bab iii metode penelitian 3.1 jenis dan lokasi...
TRANSCRIPT
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 JENIS DAN LOKASI PENELITIAN
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian ekperimental (experimental
research) adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model
pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle. Tujuan dari penelitian
eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab-akibat,
berapa besar hubungan sebab- akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan
kontrol untuk perbandingan.
3.1.2 Lokasi Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora dan
penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012.
3.1.3 Prosedur Penelitian Eksperimen
1) Menyusun kisi-kisi tes
2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang sudah
disusun
3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang
berbentuk tes objektif untuk tes I (tes homogenitas)
4) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk pada kelas uji
coba tes objektif dan uraian untuk tes II (tes formatif)
5) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba (tes I dan tes II) pada
kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reabilitas soal, dan tingkat
kesukaran soal
23
6) Memberi tes I (tes homogenitas) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol untuk uji homogenitas dan normalitas
7) Memberi perlakuan pada kelas V A sebagai kelompok eksperimen
kelas V B sebagai kelompok kontrol di SDN 4 Mendenrejo Kradenan
Blora.
8) Memberi tes II (tes formatif) kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
9) Menganalisis hasil yang diperoleh dari hasil belajar siswa (tes formatif
dan proses)
10) Menyusun laporan hasil penelitian
Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal ini
dilihat dari pemberian tes homogenitas (tes I). Setelah kondisi awal sama, maka
dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelompok kontrol adalah
siswa kelas V B dan kelompok eksperimen adalah siswa kelas V A di SDN 4
Mendenrejo Kradenan Blora. Kelompok kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional dan kelompok
eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran jigsaw dengan permaianan puzzle. Setelah diberikan perlakuan,
diberikan tes formatif (tes II) pada kedua kelompok untuk melihat perkembangan
hasil belajarnya. Untuk kelompok kontrol menggunakan hasil tes formatif
sedangkan kelompok eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan penilaian
proses selama pembelajaran. Secara sederhana rancangan penelitian dapat
digambarkan pada gambar 3.1.
24
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Jigsaw dengan permainan puzzle
Desain Eksperimen
Desain penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu Quasi-Eksperimental
Desaigns dengan tipe Two-Group Posttest Only (Mulyatiningsih, 2011: 88-89).
Desain penelitian ini memiliki dua kelompok subjek yaitu kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol. Untuk memperjelas desain penelitian yang digunakan,
maka dapat digambarkan rancangan penelitian pada gambar 3.2.
R
X O1
O2
Gambar 3.2 Desain Penelitian Eksperimen
Keterangan:
R : Random Assigment (Pemberian Tes I (Tes Homogenitas)
X : Perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen yaitu pada SD
Negeri 4 Mendenrejo Kradenan Blora menggunakan model
pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle
O1 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok eksperimen
O2 : Pemberian tes formatif (Tes II) untuk kelompok kontrol
Kondisi
Awal
(Tes I)
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Perlakuan
dengan
Pembelajaran
Jigsaw puzzle
Perlakuan
dengan
Pembelajaran
Konvensional
Tes II
Tes II Perbedaa
n rata-
rata Hasil
Belajar
25
3.2 VARIABEL PENELITIAN
Model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle adalah suatu metode
pembelajaran yang menyusun potongan-potongan gambar yang telah disesuaikan
dengan mal sehingga membentuk sebuah gambar yang benar serta menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan kode puzzle yang telah disusun.
Hasil Belajar adalah besarnya skor yang diperoleh siswa kelas V dari skor
proses (diskusi kelompok dan presentasi), dan skor hasil (tes formatif) pada akhir
kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar adalah jumlah perolehan skor sebesar 40% skor proses
(diskusi kelompok dan presentasi) + 60% skor hasil. Terdapat pada lampiran 5
3.3 UNIT PENELITIAN
Didalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah siswa kelas V
A sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 24 siswa terdiri dari 11 orang
laki-laki dan 13 orang perempuan. Sedangkan kelas V B sebagai kelompok
kontrol dengan jumlah 24 siswa terdiri dari 10 orang laki-laki dan 14 orang
perempuan.
Peneliti mengambil unit penelitian ini karena mempertimbangkan waktu
dan tempat yang akan digunakan penelitian. SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora
keadaannya cukup homogen, dilihat dari letak wilayah, status sekolah, jumlah
siswa kelas V serta prestasi yang diraih dan dimiliki oleh sekolah.
3.4 TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian
ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes I dan tes II. Tes I dalam
bentuk pilihan ganda dan tes II dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes
26
digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa kelas V pokok bahasan masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia. Sebelum dibuat instrumennya maka
sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat
di lampiran1
2. Non tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa.
a. Observasi implementasi RPP
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran Jigsaw dengan
permainan puzzle. Untuk melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen
observasi. Sebelum instrument observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi – kisi
instrumen observasi. Konsep dasar penyusunan instrument observasi dalam hal
ini adalah teori dan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu model pembelajaran Jigsaw dengan permainan puzzle.
Tabel 3.1Kisi Kisi Observasi Aktivitas Guru
Indikator Aspek yang diamati
Kegiatan awalpembelajaran
1. Membuka pelajaran dengan salam2. Melakukan apersepsi dan motivasi3. Menginformasikan tujuan pembelajaran4. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model jigsaw denganpermaianan puzzle
Kegiatan intipembelajaran
1. Memberikan materi masa penjajahan Belanda danJepang di Indonesia yang akan dibuat permaiananpuzzle
2. Membimbing siswa dalam pembentukan kelompokahli dan kelompok asal
27
3. Membimbing siswa berdiskusi dalam merangkaipuzzle
4. Membimbing siswa dalam melaporkan hasildiskusi/presentasi
5. Membimbing siswa tanya jawab atau memberikantanggapan terhadap hasil presentasi
6. Menentukan pemenang dari pembelajaran jigsawdalam permainan puzzle
7. Memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaikdalam permainan puzzle
Kegiatan akhirpembelajaran
1. Membimbing siswa untuk membuat rangkuman2. Melaksanakan tes evaluasi untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam pembelajaranSetelah dibuat kisi-kisi barulah dibuat instrumen observasi aktifitas guru
dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen observasi dan rekap hasil observasi
aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran pada lampiran 2.
b. Observasi kegiatan siswa
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V A SDN
4 Mendenrejo Kradenan Blora. Instrumen yang digunakan untuk observasi
kegiatan siswa adalah observasi aktifitas siswa. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi
observasi aktifitas siswa.
Tabel 3.2Kisi Kisi Observasi Aktivitas Siswa
Indikator Aspek yang diamati
Kegiatan AwalPembelajaran
1. Kesiapan dalam pembelajaran (mempersiapkan bukucatatan dan buku pelajaran)
2. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaanpembelajaran yang akan dilakukan
Kegiatan intipembelajaran
1. Siswa Menyimak materi masa penejajahan Belandadan Jepang yang akan dibuat permainan puzzle
2. Siswa aktif dalam diskusi kelompok dalam merangkaipuzzle
3. Siswa disiplinan dalam pembelajaran4. Siswa aktif dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi
Kegiatan akhirpembelajaran
1. Siswa aktif membuat rangkuman materi yangdipelajari ke dalam buku catatan
2. Siswa aktif melakukan kegiatan refleksi
28
Langkah berikutnya jika kisi-kisi telah selesai dibuat yaitu membuat
instrumen observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Instrumen
observasi dan rekap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
pada lampiran 3
c. Penilaian Proses Pembelajaran
Penilaian ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V A SDN 4
Mendenrejo Kradenan Blora. Instrumen yang digunakan untuk penilaian proses
pembelajaran siswa diantaranya kegiatan diskusi kelompok dan presentasi.
Instrumen terlampir bersama RPP pada lampiran 4
3.5 TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta
didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin besar
tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, begitu pula sebaliknya semakin
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal
adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran
(P), dapat dihitung dengan rumus:
Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009:8.7), rentang skor tingkat
kesukaran soal berkisar antara 0 - 1, secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Berdasarkan Skor
Rentang Skor Tingkat Kesukaran0.00 – 0.25 Sukar0.26 – 0.75 Sedang0.76 – 1.00 Mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tabel
3
P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta
didik keseluruhan atau
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
29
Tabel 3.4Distribusi frekuensi tingkat kesukaran soal tes II
Kategori Frekuensi Item Soal
Rendah 121, 2, 3, 4, 9, 11, 12,13, 17, 18, 19, 20
Sedang 85, 6, 7, 8, 10, 14, 15,16
Sukar 0 -
Berdasarkan tabel 3.4 tidak terdapat soal yang masuk dalam kategori
sukar, dan terdapat 8 soal pada kategori sedang dan 12 soal pada kategori rendah.
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam
Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
rumus:
TK = Mean
Skor maksimum
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran soal uraian
Mean : Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, secara rinci disajikan pada tabel3.5
Tabel 3.5Distribusi frekuensi tingkat kesukaran soal uraian tes II
Kategori Frekuensi Item Soal
Rendah 0 -
Sedang 3 1, 3, 5
Sukar 2 2, 4
30
Berdasarkan tabel 3.6 tidak terdapat soal yang masuk dalam kategori
rendah, terdapat 3 soal pada kategori sedang dan terdapat 2 soal pada kategori
sulit.
3.6 UJI INSTRUMEN PENELITIAN
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Arikunto dalam Dwinanto, 2011:34)
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto dalam Dwinanto;
2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19,0. Kriteria validitas
intrumen menurut Saifuddin Azwar (2010:90) menyatakan bahwa suatu item
instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total
correlation ≥ 0,30. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan ke validan
soal
Instrumen tes homogenitas (Tes I) dan tes formatif (Tes II) yang akan
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji coba terlebih
dahulu. Pada tanggal 2 April 2012 dilakukan uji coba instrumen tes homogenitas
(Tes I) pada 30 siswa di SD Negeri 4 Wulung Randublatung, setelah selesai uji
coba instrumen tes homogenitas dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa),
dapat dilakukan penghitungan uji validitas instrumen hasil. Dari 35 item soal
31
(pilihan ganda 35 item) tes homogenitas (tes I) setelah dilakukan penghitungan uji
validitas dengan bantuan SPSS 19, diperoleh hasil item soal yang valid pada
nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26,27,
28,30 dan item soal yang tidak valid pada nomor 17, 20, 33 dan pada item soal
yang tidak valid dibuang/tidak dipakai.
Setelah uji validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), maka dilakukan
uji validitas juga pada instrumen tes formatif (Tes II) yaitu langkah-langkah
seperti pada saat uji validitas instrumen tes homogenitas (Tes I), yang pertama
menguji cobakan instrumen agar dikerjakan oleh siswa kelas uji coba yaitu SD
Negeri 4 Wulung Randublatung dan pada tanggal 10 Maret 2012, setelah selesai
uji coba instrumen tes dan didapatkan hasil (nilai dari pekerjaan siswa), dapat
dilakukan penghitungan uji validitas instrumen dari 25 item soal (pilihan ganda 25
item, uraian 10 item) tes. Setelah dilakukan penghitungan uji validitas dengan
bantuan SPSS 19 dan diperoleh hasil item soal yang valid untuk pilihan ganda
pada nomor 2, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25 dan
item soal pilihan ganda yang tidak valid pada nomor 1, 8, 20. Sedangkan untuk
item soal uraian item soal yang valid pada nomor 1, 2, 4, 6, 7, 9, 10 dan item soal
uraian yang tidak valid pada nomor 3, 5, 8, dan untuk item soal pilihan ganda dan
uraian pada tes II yang tidak valid dibuang/tidak dipakai.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sudjana (2011:16), reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan
atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun
alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah:
Keterangan:
: koefisien realibilitas alpha
k : mean kuadrat antara subyek
: mean kuadrat kesalahan
32
: varians total
Koefisien reliabilitas selalu dalam rentangan 0 - 1 yang menunjuk pada
persentase varian error dengan sumber variasi yang berbeda Uji reliabilitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan kriteria untuk menentukan
tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh
George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Hasil uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 19. Untuk
penghitungan reliabilitas instrumen tes homogenitas (tes I) mendapatkan hasil
penghitungan reliabilitas sebesar 0,874 dengan kategori reliabilitas bagus.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka instrumen tes I dapat digunakan
untuk penelitian.
Untuk penghitungan reliabilitas instrumes tes II dengan hasil penghitungan
reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0, 900 dengan kategori reliabilitas bagus
dan pada hasil penghitungan reliabilitas soal uraian sebesar 0, 759 dengan
kategori reliabilitas dapat diterima. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka
instrumen tes II dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah varians-varians tersebut
homogen atau tidak. Kedua kelompok dikatakan homogen jika skor signifikansi >
0.05. Kaidah uji homogenitas, jika F hitung < F tabel dan p > 0,05 ( 5 %) maka
hubungan kedua variabel dinyatakan homogen, sebaliknya jika F hitung > F tabel
dan p < 0,05 ( 5%) maka tidak homogen.
Uji homogenitas menggunakan bantuan SPSS 19.0. Metode pengambilan
keputusan pada uji homogenitas menurut Duwi Priyatno (2010:99) yaitu jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05
33
maka H0 ditolak (varian berbeda). Hasil uji homogenitas antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.6
Tes Uji Homogenitas Tes ITest of Homogeneity of Variances
Nilai tes 1LeveneStatistic
df1 df2 Sig.
,283 1 46 ,597
Dari tabel 3.8 diketahui bahwa angka signifikansi dari hasil uji
homogenitas tes 1 antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mencapai
0,597. Hal ini berarti kedua kelompok homogen atau dalam kata lain kedua
kelompok dalam keadaan yang sama jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok tersebut adalah homogen karena 0,597 > 0,05.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang terkumpul dari hasil tes akhir pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji
perbedaan rata-rata dipakai Uji t ragam sama yang dilakukan dengan bantuan
SPSS 19. Sebelum melakukan Uji t dipastikan nilai dalam kondisi berdistribusi
normal.
Untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah signifikansinya kita dapat menguji
hipotesis yang telah disampaikan. Hipotesis yang telah diuji bisa digunakan untuk
menarik simpulan dalam penelitian ini, setelah hasil dari penelitian dibahas.
Rumus statistik untuk menghitung t-tes (Sugiyono, 2006:119), sebagai berikut:
34
Keterangan:
t = t hitung
= variansi kelompok eksperimen
= variansi kelompok kontrol
= jumlah kelompok eksperimen
= jumlah kelompok kontrol
= mean nilai tes akhir kelompok eksperimen
= mean nilai tes akhir kelompok eksperimen