bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran …repository.unika.ac.id/13369/5/12.30.0039 njiauw, rachel...
TRANSCRIPT
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Rachel Bakery and Cookies adalah home industry yang bergerak di bidang
bakery, didirikan pada tahun 2007 oleh Ibu Etty Wijaya. Tempat produksi Rachel
Bakery and Cookies menjadi satu dengan rumah tangga dan toko sembako yaitu
berada di Jalan Taman Suryo Kusumo 1 no. 1, Tlogosari, Semarang. Ibu Etty
Wijaya dibantu dengan suami dan 5 orang karyawan memproduksi kue kering
setiap harinya serta kue basah untuk hari-hari tertentu atau berdasarkan pesanan.
Rachel Bakery and Cookies diproduksi tanpa menggunakan pengawet dan
bahan pemanis buatan dan dinyatakan layak untuk diedarkan di pasaran dengan
nomor P.IRT 2063374011761. Roti kering yang dijual berjumlah sekitar 45
macam produk dan roti basah berjumlah 15 macam. Target pasar Rachel Bakery
and Cookies yaitu menengah keatas dan kebawah dengan produk yang dijual
mulai dari Rp 45.000 - Rp 100.000 (tergantung jenis roti kering).
Untuk memproduksi kue kering (terutama menjelang Hari Raya Lebaran),
Rachel Bakery and Cookies sudah mulai diproduksi 2 bulan sebelum Hari Raya
tiba. Sedangkan untuk pemasaran dan penjualan, Rachel Bakery and Cookies juga
dapat melayani denga sistem online mengikuti perkembangan teknologi saat ini.
35
Gambar 4.1
Struktur Perusahaan
4.2 Gambaran Umum Responden
Data dari penelitian ini didapatkan dari empat responden dengan jabatan
dan pembagian tugas yang berbeda-beda, sehingga penilaian didapatkan dari
berbagai sudut pandang. Empat responden tersebut adalah :
1. Ibu Etty Wijaya sebagai pemilik
Beliau merupakan pemilik sekaligus orang yang berperan besar dalam Rachel
Bakery and Cookies karena beliau yang menciptakan resep-resep kue kering,
mengurus keuangan, serta menyeleksi langsung karyawan yang akan bekerja
membantu proses produksi.
Direktur
Kepala Pemasaran
Kepala Operasional
Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan
36
2. Bapak David Haryanto sebagai kepala pemasaran
Beliau merupakan suami dari Ibu Etty Wijaya dan bertanggung jawab di
bagian pemasaran produk Rachel Bakery and Cookies, pengiriman, packing,
penyimpanan serta proses transaksi jual beli.
3. Ibu Novi sebagai kepala produksi
Beliau sudah ikut bekerja selama kurang lebih 5 tahun sehingga dipercaya oleh
pemilik untuk mengawasi dan berperan utama dalam proses produksi. Beliau
juga bertugas untuk menngajari/ training karyawan baru, mengecek stok bahan
baku dan melaporkan bila ada produk cacat.
4. Konsumen sejumlah 10 orang
Konsumen dipilih berdasarkan frekuensi membeli sejumlah minimal 2 kali
dalam 2 bulan. Gambaran umum konsumen dalam penelitian ini yaitu :
4.2.1 Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, gambaran umum konsumen adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2.1
Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. Pria 5 50%
2. Wanita 5 50%
Jumlah 10 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2016
37
Dari dua kategori jenis kelamin, konsumen pria dan wanita sama banyaknya
yaitu masing-masing 50% (5 orang).
4.2.2 Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Frekuensi Membeli
Berdasarkan frekuensi membeli, gambaran umum konsumen adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.2.2
Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Frekuensi Membeli
No. Keterangan Jumlah Persentase
1. 2 kali dalam 2 bulan 3 30%
2. 3 kali dalam 2 bulan 3 30%
3. 4 kali dalam 2 bulan 1 10%
4. 5 kali dalam 2 bulan 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Dari empat kategori frekuensi membeli, konsumen yang melakukan pembelian
sejumlah 2 kali, 3 kali dan 5 kali dalam 2 bulan memiliki presentase yang sama
yaitu masing-masing 30% (3 orang) dan sejumlah 4 kali dalam 2 bulan
sejumlah 10% (1 orang).
38
4.3 Variabel SWOT
Variabel SWOT pada definisi operasional didapatkan dari hasil wawancara
dengan pihak internal Rachel bakery and Cookies dan jawaban responden
terhadap kuesioner yang telah diberikan sebelumnya. Dari hasil wawancara
terhadap pihak internal, diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Rachel
Bakery and Cookies serta peluang yang ada dan ancaman yang mungkin akan
dihadapi oleh Rachel Bakery and Cookies.
Variabel SWOT Rachel Bakery and Cookies sebagai berikut :
1. Kekuatan (strength)
a. Variasi Produk
Pihak internal menyatakan bahwa variasi produk Rachel Bakery and
Cookies cukup banyak yaitu sekitar 45 macam roti kering dengan bentuk
dan rasa yang beragam. Jenis semprit, nastar (keju, nanas, strawberry),
kastengel (keju, greentea), putri salju (kacang mete), sagu (pandan, keju,
moka) dan lain-lain.
b. Kemasan / packaging yang menarik
Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies dikemas
rapi dalam toples sehingga roti kering tidak mudah pecah/ hancur saat
pengiriman. Kamasan/ packaging juga berbeda-beda setiap tahunnya dan
tentunya disesuaikan dengan tema Hari Raya seperti Lebaran, Natal,
Imlek, dll.
c. Tanpa bahan pengawet
Pihak internal menyatakan bahwa di era saat ini banyak sekali masyarakat
yang mulai peduli dengan kesehatan. Makanan yang tanpa bahan kimia
39
dan tanpa bahan pengawet sering menjadi incaran masyarakat karena lebih
aman dikonsumsi. Rachel Bakery and Cookies memproduksi dengan
100% gula murni dan tanpa bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi
jangka panjang. Walaupun tanpa bahan pengawet namun produk dapat
bertahan hingga 6 bulan.
d. Pengiriman gratis dan potongan harga
Pihak internal menyatakan bahwa konsumen berhak mendapatkan
pelayanan yang baik berupa pengiriman gratis dan potongan harga untuk
pembelian dalam jumlah tertentu. Pengiriman dalam kota Semarang dapat
diantar sampai ke tempat tujuan, sedangkan untuk luar kota dan luar pulau
akan memanfaatkan jasa kurir seperti JNE, TIKI, dll.
2. Kelemahan (weakness)
a. Kurangnya tenaga kerja yang terampil
Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies kekurangan
tenaga kerja yang terampil dalam membuat roti. Hal ini berdampak pada
penurunan kualitas produk yang dihasilkan (karyawan tidak terampil
dalam mencetak roti sehingga bentuknya tidak baik atau menata roti
sembarangan sehingga mudah sekali hancur) dan juga berdampak pada
penurunan jumlah produk yang dihasilkan.
b. Mesin produksi masih sederhana
Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies masih
mengandalkan mesin seadanya (mesin sederhana) sekedar untuk
mengaduk adonan dan mencetak 1 bentuk kue saja. Sebagain besar proses
produksi menggunakan tenaga manusia yang terbatas.
40
c. Ruang penyimpanan sempit
Pihak internal menyatakan bahwa ruang penyimpanan masih menjadi satu
dengan rumah tangga, sedangkan ruang produksi berada di garasi rumah.
Hal ini menyulitkan proses penyimpanan dimana roti kering membutuhkan
tempat yang cukup luas dan kering agar roti kering bisa terjaga kualitasnya
dengan baik.
3. Peluang (opportunity)
a. Transaksi jual beli online, pemasaran lebih luas
Pihak internal menyatakan bahwa sejak tahun 2015, Rachel Bakery and
Cookies ikut serta dalam perkembangan teknologi yaitu dengan
melakukan pemasaran via online (Tokopedia, Lazada, Shopee, Facebook,
Instagram) sehingga bisa menjangkau wilayah yang lebih luas lagi yaitu ke
luar Kota Semarang dan luar Pulau Jawa.
b. Kemajuan teknologi (mesin modern) membantu proses produksi
Pihak internal menyatakan banyak mesin yang dapat membantu proses
produksi seperti contohnya alat pencetak kue yang lebih inovatif sehingga
bisa menghasilkan bentuk kue yang lebih menarik lagi dan tidak perlu
repot lagi mencetak kue dengan tangan. Hal ini sangat membantu apabila
ada pesanan dalam jumlah banyak karena dapat menghemat waktu dan
tenaga.
41
c. Hubungan baik dengan pemasok
Pihak internal menyatakan Rachel Bakery and Cookies bekerjasama
dengan Harmony Mart dan juga PT. MSS (Mitra Sukses Sejati) Semarang
sebagai pemasok bahan baku utama. Harmony Mart tekadang mengadakan
promo harga untuk bahan baku tertentu. Sedangkan untuk PT MSS (Mitra
Sukses Sejati), disediakan jasa layanan antar gratis sampai ke rumah
produksi Rachel Bakery and Cookies dan metode pembayaran yang
diterapkan yaitu kredit/dicicil.
4. Ancaman (threats)
a. Pesaing dengan harga yang lebih murah
Pihak internal menyatakan banyak pesaing dengan harga yang lebih murah
bermunculan di pasaran. Hal ini menjadi ancaman Rachel Bakery and
Cookies karena masyarakat tentunya lebih tertarik kepada produk dengan
harga yang lebih murah walau kadang kualitasnya tidak sebanding dengan
harga murah tersebut.
b. Pesaing dengan produk yang lebih inovatif
Pihak internal menyatakan munculnya produk inovatif membuat Rachel
Bakery and Cookies harus semakin berpikir maju untuk bisa menghasilkan
produk yang inovatif dan menarik konsumen sehingga mampu bersaing
dengan produk baru tersebut dan tetap bertahan dalam pasar.
42
c. Kenaikan harga bahan baku
Pihak internal menyatakan bahwa walaupun bahan baku cukup mudah
didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau dari kedua pemasok yang
sudah berlangganan, namun tetap saja kita tidak bisa menghindar dari
kenaikan harga bahan baku yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Telebih lagi
menjelang hari raya (khususnya Lebaran), bahan baku akan semakin
langka dan harga akan melambung tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada
biaya operasional Rachel Bakery and Cookies yang juga mengalami
kenaikan.
43
4.4 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Berikut adalah hasil perhitungan matriks IFE yang datanya diperoleh dari
pendapat ketiga pihak internal Rachel Bakery and Cookies.
Tabel 4.4
Matriks IFE
IFE
STRENGTH BOBOT PERINGKAT BOBOT x
PERINGKAT
1 Variasi produk (45 macam roti kering) 0,33 3,33 1,10
2 Kemasan / packaging yang menarik 0,15 3,33 0,50
3 Tanpa bahan pengawet 0,17 2,33 0,40
4 Pengiriman gratis dan potongan harga 0,07 1,67 0,12
WEAKNESS
1 Kurangnya tenaga kerja yang terampil 0,10 1,33 0,13
2 Mesin produksi masih sederhana 0,10 1,33 0,13
3 Ruang penyimpanan sempit/terbatas 0,8 1,67 0,13
TOTAL 1,0 2,51
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Dalam matriks IFE ini penentuan bobot dan peringkat ditentukan oleh pihak internal
Rachel Bakery and Cookies, yaitu :
1. Ibu Etty Wijaya, sebagai pemilik
2. Ibu Novi, sebagai kepala operasional
3. Bapak David Haryanto, sebagai kepala pemasaran
44
Bobot adalah indikasi signifikasi relatif dari suatu variabel terhadap
kesuksesan perusahaan dan peringkat adalah ukuran efektivitas strategi
perusahaan saai ini. Dari tabel 4.4, dapat dketahui bahwa kekuatan utama
Rachel Bakery and Cookies adalah variasi produk (bobot = 0,33 atau 33%).
Rachel Bakery and Cookies memiliki 45 jenis roti kering dan 15 jenis roti
basah. Kekuatan selanjutnya yaitu tanpa bahan pengawet (bobot = 0,17 atau
17%).
Dalam matriks IFE diketahui bahwa ada tiga kelemahan dalam Rachel Bakery
and Cookies yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan tekun dalam
memproduksi roti kering yang sama bobotnya dengan kelemahan yang kedua
yaitu mesin produksi masih sederhana (bobot = 0,10 atau 10%). Kelemahan
yang ketiga yaitu ruang penyimpanan yang sempit/ terbatas (bobot = 0,8 atau
8%).
Untuk pengambilan strategi, variasi produk dan kemasan yang menarik
mendapat peringkat pertama (peringkat = 3,33). Hal ini menunjukkan bahwa
variasi produk dan kemasan yang menarik menjadi kekuatan utama Rachel
Bakery and Cookies. Disusul dengan tanpa bahan pengawet (peringkat = 2,33)
membuat Rachel Bakery and Cookies tetap diminati konsumen terutama yang
sangat memperhatikan kesehatan. Dalam faktor kelemahan, ruang
penyimpanan yang sempit (peringkat = 1,67) menjadi penghalang utama dalam
proses produksi. Sedangkan untuk kelemahan lain dengan peringkat yang sama
(peringkat = 1,33) yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan mesin
produksi masih sederhana.
45
4.5 Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Berikut adalah hasil perhitungan matriks EFE yang datanya diperoleh dari
pendapat ketiga pihak internal Rachel Bakery and Cookies.
Tabel 4.5
Matriks EFE
Sumber : data primer yang diolah, 2016
EFE
OPPORTUNITY BOBOT PERINGKAT BOBOT x
PERINGKAT
1 Transaksi jual beli online, pemasaran lebih
luas
0,25 3,33 0,83
2 Kemajuan teknologi (mesin modern)
membantu proses produksi
0,16 2,67 0,44
3 Hubungan baik dengan pemasok bahan
baku
0,20 2,67 0,53
THREAT
1 Pesaing dengan harga yang lebih murah 0,16 3 0,50
2 Pesaing dengan produk yang lebih menarik
dan inovatif
0,11 2,33 0,27
3 Kenaikan harga bahan baku produksi 0,10 2,33 0,23
TOTAL 1,0 2,81
46
Tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh dalam matriks IFE, penentuan bobot
dan peringkat dalam matriks IFE juga ditentukan oleh pihak internal Rachel
Bakery and Cookies.
Dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa di dalam faktor peluang atau opportunity,
variabel yang berpotensi untuk mempengaruhi kondisi perusahaan kedepan adalah
transaksi jual beli online (bobot = 0,25 atau 25%) melalui media sosial sehingga
pemasaran Rachel Bakery and Cookies lebih luas dan bisa menjangkau wilayah-
wilayah lain diluar Semarang dan Pulau Jawa. Adanya kesempatan memiliki
hubungan baik dengan pemasok sehingga mendapatkan bahan baku yang mudah
dan murah (bobot = 0,20 atau 20%) yaitu bekerjasama dengan Harmony Mart dan
PT. MSS yang memberikan free delivery dan potongan harga.
Sedangkan di dalam faktor threat atau ancaman, variabel yang paling berpengaruh
adalah pesaing degan harga yang lebih murah (bobot = 0,16 atau 16%). Kemudian
yang kedua yaitu muncul pesaing dengan produk yang lebih inovatif dan menarik
(bobot = 0,11 atau 11%). Rachel Bakery and Cookies harus terus
mengembangkan inovasi produk dan up to date dengan trend yang ada agar tidak
kalah bersaing.
Untuk pengambilan strategi, transaksi jual beli online dengan memanfaatkan
media sosial mendapatkan peringkat pertama (peringkat = 3,33). Kemudian
disusul dengan kemajuan teknologi mesin yang membantu proses produksi dan
hubungan baik dengan pemasok bahan baku berada dalam peringkat yang sama
(peringkat = 2,33)
47
4.6 Matriks IE (Internal – Eksternal)
Matriks Internal Eksternal (Matriks IE) merupakan gambaran yang menunjukkan
hasil perhitungan skor matriks IFE dan EFE. Pada perhitungan tersebut didapat
skor matriks IFE yaitu 2,51 dan skor matriks EFE yaitu 2,89. Hasil tersebut
ditempatkan dalam sel matriks IE sebagai berikut.
Tabel 4.6
Matriks IE
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Pada gambar matriks IE menunjukkan bahwa posisi Rachel Bakery and Cookies
berada pada sel V yaitu posisi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain).
Menjaga dan mempertahankan kekuatan yang dimiliki Rachel Bakery and
4,0
3,0
2,0
1,0
Lemah
1,00-199
3,0 2,51
2,891
IFE
EFE
1,0 2,0
Kuat
3,00-4,00
Sedang
2,00-2,99
Rendah
1,00-199
Sedang
2,00-2,99
Tinggi
3,00-4,00
48
Cookies yaitu variasi produk yang beragam, kemasan yang menarik, tanpa bahan
pengawet, pengiriman gratis dan potongan harga. Strategi yang cocok : penetrasi
pasar dan pengembangan produk. Dalam posisi ini Rachel Bakery and Cookies
perlu melakukan strategi yang berhubungan dengan penetrasi pasar yaitu
mencari pangsa pasar yang lebih besar dan melakukan pemasaran lebih baik lagi.
Pangsa pasar tidak hanya terpaku di wilayah Semarang, namun dapat merambah
keluar Kota Semarang bahkan diluar Pulau Jawa dengan pemasaran melalui media
online dan pengiriman menggunakan jasa kurir. Strategi pengembangan produk
yaitu mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan
mengembangkan produk yang ada saat ini. Mengembangkan produk dengan cara
menambah variasi rasa cookies (greentea, red velvet, rainbow, oat, dan
sebagainya) serta mempercantik tampilan atau design kemasan dan toples.
4.7 Analisis SWOT
Alat analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan strategi yang menghasilkan 4
sel kemungkinan startegi alternatif yaitu :
a. Strategi SO (kekuatan-peluang)
b. Strategi WO (kelemahan- peluang)
c. Strategi ST (kekuatan-ancaman)
d. Strategi WT (kelemahan-ancaman)
Berikut adalah matriks SWOT Rachel Bakery and Cookies :
49
Tabel 4.7
Matriks SWOT
ANALISIS
SWOT
STRENGTH
1. Variasi produk
2. Kemasan / packaging
3. Tanpa bahan pengawet
4. Pengiriman gratis dan
potongan harga
WEAKNESS
1. Kurangnya tenaga kerja
yang terampil
2. Mesin produksi masih
sederhana
3. Ruang penyimpanan
yang sempit / terbatas
OPPORTUNITY
1. Transaksi jual beli
online
2. Kemajuan teknologi
mesin
3. Hubungan baik dengan
pemasok bahan baku
STRATEGI SO
1. Memanfaatkan media
online sebagai sarana
pemasaran yang lebih
luas lagi. (S1, S3, S4,
O1)
2. Menambah variasi rasa
(S1, O2)
STRATEGI WO
1. Menambah mesin
produksi (W1,W2,O2)
2. Melakukan sistem Pre-
Order dengan
memanfaatkan media
online (W3,O1)
THREAT
1. Pesaing dengan harga
yang lebih murah
2. Pesaing dengan produk
yang lebih inovatif
3. Kenaikan harga bahan
baku produksi
STRATEGI ST
1. Memberikan potongan
harga dan bonus produk
kepada konsumen
(S4, T1, T2)
STRATEGI WT
1. Merekrut karyawan
yang benar-benar
terampil (W1, T1)
50
Berdasarkan matriks SWOT diatas, Rachel Bakery and Cookies dapat menerapkan
beberapa strategi yaitu :
1. Strategi SO (kekuatan-peluang)
a. Memanfaatkan media online sebagai sarana pemasaran yang lebih
luas lagi
S1 : Variasi produk
S3 : Tanpa bahan pengawet
S4 : Pengiriman gratis dan potongan harga
O1 : Transaksi jual beli online
Dengan memanfaatkan media sosial (online) semua transaksi jual beli dan
juga pemasaran akan dilakukan dengan lebih mudah. Hal ini juga
membantu pemasaran lebih luas lagi sehingga produk Rachel Bakery and
Cookies lebih dikenal luas (area luar Semarang dan luar Pulau Jawa).
Dengan memasarkan produk melalui e-commerce seperti Shopee,
Tokopedia, dan Lazada yang sering mengadakan program free delivery
akan semakin membantu menarik minat konsumen Rachel Bakery and
Cookies.
b. Menambah variasi rasa
S1 : Variasi produk
O2 : Kemajuan teknologi mesin
Mengembangkan produk dengan menambah variasi rasa baru yang sedang
digemari masyarakat saat ini (greentea, red velvet, rainbow, oat, dan
sebagainya) dan menggunakan mesin yang sudah semakin canggih akan
51
membantu menghasilkan cookies dengan variasi yang semakin banyak dan
lebih menarik konsumen.
2. Strategi WO (kelemahan- peluang)
a. Menambah mesin produksi
W1 : Kurangnya tenaga kerja yang terampil
W2 : Mesin produksi masih sederhana
O2 : Kemajuan teknologi mesin
Kurangnya tenaga kerja yang terampil bisa diatasi dengan menggunakan
tenaga mesin sebagai ganti tenaga manusia. Rachel Bakery and Cookies
memerlukan mesin tambahan yang mendukung proses produksi agar
semakin efektif dan efisien dalam memenuhi pesanan.
b. Melakukan sistem Pre-Order dengan memanfaatkan media online
W3 : Ruang penyimpanan yang sempit / terbatas
O1 : Transaksi jual beli online
Memanfaatkan media online dan menerapkan sistem Pre-Order sehingga
Rachel Bakery and Cookies hanya memproduksi roti sesuai pesanan saja
sehingga tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang luas serta
mengurang penumpukan stock barang dan mengurangi jumlah produk
kadaluarsa.
52
3. Strategi ST (kekuatan-ancaman)
Memberikan potongan harga dan bonus produk kepada konsumen
S4 : Pengiriman gratis dan potongan harga
T1 : Pesaing dengan harga yang lebih murah
T2 : Pesaing dengan produk yang lebih inovatif
Konsumen sangat suka dengan diskon atau potongan harga pada suatu produk.
Untuk menghadapi ancaman pesain dengan harga yang lebih murah san dengan
produk yang lebih inovatif, Rachel Bakery and Cookies perlu memberika
potongan harga untuk membantu menarik minat konsumen dan juga
memberikan bonus produk untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Ditambah
lagi dengan fasilitas pengiriman gratis sehingga konsumen tidak perlu repot
untuk mengambil pesanan.
4. Strategi WT (kelemahan-ancaman)
Merekrut karyawan yang benar-benar terampil
W1 : Kurangnya tenaga kerja yang terampil
T3 : Pesaing dengan harga yang lebih murah
Rachel Bakery and Cookies perlu merekrut karyawan yang benar-benar
terampil dalam membuat roti dan tidak perlu untuk mempekerjakan banyak
karyawan karena tidak terlalu efektif apabila tidak semua karyawan
berpengalaman dalam hal bakery. Dengan demikian Rachel Bakery and
Cookies sudah memangkas sedikit anggaran untuk biaya produksi sehingga
bisa menjual produk dengan harga yang tidak kalah bersaing.
53
4.8 Analisis QSPM
Dari hasil analisis menggunakan matriks SWOT, ditemukan 6 strategi alternatif
yang dapat dijalankan oleh Rachel Bakery and Cookies. Keenam strategi alternatif
tersebut dapat dilihat dibawah ini :
1. Memanfaatkan media online sebagai sarana pemasaran yang lebih luas lagi
2. Menambah variasi rasa
3. Menambah mesin produksi
4. Melakukan sistem Pre-Order dengan memanfaatkan media online
5. Memberikan potongan harga dan bonus produk kepada konsumen
6. Merekrut karyawan yang benar-benar terampil
Dalam analisis QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) yang merupakan
tahapan terakhir dalam analisis strategis ini, akan ditentukan strategi yang sesuai
serta dapat dijalankan oleh perusahaan melalui urutan prioritas strategi yang
terbaik. Penentuan skor daya tarik (Attractiveness Score-AS) berdasarkan
kesepakatan pihak internal Rachel Bakery and Cookies apakah faktor-faktor utama
SWOT berpengaruh terhadap alternatif strategi dan seberapa besarkah daya tarik
alternatif strategi tersebut dengan rentang skor 1-6. Semakin tinggi skor daya tarik,
maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.
Berikut adalah matriks QSPM Rachel Bakery and Cookies :
54
Alternatif Strategi
Memanfaatkan
media online
sebagai sarana
pemasaran yang
lebih luas lagi
Menambah
variasi rasa
Menambah
mesin produksi
Melakukan
sistem Pre-
Order dengan
memanfaatkan
media online
Memberikan
potongan harga
dan bonus
kepada
konsumen
Merekrut
karyawan yang
benar-benar
terampil
Faktor-Faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Transaksi jual beli
online
2. Kemajuan teknologi
mesin
3. Hubungan baik
dengan pemasok
bahan baku
0,25
0,16
0,20
6
2
-
1,5
0,32
-
5
6
-
1,25
0,96
-
1
5
-
0,25
0,80
-
3
3
-
0,75
0,48
-
4
1
-
1,0
0,16
-
2
4
-
0,50
0,64
-
Ancaman 1. Pesaing dengan
harga yang lebih
murah
2. Pesaing dengan
produk yang lebih
inovatif
3. Kenaikan harga
bahan baku produksi
0,16
0,11
0,10
2
2
-
0,32
0,22
-
5
6
-
0,80
0,66
-
3
4
-
0,48
0,44
-
1
1
-
0,16
0,11
-
6
3
-
0,96
0,33
-
4
5
-
0,64
0,55
-
Tabel 4.8.1
Matriks QPSM
55
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Total Bobot Eksternal : 1,00
Kekuatan
1. Variasi produk
(45 jenis)
2. Kemasan /
packaging
3. Tanpa bahan
pengawet
4. Pengiriman gratis
dan potongan harga
0,33
0,15
0,17
0,07
3
-
-
5
0,99
-
-
0,35
6
-
-
2
1,98
-
-
0,14
4
-
-
3
1,32
-
-
0,21
1
-
-
1
0,33
-
-
0,07
2
-
-
6
0,66
-
-
0,42
5
-
-
4
1,65
-
-
0,28
Kelemahan
1. Kurangnya tenaga
kerja yang terampil
2. Mesin produksi
masih sederhana
3. Ruang penyimpanan
sempit/terbatas
0,10
0,10
0,8
2
2
-
0,20
0,20
-
4
4
-
0,40
0,40
-
5
6
-
0,50
0,60
-
3
3
-
0,30
0,30
-
1
1
-
0,10
0,10
6
5
-
0,60
0,50
Total Bobot Internal : 1,00
Total Keseluruhan TAS : 4,1 6,59 4,6 2,5 3,73 5,36
56
Dari hasil penghitungan dari matriks QSPM dapat diketahui alternatif strategi mana yang
terbaik bagi Rachel Bakery and Cookies. Hasil dari matriks QSPM dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.8.2
Hasil QSPM
No. Alternatif Strategi TAS Peringkat
1. Memanfaatkan media online sebagai sarana
pemasaran yang lebih luas lagi
4,1
IV
2. Menambah variasi rasa
6,59
I
3. Menambah mesin produksi
4,6
III
4.
Melakukan sistem Pre-Order dengan
memanfaatkan media online
2,5
VI
5. Memberikan potongan harga dan bonus
produk kepada konsumen
3,73
V
6. Merekrut karyawan yang benar-benar
terampil
5,36
II
Menambah variasi rasa mendapatkan peringkat tertinggi dengan total skor daya tarik
mencapai 6,59. Menambah variasi rasa (greentea, red velvet, rainbow, oat, dan
sebagainya) akan membuat konsumen tidak mudah bosan dan adanya ketertarikan untuk
melakukan pembelian secara berulang karena adanya pilihan rasa cookies yang
disediakan. Kemudian untuk alternatif strategi lainnya dengan peringkat kedua yaitu
merekrut karyawan yang benar-benar terampil dalam bidang bakery sehingga tidak
diperlukan banyak karyawan untuk bagian produksi. Kemudian dengan ditambahnya
57
mesin produksi akan semakin membantu jalannya proses produksi yang semakin cepat
dan produk yang dihasilkan akan lebih baik lagi dan hal ini akan mempermudah dalam
pemasaran melalui media online karena produk yang dijual berkualitas dan dengan harga
yang terjangkau. Membuka peluang pemasaran dengan memperluas jaringan media
online yang sedang marak di lingkungan masyarakat saat ini. Ditambah dengan adanya
potongan harga dan bonus produk akan semakin meningkatkan penjualan. Dan untuk
mengatasi masalah sempitnya ruang penyimpanan dapat diperlakukan sistem Pre-Order
dan juga dapat berfungsi untuk mengurangi produk yang expired.