bab iii metode penelitian 3.1 jenis...
TRANSCRIPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus
memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan
seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari
penelitian tersebut (Suharsimi Arikunto, 2015:1). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa penelitian tindakan kelas atau PTK adalah penelitian yang dilakukan dan
dikaji dari proses hingga hasil yang diperoleh yang dilakukan untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik ketika melakukan penelitian tindakan kelas atau PTK.
Penelitian yang penulis lakukan berfokus pada hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika terhadap bangun ruang sederhana yang tentunya
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat dengan menggunakan strategi
Creative Problem Solving dengan berbantuan video yang akan dilakukan dalam
melakukan penelitian tindakan kelas, dengan penelitian tindakan kelas siswa akan
lebih terampil dimana siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran dan menjadi
aktif untuk menyelesaikan masalah yang mereka temukan dan dapat dapat
bertanggung jawab.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017 pada bulan April
2016-Mei 2016 lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah SDN 01
Sumogawe Kec Getasan Kab Semarang dalam pembelajaran matematika siswa kelas
IV semester II tahun pelajaran 2016/2017.
31
Tabel 3.1 Jadwal Tindakan PTK di Kelas IV SDN 01 Sumogawe
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
No. Siklus/Pertemuan Hari, tanggal Jam ke-
1. 1/1 Selasa, 19 April 2016 3-4
2. 1/2 Kamis, 21 April 2016 1-2
3. 1/3 Sabtu, 23 April 2016 3-4
4. 2/1 Selasa, 26 April 2016 3-4
5. 2/2 Kamis, 28 April 2016 1-2
6. 2/3 Sabtu, 30 April 2016 3-4
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan
20 siswa perempuan.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan
nilai yang bervariasi. Adapula yang mendefinisikan variabel sebagai suatu
karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda
(Slameto, 2015:195). Penulis mengambil dua variabel yaitu variabel idependent dan
variabel dependent.
a. Variabel Bebas (Indenpendent)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab terjadinya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan
dengan variabel X. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah strategi
Creative Problem Solving, dimana variabel ini dilambangkan dengan
variabel (X).
b. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang menerima
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan
variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi variable terikat (Y) adalah
hasil belajar matematika siswa.
32
3.5 Desain Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam ini lebih menekankan pada masalah
proses, maka yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas dengan model Kemmis & Mc Taggart dalam Suharsini Arikunto (2010:17).
Dalam satu siklus yang terdiri 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan
3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan pada gambar I berikut ini.
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart
Pelaksanaan penelitian di desain dalam 2 skiklus dan masing-masing siklus
pelaksanaan melalui tahap-tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan beserta
pengamatan dan refleksi.
Perencanaan
Pelaksanaan
dan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Pelaksanaan
dan
Pengamatan Penyusunan laporan
33
3.6 Prosedur Penelitian
Penelitian berencana untuk melakukan 2 siklus dalam melakukan penelitian tindakan
kelas ini, setiap siklus akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
Uraian tahapan dalam masing-masing siklus akan dijelaskan dibawah ini.
Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang yang dihadapi oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
model strategi Creative Problem Solving.
3. Mempersiapkan alat dan bahan guna untuk kegiatan pembelajaran.
4. Menyiapkan instrument pengamatan dan dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
A. Kegiatan Awal
1. Membuka pelajaran dengan salam
2. Mengecek kehadiran dan kabar siswa.
3. Melakukan apersepsi.
4. Menyampaikan materi yang akan disampaikan beserta tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan.
B. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi:
1. Guru menampilkan video sebagai media untuk siswa amati.
2. Guru mengajak siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi
sifat-sifat bangun ruang.
3. Guru bertanya kepada siswa bangun ruang apa saja yang siswa temukan
didalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menuntun siswa untuk menemukan informasi jika diperlukan siswa.
b. Elaborasi:
34
1. Guru membagi siswa atas beberapa kelompok yang beranggotakan 6-7
orang siswa didalam 1 kelompok dan memberikan penjelasan tentang
cara-cara pelaksaan pembelajaran.
2. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dalam
memecahkan masalah yang diberikan guru sesuai dengan materi pokok
yang diberikan oleh guru.
3. Setelah berdiskusi, siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi mereka.
4. Guru meminta salah satu perwakilan dari kelompok untuk melakukan
prsentasi hasil diskusi mereka didalam kelompok.
c. Konfirmasi
1. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi kelompok dan
memberikan penguatan.
2. Guru memastikan siswa memahami dalam proses pembelajaran dengan
melakukan taya jawab.
d. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
2. Guru memberikan soal kepada siswa sebagai bahan evaluasi.
3. Guru melakukan menutup pembelajaran.
4. Salam penutup.
c. Tahap Pengamatan
Dalam proses pengamatan dilakukan oleh guru yang ada disekolah tersebut
selain guru kelas yang mengajar siswa. Guru yang menjadi observer
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelas dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan oleh
penulis.
d. Tahap Refleksi
Setelah dilakuakannya proses pembelajaran yang dilakukan maka penulis
melakukan refleksi berdasarkan prsoses pembelajaran yang menggunakan
35
strategi Creative Problem Solving, untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan serta hambatan selama proses pembelajaran. Dari kegiatan
refleksi yang dilakukan penulis dapat mengetahui hal-hal yang perlu
diperbaiki dan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan pelaksanaan
siklus II.
Pelaksanaan Siklus II
Rancangan kegiatan dalam siklus II ini sama seperti kegiatan yang dilakukan
dalam siklus I yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
relfleksi. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II adalh tindakan perbaikan
dari siklus I. adapun rangkaian kegiatannya akan disesuiakan dengan materi
da hasi dari siklus I.
3.7 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik adalah dengan menggunakan pengamatan (observasi) dan
tes.
a. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto,
2012:149). Dengan kata lain, observasi sebagai alat evaluasi untuk
mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pencatatan yang
sistematis dari kegiatan siswa secara individu maupun ketika berada didalam
kelompok.
Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi Creative Problem Solving dengan berbantuan video,
dengan menggunakan observasi selama proses pembelajaran berlangsung
dapat diketahui data yang ingin diperoleh dari peserta didik adalah data
pencapaian pembelajaran pada saat didalam kelas.
36
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Pembelajaran Matematika Menggunakan Strategi Creative Problem
Solving Dengan Berbantuan Video
Aspek
Indikator
Nomor
Item
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran.
2. Melakukan absensi dan menanyakan
kabar siswa.
3. Melakukan apersepsi.
4. Menyampaikan judul materi dan tujuan
pembelajaran.
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7.
Kegiatan Inti 1. Menyajikan video yang terkait dengan
materi.
2. Menjelaskan pokok-pokok materi
pelajaran secara singkat.
3. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
pembelajaran pemecahan masalah kreatif
dengan menggunakan strategi Creative
Problem Solving.
4. Memberikan kesempatan siswa untuk
melakukan diskusi melalui kegiatan yang
diamati.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk
melakukan percobaan atau bereksperimen
memecahkan masalah menurut kelompok
mereka masing-masing.
8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15, 16,
17.
37
6. Memberikan setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
Kegiatan Akhir 1. Membimbing siswa membuat kesimpulan
tentang materi yang telah dipelajari
bersama.
2. Melaksanakan evaluasi dengan
memberikan tes formatif kepada siswa.
3. Melakukan refleksi pembelajaran.
18, 19, 20
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Terhadap Siswa
Aspek Indikator Nomor
Item
Kegiatan Awal 1. Siswa siap mengikuti proses
pembelajaran
2. Menjawab apersepsi dari guru
1, 2, 3.
Kegiatan Inti 1. Mendengar penjelasan dari guru secara
saksama
2. Aktif bertanya
3. Berpartisipasi aktif dalam berdiskusi
4. Bekerja sama didalam kelompok
5. Berani mempresentasikan hasil diskusi
6. Adanya interaksi positif diantara siswa
7. Siswa mampu mengerjakan lembar soal
dengan baik
4, 5, 6, 7,
8, 9, 10,
11, 12, 13,
14, 15.
Kegiatan Akhir 1. Siswa dapat membuat kesimpulan dari
pembelajaran
16, 17.
38
b. Tes
Tes adalah ”a type of assessment that uses specific procedures to obtain
information and convert that information to numbers or scores” (Friedenberg,
1995 dalam Supratiknya 2012:25). Artinya, tes merupakan salah satu jenis
asesmen yang menggunakan aneka prosedur spesifik untuk memperoleh
informasi dan mengonversikan atau mengubah informasi tersebut ke dalam
skor atau bilangan.
Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar matematika pokok
bahasan bangun ruang sederhana. Metode tes digunakan sebagai instrument
penelitian dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Kisi-kisi tes dilakukan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami
materi yang sudah diberikan selama proses pembelajaran yang menggunakan
Creative Problem Solving dilakukan. Kisi-kisi tes ini dibuat menurut pada
ketentuan indicator pada setiap kompetensi dasarnya.
39
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrument Soal Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
Soal
No. Soal
Memahami
sifat bangun
ruang
sederhana
dan
hubungan
antar
bangun
datar
Menentukan
sifat-sifat
bangun ruang
sederhana
1. Mendefinisikan
pengertian bangun
ruang.
Pilihan
Ganda
1, 2, 15
2. Mendefinisikan jenis-
jenis bangun ruang
sederhana.
10, 13,
3. Mengidentifikasi
macam-macam bentuk
bangun ruang.
12, 18,
4. Menyebutkan unsur-
unsur bangun ruang.
7, 16, 23, 24,
25.
5. Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang.
3, 4, 5, 8, 9,
11, 14, 19,
20, 21.
Pada siklus I ini dengan melihat indikator, soal lebih masuk untuk dibuat pilihan
ganda karena dengan pilihan ganda diharapkan anak lebih mampu mengeksplorasi
penngetahuan yang mereka miliki.
40
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrument Soal Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Bentuk
Soal
No.
Soal
Memahami
sifat bangun
ruang
sederhana dan
hubungan
antar bangun
datar
Menentukan
jaring-jaring
balok dan
kubus
1. Mendefinisikan
pengertian jaring-
jaring balok dan
kubus.
Pilihan
Ganda
1,2
2. Mengidentifikasikan
bentuk jaring-jaring
balok dan kubus.
3,5,6
3. Menentukan macam-
macam bentuk jaring-
jaring balok dan
kubus.
4,8,10
4. Menggambar jaring-
jaring balok dan
kubus.
7,9
Pada siklus II ini dengan melihat indikator, soal lebih masuk untuk dibuat sebagai
pilihan ganda juga karena dengan pilihan ganda semua indikator bisa masuk.
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur (Syofian Siregar, 2010:162). Untuk menentukan
layak atau tidaknya item yang digunakan, perlu digunakan uji signifikankoefisien
korelasi pada taraf signifikansi 5%, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi
signifikan terhadap skor total.
41
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Hasil penelitian diharapkan valid dan reliabel apabila
digunakan instrument yang valid dan reliabel. Jadi instrument yang valid dan reliabel
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
a. Pengujian Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dilakukan untuk menetahui seberapa cermat suatu instrument
dalam mengukur dengan apa yang hendak diukur. Syofian Siregar (2010:316)
bahwa N=36 (N=jumlah siswa) batas konfesiennya 0,329. Untuk mengukur
validitas digunakan program computer SPSS 16 for Windows dengan
menggunakan Corrected Item Total Correlation yang merupakan korelasi
antara skor tiap item dengan skor total, soal dikatakan valid apabila nilai
koenfisiennya 0,329. Apabila ada soal yang nilai koenfisiennya 0,329
maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan.
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Penilaian
Selain digunakan uji validitas juga perlu adanya pengujian reliabilitas
instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS 16
for Windows. Sama dengan pengujian validitas, untuk menguji reliabilitas
penulis menggunakan juga data hasil pekerjaan siswa. Kriteria untuk
menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman.
3.8.1 Instrumen Tes
Instrument tes disusun oleh penulis dan akan diuji coba terlebih dahulu dikelas
yang lebih tinggi yaitu pada kelas V. hal ini digunakan untuk mengetahui mana saja
soal yang valid dan mana saja soal yang tidak valid. Sehingga nantinya, soal yang
sudah diujikan ini dapat di kerjakan dengan baik oleh kelas IV dan sesuia dengan
kemampuan yang mereka miliki.
42
3.8.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus I
Instumen tes diuji cobakan pada siswa kelas V SDN 01 Sumogawe
Kecamatan Getasan yang berjumlah 20 siswa. Jadi instrument dikatakan valid
jika nilai hitung r 0,329. Instrumen yang akan diuji terdiri dari 25 item yang
berbentuk pilihan ganda. Berdasaran hasil uji coba yang dilakukan, item soal
1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,
25 termasuk soal valid karena corrected item tototal correlation lebih dari
nilai r 0,329. Sedangkan item soal nomor 6, 9, 11, 12, 14, 17, 23, 25
termasuk soal tidak valid karena corrected item to total correlation kurang
dari nilai r 0,329. Diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,739.
3.8.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Siklus II
Instrument tes diuji cobakan pada responden yaitu siswa kelas V SDN 01
Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang yang berjumlah 20
siswa. Jadi instrumen dikatakan valid jika nilai hitung r 0,329. Instrument
yang akan diuji terdiri dari 25 item yangpilihan ganda.
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, item soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 11, 12,
14, 15, 16, 20, 21, 22, 23 termasuk soal valid karena corrected item to total
correlation lebih dari nilai r 0,329. Sedangkan item soal 5, 8, 9, 10, 17, 18,
19, 24, 25termasuk soal tidak valid karena corrected item to total correlation
kurang dari nilai r 0,329 Diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,702.
Tabel 3.6
Validitas Siklus I dan Siklus II
Siklus Nomor Soal Valid Tidak Valid
Siklus I 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,
10, 13, 15, 16,
18, 19, 20, 21,
22, 24
6, 9, 11, 12, 14,
17, 23, 25
43
Siklus II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25
1, 2, 3, 4, 6, 7,
11, 12, 14, 15,
16, 20, 21, 22, 23
5, 8, 9, 10,13, 17,
18, 19, 24, 25
3.8.2 Uji Taraf Kesukaran
Menurut Nana Sudjana (2011: 135) asumsi yang digunakan untuk
memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan
reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal
tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang
termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
I = indeks kesulitan untuk setiap butir
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit
soal tersebut sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah.
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apabila hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang yang memperoleh nilai di atas
I = B/N
44
KKM 65 diharapkan mencapai ketuntasan kelas minimal 80%. Selain hasil belajar
penelitian ini juga mengamati dengan menggunakan lembar observasi menurut
dengan langkah- langkah dalam strategi yang digunakan yaitu strategi Creative
Problem Solving dengan berbantuan media video. Dengan patokan nilai 70% dan
hasil juga meningkat dari siklus I ke siklus II.
3.10 Analisis Data
Data yang terkumpul berupa hasil observasi dan tes. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif dan analisis data secara kuantitatif yang digunakan untuk
menganalisis pencapaian hasil belajar atau prestasi siswa. Penyajian data kuantitatif
dipaparkan dalam bentuk presentase. Adapun rumus presentase tersebut adalah
sebagai berikut.
Ketuntasan Klasikal =
100%
Dari rumus diatas kita lihat jika ketuntasan klasikal 65 maka indikator penelitian
telah tercapai.