bab iii solusi bisnis - powered by gdl4.2 · pdf fileanalisa operasional masing‐masing...

59
BAB III SOLUSI BISNIS 3.1. Alternatif Solusi Bisnis Berdasarkan hasil analisis Bab II, investasi di saham telekomunikasi dalam keadaan bisnis telekomunikasi di Indonesia yang tidak menentu membutuhkan langkah terkendali. Jenis filosofi investasi yang ditekankan dalam Bab II penelitian ini adalah investasi jangka panjang yang lebih menekankan pada pemilihan aset saham dan tidak akan bergantung dalam market timing. Oleh karena itu periode pemegangan saham (hold) dari setiap investasi tidak dalam orde jam atau hari, minimal berorde tahun, artinya keputusan pemegangan saham (hold) minimal dalam satu tahun untuk kemudian dapat dijual kembali. Namun sebenarnya dengan kondisi bisnis telekomunikasi yang mengarah ke fase mature dalam waktu dekat tapi tetap ada harapan dari sisi teknologi, pada akhirnya ada beberapa kemungkinan solusi bisnis bagi investor dalam pasar saham, yakni 1. Membiarkan proses penurunan nilai perusahaan telekomunikasi di Indonesia terjadi dan tidak berinvestasi di dalamnya. Memilih untuk berinvestasi di sector industri yang lain. 2. Menilai harga saham perusahaanperusahaan di sektor telekomunikasi tersebut dan membandingkannya dengan harga saham pada saat kini. Dan kemudian mengambil keputusan berdasarkan hasil valuasi tersebut. Jika nilainya undervalued maka pilihan berinvestasi merupakan pilihan 88

Upload: doanmien

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

BAB III SOLUSI BISNIS 

 

3.1. Alternatif Solusi Bisnis 

Berdasarkan  hasil  analisis  Bab  II,  investasi  di  saham 

telekomunikasi  dalam  keadaan  bisnis  telekomunikasi  di  Indonesia 

yang tidak menentu membutuhkan langkah terkendali. 

Jenis  filosofi  investasi yang ditekankan dalam Bab  II penelitian 

ini  adalah  investasi  jangka  panjang  yang  lebih  menekankan  pada 

pemilihan aset saham dan tidak akan bergantung dalam market timing. 

Oleh karena itu periode pemegangan saham (hold) dari setiap investasi 

tidak  dalam  orde  jam  atau  hari,  minimal  berorde  tahun,  artinya 

keputusan pemegangan saham (hold) minimal dalam satu tahun untuk 

kemudian dapat dijual kembali.  

Namun sebenarnya dengan kondisi bisnis telekomunikasi yang 

mengarah  ke  fase mature dalam waktu dekat  tapi  tetap  ada harapan 

dari  sisi  teknologi, pada  akhirnya  ada  beberapa  kemungkinan  solusi 

bisnis bagi investor dalam pasar saham, yakni 

1. Membiarkan  proses  penurunan  nilai  perusahaan 

telekomunikasi di Indonesia terjadi dan tidak berinvestasi di 

dalamnya.  Memilih  untuk  berinvestasi  di  sector  industri 

yang lain. 

2. Menilai  harga  saham  perusahaan‐perusahaan  di  sektor 

telekomunikasi  tersebut  dan  membandingkannya  dengan 

harga  saham  pada  saat  kini.  Dan  kemudian  mengambil 

keputusan  berdasarkan  hasil  valuasi  tersebut.  Jika  nilainya 

undervalued  maka  pilihan  berinvestasi  merupakan  pilihan 

  88

Page 2: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

terbaik. Namun  jika nilainya overvalued maka pilihan untuk 

tidak berinvestasi di sektor telekomunikasi Indonesia adalah 

yang terbaik. 

 

3.2. Analisis Solusi Bisnis 

Solusi bisnis yang  terbaik yang bisa dilakukan adalah skenario 

nomor  2,  yakni  berusaha  melakukan  valuasi  atas  perusahaan‐

perusahaan  emiten  telekomunikasi  di  Bursa  Efek  Indonesia  dan 

kemudian baru menentukan keputusan investasi tersebut.  

Dasar  dari  valuasi  tersebut  adalah  cara  untuk meningkatkan 

nilai  setiap perusahaan  telekomunikasi yang  terdaftar di BEI. Karena 

perusahaan pemberi  layanan  telekomunikasi sangat bergantung pada 

pelanggan  pengguna  layanan  telekomunikasinya  maka  diperlukan 

suatu  terobosan baru yang memberi nilai  tambah bagi penggunanya 

juga. Karena pada dasarnya pelanggan  sudah  jenuh dengan  layanan 

telekomunikasi dasar seperti layanan suara dan SMS.  

Satu hal kuat yang membuat pelanggan mendapat nilai tambah 

adalah  inovasi baru dari perusahaan telekomunikasi tersebut. Namun 

inovasi  baru  tersebut  bukan  hasil  dari  pengembangan  produk  suara 

dan SMS dengan promo yang berbeda,  tetapi sesuatu yang  lebih dari 

itu. 

Dari  penjabaran  di  Bab  II  dijelaskan  bahwa  teknologi 

konvergensi merupakan sesuatu yang dapat membuat hidup manusia 

menjadi  lebih mudah. Pengguna dapat memanfaatkan hasil  teknologi 

konvergensi  pada  semua  jalur  telekomunikasi  yang  mereka  punya. 

Dan hal tersebut memberikan nilai  tambah bagi pengguna yang pada 

  89

Page 3: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

akhirnya  akan memberikan  nilai  tambah  pada  perusahaan  penyedia 

jasa tersebut.  

 

3.2.1. Penilaian Harga Saham Emiten Sektor Telekomunikasi 

Sebagai sebuah perusahaan yang berdasar pada perkembangan 

teknologi,  emiten  sektor  telekomunikasi  harus  terus  menerus 

melakukan pembaruan pada pengembangan teknologi perusahaannya. 

Hal ini menjaga perusahaan agar tetap memberikan nilai tambah bagi 

penggunanya. Dan  dengan  begitu  secara  otomatis  investasi  tersebut 

akan memberikan nilai tambah balik pada perusahaan.  

 

Gambar 3.1. 

Konsep Hubungan Pelanggan dan Nilai Ekuitas Perusahaan Telekomunikasi  

  90

Page 4: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

Pemilihan Metode Valuasi 

Metode  valuasi  yang  digunakan  adalah  metode  valuasi 

Discounted  Cash  Flow  dengan  pertimbangan  bahwa metode  tersebut 

merupakan  metode  yang  melakukan  valuasi  dengan  pendekatan 

operasional perusahaan.  Sehingga  akan  tepat  jika dimasukkan unsur 

investasi teknologi konvergensi ke dalam metode tersebut. 

Selain  itu pula metode DCF merupakan mertode yang banyak 

digunakan  oleh  banyak  analis  keuangan  untuk  memprediksi  nilai 

keuangan perusahaan di masa mendatang. 

Untuk  lebih mendetail, metode  DCF  yang  digunakan  adalah 

metode  Free  Cash  Flow  to  the  Firm  (FCFF)  dan  bukan  merupakan 

metode  Free  Cash  Flow  to  the  Equity  (FCFE).  Pemilihan metode DCF 

FCFF dikarenakan dasar analisa fundamental dari penelitian ini adalah 

analisa  operasional  masing‐masing  perusahaan  telekomunikasi.  Hal 

tersebut  dapat  diakomodasi  dengan metode  FCFF. Metode  FCFF  ini 

melakukan  valuasi  berdasar  pada  perkiraan  nilai  EBIT  perusahaan 

tersebut di masa mendatang dan nilai EBIT tersebut didatangkan dari 

hasil kegiatan penjualan/operasional perusahaan. Hasil akhir dari nilai 

valuasi  FCFF  adalah  nilai  perusahaan  (value  to  the  firm),  yang 

kemudian  dikurangai  dengan  nilai  hutang  perusahaan  sehingga 

menjadi nilai ekuitas perusahaan.  

Metode  FCFE  untuk  mendapatkan  nilai  ekuitas  perusahaan 

kurang  tepat untuk diterapkan pada penelitian  ini disebabkan karena 

metode  FCFE  tersebut  akan mempunyai  nilai  kesalahan  (error)  yang 

lebih tinggi daripada FCFF karena langsung melakukan prakiraan nilai 

EPS (Earning per Share). 

  91

Page 5: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

Asumsi‐asumsi 

Untuk  dapat  melakukan  penilaian  (valuation)  dari  sisi  dasar 

keuangan perusahaan, ada beberapa hal yang menjadi masukan dari 

proses penilaian tersebut, yakni: 

1. Laporan  keuangan  tahunan  perusahaan  yang memberikan 

informasi keuangan historik dan menjadi dasar untuk setiap 

valuasi, dan  

2. Prakiraan  laporan  keuangan  perusahaan  (Cash  Flow) 

perusahaan tersebut di masa mendatang  

3. Prakiraan nilai cost of capital 

Poin nomor  satu  telah dijabarkan di dalam Bab  II  sebelumnya 

sedangkan  untuk  poin  nomor  dua  dan  tiga  termasuk  di  dalam 

perhitungan valuasi penelitian ini. 

 

Hasil Valuasi per Perusahaan 

Prakiraan Cash Flow 

Menurut  Aswath  Damodaran  dalam  Damodaran  on  Valuation 

(Second  Edition)  chapter  4  Forecasting  Cash  Flows  menyatakan  bahwa 

terdapat  tiga komponen untuk memprakirakan alur uang perusahaan 

di masa datang, yakni: 

1. Panjangnya periode extraordinary growth 

  92

Page 6: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2. cash  flow  selama  extraordinary  growth  tersebut  (bersama 

dengan  nilai  cost  of  capital  dan  nilai  estimasi  growth 

perusahaan untuk proses valuation tersebut) 

3. terminal value 

Menentukan Panjangnya Periode Extraordinary Growth 

Semakin  kecil  sebuah  perusahaan  maka  perusahaan  tersebut 

akan  cenderung  mempunyai  nilai  return  yang  lebih  tinggi 

dibandingkan  dengan  perusahaan  besar.  Hal  itu  dikarenakan 

perusahaan  kecil  relatif mempunyai  ruang  untuk  berkembang  terus 

dibandingkan dengan perusahaan yang sudah besar.  

 

Tabel 3.1. 

Perbandingan Pendapatan Usaha Emiten Telekomunikasi Periode 2004‐2007 

REVENUE COMPARISON 2004 2005 2006 2007 TELKOM 33,948 41,807 51,294 59,440 Bakrie Telecom 275 369 829 1,503 INDOSAT 10,430 11,590 12,239 16,489 Excelcomindo 3,133 3,790 5,778 7,990 Mobile-8 161 244 608 1,290  

Untuk  menghitung  panjangnya  periode  extraordinary  growth 

dari suatu perusahaan perlu untuk mempertimbangkan kemungkinan 

TELKOM mempunyai  barriers  to  entry dan  competitive  advantage pada 

tahun mendatang. 

Asumsi umum yang digunakan pada kelima perusahaan adalah 

bahwa  dalam  periode  tahun  2010  hingga  2015  terdapat  layanan 

kommunikasi  yang  terintegrasi  dengan  konsep  IMS  (IP Multimedia 

Service).  Konsep  ini  membuat  pelanggan  semua  jalur  komunikasi 

  93

Page 7: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

(jalur suara – selular GSM maupun CDMA ataupun  jalur kabel,  jalur 

data, jalur multimedia, televisi) semakin mudah dalam berkomunikasi 

dengan orang lain menggunakan gabungan semua jalur tersebut.   

Tabel 3.2. 

Perbandingan Panjangnya Growth Period Emiten Telekomunikasi  

Company  Competitive 

Advantage 

Potential 

Threats 

Length  of 

Growth Period 

TELKOM (2007 ROE = 29.86%)

2. Merupakan  perusahaan milik  pemerintah Indonesia  (51.81% saham);  48.18%‐nya dimiliki oleh publik 

3. The largest Telecommunication market capitalization in IDX 

4. 3G License holder 

5. Include fixed line and mobile line business (the only fixed line provider) 

6. Owned by Singaporean also 

7. Having the highest stock price in BEI (IDX) 

8. Mempunyai inovasi T‐CASH oleh Telkomsel 

9. Kapitalisasi pasar di IDX sebesar 10.3% sebanyak Rp. 204,624 milyar (Telkom Annual Report 2007, 2008,4) 

10. Fokus pasar tidak hanya di Pulau Jawa, namun sampai ke wilayah Indonesia Timur juga (Papua) 

11. Mempunyai image sebaagai perusahaan penyedia telekomunikasi selular yang jaringannya 

1. Large company, low flexibility 

2. Management  of Change 

3. Tariff war in mobile segment 

4. Stagnant  growth  of fixed line 

5. Marketing: Expensive  mobile tariff  in  2008  price war   mempunyai image  sebagai perusahaan  yang mempunyai  tariff telepon  dan  sms paling  mahal  di Indonesia 

6. Marketing:  High Class  segment  in mobile line 

7. Own  its  large software house 

8. Tekanan persaingan operator  layanan telekomunikasi  di Indonesia  yang tinggi.  Salah  satu ancamannya  adalah Excelcomindo  yang mempunyai  tariff suara  dan  data paling  murah  dan klaim  mereka  yang mempunyai 

High  Growth  period 

of 8 years next  

  94

Page 8: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

paling luas  jaringan  yang  luas. Disisi  lain  Telkom cenderung berlindung  di  balik pemerintah Indonesia  sebagai pemegang  saham mayoritas 

INDOSAT (2007 ROE = 12.12%)

1. Mempunyai  bisnis  di sector  fixed telecommunication  – sambungan  luar  negeri Indonesia  (SLI),  cellular telecommunication,Fixed Wireless  Access  (berbasis CDMA)  dan  layanan komunikasi  data.  Juga mempunyai  layanan komunikasi  via  VoIP untuk  hubungan domestic  dan internasional 

2. 40.8% dari saham Indosat dibeli  oleh  QTel  (Qatar Telecom)  dengan  harga premium  di  atas  harga pasar 

3. Mempunyai  market  share terbanyak  kedua  di Indonesia (32%) 

4. Mempunyai  lisensi  3.5G di Indonesia 

5. Dengan  adanya  peran pihak di  luar masyarakat Indonesia  di  dalam perusahaan  diharapkan ada  perubahan manajemen  dan kemungkinan melakukan ekspansi 

6. Indosat memounyai  anak perusahaan  bernama Indosat  Singapore  PTE. LTD.  yang  memebrikan layanan  telekomunikasi di Singapura. 

7. Indosat  mempunyai beberapa  anak perusahaan  yang bergerak  di  bidang keuangan, yang beberapa 

1. Ancaman  perang tarif  yang membuat posisi  market  share Indosat menurun   salah  satu  produk Indosat  yang berhasil,  IM3  yang berhasil  di  segmen pasar  anak  usia sekolah  terancam dengan  penawaran tarif  yang  lebih murah  dari Excelcommindo  

2. Pertumbuhan  yang stagnan  di  dalam bisnis fixed phone 

3. Perusahaan  besar yang memungkinkan ketidaklenturan dalam  perubahan model  bisnis  sesuai tuntutan lingkungan bisnis 

4. Relatif  tidak  terlalu banyak mempunyai inovasi  produk hingga  awal Agustus  2008  ini. Inovasi  hanya berputar  pada  tarif dari  produk  yang telah ada. 

Periode  High  Growth 

adalah  6  tahun  ke 

depan 

  95

Page 9: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

diantaranya  memberikan hutang pada Indosat 

8. Mempunyai  layanan  wireless broadband service – cyber bus untuk high speed data  access  untuk pelanggan korporasi  

 

Excelcommindo (2007 ROE = 5.62%)

1. Sukses  di  bidang pemasaran dalam perang tarif di tengah awal tahun 2008.  Mempunyai  image sebagai penyedia  layanan telepon  selular  yang termurah di Indonesia 

2. Mempunyai  izin penyelenggaraan Jaringan Bergerak  Seluler DCS  1800,  Izin penyelenggaraan jaringan tetap  tertutup,  izin penyelenggaraan  Jasa Internet,  izin  VoIP,  dan izin  peyelenggaraan seluler  untuk  teknologi 3G.  Terdapat kemungkinan  untuk menawarkan  layanan konvergensi  data  dan suara. 

3. Mengimplementasikan teknologi  switching dengan  NGN  yang merupakan  cikal  bakal konvergensi  jalur  suara dan jalur data 

4. Mempunyai  jaringan hubungan  internasioal menggunakan  jaringan serat optik 

5. Claim  perusahaan  yang memiliki  jaringan  BTS yang  menjangkau  90% populasi Indonesia (Bursa Efek Indonesia – Laporan Tahunan  2007  PT Excelcomindo  Pratama Tbk) 

1. Persaingan  sektor telekomunikasi yang  ketat  di Indonesia 

2. Kemungkinan  terjadi  berbenturan budaya  dalam internal perusahaan. Hak  itu  karena sebagian  besar anggota  komisaris merupakan  orang Malaysia  yang selama  tahun  2007 dan  awal  tahun 2008  sering berkonfrontasi dengan Indonesia 

Periode  High  Growth 

adalah 7 tahun.  

Bakrie Telecom 1. Mempunyai  merek dagang  penyedia 

1. Jaringan Infrastruktur 

Periode  High  Growth 

  96

Page 10: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

(2007 ROE = 7.69%) layanan  FWA  CDMA yang murah di Indonesia 

2. Biaya  operasional  dan biaya  modal  untuk teknologi  murah  karena biaya  frekuensi  FWA lebih  murah  daripada seluler,  jaringan telekomunikasinya  sewa kepada perusahaan lain 

3. Mempunyai  layanan CDMA  EVDO  (Evolution Data  Optimized)  yang mempunyai  kemampuan setara dengan 3G 

telekomunikasi  – interkoneksi jaringan perusahaan bergantung  pada Indosat dan Telkom 

2. Jaringan  distribusi yang  relative  lemah dibandingkan dengan  Telkom Flexi  sehingga menyulitkan  dalam melakukan penetrasi pasar 

3. Dalam  masa persaingan  yang ketat,  kebutuhan biaya  CAPEX sebagai  modal untuk  bersaing dengan bigger player akan  semakin  besar dan  perusahaan kekurangan  dana tersebut 

4. Cash  Flow  yang lemah 

adalah 5 tahun 

Mobile-8 Telecom (2007 ROE = 2.80%)

1. Dibandingkan  dengan operator  telekomunikasi CDMA,  Mobile‐8  tidak terkukung  masalah batasan  wilayah  karena izin  operasi  yang dipegang adalah  layanan telepon  bergerak  seluler yang  dapat  mencakup seluruh  wilayah Indonesia.  Hal  itu  tidak seperti  BTEL  (Esia), TLKM  (Flexi),  dan  ISAT (StarOne)  yang memberikan  layanan CDMA  berbatas wilayah karena  izin  operasinya adalah FWA 

1. Kompetitor  lain yang  mempunyai infrastruktur  yang relative  lebih lengkap  akan  lebih meninggalkan  ke depan 

2. Kontrak  kerja  yang tidak  diselesaikan dengan  baik  antara perusahaan  dengan vendor  yang  akan menghambat kinerja perusahaan 

Periode  High  Growth 

adalah 5 tahun 

Sebelum  dilakukan  prakiraan  cash  flow,  dilakukan  terlebih 

dahulu  proses  prakiraan  pertumbuhan  historical.  Seberapa  cepat 

pertumbuhan  pendapatan  dan  keuntungan  dari  setiap  perusahaan. 

Sejarah pertumbuhan masa lampau memang tidak dapat dengan pasti 

  97

Page 11: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

mencerminkan  pertumbuhan  di  masa  depan,  namun  informasi 

tersebut dapat berguna membantu proses prakiraan masa depan. 

Setelah mendapatkan periode dari extraordinary growth tersebut 

diatas,  maka  dilakukan  prakiraan  cash  flow  dengan  memasukkan 

semua  asumsi  perkembangan  perusahaan  di  masa  mendatang  dan 

semua asumsi keadaan pasar modal Indonesia. Proses memprakirakan 

nilai  cash  flow  didapatkan  dengan  asumsi  bahwa  Return  on  Capital 

(ROC) dari TELKOM bersifat positif dan akan  terus berubah di masa 

mendatang.  

Expected Growth rateEBIT = (ROCt) (Reinvestment Rate) + t

tt

ROCROCROC 1−−

 

Return on Capital = estedCapitalInvtEBIT )1( −

 

Reinvestment Rate = )1( TaxRateEBIT

NonCAshWConDepreciatienditureCapitalExp−

Δ+− 

 

Tabel 3.3. 

Nilai Return on Capital TELKOM 2007 

  EBIT  t  EBIT (1‐t)  BV of Debt  BV of Equity 

(net of cash) 

Cash  Return  on 

Capital 

TELKOM  26,473

 

31%

 

18,273.36

 

39,005.00

 

43,054.00

 

10,140.70

 

25.41%

 

Industry 

Average 

1,955

 

30%

 

1,369

 

13,202 7,666

 

2,979

 

7%

 

 

Return in capital = EBIT (1‐t)/(BV of Debt+BV of Equity‐Cash) 

  98

Page 12: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Berdasarkan  table  perbandingan  ROC  diatas,  terlihat  bahwa 

TELKOM  mempunya  nilai  competitive  advantage  berdasarkan  hasil 

perbedaanyang  tinggi  dari  ROC  TELKOM  dan  ROC  rata‐rata 

perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 

 

Terminal Value 

Setelah  didapatkan  jumlah  tahun  high  growth  dari  masing‐

masing perusahaan, nilai perusahaan di  tahun‐tahun  setelah periode 

high growth dapat dirangkum dengan nilai terminal value. Sehingga nilai 

dasar  keuangan  perusahaan  didapatkan  dari  nilai  DCF  (Discounted 

Cash Flow) selama periode high growth ditambah dengan nilai  terminal 

value. Diasumsikan  bahwa  cash  flow  dari  perusahaan  setelah  periode 

high  growth  akan  tumbuh  dengan  tingkat  yang  akan  konstan 

selamanya, tingkat pertumbuhan yang stabil.  

Nilai  dari  terminal  value  untuk  setiap  perhitungan  nilai  dasar 

keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: 

 

nn

nn gtalCostOfCapi

FirmCashflowToalValueTer−

=+

+

1

1min  

 

Dengan  asumsi  bahwa  ROC  (Return  on  Capital)  sama  dengan 

besar WACC (Weighted Average Cost of Capital) maka nilai terminal value 

adalah sebagai berikut: 

 

  99

Page 13: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

n

nWACCROC talCostOfCapi

tEBITalValueTer )1(min 1 −= +

=  

 

Beberapa  asumsi  untuk  mendapatkan  perhitungan  terminal 

value adalah sebagai berikut (Aswath  Damodaran, n.d: 34‐51): 

a. Nilai dari tingkat pertumbuhan konstan (constant growth rate) 

tidak  boleh  lebih  dari  tingkat  pertumbuhan  ekonomi 

keseluruhan pada tahun tersebut 

b. Nilai dari tingkat pertumbuhan konstan (constant growth rate) 

akan lebih rendah dari tingkat diskon perusahaaan (discount 

rate) 

c. Nilai  Return  on  Capital  (ROC)  sama  dengan  nilai  Cost  of 

capital 

d. Nilai Beta pada saat pertumbuhan stabil perusahaan berada 

diantara nilai 0.8 hingga 1.2 

e. Semakin mature  sebuah perusahaan maka kapasitas hutang 

mereka akan semakin meningkat 

 

Terdapat  tiga  jenis pendekatan prakiraan nilai dasar keuangan 

perusahaan  yakni:  Expected  value,  Scenario  Analysis,  dan  Simulations 

(Aswath Damodaran, n.d:34‐51). 

Kemudian  pendekatan  estimasi  nilai  perusahaan  yang 

digunakan  adalah  dengan  menggunakan  pendekatan  expected  value 

yang  digunakan  hampir  di  semua  praktik  valuation.  Dengan 

pendekatan  ini,  analis  akan memperkirakan  expected  cash  flows  yang 

  100

Page 14: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

merepresentasikan    satu  prakiraan  terbaik  yang mencakup  keadaan 

terbaik  dan  terburuknya.  Hal  ini  dilakukan  dengan  pertimbangan 

bahwa pendekatan  scenario analysis akan menghasilkan suatu  rentang 

nilai yang akan membuat perhitungan akan menjadi rancu jika rentang 

tersebut  terlalu  lebar.  Dan  pendekatan  simulations    terdapat 

kemungkinan  dua  buah  jenis  eror  yang  terjadi  di  hasil  valuation 

tersebut yakni pertama dari perhitungan expected value dengan discount 

rate‐nya  dan  kemudian  ditambah  dengan  nilai  kemungkinan  untuk 

expected  value  tersebut. 

  101

Page 15: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Prakiraan Cost of Capital 

WACC  (Weighted Average Cost of Capital) =  (Kd*debt portion) + 

(Ke*equity portion) 

Nilai  cost  of debt didapatkan dari perkiraan variable  interest  rate 

dari  long  term  debts  yang mempunyai  expected maturity  date  di  lima 

tahun mendatang.  

Nilai  dari  risk  free  rate  untuk mendapatkan  nilai  cost  of  equity  

mempunyai  pengertian  yang  sama  dengan  Obligasi  Ritel  Indonesia 

(ORI) yang berlaku di Indonesia. Di bawah ini adalah data penerbitan 

Obligasi Ritel Indonesia: 

Tabel 3.4. 

Daftar Obligasi Ritel Indonesia 

  Periode Mulai  Tingkat Bunga  Maturity 

ORI 001  Agustus 2006  12.05%  3 Tahun 

ORI 002  Maret 2007  9.28%  3 Tahun 

ORI 003  September 2007  9.4%  4 Tahun 

ORI 004  Februari 2008  9.45%   

 

Nilai  equity  risk  premium  guna melengkapi  nilai  cost  of  equity 

didapatkan dengan melakukan  rata‐rata historical  risk premium. Equity 

Risk Premium merupakan pengurangan nilai risk free rate terhadap nilai 

risk  market,  yakni  resiko  pasar  saham  di  Indonesia,  Bursa  Efek 

Indonesia. Angka Risk  Premium  tersebut  didapatkan  dari  nilai  IHSG 

(Indeks Harga Saham Gabungan) bulanan dari tahun 2003 hingga 2007 

  102

Page 16: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

dikurangi  dengan  nilai ORI  (Obligasi  Ritel  Indonesia)  pada  periode 

yang sama. Kemudian dihitung nilai rata‐rata dari hasil pengurangan 

tersebut.  

Nilai  beta  tersebut  didapat  dari  hasil  regresi  harga  saham 

TELKOM harian dengan harga IHSG dalam periode 2004 hingga 2007. 

Tahun  pengambilan  2004  diambil  dari  tahun  dimana  semua 

perusahaan yang dianalisa dalam penelitian ini telah listing dalam BEI 

(Bursa  Efek  Indonesia).  Nilai  bets  merupakan  nilai  yang  menjadi 

koefisien dalam persamaan linear hasil regresi tersebut.  

Sehingga kemudian nilai dari Cost of Capital  tersebut didaptkan 

dari perhitungan rumus WACC (Weighted Average Cost of Capital). 

Nilai Beta dari  setiap perusahaan didapatkan dari  regresi dari 

nilai return  Indeks Harga Saham Gabungan  Indonesia  (IHSG) dengan 

nilai  return  dari  setiap  transaksi  kelima  perusahaan  tersebut.  Nilai 

return  tersebut merupakan nilai harian. Dan detail dari nilai  tersebut 

terdapat di dalam lampiran di belakang.  

 

A. PT Telkom – Prakiraan Cash Flow Mendatang 

Prakiraan Cash Flow 

Untuk  menghitung  Expected  Growth  Rate  dari  TELKOM 

digunakan  historical  reinvestment  rate  dari  tahun  2003  hingga  tahun 

2007 dan Return on Capital dari tahun 2007 sebagai berikut: 

Tabel 3.5. 

Nilai Reinvestment Rate dan Expected Growth Rate TELKOM 

Historical Reinvestment Rate 2003 2004 2005 2006 2007 TOTAL EBIT 11,976 14,588 17,171 21,593 26,473 91,801

  103

Page 17: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tax Rate 31% 31% 31% 31% 31% EBIT(1-t) 8,266.60 10,069.57 11,852.52 14,904.87 18,273.36 63,367 Capital Expenditures 8,020.70 8,820.40 13,553.00 17,238.80 15,780.10 63,413

Depreciation 4,779.00 6,438.00 7,571.00 9,178.00 9,545.00 37,511 Change in Non-cash Working Capital 3,081 -2,778 -534 -736 -3,406 -4,373

Reinvestment 6,322.77 -395.64 5,448.09 7,325.30 2,828.80 21,529 Reinvestment Rate 76.49% -3.93% 45.97% 49.15% 15.48% 33.98%

 

Tabel 3.6. 

Nilai Historical Return on Capital TELKOM 2003‐2007 

Historical Return on Capital 2003 2004 2005 2006 2007 EBIT(1-t) 8,266.60 10,069.57 11,852.52 14,904.87 18,273.36 BV of Capital 50,283 56,179 62,171 75,136 82,059 Return on Capital 16.44% 17.92% 19.06% 19.84% 22.27%

 

Tabel 3.7. 

Perkiraan Stable Expected Growth Rate TELKOM 2007 

  Reinvestment 

rate 

Return  on 

Capital 

Stable  Expected 

Growth Rate 

TELKOM  33.98%  22.27%  7.57%

 

Jika  stable  growth  rate  tersebut  diterapkan  pada  pertumbuhan 

EBIT Telkom dari  tahun  2006 ke  2007, maka  expected  growth  rate‐nya 

akan seperti contoh di bawah ini: 

Expected Growth Rate = (33.98%*22.27%)+ 19.84%)(

)19.84%()22.27%(

1

1

−−

t

tt

ROCROCROC

 

                 = 19.82% (expected growth rate 2006 - 2007)

  104

Page 18: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.8. 

Contoh Prakiraan Nilai EBIT tahun 2007 

2006 2007E 2007 EBIT 21,593 =21,593+(21,593*19.82%) = 25,873 ≈ 25,873

 

Untuk pertumbuhan EBIT (operating  income) dari tahun 2007 ke 

2008 hingga tahun 2015 dihitung dengan asumsi: 

1. Pasar  fixed  line  TELKOM  akan  tetap  mengalami  stagnasi 

karena  TELKOM  tidak  akan  akan  mengeluarkan  inovasi 

produk untuk pasar ini 

2. Pasar  telepon  bergerak  GSM  TELKOM  akan  menurun 

dikarenakan  perang  tarif  dimana  posisi  Telkomsel  (anak 

perusahaan TELKOM)  tidak  cukup mempunyai posisi  tawar 

yang pas di tengah pasar Indonesia yang cost sensitive.  

Namun  untuk  lima  tahun  mendatang  nilai  merek  dagang 

produk Telkomsel (Kartu Halo, Kartu AS, dan Kartu simPATI) 

akan tetap tinggi (high brand value). Kondisi itu terjadi dengan 

asumsi  bahwa  tim  marketing  Telkomsel  tetap  konsisten 

dengan strategi dan kegiatan operasional seperti sekarang.   

Kelebihan  lain  yang  dimiliki  Telkomsel  adalah  dengan 

mempunyai  lingkup  jaringan  yang  lebih  luas  dibandingkan 

dengan keempat perusahaan yang  lain. TELKOM  akan  tetap 

bertahan  dalam  bisnis  telekomunikasi  bergerak  GSM‐nya 

dengan  terus  mempertahankan  tingkat  keluasan  jaringan 

tersebut.  Bahkan  Telkomsel  mempunyai  peluang  untuk 

meningkatkan tingkat penetrasi pasar dengan membuka lahan 

  105

Page 19: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

baru di daerah yang benar‐benar terpencil. Hal ini akan terjadi 

dengan  asumsi  bahwa  Telkomsel  tetap  secara  gradual 

menambah jaringan layanan telekomunikasinya. 

Dengan  asumsi  pengguna  3G  GSM  akan  mengingkat 

mencapai  2.8  juta  pelanggan  di  tahun  2010  dan  Telkomsel 

yang memberikan inovasi produk berkaitan dengan teknologi 

3G  (Telkomsel Flash, HSDPA, Blackberry, T‐Cash) dan  tetap 

memelihara pasar 3G  Indonesia maka posisi pasar Telkomsel 

di tahun 2012 akan tetap sebagai penguasa. 

3. Pasar  Fixed  Wireless  TELKOM  (CDMA)  akan  berkembang 

tidak terlalu signifikan dengan asumsi bahwa  inovasi produk 

di  pasar  ini  akan  relatif  sedikit,  hanya  permainan  tariff  dan 

penambahan content Value Added Service‐nya.  

4. Fixed  Broadband  yang  diusung  oleh  Telkom  dengan  merek 

Speedy  akan  tetap  memberikan  pendapatan  menaik  bagi 

perusahaan  dengan  asumsi  bahwa  masyarakat  Indonesia 

dalam  lima  tahun  mendatang  akan  membutuhkan  akses 

internet di dalam setiap tempat tinggalnya. 

5. Strategi  inisiatif  Telkom  di  tahun  mendatang  adalah 

memperluas segmen bisnisnya ke bidang  Infomasi Teknologi 

(Telkom Annual Report  2007,  2008,  5). Hal  tersebut  didukung 

dengan proses pmebelian 80% saham PT Sigma Cipta Caraka 

yang merupakan perusahaan Indonesia terdepan di bidang IT. 

6. TELKOMVision  yang  merupakan  layanan  pra  bayar  kabel 

televise  digital  ditargetkan  untuk  mendapatkan  satu  juta 

pelanggan  di  akhir  tahun  2010  (Telkom  Annual  Report  2007, 

2008, 21). 

  106

Page 20: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

7. PT Telkom mendirikan TELKOM Solution House (TSH) yang 

memberikan  layanan  solusi  komunikasi  kepada  konsumen 

bisnis  perusahaan  di  pertengahan  2007  kemarin.  Sehingga 

diharapkan TSH  ini akan menjadi single point of service untuk 

semua  layanan  yang  ditawarkan  pada  konsumen.  Efektif 

pendapatan PT Telkom akan masuk dari TSH ini akan dimulai 

pada tahun 2010. 

8. PT  Telkom  mendapatkan  40  Gbps  jalur  suara/data  untuk 

wilayah  timur  Indonesia  dengan  jalur  komunikasi  utama 

menggunakan  satelit. Dengan  teknologi  tersebut, PT Telkom 

dapat  menghasilkan  pendapatan  terhadap  laayanan  yang 

diberikan  di  daerah  timur  Indonesia  yang  masih  jarang 

pesaing, paling lambat di tahun 2011. 

9. Menjelang  pemilihan  umum  di  tahun  2009,  kondisi  politik 

Indonesia akan relative stabil  jika dibandingkan dengan pada 

tahun 1997 sehingga keadaan ekonomi makro Indonesia tidak 

akan jauh berubah dari sekarang.  

10. Melihat  asumsi  diatas,  maka  nilai  ROC  TELKOM  selama 

periode  2008  hingga  2012  akan  gradual menaik. Namun  di 

tahun  2008,  ROC  tersebut  akan  menurun  seiring  dengan 

hantaman  perang  tarif  di  pasar  telekomunikasi  Indonesia. 

Pada  tahun 2008  inilah  tahun penyesuaian dan pembentukan 

bagi  bisnis  sektor  telekomunikasi  Indonesia  dengan 

banyaknya pemain yang masuk ke bisnis ini.  

11. Dengan  melihat  asumsi  di  atas  pula,  diperkirakan  bahwa 

tingkat  reinvestment  rate  akan  tetap  bertambah  juga  dengan 

komitment TELKOM untuk  tetap menambah  jaringan selular 

  107

Page 21: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  108

GSM  diikuti  dengan  jaringan  fixed  wireless  CDMA‐nya. 

Sehingga  nilai  Reinvestment  rate‐nya  tidak  akan  terlalu 

melonjak drastis  (dalam  rate yang  stabil) karena  selama  lima 

tahun  ke  belakang  TELKOM  juga  melakukan  penambahan 

jaringan  dan  asumsinya  adalah  penambahan  jaringan  lima 

tahun  (reinvestment  rate)  mendatang  punya  rate  yang  sama 

dengan lima tahun sebelumnya.  

12. Laporan  keuangan  pada  triwulan  I  tahun  2008 menyatakan 

bahwa  Pendapatan  Usaha  Triwulan  I/2008  naik  sebesar  Rp 

1,184  milyar  atau  8.55%  dibandingkan  pada  periode  yang 

sama  tahun  2007,  menjadi  sebesar  Rp  15,032  milyar.  Hal 

tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan data 

dan  internet  serta  pendapatan  seluler.  Hal  tersebut  dapat 

menguatkan  asumsi  bahwa  pendapatan  Telkom  akan  terus 

meningkat  untuk  penjualan  dari  sektor  data/internet  dan 

seluler,  artinya  Telkom  akan  terus  memberikan  dan 

meningkatkan layanan tersebut di tahun mendatang. 

   

Page 22: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.9. 

Dasar Asumsi Pertumbuhan EBIT TELKOM 2008‐2015 

Asumsi Growth in 2008 - 2015

Expected ROC

JustificationExpected ROC

Reinvestment Rate

Justifikasi Expected Reinvestment Rate

Expected EBIT

Growth Rate

Tax Rate Justifikasi Tax Rate

Depreciation Justifikasi Depreciation

2008 20% 1. Perang tarif telekomunikasi 2. Posisi tawar Telkom di lahan selular GSM dan fixed wireless CDMA dalam cost sensitive market

20% 1. Mendekati tahun 2007, karena tidak terlalu banyak perubahan di investasi teknologi baru (tahun 2005-2007 banyak investasi untuk jaringan 3G dan jaringan fixed wireless) 2. Perluasan jaringan 3G

-6% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

11,394.82 1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 19.38%, yang merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

  109 

Page 23: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2009 23% 1. Inovasi VAS di tengah pasar yang masih perang tarif 2. Marketing yang konsisten baik seperti sekarang 3. Fasilitas broadband semakin diminati, baik fixed (Speedy) maupun wireless (Telkomsel Flash) - new revenue generation 4. Cakupan jaringan broadband yang reliable dan bandwidth yang lebar

35% 1. Banyak investasi di inovasi VAS 2.Penambahan porsi investasi untuk infrastruktur NGN - IP based untuk memadukan teknologi fixed dengan wireless 3. Masih dilakukan perluasan cakupan jaringan telekomunikasi seluler di seluruh Indonesia untuk menyasar wilayah timur yang relatif sulit dijangkau untuk investasi kabel

23.05% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

13,603.14 1. Depresiasi menaik 19.38% dari tahun sebelumnya

2010 26% 1. VAS berkembang baik di pasar, didukung dengan posisi market share, dan marketing yang konsisten baik 2. Kebutuhan internet di Indonesia meningkat - kerberlanjutan dari penjualan fasilitas broadband 3. Pasar content provider meningkat

43% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi mendekati nilai tertinggi di tahun 2005 dan 20062. Investasi lanjutan di NGN sebagai dasar teknologi yang menggabungkan fixed dan wireless. Usaha awal untuk mengintegrasikan semua layanan telekomunikasi pada infrastruktur IP 3. Optimalisasi salah satu anak perusahaannya Sigma

24.22% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

16,239.43 1. Depresiasi menaik 19.38% dari tahun sebelumnya

  110 

Page 24: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

4. Bekerja sama dengan perusahaan manufaktur elektronik

2011 28% 1. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya 2. Konvergensi layanan komunikasi ditawarkan ke pasar 3. Layanan satu solusi telekomunikasi mulai marak di Indonesia dan cenderung tidak ada saingan 4. Tingkat penetrasi pasar jaringan telekomunikasi di Indonesia mencapai 40%

43% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi 2. Investasi di NGN semakin menuntut komitmen perusahaan untuk berinvestasi

19.73% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

19,386.63 1. Depresiasi menaik 19.38% dari tahun sebelumnya

  111 

Page 25: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2012 29% 1. Layanan konvergensi komunikasi dengan satu nomor dan konvergensi data-suara mulai berkembang di Indonesia 2. Telkom berkoordinasi dengan perusahaan internet global, seperti Yahoo! 3. Saingan mulai ada (ISAT, EXCL, dan perusahaan global lain) namun belum memiliki infrastruktur konvergensi yang memadai seperti TLKM

43% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi

16.04% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

23,143.75 1. Depresiasi menaik 19.38% dari tahun sebelumnya

  112 

Page 26: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2013 30% 1. Pelanggan membutuhkan kemudahan komunikasi untuk kehidupan sehari-harinya 2. Hal tersebut dapat ditawarkan oleh perusahaan yang mempunyai cakupan komunikasi yang beragam dan dijadikan satu layanan 3 Infrastruktur telekomunikasi yang lain mulai mendukung untuk menyediakan perangkat konvergensi

30% 1. Perusahaan telah berdedikasi dalam melakukan perencanaan teknologi ke depan dan perusahaan merupakan salah satu poinir dalam mengeluarkan teknologi yang pertama, jadi tingkat reinvestemnt rate perusahaan bisa dianggap stabil

12.45% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

27,629.01 1. Tingkat kenaikan Depresiasi stabil karena TLKM merupakan perusahaan mature yang perencanaan investasi teknologi dan perencanaan keuangan yang stabil 2. Tingkat pertumbuhan depresiasi stabil sebanyak 19.38%

2014 31% 1. Kompetisi layanan konvergensi komunikasi di Indonesia semakin meningkat dengan Indosat sebagai kompetitior lokal dan banyak kompetitor gobal yang bermain 2. Perang tarif untuk layanan konvergensi komunikasi

20% 9.53% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

32,983.52 1. Tingkat pertumbuhan depresiasi stabil sebanyak 19.38%

  113 

Page 27: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

114 

2015 33% 1. Tahun optimal perusahaan untuk bermain dalam industri telekmunikasi konvergensi telekomunikasi

20% 13.05% 31% Seperti tingkat pajak di tahun 2007

39,375.72 1. Tingkat pertumbuhan depresiasi stabil sebanyak 19.38%

 

 

Page 28: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

B. PT Telkom – Prakiraan Cost of Capital Mendatang 

Hingga akhir  tahun 2007, porsi antara kewajiban  (debt) dengan 

equity adalah: 

Tabel 3.10. 

Porsi Hutang (Debt) dan Ekuitas Periode 2000‐2007 

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007Debt Portion 52.26% 68.77% 61.16% 58.19% 58.94% 52.39% 51.75% 47.53%Equity Portion 47.74% 31.23% 38.84% 41.81% 41.06% 47.61% 48.25% 52.47%

 

Nilai  cost  of  debt  TELKOM  didapatkan  dari  perkiraan  variable 

interest  rate  dari  long  term  debts  TELKOM  yang mempunyai  expected 

maturity  date  di  lima  tahun  mendatang  yakni  sebesar  9.40%.  Nilai 

tersebut  tertuang  dalam  laporan  tahunan  PT  TELKOM,  2007  annual 

report.  

Nilai  dari  risk  free  rate  untuk mendapatkan  nilai  cost  of  equity  

mempunyai  pengertian  yang  sama  dengan  Obligasi  Ritel  Indonesia 

(ORI)  yang  berlaku  di  Indonesia.  Pada  Februari  2008, ORI  versi  004 

dikeluarkan dengan tingkat bunga 9.5% (Alih Istik Wahyuni, 2008). 

Nilai  equity  risk  premium  guna melengkapi  nilai  cost  of  equity 

didapatkan dengan melakukan  rata‐rata historical  risk premium. Equity 

Risk Premium merupakan pengurangan nilai risk free rate terhadap nilai 

risk  market,  yakni  resiko  pasar  saham  di  Indonesia,  Bursa  Efek 

Indonesia. Angka risk premium tersebut adalah 2.718%. Angka tersebut 

didapatkan dari nilai IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bulanan 

dari tahun 2003 hingga 2007 dikurangi dengan nilai ORI (Obligasi Ritel 

Indonesia) pada periode yang sama. Kemudian dihitung nilai rata‐rata 

  115

Page 29: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  116

dari  hasil  perngurangan  tersebut.  Detail  dari  perhitungan  dan  data 

yang digunakan tersedia di lampiran.  

Nilai  Beta  dari  TELKOM  adalah  1.1418.  Yang  artinya  adalah 

resiko yang  terdapat di dalam  internal perusahaan sedikit  lebih besar 

terhadap resiko pasar modal Indonesia  itu sendiri. Nilai beta  tersebut 

didapat dari hasil regresi harga saham TELKOM harian dengan harga 

IHSG  dalam  periode  2004  hingga  2007.  Tahun  pengambilan  2004 

diambil dari  tahun dimana  semua perusahaan  yang dianalisa dalam 

penelitian ini telah listing dalam BEI (Bursa Efek Indonesia). Nilai bets 

merupakan nilai yang menjadi koefisien dalam persamaan linear hasil 

regresi  tersebut.  Data  yang  digunakan  untuk  mendapatkan  beta 

selengkapnya terdapat di lampiran.  

 

Tabel 3.11. 

Nilai Weighted Average Cost of Capital (WACC) TELKOM 2008 

Kd 9.42% 9.40% 9.00% 8.00% 8.00% 7.60% 7.60% 7.40%Ke = Rf + Beta*(Rm-Rf) 12.53% 12.01% 11.29% 11.56% 11.06% 11.34% 10.84% 10.97%Rm-Rf 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74%Rf 9.40% 9.40% 9.40% 9.40% 9.50% 9.50% 9.50% 9.50%Beta 1.141750251 1.1 1.2 1.3 1.3 1.4 1.4 1.45 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015Debt Portion 2008 to end 48.00% 40% 40% 35% 35% 30% 30% 30%Equity Portion 2008 to end 52.00% 60% 60% 65% 65% 70% 70% 70% WACC 11.04% 10.97% 10.37% 10.32% 9.99% 10.22% 9.87% 9.90%

 

Sehingga  didapatkan  nilai  Cost  of  Capital  dari  PT  TELKOM 

adalah sebesar 11.04%.  

Page 30: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

C. PT Telkom – Nilai Dasar Perusahaan 

Tabel 3.12. 

Nilai Valuasi TELKOM 

WACC 11.04% 10.97% 10.37% 10.32% 9.99% 10.22% 9.87% 9.90%

1 2 3 4 5 6 7 8

26,473

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E 2013E 2014E 2015E Stable Growth Rate

EBIT 24,835.04 30,559.51 37,962.09 45,452.89 52,744.18 59,309.92 64,964.13 73,443.00 37,055.33

Interest Expense 1,167.90 1,179.58 1,191.37 1,203.29 1,215.32 1,227.47 1,239.75 1,252.14

EBT 23,667.14 29,379.94 36,770.72 44,249.60 51,528.86 58,082.45 63,724.39 72,190.85

Tax 7,330.56 9,100.02 11,389.21 13,705.69 15,960.34 17,990.22 19,737.73 22,360.10

NAT 16,336.58 20,279.92 25,381.51 30,543.91 35,568.52 40,092.23 43,986.66 49,830.76

Depreciation 11,394.82 13,603.14 16,239.43 19,386.63 23,143.75 27,629.01 32,983.52 39,375.72

Reinvestment 3,428.55 7,382.95 11,267.66 13,491.03 15,655.19 12,277.15 8,965.05 10,135.13

FCF 24,302.85 26,500.11 30,353.27 36,439.50 43,057.09 55,444.09 68,005.12 79,071.34 FCF = NAT + Depreciation – Reinvestment

PV of FCF 21,887.29 21,520.33 22,574.56 24,605.34 26,746.86 30,931.88 35,198.21 37,153.76

Value of a firm 478,853.97

BV of Equity 2007 439,848.97

MV of Equity 2007 204,623.99

Outstanding Stocks 2007 20,159,999,280

  117 

Page 31: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

118 

Price of stock 2007 10150 21817.90594

CALCULATING TERMINAL GROWTH Assumption: beta should be close to 1 and should be lower than existing beta beta 0.9ROC = WACC ROC 15.00%Debt Ratio stays in the existing level D/E Ratio 0.388743719growth rate should not exceed economic growth rate prediction nominal and real rate?? growth rate should not exceed discount rate od high growth period growth rate pof economy - GDP = 6.3%(2005)-highest in decade growth rate growth rate 5%reinvestment rate in stable growth = stable growth rate/ROC n reinvestment rate 33.33%

Expected EBIT Growth rate Expected EBIT Growth Rate -49.55%

Terminal Value = EBIT (1-t)/Cost of capital Terminal Value 258,235.74

 

 

 

Page 32: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

A. PT Indosat – Prakiraan Cash Flow Mendatang 

Tingkat pertumbuhan Indosat dalam tahun mendatang didasari 

atas asumsi sebagai berikut: 

1. Bisnis  telekomunikasi  terutama  telekomunikasi  selular 

merupakan  bisnis  yang  menguntungkan  dalam  periode 

waktu  2007‐2008  ini  bagi  semua  penyedia  layanan.  Hal 

tersebut  terbukti dengan kenyataan bahwa semua penyedia 

layanan  telekomunikasi  di  akhir  tahun  2007 membukukan 

keuntungan  dan  membukukan  kenaikan  tingkat 

pendapatan.  

2. Berdasarkan  stategi  Indosat  di  tahun  2007  kemarin,  pada 

tahun  2008  hingga  2009  mendatang  adalah  dengan 

berkonsentrasi prioritas utama untuk bisnis  selular dengan 

terus  mengembangkan  jaringan,  memperbaharui  sistem 

distribusinya,  dan  melakukan  inovasi  produk  dan  jasa 

selular. 

Tabel 3.13. 

Tabel Historical Reinvestment Rate Indosat 2003‐2007 

Historical Reinvestment Rate 2003 2004 2005 2006 2007 TOTAL EBIT 2,348 3,198 3,652 3,399 4,520 17,116 Tax Rate 30% 30% 30% 30% 30% EBIT(1-t) 1,643.53 2,238.67 2,556.33 2,379.09 3,163.72 11,981 Capital Expenditures 4,319.51 5,910.66 7,297.90 6,921.00 9,726.00 34,175

Depreciation 7,778.08 10,461.08 13,409.74 16,688.02 20,493.48 68,830 Change in Non-cash Working Capital -1,451 2,162 -1,954 15 -3,233 -4,462

Reinvestment -

4,909.97 -2,388.42 -8,066.04 -9,751.72-

14,000.88 -39,117

Reinvestment Rate

-298.75% -106.69% -315.53% -409.89% -442.54% -326.48%

 

  119

Page 33: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  120

Tabel 3.14. 

Tabel Historical Return on Capital Indosat 2003‐2007 

Historical Return on Capital 2003 2004 2005 2006 2007 EBIT(1-t) 1,643.53 2,238.67 2,556.33 2,379.09 3,163.72 BV of Capital 26,059 27,873 32,787 34,229 45,305 Return on Capital 6.31% 8.03% 7.80% 6.95% 6.98%

 

Page 34: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.15. 

Dasar Asumsi Pertumbuhan EBIT INDOSAT 

 

Asumsi Growth in 2008 - 2012 6.98%

Expected ROC

JustificationExpected ROC

Reinvestment Rate

Justifikasi Expected Reinvestment Rate

Expected EBIT Growth

Rate

Tax Rate

Justifikasi Tax Rate Depreciation Justifikasi Depreciation

2008 8% 1. Perang tarif telekomunikasi 2. Posisi tawar Indosat di dalam perang tarif yang terjadi di tahun ini tidak terlalu baik karena dimenangkan oleh Excelcomindo 3. Segmen bisnis seluler memberikan 77% pendapatan dari keseluruhan total pendapatan, maka asumsi bahwa pendapatan dari bisnis seluler di 2008 turun 4. Dalam laporan keuangan kuartal pertama Indsat mencatatkan EBIT sebesar IDR 1,047.085 milyar

-300% 1. Salah satu inisitif perusahaan di tahun 2008 ini adalah melakukan ekspansi jaringan backbone di Indonesia 2. Inisiatif utama perusahaan adalah melakukan ekspansi jaringan seluler ke luar Jawa 3. Kecenderungan reinvestment rate di di 5 tahun ke belakang adalah negatif, angka reinvestment rate didapatkan dengan mendekati nilai rata-rata reinvestment rate di lima tahun sebelumnya 4. CAPEX di 2008 adalah IDR 12,000 milyar

-7% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

26,125.09 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

  121 

Page 35: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2009 10% 1. Inovasi VAS di tengah pasar yang masih perang tarif 2. Pasar seluler yang segmennya khusus anak sekolah berkurang porsinya karena diambil oleh Excelcomindo 3. Manajemen belum tanggap terhadap keadaan pasar ritel 4. Pasar telekomunikasi berbasiskan teknologi VoIP mulai diminati 5. Wireless Broadband service diminati oleh pelanggan korporasi maupun ritel

-100% 1. Asumsi bahwa perusahaan sudah harus melakukan investasi untuk teknologi IMS, sehingga tingkat CAPEX dan working capital akan meningkat dari tahun sebelumnya, namun masih belum bisa melaumpaui tingkat depresiasi yang tinggi

12.16% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

33,304.27 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

2010 11% 1. VAS berkembang baik di pasar, didukung dengan posisi market share, dan marketing yang konsisten baik 2. Kebutuhan internet di Indonesia meningkat 3. Pasar content provider meningkat 4. Tahun mulai berkembangnya layanan berbasiskan teknologi konvergensi IMS dan konvergensi data dan suara - Indosat masih memperisapkan infrastrukturnya

-100% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi 2. Investasi untuk penyelenggaran layanan IMS dilakukan oleh perusahaan

-1.00% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

42,456.28 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

  122 

Page 36: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2011 12% 1. Teknologi telekomunikasi menuntut hubungan yang sangat dekat antar pelanggannya dengan konvergensi data dan suara serta konvergensi

-100% Tingkat depresiasi perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai CAPEX dan perbedaan working capital

-2.91% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

54,123.27 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

2012 14% 1. Pasar ritel ramai akan teknologi konvergensi dengan akses cepat dan bandwidth yang lebih lebar 2. Perusahaan yang unggul di pasar adalah perusahaan yang dapat memberikan layanan satu titik untuk semua jalur telekomunikasi

-100% Tingkat depresiasi perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai CAPEX dan perbedaan working capital

2.67% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

68,996.34 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

  123 

Page 37: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2013 15% 1. Pasar ritel ramai akan teknologi konvergensi dengan akses cepat dan bandwidth yang lebih lebar 2. Perusahaan yang unggul di pasar adalah perusahaan yang dapat memberikan layanan satu titik untuk semua jalur telekomunikasi 3. Asumsi Indosat mempunyai semua infrastruktur telekomunikasi untuk dikonvergensikan dan manajemen tanggap terhadap kemauan pasar tersebut

-300% Tingkat depresiasi perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai CAPEX dan perbedaan working capital

-37.86% 30% Tingkat pajak perusahaan telekomunikasi berada pada level standar di angka 30%

87,956.53 1. Karena Indosat merupakan perusahaan yang telah berumur 40 tahun ,maka tingkat depresiasi dari perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang baru 2. Nilai pertumbuhan depresiasi sebesar 27.48% merupakan nilai rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2003 hingga 2007

124  

Page 38: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  125

 

B. PT Indosat ‐ Prakiraan Cost of Capital Mendatang 

Hingga akhir tahun 2007, porsi hutang dan ekuitas dari Indosat 

adalah sebagai berikut: 

Tabel 3.16. 

Porsi Hutang (Debt) dan Ekuitas Indosat Periode 2003‐2007 

2003 2004 2005 2006 2007 Debt Portion 53.23% 52.11% 55.80% 55.00% 62.83% Equity Portion 46.77% 47.89% 44.20% 45.00% 37.17%  

Dari  tahun  2003  hingga  2007,  porsi  hutang  perusahaan  lebih 

besar  dibandingkan  dengan  porsi  ekuitasnya.  Tingkat  reinvestasi 

perusahaan  yang  selalu  negatif  yang  berarti  bahwa  tingkat  investasi 

perusahaan  per  tahunnya  adalah  untuk  kegiatan  operasional  saja, 

namun  tetap  hal  tersebut  sebagian  besar  dibiayai  oleh  hutang. 

Diasumsikan bahwa di enam tahun high growth perusahaan mendatang 

porsi  hutang  tetap  akan  menjadi  bagian  terbesar  aliran  dana 

perusahaan sebesar 60%.  

Tabel 3.17. 

Nilai Prakiraan Weighted Average Cost of Capital (WACC) Indosat 2008‐2013 

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E 2013E Kd 10.25% 10.25% 10.25% 10.25% 10.25% 10.80%Ke = Rf + Beta*(Rm-Rf) 12.41% 12.96% 13.10% 13.10% 13.23% 13.26%Rm-Rf 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74% 2.74%Rf 9.40% 9.40% 9.40% 9.40% 9.45% 9.45%Beta 1.1 1.3 1.35 1.35 1.38 1.39 Debt Portion 2008 to end 60.00% 60.00% 60.00% 60.00% 60.00% 60.00%Equity Portion 2008 to end 40.00% 40.00% 40.00% 40.00% 40.00% 40.00% WACC 11.12% 11.33% 11.39% 11.39% 11.44% 11.78%

 

Page 39: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

C. PT Indosat – Nilai Dasar Perusahaan 

Tabel 3.18. 

Nilai Valuasi Indosat 

WACC 11.12% 11.33% 11.39% 11.39% 11.44% 11.78% 1 2 3 4 5 6

4,520

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E 2013E Stable Growth Rate

EBIT 4,188.34 4,697.44 4,650.47 4,515.18 4,635.59 2,880.69 2,448.58 Interest Expense 1,717.45 1,957.89 2,232.00 2,544.47 2,900.70 3,306.80 EBT 2,470.89 2,739.55 2,418.47 1,970.71 1,734.89 -426.11 Tax 741.27 821.87 725.54 591.21 520.47 -127.83 NAT 1,729.62 1,917.69 1,692.93 1,379.50 1,214.42 -298.28 Depreciation 26,125.09 33,304.27 42,456.28 54,123.27 68,996.34 87,956.53 Reinvestment -8,795.51 -3,288.21 -3,255.33 -3,160.63 -3,244.91 -2,016.48 FCF 36,650.23 38,510.16 47,404.54 58,663.39 73,455.67 89,674.73 FCF = NAT + Depreciation – Reinvestment PV of FCF 32,983.87 31,068.01 34,299.36 38,105.58 42,733.80 45,962.67 Value of a firm 239,699.21 BV of Equity 211,236.21 MV of Equity 47,003.52 Outstanding Stocks 2007 5,433,933,500 Price of stock 2007 8,650.00 38,873.54

  126 

Page 40: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

127 

CALCULATING TERMINAL GROWTH Assumption: beta should be close to 1 and should be lower than existing beta beta 0.9ROC = WACC ROC 12.00%Debt Ratio stays in the existing level D/E Ratio 1.689991153growth rate should not exceed economic growth rate prediction nominal and real rate?? growth rate should not exceed discount rate od high growth period growth rate pof economy - GDP = 6.3%(2005)-highest in decade growth rate growth rate 5%reinvestment rate in stable growth = stable growth rate/ROC n reinvestment rate 41.67%

Expected EBIT Growth rate Expected EBIT Growth Rate -15.00%

Terminal Value = EBIT (1-t)/Cost of capital Terminal Value 14,545.91

 

 

 

Page 41: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  128

B. PT Excelcomindo – Prakiraan Cash Flow Mendatang 

Tabel 3.19. 

Tabel Historical Reinvestment Rate Excelcomindo 2003‐2007 

Historical Reinvestment Rate 2003 2004 2005 2006 2007 TOTAL EBIT 583 662 570 1,028 1,760 4,604Tax Rate 30% 30% 30% 30% 30% EBIT(1-t) 408.38 463.68 399.04 719.50 1,231.85 3,222Capital Expenditures 344.20 981.98 2,311.42 3,470.07 5,694.79 12,802Depreciation 872.70 962.35 1,163.61 1,508.02 1,705.41 6,212Change in Non-cash Working Capital 440 -48 568 -187 496 1,269Reinvestment -88.40 -27.89 1,715.88 1,774.61 4,485.28 7,859Reinvestment Rate -21.65% -6.02% 430.00% 246.64% 364.11% 243.90%

 

Tabel 3.20. 

Tabel Historical Return on Capital Excelcomindo 2003‐2007 

Historical Return on Capital 2003 2004 2005 2006 2007EBIT(1-t) 408.38 463.68 399.04 719.50 1,231.85BV of Capital 5,540 6,474 9,354 12,637 18,827Return on Capital 7.37% 7.16% 4.27% 5.69% 6.54% 

Page 42: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.21. 

Dasar Asumsi Pertumbuhan EBIT Excelcomindo 

Asumsi Growth in 2008 - 2014

Expected ROC

JustificationExpected ROC

Reinvestment Rate

Justifikasi Expected Reinvestment Rate

Expected EBIT

Growth Rate

Tax Rate Justifikasi Tax Rate Depreciation Justifikasi Depreciation

2008 7% 1. Perang tarif telekomunikasi 2. Excelcomindo mempunyai image yang bagus dalam hal tarif suara dan sms untuk telepon selular 3. Dalam laporan keuangan 3 bulan awal tahun 2008, dicatatkan EBIT sebesar 558 milyar Rupiah, maka dalam setahun akan sebesar 2,232 milayar Rupiah atau sebesar 26.83%

244% 1. Menyelesaikan pembangunan jaringan serat optik di sepanjang pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Malaysia (untuk jaringan hubungan internasional)2. Komitmen perusahaan setelah fokus terhadap peningkatan pertumbuhan pendapatan dan peningkatan penggunaan pelanggan (dengan tarif murahnya) adlah dengan melakukan perluasan area jangkauan dengan BTS 3. Masih terdapat ruang investasi untuk melakukan proses pemasaran dan komisi penjualan yang merupakan program marketing perusahaan 4. Tahun ini merupakan tahun investasi besar-besaran hasil dari

27% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

2020.398888 1. Investasi besar-besaran baru dilakukan pada tahun 2008 ini, maka tingkat depresiasi akan konstan sama seperti tahun kemarin 2. Persentase peningkatan nilai depresiasi menyerupai tingkat depresiasi tahun-tahun sebelumnya 3. Tingkat depresiasi yang digunakan untuk masa normal adalah dengan menggunakan rata-rata tingkat depresiasi dari tahun 2004 hingga 2007, yakni 18.47%

  129 

Page 43: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

perombakan model bisnis perusahaan di tahun 2007

2009 10% 1. Inovasi VAS di tengah pasar yang masih perang tarif 2. Marketing yang konsisten baik seperti sekarang 3. Persaingan di pasar tidak hanya bertarung dalam hal murahnya tarif saja dan itu akan membuat tingkat pertumbuhan ROC stagnan

244% 1. Investasi fisik untuk jaringan serat optik baru akan selesai di tahun ini artinya niali investasi masih tetap hampir sama seperti tahun kemarin 2. Banyak investasi di inovasi VAS

63.94% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

2,393.57 1. Tingkat pertumbuhan depresiasi sama seperti kemarin sebesar 18.47%

2010 12% 1. Keadaan pasar di dunia (di Indonesia terkena efeknya juga) mulai menawarkan layanan berbasis IMS (IP Multimedia Service)2. Kebutuhan internet di Indonesia meningkat 3. Pasar content provider meningkat 4. Pasar luar Jawa diraih

244% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi 2. Merupakan periode dunia untuk mengimplementasikan layanan berbasis IMS (IP Multimedia Messaging) yang dasar teknologinya perlu dilakukan penyesuaian dengan standar IMS tersebut, sehingga perlu dilakukannya investasi ke arah konvergensi tersebut

49.27% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

2,835.66 1. Tingkat depresiasi yang sama dengan tahun kemarin sebesar 18.47%

  130 

Page 44: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2011 13% 1. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya 2. Pasar semakin ramai dengan banyaknya tawaran layanan yang diberikan dan juga ancaman masuknya penyedia layanan IT berhubungan dengan konvergensi

244% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi 2. Trend konvergensi fixed line dengan jalur selular dan juga trend konvergensi jalur data dan jalur suara sedang marak. Dilakukan pembangunan infrastruktur berkelanjutan untuk kepentingan investasi konvergensi

40.04% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

3,359.40 1. Tingkat depresiasi yang sama dengan tahun kemarin sebesar 18.47%

2012 15% 1. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya 2. Pasar benar-benar membutuhkan jalur konvergensi 3. Kompetisi untuk jalur konvergensi semakin meningkat dan pemainnya pun sudah global 4. Dengan hubungannya dengan Malaysia, keuntungan bisa diambil dengan meraup pasar Malaysia juga

170% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi 2. Persaingan di jalur konvergen meningkat dan perusahaan akan kembali menggunakan strategi layanan yang murah

40.88% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

3,979.89 1. Tingkat depresiasi yang sama dengan tahun kemarin sebesar 18.47%

2013 17% 1. Pasar sedang dalam ramai dengan teknologi konvergensi ini 2. Ekspansi ke luar Indonesia

170% 1. Meneruskan strategi tahun kemarin

42.23% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

4,714.97 1. Tingkat depresiasi yang sama dengan tahun kemarin sebesar 18.47%

2014 19% 1. Pasar sedang dalam ramai dengan teknologi konvergensi ini 2. Ekspansi ke luar Indonesia

170% Investasi menurun karena teknologi yang digunakan sudah seimbang dengan tuntutan pasar

44.06% 30% Sama seperti tingkat pajak di tahun sebelumnya

5,585.83 1. Tingkat depresiasi yang sama dengan tahun kemarin sebesar 18.47%

131  

Page 45: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

C. PT Excelcomindo – Prakiraan Cost of Capital Mendatang 

Dari tahun 2003 hingga 2007, sejarah porsi antara hutang (Debt) 

dan ekuitas (Equity) adalah sebagai berikut: 

Tabel 3.22. 

Porsi Hutang (Debt) dan Ekuitas Excelcomindo 2003‐2007 

2003 2004 2005 2006 2007 Debt Portion 80.35% 84.08% 61.20% 66.12% 76.29% Equity Portion 19.65% 15.92% 38.80% 33.88% 23.71%

 

Dari  data  tersebut  terlihat  bahwa  Excelcomindo  bersikap  risk 

averse  terhadap pengelolaan  keuangan perusahaan. Perusahaan  lebih 

memilih  untuk  mendapatkan  dana  dari  pinjaman  dengan  tingkat 

bunga  yang  relatif  lebih  rendah  (less  risky)  dibandingkan  dengan 

mengeluarkan saham.  

Dan  untuk  tujuh  tahun  mendatang  saat  perusahaan  berada 

dalam masa  high  growth maka  kebijakan  keuangan  perusahaan  juga 

akan  sama  seperti  tahun  sebelumnya  yakni  75% di  hutang dan  25% 

pada porsi ekuitas. Hal  tersebut dengan asumsi bahwa di  tahun 2007 

yang  merupakan  tahun  transformasi  model  bisnis  perusahaan  dan 

membutuhkan  banyak  sekali  investasi,  perusahaan  bahkan  tetap 

memilih mendapatkan dana dari hutang.  

Tabel 3.23. 

Nilai Prakiraan Weighted Average Cost of Capital (WACC) Excelcomindo 2008‐2014 

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E 2013E 2014E Kd 10.35% 10.35% 10.20% 10.10% 10.00% 9.80% 9.80%Ke = Rf + Beta*(Rm-Rf) 11.08% 11.56% 11.83% 12.24% 12.74% 12.88% 13.01%Rm-Rf 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% 2.70%

  132

Page 46: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  133

Rf 9.40% 9.40% 9.40% 9.40% 9.50% 9.50% 9.50%Beta 0.620908 0.8 0.9 1.05 1.2 1.25 1.3 Debt Portion 2008 to end 76.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%Equity Portion 2008 to end 24.00% 30.00% 30.00% 30.00% 30.00% 30.00% 30.00% WACC 10.52% 10.71% 10.69% 10.74% 10.82% 10.72% 10.76%

Page 47: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

D. PT Excelcomindo – Nilai Dasar Perusahaan 

Tabel 3.24. 

Nilai Valuasi Excelcomindo 

WACC 10.52% 10.71% 10.69% 10.74% 10.82% 10.72% 10.76% 1 2 4 5 6 73

1,760 EBIT

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E 2013E 2014E Stable Growth Rate

EBIT 2,234.92 3,663.91 5,469.03 7,658.83 10,790.11 10,790.11 10,790.11 6,786.41 Interest Expense 1,000.00 1,200.00 1,350.00 1,500.00 1,700.00 1,900.00 2,100.00 EBT 1,234.92 2,463.91 4,119.03 6,158.83 9,090.11 8,890.11 8,690.11 Tax 370.48 739.17 1,235.71 1,847.65 2,727.03 2,667.03 2,607.03 NAT 864.45 1,724.74 2,883.32 4,311.18 6,363.08 6,223.08 6,083.08 Depreciation 2,020.40 2,393.57 2,835.66 3,359.40 3,979.89 4,714.97 5,585.83 Reinvestment 3,815.64 6,255.32 9,337.17 13,075.78 12,840.23 12,840.23 -17,552,839.83 FCF -930.80 -2,137.02 -3,618.19 -5,405.19 -2,497.27 -1,902.18 17,564,508.74 FCF = NAT + Depreciation - Reinvestment PV of FCF -842.16 -1,743.44 -2,667.92 -3,593.98 -1,493.90 -1,032.33 8,587,201.01 Value of a firm 33,792.62 BV of Equity 19,430.16 MV of Equity 15,420.75

  134 

Page 48: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Outstanding Stocks 2007 7,090,000,000 Price of stock 2007 2,175.00 2740.502188

135 

CALCULATING TERMINAL GROWTH Assumption: beta should be close to 1 and should be lower than existing beta beta 0.8ROC = WACC ROC 11.00%Debt Ratio stays in the existing level D/E Ratio 0.388743719growth rate should not exceed economic growth rate prediction nominal and real rate?? growth rate should not exceed discount rate od high growth period growth rate pof economy - GDP = 6.3%(2005)-highest in decade growth rate growth rate 5%reinvestment rate in stable growth = stable growth rate/ROC n reinvestment rate 45.45%

Expected EBIT Growth rate Expected EBIT Growth Rate -37.11%

Terminal Value = EBIT (1-t)/Cost of capital Terminal Value 44,134.02

 

 

 

Page 49: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  136

B. PT Bakrie Telecom – Prakiraan Cash Flow Mendatang 

Tabel 3.25. 

Tabel Historical Reinvestment Rate Bakrie Telecom 2004‐2007 

Historical Reinvestment Rate 2004 2005 2006 2007 TOTAL EBIT -68 -100 139 318 290Tax Rate 30% 30% 30% 30% EBIT(1-t) -47.27 -69.96 97.19 222.80 203Capital Expenditures 254.70 166.48 563.16 2,047.45 3,032Depreciation 91.32 119.80 143.11 216.24 570Change in Non-cash Working Capital 46 305 131 400 881Reinvestment 209.13 351.20 551.44 2,230.78 3,343Reinvestment Rate -442.42% -501.99% 567.37% 1001.24% 1648.49%

 

Tabel 3.26. 

Tabel Historical Return on Capital Bakrie Telecom 2004‐2007 

Historical Return on Capital 2004 2005 2006 2007 EBIT(1-t) -47.27 -69.96 97.19 222.80 BV of Capital 1,052 1,523 2,217 4,664 Return on Capital -4.50% -4.59% 4.38% 4.78%

 

Page 50: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.27. 

Dasar Asumsi Pertumbuhan EBIT Bakrie Telecom  

Asumsi Growth in 2008 – 2012

Expected ROC

JustificationExpected ROC

Reinvestment Rate

Justifikasi Expected Reinvestment Rate

Expected EBIT Growth

Rate

Tax Rate

Justifikasi Tax Rate Depreciation Justifikasi Depreciation

2008 5.21% 1. BTEL melakukan strategi yang sama dengan tahun kemarin yang tetap mengincar

500% 1. Mendekati tahun 2007, karena tidak terlalu banyak perubahan di investasi teknologi baru (tahun 2005-2007 banyak investasi untuk jaringan 3G dan jaringan fixed wireless) 2. Perluasan jaringan 3G

35% 31% Same as 2007

289.7617469

1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 34% serbdasarkan angka rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2004 hingga 2008

2009 5.68% 1. Pelanggan sebanyak 5 juta

500% 1. Banyak investasi di inovasi VAS

37.38% 31% Same as 2007

388.28

1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 34% serbdasarkan angka rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2004 hingga 2009

  137 

Page 51: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2010 6.19% 1. BTEL terus berkonsentrasi untuk segmen menengah ke bawah sementara pasar mulai menuju ke arah konvergensi data2. Memberikan layanan data

500% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi

39.93% 31% Same as 2007

520.30

1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 34% serbdasarkan angka rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2004 hingga 2010

2011 6.74% 1. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya

500% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi

42.71% 31% Same as 2007

697.20

1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 34% serbdasarkan angka rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2004 hingga 2011

2012 7.35% 2. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya

500% 1. Asumsi terburuk bahwa reinvestment rate harus tetap tinggi

45.75% 31% Same as 2007

934.24

1. Investasi besar-besaran di tahun sebelumnya mencapai masa depresiasi di tahun 2008 2. Menaik sebesar 34% serbdasarkan angka rata-rata pertumbuhan depresiasi dari tahun 2004 hingga 2012

138 

 

 

Page 52: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

C. PT Bakrie Telecom – Prakiraan Cost of Capital Mendatang 

Hingga tahun 2007, porsi hutang dan ekuitas perusahaan adalah 

sebagai berikut: 

Tabel 3.28. 

Porsi Hutang (Debt) dan Ekuitas Bakrie Telecom Periode 2004‐2007 

2004 2005 2006 2007 Debt Portion 78.46% 44.85% 32.55% 59.80% Equity Portion 21.54% 55.15% 67.45% 40.20%  

Dari tabel tersebut terlihat bahwa porsi pendanaan perusahaan 

berubah‐ubah  sejak  tahun  2004.  Di  tahun  2006,  porsi  ekuitas 

mempunyai  porsi  paling  besar  dalam  periode  tersebut  dikarenakan 

itulah tahun IPO (Initial Public Offering). 

Tabel 3.29. 

Nilai Prakiraan Weighted Average Cost of Capital (WACC) Bakrie Telecom 2008‐2012 

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E Kd 11.00% 11.00% 11.00% 11.00% 11.00% Ke = Rf + Beta*(Rm-Rf) 12.10% 12.07% 12.37% 12.37% 12.56% Rm-Rf 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% Rf 9.40% 9.40% 9.40% 9.40% 9.45% Beta 0.998893 0.99 1.1 1.1 1.15 Debt Portion 2008 to end 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% Equity Portion 2008 to end 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% 50.00% WACC 11.55% 11.54% 11.69% 11.69% 11.78%

 

 

D. PT  Bakrie  Telecom  –  Nilai  Dasar  Perusahaan

  139

Page 53: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.30. 

Nilai Valuasi Bakrie Telecom 

WACC 11.55% 11.54% 11.69% 11.69% 11.78% 1 2 3 4 5

318

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E Stable Growth Rate

EBIT 429.80 590.45 826.22 1,179.13 1,718.58 2,190.35Interest Expense 1,167.90 1,167.90 1,167.90 1,167.90 1,167.90 EBT -738.10 -577.45 -341.68 11.24 550.68 Tax -228.62 -178.86 -105.83 3.48 170.57 NAT -509.48 -398.59 -235.85 7.76 380.12 Depreciation 289.76 388.28 520.30 697.20 934.24 Reinvestment 1,483.37 2,037.82 2,851.54 4,069.57 5,931.37

FCF -1,703.09-

2,048.13 -2,567.09-

3,364.62 -4,617.01 FCF = NAT + Depreciation – Reinvestment

PV of FCF -1,526.77-

1,646.00 -1,849.48-

2,173.10 -2,673.26 Value of a firm 2,968.76 BV of Equity 179.81 MV of Equity 7,960.54 Outstanding Stocks 2007 18,953,676,867 Price of stock 2007 420.00 9.48670316  

 

CALCULATING TERMINAL GROWTH Assumption: beta should be close to 1 and should be lower than existing beta beta 0.9ROC = WACC ROC 9.00%Debt Ratio stays in the existing level D/E Ratio 1.4873growth rate should not exceed economic growth rate prediction nominal and real rate?? growth rate should not exceed discount rate od high growth period growth rate pof economy - GDP = 6.3%(2005)-highest in decade growth rate growth rate 5%

reinvestment rate in stable growth = stable growth rate/ROC n reinvestment rate 55.56%

Expected EBIT Growth rate Expected EBIT Growth Rate 27.45%

Terminal Value = EBIT (1-t)/Cost of Terminal Value 12,837.39

  140

Page 54: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

capital

  141

Page 55: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

  142

 

PT MOBILE‐8 

B. PT Mobile‐8 Telecom – Prakiraan Cash Flow Mendatang 

Tabel 3.31. 

Tabel Historical Reinvestment Rate Mobile‐8 2005‐2007 

Historical Reinvestment Rate 2005 2006 2007 TOTAL EBIT -179.21 29.13 167.54 17 Tax Rate 30% 30% 30% EBIT(1-t) -125.45 20.39 117.28 12 Capital Expenditures 477.83 107.15 1,378.29 1,963 Depreciation 191.08 209.89 229.79 631 Change in Non-cash Working Capital 200 200 358 758 Reinvestment 486.75 97.26 1,506.23 2,090 Reinvestment Rate -388.01% 476.93% 1284.33% 17103.28%

 

Tabel 3.32. 

Tabel Historical Return on Capital Mobile‐8 2005‐2007 

Historical Return on Capital 2005 2006 2007EBIT(1-t) -125.45 20.39 117.28BV of Capital 2,365.42 3,006 4,537Return on Capital -2.77% 0.68% 2.59% 

 

Page 56: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Tabel 3.33. 

Dasar Asumsi Pertumbuhan EBIT Mobile‐8 

Asumsi Growth in 2008 - 2012

Expected

ROC

JustificationExpected ROC

Reinvestment Rate

Justifikasi Expected Reinvestment Rate

Expected EBIT Growth

Rate

Tax Rate Justifikasi Tax Rate Depreciation Justifikasi Depreciation

2008 4% 1. Perang tarif dalam sektor komunikasi khususnya di GSM 2. Layanan telekomunikasi berbasis CDMA dimenangkan oleh BTEL

460% 1. Melanjutkan proses ekspansi jaringan yang belum selesai di tahun 2007 2. Nilai reinvestment rate mendekati nilai rata-ratat reinvestment rate dari tahun 2005 hingga 2007

73% 31% Same as 2007 252.763819 1. Nilai rata-rata dari pertumbuhan depresiasi selama tahun 2005, 2006, dan 2007 adalah sebesar 9.66% 2. Asumsi pertumbuhan nilai depresiasi untuk lima tahun mendatang adalah sama sebesar 10% (tingkat nilai worst case dari tingkat pertumbuhan depresiasi)

2009 6% 1. Inovasi VAS di tengah pasar yang masih perang tarif 2. Marketing yang konsisten baik seperti sekarang

460% 1. Melanjutkan proses ekspansi jaringan yang belum selesai di tahun 2007 2. Nilai reinvestment rate mendekati nilai rata-ratat reinvestment rate dari tahun 2005 hingga 2008

77.60% 31% Same as 2007 278.04 1. Depresiasi menaik 10% dari tahun sebelumnya

  143 

Page 57: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

2010 7% 1. VAS berkembang baik di pasar, didukung dengan posisi market share, dan marketing yang konsisten baik 2. Kebutuhan internet di Indonesia meningkat 3. Pasar content provider meningkat

460% 1. Melanjutkan proses ekspansi jaringan yang belum selesai di tahun 2007 2. Nilai reinvestment rate mendekati nilai rata-ratat reinvestment rate dari tahun 2005 hingga 2009

48.87% 31% Same as 2007 305.84 1. Depresiasi menaik 10% dari tahun sebelumnya

2011 8% 1. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya

460% 1. Melanjutkan proses ekspansi jaringan yang belum selesai di tahun 2007 2. Nilai reinvestment rate mendekati nilai rata-ratat reinvestment rate dari tahun 2005 hingga 2010

51.09% 31% Same as 2007 336.43 1. Depresiasi menaik 10% dari tahun sebelumnya

2012 9% 2. Proses berkelanjutan dari tahun sebelumnya

460% 1. Melanjutkan proses ekspansi jaringan yang belum selesai di tahun 2007 2. Nilai reinvestment rate mendekati nilai rata-ratat reinvestment rate dari tahun 2005 hingga 2011

53.90% 31% Same as 2007 370.07 1. Depresiasi menaik 10% dari tahun sebelumnya

144  

Page 58: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

 

C. PT Mobile‐8 Telecom – Prakiraan Cost of Capital Mendatang 

Tabel 3.34. 

Porsi Hutang (Debt) dan Ekuitas Mobile‐8 periode 2005‐2007, Prakiraan 2008‐2012, dan Prakiraan Nilai WACC 2008‐2012 

2005 2006 2007 2008E 2009E 2010E 2011E 2012E Debt Portion 68.90% 47.07% 60.41% 60% 60% 60% 60% 60%Equity Portion 31.10% 52.93% 39.59% 40% 40% 40% 40% 40% WACC 10.86% 11.15% 10.97% 10.98% 11.00% 11.01% 11.02% 11.12% Rf 9.45% 9.45% 9.45% 9.45% 9.45%Beta 0.858432 0.88 0.89 0.9 0.99Rm-Rf 2.70% 2.70% 2.70% 2.70% 2.70%Kd 10.45% 10.45% 10.45% 10.45% 10.45%Ke 11.77% 11.83% 11.85% 11.88% 12.12% 

D. PT Mobile‐8 Telecom – Nilai Dasar Perusahaan 

Tabel 3.35. 

Nilai Valuasi Mobile‐8 

WACC 10.98% 11.00% 11.01% 11.02% 11.12% 1 2 3 4 5

168

2008E 2009E 2010E 2011E 2012E

Stable Growth Rate

EBIT 290.07 515.16 766.91 1,158.69 1,783.22 3,079.02Interest Expense 202.20 202.20 202.20 202.20 202.20 EBT 87.87 312.96 564.71 956.49 1,581.02 Tax 0.00 96.94 174.91 296.26 489.70 NAT 87.87 216.03 389.80 660.23 1,091.32 Depreciation 252.76 278.04 305.84 336.43 370.07 Reinvestment 921.03 1,635.76 2,435.09 3,679.08 5,662.10

FCF -580.40-

1,141.69 -1,739.45 -2,682.42 -

4,200.71 FCF = NAT + Depreciation - Reinvestment

PV of FCF -522.99 -926.61 -1,271.49 -1,765.59 -

2,479.58

  145

Page 59: BAB III SOLUSI BISNIS - Powered by GDL4.2 · PDF fileanalisa operasional masing‐masing perusahaan ... 2. Prakiraan laporan keuangan perusahaan ... chapter 4 Forecasting Cash Flows

Value of a firm 7,202.68 BV of Equity 4,462.12 MV of Equity 5,261.36 Outstanding Stocks 2007 20,236,000,000 Price of stock 2007 260 220.5039972  

 

 

CALCULATING TERMINAL GROWTH Assumption: beta should be close to 1 and should be lower than existing beta beta 0.9ROC = WACC ROC 15.00%Debt Ratio stays in the existing level D/E Ratio 0.388743719growth rate should not exceed economic growth rate prediction nominal and real rate?? growth rate should not exceed discount rate od high growth period growth rate pof economy - GDP = 6.3%(2005)-highest in decade growth rate growth rate 6%

reinvestment rate in stable growth = stable growth rate/ROC n reinvestment rate 40.00%

Expected EBIT Growth rate

Expected EBIT Growth Rate 72.67%

Terminal Value = EBIT (1-t)/Cost of capital

Terminal Value 14,168.94

 

Hasil Analisa Valuasi 

Tabel 3.36. 

Hasil Analisa Valuasi 

2008 2008E TLKM 10,000.00 21,817.91 UndervaluedISAT 8,750.00 38,873.54 UndervaluedEXCL 2,150.00 2,740.50 UndervaluedBTEL 420.00 9.49 OvervaluedFREN 260.00 220.50 Overvalued

  146