bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ......slameto (2015: 195), variabel...
TRANSCRIPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai setting dimana
penelitian ini dilakukan serta penjabaran karakteristik mengenai subjek penelitian
yang diangkat penulis.
3.1.1 Setting Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil setting penelitian di SD Negeri
Tlogo yang terletak di Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
SD Negeri Tlogo merupakan SD pinggiran yang memiliki 15 guru pengajar
dengan 1 kepala sekolah dan 1 penjaga sekolah. SD Negeri Tlogo dilengkapi
dengan fasilitas 3 kamar kecil, 9 ruang belajar, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1
ruang UKS, dan memiliki 1 lapangan dengan luas 288 m2. Ditinjau dari fasilitas
dan letak SD Negeri Tlogo yang strategis di daerah Tlogo maka SD Negeri Tlogo
termasuk dalam SD favorit, hal tersebut terbukti dengan adanya kelas pararel dan
banyaknya guru pengajar.
Dahulu SD Negeri Tlogo merupakan SD pinggiran yang berada di desa
kecil yang mempunyai sedikit murid dan hanya memunyai 6 kelas dengan 8 guru.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, SD Negeri Tlogo mulai merintis karirnya
sehingga sampai seperti sekarang ini yang memiliki sekitar 250 siswa. SD Negeri
Tlogo juga pernah menjuarai cabang olah raga di bidang voli tingkat nasional di
Palembang. Selain itu, SD Negeri Tlogo juga pernah juara 1 lomba mapel
akademik tingkat kecamatan dan kabupaten. Dan masih banyak lagi juara-juara
yang diraih SD Negeri Tlogo dalam bidang akademik dan non-akademik seperti
lomba pramuka dan Lomba Cerdas Cermat (LCC). Sekarang SD Negeri Tlogo
mulai merintis untuk mempersiapkan siswa-siswi teladan untuk dapat bersaing
dalam bidang akademik maupun non-akademik seperti dahulu.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian penulis adalah siswa kelas 5 yang mana terdapat 35 siswa
dengan rincian, 21 putra dan 14 putri. Siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo mempunyai
kemampuan rata-rata, terbukti hanya 18 siswa dari 35 siswa yang lulus ulangan
31
IPA pada semester 2. Ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua murid umumnya
adalah tamatan SD, SMP, dan SMA. Ditinjau dari faktor psikologis karakteristik
anak kelas 5 SD Negeri Tlogo sangat bervariasi, yaitu ada yang malas belajar, ada
yang rajin belajar, ada yang sangat cepat menangkap pelajaran, ada yang kurang
cepat menangkap pelajaran, serta ada juga yang suka berbicara dengan teman. Hal
inilah yang memicu adanya perbedaan nilai ulangan IPA.
Pada saat proses belajar mengajar dimulai, siswa kelas 5 cenderung ramai
dan ditunjang dengan anak laki-laki yang duduk bergerombol di belakang, hal
tersebut membuat kelas menjadi tidak kondusif dan membuat konsentrasi teman
yang lain menjadi terganggu. Siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo memiliki
kemampuan yang relatif berbeda, beberapa dari mereka memiliki kemampuan di
atas rata-rata akan tetapi sebagian besar dari mereka memiliki kemampuan rata-
rata bahkan banyak yang dibawah rata-rata. Hal ini terbukti dari rentang nilai
tertinggi yaitu 88 dan nilai terendah 45 serta rata-rata kelas yang hanya 65,2.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Kidder (Darmadi, 2011: 20), variabel penelitian adalah “suatu
kualitas (qualities) dimana penelitian ingin mempelajari dan menarik kesimpulan
dari penelitian yang dilakukan”. Pernyataan diatas juga didukung oleh pendapat
Slameto (2015: 195), variabel penelitian adalah “faktor yang apabila diukur
memberikan nilai yang bervariasi”. Variabel merupakan faktor penting yang akan
menentukan hipotesa, data penelitian, desain penelitian pengembangan instrumen
dan pemantapan uji statistik. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel penelitian
adalah suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diukur serta
diambil kesimpulannya. Dalam penelitian ini mengandung 2 variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat atau tergantung.
a) Menurut Slameto (2015:198), “variabel bebas atau independent variable adalah
variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain.” Jadi dapat
dikatakan bahwa variabel bebas (X) atau Independence Variable adalah sebuah
variabel yang memberikan pengaruh bagi variabel yang lain. Variabel bebas
biasanya diterapkan untuk diamati dan diukur agar dapat mengetahui
32
pengaruhnya terhadap variabel lain. Pada penelitian ini, yang menjadi variabel
bebas adalah metode inkuiri.
X: Metode Inkuiri
b) Menurut Slameto (2015:198), “variabel tergantung atau Dependent Variable
adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan
pengaruh variabel bebas.” Variabel terikat diamati dan diukur untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas. Jadi dapat dikatakan
variabel tergantung atau sering disebut variabel terikat (Y) atau Dependent
Variable adalah sebuah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada
penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa
kelas 5 SD Negeri Tlogo.
Y: Hasil Belajar IPA
3.2.2 Definisi Operasional
a) Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah sebuah metode pembelajaran yang mempunyai ciri
bahwa siswa dituntut untuk aktif menemukan jawaban dari suatu masalah melalui
eksperimen dan observasi dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran
seperti menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang
percobaan, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan
dan menganalisis data serta membuat kesimpulan.
b) Hasil belajar IPA
Hasil belajar IPA adalah perolehan skor atau nilai yang didapatkan setelah
siswa mengikuti tes.
3.3 Rencana Tindakan
Dalam rencana tindakan penulis menggunakan penelitian tindakan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dengan melakukan
tindakan-tindakan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan
yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran
tersebut dilakukan. PTK dilaksanakan dengan proses pengkajian berdaur
33
(cyclical) yang terdiri dari 3 tahap. Berikut adalah gambar spiral siklus PTK yang
dikemukakan oleh Hopkins:
Plan
Reflective
Action/Observation
Revise Plan
Reflective
Action/Observation
Revise Plan
Reflective
Action/Observation
Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopkins
Bagan di atas tergambar dengan jelas bahwa PTK memiliki 3 tahap berdaur
yaitu: (1) perencanaan, melakukan perencanaan untuk melakukan sebuah
tindakan; (2) tindakan dan observasi, dari sebuah perencanaan yang telah dibuat
akan dilakukan tindakan serta tindakan tersebut akan diamati atau diobservasi
apakah tinakan tersebut telah sesuai dengan perencanaan; (3) refleksi, refleksi
dilakukan dari observasi yang telah dilakukan dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang telah diperbuat pada saat melakukan tindakan serta menemukan
cara kembali untuk selanjutnya akan diadakan tindakan lagi. Siklus berdaur pada
PTK dilakukan minimal dengan 2 kali siklus pembelajaran. Siklus ini akan terus
berulang hingga suatu permasalahan dianggap telah teratasi.
3.3.1 Tahap Penelitian
3.3.1.1 Perencanaan Tindakan
Penulis merencanakan perencanaan tindakan untuk penelitian yaitu
persiapan dan langkah-langkah kegiatan yang tertuang pada siklus 1 dan siklus 2.
Pada tahap perencanaan penulis melakukan kegiatan:
34
a) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) dengan menekankan langkah-langkah
metode pembelajaran inkuiri.
b) Menyusun lembar observasi aktifitas guru dan respon siswa terhadap metode
pembelajaran inkuiri, sebagai panduan penulis dalam mengamati pelaksanaan
proses pembelajaran yang berlangsung.
c) Menyusun lembar kerja siswa (kelompok diskusi).
d) Merancang alat evaluasi yang berupa soal pilihan ganda, kunci jawaban, dan
pedoman penilaian.
3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, penulis membuat 2 siklus pembelajaran
dengan 3 kali pertemuan setiap siklus. Pada setiap pertemuan pembelajaran
diadakan penilaian observasi (pengamatan) untuk mengevaluasi tahapan
pembelajaran berbasis inkuiri. Untuk pembuatan skenario pembelajaran penulis
menerapkan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Pada pertemuan terakhir setiap siklus akan diadakan tes
formatif. Berikut adalah uraian kegiatan pembelajaran:
Siklus 1
a. Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan yaitu mendeskripsikan sifat-
sifat cahaya dengan indikator: mampu menjelaskan pengertian tentang cahaya,
mampu menerapkan bahwa cahaya dapat merambat lurus, mampu mengemukakan
sifat cahaya yang mengenai benda (bening, berwarna dan gelap) dan mampu
menerapkan bahwa cahaya dapat dipantulkan.
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
2. Memberi motivasi.
3. Melakukan apersepsi.
4. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
35
5. Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan serta arahan yang
diberikan oleh guru.
b. Kegiatan inti
Fase Aktivitas
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah.
1.1 Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi.
1.2 Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah.
1.3 Guru menuliskan masalah dipapan tulis.
2. Membuat hipotesis. 2.1 Siswa merumuskan jawaban sementara dari
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Merancang percobaan. 3.1 Guru membagi siswa dalam kelompok.
3.2 Guru memberi arahan untuk melakukan percobaan.
3.3 Guru membagi kertas panduan dalam percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi.
4.1 Guru membimbing siswa untuk melakukan
percobaan secara kelompok.
4.2 Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang
hasil percobaan yang telah dilakukan.
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data.
5.1 Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data
dari hasil percobaan.
5.2 Guru membimbing siswa untuk menganalisis data
yang telah didapatkan.
5.3 Guru secara acak meminta salah satu kelompok untuk
presentasi tentang apa yang telah didapatkan dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi.
6. Membuat kesimpulan. 6.1 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
c. Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru dan siswa sama-sama melakukan evaluasi.
3. Guru menganalisa hasil evaluasi.
4. Pesan dan motivasi untuk siswa.
b. Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah mendiskripsikan sifat-
sifat cahaya dengan indikator: mampu mengidentifikasi pemantulan cahaya pada
bidang licin dan kasar, mampu mendeskripsikan sifat-sifat cermin datar, cekung,
dan cembung, dan mampu menjelaskan tentang pembiasan cahaya pada
kehidupan sehari-hari.
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
36
2. Memberi motivasi.
3. Melakukan apersepsi.
4. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
5. Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan serta arahan yang
diberikan oleh guru.
b. Kegiatan inti
Fase Aktivitas
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah.
1.1 Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi.
1.2 Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah.
1.3 Guru menuliskan masalah dipapan tulis.
2. Membuat hipotesis. 2.1 Siswa merumuskan jawaban sementara dari
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Merancang percobaan. 3.1 Guru membagi siswa dalam kelompok.
3.2 Guru memberi arahan untuk melakukan percobaan.
3.3 Guru membagi kertas panduan dalam percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
informasi.
4.1 Guru membimbing siswa untuk melakukan
percobaan secara kelompok.
4.2 Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang
hasil percobaan yang telah dilakukan.
5. Mengumpulkan dan
menganalisis data.
5.1 Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data
dari hasil percobaan.
5.2 Guru membimbing siswa untuk menganalisis data
yang telah didapatkan.
5.3 Guru secara acak meminta salah satu kelompok untuk
presentasi tentang apa yang telah didapatkan dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi.
6. Membuat kesimpulan. 6.1 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
c. Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru dan siswa sama-sama melakukan evaluasi.
3. Guru menganalisa hasil evaluasi.
4. Pesan dan motivasi untuk siswa.
c. Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga guru mengawali pelajaran dengan melakukan
apersepsi kemudian guru akan mengevaluasi semua materi yang diajarkan pada
pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Cara evaluasi ini adalah dengan
mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari dan memberi kesempatan
37
kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang paham. Setelah selesai
mengevaluasi, guru memberi aturan kepada siswa untuk mengerjakan tes secara
mandiri.
Pada kegiatan inti akan diadakan tes siklus 1 dengan jumlah soal pilihan
ganda 20 dan waktu 45 menit. Untuk kegiatan penutup guru dan peserta didik
akan bersama-sama merefleksi kegiatan dari pertemuan 1, 2, dan 3 agar dapat
menjadi acuan yang lebih baik pada siklus ke-2.
Siklus 2
a. Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama siklus kedua materi yang diajarkan adalah
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan indikator yaitu mampu menyebutkan
tentang dispersi cahaya pada kehidupan sehari-hari, mampu menerapkan cara
menjaga mata, dan mampu menjelaskan cacat mata seperti rabun jauh, rabun
dekat, cacat mata, dan mata tua.
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
2. Memberi motivasi.
3. Melakukan apersepsi.
4. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
5. Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan serta arahan yang
diberikan oleh guru.
b. Kegiatan inti
Fase Aktivitas
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah.
1.1 Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi.
1.2 Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah.
1.3 Guru menuliskan masalah dipapan tulis.
2. Membuat hipotesis. 2.1 Siswa merumuskan jawaban sementara dari
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Merancang percobaan. 3.1 Guru membagi siswa dalam kelompok.
3.2 Guru memberi arahan untuk melakukan percobaan.
3.3 Guru membagi kertas panduan dalam percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
4.1 Guru membimbing siswa untuk melakukan
percobaan secara kelompok
4.2 Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang
38
informasi. hasil percobaan yang telah dilakukan
5. Mengumpulkan dan
menganalisa data.
5.1 Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data
dari hasil percobaan
5.2 Guru membimbing siswa untuk menganalisis data
yang telah didapatkan
5.3 Guru secara acak meminta salah satu kelompok untuk
presentasi tentang apa yang telah didapatkan dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
6. Membuat kesimpulan. 6.1 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
c. Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru dan siswa sama-sama melakukan evaluasi. .
3. Guru menganalisa hasil evaluasi.
4. Pesan dan motivasi untuk siswa.
b. Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model, dengan indikator yaitu
mampu menyebutkan beberapa alat obtik beserta fungsinya dan mampu
memanfaatkan sifat-sifat cahaya dalam pembuatan karya sederhana.
a. Kegiatan awal
1. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
2. Memberi motivasi dan melakukan apersepsi.
3. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
4. Meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan yang diberikan guru.
b. Kegiatan inti
Fase Aktivitas
1. Menyajikan pertanyaan
atau masalah.
1.1 Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi.
1.2 Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi
masalah.
1.3 Guru menuliskan masalah dipapan tulis.
2. Membuat hipotesis. 2.1 Siswa merumuskan jawaban sementara dari
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Merancang percobaan. 3.1 Guru membagi siswa dalam kelompok
3.2 Guru memberi arahan untuk melakukan percobaan.
3.3 Guru membagi kertas panduan dalam percobaan.
4. Melakukan percobaan
untuk memperoleh
4.1 Guru membimbing siswa untuk melakukan
percobaan secara kelompok
39
informasi. 4.2 Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi tentang
hasil percobaan yang telah dilakukan
5. Mengumpulkan dan
menganalisa data.
5.1 Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data
dari hasil percobaan
5.2 Guru membimbing siswa untuk menganalisis data
yang telah didapatkan
5.3 Guru secara acak meminta salah satu kelompok untuk
presentasi tentang apa yang telah didapatkan dan
meminta kelompok lain untuk menanggapi
6. Membuat kesimpulan. 6.1 Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
c. Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru dan siswa sama-sama melakukan evaluasi.
3. Guru menganalisa hasil evaluasi.
4. Pesan dan motivasi untuk siswa.
d. Pertemuan 3
Pada pertemuan ketiga guru mengawali pelajaran dengan menyiapkan
kondisi kelas, memberi motivasi, melakukan apersepsi kemudian guru akan
mengevaluasi semua materi yang diajarkan pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua pada siklus kedua. Cara evaluasi ini adalah dengan mengulang
kembali pelajaran yang telah dipelajari dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk menanyakan materi yang kurang paham. Setelah selesai mengevaluasi, guru
memberi aturan kepada siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri.
Pada kegiatan inti akan diadakan tes siklus 2 dengan jumlah soal pilihan
ganda 15 dan waktu 45 menit. Untuk kegiatan penutup guru dan peserta didik
akan bersama-sama merefleksi kegiatan dari pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus
kedua serta menanyakan, bagaimana setelah mengikuti metode pembelajaran
inkuiri selama 3 minggu ini. Apakah peserta didik ada perubahan dalam
menyikapi pelajaran IPA.
Observasi
Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran, akan diadakan observasi guna
untuk mengetahui langkah-langkah saat guru melakukan proses pembelajaran
dengan metode pembelajaran inkuiri pada setiap pertemuan. Penulis juga bertugas
40
untuk mencatat semua hasil pembelajaran yang dilakukan. Berikut adalah aspek
yang diamati:
a) Mengamati Tahapan aktifitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
b) Mengamati respon siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c) Mencatat masalah-masalah yang ditemukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
d) Mencatat penemuan-penemuan baru pada saat pembelajaran berlangsung.
3.3.1.4 Refleksi
Refleksi merupakan langkah yang digunakan untuk menganalisis
kekurangan dan kelebihan serta penemuan baru pada saat observasi dilakukan
untuk diadakan tindak lanjut pada siklus berikutnya, yaitu pada siklus ke-2.
Refleksi dilakukan bersama-sama antara guru PTK, observer, dan guru kelas.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat membuat kesimpulan dari sebuah penelitian, maka diperlukan
serangkaian data yang mendukung. Menurut Slameto (2015: 227), “langkah utama
dalam proses pengumpulan data adalah menyiapkan alat yang tepat yang
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas”. Dalam pengumpulan data
diperlukan kualitas instrumen penelitian yang berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen serta kualitas pengumpulan data dengan cara yang tepat agar
data yang diperolah sesuai dengan yang diinginkan. Jadi dapat dikatakan bahwa
teknik pengumpulan data yang tepat juga akan didapatkan suatu data yang
bermutu pula. Dalam penelitian ini akan digunakan 2 jenis data serta teknik
pengumpulan data, yaitu:
a. Menurut Slameto (2015:277), “data kuantitatif adalah data yang dinyatakan
dalam bentuk angka”. Data kuantitatif yang dimaksudkan adalah data yang
diperoleh dari perbandingan hasil tes tertulis siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo
dari pra-siklus, siklus 1, dan siklus 2.
b. Menurut Slameto (2015:277), “data kualitatif adalah data yang digunakan
untuk bahan analisis dinyatakan tidak dalam bentuk angka.” Jadi data kualitatif
41
yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan refleksi
respon siswa dan aktifitas guru dalam penerapan metode pembelajaran inkuiri.
Berikut adalah teknik yang digunakan dalam pengumpulan data:
a. Teknik Tes
Teknik ini akan dilakukan dengan memberi soal tes yang telah di uji
validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya. Tes ini akan diberikan kepada
siswa yaitu pada saat pertemuan ketiga siklus 1 dan siklus 2. Soal yang diberikan
mengenai materi sifat-sifat cahaya yang terdiri dari soal pilihan ganda yang telah
disusun tingkat kesulitannya.
b. Teknik Non-Tes
Teknik ini akan dilakukan dengan cara observasi pada setiap pertemuan
berlangsung untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan metode
pembelajaran inkuiri dan seberapa jauh pemahaman guru terhadap penggunaan
metode pembelajaran inkuiri. Teknik non-tes yang digunakan adalah observasi.
Observasi dilakukan oleh penulis pada aktifitas guru saat menggunakan
metode pembelajaran inkuiri dan respon siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo terhadap
menggunakan metode pembelajaran inkuiri pada setiap pertemuan. Peneliti juga
bertugas untuk mencatat semua hasil dan temuan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dari semua observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama dan
kedua pada pertemuan ketiga setelah ulangan akan dilakukakan refleksi. Penulis,
observer, dan guru kelas berunding mengenai tentang penemuan-penemuan baru,
kelemahan, serta kelebihan pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri secara global. Hasil dari refleksi ini
akan menjadi acuan pada saat melakukan siklus ke-2.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Darmadi (2011: 85), instrumen adalah “alat untuk mengukur
informasi atau melakukan pengukuran”. Jadi instrumen pengumpulan data adalah
alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk
mempermudah melakukan pengukuran.
42
3.4.2.1. Soal tes
Instrumen tes adalah alat pengumpulan data yang berupa tes kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal tes tentang materi “menerapkan sifat-sifat cahaya
melalui kegiatan membuat suatu karya/model”. Tes ini digunakan untuk
mengetahui hasil belajar kognitif siswa terhadap materi melalui penerapan metode
pembelajaran inkuiri. Berikut adalah instrumen kisi-kisi soal tes pada
pembelajaran siklus 1 berdasarkan indikator pada SK :menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan KD :mendiskripsikan
sifat-sifat cahaya.
Tabel 6
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus 1
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Item
Soal
Jumlah
Soal
1. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.
Mendiskripsi-
kan sifat-sifat
cahaya
Mampu menjelaskan
pengertian tentang
cahaya.
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 9,
10, 11
11
2. Mampu menerapkan
bahwa cahaya
merambat lurus.
12, 13 2
3. Mampu
mengemukakan sifat
cahaya yang
mengenai berbagai
benda (bening,
berwarna, dan
gelap).
14, 15,
16, 17,
18, 19
7
4. Mampu menerapkan
bahwa cahaya dapat
dipantulkan.
20, 21,
22, 23
4
5. Mampu
mendeskripsikan
sifat-sifat cermin
datar, cekung, dan
cembung.
24, 25,
27
3
6. Mampu menjelaskan
tentang pembiasan
26, 28,
29, 30
4
43
cahaya pada
kehidupan sehari-
hari.
Berikut adalah instrumen kisi-kisi soal tes pada pembelajaran siklus 2
yang berdasarkan indikator pada SK :menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model dan KD :mendiskripsikan sifat-sifat cahaya
dan membuat suatu karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
Tabel 7
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus 2
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Item
Soal
Jumlah
Soal
1. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.
Mendiskripsikan
sifat-sifat
cahaya
Mampu
menyebutkan
tentang dispersi
cahaya pada
kehidupan sehari-
hari.
3, 5, 6,
8
4
2. Mampu
menunjukkan bahwa
cahaya putih terdiri
dari berbagai warna.
1, 2, 4,
7
4
3. Mampu menerapkan
cara menjaga mata.
9, 10
11
3
4. Mampu menjelaskan
cacat mata seerti
rabun jauh, rabun
dekaT, cacat mata,
dan mata tua.
12, 13,
14, 15,
16, 17
6
5. Mampu
menyebutkan
beberapa alat obtik
beserta fungsinya.
18, 19,
20, 21,
22, 24
6
6.
Membuat suatu
karya/ model,
misalnya
periskop atau
lensa dari bahan
sederhana
Mampu
memanfaatkan sifat-
sifat cahaya dalam
pembuatan karya
sederhana.
23, 25 2
44
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya.
3.4.2.2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk
menilai langkah kerja guru dan respon siswa dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terhadap mata pelajaran IPA.
Lembar observasi ini akan digunakan oleh penulis untuk menilai dan mencatat
kelemahan serta penemuan baru pada setiap pembelajaran berlangsung, sehingga
dalam pembelajaran selanjutnya akan menjadi lebih baik.
Tabel 8
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Langkah Kegiatan Aspek-Aspek yang diobservasi
2. Kegiatan Inti:
Menyajikan
pertanyaan/ masalah
a. Mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi.
b. Menggiring siswa untuk mengidentifikasi masalah
3. Membuat hipotesis. c. Memancing siswa untuk merumuskan jawaban sementara
4. Merancang
percobaan.
d. Membagi kelompok
e. Merancang percobaan untuk membuktikan hipotesis yang
dibuat
5. Melakukan
percobaan untuk
memperoleh
informasi
f. Membimbing siswa untuk melakukan percobaan
g. Mengarahkan siswa untuk mengamati dan mendiskusikan
percobaan
h. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi
6. Mengumpulkan
dan menganalisa
data
i. Membimbing siswa untuk mengumpulkan data dari
percobaan maupun dari diskusi
j. Menggiring siswa untuk menganalisa data yang telah
terkumpul
7. Membuat
kesimpulan
k. Menggiring siswa untuk membuat kesimpulan dari
Kegiatan
l. Memberikan informasi tambahan
8. Kegiatan Penutup m. Menegaskan hasil pembelajaran
n. Memberikan evaluasi
o. Melakukan tindak lanjut
45
Instrumen respon siswa dibuat untuk mengetahui respon siswa yang
seharusnya muncul pada aktifitas yang dilakukan oleh guru. Berikut adalah
lembar observasi respon siswa terkait dengan praktek mengajar dengan
menggunakan metode pembelajaran inkuiri:
Tabel 9
Kisi-kisi Lembar Observasi Respon Siswa
No Langkah Kegiatan Aspek-Aspek yang diobservasi
1. Kegiatan Awal a. Memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran.
2. Kegiatan Inti:
Menyajikan
pertanyaan atau
masalah
b. Berperan aktif dalam menjawab pertanyaan dan ikut serta
dalam mengidentifikasi masalah
3. Membuat hipotesis. c. Siswa aktif menjawab untuk merumuskan jawaban
sementara
4. Merancang
percobaan.
d. Siswa menaati peraturan yang dibuat oleh guru saat
melakukan percobaan
5. Melakukan
percobaan untuk
memperoleh
informasi
e. Siswa dapat bekerjasama saat melakukan percobaan
f. Siswa aktif dalam diskusi kelompok
g. Siswa aktif menyimak ketika kelompok lain sedang
presentasi
6. Mengumpulkan
dan menganalisa
data
h. Siswa aktif untuk mengumpulkan data dari percobaan
maupun dari diskusi
i. Siswa aktif untuk menganalisa data yang telah terkumpul
7. Membuat
kesimpulan
j. Siswa aktif dalam pembuatan kesimpulan
k. Siswa memperhatikan penjelasan guru
8. Kegiatan Penutup l. Siswa menyimak enjelasan yang diberikan oleh guru
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Slameto (2015:58), agar instrumen dapat dipercaya maka harus
diuji validitas dan reliabilitasnya. Jika sebuah instrumen telah diuji validitas dan
reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah
itetapkan an kemudian untuk diteliti. Penulis menggunakan uji validitas dan
reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
46
a. Validitas
Uji validitas disini dimaksudkan untuk menguji kelayakan butir soal tes,
sehingga dapat digunakan dalam instrumen soal tes. Validitas adalah suatu konsep
yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya
diukur. Menurut Slameto (2015:58), viliditas berasal dari kata validity yang
artinya suatu standar ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu
instrumen. Menurut Surapranata (2004: 60), validitas soal adalah “indeks
diskriminasi soal-soal yang ditetapkan dari selisih proporsi yang menjawab dari
masing-masing kelompok”. Tujuan dari validitas soal adalah untuk menentukan
dapat tidaknya suatu soal tersebut digunakan untuk mengukur kelompok yang
akan diteliti di dalam sebuah penelitian. Berikut adalah tabel validitas soal siklus 1
dan siklus 2, dengan SK: menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat
suatu karya/model dan KD: mendiskripsikan sifat-sifat cahaya dan membuat suatu
karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya, yang dilakukan di SD lain dengan menggunakan
subyek validitas kelas diatasnya yaitu kelas 6 dengan jumlah siswa 32. Jadi r tabel
yang digunakan adalah sebesar 0,349, apabila hasil dari r hitung atau corrected
item-total correlation lebih dari atau sama dengan 0,349 maka soal dinyatakan
valid.
Tabel 10
Validitas Soal
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Item
Soal
Soal
Valid
Jumlah
Soal
Valid
Siklus 1
1. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
Mendeskripsi
kan sifat-sifat
cahaya
sifat-sifat
cahaya
Mampu
menjelaskan
pengertian
tentang
cahaya.
1, 2,
3, 4,
5, 6,
7, 8,
9, 10,
11
2, 3, 4,
6, 8, 9,
11
7
2. Mampu
menerapkan
bahwa
12, 13 13 1
47
cahaya
merambat
lurus.
3. Mampu
mengemukak
an sifat
cahaya yang
mengenai
berbagai
benda
(bening,
berwarna,
dan gelap).
14,
15,
16,
17,
18, 19
14, 15,
16, 17,
18, 19
6
4. Mampu
menerapkan
bahwa
cahaya dapat
dipantulkan.
20,
21,
22, 23
21, 22,
23
3
5. Mampu
mendeskripsi
kan sifat-sifat
cermin datar,
cekung, dan
cembung.
24,
25, 27
27 1
6. Mampu
menjelaskan
tentang
pembiasan
cahaya pada
kehidupan
sehari-hari.
26,
28,
29, 30
28, 29,
30
3
Siklus 2
1. Mampu
menyebutkan
tentang
dispersi
cahaya pada
kehidupan
sehari-hari.
3, 5,
6, 8
3, 5 2
2. Mampu
menunjukkan
bahwa
cahaya putih
terdiri dari
berbagai
warna.
1, 2,
4, 7
2, 7 2
48
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada siklus 1 dari jumlah soal yaitu
30 terdapat 20 soal yang valid dan pada siklus 2 dari jumlah soal 25 terdapat 15
soal yang valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas disini dimaksudkan untuk menguji kelayakan butir soal tes,
sehingga dapat digunakan dalam instrumen soal tes. Reliabilitas yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes yang telah memenuhi syarat
validitas dan diuji reliabilitasnya. Menurut Slameto (2015:58), reliabilitas adalah
suatu keajegan suatu tes untuk mengukur atau mengamatri sesuatu yang menjadi
objek ukur. Menurut Allen dan Yen (Surapranata 2004: 89) reliabilitas adalah
“kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes
yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran
3. Mampu
menerapkan
cara menjaga
mata.
9, 10
11
10, 11 2
4. Mampu
menjelaskan
cacat mata
seerti rabun
jauh, rabun
dekaT, cacat
mata, dan
mata tua.
12,
13,
14,
15,
16, 17
12, 13,
15, 16
4
5. Mampu
menyebutkan
beberapa alat
obtik beserta
fungsinya.
18,
19,
20,
21,
22, 24
18, 19,
21
3
6. Membuat
suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari
bahan
sederhana
dengan
menerapkan
Mampu
memanfaat-
kan sifat-sifat
cahaya dalam
pembuatan
karya
23, 25 23, 25 2
49
lainnya”. Reliabilitas memiliki 2 keajegan yaitu keajegan internal, tingkat
sejauhmana butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun
bentuk soalnya dan keajegan eksternal, tingkat sejauhmana skor dihasilkan tetap
sama sepanjang kemampuan orang yang diukur belum berubah.
Instrumen soal yang dibuat oleh peneliti dinyatakan reliabel karena
reliability statistics yang diperoleh pada saat dilakukan uji SPSS lebih dari 0,6.
Pada siklus 1 cronbach’s alpha yang diperoleh adalah 0,884 dari 20 soal, dan
pada siklus 2 cronbach’s alpha yang diperoleh adalah 0,886 dari 15 soal.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal digunakan penulis untuk mengukur agar soal pada
tes siklus 1 dan tes siklus 2 berada dalam tingkat kesetaraan yang sama. Jadi soal
tidak terlalu sulit dan soal tidak terlalu mudah. Secara umum, menurut teori klasik
tingkat kesukaran soal dapat dinyatakan melalui beberapa cara yaitu proporsi
menjawab dengan benar, skala kesukaran linier, indeks Davis, dan skala bivariat.
Proporsi jawaban benar dinyatakan dalam bentuk (p), yaitu jumlah peserta tes
yang menjawab benar dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya.
Tingkat kesukaran soal biasanya dibedakan menjadi 3 kategori yaitu mudah,
sedang, dan sulit. Berikut adalah tabel tingkat kesukaran soal menurut Surapranata
(2004: 43),:
Tabel 11
Kategori Tingkat Kesukaran
Nilai P Kategori
P < 0.3 Sukar
0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang
P > 0.7 Mudah
Berikut adalah rumus persamaan yang digunakan dalam menentukan tingkat
kesukaran soal dengan proporsi menjawab benar:
p= £ 𝑥
𝑁
p= proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
£x= banyaknya peserta tes yang menjawab benar
N= jumlah peserta tes
50
Berikut adalah tabel hasil tingkat kesukaran soal yang dilakukan oleh penulis
pada soal-soal yang telah telah diuji validitasnya. Soal yang valid akan diuji apakah soal
tersebut berada dalam tingkat kesukaran soal yang sama.
Tabel 12
Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal No.soal Jumlah
Siklus 1
Mudah 4, 14, 15, 16, 4
Sedang 2, 3, 6, 8, 9, 11, 13, 17, 18, 19, 21, 22, 23,
27, 28, 29, 30 15
Sulit
Siklus 2
Mudah 5, 7, 13 3
Sedang 3, 5, 2, 7, 10, 11, 12, 13, 15, 16 18, 19,
23, 21, 25 12
Sulit
Dari tabel di atas terlihat bahwa pada siklus 1 dari 20 soal terdapat 15 butir
soal yang berada pada tingkat kesukaran soal yang sedang dan terdapat 5 butir
soal yang berada pada tingkat kesukaran soal yang mudah. Hal tersebut setara
dengan hasil tingkat kesukaran soal pada siklus kedua yaitu dari 15 soal terdapat
12 butir soal yang berada pada tingkat kesukaran soal yang sedang dan terdapat 3
butir soal yang berada pada tingkat kesukaran soal yang mudah.
3.5 Indikator Kinerja
Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila ketuntasan klasikal mencapai
≥80% dari 35 siswa yang berhasil mencapai nilai dari standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dengan rata-rata kelas mencapai ≥ 75. KKM pada mata pelajaran
IPA yang telah ditentukan dari sekolah adalah 62.
3.6 Analisis Data
Analisis data penelitian diperoleh dari data kuantitatif dan kualitatif yang
sesuai dengan pembelajaran berbasis inkuiri. Menurut Slameto (2015:276),
analisis data adalah:
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data (yang telah
dikumulkan dengan berbagai cara seperti: wawancara, angket, tes, dst)
dengan cara mengorganisasikan data kedalam suatu kategori, menjabarkan
kedalam bab-bab, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih
51
mana yang penting dan yang akan dipelajari lebih lanjut dan membuat
kesimpulan seingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sehingga dalam analisis data, data yang terkumpul akan dianalisis
menggunakan analisis komperatif yaitu membandingkan nilai sebelum pra siklus
dan nilai sesudah pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua. Dalam analisis ini,
akan dijabarkan perolehan data deskripsi kualitatif yang diperoleh dari hasil
observasi dan refleksi tiap-tiap siklus dalam pembelajaran berbasis inkuiri. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil persentase ketuntasan individu dan ketuntasan
klasikal dengan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan Klasikal : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛 𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%