bab iii pelaksanaan dan problematika pengawasan...
TRANSCRIPT
37
BAB III
PELAKSANAAN DAN PROBLEMATIKA PENGAWASAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI SEMARANG
A. Data Pengawas Pendidikan Agama Islam SMA Negeri Semarang di
Kantor Departemen Agama Kota Semarang
Pengawasan (supervisi) pendidikan agama Islam di SMA Negeri
Semarang berada di bawah naungan Kantor Departemen Agama Kota
Semarang sehingga jalannya kegiatan proses belajar mengajar pendidikan
agama Islam di SMA Negeri Semarang merupakan wewenang dan tanggung
jawab dari Kantor Departemen Agama Kota Semarang.
Pada tahun 2005, ada tiga orang pengawas pendidikan agama Islam
SMA Negeri Semarang yang pensiun, satu orang pengawas yang sakit
sehingga tidak aktif dalam tugasnya, dan masih ada tiga orang pengawas yang
aktif dalam tugas pengawasan. Oleh karena itu dalam Bab III ini penulis
hanya akan menuliskan data-data pengawas pendidikan agama Islam SMA
Negeri Semarang di Kantor Departemen Agama Kota Semarang yang masih
aktif dalam tugasnya, yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah pengawas PAI SMA Negeri Semarang dan sekolah yang menjadi
tanggung jawab supervisinya.
Pengawas pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang
berjumlah 7 orang, yaitu Drs. Sudjadi, Drs. Fandol, Dra. Aminatun
Sumbono, Dra. Andjarjati, Drs. Djamhuri M. Nur Rasjid dan Drs. MA.
Djamil BR.1 Adapun sekolah / madrasah di kota Semarang yang menjadi
tanggung jawab supervisi mereka berjumlah 216 sekolah dan SMA Negeri
Semarang berjumlah 16 sekolah. Ketika penulis melakukan kegiatan
penelitian, pengawas pendidikan agama Islam SMA Negeri Semarang
yang masih aktif ada tiga orang yaitu Drs. Sudjadi, Drs. Fandol, dan Dra.
Andjarjati. Sedangkan tiga pengawas PAI yang lain yaitu Dra. Djamhuri
M. Nur Rasyid dan Dra. Aminatun Sumbono sudah pensiun dan satu orang
1 Dokumentasi data jumlah pengawas SMP/SMA/SMK Kota Semarang tahun 2005.
38
pengawas yaitu Drs. MA. Djamil BR. sedang sakit sehingga belum bisa
melaksanakan tugasnya sebagai pengawas pendidikan agama Islam SMA
Negeri Semarang.
Adapun sekolah yang menjadi tanggung jawab supervisi Drs.
Sudjadi ada 36 sekolah dengan perincian sebagai berikut :
SMP N berjumlah 4 sekolah dan SMP Swasta berjumlah 11 sekolah ; MTs
Swasta berjumlah 3 sekolah ; SMA N berjumlah 2 sekolah dan SMA
Swasta berjumlah 6 sekolah ; SMK N berjumlah 3 sekolah dan SMK
Swasta berjumlah 4 sekolah ; MAN berjumlah 1 sekolah dan MA Swasta
berjumlah 2 sekolah.2 Adapun SMA Negeri Semarang yang menjadi
tanggung jawab supervisinya yaitu SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 9
Semarang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Adapun sekolah yang menjadi tanggung jawab supervisi Drs.
Fandol berjumlah 35 sekolah dengan perincian sebagai berikut :
SMP N berjumlah 8 sekolah dan SMP Swasta berjumlah 6 sekolah ; MTs
Swasta berjumlah 5 sekolah ; SMA N berjumlah 1 sekolah dan SMA
Swasta berjumlah 5 sekolah ; SMK N berjumlah 2 sekolah dan SMK
Swasta berjumlah 7 sekolah ; dan MAN berjumlah 1 sekolah.3 Adapun
SMA Negeri Semarang yang menjadi tanggung jawab supervisinya adalah
SMA Negeri 12 Semarang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Sedangkan sekolah yang menjadi tanggung jawab supervisi Dra.
Andjarjati berjumlah 38 sekolah dengan perincian sebagai berikut :
SMP N berjumlah 7 sekolah dan SMP Swasta berjumlah 15 sekolah ; MTs
Negeri berjumlah 1 sekolah ; MTs Swasta berjumlah 4 sekolah ; SMA N
berjumlah 1 sekolah dan SMA Swasta berjumlah 5 sekolah ; SMK Swasta
berjumlah 4 sekolah ; dan MA Swasta berjumlah 1 sekolah.4 Adapun SMA
2 Dokumentasi data pembagian tugas pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang
tahun 2005. 3 Dokumentasi data pembagian tugas pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang
tahun 2005. 4 Dokumentasi data pembagian tugas pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang
tahun 2005.
39
Negeri Semarang yang menjadi tanggung jawab supervisinya adalah SMA
Negeri 10 Semarang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Latar belakang pendidikan pengawas PAI SMA Negeri Semrang.
Drs. Sudjadi mengawali pendidikannya di Sekolah Rakyat
Negeri Baleraksa yaitu di kota Purbaligga lulus tahun 1960. Setelah tamat
beliau melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri di
Purwokerto selama 6 tahun dan lulus tahun 1967. kemudian beliau
melanjutkan pendidikannya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, lulus tahun 1977.
Drs. Fandol mengawali pendidikannya di Sekolah Rakyat Negeri
di Kendal, lulus tahun 1961. Setelah tamat beliau melanjutkan ke
Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) Negeri di Salatiga selama 3
tahun dan lulus tahun 1964. kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di
Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) di Surakarta selama 2 tahun, lulus
tahun 1966. Beliau melanjutkan pendidikannya di Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, lulus tahun 1978.
Dra. Andjarjati memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Muhammadiyah Sragen, lulus tahun 1964. Setelah tamat beliau
melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP)
Muhammadiyah di Sragen selama 2 tahun dan lulus tahun 1966.
Kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di Pendidikan Guru Agama
Atas (PGAA) Negeri di Surakarta, lulus tahun 1973. Beliau melanjutkan
lagi pendidikannya yaitu Sarjana Muda di UII di Surakarta, lulus tahun
1977 dan kemudian sekolah lagi S1 di Fakultas Tarbiyah UII Surakarta,
lulus tahun 1988.
3. Pengalaman kerja pengawas PAI SMA Negeri Semarang menjadi guru
dan pengawas pendidikan agama Islam.
Sebelum menjadi pengawas PAI SMP / SMA/ SMK kota
Semarang, Drs. Sudjadi menjadi guru MTs di Wonosobo selama 6 tahun
(1968-1974), menjadi guru agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang
selama 10 tahun (1974-1984), penilik pendais Depag kota Semarang
40
selama 8 tahun (1984-1992), Kasubsi Bimbingan Pengajaran Depag kota
Semarang selama 3 tahun (1992-1995) dan terakhir menjadi pengawas
pendidikan agama Islam SMP/ SMA/ SMK kota Semarang dari tahun
1995 sampai sekarang (10 tahun).5
Sebelum menjadi pengawas PAI SMP / SMA/ SMK kota
Semarang, Drs. Fandol menjadi guru pendidikan agama Islam SMP di
Kendal selama 10 tahun (1967-1977), menjadi pengawas pendidikan
agama Islam di Kandepag Kab. Kendal selama 15 tahun (1977-1992),
pengawas pendais Kandepag Kab. Semarang selama 5 tahun (1992-1997),
dan terakhir menjadi pengawas pendidikan agama Islam SMP/ SMA/
SMK kota Semarang dari tahun 1997 sampai sekarang (8 tahun).6
Sebelum menjadi pengawas PAI SMP / SMA/ SMK kota
Semarang, Dra. Andjarjati menjadi guru MI di Sragen selama 5 tahun
(1966-1971), menjadi guru pendidikan agama Islam SD di Solo selama 10
tahun (1971-1981), menjadi guru pendidikan agama Islam di SMP Sragen
selama 1 tahun (1981-1982), menjadi kepala sekolah SMP di Sragen
selama 9 tahun (1982-1991), menjadi penilik pendais Kandepag di Sragen
selama 8 tahun (1989-1997), menjadi anggota legislative FKP Sragen
selama 2 tahun (1997-1999) dan terakhir menjadi pengawas pendidikan
agama Islam SMP/ SMA/ SMK kota Semarang dari tahun 1999 sampai
sekarang (6 tahun).7
B. Pelaksanaan Pengawasan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Semarang
1. Tugas-tugas Pengawas PAI SMA Negeri Semarang.
Bahwasanya supervisi pendidikan agama Islam merupakan
usaha-usaha bimbingan agar pelaksanaan dalam pengajaran pendidikan
5 Dokumentasi daftar riwayat hidup pengawas PAI Kandepag Kota Semarang tahun
2005. 6 Dokumentasi daftar riwayat hidup pengawas PAI Kandepag Kota Semarang tahun
2005. 7 Dokumentasi data pembagian tugas pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang
tahun 2005.
41
agama Islam sesuai dengan ketentuan kurikulum dan perencanaan
pembelajaran pendidikan agama Islam. Kegiatan pengawasan pendidikan
agama Islam tersebut diarahkan pada perbaikan dan pengembangan proses
belajar-mengajar yang lebih baik. Begitu juga dengan supervisi pendidikan
agama Islam di SMA Negeri Semarang, pengawas pendidikan agama
Islam SMA Negeri Semarang mempunyai tugas untuk mengadakan
supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang dalam
kegiatan yang bersifat teknis edukatif.
Supervisi teknis edukatif ini meliputi kurikulum pendidikan
agama Islam, proses belajar-mengajar, evaluasi / penilaian dan kegiatan
ekstra kurikuler yang bersifat keagamaan.8
a. Supervisi terhadap kurikulum pendidikan agama Islam, meliputi :
1). Kelengkapan dokumen kurikulum pendidikan agama Islam
termasuk GBPPnya
2). Kelengkapan buku paket pendidikan agama Islam (buku teks pokok
dan buku-buku penunjang)
b. Supervisi terhadap proses belajar-mengajar
1). Persiapan mengajar guru agama, yang meliputi :
a). Analisis materi pelajaran (AMP), bila diperlukan
b). Program satuan pelajaran
c). Rencana pengajaran/persiapan mengajar harian.
d). Buku-buku yang digunakan.
2). Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
3). Pemanfaatan sarana / alat dan media pembelajaran, yang mencakup
:
a). Sarana pokok (buku teks/buku penunjang)
b). Alat peraga (bila diperlukan)
c). Kondisi sarana yang ada
8 Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 51-55
42
d). Dampak alat bantu terhadap KBM.
4). Kemampuan dalam mengembangkan, yang meliputi pendekatan
belajar-mengajar dan metode belajar-mengajar pendidikan agama
Islam.
5). Penilaian / evaluasi proses dan hasil belajar siswa, yang mencakup :
a). Penilaian terhadap proses belajar
b). Penilaian terhadap hasil belajar
c). Feed back bagi guru pendidikan agama Islam.
c. Supervisi terhadap penilaian / evaluasi pendidikan agama Islam, yang
mencakup :
1). Penilaian yang dilakukan guru pendidikan agama Islam sesuai
dengan materi dan tujuan yang ingin dicapai atau tidak.
2). Penilain yang dilakukan guru pendidikan agama Islam relevan
dengan aspek yang ingin dikembangkan atau tidak.
3) Butir-butir soal yang diajukan telah sesuai dengan tingkat perkem
bangan siswa atau tidak.
4). Guru pendidikan agama Islam memiliki buku pedoman penilaian
sebagai sumber atau tidak.
d. Supervisi terhadap kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat keagamaan,
meliputi :
1). Dorongan kepala sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler keagamaan di SMA Negeri Semarang.
2). Peran guru dan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di
SMA Negeri Semarang.
3). Kegiatan ekstra kurikuler keagamaan yang dilaksanakan di SMA
Negeri Semarang .
4). Dampak positif dari kegiatan ekstra kurikuler keagamaan dan
kendala-kendalanya.
Oleh karena itu pengawasan pendidikan agama Islam di SMA
Negeri Semarang hendaknya dilaksanakan dengan perencanaan yang
matang.
43
2. Teknik-teknik yang digunakan pengawas PAI SMA Negeri Semarang.
Dalam melaksanakan tugas-tugas kepengawasan pendidikan
agama Islam di SMA Negeri Semarang, para pengawas pendidikan agama
Islam menggunakan beberapa teknik supervisi antara lain :
a. Kunjungan kelas (observasi kelas)
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh
supervisor / pengawas pendidikan agama Islam terhadap kelas-kelas
tertentu pada sekolah menengah atas (SMA) yang telah diprogramkan
untuk disupervisi. Kunjungan kelas dilakukan dalam rangka
memperoleh gambaran yang sebenarnya, tentang proses belajar-
mengajar yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dan para siswa
di kelas tersebut.9
Bapak Sudjadi dalam melaksanakan observasi kelas di SMA
Negeri 09 Semarang biasanya terlebih dahulu memberitahukan kepada
guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 09 Semarang. Ketika
observasi kelas Bapak Sudjadi mengikuti pelajaran pendidikan agama
Islam kurang lebih selama 15 menit dan mengambil tempat duduk di
belakang agar tidak membuyarkan perhatian siswa.10
Bapak Fandol dalam melaksanakan observasi kelas di SMA
Negeri 12 Semarang terlebih dahulu memberitahukan kepada guru
pendidikan agama Islam SMA Negeri 12 Semarang. Pada saat
observasi kelas Bapak Fandol mengikuti pelajaran pendidikan agama
Islam kurang lebih selama 15 menit dan mengambil tempat duduk di
belakang agar tidak membuyarkan perhatian siswa terhadap pelajaran
pendidikan agama Islam yang diajarkan guru.11
Ibu Andjarjati dalam melaksanakan observasi kelas di SMA
Negeri 10 Semarang biasanya tidak memberitahukan terlebih dahulu
9 Ibid., hlm. 38. 10 Hasil observasi di SMA Negeri 9 Semarang pada hari Rabu tanggal 12 Oktober
2005. 11 Hasil observasi di SMA Negeri 12 Semarang pada hari Kamis tanggal 27 Oktober
2005.
44
kepada guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 10 Semarang. Pada
waktu observasi kelas Ibu Andjarjati mengikuti pelajaran pendidikan
agama Islam kurang lebih selama 20 menit dan duduk di belakang agar
tidak mengganggu perhatian siswa.12
b. Kunjungan sekolah
Kunjungan sekolah adalah kunjungan pengawas / supervisor
pendidikan agama Islam ke SMA Negeri Semarang baik atas
permintaan kepala sekolah ataupun atas perintah ketua kelompok kerja
pengawas (ketua pokjawas) pendidikan agama Islam kota Semarang.
Kunjungan sekolah dimaksudkan untuk mengetahui sikap profesional
guru pendidikan agama Islam, kurikulum, dan kelengkapan sarana dan
prasarana pendidikan agama Islam.13
Bapak Sudjadi melakukan kunjungan sekolah jika diundang
oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Semarang. Biasanya kunjungan
sekolah ini berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi sekolah
berkenaan dengan guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 9
Semarang.14
Bapak Fandol juga melaksanakan kunjungan sekolah karena
permintaan Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Semarang. Biasanya
kunjungan sekolah ini berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi sekolah berkenaan dengan guru pendidikan agama Islam
SMA Negeri 12 Semarang.15
Ibu Andjarjati terkadang melakukan kunjungan sekolah
meskipun bukan karena permintaan Kepala Sekolah SMA Negeri 10
12 Hasil observasi di SMA Negeri 10 Semarang pada hari Selasa tanggal 15 November
2005. 13 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 40. 14 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 4 dan 9
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2005. 15 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 12 Semarang),
wawancara, Semarang, pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2005.
45
Semarang. Biasanya kunjungan sekolah ini berhubungan dengan
pendidikan agama Islam di SMA Negeri 10 Semarang.16
c. Wawancara
Salah satu teknik supervisi yang juga dilakukan pengawas
PAI SMA Negeri Semarang adalah wawancara. Wawancara atau temu
wicara dilakukan setelah kegiatan observasi kelas. Hal ini dilakukan
dalam rangka penilaian dari pembinaan atau mencari titik temu dalam
usaha pemecahan masalah.
Wawancara dapat dilaksanakan secara individual maupun
kelompok. Teknik individual digunakan apabila orang yang disupervisi
mempunyai masalah-masalah khusus atau bersifat sangat pribadi.
Dengan teknik ini para pengawas pendidikan agama Islam SMA
Negeri Semarang akan memperoleh kejelasan tentang :
1). Bermacam-macam masalah yang dihadapi guru pendidikan agama
Islam secara perseorangan atau individual.
2). Kemampuan guru pendidikan agama Islam dengan supervisor PAI
yang bersangkutan secara pribadi namun tetap dalam kasus konteks
pendidikan dan pengajaran agama Islam.
3). Hubungan guru pendidikan agama Islam dengan supervisor PAI
yang bersangkutan secara pribadi namun tetap dalam konteks
pendidikan dan pengajaran agama Islam.
Sedangkan teknik kelompok adalah teknik pelaksanaan
supervisi terhadap kelompok kerja guru (KKG) atau musyawarah guru
mata pelajaran (MGMP). Dalam teknik kelompok ini dapat dilakukan
melalui :
1). Rapat berkala dengan KKG atau MGMP
2). Diskusi-diskusi kelompok
3). Pertemuan-pertemuan tertentu baik formal maupun informal,
seperti orientasi, rapat kerja, dan penataran.17
16 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 10 Semarang),
wawancara, Semarang, pada hari Selasa tanggal 15 November 2005.
46
Bapak Sudjadi melaksanakan teknik wawancara secara
individual setelah kegiatan pelajaran agama di kelas selesai. Hal ini
dilakukan dalam rangka penilaian dari hasil observasi kelas dan
pembinaan untuk mencari titik temu dalam usaha pemecahan masalah.
Untuk teknik kelompok, Bapak Sudjadi melakukannya dalam KKG /
MGMP yang dilaksanakan satu semester sekali, diskusi-diskusi yang
diselenggarakan oleh sekolah yang mana waktunya tidak ditentukan
dan pertemuan-pertemuan seperti penataran guru pendidikan agama
Islam yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam yang
waktunya juga tidak ditentukan.18
Bapak Fandol melaksanakan teknik wawancara secara
individual setelah kegiatan pelajaran agama di kelas selesai. Hal ini
dilakukan dalam rangka penilaian dari hasil observasi kelas dan
pembinaan untuk mencari titik temu dalam usaha pemecahan masalah.
Untuk teknik kelompok, Bapak Fandol juga melakukannya dalam
KKG / MGMP yang dilaksanakan satu semester sekali, diskusi-diskusi
yang diselenggarakan oleh sekolah yang mana waktunya tidak
ditentukan dan pertemuan-pertemuan seperti penataran guru
pendidikan agama Islam yang diselenggarakan oleh Yayasan
Pendidikan Islam yang waktunya juga tidak ditentukan.19
Ibu Andjarjati melaksanakan teknik wawancara secara
individual juga setelah kegiatan pelajaran agama di kelas selesai. Hal
ini dilakukan dalam rangka penilaian dari hasil observasi kelas dan
pembinaan untuk mencari titik temu dalam usaha pemecahan masalah.
Untuk teknik kelompok, Ibu Andjarjati melakukannya dalam KKG /
MGMP yang dilaksanakan satu semester sekali, diskusi-diskusi yang
diselenggarakan oleh sekolah yang mana waktunya tidak ditentukan
17 Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 44-45. 18 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 4 dan 9
Semarang), wawancara pada hari dan tanggal yang sama. 19 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 12 Semarang),
wawancara pada hari dan tanggal yang sama.
47
dan pertemuan-pertemuan seperti penataran guru pendidikan agama
Islam yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam yang
waktunya juga tidak ditentukan.20
Dalam teknik kelompok ini supervisor dapat bertindak
sebagai pemakalah atau nara sumber. Bila diperlukan dapat pula
memanggil nara sumber / tenaga ahli atau pakar pendidikan maupun
pejabat struktural yang lain.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi PAI di SMA Negeri Semarang
Disamping itu pengawas PAI dalam melaksanakan pengawasan
pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang juga melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
Sebelum melaksanakan supervisi, para pengawas PAI SMA
Negeri Semarang terlebih dahulu menyusun perencanaan / program,
baik itu program tahunan (PROTA) maupun program semester
(PROMES). Yang mana di dalam PROTA / PROMES kegiatannya
meliputi :
1). menilai hasil belajar / bimbingan siswa dan kemampuan guru,
2). mengumpulkan dan mengolah SDP, PBM dan lingkungan
madrasah / sekolah,
3). mengumpulkan analisa belajar guru pendidikan agama Islam dan
sumber daya pendidikan (SDP),
4). melaksanakan pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di
madrasah,
5). menyusun hasil evaluasi dan hasil pengawasan ,
6). melaksanakan pembinaan madrasah selain proses belajar mengajar,
7). melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran.
Adapun program tahunan yang dibuat Drs. Sudjadi, bulan
Juli dan Januari diprogramkan untuk menyusun program-program
20 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA N 10 Semarang),
wawancara pada hari dan tanggal yang sama.
48
sekolah / madrasah, menilai hasil belajar / bimbingan siswa dan
kemampuan guru dilakukan pada bulan Agustus dan Februari, pada
bulan September, Oktober, April dan Mei diprogramkan untuk
mengumpulkan dan mengolah sumber daya pendidikan, proses belajar
mengajar, dan lingkungan madrasah, mengumpulkan analisa belajar,
GPAI dan sumber daya pendidikan diprogramkan pada bulan
September, Oktober, November, Maret, April, dan Mei, melaksanakan
pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di madrasah
diprogramkan pada bulan September, Oktober, November, Desember,
Februari, Maret, April, dan Mei, menyusun hasil evaluasi dan hasil
pengawasan diprogramkan pada bulan Oktober, November, Desember,
Maret, April, dan Mei; melaksanakan pembinaan madrasah selain
proses belajar mengajar diprogramkan pada bulan Oktober, November,
Desember, Maret, April, dan Mei; kemudian melaksanakan evaluasi
hasil pengamatan per mata pelajaran diprogramkan pada bulan
Desember dan Juni.21
Dalam program semester I tahun ajaran 2005/2006, Drs.
Sudjadi memprogramkan menilai hasil belajar / bimbingan siswa pada
minggu ke 1 dan 4 bulan Juli; mengumpulkan dan mengolah sumber
daya pendidikan, proses belajar mengajar dan lingkungan madrasah
diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan Agustus,
mengumpulkan analisa belajar, GPAI dan sumber daya pendidikan
diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan September;
melaksanakan pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di
Madrasah diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan Juli, minggu ke
1,2,3 dan 4 bulan Agustus, September, Oktober, November; menyusun
hasil evaluasi dan hasil pengawasan diprogramkan pada minggu ke 3
dan 4 bulan November dan minggu ke 1 bulan Desember;
melaksanakan pembinaan madrasah selain proses belajar mengajar
21 Sudjadi, Program Tahunan Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006.
49
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan September dan minggu
ke 1 bulan Oktober dan minggu ke 1 dan 2 bulan Desember;
melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan November dan minggu
ke 1 dan 2 bulan Desember.22
Kemudian untuk persiapan supervisi kunjungan kelas ke
SMA Negeri Semarang (SMA Negeri 4 dan 9 Semarang) Drs. Sudjadi
menyiapkan instrumen supervisi menilai hasil belajar / bimbingan
siswa dan kemampuan guru yang digunakan untuk merekam hasil
observasi / kunjungan kelas.23
Sedangkan program tahunan yang dibuat Drs. Fandol,
memprogramkan bulan Juli dan Januari untuk menyusun program-
program sekolah / madrasah, menilai hasil belajar / bimbingan siswa
dan kemampuan guru dilakukan pada bulan Agustus dan Februari,
pada bulan September, Oktober, April dan Mei diprogramkan untuk
mengumpulkan dan mengolah sumber daya pendidikan, proses belajar
mengajar, dan lingkungan madrasah, mengumpulkan analisa belajar,
GPAI dan sumber daya pendidikan diprogramkan pada bulan
September, Oktober, November, Maret, April, dan Mei, melaksanakan
pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di madrasah
diprogramkan pada bulan September, Oktober, November, Desember,
Februari, Maret, April, dan Mei, menyusun hasil evaluasi dan hasil
pengawasan diprogramkan pada bulan Oktober, November, Desember,
Maret, April, dan Mei; melaksanakan pembinaan madrasah selain
proses belajar mengajar diprogramkan pada bulan Oktober, November,
Desember, Maret, April, dan Mei; kemudian melaksanakan evaluasi
22 Sudjadi, Program Semester I Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006. 23 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 4 dan 9
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2005.
50
hasil pengamatan per mata pelajaran diprogramkan pada bulan
Desember dan Juni.24
Untuk program semester I tahun ajaran 2005/2006, Drs.
Fandol memprogramkan menilai hasil belajar / bimbingan siswa pada
minggu ke 1 dan 4 bulan Juli; mengumpulkan dan mengolah sumber
daya pendidikan, proses belajar mengajar dan lingkungan madrasah
diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan Agustus,
mengumpulkan analisa belajar, GPAI dan sumber daya pendidikan
diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan September;
melaksanakan pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di
Madrasah diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan Juli, minggu ke
1,2,3 dan 4 bulan Agustus, September, Oktober, November; menyusun
hasil evaluasi dan hasil pengawasan diprogramkan pada minggu ke 3
dan 4 bulan November dan minggu ke 1 bulan Desember;
melaksanakan pembinaan madrasah selain proses belajar mengajar
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan September dan minggu
ke 1 bulan Oktober dan minggu ke 1 dan 2 bulan Desember;
melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan November dan minggu
ke 1 dan 2 bulan Desember.25
Kemudian untuk persiapan supervisi kunjungan kelas ke
SMA Negeri Semarang (SMA Negeri 12 Semarang) Drs. Fandol
menyiapkan instrumen supervisi menilai hasil belajar / bimbingan
siswa dan kemampuan guru yang digunakan untuk merekam hasil
observasi / kunjungan kelas.26
Kemudian program tahunan Dra. Andjarjati,
memprogramkan bulan Juli dan Januari untuk menyusun program-
24 Fandol, Program Tahunan Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006. 25 Fandol, Program Semester I Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006. 26 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 12
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2005.
51
program sekolah / madrasah, menilai hasil belajar / bimbingan siswa
dan kemampuan guru dilakukan pada bulan Agustus dan Februari,
pada bulan September, Oktober, April dan Mei diprogramkan untuk
mengumpulkan dan mengolah sumber daya pendidikan, proses belajar
mengajar, dan lingkungan madrasah, mengumpulkan analisa belajar,
GPAI dan sumber daya pendidikan diprogramkan pada bulan
September, Oktober, November, Maret, April, dan Mei, melaksanakan
pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di madrasah
diprogramkan pada bulan September, Oktober, November, Desember,
Februari, Maret, April, dan Mei, menyusun hasil evaluasi dan hasil
pengawasan diprogramkan pada bulan Oktober, November, Desember,
Maret, April, dan Mei; melaksanakan pembinaan madrasah selain
proses belajar mengajar diprogramkan pada bulan Oktober, November,
Desember, Maret, April, dan Mei; kemudian melaksanakan evaluasi
hasil pengamatan per mata pelajaran diprogramkan pada bulan
Desember dan Juni.27
Untuk program semester I tahun ajaran 2005/2006, Dra.
Andjarjati memprogramkan menilai hasil belajar / bimbingan siswa
pada minggu ke 1 dan 4 bulan Juli; mengumpulkan dan mengolah
sumber daya pendidikan, proses belajar mengajar dan lingkungan
madrasah diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan Agustus,
mengumpulkan analisa belajar, GPAI dan sumber daya pendidikan
diprogramkan pada minggu ke 1,2,3 dan 4 bulan September;
melaksanakan pembinaan kepada GPAI dan tenaga lainnya di
Madrasah diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan Juli, minggu ke
1,2,3 dan 4 bulan Agustus, September, Oktober, November; menyusun
hasil evaluasi dan hasil pengawasan diprogramkan pada minggu ke 3
dan 4 bulan November dan minggu ke 1 bulan Desember;
melaksanakan pembinaan madrasah selain proses belajar mengajar
27 Andjarjati, Program Tahunan Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006.
52
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan September dan minggu
ke 1 bulan Oktober dan minggu ke 1 dan 2 bulan Desember;
melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran
diprogramkan pada minggu ke 3 dan 4 bulan November dan minggu
ke 1 dan 2 bulan Desember. 28
Kemudian untuk persiapan supervisi kunjugan kelas ke SMA
Negeri Semarang (SMA Negeri 10 Semarang) Drs. Andjarjati
menyiapkan instrumen supervisi menilai hasil belajar / bimbingan
siswa dan kemampuan guru yang digunakan untuk merekam hasil
observasi / kunjungan kelas.29
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan pengawasan pendidikan agama Islam di
SMA Negeri Semarang, pengawas menciptakan suasana kekerabatan
dengan guru PAI yang akan disupervisi, berbeda dengan seseorang
yang akan menginspeksi. Sedapat mungkin pengawas PAI berusaha
menciptakan suasana akrab dan keterbukaan, sehingga guru agama
yang akan disupervisi mengemukakan hal-hal sesungguhnya, yang
berguna sebagai bahan masukan untuk pembinaan.
Sebelum melakukan observasi kelas, Drs. Sudjadi (pengawas
PAI SMA N 9 Semarang) menemui dan berdialog keakraban dengan
guru PAI SMA N 9 Semarang yaitu Bapak M. Latif. Drs. Sudjadi
menanyakan materi / bahan apa yang akan diajarkan, bagaimana
keadaan para siswa dan sikap mereka terhadap mata pelajaran
pendidikan agama Islam, bagaimana prestasi belajar siswa, persiapan
apa yang telah dilakukan, alat peraga apa yang digunakan, metode apa
yang akan digunakan, termasuk meminta program-program atau
persiapan-persiapan yang telah di buat oleh Bapak M. Latif sebelum
mengajar. Hal ini juga dinyatakan oleh Bapak M. Latif, bahwa
28 Andjarjati, Program Semester I Pengawas Pendidikan Agama Islam Kota Semarang
tahun pelajaran 2005/2006. 29 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 10
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 14 November 2005.
53
sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung Bapak Sudjadi terlebih
dahulu menanyakan dan melihat persiapan apa saja yang telah dibuat
untuk mengajar di kelas.30 Pada waktu observasi kelas, Drs. Sudjadi
duduk di bagian belakang dan ini berlangsung selama 15 menit. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mengganggu atau membuyarkan perhatian
siswa terhadap pelajaran agama yang dihadapi.31
Sebelum melakukan observasi kelas, Drs. Fandol (pengawas
PAI SMA N 9 Semarang) terlebih dahulu juga menemui dan berdialog
keakraban dengan guru PAI SMA N 12 Semarang yaitu Bapak Subadi.
Drs. Fandol menanyakan materi / bahan apa yang akan diajarkan,
bagaimana keadaan para siswa dan sikap mereka terhadap mata
pelajaran pendidikan agama Islam, bagaimana prestasi belajar siswa,
persiapan apa yang telah dilakukan, alat peraga apa yang digunakan,
metode apa yang akan digunakan, termasuk meminta program-
program atau persiapan-persiapan yang telah di buat oleh Bapak
Subadi sebelum mengajar. Hal ini juga dinyatakan oleh Bapak Subadi,
bahwa sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung Bapak Fandol
terlebih dahulu menanyakan dan melihat persiapan apa saja yang telah
dibuat untuk mengajar di kelas.32 Pada waktu observasi kelas, Drs.
Fandol mengambil tempat duduk di bagian belakang dan ini
berlangsung kurang lebih selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan agar
tidak mengganggu atau membuyarkan perhatian siswa terhadap
pelajaran agama yang sedang berlangsung.33
Sebelum melakukan observasi kelas, Dra. Andjarjati
(pengawas PAI SMA N 10 Semarang) terlebih dahulu juga menemui
dan berdialog keakraban dengan guru PAI SMA N 10 Semarang yaitu
30 M. Latif, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 9 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2005. 31 Hasil Observasi di SMA Negeri 9 Semarang pada hari Rabu tanggal 12 Oktober
2005. 32 Subadi, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 12 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2005. 33 Hasil Observasi di SMA Negeri 12 Semarang pada hari Kamis tanggal 27 Oktober
2005.
54
Bapak Achmad Fadlol. Dra. Andjarjati menanyakan materi / bahan apa
yang akan diajarkan, bagaimana keadaan para siswa dan sikap mereka
terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, bagaimana prestasi
belajar siswa, persiapan apa yang telah dilakukan, alat peraga apa yang
digunakan, metode apa yang akan digunakan, termasuk meminta
program-program atau persiapan-persiapan yang telah di buat oleh
Bapak Fadlol sebelum mengajar. Hal ini juga dinyatakan oleh Bapak
Fadlol, bahwa sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung Ibu
Andjarjati terlebih dahulu menanyakan dan melihat persiapan apa saja
yang telah dibuat untuk mengajar di kelas.34 Pada waktu observasi
kelas, Dra. Andjarjati duduk di bagian belakang dan ini berlangsung
kurang lebih selama 20 menit. Hal ini dimaksudkan agar tidak
mengganggu atau membuyarkan perhatian siswa.35
c. Penilaian
Sesudah kegiatan belajar-mengajar berlangsung, Bapak M.
Latif menemui Bapak Sudjadi dan terjadi wawancara keakraban
berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung
ataupun jika ada masalah yang dihadapi oleh Bapak M. Latif dalam
mengajar. Disinilah penilaian terhadap kemampuan guru khususnya
Bapak M. Latif terjadi. Drs. Sudjadi mengisi instrumen supervisi
(menilai hasil belajar / bimbingan siswa dan kemampuan guru) yang
mana di bawahnya dicantumkan pula saran-saran untuk Bapak M.
Latif untuk perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya. Bapak
Sudjadi dalam memberikan nilai kepada Bapak M. Latif dengan nilai
minimal B, karena menurutnya Bapak M. Latif adalah seorang guru
yang cukup profesioanl.36 Bapak M. Latif juga menambahkan bahwa
dalam penilaian Bapak Sudjadi memberikan penilaian yang
34 Achmad Fadlol, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 10 Semarang,
wawancara, Semarang, pada hari Selasa tanggal 15 November 2005. 35 Hasil Observasi di SMA Negeri 10 Semarang pada hari Selasa tanggal 15 November
2005. 36 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 4 dan 9
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2005.
55
memuaskan dan dalam memberikan saran tidak seperti menginspeksi
tetapi sebagai rekan kerja.37
Dan di SMA Negeri 12 Semarang, Bapak Subadi sebagai
guru pendidikan agama Islam setelah kegiatan belajar mengajar selesai
menemui Bapak Fandol dan terjadi wawancara keakraban berkenaan
dengan kegiatan belajar mengajar yang telah berlangsung ataupun jika
ada masalah yang dihadapi oleh Bapak Subadi dalam mengajar.
Disinilah penilaian terhadap kemampuan guru yaitu Bapak Subadi
terjadi. Drs. Fandol mengisi instrumen supervisi (menilai hasil belajar /
bimbingan siswa dan kemampuan guru) yang mana di bawahnya
dicantumkan pula saran-saran untuk Bapak Subadi untuk perbaikan
proses belajar mengajar selanjutnya. Bapak Fandol dalam memberikan
nilai kepada Bapak Subadi juga dengan nilai minimal B, karena
menurutnya guru agama di SMA Negeri Semarang sudah baik dalam
mengajar / profesioanl.38 Bapak Subadi juga menambahkan bahwa
dalam penilaian Bapak Fandol memberikan penilaian yang baik dan
bertindak sebagai rekan kerja.39
Sedangkan di SMA Negeri 10 Semarang, Bapak Fadlol
sebagai guru pendidikan agama Islam setelah kegiatan belajar
mengajar selesai menemui Ibu Andjarjati dan terjadi wawancara
keakraban berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar yang telah
berlangsung ataupun jika ada masalah yang dihadapi oleh Bapak
Fadlol dalam mengajar. Disinilah penilaian terhadap kemampuan guru
yaitu Bapak Fadlol terjadi. Dra. Andjarjati mengisi instrumen supervisi
(menilai hasil belajar / bimbingan siswa dan kemampuan guru) yang
mana di bawahnya dicantumkan pula saran-saran untuk Bapak Fadlol
untuk perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya. Ibu Andjarjati
37 M. Latif, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 9 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2005. 38 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 12
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2005. 39 Subadi, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 12 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2005.
56
dalam memberikan nilai kepada Bapak Fadlol dengan nilai minimal B,
karena menurutnya seorang guru agama di sekolah negeri Semarang
cukup profesioanl.40 Bapak Fadlol juga menambahkan bahwa dalam
penilaian Ibu Andjarjati memberikan penilaian yang memuaskan dan
dalam memberikan saran tidak pernah menyakiti perasaannya.41
Penilaian terhadap proses dilakukan pada saat kegiatan
supervisi PAI berjalan dan penilaian terhadap hasil dilakukan pada
akhir kegiatan supervisi PAI tersebut. Sedangkan pada akhir semester
atau akhir tahun pelajaran penilaian dilakukan secara menyeluruh.
4. Sarana dan Prasarana
Keberhasilan atau tercapainya suatu tujuan di dukung pula oleh
adanya sarana dan prasarana yang memadai, begitu juga dengan supervisi
pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang. Adapun sarana dan
prasarana yang digunakan oleh Bapak Sudjadi pengawas PAI SMA Negeri
09 Semarang antara lain alat transportasi (kendaraan) milik pribadi, buku-
buku pedoman supervisi baik dari Depag maupun milik sendiri, dan
instrumen-instrumen supervisi yang dibuat oleh ketua pokjawas.42
Dan sarana dan prasarana yang digunakan oleh Bapak Fandol
pengawas PAI SMA Negeri 12 Semarang yaitu alat transportasi
(kendaraan) milik pribadi, buku-buku pedoman supervisi baik dari Depag
maupun milik sendiri, dan instrumen-instrumen supervisi yang dibuat oleh
ketua pokjawas.43
Begitu juga dengan sarana dan prasarana yang digunakan oleh
Ibu Andjarjati pengawas PAI SMA Negeri 10 Semarang yaitu alat
transportasi (kendaraan) milik pribadi, buku-buku pedoman supervisi baik
40 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 10
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 14 November 2005. 41 Achmad Fadlol, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 10 Semarang,
wawancara, Semarang, pada hari Selasa tanggal 15 November 2005. 42 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 9 dan 4
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2005. 43 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 12
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2005.
57
dari Depag maupun milik sendiri, dan instrumen-instrumen supervisi yang
dibuat oleh ketua pokjawas.44
5. Waktu pelaksanaan supervisi PAI di SMA Negeri Semarang
Dalam pelaksanaan supervisi PAI, Bapak Sudjadi melakukan
supervisi ke sekolah-sekolah yang menjadi tanggung jawab supervisinya
dalam 1 semester sebanyak 18 minggu. Dan supervisi PAI di SMA Negeri
9 Semarang sebanyak dua kali dalam satu semester.45 Bapak M. Latif
menyatakan bahwa Bapak Sudjadi hanya melakukan kunjungan kelas
(supervisi kelas) satu kali dalam satu semester di SMA Negeri 09
Semarang dan satu kali kunjungan sekolah.46
Bapak Fandol melakukan supervisi ke sekolah-sekolah yang
menjadi tanggung jawab supervisinya dalam 1 semester sebanyak 18
minggu. Dan supervisi PAI di SMA Negeri 12 Semarang hanya satu kali
dalam satu semester.47 Bapak Subadi menyatakan bahwa Bapak Fandol
hanya melakukan kunjungan kelas (observasi kelas) satu kali dalam satu
semester di SMA Negeri 12 Semarang.48
Dan Ibu Andjarjati melakukan supervisi ke sekolah-sekolah yang
menjadi tanggung jawab supervisinya dalam 1 semester juga sebanyak 18
minggu. Dan supervisi PAI di SMA Negeri 10 Semarang dua kali dalam
satu semester.49 Bapak Fadlol menyatakan bahwa Ibu Andjarjati hanya
melakukan kunjungan kelas (observasi kelas) satu kali dalam satu
semester di SMA Negeri 10 Semarang dan satu kali kunjungan sekolah.50
44 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 10
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 14 November 2005. 45 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 4 dan 9
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2005. 46 M. Latif, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 9 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2005. 47 Fandol, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 12
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 10 Oktober 2005. 48 Subadi, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 12 Semarang, wawancara,
Semarang, pada hari Kamis tanggal 27 Oktober 2005. 49 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/SMA/SMK Kota Semarang (SMA Negeri 10
Semarang), wawancara, Semarang, pada hari Senin tanggal 14 November 2005. 50 Achmad Fadlol, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 10 Semarang,
wawancara, Semarang, pada hari Selasa tanggal 15 November 2005.
58
C. Problematika yang Dihadapi oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam
dalam Kepengawasan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Semarang
1. Terbatasnya jumlah tenaga pengawas pendidikan agama Islam
Hal ini terlihat dari banyaknya tanggung jawab seorang
pengawas pendidikan agama Islam terhadap sekolah yang harus
disupervisi yaitu antara 35 sampai 36 sekolah untuk tiap orang pengawas.
2. Waktu pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri
Semarang
Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA
Negeri Semarang, pengawas PAI kurang melakukan kunjungan ke SMA
Negeri Semarang. Pengawas pendidikan agama Islam hanya melaksanakan
supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri Semarang satu kali
dalam satu semester untuk observasi kelas.51
3. Sarana dan prasarana yang terbatas
Sarana dan prasarana yang digunakan pengawas pendidikan
agama Islam SMA Negeri Semarang dalam melaksanakan pengawasan di
SMA Negeri Semarang sangat terbatas. Adapun sarana yang digunakan
pengawas PAI SMA Negeri Semarang untuk mendukung kepengawasan
PAI di SMA Negeri Semarang meliputi alat transportasi yang diusahakan
sendiri (milik pribadi), buku-buku supervisi yang terbatas dan instrumen-
instrumen supervisi yang dibuat oleh ketua pokjawas PAI.52
4. Dana operasioanal pembinaan terbatas
Selama ini tidak ada anggaran khusus dari Departemen Agma
untuk pembinaan guru-guru pendidikan agama Islam. Sehingga untuk
51 M. Latif, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 9 Semarang, wawancara, pada
hari dan tanggal yang sama. 52 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari
Senin tanggal 10 Oktober 2005.
59
melaksanakan supervisi yang bersifat kelompok seperti penataran maupun
seminar tidak ada dananya.53
D. Solusi yang Dilakukan Pengawas Pendidikan Agama Islam untuk
Mengatasi Problematika dalam Kepengawasan PAI di SMA Negeri
Semarang
1. Terbatasnya jumlah tenaga pengawas pendidikan agama Islam
Berkaitan dengan terbatasnya jumlah tenaga pengawas
pendidikan agama Islam, usaha yang dilakukan pengawas pendidikan
agama Islam adalah dengan pembinaan kepada guru pendidikan agama
Islam secara kelompok yaitu melalui kelompok kerja guru (KKG) maupun
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).54 Selain itu pengawas PAI
juga membuat jadwal sekolah yang disupervisi sehingga supervisi dapat
berjalan sesuai rencana.
2. Waktu pelaksanaan supervisi pendidikan agama Islam di SMA Negeri
Semarang
Pengawas pendidikan agama Islam menyadari bahwa waktu
kunjungan supervisi ke SMA Negeri Semarang masih kurang dan
pengawas pendidikan agama Islam berusaha untuk tetap berkomunikasi
baik dengan kepala sekolah ataupun guru pendidikan agama Islam SMA
Negeri Semarang di luar jam sekolah.55
3. Sarana dan prasarana yang terbatas
Pengawas pendidikan agama Islam mencoba memanfaatkan
sarana dan prasarana yang telah ada secara maksimal dan menambah
53 Fandol, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari dan
tanggal yang sama 54 Fandol, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari dan
tanggal yang sama. 55 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari
dan tanggal yang sama
60
sendiri sarana yang mendukung pelaksanaan supervisi pendidikan agama
Islam di SMA Negeri Semarang.56
4. Dana operasional pembinaan yang terbatas
Berkenaan dengan dana operasional pembinaan yang terbatas
pengawas pendidikan agama Islam berupaya untuk menggunakan dana
yang ada secara maksimal.57
56 Sudjadi, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari
dan tanggal yang sama
57 Andjarjati, Pengawas PAI SMP/ SMA/ SMK Kota Semarang, wawancara, pada hari dan tanggal yang sama.
61