bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ......sekolah, guru agama islam, guru agama...
TRANSCRIPT
-
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD Negeri Jrahi 02, Kecamatan
Gunungwungkal, Kabupaten Pati. SD Negeri Jrahi 02 terletak di kaki gunung Muria,
berjarak sembilan km dari Kecamatan Gunungwungkal dan delapan belas km dari
Kawedanan Tayu. Desa Jrahi sendiri termasuk desa terpencil. Keadaan guru di SD Negeri
Jrahi 02 terdiri dari delapan orang guru PNS, tiga guru CPNS, tiga orang guru Wiyata
Bhakti, dan satu orang penjaga Wiyata Bhakti. Dari delapan orang PNS terdiri dari Kepala
Sekolah, Guru Agama Islam, Guru Agama Kristen, Guru Agama Buddha dan empat Guru
kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran
2014/2015 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”.
Penelitian dilakukan selama 4 bulan, dimulai bulan September dan diperkirakan berakhir
pada bulan Desember. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No
Pelaksanaan Penelitian
Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal PTK
2
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
-
26
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian adalah siswa Kelas 2 SD Negeri Jrahi 02,
Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati sejumlah delapan belas siswa dengan
destribusi siswa laki-laki sembilan siswa dan siswa perempuan ada sembilan siswa. Rata-
rata usia siswa kelas 2 antara 7-8 tahun. Pekerjaan orang tua siswa adalah petani.
Dengan kondisi dari latar belakang keluarga, siswa kelas 2 SD Negeri Jrahi 02 memiliki
karakteristik kemampuan berpikir dalam menerima materi ajar yang berbeda-beda. Ada
siswa yang kemampuan berpikirnya cerdas, ada yang sedang, dan adapula yang rendah.
Alasan pemilihan kelas 2 sebagai subjek penelitian adalah peneliti sebagai guru kelas 2.
3.2 Variabel yang Diteliti
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 variabel yang digunakan, yaitu:
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas atau independent variable (X) adalah variabel yang diduga sebagai
penyebab timbulnya variabel lain (Slameto, 2012:140). Variabel bebas merupakan variabel
perlakuan. Dari hasil kajian teori dan hasil kajian penelitian yang relevan, model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat mempengaruhi hasil belajar muatan
Matematika subtema ”Kegiatan Ekstrakurikulerku”. Jadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3.2.1 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau dependent variable (Y) adalah variabel yang timbul sebagai
akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas (Slameto, 2012:140). Dari
pemberian perlakuan berdasarkan variabel bebas dengan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diperoleh keterampilan saintifik dan hasil
belajar muatan Matematika subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku” yang meningkat. Maka
variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan saintifik dan hasil belajar muatan
Matematika subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”.
-
27
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan
dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan ideal
dimana harapan dapat sesuai dengan kenyataan.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang
dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc. Taggart ( Arikunto, 2006: 97) terdapat empat
langkah penelitian meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting). Untuk mempermudah pemahaman tentang model
spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart ditunjukkan melalui bagan 3.1 berikut.
Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Refleksi Pra Siklus
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
HASIL
-
28
Berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart,
maka pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) siswa kelas 2 SDN Jrahi 02 akan dilaksankan dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Dimana pada akhir masing-masing siklus peneliti melakukan
evaluasi untuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran Problem
Based Learninf (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar muatan Matematika kelas 2 pada
subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku”.
3.4.1 Prosedur Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk
mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus I dilaksanakan
satu kali pertemuan pada pembelajaran 1 subtema “Kegiatan Ekstrakurikulerku” dan di
akhir pembelajaran dilakukan evaluasi, dengan rincian prosedur tindakan sebagai berikut:
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil tes awal dan refleksi awal. Adapun
perencanaan yang dibuat dalam siklus I ini adalah:
1) Persiapan dengan minta ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan
penelitian.
2) Mengidentifikasi masalah.
3) Peneliti merancang dan merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mengenai pokok bahasan yang akan diteliti.
4) Peneliti mempersiapkan materi dan lembar evalusi.
5) Menyusun lembar kerja siswa dan observasi pelaksanaan pembelajaran.
2) Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
a) Guru membuka pelajaran.
b) Guru mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa
terhadap materi yang akan diajarkan.
-
29
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru menyampaikan masalah.
2. Kegiatan Inti
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar.
a) Membentuk siswa dalam kelompok sebanyak 6 siswa per kelompok.
b) Siswa menyiapkan buku sumber yang berhubungan dengan masalah.
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a) Guru memberikan bantuan untuk memecahkan masalah berupa LKS yang
berisi pertanyaan dan gambar yang dapat membantu siswa.
b) Siswa berdiskusi secara kelompok untuk memecahkan masalah yang ada.
c) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi.
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Setiap kelompok akan maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
a) Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
a) Guru mendorong siswa untuk memberikan penilaian terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
b) Siswa mengerjakan tes akhir atau evaluasi pelajaran.
c) Guru menutup pelajaran.
3) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan
dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, apakah sudah sesuai dengan apa
yang diharapkan atau belum. Observasi juga untuk melihat perkembangan yang dialami
oleh siswa dalam pembelajaran sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Apakah hasil belajar yang diperoleh mengalami
peningkatan atau tidak. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat sebelumnya.
-
30
4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dan dimaksudkan untuk
memaknai apa yang telah diperoleh dari keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan. Untuk
mengetahui perubahan atas tindakan yang telah diberikan, diadakan perbandingan antara
data kondisi awal dengan data hasil tindakan siklus I. Refleksi juga dilakukan untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi pada siklus I dan sebagai tolok ukur untuk
menyusun perencanaan pada siklus II.
3.4.2 Prosedur Tindakan Siklus II
Prosedur tindakan pada siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil
memenuhi indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada siklus
II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Siklus II
dilaksanakan satu kali pertemuan pada pembelajaran 6 subtema “Kegiatan
Ekstrakurikulerku” dan di akhir pembelajaran dilaksanakan evaluasi dengan rincian
prosedur tindakan sebagai berikut:
1) Perencanaan Tindakan
Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, namun dalam siklus II
ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I.
Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang
diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I atau dapat meningkatkan hasil yang
diinginkan.
2) Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
a) Guru membuka pelajaran
b) Guru mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa
terhadap materi yang akan diajarkan.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru menyampaikan masalah.
-
31
2. Kegiatan Inti
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar.
a) Membentuk siswa dalam kelompok sebanyak 6 siswa per kelompok.
b) Siswa menyiapkan buku sumber yang berhubungan dengan masalah.
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a) Guru memberikan bantuan untuk memecahkan masalah berupa LKS yang
berisi pertanyaan dan gambar yang dapat membantu siswa.
b) Siswa berdiskusi secara kelompok untuk memecahkan masalah yang ada.
c) Guru membimbing siswa untuk berdiskusi.
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a) Setiap kelompok akan maju ke depan untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
a) Guru dan siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
a) Guru mendorong siswa untuk memberikan penilaian terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
b) Siswa mengerjakan tes akhir atau evaluasi pelajaran.
c) Guru menutup pelajaran.
3) Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan yang dialami oleh siswa
apakah pada siklus II terjadi peningkatan dibandingkan dengan siklus I, dan apakah hasil
belajar yang diperoleh pada siklus II juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan
hasil di siklus I. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat sebelumnya.
4) Refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi pada
siklus I yaitu dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I. Refleksi
ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran
-
32
yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini
berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap hasil belajar muatan Matematika subtema Kegiatan Ekstrakurikulerku.
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis Data
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan ada dua yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil
pengamatan siswa dan guru, sedangkan data kuantitatif merupakan data yang diperoleh
langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dugunakan pada penelitian ini berupa teknik tes
dan teknik non tes.
1) Teknik Tes
Hakekat tes adalah sebagai alat ukur, tes merupakan prosedur pengukuran yang
sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator atau kompetensi
tertentu, dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas
dan spesifik, sehingga hasilnya ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama
(Slameto, 2012:167). Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
dari proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan di setiap siklus
(post-test) dengan memberikan sejumlah soal kepada subjek penelitian. Dalam
pengumpulan data, alat yang digunakan berupa soal tes sesuai dengan materi
2) Teknik Non Tes
Non tes dalam penelitian ini berupa observasi siswa dan guru. Observasi atau
pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara
sistematis (Slameto, 2012:166). Observasi dilakukan untuk mengetahui
perkembangan siswa dalam berlangsungnya proses pembelajaran dan kegiatan guru
-
33
saat mengajar dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam PTK ini adalah dengan
menggunakan butir-butir soal, lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Kisi-kisi
instrumen pengumpulan data siklus I disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Kompetensi Dasar
Indikator
No. Soal
Jml Soal
Jenis Soal
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam
keberagaman di rumah dan di sekolah.
3.4.2 Menyebutkan bentuk-bentuk
kegiatan bersama teman-
teman satu kelas dalam
keragaman jenis kelamin.
1,2,
3,4
4
Pilihan
Ganda
SBDP
3.2 Mengenal pola irama lagu bertanda
birama tiga, pola bervariasi dan pola
irama rata dengan alat musik ritmis.
3.2.1 Mengidentifikasi berbagai pola
irama lagu dengan
menggunakan alat musik
ritmis
5,6,
7
3
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal teks narasi sederhana
kegiatan dan bermain di lingkungan
dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi dengan
kosakata bahasa daerah untuk
membantu pemahaman.
3.2.5 Mengidentifikasi berbagai
aktivitas bermain di
lingkungan sekitar
8,9,
10
3
Matematika
3.4 Mengenal nilai tukar antar pecahan
uang.
3.4.3 Menentukan banyak pecahan
uang dari nilai pecahan uang
tertentu yang ditukar dengan
pecahan uang lainnya
11
s/d
20
10
Jumlah Soal 20
Keterangan : setiap jawaban benar diberi skor 1
Adapun cara menghitung nilai siswa adalah sebagai berikut :
Nilai = Jumlah jawaban benar x 5
Contoh : Jika siswa menjawab benar 12 soal nilainya 12 x 5 = 60
-
34
Adapun kisi-kisi untuk instrumen pengumpulan data pada siklus II dapat dilihat pada tabel
3.3 berikut.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
Kompetensi Dasar
Indikator
No. Soal
Jml Soal
Jenis Soal
PPKn
3.4 Memahami arti bersatu dalam
keberagaman di rumah dan di sekolah.
3.4.5 Menyebutkan bentuk-bentuk
kegiatan bersama teman-
teman satu kelas dalam
keragaman suku bangsa
1,2,
3,4
4
Pilihan
Ganda
SBDP
3.2 Mengenal pola irama lagu bertanda
birama tiga, pola bervariasi dan pola
irama rata dengan alat musik ritmis.
3.2.4 Menunjukkan pola irama rata
pada alat musik ritmis
5,6,7
3
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal teks narasi sederhana
kegiatan dan bermain di lingkungan
dengan bantuan guru atau teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu
pemahaman.
3.2.7 Menyebutkan urutan aktivitas
bermain dengan topik tertentu
8,9,
10
3
Matematika
3.4 Mengenal nilai tukar antar pecahan
uang.
3.4.3 Menentukan banyak pecahan
uang dari nilai pecahan uang
tertentu yang ditukar dengan
pecahan uang lainnya
11 s/d
20
10
Jumlah Soal 20
Keterangan : setiap jawaban benar diberi skor 1
Adapun cara menghitung nilai siswa adalah sebagai berikut :
Nilai = Jumlah jawaban benar x 5
Contoh : Jika siswa menjawab benar 12 soal nilainya 12 x 5 = 60
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan guru.
a. Observasi pada Siswa
Observasi terhadap subjek penelitian bertujuan untuk mengetahui keterampilan
saintifik dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran saat dilaksanakan penelitian
tindakan kelas. Kisi-kisi lembar observasi keterampilan saintifik adalah sebagai
berikut:
-
35
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Keterampilan Saintifik
No
Aspek yang Diamati
Kriteria Penilaian
Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
1. Mengamati Siswa memusatkan seluruh perhatiannya untuk mengamati
Siswa memusatkan 75% perhatiannya untuk mengamati
Siswa memusatkan 50% perhatiannya untuk mengamati
Siswa memusatkan 25% perhatiannya untuk mengamati
2. Menanya Siswa mampu mengajukan 3 pertanyaan pada saat pembelajaran
Siswa mampu mengajukan 2 pertanyaan pada saat pembelajaran
Siswa mampu mengajukan 1 pertanyaan pada saat pembelajaran
Siswa belum mampu mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran
3. Mengumpulkan
Informasi
Siswa sangat mampu mengumpulkan informasi berdasarkan masalah yang ada
Siswa mampu mengumpulkan informasi berdasarkan masalah yang ada
Siswa kurang mampu mengumpulkan informasi berdasarkan masalah yang ada
Siswa belum mampu mengumpulkan informasi berdasarkan masalah yang ada
4. Mengasosiasi
kan
Siswa sangat mampu mengasosiasikan informasi yang diterima
Siswa mampu mengasosiasikan informasi yang diterima
Siswa kurang mampu mengasosiasikan informasi yang diterima
Siswa belum mampu mengasosiasikan informasi yang diterima
5. Mengkomunikasi
kan
Siswa sangat mampu mengkomunikasikan hasil kerja kelompok
Siswa mampu mengkomunikasikan hasil kerja kelompok
Siswa kurang mampu mengkomunikasikan hasil kerja kelompok
Siswa belum mampu mengkomunikasikan hasil kerja kelompok
Persentase : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%
Keterangan: Skor ideal adalah skor maksimal (skor 4) dikalikan jumlah siswa (18)
-
36
Tabel 3.5
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
No Rincian Kegiatan
1. Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1. Siswa sudah mengerti tujuan pembelajaran. 2. Siswa sudah memahami logistik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. 3. Siswa mengenali fenomena atau demonstrasi atau cerita yang memunculkan masalah. 4. Siswa termotivasi untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
2. Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar
5. Siswa sudah terbagi dalam kelompok. 6. Siswa dapat mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
7. Siswa sudah mampu mengumpulkan informasi yang sesuai. 8. Siswa melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 9. Siswa melakukan diskusi untuk mencari pemecahan masalah
10. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi
4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
11. Siswa sudah mampu merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pelaksanaan tugas.
12. Siswa dapat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas
5. Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
13. Siswa dapat melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
14. Siswa dapat membuat kesimpulan materi
Keterangan:
1. Skor 1 jika aspek yang diamati dilakukan kurang dari 10% dari jumlah siswa.
2. Skor 2 jika aspek yang diamati dilakukan 11%% - 40% dari jumlah siswa.
3. Skor 3 jika aspek yang diamati dilakukan 41%% - 70% dari jumlah siswa.
4. Skor 4 jika aspek yang diamati dilakukan lebih dari 71% dari jumlah siswa.
Persentase : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%
Skor Ideal: Skor maksimal (skor 4) x jumlah aspek yang diamati (14 aspek) = 56
Contoh: Skor perolehan 40 maka persentasenya adalah: 40
56 x 100% = 71,43%
Persentase Predikat Kategori
81 – 100 66 – 80 51 – 65 0 – 50
A B C D
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
b. Observasi pada guru
Observasi terhadap guru sebagai peneliti bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru
-
37
dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Kisi-kisi lembar
observasi guru dapat dilihat pada tabel 3.6 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
No Rincian Kegiatan
1. Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2. Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. 3. Guru mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah. 4. Guru memotivasi peserta didik agar terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.
2. Tahap 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar.
5. Guru membagi siswa dalam kelompok. 6. Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
3. Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
7. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai. 8. Guru membimbing siswa melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan masalah. 9. Guru membimbing siswa dalam diskusi untuk mendapatkan pemecahan masalah. 10. Guru membimbing siswa untuk aktif dalam diskusi
4. Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
11. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil pelaksanaan tugas.
12. Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
13. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
14. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan materi
Keterangan:
1. Skor 1 jika aspek yang diamati kurang dilakukan oleh guru
2. Skor 2 jika aspek yang diamati cukup dilakukan oleh guru
3. Skor 3 jika aspek yang diamati baik dilakukan oleh guru
4. Skor 4 jika aspek yang diamati sangat baik dilakukan oleh guru
Persentase : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 x 100%
Skor Ideal: Skor maksimal (skor 4) x jumlah keseluruhan aspek (14 aspek)= 56
Contoh: Skor perolehan 45 maka persentasenya adalah: 45
56 x 100% = 80,36%
Persentase Predikat Kategori
81 – 100 66 – 80 51 – 65 0 – 50
A B C D
Sangat Baik Baik
Cukup Kurang
-
38
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pemenuhan syarat validitas dan reliabilitas biasanya diawali dengan
pengujicobaan instrumen yang akan dipakai. Arikunto menjelaskan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen
(Arikunto, 2010:211). Lebih lanjut Arikunto mengemukakan bahwa sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010:211). Untuk
menentukan suatu item valid atau tidak digunakan pedoman dari Masrun. Menurut Masrun
dalam Sugiyono (2010: 188) menyatakan suatu instrumen penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥0,3. Validitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan program spss 15.0 for windows.
Adapun reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang baik adalah instrumen yang
reliabel, artinya instrumen tersebut dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang
hendak diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (2005: 62) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 :Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
α > 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Dari hasil penghitungan validitas item pada soal siklus I diperoleh hasil, soal
nomor 9, 12, 20, 25 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai koefisien korelasi <
0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian validitas dari 25 item yang
diuji ada 21 item yang velid dan 4 item yang tidak valid (terlampir). Instrumen soal setelah
dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun hasil uji tingkat
reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha sebesar 0,890 dari 21 item yang diuji
(terlampir). Menurut George dan Mallery, Cronbach’s Alpha 0,890 termasuk memiliki
tingkat reliabilitas bagus. Ini berarti instrumen reliabel dan dapat digunakan dalam
penelitian.
-
39
Sedangakan dari hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal siklus II
diperoleh hasil, soal nomor 4, 12, 18, 23 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai
koefisien korelasi < 0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian
validitas dari 25 item yang diuji ada 21 item yang valid dan 4 item yang tidak valid
(terlampir). Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat
reliabilitasnya. Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha
sebesar 0,890 dari 21 item yang diuji dan termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus. ini
berarti instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.7 Tingkat Kesulitan Instrumen
Untuk memperoleh kualitas instrumen yang baik, disamping memenuhi validitas
dan reliabilitas juga harus memperhatikan keseimbangan tingkat kesulitan soal. Tingkat
kesulitan soal dilihat dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal,
bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting
dilakukan dalam menganalisis kesukaran soal adalah menentukan proporsi dan kriteria
soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Menurut Sudjana (1989: 137) cara
melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
I =B
N
I : Indeks kesulitan untuk tiap butir soal
B : Banyak siswa yang menjawab benar tiap butir soal
N : Banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0 – 0.30 = Soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = Soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = Soal kategori mudah
Hasil penghitungan tingkat kesukaran pada soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.7.
-
40
Tabel 3.7
Tabel Kesukaran Soal Siklus I
No Indeks Kesukaran Jumlah Soal
1 Mudah 5
2 Sedang 13
3 Sukar 2
Jumlah 20
Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus I dari 20 soal
yang termasuk kategori mudah sejumlah 5 soal, kategori sedang sejumlah 13 soal, dan
kategori sukar sejumlah 2 soal. Soal pada siklus I yang termasuk kategori mudah terdiri
dari nomor 3, 6, 8, 11, 15, dan yang termasuk kategori sedang terdiri dari nomor 1, 2, 4, 5,
7, 10, 13, 14, 16, 17, 19, 22, 23, sedangkan soal yang termasuk kategori sukar terdiri dari
nomor 18 dan 21 (terlampir).
Pada soal siklus II hasil penghitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel
3.8.
Tabel 3.8
Tabel Kesukaran Soal Siklus II
No Indeks Kesukaran Jumlah Soal
1 Mudah 4
2 Sedang 14
3 Sukar 2
Jumlah 20
Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa tingkat kesukaran soal pada siklus II dari 20 soal
yang termasuk kategori mudah sejumlah 4 soal, kategori sedang sejumlah 14 soal, dan
kategori sukar sejumlah 2 soal. Soal pada siklus II yang termasuk kategori mudah terdiri
dari nomor 3, 8, 11, 15, dan yang termasuk kategori sedang terdiri dari nomor 2, 5, 6, 7, 9,
10, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 24, 25, sedangkan soal yang termasuk kategori sukar terdiri dari
nomor 16 dan 19 (terlampir).
-
41
3.8 Analisis Data
Analisis hasil belajar siswa dilihat dari pembandingan nilai ulangan harian siswa
dengan KKM. Nilai KKM di SD Negeri Jrahi 02 adalah 68 (dikonversi nilai menjadi 2,72).
Siswa dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh ≥ 68. Adapun target yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil ulangan siswa di atas KKM adalah lebih dari
75%, dan siswa berkategori tuntas sejumlah 75%. Rumus yang digunakan untuk
menentukan rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah
Rata-rata kelas = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑈𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung
Persentase ketuntasan klasikal = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai
berikut :
Tabel 3.9
Kriteria Ketuntasan Siswa
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
Klasikal Individual
≥75% ≥ 68 (2,72) Tuntas
-
42
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika tujuan dari
penelitian ini sudah tercapai, yakni :
1) Keterampilan proses saintifik pada seluruh muatan mata pelajaran (PPKn, Bahasa
Indonesia, dan Matematika) dikatakan berhasil apabila 75% siswa secara klasikal
sudah menguasai keterampilan saintifik.
2) Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa secara
klasikal berhasil tuntas dengan perolehan nilai ≥ 68 (dikonversi nilai menjadi 2,72)
yakni standar ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah pada awal
tahun 2014/2015 pada muatan Matematika subtema Kegiatan Ekstrakurikulerku.