bab iv pembahasanrepository.podomorouniversity.ac.id/34/14/21160003_ta_14... · 2021. 1. 3. ·...

86
65 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Hasil Wawancara dengan Pak Pongky Ramadhan 1. Apakah hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan terminal Bandara? Hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan terminal terbagi atas 4 faktor yaitu, Function, Operation, Safety, dan Processing. Dimana bandara merupakan bangunan yang harus steril di mana keamanan dari penumpang maupun pengunjung sangat dijaga dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sebagai pintu gerbang suatu daerah. 2. Bagaimana cara menentukan besaran atau programming dari ruang bandara? Karena merupakan bangunan fungsional maka penentuan besaran ruang sudah terdapat di dalam standar resmi seperti SKEP 347, Peraturan SOP Bandara, ICAO, FAA, d.l.l yang dapat dicari di Internet. 3. Apakah hal yang harus diperhatikan di dalam perancangan suatu bangunan terminal Bandara? Dalam perancangan tentu saja flow penumpang harus diperhatikan, di mana juga terdapat singkatan 3S+C yang berarti, Service, Security, Safety, dan Compliance. Untuk sirkulasi pada umumnya sudah terdapat pada standar yang tadi 4. Bagaimana pendapat anda mengenai Low Cost Carrier Terminal? Sesungguhnya yang termasuk di dalam perancangan LCCT adalah ada beberapa komponen tarif yang dihilangkan. Dalam desain contohnya, pengurangan jumlah fasilitas seperti toilet, amenities, AC, d.l.l.

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 65

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Wawancara dengan Pak Pongky Ramadhan

    1. Apakah hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan

    terminal Bandara?

    Hal yang paling penting dalam perancangan suatu bangunan

    terminal terbagi atas 4 faktor yaitu, Function, Operation, Safety, dan

    Processing. Dimana bandara merupakan bangunan yang harus steril

    di mana keamanan dari penumpang maupun pengunjung sangat

    dijaga dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi sebagai pintu

    gerbang suatu daerah.

    2. Bagaimana cara menentukan besaran atau programming dari ruang

    bandara?

    Karena merupakan bangunan fungsional maka penentuan besaran

    ruang sudah terdapat di dalam standar resmi seperti SKEP 347,

    Peraturan SOP Bandara, ICAO, FAA, d.l.l yang dapat dicari di

    Internet.

    3. Apakah hal yang harus diperhatikan di dalam perancangan suatu bangunan

    terminal Bandara?

    Dalam perancangan tentu saja flow penumpang harus diperhatikan,

    di mana juga terdapat singkatan 3S+C yang berarti, Service,

    Security, Safety, dan Compliance. Untuk sirkulasi pada umumnya

    sudah terdapat pada standar yang tadi

    4. Bagaimana pendapat anda mengenai Low Cost Carrier Terminal?

    Sesungguhnya yang termasuk di dalam perancangan LCCT adalah

    ada beberapa komponen tarif yang dihilangkan. Dalam desain

    contohnya, pengurangan jumlah fasilitas seperti toilet, amenities,

    AC, d.l.l.

  • 66

    Namun, di luar itu, tentu saja pelayanan minimum sesuai standar

    akan tetap dilaksanakan dengan baik untuk kenyamanan pengguna.

    5. Bagaimana perkembangan kondisi penerbangan saat ini?

    Desain terminal akan disesuaikan dengan wing span dari tiap tiap

    pesawat Bandara.

    4.2. Analisa Preseden

    4.2.1. Bandar Udara Internasional Banyuwangi

    Gambar 4. 1 Bandar udara Banyuwangi

    4.2.1.1. Zonasi Bandar Udara Banyuwangi

    Gambar 4. 2 Zonasi Masterplan Bandara Banyuwangi

  • 67

    Zonasi secara masterplan pada bandara ini sangat mudah

    dibaca dan diakses. Seluruh bangunan yang ada terletak sejalur atau

    linear sehingga pengunjung yang akan menuju ke terminal domestik

    ataupun internasional dapat langsung melihatnya dari arah masuk

    kendaraan.

    4.2.1.2. Sirkulasi Bandar Udara Banyuwangi

    Gambar 4. 3 Sirkulasi luar dan dalam Bandar Udara Banyuwangi

    (Sumber: Angkasa Pura 2)

    Sirkulasi pada area dalam Bandara Banyuwangi

    sangat sederhana di mana hanya terdapat 1 ruang tunggu

    terbuka sehingga pengunjung tidak perlu mencari-cari atau

    mengikuti petunjuk arah untuk sampai pada ruang tunggu.

    Selain itu, menariknya dari area keberangkatan ini dapat

    adanya area terbuka dengan pemandangan kolam ikan di

    antara ruang tunggu dan ruang check in yang berfungsi

    sebagai area santai sehingga penumpang dapat bersantai di

    area ini sebelum memasuki ruang tunggu.

    Gambar 4. 4 Sirkulasi dalam Bandara Banyuwangi

  • 68

    4.2.1.3. Konsep Masa Bandar Udara Banyuwangi

    Konsep massa yang terpilih ada persegi panjang yang

    mana dipakai untuk menjaga keefektifan layout ruang dalam

    selain itu kesan paling kuat yang bisa didapat dari bangunan

    bandara ini adalah bentuk atapnya yang menarik.

    Gambar 4. 5 Atap Rumah Suku Osing

    (Sumber: Angkasa Pura 2,2019)

    Atap pada terminal domestik ini memiliki filosofi

    yang berasal dari atap tradisional dari Suku Osing yang

    kemudian digabungkan dengan topi khas dari banyuwangi

    yang bernama Udheng. Hal inilah yang menyebabkan

    keberadaan atap tersebut kemudian dibelah menjadi dua.

    Gambar 4. 6 Implementasi Atap

    (Sumber: Angkasa Pura 2,2019)

  • 69

    4.2.1.4. Desain Pasif pada Bandar Udara Banyuwangi

    Bandara ini dipenuhi oleh desain pasif di dalamnya,

    yang mana desain berusaha mengurangi penggunaan listrik

    dengan cara memasukkan cahaya dan angin sebanyak-

    banyaknya ke dalam area utama,

    1. Penggunaan Kipas baling-baling untuk mengatur

    flow udara

    Gambar 4. 7 Plafon Bandara Banyuwangi

    2. Penggunaan Kisi-kisi sebagai pengganti dinding

    luar untuk membiarkan udara masuk ke dalam.

    Gambar 4. 8 Lobby Bandara Banyuwangi

    3. Ruangan yang dikubur di mana semakin dalam

    suatu ruangan di dalam tanah, maka suhu ruangan

    akan semakin dingin.

  • 70

    Gambar 4. 9 Bangunan sunken di Bandara Banyuwangi

    4. Kolam ikan sebagai micro climate yang membuat

    area bandara terasa dingin

    Gambar 4. 10 Kolam Ikan Bandara Banyuwangi

    5. Ruang di atas plafon tidak tertutup rapat untuk

    menjaga flow udara yang baik (ditutupi oleh kisi-

    kisi)

    Gambar 4. 11 Lorong Kebrangkatan Bandara Banyuwangi

    6. Tinggi dinding ruangan tidak penuh ke atas untuk

    menjaga flow udara

  • 71

    Gambar 4. 12 Unfinished Cieling Bandara Banyuwangi

    7. Skylight pada Atap untuk memasukkan cahaya ke

    dalam area bangunan dan dibantu oleh kisi-kisi

    kayu untuk menyaring panas matahari.

    Gambar 4. 13 Skylight Bandara Banyuwangi

    8. Skylight pada bagian atas dinding untuk

    memasukkan cahaya ke dalam ruangan

    Gambar 4. 14 Toilet Bandara Banyuwangi

  • 72

    9. Skylight diarahkan dengan permainan plafon

    untuk memasukkan cahaya pada ruang dalam.

    Gambar 4. 15 Skylight pada Area Fasilitas Bandara

    Banyuwangi

    10. Terdapat Courtyard baik berupa wet maupun dry

    garden di antara koridor dengan bangunan. untuk

    menjaga kesejukan bagi para penumpang

    maupun pengunjung.

    Gambar 4. 16 Courtyard pada Kerb Bandara Banyuwangi

  • 73

    11. Vista yang cantik untuk mendukung keberadaan

    Terminal Bandara yang hijau dan asri

    Gambar 4. 17 View dari Kerb Bandara Banyuwangi

    12. Green roof yang dipakai untuk mengurangi jejak

    karbon. Selain rumput, dapat juga dipakai gravel

    untuk mengurangi panas beton.

    Gambar 4. 18 Green Roof Bandara Banyuwangi

  • 74

    4.2.1.5. Fasilitas Bandar Udara Banyuwangi

    Gambar 4. 19 Diagram Presentase Program Ruang Bandara Banyuwangi

    Gambar 4. 20 Diagram Pembagian Ruang Konsesi

    Berdasarkan pada data di atas maka terlihat bahwa konsesi kebanyakan terdiri dari

    Tenant-tenant dan lalu kemudian dibantu oleh program-program penunjang lainnya

    yang berfungsi untuk menambah kenyamanan dari para penumpang bandara.

    11%

    6%

    6%

    28%

    33%

    16%

    RUANG DALAM BANDARA

    RUANG TUNGGU

    AREA CHECK IN

    AREA KEDATANGAN

    KONSESI

    SIRKULASI

    UTILITAS

    20%

    3%

    8%

    2%

    5%

    31%

    20%

    11%

    Konsesi

    Toilet

    Nursery

    Tiket

    ATM

    Informasi

    Tenant besar 60-150m2

    Tenant sedang

  • 75

    Tabel 4. 1 Daftar Fasilitas Bandara Banyuwangi

    Keterangan Jumlah

    Kapasitas Penumpang 600.000 pax/tahun

    Counter Check In 10 domestik dan 2 internasional

    Baggage corrousel conveyor 2 kedatangan domestik dan 1

    kebrangkatan domestik

    Boarding Gate 2 domestik dan 1 internasional

    Eskalator (Terminal) -

    Eskalator (Sky Bridge) -

    Elevator (Terminal) -

    Elevator (Parkir) -

    Building Automation System (BAS) 1

    Avio Bridge/ Contact Stand -

    Airline Office 9 office

    ATM/Bank 3 unit

    Lost and Found 1 unit

    Premium Baggage Service -

    Kids Play Area 1 unit domestik

    Nursery Room 2 unit domestik

    Commercial Lounge -

    VIP Room 1 unit domestik

    Smoking Room 1 unit

    Toilet Terminal 2

    Toilet Parking & Curb Area 2

    Musholla Terminal -

    Mosholla Parkir 2

    Parkir Mobil 183

    Parkir Motor 267

    Parkir Bus 2

    4.2.2. Bandar Udara Raden Inten II

    Gambar 4. 21 Bandara Raden Inten II

    (Sumber: money.kompas.com,2019)

  • 76

    4.2.2.1. Zonasi Bandar Udara Raden Inten II

    Gambar 4. 22 Zonasi Terminal Bandar Udara Raden Inten II

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Sirkulasi utama manusia terdapat di 4 area yaitu mulai dari

    gedung parkir (merah) di kiri, melewati jembatan (oren) menuju

    area pintu masuk atau zona keberangkatan (hijau) dan zona

    kedatangan (biru), dan barulah masuk ke dalam area terminal

    (kuning).

    Sirkulasi jalan untuk kendaraan terlihat linear, dan terdapat

    pada satu sisi terminal sehingga sirkulasi 1 arah ini terlihat efisien

    dan mudah untuk dijaga dari sisi keamanannya.

    Gambar 4. 23 Zonasi terminal Lantai Dasar

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

  • 77

    Terminal disesuaikan dengan fungsi pada umumnya di mana

    pengantar dan penjemput hanya dapat sampai ke curb/pintu

    masuk terminal sedangkan penumpang barulah dapat menuju ke

    area terminal dengan membawa bukti pembelian tiket pesawat.

    Area Terminal juga secara langsung dibagi 2 untuk antara

    kedatangan dan keberangkatan agar mendapat kemudahan

    sirkulasi bagi masing-masing penumpang.

    Gambar 4. 24 Zonasi Terminal Lantai Atas

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Lantai atas terminal dikhususkan untuk ruang tunggu untuk

    memudahkan penumpang masuk ke dalam pesawat melalui

    garbarata. Selain itu juga terdapat sirkulasi untuk penumpang yang

    baru saja mendarat yang kemudian diarahkan menuju lantai bawah.

  • 78

    Gambar 4. 25 Zonasi Terminal Lantai Mezannine

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Sedangkan untuk lantai mezzanine, fasilitas akan terfokus

    pada sisi komersial yang berfungsi sebagai area belanja, dan area

    tunggu. Zona ini sekaligus berfungsi untuk meningkatkan

    kenyamanan penumpang sekaligus pendapatan bandara.

    4.2.2.2. Sirkulasi Vertikal Bandar Udara Raden Inten II

    Gambar 4. 26 Sirkulasi Bandar Udara Raden Inten II

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

  • 79

    4.2.2.3. Konsep Massa Bandar Udara Raden Inten II

    Gambar 4. 27 Bentuk Masa Bandar Udara Raden Inten II

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Bentuk masa yang dipakai seperti dengan preseden

    sebelumnya di mana mereka memakai bentuk persegi

    panjang untuk efisiensi dari layout di dalamnya. Permainan

    lokalitas mulai terlihat dari bentuk fasadnya yang memakai

    bentuk Sieger yang kemudian dipadukan dengan batik motif

    tapis.

    Gambar 4. 28 Motif Tapis pada Fasad Bangunan

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Permainan bentuk motif tapis ini juga kemudian

    diulang pada bentuk struktur yang merupakan setengah dari

    pola batik ini dan pada area sisi udara sebagai penutup area

    servis. Bangunan ini terlihat sangat modern dikarenakan

    fasadnya yang memiliki material utama kaca, namun

    dimasukkan sedikit elemen lokal agar dapat

    memperkenalkan sedikit keindahan budaya Lampung di

    mata penumpang maupun pengunjung.

  • 80

    Gambar 4. 29 Pola Sieger dan batik Tapis

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

    Gambar 4. 30 Implementasi desain batik pada sisi udara bandara

    (Sumber: Artefak Arkindo, 2018)

  • 81

    4.2.2.4. Fasilitas Bandar Udara Raden Inten II

    Gambar 4. 31 Diagram presentase program ruang di Bandar udara Raden Inten 2

    Tabel 4. 2 Tabel daftar fasilitas Bandar Udara Raden Inten 2

    Sebelum Setelah Renovasi

    Kapasitas

    Penumpang

    1.2 juta pax/year 3 juta pax/year

    Counter Check In 12 unit 20 unit

    Baggage corrousel

    conveyor

    2 unit (linear type) 3 unit (Circle Type)

    Boarding Gate 3 gates 3 gates

    Eskalator (Terminal) 2 unit 8 unit

    Eskalator (Sky

    Bridge)

    Not available 2 unit

    Elevator (Terminal) 1 unit 3 unit (2 diffable. 1

    service)

    Elevator (Parkir) Not available 1 unit

    Building Automation

    System (BAS)

    Not available available

    Avio Bridge/ Contact

    Stand

    Not available 2 unit (not incl.

    Contract)

    Airline Office 5 lot 13 lot

    18%

    10%

    12%

    7%6%13%

    14%

    11%

    9%

    PRESENTASE PROGRAM RUANG

    RUANG TUNGGU

    CHECK IN

    KEDATANGAN

    KERB

    SCP

    KANTOR

    KONSESI

    UTILITAS

    SIRKULASI

  • 82

    Sebelum Setelah Renovasi

    ATM/Bank 1 lot 3 lot

    Lost and Found Not available 5 lot

    Premium Baggage

    Service

    Not available 1 lot

    Kids Play Area Not available 2 zone

    Nursery Room Not available 4 lot

    Commercial Lounge 1 lot 2 lot

    VIP Room 1 lot 1 lot

    Smoking Room Not available 1 lot

    Toilet Terminal 5 zone 11 zone (incl.

    diffable toilet)

    Toilet Parking &

    Curb Area

    Not available 4 zone

    Musholla Terminal 1 zone 1

    Mosholla Parkir Not available 1 Zone

    Parkir Mobil 170 605-700

    Parkir Bus Not Available 3

    4.2.3. Bandar Udara Koh Samui. Thailand

    Gambar 4. 32 Bandar Udara Samui

    Sumber: Steve,2018

  • 83

    4.2.3.1. Zonasi Bandar Udara Koh Samui

    Gambar 4. 33 Zonasi dalam Terminal Bandar Udara Koh Samui

    (Sumber: samuiairport.com,2019)

    Berdasarkan pada zonasi di atas, maka dapat terlihat

    bahwa terdapat area besar dibawah dan diakhiri oleh nomor

    95 dimana terdapat menara jam. Area tersebut merupakan

    area komersial yang dapat penumpang lewati setelah proses

    check in di nomor 9 dimana para penumpang dapat bersantai

    terlebih dahulu. Area ini terdiri dari 28 pertokoan dengan

    beragam jenis toko mulai dari fashion, oleh-oleh, hingga

    makanan kecil untuk disantap.

    Setelah selesai di area pertokoan tersebut, barulah

    penumpang diarahkan ke SCP pada nomor 92 untuk dicek

    kelengkapan boarding pass mereka dan dapat menuju ke

    ruang tunggu masing-masing. Karena sifat bandara ini yang

    multi masa, maka area komersial pun tetap ada setelah SCP

    untuk menambah kenyamanan dari para penumpang dan

    juga ada duty free shop bagi para penumpang internasional

    yang tidak boleh dilewatkan.

  • 84

    Gambar 4. 34 Clock Tower Samui Airport

    (Sumber: atmosphereairuk,2017)

    4.2.3.2. Sirkulasi Bandar Udara Koh Samui

    Gambar 4. 35 Sirkulasi Terminal Bandar Udara Koh Samui

    Bandar Udara Koh Samui memiliki sirkulasi yang

    cukup abstrak karena sirkulasi akan sangat berliku-liku

    terutama di bagian keberangkatan di mana jarak area check-

    in ke area ruang tunggu cukup jauh sehingga penumpang

    harus memperhatikan waktu mereka ketika berjalan. Namun,

    jika penumpang memiliki waktu yang banyak, maka

    penumpang dapat menikmati area komersial yang cukup luas

    di mana mereka ada bersantai layaknya mall.

    Sirkulasi sejenis ini sering disebut sirkulasi radial

    yang dapat dilihat dari di mana penumpang dibawa

    berkumpul di area komersial atau shopping mall terbuka, di

  • 85

    mana dapat menjadi tempat pemberhentian terakhir untuk

    jajan oleh-oleh sebelum pulang menaiki pesawat. Setelah

    dibuat berkumpul di satu titik, barulah penumpang disebar

    dengan melewati koridor-koridor sempit yang berbeda sesuai

    dengan nomor gate yang terdapat di boarding pass. Koridor

    ini bersifat open dan kita disuguhi oleh beragam vista berupa

    taman yang indah.

    Gambar 4. 36 Area berkumpul dan Titik sirkulasi Radial dimulai

    4.2.3.3. Konsep Masa Bandar Udara Koh Samui

    Desain dari bandara ini mengambil tema surga tropis

    sehingga tatanan massa di dalamnya akan sangat menyatu

    dengan alam di sekitarnya. Hal ini membuat bandara ini

    menjadi suatu pengalaman baru yang untuk bagi para

    penumpangnya dikarenakan sifat yang berbeda dari bandara

    ini

    Bandara ini memakai material lokal seperti palem

    dan rotan yang kemudian dibungkus dan didesain dengan

    gabungan Polynesian resort dan budaya dati Thailand

    sendiri. Hal ini menghasilkan Bandara yang tidak biasa dan

    cukup berbeda

    Area di mana penumpang memasuki SCP, dan akan berpisah sesuai

    dengan nomor gate

  • 86

    Gambar 4. 37 Konsep Bandara Internasional Samui

    (Sumber: Habita Architects. 1996)

    Bandara ini tidak ramai, semua berjalan dengan

    lancar dan tenang. Hal ini membuat penumpang merasa

    sangat nyaman untuk berputar mengelilingi bandara ini yang

    memiliki area pertokoan untuk menghabiskan waktu liburan

    mereka

    Selain itu, bandara sangat unik dikarenakan sifatnya

    yang terbuka di mana tidak ada dinding di dalamnya

    sehingga kita merasa sedang berjalan di sebuah resort atau

    open-air shopping mall. Hal ini membuat penumpang di

    dalamnya merasa seperti sedang liburan

    Gambar 4. 38 Salah satu toko di open air shopping mall

    (Sumber: kohsamuisunset.com,2020)

  • 87

    . Keunikan konsep masa bandar udara ini terletak pada

    tatanan massanya yang multi masa dan beragam sehingga

    semuanya terlihat tidak sama. Vista yang berbeda menjadi

    kesenangan tersendiri bagi para penumpang apalagi bandara

    ini membuat banyak area terbuka di sekelilingnya yang dapat

    dinikmati juga oleh penumpang.

    Selain area terbuka, Bandara ini juga menyediakan

    pencahayaan alami pada hampir seluruh bangunannya

    seperti pada ruang tunggu, ruang check in, area berkumpul

    dan lainnya

    Gambar 4. 39 Suasana Check In di Bandara Koh Samui

    (Sumber: airwaysmag.com,2019)

    4.2.3.4. Desain Pasif Bandar Udara Koh Samui

    Gambar 4. 40 Lobi Keberangkatan Bandara Samui

    (Sumber: Roma Neus,2018)

  • 88

    Desain pasif pada bandara ini dapat langsung terlihat

    berdasarkan pada letak massa bangunan yang terpisah atau multi

    massa yang membuat bandara ini sekilas terlihat seperti bungalow-

    bungalow kecil yang dipakai sebagai area beristirahat.

    Gambar 4. 41 Bangunan Ruang Tunggu Bandara yang terbuka

    (Sumber: thailand-aktuell.com,2016)

    Selain bersifat multi massa, bangunan terminal ini juga

    dirancang open air di mana tidak terdapat dinding luar sama sekali.

    Hal ini membuat angin dapat masuk dan keluar dengan bebas. Selain

    itu dengan atap bangunan yang tinggi seta keberadaan material

    transparan dan dilengkap dengan struktur rotan dan bambu membuat

    area dalam ruang tunggu juga semakin menarik dan indah namun

    tetap terang dan hemat energi.

    Lay-out dari tempat duduk yang terdapat pada ruang tunggu

    juga dibuat berbeda dengan membuatnya seperti berada di sebuah

    lounge atau cafe sehingga memberi efek kenyamanan yang lebih

    terhadap penumpang.

  • 89

    Gambar 4. 42 Ruang Tunggu Keberangkatan Domestik

    (Sumber: Island Info Samui, 2014)

    Desain pun ditambah dengan adanya vista yang menarik

    mulai dari taman, hingga vista dari ruang tunggu yang mana dapat

    melihat langsung pesawat mendarat maupun lepas landas.

    4.3. Analisa Tapak Eksisting

    4.3.1. Hasil Wawancara dengan Bapak Windi Wijaya

    1. Bangunan yang sudah tua sejak 1985.

    2. Kekurangan ruang untuk karantina

    3. Kapasitas ruang tunggu yang kurang memadai

    4. Tidak adanya konsep desain bangunan terminal

    5. Bangunan masih jauh dari kata nyaman

    6. Pengembangan terlalu cepat akibat proyek Strategis Nasional

    namun tidak disandingi jumlah kapasitas penumpang.

    7. Terminal dibangun awalnya hanya untuk 2 penerbangan saja dan

    terkesan dipaksakan untuk menjadi bandara internasional.

    8. Ketika jam padat AC menjadi kurang dingin.

    9. Lahan sebesar 423,8 hektar karena ada kendala lahan 11.6 hektar

    TNI AU. Sehingga pengembangan masih sangat dimungkinkan.

    10. Domestik 1 penumpang koefisiennya 14 m2. Pada tahun 2018

    dalam 2 jam terdapat 3 pesawat seri 800 /188 penumpang, 1000

    penumpang >14.000m2, dan internasional 17.000m2

    11. Tidak ada tenant atau toko di dalam bangunan terminal, hanya

    teradat kantin di luar terminal

  • 90

    12. CIQ harusnya ada 4. Manusia, ikan, tumbuhan, hewan. dengan

    ruang sendiri, sehingga belum sesuai dengan PP sehingga hanya

    datang jika terpenuhi 2/4.

    13. Kargo hanya terdapat kargo domestik.

    14. Baru terdapat perubahan pengelola.

    15. Kantor Operasi menyatu, namun untuk kantor administrasi

    terpisah untuk kemudahan sterilnya lokasi.

    16. Bandara seharusnya dibangun dengan kearifan lokal, ramah

    lingkungan, dan mudah dirawat dikarenakan letaknya di pulau.

    4.3.2. Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar

    1. Tempat Parkir yang sempit atau kurang

    2. Kurangnya area makan atau oleh-oleh

    3. Area Drop Off sangat ramai dan kanopi hanya mampu

    melindungi 1-2 mobil pada 1 area pada saat hujan sehingga

    terjadi antrean.

    4. Ruang Merokok mudah kehujanan.

    5. Sirkulasi yang kurang efektif dikarenakan kamar mandi yang

    terletak di luar ruangan sebelum area pemeriksaan sehingga akan

    dilakukan pengecekan boarding pass kembali

    4.3.3. Jadwal Penerbangan dan Penumpang Tahunan Bandara

    Tabel 4. 3 Jadwal Penerbangan Bandara H.AS. Hanandjoeddin 2019

    (Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)

    Berdasarkan pada jadwal penerbangan ini maka terlihat

    perbedaan sangat signifikan di mana terdapat 95 penerbangan

  • 91

    domestik dan 4 penerbangan internasional tiap minggunya, dan jika

    dijabarkan lebih lanjut maka setiap harinya akan memiliki,

    Tabel 4. 4 Jumlah Penerbangan Setiap Hari di Bandara H.AS.

    Hanandjoeddin

    Hari Domestik Internasional

    Senin 12 1

    Selasa 12

    Rabu 13 1

    Kamis 14

    Jumat 15 1

    Sabtu 12

    Minggu 17 1

    (Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)

    Berdasarkan pada data di atas maka dapat dipastikan bahwa

    penerbangan domestik menjadi sangat penting sehingga tentu

    pengembangan terminal akan lebih mengarah ke penerbangan

    domestik dibandingkan dengan penerbangan internasional.

    Dengan fakta bahwa 95% penerbangan di Bandara ini

    merupakan domestik dan tidak setiap hari terdapat penerbangan

    internasional maka dapat kondisi ruang tunggu yang fleksibel dapat

    menjadi salah satu solusi untuk menjadi keefektifan ruang pada

    terminal bandara tersebut.

    Berdasarkan pada jenis pesawat yang mendarat pada tahun

    2019, pesawat-pesawat tersebut akan memiliki kapasitas,

    Tabel 4. 5 Kapasitas Pesawat Yang Mendarat di H.AS. Hanandjoeddin

    No Operator Tipe Kapasitas

    1 Garuda Indonesia CRJ-1000 96

    ATR72-600 70

    B737-800 162

    2 Citilink Indonesia A-320 180

  • 92

    No Operator Tipe Kapasitas

    3 Sriwijaya Air B737-800 189

    B737-500 120

    B737-300 146

    4 Nam Air B737-500 120

    5 Lion Air B737-800 189

    6 Wings Air ATR 70-600 72

    7 Air Asia A-320 180

    8 Batik Air A-320 180

    (Sumber: UPBU H.AS. Hanandjoeddin,2019)

    Jika dilihat, maka kapasitas yang diperlukan untuk 1 buah

    ruang tunggu adalah minimal memiliki kapasitas 189 kursi untuk

    masing-masing penerbangan domestik maupun internasional.

    4.3.4. Situasi Site

    Gambar 4. 43 Lokasi Tapak dari Pusat Kota Tanjung Pandan, Belitung

    (Sumber: Google Maps,2020)

    Lokasi tapak sangat strategis di mana pusat kota dapat

    dicapai dengan jarak 20 menit dari Bandara. Namun, perlu

    diperhatikan bahwa hanya ada sedikit SPBU Pertamina dan

    kebanyakan terdapat di area pusat kota. Sehingga jika hendak

    membawa mobil diharapkan untuk mengisi bensin terlebih dahulu di

    pusat kota.

  • 93

    Gambar 4. 44 Lokasi Pom Bensin di Kota Tanjung Pandan

    (Sumber: Google Maps,2020)

    Orientasi tapak akan menghadap langsung ke arah barat yang

    membuat area curb akan terasa panas jika kurang memperhatikan

    panjang kanopi, bukaan, serta lahan hijau yang tersedia. Pada

    kondisi sekarang, terlihat bahwa kanopi yang diperuntukkan untuk

    mobil hanya dapat menampung 2 mobil berhenti sehingga perlu

    diperhatikan juga agar penumpang tidak kehujanan atau kepanasan

    ketika turun dari kendaraan.

    Gambar 4. 45 Kondisi Eksisting Bandara Saat Ini yang menghadap Barat

    (Sumber: Google Maps,2020)

    Mendekat lagi ke arah terminal, kita dapat melihat bahwa

    lokasi untuk area fasilitas tidak berada di dalam terminal sehingga

    penumpang yang turun harus keluar area terminal untuk membeli

    makanan ataupun minuman. Berikut zonasi yang terdapat di area

    terminal bandara.

  • 94

    Gambar 4. 46 Zonasi Bandara H.AS. Hanandjoeddin

    Setelah itu dapat diperhatikan lebih dekat bahwa bandara ini

    memiliki beberapa lahan yang kurang dipergunakan secara efektif

    secara masterplan yang mana mungkin sesungguhnya dapat

    memperluas kapasitas bandara tersebut. Berikut zonasi lahan

    tersebut,

    Gambar 4. 47 Lahan Kurang Efektif Sekitar Bandara

    Dapat terlihat bahwa terdapat lahan yang tidak terpakai dan

    saat ini hanya dipakai sebagai area lapang dengan rumput. Hal ini

    menyebabkan tidak efektifnya sirkulasi bagi para pekerja pengelola.

  • 95

    Gambar 4. 48 Tanah Kosong Setelah Area Kantin.

    Gambar 4. 49 Area Pengelola yang jauh dari Kantor Pengelola

    Hal yang disebabkan oleh ketidakefektifan ini sesungguhnya

    dapat diselesaikan dengan penempatan layout yang lebih efisien,

    sehingga alur kerja dari pekerja dapat lebih cepat dalam

    menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dalam bandara.

  • 96

    4.3.5. Sirkulasi Luar Bandara

    Gambar 4. 50 Sirkulasi Luar Bandara

    Sirkulasi Kendaraan pada bandara ini sanggatlah mudah di

    mana sirkulasi terlihat linear karena hanya memiliki 1 pintu masuk

    dan keluar sehingga sesungguhnya sangat memudahkan pengunjung

    di dalam area parkir Bandara ini. Namun, ketika terdapat jadwal

    penerbangan area drop off menjadi penuh dan sangat dipadati oleh

    kendaraan. Hal ini tentu menjadi satu hal yang harus diperbaiki agar

    sirkulasi kendaraan tetap lancar.

    Gambar 4. 51 Sirkulasi Kendaraan yang Macet Ketika Jam Kedatangan

    (Sumber: Google maps,2015)

  • 97

    4.3.6. Sirkulasi Dalam Bandara

    Gambar 4. 52 Sirkulasi Dalam Bandara

    Sirkulasi dalam bandara sangat sederhana dan

    terpusat pada kerb karena letak pintu yang berdekatan.

    Namun, dikarenakan kerb yang kecil, area ini menjadi

    penyebab kepadatan pengunjung ketika jam padat

    dikarenakan ramainya kerb atau lobby bandara ini.

    Alur sirkulasi dalam bandara sudah jelas dan mudah

    untuk dicapai sehingga meminimalisir kondisi tersesat oleh

    penumpang namun, tetap perlu diperhatikan letak wc yang

    ada di luar ruang tunggu sehingga perlu adanya

    pengefektifan layout agar sirkulasi pengunjung lebih efisien.

  • 98

    4.3.7. Layout Eksisting

    Gambar 4. 53 Layout Eksisting Terminal Penumpang H.AS Hanandjoeddin

    Semua kegiatan sudah diberi warna kecuali area berwarna

    putih. Area putih inilah yang sering kita sebut sebagai area

    konsesi yang merupakan area fasilitas yang dapat dipakai oleh

    pengunjung maupun penumpang. Namun, pada terminal

    bandara ini terlihat tidak ada area komersial sehingga perlu

    adanya pengembangan area komersial pada tahap perancangan

    nantinya.

    Konsesi yang terdapat pada terminal ini adalah area

    ticketing, money changer, information center, security, dan

    toilet serta nursery room.

  • 99

    4.4. Kesimpulan Analisa

    Tabel 4. 6 Tabel Kesimpulan Analisa

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Foto

    (nusantaratv.com,2018)

    (thailanddiscovery.info,2017)

    Zoning

    Lokasi Banyuwangi Lampung Pulau Koh Samui, Thailand Tanjung Pandan, Pulau

    Belitung

  • 100

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Kapasitas

    Penumpang

    600.000 (Eksisting)

    3.000.000 (Ultimate)

    3.000.000/ tahun 16.000/hari

    5.840.000/tahun

    250.000 /tahun

    Luas Terminal

    (m2)

    5000 (Domestik)

    600 (Internasional)

    9.650 (Domestik dan

    Internasional)

    12.113 (Domestik dan

    internasional)

    2.492 (Domestik dan

    Internasional)

    Jumlah

    pengunjung/tahu

    n 2018

    366.000 2.643.225 1.687.130 1.047.010

    Sirkulasi

    linear

    linear

    radial

    linear terpusat

  • 101

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Bentuk Bandara

    linear

    linear

    Finger pier

    linear

    Level 2 2+1 Mezanine 1 1

    Lantai 2 sebagai food

    court dan anjungan.

    Mezzanine sebagai area

    komersial

    1937 m2 untuk area

    komersial

    Belum ada area

    komersial

    Jumlah gate 5 5 7 5

    2 kebrangkatan domestik

    1 kedatangan domestik

    1 kebrangkatan

    internasional

    1 kedatangan

    internasional

    1 kebrangkatan domestik

    2 kebrangkatan

    internasional

    1 kedatangan domestik

    1 kedatangan internasional

    3 kebrangkatan domestik

    1 kedatangan domestik

    1 kedatangan internasional

    2 kebrangkatan

    internasional

    1 kedatangan

    internasional

    1 kedatangan domestic

    2 kebrangkatan domestic

    1 kebrangkatan

    internasional

  • 102

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Jumlah Terminal

    2 1 6 1

    1 Terminal internasional

    1 Terminal Domestik

    Terminal Internasional

    dan Domestik digabung

    3 Terminal Kebrangkatan

    Domestik

    2 Terminal Kedatangan

    1 Terminal Kebrangkatan

    Internasional

    Terminal Internasional

    dan Domestik digabung

    Regionalisme

    Abstrak

    Nuansa

    Hangat Kayu Modern Tropis Rumah

    Filosofi

    Atap Suku Osing

    Topi Udheng

    Batik Pohon Kelapa -

    Konkrit

  • 103

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Material Kayu, Bata, Beton,

    Rumput

    Bata, beton, Kaca Bambu, Rotan Bata, genting merah

    Struktur

    Beton, Baja Beton, Baja Beton dengan bentuk

    kelapa

    Beton

    Bentuk Atap

    (Kumparan.com,2020)

    Setengah Atap Rumah

    Suku Osing

    (saibumi.com,2019)

    Atap Flat Beton- Modern

    (JJ Doro, 2018)

    Atap thatched

    Atap Limas

  • 104

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Kanopi

    Kanopi sejauh 5m yang

    merupakan kanopi miring

    suku Osing dengan finish

    rumput. yang

    melambangkan sawah

    disekitarnya

    Kanopi Flat dari kaca dan

    ACP

    Atap thatched dengan finish

    modern

    Kanopi menggunakan

    atap limas.

    ARSITEKTUR TROPIS

    Atap

    Material Hijau

    Prinsip Sustainable di Arsitektur Tropis

    Energi dan

    Emisi

  • 105

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Banyak Ventilasi, dan

    sylight

    • Dinding kaca jadi

    banyak cahaya yang

    masuk

    • Full AC kecuali area

    Curb

    Tidak berdinding dan

    terbuka

    Area Tunggu

    menggunakan kaca

    sehingga cahaya dapat

    masuk. Namun tidak

    memiliki skylight.

    Air dan Buangan

    Air Recycle digunakan

    untuk menyiram tanaman

    - - -

    Sampah dan

    Material

    Konstruksi

    Menggunakkan material

    kayu ulin bekas

    Mengunakan material

    pabrikasi

    Menggunakan material dari

    alam

    Mengunakan material

    bata dan beton.

    Kualitas

    Lingkungan

    dalam ruang

    Full AC kecuali area Curb

    -

    Lingkungan

    Sekitar

    -

  • 106

    Nama Bandara Banyuwangi Raden Inten II Koh Samui Site- H.AS

    Hannandjoeddin

    Desain Pasif

    Menghindari

    panas

    Ventilasi Alami

    Pencahayaan

    Alami

    Area Luar

    Dingin

  • 107

    4.5. Hasil Observasi dan Wawancara Regionalisme di Belitung

    Tabel 4. 7 Tabel Regionalisme Belitung

    Regionalisme Keterangan

    Konkrit

    Material Kayu Gelam, Atap Sirap

    Atap Seng

    Warna Coklat yang mengartikan

    kesederhanaan di mana

    memakai warna material

    asli. namun pada masa

    sekarang rumah-rumah

    warga sudah banyak yang

    dicat warna-warni.

    Bentuk Atap Terdapat perpaduan 3 jenis

    atap mulai dari prisma,

    pelana, dan miring.

    Kanopi Kanopi miring dan lurus.

    Ornamen Segitiga merupakan

    perpaduan budaya dengan

    Sumatra Selatan dan

    berfungsi sebagai ornamen

    atau hiasan.

  • 108

    Regionalisme Keterangan

    Struktur Material Kayu.

    Balok memiliki penyangga

    segitiga di kedua sisi.

    Fondasi Panggung dari kayu

    gelondong, granit, atau

    beton lajur maupun

    setempat

  • 109

    Regionalisme Keterangan

    Ciri Khas Daun Simpor

    Sering digunakan untuk

    pembungkus makanan,

    dan sebagai bahan batik

    khas Belitung

    Kapal.

    Karena Belitung

    merupakan kepulauan,

    maka banyak sekali

    perahu yang akan

    terlihat di pesisir pantai

    Abstrak

    Iklim Tropis Dengan suhu terpanas adalah 34°C

    Mata pencaharian Melaut-Urang Laut (Pria)

    Bertani-Urang Darat (Pria)

    Memasak (wanita)

  • 110

    Regionalisme Keterangan

    Adat dan filosofi Tradisi Makan Bedulang

    Dan Tradisi Buang Jong

    Dilakukan dengan arti makan

    bersama dengan rasa kebersamaan

    dan menghargai antar anggota

    masyarakat.. Sedangkan Tradisi

    Buang Jong merupakan trsdisi

    membuang kapal untuk

    keselamatan warga.

    Komposisi Massa

    Vertikal

    Kaki – gudang, mencegah

    ternak, namun untuk

    rumah warna terdapat

    rumah dengan fondasi

    lajur sehingga tidak

    memiliki area bawah

    Badan – Area tinggal

    Kepala - Atap

    Komposisi

    Massa

    Horizontal

    Teras – Area Tamu

    (Tamu laki-laki)

    Depan – Area Tinggal

    Loss – Area tengah

    untuk berkumpul (Tamu

    perempuan)

    Belakang – Dapur

    Tinggi

    Bangunan

    Tinggi Bangunan dari

    tanah untuk masyarakat

    adalah 30-50cm

    Tinggi Bangunan dari

    tanah untuk bangsawan

    adalah 1meter lebih.

    3 anak tangga

  • 111

    Regionalisme Keterangan

    Jumlah tangga yang

    ganjil.

    Untuk Masyarakat

    biasanya akan ada 3

    anak tangga dan

    5,7,9,dan 11 untuk kaum

    bangsawan.

    3 anak tangga

    9 anak tangga

    5 anak tangga

    Nuansa Ruangan Terkesan terbuka tanpa

    dinding di mana orang

    dulu merasa tidak

    nyaman jika tidur

    terpisah dari anaknya.

    Analisa difokuskan pada rumah adat dan rumah warga yang ada di Belitung, Hal

    ini dilakukan untuk menafsirkan tingkat kenyamanan yang sudah tertanam di dalam

    masyarakat. Sesuai dengan Teori regionalisme menurut Framton, maka Bangunan

    terminal ini akan mengambil faktor berupa kondisi geografis dan sejarah dari pulau

    Belitung sendiri. Sehingga dengan menggabungkan ke dua hal tersebut maka

    tercipta sebuah karya modern namun tetap meneruskan tradisi.

  • 112

    4.6. Kriteria Desain Terminal Bandar Udara

    4.6.1. Berdasarkan Manusia

    1. Target market merupakan para wisatawan yang akan pergi ke pantai,

    sehingga desain akan bersifat universal untuk anak-anak dan orang

    dewasa

    2. Terdapat area untuk berfoto untuk menjelaskan lokasi seperti “Bandara

    H.AS Hanandjoeddin” atau “Selamat datang di Belitung”. Hal ini

    berfungsi untuk memperkenalkan Belitung melalui turis.

    3. Terdapat area pagelaran budaya setempat yang dapat dinikmati

    pengunjung maupun pengantar. Area ini dapat dipakai oleh para

    seniman lokal mulai dari tarian, nyanyian, hingga pengenalan produk

    lokal.

    4. Terdapat area retail yang ditujukan untuk para turis yang akan kembali

    sehingga jumlah retail akan lebih banyak ada pada area keberangkatan.

    (+50% dari area kedatangan)

    5. Perancangan akan berpegang teguh pada faktor 3S+C yang mana terdiri

    dari Service, Security, Safety, dan Compliance. Hal ini bertujuan untuk

    mempermudah para staff untuk melakukan pekerjaan mereka dengan

    lebih efektif dan efisien.

    4.6.2. Berdasarkan Lingkungan

    1. Lingkungan yang memiliki iklim tropis sehingga massa bangunan akan

    terbuka dengan memanfaatkan skylight dan natural ventilation

    2. Lahan kurang efisien pada eksisting akan dirapikan kan dengan

    mengumpulkan area kantor yang tersebar agar membentuk area kerja

    yang efisien

    3. Tapak yang akan diolah lebih jauh sebagai lahan untuk terminal bandara

    kurang lebih 12000 m2

  • 113

    Gambar 4. 54 Tapak terpilih

    4.6.3. Berdasarkan Bangunan

    1. Tinggi maksimal bangunan merupakan 26m yang diuukur daari standar

    KKOP 1:7

    2. Bentuk bangunan akan memiliki sirkulasi linear dan bentuk yang linear

    untuk mempermudah sirkulasi pengunjung.

    Area Publik

    Area Privat

    Gambar 4. 55 Zoning Tapak

    3. Area perancangan warna kuning akan menjadi area berkumpul, area

    check in, dan area komersial. Area perancangan wana biru kan menjadi

    area khusus untuk penumpang pesawat yang setelah SCP 2.

    4. Perancangan tatanan masa terminal atas dasar regionalisme akan

    berdasarkan pada zonasi, dan nuansa yang berasal dari Rumah Adat

    Belitung

  • 114

    5. Perancangan atap terminal atas dasar regionalisme akan mengambil

    filosofi dari atap tradisional limas yang terdapat pada Rumah Adat

    Belitung.

    6. Perancangan interior terminal atas dasar regionalisme akan mengambil

    ornamen yang banyak diterapkan dalam Rumah Adat Belitung

    7. Perancangan bangunan akan berupa multi massa yang merupakan

    implementasi dari tradisi makan bedulang dan keberadaan Belitung yang

    ada pada iklim tropis.

    4.6.4. Berdasarkan Regionalisme

    Tabel 4. 8 Kriteria Regionalisme

    NO KRITERIA KETERANGAN

    BENTUK

    1. ATAP

    Sumber:

    Rumah Adat

    Belitung

    Transformasi atap dengan cara penyusunan vertikal maupun

    horizontal, pemindahan sudut, pemendekan sudut, ditekuk dan

    disusun origami. Hal ini dilakukan karena bentangan bandara yang

    sangat lebar dan untuk menghasilkan bentuk yang lebih modern

    namun bermakna

    Gambar 4. 56 Bentuk dasar atap

    2. ZONING

    DENAH

    Sumber:

    SNI dan

    konfigurasi

    massa denah

    rumah adat

    Belitung

    Gambar 4. 57 Zoning Kasar

    Zoning disesuaikan dengan bentuk linear untuk memudahkan

    sirkulasi dari pengunjung.

    Zona Biru : Area Check In (Dapur)

    Zona Hijau : Retail (Los)

    Zona oren dan kuning : keberangkatan dan Kedatangan

  • 115

    NO KRITERIA KETERANGAN

    3. DINDING

    Sumber:

    Rumah adat

    Belitung

    Gambar 4. 58 Earth-tone color chart

    Warna yang dipakai adalah warna natural. Hal ini untuk menyiratkan

    keadaan Belitung yang sederhana namun berwarna sebagai pulau

    wisata. Penggunaan material kayu dan warna natural (cat putih atau

    earth tone) juga untuk mencerminkan area hutan di belitung

    4. KOLOM

    Sumber:

    Rumah Adat

    Belitung

    Gambar 4. 59 Kolom pada rumah adat.

    Bentuk kolom yang untuk dapat ditransformasikan sebagai bentuk

    kolom yang menyerupai pohon sehingga dapat menyesuaikan dengan

    kondisi Bandara yang membutuhkan struktur bentang lebar.

    Kolom juga akan dibuat ekspos bagian dari kesederhanaan dan

    keterbukaan desain.

    Gambar 4. 60 Contoh penerapan kolom segitiga

    Sumber: Daniel Hopkinson, 2012

  • 116

    NO KRITERIA KETERANGAN

    5. KANOPI

    Sumber :

    Rumah Adat

    Belitung

    Kanopi pada rumah adat merupakan penerusan dari bentuk atap yang

    dipakai sehingga kanopi yang terdapat pada desain bandara akan

    berupa penerusan dari struktur nantinya untuk menciptakan

    kontinuitas dan kesatuan

    Gambar 4. 61 Contoh Penerapan kanopi kontinuitas

    Sumber: Grimshaw Architect, 2014

    KONSEP

    6. KONSEP

    BANGUNAN

    Sumber:

    Analisa

    Tradisi Buang

    Jong

    Konsep ini adalah konsep pembuatan kapal di darat lalu di bawa ke

    pantai dan berakhir dengan dilautkan.

    Konsep ini mirip dengan sistem Bandara yang juga pergi melewati

    laut. Karena itulah tradisi ini dapat diinterpretasikan sebagai

    keselamatan bagi orang yang pergi melewati laut

    Konsep kemudian di simplikasi dan dibagi menjadi 3 yaitu

    Darat- Pantai-Laut. Kemudian diimplementasikan dengan konfigurasi

    denah. Hal ini akan memunculkan keberadaan air atau kolam untuk

    mencerminkan laut di area keberangkatan nantinya.

    Gambar 4. 62 Contoh penerapan kolam yang mencerminkan laut atau

    sungai

    Sumber: Syam S., 2019

    7. KONSEP

    RUANG

    BERSAMA

    Sumber:

    Tradisi

    Gambar 4. 63 Tradisi Makan bedulang

    Sumber: Rico Sinaga, 2019

  • 117

    NO KRITERIA KETERANGAN

    Makan

    Bedulang

    Mengambil makna dan semangat dari nuansa makan Bersama

    sehingga makanan berkuah akan menjadi area tengah dan

    diinjeksikan fungsi pagelaran budaya Belitung yang akan menjadi

    pusat berkumpul dan dikombinasikan dengan area makan bersama.

    Gambar 4. 64Contoh penerapan area tengah sebagai focal point

    Sumber: Jason Sheerwood, 2017

    NUANSA

    8. TINGGI

    BANGUNAN

    Tinggi bangunan dan tinggi lantai akan disesuaikan dengan jumlah

    anak tangga yang ganjil.

    9. AREA

    MAKAN/

    ISTIRAHAT

    Sumber:

    Tradisi

    Makan

    Bedulang,

    nuansa ruang

    tengah rumah

    adat

    Terdapat area yang universal dapat dinikmati oleh semua kalangan

    dan berfungsi sebagai area kumpul dan beristirahat.

    Area dengan sifat terbuka, nyaman dan playfull.

    Material kayu, rotan, bean bag. (menampilkan sisi pulau wisata

    Belitung)

    Contoh penerapan area santai pada pulau wisata.

    Sumber: Steven Venton, 2019

    Contoh penerapan area santai yang terkesan terbuka

    Sumber: Hiroyuki Oki, 2017

  • 118

    NO KRITERIA KETERANGAN

    10 Ornamen

    Sumber:

    Rumah adat

    belitung,

    kapal dan

    Daun Simpor

    Ornamen berupa permainan bentuk segitiga dan jajar genjang. Selain

    itu terdapat bentuk daun simpor yang dapat dimanfaatkan sebagai

    ornamen di interior maupun fasad dari bangunan.

    4.7. Program Ruang Terminal Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin

    Penentuan program ruang berdasarkan pada aturan pedoman tugas

    akhir serta penyesuaian dengan hasil diskusi bersama dosen pembimbing

    dan narasumber yang mana,

    1. Luas Terminal maksimal adalah 12.000 m2 disesuaikan dengan

    pedoman tugas akhir.

    2. Kenaikan pergerakan penumpang akan dibatasi dengan rata-rata 5% per

    tahun

    3. Penentuan besaran masing-masing terminal domestik maupun terminal

    internasional akan dihitung berdasarkan pada kuantitas penerbangan

    pada saat ini, yaitu 95 penerbangan domestik dan 4 penerbangan

    internasional. Sehingga akan menyebabkan 90% dari luasan yaitu

    sekitar 10.800 m2 dipakai sebagai terminal domestik.

    4. Untuk mengefisiensikan luasan bangunan terminal ini, maka konsep

    ruang tunggu yang akan dipakai adalah konsep swing gate antar ruang

    tunggu.

  • 119

    Tabel 4. 9 Asumsi Perhitungan Luas Terminal Penumpang

    Asumsi Perhitungan

    Luas Terminal

    Penumpang Simbol Keterangan

    Jumlah Penumpang

    tahunan domestik dan

    internasional (x) x 1.047.010 2018

    pergerakan penumpang

    keberangkatan domestik

    ketika jam sibuk(a) a 499

    Dilihat dari jadwal

    penerbangan yang paling

    dekat waktu sampai (1

    jam)

    pergerakan penumpang

    kedatangan domestik

    ketika jam sibuk(c) c 628

    Dilihat dari jadwal

    penerbangan yang paling

    dekat waktu sampai (1

    jam)

    pergerakan penumpang

    keberangkatan

    Internasional ketika

    jam sibuk(a) a 180 Hanya ada 1 penerbangan

    pergerakan penumpang

    kedatangan

    Internasional ketika

    jam sibuk(c) c 180 Hanya ada 1 penerbangan

    Jumlah Penumpang

    domestik Transfer (b) b 225.4 Hasil Studi JICA

    Jumlah Penumpang

    Internasional Transfer

    (b) b 72 Hasil Studi JICA

    Jumlah

    Pengunjung/Penumpang

    (f) f 2

    Waktu Pemrosesan

    check in/ Penumpang

    (t1) t1 3

    menit. Permenhub

    38/2015

    Waktu Pemrosesan

    Pasport/ Penumpang

    (t2) t2

    5 menit. IATA

    Proporsi Penumpang

    menggunakan

    Taksi/mobil (p) p 0.94

    Proporsi penumpang

    menunggu terlama (i) i 0.4

    Proporsi penumpang

    menunggu tercepat (k) k 0.6

    Maksimal kursi pesawat

    yang dilayani (m) m 189 B737-800

    Maksimal kursi pesawat

    yang dilayani

    internasional (m) m 180 A-320

  • 120

    Asumsi Perhitungan

    Luas Terminal

    Penumpang Simbol Keterangan

    Rata-rata waktu

    menunggu terlama u 60

    menit

    Rata-rata waktu

    menunggu tercepat v 20 menit

    waktu kedatangan

    penumpang pertama

    sebelum boarding di

    gate hold room g 50 menit

    waku kedatangan

    penumpang terakhir

    sebelum boarding di

    gate hold room h 5 menit

    kebutuhan ruang per

    penumpang (m2) s 1 IATA

    proporsi penumpang

    datang dengan wide

    body aircraft q 0

    proporsi penumpang

    datang dengan narrow

    body aircraft r 1

    Semua pesawat yang

    mendarat merupakan

    narrow body aircraft

  • 121

    Tabel 4. 10 Peramalan jumlah Penumpang 10 tahun mendatang

    tahun tahun ke datang berangkat total

    2010 336,952

    2011 399,028

    2012 479,222

    2013 537,255 rata-rata kenaikan

    2014 0 307,960 305,524 613,484 datang berangkat total

    2015 1 350,010 354,514 755,264 14% 16% 23%

    2016 2 433,570 433,624 861,252 24% 22% 14%

    2017 3 487,439 488,327 976,585 12% 13% 13%

    2018 4 524,095 522,915 1,047,616 8% 7% 7%

    2019 5 550,300 549,061 1,099,997 5% 5% 5%

    2020 6 577,815 576,514 1,154,997 5% 5% 5%

    2021 7 606,705 605,339 1,212,746 5% 5% 5%

    2022 8 637,041 635,606 1,273,384 5% 5% 5%

    2023 9 668,893 667,387 1,337,053 5% 5% 5%

    2024 10 702,337 700,756 1,403,906 5% 5% 5%

    2025 11 737,454 735,794 1,474,101 5% 5% 5%

    2026 12 774,327 772,584 1,547,806 5% 5% 5%

    2027 13 813,043 811,213 1,625,196 5% 5% 5%

    2028 14 853,696 851,773 1,706,456 5% 5% 5%

    2029 15 896,380 894,362 1,791,779 5% 5% 5%

    Jumlah penumpang

    rata-rata bulanan

    74,698.36

    74,530.18

    149,314.91

    jumlah penumpang

    rata-rata harian

    2,456

    2,450

    4,909 jumlah penumpang

    rata-rata dalam 1

    jam

    204.65

    204.19

    409.08

    operasional

    penerbangan 7:00-

    19:00 (12jam)

    *5% adalah persentase rata-rata kenaikan yang disetujui oleh pembimbing dan narasumber

  • Tabel 4. 11 Program Ruang Domestik

    DOMESTIK DOMESTIK

    Program

    Ruang Rumus Luas Sumber

    Tempat duduk n=1/3xa 166

    Luas Area Kerb

    Keberangkatan 490.17 SNI03-7046-2004.

    Panjang Kerb

    keberangkatan L=1.1*(0.095.a.p) 49

    Hall

    Keberangkatan A=0.75 (a(1+f)+b)+10% 1420.98 SNI03-7046-2004.

    Lebar Kerb

    keberangkatan 10

    Gate Hold

    Room A: m.s 189 SNI03-7046-2004.

    Panjang kerb

    Kedatangan L=1.1*(0.095.c.p) 62

    Ruang Tunggu

    Keberangkatan 689.48

    SNI03-7046-2004.

    Lebar kerb

    Kedatangan 10

    SNI03-7046-2004. Counter Check In N=1.1*(((a+b)*t1)/60) 40

    Check In Area A= 0.25(a+b)m2+10% 199.21 SNI03-7046-2004.

    Jumlah Xray

    Terpusat N= (a+b)/300 2

    Baggage claim

    Area A = 0.9c +10% 621.72 SNI03-7046-2004.

    Pemeriksaan

    Gate Hold Room N=0.2x(m/(g-h)) 1

    Hall

    Kedatangan

    A =

    0.375(b+c+2.c.f)+10% 1388.23 SNI03-7046-2004.

    Baggage Claim

    Devices (Narrow) N=c.r/300 2

    Luas Area Kerb

    Kedatangan 616.88 SNI03-7046-2004.

    Toilet 𝐴𝑡 = 1,1 × (c × 0,2) 138.16 SNI03-7046-2004.

    Total 5753.83

    Area komersial 30% dari luas Terminal 1726.15

    KP 205 Tahun

    2016

    Area Utilitas 20% dari luas Terminal 1150.77

    KP 205 Tahun

    2016

    Total Luas terminal domestik 8630.7444

  • 123

    Tabel 4. 12 Program Ruang Internasional

    INTERNASIONAL INTERNASIONAL

    Program Ruang Rumus Luas Sumber Tempat duduk n=1/3xa 60

    Luas Area Kerb Keberangkatan 176.8 SNI03-7046-2004.

    Panjang Kerb keberangkatan L=1.1*(0.095.a.p) 18

    Hall Keberangkatan A=0.75 (a(1+f)+b)+10% 504.9 SNI03-7046-2004.

    Lebar Kerb keberangkatan 10

    Gate Hold Room A: m.s 0 SNI03-7046-2004.

    Panjang kerb Kedatangan L=1.1*(0.095.c.p) 18

    Ruang Tunggu Keberangkatan

    171.16

    SNI03-7046-2004.

    Lebar kerb Kedatangan 10

    SNI03-7046-2004. Counter Check In N=1.1*(((a+b)*t1)/60) 14

    Area Pemeriksaan Passport A= 0.25(b+c)m2 63 SNI03-7046-2004.

    Pemeriksaan Passport Datang N=1.1*(((b+c)*t2)/60) 23

    Area Pemeriksaan Passport A= 0.25(b+c)m2 63 SNI03-7046-2004.

    Pemeriksaan Passport Berangkat N=1.1*(((a+b)*t2)/60) 23

    Check In Area A= 0.25(a+b)m2+10% 69.3 SNI03-7046-2004. Jumlah Xray Terpusat N= (a+b)/300 1

    Baggage claim Area A = 0.9c +10% 178.2 SNI03-7046-2004.

    Pemeriksaan Gate Hold Room N=0.2x(m/(g-h)) 0

    Hall Kedatangan A = 0.375(b+c+2.c.f)+10% 400.95 SNI03-7046-2004.

    Baggage Claim Devices (Narrow) N=c.r/300 1

    Luas Area Kerb Kedatangan 176.81 SNI03-7046-2004. Toilet 𝐴𝑡 = 1,1 × (c × 0,2) 39.6 SNI03-7046-2004.

    Total 1843.74 Area komersial 30% dari luas Terminal 553.12 KP 205 Tahun 2016 Area Utilitas 20% dari luas Terminal 368.75 KP 205 Tahun 2016

    Total Luas terminal internasional 2765.61

  • 124

    Tabel 4. 13 Program Ruang VIP

    Program Ruang Keterangan Luas Sumber

    Curb Side VIP lebar curb 5m 15 Kapasitas 20 orang

    Public Hall area untuk berkumpul 1 orang 1.8m2 36 Kapasitas 20 orang

    Security Check asumsi untuk 20 orang 20 Kapasitas 20 orang

    Lavatory 1 wanita, 1 pria, 1 difable 14 Kapasitas 20 orang

    Ruang tunggu VIP 120 Kapasitas 20 orang

    Area Utilitas 20% dari luas Terminal 41 KP 205 Tahun 2016

    Total Luas Terminal VIP 246

    Total luas Terminal 11642.35

  • 125

    Tabel 4. 14 Program Ruang Area Komersil dan Fasilitas

    Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total

    AREA DOMESTIK (1726 m2)

    KEBRANGKATAN

    Eksekutif Lounge Sofa, Infomasi, Area Makan

    40 1 20% 48

    Informasi, security meja lobi, kursi 9 4 36

    AVSEC Office 12 1 12

    VIP ROOM Sofa, Infomasi, Area Makan

    40 1 40

    Tenant Besar restoran, toko oleh-oleh

    60 asumsi 5 300

    Tenant Sedang mini market, drug store, snack

    30 asumsi 7 210

    Tenant kecil money changer, penyewaan bus, warping, locker, kantor pos, snack, asuransi

    5 8 asumsi 12 96

    Ticketing 4 8 5 40

    Airline office 4 8 5 40

    Airport office 12 1 12

    Bank/ATM 1 3 FAA 5 15

    Nursery 1 12 MIT 2 24

    UKS 4 3 12 Neufert 1 12

    Musholla 2 10 20 2 40

  • 126

    Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total

    TOTAL 925

    KEDATANGAN

    Tenant kecil Penyewaan Bus, Snack

    6 FAA 10 60

    Tenant Sedang Snack. Mini market 30 5 150

    Trolley Rack 950x670 mm. Stack +60cm

    100 0.6365 asumsi 1 60.6

    Lost and Found Meja, kursi, storage barang

    2 12 asumsi dan

    neufert

    1 12

    Bank/ATM 1 3 asumsi 5 15

    Nursery 12 MIT 2 24

    UKS 12 Neufert 1 12

    Vending Machine 1 3 Neufert 3 9

    Security Check 5 12 1 12

    Informasi 8 asumsi 1 8

    Musholla 2 10 20 asumsi 2 40

    TOTAL 403 Sirkulasi 30% 398 Total 1726

  • 127

    Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total

    AREA INTERNASIONAL (607 m2)

    KEBRANGKATAN

    Informasi, security meja lobi, kursi 2 8 2 16

    AVSEC Office meja lobi, kursi 6 12 1 12

    VIP ROOM Sofa, Infomasi, Area Makan 2 10 20 1 20% 20

    Tenant Besar restoran, toko oleh-oleh 30 60 asumsi 0 0

    Tenant Sedang mini market, drug store, snack 10 30 asumsi 1 30

    Tenant kecil

    money changer, penyewaan bus, warping, locker, kantor pos, snack, asuransi 5.000 6 asumsi 5 30

    Airport office 12 1 12

    Bank/ATM 1 3 FAA 3 9

    Nursery 1 12 MIT 2 24

    UKS 4 3 12 Neufert 1 12

    Musholla 2 10 20 2 40

    TOTAL 205

    KEDATANGAN

    Tenant kecil Penyewaan Bus, Snack 5 6 FAA 4 24

    Tenant Sedang Snack. Mini market 10 30 1 30

  • 128

    Program Ruang Keterangan Standar Kapasitas Luas Sumber Jumlah Sirkulasi Total

    Penyewaan Bus 5 35 FAA 1 35

    Trolley Rack 950x670 mm.

    Stack +60cm 100 0.637 asumsi 1 60.6

    Lost and Found Meja, kursi, storage barang 2 12

    asumsi dan

    neufert 1 12

    Bank/ATM 1 3 asumsi 3 9

    Nursery 2 12 MIT 1 12

    UKS 4 12 Neufert 1 12

    Vending Machine 1 3 Neufert 2 6

    Security Check 5 12 1 12

    Informasi 2 8 asumsi 1 8

    Musholla 2 10 20 asumsi 2 40

    TOTAL 261

    Sirkulasi 30% 140

    Total 605

  • BAB V

    SIMULASI PERANCANGAN

    5.1. Strategi Perancangan

    5.1.1. Analisa Tapak

    a. Matahari

    Gambar 5. 1 Analisa Matahari

    Muka tapak menghadap langsung ke arah barat dan timur sehingga

    perlu diperhatikan lebih lanjut untuk mendesain sisi timur dan barat ini

    agar dapat meminimalisir panas dan cahaya yang masuk.

    b. Akses kendaraan dan pedestrian

    Gambar 5. 2 Analisa Akses Kendaraan dan Pedestrian

    Kendaraan maupun pedestrian memiliki 1 jalur untuk masuk

    maupun keluar, hal ini menguntungkan karena memudahkan sirkulasi

    pengunjung. Namun perlu diperhatikan bahwa akan terdapat

    penumpukan penumpang sehingga jarak antara area drop off harus

    cukup.

  • 130

    c. Pusat Keramaian dan area hijau

    Gambar 5. 3 Analisa Pusat Keramaian dan Area Hijau

    Di sini terlihat bahwa pada area berwarna merah terjadi

    penumpukan jumlah kendaraan dan penumpang karena hanya

    terdapat 1 area drop-off kendaraan. Area hijau jika terkumpul

    hanya di area barat sedangkan area lainnya kurang memiliki area

    hijau.

    d. Sirkulasi dalam tapak

    Gambar 5. 4 Analisa Pemasalahan Alur Tapak

  • 131

    Berdasarkan pada hasil pengamatan, terdapat beberapa

    permasalahan di mana terdapat pertigaan yang dapat membuat

    penumpang bingung karena tidak adanya pintu atau pembatas

    antara sisi darat maupun sisi udara sehingga perlu adanya

    perubahan sirkulasi. Letak area retail dan makan yang ada di luar

    terminal juga menghambat sirkulasi penumpang.

    5.1.2. Strategi Perancangan Analisa Tapak

    Berdasarkan pada analisa di atas maka akan terjadi beberapa

    perubahan mengenai sirkulasi pada tapak itu sendiri, antara lain,

    1. Penambahan jalan untuk memecah sirkulasi publik dan servis.

    2. Orientasi bangunan yang menghadap barat perlu diperhatikan

    desainnya agar dapat meminimalisir jumlah panas.

    3. Perancangan area retail perlu diperhatikan agar sirkulasinya

    menyatu dengan sirkulasi keberangkatan maupun kedatangan

    sehingga dari sisi ekonomi pun tetap terjaga.

    4. Penambahan kantung-kantung hijau yang diperlukan untuk

    meningkatkan tingkat kenyamanan penumpang

    5.1.3. Proposal Tapak

    Gambar 5. 5 Proposal Sirkulasi Baru

    Sirkulasi dipecah dari awal sehingga secara langsung

    mempermudah sirkulasi penumpang sehingga penumpang memiliki 1

    jalur untuk masuk dan keluar. Tapak juga diperluas untuk kebutuhan

    multi massa sehingga tapak berbentuk L diambil,

  • 132

    -

    Gambar 5. 6 Proposal Tapak Baru

    5.1.4. Studi Volumetrik

    Seperti pada kriteria desain bahwa penempatan massa akan berupa

    multi massa untuk menampilkan kesan tropis dan Indonesia. Kesan terbuka

    akan ditampilkan untuk mengalirkan udara sehingga penumpang dapat tetap

    nyaman berada di dalam bangunan.

    Berikut merupakan hasil studi alternatif dari massa,

    Gambar 5. 7 Alternatif Massa 1

  • 133

    Gambar 5. 8 Alternatif Massa 2

    Gambar 5. 9 Alternatif Massa 3

    Tabel 5. 1 Tabel Analisa Massa

    Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3

    Gambar

    Analisa Tapak

    Iklim Skor: 1

    Kurang cocok dengan

    iklim tropis karena

    masa yang bulky dan

    menyatu

    Skor: 3

    Cocok dengan

    adanya lubang-

    lubang yang dapat

    mengalirkan udara

    serta masa yang lebih

    terpecah

    Skor: 2

    Masa terpecah pada

    area tengah. Hal ini

    akan mempermudah

    memimimalisir

    panas di dalam.

  • 134

    Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3

    Akses Skor: 1

    Bangunan terlihat

    monoton sehingga

    dapat membuat

    penumpang

    kebingungan karena

    bangunan terlihat

    sama

    Skor: 3

    Terlihat bahwa

    bangunan memiliki

    muka yang berbeda-

    beda sehingga

    mempermudah akses

    dan fungsi dari

    masing-masing

    bangunan

    Skor :3

    Massa sudah

    dipecah sehingga

    penumpang dapat

    memilih dimana

    mereka akan turun

    ke masa tersebut

    tanpa binggung.

    Respon

    Sekitar

    Skor :2

    Sudah merespon

    matahari dengan

    adanya kanopi yang

    cukup panjang

    Skor :3

    Sudah merespon

    matahari dengan

    adanya kanopi yang

    cukup Panjang.

    Sudah ada

    penyebaran area

    hijau

    Skor: 3

    Sudah merespon

    matahari dengan

    adanya kanopi

    Panjang.

    Sudah ada

    penyebaran area

    hijau.

    Pemandangan Skor: 3

    Memiliki ukuran tapak

    yang luas sehingga

    pemandangan akan

    sangat menarik

    Skor: 3

    Memiliki tapak

    ukuran yang luas

    sehingga

    pemandangan akan

    sangat menarik

    Skor: 3

    Memiliki ukuran

    tapak yang luas

    sehingga

    pemandangan akan

    sangat menarik

    Pengguna Skor: 2

    Bangunan terlihat

    modern sehingga akan

    terlihat keren di mata

    pengguna

    Skor: 3

    Bangunan memiliki

    banyak muka

    sehingga pengguna

    tidak akan bosan

    berada di dalam dan

    sirkulasi menjadi

    lebih terarah

    Skor: 2

    Bangunan memiliki

    muka yang terpecah

    sehingga

    memudahkan

    pengguna untuk

    beraktifitas di

    dalam.

    Kriteria Perancangan

    Multi Massa Skor :1

    Memiliki 2 massa

    namun menyatu

    Skor :3

    Memiliki masa yang

    terpecah-pecah

    Skor: 3

    Memiliki masa yang

    terpecah.

    Arsitektur

    Tropis

    Skor: 1 Skor :3 Skor: 2

  • 135

    Keterangan Massa 1 Massa 2 Massa3

    Memiliki kanopi

    Panjang sebagai nilai

    plus.

    Selain massa yang

    terpecah juga

    memiliki atap yang

    cukup tinggi

    sehingga sangat

    cocok di pakai di

    iklim tropis

    Massa memiliki

    masa yang terpecah.

    Ornamental

    (Budaya)

    Skor: 2

    Ornamental baru

    terlihat pada area

    kolom dan atap

    Skor: 3

    Ornamen terlihat

    hampir di semua

    massa mulai dari

    atap, konfigurasi

    masa, dan atap

    bangunan

    Skor:2

    Ornamental terlihat

    pada atap bangunan

    dan multimasa

    Letak area

    retail

    Skor: 2

    Retail terletak pada

    lantai 1 namun tidak

    sejajar karena

    mayoritas pembeli ada

    pada pihak kedatangan

    Skor: 3

    Retail terletak pada

    area terbuka dan

    sejalur dengan

    sirkulasi penumpang

    Skor: 3

    Retail terletak pada

    area terbuka dan

    sejalur dengan

    sirkulasi

    penumpang

    Sirkulasi

    dalam

    Skor: 3

    Sirkulasi cukup

    mudah karena

    bangunan yang

    menyatu

    Skor: 2

    Sirkulasi terhalang

    karena penumpang

    dipaksa melewati

    area retail terlebih

    dahulu

    Skor: 2

    Sirkulasi terhalang

    karena penumpang

    dipaksa melewati

    area retail terlebih

    dahulu

    Kanopi Skor: 3

    Memiliki kanopi

    panjang

    Skor: 3

    Memiliki kanopi

    panjang

    Skor: 3

    Memiliki kanopi

    panjang

    Total 21 32 28

    Berdasarkan pada tabel analisa di atas makan dapat disimpulkan

    bahwa masa yang terpilih untuk dikembangkan adalah masa yang kedua.

  • 136

    5.2. Simulasi Perancangan

    5.2.1. Konsep Perancangan

    Gambar 5. 10 Axonometri

    Konsep bandara ini adalah Regionalisme di mana peneliti ingin

    memunculkan kembali keunikan dari setiap daerah terutama karena Indonesia

    memiliki beragam budaya. Bandara tidak harus selalu mewah dan berbentuk

    modern namun bandara sebenarnya dapat menjadi unik dan dapat disebut sebagai

    bandara daerah tersebut karena memang hanya ada satu-satunya di sana dan tidak

    bisa sembarangan dipindah ke tempat lain.

    5.2.2. Program Aktifitas Utama serta penyesuaian dengan kondisi

    Tabel 5. 2 Tabel Program Aktifitas Utama

    Aktifitas Gambar Keterangan

    Check in

    Gambar 5. 11 Area Check In

    Jumlah counter check in

    dikurangi dari 54 menjadi

    30 untuk memudahkan

    sirkulasi serta merupakan

    jumlah yang ideal untuk

    menampung 1.8 juta

    penumpang per tahun

    Retail

    Gambar 5. 12 Area Retail

    Area retail terbuka

    menjadi satu antara

    keberangkatan dan

    kedatangan. Hal ini

    berfungsi untuk membuat

    sirkulasi yang menyatu.

  • 137

    Aktifitas Gambar Keterangan

    Lobby

    Gambar 5. 13 Area Lobby

    Area lobby ini juga

    menjadi satu antar

    keberangkatan maupun

    kedatangan. Sehingga

    semua pengunjung dapat

    menikmati dan

    beraktivitas dengan bebas.

    CIQ

    Gambar 5. 14 Area CIQ

    Jumlah counter CIQ juga

    dikurangi dari program

    ruang untuk memenuhi

    fungsi ideal dalam

    melayani 1.8 juta

    penumpang/tahun

    Ruang Tunggu

    Gambar 5. 15 Ruang Tunggu

    Ruang tunggu memiliki

    suasana hangat sesuai

    dengan kriteria desain

    untuk memiliki 1 tone

    warna biru-hijau-putih-

    coklat

    Pengambilan Bagasi

    Gambar 5. 16 Pengambilan Bagasi

    Pengambilan bagasi juga

    dibuat sederhana namun

    tetap menimbulkan kesan

    hangat pada ruangan

    tersebut.

    5.2.3. Penerapan Konsep Regionalisme

    Tabel 5. 3 Tabel Penerapan Regionalisme

    Regionalisme Keterangan

    Konsep Konsep mengambil multi massa yang berasal dari tradisi makan

    bedulang.

    Penempatan massa dibagi menjadi 3 merupakan hasil

    implementasi denah rumah adat belitung baik secara vertikal

    maupun horizontal.

  • 138

    Regionalisme Keterangan

    Gambar 5. 17 Penerapan filosofi 3 pada bangunan

    Konsep playfull juga diperhatikan dengan adanya area terbuka

    pada retail dan lobby.

    Nuansa Nuansa hangat sangat terasa karena 1 bangunan akan memiliki 1

    tone warna dengan dominasi warna material kuning-coklat dan

    diselingi oleh sedikit warna hijau-biru yang membuat suasana

    akan lebih cerah dan playfull.

  • 139

    Regionalisme Keterangan

    Gambar 5. 18 Ruang Tunggu Domestik

    Bentuk Bentuk atap merupakan hasil transformasi masa yang berasal

    dari filosofi tangga ganjil, atap rumah adat dan ornamen belitung

    yaitu pagar silang diamond

    Gambar 5. 19 Transformasi Atap

    Selain itu setiap massa juga akan memiliki 3 bagian terpisah

    mulai dari peletakan massa hingga ruang dalam yang merupakan

    implementasi dari Rumah Adat Belitung baik secara vertikal

    maupun horizontal

  • 140

    5.2.4. Siteplan, Blockplan, Denah Tampak, Potongan

    a. Siteplan

    Gambar 5. 20 Siteplan

    Siteplan menunjukkan bagaimana keberadaan terminal bandara

    dapat mempengaruhi area lainnya di sisi udara dengan adanya

    bangunan yang mendominasi maka akan mempermudah sirkulasi

    penumpang.

    b. Blockplan

    Gambar 5. 21 Block Plan

  • 141

    Blokplan ini menunjukkan hubungan tapak dengan solid void

    disekitarnya.

    c. Denah

    Gambar 5. 22 Denah Lantai 1

    Denah lantai 1 didesain selaras dengan tapak untuk menghasilkan

    desain yang rapi sehingga memudahkan sirkulasi pengunjung

    didalamnya. Ada 3 fungsi utama yang berjalan pada area ini yaitu

    check in, retail, dan kedatangan.

    Gambar 5. 23 Denah Lantai 2

  • 142

    Denah lantai 2 didesain dengan sederhana untuk memudahkan

    sirkulasi pengunjung dan hanya terdapat pada area yang

    menghadap apron. Terdapat 3 fungsi utama yang berjalan pada

    lantai 2 yaitu, ruang tunggu, imigrasi dan kantor.

    d. Tampak

    Gambar 5. 24 Tampak Bangunan

    Tampak sudah dapat memperhatikan sisi kedaerahan dengan

    keberadaan atap yang tidak kontras sehingga melebur dengan area

    disekitarnya.

    e. Potongan

    Gambar 5. 25 Potongan Bangunan

  • 143

    Potongan di atas sudah menampilkan keberadaan bentang lebar

    yang membuat area lantai 2 bebas kolom hal ini memperkuat

    konsep regionalisme dimana pada rumah-rumah terdapat area

    terbuka yang bebas dari kolom dan merupakan tempat mereka

    berkumpul.

    5.2.5. Skema

    a. Skema Struktur

    Gambar 5. 26 Diagram Struktur

    Skema ini menunjukkan sistem struktur yang dipakai pada bentang

    lebar terminal bandara dimana peneliti memakai sistem portal

    sebagai strukturnya.

  • 144

    b. Skema Sirkulasi Manusia

    Gambar 5. 27 Diagram Sirkulasi manusia

    Sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi linear dimana dalam

    melaksanakan fungsinya sebagai terminal maka kecepatan akan

    menjadi yang utama. Hal ini akan mempermudah penumpang

    untuk mencapai tujuannya dengan sirkulasi yang mudah dan

    diarahkan.

    c. Skema Sirkulasi Kendaraan

    Gambar 5. 28 Diagram Sirkulasi Kendaraan

    Sirkulasi kendaraan pada tapak linear dan satu arah sehingga

    memudahkan sirkulasi pengunjung dan penumpang

  • 145

    d. Skema Disabilitas

    Gambar 5. 29 Diagram Disabilitas

    Skema ini menunjukkan titik-titik dimana terdapat lift dan toilet

    yang dapat dipakai oleh kaum difable.

    e. Skema Evakuasi

    Gambar 5. 30 Diagram Titik Evakuasi

    Skema ini menunjukkan dimana terdapat tangga untuk pengunjung

    evakuasi dan juga titik-titik tempat pengunjung dapat berkumpul

    di situasi darurat.

  • 146

    f. Skema Air

    Gambar 5. 31Diagram Air Bersih Air Kotor

    Skema ini menunjukkan sistem penggunaan air dalam bangunan.

    selain penggunaan air bersih dari PAM, bangunan ini juga

    menampung air hujan yang akan digunakan kembali sebagai air

    flush toilet.

    g. Skema New Normal

    Gambar 5. 32 Diagram Titik Wastafel dan Hand Sanitizer

  • 147

    Skema ini menunjukkan peletakkan wastafel touchless dan hand

    sanitizer agar masyarakat tetap dapat mengikuti protokol kesehatan

    pada masa New Normal.

    5.2.6. Perspektif dalam luar dan aksonometri program ruang

    a. Aksonometri program ruang

    Gambar 5. 33 Aksonometri Fungsi Bangunan

    Program ruang pada lantai 1 terdiri dari area check in, retail, food

    court, lobby, area pengambilan bagasi dan area service. Program

    ruang yang terdapat pada lantai 2 adalah ruang tunggu, imigrasi, dan

    kantor. Masing-masing lantai juga dilengkap oleg fungsi pembantu

    seperti toilet, musholla, toilet difable, dan ruang laktasi.

  • 148

    b. Perspektif Eksterior dan Interior.

    Gambar 5. 34 Aerial View

    Perspektif burung diatas memperlihatkan keseluruhan bangnan serta lingkungan

    sekitarnya. Terminal bandar udara ini memiliki view yang indah karena ukuran

    tapak yang sangat luas.sehingga desain terfokus pada bagaimana cara memasukkan

    angin ke dalam bangunan.

    Gambar 5. 35 Eksterior Bangunan Kedatangan Kebrangkatan

    Gambar 5. 36 Eksterior Bangunan Check In

  • 149

    Gambar 5. 37 Eksterior Bangunan Retail

    Tiga Perspektif diatas menunjukkan 3 muka yang berbeda dari masing-masing

    fungsi. Hal ini bertujuan untuk memnudahkan pengunjung serta sebagai salah satu

    penerapan regionalisme. Fasad sendiiri dibuat dengan kesan warna dengan material

    umum tanpa adanya finishing warna seperti beton dan kayu sehingga memunculkan

    kesan sederhana namun tetap menyatu.

    Gambar 5. 38 Perspektif Area Check In

    Perspektif diatas menunjukan daerah luar dari area check in dimana penumpang

    akan turun diarea ini untuk check in.

    Gambar 5. 39 Perspektif Area Retail dengan Monumen Granit

    Perspektif diatas menunjukkan area retail dengan monumen granit yang merupakan

    salah satu simbol sumber daya Belitung yang indah.

  • 150

    Gambar 5. 40 Perspektif lorong Kebrangkatan

    Perspektif diatas menunjukkan keadaan lorong ketika akan menuju ke pesawat.

    Gambar 5. 41 Perspektif Ruang Tunggu

    Perspektif di atas menunjukkan nuansa hangat yang terbentuk ketika berada di

    ruang tunggu. Suasana hangat seperti ini akan membuat penumpang nyaman ketika

    menunggu waktu untuk terbang.

    BAB IVBAB V