bab iii metode perancangan 3.1 metode desain pahl dan...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Metode Desain Pahl dan Beitz
Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu
produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Setelah
perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan
keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan
pembuatan produk oleh tim kelompok pembuat produk. Merancang adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dengan mengubah suatu yang lama menjadi lebih baik atau membuat sesuatu
yang baru.
Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang
dijelaskan dalam bukunya; Engineering Design: A Systematic Approach. Cara
merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-
masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah:
1. Perencanaan dan penjelasan tugas
2. Perancangan konsep produk
3. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
4. Perancangan detail
Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan
diatas tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti
misalnya, pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan
komponen produk sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu.
Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase
30
tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan
balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri
setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase
berikutnya.
Tugas Pasar,Perusahaan,Ekonomi
Perencanaan dan Penjelasan Tugas Analisis pasar dan keadaan perusahaan Memformulasi usulan produk Penjelasan tugas Mengembangkan daftar persyaratan
Daftar persyaratan (Spesifikasi Produk)
Konsep produk (Solusi)
Layout awal
Dokumen produk
Layout akhir
Mengembangkan Solusi Utama Mengidentifikasi masalah-masalah penting Menentukan struktur fungsi produk Mencari prinsip-prinsip kerja produk Membentuk beberapa alternatif produk Evaluasi terhadap kriteria teknis & ekonomis
Mengembangkan Struktur Produk Menentukan bentuk awal, memilih material dan perhitungan-
perhitungan Memilih layout awal yang terbaik Memperbaiki layout Evaluasi terhadap criteria teknis & ekonomis
Menetukan struktur produk Menghilangkan kelemahan dan kekurangan Cek kalau-kalau ada kesalahan Persiapan daftar komponen awal dan dokumen Pembuatan dan susunan produk
Menyiapkan dokumen pembuatan Mengembangkan gambar atau daftar detail Menyelesaikan instruksi-instruksi pembuatan susunan
danpengiriman produk Periksa semua dokumen
Solusi
Ting
katk
an d
an p
erba
ikan
Info
rmas
i per
baik
i daf
tar p
ersy
arat
an h
asil
umpa
n ba
lik
Pere
ncan
aan
dan
Penj
elas
an P
rodu
k Pe
ranc
anga
n K
onse
p Pr
oduk
Pe
ranc
anga
n Be
ntuk
Pe
ranc
anga
n D
etai
l
Gambar 3.1 Diagram alir perancangan menurut Pahl and Beitz
*)Sumber: http://google.com/image
31
3.1.1 Perencanaan dan Penjelasan Produk
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang
mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi
kebutuhan masyarakat. Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik
tertentu tersebut merupakan olahan hasil survei bagian pemasaran atau
atas permintaan segmen masyarakat. Fase pertama tersebut perlu diadakan
untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut
dikembangkan lebih lanjut.
Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua
persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan
kendala-kendala yang merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini
adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyartan
teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan hasil
yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan
perusahaan dan ekonomi negara. Pada perencanaan proyek dibuat jadwal
kegiatan dan waktu penyelesaian setiap kegiatan dalam proses
perancangan.
Bagi industri pemesinan penggunaan jig and fixture sangatlah
penting sebagai alat penepat dan pencekam benda kerja. PT. Mandiri
GIFHA Nusantara yang salah satu proses kerjanya adalah perbaikan
lubang atau diameter (hole repair) material silindris (pipa) dengan
Portable Line Boring Machine yang masih menerapkan metode las titik
(tack welding) untuk proses centering, mungkin terasa kurang efektif dan
rumit. Jig and fixture memberikan solusi bagi industri ini untuk dapat
lebih memudahkan proses kerja. Sehingga tidak perlu lagi menggunakan
pengelasan dan pekerjaan menjadi lebih cepat, mudah, sederhana, safety
serta nyaman.
32
3.1.2 Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah
beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan
dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari
masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternativ konsep
produk dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa gambar skets
atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua.
Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih
lanjut dan setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan
beberapa kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-
lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam
spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya,
sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat
dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep
produk terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya.
Dari diagaram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase
perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah. Konsep produk
jig and fixture yang ada diseleksi dengan menggunakan diagram blok
fungsi untuk dapat menentukan bentukan dari produk yang akan
dirancang.
3.1.3 Perancangan Bentuk (Embodiment Design)
Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat
bahwa fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang
jumlahnya lebih banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase
perancangan konsep produk.
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”,
yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema
atau gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi
33
bentuk, sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara
bersama menyusun bentuk produk, yang dalam geraknya tidak saling
bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep produk
yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat
diperoleh beberapa preliminary layout.
Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang
lebih baik lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada
dan sebagainya. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa
preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih lanjut berdasarkan
kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lain-lain yang lebih ketat untuk
memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout. Definitive
layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk,
kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain. Pada perancangan jig and
fixture ini langkah-langkah yang digunakan antara lain: pemberian bobot
nilai dengan menggunakan matriks untuk setiap bentukan produk yang
tersedia berdasarkan kriteria perbandingan yang sudah ditentukan. Hal
tersebut dilakukan guna mendapatkan bentukan yang sesuai dengan fungsi
yang akan dilakukan oleh jig and fixture.
3.1.4 Perancangan Detail
Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk,
bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen
produk ditetapkan. Demikian juga kemungkianan cara pembuatan setiap
produk sudah dijajaki dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase
ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk
pembuatan jig and fixture; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk
pembuatan produk.
34
3.2 Ide Produk, Definisi dan Batasan
Bagi industri pemesinan penggunaan jig and fixture sangatlah penting
sebagai alat penepat dan pencekam benda kerja. Khususnya PT. Mandiri GIFHA
Nusantara yang salah satu proses kerjanya adalah perbaikan lubang atau diameter
(hole repair) material silindris (pipa) dengan Portable Line Boring Machine yang
masih menerapkan metode las titik (tack welding) untuk proses centering,
mungkin terasa kurang efektif dan rumit. Jig and fixture memberikan solusi bagi
industri ini untuk dapat lebih memudahkan proses kerja. Sehingga tidak perlu lagi
menggunakan pengelasan dan pekerjaan menjadi lebih cepat, mudah, sederhana,
safety serta nyaman.
Selanjutnya ide tersebut dengan pendekatan analisa kebutuhan perusahaan
didefinisikan dengan suatu uraian:
Jig and fixture portable line boring machine yang dapat mempermudah
proses hole repair pada material silindris (pipa)
Sedangkan batasan rancangan sebagai prasyarat pengguna ditetapkan
sebagai berikut:
Jig and fixture dapat digunakan dengan mudah (simple).
Proses centering menjadi lebih mudah.
Dimensi proporsional.
Aman.
Benda kerja dapat digerakkan karena terhubung dengan eretan pada
Portable Line Boring Machine.
35
3.3 Fungsi Produk
Tahap selanjutnya konsep produk dikembangkan menjadi perancangan
produk dengan pendekatan “black-box” dikembangkan suatu transformasi energi
untuk merealisasikan produk yang telah didefinisikan diatas. Transformasi energi
tersebut dapat dijelaskan melalui bentuk diagram blok fungsi. Selanjutnya dari
diagram blok fungsi dibuat matriks morfologi sebagai susunan alternatif fungsi
yang merealisasikan perubahan transformasi energi tersebut.
3.3.1 Blok Fungsi
Fungsi dapat dideskripsikan sebagai aliran energi, aliran material
dan aliran informasi, yang digambarkan sebagai blok fungsi dengan aliran
masuk dan aliran keluar. Jenis energi dapat berupa energi mekanik, gerak,
listrik atau termal. Ketika energi tersebut dialirkan maka dapat disimpan,
ditransformasi, dialihkan dan lain sebagainya. Aliran informasi dapat
berupa sinyal, baik sinyal mekanis maupun sinyal listrik atau software.
Biasanya sinyal tersebut dipergunakan sebagai alat kendali manual
maupun automatik atau sebagai interface dengan manusia. Sub-fungsi
biasanya disebut sebagai tingkat atau level kedua, sub-sub-fungsi tingkat
ketiga dan seterusnya.
Pada jig and fixture yang akan dirancang, energi masukan dapat
berupa energi gerak, mekanik atau listrik. Sistem penggerak untuk
mentransformasikan energi ke jig and fixture. Keluarannya berupa tenaga
penggerak untuk mencekam, centering dan menggerakkan benda kerja.
36
Gambar 3.2 Blok fungsi
3.3.2 Diagram Blok Perancangan Alat
Pada tahap ini akan dibuat secara umum kinerja dari tiap
komponen melalui diagram blok seperti di bawah ini.
Gambar 3.3 Diagram blok fungsi perancangan alat
Dari diagram blok fungsi di atas dapat dilihat dimana fungsi
terlebih dahulu didefinisikan sebagai fungsi keseluruhan, kemudian
dikembangkan menjadi sub-fungsi yang akan dilakukan pada produk yang
akan dikembangkan nantinya. Fungsi utama produk jig and fixture ini
Jig and Fixture
Energi/Gaya
Material
Energi/Gaya
Material
Dengan tangan Sentuh
Pasang Alat dan material
Dengan tangan
Tempatkan pemasangan
Beri Energi Ubah energi
Aplikasi gaya Gaya Cekam
dan Penggerak (energi)
37
adalah untuk menghasilkan gaya cekam yang dapat menjamin posisi
benda kerja agar tetap pada posisinya sewaktu proses pemotongan dan
dapat menggerakkan benda kerja.
Langkah kedua yang akan dilakukan adalah menguraikan fungsi
menjadi sub-fungsi dan selanjutnya menguraikan sub-fungsi menjadi sub-
sub-fungsi dan begitu seterusnya.
3.3.3 Matriks Morfologi
Sub-fungsi pada diagram blok fungsi merupakan fungsi tingkat
kedua. Untuk setiap sub-fungsi ini kini akan dicari solusi-solusi yang
dapat memenuhi setiap sub-fungsi. Solusi-solusi yang memenuhi sub-
fungsi dan sub-sub-fungsi belumlah merupakan konsep produk, tetapi baru
konsep elemen. Kombinasi konsep elemen barulah merupakan konsep
produk. Berikut ini akan ditampilkan matriks morfologi dimana akan
dapat disusun beberapa varian konsep produk yang mungkin dibuat.
Tabel 3.1 Matriks morfologi untuk jig and fixture
Pasang . 1
Pasang dengan tangan 1.1
Pegang 1.1.1 Satu tangan A.1
Dua tangan A.2
Aktifkan . 2
Beri energi (gaya) 2.1 Aktifkan 2.1.1
Tuas pemutar B.1
Penyangga B.2
Body B.3
Penahan B.4
Tuas eretan B.5
Ubah energi 2.2 Mekanik 2.2.1 Ulir C.1
Pin C.2
38
Vise jaw C.3
Screw clamp C.4
Support C.5
Aplikasi gaya cekam dan penggerak 2.3 Mekanik 2.3.1
Rack pinion D.1
Jaw D.2
V block D.3
Ulir Penahan D.4
Berdasarkan tabel 3.1 di atas maka dapat disusun alternatif konsep
produk (varian) sebagai berikut:
1. Konsep 1
= A.2 + B.1 + B.2 + B.3 + B.4 + C.1 + C.2 + C.3 + C.5 + D.2
2. Konsep 2
= A.2 + B.1 + B.2 + B.3 + B.4 + C.1 + C.2 + C.4 + C.5 + D.4
3. Konsep 3
= A.2 + B.1 + B.2 + B.3 + B.4 + B.5 + C.1 + C.2 + C.4 + C.5 + D.1 +
D.3
Dari ketiga konsep tersebut akan dibuat model skets yang dibuat
pada fase perancangan konsep produk.
3.3.4 Konsep Produk
Konsep-konsep produk yang telah diperoleh dari morfologi di atas,
yaitu konsep produk yang mungkin dibuat, akan dikembangkan dalam
bentuk sketsa. Diharapkan dengan membuat sketsa dari konsep-konsep
produk tersebut maka akan dapat dianalisa konsep produk yang paling
baik untuk dikembangkan baik dari segi kemudahan penggunaan maupun
dari segi biaya atau cost.
39
- Pengembangan konsep produk pertama
Skets dari konsep jig and fixture yang pertama dapat dilihat di gambar
berikut:
Gambar 3.4 Skets konsep produk pertama jig and fixture
Keterangan:
Konsep ini menggunakan vise jaw untuk memposisikan dan
mencekam benda kerja. Menggunakan set block dengan sistem ulir
untuk setting jaw to fit part (benda kerja). Bentuk dari vise jaw body
lebih cocok untuk benda kerja berbentuk kotak atau tidak beraturan.
Untuk proses centering terhadap pahat potong juga sudah dilengkapi
dengan ulir kiri dan kanan. Benda kerja dapat terjamin posisinya
steady selama proses pemotongan menggunakan Portable Line Boring
Machine berlangsung.
- Pengembangan konsep produk kedua
Skets dari konsep jig and fixture yang kedua dapat dilihat dari gambar
berikut:
Gambar 3.5 Skets konsep produk kedua jig and fixture
40
Keterangan:
Konsep ini menggunakan screw clamp untuk memposisikan
dan mencekam benda kerja. Sesuai bentuk dari body pencekam lebih
cocok untuk material atau benda kerja bentuk kotak. Proses centering
menggunakan thumb screw. Konsep ini memungkinkan pengerjaan
pada tiap permukaan benda tanpa pengubahan posisi. Pemasangan
pada benda kerja adalah dengan mengelilinginya. Dapat dipastikan
bahwa selama proses pemotongan benda kerja akan tetap pada
posisinya.
- Pengembangan konsep produk ketiga
Skets dari konsep jig and fixture yang ketiga dapat dilihat dari gambar
berikut:
Gambar 3.6 Skets konsep produk ketiga jig and fixture
Keterangan:
Konsep ini menggunakan V-block untuk memposisikan dan
mencekam benda kerja. Bentuk pencekam pencekam V memang lebih
cocok untuk material atau benda kerja bentuk silindris. Proses
centering juga semakin lebih mudah dengan satu V block tetap (fixed)
dan satu V block gerak (sliding). Konsep ini lebih sederhana
dibandingkan dengan konsep-konsep produk sebelumnya. Pemasangan
41
dan penempatan pada benda kerja juga lebih mudah dan ringkas.
Dapat dipastikan bahwa selama proses pemotongan benda kerja akan
tetap pada posisinya (steady). Konsep ini juga dilengkapi dengan table
yang bisa bergerak ke samping (maju mundur jika dilihat dari sudut
pandang operator) serta dudukan (saddle) yang terhubung dengan roda
gigi (rack and pinion), yang memungkinkan untuk menggerakkan
benda kerja, baik saat sebelum, saat/sedang maupun setelah proses
pemotongan dengan bantuan eretan (tuas pemutar).
3.3.5 Pemilihan Konsep Produk
Metode pengambilan keputusan yang juga dikenal dengan metode
Pugh, terbukti dapat digunakan dengan mudah dan efektif. Konsep produk
dibandingkan berdasarkan keinginan atau kebutuhan industri.
Pada tahap evaluasi ini konsep produk dibandingkan satu sama
lain, satu persatu secara berpasangan dalam hal kemampuan memenuhi
kebutuhan industri dan kemudian memberi skor pada hasil perbandingan
untuk kesesuaian akan kebutuhan industri dan kemudian menjumlahkan
skor yang diperoleh untuk setiap konsep produk. Konsep produk dengan
skor yang tertinggi adalah yang terbaik. Matriks pengambilan keputusan
digambarkan sebagai berikut:
42
Konsep-konsep
produk yang
dipertimbangkan
(langkah 2)
Kriteria untuk
perbandingan
(langkah 1)
Bobot Pemberian skor
(langkah 3)
Menjumlahkan skor
(langkah 4)
Gambar 3.7 Diagram langkah metode pengambilan keputusan
Langkah 1: menyusun kriteria untuk membandingkan konsep produk satu
sama lainnya.
Kriteria perbandingan ini disusun berdasarkan data kebutuhan dan
kesesuaian dengan industri, dimana keinginan industri tersebut dibagi
menjadi dua yakni keinginan yang harus dipenuhi dan keinginan lain,
yang disusun berdasarkan prioritasnya untuk konsep produk yang
dikembangkan atau dirancang. Untuk jig and fixture pada Portable Line
Boring Machine, maka kriteria perbandingan disusun sebagai berikut:
1. Kuat dan tahan lama: diharapkan produk dapat tahan dalam waktu yang
lama sehingga akan mengurangi biaya perbaikan.
2. Komponen tidak rumit: diinginkan alat atau perkakas bantu ini tidak
memiliki komponen yang begitu banyak dan rumit, sehingga memudahkan
perakitan, pemeliharaan, serta dapat juga menurunkan biaya pembuatan.
43
3. Kemampuan mencekam: jig and fixture yang dirancang diharapkan
mempunyai kapasitas cekam material yang optimum.
4. Besar produk: diharapkan jig and fixture yang dirancang tidak memiliki
bentuk yang begitu besar sehingga tidak menyusahkan sewaktu
pemindahan karena bersifat portable.
5. Biaya material murah: biaya pembelian material untuk jig and fixture
diharapkan seminimal mungkin.
6. Ringan: jig and fixture yang dirancang tidak terlalu berat sehingga tidak
menyulitkan pengguna atau operator dalam pengoperasiannya.
7. Pengoperasian mudah: diharapkan pengoperasiannya sesederhana dan
se-simple mungkin oleh operator.
8. Pemeliharaan mudah: diharapkan perawatannya tidak begitu sulit agar
alat tetap bekerja dengan baik.
9. Tepat guna: dapat digunakan dengan baik untuk material atau benda kerja
bentuk silindris (pipa) sesuai kebutuhan industri.
10. Transfer energi: energi penggerak maupun pencekam dari jig and fixture
harus dapat dialirkan dengan baik untuk menghasilkan pencekaman yang
optimum.
11. Keamanan pengoperasian: produk jig and fixture harus aman selama
dioperasikan.
12. Kehandalan: jig and fixture harus memiliki keandalan yang baik, yaitu:
dapat menggerakkan benda kerja dan proses centering menjadi lebih
mudah.
Langkah 2: pemilihan konsep-konsep produk yang dibandingkan.
Dari matriks morfologi telah didapat tiga buah konsep produk yang
mungkin dirancang, ketiga konsep inilah nantinya akan saling
dibandingkan.
44
Langkah 3: pemberian skor.
Sebelum memberi skor maka terlebih dahulu harus ditetapkan
produk referensi dari konsep produk. Kemudian dibandingkan, jika dapat
memenuhi keinginan industri lebih baik maka diberi skor +, jika
kemampuannya sama diberi skor S dan jika lebih buruk diberi skor -.
Langkah 4: menjumlahkan skor.
Setelah setiap kriteria diberi skor untuk tiap-tiap konsep produk
maka skor-skor tersebut dijumlahkan. Terdapat empat macam skor, yaitu:
Jumlah skor +
Jumlah skor S
Jumlah skor –
Jumlah skor total yang diberi bobot angka
Berikut ini ditampilkan matriks pengambil keputusan (Tabel 3.2)
berdasarkan metode yang diterangkan di atas untuk jig and fixture.
45
No. Kriteria seleksi Konsep
bobot 1 2 3
1. Kuat dan tahan lama 10 S S S
2. Komponen tidak rumit 5 + + -
3. Kemampuan mencekam 11 + S +
4. Besar produk 5 S S S
5. Biaya material murah 7 S S S
6. Ringan 4 S S S
7. Pengoperasian mudah 10 S S +
8. Pemeliharaan mudah 6 S S S
9. Tepat guna 9 S S +
10. Transfer energi 7 S S S
11. Keamanan pengoperasian 10 S S S
12. Kehandalan 8 S S +
Total + 2 1 4
Total S 10 11 7
Total - 0 0 1
Total keseluruhan dengan bobot 16 5 33
Dari matriks pengambil keputusan maka konsep produk yang memiliki skor
tertinggi adalah konsep produk ketiga. Sehingga konsep produk inilah yang akan
dikembangkan selanjutnya menjadi produk jig and fixture untuk Portable Line
Boring Machine.
Pada bagian selanjutnya akan dilakukan pemberian bentuk atau pemodelan
solid dari produk berdasarkan konsep produk ketiga.
46
3.4 Perancangan Produk Pada Konsep Produk Terpilih
Setelah fase perancangan konsep produk, maka akan dilanjutkan dengan
fase perancangan produk. Konsep produk yang masih berupa skets diberi bentuk,
oleh sebab itulah fase ini juga disebut sebagai Pemberian Bentuk.
Dari pemilihan konsep produk telah dipilih 1 konsep yang selanjutnya
akan diberi bentuk menjadi perancangan produk jig and fixture. Berikut ini
ditampilkan pemodelan solid dari produk yang akan dikembangkan, sedangkan
gambar teknik produk ditampilkan pada akhir laporan ini. Pemodelan dilakukan
dengan menggunakan software Autodesk Inventor.
Gambar 3.8 Model keseluruhan dari jig and fixture
Berikut ditampilkan komponen-komponen dari produk jig and fixture
portable line boring machine.
Gambar 3.9 Fix dan Sliding V-block
47
Gambar 3.10 Body dan Penutup atas
Gambar 3.11 Table dan Saddle
Gambar 3.12 Poros ulir sliding V-block dan Poros table
Gambar 3.13 Stir saddle dan table
48