bab iii objek dan metode penelitian 3.1 objek...
TRANSCRIPT
34
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak
terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban
pajak pertambahan nilai pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying. Adapun
yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independent variable
(X) adalah pemeriksaan pajak yang terdiri dari perencanaan pemeriksaan,
pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kemudian menjadi
variabel terikat atau dependent variable (Y) ialah kepatuhan pengusaha kena
pajak yang terdiri dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan
untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam
perhitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan dalam pembayaran
tunggakan
Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengusaha
kena pajak yang terdaftar di KPP Cibeunying yang terletak di pusat kota Bandung,
maka dari itu yang akan dianalisis adalah yang berhubungan dengan pengaruh
pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada KPP
Cibeunying.
Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka
menurut Husein Umar (2008: 45) metode penelitian yang digunakan adalah cross
sectional method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam
35
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)
dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi
dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di
lapangan
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi
Arikunto (2010:8) pengertian penelitian deskriptif dan peneltian verifikatif, yaitu:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif
pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data dilapangan.
Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran
secara keseluruhan mengenai pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying. Sedangkan penelitian verifikatif
bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian verifikatif ini untuk menguji
pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada KPP
Cibeunying.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka
36
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut
Sugiyono (2010: 11) yang dimaksud dengan metode survey adalah:
Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel
yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antara variabel
sosiologis maupun psikologis.
3.2.2 Operasionalisasi variabel
Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel ke
dalam konsep teori dari variabel yang diteliti, indikator, ukuran dan skala yang
bertujuan untuk mendefinisikan dan mengukur variabel. Berdasarkan objek
penelitian yang telah dikemukakan di atas diketahui bahwa variabel yang dikaji
dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak pada KPP Cibeunying sebagai
variabel independen/variabel bebas (X). Variabel tersebut dicari bagaimana
pengaruhnya terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak sebagai variabel
dependen/variabel terikat (Y).
Data yang diperoleh dari jawaban responden disusun dengan
menggunakan metode skala semantic differential sebagai berikut:
Bad |_____|_____|_____|_____|_____|_____|_____| Good
Responden diberi keleluasaan memberikan penilaian/tanggapan sesuai
dengan keinginannya. Skala data dengan menggunakan semantic differential ini
memiliki skala interval.Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang
diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
37
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No
Item
Pemeriksaan
Pajak (X)
Rencana
Pemeriksaan Pengumpulan
data wajib
pajak
Tingkat
pengumpulan
data wajib
pajak yang
akurat
Interval
1
Penyusunan
profil wajib
pajak
Tingkat
penyusunan
profil wajib
pajak
Interval 2
Proses
Pemeriksaan Pemahaman
SPT lengkap
Tingkat
pemahaman
SPT lengkap
Interval
3
Melakukan
pencatatan
sesuai fakta
Tingkat
melakukan
pencatatan
sesuai fakta
Interval
4
Implementasi
pemenuhan
atau
pelaksanaan
kewajiban
perpajakan
oleh wajib
pajak
Tingkat
implementasi
pemenuhan
atau
pelaksanaan
kewajiban
perpajakan
oleh wajib
pajak
Interval
5
Hasil
Pemeriksaan Pemberitahuan
hasil
pemeriksaan
Tingkat
pemberitahuan
hasil
pemeriksaan
pajak
Interval 6
Kejelasan
laporan
pemeriksaan
pajak
Tingkat
kejelasan
laporan
pemeriksaan
pajak
Interval 7
Kepatuhan Kepatuhan Waktu Tingkat Interval 8
38
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pajak (Y) wajib pajak
dalam
mendaftarka
n diri
mendaftarkan
diri untuk
mendapatkan
Nomor Pokok
Wajib Pajak
(NPWP)
mendaftarkan
diri untuk
mendapatkan
Nomor Pokok
Wajib Pajak
(NPWP) tepat
waktu
Waktu
melaporkan
atau
mendaftarkan
usahanya
untuk
dikukuhkan
sebagai
Pengusaha
Kena Pajak
(PKP)
Tingkat
melaporkan
atau
mendaftarkan
usahanya
untuk
dikukuhkan
sebagai
Pengusaha
Kena Pajak
(PKP) tepat
waktu
Interval 9
Kepatuhan
untuk
menyetorka
n kembali
Surat
Pemberitahu
an (SPT)
Kebenaran
pengisian SPT
Tingkat
kebenaran
pengisian SPT
Interval 10
Kelengkapan
pengisian SPT
Tingkat
kelengkapan
pengisian SPT
Interval 11
Kejelasan
pengisian SPT
Tingkat
kejelasan
pengisian SPT
Interval 12
Waktu
melaporkan
SPT tepat
waktu
Tingkat waktu
melaporkan
SPT tepat
waktu
Interval 13
Kepatuhan
dalam
perhitungan
dan
pembayaran
pajak
terutang
Waktu
pembayaran
pajak tepat
waktu
Tingkat
pembayaran
pajak tepat
waktu
Interval 14
Keyakinan
perhitungan
pajak terutang
secara benar
Tingkat
keyakinan
perhitungan
pajak terutang
secara benar
Interval 15
Menerima
bukti
pembayaran
Tingkat
menerima
bukti
Interval 16
39
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pajak pembayaran
pajak
Kepatuhan
dalam
pembayaran
tunggakan
Kesalahan
pengisian SPT
Tingkat
kesalahan
pengisian SPT
Interval 17
Waktu
membayar
sanksi
administrasi
berupa
denda,bunga
atau kenaikan
Tingkat
membayar
sanksi
administrasi
berupa denda,
bunga atau
kenaikan tepat
waktu
Interval 18
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan variabel yang diteliti. Sumber data adalah subjek dari mana data yang
diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010: 129). Berdasarkan jenis dan sumbernya
dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan sekunder. Menurut Asep Hermawan
(2006: 168) mengatakan bahwa:
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan
metode pengumpulan data beberapa survei ataupun observasi.
Data Sekunder menurut Husein Umar (2002: 84), “Data yang diperoleh
dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain atau data yang sudah tersedia
sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur,
artikel dan jurnal ilmiah.”
Sedangkan menurut Asep Hermawan (2006: 168) Data Sekunder adalah
”Struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan
40
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”. Data yang dipergunakan dalam penelitian
ini yaitu data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui jenis dan sumber data
yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
Data Penelitian Sumber Data Jenis Data
Realisasi penerimaan
dalam negeri tahun
2008-2010
www.anggaran.depkeu.go.id
Sekunder
Jangka Waktu
Penyerahan Spt Dan
Pembayaran Pajak
www.stanpajak.blogspot.com Sekunder
Tingkat kepatuhan
melaporkan SPT pajak
di Indonesia
detikFinance
(06 Maret 2011)
Sekunder
Kondisi tingkat
kepatuhan wajib pajak
di Jawa Barat (JABAR)
Tribun, 17 Maret 2011 Sekunder
Jumlah Wajib Pajak
Terdaftar Pada KPP
Cibeunying
Tahun 2007-2010
Kantor Pelayanan Pajak
(Cibeunying)
10 Oktober 2011
Sekunder
Tingkat kepatuhan
wajib pajak badan di
Indonesia
www.bisnis.vivanews.com
(30 September 2011)
Sekunder
Penyampaian SPT
Tahunan
Media Indonesia, 06 April
2010
Sekunder
Tingkat Kepatuhan
Pengusaha Kena Pajak
di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama
Cibeunying Bandung
Kantor Pelayanan Pajak
(Cibeunying)
10 Oktober 2011
Sekunder
Data penyampaian SPT
tahunan pengusaha kena
pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak
Pratama Cibeunying
periode 2007-2010.
Kantor Pelayanan Pajak
(Cibeunying)
10 Oktober 2011
Sekunder
Sumber : Diolah dari berbagai data 2011
41
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel
3.2.4.1 Populasi
Didalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan
langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan
elemen-elemen dalam objek penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengambil
keputusan untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono (2010: 115) “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila sebuah
hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah para pengusaha kena pajak pada KPP Cibeunying
dengan jumlah N= 6.990 orang pada tahun 2010. Ukuran populasi tersebut,
diperoleh dari hasil observasi pada minggu pertama bulan Oktober 2011 di KPP
Cibeunying
42
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.4.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131) “Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari
populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua
populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
1. Keterbatasan biaya
2. Keterbatasan tenaga
3. Keterbatasan waktu yang tersedia.
Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek
populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili
yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 116):
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar
representatif.
Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap
subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel,
digunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2008: 141), yakni ukuran sampel yang
merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelongaran
ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan.
43
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun
rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran populasi
e : Kelonggaran ketidaktelitian karen kesalahan sampel yang dapat ditolerir
(e = 0,1)
Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah
sebagai berikut :
𝑛 =6990
1 + 6990 (0,1)2
𝑛 =6990
70,9
𝑛 = 98,5 ≈ 99 (hasil pembulatan)
Jadi jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 99 orang.
3.2.4.3 Teknik Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat
diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Sugiyono (2010:
116) “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling
44
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik tertentu.
Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 111) teknik pengambilan sampel harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar
dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut Margono (2009: 11) teknik sampling jenis purposive sampling, peneliti
melakukan pengambilan sampel secara acak atau sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang dilakukan.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi
penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2010: 61) purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini
meliputi:
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku, makalah, situs web-site, majalah guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari program layanan
unggulan dan Kepatuhan pengusaha kena pajak.
45
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Wawancara, sebagai cara untuk memperoleh data yang dibutuhkan
langsung dari sumber yang bersangkutan.
3. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan
tertulis kepada responden yaitu pengusaha kena pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying. Dalam kuesioner ini penulis
mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran
indikator dari variabel (X) pemeriksaan pajak dan Variabel (Y) Kepatuhan
pengusaha kena pajak Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah
disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling
tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:
a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.
b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai
dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya
memilih jawaban yang tersedia.
c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian
ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala
interval.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang
diteliti yang terdiri dari pelayanan prima dan kepatuhan pengusaha kena pajak
46
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Studi literatur tersebut disapat dari berbagai sumber, yaitu: a) Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Cibeunying; b) Perpustakaan,UPI, Perputakaan
UNPAD, dan Perpustakaan Widyatama; c) Skripsi; d) Jurnal pajak; e) Media
cetak (majalah); dan f) media Elektronik (Internet).
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Suatu instrumen yang sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Menurut Kusnendi (2008: 94) mengatakan bahwa “validitas
menunjukan kemampuan instrumen penelitian mengukur dengan tepat atau benar
apa yang hendak diukur”. Untuk memperoleh instrumen yang valid harus
diperhatikan langkah-langkah dalam menyusun instrumen, yaitu memecah
variabel menjadi sub variabel dan indikator, setelah itu memasukannya ke dalam
butir-butir pertanyaan.
Apabila langkah tersebut dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa
instrumen tersebut memiliki validitas yang logis. Dikatakan logis karena validitas
ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga
menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. (Suharsimi
Arikunto, 2010: 145). Menurut Sugiyono (2010: 172), “Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”.
47
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Suharsimi Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang vaid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berati memiliki validitas yang rendah.
Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanankan dengan
menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS (Statistical Product for Service
Solution) 16.0 dan dibantu software microsoft excel.
Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh pearson
𝑟𝑥𝑦 =𝑛( 𝑥𝑦) − 𝑋 ( 𝑌)
{𝑛( 𝑥2) − ( 𝑋)2} {𝑛( 𝑦2) − ( 𝑌)2}
Keterangan:
r = Koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
= Jumlah skor dalam distribusi X
= Jumlah skor dalam distribusi Y
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
X
Y
2X
2Y
48
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada
taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena
faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:
Thitung =
𝑟 𝑛−2
1−𝑟2
(Riduwan dan Sunarto, 2010:81)
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai
berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih
besar atau sama dengan rtabel (rhitung > rtabel).
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung
lebih kecil dari rtabel (rhitung ≤ rtabel).
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini
adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang
divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama.
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui instrumen yang
digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian. Dari penelitian ini
yang akan diuji adalah validitas dari instrumen pemeriksaan pajak sebagai
variabel (X) dan kepatuhan pengusaha kena pajak sebagai variabel (Y). Jumlah
pertanyaan untuk variabel (X) adalah 9 terdapat 2 item pertanyaan yang tidak
valid, sedangkan untuk item pertanyaan variabel (Y) berjumlah 13 dan setelah di
uji terdapat 2 item pertanyaan yang tidak valid. Lalu dilakukan drop out pada 2
49
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item pertanyaan yang tidak valid dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut Tabel
3.3 dan 3.4 mengenai hasil uji validitas.
Tabel 3.3
Hasil Pengujian Validitas Pemeriksaan Pajak
NO PERNYATAAN rhitung rtabel KET
PEMERIKSAAN PAJAK
1. Rencana Pemeriksaan Pajak
1. Pengumpulan data wajib pajak yang
dilakukan aparat KPP Cibeunying. 0, 666 0,374 Valid
2. Penyusunan profil wajib pajak yang
dilakukan aparat KPP Cibeunying. 0, 566 0,374 Valid
2. Proses Pemeriksaan Pajak
3. Pemahaman SPT lengkap aparat KPP
Cibeunying. 0.475 0,374 Valid
4. Aparat KPP Cibeunying melakukan
pencatatan sesuai fakta. 0.426 0,374 Valid
5. Implementasi pemenuhan atau pelaksanaan
kewajiban perpajakan oleh wajib pajak 0,555 0,374 Valid
3. Hasil Pemeriksaan Pajak
6. Pemberitahuan hasil pemeriksaan pajak yang
dilakukan aparat KPP Cibeunying. 0.513 0,374 Valid
7. Kejelasan laporan pemeriksaan pajak dari
aparat KPP Cibeunying. 0.439 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrumen variabel pemeriksaan pajak dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi media dengan item
pernyataan Pengumpulan data wajib pajak yang dilakukan aparat KPP
Cibeunying, dibandingkan dengan media lain yang bernilai 0,666. Sedangkan nilai
terendah terdapat pada dimensi Aparat KPP Cibeunying melakukan pencatatan
sesuai fakta yang bernilai 0,426 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks
korelasinya sedang.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden
dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka
50
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel
pemeriksaan pajak berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa
item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika
dibandingkan dengan rtabel.
Berikut ini Tabel 3.4 mengenai hasil uji validitas variabel kepatuhan
pengusaha kena pajak yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
NO. PERNYATAAN rhitung rtabel KET
KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri
1. Pendaftaran untuk mendapatkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). 0.726 0,374 Valid
2. Pendaftaran usaha untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP). 0.796 0,374 Valid
2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT)
3. Melakukan pengisian SPT secara benar. 0.585 0,374 Valid
4. Melakukan pengisian SPT secara lengkap 0.769 0,374 Valid
5. Melakukan pengisian SPT secara jelas 0.584 0,374 Valid
6. Melaporkan SPT 0,536 0,374 Valid
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang
7. Melakukan pembayaran pajak tepat waktu. 0. 386 0,374 Valid
8. Melakukan perhitungan pajak terutang secara
benar. 0.632 0,374 Valid
9. Penerimaan bukti pembayaran pajak. 0.561 0,374 Valid
4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan
10. Kesalahan saat pengisian SPT. 0.688 0,374 Valid
11. Pembayaran sanksi administrasi berupa
denda, bunga atau kenaikan. 0.551 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
51
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4 pada instrumen variabel kepatuhan pengusaha kena pajak dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi Pendaftaran usaha untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang bernilai 0,796.
Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi Melaporkan SPT yang bernilai
0,536.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden
dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel
kepatuhan berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan
dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item
pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan
dengan rtabel .
3.2.6.2 Hasil Pengujian Realibilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah
dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2010: 183) “Reliabilitas adalah pengukuran yang
berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2010: 178) reliabilitas adalah:
52
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu.
Perhitungan reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan rumus
Cronbach Alpha atau bisa pula disebut Alpha Cronbach.
𝑟11=
𝑘𝑘−1
1− ó𝑏
2
ó𝑏2
(Suharsimi Arikunto, 2009: 196)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
𝜎2𝑡 = Varians total
𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir soal
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus varians yang
digunakan adalah sebagai berikut :
ó2 = 𝑋2 −
𝑋 2
𝑛𝑛
(Suharsimi Arikunto, 2009: 184)
Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih
53
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
𝜎 = Nilai varian
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung > rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung ≤ rtabel dengan tingkat kesalahan 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden
dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows diketahui bahwa
semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan
dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Reliabilitas
NO. VARIABEL rhitung rtabel KET
1 Pemeriksaan Pajak 0.790 0,374 Reliabel
2 Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak 0.902 0,374 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang
berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis
serta menjawab masalah yang diajukan.
54
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket
ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden
terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu :
1. Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek
kelengkapan data yang diisi oleh responden.
2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang
terkumpul
3. Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor pada
setiap item. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh pemeriksaan pajak (X)
terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y), dengan skala pengukuran
menggunakan skala semantic differensial.
3.2.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji
signifikannya. Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah
menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas
Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mendeskripsikan variabel-
variabel peneltian, antara lain:
55
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Analisis deskriptif pemeriksaan pajak
Variabel X terfokus pada penelitian terhadap pemeriksaan pajak yang
meliputi: rencana pemeriksaan, proses pemeriksaan dan hasil pemeriksaan.
2. Analisis deskriptif kepatuhan pengusaha kena pajak
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap kepatuhan pengusaha kena
pajak yang meliputi: kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan, kepatuhan
dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan dalam
pembayaran tunggakan.
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang
diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas
disajikan pada Tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% -99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Sugiyono (2010: 184)
56
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.7.2 Analisis Verifikatif Menggunakan Korelasi dan Regresi Linier
Sederhana
Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh pemeriksaan
pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y) yaitu menggunakan
analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya
menganalisis dua variabel.
Analisis tersebut untuk melihat pengaruh pemeriksaan pajak (X) yang
terdiri dari rencana pemeriksaan, proses pemeriksaan dan hasil pemeriksaan,
kepatuhan pengusaha kena pajak (Y) terdiri dari kepatuhan wajib pajak dalam
mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan,
kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan kepatuhan
dalam pembayaran tunggakan. Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh
pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (Y), dengan
skala pengukuran menggunakan skala semantic differensial.
Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel
bebas dimensi pemeriksaan pajak (X) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak
(Y), baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Analisis Korelasi
Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk
mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel
terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif.
57
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada
umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling
sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat
kuat dan positif)
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan
sangat kuat dan negatif)
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan
koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of
Correlation) menurut Suharsimi Arikunto (2009: 170), yaitu:
𝑟 =𝑛 𝑋𝑌 − 𝑋 . 𝑌
𝑛 𝑋2 − 𝑋 2 𝑛 �𝑝2 − 𝑌 2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel
3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
58
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2011: 231)
2) Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal
satu variabel independen yaitu pemeriksaan pajak dengan satu variabel dependen
yaitu kepatuhan pengusaha kena pajak. Persamaan umum regresi linier sederhana
adalah:
Keterangan :
Y’ = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka
terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih
dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan
rumus menurut Sugiyono, (2010: 262):
𝑎 = 𝑌𝑖 𝑋𝑖 − 𝑋𝑖 𝑋𝑖 𝑌𝑖
𝑛 𝑋𝑖2 − 𝑋𝑖 2
𝑏 =𝑛 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − 𝑋𝑖 𝑌𝑖
𝑛 𝑋𝑖2 − 𝑋𝑖 2
𝑌′ = 𝑎 + 𝑏𝑋
59
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan :
Y = Sumbu kepatuhan pengusaha kena pajak
X = Sumbu pemeriksaan pajak
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
n = Banyaknya responden
60
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Mencari Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai koefisien korelasi;
dinyatakan dalam persen, sehingga harus dikalikan 100%. Koefisien determinasi
ini digunakan untuk mengetahui persentase analisis yang terjadi dari pemeriksaan
pajak (variabel bebas) terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak (variabel
terikat), maka digunakan koefisien determinasi (KD) dengan rumus berikut:
Sumber: Sugiyono, (2010:210)
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Adapun untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan
pada Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2010: 184)
KD = r2 X 100%
61
Dessy Rahmawati, 2012 Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak Dalam Rangka
Pemenuhan Kewajiban Pajak Pertambahan Nilai
: Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.8 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan Y
dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu dengan menggunakan
rumus distribusi student (tstudent).
Untuk menentukan kriteria pengambilan hasil keputusan hipotesis
pengaruh yang diajukan, terlebih dahulu perlu dicari nilai dari thitung yang
dibandingkan dengan nilai dari ttabel, dengan toleransi kesalahan sebesar 0,05
dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta uji satu pihak yaitu pihak kanan. Maka:
a. thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. thitung ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:
a. Ho : 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara pemeriksaan
pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak.
b. Ha : > 0 Artinya terdapat pengaruh yang positif antara pemeriksaan
pajak terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak.