bab iii metodologi penelitian a. desain dan prosedur ...repository.ump.ac.id/114/3/bab ii ~ ayu...
TRANSCRIPT
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian
Desain peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Kemmis (1998) (dalam Wina
Sanjaya, 2009: 24), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif
dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.
Adapun menurut Hasley (1972) (dalam Wina Sanjaya, 2009: 24-25),
seperti dikutip Cohen (1994) penelitian tindakan adalah intervensi dalam dunia
nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang timbul dari intervensi
tersebut. Menurut Elliot (1982), penelitian tindakan adalah kajian tentang
situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui
proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari
pengaruh yang ditimbulkannya.
Definisi lainnya menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah
penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi,
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.
Dari beberapa definisi seperti tersebut yang telah dikemukakan diatas,
maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau
perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982)
34 Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
35
mengatakan, “The fundamental aim of action research is to improve
practice rather than to produce knowledge”.
Definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Menurut Hopkins (1993 : 15), menyebutkan penelitian tindakan kelas
sebagai studi yang sistematis (penelitian) yang dilakukan oleh pelaku
pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan
yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah dilakukan. Pelaku
utama dalam hal ini adalah guru, dimana dengan peranannya pada proses
pembelajaran akan menentukan pencapaian hasil belajar. Peran guru dipandang
sebagai perpaduan yang baik dalam merencanakan tindakan dan sebagai
pelaku penelitian.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006: 10-11, (Mulyasa, 2009 : 10-
11), menjelaskan PTK dengan memisahkan kata – kata yang tergabung di
dalanya, yakni : Penelitian Tindakan Kelas, dengan paparan sebagai berikut :
1. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
36
2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama
dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelopok peserta didik dalam waktu
sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat
disimpulkan bahwa : penelitian tindakan kelas erupakan suatu upaya untuk
mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan
sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut
dilakukan oleh guru, oleh peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru,
dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Arikunto, 2009: 16, (dalam Dimyati, 2013: 124), memberi penjelasan
bahwa para ahli mengemukakan model penelitian tindakan kelas pada garis
besarnya terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yakni :
1. Perencanaan (planning).
2. Pelaksanaan (acting).
3. Pengamatan/observasi (observing).
4. Refleksi (reflecting).
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
37
Selanjutnya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Menyusun rencana tindakan/perencanaan (planning).
Pada tahap pertama, peneliti menyusun rencana kerja penelitian
dengan memberi penjelasan tentang apa, mengapa, kapan dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Peneliti tindakan
yang ideal mestinya harus ada koordinasi antara peneliti dengan
pihak yang dipercaya untuk melakukan pengamatan (obsever).
Kolaborasi ini sangat dianjurkan bagi guru yang belum pernah atau
masih sedikit pengalaman dalam melakukan kegiatan penelitian.
Pada penelitian kolaborasi, pohak yang melakukan tindakan adalah
guru itu sendiri (guru kelas), sedangkan yang diminta melakukan
pengalaman terhadap proses tindakan adalah peneliti, bukan guru
yang sedang melakukan tindakan, atau bisa sebaliknya. Kolaborasi
juga dapat dilakukan oleh dua orang guru, yaitu dengan cara
bergantian mengamati proses tindakan yang dilakukan masing –
masing. Ketika sedang mengajar, ia berstatus sebagai guru, ketika
sedang mengamati, ia sebagai seorang peneliti.
2. Melakukan tindakan (action).
Pada tahap kedua ini, peneliti melakukan kagiatan penelitian sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Hal penting yang perlu
diingat dalam tahap pelaksanaan ini ialah guru harus berusaha
semaksimal mungkin untuk merealisasikan semua hal yang telah
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
38
direncanakan, dengan catatan guru harus tetap bersikap wajar,
jangan dibuat – buat.
3. Pengamatan (observing).
Pada tahap ketiga, yakni melakukan pengamatan oleh peneliti
terhadap proses tindakan yang sedang dilakukan guru. Guru yang
sedang melakukan tindakan disebut sebagai guru pelaksana, dan
pengamatan yang mengadakan observasi terhadap proses tindakan
disebut peneliti. Sebaiknya guru pelaksana pada saat yang berbeda
melakukan pengamatan sendiri terhadap kinerjanya. Pada saat yang
bersamaan pelaksana melakukan pengamatan balik terhadap dirinya
agar dapat memperoleh data yang lebih akurat untuk perbaikan
siklus berikutnya.
4. Refleksi (reflecting).
Pada tahap keempat, merupakan kesempatan untuk mengemukakan
potret atau gambaran secara utuh jalannya tindakan pada siklus yang
telah dilaksanakan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris
reflection, yang berarti pemantulan. Kegiatan refleksi dilaksanakan
setelah selesai pelaksanaan observasi. Pada kegiatan refleksi
pengamat membeberkan segala hal yang berkaitan dengan jalannya
tindakan pada pertemuan yang telah dilaksanakan. Demikian
seterusnya, setiap melakukan tindakan dan telah diadakan observasi
maka data yang diperoleh direfleksikan dalam forum resmi yang
diadakan untuk membahas hasil tindakan.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
39
Model penelitian tindakan kelas ini seperti tampak pada gambar berikut
ini :
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas
Rincian prosedur penelitian setiap siklus sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk
menentukan langkah – langkah pengembangan meliputi:
a) Menetapkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran sains
digunakan kegiatan membuat jamu.
b) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH).
c) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran.
d) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak
didik, aktivitas guru dan kegiatan pembelajaran.
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
40
e) Mendesain alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
yang telah direncanakan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan teknik (tambahan teknik) pembelajaran yang
telah ditetapkan bersama pengembang.
Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 3
pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 2jam 30menit. Waktu
tersebut terbagi dalam 4 bagian kegiatan meliputi kegiatan awal
30menit, kegiatan inti 60menit, istirahat 30menit, dan kegiatan akhir
30menit. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan atau
kegiatan yang sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
Adapun pelaksanaan tindakan selengkapnya sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
1.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti tanya jawab tentang
benda – benda di lingkungan
sekitar (tanaman jamu : kencur,
kunyit, sirih).
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
41
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kencur), menjelaskan ciri – ciri
dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
beras kencur, peneliti membawa
jamu kunyit asam, lalu memberi
perintah kepada anak untuk
membedakan warna dan rasa
jamu kunyit asam dan jamu beras
kencur.
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu beras kencur
dari awal hingga akhir.
3. Kegiatan istirahat + 30
menit.
1. Bermain.
2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan
sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2
Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
2.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti kembali mengulas tanya
jawab tentang benda – benda di
lingkungan sekitar (tanaman jamu
: kencur, kunyit, sirih).
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kunyit), menjelaskan ciri – ciri
dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
kunyit asam, peneliti membawa
jamu beras kencur, lalu memberi
perintah kepada anak untuk
membedakan warna dan rasa
jamu kunyit asam dan jamu beras
kencur.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
42
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu kunyit asam dari
awal hingga akhir.
3. Kegiatan istirahat + 30
menit.
1. Bermain.
2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan
sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3
Tabel 3.4 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
3.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti tanya jawab tentang
benda – benda di lingkungan
sekitar (tanaman jamu : kencur,
kunyit, sirih).
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kencur dan kunyit), menjelaskan
ciri – ciri dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
beras kencur dan jamu kunyit
asam, lalu memberi perintah
kepada anak untuk membedakan
warna dan rasa jamu kunyit asam
dan jamu beras kencur.
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu beras kencur dan
jamu kunyit asam dari awal
hingga akhir.
3. Kegiatan istirahat + 30 1. Bermain.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
43
menit. 2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan
sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
b. Siklus II
1) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1
Tabel 3.5 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 1
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
4.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti kembali mengulas tanya
jawab tentang benda – benda di
lingkungan sekitar (tanaman jamu
: kencur, kunyit, sirih).
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kencur), menjelaskan ciri – ciri
dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
beras kencur, peneliti membawa
jamu kunyit asam, lalu memberi
perintah kepada anak untuk
membedakan warna dan rasa
jamu kunyit asam dan jamu beras
kencur.
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu beras kencur
dari awal hingga akhir.Peneliti
kembali bercakap – cakap tentang
tanaman jamu beserta ciri – ciri
dan manfaatnya.
3. Kegiatan istirahat + 30
menit.
1. Bermain.
2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan
sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
44
2) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2
Tabel 3.6 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 2
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
5.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti kembali mengulas tanya
jawab tentang benda – benda di
lingkungan sekitar (tanaman jamu
: kencur, kunyit, sirih).
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kunyit), menjelaskan ciri – ciri
dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
kunyit asam, peneliti membawa
jamu beras kencur, lalu memberi
perintah kepada anak untuk
membedakan warna dan rasa
jamu kunyit asam dan jamu beras
kencur.
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu kunyit asam dari
awal hingga akhir.
3. Kegiatan istirahat + 30
menit.
1. Bermain.
2. Cuci tangan, berdo’a sebelum dan
sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
45
3) Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3
Tabel 3.7 Rencana Kegiatan Harian (RKH) ke 3
No Waktu Kegiatan Langkah – langkah Kegiatan
1.
6.
Kegiatan awal selama +
30 menit.
1. Peneliti memotivasi anak atau
mengkondisikan anak sebelum
kegiatan dimulai.
2. Peneliti memberikan apersepsi
tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan bersama.
2. Kegiatan inti selama + 60
menit.
1. Peneliti tanya jawab tentang
benda – benda di lingkungan
sekitar (tanaman jamu : kencur,
kunyit, sirih).
2. Peneliti menunjukkan tanaman
(kencur dan kunyit), menjelaskan
ciri – ciri dan manfaatnya.
3. Kemudian anak membuat jamu
beras kencur dan jamu kunyit
asam, lalu memberi perintah
kepada anak untuk membedakan
warna dan rasa jamu kunyit asam
dan jamu beras kencur.
4. Anak menceritakan proses
pembuatan jamu beras kencur dan
jamu kunyit asam dari awal
hingga akhir.
3. Kegiatan istirahat + 30
menit.
1. Bermain.
2. Cuci tangan, berdo’a sebelum
dan sesudah makan.
4. Kegiatan akhir + 30
menit.
1. Mengulas kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Evaluasi hasil karya anak.
3. Berdo’a, salam, pulang.
3. Melakukan Pengamatan
Pada tahap ini pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas
dengan menggunakan lembar observasi. Disamping menggunakan
lembar observasi peneliti juga menggunakan metode tanya jawab secara
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
46
langsung kepada anak didik untuk mengetahui perkembangan sains
melalui kegiatan membuat jamu selama kegiatan berlangsung.
4. Refleksi
Dari hasil masukan observer pada siklus I, peneliti memperbaiki
untuk rencana tindakan siklus II. Pada siklus II ini, anak terlihat senang,
merespon dengan aktif dan paham tentang sains melalui Kegiatan
Membuat Jamu. Dengan demikian maka hasil akhir sudah menunjukkan
ada peningkatan sehingga perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II.
B. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak didik TK
Bustanul Athfal Purbalingga Kidul dengan jumlah 20 anak terdiri dari 11 laki –
laki dan 9 perempuan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Bustanul Athfal Purbalingga
Kidul yang beralamatkan di Jl. Komisaris Noto Sumar Sono
Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni.
Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus
II.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
47
Siklus I yang dilaksanakan selama 3 hari dilaksanakan pada:
tanggal 21, 22, 23 April 2015.
Siklus II yang dilaksanakan selama 3 hari akan dilaksanakan pada:
tanggal 4, 5, 6 Mei 2015.
Siklus I : tanggal 21, 22, 23 April 2015
Siklus II : tanggal 4, 5, 6 Mei 2015
Tabel 3.8 Jadwal Penelitian
No Uraian
Waktu
Februari
2015
Maret
2015
April
2015
Mei
2015
Juni
2015
1. Perencanaan
2. Observasi
3. Pelaksanaan
5. Penulisan PTK
C. Sumber Data
1. Pengertian Sumber Data
Dimyati (2013: 39), mengatakan bahwa sumber data adalah. Apabila
peneliti di dalam mengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, maka
sumber data disebut responden. Jadi pengertian sumber data ialah subjek atau
objek penelitian di mana darinya akan diperoleh data.
Menurut Riduwan (2007: 24), sumber data adalah pengambilan data
yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber data primer sedangkan
apabila melalui tangan kedua disebut sumber data sekunder.
Lebih lanjut menurut Arikunto (2010: 171) mengemukakan bahwa
sumber data adalah subjek dari mana data dapat dieproleh. Apabila peneliti
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
48
menggunakan kuosioner atau wawancara dalam pengumpulan datanyam maka
sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa
berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhan
jagung, sumber data nya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah
pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka
dokumen atau catatatan yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek
penelitiannya atau variabel penelitiannya. Secara garis besar sumber data
menurut Arikunto adalah dibedakan menjadi dua macam, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
Dari pengertian sumber data diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber
data adalah dari mana data itu diperoleh. Data itu diperoleh dari subjek dan
objek dari suatu penelitian.
2. Jenis – jenis Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data primer (dalam Dimyati, 2013: 39-40), ialah sumber data
yang pertama. Dari subjek atau objek penelitianlah data penelitian langsung
diambil.
Data primer dari penelitian ini adalah data yang diperoleh secara
langsung dari subjek penelitian, yaitu siswa kelompok B TK Bustanul Athfal
Purbalingga. Data primer ini berupa observasi, hasil wawancara atau tanya
jawab, pemberian tugas.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
49
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder (dalam Dimyati, 2013: 40), ialah sumber data
yang bisa diambil dari pihak mana saja yang bisa memberikan tambahan data
guna melengkapi kekurangan dari data yang diperoleh melalui sumber data
primer.
Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara
langsung dari subjek penelitian, melainkan diperoleh dari dokumen – dokumen
terkait seperti profil TK, data anak didik, dan buku laporan perkembangan.
3. Sumber Data Penelitian
a. Sumber data primer / pokok : sumber data primer yaitu, peserta didik TK
Bustanul Athfal Purbalingga Kecamatan Purbalingga Kabupaten
Purbalingga yang berjumlah 20 anak.
b. Sumber data sekunder/pelengkap, dapat diambil dari pihak mana saja
yang bisa memberikan tambahan data guna melengkapi kekurangan dari
data yang diperoleh dari data primer, yaitu profil TK, biodata anak,
riwayat hasil belajar anak dan lainnya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
sumber data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh dari subjek
penelitian yaitu anak didik Kelompok B TK Bustanul Athfal Purbalingga
Semester Genap Tahun Ajaran 2014-2015. Dari data primer ini berupa data
tentang kemampuan siswa dalam merespon terhadap suatu pertanyaan. Data
tersebut diperoleh dari observasi yang dilakukan guru Kelompok B TK
Bustanul Athfal Purbalingga Semester Genap Tahun Ajaran 2014-2015.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
50
D. Variabel Penelitian
1. Pengertian Variabel Penelitian
Sarwono (2006: 53) mendefiniskan variabel penelitian adalah sesuatu
yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi
kedua simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai – nilai.
Sutrisno Hadi (dalam Arikunto, 2010: 159), mendefinisikan variabel
sebagai gejala yang bervariasi. Gejala merupakan objek penelitian, sehingga
variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan atas
yang kuantitatif dan kualitatif.
Lebih lanjut menurut Hadari Nawawi (1953: 56-58), (dalam Dimyati,
2013: 41-43), mengemukakan ada lima jenis variabel penelitian. Kelima jenis
variabel penelitian tersebut :
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah sejumlah faktor atau unsur yang menentukan
atau memengaruhi adanya atau munculnya faktor lain. Tanpa adanya variabel
bebas tidak mungkin kita akan muncul adanya variabel terikat. Bila variabel
bebas berubah, maka akan memunculkan adanya variabel terikat yang lain, dan
atau bahkan mungkin tidak muncul adanya pengaruh variabel bebas terhadap
faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel bebas tersebut.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul
karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Muncul atau tidaknya variabel
terikat sangat tergantung kepada ada atau tidak adanya variabel bebas.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
51
c. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang ada di sekitar gejala yang akan
diteliti tetapi diupayakan agar tidak ikut memengaruhi terhadap gejala variabel
terikat yang akan muncul dari adanya pengaruh variabel bebas. Variabel ini
dengan sengaja dikendalikan agar tidak memengaruhi kemurnian variabel
bebas memengaruhi munculnya variabel terikat. Usaha untuk mengendalikan
variabel kontrol ini dengan tetap memperhitungkan pengaruhnya terhadap
variabel terikat, sehingga akan diperoleh adanya variabel antara.
d. Variabel antara
Variabel antara merupakan variabel yang ada di sekitar gejala variabel
terikat, tetapi tidak dapat dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat
tersebut. Oleh karena variabel antara ini berpengaruh terhadap variabel terikat,
berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak murni.
e. Variabel ekstrane
Variabel ekstrane merupakan variabel yang ada di sekitar gejala yang
diteliti tetapi tidak dikontrol dan tidak dapat diperhitungkan, serta tidak dapat
dieliminasi atau ditiadakan.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang variabel penelitian, dapat
disimpulkan variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi
objek penelitian. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh suatu treatment
terdapat penyebab (X) atau variabel bebas, dan variabel akibat (Y) atau
variabel terikat.
2. Jenis – jenis Variabel Penelitian
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
52
a. Variabel bebas
Menurut Sarwono (2006: 54), mendefiniskan variabel bebas adalah
merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang variabel nya diukur, dimanipulasi,
atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala
yang diobservasi.
Menurut Dimyati (2013: 50), mengatakan bahwa variabel bebas adalah
variabel penelitian yang dalam posisi netral, yang akan dijadikan sebagai faktor
peubah yang akan diuji pengaruhnya terhadap faktor yang lain.
Lebih lanjut menurut Hadari Nawawi (1983: 56-58), (dalam Dimyati,
2013:14), mengatakan bahwa variabel bebas adalah sejumlah faktor atau unsur
yang menentukan atau memengaruhi adanya atau munculnya faktor yang lain.
Tanpa adanya varibel bebas tidak mungkin akan muncul adanya variabel
terikat. Apabila variabel bebas berubah, maka akan memunculkan adnya
variabel terikat yang lain, dan atau bahkan mungkin tidak muncul adanya
variabel terikat sama sekali, karena tidak terjadi adanya pengaruh variabel
bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel
bebas tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan
variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya dapat memengaruhi
variabel yang lain pada suatu penelitian. Apabila variabel bebas berubah, maka
akan memunculkan adnya variabel terikat yang lain, dan atau bahkan mungkin
tidak muncul adanya variabel terikat sama sekali, karena tidak terjadi adanya
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
53
pengaruh variabel bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul
akibat dari variabel bebas tersebut.
b. Variabel terikat
Menurut Azwar (2007: 62), mengatakan bahwa variabel terikat adalah
variabel yang tergantung dengan variabel lainnya, variabel ini diukur untuk
mengetahui besarnya efek ataupun pengaruh variabel lainnya.
Menurut Hadari Nawawi (1983: 56-58), (dalam Dimyati, 2013: 41-42),
variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul karena
adanya pengaruh dari variabel bebas. Munculnya atau tidak munculnya
variabel terikat sangat tergantung kepada ada atau tidaknya variabel bebas.
Lebih lanjut menurut Sarwono (2006: 54), mendefinisikan variabel
terikat merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dari variabel terikat ini diamati
dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
Dari beberapa pendapat tentang variabel terikat diatas, maka dapat
diambil kesimpulan variabel terikat adalah suatu variabel yang akan dikenai
atau mendapatkan pengaruh dari variabel bebas.
3. Variabel dalam penelitian
Variabel dalam penelitian ini, yaitu :
a. Variabel bebas (X)
Melalui penelitian ini variabel bebas adalah Kegiatan Membuat
Jamu.
b. Variabel terikat
Melalui penelitian ini variabel terikat adalah Kemampuan Sains.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
54
E. Metode Pengumpulan Data
1. Pengertian Metode Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2005: 100), mengatakan bahwa metode
pengumpulan data adalah cara – cara untuk mengumpulkan data. Cara
menunjukkan pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujdukan dalam benda
yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunanya. Menurut Arikunto,
metode pengumpulan data dapat dieroleh dari angket, wawancara, obseravsi,
ujian atau tes, dokumentasi, dan lainnya.
Menurut Sugiyono (2013: 224-225), mendefinisikan tentang metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan berbagai cara. Bila
dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, pada
laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan responden, pada
suatu seminar, diskusi, dijalan, dan lain – lain. Bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder
(sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalkan melewati orang lain atau dokumen). Selanjutnya bila dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumppulan data dapat
dilakukan dengan observasi, interview atau wawancara, kuosioner atau angket,
dokumentasi, dan gabungan atau triangulasi.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
55
Lebih lanjut Kerlinger (dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 177), (dalam
Dimyati, 2013: 69-70), mengatakan bahwa metode atau kegiatan pengumpulan
data bukan hanya melihat objek. Agar data bisa dikumpulkan secara baik dan
benar, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang peneliti
adalah menyusun instrumen sebagai alat bantu dalam kegiatan pengumpulan
data.
Dari beberapa pengertian tentang metode pengumpulan data diatas,
dapat disimpulkan bahwa metode pengumpulan data adalah metode yang dapat
digunakan sebagai cara melakukan kegiatan penelitian terhadap masalah yang
akan diteliti. Metode pengumpulan data data yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data bisa dengan cara observasi, interview atau wawancara,
angket/kuosioner, metode tes, dan dokumentasi.
2. Jenis – jenis Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data, ada beberapa cara atau teknik atau
metode pengumpulan data. Antara lain, yaitu :
a. Tes
Menurut Riduwan (2011: 30), mengatakan bahwa tes adalah
instrumen pengumpul data yang berisi serangkaian pertanyaan atau
latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,
inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Ada beberapa jenis tes, yaitu tes kepribadian, tes bakat, tes
prestasi, tes inteligensi, dan tes sikap.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
56
Kerlinger (1986), (dalam Sukardi, 2003: 138), tes merupakan
prosedur sistematik dimana individual yang di tes dipresentasikan dengan
suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam
angka. Subjek dalam hal ini, harus bersedia mengisi item – item dalam
tes yang sudah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran guna
menggambarkan respons subjek terhadap item yang diberikan. Respons
yang telah diberikan oleh subjek, kemudian diolah oleh si peneliti atau
tester secara sistematis menuju arah kesimpulan yang menggambarkan
tingkah laku subjek tersebut. Sesuai jenis penelitian yang hendak
digunakan, respons subjek pada umumnya melalui angka untuk
penelitian kuantitatif, dan tidak melalui angka jika pilihan melalui
penelitian kualitatif. Macam tes menurut Kerlinger, yaitu tes psikologi,
tes prestasi, dan tes inteligensi.
Lebih lanjut menurut Arikunto (2010: 193-194), mengatakan tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Macam – macam jenis
tes menurut Arikunto, yaitu tes kepribadian, tes bakat, tes inteligensi, tes
sikap, teknik proyeksi, tes minat, dan tes prestasi.
b. Angket atau Kuosioner
Menurut Arikunto, (2010: 194), mengatakan bahwa angket atau
kuosioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
57
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui.
Menurut Sugiyono (2013: 142), mengatakan bahwa kuosioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Teknik atau metode pengumpulan data ini
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneiti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Menurut Riduwan (2007: 25-26), angket adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons sesuai
dengan permintaan pengguna. Tujuan dari penyebaran angket adalah
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden
tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
c. Wawancara atau interview
Menurut J.Moleong (2007: 186), mengatakan wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaannya itu.
Menurut Arikunto (2010: 198), wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
58
keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Lebih lanjut menurut Sugiyono (2013: 138), mengatakan bahwa
wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal – hal responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.
d. Observasi
Menurut Arikunto (2010: 199-200), mengatakan bahwa observasi
adalah suatu aktivitas yang dilakukan menggunakan panca indra (mata),
di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan permuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,dan pengecap.
Sutrisno Hadi (1986), (dalam Sugiyono,2013: 145) mengatakan
observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan.
Lebih lanjut menurut Riduwan (2007: 30), observasi yaitu
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila kegiatan objek
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
59
penelitian tersebut bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena
alam, proses kerja, dan penggunaan responden kecil.
e. Dokumentasi
Menurut Riduwan (2013: 31), mengatakan bahwa dokumentasi
adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan, laporan
kegiatan, foto – foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.
Menurut Arikunto (2010: 201), berpendapat bahwa dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda –
benda tertulis seperti buku – buku, majalah, dokumen, peraturan –
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Lebih lanjut pengertian dokumentasi menurut Dimyati (2013: 97-
98), merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal – hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, koran, majalah,
prasasti, notulen rapat, leger nilai, dan lain – lain.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
60
3. Metode Pengumpulan Data Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1) Observasi
Pada saat penelitian dilakukan peneliti melakukan observasi pada
pelaksanaan kegiatan Membuat Jamu di TK Bustanul Atfhal Purbalingga Kidul
dilakukan untuk mengungkap dan mengkuantitatifkan proses pelaksanaan
kegiatan Membuat Jamu sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan
sains pada anak didik saat terjadinya perlakuan dengan menggunakan alat ukur
yang telah dibuat peneliti. Indikator observasi yang digunakan untuk mengukur
seberapa baik dapat mengikuti setiap tahap kegiatan Membuat Jamu sehingga
tujuan diadakannya pembelajaran tersebut dapat diukur.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
61
Lembar observasi yang dibuat oleh peneliti ada 3 yaitu :
a. Lembar observasi siswa, yaitu untuk mengukur kemampuan sains
Nama :
Tanggal :
Kelompok :
Tabel 3.9 Lembar Observasi Kemampuan Sains Anak
No Indikator
Hasil Observasi
1. Anak dapat menyebutkan tiga
macam tanaman dan ciri –
ciri warna tanaman tersebut
(kencur-putih, kunyit-kuning,
sirih-hijau).
2. Anak dapat menyebutkan tiga
macam rasa yang terdapat
dalam jamu (manis, pahit,
asam).
3. Anak dapat mengenal dua
macam warna dalam jamu
yang dibuatnya (beras kencur
(coklat), kunyit asam
(kuning)).
4. Anak mampu memecahkan
masalah sederhana dalam
membuat dua macam jamu
(melakukan percobaan
tanaman (kencur dan kunyit)
diubah menjadi minuman
(jamu).
Keterangan :
: Anak yang belum berkembang (BB).
: Anak yang sudah mulai berkembang (MB).
: Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan (BSH).
: Anak yang berkembang sangat baik (BSB).
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
62
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
63
Tabel 3.11 Kriteria penilaian perkembangan dalam penelitian
No Kriteria Pencapaian
penilaian Keterangan
1
Ketika anak mencapai pada 4 indikator.
Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4
indikator.
Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan
pada 2 indikator lainnya.
2
Ketika anak mencapai pada 4 indikator.
Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4
indikator.
Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan
pada 2 indikator lainnya.
3
Ketika anak mencapai pada 4 indikator.
Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari 4
indikator.
Ketika anak mencapai pada 2 indikator dan
pada 2 indikator lainnya.
4
Ketika anak mencapai pada 4 indikator.
Ketika anak mencapai pada 3 indikator dari
4 indikator.
Keterangan :
: Anak yang belum berkembang (BB).
: Anak yang sudah mulai berkembang (MB).
: Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan (BSH).
: Anak yang berkembang sangat baik (BSB).
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
64
b. Lembar observasi siswa dikelas yaitu untuk mengukur keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran Membuat Jamu.
Nama :
Tanggal :
Kelompok :
Tabel 3.12 Lembar Observasi Keterlibatan Anak
No. Aspek yang diamati Ya Tidak
1. Anak mampu mengikuti instruksi guru selama
kegiatan pembelajaran.
2. Anak mampu mendengarkan guru selama proses
pembelajaran.
3. Keterlibatan anak selama proses pembelajaran.
4. Keaktifan anak selama proses pembelajaran.
5. Perhatian/ ketertarikan anak selama proses
pembelajaran.
Keterangan : Berilah tanda Chek (√) apabila anak mengikuti dan
kosongkan jika anak tidak mengikuti.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
65
c. Lembar observasi guru, untuk mengukur seberapa baik guru dalam
menyampaikan dan melakukan pembelajaran Mambuat Jamu.
Tabel 3.13 Lembar Observasi Kinerja Guru
No Aspek Sikap Yang Diamati Keterangan
Ya Tidak
1. Guru membuat rencana pembelajaran hari ini.
2. Guru telah menyiapkan bahan dan peralatan yang
akan digunakan untuk pembelajaran hari ini
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Guru menyiapkan peralatan yang digunakan
dalam pembelajaran dengan lengkap.
4. Guru menyampaikan salam sebelum
pembelajaran.
5. Guru memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
6. Guru menyampaikan program pembelajaran pada
hari ini saat pembukaan.
7. Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan tema dan rencana pembelajaran.
8. Guru mengajar dengan suara yang nyaring.
9. Guru melakukan pengamatan dengan kinerja anak
didik.
10. Guru mampu melibatkan semua anak dalam
pembelajaran.
11. Guru mengadakan pengawasan saat istirahat,
makan dan bermain.
12. Guru memberikan motivasi pada untuk berusaha.
13. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan hari ini.
14. Guru membimbing anak dan mengamati anak saat
doa selesai belajar.
15. Guru mengamati anak setelah selesai
pembelajaran hari ini dan saat pulang.
Keterangan : Berilah tanda Chek (√) pada sikap yang dilakukan oleh
guru.
2) Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data dokumentasi berupa
Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang digunakan pada saat penelitian, lembar
observasi, lembar keaktifan siswa, lembar observasi kinerja guru, serta hasil
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
66
karya anak melalui lembar kerja yang diselesaikan tentang kegiatan membuat
jamu dan foto kegiatan selama kegiatan pembelajaran membuat jamu
berlangsung.
F. Metode Analisis Data
1. Pengertian Metode Analisis Data
Menurut Bogdan & Biklen, 1982, (dalam Moleong, 2005: 248), analisis
data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah – milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Menurut Supardi (2006: 131) analisis data adalah pengumpulan data
sesudah tahapan telah dikumpulkan lengkap dan valid. Jika peneliti tidak
mampu mengenalisisnya maka data tidak akan memiliki nilai ilmiah yang
dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Winata (2009 : 106), menganalisis data adalah suatu proses mengolah
dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian formal, biasanya analisis
diarahakan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, perbedaan
atau pengaruh variabel satu atau variabel X terhadap variabel yang lain atau
variabel Y dalam taraf signifikansi tertentu. Dalam PTK, sesuai dengan ciri dan
karakteristik serta bentuk hipotesis PTK, analisis data diarahkan untuk mencari
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
67
dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar siswa.
2. Jenis – jenis Metode Analisis Data
Menurut Dimyati (2013:105), membedakan jenis analisis data ada dua
jenis yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Data penelitian kualitatif adalah
data penelitian yang berbentuk kualitas atau mutu dari sesuatu. Data kuantitatif
merupakan data penelitian yang diwujudkan dalam bentuk jumlah atau angka-
angka dari hasil suatu pengukuran.
Menurut Arikunto (2006:131) ada dua jenis data yang dapat
dikumpulkan peneliti yaitu :
a. Data kuantitatif, data yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam
hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat
yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan
atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (efektif),
aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam
belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat
dianalisis secara kualitatif.
Lebih lanjut menurut Sanjaya (2012:117) membedakan analisis data
menjadi dua jenis yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses
belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, sedangkan analisis
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
68
data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa
sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis metode
analisis data yakni data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
merupakan data hasil pengukuran yang diteliti berdasarkan kualitas atau
mutunya, informasi dalam data ini diinformasikan dalam bentuk kalimat. Data
kuantitatif adalah data yang diwujudkan dalam bentuk jumlah atau angka -
angka dari hasil suatu pengukuran.
3. Metode Analisis Data Yang Digunakan
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik analisis diskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengolah
data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan keberhasilan
proses maupun hasil pembelajaran. Analisis data dilakukan pada saat proses
pengumpulan data sedang berlangsung dan saat data telah terkumpul
seluruhnya. Bersamaan pengumpulan data, dilakukan pula analisis data yang
didapatkan. Proses ini dilakukan dengan maksud mempertajam fokus atau
pokok persoalan.
Dalam analisis data peneliti menggunakan perhitungan prosentase
ketuntasan siswa berkisar 75%-80%. Sudjana (dalam Dimyati, 2013: 105)
menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni
berkisar 75%-80%. Artinya siswa dikatakan berhasil apabila ia menguasai atau
dapat mencapai sekitar 75%-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya
dicapai dan jika nilai yang dicapai kurang dari kriteria tersebut dinyatakan
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.
69
belum berhasil. Prosentase ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan
kemampuan penjumlahan dalam kondisi awal. Siklus I dan Siklus II.
Selanjutnya ketuntasan atau keberhasilan siswa pada setiap siklusnya
dideskripsikan melalui kata – kata atau kalimat secara menyeluruh pada subjek
penelitian. Kriteria keberhasilan ini berdasarkan hasil kolaborasi atau
kesepakatan tujuan antara guru dan peneliti.
Upaya Meningkatkan Sains..., Ayu Rezki ana, FKIP UMP, 2015.