bab iii metodologi penelitian a. metode...

20
42 Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam sebuah penelitian memerlukan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah. Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh peneliti dalam rangka memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, merumuskan masalah yang diteliti serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sangat menentukan terhadap metode penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian ex post facto. Metode yang digunakan ini lebih mentitik beratkan pada penelitian korelasional yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel dan Wallen, 2008:328). Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas hasil kursus wasit sepakbola tingkat CIII, CII dan CI, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan melaksanakan tugas di lapangan. Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Sukardi (2003:174) menjelaskan bahwa “penelitian ex-post facto merupakan penelitian di mana rangkaian variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variable terikat.Selanjutnya ciri utama dalam penelitian ex post facto dapat dijelaskan oleh Nasir (1999:73) sebagai berikut “Sifat penelitian ex post facto, yaitu tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau

Upload: hakhanh

Post on 03-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

42

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Di dalam sebuah penelitian memerlukan metode yang digunakan untuk

pemecahan masalah. Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk

memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Metode

penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh peneliti dalam rangka

memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki.

Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting,

sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat

mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, merumuskan masalah yang

diteliti serta menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian sangat

menentukan terhadap metode penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian ex post facto.

Metode yang digunakan ini lebih mentitik beratkan pada penelitian korelasional

yaitu suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara

dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut

sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Fraenkel dan Wallen, 2008:328).

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu variabel bebas hasil kursus wasit

sepakbola tingkat CIII, CII dan CI, sedangkan variabel terikatnya adalah

kemampuan melaksanakan tugas di lapangan.

Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena dan

menguji hubungan sebab akibat dari data-data setelah semua kejadian yang

dikumpulkan telah selesai berlangsung. Sukardi (2003:174) menjelaskan bahwa

“penelitian ex-post facto merupakan penelitian di mana rangkaian variabel bebas

telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variable

terikat.” Selanjutnya ciri utama dalam penelitian ex post facto dapat dijelaskan

oleh Nasir (1999:73) sebagai berikut “Sifat penelitian ex post facto, yaitu tidak

ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

43

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.” Lebih lanjut

mengenai penelitian ex post facto, Arikunto (2002:237) mengemukakan bahwa

“Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, tetapi langsung mengambil hasil.”

Hal yang sama diungkapkan oleh Sukardi (2003:165) bahwa “…..karena sesuai

dengan arti ex-post facto, yaitu „dari apa dikerjakan setelah kenyataan‟, maka

penelitian ini disebut sebagai penelitian sesudah kejadian.”

Sedangkan Tuckman (1972:123) menjelaskan mengenai ex post facto sebagai

berikut:

…an experiment in which the researcher examines the effects of the

naturalistically-occurring treatment has accourred rather than creating

the treatment it self. The experimenter attempts to relate this after the fact

treatment to an outcome or dependent measure. While the naturalistic or

ex post facto experiment may not always be diagrammed from other

designs, it is different in that the treatment is included by selection rather

than manipulation. For this reason, it is not always possible to assume a

simple causative relation between independent and dependent variables. If

the relationship holds.But if the predicted relationships obtained. This does

not necessarily mean that the variables studies are causally related.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh seorang

peneliti dengan menguji efek dari perlakuan yang telah berjalan alami dari pada

perlakuan yang dibuat sendiri. Usahanya untuk menghubungkan sesuatu

perlakuan yang telah dilakukan dengan suatu hasil atau yang terikat pada ukuran.

Sementara itu ex post facto boleh tidak selalu ada bentuk gambaran dari desain

lain, hal ini berbeda dalam artian bahwa perlakuan yang diberikan adalah pilihan

dari suatu manipulasi. Untuk alasan tersebut, bukan untuk mengasumsikan suatu

hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.

Terdapat kelemahan-kelemahan dan keunggulan dari metode ex post facto ini,

Furchan (1982;383-384) mengatakan bahwa terdapat kelemahan dan keunggulan

dalam melaksanakan penelitian ex post facto, antara lain :

1. Kelemahan :

a) Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

b) Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan

kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

44

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkannya sangat

kompleks.

c) Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab

ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh suatu sebab pada kejadian

tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.

d) Apabila saling hubungan antara dua variable telah ditemukan, mungkin

sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.

e) Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan, tidaklah mesti

memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat.

f) Menggolongkan subjek-subjek kedalam kategori dikotomi (misalnya

golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan,

menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya

kabur, bervariasi, dan tak mantap.

g) Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan

subjek secara terkontrol.

2. Keunggulan :

a) Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan

memanipulasi faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab

akibat secra langsung.

b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas

sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal

dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah

tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau

dipertanyakan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap yang akan dilakukan

memiliki kelemahan dan keunggulan, disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

B. Desain dan Langkah Penelitian

1. Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini penulis

memberikan gambaran sebuah desain penelitian yang penulis gunakan. Desain

penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis

data agar dapat dilaksankan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Sudjana (1992:7) menjelaskan bahwa “desain penelitian adalah suatu

rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul

teridentifikasikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau

diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan”.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

45

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah

satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi.

Dalam menentukan desain penelitian penulis mengacu kepada desain

penelitian tentang hubungan sebab akibat oleh Ali Maksum (2012:105) yaitu

sebagai berikut:

Bagan 3.1

Desain Penelitian

Sebagai contoh seorang mahasiswa ingin mengadakan penelitian tentang

hubungan antara intelegensi (X1), dan metode mengajar guru (X2) dengan

prestasi belajar (Y), artinya dalam konteks tersebut variabel prestasi belajar

dipengaruhi oleh intelegensi dan metode mengajar guru.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.2

Desain Penelitian

Keterangan :

X1

Y X2

X3

X1

X2

Y

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

46

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X1 : Hasil pendidikan wasit sepakbola tingkat CIII

X2 : Hasil pendidikan wasit sepakbola tingkat CII

X3 : Hasil pendidikan wasit sepakbola tingkat CI

Y : Kemampuan melaksanakan tugas lapangan di wilayah Kota Bandung

2. Langkah Penelitian

Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125) yang diadaptasi

dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian

diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori,

perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data,

penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian

tersebut tersusun dalam gambar berikut:

Penelusuran permasalahan real di lapangan,

sehingga memunculkan beragam masalah penelitian

(selection and definition of a problem)

Penelusuran beragam data empirik dan teoretik sebagai

landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah

penelitian (review of related literature)

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada

kerangka berpikir dan kajian empirik serta teoretik

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan:

sample, instrumen, desain dan prosedur penelitian

(method, subject, instruments, design & procedure

Analisis dan interpretasi data (Data analysis)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

47

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.3

Langkah-langkah Penelitian

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for

Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996, pp. 91-98).

C. Definisi Operasional Variabel

Salah satu konsep dalam penelitian adalah variabel. Menurut Sugiyono

(2008:60) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.” Selanjutnya Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2008:61)

menyatakan bahwa, “variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan

dipelajari.” Dengan kata lain, variabel adalah berbagai sifat atau sesuatu yang

hendak diteliti atau dipelajari oleh peneliti yang ada pada suatu objek, baik itu

orang, binatang atau objek lainnya yang memiliki sifat tertentu yang dapat diteliti

dan dipelajari. Selanjutnya Kidder (1981) dalam Sugiyono (2008:61) menyatakan

bahwa, “variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari

dan menarik kesimpulannya.”

Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian, maka penulis

perlu membatasi penelitian ini agar lebih terarah dan tidak terjadi salah

penafsiran, dan selanjutnya menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti.

Karena bila hal ini tidak dilakukan, dikhawatirkan akan menyebabkan kekeliruan

dan dapat mengaburkan atau menjadi bias definisi yang sesungguhnya.

Variabel-variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat. Menurut Sugiyono (2008:61) bahwa, “Variabel bebas adalah merupakan

variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat).” Sedangkan mengenai variabel terikat

Sugiyono (2008:61) menyatakan bahwa, “Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

48

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah hasil kursus wasit

sepakbola tingkat CIII, CII dan CI. Sedangkan yang menjadi variabel terikat pada

penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan tugas di wilayah Kota Bandung.

Secara rinci dapat diidentifikasikan variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Variabel Bebas

Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah hasil pendidikan

wasit sepakbola tingkat CIII, CII dan CI, dalam hal ini penulis beranggapan bahwa

wasit merupakan seorang pengadil di lapangan dalam setiap pertandingan yang

senantiasa harus memiliki pemahaman peraturan permainan yang baik serta

kondisi fisik yang bagus, dengan demikian pertandingan akan berjalan aman,

lancar dan terkendali, maka dari itu untuk menjadi seorang wasit tentunya harus

mengikuti pendidikan atau pelatihan wasit yang diselenggarakan Pengcab,

Pengda, ataupun PSSI setempat. Pengertian wasit Menurut Sukintaka (1983:3)

adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga, selain itu

wasit memiliki pengertian lain menurut poewadarmito dalam Kamus Umum

Bahasa indonesia (1999:1001) yaitu “wasit adalah pelerai, penengah, pengantara,

pemimpin, pemisah, pendamai, dalam sebuah pertandingan. Dengan demikian

hasil dari pendidikan tersebut sangat berguna sekali untuk memimpin suatu

pertandingan.

b. Varibel Terikat

Pada penelitian ini, yang menjadi variabel terikatnya adalah kemampuan

melaksanakan tugas lapangan di wilayah Kota Bandung. Kemampuan seorang

wasit dalam memimpin suatu pertandingan merupakan hasil dari penguasaan

pemahaman peraturan permainan, dan kondisi fisik yang baik selama masa

pembinaan ataupun pendidikan wasit. Kemampuan memimpin pertandingan ini

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

49

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dinilai seorang Instruktur wasit yang sudah bersertifikat atau berlesensi dari

PSSI.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Untuk memperoleh hasil dari sebuah penelitian tentunya diperlukan sumber

data untuk dijadikan objek dari penelitian yang dilakukan. Sumber dari penelitian

tersebut bisa dari orang, binatang atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian tersebut.

Dalam sebuah penelitian, diperlukan sekali sumber data yaitu subyek yang

dijadikan penelitian. Subyek yang dijadikan sumber data tersebut tersebut

dinamakan dengan populasi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lutan

(2001:53) bahwa “Populasi adalah sekelompok subyek yang diperlukan oleh

peneliti, yaitu selompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan

penelitiannya”. Maksud dari menggeneralisasikan yaitu mengangkat kesimpulan

penelitian yang berlaku bagi populasi yang diteliti. Selanjutnya Lutan (2001:53)

menjelaskan bahwa “populasi selalu merupakan seluruh individu yang

mempunyai karakteristik tertentu (satu set karakteristik). Dalam penelitian

pendidikan dan olahraga, populasi selalu merupakan sekelompok orang-orang

(siswa, guru, atau individu lain) yang mempunyai karakteristik tertentu”.

Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan

populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian

(Arikunto, 2002:115). Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti (Arikunto, 2002:117).

Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi yaitu para peserta kursus

wasit sepakbola tingkat CIII, CII, dan CI yang jumlahnya 105 peserta kursus yang

terdiri dari wasit tingkat CIII berjumlah 35 orang, CII 35 orang dan CI terdiri dari

35 orang. Jumlah ini didapat setelah penulis melakukan observasi melalui

pendataan langsung dengan pengurus sepakbola Pengprov PSSI Jawa Barat.

2. Sampel

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

50

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan mengenai sampel, Lutan (2001:51) mengemukakan bahwa

“Sampel adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana

data/informasi itu diperoleh”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2008:91)

mengemukakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi”. Dengan kata lain sampel harus representatif dalam arti

segala karakteristik populasi tercermin pula dalam sampel yang diambil.

Untuk teknik pengambilan dan pemilihan sampel, Syaodih (2008)

menjelaskan bahwa salah satu cara pengambilan sampel adalah harus

representatif, sampel yang diambil diharapkan dapat mewakili populasi, semakin

besar sampel yang diambil mendekati populasi maka peluang kesalahan

generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya bila terlalu sedikit sampel menjauh

populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi. (Mulyana, 2010:100).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah mempergunakan teknik

Purposive Sampling. Mengenai purposive sampling Sugiyono (2007:300)

mengemukakan bahwa, “purposive sampling adalah tehnik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Ciri-ciri sampel purposive

dikemukakan Lincoln dan Guba (1985) dalam Sugiyono (2007:301) yaitu, 1)

Emergent sampling design/ sementara, 2) Serial selection of sample units/

menggelinding seperti bola salju (snow ball), 3) Continuous adjustment of

‘focusing’ of the sample/ disesuaikan dengan kebutuhan, 4) Selection to the point

of redundancy/ dipilih sampai jenuh.

Fraenkel dan Wallen (1993:87), menjelaskan bahwa purposive sampling

terdiri atas dua bentuk, yaitu

On occasion, based on previous knowledge of a population and the

specific purpose of the research, investigators use personal judgment to select

a sample. Researchers assume they can use their knowledge of the population

to judge whether or not a particular sample will be representative.

Bentuk pertama adalah dengan menentukan sampel dari populasi secara

spesifik menggunakan judgment dari peneliti berdasarkan pengetahuan yang

diperolehnya mengenai populasi berdasarkan fakta ataupun tidak mengenai

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

51

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakteristik populasi. Mengenai bentuk yang kedua Fraenkel dan Wallen

(1993:88) mengemukakan, “There is the second form of purposive sampling in

which it is not expected that the persons chosen are themselves representative of

the population, but rather that they possess the necessary information about the

population.” Bentuk kedua ini peneliti memilih sampel dengan harapan tidak

terjadi pemilihan yang tidak representative dengan populasi, yaitu dengan cara

mencari informasi mengenai populasi yang memiliki karakteristik sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan, penulis membuat

suatu kriteria khusus untuk menentukan orang-orang yang akan dijadikan sampel,

yaitu antara lain:

1. Sampel merupakan peserta pendidikan yang bersal dari pengprov PSSI Jawa

Barat dan berdomisili di Pengcab Kota Bandung.

2. Sampel hasil pendidikan wasit sepakbola Kota Bandung tingkat CIII, CII dan

CI hanya yang dilaksanakan di wilayah Jawa Barat.

3. Pengambilan data hasil pendidikan wasit sepakbola Kota Bandung tingkat

CIII, CII dan CI untuk pelaksanaan yang terakhir kalinya yang dilaksanakan

di Jawa Barat.

4. Sampel merupakan petugas pertandingan pada kompetisi piala Edi Siswadi

2013.

Dalam penentuan jumlah sampel, penulis mengambil rumus yang dikemukan

oleh Surakhmad (1994) yang dikutip oleh Riduan (2008) sebagai berikut:

Apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih 100, maka pengambilan

sampel sekurang-kurangnya 50% dari populasi. Apabila ukuran populasi sama

dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya

15% dari ukuran populasi”.

Mengenai jumlah sampel Fraenkel (1993:104) menegaskan bahwa:

For experimental and causal-comparatif studies, we recommand a minimum

of 30 individual per group, although sometimess experimental studies with only

15 individual in each group can be defended if they very tightly controlled;

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

52

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

studies using only 15 subject per group should probably be replicated however,

before too much is made of any findings.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa, jumlah sampel untuk penelitian

eksperimen dan kausal komparatif minimal 30 orang dalam setiap kelompok,

meskipun terkadang 15 orang juga sudah dianggap mencukupi.

Lebih lanjut, Syaodih (2008:261) mengemukan bahwa:

…secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak

30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian Kausal-

Komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang

dibandingkan dipandang sudah cukup memadai, sedang untuk kelompok-

kelompok sampel berkisar antara 20 sampai 50 individu.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka penulis menentukan jumlah

sampel yang diambil sebanyak 30 orang dengan rincian wasit tingkat CIII 10

orang, CII 10 orang, CI 10 orang. Jumlah tersebut berdasarkan hasil

pengkategorian sampel yang sesuai dengan karakteristik penelitian.

Untuk penentuan lokasi penelitian penulis lakukan dengan membagi ke dalam

beberapa tempat yaitu sebagai berikut:

1. Untuk sampel wasit sepakbola Kota Bandung tingkat CIII penelitian

bertempat di Kabupaten Sumedang tahun 2013.

2. Untuk sampel wasit sepakbola Kota Bandung tingkat CII penelitian

bertempat di PUSDIK ARMED Kota Cimahi 2013

3. Untuk sampel wasit sepakbola Kota Bandung tingkat CI penelitian

bertempat di PUSDIK ARMED Kota Cimahi 2011.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya diperlukan sebuah alat atau

metode untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Alat ukur

dalam sebuah penelitian juga dapat dikatakan dengan instrumen penelitian.

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian, Nurhasan

(2000:2) mengemukakan bahwa “Dalam proses pengukuran membutuhkan alat

ukur, dengan alat ini kita akan mendapat data yang merupakan hasil pengukuran”.

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

53

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu alat atau instrumen dalam sebuah penelitian mutlak harus ada

sebagai bahan untuk pemecahan masalah penelitian yang hendak diteliti. Untuk

mendapatkan hasil yang diharapkan, peneliti harus mengikuti prosedur-prosedur

dalam pelaksanaan tes, dan demi kelancaran pelaksanaan tes perlu diperhatikan

beberapa hal yang diduga sebagai indikator kelancaran tersebut.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan data dari hasil Kursus, digunakan alat tes yaitu

dengan menggunakan tes menganilisis video mengenai peraturan

permainan, dan untuk tes fisik menggunakan physical fitness test referee.

2. Untuk mendapatkan data dari kemampuan memimpin pertandingan

digunakan alat tes yaitu berupa tes penilaian wasit dari PSSI yang

dilakukan oleh Instruktur Wasit.

Penjelasan mengenai Instrumen yang digunakan yaitu

1. Tes menganalisis video mengenai peraturan permainan yang ditampilkan

oleh instruktur, peserta pelatihan atau kursus wasit hanya langsung

mengisi dari video yang ditampilkan sebanyak 20 tampilan video

peraturan permainan dengan format bentuk pengisian yang telah

disediakan.

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

54

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Format Analysis Video Pertandingan

2. physical fitness test referee dibagi kedalam dua bentuk tes yaitu

a. Tes lari cepat dengan jarak 40 meter dengan 6 kali kesempatan dan

diambil satu hasil yang terbaik (dengan catatan hasil waktu tempuhnya

tidak lebih dari 6,4 detik), jika saat melakukan terdapat hasil waktu

yang melebihi dari batas waktu yang ditentukan maka ada satu kali

kesempatan untuk memperbaikinya tetapi jika masih waktunya tidak

sesuai maka peserta wasit tersebut dinyatakan telah gagal dalam

melakukan tesnya.

Tabel 3.1

Format Physical Fitness Test Wasit Lari 40 M

NO

NO

DADA NAMA

ASAL ASAL 40 M LARI CEPAT (6,4') TAMBAHAN KET.

PENGCAB PENGDA 1 2 3 4 5 6 1 KALI

1

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

55

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tes yang kedua merupakan tes lari dengan jarak 150 meter selama 30

detik dan 50 meter berjalan (Istirahat) 40 detik sebanyak 10 kali

putaran yang satu putarannya 400 meter sesuai dengan irama lagu yang

telah disediakan. Jika dalam pelaksanaan tesnya peserta wasit tersebut

tidak sampai sesuai dengan waktu tempuh maka akan mendapatkan

peringatan berupa kartu kuning yang diberikan oleh petugas lapangan

dan berhak untuk melanjutkan, tetapi jika masih melakukan kesalahan

yang sama maka akan diberikan kartu kuning kedua kemudian kartu

merah dan tidak berhak untuk melanjutkan tesnya.

Tabel 3.2

Format Physical Fitness Test Wasit Lari 150 m, Istirahat (Jalan) 50 m

NO

NO

NAMA

TES LARI 150 M (30‟), ISTIRAHAT 50 M (40‟)

KET DADA PENGCAB PENGDA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1

2

3

4

5

F. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan memiliki makna apabila

dilakukan pengolahan dan analisis. Adapun data diolah dan dianalisis sesuai

2

3

4

5

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

56

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n

dengan jenis data. Oleh karena data yang dihasilkan merupakan data kuantitatif,

maka selanjutnya data diolah dengan uji statistik.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan

komputerisasi program SPSS (Statistical Product for Social Science) dengan

alasan bahwa program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi

serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu

dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara

pengoperasiannya (Sugianto, 2007: 1).

Pengolahan data menurut Hasan (2006:24) meliputi kegiatan:

1. Editing, yaitu memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan.

2. Coding (Pengkodean), yaitu memberikan kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori.

3. Pemberian skor atau nilai

4. Tabulasi, yaitu membuat tabel-tabel yang berisi data dan diberi kode

sesuai dengan kebutuhan analisis.

Langkah-langkah pengolahan dan analisis data tersebut, penulis ditempuh

melalui dua tahapan prosedur, yaitu uji asumsi statistik. Adapun langkahnya

adalah sebagai berikut.

1. Deskripsi Data

Pada kegiatan deskripsi data penulis melakukan pengolahan dengan mencari

rata-rata, simpangan baku/standar deviasi, varians, skor tertinggi dan skor

terendah. Pada spss tahapan ini ditempuh dengan melalui pengolahan pada menu

explorasi (explore menu) data. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Seleksi data, yaitu memilih dan memisahkan data yang telah terkumpul

sesuai dengan hasil tes.

b. Menghitung rata-rata tiap butir tes pada kelompok sampel dengan rumus:

Keterangan:

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

57

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai rata-rata yang dicari

∑X = Jumlah skor

N = Jumlah sampel

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui penyebaran data atau menguji

kenormalan data. Selain itu juga sebagai upaya untuk dapat menentukan jenis uji

statistik berikutnya. Karena jumlah sampel termasuk ke dalam kelompok kecil,

maka uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov. Format pengujiannya

dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi (Sig.) dengan

derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan normal

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal.

Adapun rumus yang digunakan apabila menggunakan pengolahan secara

manual adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang

paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.

b. Hitung nilai rata-rata X dengan rumus adalah sebagai berikut:

Xn

XXX n

...21 atau X = n

X

c. Hitung simpangan baku (S) dari variabel tersebut dengan rumus adalah

sebagai berikut:

1

2

n

XXS

d. Menentukan batas kelas interval yang dimulai dari batas bawah kelas

interval yang paling kecil sampai kelas interval yang paling besar. Adapun

cara menentukan batas interval adalah sebagai berikut:

1) Ketentuan batas bawah interval adalah skor terendah pada kelas interval

tersebut dikurangi 0,5 (….- 0,5 = …,5).

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

58

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Ketentuan batas atas interval adalah skor tertinggi pada kelas interval

tersebut ditambah 0,5 (….+ 0,5 = …,5).

e. Hitung nilai Z masing-masing data dengan pendekatan Z skor adalah

sebagai berikut:

S

XXZ

f. hitung peluang masing-masing nilai F (Zi) dengan bantuan tabel distribusi

normal baku (tabel distribusi Z). Selain itu juga yang harus diperhatikan

yaitu bila nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas

daerah distribusi Z pada tabel.

g. Menentukan proporsi masing-masing nilai S (Zi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan

banyaknya sampel.

h. Hitung selisih antara F(Zi)-S(Zi) dan tentukan harga mutlaknya.

i. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh

sampel yang ada kemudian berilah simbol Lo.

j. Dengan bantuan tabel Nilai Kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah

nilai Lα.

k. Bandingkanlah nilai Lα tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui diterima

atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:

Terima Ho jika Lo <Lα = Normal

Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

3. Uji Homogenitas

Langkah selanjutnya setelah uji normalitas adalah uji homogenitas data. Uji

ini dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki varians yang sama atau

tidak, dengan kata lain apakah data berasal dari satu populasi yang homogen atau

tidak. Selain untuk menguji homogen tidaknya data, uji homogenitas juga untuk

menentukan langkah pengolahan selanjutnya, yaitu jenis statistik apa yang akan

digunakan. Jika data homogen, maka pengolahan dilanjutkan dengan statistik

Page 18: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

59

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

parametrik, sedangkan jika data tidak homogen maka dilanjutkan dengan

pengolahan statistik non-parametrik.

Pengujian homogenitas data dalam hal ini yang penulis gunakan adalah

lavene tes statistik. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan homogen

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen.

Apabila pengujian menggunakan pengolahan manual adalah sebagai berikut:

a. Sebelum menentukan nilai pendekatan statistik untuk uji homogenitas,

maka penulis menentukan pasangan hipotesis yang akan diuji dengan

ketentuan sebagai berikut:

Ho = 2

2

2

1

H1 =2

2

2

1

b. Menentukan pendekatan statistik dengan rumus sebagai berikut:

terkecilVariansi

terbesarVariansiF

c. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai

berikut:

Tolak hipotesis (Ho) jika F > Fα

Terima hipotesis (Ho) jika F < Fα

d. Menentukan batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesis dengan

menentukan dk pembilang dan dk penyebut dengan masing-masing dk

dikurangi 1 dan ketentuan α = 0,05.

e. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari penghitungan uji homogenitas.

4. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan atau tidak antara

satu variabel dengan variabel lainnya. Adapun korelasi yang digunakan adalah

korelasi product moment yang kriteria keputusannya dengan penggunaan SPSS

adalah sebagai berikut:

Page 19: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

60

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan korelasi tidak

signifikan

2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan korelasi signifikan.

5. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dengan ketentuan yang telah disahkan pada saat pengajuan

penelitian bahwa untuk menguji hipotesis menggunakan uji hipotesis dengan uji

tehnik penghitungan korelasi dengan skor berpasangan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan pasangan hipotesis yang akan diuji dengan syarat:

1. Distribusi Normal

2. Variansi Homogen

b. Menentukan tehnik korelasi yang digunakan yaitu dengan tehnik korelasi

skor berpasangan dengan pendekatan statistik adalah sebagai berikut:

21

2

1

11

YX

YXxy

Keterangan:

xy = korelasi antara variabel (x) dan variabel (y)

X1 = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (x)

Y1 = Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variabel (y)

c. Menentukan Uji Kebermaknaan Koefisien Korelasi

Untuk menentukan uji kebermaknaan korelasi, peneliti menggunakan uji

kebermaknaan korelasi tunggal dengan pendekatan statistik sebagai

berikut:

21

2

r

nrthitung

d. Menentukan Analisis regresi Tunggal

e. Menentukan koefisien korelasi dengan syarat adalah sebagai berikut:

Page 20: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitianrepository.upi.edu/13221/9/T_POR_1102642_Chapter3.pdf · Tujuan penelitian ex post facto adalah melihat akibat dari suatu fenomena

61

Salman, 2014 Hubungan Antara Hasil Pendidikan Wasit Sepakbola Tingkat Ciii, Cii, Dan Ci Dengan Kemampuan Melaksanakan Tugas Di Wilayah Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Hasil penghitungan korelasi yang diperoleh dalam bentuk desimal

berkisar antara -1,00 atau +1,00. Makin dekat angka yang diperoleh

dengan -1,00 atau +1,00 maka makin kuat korelasi tersebut. Angka

positif menunjukkan hubungan positif dan angka negatif menunjukkan

tidak adanya korelasi.

2) Interpretasi angka korelasi (Davis, J.A. 1971)

Tabel 3.3

Interpretasi angka korelasi (Sumber: Suherman 2002:7)

R Interpretasi

1,0 Sempurna

0,70 - 0,99 Sangat Tinggi

0,50 – 0,69 Tinggi

0,30 – 0,49 Cukup

0,10 – 0,29 Rendah

0,01 – 0,09 Diabaikan

f. Menentukan kesimpulan berdasarkan hasil hitung yang telah didapat

dengan nilai tabel korelasi yang didapat.