bab iii metode penelitian 3.1. pendekatan dan jenis...

22
20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiono, 2009:7). 3.1.2. Jenis Penelitian Dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif studi kasus, yaitu memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai variabel. Penelitian ini sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu sebagai objek penelitian, atau sebuah wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap objek penelitian tersebut (Bungin, 2014: 44). Menurut Robert K. Yin (2002), studi kasus dapat memberi nilai tambah pada pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual, organisasi, sosial dan politik. Studi kasus adalah suatu inkuri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2002:18). Eksplanatif bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai pengaruh sosial media. Sedangakan studi kasus bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa sosial media dapat mempengaruhi gaya hidup siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner pengaruh sosial media

Upload: trinhanh

Post on 14-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,

dimana metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,

terukur, rasional, dan sistematis (Sugiono, 2009:7).

3.1.2. Jenis Penelitian

Dengan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian eksplanatif studi kasus, yaitu memusatkan diri pada

suatu unit tertentu dari berbagai variabel. Penelitian ini sesungguhnya

hanya menggunakan kasus tertentu sebagai objek penelitian, atau

sebuah wilayah tertentu sebagai objek penelitian, sehingga bersifat

kasuistik terhadap objek penelitian tersebut (Bungin, 2014: 44).

Menurut Robert K. Yin (2002), studi kasus dapat memberi nilai tambah

pada pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual,

organisasi, sosial dan politik. Studi kasus adalah suatu inkuri empiris

yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata

bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan

tegas, dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2002:18).

Eksplanatif bertujuan untuk memberikan penjelasan yang lebih

detail mengenai pengaruh sosial media. Sedangakan studi kasus

bertujuan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa sosial media

dapat mempengaruhi gaya hidup siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga.

Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner pengaruh sosial media

21

terhadap gaya hidup konsumtif siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga dan

dideskripsikan berdasarkan presentase.

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh

sosial media terhadap gaya hidup konsumtif siswa kelas XI SMA N 2

Salatiga. Tentunya gaya hidup ini didukung oleh beberapa indikator

yang ada pada karakteristik responden.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA N 2 Salatiga, dimana letak

geografis SMA N 2 Salatiga yang terletak di Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan

Argomulyo ini cukup jauh dari pusat kota Salatiga menjadi berbeda dengan

SMA lain yang berada di Salatiga. Selain itu, penelitian ini melanjutkan

penelitian dari para dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi UKSW

tahun 2014 tentang “Kajian Perilaku Remaja Dalam Penggunaan New Media”.

Penelitian dilakukan terhadap siswa yang sedang menempuh pendidikan di

jenjang tersebut, terutama siswa yang memiliki akun sosial media Facebook

dan Instagram.

3.3. Unit Amatan dan Unit Analisis

3.3.1. Unit Amatan

Penentuan unit analisis dan unit amatan sangat penting

dilakukan agar jelas siapa yang hendak diteliti. Perumusan yang jelas

akan mempermudah dalam pengumpulan data. Unit amatan merupakan

satuan penelitian. Satuan penelitian ini dapat berupa sebuah organisasi,

kelompok masyarakat maupun individu. Pada penelitian ini, unit

amatan yang dimaksud adalah siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga yang

mempunyai akun sosial media yang aktif. Peneliti memfokuskan pada

22

siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga karena peneliti melihat bahwa usia

remaja siswa yang duduk di kelas XI SMA sedang dalam masa

peralihan dari remaja menuju dewasa, dimana pada usia mereka

pengaruh lingkungan sangat erat pada perilaku mereka.

3.3.2. Unit Analisis

Unit analisis adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk

memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan

tentang satuan analisis. Dalam penelitian ini yang dijadikan unit analisis

adalah pengaruh sosial media terhadap gaya hidup remaja di Salatiga.

3.4. Penentuan Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009: 80). Populasi yang peneliti gunakan adalah remaja

yang memiliki akun sosial media facebook dan instagram, pada siswa

kelas XI SMA N 2 Salatiga. Dimana jumlah siswa kelas XI SMA N 2

Salatiga berjumlah 311 orang dan siswa yang memiliki akun sosial

media facebook dan instagram berjumlah 270 orang.

3.4.2. Sampel

Teknik penentuan sample ini menggunakan teknik purposive

kuota random sampling dimana teknik ini diambil dengan

pertimbanganan tertentu. Teknik sampling ini digunakan pada

penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian

23

daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian (Bungin,

2014:125). Sampel yang dipilih adalah orang-orang yang memiliki

akun sosial media facebook dan instagram.

Untuk menentukan ukuran sampel yang dibutuhkan, maka

digunakan rumus Slovin (Umar, 2005), yaitu sebagai berikut:

n = 𝑁

1+ 𝑁𝑒2

Dimana :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karenakesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditoleransi. Konstanta (0.05 atau 5%).

270

1 + 270 * (0,05)2

270

1 + 0,675

: 161,1940 = 161 responden yang dipilih secara acak dari populasi

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1. Sumber Data

3.5.1.1. Data Primer

Data ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner yang

akan dibagikan kepada siswa yang memiliki akun sosial media

facebook dan instagram di SMA N 2 Salatiga, Jawa Tengah.

3.5.1.2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari buku maupun literatur yang

tersedia, lalu studi pustaka, serta jurnal terkait yang telah di teliti

orang lain sebelumnya untuk mendukung penelitian ini.

24

3.5.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran

kuesioner. Kuesioner atau metode angket merupakan serangkaian atau

daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim

untuk diisi oleh responden setelah diisi angket dikirim kembali atau

dikembalikan kepada petugas atau peneliti (Bungin, 2014:133).

Data penelitian ini didapatkan dari berbagai sumber yaitu para

siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga melalui metode penyebaran kuesioner

untuk memperoleh data mengenai pengaruh sosial media terhadap gaya

hidup siswa kelas XI SMA N 2 Salatiga. Tujuan peneliti dalam

penyusunan kuesioner untuk memperbaiki bagian-bagian yang

dianggap kurang tepat untuk diterapkan dalam pengambilan data

terhadap responden.

3.6. Desain Penelitian

Gambar 2

Desain Penelitian

X

Sosial Media Instagram

Y

Gaya Hidup Konsumtif

Variabel

Kontrol

X1 : Jenis Kelamin

X2 : Uang Saku

X3 : Latar Belakang

Pekerjaan Orang Tua

X4 : Perangkat Media

Yang digunakan

25

Keterangan :

Variabel X : Sosial Media

Independent

Variabel Y : Gaya Hidup Konsumtif

Dependent

Variabel kontrol : karakteristik responden

3.7. Identifikasi Variabel dan Indikator Penelitian

3.7.1. Identifikasi Variabel

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011:38 ). Variable penelitian terdiri dari:

1) Variable bebas.

Variable bebas (independen) adalah variable yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variable dependen atau terikat (Sugiyono, 2011:

39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sosial media

facebook dan instagram.

2) Variable terikat.

Variable terikat (dependen) adalah variable yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variable bebas (Sugiyono, 2011:40). Variable terikat dalam

penelitian ini adalah gaya hidup siswa kelas XI SMA N 2

Salatiga.

3) Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variable yang dikendalikan

atau dibuat konstan sehingga pengaruh variable independen

terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang

26

tidak diteliti.1 Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah

berdasarkan Karakteristik Responden.

3.7.2. Indikator Penelitian

Indikator variabel bebas X: Indikator sosial media facebook dan

instagram menggunakan indikator variabel X dalam Jurnal milik Fela

Asmaya (2015) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Sosial

Facebook Terhadap Perilaku Prososial Remaja Di Kenagarian Kota

Bangun”, indikator yang terkait adalah:

Frekuensi / intensitas

Durasi

Aktifitas / Attension

Indikator variabel terikat Y: Indikator Gaya Hidup Konsumtif,

dibawah ini dapat mendukung penelitian pada variable terikat yaitu

Gaya Hidup Konsumtif. Indikator perilaku konsumtif yang ditemukan

menurut Sumartono (2002) yaitu:

Membeli produk karena mendapat suatu hadiah

Membeli produk karena kemasan menarik

Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi

Membeli produk atas pertimbangan harga

Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status

Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model

yang mengiklankan

Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga

mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

Indikator variabel kontrol pengaruh variable independen terhadap

dependen dilihat dari karakteristik responden, yaitu:

Jenis Kelamin

1 http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/196412051990031-

BAMBANG_AVIP_PRIATNA_M/VARIABEL_PENELITIAN.pdf

27

Uang Saku

Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

Perangkat Media yang Digunakan

3.8. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti adalah dengan

menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2011: 93).

Bentuk akhir analisis Skala Likert meletakkan posisi sikap seseorang ke

dalam posisi masing-masing respon dengan cara menghitung berapa banyak

setuju atau tidak setuju pada pernyataan tertentu.2

Tabel 3.1

Skala Likert

Penilaian skala Likert Nilai

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber: Purnomo,2012:35

Dalam kategorisasi diatas, jawaban atau pilihan netral pada kuisioner

dihilangkan dengan alasan adanya pilihan netral akan membuat responden

cenderung memilih jawaban tersebut untuk cari aman, terutama bagi mereka

yang ragu-ragu akan jawabannya. Selain itu jawaban netral atau ragu-ragu

sering kali mengandung jawaban yang ambivalen atau mendua, artinya

positif iya, negatif juga iya, sehingga tidak digunakan dalam penelitian ini.

“Penghilangan nilai netral ini juga dimaksudkan agar skala pengukuran

2 http://tu.laporanpenelitian.com/2014/11/23.html

28

lebih simetrikal yaitu jenjang ke arah yang positif sama banyaknya dengan

jenjang ke arah yang negatif” (Azwar, 2007 : 33).

3.9. Hubungan Antara Variabel Penelitian, Indikator penelitian,

dan Skala Pengukuran

Tabel 3.2

Hubungan Antar Variabel Penelitian, Indikator Penelitian, dan Skala

Pengukuran

Takrif

Variabel

Indikator Item Instrument Skala

Pengukuran Favorable Unfavorable

Indikator

penggunaan

sosial media

facebook

dan

instagram

Frekuensi

membuka akun

sosial media:

Seberapa sering

responden

membuka akun

sosial media

Saya sering

mengakses online

shop pada media

sosial

Saya mengakses

online shop pada

media sosial 4-5

kali dalam

seminggu

Saya mengakses

online shop pada

media sosial 2-3

kali dalam

seminggu

Saya mengakses

online shop pada

media sosial

setiap saya

membukanya

Ordinal

Durasi membuka

akun sosial

media: Lamanya

responden

Interval

29

membuka akun

sosial media

Hal-hal yang

dilihat: akun

sosial media yang

menawarkan suatu

produk seperti

baju, celana,

sepatu, dan

aksesoris lainnya.

Saya mengikuti

semua akun sosial

media yang

menawarkan

produk

Hanya satu atau

beberapa akun

sosial media yang

menawarkan

produk yang saya

ikuti

Saya tertarik

mengakses akun

yang menawarkan

produk di sosial

media

Saya tertarik pada

suatu produk

ketika mengakses

akun media sosial

yang menawarkan

produk

Saya tidak

mengetahui

akun sosial

media yang

menawarkan

produk

Saya tidak

mengikuti

akun sosial

media yang

menawarkan

produk

Ordinal

Indikator

gaya hidup

konsumtif

Membeli produk

karena

mendapat suatu

hadiah: Hadiah

merupakan

sebuah bentuk

persuasive untuk

menarik minat

beli terhadap

produk yang

ditawarkan.

Saya membeli

produk barang di

akun sosial media

karena ada

hadiahnya

Saya tetap

membeli produk

yang ditawarkan

akun sosial media

yang saya ikuti

walaupun tidak

mendapat hadiah

Saya tidak

membeli

barang-barang

di akun sosial

media

sekalipun

mendapat

hadiah

Ordinal

Membeli produk

karena kemasan

menarik:

Kemasan produk

yang menarik

dapat

Saya membeli

sepatu hampir

setiap bulan

karena selalu

tertarik dengan

model yang baru

Design barang

di akun sosial

media yang

menawarkan

produk tersebut

tidak

memotivasi

Ordinal

30

mempersuasif

minat beli calon

konsumen.

Saya membeli

produk yang

ditawarkan di

akun sosial media

tersebut karena

kemasannya

menarik.

saya untuk

membelinya.

Saya tidak

membeli

produk yang

ditawarkan di

akun sosial

media tersebut

walaupun

kemasannya

menarik.

Membeli produk

demi menjaga

penampilan diri

dan gengsi:

Individu selalu

mempunyai

keinginan untuk

membeli barang-

barang ‘branded’

sebagai nilai

‘prestice’ dalam

kehidupan sehari-

hari.

Biasanya individu

seperti ini rela

mengeluarkan

uang banyak demi

menunjang

penampilan diri.

Saya suka

menggunakan

produk barang

yang asli dari pada

barang tiruan

Saya membeli

produk bermerk

namun tiruan

untuk menjaga

penampilan

Saya akan tetap

membeli sebuah

tas baru karena

sedang trend,

meskipun tas lama

masih layak pakai

Saya suka

membeli

produk tiruan

di akun sosial

media karena

saya tidak

mementingkan

gengsi.

Ordinal

Membeli produk

atas

pertimbangan

harga: Individu

memiliki

kepuasan ketika

membeli barang

yang mahal dari

akun sosial media

Saya suka

membeli barang

dengan harga

yang mahal di

akun sosial media

instagram

Saya membeli

barang di sosial

media hanya saat

ada diskon

Saya tidak

mementingkan

Saya suka

membeli

barang dengan

harga murah

di akun sosial

media

Ada diskon

atau tidak,

saya tidak

Ordinal

31

dengan maksud

agar ia menonjol

dan dianggap

paling mewah

(bukan pemakaian

atas dasar manfaat

atau

kegunaannya).

harga dalam

memilih produk

yang ditawarkan

di akun sosial

media

Saya

menghabiskan

sebagian uang

untuk membeli

apapun yang

diinginkan

meskipun barang

tersebut tidak

dibutuhkan

tertarik

membeli

barang di

sosial media

karena

pertimbangan

harga

Membeli produk

hanya sekedar

menjaga symbol

dan status:

Symbol ini

mempunyai

kemampuan

dalam membeli

barang yang dapat

menunjang sifat

eksklusif

Sebagai seorang

yang memiliki

akun sosial media,

saya harus

memiliki produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti.

Saya suka

membeli produk

bermerk karena

tidak mau kalah

dengan teman

Saya akan cepat

membeli tas,

ketika teman saya

mempunyai tas

baru

Saya tidak

harus

memiliki

produk yang

ditawarkan

oleh akun

sosial media

yang saya

ikuti.

Saya tidak

tertarik

membeli

barang saat

teman

membeli

barang yang

sedang trend

Ordinal

Memakai

produk karena

unsur

konformitas

terhadap model

yang diiklankan:

Individu banyak

Saya sering

membeli produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti.

Saya tidak

tertarik untuk

membeli

produk yang

ditawarkan

oleh akun

sosial media

yang saya

ikuti.

Ordinal

32

meniru tokoh

yang mereka

idolakan, dengan

arti apapun yang

idolanya kenakan

ia harus

mendapatkan,

mencoba dan

memakai produk

yang digunakan

idolanya tersebut.

Saya membeli

produk karena

endorsmannya

adalah idola saya

Saya membeli

produk yang

ditawarkan akun

sosial media yang

saya ikuti karena

menjual produk

yang digunakan

idola saya

Saya tidak

membeli

produk yang

ditawarkan

walaupun

endorsmannya

adalah idola

saya

Munculnya

penilaian bahwa

membeli produk

dengan harga

mahal akan

menimbulkan

rasa percaya diri

yang tinggi:

Individu

menggunakan

produk yang

ditawarkan oleh

akun sosial media

dengan tujuan

untuk

menumbuhkan

rasa percaya diri.

Tingkat rasa

percaya diri saya

tumbuh saat

menggunakan

produk dari akun

sosial media

yang saya ikuti.

Mahalnya harga

produk yang saya

beli berpengaruh

terhadap rasa

percaya diri saya

Saya memiliki

gadget lain

(seperti: I-pad,

mp4, I-touch, dll)

selain ponsel

yang saya punya,

karena terlihat

sangat keren

Mahalnya

harga produk

yang saya beli

dari akun

sosial media

yang saya ikuti

tidak

berpengaruh

terhadap rasa

percaya diri

saya.

Saya menjadi

tidak percaya

diri ketika saya

menggunakan

produk yang

harganya

murah

Ordinal

Variabel

Kontrol

Jenis kelamin Nominal

Uang saku Rasio

33

Latar belakang

pekerjaan orang

tua

Nominal

Perangkat media

yang digunakan

Nominal

3.10. Teknik Analisis Data

3.10.1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2003:11) penelitian deskriptif penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu

variable atau lebih (independen). Statistik deskriptif dalam

penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik

variabel.

3.10.2. Regresi Sederhana

Menurut Sugiyono dalam Purnomo (2014: 133) analisis ini

digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila ada satu variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi

(dinaik turunkan nilainya). Persamaan yang diperoleh dari regresi

sederhana adalah

Dimana:

Y = variabel dependen yang diprediksi

X = variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0

Y = a + b X

34

b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

Dimana bila b (+) maka terjadi kenaikan, dan bila b (-) maka terjadi

penurunan

nilai a dihitung dengan rumus :

a = ∑ y (∑x2) - ∑x ∑xy

n ∑x2 - (∑x)2

nilai b dihitung dengan rumus :

b = n ∑xy - ∑x ∑xy

n ∑x2 - (∑x)2

3.10.3. Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke

bentuk persentase. (Durianto, 2003: 96)

𝑃 = 𝑓𝑖

∑ 𝑓𝑖 × 100%

Di mana:

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu

𝑓𝑖 = jumlah responden yang memilih kategori tertentu

∑ 𝑓𝑖 = banyaknya jumlah responden

3.11. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.11.1. Uji Validitas

Validitas ini merupakan suatu proses untuk menguji item

pertanyaan dalam sebuah instrument dan merupakan ukuran seberapa

cermat alat ukur tes melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:120).

Uji Validitas ini menggunakan rumus Pearson yaitu :

35

rxy = n (∑xy) – (∑xy) (∑y)

√ {n (∑x2) – (∑x2)} {n (∑y2) - ( ∑y2)}

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

x : Nilai variable bebas atau antara ( preditor y )

y : Nilai variable terikat

∑xy : Jumlah product dari x dan y

Kriteria dalam pemilihan item dinyatakan valid atau tidak

valid, dinyatakan berdasarkan korelasi item total dengan

menggunakan batasan r-hasil > r-tabel.

a) Valid jika r-hasil positif dan > r-tabel ( rxy > 0,3 )

b) Tidak valid jika r-hasil < r-table ( rxy < 0,3 )

c) r-table diperoleh dari df = N-2 = 30 ( 0,361 dengan

taraf signifikansi 5%

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Instrumen:

Takrif

Variabel

Indikator Item Instrument R Skor item

terhadap

Skor Total

r- Tabel

(r-kritis)

Keterangan

Indikator

pengguna

an sosial

media

facebook

dan

instagram

Frekuensi

membuka

akun sosial

media: Seberapa

sering

responden

membuka

akun sosial

media

1. Saya sering

mengakses online

shop pada media

sosial

0,538 0,361 Valid

2. Saya mengakses

online shop pada

media sosial 4-5

kali dalam

seminggu

0,640 0,361 Valid

3. Saya mengakses

online shop pada

media sosial 2-3

kali dalam

seminggu

0,727 0,361 Valid

36

4. Saya mengakses

online shop pada

media sosial

setiap saya

membukanya

0,590 0,361 Valid

Hal-hal yang

dilihat: akun

sosial media

yang

menawarkan

suatu produk

seperti baju,

celana, sepatu,

dan aksesoris

lainnya.

5. Saya mengikuti

semua akun

sosial media yang

menawarkan

produk

0,699 0,361 Valid

6. Hanya satu atau

beberapa akun

sosial media yang

menawarkan

produk yang saya

ikuti

0,242 0,361 Tidak Valid

7. Saya tertarik

mengakses akun

yang

menawarkan

produk di sosial

media

0,590 0,361 Valid

8. Saya tertarik pada

suatu produk

ketika mengakses

akun media sosial

yang

menawarkan

produk

0,479 0,361 Valid

9. Saya tidak

mengetahui akun

sosial media yang

menawarkan

produk

0,205 0,361 Tidak Valid

10. Saya tidak

mengikuti akun

sosial media yang

menawarkan

produk

0,370 0,361 Valid

Indikator

gaya

hidup

konsumtif

Membeli

produk

karena

mendapat

suatu hadiah: Hadiah

merupakan

sebuah bentuk

persuasive

untuk menarik

minat beli

terhadap

produk yang

ditawarkan.

11. Saya membeli

produk barang di

akun sosial media

karena ada

hadiahnya

0,511 0,361 Valid

12. Saya tetap

membeli produk

yang ditawarkan

akun sosial media

yang saya ikuti

walaupun tidak

mendapat hadiah

0,494 0,361 Valid

13. Saya tidak

membeli barang-

barang di akun

sosial media

0,492 Valid

37

sekalipun

mendapat hadiah

Membeli

produk

karena

kemasan

menarik: Kemasan

produk yang

menarik dapat

mempersuasif

minat beli

calon

konsumen.

14. Saya membeli

sepatu hampir

setiap bulan

karena selalu

tertarik dengan

model yang baru

0,720 0,361 Valid

15. Saya membeli

produk yang

ditawarkan di

akun sosial media

tersebut karena

kemasannya

menarik.

0,664 0,361 Valid

16. Design barang di

akun sosial media

yang menawarkan

produk tersebut

tidak memotivasi

saya untuk

membelinya.

0,314 0,361 Valid

17. Saya tidak

membeli produk

yang ditawarkan

di akun sosial

media tersebut

walaupun

kemasannya

menarik.

0,115 0,361 Tidak Valid

Membeli

produk demi

menjaga

penampilan

diri dan

gengsi: Individu selalu

mempunyai

keinginan

untuk

membeli

barang-barang

‘branded’

sebagai nilai

‘prestice’

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Biasanya

individu

seperti ini rela

mengeluarkan

uang banyak

18. Saya suka

menggunakan

produk barang

yang asli dari

pada barang

tiruan

-0,201 0,361 Tidak Valid

19. Saya membeli

produk bermerk

namun tiruan

untuk menjaga

penampilan

0,401 0,361 Valid

20. Saya akan tetap

membeli sebuah

tas baru karena

sedang trend,

meskipun tas

lama masih layak

pakai

0,776 0,361 Valid

21. Saya suka

membeli produk

tiruan di akun

sosial media

karena saya tidak

0,285 0,361 Tidak Valid

38

demi

menunjang

penampilan

diri.

mementingkan

gengsi.

Membeli

produk atas

pertimbanga

n harga: Individu

memiliki

kepuasan

ketika

membeli

barang yang

mahal dari

akun sosial

media dengan

maksud agar

ia menonjol

dan dianggap

paling mewah

(bukan

pemakaian

atas dasar

manfaat atau

kegunaannya).

22. Saya suka

membeli barang

dengan harga

yang mahal di

akun sosial media

instagram

0,813 0,361 Valid

23. Saya membeli

barang di sosial

media hanya saat

ada diskon

0,480 0,361 Valid

24. Saya tidak

mementingkan

harga dalam

memilih produk

yang ditawarkan

di akun sosial

media

0,655 0,361 Valid

25. Saya

menghabiskan

sebagian uang

untuk membeli

apapun yang

diinginkan

meskipun barang

tersebut tidak

dibutuhkan

0,686 0,361 Valid

26. Saya suka

membeli barang

dengan harga

murah di akun

sosial media

0,237 0,361 Tidak Valid

27. Ada diskon atau

tidak, saya tidak

tertarik membeli

barang di sosial

media karena

pertimbangan

harga

0,151 0,361 Tidak Valid

Membeli

produk

hanya

sekedar

menjaga

symbol dan

status: Symbol ini

mempunyai

kemampuan

dalam

membeli

barang yang

28. Sebagai seorang

yang memiliki

akun sosial

media, saya harus

memiliki produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti.

0,559 0,361 Valid

29. Saya suka

membeli produk

bermerk karena

0,593 0,361 Valid

39

dapat

menunjang

sifat eksklusif

tidak mau kalah

dengan teman

30. Saya akan cepat

membeli tas,

ketika teman saya

mempunyai tas

baru

0,727 0,361 Valid

31. Saya tidak harus

memiliki produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti.

0,227 0,361 Tidak Valid

32. Saya tidak

tertarik membeli

barang saat teman

membeli barang

yang sedang

trend

0,363 0,361 Valid

Memakai

produk

karena unsur

konformitas

terhadap

model yang

diiklankan: Individu

banyak meniru

tokoh yang

mereka

idolakan,

dengan arti

apapun yang

idolanya

kenakan ia

harus

mendapatkan,

mencoba dan

memakai

produk yang

digunakan

idolanya

tersebut.

33. Saya sering

membeli produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti.

0,756 0,361 Valid

34. Saya membeli

produk karena

endorsmannya

adalah idola saya

0,727 0,361 Valid

35. Saya membeli

produk yang

ditawarkan akun

sosial media yang

saya ikuti karena

menjual produk

yang digunakan

idola saya

0,686 0,361 Valid

36. Saya tidak

tertarik untuk

membeli produk

yang ditawarkan

oleh akun sosial

media yang saya

ikuti

0,320 0,361 Valid

37. Saya tidak

membeli produk

yang ditawarkan

walaupun

endorsmannya

adalah idola saya

0,202 0,361 Tidak Valid

Munculnya

penilaian

bahwa

membeli

produk

38. Tingkat rasa

percaya diri saya

tumbuh saat

menggunakan

produk dari akun

0,759 0,361 Valid

40

dengan harga

mahal akan

menimbulkan

rasa percaya

diri yang

tinggi: Individu

menggunakan

produk yang

ditawarkan

oleh akun

sosial media

dengan tujuan

untuk

menumbuhkan

rasa percaya

diri.

sosial media yang

saya ikuti.

39. Mahalnya harga

produk yang saya

beli berpengaruh

terhadap rasa

percaya diri saya

0,765 0,361 Valid

40. Saya memiliki

gadget lain

(seperti: I-pad,

mp4, I-touch, dll)

selain ponsel

yang saya punya,

karena terlihat

sangat keren

0,844 0,361 Valid

41. Mahalnya harga

produk yang saya

beli dari akun

sosial media yang

saya ikuti tidak

berpengaruh

terhadap rasa

percaya diri saya.

0,448 0,361 Valid

42. Saya menjadi

tidak percaya diri

ketika saya

menggunakan

produk yang

harganya murah

0,425 0,361 Valid

3.10.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas pun juga merupakan proses untuk mengukur

butir atau item suatu instrument. Instrument dikatakan reliable (andal)

jika pertanyaan konsisten atau stabil. Uji Reliabilitas ini menggunakan

rumus alpha Chronbach (α). Dengan kriteria alat ukur (instrumen)

dinyatakan reliabel jika alpha cronbach > r-tabel dan jika alpha

cronbach < r-tabel maka dinyatakan tidak reliable.

α = 2 1 – S1 - S2

Sx2

Α : Koefesien reliabilitas alpha

S1 &S2 : Varian skor belahan 1 & Varian skor belahan 2

Sx2 : Varian skor skala

41

Untuk pengambilan keputusan tentang reliable adalah sebagai

berikut :

a) r-hasil postif dan r-hasil > r-table, dikatakan reliable

b) r-hasil tidak positif, r-hasil < r-table, dikatakan tidak

reliable

c) r-table diperoleh dari df = N-2 = 30 ( 0,361 dengan taraf

signifikansi 5% )

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Melalui tabel tersebut, menunjukkan bahwa variabel

Pengaruh Sosial Media Terhadap Gaya Hidup Remaja di Salatiga

memiliki nilai cronbach Alpha 0,946 diatas r-tabel (0,361) sehingga

dapat dikatakan hasil pengujian ini reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,946 33