecil lebih

memilih untuk menjual hasil ternaknya melalui blantik karena kurangnya

modal untuk menjual di pasar dan efisiensi waktu. Penjualan sapi ke pasar

membutuhkan biaya transport yang lumayan mahal. Selain itu penjualan sapi

langsung kepasar membutuhkan waktu yang realtif lebih lama. Untuk itu

peternak sapi kecil biasanya menjual sapinya melalui blantik.

Di Dusun Getasan rata-rata hasil dari peternakan sapi mereka di jual kepada

blantik/ perantara karena masih kurangnya informasi jika di sembelih sendiri. Dalam

mekanisme pembelian, prosesnya hampir sama dengan mekanisme penjualan diatas.

Namun, pada saat pembelian peternak terlebih dahulu memperkirakan harga sapi

dengan menyiapkan uang untuk membelinya dengan mempertimbangkan umur sapi

dan modal yang di miliki.

Di Dusun Getasan terdapat lebih dari 100 ekor sapi pedaging. Pemilik sapi

pedaging tersebut terdiri dari 40 Kepala Keluarga. Rincian harga sapi pedaging yang

dibeli, di sekarang dengan umur saat dibeli dan di saat ini terdapat di lampiran tabel

4.3. Data tersebut menunjukan bahwa rata-rata lama pemeliharaan sapi pedaging di

Dusun Getasan adalah 3,5 bulan, dengan umur rata-rata pembelian sapi adalah 12,9

bulan rata-rata penjualan sapi di umur 16,4 bulan. Umur yang dibeli oleh peternak

sapi pedaging rata-rata adalah Rp 12.366.677 dengan setelah dipelihara selama 3,5

bulan adalah Rp 17.0666.667. Maka dalam pemeliharaan selam 3,5 bulan ini laba

kotor dari peternak adalah Rp 17.066.667 – Rp 12.366.667 = Rp 4.700.000.

4.1.3. Biaya Pemeliharaan Sapi

Proses pemeliharaan sapi tidaklah semudah yang dibayangkan. Sapi

memerlukan ketlatenan dan biaya pemeliharaannya. Biaya pemeliharaan ini yaitu:

Page 8: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

34

1. Biaya makan sapi

Sapi adalah hewan herbivore, karena itu sapi biasanya diberikan makan

rumput. Tidak jarang rumput ini diganti dengan sampah sayuran seperti kol, sawi, dll.

Di jaman modern ini, mendapatkan rumput akan memakan banyak waktu dan tenaga.

Untuk itu, peternak sapi tidak hanya memberikan rumput saja untuk maka sapinya

dan mengantinya dengan bekatul/ kosentrat. Di samping itu, bekatul/ kosentrat lebih

berperan dalam pertumbuhan sapi. Harga bekatul/kosentrat sekarang kurang lebih

adalah Rp 2500 per kilogram.

Dalam praktek pemeliharaan sapi, peternak akan memberikan

bekatul/kosentrat sekitar 3-7 kg per sapi per hari. Dan rumput setengah bongkok

(bahasa orang Getasan yang berarti ikat). Daftar kebutuhan makan sapi, ditunjukan

oleh table 4.4 di lampiran.

Table 4.4 menunjukan bahwa biaya bekatul/kosentrat satu sapi dalam satu

bulan di Dusun Getasan adalah Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) dan biaya rumput

satu sapi dalam satu bulan adalah Rp 50.000 (lima puluh ribu rupiah). t= Rp 350.000

(tiga ratus lima puluh ribu rupiah).

2. Biaya Tenaga Kerja

Dalam pemeliharaan sapi, dibutuhkan tenaga kerja untuk memberikan makan,

minum dan membersihkan kandang sapi. Tenaga kerja ini memang tidak selamanya

harus pegawai, karena pada kenyataannya peternak sapi kecil mengunakan tenaga

kerja dirinya sendiri. Dari hal tersebut, tenaga kerja tetap harus diperhitungkan,

walaupun pemilik peternakan mengunakan tenaga kerja dirinya sendiri. Tabel biaya

tenaga kerja terdapat di lampiran tabel 4.5.

Dari hasil wawancara di Dusun Getasan yang ditunjukan pada table 4.5, 17

responden dari 36 mengunakan tenaga kerja orang lain untuk pemeliharaan sapinya.

17 responden ini digunakan sebagai acuhan untuk menghitung rata-rata biaya tenaga

kerja yang dibutuhkan dalam pemeliharaan sapi pedaging. Sehingga rata-rata biaya

Page 9: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

35

tenaga kerja yang dibutuhkan 1 sapi untuk satu bulan adalah Rp 108.631 (seratus

delapan ribu enam ratus tiga puluh satu rupiah).

3. Biaya Kandang

Kandang merupakan tempat yang digunakan untuk pemeliharaan sapi. Untuk

itu, biaya pembuatan dan masa manfaat kandang tersebut merupakan biaya dalam

pemeliharaan sapi. Biaya kandang terdapat pada lampiran tabel 4.6

Dari responden yang di wawancara maka dapat di rata-rata bahwa Rp 22.955

(dua puluh dua ribu Sembilan ratus lima puluh lima rupiah)satu sapi per bulan.

4. Biaya Lain-lain

Pemeliharaan sapi tidak hanya memberikannya makan yang cukup, tenaga

kerja dan tempat pemeliharaan sapi atau kandang saja, namun memerlukan jaminan

kesehatan agar sapi tetap sehat dan menghasilkan daging yang berkualitas. Vaksin ini

dilakukan saat pembelian sapi saja. Dari hal tersebut maka setiap sapi yang dibeli

harus di vaksin supaya terhindar dari penyakit. Tabel 4.7 menunjukan kebutuhan

vaksin yang merupakan biaya pemeliharaan sapi.

Page 10: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

36

4.2.Pembahasan

Dari temuan yang ada, maka diketahui bahwa rata-rata pembelian sapi

pedaging adalah Rp 12.366.667. Pemeliharaan saat ini yang dilakukan peternak sapi

pedaging adalah 3,5 tahun maka harganya menjadi Rp 17.066.667. Maka laba

Kotornya adalah Rp 12.366.667 – Rp 17.066.667 = Rp 4.700.000.

Biaya pemeliharaan sapi yang meliputi biaya makan, biaya tenaga kerja dan

biaya kandang. Jumlah biaya tersebut adalah Rp 481.586 (empat ratus delapan pulih

satu ribu lima ratus delapan pulih enam rupiah, yang ditunjukan oleh table 4.7. serta

ditambah oleh biaya lain-lain, yaitu biaya saat sapi dibeli yaitu Rp 20.000. Pemberian

makan rumput yang menggunakan tenaga kerja sendiri juga menghemat Rp.50.000,-

jika mereka mencari rumput-rumput yang berada di sekitar ladang mereka atau milik

tetangga yang tidak di kenakan biaya jika mencari di sana.

Tabel 4.8 Total Biaya Pemeliharaan Sapi

Maca-macam Biaya Jumlah biaya

Biaya Makan Rp 350,000

Biaya Tenaga Kerja Rp 108,631

Biaya Kandang Rp 22,955

Total Biaya Rp 481,586

Sumber : Data Primer Penelitian

Sehingga dapat diperkirakan bahwa laba bersih selama pemeliharaan (3,5

bulan) saat ini dari setiap sapi adalah Rp 4.700.000 – (3,5 x Rp 481.586) – Rp 20.000

= Rp 2.994.449 (dua juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu empat ratus

empat puluh sembilan rupiah).

Bisnis sapi pedaging ini memang mempunyai laba yang cukup besar, namun

belum tentu layak untuk dijadikan bisnis keseharian. Maka harus dihitung tingkat

kelayakannya melalui perhitungan berikut:

Page 11: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

37

4.2.1 Payback Period (PP)

Dengan analisis ini maka diperimbangkan pengembalian pada saat investasi

ini. Pengembalian ini berarti memperhitungkan modal yang dibutuhkan untuk

pemeliharaan sapi hingga sekarang dengan jangka pengembalian. Modal

pemeliharaan sapi sendiri adalah harga beli + biaya makan + biaya tenaga kerja +

biaya kandang + biaya lain-lain. Maka jumlahnya adalah Rp 12.366.667 + (Rp

350.000x 3,5) + (Rp 108.631 x 3) + (Rp 22.955 x 3) + Rp 20.000 = Rp 14.072.218

(empat belas juta tujuh puluh dua ribu dua ratus delapan belas rupiah).

Perhitungan Payback Period adalah modal pemeliharaan dibagi dengan

pemeliharaan sampai sekarang yaitu 3,5 bulan yaitu Rp 14.072.218 : 3,5 = Rp

4.020.634 (empat juta dua puluh ribu enam ratus tiga puluh empat rupiah). Dengan

perhitungan sebagai:

Tabel 4.9 Perhitungan Payback Period

Jangka Waktu Pengembalian

1 Rp 4,020,634

2 Rp 4,020,634

3 Rp 4,020,634

3.5 Rp 2,010,316

Total Pengembalian Rp 14,072,218

Sumber: Data Primer penelitian

Tabel diatas menunjukan bahwa total pengenbalian adalah tetap yaitu Rp

14.072.218, sedangkan total pengembalian untuk usaha perternakan sapi pedaging

adalah Rp 17.066.667. Sehingga bisnis perternakan sapi pedaging ini dinyatakan

layak, karena terdapat kelebihan pembayaran sejumlah Rp 17.066.667 – Rp

14.072.218 = Rp 2.994.449 (dua juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu empat

ratus empat puluh sembilan rupiah). Payback Period 14.029.218 : 17.0667.667 x 3,5

bulan =kurang lebih 86 hari atau sekitar 2 bulan 3 minggu.

Page 12: BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4901/5/T1_162007051_BAB IV.pdf · DESA PEMILIK TERNAK SAPI POTONG SAPI PERAH Kopeng

38

4.2.3. Average Rate of Return (ARR)

Tingkat pengembalian investasi yang di hitung dengan mengambil arus kas

masuk total selama kehidupan investasi dan membaginya dengan jumlah tahun dalam

kehidupan investasi.

ARR dapat di hitung dengan menggunakan rumus:

Rata-rata EAT:Rata-rata Investasi x 100%

4.248.414 : 12.336.667 x 100% = 34 %

Jika kurang dari 0% tidak layak karena rugi, jika 0% maka titik impas.Karena ini

sudah 34 % maka sudah bisa di katakan layak.