bab iii metode penelitian 3.1 subjek...

19
48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2011). Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah warga masyarakat Sukasari yang menjadi anggota kelompok simpan pinjam perempuan dengan status lancar, aktif dan minimal 2 tahun berjalan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitin ini dilaksanakan di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.Penentuan lokasi ini berdasarkan prasurvey, beberapa tahun terakhir ini Kecamatan Sukasari telah mendapat bantuan dari PNPM Mandiri Perdesaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.Menurut informasi dari fasilitator PNPM, bahwa di wilayah kabupaten Sumedang, salah satu kegiatan PNPM yang berhasil adalah PNPM yang ada di wilayah Sukasari.Maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana dampak PNPM Mandiri Perdesaan terhadap perkembangan dan peningkatan pendapatan anggota kelompok simpan pinjam perempuan (SPP) di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai. 3.3 Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu, dengan menerapkan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode ini sesuai dengan kebutuhan program studi Integrated Micro Management (IMM), karena masalah- masalah yang diangkat begitu kompleks, sehingga apabila hanya menggunakan satu metode saja, dianggap belum bisa mewakili penjabaran kompleksitas atas

Upload: others

Post on 07-Nov-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2011).

Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah warga masyarakat

Sukasari yang menjadi anggota kelompok simpan pinjam perempuan dengan

status lancar, aktif dan minimal 2 tahun berjalan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitin ini dilaksanakan di Kecamatan Sukasari, Kabupaten

Sumedang.Penentuan lokasi ini berdasarkan prasurvey, beberapa tahun terakhir

ini Kecamatan Sukasari telah mendapat bantuan dari PNPM Mandiri Perdesaan

untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.Menurut informasi dari fasilitator

PNPM, bahwa di wilayah kabupaten Sumedang, salah satu kegiatan PNPM yang

berhasil adalah PNPM yang ada di wilayah Sukasari.Maka peneliti ingin

mengetahui sejauh mana dampak PNPM Mandiri Perdesaan terhadap

perkembangan dan peningkatan pendapatan anggota kelompok simpan pinjam

perempuan (SPP) di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.Kegiatan

penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai.

3.3 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu, dengan

menerapkan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode ini sesuai dengan

kebutuhan program studi Integrated Micro Management (IMM), karena masalah-

masalah yang diangkat begitu kompleks, sehingga apabila hanya menggunakan

satu metode saja, dianggap belum bisa mewakili penjabaran kompleksitas atas

49

fenomena yang terjadi. Dengan menggabungkan kedua metode ini diharapkan

akan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam terhadap

masalah-masalah penelitian.

Penelitian ini juga merujuk pada pendekatan Leiden Ethnosystem yang

mendasari tiga konsep diantaranya sudut pandang pastisipan (the Participant’s

view/PV), bidang studi ethnology (the field of ethnological study/FES), dan

dimensi sejarah (the historical dimension/HD) (Slikkerveer: 1995)

Pada prinsipnya untuk mengukur dan menilai suatu keadaan sosial

diperlukan pengamatan yang intensif. Hal tersebut dimaksudkan agar

mendapatkan pengetahuan tentang persepsi emik (emic) dan interpretasi yang

muncul secara subjektif. Pengetahuan emic dan interpretasi adalah perspektif

mereka yang ada dalam suatu budaya, yang ditentukan oleh adat setempat, makna

dan kepercayaan (Loughry et al: 2006).

Pendekatan terhadap masalah-masalah penelitian kualitatif umumnya

menggunakan analisis desktiptif dengan orientasi retrospektif, karena melihat

kondisi subyek penelitian sebelum dan sesudah suatu peristiwa terjadi, yang

bertujuan untuk mencapai pemahaman yang dalam dan lebih luas tentang

fenomena yang akan diangkat. Fenomena dalam hal ini adalah sistem simpan

Pinjam yang dilakukan oleh PNPM. Bukan hanya pendekatan itu saja tetapi juga

menerapkan pendekatan transformatif-emansipatoris, artinya penelitian ini

sumber mendokumentasikan pengetahuan, praktik dan keyakinan tentang

perspektf masyarakat lokal. Selain itu penelitian ini juga menganalisis pengaruh

sistem simpan pinjam PNPM terhadap kemampuan ekonomi masyarakat di

kecamatan Sukasari pada usaha yang mereka jalankan.

Penelitian kualitatif dan kuantitatif yang akan dilakukan menggunakan

metode etnografi dengan tujuan untuk menganalisis sistm simpan pinjam di

PNPM sebagai upaya untuk mendeskripsikan pemahaman, pemikiran, aturan dan

perilaku masyarakat terhadap sistem simpan pinjam PNPM itu sendiri dan makna

sejahtera dimata mereka. Tahapan nya adalah dengan melakukan observasi

dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan tujuan untuk lebih mengetahui

seluruh aspek dalam sistem simpan pinjam PNPM, baik itu dari aktifitas, prosedur

50

dan perspektif masyarakat lokal. Dari sini akan diketahui pengaruh program

keuangan mikro yang dilakukan PNPM terhadap tingkat kesejahteraan anggota

PNPM di kecamatan Sukasari.

3.4 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah strategi eksplanatoris

sekuensial, yaitu sebuah strategi pengumpulan dan analisis data kualitatif yang

dilakukan pada tahap pertama kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis

data kuantiatatif pada tahap kedua.Data tersebut didasarkan pada hasil temuan

tahap pertama. Terakhir adalah tahapan proses pencampuran antarahasil penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif yang menghubungkan analisis kualitatif dan

pengumpulan data kuantitatif.

Tujuan penggunaan strategi ekplanatoris sekuensial adalah menggunakan

data dan hasil-hasil kuantitatif secara komplementer menafsirkan penemuan-

penemuan kualitatif, atau sebaliknya. Focus utama dalam strategi ini adalah

mengeksplorasi fenomena system simpan pinjam PNPM berdasarkan perspektif

masyarakat Sukasari. Penggunaan strategi ini diharapkan dapat mempermudah

peneliti dalam mendeskripsikan dan melaporkan hasil penenitian.

Selain menggunakan strategi eksplanatoris, penelitian ini juga

menggunakan strategi deskriptif.Rumusan masalah deskriptif adalah suatu

rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan

variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih. Jadi pada penelitian ini,

peneliti tidak membuat perbandingan variable satu sama lain, melainkan mencari

hubungan antar variable. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan

penelitian deskriptif (Sugiyono,2015)

Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status pada

sekelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu system pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan memberikan gambaran-

gambaran terhadap fenomena yang ada, serta menguji hipotesis yang ingin

dipecahkan melalui teknik wawancara serta pengisian kuesioner. Metode

penelitian deskriptif ini juga seringkali disebut metode survey.Umunya, penelitian

51

survey ini dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas

populasi untuk mewakili seluruh populasi.

3.5 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variable.Variabel yang dimaksud adalah

variable independent dan variable dependen. Menurut Sugiyono (2011), variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variable dependent. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Dampak Kredit Mikro Pada Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan).

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono: 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya penjelasan lebih rinci mengenai

keseluruhan faktor, variable dan deskripsi serta indikator kesejahteraan sosial dan

kesejahteraan ekonomi masyarakat kecamatan Sukasari akan dijabarkan melalui

table berikut:

PNPM sebagai salah satu lembaga keuangan mikro yang berlokasi di tiap desa

berperan dalam kehidupan masyarakat.Maka pada penelitian ini yang menjadi

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Konsep Deskripsi

Pencapaian Skala No. Item

Kesejahteraan

ekonomi Pendapatan Tingkat pendapatan masyarakat

setelah mendapatkan manfaat dari

PNPM

Meningkatnya

jumlah pendapatan

masyarakat

Ordinal/

Likert 1,2,3,4,10,

dan 12

Konsumsi /

Pengeluaran Tingkat konsumsi/ pengeluaran

masyarakat setelah mendapatkan

manfaat dari PNPM

Meningkatnya

jumlah konsumsi

masyarakat

Ordinal/

Likert 5,6,7,8,9,11

dan 13

Kesejahteraan

sosial Tingkat

Pendidikan Tingkat pendidikan penerima

manfaat dan keluarga penerima

manfaat PNPM

Meningkatnya

kualitas dan

kuantitas pendidikan

masyarakat

Ordinal/

Likert 1,2,3,4,5,

dan 6

Tingkat

Kesehatan Tingkat kesehatan pendidikan

penerima manfaat dan keluarga

penerima manfaat PNPM

Meningkatnya

kualitas kesehatan

masyarakat

Ordinal/

Likert 1,2,3,4,5,

dan 6

52

variable independent adalah Dampak Kredit Mikro PNPM.Faktor peran PNPM

diwakili oleh bagaimana kehadiran dan manfaat PNPM serta bagaimana pendapat

atau pengetahun masyarakat mengenai PNPM itu sendiri. Serta factor institusi

PNPM dan bagaimana kebutuhan masyarakat akan kredit dari PNPM. PNPM

memberi dampak pada kesejahteraan baik itu dalam segi ekonomi dan

social.Dengan melihat table operasional diatas maka indikator yang mewakili

variabel kesejahteraan ekonomi adalah pendapatan, dan

pengeluaran/konsumsi.Sedangkan indikator yang mewakili variabel kesejahteraan

social adalah pendidikan, dan tingkat kesehatan.Melalui operasionalisasi variable-

variabel tersebut maka dapat mengungkap bagaimana hubungan dan sejauh mana

peran PNPM terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

3.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua

cara, yaitu teknik pengumpulan data primer melalui kuesioner dan wawancara

pendukung, serta teknik pengumpulan sekunder melalui kajian dokumen. Cara

pengumpulan data dilakukan secara beragam karena masing-masing cara tersebut

memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat saling melengkapi untuk

memberikan gambaran mengenai objek penelitian.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

a) Observasi

Orang sering mengartikan observasi sebagi suatu aktivitas yang sempit,

yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian

psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra (Arikunto: 2010).

Metode observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara

langsung kegiatan perempuan yang menerima bantuan modal PNPM Mandiri

Perdesaan.Observasi digunakan dalam rangka mencari data awal mengenai jumlah

53

penerima bantuan modal PNPM Mandiri Perdesaan, untuk mendapatkan

gambaran mengenai kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Sukasari.

b) Penyebaran Kuesioner

Kuesioner yang disebarkan merupakan kombinasi kuesioner terbuka dan

tertutup, yang berarti bahwa disamping pertanyaan tertutup yang mempunyai

sejumlah jawaban, ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada

responden untuk memberi jawaban di luar jawaban yang tersedia (Nasution:

2008). Pertanyaan tertutup dipilih untuk menjadi pedoman responden dalam

mengklasifikasikan jawaban, khususnya untuk jawaban-jawaban yang mudah

dikategorisasikan contohnya pendapatan, konsumsi dan tabungan.Sedangkan

pertanyaan terbuka digunakan apabila jawaban tidak dapat diantisipasi karena

sulit memasukkan sejumlah kategori atau apabila populasi belum sepenuhnya

dikenal oleh peneliti. Kuesioner diberikan kepada peneliti dengan teknik

Accidental Sampling karena peneliti tidak bisa memprediksi waktu di mana para

PKL memiliki waktu luang untuk mengisi kuesioner sehingga kuesioner

disebarkan pada jam kerja responden.

c)Wawancara

Menurut (Sugiyono,2015) wawancara dilakukan apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal lebih mendalam dari responden. Interview yang sering disebut

dengan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto: 2010). Metode wawancara

digunakan untuk mendapatkan data primer.Data yang diperoleh meliputi data

tentang identitas responden (simpan pinjam perempuan), aktivitas kegiatan

penerima bantuan secara umum, jumlah bantuan bantuan yang diterima, omset

dan pendapatan rata-rata yang diperoleh perbulan.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan.Wawancara yang dilakukan peneliti

ditujukan kepada anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di

54

kecamatan Sukasari, menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman

wawancara.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang barang

tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, dokumen nilai, peraturan-peraturan,

catatan harian dan sebagainya (Arikunto: 2010). Dokumentasi dalam penelitian ini

digunakan sebagai teknik dalam mencari dan mengumpulkan data dengan cara

mempelajari dan mencatat mengenai variabel atau objek yang diteliti. Metode ini

digunakan untuk mendapatkan data skunder yang diperoleh dari Kantor PNPM

Mandiri Perdesaan Kecamatan Sukasari.

3.7 Cara Penentuan Data

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015). Populasi

merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak kita uji.Populasi

dalam penelitian ini (N) adalah para penerima manfaat kredit mikro dari PNPM

dan warga masyarakat yang tidak menerima manfaat dari PNPM yang sama-sama

bertempat tinggal di kecamatan Sukasari.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2015). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah simple random sampling dan purposive sampling.Simple

random sampling adalah teknik pengambilan anggota sample dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut

(Sugiyono,2015). Sedangkan Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2015). Purposive sampling yaitu

merupakan metode penetapan sample dengan didasarkan pada kriteria-kriteria

tertentu dimana tiap anggota populasi tidak memmiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan sample.

55

Untuk menjawab pertanyaan pertama digunakan metode purposive

ampling.Kriteria yang ditentukan dalam purposive sampling diantaranya

merupakan warga kecamatan Sukasari yang bukan merupakan anggota dan tidak

menerima fasilitas/manfaat kredit dari PNPM. Akan dipilih sebanyak 50 orang

dengan kriteria khusus diantaranya merupakan wanita, usia produktif, pendidikan

terakhir sekolah menengah/sederajat dan memiliki usaha mikro.

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan kedua mengunakan metode simple

random sampling.Jumlah responden ditentukan dengan menggunakan rumus

Slovin. Total warga masyarakat yang menerima manfaat kredit dari PNPM

berjumlah 1134 orang. Namun, jumlah anggora KSPP yang menjadi fokus

penelitian sekaligus dipilih sebagai sampel yakni berjumlah 124 orang. Dipilih

124 orang sebagai sample karena sejumlah orang tersebut masih secara aktif

menjadi anggota selama 5 tahun terakhir. Sedangkan sisa 1.110 hanya pernah

menjadi anggota aktif untuk kurun waktu rata-rata 6 bulan dan tidak lagi menjadi

anggota aktif (hanya tercatat sebagai anggota pasif). Untuk menentukan sample

responden, dapat digunakan rumus Slovin (Riduwan,2017), sebagai berikut:

Keterangan :

n = ukuran sample minimum

N = ukuran populasi

e2 = tingkat presisi

Jumlah populasi (N) yaitu sebanyak 120 anggota SSP dan tingkat kesalahan yang

ditentukan sebesar 10% (d=0,10), jumlah sample penelitian (n) adalah:

n = 124 = 124 = 55,3 ~ 50 orang

1+(124.0,01) 2,24

56

sesuai angka yang diperoleh maka ditetapkan 50 orang yang akan menjadi sample

untuk menjawab pertanyaan kedua (Bagaimana dampak pemberian kredit mikro

pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat di

Kecamatan Sukasari sebelum dan setelah menerima manfaat kredit?).

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut (Sugiyono,2015), teknik analisis data yaitu diarahkan untuk

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis. Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain. Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data.

3.8.1 Rancangan Analisis

3.8.1.1 Analisis Deskriptif-Kuantitatif

Untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana dampak kredit mikro

PNPM terhadap kesejahteraan ekonomi dan social, diperlukan data yang benar,

cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung

kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data

yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan

(instrumen) serta sumber data.

Dalam penelitian ini digunakan uji coba angket yang diharapkan sebagai

alat ukur penelitian yang digunakan untuk mencapai kebenaran atau mendekati

kebenaran.Sehingga dari angket inilah diharapkan data utama yang berhubungan

dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.

Teknik pengukuran dalam instrumen pada penelitian ini akan

menggunakan skala Likert, adapun pertimbangan digunakan angket skala Likert

dalam penelitian ini adalah karena Skala Likert memiliki tingkat realibilitas tinggi

57

dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu dan luwes serta

fleksibel daripada teknik pengukuran lainnya. (Sugiyono,2015)

Dalam menjawab skala Likert ini, responden hanya memberi tanda,

misalnya checklist atau tanda silang pada kemungkinan skala yang dipilihnya

sesuai dengan pertanyaan.Selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu

dilakukan penyekoran.Untuk pemberian skor pada skala Likert berarah positif dan

negatif.Sedangkan untuk skala negatif, kemungkinan skor tersebut menjadi

sebaliknya tergantung kepada arah pertanyaan yang diberikan.

Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon seseorang

tentang oyek social.Jawaban dari setiap instrument yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.Setiap item

diberi pilihan respon yang sifat nya tertutup. Tingkat pengukuran data dalam skala

Likert adalah ordinal sehingga apabila akan dianalisis dengan statistic paramentrik

harus dinaikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan

Method of Successive Interval (MSI) (Ridwan,2017)

MSI atau disebut metode interval berurutan merupakan teknik tersebut

merupakan teknik yang paling sederhana dalam mentransformasi skala ordinal

menjadi skala interval. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval

adalah sebagai berikut:

1) Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap

item kuesioner

2) Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi

3) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga

diperoleh nilai proporsi kumulatif

4) Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi

kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku

5) Menghitung SV (scale value) dengan rumus :

SV = density at lower limit - density at upper limit

area under upper limit - area under lower limit

( Sumber: Umar, 2008)

58

Dimana :

Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = kepadatan batas atas

Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas

Area Below Lower Limit = daerah dibawah batas bawah

6) SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif

terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (-1)

7) Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus

Y = SV + │SVminimum│

8) Gantilah setiap skor dengan nilai y yang sesuai untuk masing-masing skor

dalam satu item.

Data yang telah melalui proses MSI, selanjutnya diolah dalam pengujian statistik

lanjutan untuk mendapatkan pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya

Dalam analisis deskriptif-kuantitatif dilakukan scoring dan indeks. Dimana

data yang masuk akan dikelompokan dan dihitung frekuensi dan presentasenya,

hasil olahan data tersebut kemdian diaanalisis secara deskriptif yang lebih

mendalam dari karakteristik masing-masing komponen variable. Kemudian data

tersebut ditabulasikan, setiap komponen yang diteliti dihitung indeks

nya.Menghitung skor tiap komponen adalah dengan menjumlahkan hasil

perkalian masing-masing frekuensi data dengan nilai bobotnya (1-5).

Tabel 3.3

Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju 4

2 Setuju 3

3 Tidak Setuju 2

4 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: (Sugiyono,2015)

59

Kemudian indeks dihitung dengan metode mean, yaitu dengan membagi total skor

dengan jumlah responden. Angka indeks tersebut menunjukan rata-rata tanggapan

responden mengenai dampak atas adanya kredit mikro pada PNPM.

3.8.1.2 Analisis Deskriptif-Kualitatif

Selain menggunakan kuesioner utnuk menjawab rumusan masalah,

penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif-kualitatif dengan menganalisis

hasil wawancara peneliti dengan Fasilitator PNPM dan beberapa informan

lainnya. Pada tahap ini, data mentah yang akan diolah adalah data hasil

wawancara dengan pedoman yaitu mengenai bagaimana peran serta PNPM di

kecamatan Sukasari serta, makna keberadaan PNPM khususnya dalam hal

menyalurkan kredit mikro.

3.8.2 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2012) mendefinisikan valid adalah sebagai derajad

ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang

dapat dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan definisi tersebut, maka validitas

dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat

pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang

diinginkan peneliti untuk diukur.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak

diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang variabel yang dimaksud.Validitas merupakan seberapa jauh suatu tes atau

satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto:

2010). Validitas juga sebagai sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Ada tiga kategori validitas yang sering

dijumpai, yaitu validitas berdasarkan kreteria, validitas konvergen, validitas

diskriminan.

60

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

r = koefisien korelasi yang dicari

n = banyaknya subjek

X = skor pertanyaan

Y = skor total

3.8.3 Uji Reliabilitas

Pengertin reliabititas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara

berulang relative sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat

reliabilitas yang baik (Suliyanto: 2006)

Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen

pengaruh yang baik.Berdasarkan hal tersebut, maka setelah melakukan pengujian

validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas untuk

menguji kecenderungan atau kepercayaan alat pengukuran dengan diperoleh nilai

r dari pengujian reliabilitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang

menyatakan ada tidaknya hubungan antara dua belah instrument. Teknik yang

digunakan untuk menguji reliabilitas (keandala) kuesioner dalam penelitian

inidigunakan teknik belah dua (split half) skor pernyataan (statement) bernomor

ganjil genap, dengan teknik korelasi Spearman Brown.

Reliabilitas menyangkut 3 aspek penting yaitu: alat ukur yang digunakan

harus stabil dan memiliki sifat dapat diandalkan (dependability) dan dapat

diramalkan (predictability). Sehingga alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas

yang tinggi atau dapat dipercaya (Nazir: 2011).Reliabilitas bentuk pengukuran

yang dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Konsistensi

menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu

menjadi sebuah kumpulan. Menurut Jogiyanto (2010) suatu pengukuran dikatakan

reliebel jika pengukuran tersebut dapat dipercaya, supaya dapat dipercaya

61

makahasil dari pengukuran harus konsisten. Dan dikatakan konsisten manakalah

beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak

berbeda.

(

)

Keterangan :

r = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

St2 = deviasi standard total

ƩSb2 = jumlah deviasi standard butir

3.8.4 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variable berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas diperlukan untuk

melakukan pengujian-pengujian variable lainnya dengan mengasumsikan nilai

residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic

menjadi tidak valid dan statistic parametrik menjadi tidak dapat digunakan

(Ghozali,2013). Menurut (Ghazali,2013) dasar pengambilan keputusan

adalahsebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, makadapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

memenuhiasumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil

berasal dari populasi berdistribusi normal.

62

3.8.5 Uji t

Menurut Ghazali (2013), Penggunaan uji t adalah untuk mengetahui

perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok. Dengan melakukan pengujian t-

statistk dapat diungkap ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variable

independent (X) terhadap variable dependent (Y). Uji t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variable penjelas/independent secara

individual dalam menerangkan variasi variable independent (Ghozali,2013).

Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini serta berdasarkan

hubungan antar populasinya, uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dependent sample t-test, dan independent sample t-test:

a. Independent sample t-test

Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk

membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak

saling berkaitan (Ghozali,2013). Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa

penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. Prinsip pengujian uji

ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum

dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama

(equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).

Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-

Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal

variance) bila F-Hitung > F-Tabel. Bentuk varian kedua kelompok data akan

berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus

pengujiannya. Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus

Polled Varians:

63

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus

Separated Varians:

Hipotesis yang disusun, yaitu:

Tidak terdapat dampak yang positif antara kegiatan kredit mikro pada

PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Terdapat dampak yang positif antara kegiatan kredit mikro

pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan masyarakat.

b. Paired sample t-test

Paired sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk

membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan (Ghozali,2013).

Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang

sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu

pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.

Menurut Ghazali (2011), rancangan ini paling umum dikenal dengan

rancangan pre-post, artinya membandingkan rata-rata nilai pre- test dan rata-rata

post test dari satu sampel. Metode ini menggambarkan bahwa responden akan di

ukur test pengetahuannya sebelum penyuluhan (nilai pre-test) dan di ukur test

pengetahuannya setelah penyuluhan (nilai post test) selanjutnya nilai masing-

masing responden di bandingkan antara sebelum penyuhan (pre-test) dengan

setelah penyuluhan (post-test). Jadi satu sampel akan memiliki dua buah data.

Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:

64

Dengan hipotesis:

Tidak terdapat dampak yang positif antara kredit mikro pada

PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat

sebelum dan setelah menerima manfaat kredit mikro.

Terdapat dampak yang positif antara kredit mikro pada PNPM Mandiri

Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat sebelum dan

setelah menerima manfaat kredit mikro.

3.8.6 Uji Mann Withney

Menurut Santoso (2010) Uji Mann-Whitney digunakan sebagai alternatif

lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak dijumpai.

Teknik ini dipakai untuk mengetes signifikansi perbedaan antara dua populasi,

dengan menggunakan sampel randon yang ditarik dari populasi yang sama. Test

ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana persyaratan persyaratan

parametriknya tidak terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal. Uji ini berbeda

dengan uji Wilcoxon.Uji wilcoxon untuk dua sampel yang

berpasangan.sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang

independent.

Untuk dapat melakukan pengujian dengan menggunakan metode Mann

Withney diperlukan data berskala ordinal, interval atau rasio: terdiri dari 2

kelompok yang independent atau saling bebas, data kelompok I dan kelompok II

65

tidak harus sama banyaknya, data tidak harus berdistribusi normal sehingga tidak

perlu uji normalitas

Prosedur pengujian dapat dilakukan sebagai berikut:Susun kedua hasil

Pengamatan menjadi satu kelompok sampel, hitung jenjang/ rangking untuk tiap –

tiap nilai dalam sampel gabungan, jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai

terkecil sampai terbesar, nilai beda sama diberi jenjang rata–rata, selanjutnya

jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel, hitung Nilai statistik uji U.

Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil

dimana n ≤ 20 dan U-test sampel besar bila n > 20. Oleh karena pada sampel

besar bila n > 20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal,

maka test signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga

kritik Z pada tabel probabilitas normal. Sedangkan test signifikansi untuk sampel

kecil digunakan harga kritik U . Adapun formula rumus Mann-Whitney Test.

Berikut statistik uji yang digunakan dalam uji mann whitney:

Untuk sampel kecil (n1 atau n2 ≤ 20)

Untuk sampel kecil dimana n1 atau n2 ≤ 20.maka digunakan rumus umum

dari uji mann whitney. berikut statistik uji yang digunakan untuk sampel

kecil.

U1 = n1.n2 - U2

U2 = n1.n2 - U1

Bisa menggunakan salah satu dari rumus di atas. Nah untuk mencari nilai

U1 dan U2 seperti berikut.

Keterangan:

U1 = Statistik uji U1

U2 = Statistik uji U2

66

R1 = jumlah rank sampel 1

R2 = jumlah rank sampel 2

n1 = banyaknya anggota sampel 1

n2 = banyaknya anggota sampel 2

Setelah mendapatkan nilai statistik uji U1 dan U2. kemudian mengambil

nilai terkecil dari kedua nilai tersebut. Nilai terkecil yang diperoleh

kemudian dibandingkan dengan tabel mann whitney.

Untuk sampel besar (n1 atau n2 >20)

Berbeda dengan kasus jumlah sampel kecil, jumlah sampel besar

menggunakan statistik uji z karena jumlah sampel yang besar yaitu > 20

setiap sampel. Cara ini tidak membutuhkan tabel mann whitney tapi

menggunakan tabel z yang mungkin lebih populer. Caranya hampir sama

untuk sampel kecil yaitu mencari U1 dan U2. kemudian ada langkah

tambahan untuk menentukan statistik uji z. Nantinya akan digunakan

untuk membandingkan dengan tabel z. Berikut rumus yang digunakan.

Rumus diatas digunakan apabila ada rangking yang berbeda. Sedangkan

untuk ada rangking yang sama menggunakan rumus seperti berikut.