bab iii pembahasan · ... kalibrasi alat kesehatan, sarana dan ... pengion baik di bidang...
TRANSCRIPT
39
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta merupakan salah satu
institusi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang berwenang sesuai dengan
Permenkes Nomor 530/MENKES/PER/IV/2007. BPFK Jakarta melakukan pelayanan
pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan dengan cakupan wilayah kerja meliputi 9
Provinsi (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Di Yogyakarta, Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat). BPFK Jakarta atau kantor
pusat beralamat di Jl. Percetakan Negara No. 23 A Jakarta Pusat, sedangkan kantor
cabang BPFK Palembang terletak di kota Palembang.
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1975 dibawah naungan Direktorat Instalasi Kesehatan Direktorat
Jenderal. Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI atas bantuan Word Health
Organisation (WHO) Pelayanan Monitoring Dosis Radiasi Perorangan mulai
dilakukan yang pada saat itu bernama Film Badge Service. Pada tahun 1983/1984
sudah ada 2 (dua) orang staf elektro medik, namun pelayanan kalibrasi alat kesehatan
masih dilakukan di Direktorat Instalasi Medik, dan nama Film Badge Service sudah
berubah menjadi Balai Pemeliharaan Peralatan Proteksi Radiasi dan Kalibrasi
(BPFK) yang sudah menjadi embrio dari
40
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Tahun 1989/1990 BPF3K menempati
gedung di Jl. Percetakan Negara 23 A Jakarta Pusat, dengan jumlah pegawai dan
peralatan yang semakin berkembang. Tahun 1993 BP3K dan berubah nama menjadi
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan anggaran yang dikelola
sendiri. Pada tanggal 3 Agustus 2000 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1164/MENKES/SK/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan
fasilitas Kesehatan Jakarta, pelayanan kalibrasi alat kesehatan mulai dilaksanakan.
Pada tanggal 27 April 2007 Terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengamanan fasilitas Kesehatan. Tahun 2009 Laboratorium Kalibrasi terakreditasi
oleh Komite Akreditasi nasional (KAN), dan tahun 2010 Laboratorium Pengujian
Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan juga terakreditasi Komite Akreditasi nasional
(KAN) Pada tanggal 22 November 2011 terbit Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.2351/MENKES/PER/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
RI.No.530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan tata Kerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
41
3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta saat ini
mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2351/Menkes/Per/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
530/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata kerja BPFK. Keputusan
Menkes RI Nomor:1202/MENKES/SK/XII/2008 tentang Susunan dan Uraian Jabatan
Serta Tata Hubungan Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan seperti terlihat
pada gambar berikut.
Sumber : Kepegawaian BPFK Jakarta
Gambar III.1
Struktur Organisasi BPFK Jakarta
42
2. Fungsi Jabatan
a. Kepala BPFK Jakarta
Memimpin pelaksanaan tugas Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perumusan kebijakan
operasional meliputi pelaksanaan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan
pengendalian serta evaluasi pelaksanaan pelayanan pengamanan fasilitas kesehatan.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan
pengendalian layanan ketatausahaan kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan
Balai yang meliputi penyusunan program, pengelolaan informasi, evaluasi dan
laporan, urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga
Balai.
c. Kepala Seksi Pelayanan Teknis
Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan
pengendalian pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, sarana dan prasarana
kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan radiasi, pelayanan monitoring dosis
radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi terapi secara efektif dan efisien.
d. Kepala Seksi Kemitraan dan Bimbingan Teknis
Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan
pengendalian dalam penyiapan jejaring kerja dan kemitraan serta bimbingan teknis di
bidang pengamanan fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien.
43
e. Kepala Seksi Tata Operasional
Melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan
evaluasi pengendalian mutu, dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas
kesehatan, pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi sarana dan prasarana kesehatan
secara efektif dan efisien.
f. Kepala Instalasi
Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan teknis dan penyediaan fasilitas
pelayanan pada Instalasi secara efektif dan efisien.
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Melaksanakan pelayanan teknik elektromedik, radiologi dengan menggunakan
energi radiasi pengion dan non pengion baik di bidang diagnostik maupun terapi
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan radiologi.
44
3.2. Analisa Jaringan
3.2.1. Skema Jaringan
1. Blok Diagram Jaringan
Sumber : Dokumentasi BPFK Jakarta.
Gambar III.2
Blok Diagram Jaringan BPFK Jakaprta
Jaringan komputer yang ada di BPFK Jakarta adalah jaringan komputer yang
masih dalam tahap berkembang. Sistem jaringan komputer yang digunakkan adalah
client server yang seluruh kontrol terkendali.
ISP
Laptop 1
Switch 24
Port
Server
BPFK
Printer
Switch LT 4
Switch LT 3
PC
PC
PC
PC
Modem
PC
PC
PC
PC Switch LT 2
Switch LT 1
Printer
Printer
Printer
45
Skema jaringan kantor pusat BPFK Jakarta terbagi menjadi 4 lantai, yaitu
lantai 1,2 dan 3 gedung lama dipergunakan Unit Kerja Tata Usaha, Pelayanan Teknis,
Kemitraan dan Bimbingan Teknis, dan Tata Operasional dan Ruang Server.
Sedangkan lantai 1A, 2A,3A dan 4 gedung baru dipergunakan Unit Laboratorium
Pemantauan Dosis Radiasi Personal, Laboratorium Uji Kesesuain Pesawat SinarX,
dan Laboratorium Saran Prasarana.
a. Di dalam jaringan Balai Pengamanan Fasiliatas Kesehatan (BPFK) Jakarta,
terdapat satu buah Server yang berfungsi sebagai Database server, Web Server,
Email Server, yang ditempatkan pada Lantai 3 (BPFK) Jakarta.
b. Internet Service Provider yang digunakan adalah ISP Cyber Network Indonesia
yang dihubungkan kabel Fiber Optic melalui jaringan kabel didalam tanah.
c. Pada setiap jaringan masing-masing Lantai terdapat satu buah Switch, dimana
setiap switch terhubung ke Client.
d. Jaringan yang ada di BPFK Jakarta adalah menggunakan topologi star, seluruh
komputer client yang ada terhubung pada satu komponen yaitu switch, topologi
ini dipilih karena terpusat dalam melakukan pengontrolan dan mudah untuk
melakukan pengembangan jaringan komputer. Jaringan yang ada di BPFK
Jakarta sangat tergantung dengan switch yang ada, jika salah satu switch
bermasalah maka seluruh client yang terhubung akan mengalami masalah.
46
2. Gambar Jaringan Komputer
Skema Jaringan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta
Switch Sentral
Printer 2
Internet
Modem
Server BPFK
PC7PC6
PC5
Printer 3PC2
PC8
PC12PC10
PC9PC11
Lantai 3
Lantai 2
Sw
itch
La
nta
i 3
Sw
itch
La
nta
i 2
Printer 4
PC14PC12
PC11PC13
Lantai 4
Printer 1PC2
PC4 PC3
PC1PC2
Lantai 3
Sw
itch
La
nta
i 1
Sw
itch
La
nta
i 4
Sumber: IT BPFK Jakarta
Gambar III.3
Skema Jaringan BPFK Jakarta
Tabel III.1
Unit Kerja dan IP Address Perlantai
Ket Unit Kerja IP Address
Lantai 1 Pelayanan Teknis, Kemitraan Bimtek 192.168.2.1 s/d 192.168.2.10
Lantai 2 Lab Dosimetri, Lab. Kalibrasi, TU 192.168.2.11 s/d 192.168.2.35
Lantai 3 Lab. Uji Kesesuaian, Tata Operasional 192.168.2.36 s/d 192.168.6.48
Lantai 4 Lab. Sarana dan Prasarana 192.168.2.49 s/d 192.168.2.53
47
Tabel IP Address Jaringan (BPFK) Jakarta :
Tabel III.2
Unit Kerja dan range IP Address
No Unit Kerja Jumlah IP Address IP DNS IP Gateway
1 ISP 1 116.66.206.198
2 Modem 1 192.168.1.1 116.66.200.28 192.168.1.1
3 Tata Usaha 9 PC
192.168.2.2 s/d
192.168.2.10
116.66.200.28
192.168.2.1
4 Pelayanan Teknis 5 PC
192.168.2.11s/d
192.168.2.15
116.66.200.28 192.168.2.1
5 Kemitraan Bimtek 5 PC
192.168.2.16 s/d
192.168.2.20
116.66.200.28 192.168.2.1
6 Tata Operasional 5 PC
192.168.2.21 s/d
192.168.2.25
116.66.200.28 192.168.2.1
7 Lab Kalibrasi 10 PC
192.168.2.26 s/d
192.168.2.35
116.66.200.28 192.168.2.1
8 Lab Dosimetri 5 PC
192.168.2.36 s/d
192.168.2.40
116.66.200.28 192.168.2.1
9 Lab Uji Kesusaian 8 PC
192.168.2.41 s/d
192.168.2.48
116.66.200. 28 192.168.2.1
10 Lab Sarana 5 PC
192.168.2.49 s/d
192.168.2.53
116.66.200.28 192.168.2.1
48
3.2.2. Spesifikasi Perangkat Keras
Dalam sebuah jaringan dibutuhkan beberapa perangkat keras selain perangkat
lunak. Perangkat keras yang digunakan oleh BPFK Jakarta meliputi komputer server,
client atau workstation, media transmisi, Network Interface Card (NIC) dan terminal
atau switch.
1. Server
Komputer server adalah komputer dalam jaringan yang memungkinkan
sumber seperti file dan printer untuk dapat digunakan oleh banyak orang atau user
dan komputer client. Jadi server merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk
melayani jaringan client atau workstation yang terhubung padanya melalui switch
jaringan.
Tabel III.3
Spesifikasi Komputer Server
No Server Merk Spesifikasi
4. File Server IBM Intel Xeon 3Ghz, Hdd: 1 Terra, Ram: 4
Gb, LAN Port Internal, Sistem Operasi :
Ubuntu Desktop 12.04 32 Bit
2. Client atau Worktation
Komputer workstation atau client adalah sebagai tempat login untuk
memproses source data di komputer server, artinya workstation digunakan sebagai
tempat kerja dari network. Komputer client di BPFK Jakarta terlihat pada
49
penggunaan PC sebagai client atau workstation dengan spesifikasi pada tabel
dibawah ini :
Tabel III.4
Spesifikasi Komputer Client
No Client Merk Spesifikasi
1 Tahun 2010 Rakitan Intel Core 2 Duo 2,0 GHz, Memori: 2
Gb, Harddisk: 250 Gb, LAN port
Internal, Sistem Operasi : Windows
XP Professional SP3, Windows 7
Professional
2. Tahun 2012 Acer Intel Core i3 2,8 GHz, Memori: 4 Gb,
Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,
Sistem Operasi : Windows 7
Professional
3. Tahun 2013 DELL Intel Core i3 3 GHz, Memori: 4 Gb,
Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,
Sistem Operasi : Windows 7
Professional
4. Laptop Sony Vaio Intel Core i7 2,8 GHz, Memori: 4 Gb,
Harddisk: 500 Gb, LAN port Internal,
Sistem Operasi : Windows 7
Professional
3. Switch
Peralatan yang digunakan oleh BPFK Jakarta untuk menghubungkan antar PC
pada lantai yang berbeda sehingga saling terkoneksi, switch yang dipakai adalah
Switch D-Link DES-1024D 24 port 10/100 Mbps.
50
Sumber: IT BPFK Jakarta
Gambar III.4
Switch
Sedangkan media untuk menghubungkan antara port switch satu dengan
lainnya dipakai kabel UTP Category 5. Alasan utama untuk memilih switch karena
jumlah PC dalam jaringan masih di bawah 100 client.
4. Pengkabelan
Media yang digunakan untuk menghubungkan antar perangkat dalam jaringan
LAN BPFK Jakarta menggunakan kabel UTP dengan menggunakan RJ-45 sebagai
konektornya.
5. Modem ADSL TP-Link TD-8840
Tabel III.5
Spesifikasi Komputer Client
Tampilan
1 RJ 11 DSL Port
1 10/100 Mbps RJ 45 Port
Tombol
1 Power On/Off Switch
1 Wps Button
1 Wi-fi On/Off Button
Catu Daya Eksternal 9 VCD/06.1
51
Standar IEEE IEEE 802.3, 802.3u
Standar ADSL2
ITU G.992.3 (G.dmt.bis) Annex A/L/M, ITU
G.992.3 (G.dmt.bis) Annex A
Standar ADSL2+ ITU T G.992.3 Annex A/L/M,
Data Rate
Downstream Up to 24 Mbps
Upstream Up to 3.5 Mbps (With Annex
Dimensi (WxDxH) 7.1 x 4.9 x 1.4 in (181 x 125 x 36 mm)
Tipe Antena Omni directional, Fixed
Gambar III.5
Modem ADSLTP-Link
3.2.3. Spesifikasi Perangkat Lunak
1. Software Server
Sedangkan perangkat lunak yang digunakan pada komputer Server utama
pada (BPFK) Jakarta yaitu meliputi sistem operasi jaringan (Network Operating
System-NOS), Linux Server untuk Server (Website, Email dan Elektronik Dokumen)
52
dan Mikrotik untuk Server Router. Dengan adanya jaringan komputer sangat
membantu dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan di BPFK Jakarta.
2. Software Client
Sistem operasi yang digunakan oleh komputer client yang yang ada pada
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta, Menggunakan Windows 7
Ultimate. Selain itu didukung oleh Software seperti seperti Microsoft Office 2007 dan
2010, Photoshop, Foxit Reader, Kaspersky & Smadav Anti-Virus, Mozila Firefox,
Google Chrome, Ccleaner, Yahoo Mesenger, Winamp dan lain-lain.
3.2.4. Keamanan Jaringan
Keamanan komputer maupun jaringan komputer terutama yang terhubung ke
internet harus direncanakan dan dikordinasikan dengan baik agar dapat melindungi
sumber daya dan investasi didalamnya. di BPFK Jakarta untuk keamanan jaringan
komputer client menggunakan anti virus Avast Free (untuk virus Internasional),
Smadav (untuk virus lokal) dan firewall, sedangkan di sisi server menggunakan anti
virus clamav dan firewall (iptables) . Anti virus adalah sejenis perangkat lunak untuk
mendeteksi dan menghapus virus dari komputer, sedangkan firewall adalah alat yang
digunakan untuk mencegah orang luar memperoleh akses suatu jaringan.
53
3.3. Permasalahan Pokok
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta bergerak dibidang
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
(BPFK) Jakarta ini belum menerapkan pembagian bandwidth di setiap lanatai untuk
setiap user. Oleh karena itu berikut hasil evaluasi yang didapat dari hasil analisi awal
dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya:
1. Bandwidth yang tidak merata
Jaringan dikantor Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta
Penggunaan bandwidthnya yang kurang teratur menyebabkan koneksi beberapa
client di setiap devisi terasa lambat. Apalagi banyak keperluan di setiap masing-
masing usernya. Hal ini disebabkan adanya pengguna yang tidak sama rata antara
yang lainnya, ada yang mendownload dan ada juga yang mengupload, menyebabkan
ketidaksetabilan bandwidth yang ada pada Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
(BPFK) Jakarta.
2. Sistem Keamanan yang minim untuk media sosial
Selama ini user dengan bebas mengakses intenet, seperti membuka facebook,
youtube, streaming dll. Saat jam kerja berlangsung Sehingga mengganggu aktifitas
kinerja di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta.
54
3.4. Pemecahan Masalah
Bedasarkan hasil pengamatan serta analisis yang telah dilakukan, maka
didapat beberapa hal penting yang harus segera diperbaiki pada kantor BPFK Jakarta
agar tidak terjadi kesalahan yang berulang oleh karena itu penulis memiliki beberapa
solusi untuk mengatasi permasalahan yang timbul diantaranya adalah:
1. Pembagian bandwidth secara merata
Dengan membatasi bandwidth di setiap user penggunanya dengan
menggunakan Simple Queues pada menu winbox di mikrotik tidak ada lagi
pengguna yang memonopoli, karena sudah mendapatkan jatah bandwidth masing
masing.
2. Blok media sosial
Dengan memblokir situs media sosial seperti facebook, streaming, youtube
dll. Diharapkan user tidak lagi dengan bebas mengaksaes internet di saat jam kerja
berlangsung.
55
Untuk mengkonfigurasi mikrotik pada awal pemakaian di PC router, dapat
digunakan terminal login CLI (Command Line Interface). Tetapi selain setting CLI
(Command Line Interface) dapat juga menggunakan langsung setting via winbox dan
untuk mendapatkan winbox dapat mengakses PC router mikrotik dengan web
browser dan memasukkan address http://192.168.2.1. Setelah winbox dijalankan,
maka isi IP router 192.168.2.1. lalu klik tombol Connect.
Gambar III.6
Tampilan Winbox Loader
Setelah Connect, maka akan masuk ke tampilan winbox dengan menu-menu
disebelah kiri.
Gambar III.7
Tampilan Winbox
56
Langkah awal diwinbox, pada jaringan kabel dan pada jaringan wireless. Pada BPFK
Jakarta adalah membuat interfaces.
1. Interfaces LAN pada eth2 (LAN)
2. Interfaces Internet pada eth1 (INT)
Untuk interfaces pada LAN menggunakan eth1 (LAN), dan interfaces pada Internet
menggunakan eth2.
Interfaces LAN : Klik Interfaces pada Interfaces list klik eth2 (LAN)
Gambar III.8
Interfaces Internet
1. Interfaces LAN : Klik Interfaces pada Interfaces list klik eth1 (LAN)
Gambar III.9
Interfaces Local
57
Setelah konfigurasi interfaces yaitu pengaturan IP. Pengaturan IP konfigurasinya
adalah : klik IP pilih Address kemudian klik Add
2. IP Internet 192.168.1.2/30
Gambar III.10
Configurasi IP Internet
3. IP Local 192.168.2.1/26
Gambar III.11
Configurasi IP Local
58
Setelah konfigurasi jaringan LAN yang menggunakan IP static di mikrotik,
langkah selanjutnya adalah setting IP pada seluruh client secara manual yang
berjumlah 53, hal ini diharapkan jaringan yang akan penulis buat tidak bercampur
dengan jaringan yang lain, sehingga bila ada jaringan lain sedang mengalami
gangguan tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan yang ada. Pembagian IP
Address client dilakukan dengan memasukkan range IP yang tersedia setiap unit
kerja. Kemudian isi subnet mask : 255.255.255.0, dan dengan default gateway sesuai
dengan IP Address LAN di mikrotik dan isi juga DNS internet 192.168.2.1.
Gambar III.12
Setting IP Client
4. Berikut langkah-langkah pengaturan DHCP Server pada mikrotik
1) Pilih menu IP – DHCP Server
59
Gambar III.13
Pengaturan DHCP Server
2) Lalu pilih DHCP Setup, keluar konfigurasi pilih interface yang tersambung ke
PC host, tekan Next
Gambar III.14
Sambungan ke PC host
3) Lalu muncul DHCP address space dimana IP address tersebut IP range dari
mikrotik
60
Gambar III.15
Pengaturan IP DHCP
4) Setelah itu masukan gateway untuk DHCP networknya, biasanya sudah
otomatis, ketika interface anda sudah terkonfigurasu IP address
Gambar III.16
Pengaturan Gateway
5) Kemudian masukan address range yang akan keluar ke client DHCPnya, anda
dapat membatasi jumlah IP address yang digunakan untuk DHCP.
61
Gambar III.17
Pembatasan IP
6) Masukan DNS server apabila mikrotik anda terkoneksi internet, disini saya
masukan DNS google.
Gambar III.18
Pengaturan DNS Server
7) Konfigurasi untuk DHCP Server di mikrotik OS sudah selesai, konfigurasi
yang dibuat tadi, tersimpan pada list DHCP Server
62
Gambar III.19 list
DHCP Server
5. Konfigurasi NAT
Setting NAT, dengan cara buka IP-Firewall-pada tab NAT pilih tanda (+)
untuk menambah konfigurasi NAT
Gambar III.20
Konfigurasi NAT
Pilih chain srcnat dan out interface pilih ether1
63
Gambar III.21
NAT Rule
Pada Tab Action pilih masquerade lalu OK
Gambar III.22
NAT Rule
Setelah membuat filterisasi, langkah selanjutnya adalah melakukan
manajemen bandwidth. Sebelum melakukan manajemen bandwidth internet dengan
mikrotik pastikan dulu berapa bandwidth internet yang didapat dari ISP yang di
pakai. Sehingga nantinya nilai bandwidth yang dilimit tidak melebihi alokasi
bandwidth dari ISP. Misalnya bandwidth dari ISP sebesar 1 Mbps, maka limit
bandwidth nya diset lebih kecil atau sama dengan 1 Mbps. Untuk melakukan
64
manajemen bandwidth dapat dilakukan dengan fitur Simple Queues yang terdapat
pada mikrotik yaitu dengan cara mengklik Queues – Simple Queues - + (Add), di tab
general, misal Name = Bandwidth, Target Address = 192.168.2.0/26, pada max limit
misal target upload 512 Kbps target download 1 Mbps. Besar limit bandwidth untuk
upload lebih rendah daripada download nya karena memang user biasanya lebih
banyak melakukan download (browsing, download musik, file, dll) daripada upload.
Konfigurasi ini dapat di sesuaiankan dengan kebutuhan di setiap jaringan.
Gambar III.23
Setting Simple Queues General
Kemudian klik tab Advanced, pada interface masukkan eth1(LAN) untuk
membatasi koneksi internet jaringan LAN. Jika ingin membatasi bandwidth di semua
interface pilih all. Target Upload terendah yang didapat missal Limit at 128 kbps dan
target download terendah yang didapatkan masing-masing user missal 256 kbps. Dari
konfigurasi tersebut, maka hasilnya jika semua user sedang memakai koneksi internet
dan kondisi jaringan sibuk maka tiap user akan mendapatkan bandwidth sebesar
65
128kbps/256kbps. Jika satu atau beberapa user tidak sedang menggunakan koneksi
maka alokasi bandwidth akan diberikan ke user yang sedang terkoneksi. Dan jika
hanya satu user yang menggunakan koneksi maka user itu akan mendapatkan alokasi
bandwidth maksimal 512kbps/1Mbps.
Gambar III.24
Setting Simple Queues Advanced
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Management Bandwidth
menggunakan mikrotik, didapatkan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat
pada Gambar di bawah ini, bandwidth yang diperoleh oleh user ketika mengunduh
file memiliki jumlah bandwidth pada kisaran angka 50 kbps, yang artinya bandwidth
telah termanajemen dengan baik.
66
Gambar III.25
Kecepatan download dengan management bandwidth
Langkah selanjutnya adalah membuat filterisasi. Filterisasi ini dilakukan untuk
membatasi user dalam mengakses internet, seperti memblokir situs jejaring sosial
pada jam tertentu, memblokir konten yang mengandung extention tertentu, dan lain
sebagainya.
Untuk memblokir situs pada jam tertentu yaitu dengan cara mengklik IP – Firewall -
tab Layer7 Protocols - + (Add), di New Firewall L7 Protocol, misal Name =
facebook, Regexp = ^.+(facebook.com).*$ dan O
Gambar III.26
Setting Layer7 Protocols facebook
67
Kemudian klik tab Filter Rules - + (Add), di New Firewall Rule masukkan Chain
forward, Src Address 192.168.2.0/26
Gambar III.27
Setting Filter Rules
Kemudian klik tab Advaced, pada Layer7 Protocol masukkan facebook.
Gambar III.28
Setting Filter Rules Advanced
68
Pada tab Extra – Time, masukkan pada jam berapa situs facebook di blokir, misal
time 07:00:00 – 15:00:00, ceklist hari apa saja yang mau di blokir.
Gambar III.29
Setting Filter Rules Extra
Kemudian klik tab Action, Action : drop, dan OK.
Gambar III.30
Setting Filter Rules Action
69
Selanjutnya memblokir kontent berekstensi .exe, langkah-langkannya dapat dilakukan
seperti contoh di atas.
Gambar III.31
Setting Layer7 Protocols .exe
70
a. Jaringan Usulan
1. Skema jaringan yang hendak diusulkan tidak jauh berbeda dengan skema
jaringan dalam sistem yang sudah berjalan, Ditambahkan sebuah Mikrotik
router agar lebih efisien.
Switch Sentral
Printer 2
Internet
Modem
Server BPFK
PC7PC6
PC5
Printer 3PC2
PC8
PC12PC10
PC9PC11
Lantai 3
Lantai 2
Sw
itch
La
nta
i 3
Sw
itch
La
nta
i 2
Printer 4
PC14PC12
PC11PC13
Lantai 4
Printer 1PC2
PC4 PC3
PC1PC2
Lantai 3
Mikrotik
Sw
itch
La
nta
i 4
Sw
itch
La
nta
i 1
Sumber: IT BPFK Jakarta
Gambar III.32
Skema Jaringan Usulan BPFK Jakarta
71
2. Analisa Biaya
Berdasarkan hasil pengamatan permasalahan pokok jaringan Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakart dapat disimpulkan beberapa biaya
yang harus dikeluarkan untuk pemecahan masalah pokok, yang ditunjukkan pada
tabel analisa biaya sebagai berikut :
Tabel III.6
Analisa Biaya
No Nama Hardware /
Software
Jumlah Harga Satuan Total
1 Router Mikrotik RB
450 G
1 buah Rp. 1,950,000,- Rp. 1,950,000,-
Jumlah Rp.1.950.000,-
Sumber : tokopedia.co.id