bab iv gambaran umum wilayah...

56
“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang Dalam Mengurangi Beban Jalan” Laporan Akhir IV-1 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI A. Jaringan Prasarana Kereta Api Kondisi Prasarana Lintas Kereta Api pada Lokasi Studi. 1. DAOP III (Cirebon) a. Lintas Cirebon - Kroya Jumlah spoor tunggal pada masing-masing stasiun berkisar antara 3-4 unit kecuali di stasiun Sindang Laut 5 unit dan Cirebon Perujakan 9 unit. Sedangkat panjang peron di masing-masing stasiun sekitar 296 sampai 399 m kecuali di stasiun Cirebon Perujakan 412 m, stasiun Losari 428 m, dan stasiun Luwung 638 m. Untuk lebih jelasnya kondisi lintas Cirebon-Kroya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Kondisi Lintas pada DAOP III Cirebon No Stasiun Kode Letak KM Panjang Peron (meter ) Spoor Jenis Sinyal Kondisi Akses Masuk Jenis Unit 1 Luwung Lwg 228+302 638 Tunggal 4 SE Baik 2 Sindanglaut Sdw 235+432 339 Tunggal 5 SE Baik 3 Karangsuwung Krw 239+114 399 Tunggal 3 SE Baik 4 Ciledug Cld 251+019 333 Tunggal 3 SE Baik 5 Ketanggungan barat Kgb 263+781 312 Tunggal 4 SE Baik 6 Ketanggungan Kgg 267+062 382 Tunggal 3 SE Baik 7 Larangan Lra 276+247 328 Tunggal 4 SE Baik 8 Songgom Sgg 282+077 350 Tunggal 3 SE Baik 9 Berebes Bbs 160+467 377 Tunggal 4 SE Baik 10 Bulakamba Bka 171+175 328 Tunggal 3 SE Baik 11 Tanjung Tgn 181+026 296 Tunggal 3 SE Baik 12 Losari Los 188+793 428 Tunggal 4 SE Baik 13 Babakan Bbk 198+342 330 Tunggal 3 SE Baik 14 Waruduwur Wdw 212+437 336 Tunggal 3 SE Baik 15 Cirebon perujakan Cnp 222+300 412 Tunggal 9 SE Baik Sumber : DAOP III Cirebon, 2013 b. Lintas Cikampek - Cirebon Jumlah spoor ganda pada masing masing stasiun antara 3-5 unit kecuali di stasiun Pegaden Baru 7 unit, stasiun Jatibarang 8 unit dan stasiun Cirebon 8 unit. Sedangkan panjang peron di masing masing stasiun sekitar 209-352 m kecuali di stasiun Cikaum dan Haurgeulis 406 m, stasiun Bango Duwa dan Cangkring 417 m stasiun Tanjung Rasa 439 , stasiun Kali Wedi 562 m dan stasiun Cirebon 638 m. Untuk lebih jelasnya lintas Cikampek-Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut.

Upload: dotram

Post on 10-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-1

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

A. Jaringan Prasarana Kereta Api

Kondisi Prasarana Lintas Kereta Api pada Lokasi Studi.

1. DAOP III (Cirebon)

a. Lintas Cirebon - Kroya

Jumlah spoor tunggal pada masing-masing stasiun berkisar antara 3-4 unit

kecuali di stasiun Sindang Laut 5 unit dan Cirebon Perujakan 9 unit. Sedangkat

panjang peron di masing-masing stasiun sekitar 296 sampai 399 m kecuali di

stasiun Cirebon Perujakan 412 m, stasiun Losari 428 m, dan stasiun Luwung

638 m. Untuk lebih jelasnya kondisi lintas Cirebon-Kroya dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.1. Kondisi Lintas pada DAOP III Cirebon

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter )

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Luwung Lwg 228+302 638 Tunggal 4 SE Baik

2 Sindanglaut Sdw 235+432 339 Tunggal 5 SE Baik

3 Karangsuwung Krw 239+114 399 Tunggal 3 SE Baik

4 Ciledug Cld 251+019 333 Tunggal 3 SE Baik

5

Ketanggungan

barat Kgb 263+781 312 Tunggal 4 SE Baik

6 Ketanggungan Kgg 267+062 382 Tunggal 3 SE Baik

7 Larangan Lra 276+247 328 Tunggal 4 SE Baik

8 Songgom Sgg 282+077 350 Tunggal 3 SE Baik

9 Berebes Bbs 160+467 377 Tunggal 4 SE Baik

10 Bulakamba Bka 171+175 328 Tunggal 3 SE Baik

11 Tanjung Tgn 181+026 296 Tunggal 3 SE Baik

12 Losari Los 188+793 428 Tunggal 4 SE Baik

13 Babakan Bbk 198+342 330 Tunggal 3 SE Baik

14 Waruduwur Wdw 212+437 336 Tunggal 3 SE Baik

15

Cirebon

perujakan Cnp 222+300 412 Tunggal 9 SE Baik

Sumber : DAOP III Cirebon, 2013

b. Lintas Cikampek - Cirebon

Jumlah spoor ganda pada masing –masing stasiun antara 3-5 unit kecuali di

stasiun Pegaden Baru 7 unit, stasiun Jatibarang 8 unit dan stasiun Cirebon 8

unit. Sedangkan panjang peron di masing –masing stasiun sekitar 209-352 m

kecuali di stasiun Cikaum dan Haurgeulis 406 m, stasiun Bango Duwa dan

Cangkring 417 m stasiun Tanjung Rasa 439 , stasiun Kali Wedi 562 m dan

stasiun Cirebon 638 m. Untuk lebih jelasnya lintas Cikampek-Cirebon dapat

dilihat pada tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-2

Tabel 4.2. Kondisi Lintas pada DAOP III Cirebon

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjan

g

Peron

(meter

)

Spoor

Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk

Jenis

Spoor

Un

it

1 Tanjungrasa Tjs 93+100 439 Ganda 4 SE Baik

2 Pabuaran Pab 97+898 308 Ganda 4 SE Baik

3 Pringkap Pri 103+600 209 Ganda 4 SE Baik

4 Pasirbungur Pas 109+646 214 Ganda 4 SE Baik

5 Cikaum Ckm 115+406 406 Ganda 4 SE Baik

6 Pegadenbaru Pgb 124+264 - Ganda 7 SE Baik

7 Cipunegara Cra 151+564 - Ganda 5 SE Baik

8 Haurgeulis Hgl 137+961 406 Ganda 4 SE Baik

9 Cilegeh Clh 148+410 321 Ganda 3 SE Baik

10 Kadokangabus Kab 156+336 250 Ganda 4 SE Baik

11 Terisi Tis 162+366 352 Ganda 4 SE Baik

12 Telagasari Tls 170+542 334 Ganda 3 SE Baik

13 Jatibarang Jtb 179+120 336 Ganda 8 SE Baik

14 Kertasmaya Ktm 187+334 301 Ganda 4 SE Baik

15 Kaliwedi Klw 194+716 562 Ganda 4 SE Baik

16 Arjawinangun Awn 202+493 305 Ganda 5 SE Baik

17 Bangoduwa Bdw 207+493 417 Ganda 5 SE Baik

18 Cangkring Cnk 212+349 417 Ganda 4 SE Baik

19 Cirebon Cn 219+168 638 Ganda 8 SE Baik

Sumber : DAOP III Cirebon tahun 2013

2. DAOP IV Semarang

a. Lintas Semarang - Cirebon

Jumlah spoor tunggal pada masing-masing stasiun antara 1-2 unit kecuali di

stasiun Gambringan 4 unit, stasiun Semarang Tawang 5 unit, stasiun Brumbung

5 unit. Panjang peron di masing-masing stasiun sekitar 312-399 m kecuali

stasiun Semarang Gudang 638 m. Untuk lebih jelasnya lintas Semarang-

Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3. Lintas Semarang Cirebon DAOP IV Semarang

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Semarangponcol Smc - 439 Ganda 9 SE Baik

2 Jerakah Jrk 5,902' 308 Ganda 2 SE Baik

3 Mangkang Mkg 9,404 209 Ganda 3 SE Baik

4 Kaliwungu Kln 18,189 214 Ganda 3 SE Baik

5 Kalibodri Kbd 30,191 406 Ganda 4 SE Baik

6 Weleri Wlr 39,065' - - 4 SE Baik

7 Krengseng Kns 44,396' - - 2 SE Baik

8 Plabuhan Plb 54,003 406 Ganda 2 SE Baik

9 Kuripan Krp 61,333' 321 Ganda 2 SE Baik

10 Ujungnegoro Ujn 73,591 250 Ganda 2 SE Baik

11 Batang Btg 80,103' 352 Ganda 3 SE Baik

12 Pekalongan Pk 87,944 334 Ganda 17 SE Baik

13 Sragi Sri 99,202 336 Ganda 1 SE Baik

14 Comal Co 103,500 301 Ganda 3 SE Baik

15 Petarukan Pta 113,21 562 Ganda 2 SE Baik

16 Pemalang Pml 120,087 305 Ganda 4 SE Baik

17 Surodadi Sd 132,522 417 Ganda 2 SE Baik

18 Larangan Lr 142,592 417 Ganda 2 SE Baik

19 Tegal Tg 148,11 638 Ganda 10 SE Baik

Sumber : DAOP IV Semarang, 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-3

b. Lintas Semarang Gudang – Gambringan

Jumlah spoor ganda pada masing-masing stasiun berkisar antara 1-4 unit kecuali

stasiun Semarang Poncol 9 unit, stasiun Tegal 10 unit, stasiun Pekalongan 17

unit. Panjang peron di masing-masing stasiun sekitar 209-352 m kecuali stasiun

Surodadi dan Larangan 417 m, stasiun Semarang Poncol 439 m, stasiun

Petarukan 562 m, stasiun Pelabuhan 406 m dan stasiun Tegal 638 m. Untuk

lebih jelasnyaLintas Semarang Gudang-Gambringan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.4. Lintas Semarang gudang – Gambringan DAOP IV Semarang

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Semaranggudang Smg 1,32 638 Tunggal - SE Baik

2 Semarangtawang Smt 1,749 339 Tunggal 5 SE Baik

3 Alastuwa Ata 7,113 399 Tunggal 2 SE Baik

4 Brumbung Bbg 13,963 333 Tunggal 5 SE Baik

5 Tegowanu Tgw 23,39 312 Tunggal 1 SE Baik

6 Gubug Gub 30,936 382 Tunggal 2 SE Baik

7 Karangjati Kgt 44,022 328 Tunggal 2 SE Baik

8 Sedadi Sdi 52,816 350 Tunggal 2 SE Baik

9 Ngrombo Nbo 58,6 377 Tunggal 2 SE Baik

10 Gambringan Gbn 60,309 328 Tunggal 4 SE Baik

Sumber : Hasil Survey di DAOP IV Semarang Tahun 2013

c. Lintas Gundih – Surabaya pasarturi

Jumlah spoor ganda pada masing-masing stasiun berkisar antara 1-2 unit kecuali

stasiun Kradenan 3 unit, stasiun Krandublatung 4 unit, stasiun Bojonegoro 6

unit, stasiun Cepu 6 unit. Panjang peron dimasing-masing stasiun sekitar 209-

336 m kecuali stasiun Tobo 406 m, stasiun Doplang 412 m, stasiun

Panunggalan 428 m, stasiun Randublatung 439 m. Untuk lebih jelasnya lintas

Gundih- Surabaya Pasarturi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Lintas Gundih – Surabaya Pasar turi DAOP IV Semarang

No Stasiun Kode Letak KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Jambon Jbn 21,007 296 Ganda 1 SE Baik

2 Panunggalan Pnl 26,788 428 Ganda 2 SE Baik

3 Kradenan Knn 36,33 330 Ganda 3 SE Baik

4 Sulur Sl 45,523 336 Ganda 2 SE Baik

5 Doplang Dpl 52,926 412 Ganda 2 SE Baik

6 Randublatung Rbg 65,475 439 Ganda 4 SE Baik

7 Wadu Wdu 76,939' 308 Ganda 2 SE Baik

8 Kapuan Kpa 83,187 209 Ganda 1 SE Baik

9 Cepu Cu 88,713 214 Ganda 8 SE Baik

10 Tobo Tbo 96,629 406 Ganda 2 SE Baik

11 Kalitidu Kit 110,,310 - Ganda 2 - -

12 Bojonegoro Bj 124,771 - Ganda 6 - -

Sumber : DAOP IV Semarang, 2013

d. Lintas Brumbung - Solo

Jumlah spoor ganda pada masing-masing stasiun berkisar antara 1-2 unit kecuali

stasiun Kedung 6 unit, stasiun Gundih 6 unit. Panjang peron di masing-masing

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-4

stasiun antara 321-352 m kecuali stasiun Ambarawa 526 m. Untuk lebih

jelasnya kondisi intas Brumbung-Solo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Lintas Brumbung - Solo DAOP IV Semarang

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it 1 Tanggung Tgg 24,695 - Ganda - SE Baik

2 Kedungjati Kej 34,131 321 Ganda 6 SE Baik

3 Padas Pds 38,612 - Ganda - SE Baik

4 Telawa Tw 47,717 352 Ganda 1 SE Baik

5 Karangsono Kso 56,169 334 Ganda 2 SE Baik

6 Gundih Gd 65,857 336 Ganda 6 SE Baik

7 Bedono Bdn 74,33 - Ganda - SE Baik

8 Ambarawa Abr 83,441 562 Ganda 2 SE Baik

9 Tuntang Ttg - - Ganda - SE Baik

Sumber :DAOP IV Semarang, 2013

3. DAOP V Purwokerto a. Lintasan Prupuk - Tegal

Jumlah spoor tunggal di stasiun yang ada rata-rata 3 unit kecuali di stasiun

Tegal dan Prupuk masing-masing 6 unit. Panjang peron di stasiun lintasan

Prupuk-Tegal berkisar 209 - 439 m. Panjang peron terpendek di stasiun

Balapulang 209 meter, sedangkan yang terpanjang terletak di stasiun Tegal

439 meter.

Pada lintas ini terdapat akses masuk dalam kondisi baik dan mempunyai jenis

persinyalan dengan model sinyal elektrik. Secara singkat kondisi lintas Prupuk-

Tegal dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7. Lintas Prupuk - Tegal DAOP V Purwokerto

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor

Jenis Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Tegal Tg - 439 Tunggal 6 SE Baik

2 Slawi Slw 13+520 308 Tunggal 3 SE Baik

3 Balapulang Blp 23+100 209 Tunggal 3 SE Baik

4 Margasari Mgs 32+500 214 Tunggal 3 SE Baik

5 Prupuk Ppk 38+500 406 Tunggal 6 SE Baik

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

b. Lintasan Prupuk - Kroya

Jumlah spoor tunggal berkisar mulai dari 2 unit di stasiun Randegan, 3 unit di

stasiun Kebasen, Notog, Karanggandul, Patuguran, 4 unit di stasiun

Linggapura, Bumiayu, Kretek, dan Karangsari, 5 unit di stasiun Purwokerto, 6

unit di stasiun Prupuk, dan 9 unit di stasiun Kroya. Panjang peron berkisar

antara 205 m – 638 m, dengan panjang terkecil 205m di stasiun Bumiayu, dan

panjang terbesar 638 meter di stasiun Kroya.

Pada lintas ini terdapat akses masuk dalam kondisi baik dan mempunyai jenis

persinyalan dengan model sinyal elektrik. Secara singkat kondisi lintas Prupuk-

Tegal dapat dilihat pada tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-5

Tabel 4.8. Lintas Prupuk - Kroya DAOP V Purwokerto

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

( meter )

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Prupuk Ppk 293+937 406 Ganda 6 SE Baik

2 Linggapura Lg 304+709 321 Ganda 4 SE Baik

3 Bumiayu Bma 312+56 250 Ganda 4 SE Baik

4 Kretek Krt 319+338 352 Ganda 4 SE Baik

5 Patuguran Pat 325+474 334 Ganda 3 SE Baik

6 Karangsari Krr 336+168 336 Ganda 4 SE Baik

7 Karanggandul Kgd 343+928 301 Ganda 3 SE Baik

8 Purwokerto Pwt 349+995 562 Ganda 5 SE Baik

9 Notog Ntg 358+378 305 Ganda 3 SE Baik

10 Kebasen Kbs 364+057 417 Ganda 3 SE Baik

11 Randegan Rdg 368+828 417 Ganda 2 SE Baik

12 Kroya Kya 377+122 638 Ganda 9 SE Baik

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

c. Lintasan Kroya – Maos – Cilacap

Jumlah spoor tunggal pada lintasan ini hanya ada pada stasiun Maos yang

berjumlah 5 unit serta panjang peron 416 meter. Pada lintas ini terdapat akses

masuk dalam kondisi baik dan mempunyai jenis persinyalan model sinyal

elektrik yang berada di stasiun Maos dan sinyal mekanik terdapat di stasiun

Karangtalun dan Cilacap. Secara singkat kondisi lintas Kroya-Maos-Cilacap

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9. Lintas Kroya – Maos – Cilacap DAOP V Purwokerto

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Maos Ma 390,078 416 Tunggal 5 SE Baik

2 Karangtalun Krl 3.035 - Tunggal - SE Baik

3 Cilacap Cp 20.755 - Tunggal - SE -

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

d. Lintasan Kroya – Kutoarjo

Jumlah spoor tunggal bervariasi mulai dari 2 unit, 3 unit, 4 unit kecuali di

stasiun Kutoarjo mempunyai 8 unit dan stasiun Kroya mempunyai 9 unit spoor

tunggal. Panjang peron di stasiun berkisar antara 296 m – 638 m dengan

panjangn peron terkecil berada di stasiun Wonosari 296 meter, dan panjang

peron terbesar berada di stasiun Kroya 638 meter. Pada lintas ini terdapat akses

masuk dalam kondisi baik dan mempunyai jenis persinyalan dengan model

sinyal elektrik. Kondisi lintas Kroya-Kutuarjo secara singkat dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.10. Lintas Kroya – Kutoarjo DAOP V Purwokerto

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjan

g Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Kroya Kya 402.775 638 Ganda 9 SE Baik

2 Kemranjen Kj 409.602 339 Ganda 3 SE Baik

3 Sumpiuh Sph 414.000 399 Ganda 3 SE Baik

4 Tambak Tbk 420.102 333 Ganda 3 SE Baik

5 Ijo Ij 424,484 312 Ganda 2 SE Baik

6 Gombong Gb 431.265 382 Ganda 4 SE Baik

7 Karanganyar Ka 438.954 328 Ganda 3 SE Baik

8 Sruweng Srw 443.032 350 Ganda 2 SE Baik

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-6

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjan

g Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

9 Soka Soa 447.916 377 Ganda 3 SE Baik

10 Kebumen Km 450.735 328 Ganda 4 SE Baik

11 Wonosari Wns 455.420 296 Ganda 2 SE Baik

12 Kutowinangun Ktw 459.725 428 Ganda 3 SE Baik

13 Prembun Pb 466.815 330 Ganda 3 SE Baik

14 Butuh Bth 473.460 336 Ganda 2 SE Baik

15 Kutoarjo Kta 478+845 412 Ganda 8 SE Baik

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

e. Lintasan Maos – Banjar

Jumlah spoor tunggal di stasiun yang ada rata-rata 3 unit kecuali pada stasiun

Sidareja mempunyai 4 unit spoor tunggal. Panjang peron pada lintasan ini

berkisar 262 m–429 m, dengan panjang peron terpendek berada di stasiun

Sikampuh, sedangkan yang terpanjang berada di stasiun Jeruk legi. Pada lintas

ini terdapat akses masuk dalam kondisi baik dan mempunyai jenis persinyalan

dengan model sinyal elektrik. Secara singkat kondisi lintas Maos-Banjar dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11. Lintas Maos – Banjar DAOP V Purwokerto

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Sikampuh Skp 396.496 262 Tunggal 3 SE Baik

2 Jeruklegi Jrl 376.471 429 Tunggal 3 SE Baik

3 Kawunganten Kwg 363.471 346 Tunggal 3 SE Baik

4 Gandrungmangun Gdn 354.041 416 Tunggal 3 SE Baik

5 Sidareja Sdr 345.645 309 Tunggal 4 SE Baik

6 Kasugihan Kgh 388.355 316 Tunggal 3 SE Baik

7 Lebeng Lbg 383.153 323 Tunggal 3 SE Baik

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

4. DAOP VI Yogyakarta

a. Lintas Kutoarjo – Yogyakarta

Akses masuk pada lintas ini dalam kondisi baik, persinyalan di gunakan jenis

sinyal elektrik, kecuali pada stasiun Yogyakarta menggunakan sinyal jenis

Entran – Exit (NX). Jumlah spoor ganda pada lintas ini berjumlah 31 buah,

dengan panjang peron pada lintas ini 383 – 603 meter di lihat dari yang terkecil

jenar sampai dengan terbesar Wojo. Secara singkat kondisi lintas Kutuarjo-

Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12. Kondisi Kutoarjo – Yogyakarta DAOP VI Yogyakarta

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

( meter )

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Kutoarjo Kta 470+815 - Ganda - SE Baik

2 Jenar Jn 492+443 453 Ganda 4 SE Baik

3 Wojo Wj 500+836 603 Ganda 3 SE Baik

4 Wates Wt 514+488 588 Ganda 4 SE Baik

5 Sentolo Stl 524+633 438 Ganda 4 SE Baik

6 Rewulu Rwl 533+674 485 Ganda 4 SE Baik

7 Patukan Ptn 538+253 383 Ganda 4 SE Baik

8 Yogyakarta Yk 542+494 389 Ganda 8 NX ) Baik

Sumber : DAOP VI Yogyakarta, 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-7

b. Lintas Lempuyangan – Solo Balapan

Akses masuk di semua tasiun pada lintasan ini dalam kondisi baik, untuk jenis

sinyal yang di gunakan pada stasiun Lempuyangan menggunakan sinyal jenis

Elektrik, sedangkan lintas stasiun dari Maguwo sampai dengan Purwosari

menggunkan sinyal jenis mekanik, dan stasiun Solobalapan menggunakan sinyal

jenis Entran–Exit (NX). Jumlah spoor ganda pada lintas ini 56 buah dengan

panjang peraon dari yang terkecil hingga terbesar yakni 154 – 740 meter. Secara

singkat kondisi lintas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13. Kondisi Lempuyangan– Solo Balapan DAOP VI Yogyakarta

No Stasiun Kode Letak KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Lempuyangan Lpn 165+774 497 Ganda 6 SE Baik

2 Maguwo Mgw 158+975 154 Ganda 4 SE Baik

3 Brambanan Bbn 151+070 688 Ganda 4 SE Baik

4 Srowot Swt 145++220 643 Ganda 4 SE Baik

5 Klaten Kt 138+482 740 Ganda 6 SE Baik

6 Ceper Ce 129+200 625 Ganda 5 SE Baik

7 Delanggu Dl 122+932 543 Ganda 4 SE Baik

8 Gawok Gw 117+389 625 Ganda 5 SE Baik

9 Purwosari Pws 110+750 456 Ganda 8 SE Baik

10 Solobalapan Slo 107+814 364 Ganda 10 (NX) Baik

Sumber : DAOP VI Yogyakarta

c. Lintas Solojebres – Walikukun

Akses masuk di semua stasiun pada lintas ini dalam kondisi baik, persinyalan

yang digunakan pada semua stasiun pada lintas tersebut menggunakan sinyal

jenis mekanik. Jumlah spoor tunggal pada lintas ini 29 buah dengan panjang

peron dari yang terkecil hingga terbesar yakni 326 – 520 meter. Salah satu

kondisi sinyal mekanik yang digunakan dilintas Solojebres Walikun yang ada

pada DAOP VI Yogyakarta dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1. Sinyal Mekanik yang masih digunakan di lintas

Solojebres Walikun

Secara singkat kondisi lintas Solojebres-Walikukun dapat dilihat pada tabel

berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-8

Tabel 4.14. Kondisi Solojebres – Walikukun DAOP VI Yogyakarta

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondis

i Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Solojebres Sk 260+634 520 Tunggal 7 (NX) Baik

2 Palur Pl 256+484 347 Tunggal 3 SM Baik

3 Kemiri Kmr 251+670 400 Tunggal 3 SM Baik

4 Masaran Msr 242+740 326 Tunggal 3 SM Baik

5 Sragen Sr 233+761 352 Tunggal 4 SM Baik

6 Kebonromo Kro 228+552 375 Tunggal 3 SM Baik

7 Kedungbanteng Kdb 222+492 368 Tunggal 3 SM Baik

8 Walikukun Wk 210+197 399 Tunggal 3 SM Baik

Sumber : DAOP VI Yogyakarta,2013

d. Lintas Solo Balapan – Gundih

Akses masuk di semua stasiun pada lintas ini dalam kondisi baik, untuk stasiun

Solobalapan menggunakan sinyal jenis Entran-Exit (NX), sedangkan lintas

stasiun Kalioso sampai dengan Gundih menggunakan sinyal jenis mekanik.

Jumlah spoor tunggal pada lintas ini 28 buah dengan panjang peron dari yang

terkecil hingga yang terbesar yakni 364 – 505 meter. Kondisi lintas Solobalapan-

Gundih dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15. Kondisi Solo Balapan – Gundih DAOP VI Yogyakarta

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Solobalapan Slo 107+814 364 Tunggal 10 SM Baik

2 Kalioso Ko 97+191 505 Tunggal 3 SM Baik

3 Salem Slm 88+867 390 Tunggal 3 SM Baik

4 Sumbulawang Sum 79+883 375 Tunggal 3 SM Baik

5 Goprak Gpk 72+130 374 Tunggal 2 SM Baik

6 Gundih Gd 65+857 460 Tunggal 7 SM Baik

Sumber : DAOP VI Yogyakarta, 2013

5. DAOP VIII Surabaya

a. Lintas Gundih – Surabaya pasarturi

Spoor tunggal Letak stasiun mulai dari km 131,272 sampai km 229,573.

Jumlah spoor di stasiun bervariasi ada yang hanya 1 buah, ada yang 2 buah dan

Lamongan 3 buah, Kandangan 4 buah, Babat 5 buah, Surabaya Pasar Turi 7

buah. Akses masuk pada semua stasiun ada, dengan kondisi baik. Jenis per

sinyalan di semua stasiun adalah sinyal elektrik (SE). Secara singkat kondisi

lintas Gundih-Surabaya pasarturi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16. Kondisi Lintas Gundih – Surabaya pasarturi DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Kapas 131+272 Kps 408 Tunggal 2 SE Baik

2 Sumberejo 139+228 Srj 470 Tunggal 2 SE Baik

3 Bowerno 151+426 Bwo 430 Tunggal 2 SE Baik

4 Babat 160+373 Bbt 618 Tunggal 5 SE Baik

5 Gembong 166+429 Geb 409 Tunggal 1 SE Baik

6 Pucuk 171+691 Pc 397 Tunggal 1 SE Baik

7 Smlaran 177+471 Slr 461 Tunggal 1 SE Baik

8 Lamongan 188+974 Lmg 461 Tunggal 3 SE Baik

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-9

No Stasiun Letak

Km

Kode Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk 9 Duduk 200+797 Dd 424 Tunggal 1 SE Baik

10 Cerme 210+564 Cme 370 Tunggal 2 SE Baik

11 Benowo 215+801 Bnw 523 Tunggal 1 SE Baik

12 Kandangan 220+940 Kda 353 Tunggal 4 SE Baik

13 Tandes 224+325 Tes 410 Tunggal 1 SE Baik

14 Surabaya

pasarturi 229+573 Sbi 416 Tunggal 7 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

b. Lintas Kandang - Kapas

Spoor tunggal Letak stasiun Indro pada km 9,7799, jumlah spoor 5 buah,ada

akses masuk dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal elektrik (SE).

Secara singkat kondisi lintas Kandang-Kapas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17. Kondisi Lintas Kandang - Kapas DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

( meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Indro 9+7799 Ido 231 Tunggal 5 Sinyal

Elektrik Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

c. Lintas Sidotopo - Kalimas

Spoor tunggal jumlah 13 buah, ada akses masuk dengan kondisi baik. Jenis

persinyalan adalah sinyal elektrik (SE). Secara singkat kondisi lintas Sidotopo-

Kalimas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.18. Kondisi Lintas Sidotopo - Kalimas DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

(meter)

Spoor

Jenis

Sinyal

Kondi

si

Akses

Masuk

Jenis

Un

it

1 Sidotopo - Sdt - Tunggal 13 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

d. Lintas Surabaya Gubeng - Benteng

Letak stasiun Benteng pada km 5,740, jumlah spoor 9 buah, jenis spoor tunggal

dan terdapat akses masuk dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal

elektrik (SE). Secara singkat kondisi lintas Surabaya Gubeng-Benteng dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.19. Kondisi Lintas Surabaya Gubeng - Benteng DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

( meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Benteng 5+740 Bet 460 Tunggal 9 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

e. Lintas Sidotopo - Kalimas

Letak stasiun Kalimas pada km 7,018, jumlah spoor 9 buah, jenis spoor

tunggal, ada akses masuk dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal

elektrik (SE). Secara singkat kondisi lintas Sidotopo – Kalimas dapat dilihat

pada tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-10

Tabel 4.20. Kondisi Lintas Sidotopo - Kalimas DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak Km Kode

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Kalimas 7+018 Klm 687 Tunggal 9 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

f. Lintas Surabaya - Solo

Spoor ganda Letak stasiun Surabaya Kota pada km 0,000, jumlah spoor 10

buah, ada akses masuk dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal

elektrik (SE). Letak stasiun Surabaya Gubeng pada km 3,454 jumlah spoor 4

buah ada akses dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal alektrik

(SE) Letak stasiun Wonokromo pada km 7,881, jumlah spoor 3 buah, ada akses

masuk dengan kondisi baik. Jenis persinyalan adalah sinyal elektrik(SE).

Secara singkat kondisi lintas Surabaya-Solo dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.21. Kondisi Lintas Surabaya – Solo DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Surabayakota - Sb 382 Ganda 10 SE Baik

2 Surabayagubeng 3+454 Sgu 599 Ganda 4 SE Baik

3 Wonokromo 7+881 Wo 561 Ganda 3 SE Baik

4 Sepanjang 24+167 Spj 712 Tunggal 3 SE Baik

5 Boharan 33+860 Bh 623 Tunggal 3 SE Baik

6 Krian 38+330 Krn 619 Tunggal 4 SE Baik

7 Kedinding 43+038 Kdn 607 Tunggal 2 SE Baik

8 Tarik 47+657 Trk 563 Tunggal 6 SE Baik

9 Mojokerto 57+358 Mr 630 Tunggal 6 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

g. Lintas Surabaya - Ponorogo

Spoor tunggal letak stasiun antara km 13,655 hingga km 31,072, jumlah

spoorada yang satu dan dua buah, kecuali Waru 3 buah dan Sidoarjo 7 buah.

Akses masuk pada semua stasiun ada dengan kondisi baik. Jenis persinyalan

adalah sinyal elektrik (SE). Secara singkat kondisi lintas Surabaya-Ponorogo

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.22. Kondisi Lintas Surabaya - Ponorogo DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Waru 13+655 Wr 497 Ganda 3 SE Baik

2 Gedangan 17+680 Gdg 497 Ganda 1 SE Baik

3 Sidoarjo 25+510 Sda 693 Ganda 7 SE Baik

4 Tanggulangin 31+072 Tga 356 Ganda 2 SE Baik

5 Porong 34+681 Pr 795 Ganda 2 SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

h. Lintas Surabaya - Kertosono

Spoor tunggal Letak stasiun antara km 0,000 hingga km 122,896, jumlah spoor

bervariasi antara satu dan dua buah, kecuali stasiun Sukorejo 3 buah, Wlingi 3

buah, Bangil dan Malang kota lama 6 buah, Malang dan Blitar 8 buah. Panjang

peron bervariasi antara 214 hingga 638 meter. Akses masuk ada dengan kondisi

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-11

yang baik. Jenis persinyalan adalah sinyal elektrik(SE). Secara singkat kondisi

lintas Surabaya-Kertosono dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.23. Kondisi Lintas Surabaya - Kertosono DAOP VIII Surabaya

No Stasiun Letak

Km Kode

Panjang

Peron

( meter )

Spoor Jenis

Sinya

l

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it 1 Bangil Bg Tunggal 6 SE Baik

2 Wonokerto 8,759 Wn 439 Tunggal 1 SE Baik

3 Sukorejo 16,971 Skj 308 Tunggal 3 SE Baik

4 Sengon 21,237 Sn 209 Tunggal 1 SE Baik

5 Lawang 31,114 Lw 214 Tunggal 2 SE Baik

6 Singosari 39,172 Sgs 406 Tunggal 2 SE Baik

7 Blimbing 44,946 Bmg Tunggal 2 SE Baik

8 Malang 49,234 Ml Tunggal 8 SE Baik

9 Malangkotalama 51,370 Mlk 406 Tunggal 6 SE Baik

10 Pakisaji 60,455 Psi 321 Tunggal 2 SE Baik

11 Kepanjen 68,102 Kpn 250 Tunggal 1 SE Baik

12 Ngebruk 75,094 Nb 352 Tunggal 1 SE Baik

13 Sumberpucung 79,447 Sbp 334 Tunggal 1 SE Baik

14 Pohgajih 87,933 Pgj 336 Tunggal SE Baik

15 Kesamben 94,363 Ksb 301 Tunggal 1 SE Baik

16 Wlingi 103669 Wg 562 Tunggal 3 SE Baik

17 Talun 107,389 Tl 305 Tunggal 2 SE Baik

18 Garum 115,673 Gr 417 Tunggal 2 SE Baik

19 Blitar 122,896 Bl 417 Tunggal 8 SE Baik

20 Tulangan 33,064 Tln 638 Tunggal SE Baik

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

6. DIVRE I Medan

a. Lintas Medan – Belawan

Stasiun yang ada di sepanjang lintas ini terletak pada 21,207 km. Dengan spoor

tunggal yang da antar 1 – 3 unit kecuali di Medan 7 unit. Jenis sinyal yang

digunakan adalah sinyal elektrik. Akses masuk masing- masing stasiun dalam

keadaan baik. Secara singkat kondisi lintas Medan-Belawan dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.24. Kondisi Lintas Medan – Belawan Divre I Medan

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

( meter)

Spoor

Jenis Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Medan Mdn - Tunggal 7 SE Baik

2 Pulubrayan Pub 4,655 Tunggal - SE Baik

3 Titipapan Tpp 10.966 Tunggal 1 SE Baik

4 Labuan Lbu 16,717 Tunggal 1 SE Baik

5 Belawan Blw 21,207 Tunggal 3 SE Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

b. Lintas Medan – Tebing tinggi

Stasiun yang ada sepanjang lintas ini terletak 2,318 km – 80,452 km. Spoor

tunggal yang ada antara 1 – 2 unit kecuali di Tebing Tinggi 5 unit. Jenis sinyal

yang digunakan adalah sinyal elektrik. Akses masuk masing-masing stasiun ada

dalam kondisi baik. Secara singkat kondisi lintas Medan-Tebing tinggi dapat

dilihat pada tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-12

Tabel 4.25. Kondisi Lintas Medan – Tebing tinggi Divre I Medan

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor

Jenis Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Medanpasar Mdp 2,318 Tunggal - SE Baik

2 Bandarkhalifah Bap 9,395 Tunggal 1 SE Baik

3 Batangkuis Btk 15,267 Tunggal 1 SE Baik

4 Araskabu Arb 22,969 Tunggal 1 SE Baik

5 Lubukpakam Lbp 29,366 Tunggal 2 SE Baik

6 Perbaungan Pba 37,790 Tunggal 2 SE Baik

7 Lidahtanah Ldt 45,104 Tunggal 1 SE Baik

8 Teukmengkudu Tke 54,540 Tunggal 1 SE Baik

9 Rampah Rph 61,850 Tunggal 1 SE Baik

10 Bamban Mmb 68,850 Tunggal 1 SE Baik

11 Rambutan Rmt 75,034 Tunggal 1 SE Baik

12 Tebingtinggi Tbi 80,542 Tunggal 5 SE Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

c. Lintas Tebing tinggi - Patangsiantar

Stasiun yang ada sepanjang lintas ini terletak antar 92,826 km – 174,422 km.

Spoor tunggal yang ada antar 1 – 2 unit kecuali Perlanaan 3 unit dan

Seibejangkar 3 unit. Jenis sinyal yang digunakan adalah sinyal elektrik. Akses

masuk masing-masing stasiun ada dan dalam dalam kondisi baik. Kondisi Lintas

Tebing tinggi – Patangsiantar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.26. Kondisi Lintas Tebing tinggi - Patangsiantar Divre I Medan

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Lauttador Ltd 92,826 Tunggal 1 SE Baik

2 Bandartinggi Bdt 98,291 Tunggal 1 SE Baik

3 Bahlias Bli 109,906 Tunggal 1 SE Baik

4 Perlanaan Pra 114,053 Tunggal 3 SE Baik

5 Limapuluh Lmp 119,615' Tunggal 1 SE Baik

6 Dusun Dsn 131,817 Tunggal 1 SE Baik

7 Seibejangkar Sbj 137,757' Tunggal 3 SE Baik

8 Bunut Buu 150,747' Tunggal 1 SE Baik

9 Kisaran Kis 153,739 Tunggal - SE Baik

10 Tanjungbalai Tnb 174,422' Tunggal 2 SE Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

d. Lintas Kisaran – Rantauprapat

Stasiun yang ada sepanjang lintas ini terletak antar 15,753 km – 113,872 km.

Spoor tunggal yang ada antar 1–2 unit, kecuali Padanghalaban 3 unit,

Rantauprapat 5 unit. Jenis sinyal yang digunakan adalah sinyal elektrik. Akses

masuk masing-masing stasiun ada dalam kondisi baik. Kondisi Lintas Kisaran –

Rantauprapat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.27. Kondisi Lintas Kisaran – Rantauprapat Divre I Medan

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Hangelo Hl 15,703' Tunggal 2 SE Baik

2 Telukdalam Tuk 19,718' Tunggal 1 SE Baik

3 Puluraja Pur 35,670' Tunggal 1 SE Baik

4 Aekloba Akb 41,168' Tunggal 1 SE Baik

5 Membangmuda Mbm 51,754' Tunggal 2 SE Baik

6 Situngir Siu 61,240' Tunggal 2 SE Baik

7 Pamingke Pme 78,452' Tunggal 2 SE Baik

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-13

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor Jenis

Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk 8 Padanghalaban Pha 88,672' Tunggal 3 SE Baik

9 Merbau Mbu 94,672' Tunggal 2 SE Baik

10 Rantauprapat Rap 113,872' Tunggal 5 SE Baik

11 Bajalinggei Bjl 22,690' Tunggal 1 SE Baik

12 Dolokmerangir Dmr 28,542' Tunggal 2 SE Baik

13 Pematangsiantar Sir 48,467' Tunggal 2 SE Baik

14 Sunggal Sun 8,984' Tunggal - SE Baik

15 Binjai Bij 20,889' Tunggal 2 SE Baik

Sumber : DIVRE I Medan, 2013

e. Lintas Binjai - Perbaungan

Stasiun yang ada sepanjang lintas ini terletak antar 14,885 km – 80,905 km.

Spoor tunggal yang ada yaitu 2 unit di Stabat dan 4 unit di Pangkalan Brandan.

Jenis sinyal yang di gunakan adalh sinyal elektrik. Akses masuk masing-masing

stasiun ada dalam kondisi baik. Kondisi Lintas Binjai – Perbaungan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.28. Kondisi Lintas Binjai - Perbaungan Divre I Medan

No Stasiun Kode Letak

KM

Panjang

Peron

(meter)

Spoor

Jenis Sinyal

Kondisi

Akses

Masuk Jenis

Un

it

1 Kualabingei Kun 14,885 Tunggal - SE Baik

2 Kualabegumit Kug 20,335' Tunggal - SE Baik

3 Stabat Sbt 22,472' Tunggal 2 SE Baik

4 Tanjungslamat Tas 32,763' Tunggal - SE Baik

5 Tanjungpura Tpu 46,'464 Tunggal - SE Baik

6 Pangkalanbrandan Pbd 65,915' Tunggal 4 SE Baik

7 Besitang Bsg 80,905 Tunggal - SE Baik

Sumber : DIVRE I Medan,2013

B. Jaringan Pelayanan Kereta Api

Kondisi Jaringan Prasarana Pelayanan Kereta Api pada Lokasi Studi

1. Cirebon ( DAOP III )

a. Panjang Rel KA di DAOP III Cirebon 29,622 km, terdiri dari type R25

sepanjang 832,670 km, type R33 sepanjang 12,39395 km, type R41/42

sepanjang 4,24935 km, type R54 sepanjang 12,14603 km. Type R33 masih

dominan 12,39395 km diikuti type R54 sepanjang 12,14603 km. Kondisi rel

semua type adalah baik.

b. Bantalan dominan dari kayu 16,55297 km sedangkan beton 13,06903 km.

Kedua jenis bantalan ini kondisinya baik.

c. Penambat elastik lebih dominan 13,06903 km sedangkan penambat kaku

16,553 km. Kedua jenis penambat ini kondisinya baik.

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan di sepanjang rel KA untuk spoor

tunggal lurus 6 m, lengkung 8 m. Untuk spoor ganda spoor raya lurus 8 m,

lengkung 10 m.

e. Rel ganda 243,895 km dengan kondisi baik.

f. Jembatan besi atau baja 2.934 km, jembatan beton 2.078 km dengan kondisi

baik.

g. Gorong-gorong beton 189 unit dengan kondisi baik.

h. Perlintasan sebidang otomatis 56 buah dengan pintu pengaman mekanik.

i. Perlintasan sebidang manual 224 buah dengan lebar rata-rata 4-5 m dengan

pintu pengaman besi atau kayu.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-14

j. Stasiun pemberangkatan barang 2 stasiun yaitu Arja Winangun dan Cirebon

Perujakan, dengan kondisi keduanya baik.

Secara singkat kondisi prasarana pelayanan di DAOP III Cirebon dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.29. Kondisi Prasarana Pelayanan di DAOP III Cirebon

Sumber : DAOP III Cirebon,2013

2. Semarang (DAOP IV)

a. Panjang rel KA di DAOP IV ( Semarang ) 51,61256 km terdiri dari tipe R 25

sepanjang 14,314440 km, tipe R-33 sepanjang 16,13336 km, tipe R-41/42

sepanjang 4,24936 km, tipe R-54 sepanjang 2,57412 km. Kondisi semua jenis

rel di atas dalam keadaan baik.

b. Bantalan dominan dari kayu sepanjang 45,58462 km, yang terbuat dari beton

sepanjang 3,80287 km, terbuat dari besi 2,22507 km, semua jenis bantalan

tersebut di atas kondisinya baik.

c. Penambat Elastik lebih dominan dengan panjang 6,60187 km, sedangkan

penambat kaku 45,011 km. Kedua jenis penambat ini kondisinya baik.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-15

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan rel di sepanjang jalan rel KA DAOP IV.

Untuk spoor tunggal lurus 6 m, spoor tunggal lengkung lebar 8 m, dan untuk

spoor ganda lurus 8 m, spoor ganda lengkung 10 m.

e. Rel ganda pada DAOP IV sepanjang 125,592 km dalam kondisi baik.

f. Jembatan besi atau baja sebanyak 335 unit dengan total panjang 5,797 m dan

jembatan beton sebanyak 124 unit dengan total panjang 950 m. Kedua jenis

jembatan tersebut kondisinya baik.

g. Gorong-gorong dominan terbuat dari beton dengan panjang 1.358 m dengan

kondisi baik.

h. Perlintasan sebidang otomatis berjumlah 95 buah dengan pintu pengaman

sistem mekanik .

i. Perlintasan sebidang manual berjumlah 622 buah dengan pintu pengaman

terbuat dari besi atau kayu yang digerakkan secara manual.

j. Stasiun pemberangkatan KA barang terdiri dari 2 stasiun, yaitu stasiun

Semarang Poncol dan stasiun Semarang Tawang dengan kondisi baik.

Tabel 4.30. Kondisi Prasarana Pelayanan di DAOP IV Semarang

Sumber : DAOP III Semarang

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-16

3. Purwokerto ( DAOP V )

a. Panjang rel KA di DAOP v Purwokerto 387,87 km, terdiri dari tipe rel R 32

sepanjang 5,200 km, tipe rel R 42 sepanjang 129,3 km, tipe rel R 54 sepanjang

219,94 km. Semua tipe rel tersebut dalam kondisi baik.

b. Jenis bantalan besi adalah yang dominan di DAOP V Purwokerto dengan

panjang 43,734 km, sedangan jenis bantalan beton di DAOP V Purwokerto

mempunyai panjang 33,6601 km, dan jenis bantalan kayu yang terdapat di

DAOP V Purwokerto mempunya panjang 8,53 km. Kondisi 3 jenis bantalan

tersebut dalam keadaan baik.

c. Penambat yang terdapat pada DAOP V Purwokerto yaitu Penambat Elastik

sepanjang 31,788 km, dan Penambat Kaku sepanjang 16,654 km. Semua jenis

penambat tersebut dalam kondisi baik..

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan rel di spanjang jalan rel KA DAOP V

Purwokerto terdiri dari spoor tunggal spoor raya lurus sepanjang 6 meter,

lengkung 8 meter, untuk spoor ganda spoor raya lurus 8 meter, lengkung 10

meter.

e. Rel ganda yang ada di sepanjang DAOP V Purwokerto adalah 56,332 km

dengan kondisi baik.

f. Jenis jembatan besi/baja sebanyak 204 unit dengan total panjang 1,3666 km,

jembatan beton 123 unit dengan total panjang 1,9836 km, semua jembatan dalam

kondisi baik.

g. Gorong-Gorong yang terdapat di DAOP V terbuat dari baja dan beton dengan

jumlah yang terbuat dari baja sebanyak 370 unit dan terbuat dari beton sebanyak

8 unit. Semua dalam kondisi baik.

h. Perlintasan sebidang otomatis dengan lebar 5-8 meter dengan pintu pengaman

berjumlah104 buah.

i. Perlintasan sebidang manual berjumlah 10 dengan lebar rat-rata 4-5 meter,

dengan pintu pengaman berjumlah 10.

j. Terdapat 2 stasiun KA barang yaitu stasiun Karangtalun dan Stasiun

Purwokerto. 2 stasiun KA barang tersebut dalam keadaan baik.

k. Jenis dan kondisi alat telekomunikasi yang terdapat di DAOP V Purwokerto

antara lain : Hub antar stasiun kanan kiri dengan pesawat telepon dalam kondisi

baik ( Pesawat telepon PT. Telkom hanya unit-unit tertentu ), Hub antar stasiun

dan intern PT. KA dengan pesawat Toka dalam kondisi baik,

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-17

Tabel 4.31. Kondisi Prasarana Pelayanan di DAOP V Purwokerto

Sumber :DAOP IV Purwokerto, 2013

4. Yogyakarta ( DAOP VI )

a. Panjang rel KA di DAOP VI Yogyakarta terdiri dari tipe rel :

1) R 42 dengan panjang 31,12 km dengan kondisi sedang

2) R 50 dengan panjang 9,04 km dengan kondisi sedang

3) R 54 dengan panjang 274,706 km dengan kondisi baik

b. Jenis bantalan yang dominan adalah bantalan beton 314,415 km, sedangkan

bantalan besi 32,002 km, bantalan kayu 32,092 km. Semua bantalan tersebut

dalam kondisi baik.

c. Penambat elastik berjumlah 360.058 unit merupakan penambat yang dominan,

sedangkan penambat kaku berjumlah 32.092 unit. Kondisi kedua jenis penambat

tersebut dalam kondisi baik.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-18

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan di sepanjang rel DAOP VI untuk spoor

tunggal spoor raya lurus 6 meter, lengkung 8 meter. Untuk spoor ganda spoor

raya lurus 8 meter, lengkung 10 meter.

e. Rel ganda 261,592 km dalam kondisi baik.

f. Jenis jembatan besi berjumlah 537 unit dengan panjang 3.858,03 meter dalam

kondisi baik. Jembatan beton berjumlah 111 unit dengan ukuran panjang

2.303,15 m3 dan pilar 4.152,63 m3. Kondisi kedua jembatan tersebut baik.

g. Gorong-gorong yang terbuat dari baja berjumlah 51 unit dengan volume 4.152,63

m3, yang terbuat dari beton 246 unit dengan volume 1.320 m3. Kedua gorong-

gorong tersebut dalm kondisi baik.

h. Perlintasan sebidang otomatis berjumlah 104 unit dengan lebar rata-rata 5 sampai

dengan 8 meter dan terdapat dengan pintu pengaman berjumlah 10 unit.

i. Perlintasan sebidang manual berjumlah 10 unit dengan lebar rata-rata 4 sampai

dengan 5 meter dengan pintu pengaman berjumlah 10 unit.

Secara singkat kondisi perlintasan sebidang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.2. Perlintasan Sebidang manual

j. Stasiun pemberangkatan KA barang terdapat 2 stasiun yaitu stasiun Brambanan

dan Stasiun Rewulu

Gambar 4.3. Stasiun Pemberangkatan KA di DAOP VI

Yogyakarta

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-19

k. Jenis dan kondisi alat komunikasi yang ada berupa Hub antar stasiun kanan kiri

dengan pesawat T, Hub antar stasiun dan intern PT KA dengan pesawat Toka, Pst

PT Telkom hanya unit tertentu. Untuk lebih jelasnya kondisi alat komunikasi

yang masih digunakan di DAOP VI Yogyakarta dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 4.4. Kondisi Alat Komunikasi di DAOP VI Yogyakarta

Sementara kondisi prasarana pelayanan di DAOP VI Yogyakarta dpat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.32. Kondisi Prasarana Pelayanan di DAOP VI Yogyakarta

No U r a i a n Jumlah dan Satuan

Kondisi Km Meter M3 Unit

1 Panjang rel KA di Daop VI

- Type rel R 32 - - - - -

- Type rel R 42 31,12 - - - Sedang

- Type rel R 50 9,014 - - - Sedang

- Type rel R 54 274,706 - - - Baik

- Type rel R 60 - - - - -

2 Jenis Bantalan

- Besi - - - 32.002 Baik

- Beton - - - 314.415 Baik

- Kayu - - - 32.092 Baik

3 Penambat

- Penambat Elastik - - - 360.085 Baik

- Penambat Kaku - - - 32.092 Baik

4 Rata Rata lebar tanah untuk tumpuan rel

di sepanjang jalan rel KA wil Daop 6 Yk

utk spor tunggal spor raya

- lurus - 6 - - -

- lengkung - 8 - - -

utk sp ganda spor raya

- lurus - 8 - - -

- lengkung - 10 - - -

5 Rel Ganda 261,592 - - - Baik

6 Jenis Jembatan

- Jembatan Besi/Baja - 3.858,03 - 537 Baik

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-20

No U r a i a n Jumlah dan Satuan

Kondisi Km Meter M3 Unit

- Jembatan Beton - - - 111 Baik

Panjang - - 2.303,15 - Baik

Pilar - - 4.152,63 - Baik

7 Gorong gorong

- Baja - - 1.459,99 51 Baik

- Beton - - 1.320 246 Baik

8 Perlintasan sebidang otomatis

- Jumlah - - - 104 -

- Lebat rata rata - 5 s/d 8 - - -

- Dengan pintu pengaman - - - 104 -

9 Perlintasan sebidang manual

- Jumlah - - - 10 -

- Lebat rata rata - 4 s/d 5 - - -

- Dengan pintu pengaman - - - - -

10 Stasiun Pemberangkatan KA Barang

Terdapat 2 stasiun yaitu

- Stasiun Brambanan - - - - -

- Stasiun Rewulu - - - - -

11 Jenis dan komdisi alat telekomunikasi

1 Hub antar stasiun kanan kiri dgn pswt T - - - - baik

2 Hub antar stasiun dan intern PT KA dgn pswt Toka

- - - - baik

3 Pst PT Telkom hanya unit tertentu - - - - -

Sumber : DAOP VI Yogyakarta, 2013

5. Surabaya ( DAOP VIII )

a. Panjang rel KA di DAOP VIII ( Surabaya ) adalah 74,324 km yang terdiri dari

tipe rel R-25 sepanjang 23,90540 km, R-33 sepanjang 34.157,67 km, R-41/42

sepanjang 15,09055 km, R-50 sepanjang 1,170 km. tipe rel yang dominan pada

DAOP VIII ( Surabaya ) adalah tipe rel R-33 yaitu rel yang beratnya 33 kg/meter

, kondisi relsemua tipe adalah baik dalam arti dapet beroperasi.

b. Jenis bantalan di DAOPVIII ( Surabaya ) dominan adalah kayu dengan panjang

72,47062 km sedangkan bantalan beton hanya 1,853 km. kedua jenis bantalan ini

dalam kondisi baik,

c. Penambat dominan adalah penambat kaku 72,47062 km sedangkan penambat

elastic hanya 1,854 km. kondisi kedua jenis penambat baik.

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan rel di sepanjang jalan KA wilayah DAOP

VIII ( Surabaya ) untuk spoor tunggal spoor raya yang lurus 6 meter, spoor

tunggal spoor raya yang lengkung 8 meter. Untuk spoor ganda yang lurus 8

meter, spoor ganda yang lengkung 10 meter. Ternyata baik untuk spoor tunggal

spoor raya maupun spoor ganda spoor raya, lebar tanah tumpuan rel lebih lebar

untuk yang lengkung yaitu 8 meter dan 10 meter.

e. Rel ganda kondisinya dalam keadaan baik

f. Jenis jembatan besi atau baja 270 unit dengan panjang 4,607 km, dan jembatan

beton 199 unit dengan panjang 1.389,79 km. Jenis jembatan yang dominan adalah

besi atau baja. Kedua jenis jembatan ini kondisinya dalam keadaan baik.

g. Gorong-gorong kayu 245 unit sepanjang 881 meter, dari beton 429 unit sepanjang

2,098 meter. Kedua jenis gorong-gorong ini kondisinya baik.

h. Perlintasan sebidang otomatis sejumlah 133 buah dengan pintu pengaman

mekanik.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-21

i. Perlintasan sebidang manual 20 buah dengan lebar rata-rata 4-5 meter dan dengan

pintu pengaman besi/kayu.

j. Stasiun pemberangkatan KA barang ada 3 stasiun yaitu staiun Kalimas, Beteng,

dan Pasar Turi dengan kondisi semuanya baik.

k. Jenis dan kondisi alat komunikasi yaitu hubungan antar stasiun kanan kiri dengan

pesawat T, hubungan antara stasiun dan interan PT KA dengan pesawat Toka,

pesawat PT Telkom hanya unit tertentu, kondisi semua alat telekomunikasi ini

baik.

Kondisi prasarana pelayanan di DAOP VIII Surabaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.33. Kondisi Prasarana Pelayanan di DAOP VIII Surabaya

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-22

6. Medan ( DIVRE I )

a. Panjang rel KA di Divre I Medan adalah 462,545 km, terdiri dari Tipe rel R 25

sepanjang 80,905 km, R 33 sepanjang 115,042 km, R 41/42 sepanjang 233,518

kmdan R 54 sepanjang 33,070 km. Kondisi umum tipe rel adalah baik dalam arti

dapat dioperasikan.

b. Jenis bantalan Divre I Medan dominan adalah beton sepanjang 381,640 km

sedangkan bantalan baja hanya 80,905 km. Kondisi kedua jenis bantalan ini baik.

c. Penambat dominan adalah penambat elastik 381,640 km sedangkan penambat

kaku hanya 80,905 km. Kondisi kedua penambat adalah baik.

d. Rata-rata lebar tanah untuk tumpuan rel di sepanjang rel KA Divre I Medan untuk

spoor tunggal spoor raya yang lurus 6 m, yang lengkung 6 m. Untuk spoor ganda

spoor raya yang lurus 80 m, yang lengkung 10 m ternyata baik untuk spoor

tunggal spoor raya maupun spoor ganda spoor raya. Lebar tanah tumpuan rel

lebih lebar untuk yang lengkung yakni pada 10 m.

e. Jenis jembatan besi/baja dengan panjang 198 km, dan jembatan beton 75 km.

Jenis jembatan yang dominan adalah besi/baja. Kedua jenis jembatan adalah baik.

f. Gorong-gorong beton 712 km dengan kondisi baik.

g. Perlintasan sebidang otomatis jumlah 96 buah dengan lebar rata-rata 4 s/d 5 m,

dengan pintu pengaman mekanik. Kondisi perlintasan sedang.

h. Perlintasan sebidang manual 254 buah dengan lebar rata-rata 4 s/d 5 m, dengan

pintu pengaman besi/ kayu dengan kondisi sedang.

i. Stasiun pemberangkatan KA barang ada 8 stasiun yaitu Labuan, Pematang

siantar, Pulubrayan, Medan, Rantauprapat, Dolokmerangir, Tebingtinggi,

Belawan. Semua stasiun baik.

j. Jenis dan kondisi alat telekomunikasi yaitu hubungan antar stasiun kanan kiri

dengan pesawat T, hubungan antar stasiun intern PT KA dengan pesawat Toka,

pesawat PT Telkom hanya unit tertentu. Kondisi semua alat komunikasi ini baik.

Kondisi Prasarana Pelayanan di DIVRE I Medan secara singkat dapat dilihat pada

tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-23

NO PANJANG (Km) KONDISI

1 Panjang rel KA di Divre I Medan 462'545

- Type rel R 25 80,905 Baik

- Type rel R 33 115',042 Baik

- Type rel R 41/42 233,528 Baik

- Type rel R 50

- Type rel R 54 33,070 Baik

2 Jenis Bantalan

- Besi - Baik

- Kayu 80,905 Baik

- Beton 381,640 Baik

3 Penambat

- Penambat Elastik 381,640 Baik

- Penambat Kaku 80,905 Baik

4 Tumpuan rel pada lintas Divre I Medan

utk spor tunggal spor raya

- lurus 6 mt

- lengkung 8 mt

utk sp ganda spor raya

- lurus 8 mt

- lengkung 10 mt

6 Jenis Jembatan

- Jembatan besi/baja 198 Baik

- Jembatan beton 75 Baik

7 Gorong gorong

- Kayu -

- Beton 712 Baik

8 Perlintasan sebidang otomatis

- Jumlah 96 sedang

- Lebat rata rata 4 s/d 5

- Dengan pintu pengaman Mekanik

9 Perlintasan sebidang manual

- Jumlah 254 sedang

- Lebat rata rata 4 - 5 mtr

- Dengan pintu pengaman Besi/kayu

10 Stasiun Pemberangkatan KA Barang 8 Stasiun

- Stasiun Labuan Baik

- Stasiun Pematangsiantar Baik

- Statsiun Pulubrayan Baik

- Statsiun Medan Baik

- Statsiun Rantauprapat Baik

- Statsiun Dolokmerangir Baik

- Statsiun Tebingtinggi Baik

- Statsiun Belawan Baik

11 Jenis dan komdisi alat telekomunikasi

1 Hub antar stasiun kanan kiri dgn pswt T Baik

2 Hub antar stasiun dan intern PT KA dgn pswt Toka Baik

3 Pst PT Telkom hanya unit tertentu Baik

URAIAN

Tabel 4.34. Kondisi Prasarana Pelayanan di DIVRE I Medan

Sumber : DAOP VIII Surabaya, 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-24

C. Emplasemen Kereta Api barang

Kondisi Enplasemen pada lokasi Studi

1. Cirebon ( DAOP III )

a. Lokasi emplasemen stasiun Arjawinangun : Gudang, lapangan penumpukan,

tempat bongkar barang, gerbong barang, gerbong datar, forklit dalam kondisi

baik. Tetapi parkir kendaran angkutan barang, timbangan dalam keadaan rusak

sedangkan schowing kondisi kurang. Tenaga security 6 orang dengan tingkat

pendidikan SD-S1. Salah satu kondisi gudang penumpukan pada DAOP III

Cirebon dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 4.5. Gudang Penumpukan DAOP III Cirebon

b. Lokasi emplasemen stasiun Cirebon Perajukan : Gudang, tempat bongkar muat

barang, parkir kendaraan angkutan, gerbong barang, schowing, forklif dalam

kondisi baik dalam arti dapat dioperasikan dan salah satu kondisi forklift pada

DAOP III Cirebon dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar 4.6. Forklift pada DAOP III Cirebon

c. Lokasi emplasemen stasiun Sindang Laut : Gudang, tempat bongkar muat

barang dalam kondisi baik dalam arti dapat dioperasikan.

d. Lokasi emolasemen stasiun Cirebon Perajukan : Lokomotif diesel elektrik,

lokomotif diesel hidrolik, depo pemeliharaan lokomotif, schowing, depo

pemeliharaan gerbong dalam kondisi baik dalam arti dapat dioperasikan.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-25

Secara singkat kondisi emplasemen pada DAOP III Cirebon dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.35. Kondisi Emplasemen pada DAOP III Cirebon

Sumber : DAOP III Cirebon, 2013

2. Semarang ( DAOP IV )

a. Lokasi emplasemen stasiun Brumbung terdapat gudang, tempat bongkar muat

barang, dalam kondisi baik.

b. Lokasi emplasemen stasiun Pekalongan terdapat gudang, tempat bongkar muat

barang, gerbong barang dalam keadaan baik. Sedangkan untuk parkir

kendaraan angkutan kondisinya sedang. Untuk tenaga keamanan/sekuriti

berjumlah 16 orang yang tingkat pendidikan SD-S1.

c. Lokasi empalesemen stasiun Tegal gudang dalam kondidi baik,parkir

kendaraan angkutan dalam kondisi sedang, tenaga keamana /sekuriti berjumlah

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-26

18 orang dengan tingkat pendidikan SD s/d S1. KA barang GAPEKA

berjumlah 2, depo pemeliharaan lokomotif dalam kondisi cukup, showing

dalam kondisi sedang, forklift dalam kondisi baik, dan tempat bongkar muat

barang dalam kondisi baik.

d. Lokasi emplasemen Bojonegoro terdapat gudang, tempat bongkar muat barang

dalam kondisi baik.

e. Lokasi emplasemen stasiun Cepu. Gudang, tempat bongkar muat barang

kondisinya baik , sedangkan depo pemeliharaan lokomotif kondisinya cukup.

f. Lokasi emplasemen stasiun Semarang. Gerbong barang 30 buah, lokomotif

diesel elektrik dan diesel hidrolik kondisinya baik.

g. Lokasi emplasemen stasiun Semaran Poncol. Parkir kendaraan angkutan barang

kondisinya sedang, tenaga security 36 orang dengan tingkat pendidikian SD-

S1, gerbong curah 55 buah, KA barang GEPEKA 2 buah, Depo pemeliharaan

lokomotif, schowing, Depo pemeliharaan gerbong kondisinya baik.

h. Lokasi emplasemen stasiun Semarang Ancol. Tenaga security 34 orang dengan

tingkat pendidikan SD-S1 dan schowing kondisinya baik.

Kondisi emplasmen pada DAOP IV Semarang dapat dilihat pada tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-27

Tabel 4.36. Kondisi Emplasemen pada DAOP IV Semarang

Sumber : DAOP IV Semarang, 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-28

3. Purwokerto (DAOP V)

a. Gudang di emplasemen stasiun Prupuk, stasiun Purwokerto Timur, stasiun

Gombong berkapasitas 5000 ton/m2 , dengan kondisi gudang baik.

b. Lapangan penumpukan di emplasemen stasiun Karangsari muat dengan

kapsitas 1500 ton/m2 dalam kondisi baik.

c. Emplasemen stasiun Purwokerto mempunyai lapangan penumpukan dengan

kapasitas 600 ton/m2 dalam kondisi baik, terdapat lokomotif elektrik dengn

tipe CC 201 berjumlah 18 unit, CC 204 berjumlah 3 unit, CC 206 berjumlah 3

unit, semua lokomotif dalam kondisi baik.

d. Emplasemen stasiun Cilacap terdapat tempat bongkar muat barang

berkapasitas 500 ton/m2 dalam kondisi baik, Gerbong ketel ( BBM )jenis tipe

GK berjumlah 19 dalam kondisi baik, mempunyai lokomotif hidrolik tipe

D301 berjumlah 3 dalam kondisi baik.

e. Emplasemen stasiun Maos terdiri dari tempat bongkar muat barang

berkapasitas 3000 ton/m2 , Lapangan penumpukan berkapasitas 300 ton/m2 ,

Gerbong Ketel ( BBM ) jenis GK berjumlah 82, KA Barang menurut

GAPEKA berjumlah 3, dan depo pemeliharaan gerbong lokomotis, semua

jenis prasaran dalam kondisi baik.

f. Lokomotif hidrolik juga terdapat di emplasemen stasiun Kutoarjo dengan tipe

D300 berjumlah 1 dengan pembagian MAS = 21, KDR = 22, TKA = 24.

g. Emplasemen stasiun Karangtalun terdapat tempat bongkar muat barang

berkapasitas 1500 ton/m2 ,gerbong barang dengan tipe GGW 66 buah TTW

67 buah GD 40 buah, jumlah sekuriti sebanyak 5 orang terdiri dari pendidikan

SD – S1, Gerbong Datar tipe GD 40 buah, KA Barang menurut GAPEKA

berjumlah 6, dan depo pemeliharaan gerbong lokomotis, semua jenis prasaran

dalam kondisi baik

Secara singkat kondisi emplasemen pada DAOP V Purwokerto dapat dilihat pada

tabel berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-29

Tabel 4.37. Kondisi Emplasemen pada DAOP V Purwokerto

Sumber : DAOP V Purwokerto, 2013

4. Yogyakarta ( DAOP VI )

a. Gudang untuk saran pelayan KA Barang di DAOP VI terdapat pada stasiun-

stasiun Purwosari dengan kapasitas 5.000 ton/m2, stasiun Sragen 5.000 ton/m2,

stasiun Lempuyangan 10.000 ton/m2. Seluruh kondisi gudang pada stasiun

tersebut dalam keadaan baik. Kondisi gudang di DAOP VI Yogyakarta dapat

dilihat pada gambar berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-30

Gambar 4.7. Gudang di DAOP VI Yogyakarta

b. Lapangan penumpukan barang hanya terdapat di stasiun Brambanan dengan

kapasitas 4.000 ton/m2 dalam kondisi baik. Secara singkat dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 4.8. Lapangan penumpukan barang di DAOP VI Yogyakarta

c. Gerbong barang hanya terdapat di stasiun Wates yang berjumlah 16 dengan

jenis KKBW dalam kondisi baik. Secara singkat salah satu kondisi gerbong

barang yang berada distasiun Wates pada DAOP VI Yogyakarta dapat

dilihat pada gambar berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-31

Gambar 4.9. Gerbong barang di DAOP VI Yogyakarta

d. Security/ Keamanan terdapat di lokasi stasiun Rewulu dengan jumlah 7

orang, di stasiun Brambanan berjumlah 3 orang, stasiun Purwosari 3 orang,

dan stasiun Lempuyangan 3 orang, keseleruhan dengan latar belakangan

pendidikan lulus SLTA, POLRI, kesamaptaan dan beladiri.

e. Gerbong ketel terdapat di stasiun Rewulu berjumlah 61 unit jenis GK dalam

kondisi baik.

f. Lokomotif diesel elektrik terdapat di stasiun yogyakarta dengan jenis

CC201 berjumlah 13, CC203 berjumlah 3, CC204 berjumlah 8, CC206

berjumlah 4, untuk lokomotif diesel Hidrolik jenis D 301 berjumlah 3.

Sedangkan pada stasiun Solobalapan terdapat lokomotif diesel elektrik jenis

CC201 berjumlah 1 dan lokomotif diesel hidrolik jenis D301 berjumlah 1.

Gambar 4.10. Lokomotif di DAOP VI Yogyakarta

g. Jumlah KA Barang menurut GAPEKA di stasiun Rewulu tujuan stasiun

Cilacap dan Maos berjumlah 2, untuk stasiun Brambanan tujuan stasiun

Arjawinangun berjumlah 2, dan stasiun Lempuyangan tujuan stasiun

Karangtalun berjumlah 2 unit.

h. Terdapat depo pemeliharaan lokomotif pada stasiun Yogyakarta dan stasiun

Solobalapan seluruhnya dalam kondisi baik.

i. Tempat schowing terdapat di satsiun Rewulu dan Stasiun Brambanan dalam

kondisi baik.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-32

j. Forklift terdapat di stasiun Yogyakarta dengn kapasitas angkut 1 s/d 3 ton

dalm kondisi baik.

k. Crew KA pada stasiun Yogyakarta berjumlah MAS 58 orang, KDR 42

orang, dan TKA 42 orang, sedangkan di stasiun Solobalapan MAS 37

orang, KDR 37 orang, dan TKA 24 orang.

l. Depo pemeliharaan gerbong terdapat di stasiun Rewulu dalam kondisi baik.

Sebagai lampiran lihat pada tabel berikut.

Tabel 4.38. Kondisi Emplasemen pada DAOP VI Yogyakarta

Sumber : DAOP VI Yogyakarta, 2013

5. Surabaya ( DAOP VIII )

a. Gudang Pada gudang di Emplasemen stasiun Kalimas dan Beteng kapasitasnya

1080 ton/m2, sedangkan di Emplasemen stasiun Sbi, Babat,Waru kapasitasnya

160 ton/m2. Semua gudang kondisinya baik.

b. Lapangan Penumpukan Pada lapangan penumpukan di Emplasemen stasiun

Kalimas(JPT) kapasitasnya 20.000 ton/m2 sedangkan Emplasemen stasiun

Beteng kapasitasnya 1080 ton/m2. Semua lapangan penumpukan kondisinya

baik.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-33

c. Gerbong Barang di Emplasemen stasiun Kalimas 32 buah jenis GD, di

Emplasemen stasiun Beteng 64 buah jenis GK, 40 buah jenis GD. Semua

gerbong barang kondisinya baik.

d. Security/Keamanan Pendidikan formal security/keamanan yang jumlahnya 6

orang bervariasi antara SD-S1.

e. Lokomotif Lokomotif diesel elektrik yang lebih banyak adalah CC 201

sebanyak 7 buah, CC 203 sebanyak 3 buah dan CC 204 hanya 1 buah. Semua

lokomotof diesel elektrik ini kondisinya baik. Lokomotif diesel hidrolik yang

lebih banyak adalah D 301 sebanyak 5 buah, BB 300 sebanyak 3 buah dan BB

304 sebanyak 1 buah. Semua lokomotif diesel hidrolik kondisinya baik.

f. Tempat showing Fasilitas schowing yaitu tempat pemeriksaan habis dinas

kondisinya baik dan sedang.

6. Medan ( DIVRE I )

a. Security/ Keamanan

Diemplasmen stasiun Medan tenaga security berjumlah 24 orang, stasiun

labuan 20 orang, stasiun Pematangsiantar 16 orang, stasiun Pulubrayan 15

orang, stasiun Rantauprapat 10 orang, stasiun dolok merangir 10 orang, stasiun

tebing tinggi 10 orang. Tingkat pendidikan tenaga security dimasing-masing

stasiun terdiri dari SD-S1.

b. Gerbong tertutup

Serbong tertutup di Medan 18 buah jenis GGW dan 20 buah jenis TTW kondisi

gerbong tertutup adalah baik.

c. Gerbong curah

Gerbong curah di Medan 24 buah jenis YYW dengan kondisi baik.

d. Gerbong datar

Gerbong datar di Medan sebanyak 50 buah exs Rumania jenis PPW/ R-30 dan

38 buah exs Jepang jenis PPW/ R-30 kondisi semua gerbong datar ini adalah

baik.

e. Gerbong ketel

Gerbong ketel di Medan sebanyak 21 buah jenis KKW Prem, 232 buah jenis

KKW CPO dan 20 buah jenis KKW Dinas, semua gerbong ini adalah baik.

f. Lokomotif Diesel Hidrolik

Lokomotif diesel hidrolik yang ada di Medan yaitu jenis BB 301 2 buah, BB

302 6 buah, BB 303 21 buah, BB 306 10 buah, kondisi semua tipe lokomotif

diesel hidrolik ini baik.

g. Kereta Api Barang menurut GAPEKA

1) Dari stasiun asal Labuan ke stasiun tujuan Pematangsiantar 2 buah

2) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Rantauprapat 6 buah

3) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Kisaran 1 buah

4) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Dolok merangir 1 buah

5) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Tebing tinggi 1 buah

6) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Belawan 4 buah

7) Dari stasiun asal Pulubrayan ke stasiun Medan 2 buah

Kondisi kereta api barang ini semuanya baik

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-34

h. Depo pemeliharaan lokomotif

Depo pemeliharaan lokomotif ini ada di Medan, Kisaran, Tebingtinggi,

Pangkalanbrandan, Pulubrayan dengan kondisi baik.

D. Peta jaringan Prasarana pada Lokasi Studi

1. Cirebon ( DAOP III )

a. Material Penambat di DAOP III Cirebon yaitu Cikampek-Jatibarang dominan

penambat pandrol, Jatibarang-Cirebon dominan penambat kaku, Cirebon

Perujakan-Songgom dominan penambat kaku, Waruduwur-Tegal dominan

penambat kaku. Lihat lampiran I

b. Material bantalan di DAOP III Cirebon. Bantalan beton mulai dari : Cikampekl –

Kaum, Pegadengbaru – Haurgeulis, Cangkring – Cirebon, Brebes – Tegal.

Bantalan kayu Mulai dari : Cikaum – Pegadengbaru, Haurgeulis – Cilegeh,

Kaliwedi – Cangkring, Cirebonprujakan – Songgom, Cirebon – Brebes. Lihat

lampiran 2

c. Material Rel di DAOP III Cirebon terdiri dari tipe rel R. 54 pada lintasan

Cikampek s/d Cikaum, Pegaden Baru s/d Haurgeulis, Cilegeh s/d Kertasemaya,

Cangkring s/d Waruduwur, Brebes s/d Tegal. Untuk R.41/42 terdapat di lintasan

Cikaum – Pegadeng Baru, Haurgeulis, Kertasemaya – Cangkring, Cirebon –

Luwung, Waruduwur, Babakan – Tanjung, Songgom. Untuk R. 33 terdapat pada

lintasan Luwung – Songgom, Tanjung – Brebes. Lihat lampiran 3

d. Peta di Stasiun DAOP III Cirebon terdapat beberapa stasiun antar yaitu stasiun

antar pada lintas Cikampek sampai dengan stasiun Jati Barang, stasiun Jati barang

– stasiun Cirebon, Stasiun Cirebon – tegal, dan stasiun Cirebon Prujakan – Tegal.

Lihat lampiran 4

2. Semarang ( DAOP IV )

a. Resort dan KAT Jalan Rel DAOP 4 Semarang. Resort jembatan 41 Semarang

Ancol, Bentang ≤ 10 m: jembatan Baja 178 buah, jembatan Beton 34 buah,

jembatan Box clufert 95 buah, gorong-gorong open doorlat 566 buah. Bentang ≥10 𝑚: jembatan baja 57 buah. Resort jembatan 42 Cepu. Bentang ≤ 10 𝑚: jembatan Baja 93 buah, jembatan Box clufert 55 buah, gorong-gorong open

doorlat 354 buah. Bentang ≥ 10 𝑚: jembatan Baja 43 buah. Lihat lampiran 5

b. Perlintasan Sebidang di DAOP IV Semarang. Perlintasan resmi 506 buah, yang

dijaga 89 buah tidak dijaga 397 buah , AWS 20 buah. Perlintasan liar tidak

dijaga 189 buah. Jumlah sluruh perlintasan sebidang 704 buah. Lihat lampiran 6

c. Kondisi Rel pada DAOP IV Semarang terdiri dari Jenis rel R.41/42 adalah

dominan 39,04% diikuti R.54 33,42%, R.50 22,07%, R.25 3,56% dan R.33/38

1,92%. Lihat lampiran 7

d. Kondisi Bantalan pada DAOP IV Semarang terdiri dari Jenis bantalan beton

adalah dominan 85,27% diikuti bantalan besi 12,54% dan bantalan kayu 2,19%.

Lihat Lampiran 8

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-35

e. Kondisi Penambat Rel pada DAOP IV Semarang terdiri dari Penambat jenis

DECUP adalah dominan 53,05% diikuti jenis KACUP 16,14% jenis RIGIT

14,48% , jenis FTYPE 10,54%, dan jenis PANDROL 5,79%. Lihat lampiran 9

3. Purwokerto ( DAOP V )

a. Penambat di DAOP V terdiri dari penambat elastik mulai dari Banjar –

Kutoarjo, Tegal – Kroya, Maos – Cilacap. Untuk penambat kaku di mulai dari

Kutoarjo – Purworejo. Lihat lampiran 10

b. Bantalan pada DAOP V Purwokerto terdiri dari bantalan besi yang di mulai dari

banjar – Kutoarjo, Tegal – Kroya, Maos – Cilacap. Sedang kan bantalan terbuat

dari beton di mulai dari Kutoarjo – Purworejo. Lihat lampiran 11

c. Tipe rel pada DAOP V purwokerto terdiri dari tipe rel R 42 mulai dari Banjar –

Kutoarjo, Kutoarjo – Purworejo, Maos – Cilacap. Untuk tipe rel R 54 di mulai

dari Prupuk – Kroya. Lihat lampiran 12

d. ringan stasiun-stasiun yang ada di DAOP V Purwokerto terdapata stasiun antara

yaitu stasiun Tegal, stasiun Purwokerto, stasiun Kroya, Stasiun Kutoarjo.

Lihat Lampiran 13

4. Yogyakarta ( DAOP VI )

a. Peta Jaringan Material tipe rel pada DAOP VI Yogyakarta terdiri dari. Tipe rel R

42 mulai dari Purwosari – Wonogiri, Solobalapan – Gundih, Tipe rel R 50 mulai

dari Yogyakarta – Brambanan – Klaten – Solobalapan, Tipe rel R 54 mulai dari

Kutoarjo – Yogyakarta – Brambanan, Klaten – Solobalapan – Solojebres –

Sragen – Walikukun. Lihat lampiran 14

b. Peta Jaringan Material Bantalan pada DAOP VI Yogyakarta terdiri dari Bantalan

Besi mulai dari stasiun Wonogiri – Purwosari, Bantalan Beton mulai dari stasiun

Kutoarjo – Yogyakarta – Klaten – Solobalapan – Gundih, Solobalapan – Solo

Jebres – Sragen – Walikukun, Bantalan Kayu mulai dari stasiun Wonogiri –

Pasarngater. Lihat Lampiran 15

c. Peta Jaringan Material Penambat pada DAOP VI Yogyakarta terdiri dari

Penambat Elastis mulai dari stasiun Kutoarjo – Yogyakarta – Klaten –

Solobalapan – Gundih, Solobalapan – Solo Jebres – Sragen – walikukun,

Penambat Kaku mulai dari Purwosari – Wonogiri. Lihat lampiran 16

d. Peta Jaringan Stasiun pada DAOP VI Yogyakarta terdiri beberapa stasiun antar

yaitu stasiun Tegal, stasiun prupuk, Stasiun Purwokerto, Stasiun Kroya, Stasiun

Kutoarjo. Lihat lampiran 17

5. Surabaya ( DAOP VIII )

a. Peta Material Rel di DAOP VIII ( Surabaya ) teridiri dari R. 33 mulai dari

Malang – Blitar. Untuk R. 41/42 mulai dari WonoKromo – Pasuruan,

Wonokromo – Malang. Untuk R. 50 mulai dari Bojonegoro – Kalimas,

Bojonegoro – Surabaya pasar Turi. Untuk R.54 mulai dari Wonokromo –

Mojokerto, Mojokerto – Sidoarjo. Lihat lampiran 18

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-36

b. Peta Material Penambat di VIII ( Surabaya ) terdiri dari jenis penambat pandrol

mulai dari Kapas – Kalimas, Wonokromo – Mojokerto – Sidoarjo, Bangil –

Blitar. Untuk penambat jenis De Clip mulai dari Surabaya kota – Bangil. Lihat

lampiran 19

c. Peta Material Bantalan di DAOPVIII ( Surabaya ) teridi dari bantalan besi yang

hampir da pada di semua lintas stasiun pada DAOP VIII (Surabaya). Lihat

lampiran 20

d. Peta stasiun di DAOP VIII ( Surabaya ) di bawah terlihat beberapa stasiun antara

yaitu : Stasiun Kalimas, Stasiun Surabaya Kota, Stasiun Malang, Stasiun

Benteng, Stasiun Sidotopo, Dan stasiun Surabaya Pasar Turi. Lihat lampiran 21

6. Medan ( DIVRE I )

a. Peta Jaringan Material Rel di Medan Divre I berdasarkan hasil survei data primer

dari lapangan di Divre I sebagai berikut : R. 25 mulai dari Besitang – Binjai, R.

33 Kuala – Medan, Rambutan – Tebing Tinggi, R. 41/42 mulai dari Belawan –

Dologmelangir, Tebing Tinggi – Kisaran – Rantauprapat. Lihat lampiran 22

b. Material Penambat di Divre I terdiri dari Penambat Pandrol mulai dari Tebing

Tinggi – Hangelo, Penambat De Clip mulai dari Kuala – Belawan –

Pematangsiantar, Penambat Kaku mulai dari Binjai – Besitang, Penambat Tipe

mulai dari Kisaran – Tanjung Bale. Lihat lampiran 23

c. Material Bantalan pada Divre I yaitu Bantalan Beton mulai dari Rantau Prapat –

Kisaran, Tan jung Balei – Tebing Tinggi, Pematang Siantar - Belawan, Medan –

Kuala. Untuk bantalan Kayu mulai dari Besitang – binjai. Lihat lampiran 24

d. Jaringan stasiun stasiun di Divre I Medan terdiri dari stasiun antar yaitu Stasiun

Belawan, Stasiun Medan, Stasiun Tebing Tinggi, Stasiun Kisaran, Rantau Prapat.

Lihat lampiran 25

E. Jaringan Prasarana dan Pelayanan Jalan/Moda Truk

Pergerakan Berbasis Jalan (Sumber : Bahan Informasi Pantura Jawa, Dit Bina Marga,

2013)

1. Pada tahun 2003 sebesar 90,3% pergerakan barang masih menggunakan moda

transportasi jalan

2. Pada tahun 2011 jumlah pergerakan barang sebesar 70% dan untuk penumpang

sebesar 82% masih menggunakan moda transportasi jalan (Indii).

Untuk kondisi jalan lintas Pantura tergambar dalam gambar berikut.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-37

Gambar 4.11. Kondisi jalan lintas Pantura di Pulau Jawa

Sumber : Direktorat Bina Marga, 2013

Berdasarkan pengamatan pada saat survey dan data awal dari Direktorat Bina Marga

tahun 2013 di sepanjang lintas Pantura maka dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Saat ini volume lalulintas di jalur pantura cukup tinggi dan terus meningkat dari

tahun ke tahun dengan pertumbuhan lalulintas rata-rata mencapai 3% (Sumber :

dit. Bina Marga, 2013), sedangkan kapasitas jalan yang ada sekarang banyak

berkurang akibat besarnya gangguan samping jalan dan karakteristik lalu lintas

pantura sendiri yang tidak sesuai dengan fungsinya sebagai jalan arteri. Gangguan

samping dan karakteristik lalulintas yang mengurangi kapasitas jalan ini berupa

penggunaan ruang manfaat jalan yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti

adanya warung dan bangunan lainnya yang terlalu dekat ke jalur lalulintas, tidak

terkendalinya akses keluar masuk ke jalan pantura, tercampurnya lalu lintas lokal

dan lalu lintas jarak jauh, serta truk yang berjalan lambat akibat kelebihan beban.

Dilain pihak, peningkatan kapasitas jalan berupa penambahan lajur dipandang

tidak akan efektif karena sulitnya pembebasan lahan pada daerah-daerah yang

sudah terbangun sepanjang pantura.

2. Rasio volume lalulintas terhadap kapasitas pada ruas-ruas tertentu terutama di

jalan Gajah Mada Pekalongan sudah kritis (v/c bernilai 1,22) sehingga adanya

gangguan seperti adanya kecelakaan lalulintas atau perbaikan jalan dengan mudah

akan menimbulkan kemacetan terutama pada jam-jam sibuk.

3. Proporsi lalulintas truk di pantura kecenderungannya semakin tinggi seiring

dengan tingginya lalulintas barang akibat pertumbuhan ekonomi. Proporsi truk

pada tahun 2007 adalah sekitar 19%, sedangkan pada tahun 2012 menjadi sekitar

46% (Sumber : dit Bina Marga, 2013). Proporsi tersebut mengandung arti bahwa

terjadi peningkatan proporsi truk sebesar 2,5 kali lipat dalam jangka waktu 5

tahun. Mengingat beban truk memiliki daya rusak terhadap jalan yang paling

besar, artinya daya rusak lalulintas juga meningkat sekitar 2,5 kali lipat dalam 5

tahun terakhir. Hal ini diperparah oleh masih tingginya tingkat overloading truk,

yaitu rata-rata 60% diatas beban sumbu yang diizinkan berdasarkan undang-

undang yang berlaku (Sumber : dit Bina Marga, 2013). Tingginya lalulintas truk

ini juga menunjukkan perlunya upaya-upaya pengalihan angkutan barang dari

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-38

moda angkutan jalan raya ke moda angkutan lain seperti kereta api dan angkutan

laut.

4. Pada ruas jalan antara Cikampek-Semarang saja, masih terdapat sekitar 140 km

(25% panjang jalan) yang membutuhkan penanganan perbaikan besar. Kegiatan

perbaikan ini, tanpa adanya jalur alternatif seperti tol atau jalan

provinsi/kabupaten dengan kapasitas dan kondisi jalan yang memadai, akan

menimbulkan kemacetan yang mengganggu roda ekonomi masyarakat sekitarnya.

5. Kondisi drainase di sepanjang pantura, 50% sampai 60% berada dalam keadaan

tidak berfungsi atau bahkan secara fisik sudah tidak ada. Hal ini diakibatkan

karena pemanfaatan lahan drainase dan sekitarnya untuk warung atau bangunan

lain, tertutupnya saluran drainase oleh akses jalan terhadap rumah, toko, pom

bensin dan penggunaan lahan lainnya, atau karena sudah tidak lagi tersambung

nya saluran drainase ke saluran drainase lingkungannya. Perlu revitalisasi fungsi

saluran drainase yang membutuhkan kerjasama baik instansi lain maupun

masyarakat sehubungan adanya potensi dampak sosial kegiatan ini.

Berdasarkan hasil survey LHR yang dilakukan pada beberapa ruas jalan di Pantura

yaitu, untuk beberapa segmen jalan, antara lain: Jalan Gajah Mada Pekalongan, Jalan

Batas Kota Semarang – Demak dan Jalan Gresik- Surabaya.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-39

Tabel 4.39. Pengamatan LHR Ruas Jalan Gajah Mada Pekalongan

Sumber: Hasil Survey 2013

1 06.00 - 07.00 72 27 7 4 8 2 1 3 2 2 1 0

2 07.00 - 08.00 96 25 12 9 7 4 3 4 3 1 1 0

3 08.00 - 09.00 102 34 16 11 9 6 2 4 1 1 2 0

4 09.00 - 10.00 117 42 11 9 11 7 2 5 3 2 1 0

5 10.00 - 11.00 138 48 9 12 14 9 3 5 2 1 2 0

6 11.00 - 12.00 115 68 12 17 15 11 4 7 3 2 1 0

7 12.00 - 13.00 76 84 9 27 11 4 5 8 2 1 2 0

8 13.00 - 14.00 128 93 10 23 9 5 4 9 6 1 2 0

9 14.00 - 15.00 138 82 12 29 7 7 5 7 4 0 1 0

10 15.00 - 16.00 141 74 17 17 7 9 9 10 5 0 5 0

11 16.00 - 17.00 147 92 14 19 10 9 6 9 6 1 4 0

12 17.00 - 18.00 131 96 15 25 11 5 3 7 4 1 3 0

13 18.00 - 19.00 65 87 11 21 7 11 2 5 3 2 3 0

14 19.00 - 20.00 47 88 12 11 5 12 2 12 2 3 4 0

15 20.00 - 21.00 42 24 7 5 4 15 1 19 6 4 4 0

16 21.00 - 22.00 31 17 1 3 4 17 9 27 7 5 5 0

17 22.00 - 23.00 29 15 2 2 3 5 11 21 6 2 5 0

18 23.00 - 24.00 12 10 1 1 2 6 17 19 7 4 8 0

19 24.00 - 01.00 8 6 1 3 1 8 22 21 8 3 4 0

20 01.00 - 02.00 7 7 0 0 0 5 17 19 4 4 7 0

21 02.00 - 03.00 4 4 0 0 0 4 15 16 5 5 6 0

22 03.00 - 04.00 5 6 0 1 0 5 12 17 7 3 4 0

23 04.00 - 05.00 7 8 1 4 2 4 11 12 4 1 4 0

24 05.00 - 06.00 9 15 5 3 2 3 7 9 4 1 3 0

No Waktu Ken

dar

aa

n r

od

a 2,

3

Sed

an

jeep

Op

elet

,

pic

kup

,

com

bi,

min

ibu

s

Pic

kup

,

mic

ro

tru

ck

Bu

s ke

cil

Bu

s b

esar

Tru

ck 2

sum

bu

4

rod

a

Tru

ck 2

sum

bu

6

rod

a

Tru

ck 3

sum

bu

Ken

dar

aa

n t

idak

ber

mo

tor

Tru

ck

gan

den

ga

n Tru

ck

trai

ler

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-40

Tabel 4.40. Pengamatan LHR Ruas Jalan Gajah Mada Pekalongan (Arah Sebaliknya)

Sumber: Hasil Survey 2013

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-41

Tabel 4.41. Pengamataman LHR Ruas Jalan Batas Kota Semarang - Demak

Sumber: Hasil Survey 2013

1 06.00 - 07.00 52 31 9 4 4 3 3 7 3 2 3 0

2 07.00 - 08.00 78 38 8 5 5 4 4 9 4 1 2 0

3 08.00 - 09.00 126 47 12 9 6 5 5 5 1 1 1 0

4 09.00 - 10.00 110 51 15 11 9 4 8 5 3 2 1 0

5 10.00 - 11.00 121 61 9 15 13 5 11 12 3 2 2 0

6 11.00 - 12.00 111 74 11 19 11 4 17 15 3 2 2 0

7 12.00 - 13.00 76 82 12 25 14 5 19 12 2 1 2 0

8 13.00 - 14.00 128 76 10 23 11 2 5 11 7 1 2 0

9 14.00 - 15.00 182 54 11 28 8 5 10 7 3 2 1 0

10 15.00 - 16.00 174 49 17 14 9 4 10 11 4 2 5 0

11 16.00 - 17.00 136 64 15 11 11 2 5 9 6 1 6 0

12 17.00 - 18.00 132 87 16 8 6 5 3 6 4 1 3 0

13 18.00 - 19.00 71 81 12 6 7 4 3 5 4 2 3 0

14 19.00 - 20.00 59 76 10 5 5 5 2 11 3 1 4 0

15 20.00 - 21.00 39 32 9 2 3 2 3 9 4 1 5 0

16 21.00 - 22.00 35 22 2 3 5 2 7 21 7 2 9 0

17 22.00 - 23.00 28 14 2 2 3 2 9 17 5 1 10 0

18 23.00 - 24.00 12 10 0 2 2 2 11 22 6 2 9 0

19 24.00 - 01.00 10 9 0 0 1 2 17 19 7 1 6 0

20 01.00 - 02.00 3 2 0 0 0 1 19 21 4 1 5 0

21 02.00 - 03.00 4 3 0 0 0 1 21 17 6 1 7 0

22 03.00 - 04.00 5 4 0 1 0 1 29 19 7 2 3 0

23 04.00 - 05.00 8 8 1 4 2 1 11 15 4 1 4 0

24 05.00 - 06.00 10 12 4 5 2 3 9 9 4 2 2 0

Bu

s

be

sar

Tru

ck

2

sum

bu

4 r

od

a

Tru

ck

2

sum

bu

6 r

od

a

Tru

ck

3

sum

bu

Tru

ck

gan

de

nga

n

Tru

ck

tra

ile

r

No Waktu Ke

nd

a

raa

n

rod

a

2,

3

Sed

an

jee

p

Op

ele

t

, pic

ku

p

, Pic

ku

p

, m

icro

tru

ck

Bu

s

ke

cil

Ke

nd

a

raa

n

tid

ak

be

rmo

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-42

Tabel 4.42. Pengamataman LHR Ruas Batas Kota Semarang – Demak (Arah sebaliknya)

Sumber: Hasil Survey 2013

1 06.00 - 07.00 55 37 6 5 3 3 3 8 4 2 4 0

2 07.00 - 08.00 81 39 7 6 4 4 4 11 5 1 3 0

3 08.00 - 09.00 94 49 9 10 5 6 5 4 2 3 2 0

4 09.00 - 10.00 98 52 12 11 10 4 8 5 4 2 2 0

5 10.00 - 11.00 82 59 7 12 12 6 12 11 4 3 2 0

6 11.00 - 12.00 107 71 9 17 9 4 19 17 5 2 2 0

7 12.00 - 13.00 76 83 11 21 15 5 21 11 3 1 2 0

8 13.00 - 14.00 121 77 9 19 11 2 7 15 9 2 2 0

9 14.00 - 15.00 179 52 11 17 7 5 9 9 4 2 1 0

10 15.00 - 16.00 172 52 12 19 9 4 9 12 4 3 5 0

11 16.00 - 17.00 135 67 17 11 11 2 6 9 6 1 7 0

12 17.00 - 18.00 129 91 16 8 5 5 3 7 4 1 4 0

13 18.00 - 19.00 72 98 11 10 7 4 3 6 5 2 4 0

14 19.00 - 20.00 64 72 9 7 4 5 2 12 3 1 5 0

15 20.00 - 21.00 41 39 9 2 2 2 3 10 4 1 6 0

16 21.00 - 22.00 39 28 2 3 6 2 8 21 7 2 11 0

17 22.00 - 23.00 29 12 2 2 2 2 11 16 5 1 12 0

18 23.00 - 24.00 11 10 0 2 2 2 12 25 6 2 9 0

19 24.00 - 01.00 9 9 0 0 1 2 19 19 7 1 6 0

20 01.00 - 02.00 4 4 0 0 0 1 21 21 4 1 5 0

21 02.00 - 03.00 2 3 0 0 0 4 22 19 6 1 9 0

22 03.00 - 04.00 2 5 0 1 0 3 27 17 8 2 3 0

23 04.00 - 05.00 4 7 3 4 1 2 11 12 5 1 4 0

24 05.00 - 06.00 7 11 5 4 1 1 8 7 5 3 3 0

Bu

s

be

sar

Tru

ck

2

sum

bu

4 r

od

a

Tru

ck

2

sum

bu

6 r

od

a

Tru

ck

3

sum

bu

Tru

ck

gan

de

nga

n

Tru

ck

trai

ler

Ke

nd

a

raan

tid

ak

be

rmo

No Waktu Ke

nd

a

raan

rod

a

2, 3

Sed

an

jee

p

Op

ele

t

, pic

kup

, Pic

kup

, mic

ro

tru

ck

Bu

s

keci

l

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-43

Tabel 4.43. Pengamatan LHR Ruas Jalan Gresik – Surabaya

Sumber: Hasil Survey 2013

1 06.00 - 07.00 57 30 7 5 2 3 5 4 3 3 1 2

2 07.00 - 08.00 87 35 9 7 4 5 7 4 4 2 3 2

3 08.00 - 09.00 98 42 12 10 9 3 4 3 2 1 3 0

4 09.00 - 10.00 88 50 22 15 11 3 9 5 3 4 5 0

5 10.00 - 11.00 122 67 10 19 12 3 12 11 4 1 4 0

6 11.00 - 12.00 112 75 12 17 14 4 17 16 5 5 5 0

7 12.00 - 13.00 82 85 17 22 12 4 19 12 3 2 4 0

8 13.00 - 14.00 131 74 10 27 10 3 5 15 4 4 3 0

9 14.00 - 15.00 121 52 15 25 7 5 12 12 4 3 5 0

10 15.00 - 16.00 86 48 19 14 8 6 10 11 3 2 5 2

11 16.00 - 17.00 74 67 14 11 11 7 7 10 5 3 6 2

12 17.00 - 18.00 129 95 17 8 6 5 4 8 3 2 5 1

13 18.00 - 19.00 76 98 15 6 5 5 3 9 3 4 3 1

14 19.00 - 20.00 62 86 12 5 5 6 3 15 2 4 9 0

15 20.00 - 21.00 48 32 9 2 4 4 5 19 8 5 10 0

16 21.00 - 22.00 32 21 2 3 4 5 9 22 12 3 9 2

17 22.00 - 23.00 26 17 2 2 3 4 10 25 10 6 12 0

18 23.00 - 24.00 12 12 1 2 2 4 11 22 12 5 11 0

19 24.00 - 01.00 8 7 1 1 1 3 17 23 14 4 10 0

20 01.00 - 02.00 7 2 1 0 4 2 15 22 15 5 11 0

21 02.00 - 03.00 3 1 0 1 4 4 19 15 9 6 14 0

22 03.00 - 04.00 5 2 1 1 4 5 22 22 7 7 15 0

23 04.00 - 05.00 7 9 1 4 4 4 11 15 5 5 11 0

24 05.00 - 06.00 10 20 3 5 4 4 5 8 4 3 10 0

Bu

s

be

sar

Tru

ck

2

sum

bu

4 r

od

a

Tru

ck

2

sum

bu

6 r

od

a

Tru

ck

3

sum

bu

Tru

ck

gan

de

nga

n

Tru

ck

trai

ler

No Waktu Ke

nd

a

raan

rod

a

2, 3

Sed

an

jee

p

Op

ele

t

, pic

kup

, Pic

kup

, mic

ro

tru

ck

Bu

s

keci

l

Ke

nd

a

raan

tid

ak

be

rmo

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-44

Tabel 4.44. Pengamatan LHR Ruas Jalan Gresik – Surabaya (Arah sebaliknya)

Sumber: Hasil Survey 2013

1 06.00 - 07.00 47 31 5 4 3 2 7 3 3 4 2 0

2 07.00 - 08.00 74 38 11 5 4 4 4 3 4 3 4 3

3 08.00 - 09.00 83 46 15 12 10 4 3 5 2 1 4 0

4 09.00 - 10.00 91 52 21 14 11 5 8 6 3 5 6 1

5 10.00 - 11.00 96 64 11 21 11 3 11 10 4 1 5 2

6 11.00 - 12.00 103 74 12 19 12 5 15 15 5 6 6 0

7 12.00 - 13.00 81 82 15 17 9 7 17 12 3 2 5 0

8 13.00 - 14.00 101 75 10 25 11 4 7 15 4 3 4 0

9 14.00 - 15.00 110 55 15 27 7 5 14 11 4 3 7 0

10 15.00 - 16.00 82 49 20 15 9 5 11 11 3 4 7 3

11 16.00 - 17.00 76 69 15 12 11 7 7 9 5 3 5 4

12 17.00 - 18.00 111 95 19 9 7 5 5 8 3 2 4 2

13 18.00 - 19.00 98 101 17 7 6 4 4 9 3 5 4 2

14 19.00 - 20.00 61 86 11 5 5 7 4 14 2 5 8 0

15 20.00 - 21.00 46 32 15 2 5 4 5 17 8 6 11 1

16 21.00 - 22.00 31 22 2 3 5 5 9 22 12 3 10 2

17 22.00 - 23.00 27 17 2 4 3 4 10 24 10 6 10 0

18 23.00 - 24.00 11 9 1 0 2 4 11 21 12 5 11 0

19 24.00 - 01.00 8 7 1 0 1 3 14 25 14 3 10 0

20 01.00 - 02.00 7 2 1 0 2 2 15 21 15 6 11 0

21 02.00 - 03.00 2 1 0 1 2 4 17 15 9 4 12 0

22 03.00 - 04.00 3 2 0 1 3 5 19 22 7 5 17 0

23 04.00 - 05.00 4 6 2 4 3 4 7 15 5 3 11 0

24 05.00 - 06.00 5 17 4 5 5 4 5 5 4 4 10 2

Tru

ck

3

sum

bu

Tru

ck

gan

de

nga

n

Tru

ck

trai

ler

Ke

nd

a

raan

tid

ak

be

rmo

Pic

kup

, mic

ro

tru

ck

Bu

s

keci

l

Bu

s

be

sar

Tru

ck

2

sum

bu

4 r

od

a

Tru

ck

2

sum

bu

6 r

od

a

No Waktu Ke

nd

a

raan

rod

a

2, 3

Sed

an

jee

p

Op

ele

t

, pic

kup

,

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-45

Kondisi jalan hasil survey tersebut diatas merupakan jaringan jalan utama transportasi di

Pantura yang dilalui oleh moda truk, namun demikian ada beberapa jalan yang perlu

diamati dan merupakan pendukung dari keseluruhan jalan di Pantura, berikut dibawah ini

disajikan jalan-jalan yang merupakan rangkaian jalan di sepanjang Pantura.

Tabel 4.45. Kondisi rata-rata Jalur Pantura

No NAMA RUAS JALAN

LE

BA

R

PA

NJA

NG

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

BA

IK

SE

DA

NG

RU

SA

K

RIN

GA

N

RU

SA

K

BE

RA

T

1 JLN. RAYA DAWUAN (CIKAMPEK) 7,34 2,06 1,76 0,30 0,00 0,00 3,31

2 JLN. JEND. A. YANI (CIKAMPEK) 11,14 4,90 4,40 0,50 0,00 0,00 3,25

3

BTS. KOTA CIKAMPEK - BTS. KAB.

SUBANG/KA 15,54 6,90 4,30 2,60 0,00 0,00 3,86

4 JLN. JEND. SUDIRMAN (CIKAMPEK) 14,00 2,57 2,47 0,10 0,00 0,00 2,95

5 JLN. RAYA JATISARI (CIKAMPEK) 13,00 2,72 2,20 0,52 0,00 0,00 3,64

6

BTS. KAB. SUBANG/KARAWANG - BTS.

KOTA PA 16,77 30,69 24,99 5,70 0,00 0,00 3,48

7

JLN. EYANG TIRTAYASA

(PAMANUKAN) 16,24 1,43 0,70 0,73 0,00 0,00 4,55

8 BTS. KOTA PAMANUKAN – SEWO 16,30 11,13 6,00 5,13 0,00 0,00 4,03

9 JLN. H. SYAHBANA (PAMANUKAN) 16,30 0,47 0,10 0,37 0,00 0,00 4,17

10 SEWO – LOHBENER 15,40 42,51 33,90 8,51 0,10 0,00 3,52

11 LOHBENER – JATIBARANG 6,90 7,91 6,71 1,20 0,00 0,00 3,56

12 JATIBARANG – LANGUT 14,64 8,15 7,90 0,25 0,00 0,00 3,20

13 BY PASS JATIBARANG 7,50 2,95 2,95 0,00 0,00 0,00 2,89

14

JATIBARANG - BTS. KAB.

CIREBON/INDRAMAYU 15,93 11,85 10,90 0,95 0,00 0,00 3,17

15

BTS. KAB. INDRAMAYU/CRB (CADANG

PINGGAN) 17,96 16,17 13,67 2,50 0,00 0,00 3,35

16

JLN. RAYA PALIMANAN 2

(PALIMANAN) 10,44 1,09 0,99 0,10 0,00 0,00 3,14

17

BTS. KOTA PALIMANAN - BTS. KOTA

CIREBON 14,16 8,79 4,29 4,50 0,00 0,00 4,39

18

JLN. RAYA PALIMANAN I

(PALIMANAN) 14,20 0,24 0,20 0,04 0,00 0,00 3,92

19 JLN. RAYA JAMBLANG (CIREBON) 14,20 1,30 1,20 0,10 0,00 0,00 2,98

20 JLN. RAYA KLANGENAN (CIREBON) 14,20 0,78 0,78 0,00 0,00 0,00 2,99

21 JLN. BRIGJEN. DARSONO (CIREBON) 13,80 2,65 2,15 0,50 0,00 0,00 3,55

22 JLN. JEND. A. YANI (CIREBON) 18,56 2,65 1,70 0,95 0,00 0,00 3,91

23 JLN. PILANGSARI (CIREBON) 6,80 2,58 2,58 0,00 0,00 0,00 3,06

24 JLN. SLAMET RIYADI (CIREBON) 15,40 0,44 0,34 0,10 0,00 0,00 3,89

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-46

No NAMA RUAS JALAN

LE

B

AR

PA

N

JA

N

G

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

25 JLN. SILIWANGI (CIREBON) 14,80 0,20 0,10 0,10 0,00 0,00 4,02

26 JLN. DIPONEGORO (CIREBON) 14,10 0,56 0,56 0,00 0,00 0,00 2,94

27 JLN. KAPTEN SAMADIKUN (CIREBON) 14,10 1,32 0,62 0,70 0,00 0,00 4,24

28 JLN. SISINGAMANGARAJA (CIREBON) 13,50 0,90 0,80 0,10 0,00 0,00 3,31

29 JLN. BENTENG (CIREBON) 14,70 0,42 0,40 0,02 0,00 0,00 3,15

30 JLN. YOS SUDARSO (CIREBON) 28,00 0,65 0,25 0,40 0,00 0,00 4,66

31

BTS. KOTA CIREBON - LOSARI (BTS.

PROV. J 15,90 27,68 25,88 1,80 0,00 0,00 3,26

32 JLN. KASUNEAN (CIREBON) 15,80 0,68 0,68 0,00 0,00 0,00 3,06

33 JLN. KALIJAGA (CIREBON) 22,00 2,39 2,39 0,00 0,00 0,00 3,01

34

LOSARI (BTS. PROV. JABAR) -

PEJAGAN 14,00 9,42 2,92 6,50 0,00 0,00 4,29

35 PEJAGAN - BTS. KOTA BREBES 14,00 14,46 3,16 11,30 0,00 0,00 4,61

36 JLN. PEMUDA (BREBES) 14,00 2,70 0,70 2,00 0,00 0,00 4,59

37 JLN. DIPONEGORO (BREBES) 14,00 0,31 0,00 0,31 0,00 0,00 5,17

38 JLN. A. YANI (BREBES) 7,50 1,54 0,10 1,44 0,00 0,00 4,96

39 BTS. KOTA BREBES - BTS. KOTA TEGAL 14,00 6,05 2,20 3,85 0,00 0,00 4,60

40 JLN. SUDIRMAN (BREBES) 15,00 1,71 0,80 0,91 0,00 0,00 4,17

41 JLN. GAJAH MADA (BREBES) 14.00 2.54 0,10 2,44 0,00 0,00 5.43

42 JLN. BASUKI RAHMAT (TEGAL) 14,00 4,85 0,95 3,90 0,00 0,00 5,01

43 JLN. MAYJEND. SUTOYO (TEGAL) 14,70 0,51 0,00 0,51 0,00 0,00 5,13

44 JLN. KOL. SUGIONO (TEGAL) 14,00 1,20 0,20 1,00 0,00 0,00 4,50

45

BTS. KOTA TEGAL (PKL.BARAT) - BTS.

KOTA 14,18 23,14 3,10 20,04 0,00 0,00 4,95

46 JLN. GAJAH MADA (TEGAL) 14,00 1,13 0,00 1,13 0,00 0,00 5,65

47 JLN. MT. HARYONO (TEGAL) 14,00 0,48 0,00 0,48 0,00 0,00 5,74

48 JLN. YOS SUDARSO (TEGAL) 14,00 0,80 0,20 0,60 0,00 0,00 5,27

49 JLN. MERTOLOYO (TEGAL) 14,00 1,19 0,60 0,59 0,00 0,00 4,15

50 JLN. BRIGJEN KATAMSO (PEMALANG) 14,00 2,48 0,50 1,98 0,00 0,00 4,75

51 JLN. MOH YAMIN (PEMALANG) 14,00 1,58 0,10 1,48 0,00 0,00 5,39

52

BTS. KOTA PEMALANG - BTS. KOTA

PEKALONGAN 14,03 24,89 4,09 20,80 0,00 0,00 5,25

53 JLN. MT. HARYONO (PEMALANG) 14,00 2,72 1,42 1,30 0,00 0,00 4,28

54 JLN. LETJEND. SUPRAPTO (PEMALANG) 16,30 2,66 1,70 0,96 0,00 0,00 3,77

55 JLN. RAYA TIRTO (PEKALONGAN) 14,00 1,06 0,70 0,36 0,00 0,00 4,05

56 JLN. GAJAH MADA (PEKALONGAN) 14,00 1,20 0,50 0,70 0,00 0,00 4,18

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-47

No NAMA RUAS JALAN

LE

B

AR

PA

N

JA

N

G

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

57 JLN. PEMUDA (PEKALONGAN) 14,00 0,21 0,00 0,21 0,00 0,00 4,57

58 JLN. MERDEKA (PEKALONGAN) 14,00 0,42 0,00 0,42 0,00 0,00 4,82

59

JLN. DOKTER SETIABUDI

(PEKALONGAN) 14,00 0,17 0,00 0,17 0,00 0,00 4,67

60

JLN. KH. MAS MANSYUR

(PEKALONGAN) 14,00 1,09 0,40 0,69 0,00 0,00 4,26

61 JLN. SLAMET (PEKALONGAN) 7,00 0,99 0,30 0,69 0,00 0,00 4,61

62 JLN. SRIWIJAYA (PEKALONGAN) 7,00 0,72 0,00 0,72 0,00 0,00 5,87

63 JLN. WILIS (PEKALONGAN) 7,00 0,60 0,00 0,60 0,00 0,00 6,56

64 JLN. JEND. SUDIRMAN (PEKALONGAN) 14,00 1,55 1,10 0,45 0,00 0,00 3,88

65 JLN. DOKTER SUTOMO (PEKALONGAN) 14,00 0,45 0,20 0,25 0,00 0,00 4,11

66 JLN. RAYA BATANG (PEKALONGAN) 14,00 1,42 0,20 1,22 0,00 0,00 5,15

67 JLN. URIP SUMOHARJO (BATANG) 14,00 0,70 0,40 0,30 0,00 0,00 3,99

68 JLN. SUDIRMAN (BATANG) 14,00 2,51 1,60 0,91 0,00 0,00 4,18

69

BTS. KOTA BATANG - BTS. KAB.

KENDAL (BA 15,38 40,39 19,20 21,19 0,00 0,00 4,30

70 JLN. SUDIRMAN (BATANG) 14,00 1,20 0,10 1,10 0,00 0,00 5,44

71 JLN. SLAMET RIYADI (BATANG) 14,00 1,40 1,30 0,10 0,00 0,00 3,57

72

BTS. KAB. BATANG - WELERI (WELERI-

BATAN 14,00 2,83 1,00 1,83 0,00 0,00 4,65

73 JLN. TEMBUS PLELEN BARU 7,00 1,70 0,10 1,60 0,00 0,00 5,40

74 JLN. RIGIT PLELEN 11,63 5,98 0,00 5,98 0,00 0,00 5,62

75 JLN. LINGKAR WELERI 14,83 4,60 0,00 4,60 0,00 0,00 5,85

76 WELERI - BTS. KOTA KENDAL 14,22 16,65 4,60 11,95 0,10 0,00 4,79

77 JLN. LINGKAR BODRI (KENDAL) 11,00 0,80 0,10 0,70 0,00 0,00 5,43

78 JLN. RAYA BARAT (KENDAL) 14,00 1,66 0,10 1,56 0,00 0,00 5,59

79 JLN. RAYA (KENDAL) 14,00 1,44 0,20 1,24 0,00 0,00 5,27

80 JLN. RAYA TIMUR (KENDAL) 14,00 2,23 0,40 1,83 0,00 0,00 5,00

81

BTS. KOTA KENDAL - BTS. KOTA

SEMARANG 11,67 8,74 0,80 7,84 0,10 0,00 5,38

82

JLN. KETAPANG - KEBONHARJO

(KENDAL) 7,50 5,40 0,00 5,40 0,00 0,00 6,24

83 JLN. WALISONGO (SEMARANG) 14,00 8,92 2,10 6,82 0,00 0,00 4,73

84 JLN. SILIWANGI (SEMARANG) 14,00 2,57 0,70 1,87 0,00 0,00 5,15

85 JLN. LINGKAR KALIWUNGU 15,00 7,85 3,10 4,75 0,00 0,00 4,72

86

BTS. KOTA SEMARANG - BTS. KOTA

DEMAK 14,00 15,40 3,70 11,60 0,10 0,00 4,95

87

JLN. ARTERI UTARA

14,00 10,73 2,30 8,43 0,00 0,00 5,18

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-48

No NAMA RUAS JALAN

LE

B

AR

PA

N

JA

N

G

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

(MARTADINATA,FLY OVER,

88 JLN. USMAN JANATIN (SEMARANG) 15,50 1,20 0,00 1,20 0,00 0,00 6,06

89 JLN. KALIGAWE (SEMARANG) 14,00 5,80 1,40 4,40 0,00 0,00 5,10

90

JLN. BY PASS DEMAK (LINGKAR

DEMAK) 15,00 6,87 2,40 4,47 0,00 0,00 4,63

91 BTS. KOTA DEMAK – TRENGGULI 13,22 5,08 2,50 2,58 0,00 0,00 4,35

92 TRENGGULI - BTS. SMT 15,00 13,31 3,71 9,60 0,00 0,00 4,74

93 BTS. PTB – JATI 11,00 2,75 1,55 1,20 0,00 0,00 4,51

94 JATI – KUDUS 11,00 0,95 0,45 0,50 0,00 0,00 4,00

95 JLN. LINGKAR KUDUS 14,00 10,65 0,70 9,65 0,30 0,00 6,00

96 KUDUS - BTS. KAB. PATI BARAT 12,49 10,24 4,44 5,80 0,00 0,00 4,48

97

BTS. KAB. PATI UTARA - BTS. KOTA

PATI 11,00 5,30 3,70 1,60 0,00 0,00 3,64

98 JLN. SUDIRMAN (PATI) 12,00 2,34 0,20 2,14 0,00 0,00 5,35

99 JLN. TUNGGUL WULUNG (PATI) 6,70 0,52 0,00 0,52 0,00 0,00 6,30

100 JLN. DIPONEGORO (PATI) 9,70 1,82 0,00 1,82 0,00 0,00 5,38

101 JLN. SOPONYONO (PATI) 8,00 0,19 0,00 0,19 0,00 0,00 6,04

102 JLN. KEMBANG JOYO (PATI) 7,53 0,70 0,00 0,70 0,00 0,00 6,24

103

BTS. KOTA PATI - BTS. KOTA

REMBANG 10,75 28,71 7,31 20,90 0,50 0,00 5,06

104 JLN. PEMUDA (PATI) 14,00 2,69 1,79 0,90 0,00 0,00 3,97

105 JLN. UNTUNG SUROPATI (REMBANG) 14,00 2,34 1,04 1,30 0,00 0,00 4,33

106 JLN. DIPONEGORO (REMBANG) 14,00 1,75 0,25 1,50 0,00 0,00 5,17

107

BTS. KOTA REMBANG - BULU (BATAS

PROV. JA 11,20 46,36 21,80 24,46 0,10 0,00 4,12

108 JLN. DIPONEGORO (REMBANG) 14,00 0,68 0,18 0,50 0,00 0,00 4,61

109 JLN. SUDIRMAN (REMBANG) 15,50 1,91 1,31 0,60 0,00 0,00 3,76

110

BULU (BTS. PROV. JATENG) - BTS.

KOTA TUB 7,09 43,68 14,08 27,80 1,30 0,50 5,06

111 JLN. RAYA SEMARANG (TUBAN) 11,00 1,18 0,98 0,20 0,00 0,00 3,64

112 JLN. MARTADINATA (TUBAN) 11,00 0,55 0,45 0,10 0,00 0,00 3,51

113 JLN. P. SUDIRMAN (TUBAN) 12,00 1,78 0,00 1,78 0,00 0,00 4,24

114 JLN. MANUNGGAL (TUBAN) 12,00 1,82 1,42 0,30 0,00 0,10 3,94

115 BTS. KOTA TUBAN – PAKAH 11,00 8,24 3,00 5,24 0,00 0,00 3,85

116 JLN. TEUKU UMAR (TUBAN) 12,00 1,32 0,32 1,00 0,00 0,00 4,72

117 JLN. DR. WAHIDIN (TUBAN) 9,00 2,27 0,90 1,37 0,00 0,00 4,15

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-49

No NAMA RUAS JALAN

LE

B

AR

PA

N

JA

N

G

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

118 JLN. GAJAH MADA (TUBAN) 9,00 1,23 0,13 1,10 0,00 0,00 5,58

119 JLN. MOCH. YAMIN (TUBAN) 9,00 0,19 0,00 0,19 0,00 0,00 4,79

120 JLN. HOS. COKROAMINOTO (TUBAN) 8,00 1,28 0,60 0,68 0,00 0,00 3,88

121 JLN. PAHLAWAN (TUBAN) 9,00 0,51 0,30 0,21 0,00 0,00 3,93

122 JLN. RAYA BABAT (TUBAN) 10,00 0,62 0,00 0,62 0,00 0,00 4,24

123 PAKAH – TEMANGKAR 11,00 11,23 2,50 8,73 0,00 0,00 4,06

124 TEMANGKAR - BTS. KAB. LAMONGAN 9,00 3,48 1,30 2,18 0,00 0,00 4,00

125 BTS. KAB. TUBAN – WIDANG 12,93 0,83 0,43 0,40 0,00 0,00 4,62

126

WIDANG/BEDAHAN - BTS. KOTA

LAMONGAN 12,74 24,50 5,40 19,10 0,00 0,00 4,02

127 JLN. JAGUNG SUPRAPTO (LAMONGAN) 14,00 2,31 0,20 1,30 0,00 0,81 8,47

128

BTS. KOTA LAMONGAN - BTS. KAB.

GRESIK 14,00 5,47 3,20 1,77 0,00 0,50 4,69

129 JLN. P.B. SUDIRMAN (LAMONGAN) 14,00 1,36 0,00 1,10 0,00 0,26 7,01

130

BTS. KAB. LAMONGAN - BTS. KOTA

GRESIK 7,02 13,25 1,00 8,85 2,90 0,50 5,96

131 JLN. DR. W.S. HUSODO (GRESIK) 14,00 6,51 3,41 3,10 0,00 0,00 4,03

132 JLN. KARTINI (GRESIK) 14,00 1,67 0,70 0,97 0,00 0,00 4,39

133 JLN. VETERAN (GRESIK) 14,00 2,76 0,30 2,46 0,00 0,00 4,22

134 JLN. GRESIK (SURABAYA) 14,00 11,40 4,90 6,50 0,00 0,00 4,45

135

JLN. IKAN DORANG DAN IKAN KAKAP

(SURABAYA) 10,00 0,48 0,00 0,48 0,00 0,00 4,87

136 JLN. TANJUNG PERAK (SURABAYA) 10,92 3,72 1,32 2,40 0,00 0,00 4,61

137

JLN. SISINGAMANGARAJA (JLN.

SURABAYA) 10,00 0,44 0,00 0,34 0,10 0,00 6,81

138 JLN. SARWOJALA (SURABAYA) 7,20 0,48 0,00 0,48 0,00 0,00 5,75

139 JLN. HANG TUAH (SURABAYA) 8,70 0,32 0,00 0,32 0,00 0,00 6,22

140

JLN. DANA KARYA / ISKANDAR MUDA

(SURABAYA) 8,50 0,62 0,00 0,62 0,00 0,00 4,46

141

JLN. SIDORAME (SIDORAME,

SIDOTOPO LOR, S 7,50 2,11 0,10 2,01 0,00 0,00 5,69

142 JLN. KAPASARI (SURABAYA) 15,50 0,95 0,35 0,60 0,00 0,00 4,12

143 BTS. KOTA SURABAYA – WARU 19,90 0,81 0,00 0,81 0,00 0,00 4,97

144 JLN. DEMAK (SURABAYA) 9,92 2,49 0,69 1,80 0,00 0,00 4,54

145 JLN. KALIBUTUH (SURABAYA) 18,00 0,83 0,00 0,83 0,00 0,00 5,93

146 JLN. ARJUNO (SURABAYA) 11,06 1,44 0,00 1,44 0,00 0,00 5,46

147 JLN. PASAR K EMBANG (SURABAYA) 11,30 0,75 0,00 0,75 0,00 0,00 5,96

148 JLN. DIPONEGORO (SURABAYA) 11,24 2,70 0,00 2,70 0,00 0,00 5,89

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-50

No NAMA RUAS JALAN

LE

B

AR

PA

N

JA

N

G

KONDISI RATA-RATA RUAS

(KM)

IRI

149 JLN. WONOKROMO (SURABAYA) 11,64 1,16 0,06 1,10 0,00 0,00 5,92

150

JLN. LAYANG WONOKROMO

(SURABAYA) 7,00 0,59 0,19 0,40 0,00 0,00 4,65

151 JLN. AHMAD YANI (SURABAYA) 21,00 4,85 1,00 3,85 0,00 0,00 5,27

152 JLN. LAYANG WARU 7,00 0,53 0,00 0,53 0,00 0,00 4,92

153 JLN. KEDUNG COWEK (SURABAYA) 9,50 3,99 1,00 2,99 0,00 0,00 4,32

154 JLN. KENJERAN (SURABAYA) 9,50 4,87 1,30 3,57 0,00 0,00 5,23

Sumber : Hasil Olahan Konsultan, 2013.

F. Benchmark Angkutan Barang Mancanegara

Untuk memperjelas pentingnya angkutan barang melalui moda kereta api dilakukan

studi perbandingan/benchmark dengan angkutan di mancanegara.

1. Angkutan Penumpang di Eropa, Amerika, Jepang Dan Rusia.

Berdasarkan pengamatan untuk wilayah regional Eropa dan Rusia angkutan

penumpang hampir berimbang penggunaan modanya, hal tersebut disebabkan jarak

antar kota dari sisi waktu sama. Sedangkan untuk Cina dan Jepang moda kereta api

ada sebuah kebijakan yang mengikat penggunaan moda kereta api adalah merupakan

skala prioritas. Untuk wilayah regional di Amerika, angkutan penumpang di angkut

oleh moda kereta api karena kemudahan aksesnya.

2. Angkutan Barang di Eropa, Amerika, Jepang Dan Rusia.

Hasil pengamatan angkutan barang pada Eropa, Jepang dan Cina di dominasi oleh

moda darat (truk). Hal tersebut disebabkan adanya pengaruh hubungan integrasi

moda antara truk dengan moda laut (kapal laut) untuk kemudahan proses transfer

muatan dari moda laut ke moda darat dan sebaliknya. Sedangkan untuk wilayah

Amerika dan Rusia di dominasi oleh moda kereta api, hal tersebut disebabkan

adanya pengaruh jarak yang jauh sehingga lebih efisien penggunaan moda kereta

api.

Berikut dibawah ini disajikan tabel 4.46 Perbandingan antara Moda Truk dengan Moda

Kereta di Eropa dan Asia.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-51

Tabel 4.46. Perbandingan antara Moda Truk dengan Moda Kereta di Eropa dan Asia

Source: Eurostat, Japan Statistics bureau, US bureau of Transportation Statisitics, Goskom STAT (Russia), National

bureau of Statistics of China, international Transport Forum, estimates (in italics)

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-52

Gambar 4.12. Kinerja Moda Angkutan Barang

Source: Eurostat, Japan Statistics bureau, US bureau of Transportation Statisitics, Goskom STAT (Russia), National

bureau of Statistics of China, international Transport Forum, estimates (in italics)

Sedangkan untuk kinerja angkutan barang di Eropa tergambarkan bahwa, moda

angkutan darat (truk) mendominasi dari seluruh angkutan barang diikuti moda laut,

moda kereta, moda sungai, moda pipa dan moda udara. Lihat pada gambar 4.12

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-53

Berikut dibawah ini gambaran proses angkutan barang pada beberapa jenis moda.

Gambar 4.13. Angkutan Barang Moda Sungai

Gambar 4.14. Angkutan Barang Moda Darat (Light Truck)

Gambar 4.15. Angkutan Barang Moda Darat (Heavy Truck)

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-54

Gambar 4.16. Angkutan Barang Moda Darat DHL (Heavy Truck)

Salah satu bentuk optimalisasi angkutan barang adalah dengan melakukan kombinasi

angkutan antara angkutan moda truk dan moda kereta. Berikut dibawah ini disajikan

skema kombinasi moda angkutan darat.

Gambar 4.17. Kombinasi Angkutan Barang Moda Darat

Dalam gambar 4.17A dijelaskan bahwa dari pabrik/ Produsen untuk angkutan barang

dilakukan dengan moda truk. Strategi efisiensi angkutan dengan melakukan kombinasi

moda yakni untuk jarak jauh menggunakan moda kereta sedangkan untuk jarak dekat

menggunakan moda truk. Lihat gambar 4.17B.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-55

Hasil perbandingan antara biaya dari berbagai moda dapat dilihat berikut ini.

Source: adapted from Global Insight, Inc., TRANSEARCH database, and U.S.

Department of Transportation Freight Analysis Framework data

Gambar 4.18. Kombinasi Angkutan Barang Moda Darat

Dari segi efisiensi biaya, moda laut lebih murah dibandingkan moda lainnya, namun

moda kereta jauh lebih murah dibandingkan moda truk maupun moda udara.

Source: Bureau of Transportation Statistics. Ton-Miles of Transported Domestic

Freight, United States, 1960-2008 (millions)

Gambar 4.19. Kombinasi Angkutan Barang Moda Darat

Berdasarkan data di wilayah Amerika, penggunaan moda udara sempat mendominasi

angkutan pada tahun 1992 hingga tahun 2005, namun peran moda kereta api tetap

bertahan dan terus meningkat hingga tahun 2008. Peran moda truk masih jauh dibawah

moda kereta dan moda udara walaupun sempat bersaing dengan moda sungai dan moda

uadara pada tahun 1986.

“Studi Jaringan Prasarana dan Pelayanan Kereta Api Barang

Dalam Mengurangi Beban Jalan”

Laporan Akhir IV-56

Berikut ini adalah perbandingan karakteristik berbagai jenis moda berdasarkan data dari

Bureau of Transportation Statistics, U.S, 2011.

Source: Bureau of Transportation Statistics. Ton-Miles of Transported Domestic

Freight, United States, 2011

Karakteristik moda jalan untuk truk perlu jalur dan lebar jalan namun dalam hal

kecepatan terbatas. Sarana parkir di terminal sangat dibutuhkan moda ini. Untuk moda

kereta membutuhkan rel dan grade serta lapangan penumpukan untuk proses

transhipment/ perpindahan muatan. Angkutan udara membutuhkan lintasan khusus/

koridor dan umumnya untuk jarak jauh, landas pacu dan tempat untuk memuat atau

membongkar muatan baik barang maupun penumpang. Sedangkan kapal laut

membutuhkan alur pelayaran dan kolam serta dermaga disertai tempat untuk

transhipment.