bab iii metodologi penelitian -...

28
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, Jalan Cirendeu Raya No.5 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) bertujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Eksperimen semu banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dengan desain pretest-posttest karena vaiabel-variabelnya banyak yang tidak bisa diamati. 1 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design, yaitu desain yang dilakukan terhadap dua kelas subyek yang dipilih secara random. 2 Penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep di kelas XI IPA 1 sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas XI IPA 4. Pemberian soal pretest dilakukan sebelum peserta didik diberikan perlakuan, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dalam keterampilan metakognitif dan kognitif pada materi sistem pencernaan makanan. Peneliti memberikan soal posttest di akhir pembelajaran hal ini untuk mengetahui keterampilan metakognitif dan kognitif yang telah dikuasai oleh peserta didik 1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradikma Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h.74. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 21, h.112-113.

Upload: vandung

Post on 12-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, Jalan

Cirendeu Raya No.5 Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten,

pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

(quasi experiment) bertujuan untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai

melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau

manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan. Eksperimen semu banyak

digunakan dalam penelitian pendidikan dengan desain pretest-posttest karena

vaiabel-variabelnya banyak yang tidak bisa diamati.1 Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design, yaitu desain

yang dilakukan terhadap dua kelas subyek yang dipilih secara random.2 Penelitian

ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

akan diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing disertai peta konsep di kelas XI IPA 1 sedangkan kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing di kelas XI IPA 4.

Pemberian soal pretest dilakukan sebelum peserta didik diberikan perlakuan,

hal ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik dalam

keterampilan metakognitif dan kognitif pada materi sistem pencernaan makanan.

Peneliti memberikan soal posttest di akhir pembelajaran hal ini untuk mengetahui

keterampilan metakognitif dan kognitif yang telah dikuasai oleh peserta didik

1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradikma Guru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h.74.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2015), Cet. 21, h.112-113.

40

setelah proses pembelajaran. Posttest dianalisis untuk memperoleh Gambaran

mengenai perbedaan kemampuan peserta didik dalam keterampilan metakognitif

dan kognitif konsep sistem pencernaan makanan manusia. Desain penelitian ini

diGambarkan sebagai berikut:3

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1 : Test awal (pretest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

O2 : Test akhir (posttest) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

X1 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai

peta konsep.

X2 : Perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

C. Alur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan penelitian, tahap

pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian, seperti dibawah ini:

1. Tahap persiapan pada penelitian ini meliputi langkah-langkah berikut:

a. Melakukan observasi dan wawancara guru di sekolah guna untuk

mengidentifikasi masalah di SMAN 8 Tangerang Selatan.

b. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi instrumen tes dan non tes. Instrumen tes

berupa soal dan instrumen non tes berupa peta konsep dan lembar

observasi kegiatan pembelajan. Melakukan validasi instrumen

terhadap instrumen tes yang telah disusun oleh ahli dan dosen

3 Ibid.

41

pembimbing kemudian melakukan uji keterbacaan terhadap

instrumen tes yang telah disusun dan melakukan uji coba instrumen

dan uji validasi terhadap instrumen tes yang telah disusun.

2. Tahap pelaksanaan pada penelitian ini meliputi langkah sebagai berikut:

a. Melakukan proses pembelajaran di kelas yang menjadi subjek

penelitian.

b. Membagikan instrumen-instrumen soal yang telah disusun di kelas

yang menjadi subjek penelitian.

3. Tahap akhir penelitian meliputi langkah-langkah berikut:

a. Melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dari hasil

penelitian dan pembahasan.

b. Selanjutnya, memperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban dari

hipotesis penelitian.

Alur penelitian dapat dilihat dari bagan alur penelitian dalam Gambar 3.1,

sebagai berikut ini:

42

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pretest

Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing disertai Peta Konsep

Pelaksanaan Pembelajaran dengan

Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Tanpa Peta Konsep

Posttest Posttest

Olah Data dan Analisis Data

Hasil Penelitian : Terdapat pengaruh atau tidak terhadap penggunaan

model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep terhadap

keterampilan metakognitif peserta didik pada konsep sistem pencernaan

manusia

Persiapan Penelitian

Observasi Awal

Penyusunan Instrumen Penelitian

Validasi Instrumen Penelitian

Uji Keterbacaan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data

(Melakukan Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

T

A

H

A

P

P

E

R

E

N

C

A

N

A

A

N

T

A

H

A

P

P

E

L

A

K

S

A

N

A

A

N

T

A

H

A

P

A

K

H

I

R

43

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing

dan peta konsep, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah

keterampilan metakonitif.

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA 8 Tangerang

Selatan, Banten pada semester ganjil bulan April tahun ajaran 2017/2018.

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI

pada semester genap Tahun Ajaran 2017/2018.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti dari keseluruhan subjek

penelitian.5 Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau,

yaitu peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan peserta didik

kelas X IPA 4 sebagai kelas kontrol. Sampel diambil dari populasi terjangkau

dengan teknik Simple Random Sampling. Teknik Simple Random sampling

adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu. Semua

individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

anggota sampel tanpa pilih-pilih.6

4 Ibid., h. 297.

5 Ibid.

6 Ibid., h. 120.

44

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik tes dan nontes.

1. Teknik Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau perkelas.7 Tes yang dilakukan untuk mengukur merupakan

hasil dari pretest dan posttest hasil belajar peserta didik. Tes yang diberikan

untuk mengukur ranah keterampilan metakognitif dan kognitif dalam bentuk

tes uraian.

2. Teknik Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan berupa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD), peta konsep dan lembar observasi. Observasi digunakan untuk

penelitian mengenai perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar.8 Penelitian ini menggunakan

lembar observasi kegiatan belajar peserta didik dan lembar observasi kegiatan

guru mengajar.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan tes keterampilan metakognitif sebagai instrumen

pengumpulan data dalam bentuk soal essai. Instrumen penelitian perlu dilakukan

uji validitas agar mendapatkan data yang valid dan ketepatan alat penilaian

terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang

seharusnya dinilai. Validitas yang digunakan adalah validitas item, yaitu

ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang

seharusnya diukur lewat butir item tersebut.

7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010,

(Jakarta ; Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 193.

8 Sugiyono, op.cit., h. 203.

45

1. Teknik Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk proses

pengukuran dan penilaian yang berupa sejumlah pertanyaan sehingga dapat

menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta didik.9 Tes yang

digunakan berupa pretest dan posttest keterampilan metakognitif dan kognitif

hasil belajar peserta didik. Instrumen tes keterampilan metakognitif yang

digunakan merupakan hasil adaptasi.10 Tes soal yang diberikan sebanyak 10

soal dalam bentuk uraian yang terdiri dari 8 soal untuk mengukur ranah

keterampilan metakognitif (meliputi aspek planning, monitoring, evaluation)

dan 2 soal tes kognitif yang diberikan kepada peserta didik. Pemilihan soal

ini berdasarkan hasil uji validitas empirik dan konstruk yang disesuaikan

dengan indikator pembelajaran.

Hasil validasi ahli pada sub kategori evaluation terbagi menjadi dua

macam soal yaitu evaluation untuk planning dan evaluation untuk

monitoring. Hasil pengembangan soal ini bertujuan untuk mempermudah

peserta didik dalam mengerjakan dan untuk mempermudah melihat dan

menilai pencapaian tujuan pada sub planning dan monitoring. Tes kognitif

digunakan sebagai data sekunder yang dilakukan untuk memperkuat atau

untuk mengetahui pemahaman kognitif peserta didik dalam mengerjakan tes

metakognitif. Peneliti melakukan validasi soal adapun hasil uji validitas lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Berikut ini adalah Tabel mengenai hasil uji

validitas tes Pretest dan Posttest keterampilan metakognitif dan kognitif:

9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Cet.

1, h.67.

10 Zulfiani, dkk., “Pengembangan Instrumen Keterampilan Metakognitif Pada Konsep Jamur”,

Edusains, e-ISSN 2443-1281, Vol. 10, No. 2, 2018, diakses dari http://journal.uinjkt.ac.id/.., pada

tanggal 01 Januari 2019 pukul 20.00 WIB.

46

Tabel 3.2 Hasil Instrumen yang Valid Pada Konsep Sistem

Pencernaan Bentuk Soal Uraian

Kognitif

No.

Soal

Sub Katagori Keterampilan Metakognitif

Sub

Konsep

Jejang

Kognitif Planning

(Perencanaan)

Monitoring

(Pemantauan)

Evaluation

(Evaluasi)

P M

Zat

makanan C4 1.3 1.1 1.2 1.4a* 1.4b*

Menu Sehat C4 2.3** 2.1** 2.2** 2.4a** 2.4b**

Struktur

dan fungsi

sel

punyusun

jaringan

sistem

pencernaan

C4

3.3

dan

4.3**

3.1 dan

4.1**

3.2 dan

4.2**

3.4a*

dan

4.4a**

3.4b*

dan

4.4b**

Penyakit/

gangguan

bioproses

sistem

pencernaan

C4 5.3* 5.1 5.2 5.4a* 5.4b*

Keterangan :

P : Planning

M : Monitoring

(*) : Indikator soal yang valid

(**) : Indikator soal yang digunakan

Indikator Sub Kategori Keterampilan Metakognitif :

Perencanaan : Mendesain langkah-langkah cara dalam memecahkan

masalah/tugas yang diberikan

Pemantauan : Menganalisis informasi yang penting dalam

menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan

Evaluasi : Menilai pencapaian tujuan

47

2. Teknik Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan berupa LKPD disertai peta konsep,

lembar observasi yaitu lembar observasi kegiatan belajar peserta didik dan

lembar observasi kegiatan guru mengajar.

a. Panduan Peta Konsep

Panduan peta konsep berisi langkah-langkah dalam menyusun peta

konsep, untuk panduan peta konsep selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran.11

b. Peta konsep Acuan

Peta konsep merupakan standar dalam penilaian atau bahan rujukan

dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh peserta didik. Peta konsep

acuan disusun berdasarkan konsep-konsep kunci yang telah dibuat, lalu

peta konsep yang sudah disusun divalidasi oleh ahli. Peta konsep acuan

dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 17.12

c. LKPD dan Peta Konsep

Lembar Kerja Peserta Didik digunakan untuk memudahkan peserta

didik dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing, sedangkan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran ini

bertujuan untuk membantu meningkatkan hasil belajar kognitif dan

keterampilan metakognitif. Nilai LKPD diperoleh dari hasil kerja

perkelompok dari pertemuan I dan pertemuan II berdasarkan tahap-tahap

inkuiri terbimbing dan peta konsep meliputi inisiasi, seleksi,

eksplorasi,formulasi, koleksi, presentasi dan aspek keterampilan

metakogntif berdasarkan tiga sub kategori keterampilan metakognitif,

yaitu planning (perencanaan), monitoring (pemonitoran), dan evaluation

(pengevaluasian).

Pertemuan I peneliti melakukan praktikum uji makanan meliputi sub

konsep zat makanan dan menu sehat. Selanjutnya pada pertemuan kedua

11 Lampiran 16, Panduan Peta Konsep, h. 274-279.

12 Lampiran 17, Peta Konsep Acuan, h. 280-281.

48

peneliti melakukan diskusi meliputi sub konsep struktur dan fungsi sel

punyusun jaringan sistem pencernaan dan penyakit/ gangguan bioproses

sistem pencernaan. LKPD selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

28.13

d. Lembar Observasi Kegiatan Inkuiri Terbimbing disertai Peta Konsep

Lembar observasi kegiatan inkuiri terbimbing disertai peta konsep

terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik.

Lembar observasi kegiatan peneliti digunakan untuk melihat aktivitas

peneliti dalam konsistensi keterlaksanaan penggunaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sesuai kegiatan

belajar mengajar (KBM) di kelas. Lembar observasi guru dapat dilihat

pada Lampiran 12.14 Lembar observasi kegiatan peserta didik untuk

melihat aktivitas peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

Aktivitas peserta didik yang diamati ketika proses pembelajaran sesuai

dengan indikator-indikator model pembelajaran inkuiri terbimbing

disertai peta konsep. Lembar observasi peserta didik dapat dilihat pada

Lampiran.15

H. Kalibrasi Instrumen

1. Pemilihan Indikator

Penggunaan indikator keterampilan metakognitif mengacu pada hasil

validasi dan koreksi dosen ahli metakognitif (expert judgment) dengan

menggunakan Indeks Objective Congruence (IOC) yang dikembangkan oleh

Osterlind. Dari keseluruhan indikator pada setiap aspek keterampilan

metakognitif, hanya satu indikator pada masing-masing sub kategori

keterampilan metakognitif yang digunakan. Hal ini dilakukan karena paling

mewakili dan sesuai dengan konsep materi yang diteliti. Validator dalam

13 Lampiran 28, Lembar Penilaian LKS Eksperimen dan Kontrol, h. 328-329.

14 Lampiran 12, Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen, h. 247-254.

15 Lampiran 14, Lembar Observasi Peserta Didik Kelas Eksperimen, h. 270-273.

49

penelitian ini terdiri atas satu orang pakar metakognitif (ahli pendidikan

matematika) dan dua orang pakar ilmu pendidikan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Validator akan memberikan nilai +1 jika indikator sesuai dengan sub

kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud, nilai 0 jika validator

indikator kurang sesuai dengan dengan sub kategori keterampilan metakognitif

yang dimaksud, dan -1 jika tidak ada kesesuaian antara indikator dengan sub

kategori keterampilan metakognitif yang dimaksud16. Hasil validasi tersebut

dihitung menggunakan IOC dengan rumus:17

𝐼𝑖𝑘 =(𝑁 − 1) ∑ 𝑋𝑖𝑗𝑘 + ∑ 𝑁 𝑋𝑖𝑗𝑘 − ∑ 𝑋𝑖𝑗𝑘 𝑛

𝐼=1 𝑛𝐼=1

𝑛𝐼=1

2(𝑁 − 1)𝑛

Keterangan :

𝐼𝑖𝑘 = nilai indeks

N = jumlah item indicator

n = jumlah validator

Rumus di atas akan menghasilkan indeks skor mulai dari +1 sampai -1.

Indeks skor +1 akan diperoleh jika semua validator setuju jika terdapat

kesesuaian antara item tes dengan indikator, sebaliknya jika tidak ada validator

yang setuju dengan adanya kesesuaian antara item tes dengan indikator akan

diperoleh indeks nilai -1.18 Kriteria acuan skor dapat dilihat pada Tabel 3.3

berikut.

Tabel 3. 3 Kriteria Acuan Skor IOC

Skor Kriteria

> 0,3 s/d 1 Kuat

> (-0,3) s/d 0,3 Sedang

(-1) s/d (-0,3) Lemah

Skor hasil validasi untuk setiap indikator tersaji pada Tabel 3.4 dan untuk

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

16 Steven J. Osterlind. Constructing Test Items: Multiple-Choice, Constructed-Response,

Performance, and Other Formats, New York : Kluwer Academic Publishers. 1998 h. 260.

17 Ibid., h. 263.

18 Ibid.

50

Tabel 3. 4 Hasil Validasi Pemilihan Indikator menggunakan IOC

Sub Kategori

Keterampilan

Metakognitif

Indikator Skor

IOC Keterangan

Planning

(Perencanaan)

1. Menyatakan tujuan -0,5 Lemah

2. Mendesain langkah-langkah

cara dalam memecahkan

masalah/ tugas yang diberikan

1 Kuat

3. Mengidentifikasi dan

menyebutkan referensi serta

informasi yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan

masalah/tugas

1 Kuat*

4. Merancang apa yang harus

dipelajari/dilakukan ketika

mendapatkan suatu

masalah/tugas

-0,5 Lemah

Monitoring

(Pemantauan)

1. Memeriksa kesesuaian antara

tujuan dalam memecahkan

masalah dengan materi yang

telah dipelajari

0,3 Sedang

2. Menganalisis informasi yang

penting dalam menyelesaikan

masalah/tugas yang diberikan

1 Kuat*

3. Mengidentifikasi kesulitan-

kesulitan dalam pemecahan

masalah/tugas yang diberikan

0,3 Sedang

4. Merumuskan cara-cara

mengatasi kesulitan dalam

pemecahan masalah/tugas yang

diberikan

1 Kuat

Evaluation

(Evaluasi)

1. Menilai pencapaian tujuan 1 Kuat*

2. Mengeksplorasi dan

menginterpretasi data 0,3 Sedang

3. Mengidentifikasi sumber-

sumber kesalahan dari data

yang diperoleh

0,3 Sedang

4. Menggunakan prosedur/cara

yang berbeda untuk

penyelesaian masalah

0,3 Sedang

5. Menggunakan prosedur/cara

yang sama untuk masalah yang

lain/ berbeda

-0,4 Lemah

Keterangan : *) Indikator yang digunakan

51

Penggunaan Indikator pada penelitian ini berdasarkan hasil validasi

yaitu indikator yang memiliki skor +1 (kategori kuat). Hasil validasi oleh

ahli menunjukkan pada sub kategori perencanaan (planning) terdapat dua

indikator yang termasuk kategori kuat, tetapi pada penelitan ini hanya

digunakan satu indikator saja, yaitu indikator kedua : Mendesain langkah-

langkah cara dalam memecahkan masalah/ tugas yang diberikan.

Pemilihan ini disesuaikan dengan konsep sistem pencernaan manusia

yang diteliti.

Sub kategori pemantauan (monitoring) pun terdapat dua indikator

yang termasuk kategori kuat yaitu indikator kedua dan keempat. Indikator

penelitian ini adalah indikator kedua yaitu : Menganalisis informasi yang

penting dalam menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan. Pemilihan

indikator ini disesuaikan dengan konsep dalam penelitian. Sub kategori

evaluasi terdapat satu indikator yang memiliki skor +1 yaitu indikator

pertama; menyatakan tujuan, sehingga peneliti bisa langsung

menggunakan indikator pertama pada sub kategori evaluasi tersebut.

2. Instrumen Tes

Instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan sebelum diberikan kepada

sampel. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap

soal. Dimana soal tersebut harus memiliki kriteria kelayakan, yakni

validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Instrumen

nontes berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing. Pengujian

berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian:

a. Uji Validasi

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur.19 Tes disebut valid apabila memiliki tingkat

ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek yang hendak diukur.

Apabila dianggap signifikan, artinya soal yang digunakan sudah valid.

Sebaliknya jika artinya soal tersebut tidak valid, maka soal tersebut

19 Sugiyono, op.cit., h. 173.

52

harus direvisi atau tidak digunakan. Adapun validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk.

Pengukuran validitas soal dalam penelitian ini menggunakan

ANATES Versi 4.0.9.

1) Validasi konstrak

Menguji validitas konstrak dilakukan berdasarkan pendapat

ahli (judgement experts). Instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori tertentu, maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta

pendapatnya tentang instrumen yang disusun.20 Soal keterampilan

metakognitif yang telah dibuat terlebih dahulu dikonsultasikan

kepada dosen pembimbing kemudian divalidasi dan dikoreksi

untuk mengetahui tingkat kelayakan dari segi konstruk, isi, dan

bahasa oleh pakar dalam hal ini adalah pakar metakognitif

Pendidikan Matematika UIN Jakarta dan Pendidikan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) UIN Jakarta.

2) Uji Coba Keterbacaan instrumen Penelitian

Peneliti melakukan uji coba keterbacaan instrumen penelitian

tes metakognitif dalam menguji keterampilan metakognitif

peserta didik. Soal metakognitif diujicobakan pada kelas XII IPA

yang telah mendapatkan materi sistem pencernaan dan

diperkirakan memiliki kemampuan yang sama dengan subjek

penelitian. Peneliti mengambil tiga kategori dalam kemampuan

kognitif yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Enam calon subjek

penelitian berdasarkan catatan lapangan, hasil ulangan harian, dan

saran guru. Uji coba instrumen ini bertujuan untuk mengetahui

keterbacaan soal dan alokasi waktu dalam menjawab soal yang

tersedia.

20 Ibid., h. 177.

53

Uji keterbacaan soal dilakukan dengan menandai soal-soal

yang kurang dipahami peserta didik kemudian merevisi kalimat

atau bahasa soal yang membingungkan. Berdasarkan hasil uji

keterbacaan, peserta didikdapat memahami beberapa soal

metakognitif yang tersedia. Ada beberapa soal yang kurang

dipahami peserta didik, soal yang kurang dipahami peserta didik

menimbulkan jawaban peserta didik tidak sesuai dengan yang

dimaksud. Pertanyaan yang kurang dipahami peserta didik

terletak pada poin soal untuk mengukur indikator “Planning” ada

dua kata yang bermakna sama, sehingga untuk membakukan

kalimat dilakukan revisi pada kalimat pertanyaan soal tersebut,

yaitu dengan menghilangkan kata “cara” dan hanya menggunakan

kata “langkah-langkah”.

Perubahan yang terjadi pada wacana soal no.2 (sub materi

vitamin dalam tubuh) dilakukan revisi supaya peserta didik dapat

menjawab pertanyaan dengan tepat. Alokasi waktu dalam

mengerjakan berdasarkan hasil uji keterbacaan, keefektifan

peserta didik dalam mengerjakan soal metakognitif satu soalnya

adalah 5-10 menit waktu pengerjaannya.

3) Validasi Eksternal

Proses validasi eksternal instrumen tes keterampilan

metakognitif yang telah diperbaiki redaksinya dan instrumen tes

kognitif dilakukan dengan mengujicobakan pada peserta didik

kelas XII. Perhitungan validitas soal ini dilakukan menggunakan

aplikasi ANATES sedangkan penentuan kriteria validitas

instrumen dilakukan dengan interpretasi berikut: 21

21 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakata: Bumi Akasara,

2012), Cet.1, h. 89.

54

Tabel 3. 5 Interpretasi Indeks Validitas

Rentang Skor Interpretasi

0,8 – 1 Sangat Tinggi

0,6 - 0,8 Tinggi

0,4 - 0,6 Cukup

0,2 - 0,4 Rendah

0 - 0,2 Sangat Rendah

Jumlah soal yang valid pada Keterampilan Metakognitif sebanyak

8 soal yang terdiri atas dua soal kognitif dan enam soal

keterampilan metakognitif.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, kestabilan,

atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya dan konsisten.22 Kriteria acuan untuk reliabilitas

instrumen didasarkan pada Tabel 3.6. Klasifikasi interpretasi uji

reliabilitas adalah sebagai berikut: 23

Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Uji Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,90 - 1,00 Sangat Tinggi

0,70 - 0,90 Tinggi

0,40 - 0,70 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan program ANATES. Berdasarkan data yang diperoleh

menunjukkan bahwa reliabilitas dari soal Keterampilan Metakognitif

yang telah diuji cobakan dengan n=35 tergolong memiliki reliabilitas

sangat tinggi (0,89), soal kognitif uraian memiliki reliabilitas 0,63

55

termasuk kategori tinggi. Hasil analisis reliabilitas soal untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.24

c. Tingkat Kesukaran

Hasil perhitungan tingkat kesukaran merupakan proporsi atau

perbandingan antara peserta didik yang menjawab benar dengan

keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Indeks kesukaran

rentangnya dari 0,0 – 0,1. Indeks yang besar menunjukkan semakin

mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian

besar atau seluruh peserta didik. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau

tidak ada sama sekali peserta didik yang menjawab benar

menunjukkan butir soal tersebut sukar. Indeks 0,0 menunjukkan butir

sangat sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan butir sangat mudah

dengan ketentuan :25

Tabel 3. 7 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi

0 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1 Mudah

Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program ANATES. Keterampilan

Metakognitif yang diujicobakan termasuk kategori sedang. Hasil

analisis tingkat kesukaran soal untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 9.26

22 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h.105.

23 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)

h. 55.

24 Lampiran 9, Perhitungan Validasi Pemilihan Indikator, h.224-231.

25 Sofyan, dkk., op. cit., h. 103-104.

26 Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.

56

d. Daya Beda

Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang

seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan

antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah.27 Kriteria tolak

ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal terdapat

pada Tabel berikut: 28.

Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak layak digunakan

Daya pembeda masing-masing soal pada keterampilan

metakognitif disajikan pada Tabel 3.9. Hasil analisis daya pembeda

soal untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.29

Tabel 3. 9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Keterampilan

Metakognitif

Interpretasi Jumlah

Soal No. Soal

Jelek 7 1.1, 1.2, 3.1, 4.2, 4.4b, 5.2, 5.4a

Cukup 11 2.1, 2.2, 2.3, 2.4a, 2.4b, 3.2, 3.4a,

3.4b, 4.1, 4.4a, 5.1

Baik 2 1.4a , 1.4b

27 Arikunto, 2012, op. cit.,h. 226.

28 Ibid., h. 232.

29 Lampiran 9, Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan Metakognitif, h. 224-231.

57

3. Instrumen Non Tes

Validasi instrumen nontes yang berupa LKPD dan peta konsep,

dan lembar observasi kegiatan pembelajaran terlebih dahulu disetujui

oleh dosen pembimbing.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Tes

Analisis data yang dilakukan untuk diuji statistik adalah data

keterampilan metakognitif saja. Analisis data tersebut meliputi:

a. Analisis data Instrumen Tes

1) Perhitungan N-Gain

Nilai N-Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau

penguasaan peserta didik dalam keterampilan metakognitif

setelah pembelajaran dilakukan. Data pretest dan posttest yang

masih berupa skor dikonversi terlebih dahulu menjadi nilai

dengan menggunakan rumus:30

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100

Nilai N-gain ini dihitung dengan menggunakan rumus menurut

Hake sebagai berikut: 31

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 = skor 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

100 − skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

30 Sudijono, op. cit, h. 318.

31 Richard R Hake,. Analyzing Change/Gain Scores. (USA : Dept. of Physics, Indiana

University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, 1999 ),

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf Diakses pada 24 Mei 2018 pukul

16.00 WIB, h. 1.

58

Kriteria N-Gain disajikan pada Tabel 3.10, sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kategori Perhitungan N-Gain

Nilai N-gain Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

2) Perhitungan Persentase Ketercapaian Keterampilan

Metakognitif dan kognitif

Perhitungan persentase ketercapaian keterampilan

metakogntif dan kognitif dilakukan untuk mengetahui tingkat

penguasaan keterampilan metakognitif dan kognitif peserta

didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Perhitungan

persentase ketercapaian keterampilan metakognitif dilakukan

per sub kategori keterampilan metakognitif dan per sub konsep

pembelajaran. Sedangkan perhitungan persentase ketercapaian

kognitif hanya dilakukan per sub konsep pembelajaran.

Perhitungan tersebut dilakukan dengan rumus: 32

NP = 𝑅

𝑆𝑀 X 100

Keterangan :

NP : Nilai persen yang diharapkan

R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : Bilangan tetap

32 M. Ngalim Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung : PT.

Renaja Rosdakarya, 2010), Cet.16, h. 102.

59

Kriteria persentase ketercapaian yang diperoleh peserta didik

disajikan dalam Tabel 3.1133

Tabel 3.11 Kriteria Nilai Persentase Ketercapaian

Nilai Persentase Ketercapaian Kriteria

86 - 100 Sangat Baik

76 - 85 Baik

60 - 75 Cukup

55 - 59 Kurang

≤ 54 Kurang Sekali

b. Uji Prasyarat Hipotesis

Data hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengukur

signifikasi pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

disertai peta konsep terhadap keterampilan metakognitif peserta

didik. Hal tersebut juga dilakukan untuk menguji hipotesis yang

telah dipaparkan sebelumnya. Sebelum melakukan uji analisis

berupa uji hipotesis, maka dilakukan beberapa uji prasyarat

analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan

dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini

mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas.

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan

Uji Normalitas dilakukan menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov Z (K-S Z) dengan aplikasi IBM

SPSS Statistic Versi 22. Data berdistribusi normal jika

probabiltas > 0.05, sebaliknya data tidak berdistribusi

33 Ibid., h. 102-103.

60

normal jika probabilitas ≤ 0.05.34 Jika keseluruhan data

(sig) yang diperoleh adalah normal, maka uji statistika

lanjutan yang digunakan adalah uji parametrik. Jika data

berdistribusi tidak normal, maka uji statistika yang

menggunakan uji nonparametrik.35

2) Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui

perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji

Homogenitas ini mengenai sama tidaknya variansi-

variansi dua buah distribusi atau lebih. Perhitungan Uji

Homogenitas dilakukan menggunakan Levene’s test

dengan aplikasi IBM SPSS Statistic Versi 22.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

penerapan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep terhadap

hasil belajar kognitif dan keterampilan metakognitif peserta

didik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi

IBM Statistic Versi 22, jika data yang didapat dari uji normalitas

dan homogenitas itu normal dan homogen maka statistika yang

digunakan adalah statistika parametrik, akan tetapi jika data yang

didapatkan tidak normal maka statistika yang digunakan adalah

statistik non-paramentrik.

1) Statistika Parametrik

Teknik analisis yang digunakan dalam statistika parametrik ini

menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5%. Uji-t adalah suatu

tes statistik yang memungkinkan kita membandingkan dua skor

rata-rata, untuk menentukan probabilitas (peluang) bahwa

perbedaan antara dua skor rata-rata merupakan perbedaan yang

34 Kadir, Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel

dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2015), Cet.2, h. 156.

35 Herlanti, op.cit., h.75.

61

nyata bukannya perbedaan yang terjadi secara kebetulan.36

Kriteria pengujian adalah jika nilai probabilitas (Sig.) lebih dari

α = 0,05, maka hipotesis nol diterima. Uji Hipotesis yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3. 12 Kesimpulan Uji Prasyarat Metakognitif dan Uji

Hipotesis yang Digunakan

Uji Normalitas Uji

Homogenitas

Uji

Hipotesis Eksperimen Kontrol

Pretest Normal Normal Tidak

Homogen Uji – t

Posttest Normal Normal Tidak

Homogen Uji – t

Jika nilai (sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat

perbedaan pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05 maka H0

ditolak yang artinya terdapat perbedaan pada data yang diuji.37

2) Statistik Nonparametrik

Teknik analisis data yang digunakan dalam statistika

nonparametrik ini dengan menggunakan uji Mann Whitney (U).

Uji Mann Whitney (U) adalah uji non-paramentrik yang tergolong

kuat sebagai pengganti uji-t.38 Tes Mann-Whitney U merupakan

suatu tes nonparametrik yang membandingkan dua sampel untuk

memperoleh kemungkinan perbedaan-perbedaan signifikansi.39

Jika nilai (sig)>0,05 maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat

perbedaan pada data yang diuji. Jika nilai (sig)<0,05 maka H0

ditolak yang artinya terdapat perbedaan pada data yang diuji.

36 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet.1, h. 249.

37 Kadir, op. cit., h. 300-302.

38 Ibid., h. 489.

39 Setyosari, op. cit., h. 254.

62

2. Analisis Data Nontes

a. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Peta Konsep

LKPD diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol. LKPD ini disesuaikan dengan tahap model

pembelajaran inkuiri terbimbing. Kelas eksperimen diberikan jenis

LKPD model inkuiri terbimbing dengan disertai peta konsep sedangkan

pada kelas kontrol diberikan LKPD model inkuiri terbimbing. LKPD

terdiri atas delapan aspek yang disesuaikan dengan sintaks model

inkuiri terbimbing, yaitu 1) Inisiasi; 2) Seleksi; 3) Eksplorasi; 4)

Formulasi; 5) Koleksi; 6) Penilaian; 7) Presentasi . Rubrik LKPD

disajikan pada Tabel 3.13.

Tabel 3. 13 Rubrik LKPD

Tahapan Inkuiri

Terbimbing

Skor Maksimal

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Inisiasi - -

Seleksi 10 10

Eksplorasi 3 7

Formulasi 24 24

Koleksi 15 39

Penilaian 5 5

Presentasi 3 3

Jumlah 60 88

LKPD ini dianalisis dengan menjumlahkan skor total kemudian

menentukan persentase nilai perkelompok pada setiap tahapan inkuiri

terbimbing, kemudian dilihat peningkatan rata-rata nilai dari semua

pertemuan. Data penilaian LKPD data di lihat pada Lampiran. Skor

yang didapatkan masing-masing kelompok kemudian dikonversi

kedalam nilai dengan rumus40 :

40 Sudijono, op. cit., h. 318.

63

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100

Kriteria penilaian LKPD disajikan pada Tabel 3.14.41

Tabel 3. 14 Kriteria Penilaian LKPD

Rentang Nilai Kriteria

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

30-39 Kurang Sekali

Proses pembelajaran konsep pencernaan manusia menggunakan

model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai peta konsep. Penerapan

Peta Konsep dalam penelitian ini diukur dengan teknik non tes. Analisis

perhitunyan peta konsep dilakukan dengan menganalisis rubrik peta

konsep. Rubrik digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan

keterampilan metakognitif peserta didik pada setiap pertemuan, bukan

untuk menilai benar atau salahnya peta konsep yang telah buat oleh

peserta didik. Rubrik penilaian peta konsep dapat dilihat pada Lampiran

25.42 Peta konsep yang dibuat peserta didik berguna untuk mengetahui

sejauh mana pemikiran keterampilan berpikir peserta didik. Peta konsep

dianalisis yang meliputi proposisi sahih, hierarki sahih, kaitan silang

sahih dan contoh yang digunakan. Berikut ini merupakan rubrik peta

konsep, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 25.43

41 Arikunto, 2012, op. cit., h. 89.

42 Lampiran 25, Rubrik Penilaian Peta Konsep, h. 308-309.

43 Ibid.

64

Tabel 3. 15 Rubric Assessment Peta Konsep

No Indikator Penilaian Skor

1 Ketepatan Proposisi 1

2 Ketepatan Hierarki 5

3 Ketepatan Kaitan Silang 10

4 Ketepatan Penggunaan Contoh 1

Contoh peta konsep untuk mengetahui ketepatan proposisi, hierarki,

kaitan silang dan contoh, dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai

berikut:

Gambar 3.2 Gambaran Peta Konsep

Keterangan :

: Hierarki I

: Hierarki II

: Hierarki III

: Kaitan Silang

: Contoh

keterangan :

Hierarki = 3 x5 = 15

Proposisi = 17 x 1 = 17

Kaitan silang= 2 x10 = 20

Contoh =1 x1 = 1

53

65

Seluruh konsep pada Gambar 3.2 merupakan preposisi,

selanjutnya skor yang didapatkan oleh peserta didik kemudian

dikonversi menjadi nilai dengan menggunakan rumus44:

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑥 100

Kriteria persentase ketercapaian peta konsep yang diperoleh peserta

didik disajikan pada Tabel 3.16, sebagai berikut:45

Tabel 3.16 Kriteria Nilai Persentase Ketercapaian

Nilai Persentase Ketercapaian Kriteria

86 - 100 Sangat Baik

76 - 85 Baik

60 - 75 Cukup

55 - 59 Kurang

≤ 54 Kurang Sekali

b. Data Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran

Lembar observasi kegiatan pembelajaran terbagi menjadi dua,

yaitu kegiatan peneliti dan kegiatan peserta didik. Observasi peneliti

selama pembelajaran dilakukan oleh dua mahasiswa Pendidikan

Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data observasi kegiatan

peneliti dianalisis dengan menentukan persentase pertahapan inkuiri

terbimbing disertai peta konsep pada setiap pertemuan, dan data

observasi kegiatan peserta didik dianalisis dengan menjumlahkan skor

total kemudian menentukan persentase pertahapan inkuiri terbimbing

disertai peta konsep dari setiap pertemuan. Berikut adalah format

penilaian yang digunakan untuk menghitung persentase hasil

observasi46:

44 Sudijono, loc. cit.

45 Ngalim, loc. cit.

46 Ibid, h. 102.

66

NP = 𝑅

𝑆𝑀 X 100

Keterangan :

NP : Nilai persen yang diharapkan

R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 : Bilangan tetap

J. Hipotesis Statistik

Dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu hipotesis

kerja atau hipotesis alternatif (Ha), adalah hipotesis yang menyatakan adanya

hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan dua kelompok. Dan

hipotesis nol (H0) atau hippotesis statistik, yang menyatakan tidak adanya

perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap

Y.47

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

H0 : μ1= μ0

Ha : μ1≠ μ0

Keterangan :

μ1 : Keterampilan metakognitif peserta didik di kelas eksperimen

μ2 : Keterampilan metakognitif peserta didik di kelas kontrol

H0 : Tidak terdapat perbedaan keterampilan metakognitif antara peserta

didik yang menerapkan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep

dan model inkuiri terbimbing pada konsep sistem pencernaan.

Ha : Terdapat perbedaan keterampilan metakognitif antara peserta

didikyang menerapkan model inkuiri terbimbing disertai peta konsep

dan model inkuiri terbimbing pada konsep sistem pencernaan.

47 Suharsimi Arikunto, 2010, Edisi Revisi 2010, op. cit., h.112-113.