bab isi hiperkes 64 kel 2
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
1/46
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam suatu proses produksi, setiap tenaga kerja selain menanggung
beban kerja fisik dan mental juga berhadapan dengan berbagai potensi bahaya
(potensial hazard) di tempat kerja. Berbagai potensi bahaya tersebut sering
disebut sebagai faktor bahaya lingkungan kerja fisika, kimia, biologis,
fisiologis/ergonomi dan psikologis yang bersumber dari berbagai peralatan,
bahan, proses kerja dan kondisi lingkungan kerja. Beban kerja semakin berat
apabila tenaga kerja juga dituntut untuk bekerja dengan ritme pekerjaan yang
lebih cepat dan target produksi yang lebih tinggi. Sedangkan berat ringannya
dampak potensi bahaya tergantung dari jenis, besar potensi bahaya dan
tingkat risikonya.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat adanya beban kerja dan
potensi bahaya yang dihadapi tenaga kerja antara lain berupa kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya seperti kelelahan
dan ketidaknyamanan. Selain itu, tenaga kerja juga dapat menderita penyakit
dan gangguan kesehatan yang didapat dari lingkungan di luar tempat kerja
sehingga dapat diperberat atau memperberat penyakit atau gangguan
kesehatan akibat kerja. pabila kondisi tersebut tidak diantisipasi maka
kesehatan tenaga kerja sangat terganggu sehingga produktifitas kerja akan
menurun.
!enurut World Health Report tahun "##" bahaya lingkungan kerja
$
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
2/46
merupakan faktor utama timbulnya penyakit akibat kerja (% &) dan
merupakan urutan kesepuluh sebagai penyebab kesakitan dan kematian.
Sedangkan menurut laporan ' ("##*) setiap tahun ditemukan " (dua) juta
orang meninggal, $+# juta kasus % &/% &, "-# juta kasus & &. Dari "-
negara yang dipantau oleh ' ("##$), data kematian, kesakitan dan
kecelakaan kerja di 'ndonesia berada pada posisi ke "+.
ntuk mengantisipasi keadaan tersebut di atas dan meminimalkan
dampak yang terjadi apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan, penyakit
akibat kerja dan gangguan kesehatan lainnya, maka setiap perusahaan
di ajibkan memberikan pelayanan kesehatan kerja kepada semua tenaga
kerjanya sebagaimana diamanatkan dalam %eraturan !enteri 0enaga &erja
1omor %er. #*/!en/$23" tentang %elayanan &esehatan &erja. al ini dapat
di ujudkan dengan cara promotif, pre4entif, kuratif, dan rehabilitatif.
Salah satu upaya pre4entif yaitu dengan mencegah terjadinya potensi
bahaya yaitu dengan menganalisa, memantau atau menge4aluasi lingkungan
kerja baik lingkungan kerja maupun lingkungan luar tempat kerja sehingga
meminimalkan terjadinya bahaya terhadap kerja. &egiatannya adalah
melakukan pengukuran setiap akses produksi agar mengetahui bahaya5bahaya
(polutan), faktor5faktor kimia, fisika maupun biologi yang timbul baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, serta berusaha melakukan perbaikan dan
pencegahan, serta cara kerja higinie perusahaan.
leh karena itu, untuk mengetahui bagaimana cara pemantauan dan
e4aluasi lingkungan kerja, bahaya risiko yang ditimbulkannya, serta cara
mengendalikannya, akan dibahas lebih dalam pada makalah ini.
"
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
3/46
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan Umum
o !elakukan pemantauan dan e4aluasi lingkungan kerja di %0 S0
'ndonesia.
1.2.2. Tujuan Khu u
o !elakukan identifikasi risiko bahaya di %0 S0 'ndonesia.
o !elakukan penilaian bahaya lingkungan kerja di %0 S0 'ndonesia.
o !engetahui cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0
'ndonesia.
1.2.!. Manfaat
o Bagi penulis
Dapat melakukan identifikasi risiko bahaya, penilaian bahaya,
serta cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0
'ndonesia sebagai salah satu kegiatan pelatihan hiperkes bagi
dokter.
o Bagi perusahaan
!endapatkan pertimbangan dari peserta kegiatan pelatihan
hiperkes bagi dokter mengenai identifikasi risiko bahaya,
penilaian bahaya, serta cara pengendalian bahaya lingkungan
kerja di %0 S0 'ndonesia.
o Bagi dinas terkait
Sebagai bahan e4aluasi kegiatan pelatihan hiperkes bagi dokter
mengenai identifikasi risiko bahaya, penilaian bahaya, serta
cara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0
*
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
4/46
'ndonesia.
1.!. "umu an Ma alah
o Bagaimana cara melakukan pemantauan dan e4aluasi lingkungan
kerja di %0 S0 'ndonesia6
o Bagaimanakah cara pengendalian terhadap lingkugan kerja di %0
S0 'ndonesia6
BAB II
7
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
5/46
TIN#AUAN PU$TAKA
2.1 L%ngkungan dan H%g%ene Tem&at Kerja
0ujuan utama higinie perusahaan adalah melindungi pekerja dan
masyarakat sekitar perusahaan dari pengaruh bahaya yang timbul.
&egiatannya adalah melakukan pengukuran setiap akses produksi agar
mengetahui bahaya5bahaya (polutan) yang timbul baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, serta berusaha melakukan perbaikan dan pencegahan, cara
kerja higinie perusahaan adalah masalah teknik.
%ertama5tama yang harus diketahui tentang keberadaan dan peran
higinie perusahaan adalah mengenal keberadaan perusahaan dan macam
produksinya, kemudian bahan baku apa yang diolahnya, bagaimana pula
proses kerja dari unit kerjanya, bahan5bahan penolong macam apa yang
digunakan, berikutnya macam limbah yang dihasilkan apakah limbah padat,
cair dan bau.
&hususnya pemeriksaan terhadap tenaga kerja, secara rutin dilakukan
pemeriksaan kesehatan, monitoring daya kerja, menerima keluhan dari pekerja
apa yang dirasakan selama bekerja.
2.1.1. Anal% % L%ngkungan Tem&at Kerja
&oreksi tempat kerja bagian penting dari peran iperkes agar
diketahui kadar faktor penyebab penyakit hubungan terutama gangguan fisik.
&oreksi ini harus dinyatakan oleh seberapa prediksi oleh karya an yang
terpapar dan kemudian dibuktikan dengan pengukuran di tempat kerja.
0erutama proses produksi yang menggunakan bahan kimia (chemical
8
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
6/46
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
7/46
gas ; , mesin fotokopi, asap rokok, bahan pembunuh serangga. &etiga,
pencemaran oleh mikroorganisme akibat ketidaksengajaan bahan5bahan yang
terba a kedalam gedung seperti jamur, 4irus dan bakteri, fiber glass, karpet.
&eempat pencemaran oleh kotoran binatang pengerat dan serangga.
al5hal yang disebutkan di atas harus dija ab oleh komitmen dan
kebijakan prinsip dasar S!&* yaitu setiap perusahaan ajib menerapkan
sistem manajemen tentang &* yang terintegrasi dengan manajemen makro
perusahaan.
!eningkatnya perkembangan industri, semakin kuat pula
meningkatnya pencemaran di tempat kerja yaitu adanya limbah industri yang
keluar dari proses produksi. saha mencegah pencemaran di tempat kerja
melalui treatment yang disediakan. Salah satu dampak negatif yaitu
pencemaran baik pencemaran zat cair, zat padat, bau dan gas. imbah industri
seperti larutan kimia, pe arna bisa merusak kulit, pencemaran udara seperti
asap, debu gas sangat mengganggu pernafasan, pencemaran lainnya bertahan
lama seperti plastik, serat mengganggu kesuburan tanah.
saha pencegahan terus dilakukan mengingat limbah tersebut
disamping merugikan tenaga kerja, juga mengganggu lingkungan sekitarnya.
%encemaran zat cair didesain fasilitas pengelola air limbah industri
( aste ater treatment plant), selepas ini dimonitor terus sampai pada batas
toleransi yang ditetapkan. %encemaran udara sangat mengganggu pernafasan,
karena itu setiap industri harus mematuhi 1 B yang ditetapkan, pengujian
emisi dilakukan setiap saat. Desain perlengkapan (safety treatment) dipasang
pembersih debut (dust collector), dan dilepas ke udara bebas.
-
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
8/46
%encemaran tanah akibat limbah cair, sampah padat. %engolahan yang
beraktifitas pengeboran minyak, pembuangan limbah harus dipetakan diluar
area pertanian subur.
%roses pembakaran harus di tempat yang disediakan jauh dari
komunitas penduduk, dan pemusnahan racun dari endapan harus ditanam
dalam area tertentu.
%edoman tentang baku emisi yang dinyatakan dalam 1 B diharapkan
industri harus mematuhi dengan penuh tanggung ja ab.
'ndustri ber a asan produkti4itas ramah lingkungan (green
producti4ity) merupakan program yang terpadu, peraturan mengenai
lingkungan mendorong industri mengurangi emisi dengan memasang instalasi
peralatan pengurangan polusi gas dan pengolahan air limbah.
'ntegrasi pengendalian pencemaran meliputi berbagai basis seperti
sumber produksi, proses produksi, peran informasi, pemulihan memantau
kualitas lingkungan.
=4aluasi masing5masing basis dilakukan menurut karakter masing5
masing substansi, misalnya proses produksi bahan baku apa yang diolah,
proses produksi apakah menggunakan bahan kimia serta limbah yang
dihasilkan apakah membahayakan bagi karya an. Selanjutnya e4aluasi
lingkungan dilakukan melalui pengukuran, statistik pengukuran menjadi
andalan untuk dianalisis.
'ndustri yang maju harus berorientasi pada occupational health and
safety atau iperkes dan keselamatan kerja. iperkes lebih berorientasi pada
upaya agar tenaga kerja sehat dan produksi, dan keselamatan kerja lebih
3
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
9/46
ditekankan pada aspek teknis dalam melaksanakan pekerjaan berpedoman
pada undang5undang keselamatan kerja (undang5undang 1omor $ tahun
$2-#), bah a setiap tenaga kerja dan tenaga lainnya berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan untuk
melaksanakan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup, dan sumber produksi
dipergunakan secara aman dan efisien serta melakukan upaya membina
norma5norma perlindungan kerja yang di ujudkan dalam undang5undang
disesuaikan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi.
2.2 P'ten % atau "% %k' Baha(a d% Tem&at Kerja
Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan
sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika
terjadi pajanan (>e?posure@) yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di
tempat kerja.
%otensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal dari
lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor
ergonomis dan faktor psikologi.
2.2.1.Baha(a )akt'r )% %k
Aaktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang
bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran, iklim
kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Aaktor5faktor ini
mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau
produk samping yang tidak diinginkan.
2
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
10/46
1. Ke*% %ngan
&ebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki
yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat5alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat
merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen. al ini sering diabaikan
sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik
utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang
batas sebesar 38 dB selama 3 jam sehari.
A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau mengurang%
*aha(a dar% ke*% %ngan,
o 'dentifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin,
system 4entilasi, dan alat5alat listrik. 0anyakan kepada pekerja
apakah mereka memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.
o !elakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. 'nspeksi
mungkin harus dilakukan pada aktu yang berbeda untuk
memastikan bah a semua sumbersumber kebisingan teridentifikasi.
o 0erapkan rule of thumb sederhana jika sulit untuk melakukan
percakapan, tingkat kebisingan mungkin melebih batas aman.
o 0entukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi
para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan
o 'dentifikasi kontrol kebisingan yang ada dan e4aluasi efekti4itas
pengendaliannya
$#
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
11/46
o Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti
penutup telinga (earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai
oleh pekerja di lokasi yang mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat
dikurangi.
o Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu
mengurangi tingkat paparan kebisingan.
2. Penerangan
%enerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat
untuk melakukan pekerjaan. %enerangan yang sesuai sangat penting
untuk peningkatan kualitas dan produkti4itas. Sebagai contoh,
pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan
lebih tinggi, misalnya mengemas kotak.
Studi menunjukkan bah a perbaikan penerangan, hasilnya
terlihat langsung dalam peningkatan produkti4itas dan pengurangan
kesalahan. Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa
membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka,
sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada
punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat
pekerjaan mereka.
A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau mengurang%
&'ten %al kerug%an dar% &enerangan (ang *uruk,
o %astikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai
pada pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi
membungkuk atau memicingkan mata,
$$
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
12/46
o ntuk meningkatkan 4isibilitas, mungkin perlu untuk mengubah
posisi dan arah lampu.
!. -etaran
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
13/46
peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
o Bila getaran disebabkan oleh mesin besar, pasang penutup lantai yang
bersifat menyerap getaran di orkstation dan gunakan alas kaki dan
sarung tangan yang menyerap kejutan , meskipun itu kurang efektif
dibanding di atas.
o
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
14/46
o !enciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja.
o !engurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk
praktek kerja yang aman.
gar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk
tetap berada dalam kisaran suhu normal. ntuk itu diperlukan iklim
kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan. 'klim
kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.
'klim kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan
dalam &epmenaker 1o 8$ tahun $222 diatur dengan memperhatikan
perbandingan aktu kerja dan aktu istirahat setiap hari dan
berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja
(ringan, sedang dan berat).
A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau
mem&er*a%k% k'ntr'l %kl%m kerja,
o %astikan bah a posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi
aliran udara.
o Sediakan 4entilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa
meniup langsung pada mereka yang bekerja dekat itu.
o !engurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi
panas dan memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.
/. "ad%a % T%dak Meng%'n
:adiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari
$7
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
15/46
radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra
ungu (ultra 4iolet).
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
16/46
darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya.
Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu,
asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama
antara lainC
o 'nhalasi (menghirup)C Dengan bernapas melalui mulut atau hidung,
zat beracun dapat masuk ke dalam paru5paru. Seorang de asa saat
istirahat menghirup sekitar lima liter udara per menit yang
mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti
fiber/serat, dapat langsung melukai paruparu. ainnya diserap ke
dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.
o %encernaan (menelan)C Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika
makan makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang
terkontaminasi atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Gat di
udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan
lendir dari mulut, hidung atau tenggorokan. Gat beracun mengikuti
rute yang sama sebagai makanan bergerak melalui usus menuju perut.
o %enyerapan ke dalam kulit atau kontak in4asifC Beberapa di antaranya
adalah zat mele ati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya
melalui tangan dan ajah. &adang5kadang, zat5zat juga masuk
melalui luka dan lecet atau suntikan (misalnya kecelakaan medis).
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
17/46
batas (1 B).
1. Bahan k%m%a d% tem&at kerja
Bahan5bahan kimia digunakan untuk berbagai keperluan di
tempat kerja. Bahanbahan kimia tersebut dapat berupa suatu produk akhir
atau bagian bentuk bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu
produk. 9uga dapat digunakan sebagai pelumas, untuk pembersih, bahan
bakar untuk energi proses atau produk samping.
Banyak bahan kimia yang digunakan di tempat kerja
mempengaruhi kesehatan kita dengan cara5cara yang tidak diketahui.
Dampak kesehatan dari beberapa bahan kimia bisa secara perlahan atau
mungkin membutuhkan aktu bertahuntahun untuk berkembang.
A&a (ang &erlu d%ketahu% untuk men+egah atau mengurang%
*aha(a fakt'r k%m%a,
o &emampuan bahan kimia untuk menghasilkan dampak kesehatan
negatif (sifat beracun). Semua bahan kimia harus dianggap sebagai
sumber potensi bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut
sepenuhnya diketahui.
o Hujud bahan kimia selama proses kerja. al ini dapat membantu
untuk menentukan bagaimana mereka bisa kontak atau masuk ke
dalam tubuh dan bagaimana paparan dapat dikendalikan
o Bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia
misalnya dengan memasang peralatan pembuangan (e?haust) pada
sumber polutan, menggunakan rotasi pekerjaan untuk mempersingkat
$-
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
18/46
pajanan pekerja terhadap bahaya.
o 9enis alat pelindung diri ( %D) yang diperlukan untuk melindungi
pekerja, seperti respirator dan sarung tangan.
o Bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang
sesuai melalui lembar data keselamatan ( D&) dan label dan
bagaimana menginterpretasikan D& dan label tersebut.
2. Lem*ar Data Ke elamatan dan Pela*elan Bahan K%m%a
%elabelan merupakan pemberian tanda berupa gambar/simbol,
huruf/tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk pernyataan lain yang
disertakan pada bahan berbahaya, dimasukkan ke dalam, ditempelkan,
atau merupakan bagian kemasan bahan berbahaya, sebagai keterangan
atau penjelasan yang berisi nama sediaan atau nama dagang, nama bahan
aktif, isi/berat netto, kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya,
petunjuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
%elabelan bahan kimia merupakan salah satu cara penting untuk
mencegah penyalahgunaan atau penanganan yang dapat menyebabkan
cedera atau sakit. Dalam transportasi, bila kemungkinan terjadi
kecelakaan, maka sangat penting dalam keadaan darurat untuk
mengetahui risiko dari zat5zat tersebut. Sebagian besar negara memiliki
sistem pelabelan untuk menginformasikan isi yang ada di dalam
adah/kontainer dan untuk memperingatkan bahaya. ntuk memastikan
bah a peringatan dimengerti oleh lintas batas dan termasuk bahasanya,
%BB telah mengembangkan Sistem armonisasi
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
19/46
bahan kimia. 'denya adalah bah a setiap negara akan mengadopsi rambu
yang sama, meskipun hal ini tidak ajib. 'ni telah diadopsi di +- negara
sejauh ini, termasuk negara5negara ni =ropa, ;ina, merika Serikat,
&anada, ruguay, %araguay, Iietnam, Singapura, 1igeria,
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
20/46
jamur sering terjadi pada pekerja yang menghirup debu organik,
misalnya pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus paru
pada pekerja gandum. Demikian juga >grain asma@ sporotrichosis adalah
salah satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh jamur.
%enyakit jamur kuku sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya
lembab dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam tangan atau
kaki di air seperti pencuci. gak berbeda dari faktor5faktor penyebab
penyakit akibat kerja lainnya, faktor biologis dapat menular dari seorang
pekerja ke pekerja lainnya.
saha yang lain harus pula ditempuh cara pencegahan penyakit
menular, antara lain imunisasi dengan pemberian 4aksinasi atau suntikan,
mutlak dilakukan untuk pekerja5pekerja di 'ndonesia sebagai usaha
kesehatan biasa. 'munisasi tersebut berupa imunisasi dengan 4aksin cacar
terhadap 4ariola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tipus dan para
tipus perut. Bila memungkinkan diadakan pula imunisasi terhadap 0B;
dengan B;< yang diberikan kepada pekerja5pekerja dan keluarganya
yang reaksinya terhadap uji !antaou? negatif, imunisasi terhadap difteri,
tetanus, batuk rejan dari keluarga5keluarga pekerja sesuai dengan usaha
kesehatan anak5anak dan keluarganya, sedangkan di 1egara yang maju
diberikan pula imunisasi dengan 4irus influenza.
2.2. .Baha(a )akt'r Erg'n'm% dan Pengaturan Kerja
'ndustri barang dan jasa telah mengembangkan kualitas dan
produkti4itas. :estrukturisasi proses produksi barang dan jasa terbukti
meningkatkan produkti4itas dan kualitas produk secara langsung
"#
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
21/46
berhubungan dgn disain kondisi kerja %engaturan cara kerja dapat
memiliki dampak besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan dan
kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari posisi mesin
pengolahan sampai penyimpanan alat5alat dapat menciptakan hambatan
dan risiko. %enyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus
diatur sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi
kesehatan. 0empat tempat duduk yang cukup dan sesuai harus
disediakan untuk pekerja5pekerja dan pekerjapekerja harus diberi
kesempatan yang cukup untuk menggunakannya.
%rinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja.
'ni berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan
diri. Desain ergonomis yang efektif menyediakan orkstation, peralatan
dan perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk
digunakan. al ini juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena
mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan potensi
bahaya.
0enaga kerja akan memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya. ;ara bekerja harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan
yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain. :isiko potensi
bahaya ergonomi akan meningkatC
o Dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi.
o Dengan postur tidak netral atau canggung .
"$
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
22/46
o Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai.
o Bila kurang istirahat yang cukup.
A&a (ang da&at d%lakukan untuk men+egah atau
mem%n%malkan *aha(a 'rgan% a % kerja dan erg'n'm% ,
o !enyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran,
kursi / bangku dan / atau tikar bantalan untuk berdiri.
o Desain orkstation sehingga alat5alat mudah dijangkau dan bahu
pada posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketika bekerja.o 9ika memungkinkan, pertimbangkan rotasi pekerjaan dan
memberikan istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif. al ini
dapat mengurangi risiko kram berulang dan tingkat kecelakaan dan
kesalahan.
2.! )ung % N%la% Am*ang Bata NAB
%engendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi
pemaparan terhadap bahan yang berbahaya di lingkungan kerja, teknik
pengendalian adalah untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di
kalangan para pekerja. Betapa kompleksnya bahan5bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi, maka deteksi yang cermat kaitannya
dengan kesehatan kerja secara periodik harus terukur. Betapa pentingnya nilai
ambang batas yang berfungsi sebagai patokan melindungi tenaga kerja
berakti4itas dan proteksi dalam lingkungan kerja. 1ilai ambang batas bahan
setidaknya bisa dipakai standar apakah seseorang masih mampu secara tetap 3
jam perhari atau 7# jam setiap minggu, dengan persyaratan tidak
""
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
23/46
mengakibatkan gangguan kesehatan atau berpenyakit akibat kerja.
!engetahui secara tepat nilai ambang batas sangat penting apakah
toksik berpengaruh terhadap daya kesehatan dana bereaksi secara faali oleh
bahan dengan kadar tertentu. 1ilai mbang Batas (1 B) atau 0hreshold
imit Ialue (0 I) adalah kadar tertentu suatu bahan sehingga seseorang
masih sanggup menghadapinya secara kurun tertentu dengan tidak ada tanda
penyakit kronis.
1ilai ambang batas dapat dipakai pedoman untuk perencanaan
dinyatakan aman (no e?posure le4el), disamping itu nilai ambang batas
sebagai standardisasi perbandingan. 0erdapat ukuran yang lain yaitu kadar
tertinggi diperkenankan (&0D) atau ma?imum allo able concertration
(! ;) adalah dimensi di atas 1 B kadar ini kadang5kadang dipergunakan
untuk kepentingan proses produksi tertentu.
9enis gangguan kesehatan atau penyakit akibat hubungan kerja dari
bahan tertentu dengan gradasi &D0 mengakibatkan penyakit akut.
!engingat kepentingan eksistensi industri gradasi toksisitas
dibedakan C non to?ic, lo to?ic, moderately to?ic, highly to?ic dan e?tremely
"*
=fek kut
%erubahan Aaali
%erubahan %erilaku (efek kronis)
Biokimia tubuh
Dosis
1 B
Beban faali
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
24/46
highly to?ic.
&eterangan C
($) 5 1on 0o?ic
(") 5 o 0o?ic, menimbulkan gangguan kesehatan dan gejala klinis,
menyebabkan penyakit kronis.
(*) 5 !oderately to?ic, mendapatkan perhatian khusus secara medis
menyebabkan teknis akut.
(7) 5 ighly to?ic, pemaparan tingkat membahayakan.
(8) 5 =?tremely high to?ic, bisa mengakibatkan kematian.
&emajuan industri banyak memakai bahan yang berisiko tinggi, yaitu
menggunakan bahan berbahaya beracun (B*) seperti alumunium, tembaga
serta udara di tempat kerja harus mendapatkan perhatian terus menerus secara
produk terukur nilai ambang batasnya.
0erdapat sepuluh kelompok besar polutan di udara yang terdaftar dan
terus di aspadai.
$. &arbon oksida (; dan ; ").
". 1itrogen oksida (1" , 1 ", 1 ).
*. Sulfur oksida (S ", S *)
"7
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
25/46
7. idrokarbon (; 7, ;+ +, ;7 $#).
8. ksida fotokimia ( *).
+. &elompok partikulat (debu, minyak, partikel logam, asap, garam sulfat).
-. Senya a organik (as bestos, hidrogen flourida, hidrogen sulfide, amonia, asam
sulfat, pestisida).
3. Substansi radioaktif (tritium, nuklir).K
2. &ebisingan.
$#. 0oksik metaloid.
2. Pen+emaran L%ngkungan Kerja
%encemaran lingkungan adalah masuknya atau di masuknya zat
omega atau komponen lain ke dalam suatu sistem kehidupan oleh kegiatan
manusia sehingga mempengaruhi kualitas tertentu sampai turun ke tingkat
lebih rendah dan mempengaruhi normalitas kehidupan.
%enurunan kualitas lingkungan hidup oleh perusakan dan tindakan
mengakibatkan lingkungan tidak berfungsi sebagaimana dikehendaki oleh
komunitas pada umumnya menerapkan normalitas lingkungan di perlukan
kriteria tertentu dalam menetapkan baku mutu lingkungan hidup yaitu
menstandarkan ukuran semua zat, bahan, omega, sebagai unsur pencemaran.
&ekuatan hukum tentang pengelolaan lingkungan hidup tertuang dalam
ndang5 ndang :epublik 'ndonesia 1omor "* tahun $22-. untuk
menanggulangi masalah pencemaran lingkungan hidup diperlukan upaya
pelestarian daya dukung yang merupakan rangkuman untuk melindungi
terhadap setiap perubahan yang berdaya negatif keluarga bagi kesehatan
"8
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
26/46
manusia.
ebih spesifikasi pencemaran lingkungan untuk mengantisipasi
adanya pencemaran di tempat lingkungan kerja. Bentuk pencemaran tersebut
bisa mengganggu pola komunitas tenaga kerja sehingga bila pencemaran tidak
dikendalikan akan mengakibatkan gangguan kesehatan dan berakhir dengan
daya kerja tidak optimal.
Dalam industri pencemaran lebih banyak diakibatkan pemakaian
bahan5bahan kimia, dan limbah yang diakibatkan atau proses produksi
sehingga penanganan ditempuh melalui tiga langkah utama yaitu pengenalan
bahan pencemar, e4aluasi tentang dampak yang ditimbulkannya dan
pengendalian lingkungan kerja dari berbagai resiko kerja, pengenalan bahan5
bahan pencemar meliputi karakter bahan yang dikemas dalam !SDS, e4aluasi
dikembangkan pola analisis seberapa besar pengaruh terhadap kesehatan,
peranan nilai ambang batas menjadi kriteria penting dan diperhitungkan,
sehingga pemantauan biologic menjadi dasar e4aluasi.
%engendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mengurangi
pencemaran bahan5bahan yang digunakan, mengurangi pemaparan bahan5
bahan yang digunakan, mengurangi pemaparan besar ditempuh beberapa
udara segar dalam ruang kerja.
%encemaran lingkungan kerja terutama melalui media udara diduga
dominan menggunakan kesehatan, terdapat beberapa kelompok polutan udara
antara lain karbon oksida (; , ; ")L Sulfur oksida (S " , S *) 1itrogen
oksida (1o, 1 ")L idro karbon (; 7, ; + +), %ertikulat ( sap, debu, partikel
logam, minyak), senya a organik ( ", S 7, 1 *, "S), substansi radio aktif
"+
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
27/46
dan kebisingan).
Semua kelompok polutan tersebut bila digunakan dalam aktifitas kerja
perlu diukur nilai ambang batasnya, polutan udara ini diserap melalui proses
pernapasan, organ tubuh yang terganggu adalah hidung, tenggorokan dan
paru5paru sangat fatal sekali bah a gangguan paru5paru sudah mengarah pada
kanker paru akibat pemaparan polutan udara.
!asalah penerangan tempat kerja juga menjadi perhatian utama
terutama untuk menghindari kelelahan mata dan penurunan konsentrasi kerja,
karena itu ketajaman penglihatan harus diukur sesuai dengan kebutuhan
obyeknya kelelahan 4isual timbul sebagai akibat stress intensif pada fungsi
mata, ditandai dengan iritasi pada selaput lendir dan mata merah, penglihatan
menjadi rangkap disertai pusing, menurunnya ketajaman penglihatan.
Desain penempatan lampu penerangan harus disesuaikan dengan
lokasi kerja, untuk lokasi gudang sedikitnya kekuatan 8# lu?, untuk
penerangan di lokasi pekerjaan logam, pelapisan perabot sedikitnya "## lu?,
untuk penerangan di lokasi pekerjaan dengan ketelitian sedikitnya *## lu?,
penerangan untuk pekerjaan dengan pengujian ketelitian sedikitnya $### lu?.
2./ Anal% % Dam&ak L%ngkungan Kerja
%encemaran lingkungan adalah masuknya zat, energi kedalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga tingkat tertentu
menyebabkan kondisi lingkungan hidup tidak dapat berfungsi baik
sebagaimana layaknya.
Gat dan energi yang masuk harus diukur batas kadarnya yang sering
"-
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
28/46
disebut baku mutu lingkungan, karena itu setiap penyelenggara kegiatan di
industri sangat dipengaruhi sangat diharapkan terdapat badan uji karakter
material, dan aneka limbah di dalam industri kaitannya dengan dampak
terhadap kesehatan lingkungan kerja.
Dampak lingkungan berdimensi komplek bersifat lintas sektoral dan
kadang5kadang berdimensi aktu panjang, siklus perubahan lingkungan
dia ali oleh aktifitas proses produksi atau akti4itas manusia, dengan berbagai
dampak pengembangan teknologi melahirkan akumulasi bahan pencemar dan
mempengaruhi kualitas lingkungan kerja, berikutnya dan mengganggu
kualitas kesehatan manusia.
!embangun industri adalah membangun ka asan lingkungan usaha
terutama di sektor produk setengah jadi atau barang siap pakai, kegiatan
industri yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan teknologi dengan
melibatkan komunitas manusia sebagai pelaku didalamnya. %encemaran
lingkungan seharusnya diukur setiap perubahan yang dianggap peka seperti
komunitas gangguan kesehatan kronis seperti merosotnya kekebalan tubuh.
Aenomena diatas harus ditandai melalui pengendalian pencemaran melalui
berbagai strategi pencegahan lingkungan sehat dibedakan antara lingkungan
dampak tinggal keluarga (space for general line) dan lingkungan tempat
mencari nafkah (resources for li4e), keduanya harus memiliki ruang
kesehatan. !enurut definisi kesehatan dunia (H ) kesehatan dialihkan sehat
fisik, sehat mental, sehat sosial dan sehat spiritual.
Dalam kegiatan manapun lingkungan diharapkan memberikan
dukungan kesehatan yang proporsional misalnya kehidupan makro,
"3
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
29/46
lingkungan memberikan pengaruh kesehatan masyarakat, pada kehidupan
mikro lingkungan memberikan dukungan kesehatan keluarga dimana
bertempat tinggal, sedangkan kehidupan maso lingkungan kerja memberikan
pengaruh sehat untuk berkarya dan memiliki spirit kerja.
%engaruh kesehatan akibat lingkungan (=n4ironmental gents) seperti
bahan5bahan pencemar harus diukur cermat tingkat toksiknya. Bahan5bahan
yang dianggap bahaya baik fisik atau kimia harus diketahui nilai ambang
batasnya sebenarnya besar pengaruh berperan dalam lingkungan kerja,
peraturan diagnosa patologik besar manfaatnya.
%engendalian pencemaran terpadu (integrated pollution control
management) merupakan upaya meningkatkan kualitas lingkungan kerja agar
terpenuhi produkti4itas kerja optimal.
Dalam pendekatan bahasa hipotetik ditanyakan semakin tinggi tingkat
kelayakan kerja berarti menekan serendah mungkin tingkat kecelakaan kerja,
berarti penyelenggaraan >0he orld day for safety and health at ork@ adalah
indikasi hubungan kerja dengan kesehatan kerja. Dengan demikian secara
konseptual maupun praktikal peranan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (S!&*) adalah in4estasi yang sangat berharga dalam upaya
membangun kebiasaan kerja yang baik.
!eningkatnya perkembangan industri semakin kuat meningkatnya
pencemaran dan limbah industri perlu diantisipasi nilai ambang batas
pencemaran yang dilepas sebagai konsumsi komunitas pekerja.
2.3 Pen%la%an "% %k' Baha(a L%ngkungan Kerja
"2
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
30/46
0erdapat * (tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan
penilaian risiko di tempat kerja yaitu untuk C
o mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat
kerjaL
o menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat
kerjaL
o melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
o mengendalikan risiko dengan memperhitungkan semua tindakan
penanggulangan yang telah diambilL
2.3.1.Elemen4elemen dalam &en%la%an r% %k'
&eparahan atau tingkat kemungkinan yang ditimbulkan dari
suatu potensi bahaya yang sudah die4aluasi sebelumnya, dapat
diperkirakan dengan mempertimbangkan hal5hal sebagai berikut C
$%fat dar% k'nd% % dan %tua % a&a (ang akan d%l%ndung%
o !anusia
o %roperty (aset perusahaan seperti C mesin, pesa at,
bangunan, bahan dsb)
o ingkungan
Pengaruhn(a terhada& ke ehatan manu %a
o :ingan
o Berat/Serius
o !eninggal
Lua n(a kemungk%nan *aha(a (ang d%t%m*ulkan
*#
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
31/46
o Satu orang
o Beberapa orang
%robabilitas atau kemungkinan timbulnya risiko dapat
diperkirakan dengan mempertimbangkan hal5hal sebagai berikutC
Kemungk%nan kekera&an atau lama &ema&aran 5
o &ondisi normal operasi
o Sifat pekerjaan C manual atau masinal
o Haktu yang dihabiskan untuk bekerja didaerah berbahaya
o 9umlah pekerja yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan
o Arekuensi pemaparan
Kemungk%nan 6aktu kejad%an ke+elakaan
o :eliabilitas dan data statistik lainnya
o Data historis kecelakaan
o Data penyakit akibat kerja
o &omposisi risiko
Kemungk%nan mengh%ndarkan dan mem*ata % *aha(a 5
o Siapa yang mengoperasian peralatan/mesin C
Skill (terampil)
nskill (tidak terampil)
0idak bera ak (unmanned)
o %emahaman dan kesadaran terhadap risiko C
!elalui informasi yang bersifat umum
!elalui pengamatan langsung
*$
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
32/46
!elalui tanda peringatan
!elalui indikator peralatan
o Aaktor manusia untuk menghindarkan dan membatasi risiko C
!ungkin
!ungkin diba ah kondisi tertentu
0idak mungkin
o Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
2.3.2.Langkah4Langkah Pen%la%an "% %k' 5
%enilaian risiko di tempat kerja dilakukan dengan mengikuti
8 (lima) langkah sistimatis sebagai berikut C
o !engidentifikasi dan mencari potensi bahaya yang terdapat di
tempat kerja.
o
!enetapkan akibat yang ditimbulkan oleh potensi bahaya
tersebut dan
o bagaimana kemungkinan kejadiaannya.
o !elakukan e4aluasi terhadap risiko dan menetapkan apakah
persyaratan pencegahan yang ada sudah layak atau masih
diperlukan tambahan persyaratan pengendalian lain.
o !encatat semua temuan.
o !engkaji hasil penilaian dan melakukan re4isi apabila
diperlukan.
Dalam menentukan suatu risiko apakah dapat diterima atau tidak
akan tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi
*"
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
33/46
berdasarkan tindakan pengendalian yang telah ada meliputi C
o Sumber daya (finansial, sumber daya manusia, fasilitas, dll)
o :egulasi atau standard yang berlaku
o :encana keadaan darurat
o ;atatan atau data kecelakaan terdahulu, dll
Dengan catatan bah a alaupun suatu risiko masih dapat
diterima namun tetap harus dipantau/dimonitor secara terus menerus.
:isiko dianalisa dengan menggabungkan penilaian atas
kemungkinan dan konsekuensi.
0ipe analisis terhadap risiko, bisa dilakukan melalui analisa
kualitatif, semi kualitatif, kuantitatif maupun gabungan dari hal tersebut.
o &ualitatif
!etode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara
membandingkan terhadap suatu diskripsi/uraian dari parameter
(peluang dan akibat) yang digunakan. mumnya dipakai metode
matriks.
o Semi kualitatif
!etode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa
kualitatif, perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari
parameter yang ada dinyatakan dengan nilai/skore tertentu.
o &uantitatif
!etode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari masing5masing
parameter yang didapat dari hasil analisa data5data yang representatif
nalisa terhadap nilai peluang atau akibat dilakukan dengan
**
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
34/46
beberapa metode seperti C analisa statistik, model komputer, simulasi,
fault tree analysis, dll.
2.3.!.Pengendal%an "% %k' Baha(a L%ngkungan Kerja
%engendalian risiko dapat dilakukan melalui tahapan5tahapan
sebagai berikut
'dentifikasi beberapa pilihan pengendalian yaitu C
%enurunan :isiko (risk reduction)
%ada prinsipnya dibagi menjadi " yaitu C
o %enurunan ikely ood (%robabilitas)
o %enurunan &onsekuensi
Dengan menggunakan cara yang biasa dinamakan tehnik
segregasi yang terbagi dalam
o Duplikasi C ada cadangan, menurunkan konsekuensi
o Separasi C jangan pernah mengumpulkan suatu benda yang
potensial terjadi kebakaran, menurunkan konsekuensi
ntuk menurunkan %robabilitas dapat dilakukan dengan
beberapa cara sebagai berikut C
o Dengan mengadakan training
o !enggunakan prosedur yang benar terhadap sistem kerja.
o %engaturan ork design.
o %emeliharaan peralatan/ instalasi.
o &erapian dan kebersihan lingkungan kerja
*7
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
35/46
o !onitoring lingkungan kerja secara rutin
!elakukan transfer terhadap risiko (0ransferred :isk)
Semua pekerja/ji a maupun aset/harta semua ditransfer
dengan melakukan asuransi kepada perusahaan asuransi yang
dapat dipertanggungja abkan.
:isiko dihindari ( 4oidance :isk)
o %enghindaran dari risiko yang ada dengan rotasi pekerjaan
o %enggantian material yang ada
!enerima risiko (acceptable risk)
:isiko dapat diterima apabila berdasarkan penilaian tidak akan
memberikan dampak.
=4aluasi dari option5option pengendali yang didasarkan pada biaya,
resources (internal) yang dimiliki dan faktor eksternal misalnya
pertimbangan politik, ekonomi dan sosial.
!enetapkan pilihan option pengendalian yang akan digunakan.
%ersiapan dan perencanaan option pengendalian
%elaksanaan pengendalian.
=4aluasi tingkat risiko setelah pengendalian
Bila sisa risiko masih tinggi dilakukan lagi tindakan
pengendalian yang tahapannya sama (retain)
Pengendal%an da&at d%lakukan dengan h%rark% &engendal%an r% %k' e*aga%
*er%kut5
*8
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
36/46
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
37/46
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
38/46
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
39/46
menimbulkan bahaya berupa gangguan pendengaran pada
tenaga kerja.%engendalian resiko bahaya yang dilakukan oleh %0 S0
'ndonesia yaitu berupa penggunaan alat pelindung diri berupa
penggunaan ear plug. Seharusnya pengendalian tidak hanya
dilakukan dengan penggunaan ( %D) saja, namun harus
dilakukan pengendalian secara tehnik dan administrati4e.
!isalnya dengan mengatur posisi dan lokasi.". 'klim kerja dan 4entilasi
Ientilasi pada lingkungan kerja %0 S0 'ndonesia dirasa
kurang sehingga menyebabkan suhu ruangan menjadi panas.
al tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada tenaga kerja.
al ini dapat diatasi dengan penyediaan air minum di dekat
tempat kerja. Selain itu 4entilasi yang kurang dapat diberikan
4entilasi tambahan seperti 4an dan kipas angin pada ruang
produksi.*. %enerangan
%enerangan pada %0 S0 sudah cukup dan terdapat penerangan
secara local pada bagian kerja tertentu.7. :adiasi
0erdapat alat yang memancarkan radiasi ionizing tetapi tidak
secara langsung menimbulkan bahaya bagi pekerja. Seharusnya
para tenaga kerja diberikan alat pelindung diri dari sinar radiasi.8.
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
40/46
0erdapat debu sisa pengamplasan pada bagian sanding.
Seharusnya para memakai masker yang sesuai dan kaca mata
yang sesuai.
!.2.2. Erg'n'm%
$. %enataan tempat kerja sudah sesuai jenis pekerjaan.". uas ruang kerja dan lebar jalan pada bagian tertentu kurang
memadai.*. 0empat kerja dapat digunakan untuk semua orang dengan
berbagai ukuran.7. ;ara mengangkat, mengangkut dan mendorong sudah sesuai
karena sebagian besar bahan yang di buat produksi sudah
menggunakan mesin atau alat bantu mekanik yang memadai.
.
!.2.!. )akt'r H%g%ene Peru ahaan
&antin da Bersih, terpisah dari
tempat kerjair !inum da !udah dijangkau
0empat cuci tangan da 0idak setiap bagian ada0oilet da 9umlah memadai
oker da ampir di setiap bagian
ada
0empat sampah da ampir di setiap bagian
ada.
Di %0. S0, penyediaan makan untuk tenaga kerja dilakukan dengan
sistem catering. ;atering yang dipilih adalah catering berizin, yaitu prima dan
yukama. Selain itu, %0. S0 juga memiliki kantin yang diselenggarakan oleh
koperasi karya an dan disediakan untuk karya an maupun umum. !enu
7#
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
41/46
makanan setiap karya an sama baik dari segi jumlah dan porsi. %engaturan kalori
serta nutrisi untuk makanan dilakukan oleh perusahaan, terutama dokter
perusahaan, dengan mengajukan kebutuhan kalori untuk pekerjaan sedang. 0etapi
untuk pemilihan menu dilakukan oleh pihak catering.
&antinuntuk karya an dan umum. 0idak dilakukan standarisasi gizi,
dikarenakan sifatnya komersil. %ihak perusahaan hanya mengatur higiene kantin.
Di beberapa bagian, karya an juga diberikan susu sebagai tambahan.
Secara umum, perhatian perusahaan terhadap gizi cukup baik, tetapi masih kurang
dalam hal kualitas, terutama penyediaan lauk pauk.
ir minum untuk karya an tersedia di hampir setiap bagian. Setiap
karya an memba a tempat minum dan lokasi tempar minum dalam jangkauan.
0idak setiap bagian memiliki tempat cuci tangan, namun tempat cuci
tangan hampir selalu ada di setiap toilet.
9umlah toilet memadai, $ toilet untuk $3 pekerja.
Secara umum higiene perusahaan baik.
!.2. . Ketatarumahtanggaan dan Managemen L%m*ah
$. 0empat penyimpanan dan rak tertata cukup rapi, tempat sampah
tersedia memadai di lingkungan kerja". &erapian dan kebersihan lingkungan kerja terpelihara dengan
baik, terdapat tenaga cleaning ser4ice yang aktif membersihkan
sisa5sisa proses produksi*. !anagemen pengelolaan limbah cukup baik, terdapat 7 jenis
limbah yang dihasilkan dari proses produksiC limbah B*,
sampah umum, sampah infeksius, dan sisa oli. %engelolaan
7$
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
42/46
limbah berkerja sama dengan beberapa pihak luar untuk
masing5masing jenis limbah. %embuangan limbah dilakukan
secara rutin tiap bulan.
%embahasan C %engelolaan limbah di %0 S0 'ndonesia telah
dilakukan dengan baik.
!.2./. K%m%a
1. Bahan kimia digunakan di bagian produksi dan di bagian
laboratorium". Bahan kimia disimpan di ruang penyimpanan dalam adah
yang sesuai dengan jenis bahan kimia*. 0erdapat lemari asam7. Belum ada absorben atau bahan penetral lain untuk
membersihkan tumpahan bahan kimia
:isiko tumpahan bahan kimia dapat dikendalikan dengan
menyediakan absorben atau bahan penetral yang sesuai dengan
jenis bahan kimia di lokasi laboratorium, dan ruang penyimpanan.
7"
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
43/46
BAB I7
KE$IMPULAN DAN $A"AN
.1. Ke %m&ulan
'dentifikasi resiko bahaya yang ada di %0 S0 'ndonesia telah
dilaksanakan dengan mengambil beberapa faktor, yakni
o Aaktor Aisik
o Aaktor Aisiologi (=rgonomi)
o Aaktor igiene %erusahaan
o &etatarumahtanggaan dan !anagemen imbah
o Aaktor &imia
Sebagian besar lokasi %0 S0 'ndonesia dirasakan resiko bahaya
sudah cukup di minimalisir oleh tim &* %0 S0 'ndonesia. 1amun di
beberapa lokasi masih di temukan adanya kemungkinan resiko bahaya yang
mengancam tenaga kerja.
:esiko bahaya paling banyak di rasakan adalah dari faktor fisik,
berupa kebisingan, iklim kerja dan getaran. !engingat %0 S0 'ndonesia
adalah perusahaan yang mayoritas akti4itasnya menggunakan mesin dengan
ukuran cukup besar.
7*
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
44/46
;ara pengendalian bahaya lingkungan kerja di %0 S0 'ndonesia.
!ayoritas adalah dengan penggunaan %D ( lat %elindung Diri). 1amun
pada kunjungan kali ini masih ditemukan tingkat kepatuhan penggunaan %D
masih kurang. al ini dapat di maklumi, karena penggunaan %D biasanya
kurang nyaman di gunakan dalam jangka aktu lama.
.2. $aran
o Bagi perusahaan
%enggunaan %D ( lat %elindung Diri) untuk eliminasi resiko bahaya
yang ada hendaknya menjadi pilihan terakhir. &arena untuk
mengurangi resiko bahaya di perusahaan dapat menggunakan tehnik
subtitusi ataupun eliminasi dari resiko bahaya tersebut.
o Bagi penulis
%ada kesempatan lain penilaian faktor bahaya dapat dilakukan lebih
lengkap, rinci dan akurat dengan bantuan ceklist.
o Bagi dinas terkait
!elakukan pemantauan berkala dan memberikan masukan agar %0
S0 'ndonesia menjadi lebih baik, serta karya an yang bekerja dapat
melaksanakan tugasnya dengan aman.
77
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
45/46
DA)TA" PU$TAKA
$. merican conference of go4ernmental hygienist ($22*). Threshold Limit
Value and Biological Exposure Indices for 1993 199!" ;incinnati, hio.
". Auad msyari ($22+). #em$angun Ling%ungan &ehat" irlangga
ni4ersity %ress.
*. &untodi.("##2) . udit hiperkes dan keselamatan kerja. Balai pelatihan
dan pengujian keselamatan kerja dan hiperkes.
7. aryoto &usnoputranto ($228). To%si%ologi Ling%ungan" ni4ersitas
'ndonesia. Aakultas &esehatan !asyarakat .
8. aryuti dan Sis anto ($22#). 'e$isingan" Balai iperkes dan
&eselamatan &erja 9a a 0imur. Departemen 0enaga &erja.
+. 'nternational abor rganization.("#$*) &eselamatan dan &esehatan &erja
di 0empat &erja !odul ima. 9akarta C ' .
-. embaga 'nformasi dan %ublikasi 'ndonesia ($228). (etun)u%
(ela%sanaan (eraturan dan (erundangan di Bidang 'etenaga%er)aan*
#em$uda+a%an 'eselamatan dan 'esehatan 'er)a"
3. 1ico. S. &alangie ($227). 'e$uda+aan dan 'esehatan" (engem$angan
78
-
8/15/2019 Bab Isi Hiperkes 64 Kel 2
46/46
(ela+anan 'esehatan (rimer melalui (ende%atan &osial
Buda+a" ni4ersitas 'ndonesia.
2. %urdon, %.H ($23#). En,ironmental Health" 1e Nork. cademic %ress.
$#. %rofil %0 S0 'ndonesia.
$$. H . ccupational health. Diperoleh dari
httpC// . ho.int/occupationalOhealth/public .
LAMPI"AN
http://www.who.int/occupational_health/publichttp://www.who.int/occupational_health/publichttp://www.who.int/occupational_health/public