bab iii metode penelitian -...
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif,
perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan
instrumen seperti apa yang akan digunakan. Oleh karena itu, dalam bab ini,
peneliti akan menguraikan skala yang digunakan dalam mengukur perilaku
agresif, pola asuh orang tua dan konsep diri. Bersamaan dengan itu, akan
diuraikan pula populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang akan
digunakan.
3.1 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel independent yaitu :
a. Pola asuh otoriter (X1).
b. Konsep diri (X2).
2. Variabel dependent yaitu : Perilaku agresif (Y).
3.2 Defenisi Operasional
3.2.1 Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter (authoritarian parenting) menurut Baumrind (1991)
adalah pola asuh yang gagasan pengasuhan yang membatasi dan bersikap
menghukum dan mendikte remaja untuk mengikuti petunjuk orang tua dan
menghormati pekerjaan dan usaha orang tuanya. Orang tua otoriter
menggunakan ketegasan fisik seperti hukuman fisik dan mencabut hak anak.
Pola asuh otoriter akan diukur dengan menggunakan skor angka
peringkat dari tiga aspek yang dikembangkan oleh Baumrind (1991). Untuk
mendapatkan gambaran dari sampel, maka penelitian ini menggunakan skor
total semua aspek. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin
menunjukkan pola asuh otoriter yang tinggi.
3.2.2 Konsep Diri
Fitts (1971) mengatakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting
dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka
acuan (frame of reference) dalam ia berinteraksi dengan lingkungannya. Fitts
juga mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, dengan mengetahui konsep
diri seseorang maka akan lebih memudahkan untuk meramalkan dan
memahami tingkah lakunya.
Konsep diri akan diukur dengan menggunakan enam aspek yang
dikembangkan oleh Fitts (1971). Untuk menilai dari aspek tersebut, akan
digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek konsep diri yang
digunakan dalam penelitian ini.
3.2.3 Perilaku Agresif
Buss dan Perry (1992) memberikan definisi perilaku agresif sebagai
perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang
lain, baik secara fisik maupun non fisik.
Perilaku agresif akan diukur dengan menggunakan 4 aspek yang
dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Untuk menilai dari aspek
tersebut, akan digunakan skor angka peringkat dari aspek-aspek perilaku
agresif yang digunakan dalam penelitian ini.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi merupakan subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan diteliti. Arikunto (2002) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 4 Ambon kelas I dan II
yang berjumlah 612 siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah 150 siswa. Teknik pengambilan data
yang digunakan adalah sampling Purposif atau sampel pertimbangan. Dalam
sampling pertimbangan atau purposif, pertimbangan peneliti memegang
peranan, bahkan menentukan obyek mana yang dapat dianggap menjadi
anggota sampel (Syarifudin, 2002). Kriteria dalam penelitian ini adalah kelas
I dan II sesuai dengan nomor urut absen, dan per kelasnya akan diambil
masing-masing 15 siswa.
Adapun ciri-ciri dari populasi penelitian ini dapat dikelompokan
berdasarkan jenis kelamin dapat dibedakan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Populasi berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Populasi
1. Laki-laki 65 siswa
2. Perempuan 85 siswa
Total 150 siswa
Data lebih jauh diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh
responden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan
pengaruh pola asuh otoriter orang tua dan konsep diri terhadap perilaku
agresif siswa SMA N 4 Ambon.
Alat ukur yang digunakan untuk menjaring data dan informasi
mengenai pola asuh otoriter, konsep diri, dan perilaku agresif menggunakan
skala psikologi, dengan alasan skala psikologi memiliki keunikan yang khas
seperti: stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkapkan
indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan, selalu berisi banyak item,
dan respon partisipan tidak diklasifikasikan dalam benar atau salah. Semua
jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-
sungguh.
Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan
berdasarkan skala likert dengan 5 alternatif jawaban, yakni: Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
3.4 Skala
3.4.1 Skala Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter diukur dengan menggunakan skala pola asuh
otoriter oleh Baumrind (1991). Item akan disusun melalui pernyataan
favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).
Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator, dan sebaran total
item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Blue Print Skala Pola Asuh Otoriter
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Batasan perilaku
Mengikuti aturan-
aturan yang diterapkan
orang tua tanpa
memiliki kebebasan
1,6, 14,
18 32 5
Pengontrolan orang tua
yang bersifat diktator
3, 5, 22,
30 23 5
2.
Kualitas hubungan
emosional orang
tua-anak
Mendapat hukuman
jika melanggar perintah 12, 13, 29 21, 28 5
Kurangnya komunikasi
dengan orang tua 24, 26, 31 19, 25 5
3. Perilaku
mendukung
Jarang mendapatkan
hadiah dari orang tua
jika memperoleh
keberhasilan
7, 8, 9 17 5
Tidak adanya perhatian
dari orang tua akan
kebutuhan-
kebutuhannya
2, 4, 27 10 5
Jumlah Aitem 20 8 28
TOTAL 28
Untuk proses try out, jumlah aitem diperbanyak menjadi 32 aitem.
Penjabaran dari aspek pola asuh otoriter, indikator dan sebaran total aitem
untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Sebaran Aitem Pola Asuh Otoriter Untuk Try Out
NO. ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Batasan perilaku
Mengikuti aturan-
aturan yang
diterapkan orang tua
tanpa memiliki
kebebasan
1,6, 14,
18 11*, 32 6
Pengontrolan orang
tua yang bersifat
diktator
3, 5, 22,
30 20*, 23 6
2.
Kualitas
hubungan
emosional orang
tua-anak
Mendapat hukuman
jika melanggar
perintah
12, 13,
29 21, 28 5
Kurangnya
komunikasi dengan
orang tua
24, 26,
31 19, 25 5
3. Perilaku
mendukung
Jarang mendapatkan
hadiah dari orang tua
jika memperoleh
keberhasilan
7, 8, 9 16*, 17 5
Tidak adanya
perhatian dari orang
tua akan kebutuhan-
kebutuhannya
2, 4, 27 10, 15* 5
Jumlah Aitem 20 12 32
TOTAL 32
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.4.2 Skala Konsep Diri
Skala yang digunakan untuk mengukur konsep diri berdasarkan
aspek-aspek dan indikator-indikator yang dikemukakan oleh Fitts (1971).
Aspek tersebut mengemukakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap perilaku seseorang dan dengan mengetahui konsep diri,
seseorang akan lebih mudahkan untuk meramalkan dan memahami
perilakunya (Fitts, 1971). Item pernyataan akan disusun dalam pernyataan
favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan negatif).
Penjabaran dari aspek konsep diri, indikator, dan sebaran total item
sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3.4:
Tabel 3.4
Blue Print Skala Konsep Diri
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Keluarga
Kepuasan dan
kedekatan dengan
keluarga
1, 2, 3, 4 5 5
2. Akademik
Mampu menilai diri
sendiri dalam bidang
akademik
6, 7, 8, 9 10 5
3. Fisik
Mampu menilai
keadaan dirinya antara
lain, kesehatan,
penampilan, dan
keadaan tubuh
11, 12,
13, 14 15 5
4. Moral
Mempresepsikan
hubungan dengan
Tuhan berdasarkan
nilai-nilai moral agama
16, 17,
18, 19 20 5
5. Pribadi Kepuasan terhadap
dirinya
21, 22,
23, 24 25 5
6. Sosial
Interaksi dengan orang
lain maupun
lingkungannya
26, 27,
28, 29 30 5
Jumlah Aitem 24 6 30
TOTAL 30
Seluruh aitem asli dari Fitts (1971) yang telah dimodifikasi oleh
penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek konsep diri,
indikator dan sebaran aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5
Blue Print Konsep Diri Untuk Try Out
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Keluarga
Kepuasan dan
kedekatan dengan
keluarga
1, 2, 3, 4 5, 31* 6
2. Akademik
Mampu menilai diri
sendiri dalam bidang
akademik
6, 7, 8, 9 10, 32* 6
3. Fisik
Mampu menilai
keadaan dirinya antara
lain, kesehatan,
penampilan, dan
keadaan tubuh
11, 12,
13, 14 15, 33* 6
4. Moral
Mempresepsikan
hubungan dengan
Tuhan berdasarkan
nilai-nilai moral agama
16, 17,
18, 19 20, 34* 6
5. Pribadi Kepuasan terhadap
dirinya
21, 22,
23, 24 25, 35* 6
6. Sosial
Interaksi dengan orang
lain maupun
lingkungannya
26, 27,
28, 29 30, 36* 6
Jumlah Aitem 24 12 36
TOTAL 36
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.4.3 Skala Perilaku Agresif
Perilaku agresif diukur dengan menggunakan skala perilaku agresif
yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Item disusun melalui
pernyataan favorable (pernyataan positif) dan unfavorable (pernyataan
negatif).
Penjabaran dari aspek perilaku agresif, indikator, dan sebaran total
item sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6
Blue Print Perilaku Agresif
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8 4
Menyakiti 5, 22, 36 29 4
2. Agresi Verbal
Menghina 4, 33, 35 21 4
Mencaci maki 14, 30,
32 27, 4
3. Kemarahan
Marah 1, 23 9, 18 4
Benci 12, 25,
28 19 4
4. Permusuhan Merasa curiga 7, 10, 15,
20, 17 5
Jumlah Aitem 21 8 29
TOTAL 29
Seluruh aitem asli dari Buss dan Perry (1992) yang telah dimodifikasi
oleh penulis digunakan dalam proses try out. Penjabaran dari aspek konsep
diri, indikator dan sebaran aitem untuk try out alat ukur dapat dilihat pada
Tabel 3.7.
Tabel 3.7
Blue Print Perilaku Agresif Untuk Try Out
NO ASPEK INDIKATOR AITEM TOTAL
1. Agresi Fisik Melukai 2, 13, 34 8, 16* 5
Menyakiti 5, 22, 36 11*, 29 5
2. Agresi Verbal Menghina 4, 33, 35 6*, 21 5
Mencaci maki 14, 30, 32 27, 4
3. Kemarahan Marah 1, 23, 31* 9, 18 5
Benci 12, 25, 28 19 4
4. Permusuhan Merasa curiga
3*, 7, 10,
15, 20,
24*,
17, 26* 8
Jumlah Aitem 24 12 36
TOTAL 36
Keterangan: tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.5 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Alat Ukur
3.5.1 Uji Daya Diskriminasi Aitem
Azwar (2012) menyatakan bahwa daya diskriminasi aitem adalah
sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur.
Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan perilaku agresif,
maka aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang mampu
menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki
agresivitas tinggi dan mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem
dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem dengan distribusi skor skala iti sendiri. Komputasi ini akan
menghasilkan koefisien korelasi aitem-total.
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total,
biasanya digunakan batasan rᵢₓ ≥0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien
korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Aitem yang
memiliki harga rᵢₓ kurang dari 0,30 dapat diiterpretasikan sebagai aitem yang
memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012).
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas meruapakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable.
Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan,
keterandalan, keajengan, kestabilan, dan konsistensi, namun ide pokok yang
terkandung dalam konsep reliabilitas adlah sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013). Penentuan reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach. Nilai koefisien alpha
yang dianggap reliabel adalah jika memenuhi nilai minimal 0.60 (Ghozali,
2009).
3.6 Uji Asumsi Klasik
Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan bahwa sebelum
melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu diuji agar
memenuhi Criteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga dapat
menghasilkan parameter penduga yang sahih.
3.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu
berdistribusi normal, Selain itu dari hasil pengujian normalitas juga dapat
menunjukkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal atau hampir
berdistribusi normal (Arikunto, 2006). Pengujian normalitas dilakukan
dengan melihat grafik histogram, P-P Plot Test, dan uji one sample
kolmogorov smirnov.
3.6.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Sebab jika
terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinearitas. Pengujian akan
dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0.10 dan VIF ≥10
(Ghosali, 2009).
3.6.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians tetap maka terjadi problem
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatterplot (nilai
prediksi dependenn ZPRED dengan residual SRESID). Apabila titik pada
grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas (Santoso, 2000).
3.6.4 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi
penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Jika penyimpangan tersebut
tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat adalah linear (Hadi, 2000). Hasil uji linieritas dengan p<0.05 maka
dapat dikatakan adanya hubungan yang linear antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
3.7 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analisis data yang
digunakan adalah: Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi berganda
bermaksud untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependen, bila
dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi
(Sugiyono, 2006).