bab iv pembahasanrepository.podomorouniversity.ac.id/34/14/21160003_ta_14... · 2021. 1. 3. ·...
TRANSCRIPT
-
65
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Wawancara dengan Pak Pongky Ramadhan
1. Apakah hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan
terminal Bandara?
Hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan
terminal terbagi atas 4 faktor yaitu, Function, Operation, Safety, dan
Processing. Dimana bandara merupakan bangunan yang harus steril
di mana keamanan dari penumpang maupun pengunjung sangat
dijaga dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sebagai pintu
gerbang suatu daerah.
2. Bagaimana cara menentukan besaran atau programming dari ruang
bandara?
Karena merupakan bangunan fungsional maka penentuan besaran
ruang sudah terdapat di dalam standar resmi seperti SKEP 347,
Peraturan SOP Bandara, ICAO, FAA, d.l.l yang dapat dicari di
Internet.
3. Apakah hal yang harus diperhatikan di dalam perancangan suatu bangunan
terminal Bandara?
Dalam perancangan tentu saja flow penumpang harus diperhatikan,
di mana juga terdapat singkatan 3S+C yang berarti, Service,
Security, Safety, dan Compliance. Untuk sirkulasi pada umumnya
sudah terdapat pada standar yang tadi
4. Bagaimana pendapat anda mengenai Low Cost Carrier Terminal?
Sesungguhnya yang termasuk di dalam perancangan LCCT adalah
ada beberapa komponen tarif yang dihilangkan. Dalam desain
contohnya, pengurangan jumlah fasilitas seperti toilet, amenities,
AC, d.l.l.
-
66
Namun, di luar itu, tentu saja pelayanan minimum sesuai standar
akan tetap dilaksanakan dengan baik untuk kenyamanan pengguna.
5. Bagaimana perkembangan kondisi penerbangan saat ini?
Desain terminal akan disesuaikan dengan wing span dari tiap tiap
pesawat Bandara.
4.2. Analisa Preseden
4.2.1. Bandar Udara Internasional Banyuwangi
Gambar 4. 1 Bandar udara Banyuwangi
4.2.1.1. Zonasi Bandar Udara Banyuwangi
Gambar 4. 2 Zonasi Masterplan Bandara Banyuwangi
-
67
Zonasi secara masterplan pada bandara ini sangat mudah
dibaca dan diakses. Seluruh bangunan yang ada terletak sejalur atau
linear sehingga pengunjung yang akan menuju ke terminal domestik
ataupun internasional dapat langsung melihatnya dari arah masuk
kendaraan.
4.2.1.2. Sirkulasi Bandar Udara Banyuwangi
Gambar 4. 3 Sirkulasi luar dan dalam Bandar Udara Banyuwangi
(Sumber: Angkasa Pura 2)
Sirkulasi pada area dalam Bandara Banyuwangi
sangat sederhana di mana hanya terdapat 1 ruang tunggu
terbuka sehingga pengunjung tidak perlu mencari-cari atau
mengikuti petunjuk arah untuk sampai pada ruang tunggu.
Selain itu, menariknya dari area keberangkatan ini dapat
adanya area terbuka dengan pemandangan kolam ikan di
antara ruang tunggu dan ruang check in yang berfungsi
sebagai area santai sehingga penumpang dapat bersantai di
area ini sebelum memasuki ruang tunggu.
Gambar 4. 4 Sirkulasi dalam Bandara Banyuwangi
-
68
4.2.1.3. Konsep Masa Bandar Udara Banyuwangi
Konsep massa yang terpilih ada persegi panjang yang
mana dipakai untuk menjaga keefektifan layout ruang dalam
selain itu kesan paling kuat yang bisa didapat dari bangunan
bandara ini adalah bentuk atapnya yang menarik.
Gambar 4. 5 Atap Rumah Suku Osing
(Sumber: Angkasa Pura 2,2019)
Atap pada terminal domestik ini memiliki filosofi
yang berasal dari atap tradisional dari Suku Osing yang
kemudian digabungkan dengan topi khas dari banyuwangi
yang bernama Udheng. Hal inilah yang menyebabkan
keberadaan atap tersebut kemudian dibelah menjadi dua.
Gambar 4. 6 Implementasi Atap
(Sumber: Angkasa Pura 2,2019)
-
69
4.2.1.4. Desain Pasif pada Bandar Udara Banyuwangi
Bandara ini dipenuhi oleh desain pasif di dalamnya,
yang mana desain berusaha mengurangi penggunaan listrik
dengan cara memasukkan cahaya dan angin sebanyak-
banyaknya ke dalam area utama,
1. Penggunaan Kipas baling-baling untuk mengatur
flow udara
Gambar 4. 7 Plafon Bandara Banyuwangi
2. Penggunaan Kisi-kisi sebagai pengganti dinding
luar untuk membiarkan udara masuk ke dalam.
Gambar 4. 8 Lobby Bandara Banyuwangi
3. Ruangan yang dikubur di mana semakin dalam
suatu ruangan di dalam tanah, maka suhu ruangan
akan semakin dingin.
-
70
Gambar 4. 9 Bangunan sunken di Bandara Banyuwangi
4. Kolam ikan sebagai micro climate yang membuat
area bandara terasa dingin
Gambar 4. 10 Kolam Ikan Bandara Banyuwangi
5. Ruang di atas plafon tidak tertutup rapat untuk
menjaga flow udara yang baik (ditutupi oleh kisi-
kisi)
Gambar 4. 11 Lorong Kebrangkatan Bandara Banyuwangi
6. Tinggi dinding ruangan tidak penuh ke atas untuk
menjaga flow udara
-
71
Gambar 4. 12 Unfinished Cieling Bandara Banyuwangi
7. Skylight pada Atap untuk memasukkan cahaya ke
dalam area bangunan dan dibantu oleh kisi-kisi
kayu untuk menyaring panas matahari.
Gambar 4. 13 Skylight Bandara Banyuwangi
8. Skylight pada bagian atas dinding untuk
memasukkan cahaya ke dalam ruangan
Gambar 4. 14 Toilet Bandara Banyuwangi
-
72
9. Skylight diarahkan dengan permainan plafon
untuk memasukkan cahaya pada ruang dalam.
Gambar 4. 15 Skylight pada Area Fasilitas Bandara
Banyuwangi
10. Terdapat Courtyard baik berupa wet maupun dry
garden di antara koridor dengan bangunan. untuk
menjaga kesejukan bagi para penumpang
maupun pengunjung.
Gambar 4. 16 Courtyard pada Kerb Bandara Banyuwangi
-
73
11. Vista yang cantik untuk mendukung keberadaan
Terminal Bandara yang hijau dan asri
Gambar 4. 17 View dari Kerb Bandara Banyuwangi
12. Green roof yang dipakai untuk mengurangi jejak
karbon. Selain rumput, dapat juga dipakai gravel
untuk mengurangi panas beton.
Gambar 4. 18 Green Roof Bandara Banyuwangi
-
74
4.2.1.5. Fasilitas Bandar Udara Banyuwangi
Gambar 4. 19 Diagram Presentase Program Ruang Bandara Banyuwangi
Gambar 4. 20 Diagram Pembagian Ruang Konsesi
Berdasarkan pada data di atas maka terlihat bahwa konsesi kebanyakan terdiri dari
Tenant-tenant dan lalu kemudian dibantu oleh program-program penunjang lainnya
yang berfungsi untuk menambah kenyamanan dari para penumpang bandara.
11%
6%
6%
28%
33%
16%
RUANG DALAM BANDARA
RUANG TUNGGU
AREA CHECK IN
AREA KEDATANGAN
KONSESI
SIRKULASI
UTILITAS
20%
3%
8%
2%
5%
31%
20%
11%
Konsesi
Toilet
Nursery
Tiket
ATM
Informasi
Tenant besar 60-150m2
Tenant sedang
-
75
Tabel 4. 1 Daftar Fasilitas Bandara Banyuwangi
Keterangan Jumlah
Kapasitas Penumpang 600.000 pax/tahun
Counter Check In 10 domestik dan 2 internasional
Baggage corrousel conveyor 2 kedatangan domestik dan 1
kebrangkatan domestik
Boarding Gate 2 domestik dan 1 internasional
Eskalator (Terminal) -
Eskalator (Sky Bridge) -
Elevator (Terminal) -
Elevator (Parkir) -
Building Automation System (BAS) 1
Avio Bridge/ Contact Stand -
Airline Office 9 office
ATM/Bank 3 unit
Lost and Found 1 unit
Premium Baggage Service -
Kids Play Area 1 unit domestik
Nursery Room 2 unit domestik
Commercial Lounge -
VIP Room 1 unit domestik
Smoking Room 1 unit
Toilet Terminal 2
Toilet Parking & Curb Area 2
Musholla Terminal -
Mosholla Parkir 2
Parkir Mobil 183
Parkir Motor 267
Parkir Bus 2
4.2.2. Bandar Udara Raden Inten II
Gambar 4. 21 Bandara Raden Inten II
(Sumber: money.kompas.com,2019)
-
76
4.2.2.1. Zonasi Bandar Udara Raden Inten II
Gambar 4. 22 Zonasi Terminal Bandar Udara Raden Inten II
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Sirkulasi utama manusia terdapat di 4 area yaitu mulai dari
gedung parkir (merah) di kiri, melewati jembatan (oren) menuju
area pintu masuk atau zona keberangkatan (hijau) dan zona
kedatangan (biru), dan barulah masuk ke dalam area terminal
(kuning).
Sirkulasi jalan untuk kendaraan terlihat linear, dan terdapat
pada satu sisi terminal sehingga sirkulasi 1 arah ini terlihat efisien
dan mudah untuk dijaga dari sisi keamanannya.
Gambar 4. 23 Zonasi terminal Lantai Dasar
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
-
77
Terminal disesuaikan dengan fungsi pada umumnya di mana
pengantar dan penjemput hanya dapat sampai ke curb/pintu
masuk terminal sedangkan penumpang barulah dapat menuju ke
area terminal dengan membawa bukti pembelian tiket pesawat.
Area Terminal juga secara langsung dibagi 2 untuk antara
kedatangan dan keberangkatan agar mendapat kemudahan
sirkulasi bagi masing-masing penumpang.
Gambar 4. 24 Zonasi Terminal Lantai Atas
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Lantai atas terminal dikhususkan untuk ruang tunggu untuk
memudahkan penumpang masuk ke dalam pesawat melalui
garbarata. Selain itu juga terdapat sirkulasi untuk penumpang yang
baru saja mendarat yang kemudian diarahkan menuju lantai bawah.
-
78
Gambar 4. 25 Zonasi Terminal Lantai Mezannine
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Sedangkan untuk lantai mezzanine, fasilitas akan terfokus
pada sisi komersial yang berfungsi sebagai area belanja, dan area
tunggu. Zona ini sekaligus berfungsi untuk meningkatkan
kenyamanan penumpang sekaligus pendapatan bandara.
4.2.2.2. Sirkulasi Vertikal Bandar Udara Raden Inten II
Gambar 4. 26 Sirkulasi Bandar Udara Raden Inten II
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
-
79
4.2.2.3. Konsep Massa Bandar Udara Raden Inten II
Gambar 4. 27 Bentuk Masa Bandar Udara Raden Inten II
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Bentuk masa yang dipakai seperti dengan preseden
sebelumnya di mana mereka memakai bentuk persegi
panjang untuk efisiensi dari layout di dalamnya. Permainan
lokalitas mulai terlihat dari bentuk fasadnya yang memakai
bentuk Sieger yang kemudian dipadukan dengan batik motif
tapis.
Gambar 4. 28 Motif Tapis pada Fasad Bangunan
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Permainan bentuk motif tapis ini juga kemudian
diulang pada bentuk struktur yang merupakan setengah dari
pola batik ini dan pada area sisi udara sebagai penutup area
servis. Bangunan ini terlihat sangat modern dikarenakan
fasadnya yang memiliki material utama kaca, namun
dimasukkan sedikit elemen lokal agar dapat
memperkenalkan sedikit keindahan budaya Lampung di
mata penumpang maupun pengunjung.
-
80
Gambar 4. 29 Pola Sieger dan batik Tapis
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
Gambar 4. 30 Implementasi desain batik pada sisi udara bandara
(Sumber: Artefak Arkindo, 2018)
-
81
4.2.2.4. Fasilitas Bandar Udara Raden Inten II
Gambar 4. 31 Diagram presentase program ruang di Bandar udara Raden Inten 2
Tabel 4. 2 Tabel daftar fasilitas Bandar Udara Raden Inten 2
Sebelum Setelah Renovasi
Kapasitas
Penumpang
1.2 juta pax/year 3 juta pax/year
Counter Check In 12 unit 20 unit
Baggage corrousel
conveyor
2 unit (linear type) 3 unit (Circle Type)
Boarding Gate 3 gates 3 gates
Eskalator (Terminal) 2 unit 8 unit
Eskalator (Sky
Bridge)
Not available 2 unit
Elevator (Terminal) 1 unit 3 unit (2 diffable. 1
service)
Elevator (Parkir) Not available 1 unit
Building Automation
System (BAS)
Not available available
Avio Bridge/ Contact
Stand
Not available 2 unit (not incl.
Contract)
Airline Office 5 lot 13 lot
18%
10%
12%
7%6%13%
14%
11%
9%
PRESENTASE PROGRAM RUANG
RUANG TUNGGU
CHECK IN
KEDATANGAN
KERB
SCP
KANTOR
KONSESI
UTILITAS
SIRKULASI
-
82
Sebelum Setelah Renovasi
ATM/Bank 1 lot 3 lot
Lost and Found Not available 5 lot
Premium Baggage
Service
Not available 1 lot
Kids Play Area Not available 2 zone
Nursery Room Not available 4 lot
Commercial Lounge 1 lot 2 lot
VIP Room 1 lot 1 lot
Smoking Room Not available 1 lot
Toilet Terminal 5 zone 11 zone (incl.
diffable toilet)
Toilet Parking &
Curb Area
Not available 4 zone
Musholla Terminal 1 zone 1
Mosholla Parkir Not available 1 Zone
Parkir Mobil 170 605-700
Parkir Bus Not Available 3
4.2.3. Bandar Udara Koh Samui. Thailand
Gambar 4. 32 Bandar Udara Samui
Sumber: Steve,2018
-
83
4.2.3.1. Zonasi Bandar Udara Koh Samui
Gambar 4. 33 Zonasi dalam Terminal Bandar Udara Koh Samui
(Sumber: samuiairport.com,2019)
Berdasarkan pada zonasi di atas, maka dapat terlihat
bahwa terdapat area besar dibawah dan diakhiri oleh nomor
95 dimana terdapat menara jam. Area tersebut merupakan
area komersial yang dapat penumpang lewati setelah proses
check in di nomor 9 dimana para penumpang dapat bersantai
terlebih dahulu. Area ini terdiri dari 28 pertokoan dengan
beragam jenis toko mulai dari fashion, oleh-oleh, hingga
makanan kecil untuk disantap.
Setelah selesai di area pertokoan tersebut, barulah
penumpang diarahkan ke SCP pada nomor 92 untuk dicek
kelengkapan boarding pass mereka dan dapat menuju ke
ruang tunggu masing-masing. Karena sifat bandara ini yang
multi masa, maka area komersial pun tetap ada setelah SCP
untuk menambah kenyamanan dari para penumpang dan
juga ada duty free shop bagi para penumpang internasional
yang tidak boleh dilewatkan.
-
84
Gambar 4. 34 Clock Tower Samui Airport
(Sumber: atmosphereairuk,2017)
4.2.3.2. Sirkulasi Bandar Udara Koh Samui
Gambar 4. 35 Sirkulasi Terminal Bandar Udara Koh Samui
Bandar Udara Koh Samui memiliki sirkulasi yang
cukup abstrak karena sirkulasi akan sangat berliku-liku
terutama di bagian keberangkatan di mana jarak area check-
in ke area ruang tunggu cukup jauh sehingga penumpang
harus memperhatikan waktu mereka ketika berjalan. Namun,
jika penumpang memiliki waktu yang banyak, maka
penumpang dapat menikmati area komersial yang cukup luas
di mana mereka ada bersantai layaknya mall.
Sirkulasi sejenis ini sering disebut sirkulasi radial
yang dapat dilihat dari di mana penumpang dibawa
berkumpul di area komersial atau shopping mall terbuka, di
-
85
mana dapat menjadi tempat pemberhentian terakhir untuk
jajan oleh-oleh sebelum pulang menaiki pesawat. Setelah
dibuat berkumpul di satu titik, barulah penumpang disebar
dengan melewati koridor-koridor sempit yang berbeda sesuai
dengan nomor gate yang terdapat di boarding pass. Koridor
ini bersifat open dan kita disuguhi oleh beragam vista berupa
taman yang indah.
Gambar 4. 36 Area berkumpul dan Titik sirkulasi Radial dimulai
4.2.3.3. Konsep Masa Bandar Udara Koh Samui
Desain dari bandara ini mengambil tema surga tropis
sehingga tatanan massa di dalamnya akan sangat menyatu
dengan alam di sekitarnya. Hal ini membuat bandara ini
menjadi suatu pengalaman baru yang untuk bagi para
penumpangnya dikarenakan sifat yang berbeda dari bandara
ini
Bandara ini memakai material lokal seperti palem
dan rotan yang kemudian dibungkus dan didesain dengan
gabungan Polynesian resort dan budaya dati Thailand
sendiri. Hal ini menghasilkan Bandara yang tidak biasa dan
cukup berbeda
Area di mana penumpang memasuki SCP, dan akan berpisah sesuai
dengan nomor gate
-
86
Gambar 4. 37 Konsep Bandara Internasional Samui
(Sumber: Habita Architects. 1996)
Bandara ini tidak ramai, semua berjalan dengan
lancar dan tenang. Hal ini membuat penumpang merasa
sangat nyaman untuk berputar mengelilingi bandara ini yang
memiliki area pertokoan untuk menghabiskan waktu liburan
mereka
Selain itu, bandara sangat unik dikarenakan sifatnya
yang terbuka di mana tidak ada dinding di dalamnya
sehingga kita merasa sedang berjalan di sebuah resort atau
open-air shopping mall. Hal ini membuat penumpang di
dalamnya merasa seperti sedang liburan
Gambar 4. 38 Salah satu toko di open air shopping mall
(Sumber: kohsamuisunset.com,2020)
-
87
. Keunikan konsep masa bandar udara ini terletak pada
tatanan massanya yang multi masa dan beragam sehingga
semuanya terlihat tidak sama. Vista yang berbeda menjadi
kesenangan tersendiri bagi para penumpang apalagi bandara
ini membuat banyak area terbuka di sekelilingnya yang dapat
dinikmati juga oleh penumpang.
Selain area terbuka, Bandara ini juga menyediakan
pencahayaan alami pada hampir seluruh bangunannya
seperti pada ruang tunggu, ruang check in, area berkumpul
dan lainnya
Gambar 4. 39 Suasana Check In di Bandara Koh Samui
(Sumber: airwaysmag.com,2019)
4.2.3.4. Desain Pasif Bandar Udara Koh Samui
Gambar 4. 40 Lobi Keberangkatan Bandara Samui
(Sumber: Roma Neus,2018)
-
88
Desain pasif pada bandara ini dapat langsung terlihat
berdasarkan pada letak massa bangunan yang terpisah atau multi
massa yang membuat bandara ini sekilas terlihat seperti bungalow-
bungalow kecil yang dipakai sebagai area beristirahat.
Gambar 4. 41 Bangunan Ruang Tunggu Bandara yang terbuka
(Sumber: thailand-aktuell.com,2016)
Selain bersifat multi massa, bangunan terminal ini juga
dirancang open air di mana tidak terdapat dinding luar sama sekali.
Hal ini membuat angin dapat masuk dan keluar dengan bebas. Selain
itu dengan atap bangunan yang tinggi seta keberadaan material
transparan dan dilengkap dengan struktur rotan dan bambu membuat
area dalam ruang tunggu juga semakin menarik dan indah namun
tetap terang dan hemat energi.
Lay-out dari tempat duduk yang terdapat pada ruang tunggu
juga dibuat berbeda dengan membuatnya seperti berada di sebuah
lounge atau cafe sehingga memberi efek kenyamanan yang lebih
terhadap penumpang.
-
89
Gambar 4. 42 Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik
(Sumber: Island Info Samui, 2014)
Desain pun ditambah dengan adanya vista yang menarik
mulai dari taman, hingga vista dari ruang tunggu yang mana dapat
melihat langsung pesawat mendarat maupun lepas landas.
4.3. Analisa Tapak Eksisting
4.3.1. Hasil Wawancara dengan Bapak Windi Wijaya
1. Bangunan yang sudah tua sejak 1985.
2. Kekurangan ruang untuk karantina
3. Kapasitas ruang tunggu yang kurang memadai
4. Tidak adanya konsep desain bangunan terminal
5. Bangunan masih jauh dari kata nyaman
6. Pengembangan terlalu cepat akibat proyek Strategis Nasional
namun tidak disandingi jumlah kapasitas penumpang.
7. Terminal dibangun awalnya hanya untuk 2 penerbangan saja dan
terkesan dipaksakan untuk menjadi bandara internasional.
8. Ketika jam padat AC menjadi kurang dingin.
9. Lahan sebesar 423,8 hektar karena ada kendala lahan 11.6 hektar
TNI AU. Sehingga pengembangan masih sangat dimungkinkan.
10. Domestik 1 penumpang koefisiennya 14 m2. Pada tahun 2018
dalam 2 jam terdapat 3 pesawat seri 800 /188 penumpang, 1000
penumpang >14.000m2, dan internasional 17.000m2
11. Tidak ada tenant atau toko di dalam bangunan terminal, hanya
teradat kantin di luar terminal
-
90
12. CIQ harusnya ada 4. Manusia, ikan, tumbuhan, hewan. dengan
ruang sendiri, sehingga belum sesuai dengan PP sehingga hanya
datang jika terpenuhi 2/4.
13. Kargo hanya terdapat kargo domestik.
14. Baru terdapat perubahan pengelola.
15. Kantor Operasi menyatu, namun untuk kantor administrasi
terpisah untuk kemudahan sterilnya lokasi.
16. Bandara seharusnya dibangun dengan kearifan lokal, ramah
lingkungan, dan mudah dirawat dikarenakan letaknya di pulau.
4.3.2. Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar
1. Tempat Parkir yang sempit atau kurang
2. Kurangnya area makan atau oleh-oleh
3. Area Drop Off sangat ramai dan kanopi hanya mampu
melindungi 1-2 mobil pada 1 area pada saat hujan sehingga
terjadi antrean.
4. Ruang Merokok mudah kehujanan.
5. Sirkulasi yang kurang efektif dikarenakan kamar mandi yang
terletak di luar ruangan sebelum area pemeriksaan sehingga akan
dilakukan pengecekan boarding pass kembali
4.3.3. Jadwal Penerbangan dan Penumpang Tahunan Bandara
Tabel 4. 3 Jadwal Penerbangan Bandara H.AS. Hanandjoeddin 2019
(Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)
Berdasarkan pada jadwal penerbangan ini maka terlihat
perbedaan sangat signifikan di mana terdapat 95 penerbangan
-
91
domestik dan 4 penerbangan internasional tiap minggunya, dan jika
dijabarkan lebih lanjut maka setiap harinya akan memiliki,
Tabel 4. 4 Jumlah Penerbangan Setiap Hari di Bandara H.AS.
Hanandjoeddin
Hari Domestik Internasional
Senin 12 1
Selasa 12
Rabu 13 1
Kamis 14
Jumat 15 1
Sabtu 12
Minggu 17 1
(Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)
Berdasarkan pada data di atas maka dapat dipastikan bahwa
penerbangan domestik menjadi sangat penting sehingga tentu
pengembangan terminal akan lebih mengarah ke penerbangan
domestik dibandingkan dengan penerbangan internasional.
Dengan fakta bahwa 95% penerbangan di Bandara ini
merupakan domestik dan tidak setiap hari terdapat penerbangan
internasional maka dapat kondisi ruang tunggu yang fleksibel dapat
menjadi salah satu solusi untuk menjadi keefektifan ruang pada
terminal bandara tersebut.
Berdasarkan pada jenis pesawat yang mendarat pada tahun
2019, pesawat-pesawat tersebut akan memiliki kapasitas,
Tabel 4. 5 Kapasitas Pesawat Yang Mendarat di H.AS. Hanandjoeddin
No Operator Tipe Kapasitas
1 Garuda Indonesia CRJ-1000 96
ATR72-600 70
B737-800 162
2 Citilink Indonesia A-320 180
-
92
No Operator Tipe Kapasitas
3 Sriwijaya Air B737-800 189
B737-500 120
B737-300 146
4 Nam Air B737-500 120
5 Lion Air B737-800 189
6 Wings Air ATR 70-600 72
7 Air Asia A-320 180
8 Batik Air A-320 180
(Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)
Jika dilihat, maka kapasitas yang diperlukan untuk 1 buah
ruang tunggu adalah minimal memiliki kapasitas 189 kursi untuk
masing-masing penerbangan domestik maupun internasional.
4.3.4. Situasi Site
Gambar 4. 43 Lokasi Tapak dari Pusat Kota Tanjung Pandan, Belitung
(Sumber: Google Maps,2020)
Lokasi tapak sangat strategis di mana pusat kota dapat
dicapai dengan jarak 20 menit dari Bandara. Namun, perlu
diperhatikan bahwa hanya ada sedikit SPBU Pertamina dan
kebanyakan terdapat di area pusat kota. Sehingga jika hendak
membawa mobil diharapkan untuk mengisi bensin terlebih dahulu di
pusat kota.
-
93
Gambar 4. 44 Lokasi Pom Bensin di Kota Tanjung Pandan
(Sumber: Google Maps,2020)
Orientasi tapak akan menghadap langsung ke arah barat yang
membuat area curb akan terasa panas jika kurang memperhatikan
panjang kanopi, bukaan, serta lahan hijau yang tersedia. Pada
kondisi sekarang, terlihat bahwa kanopi yang diperuntukkan untuk
mobil hanya dapat menampung 2 mobil berhenti sehingga perlu
diperhatikan juga agar penumpang tidak kehujanan atau kepanasan
ketika turun dari kendaraan.
Gambar 4. 45 Kondisi Eksisting Bandara Saat Ini yang menghadap Barat
(Sumber: Google Maps,2020)
Mendekat lagi ke arah terminal, kita dapat melihat bahwa
lokasi untuk area fasilitas tidak berada di dalam terminal sehingga
penumpang yang turun harus keluar area terminal untuk membeli
makanan ataupun minuman. Berikut zonasi yang terdapat di area
terminal bandara.
-
94
Gambar 4. 46 Zonasi Bandara H.AS. Hanandjoeddin
Setelah itu dapat diperhatikan lebih dekat bahwa bandara ini
memiliki beberapa lahan yang kurang dipergunakan secara efektif
secara masterplan yang mana mungkin sesungguhnya dapat
memperluas kapasitas bandara tersebut. Berikut zonasi lahan
tersebut,
Gambar 4. 47 Lahan Kurang Efektif Sekitar Bandara
Dapat terlihat bahwa terdapat lahan yang tidak terpakai dan
saat ini hanya dipakai sebagai area lapang dengan rumput. Hal ini
menyebabkan tidak efektifnya sirkulasi bagi para pekerja pengelola.
-
95
Gambar 4. 48 Tanah Kosong Setelah Area Kantin.
Gambar 4. 49 Area Pengelola yang jauh dari Kantor Pengelola
Hal yang disebabkan oleh ketidakefektifan ini sesungguhnya
dapat diselesaikan dengan penempatan layout yang lebih efisien,
sehingga alur kerja dari pekerja dapat lebih cepat dalam
menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dalam bandara.
-
96
4.3.5. Sirkulasi Luar Bandara
Gambar 4. 50 Sirkulasi Luar Bandara
Sirkulasi Kendaraan pada bandara ini sanggatlah mudah di
mana sirkulasi terlihat linear karena hanya memiliki 1 pintu masuk
dan keluar sehingga sesungguhnya sangat memudahkan pengunjung
di dalam area parkir Bandara ini. Namun, ketika terdapat jadwal
penerbangan area drop off menjadi penuh dan sangat dipadati oleh
kendaraan. Hal ini tentu menjadi satu hal yang harus diperbaiki agar
sirkulasi kendaraan tetap lancar.
Gambar 4. 51 Sirkulasi Kendaraan yang Macet Ketika Jam Kedatangan
(Sumber: Google maps,2015)
-
97
4.3.6. Sirkulasi Dalam Bandara
Gambar 4. 52 Sirkulasi Dalam Bandara
Sirkulasi dalam bandara sangat sederhana dan
terpusat pada kerb karena letak pintu yang berdekatan.
Namun, dikarenakan kerb yang kecil, area ini menjadi
penyebab kepadatan pengunjung ketika jam padat
dikarenakan ramainya kerb atau lobby bandara ini.
Alur sirkulasi dalam bandara sudah jelas dan mudah
untuk dicapai sehingga meminimalisir kondisi tersesat oleh
penumpang namun, tetap perlu diperhatikan letak wc yang
ada di luar ruang tunggu sehingga perlu adanya
pengefektifan layout agar sirkulasi pengunjung lebih efisien.
-
98
4.3.7. Layout Eksisting
Gambar 4. 53 Layout Eksisting Terminal Penumpang H.AS Hanandjoeddin
Semua kegiatan sudah diberi warna kecuali area berwarna
putih. Area putih inilah yang sering kita sebut sebagai area
konsesi yang merupakan area fasilitas yang dapat dipakai oleh
pengunjung maupun penumpang. Namun, pada terminal
bandara ini terlihat tidak ada area komersial sehingga perlu
adanya pengembangan area komersial pada tahap perancangan
nantinya.
Konsesi yang terdapat pada terminal ini adalah area
ticketing, money changer, information center, security, dan
toilet serta nursery room.
-
99
4.4. Kesimpulan Analisa
Tabel 4. 6 Tabel Kesimpulan Analisa
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Foto
(nusantaratv.com,2018)
(thailanddiscovery.info,2017)
Zoning
Lokasi Banyuwangi Lampung Pulau Koh Samui, Thailand Tanjung Pandan, Pulau
Belitung
-
100
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Kapasitas
Penumpang
600.000 (Eksisting)
3.000.000 (Ultimate)
3.000.000/ tahun 16.000/hari
5.840.000/tahun
250.000 /tahun
Luas Terminal
(m2)
5000 (Domestik)
600 (Internasional)
9.650 (Domestik dan
Internasional)
12.113 (Domestik dan
internasional)
2.492 (Domestik dan
Internasional)
Jumlah
pengunjung/tahu
n 2018
366.000 2.643.225 1.687.130 1.047.010
Sirkulasi
linear
linear
radial
linear terpusat
-
101
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Bentuk Bandara
linear
linear
Finger pier
linear
Level 2 2+1 Mezanine 1 1
Lantai 2 sebagai food
court dan anjungan.
Mezzanine sebagai area
komersial
1937 m2 untuk area
komersial
Belum ada area
komersial
Jumlah gate 5 5 7 5
2 kebrangkatan domestik
1 kedatangan domestik
1 kebrangkatan
internasional
1 kedatangan
internasional
1 kebrangkatan domestik
2 kebrangkatan
internasional
1 kedatangan domestik
1 kedatangan internasional
3 kebrangkatan domestik
1 kedatangan domestik
1 kedatangan internasional
2 kebrangkatan
internasional
1 kedatangan
internasional
1 kedatangan domestic
2 kebrangkatan domestic
1 kebrangkatan
internasional
-
102
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Jumlah Terminal
2 1 6 1
1 Terminal internasional
1 Terminal Domestik
Terminal Internasional
dan Domestik digabung
3 Terminal Kebrangkatan
Domestik
2 Terminal Kedatangan
1 Terminal Kebrangkatan
Internasional
Terminal Internasional
dan Domestik digabung
Regionalisme
Abstrak
Nuansa
Hangat Kayu Modern Tropis Rumah
Filosofi
Atap Suku Osing
Topi Udheng
Batik Pohon Kelapa -
Konkrit
-
103
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Material Kayu, Bata, Beton,
Rumput
Bata, beton, Kaca Bambu, Rotan Bata, genting merah
Struktur
Beton, Baja Beton, Baja Beton dengan bentuk
kelapa
Beton
Bentuk Atap
(Kumparan.com,2020)
Setengah Atap Rumah
Suku Osing
(saibumi.com,2019)
Atap Flat Beton- Modern
(JJ Doro, 2018)
Atap thatched
Atap Limas
-
104
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Kanopi
Kanopi sejauh 5m yang
merupakan kanopi miring
suku Osing dengan finish
rumput. yang
melambangkan sawah
disekitarnya
Kanopi Flat dari kaca dan
ACP
Atap thatched dengan finish
modern
Kanopi menggunakan
atap limas.
ARSITEKTUR TROPIS
Atap
Material Hijau
Prinsip Sustainable di Arsitektur Tropis
Energi dan
Emisi
-
105
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Banyak Ventilasi, dan
sylight
• Dinding kaca jadi
banyak cahaya yang
masuk
• Full AC kecuali area
Curb
Tidak berdinding dan
terbuka
Area Tunggu
menggunakan kaca
sehingga cahaya dapat
masuk. Namun tidak
memiliki skylight.
Air dan Buangan
Air Recycle digunakan
untuk menyiram tanaman
- - -
Sampah dan
Material
Konstruksi
Menggunakkan material
kayu ulin bekas
Mengunakan material
pabrikasi
Menggunakan material dari
alam
Mengunakan material
bata dan beton.
Kualitas
Lingkungan
dalam ruang
Full AC kecuali area Curb
-
Lingkungan
Sekitar
-
-
106
Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS
Hannandjoeddin
Desain Pasif
Menghindari
panas
Ventilasi Alami
Pencahayaan
Alami
Area Luar
Dingin
-
107
4.5. Hasil Observasi dan Wawancara Regionalisme di Belitung
Tabel 4. 7 Tabel Regionalisme Belitung
Regionalisme Keterangan
Konkrit
Material Kayu Gelam, Atap Sirap
Atap Seng
Warna Coklat yang mengartikan
kesederhanaan di mana
memakai warna material
asli. namun pada masa
sekarang rumah-rumah
warga sudah banyak yang
dicat warna-warni.
Bentuk Atap Terdapat perpaduan 3 jenis
atap mulai dari prisma,
pelana, dan miring.
Kanopi Kanopi miring dan lurus.
Ornamen Segitiga merupakan
perpaduan budaya dengan
Sumatra Selatan dan
berfungsi sebagai ornamen
atau hiasan.
-
108
Regionalisme Keterangan
Struktur Material Kayu.
Balok memiliki penyangga
segitiga di kedua sisi.
Fondasi Panggung dari kayu
gelondong, granit, atau
beton lajur maupun
setempat
-
109
Regionalisme Keterangan
Ciri Khas Daun Simpor
Sering digunakan untuk
pembungkus makanan,
dan sebagai bahan batik
khas Belitung
Kapal.
Karena Belitung
merupakan kepulauan,
maka banyak sekali
perahu yang akan
terlihat di pesisir pantai
Abstrak
Iklim Tropis Dengan suhu terpanas adalah 34°C
Mata pencaharian Melaut-Urang Laut (Pria)
Bertani-Urang Darat (Pria)
Memasak (wanita)
-
110
Regionalisme Keterangan
Adat dan filosofi Tradisi Makan Bedulang
Dan Tradisi Buang Jong
Dilakukan dengan arti makan
bersama dengan rasa kebersamaan
dan menghargai antar anggota
masyarakat.. Sedangkan Tradisi
Buang Jong merupakan trsdisi
membuang kapal untuk
keselamatan warga.
Komposisi Massa
Vertikal
Kaki – gudang, mencegah
ternak, namun untuk
rumah warna terdapat
rumah dengan fondasi
lajur sehingga tidak
memiliki area bawah
Badan – Area tinggal
Kepala - Atap
Komposisi
Massa
Horizontal
Teras – Area Tamu
(Tamu laki-laki)
Depan – Area Tinggal
Loss – Area tengah
untuk berkumpul (Tamu
perempuan)
Belakang – Dapur
Tinggi
Bangunan
Tinggi Bangunan dari
tanah untuk masyarakat
adalah 30-50cm
Tinggi Bangunan dari
tanah untuk bangsawan
adalah 1meter lebih.
3 anak tangga
-
111
Regionalisme Keterangan
Jumlah tangga yang
ganjil.
Untuk Masyarakat
biasanya akan ada 3
anak tangga dan
5,7,9,dan 11 untuk kaum
bangsawan.
3 anak tangga
9 anak tangga
5 anak tangga
Nuansa Ruangan Terkesan terbuka tanpa
dinding di mana orang
dulu merasa tidak
nyaman jika tidur
terpisah dari anaknya.
Analisa difokuskan pada rumah adat dan rumah warga yang ada di Belitung, Hal
ini dilakukan untuk menafsirkan tingkat kenyamanan yang sudah tertanam di dalam
masyarakat. Sesuai dengan Teori regionalisme menurut Framton, maka Bangunan
terminal ini akan mengambil faktor berupa kondisi geografis dan sejarah dari pulau
Belitung sendiri. Sehingga dengan menggabungkan ke dua hal tersebut maka
tercipta sebuah karya modern namun tetap meneruskan tradisi.
-
112
4.6. Kriteria Desain Terminal Bandar Udara
4.6.1. Berdasarkan Manusia
1. Target market merupakan para wisatawan yang akan pergi ke pantai,
sehingga desain akan bersifat universal untuk anak-anak dan orang
dewasa
2. Terdapat area untuk berfoto untuk menjelaskan lokasi seperti “Bandara
H.AS Hanandjoeddin” atau “Selamat datang di Belitung”. Hal ini
berfungsi untuk memperkenalkan Belitung melalui turis.
3. Terdapat area pagelaran budaya setempat yang dapat dinikmati
pengunjung maupun pengantar. Area ini dapat dipakai oleh para
seniman lokal mulai dari tarian, nyanyian, hingga pengenalan produk
lokal.
4. Terdapat area retail yang ditujukan untuk para turis yang akan kembali
sehingga jumlah retail akan lebih banyak ada pada area keberangkatan.
(+50% dari area kedatangan)
5. Perancangan akan berpegang teguh pada faktor 3S+C yang mana terdiri
dari Service, Security, Safety, dan Compliance. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah para staff untuk melakukan pekerjaan mereka dengan
lebih efektif dan efisien.
4.6.2. Berdasarkan Lingkungan
1. Lingkungan yang memiliki iklim tropis sehingga massa bangunan akan
terbuka dengan memanfaatkan skylight dan natural ventilation
2. Lahan kurang efisien pada eksisting akan dirapikan kan dengan
mengumpulkan area kantor yang tersebar agar membentuk area kerja
yang efisien
3. Tapak yang akan diolah lebih jauh sebagai lahan untuk terminal bandara
kurang lebih 12000 m2
-
113
Gambar 4. 54 Tapak terpilih
4.6.3. Berdasarkan Bangunan
1. Tinggi maksimal bangunan merupakan 26m yang diuukur daari standar
KKOP 1:7
2. Bentuk bangunan akan memiliki sirkulasi linear dan bentuk yang linear
untuk mempermudah sirkulasi pengunjung.
Area Publik
Area Privat
Gambar 4. 55 Zoning Tapak
3. Area perancangan warna kuning akan menjadi area berkumpul, area
check in, dan area komersial. Area perancangan wana biru kan menjadi
area khusus untuk penumpang pesawat yang setelah SCP 2.
4. Perancangan tatanan masa terminal atas dasar regionalisme akan
berdasarkan pada zonasi, dan nuansa yang berasal dari Rumah Adat
Belitung
-
114
5. Perancangan atap terminal atas dasar regionalisme akan mengambil
filosofi dari atap tradisional limas yang terdapat pada Rumah Adat
Belitung.
6. Perancangan interior terminal atas dasar regionalisme akan mengambil
ornamen yang banyak diterapkan dalam Rumah Adat Belitung
7. Perancangan bangunan akan berupa multi massa yang merupakan
implementasi dari tradisi makan bedulang dan keberadaan Belitung yang
ada pada iklim tropis.
4.6.4. Berdasarkan Regionalisme
Tabel 4. 8 Kriteria Regionalisme
NO KRITERIA KETERANGAN
BENTUK
1. ATAP
Sumber:
Rumah Adat
Belitung
Transformasi atap dengan cara penyusunan vertikal maupun
horizontal, pemindahan sudut, pemendekan sudut, ditekuk dan
disusun origami. Hal ini dilakukan karena bentangan bandara yang
sangat lebar dan untuk menghasilkan bentuk yang lebih modern
namun bermakna
Gambar 4. 56 Bentuk dasar atap
2. ZONING
DENAH
Sumber:
SNI dan
konfigurasi
massa denah
rumah adat
Belitung
Gambar 4. 57 Zoning Kasar
Zoning disesuaikan dengan bentuk linear untuk memudahkan
sirkulasi dari pengunjung.
Zona Biru : Area Check In (Dapur)
Zona Hijau : Retail (Los)
Zona oren dan kuning : keberangkatan dan Kedatangan
-
115
NO KRITERIA KETERANGAN
3. DINDING
Sumber:
Rumah adat
Belitung
Gambar 4. 58 Earth-tone color chart
Warna yang dipakai adalah warna natural. Hal ini untuk menyiratkan
keadaan Belitung yang sederhana namun berwarna sebagai pulau
wisata. Penggunaan material kayu dan warna natural (cat putih atau
earth tone) juga untuk mencerminkan area hutan di belitung
4. KOLOM
Sumber:
Rumah Adat
Belitung
Gambar 4. 59 Kolom pada rumah adat.
Bentuk kolom yang untuk dapat ditransformasikan sebagai bentuk
kolom yang menyerupai pohon sehingga dapat menyesuaikan dengan
kondisi Bandara yang membutuhkan struktur bentang lebar.
Kolom juga akan dibuat ekspos bagian dari kesederhanaan dan
keterbukaan desain.
Gambar 4. 60 Contoh penerapan kolom segitiga
Sumber: Daniel Hopkinson, 2012
-
116
NO KRITERIA KETERANGAN
5. KANOPI
Sumber :
Rumah Adat
Belitung
Kanopi pada rumah adat merupakan penerusan dari bentuk atap yang
dipakai sehingga kanopi yang terdapat pada desain bandara akan
berupa penerusan dari struktur nantinya untuk menciptakan
kontinuitas dan kesatuan
Gambar 4. 61 Contoh Penerapan kanopi kontinuitas
Sumber: Grimshaw Architect, 2014
KONSEP
6. KONSEP
BANGUNAN
Sumber:
Analisa
Tradisi Buang
Jong
Konsep ini adalah konsep pembuatan kapal di darat lalu di bawa ke
pantai dan berakhir dengan dilautkan.
Konsep ini mirip dengan sistem Bandara yang juga pergi melewati
laut. Karena itulah tradisi ini dapat diinterpretasikan sebagai
keselamatan bagi orang yang pergi melewati laut
Konsep kemudian di simplikasi dan dibagi menjadi 3 yaitu
Darat- Pantai-Laut. Kemudian diimplementasikan dengan konfigurasi
denah. Hal ini akan memunculkan keberadaan air atau kolam untuk
mencerminkan laut di area keberangkatan nantinya.
Gambar 4. 62 Contoh penerapan kolam yang mencerminkan laut atau
sungai
Sumber: Syam S., 2019
7. KONSEP
RUANG
BERSAMA
Sumber:
Tradisi
Gambar 4. 63 Tradisi Makan bedulang
Sumber: Rico Sinaga, 2019
-
117
NO KRITERIA KETERANGAN
Makan
Bedulang
Mengambil makna dan semangat dari nuansa makan Bersama
sehingga makanan berkuah akan menjadi area tengah dan
diinjeksikan fungsi pagelaran budaya Belitung yang akan menjadi
pusat berkumpul dan dikombinasikan dengan area makan bersama.
Gambar 4. 64Contoh penerapan area tengah sebagai focal point
Sumber: Jason Sheerwood, 2017
NUANSA
8. TINGGI
BANGUNAN
Tinggi bangunan dan tinggi lantai akan disesuaikan dengan jumlah
anak tangga yang ganjil.
9. AREA
MAKAN/
ISTIRAHAT
Sumber:
Tradisi
Makan
Bedulang,
nuansa ruang
tengah rumah
adat
Terdapat area yang universal dapat dinikmati oleh semua kalangan
dan berfungsi sebagai area kumpul dan beristirahat.
Area dengan sifat terbuka, nyaman dan playfull.
Material kayu, rotan, bean bag. (menampilkan sisi pulau wisata
Belitung)
Contoh penerapan area santai pada pulau wisata.
Sumber: Steven Venton, 2019
Contoh penerapan area santai yang terkesan terbuka
Sumber: Hiroyuki Oki, 2017
-
118
NO KRITERIA KETERANGAN
10 Ornamen
Sumber:
Rumah adat
belitung,
kapal dan
Daun Simpor
Ornamen berupa permainan bentuk segitiga dan jajar genjang. Selain
itu terdapat bentuk daun simpor yang dapat dimanfaatkan sebagai
ornamen di interior maupun fasad dari bangunan.
4.7. Program Ruang Terminal Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin
Penentuan program ruang berdasarkan pada aturan pedoman tugas
akhir serta penyesuaian dengan hasil diskusi bersama dosen pembimbing
dan narasumber yang mana,
1. Luas Terminal maksimal adalah 12.000 m2 disesuaikan dengan
pedoman tugas akhir.
2. Kenaikan pergerakan penumpang akan dibatasi dengan rata-rata 5% per
tahun
3. Penentuan besaran masing-masing terminal domestik maupun terminal
internasional akan dihitung berdasarkan pada kuantitas penerbangan
pada saat ini, yaitu 95 penerbangan domestik dan 4 penerbangan
internasional. Sehingga akan menyebabkan 90% dari luasan yaitu
sekitar 10.800 m2 dipakai sebagai terminal domestik.
4. Untuk mengefisiensikan luasan bangunan terminal ini, maka konsep
ruang tunggu yang akan dipakai adalah konsep swing gate antar ruang
tunggu.
-
119
Tabel 4. 9 Asumsi Perhitungan Luas Terminal Penumpang
Asumsi Perhitungan
Luas Terminal
Penumpang Simbol Keterangan
Jumlah Penumpang
tahunan domestik dan
internasional (x) x 1.047.010 2018
pergerakan penumpang
keberangkatan domestik
ketika jam sibuk(a) a 499
Dilihat dari jadwal
penerbangan yang paling
dekat waktu sampai (1
jam)
pergerakan penumpang
kedatangan domestik
ketika jam sibuk(c) c 628
Dilihat dari jadwal
penerbangan yang paling
dekat waktu sampai (1
jam)
pergerakan penumpang
keberangkatan
Internasional ketika
jam sibuk(a) a 180 Hanya ada 1 penerbangan
pergerakan penumpang
kedatangan
Internasional ketika
jam sibuk(c) c 180 Hanya ada 1 penerbangan
Jumlah Penumpang
domestik Transfer (b) b 225.4 Hasil Studi JICA
Jumlah Penumpang
Internasional Transfer
(b) b 72 Hasil Studi JICA
Jumlah
Pengunjung/Penumpang
(f) f 2
Waktu Pemrosesan
check in/ Penumpang
(t1) t1 3
menit. Permenhub
38/2015
Waktu Pemrosesan
Pasport/ Penumpang
(t2) t2
5 menit. IATA
Proporsi Penumpang
menggunakan
Taksi/mobil (p) p 0.94
Proporsi penumpang
menunggu terlama (i) i 0.4
Proporsi penumpang
menunggu tercepat (k) k 0.6
Maksimal kursi pesawat
yang dilayani (m) m 189 B737-800
Maksimal kursi pesawat
yang dilayani
internasional (m) m 180 A-320
-
120
Asumsi Perhitungan
Luas Terminal
Penumpang Simbol Keterangan
Rata-rata waktu
menunggu terlama u 60
menit
Rata-rata waktu
menunggu tercepat v 20 menit
waktu kedatangan
penumpang pertama
sebelum boarding di
gate hold room g 50 menit
waku kedatangan
penumpang terakhir
sebelum boarding di
gate hold room h 5 menit
kebutuhan ruang per
penumpang (m2) s 1 IATA
proporsi penumpang
datang dengan wide
body aircraft q 0
proporsi penumpang
datang dengan narrow
body aircraft r 1
Semua pesawat yang
mendarat merupakan
narrow body aircraft
-
121
Tabel 4. 10 Peramalan jumlah Penumpang 10 tahun mendatang
tahun tahun ke datang berangkat total
2010 336,952
2011 399,028
2012 479,222
2013 537,255 rata-rata kenaikan
2014 0 307,960 305,524 613,484 datang berangkat total
2015 1 350,010 354,514 755,264 14% 16% 23%
2016 2 433,570 433,624 861,252 24% 22% 14%
2017 3 487,439 488,327 976,585 12% 13% 13%
2018 4 524,095 522,915 1,047,616 8% 7% 7%
2019 5 550,300 549,061 1,099,997 5% 5% 5%
2020 6 577,815 576,514 1,154,997 5% 5% 5%
2021 7 606,705 605,339 1,212,746 5% 5% 5%
2022 8 637,041 635,606 1,273,384 5% 5% 5%
2023 9 668,893 667,387 1,337,053 5% 5% 5%
2024 10 702,337 700,756 1,403,906 5% 5% 5%
2025 11 737,454 735,794 1,474,101 5% 5% 5%
2026 12 774,327 772,584 1,547,806 5% 5% 5%
2027 13 813,043 811,213 1,625,196 5% 5% 5%
2028 14 853,696 851,773 1,706,456 5% 5% 5%
2029 15 896,380 894,362 1,791,779 5% 5% 5%
Jumlah penumpang
rata-rata bulanan
74,698.36
74,530.18
149,314.91
jumlah penumpang
rata-rata harian
2,456
2,450
4,909 jumlah penumpang
rata-rata dalam 1
jam
204.65
204.19
409.08
operasional
penerbangan 7:00-
19:00 (12jam)
*5% adalah persentase rata-rata kenaikan yang disetujui oleh pembimbing dan narasumber
-
Tabel 4. 11 Program Ruang Domestik
DOMESTIK DOMESTIK
Program
Ruang Rumus Luas Sumber
Tempat duduk n=1/3xa 166
Luas Area Kerb
Keberangkatan 490.17 SNI03-7046-2004.
Panjang Kerb
keberangkatan L=1.1*(0.095.a.p) 49
Hall
Keberangkatan A=0.75 (a(1+f)+b)+10% 1420.98 SNI03-7046-2004.
Lebar Kerb
keberangkatan 10
Gate Hold
Room A: m.s 189 SNI03-7046-2004.
Panjang kerb
Kedatangan L=1.1*(0.095.c.p) 62
Ruang Tunggu
Keberangkatan 689.48
SNI03-7046-2004.
Lebar kerb
Kedatangan 10
SNI03-7046-2004. Counter Check In N=1.1*(((a+b)*t1)/60) 40
Check In Area A= 0.25(a+b)m2+10% 199.21 SNI03-7046-2004.
Jumlah Xray
Terpusat N= (a+b)/300 2
Baggage claim
Area A = 0.9c +10% 621.72 SNI03-7046-2004.
Pemeriksaan
Gate Hold Room N=0.2x(m/(g-h)) 1
Hall
Kedatangan
A =
0.375(b+c+2.c.f)+10% 1388.23 SNI03-7046-2004.
Baggage Claim
Devices (Narrow) N=c.r/300 2
Luas Area Kerb
Kedatangan 616.88 SNI03-7046-2004.
Toilet 𝐴𝑡 = 1,1 × (c × 0,2) 138.16 SNI03-7046-2004.
Total 5753.83
Area komersial 30% dari luas Terminal 1726.15
KP 205 Tahun
2016
Area Utilitas 20% dari luas Terminal 1150.77
KP 205 Tahun
2016
Total Luas terminal domestik 8630.7444
-
123
Tabel 4. 12 Program Ruang Internasional
INTERNASIONAL INTERNASIONAL
Program Ruang Rumus Luas Sumber Tempat duduk n=1/3xa 60
Luas Area Kerb Keberangkatan 176.8 SNI03-7046-2004.
Panjang Kerb keberangkatan L=1.1*(0.095.a.p) 18
Hall Keberangkatan A=0.75 (a(1+f)+b)+10% 504.9 SNI03-7046-2004.
Lebar Kerb keberangkatan 10
Gate Hold Room A: m.s 0 SNI03-7046-2004.
Panjang kerb Kedatangan L=1.1*(0.095.c.p) 18
Ruang Tunggu Keberangkatan
171.16
SNI03-7046-2004.
Lebar kerb Kedatangan 10
SNI03-7046-2004. Counter Check In N=1.1*(((a+b)*t1)/60) 14
Area Pemeriksaan Passport A= 0.25(b+c)m2 63 SNI03-7046-2004.
Pemeriksaan Passport Datang N=1.1*(((b+c)*t2)/60) 23
Area Pemeriksaan Passport A= 0.25(b+c)m2 63 SNI03-7046-2004.
Pemeriksaan Passport Berangkat N=1.1*(((a+b)*t2)/60) 23
Check In Area A= 0.25(a+b)m2+10% 69.3 SNI03-7046-2004. Jumlah Xray Terpusat N= (a+b)/300 1
Baggage claim Area A = 0.9c +10% 178.2 SNI03-7046-2004.
Pemeriksaan Gate Hold Room N=0.2x(m/(g-h)) 0
Hall Kedatangan A = 0.375(b+c+2.c.f)+10% 400.95 SNI03-7046-2004.
Baggage Claim Devices (Narrow) N=c.r/300 1
Luas Area Kerb Kedatangan 176.81 SNI03-7046-2004. Toilet 𝐴𝑡 = 1,1 × (c × 0,2) 39.6 SNI03-7046-2004.
Total 1843.74 Area komersial 30% dari luas Terminal 553.12 KP 205 Tahun 2016 Area Utilitas 20% dari luas Terminal 368.75 KP 205 Tahun 2016
Total Luas terminal internasional 2765.61
-
124
Tabel 4. 13 Program Ruang VIP
Program Ruang Keterangan Luas Sumber
Curb Side VIP lebar curb 5m 15 Kapasitas 20 orang
Public Hall area untuk berkumpul 1 orang 1.8m2 36 Kapasitas 20 orang
Security Check asumsi untuk 20 orang 20 Kapasitas 20 orang
Lavatory 1 wanita, 1 pria, 1 difable 14 Kapasitas 20 orang
Ruang tunggu VIP 120 Kapasitas 20 orang
Area Utilitas 20% dari luas Terminal 41 KP 205 Tahun 2016
Total Luas Terminal VIP 246
Total luas Terminal 11642.35
-
125
Tabel 4. 14 Program Ruang Area Komersil dan Fasilitas
Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total
AREA DOMESTIK (1726 m2)
KEBRANGKATAN
Eksekutif Lounge Sofa, Infomasi, Area Makan
40 1 20% 48
Informasi, security meja lobi, kursi 9 4 36
AVSEC Office 12 1 12
VIP ROOM Sofa, Infomasi, Area Makan
40 1 40
Tenant Besar restoran, toko oleh-oleh
60 asumsi 5 300
Tenant Sedang mini market, drug store, snack
30 asumsi 7 210
Tenant kecil money changer, penyewaan bus, warping, locker, kantor pos, snack, asuransi
5 8 asumsi 12 96
Ticketing 4 8 5 40
Airline office 4 8 5 40
Airport office 12 1 12
Bank/ATM 1 3 FAA 5 15
Nursery 1 12 MIT 2 24
UKS 4 3 12 Neufert 1 12
Musholla 2 10 20 2 40
-
126
Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total
TOTAL 925
KEDATANGAN
Tenant kecil Penyewaan Bus, Snack
6 FAA 10 60
Tenant Sedang Snack. Mini market 30 5 150
Trolley Rack 950x670 mm. Stack +60cm
100 0.6365 asumsi 1 60.6
Lost and Found Meja, kursi, storage barang
2 12 asumsi dan
neufert
1 12
Bank/ATM 1 3 asumsi 5 15
Nursery 12 MIT 2 24
UKS 12 Neufert 1 12
Vending Machine 1 3 Neufert 3 9
Security Check 5 12 1 12
Informasi 8 asumsi 1 8
Musholla 2 10 20 asumsi 2 40
TOTAL 403 Sirkulasi 30% 398 Total 1726
-
127
Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total
AREA INTERNASIONAL (607 m2)
KEBRANGKATAN
Informasi, security meja lobi, kursi 2 8 2 16
AVSEC Office meja lobi, kursi 6 12 1 12
VIP ROOM Sofa, Infomasi, Area Makan 2 10 20 1 20% 20
Tenant Besar restoran, toko oleh-oleh 30 60 asumsi 0 0
Tenant Sedang mini market, drug store, snack 10 30 asumsi 1 30
Tenant kecil
money changer, penyewaan bus, warping, locker, kantor pos, snack, asuransi 5.000 6 asumsi 5 30
Airport office 12 1 12
Bank/ATM 1 3 FAA 3 9
Nursery 1 12 MIT 2 24
UKS 4 3 12 Neufert 1 12
Musholla 2 10 20 2 40
TOTAL 205
KEDATANGAN
Tenant kecil Penyewaan Bus, Snack 5 6 FAA 4 24
Tenant Sedang Snack. Mini market 10 30 1 30
-
128
Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total
Penyewaan Bus 5 35 FAA 1 35
Trolley Rack 950x670 mm.
Stack +60cm 100 0.637 asumsi 1 60.6
Lost and Found Meja, kursi, storage barang 2 12
asumsi dan
neufert 1 12
Bank/ATM 1 3 asumsi 3 9
Nursery 2 12 MIT 1 12
UKS 4 12 Neufert 1 12
Vending Machine 1 3 Neufert 2 6
Security Check 5 12 1 12
Informasi 2 8 asumsi 1 8
Musholla 2 10 20 asumsi 2 40
TOTAL 261
Sirkulasi 30% 140
Total 605
-
BAB V
SIMULASI PERANCANGAN
5.1. Strategi Perancangan
5.1.1. Analisa Tapak
a. Matahari
Gambar 5. 1 Analisa Matahari
Muka tapak menghadap langsung ke arah barat dan timur sehingga
perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mendesain sisi timur dan barat ini
agar dapat meminimalisir panas dan cahaya yang masuk.
b. Akses kendaraan dan pedestrian
Gambar 5. 2 Analisa Akses Kendaraan dan Pedestrian
Kendaraan maupun pedestrian memiliki 1 jalur untuk masuk
maupun keluar, hal ini menguntungkan karena memudahkan sirkulasi
pengunjung. Namun perlu diperhatikan bahwa akan terdapat
penumpukan penumpang sehingga jarak antara area drop off harus
cukup.
-
130
c. Pusat Keramaian dan area hijau
Gambar 5. 3 Analisa Pusat Keramaian dan Area Hijau
Di sini terlihat bahwa pada area berwarna merah terjadi
penumpukan jumlah kendaraan dan penumpang karena hanya
terdapat 1 area drop-off kendaraan. Area hijau jika terkumpul
hanya di area barat sedangkan area lainnya kurang memiliki area
hijau.
d. Sirkulasi dalam tapak
Gambar 5. 4 Analisa Pemasalahan Alur Tapak
-
131
Berdasarkan pada hasil pengamatan, terdapat beberapa
permasalahan di mana terdapat pertigaan yang dapat membuat
penumpang bingung karena tidak adanya pintu atau pembatas
antara sisi darat maupun sisi udara sehingga perlu adanya
perubahan sirkulasi. Letak area retail dan makan yang ada di luar
terminal juga menghambat sirkulasi penumpang.
5.1.2. Strategi Perancangan Analisa Tapak
Berdasarkan pada analisa di atas maka akan terjadi beberapa
perubahan mengenai sirkulasi pada tapak itu sendiri, antara lain,
1. Penambahan jalan untuk memecah sirkulasi publik dan servis.
2. Orientasi bangunan yang menghadap barat perlu diperhatikan
desainnya agar dapat meminimalisir jumlah panas.
3. Perancangan area retail perlu diperhatikan agar sirkulasinya
menyatu dengan sirkulasi keberangkatan maupun kedatangan
sehingga dari sisi ekonomi pun tetap terjaga.
4. Penambahan kantung-kantung hijau yang diperlukan untuk
meningkatkan tingkat kenyamanan penumpang
5.1.3. Proposal Tapak
Gambar 5. 5 Proposal Sirkulasi Baru
Sirkulasi dipecah dari awal sehingga secara langsung
mempermudah sirkulasi penumpang sehingga penumpang memiliki 1
jalur untuk masuk dan keluar. Tapak juga diperluas untuk kebutuhan
multi massa sehingga tapak berbentuk L diambil,
-
132
-
Gambar 5. 6 Proposal Tapak Baru
5.1.4. Studi Volumetrik
Seperti pada kriteria desain bahwa penempatan massa akan berupa
multi massa untuk menampilkan kesan tropis dan Indonesia. Kesan terbuka
akan ditampilkan untuk mengalirkan udara sehingga penumpang dapat tetap
nyaman berada di dalam bangunan.
Berikut merupakan hasil studi alternatif dari massa,
Gambar 5. 7 Alternatif Massa 1
-
133
Gambar 5. 8 Alternatif Massa 2
Gambar 5. 9 Alternatif Massa 3
Tabel 5. 1 Tabel Analisa Massa
Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3
Gambar
Analisa Tapak
Iklim Skor: 1
Kurang cocok dengan
iklim tropis karena
masa yang bulky dan
menyatu
Skor: 3
Cocok dengan
adanya lubang-
lubang yang dapat
mengalirkan udara
serta masa yang lebih
terpecah
Skor: 2
Masa terpecah pada
area tengah. Hal ini
akan mempermudah
memimimalisir
panas di dalam.
-
134
Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3
Akses Skor: 1
Bangunan terlihat
monoton sehingga
dapat membuat
penumpang
kebingungan karena
bangunan terlihat
sama
Skor: 3
Terlihat bahwa
bangunan memiliki
muka yang berbeda-
beda sehingga
mempermudah akses
dan fungsi dari
masing-masing
bangunan
Skor :3
Massa sudah
dipecah sehingga
penumpang dapat
memilih dimana
mereka akan turun
ke masa tersebut
tanpa binggung.
Respon
Sekitar
Skor :2
Sudah merespon
matahari dengan
adanya kanopi yang
cukup panjang
Skor :3
Sudah merespon
matahari dengan
adanya kanopi yang
cukup Panjang.
Sudah ada
penyebaran area
hijau
Skor: 3
Sudah merespon
matahari dengan
adanya kanopi
Panjang.
Sudah ada
penyebaran area
hijau.
Pemandangan Skor: 3
Memiliki ukuran tapak
yang luas sehingga
pemandangan akan
sangat menarik
Skor: 3
Memiliki tapak
ukuran yang luas
sehingga
pemandangan akan
sangat menarik
Skor: 3
Memiliki ukuran
tapak yang luas
sehingga
pemandangan akan
sangat menarik
Pengguna Skor: 2
Bangunan terlihat
modern sehingga akan
terlihat keren di mata
pengguna
Skor: 3
Bangunan memiliki
banyak muka
sehingga pengguna
tidak akan bosan
berada di dalam dan
sirkulasi menjadi
lebih terarah
Skor: 2
Bangunan memiliki
muka yang terpecah
sehingga
memudahkan
pengguna untuk
beraktifitas di
dalam.
Kriteria Perancangan
Multi Massa Skor :1
Memiliki 2 massa
namun menyatu
Skor :3
Memiliki masa yang
terpecah-pecah
Skor: 3
Memiliki masa yang
terpecah.
Arsitektur
Tropis
Skor: 1 Skor :3 Skor: 2
-
135
Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3
Memiliki kanopi
Panjang sebagai nilai
plus.
Selain massa yang
terpecah juga
memiliki atap yang
cukup tinggi
sehingga sangat
cocok di pakai di
iklim tropis
Massa memiliki
masa yang terpecah.
Ornamental
(Budaya)
Skor: 2
Ornamental baru
terlihat pada area
kolom dan atap
Skor: 3
Ornamen terlihat
hampir di semua
massa mulai dari
atap, konfigurasi
masa, dan atap
bangunan
Skor:2
Ornamental terlihat
pada atap bangunan
dan multimasa
Letak area
retail
Skor: 2
Retail terletak pada
lantai 1 namun tidak
sejajar karena
mayoritas pembeli ada
pada pihak kedatangan
Skor: 3
Retail terletak pada
area terbuka dan
sejalur dengan
sirkulasi penumpang
Skor: 3
Retail terletak pada
area terbuka dan
sejalur dengan
sirkulasi
penumpang
Sirkulasi
dalam
Skor: 3
Sirkulasi cukup
mudah karena
bangunan yang
menyatu
Skor: 2
Sirkulasi terhalang
karena penumpang
dipaksa melewati
area retail terlebih
dahulu
Skor: 2
Sirkulasi terhalang
karena penumpang
dipaksa melewati
area retail terlebih
dahulu
Kanopi Skor: 3
Memiliki kanopi
panjang
Skor: 3
Memiliki kanopi
panjang
Skor: 3
Memiliki kanopi
panjang
Total 21 32 28
Berdasarkan pada tabel analisa di atas makan dapat disimpulkan
bahwa masa yang terpilih untuk dikembangkan adalah masa yang kedua.
-
136
5.2. Simulasi Perancangan
5.2.1. Konsep Perancangan
Gambar 5. 10 Axonometri
Konsep bandara ini adalah Regionalisme di mana peneliti ingin
memunculkan kembali keunikan dari setiap daerah terutama karena Indonesia
memiliki beragam budaya. Bandara tidak harus selalu mewah dan berbentuk
modern namun bandara sebenarnya dapat menjadi unik dan dapat disebut sebagai
bandara daerah tersebut karena memang hanya ada satu-satunya di sana dan tidak
bisa sembarangan dipindah ke tempat lain.
5.2.2. Program Aktifitas Utama serta penyesuaian dengan kondisi
Tabel 5. 2 Tabel Program Aktifitas Utama
Aktifitas Gambar Keterangan
Check in
Gambar 5. 11 Area Check In
Jumlah counter check in
dikurangi dari 54 menjadi
30 untuk memudahkan
sirkulasi serta merupakan
jumlah yang ideal untuk
menampung 1.8 juta
penumpang per tahun
Retail
Gambar 5. 12 Area Retail
Area retail terbuka
menjadi satu antara
keberangkatan dan
kedatangan. Hal ini
berfungsi untuk membuat
sirkulasi yang menyatu.
-
137
Aktifitas Gambar Keterangan
Lobby
Gambar 5. 13 Area Lobby
Area lobby ini juga
menjadi satu antar
keberangkatan maupun
kedatangan. Sehingga
semua pengunjung dapat
menikmati dan
beraktivitas dengan bebas.
CIQ
Gambar 5. 14 Area CIQ
Jumlah counter CIQ juga
dikurangi dari program
ruang untuk memenuhi
fungsi ideal dalam
melayani 1.8 juta
penumpang/tahun
Ruang Tunggu
Gambar 5. 15 Ruang Tunggu
Ruang tunggu memiliki
suasana hangat sesuai
dengan kriteria desain
untuk memiliki 1 tone
warna biru-hijau-putih-
coklat
Pengambilan Bagasi
Gambar 5. 16 Pengambilan Bagasi
Pengambilan bagasi juga
dibuat sederhana namun
tetap menimbulkan kesan
hangat pada ruangan
tersebut.
5.2.3. Penerapan Konsep Regionalisme
Tabel 5. 3 Tabel Penerapan Regionalisme
Regionalisme Keterangan
Konsep Konsep mengambil multi massa yang berasal dari tradisi makan
bedulang.
Penempatan massa dibagi menjadi 3 merupakan hasil
implementasi denah rumah adat belitung baik secara vertikal
maupun horizontal.
-
138
Regionalisme Keterangan
Gambar 5. 17 Penerapan filosofi 3 pada bangunan
Konsep playfull juga diperhatikan dengan adanya area terbuka
pada retail dan lobby.
Nuansa Nuansa hangat sangat terasa karena 1 bangunan akan memiliki 1
tone warna dengan dominasi warna material kuning-coklat dan
diselingi oleh sedikit warna hijau-biru yang membuat suasana
akan lebih cerah dan playfull.
-
139
Regionalisme Keterangan
Gambar 5. 18 Ruang Tunggu Domestik
Bentuk Bentuk atap merupakan hasil transformasi masa yang berasal
dari filosofi tangga ganjil, atap rumah adat dan ornamen belitung
yaitu pagar silang diamond
Gambar 5. 19 Transformasi Atap
Selain itu setiap massa juga akan memiliki 3 bagian terpisah
mulai dari peletakan massa hingga ruang dalam yang merupakan
implementasi dari Rumah Adat Belitung baik secara vertikal
maupun horizontal
-
140
5.2.4. Siteplan, Blockplan, Denah Tampak, Potongan
a. Siteplan
Gambar 5. 20 Siteplan
Siteplan menunjukkan bagaimana keberadaan terminal bandara
dapat mempengaruhi area lainnya di sisi udara dengan adanya
bangunan yang mendominasi maka akan mempermudah sirkulasi
penumpang.
b. Blockplan
Gambar 5. 21 Block Plan
-
141
Blokplan ini menunjukkan hubungan tapak dengan solid void
disekitarnya.
c. Denah
Gambar 5. 22 Denah Lantai 1
Denah lantai 1 didesain selaras dengan tapak untuk menghasilkan
desain yang rapi sehingga memudahkan sirkulasi pengunjung
didalamnya. Ada 3 fungsi utama yang berjalan pada area ini yaitu
check in, retail, dan kedatangan.
Gambar 5. 23 Denah Lantai 2
-
142
Denah lantai 2 didesain dengan sederhana untuk memudahkan
sirkulasi pengunjung dan hanya terdapat pada area yang
menghadap apron. Terdapat 3 fungsi utama yang berjalan pada
lantai 2 yaitu, ruang tunggu, imigrasi dan kantor.
d. Tampak
Gambar 5. 24 Tampak Bangunan
Tampak sudah dapat memperhatikan sisi kedaerahan dengan
keberadaan atap yang tidak kontras sehingga melebur dengan area
disekitarnya.
e. Potongan
Gambar 5. 25 Potongan Bangunan
-
143
Potongan di atas sudah menampilkan keberadaan bentang lebar
yang membuat area lantai 2 bebas kolom hal ini memperkuat
konsep regionalisme dimana pada rumah-rumah terdapat area
terbuka yang bebas dari kolom dan merupakan tempat mereka
berkumpul.
5.2.5. Skema
a. Skema Struktur
Gambar 5. 26 Diagram Struktur
Skema ini menunjukkan sistem struktur yang dipakai pada bentang
lebar terminal bandara dimana peneliti memakai sistem portal
sebagai strukturnya.
-
144
b. Skema Sirkulasi Manusia
Gambar 5. 27 Diagram Sirkulasi manusia
Sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi linear dimana dalam
melaksanakan fungsinya sebagai terminal maka kecepatan akan
menjadi yang utama. Hal ini akan mempermudah penumpang
untuk mencapai tujuannya dengan sirkulasi yang mudah dan
diarahkan.
c. Skema Sirkulasi Kendaraan
Gambar 5. 28 Diagram Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi kendaraan pada tapak linear dan satu arah sehingga
memudahkan sirkulasi pengunjung dan penumpang
-
145
d. Skema Disabilitas
Gambar 5. 29 Diagram Disabilitas
Skema ini menunjukkan titik-titik dimana terdapat lift dan toilet
yang dapat dipakai oleh kaum difable.
e. Skema Evakuasi
Gambar 5. 30 Diagram Titik Evakuasi
Skema ini menunjukkan dimana terdapat tangga untuk pengunjung
evakuasi dan juga titik-titik tempat pengunjung dapat berkumpul
di situasi darurat.
-
146
f. Skema Air
Gambar 5. 31Diagram Air Bersih Air Kotor
Skema ini menunjukkan sistem penggunaan air dalam bangunan.
selain penggunaan air bersih dari PAM, bangunan ini juga
menampung air hujan yang akan digunakan kembali sebagai air
flush toilet.
g. Skema New Normal
Gambar 5. 32 Diagram Titik Wastafel dan Hand Sanitizer
-
147
Skema ini menunjukkan peletakkan wastafel touchless dan hand
sanitizer agar masyarakat tetap dapat mengikuti protokol kesehatan
pada masa New Normal.
5.2.6. Perspektif dalam luar dan aksonometri program ruang
a. Aksonometri program ruang
Gambar 5. 33 Aksonometri Fungsi Bangunan
Program ruang pada lantai 1 terdiri dari area check in, retail, food
court, lobby, area pengambilan bagasi dan area service. Program
ruang yang terdapat pada lantai 2 adalah ruang tunggu, imigrasi, dan
kantor. Masing-masing lantai juga dilengkap oleg fungsi pembantu
seperti toilet, musholla, toilet difable, dan ruang laktasi.
-
148
b. Perspektif Eksterior dan Interior.
Gambar 5. 34 Aerial View
Perspektif burung diatas memperlihatkan keseluruhan bangnan serta lingkungan
sekitarnya. Terminal bandar udara ini memiliki view yang indah karena ukuran
tapak yang sangat luas.sehingga desain terfokus pada bagaimana cara memasukkan
angin ke dalam bangunan.
Gambar 5. 35 Eksterior Bangunan Kedatangan Kebrangkatan
Gambar 5. 36 Eksterior Bangunan Check In
-
149
Gambar 5. 37 Eksterior Bangunan Retail
Tiga Perspektif diatas menunjukkan 3 muka yang berbeda dari masing-masing
fungsi. Hal ini bertujuan untuk memnudahkan pengunjung serta sebagai salah satu
penerapan regionalisme. Fasad sendiiri dibuat dengan kesan warna dengan material
umum tanpa adanya finishing warna seperti beton dan kayu sehingga memunculkan
kesan sederhana namun tetap menyatu.
Gambar 5. 38 Perspektif Area Check In
Perspektif diatas menunjukan daerah luar dari area check in dimana penumpang
akan turun diarea ini untuk check in.
Gambar 5. 39 Perspektif Area Retail dengan Monumen Granit
Perspektif diatas menunjukkan area retail dengan monumen granit yang merupakan
salah satu simbol sumber daya Belitung yang indah.
-
150
Gambar 5. 40 Perspektif lorong Kebrangkatan
Perspektif diatas menunjukkan keadaan lorong ketika akan menuju ke pesawat.
Gambar 5. 41 Perspektif Ruang Tunggu
Perspektif di atas menunjukkan nuansa hangat yang terbentuk ketika berada di
ruang tunggu. Suasana hangat seperti ini akan membuat penumpang nyaman ketika
menunggu waktu untuk terbang.
BAB IVBAB V