bab iii pembahasan - repository.bsi.ac.id3. memberikan jasa dan layanan kepada nasabah, seperti: a....
TRANSCRIPT
22
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi
1.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi
Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16
Oktober 1897 mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan
berkembang sampai tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki empat cabang yaitu
Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Tahun 1940 kegiatannya terganggu,
karena akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan
tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian
keadaan keuangan Postspaarbank pulih kembali pada tahun1941.
Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah
Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postspaarbank dan mendirikan Tyokin
Kyoku sebuah bank yang bertujuaan untuk menarik dana masyarakat melalui
tabungan. Usaha Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan
paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi
kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin
Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah pergantian nama
menjadi Kantor Tabungan Pos.
Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur
yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran
uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor
23
Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena Agresi Belanda (Desember 1946)
mengakibatkan didudukinya semua kantor, termasuk kantor cabang dari Kantor
Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali
(1949), nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI. Sejak
kelahirannya dan berubah nama Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung
dibawah Kementrian Perhubungan.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif
bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9
Februari 1950 yang mengubah nama “Postpaarbank In Indonesia” berdasarkan
staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan
induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di
bawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut
masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan
sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos
menurut Undang-Undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun
1953 tanggal 18 Desember 1953.
Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara
didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian
dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.
Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara
ditetapkan dengan Undang-Undang No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968
yang sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V.
Jika tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank
Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana
24
masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara
ditambah tugasnya yaitu memberikan layanan KPR dan untuk pertama kalinya
penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu
dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang
merupakan pelaksanaan dari UU no. 7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah
menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO). Berdasarkan kajian konsultan independent,
Price Waterhouse Coopers, Pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat
nomor S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan BTN sebagai
Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.
Tahun 2003 BANK TABUNGAN NEGARA secara keseluruhan
melakukan restrukturisasi perusahaan yang tertuang dalam persetujuan RJP tahun
2003-2007 (berdasarkan surat Menteri BUMN No. S-984/M-MBU/2003) pada
tanggal 31 Maret 2003 dan ketetapan Direksi BTN No. 306/DIR/IR-BTN/XII
2004 perihal revisi RJP tahun 2003-2007. BANK TABUNGAN NEGARA
menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi assets melalui
pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Asset (KIKEBA)
di Bursa Efek Indonesia di tahun 2009. Pada tahun yang sama juga melepaskan
2.360.057.000 lembar saham, setara dengan 27,08% dari total saham BTN, dan
tercatat sebagai emisi IPO terbesar di tahun 2009 dengan nilai dana sebesar Rp.
1,88 Triliun.
25
Komposisi kepemilikan saham pada BTN sampai dengan 31 Desember
2010, dimiliki oleh 9.470 pemegang saham, dengan pemegang saham mayoritas
adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 72,92 persen. Sementara sisanya
25,40 persen dimiliki publik dan 1,68 persen oleh Karyawan dan Direksi Bank
BTN melalui program Alokasi Saham Manajemen dan Karyawan (Management &
Employee Stock Allocation /MESA) dan Opsi Pembelian Saham Kepada
Manajemen dan Karyawan (Management & Employee Stock Option/MESOP).
BTN memiliki Visi dan Misi perusahaan sebagai pedoman dalam
mengelola usahanya. Ini wajib diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh setiap
pegawai sebagai pedoman dalam mengelola usahanya yaitu:
Visi Bank BTN :
“Menjadi Bank yang Terdepan dalam Pembiayaan Perumahan”
Misi Bank BTN :
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-
hatian dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder
Value.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
26
1.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan pencerminan dari
kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengkoordinir manusia, peralatan dan
fasilitas lainnya yang terlibat di dalamnya, guna tercapainya suatu tujuan yang
sudah ditetapkan dengan cara yang paling efisien. BTN Cabang Cawang memiliki
jumlah karyawan sebanyak 249 orang terdiri dari 149 karyawan tetap dan 100
outsourcing dengan spesifikasi pendidikan antara SMA s/d S2. BTN Cabang
Cawang termasuk kategori perusahaan besar dari segi jumlah tenaga kerja,
mempunyai sifat hubungan kerja sentralisasi dengan kantor pusat. Artinya seluruh
aktivitas yang dilakukan kantor cabang termasuk kantor cabang pembantu dan
kantor kas harus dilaporkan ke kantor pusat.
Struktur organisasi yang digunakan pada BTN Cabang cawang adalah
struktur organisasi garis, alasannya adalah karena dengan menggunakan
sistematika tersebut diharapkan adanya suatu komando perintah menurut jenjang
pemimpin yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah jabatannya, sehingga
tidak terjadi kesalah pahaman antara bawahan dengan atasan dalam menjalankan
tugas.
Dalam struktur organisasi tersebut terdapat divisi-divisi yang telah
mempunyai gambaran pekerjaan masing-masing. Hal ini bertujuan agar
pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan secara tepat, cepat, dan akurat.
27
Sumber : www.btn.co.id
Gambar III.1. Struktur Organisasi
Gambaran pekerjaan pada BTN Cabang Cawang adalah sebagai berikut:
1. Kepala Cabang bertanggung jawab atas harta kekayaan bank, bertanggung
jawab atas penyusunan laporan pelaksanaan dan pengusahaan pembayaran
kredit, serta melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan.
2. Wakil Kepala Cabang Bagian Konsumen memiliki tiga bawahan yaitu:
a. Unit Pinjaman Konsumen
Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian, strategi
penjualan, target, dan monitoring bagian layanan pinjaman unit
mempunyai tugas yaitu:
Kepala Cabang
Wakil
Kepala
Cabang Bag.
Konsumen
Unit
Kredit
Konsumen
Unit
Pelayanan
Konsumen
Unit
Pelayanan
Pelanggan
Wakil
Kepala
Cabang Bag.
Komersial
Unit Kredit
Perumahan
Unit
Pendanaan
Kredit
Perumahan
Wakil Kepala
Cabang Bag.
Pendukung
Accounting
Control
Unit
Pemrosesan
Transaksi
Unit
Administrasi
Pinjaman
Unit
Administrasi
Umum
28
1) Melayani permohonan kredit.
2) Wawancara kredit.
3) Akad kredit.
4) Klaim debitur.
5) Alih debitur.
6) Konsultasi kredit.
7) Pelunasan kredit.
b. Unit Pelayanan Konsumen
Bertanggung jawab atas strategi, pencapaian target, report hasil
pencapaian target pelayanan konsumen kepada atasan.
c. Unit Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan penerapan prisip
mengenal nasabah di kantor cabang, memastikan pelayanan yang
optimal di unit CS (customer service).
Pada Bagian Layanan Pelanggan, mempunyai tugas yaitu:
1) Melayani nasabah.
2) Percetakan laporan pembukuan dan maintain CIF.
3) Proses pembukuan rekening.
4) Proses penutupan rekening.
5) Proses pengelolaan SDB (Safe Deposit Box).
6) Pelayanan kartu ATM.
7) Pembukaan/penutupan rekening.
8) Penjualan produk.
29
3. Wakil Kepala Cabang Bagian Komersial memiliki dua bawahan yaitu:
a. Unit Kredit Perumahan
Bertanggung jawab dalam pencapaian target marketing dan realisasi
kredit perumahan, menggunakan dan mengelola anggaran promosi
dalam pencapaian target, dan membuat laporan hasil pencapaian
target.
b. Unit Pendanaan Kredit Perumahan
Bertangung jawab atas strategi penjualan, pencapaian target,
memonitoring dan proses pendanaan kredit perumahan.
4. Pendukung Wakil Kepala Cabang
Bertugas memastikan terselenggaranya fungsi Operasional di kantor
cabang meliputi:
a. Accounting Control unit, mempunyai tugas yaitu:
1) Rekonsiliasi dan Pemeriksaan (harian dan bulanan).
2) Pelaporan dan Administrasi (pelaporan bank umum, pemeriksaan
IDI-BI, laporan kinerja bulanan, pencatatan bukti transaksi,
pemantauan data pada BI, pelaporan pengaduan nasabah).
3) Mengelola bukti pembukuan.
4) Memantau dan memeriksa kegiatan operasi cabang.
5) Melakukan pengkajian ketaatan prosedur.
b. Unit Pemrosesan Transaksi, mempunyai tugas yaitu:
1) Proses kliring.
2) Administrasi dana.
3) Proses nota pembukaan buku.
30
4) Proses khusus (buku cek, sertifikat deposito, bilyet giro).
c. Unit Administrasi Pinjaman (LA&LD), mempunyai tugas yaitu:
1) Dokumentasi kredit.
2) Proses aplikasi kredit.
3) Administrasi umum kredit.
d. Unit Administrasi Umum, mempunyai tugas yaitu:
1) Manajemen personalia.
2) Pemeliharaan gedung.
3) Administrasi keamanan.
4) Manajemen arsip dan pajak.
5) Pengelolaan anggaran kesekretariatan.
1.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi
Dalam pencapaian visi dan misi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank BTN yaitu:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
Produk Dana BTN yaitu:
a. Tabungan BTN BATARA, yaitu tabungan transaksional untuk
memudahkan kebutuhan transaksi keluarga anda.
b. Tabungan BTN BATARA PRIMA, yaitu tabungan investasi untuk
masa depan.
31
c. Tabungan BTN Juara, yaitu tabungan untuk edukasi dan sesuai
kebutuhan generasi muda usia 12-23 tahun.
d. Tabungan SIMPEL, yaitu tabungan khusus diperuntukkan bagi siswa
PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA yang berusia di bawah 17 tahun dan
belum memiliki KTP.
e. TABUNGANKU, yaitu tabungan perorangan dengan persyaratan
mudah dan ringan untuk menumbuhkan budaya menabung serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
f. GIRO BTN, yaitu sarana penyimpanan uang yang aman dan terpercaya
untuk menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan penerimaan.
g. GIRO BTN VALAS, yaitu sarana penyimpanan uang yang aman dan
terpercaya untuk menunjang aktivitas usaha dalam pembayaran dan
penerimaan dalam mata uang asing.
h. DEPOSITO BTN, yaitu sarana penyimpanan uang untuk investasi
yang aman dan terpercaya dalam jangka waktu tertentu, dengan bunga
yang menarik yang dapat dijadikan sebagai jaminan kredit.
i. Tabungan BTN Perumahan, yaitu ditujukan bagi orang-orang muda
yang telah menyadari kebutuhan akan kepemilikan rumah, khususnya
rumah pertama.
32
2. Memberikan kredit kepada nasabah contohnya:
a. KPR BTN Subsidi, yaitu kredit pemilikan rumah subsidi untuk
masyarakat berpenghasilan rendah, dengan suku bunga rendah dan
cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit.
b. Bantuan Perumahan PNS, yaitu PNS Golongan I,II,III, dan IV dengan
masa kerja minimal 5 tahuun yang membeli rumah menggunakan KPR
BTN Subsidi dapat memilih Bantuan Tunai Perumahan atau Tambahan
Bantuan Uang Muka Perumahan.
c. KPR BTN Platinum, yaitu fasilitas kredit untuk membeli rumah baru
atau lama, dalam proses pembangunan (indent) maupun memindahkan
pembiayaan dari bank lain (take over), dengan pelayanan cepat dan
mudah.
d. Kredit Ruko (KP Ruko) BTN, yaitu fasilitas kredit untuk membeli unit
rumah toko, rumah usaha, rumah kantor, maupun kios dengan
pelayanan yang cepat dan mudah.
e. Kredit Agunan Rumah (KAR) BTN, yaitu fasilitas kredit multiguna
yang dapat digunakan untuk renovasi rumah, pembelian isi rumah,
biaya pendidikan, dan kebutuhan lainnya dengan cara agunan
rumah/apartemen.
f. Kredit Bangun Rumah BTN, yaitu fasilitas kredit untuk membangun
rumah idaman di atas lahan milik sendiri.
g. Kredit Swadana BTN, yaitu fasilitas kredit yang diberikan kepada
nasabah yang membutuhkan dana cepat tanpa harus mengurangi
deposito/tabungannya selama jangka waktu tertentu.
33
3. Memberikan jasa dan layanan kepada nasabah, seperti:
a. Kartu Debit BTN, yaitu berfungsi sebagai kartu debit yang
mempermudah nasabah membayar transaksi dan keperluan belanja di
toko berlogo Visa di seluruh dunia dengan mudah, aman dan cepat
serta dapat digunakan untuk belanja online di berbagai merchant
online.
b. Kartu Kredit BTN, yaitu membantu dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan nasabah yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di
toko berlogo Visa di seluruh dunia dengan mudah, aman dan cepat.
c. BTN Mobile Banking, yaitu aplikasi perbankan bagi nasabah
perorangan untuk kenyamanan dalam melakukan transaksi Finansial
(non tunai) dan non Finansial dimana saja dan kapan saja.
d. BTN Internet Banking, yaitu layanan perbankan bagi nasabah
perorangan bank BTN untuk dapat memperoleh informasi keuangan
melalui media internet.
e. Safe Deposit Box, yaitu fasilitas kotak untuk penyimpanan barang atau
surat berharga dengan pilihan jangka waktu dan ukuran box.
4. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
5. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya.
a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang
masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
34
b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-
surat dimaksud.
c. Kertas Perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah.
d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
e. Obligasi.
f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan
satu tahun.
1.2. Data Penelitian
1.2.1. Data Loan to Deposit Ratio (LDR)
Variabel independent atau variabel bebas pada penelitian ini adalah Loan
to Deposit Ratio (LDR) yang penulis dapatkan dari data laporan keuangan berupa
neraca PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada periode 2005-2016.
Berikut ini data tentang total pinjaman yang diberikan dan total dana pihak
ketiga oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dari tahun 2005-2016.
Tabel III.1.
Data Total Pinjaman yang Diberikan dan Total Dana
Pihak Ketiga Tahun 2005-2016
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Total Pinjaman yang
Diberikan Total Dana Pihak Ketiga
2005 Rp 15.272.591 Rp 19.464.571
2006 Rp 17.829.456 Rp 21.594.665
2007 Rp 21.795.964 Rp 24.187.088
2008 Rp 30.773.995 Rp 31.448.744
2009 Rp 38.737.202 Rp 40.214.954
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2005-2016
35
Tabel III.1. (Lanjutan)
Data Total Pinjaman yang Diberikan dan Total Dana
Pihak Ketiga Tahun 2005-2016
(dalam jutaan rupiah)
(Lanjutan)
Tahun Total Pinjaman yang
Diberikan Total Dana Pihak Ketiga
2010 Rp 48.702.920 Rp 47.546.047
2011 Rp 59.337.756 Rp 61.970.015
2012 Rp 75.410.705 Rp 80.667.983
2013 Rp 92.386.308 Rp 96.207.622
2014 Rp 106.271.277 Rp 106.470.677
2015 Rp 127.732.158 Rp 127.708.670
2016 Rp 150.221.960 Rp 159.987.717
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2005-2016
Berdasarkan tabel III.1. dapat dilihat data yang diambil dari laporan
keuangan neraca PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai berikut:
1. Data total pinjaman yang diberikan dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk tertinggi ada pada tahun 2016 sebesar Rp 150.221.960 dan total dana
pihak ketiga tertinggi ada pada tahun 2016 sebesar Rp 159.987.717.
2. Data total pinjaman yang diberikan dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk terendah ada pada tahun 2005 sebesar Rp 15.272.591 dan total dana
pihak ketiga terendah ada pada tahun 2005 sebesar Rp 19.464.571.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit yang
dilakukan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk lancar setiap tahunnya.
Karena setiap tahunnya total pinjaman yang diberikan dan total dana pihak ketiga
makin meningkat. Begitu juga penghimpunan dana nasabah setiap tahunnya terus
meningkat. Dan dari data tersebut dapat dihitung Loan to Deposit Ratio (LDR)
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
36
Berikut ini data tentang perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) oleh PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dari tahun 2005-2016.
Tabel III.2.
Data Loan to Deposit Ratio (LDR) Tahun 2005-2016
Tahun Loan to Deposit Ratio (LDR)
2005 78,5%
2006 82,6%
2007 90,1%
2008 97,9%
2009 96,3%
2010 102,4%
2011 95,8%
2012 93,5%
2013 96,0%
2014 99,8%
2015 100,0%
2016 93,9%
Sumber: Olahan Data Penulis
Dari tabel III.2. dapat diketahui perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)
pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi terdapat pada tahun
2010 menghasilkan prosentase angka sebesar 102,4% sehingga dapat
dikategorikan sehat.
2. Sedangkan hasil perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah ada pada
tahun 2005 menghasilkan prosentase angka sebesar 78,5% sehingga dapat
dikategorikan sehat.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perhitungan Loan to Deposit
Ratio (LDR) dari tahun 2005 sampai 2016 tidak menentu, karena tiap tahunnya
ada yang meningkat dan ada yang menurun. Tetapi semua perhitungan Loan to
Deposit Ratio (LDR) tahun 2005 sampai 2016 masih dikategorikan sehat.
37
1.2.2. Data Return on Equity (ROE)
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah Return
on Equity (ROE) yang penulis dapatkan dari data laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada periode
2005-2016.
Berikut ini data tentang Laba Bersih dan Total Ekuitas oleh PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2005-2016.
Tabel III.3.
Data Laba Bersih dan Total Ekuitas Tahun 2005-2016
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas
2005 Rp 436.698 Rp 1.480.885
2006 Rp 364.674 Rp 1.760.276
2007 Rp 402.020 Rp 2.787.412
2008 Rp 430.474 Rp 3.078.470
2009 Rp 490.453 Rp 5.393.125
2010 Rp 915.938 Rp 6.447.278
2011 Rp 1.026.201 Rp 7.321.643
2012 Rp 1.357.839 Rp 10.278.871
2013 Rp 1.443.057 Rp 11.556.753
2014 Rp 1.115.625 Rp 12.206.406
2015 Rp 1.811.337 Rp 13.860.107
2016 Rp 5.631.617 Rp 19.130.536
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara Tahun 2005-2016
Berdasarkan tabel III.3. dapat dilihat data yang diambil dari laporan
keuangan neraca dan laba rugi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai
berikut:
38
1. Data laba bersih dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tertinggi ada
pada tahun 2016 sebesar Rp 5.631.617 dan total ekuitas tertinggi ada pada
tahun 2016 sebesar Rp 19.130.536.
2. Data laba bersih dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terendah ada
pada tahun 2006 sebesar Rp 364.674 dan total ekuitas terendah ada pada
tahun 2005 sebesar Rp 1.480.885.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya data laba bersih
dan total ekuitas dari PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk cenderung
meningkat meskipun data laba bersih ada yang menurun dari tahun sebelumnya,
tapi masih bisa meningkat lagi.
Berikut ini data tentang perhitungan Return on Equity (ROE) oleh PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dari tahun 2005-2016.
Tabel III.4.
Data Return on Equity (ROE) Tahun 2005-2016
Sumber: Olahan Data Penulis
Tahun Return on Equity (ROE)
2005 29,5%
2006 20,7%
2007 14,4%
2008 14,0%
2009 9,1%
2010 14,2%
2011 14,0%
2012 13,2%
2013 12,5%
2014 9,1%
2015 13,1%
2016 29,4%
39
Dari tabel III.4 diatas dapat diketahui perhitungan Return on Equity (ROE)
sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan Return on Equity (ROE) tertinggi ada pada tahun 2005
yang menghasilkan prosentase angka sebesar 29,5%.
2. Hasil perhitungan Return on Equity (ROE) terendah ada pada tahun 2009 dan
2014 menghasilkan prosentase angka sebesar 9,1% keduanya menghasilkan
prosentase yang sama.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perhitungan Return on Equity
(ROE) dari tahun 2005 sampai 2016 tidak menentu, karena dari tahun 2005
cenderung menghasilkan prosentase angka yang rendah pada tahun berikutnya.
Tetapi pada tahun 2016 perhitungan Return on Equity (ROE) meningkat kembali
dan hampir sama dengan prosentase pada tahun 2005.
1.2.3. Tabel Penolong
Berdasarkan data Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on Equity
(ROE) diatas, maka penulis membuat tabel penolong untuk mempermudah
perhitungan seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel III.5.
Tabel Penolong
Tahun X Y XY X2 Y
2
2005 78,5 29,5 2315,8 6162,3 870,3
2006 82,6 20,7 1709,8 6822,8 428,5
2007 90,1 14,4 1297,4 8118,0 207,4
2008 97,9 14 1370,6 9584,4 196,0
2009 96,3 9,1 876,3 9273,7 82,8
2010 102,4 14,2 1454,1 10485,8 201,6
Sumber: Data Olahan Penulis dari Hasil Perhitungan LDR dan ROE
40
Tabel III.5. (Lanjutan)
Tabel Penolong
(Lanjutan)
Tahun X Y XY X2 Y
2
2011 95,8 14 1341,2 9177,6 196,0
2012 93,5 13,2 1234,2 8742,3 174,2
2013 96 12,5 1200,0 9216,0 156,3
2014 99,8 9,1 908,2 9960,0 82,8
2015 100 13,1 1310,0 10000,0 171,6
2016 93,9 29,4 2760,7 8817,2 864,4
∑ 1126,8 193,2 17778,3 106360 3631,8
Sumber: Data Olahan Penulis dari Hasil Perhitungan LDR dan ROE
Berdasarkan tabel III.5 diatas maka dapat diperhitungkan rumus pembantu
untuk mencari konstanta b dan a sebagai berikut:
1. Menentukan Korelasi:
n . ∑XY – ∑X . ∑Y
n . ∑X2 – ( ∑X )
2n . ∑Y
2 – ( ∑Y )
2
12 . 17778,3 – 1126,8 . 193,2
12 . 106360 – (1126,8)212 . 3631,8 – (193,2)
2
12 . 17778,3 – 217697,76
12 . 106360 – 1269678,24 12 . 3631,8 – 37326,24
213339,6 – 217697,76
1276320 – 1269678,24 43581,6 – 37326,24
-4358,16
6641,766255,36
-4358,16
41546599,83
r =
r =
r =
r =
r =
r =
41
-43 58,16
6445,67
-0,676
2. Menentukan Determinasi:
KD = r2 100%
KD = -0,6762 100%
KD = 0,457 100%
KD = 0,457
3. Menentukan Persamaan Garis:
a. Mencari nilai b
n . ( ∑XY ) – ( ∑X ) . ( ∑Y )
n . ( ∑X2 ) – ( ∑X )
2
12 . ( 17778,3 ) – ( 1126,8 ) . ( 193,2 )
12 . ( 106360 ) – ( 1126,8 )2
12 . ( 17778,3 ) – 217697,76
12 . ( 106360 ) – 1269678,24
213339,6 – 217697,76
1276320 – 1269678,24
-4358,16
6641,76
-0,656
r =
b =
r =
b =
b =
b =
b =
b =
42
b. Mencari nilai a
∑Y – b . ∑X
n
193,2 – (-0,656) . 1126,8
12
193,2 – -739,18
12
932,38
12
77,70
Jadi berdasarkan perhitungan manual yang dilakukan penulis
menghasilkan nilai persamaan regresi Y = a bX atau Y = 77,7 – 0,656X + e.
1.3. Analisis Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE)
1.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linear antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau
dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
(Return on Equity) dengan variabel independen (Loan to deposit Ratio). Hasil uji
koefisien korelasi (r) Loan to deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity
(ROE) dapat dilihat melalui output SPSS dibawah ini.
a =
a =
a =
a =
a =
43
Hipotesis:
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
H1: Ada hubungan yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
Syarat: Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut ini adalah tabel korelasi hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 21.
Tabel III.6.
Tabel Correlations
Correlations
Return On Equity
Loan To Deposit Ratio
Pearson Correlation
Return On Equity 1,000 -,676
Loan To Deposit Ratio
-,676 1,000
Sig. (1-tailed) Return On Equity . ,008 Loan To Deposit Ratio
,008 .
N
Return On Equity 12 12
Loan To Deposit Ratio
12 12
Sumber: IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan tabel korelasi III.6. dapat diketahui bahwa nilai signifikan
senilai 0,008 < 0,05 maka keputusannya Ho ditolak H1 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Jika dilihat pada kolom pearson correlation diperoleh nilai sebesar
-0,676. Dapat diartikan bahwa hubungan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
44
terhadap Return on Equity (ROE) kuat dan berlawanan arah karena bernilai
negatif (-). Menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai LDR maka akan membuat
nilai ROE semakin rendah dan sebaliknya.
1.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Hasil uji koefisien determinasi Loan to
deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) dapat dilihat melalui
output SPSS dibawah ini.
Hipotesis:
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk.
Syarat: Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
45
Berikut ini adalah tabel model summary hasil perhitungan menggunakan
SPSS versi 21.
Tabel III.7.
Tabel Modell Summary
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 ,676a ,457 ,403 5,3193 ,457 8,424 1 10 ,016
a. Predictors: (Constant), Loan To Deposit Ratio
Sumber: IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan tabel Model Summary III.7. dapat diketahui bahwa nilai
signifikan senilai 0,016 < 0,05 maka keputusannya Ho ditolak H2 diterima. Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Sedangkan nilai R Square sebesar 0,457 artinya Return on Equity
(ROE) berpengaruh terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 45,7% sisanya
54,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. R Square berkisar pada
angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R Square, semakin lemah
hubungan kedua variabel.
46
1.3.3. Uji Persamaan Regresi
Model regresi hubungan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap
Return on Equity (ROE) dapat dilihat dari hasil output SPSS dibawah ini.
Hipotesis:
Ho: Persamaan regresi yang terbentuk antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk tidak signifikan.
H3: Persamaan regresi yang terbentuk antara Loan to Deposit Ratio (LDR)
terhadap Return on Equity (ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk signifikan.
Syarat: Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak
Berikut ini tabel persamaan regresi yang terbentuk hasil perhitungan
menggunakan SPSS versi 21 sebagai berikut.
Tabel III.9.
Tabel Coefficients
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 77,719 21,286 3,651 ,004
Loan To Deposit Ratio
-,656 ,226 -,676 -2,902 ,016
a. Dependent Variable: Return On Equity Sumber: IBM SPSS Statistics 21
47
Berdasarkan tabel koefisien III.9 diketahui nilai signifikan senilai 0,016 <
0,05 maka Ho ditolak H3 Diterima. Dapat diartikan bahwa persamaan regresi
yang terbentuk antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity
(ROE) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk signifikan.Berdasarkan
hasil persamaan regresi yang terbentuk diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai
persamaan regresi yang terbentuk adalah Y= 77,719 – 0,656X + e dimana Y=ROE
dan X=LDR.
Konstanta sebesar 77,719 menyatakan bahwa apabila variabel X (Loan to
Deposit Ratio) sebesar 0 atau Loan to Deposit Ratio tidak ada maka Return on
Equity akan sebesar 77,719%. Koefisien regresi sebesar -0,656 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1% LDR, akan meningkatkan ROE sebesar -0,656%.
Namun sebaliknya, jika LDR turun sebesar 1%, maka ROE juga diprediksi
mengalami penurunan sebesar -0,656%.