bab iii metode penelitian 3.1 pendekatan dan tipe penelitian · dalam suatu penelitian karya...
TRANSCRIPT
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Tipe Penelitian
Dalam suatu penelitian karya ilmiah, terlebih dulu perlu dipahami metode
penelitian, metodologi penelitian yang dimaksud merupakan seperangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematika dan logis tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah-masalah tertentu (Suprayogo, 2001: 6). Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Dalam melakukan penelitian,
data yang diperoleh haruslah valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
isi dengan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan kuantitatif merupakan suatu
proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai
alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Margono, 1997
dalam Darmawan, 2013:37). Menurut Stone, analisis isi adalah sebuah teknik
penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasikan secara sistematik
dan objektif, karakteristik khusus dalam sebuah teks selanjutnya meyakini
karakter inferensial pengkodean unit-unit analisis (Krippendorf, 1991:19). Oleh
karena itu analisis isi kuantitatif merupakan salah satu metode utama dalam ilmu
komunikasi. Penelitian yang mempelajari isi media (surt kabar, radio, film, dan
televisi) menggunakan analisis isi. Melalui analisis isi peneliti dapat mempelajari
34
gambaran isi, karakteristik pesan, dan perkembangan (trend) dari suatu isi
(Eriyanto, 2011:11).
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dimana menurut Kriyantono
(2006:69) jenis riset deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.
Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan tentang gaya kepemimpinan dalam film
Merah Putih karya Yadi Sugandi.
3.2 Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Film “Merah Putih” karya Yadi
Sugandi yang difokuskan pada tiap scene yang berupa dialog dan adegan yang
mengandung gaya kepemimpinan. Peneliti mengambil data dari dvd film merah
putih.
3.3 Unit Analisis
Dalam penelitian ini, bentuk unit analisis yang digunakan oleh peneliti
adalah unit pencatatan. Unit ini berkaitan dengan bagian apa dari isi yang akan
dicatat, dihitung, dan dianalisis (Eriyanto, 2011:64). Jika unit sampling hanya
menentukan isi apa yang dianalisis, sementara unit pencatatan berbicara mengenai
bagian apa dari isi yang akan dicatat, dihitung dan dianalisis.
Ada lima jenis unit pencatatan, namun dalam penelitian ini peneliti
menggunakan unit pencatatan jenis unit fisik. Unit fisik adalah unit analisis yang
didasarkan pada ukuran fisik dari suatu isi. Untuk tayangan, film atau sinetron
dapat berupa waktu (durasi) (Eriyanto, 2011:64). Yang menjadi unit analisis
35
dalam penelitian ini adalah per scene yang mengandung gaya kepemimpinan
dalam film Merah Putih karya Yadi Sugandi.
3.4 Satuan Ukur
Satuan ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah durasi pada detik
kemunculan kategori gaya kepemimpinan yang telah ditentukan oleh peneliti yang
terdapat pada setiap scene yang muncul dalam film Merah Putih karya Yadi
Sugandi.
3.5 Struktur Kategorisasi
Pokok dari analisis isi adalah sistem kategorisasi yang digunakan untuk
mengklasifikan isi media. Ketepatan dalam melaksanakan kategorisasi ini akan
memperjelas tentang topik penelitian (Dominick, 2003:149). Dalam penelitian
ini, peneliti menempatkan beberapa kategorisasi untuk mengetahui penggambaran
gaya kepemimpinan dalam film “Merah Putih”. Dengan menggunakan metode
analisis isi, maka validitas metode dan hasil sangat bergantung pada kategori-
kategorinya.
Menyusun kategorisasi haruslah secara baik dan hati-hati. Terdapat tiga
prinsip penting dalam hal menyusun kategorisasi (Nuendorf dalam Eriyanto,
2011: 2013), yaitu:
a. Terpisah satu sama lain, yaitu dapat dibedakan secara jelas antar satu kategori dengan kategori yang lainnya.
b. Lengkap, yaitu dapat menampung semua kemungkinan yang muncul. Penyertaaan semua kategori yang ada berfungsi sehingga semua kemungkinan tersedia.
c. Kehandalan atau dapat dipercaya, yaitu kategori dibuat harus dapat dipahami oleh semua orang serta reliabel. Coding sheet yang dibuat tidak boleh ada penafsiran yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
36
Adapun kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori
gaya kepemimpinan berdasarkan tipe kepemimpinan menurut Siagian (2009:74-).
Kategorisasi tersebut di antaranya:
1. Otoriter
Otoriter merupakan tipe seorang pemimpin yang tergolong sebagai
orang yang otoriter memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Ciri-
cirinya sebagai berikut:
a. Menggemari berbagai upaya atau seremoni yang menggambarkan
kehebatannya
b. Tujuan pribadinya identik dengan tujuan organisasi
c. Menuntut loyalitas para bawahan
37
d. Tidak memberi kesempatan bagi bawahan untuk bertanya, pendapat atau
saran
e. Menerapkan pengawasan yang ketat
2. Demokratik
Tidak sedikit orang yang mendambakan atasan yang tergolong sebagai
pemimpin yang demokratik. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa
tipe inilah yang ideal. Ciri-cirinya antara lain:
a. Memperlakukan bawahan dengan cara yang manusiawi
38
b. Menerima pendapat bawahan
c. Pandai membaca situasi yang dihadapi
d. Mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan
namun tetap bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya
39
3. Kharismatik
Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai
daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya
tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin
dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:
a. Percaya diri yang besar
b. Mampu menjelaskan cara untuk mencapai visinya
40
4. Laissez Faire
Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai
daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya
tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin
dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:
a. Gaya santai karena merasa organisasi tidak menghadapi masalah serius
dan kalaupun ada, selalu dapat ditemukan penyelesaiannya.
b. Tidak senang mengambil risiko.
c. Gemar melimpahkan wewenang kepada karyawan dan lebih senang
karyawan yang mengambil keputusan, sementara keberadaannya dalam
organisasi lebih bersifat suportif.
5. Paternalistik
Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai
daya tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya
tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri-ciri pemimpin
dengan tipe kharismatik adalah sebagai berikut:
a. Sering menonjolkan sikap paling mengetahui.
b. Tidak memberikan kesempatan bagi bawahan untuk menunjukkan
kreativitas dan inovasi.
c. Sentralisasi pengambilan keputusan.
41
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah adegan dan
dialog yang diambil dari sebuah berkas file yang berjudul Merah Putih. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber data primer dari penelitian ini adalah salah satu berkas film yang
berjudul Merah Putih
b. Sumber data sekunder merupakan data tambahan atau data pelengkap
yang sifatnya melengkapi data yang sudah ada, dari penelitian ini adalah
buku-buku, internet, dan sumber data lainnya yang dapat dijadikan
sebagai data pelengkap.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian disarankan untuk tidak menggunakansatu teknik
dalam pengumpulan data-data, karena akan semakin menyempurnakan perolehan
data dalam berbagai persepektif. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh dengan cara. Proses pengumpulan data dibantu oleh 2 pengcoder,
peneliti akan mengamati, memahami, dan mencermati dengan melihat film
yangakan dikaji. Dokumentasi, yaitu capturing scene, mengambil gambar-gambar
dari film yang mengandung gaya kepemimpinan dan mencari informasi yang
terkait dengan masalah-masalah penelitian baik dari buku, internet, surat kabar
dan sumber data lainnya.
Data penellitian diperoleh dengan teknik telaah dokumen. Telaah dokumen
dalam hal ini dilakukan dengan cara melihat langsung dengan mengamati Film
42
“Merah Putih” karya Yadi Sugandi. Setelah data diamati, maka akan dilakukan
pengkoderan dengan menggunakan pedoman tabel pengkoderan berikut ini:
Tabel 3.1.
Pengumpulan Data Coder
Epiode Durasi Detik
Kategori Gaya Kepemimpinan
Otoriter Demokrasi Karismatik Laissez Faire Paternalistik
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 C1 C2 D1 D2 D3 E1 E2 E3
Total
Keterangan :
A1 : Menggambarkan kehebatan
A2 : Tujuan pribadi dan organisasi identik
A3 : Menuntut loyalitas bawahan
A4 : Menolak pendapat bawahan
A5 : Menerapkan pengawasan yang ketat
B1 : Perlakuan manusiawi
B2 : Menerima pendapat bawahan
B3 : Pandai membaca situasi
B4 : Melimpahkan mengambilan keputusan kepada bawahan
C1 : Percaya diri besar
C2 : Menjelaskan cara mencapai visi
D1 : Gaya santai karena merasa organisasi tidak menghadapi masalah serius
D2 : Tidak senang mengambil risiko
D3 : Gemar melimpahkan wewenang kepada bawahan
43
E1 : Sering menonjolkan sikap paling mengetahui
E2 : Tidak memberikan kesempatan bawahan untuk kreativitas dan inovasi
E3 : Sentralisasi pengambilan keputusan
Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk
mempermudah perhitungan guna mengetahui banyaknya frekuensi kemunculan
masing-masing kategori. Adapun tabel distribusi frekuensi yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2.
Unit Analisis dan Tabel Distribusi Frekuensi Penelitian
Kepemimpinan
Kategori Durasi %(durasi) Frekuensi
Otoriter
Demokratik
Karismatik
Laissez Faire
Paternalistik
TOTAL
3.7 Teknik Analisa Data
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah tingkat keandalan dan keaslian alat ukur yang
digunakan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data tersebut valid. Validitas berkaitan dengan apakah alat
ukur yang dipakai secara tepat mengukur konsep yang ingin diukur. Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi berkaitan
dengan apakah alat ukur telah memasukkan semua dimensi, semua indikator
44
secara lengkap dari konsep yang hendak diukur. Sebuah alat ukur disebut
mempunyai validitas isi jika alat ukur menyertakan semua indikator darikonsep,
tidak ada yang terlewatkan (Eriyanto, 2013:273).
3.7.2 Uji Reliabilitas
Alat ukur selain harus valid juga harus mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Analisis isi haruslah dilakukan secara obyektif, ini berarti tidak boleh ada beda
penafsiran antara satu orang coder dengan coder yang lainnya.Untuk
menghasilkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka secara
terminologi reliabilitas adalah manakala terjadi pengulangan penggunaan suatu
metode pengukuran atas obyek material yang sama, akan diperoleh hasil yang
sama. Reliabilitas antar koder dapat dihitung dengan beberapa cara, dengan
formula yang dibuat Holsti (1969), yang digunakan untuk menentukan nominal.
Untuk menghitung kesepakatan dari hasil penilaian para koder peneliti
menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:
CR = 21
2NN
M
45
Keterangan:
CR : Coefisien Reliability
M : Jumlah coding yang disepakati oleh peneliti dan dua orang coder.
N1 : Total jumlah coding dari peneliti 1
N2 : Total jumlah coding dari peneliti 2
Hasil ini kemudian menurut Scott dikembangkan dalam index of reliability
yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga
kemungkinan frekuensi yang timbul atau memperkuat hasil reliabilitas digunakan
rumus Scott yaitu:
Pi =reementExpectedAg
reementExpectedAgAgreementObsererved
%1%%
Keterangan :
Pi : Nilai Keterhandalan
Obsererved Agreement : Nilai CR
Expected Agreement : Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang
Meski belum ada standar reliabilitas yang mutlak namun menurut Wimmer
dan Dominick, ambang penerimaan yang sering digunakan adalah 0,75 untuk
menggunakan Pi. Jika kesesuaian antar penyusun kode tidak mencapai 0,75 maka
kategorisasi operasional mungkin perlu dibuat lebih spesifik lagi (Bungin,
2001:218).
46
3.8 Analisis Data
Data yang terkumpul, melalui coding sheet yang didapatkan oleh para
coder akan di-input ke dalam tabel secara keseluruhan agar mudah membacanya.
Setelah itu data yang terkumpul harus diuji keabsahannya melalui uji reliabilitas.
Apabila data yang tersaji sudah reliabel, maka data akan disajikan data tabel
frekuensi yang menyajikan masing-masing variabel. Tahap selanjutnya adalah
mendeskripsikan apa yang ditemukan dari sajian data. Hal tersebut digunakan
karena penelitian kali ini menggunakan statistik deskriptif, yang dimana bertujuan
mendeskripsikan dan menjabarkan gaya kepemimpinan dalam film Merah Putih
(Eriyanto, 2013:273).