bab iii kepentingan ekonomi india ke indonesiaeprints.umm.ac.id/54364/4/bab iii.pdf · bab iii...
TRANSCRIPT
47
BAB III
KEPENTINGAN EKONOMI INDIA KE INDONESIA
Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan potensi pasar India dan Indonesia dan
keuntungan yang didapatkan oleh kedua Negara setelah meresmikan The New Strategic
Partnership di tahun 2011. Selain itu, kerjasama lain yang dijalankan oleh India seperti
Look East Policy akan dibahas sebagai data pendukung penjelasan hubungan India dan
Indonesia di bidang ekonomi yang telah terjalin selama beberapa tahun. Kerjasama-
kerjasama tersebut juga dibahas untuk mengetahui keuntungan ekonomi yang didapat
dari kedua Negara.
Ekspor merupakan salah satu yang menjadi faktor penting dalam penentuan
perekonomian setiap Negara. Dengan melakukan kegiatan ekspor, Negara dapat
meningkatkan pendapatannya seiring dengan penambahan devisa Negara. Ekspor juga
dapat dijadikan sarana untuk mendorong perkembangan kegiatan industri sehingga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan perekonomian rakyat.
Indonesia dan India memiliki pasar ekspor dan impor yang cukup krusial untuk
pemenuhan kepentingan nasional. Jumlah populasi yang besar menjadikan India
merupakan pasar yang baik untuk produk-produk Indonesia48. Sehingga, hubungan
48 Riyan Samutra, 2014, India, Target Pasar yang Besar (online)
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20141003193123-106-5254/india-target-pasar-yang-
besar
48
baik antar kedua Negara harus tetap dijaga dan diprioritaskan kepada siapapun yang
memegang pemerintahannya.
3.1 POTENSI PASAR INDONESIA
Indonesia merupakan Negara dengan perekonomian terbesar ke-enam belas di
dunia dengan potensi konsumen sebanyak 45 juta dan 53 persen penduduknya
menyumbang sebanyak 74 persen GDP Negara. Selain itu, Indonesia juga memiliki 55
juta tenaga kerja ahli dan memiliki sebanyak $ 0.5 trilyun dolar keuntungan pasar yang
tersebar di sektor jasa, pertanian dan perikanan, sumber daya alam dan di sektor
pendidikan49. Nilai ini diharapkan mampu meningkat hingga 135 juta konsumen pasar
dan menyumbang hingga 86% GDP Negara. Sebanyak 113 juta tenaga ahli juga akan
meningkat di tahun 2030. Potensi pasar juga akan bernilai $ 1.8 trilyun dolar di sektor
yang sama. Potensi pasar yang akan dicapai Indonesia ini dinilai lebih stabil dan dapat
menciptakan diversifikasi ekonomi yang lebih beragam daripada Negara-negara lain di
Asia Tenggara. Hal ini didukung pula dengan adanya trend global yang merujuk pada
bangkitnya Negara-negara Asia sehingga menarik penanam modal untuk industri
barang maupun jasa50.
49 The Archipelago economy : Unleashing Indonesia’s potential
https://www.mckinsey.com/~/media/McKinsey/Featured%20Insights/Asia%20Pacific/The%20archipe
lago%20economy/MGI_Unleashing_Indonesia_potential_Full_report.ashx 50 The Archipelago economy : Unleashing Indonesia’s potential
https://www.mckinsey.com/~/media/McKinsey/Featured%20Insights/Asia%20Pacific/The%20archipe
lago%20economy/MGI_Unleashing_Indonesia_potential_Full_report.ashx hal.4
49
Pasar di Indonesia merupakan pasar yang cukup diminati oleh Negara-negara
di Asia dan dunia. Terdapat beberapa urgensi atau kepentingan yang dimiliki negara-
negara untuk menjadikan Indonesia sebagai partner kerjasama negaranya, termasuk
India. Indonesia merupakan Negara yang berbentuk kepulauan dan diapit oleh
Samudera Hindia dan Pasifik. Kedua samudera ini merupakan jalur perdagangan yang
digunakan oleh berbagai Negara dalam menyebarluaskan produknya. Sebanyak 90
persen perdagangan berada di laut termasuk Samudera Hindia. Dua perlima
diantaranya melewati selat-selat yang dimiliki oleh Negara di Asia Tenggara, dimana
tiga diantaranya dimiliki oleh Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik di daerah
perairan ini, akan dapat mengurangi permasalahan ekspor dan impor perdagangan
seperti pengurangan biaya dan logistik. Selain peredaran barang, dengan pengelolaan
yang baik arus ekspansi perdagangan akan lebih terbantu dengan adanya konektivitas
yang baik melalui kabel-kabel yang terletak di dasar laut. Kondisi ini tidak hanya
menguntungkan bagi Indonesia namun juga sangat menguntungkan bagi Negara-
negara yang bekerjasama langsung dengan Indonesia.
Perekonomian India sempat mengalami beberapa permasalahan pada awal-
awal kemerdekaan dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup lambat. Menurut
para ekonom, pasar India masih memiliki potensi yang kuat sehingga kerjasama yang
dijalin dengan India akan mendatangkan keuntungan yang cukup masif. Demografis
India masih memiliki rating yang cukup positif dan memiliki potensi pertumbuhan
untuk masa depan. Produktifitas yang positif didatangkan oleh sumber daya manusia
50
di India yang memiliki nilai dan daya saing yang bagus. Hal tersebut didapat dari
sejarah India yang pernah berada dibawah kekuasaan British Empire sehingga tidak
memiliki kendala bahasa. Banyaknya populasi yang dapat berbahasa inggris
menjadikan India sasaran yang bagus untuk outsourcing perusahaan terkemuka dari
luar negeri. Pada tingkat edukasi, India menduduki tempat yang cukup tinggi pada
tingkat literasi sehingga berperan besar pada era globalisasi. Sebagai Negara dengan
tingkat sumber daya manusia yang baik, pertumbuhan perusahaan rintisan atau start-
up juga menduduki posisi tinggi ketiga di tahun 2014-2015. Pertumbuhan pada
perusahaan rintisan ini menarik banyak Foreign Direct Investment dari perusahaan
internasional sebanyak USD 36.5 juta pada tahun 2011. Peningkatan investasi tersebut
menambah nilai ekonomi dan meningkatkan konsumen kelas menengah. Pada bidang
pariwisata, India diproyeksikan akan memberikan pertumbuhan sebesar 7.5% pada
2025. Pencapaian tersebut akan mencakup sebesar 7.2 % dari total Gross Domestic
Products atau GDP. Sejak tahun 1950, diversifikasi perekonomian India meningkat
pada bidang jasa dan menurun pada sektor industry dan agrikultur hingga tahun 2010.
Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa industri India akan tetap mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahun-tahun yang akan datang51. Berikut ini adalah
daftar nilai Foreign Direct Investment India ke Indonesia dilansir dari OECD52.
51 Strengths of Indian Economy (online) https://www.economicshelp.org/india/strengths-indian-economy/ 52 FDI mencatat nilai transaksi lintas batas yang terkait dengan investasi langsung pada periode waktu tertentu. Arus keuangan terdiri dari transaksi ekuitas, reinvestasi laba, dan transaksi hutang perusahaan. Arus inward mewakili transaksi yang meningkatkan investasi yang dimiliki investor asing di perusahaan-perusahaan yang tinggal di Negara dijalankannya perekonomian diurangi transaksi
51
Tabel 3.1 Nilai Foreign Direct Investment Indonesia dan India
TAHUN FDI INWARD INDIA
(USD)
FDI INDONESIA (USD)
2008 43.4 9.31
2009 35.6 4.83
2010 27.3 13.8
2011 36.5 19.2
2012 24.0 19.1
2013 28.2 18.8
2014 34.5 21.18
Perkembangan neraca perdagangan antara India dengan Indonesia pada Januari
2014 menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 1.039,13 juta dan meningkat
sebesar 6,08% dibanding bulan Januari 2013 sebesar US$ 979,58 juta. Ekspor
Indonesia ke India mencapai US$ 1.488,80 juta dan meningkat sebesar 2,93%
sedangkan impor memiliki nilai sebesar US$ 449,68 juta dan turun sebesar 3,67%
dibanding Januari 201353. Pangsa Indonesia memiliki nilai sebesar 1,71% dari total
ekspor India ke Dunia dan Indonesia dijadikan Negara tujuan ekspor ke-16 oleh India.
yang mengurangi investasi investor asing di perusahaan penduduk. Aliran FDI diukur dalam satuan US Dolar. FDI menciptakan hubungan yang stabil dan tahan lama antar ekonomi. Sumber : https://data.oecd.org/fdi/fdi-flows.htm 53 Website Resmi Kemendag Indonesia (online)
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/05/22/report-1400736901.pdf
52
Sementara itu, Indonesia merupakan Negara asal impor urutan ke-5 dengan pangsa
sebesar 4,12% dari total impor India dari Dunia senilai 36,16 milyar dolar54.
Kerjasama yang dijalin Indonesia dan India pada tahun 2009 mencapai $ 579
milyar dolar di bidang jasa dan barang. Perolehan tersebut mencakup 44,2 persen dari
total Gross Domestic Product India55. Dengan meningkatkan kerjasama dengan
Indonesia, perolehan tersebut diharapkan dapat meningkat hingga US $1500 milyar di
semester kedua56. Meskipun Indonesia mendapatkan pembagian yang lebih besar yaitu
84 persen dan India dapat meningkatkan hingga 71 persen, perolehan angka tersebut
sangat menguntungkan perekonomian India. Selain itu, kerjasama yang dijalin juga
dapat menambah diversifikasi ekonomi global. India memiliki kepentingan khusus
untuk mengembangkan ekonomi bagi Negara-negara dengan penghasilan menengah
dan kecil. Cara tersebut ditempuh kedua Negara dengan meningkatkan investasi di
infrastruktur dan manufaktur seperti energy, supply chain, logistik jasa di sektor luar
angkasa dan satelit.
India memproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur pada 1000
milyar dolar dalam lima tahun hingga 200757. Sedangkan, Indonesia dapat menarik
sekitar 150 milyar dolar dengan menambah investasi di bidang infrastruktur. Dalam
54 ibid 55 Mukul G. Asher, March 2011, The India-Indonesia Strategic and Trade Partnership (online)
http://www.eastasiaforum.org/2011/03/02/the-indiaindonesia-strategic-and-trade-partnership/ 56 Ibid, 57 Mukul G. Asher, March 2011, The India-Indonesia Strategic and Trade Partnership (online)
http://www.eastasiaforum.org/2011/03/02/the-indiaindonesia-strategic-and-trade-partnership/ Diakses
22 Agustus 2018 14:55
53
bidang otomotif, produk India, Tata Motor berencana mendirikan pabrik perakitannya
di Jakarta khusus untuk mobil berteknologi nano. Untuk menekan biaya produksi dan
logistik, sebuah badan bernama Confederation of Indian Industry saling bekerjasama
untuk memberikan pengarahan dan ide untuk berlangsungnya bisnis kedua Negara
melalui berbagai media. Beberapa cara yang ditempuh antara lain dengan
menandatangani pakta khusus bagi industri penerbangan dan menerapkan rute-rute
tertentu agar meningkatkan konektivitas kedua Negara. Selain barang dan jasa,
pemberlakuan visa-on-arrival untuk pelaku bisnis dari India maupun Indonesia sangat
membantu proses investasi bagi perusahaan terkait58.
Dalam tabel berikut peneliti mendaftar perusahaan yang berinvestasi di
Indonesia beserta sektor operasi. Menurut data yang diperoleh, Nicco Corporation yang
bergerak dalam produsi kabel memproyeksikan investasi sebesar USD 2 Milyar.
Perusahaan otomotif yang membuka cabang dan pabrik produksinya di Indonesia
meningkatkan investasi yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tata International,
Ltd memberikan USD 2 juta yang meningkat duakali lipat dari tahun sebelumnya.
Sama halnya dengan Tata Internastional, TVS Motors yang juga bergerak di bidang
yang sama memberikan nilai total investasi sebesar USD 10 juta untuk peningkatan
sektor industri otomotif59.
58 ibid 59 Indonesia Monthly Report on Economic (online) http://www.datacon.co.id/Ternak-2009Berita.html
54
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan India yang Berinvestasi ke Indonesia
PERUSAHAAN INDIA DI
INDONESIA
SEKTOR OPERASI
Nicco Corporation Ltd Kabel
ICS Group Real estate
Tata International, Ltd Otomotif
TVS Motors Otomotif
WS Industries Peralatan elektrik
Jetline Group of Companies Kemasan
Kirloskar Electric Company Heavy electrical
3.2 KOMODITAS UTAMA PERDAGANGAN INDIA KE INDONESIA
Jalinan kerjasama India dan Indonesia dalam bidang perdagangan melibatkan
komoditas utama kedua Negara. Indonesia tercatat memiliki komoditas unggulan yang
juga diperdagangkan dengan India. Komoditas utama tersebut termasuk hasil bumi
berupa minyak dan non-migas. Total nilai komoditas yang diperdagangkan memiliki
nilai yang berubah-ubah tiap tahunnya. Namun, terdapat komoditas yang tetap
55
diperdagangkan karena kebutuhan kedua Negara. Dalam sub-bab ini akan dijelaskan
komoditas-komoditas Indonesia dan India yang disajikan dalam tabel dan
dijelaskan nilainya dari tahun ke tahun. Pembahasan ini akan menguatkan dasar
Indonesia dan India melakukan kerjasama bilateral.
Indonesia secara geografis memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah
sehingga barang ekspor yang banyak diperdagangkan meliputi minyak, gas alam,
tembaga, emas, hasil perkebunan, dsb. Sebagai Negara yang sedang mengalami
perkembangan Industri yang cukup pesat, India melihat sumber daya alam Indonesia
bisa menjadi keuntungan untuk memenuhi kebutuhan India akan bahan mentah untuk
diolah menjadi suatu produk dengan nilai yang lebih tinggi. Impor India dari Indonesia
menurut data Observatory of Economic Complexity atau OEC pada tahun 2014
mencapai total $ 4.17 milyar60. Terbukti India melakukan kegiatan impor yang bernilai
cukup besar dari Indonesia. Impor tersebut meliputi migas dan non-migas seperti
Cyclic Hydrocarbon, Refined Petroleum yang terdiri dari peralatan militer,
persenjataan dan otomotif, tekstil, mesin industri, produk mineral, karet, plastik, dan
kertas. Sedangkan, impor dari bahan perkebunan meliputi, jagung, gandum, kacang,
kopi, beras, rempah-rempah, katun, dan kain tenun. Dari sekian banyak komoditas
impor India dari Indonesia terdapat sepuluh komoditas utama yang memiliki nilai
60 What Does Indonesia Import from India 2014 (online) Website Resmi OEC
https://atlas.media.mit.edu/en/visualize/tree_map/hs92/import/idn/ind/show/2014/
56
impor paling besar seperti, kelapa sawit, batu bara, bijih tembaga, karet,
monocarboxylic fatty acid, minyak kelapa, light-vessel, acylic alcohol, chemical wood
atau sulfat, dan lemak nabati maupun hewani (Terdapat dalam tabel 3.3 Impor India
dari Indonesia Tahun 2014)
Tabel 3.3 Impor India dari Indonesia
IMPOR INDIA DARI INDONESIA TAHUN 2014
1. Minyak kelapa sawit $ 5.064 million
2. Batu bara $ 2.217 million
3 Bijih tembaga $ 907.38 million
4 Karet $ 485.78 million
5 Monocarboxylic, fatty acids $ 209.82 million
6 Minyak kelapa (palm kernel) $ 189.87 million
7 Light-vessel $ 162.55 million
8 Acylic alcoholsand $ 123.13 million
9 Chemical wood pulp, sulfat $ 102.46 million
10 Lemak hewani dan nabati $ 81.43 million
Sumber : Global Export Import Market Intelligence (online)
https://www.infodriveindia.com/india-trading-partners/indonesia-imports.aspx
57
Potensi sumber daya alam Indonesia yang terbesar adalah minyak kelapa sawit.
Indonesia merupakan penghasil terbesar tanaman kelapa sawit sejak 2006 dan
menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas utama. Kebutuhan minyak nabati yang
besar secara global membuat Indonesia meningkatkan produksi pengolahan minyak
kelapa sawit menjadi minyak nabati. Minyak setengah jadi tersebut menjadi minyak
CPO dan dapat di ekspor Indonesia ke Negara-negara lain seperti India, Uni Eropa,
Bangladesh dan Singapura sebagai importir besar. CPO atau Crude Palm Oil
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi
perkebunan dan masyarakat yang dapat menciptakan lapangan kerja dan
mengembangkan kawasan industri. Indonesia dan India bekerjasama di bidang
pertanian dan telah menunjukkan angka yang signifikan. Selain CPO, sumber daya
alam Indonesia lain adalah batu bara, karet mentah, kopi, teh, coklat dan rempah-
rempah. Ditandatanganinya Memorandum of Understanding on Agricultural
Cooperation pada 20 Februari 1992, menyebabkan Indonesia dan India meningkatkan
kesepakatan dalam perdagangan CPO61. Keuntungan yang cukup besar antara India
dan Indonesia pada sektor kelapa sawit mencapai $ 11 milyar dollar Amerika62.
India tercatat sebagai Negara importir CPO terbesar di dunia. Kebijakan tarif
India sangat berpengaruh pada Indonesia sebagai Negara eksportir CPO. Adanya
61 Departemen Pertanian Biro Kerjasama Luar Negeri, Perkembangan Kerjasama Bilateral Indonesia-
India Di Bidang Pertanian, Jakarta:18 September 2002, hal 1 62 Firmansyah, 2013, India Pangsa Pasar Potensial Bagi Indonesia (online)
https://ekonomi.kompas.com/read/2013/10/21/1431330/India.Pangsa.Pasar.Potensial.bagi.Indonesia
58
pemberlakuan pajak tinggi atas CPO Indonesia di Uni Eropa sejak tahun 2012
mendorong Indonesia untuk fokus mengekspor CPO ke India, China dan Pakistan63.
Indonesia tercatat memproduksi 85-90% dari total produksi keseluruhan minyak sawit
dunia64. CPO di Indonesia memiliki keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan
Negara-negara lain. Indeks harga CPO di Indonesia menggunakan data harga di
pelabuhan ekspor utama dalam negeri yaitu Belawan, Dumai dan beberapa pelabuhan
ekspor Kalimantan. Penggunaan metodologi panel assessment untuk pengumpulan
data transaksi terdiri dari processor, refineries dan traders yang membedakan dari
Negara lain yang melakukan pengumpulan data dengan acuan transaksi harian dan
bursa komoditas. Selain itu, indeks harga CPO di Indonesia dikelola oleh institusi
independen yang telah berpengalaman dalam mengelola Indonesian Coal Index atau
ICI. Kemudian, indeks CPO di Indonesia memiliki spesifikasi yang jelas ditujukan
untuk melindungi nilai dan spesifikasi komoditas sawit. Sehingga, akademisi turut
serta membantu pemerintah untuk menyusun kebijakan industry dan menentukan biaya
logistik dari sektor transportasi65. Pengelolaan yang baik menimbulkan keunggulan
tersendiri dari segi kualitas yang dimiliki oleh Indonesia dan menyebabkan Negara lain
tertarik untuk mengekspor CPO. Harga yang kompetitif di pasar menyebabkan
63 Keunggulan Komparatif dan Kinerja CPO, Website Resmi Litbang Pertanian(online)
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/7943 64 https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-sawit/item166? 65 Samuel Pablo, April, Apa Kelebihan Indeks Harga CPO RI Dibanding Negara Lain? (online)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180412125930-4-10748/apa-kelebihan-indeks-harga-cpo-ri-
dibanding-negara-lain
59
Indonesia mampu bersaing dengan Malaysia sebagai penyedia CPO di dunia66. Berikut
adalah daftar produk unggulan India yang diekspor ke Indonesia67
Tabel 3.4 Produk Ekspor Unggulan India Ke Indonesia
PRODUK EKSPOR UNGGULAN INDIA KE
INDONESIA
Tekstil
Batu bara
Eksplorasi minyak dan gas alam
Otomotif dan suku cadangnya
Bio-chemical
Alat berat dan manufaktur
Perhiasan
66 CPO Indonesia Masih Unggul dari Malaysia (online)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180412125930-4-10748/apa-kelebihan-indeks-harga-cpo-ri-
dibanding-negara-lain 67 https://www.indiatoday.in/education-today/gk-current-affairs/story/export-products-264482-2015-09-23
60
Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar di Asia, India akan
menjadi pendorong ekonomi dunia dan menjadi penyeimbang perekonomian China.
Kinerja ekspor Indonesia ke India yang melonjak sekitar 48,2 persen pada tahun 2011
sangat membantu kedua Negara untuk meningkatkan kerjasama dari tahun ke tahun.
Rasio ekspor India dan Indonesia pada tahun 2010 mencapai 7,51 % dan mengalami
peningkatan sebesar 8,47% pada periode 2011. Sektor industri mendominasi ekspor
Indonesia ke India mencapai 4,9 milyar dolar AS dan sektor pertambangan batu bara
yang mencapai 4 milyar dolar AS68. Pertumbuhan ekonomi yang positif dari tahun ke
tahun membuat kedua Negara memiliki keinginan untuk memperkuat perdagangan
dengan melakukan kerjasama bilateral diluar kerjasama internasional lain seperti Look
East Policy dan MoU khusus bidang perdagangan.
3.3 OPTIMALISASI PROGRAM LOOK EAST POLICY INDIA
Look East Policy atau Kebijakan Melihat Ke Timur adalah kebijakan luar
negeri India yang dikeluarkan pada tahun 1991 di bawah kepemimpinan Narasimha
Rao dan dilanjutkan oleh Atal Bihari Vajpayee. Kebijakan tersebut ditujukan untuk
meningkatkan integrasi ekonomi dan kerjasama keamanan dengan Negara-negara lain.
Look East Policy memiliki tiga pilar penting yaitu memperbarui hubungan politik,
68
https://ekonomi.kompas.com/read/2011/11/01/14564578/india.masuk.lima.besar.tujuan.ekspor.indones
ia
61
meningkatkan interaksi ekonomi dan menjalin hubungan di bidang pertahanan dengan
Negara lain. Ruang lingkup Look East Policy adalah kawasan Asia Tenggara. India
memperluas ruang lingkupnya hingga Asia Timur dan Australia pada 2003 dan
mendorong India memperdalam keterlibatannya dengan Negara Asia Timur baik
secara multilateral maupun bilateral69. Meskipun berorientasi kepada Asia Timur, India
membentuk Look East Policy sebagai media untuk membendung pengaruh China di
kawasan Asia70.
India mengalami krisis ekonomi pada saat Uni Soviet membubarkan diri pada
tahun 1991. Mengingat Uni Soviet sebagai partner penting di India dalam bidang
ekonomi, bubarnya Uni Soviet merubah kebijakan luar negeri India menjadi lebih
liberal dalam ekonomi sehingga potensi regional dapat dikembangkan. Selain itu, India
juga akan menjadikan Negara Asia Selatan dan Asia Tenggara sebagai partner ekspansi
ekonomi setelah Uni Soviet. India berbatasan langsung dengan Myanmar sehingga
pintu utama India untuk memasuki kawasan Asia Tenggara adalah melalui Myanmar.
Pada saat itu, Myanmar sedang mengisolasi diri dari kawasan regional sehingga hal
tersebut menyebabkan India beralih mendukung Junta Militer Myanmar dalam
usahanya mengubah Myanmar menjadi lebih pro-demokrasi. Kerjasama yang dijalin
69 Haokip, Thongkholal, 2011. “India’s Look East Policy: Its Evolution and Approach”, South Asian
Survey, 18(2): 239-57.
70“India's Look East policy has borne good results: Manmohan Singh”.
http://www.aninews.in/newsdetail2/story125732/india-039-s-look-east-policy-has-borne-good-
results-manmohan-singh.html..
62
tersebut kemudian berkembang lebih jauh ke proyek industri dan infrastruktur. India
kemudian membantu Myanmar untuk membangun jalan tol, pembangunan pipa air dan
minyak dan juga pengembangan sistem pelabuhan. Usaha India dalam mendekati
Myanmar dipandang China sebagai ancaman sehingga kedua Negara bersaing untuk
sektor industri minyak dan gas alam. India dan China sama-sama memasok peralatan
militernya ke Myanmar guna menjaga di perbatasan.
Menurut Vikram Nehru, terdapat enam alasan penting penerapan Look East
Policy India selain sebagai alat untuk mengembangkan ekspansi dan potensi pasar,
India masih terus berharap dapat menyaingi China di kawasan Asia. Berikut enam
alasan tersebut71,
1. Kombinasi kenaikan upah dan bahan baku di China memberikan keuntungan
India sebagai penyedia tenaga kerja dan bahan baku yang lebih murah daripada
di China. Peningkatan teknologi dan banyaknya populasi yang dimiliki India
kemudian dijadikan sebagai alat untuk menarik para investor dan pelaku usaha
untuk lebih condong ke India dan bukan Chin. Selain itu, posisi India yang lebih
strategis untuk beberapa Negara seperti Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar
akan menyebabkan Negara tersebut lebih memilih India sebagai rekan kerja di
industry domestik.
71 Vikram Nehru, February 2013, Six Reasons for India to Look East (online)
http://carnegieendowment.org/2013/02/26/six-reasons-for-india-to-look-east-pub-51039
63
2. Adanya kerjasama intensif yang dibentuk India dengan ASEAN menyebabkan
arus liberalisasi di sektor barang dan jasa yang lebih masif di kawasan Asia
Timur. Kerjasama ini menyebabkan India dapat lebih mengurangi pengeluaran
di pengiriman barang karena adanya perjanjian yang telah disepakati oleh
Negara India dan anggota ASEAN
3. India memiliki akses yang lebih baik ke Asia Timur melalui Regional
Comprehensive Economic Partnership bersama beberapa Negara seperti
Australia, Jepang, New Zealand dan Korea Selatan. Kerjasama multilateral ini
menjadikan kerjasama yang terbesar di dunia. Kerjasama tersebut menyediakan
motif eksternal bagi India untuk mengimplementasikan reformasi perdagangan
4. Adanya permasalahan dalam perebutan pulau Senkaku atau Diaoyu antara
Jepang dan China menyebabkan banyak investor dari Jepang yang memilih
untuk tidak menanamkan modalnya di wilayah China. Permasalahan tersebut
juga dilihat India sebagai keuntungan karena para investor akan lebih melihat
India sebagai lahan yang lebih baik.
5. Adanya pandangan dari Negara-negara Asia Tenggara bahwa India memiliki
ekspansi pasar yang lebih bervariasi dan menguntungkan daripada China.
Anggapan tersebut juga melihat India sebagai pasar alternative selain pasar
China di kawasan Asia.
6. Menjadikan Myanmar sebagai jembatan bagi India untuk ekspansi pasar dan
bantuan yang diberikan India pada Myanmar menimbulkan reputasi yang cukup
bagus bagi India. Integrasi yang dihasilkan India dengan Asia Timur dapat
64
meningkat hingga 20 persen dan masih akan terus meningkat seiring adanya
kompetisi internasional.
Optimalisasi Look East Policy yang dijalankan India memerlukan beberapa
perjanjian lain yang mendukung jalannya program tersebut melalui beberapa fase.
Selain bekerjasama dengan Negara-negara ASEAN dan membentuk hubungan
bilateral melalui forum-forum internasional. Kooperasi politik dan hubungan industrial
yang terjalin bersama Negara-negara ASEAN dijalankan melalui ASEAN Ministerial
Meeting atau AMM. Pertemuan ASEAN dan India berlangsung kembali pada tanggal
5 November 2002 di kota Phnom Penh, Kamboja. India menjadi anggota ARF atau
India-ASEAN Regional Form (ARF) sejak tahun 1996. Beberapa partisipasi
meningkatkan hubungan India dan Negara di Kawasan Asia-Pasifik dan sama-sama
menjangkau sektor politik dan keamanan. India juga meluncurkan beberapa aktivitas
seperti menjaga perdamaian, keamanan di wilayah perairan dan keamanan cyber.Selain
Indonesia, India juga mengadakan perjanjian bilateral dengan Myanmar, Kamboja,
Laos dan Vietnam72.
Di fase kedua, optimalisasi Look East Policy dijalankan dengan mengadakan
Free Trade Agreement (FTA) yang ditandatangani pada 13 Agustus 2009 di Bangkok
dan dianggap sebagai tonggak utama Look East Policy India. Perjanjian tersebut hanya
mengatur perdagangan barang tanpa melibatkan perangkat lunak dan teknologi
informasi yang modern. Perjanjian tersebut dijanjikan dapat meningkatkan pendapatan
72 India’s Look East Policy :Challenges and Threat
65
dari $ 10 milyar ke $ 47 milyar dolar pada tahun 200873. Selain FTA, disetujuinya Bay
of Bengal Initiative for Multi Sectoral Technical and Economic Cooperation atau
BIMSTEC diinisiasi oleh India dan mengajak Myanmar, Thailand, Sri Lanka dan
Bangladesh untuk bergabung. Pertemuan kedua BIMSTEC dilaksanakan di New Delhi
pada November 2008. Pertemuan BIMSTEC tersebut menghasilkan teknologi dan
pusat studi untuk peringatan Tsunami di Negara-negara anggota BIMSTEC.
Bermacam-macam negosiasi dijalankan di BIMSTEC dengan menambahkan isu
perubahan iklim ke agenda utama.
Mekong Ganga Cooperation atau MGC merupakan konsep yang diinisiasi
India pada tahun 2000 di Vientiene, Laos. Kooperasi tersebut terdiri oleh India,
Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam. Proyek tersebut ditujukan untuk revitalisasi
dan pengembangan perdagangan, komunikasi tentang pariwisata dan transportasi.
MGC juga menjalankan proyek Asian Highway Project untuk menghubungkan
Singapura ke New Delhi melalui Kuala Lumpur, Ho Chi Minh City, Phnom Penh,
Bangkok, Vientiane, Chiang Mai, Yangon, Mandalai, Kalemyo, Tamu, Dhaka dan
Kalkutta. India memulai proyek ini dengan membangun jalan yang menghubungkan
Tamu di Manipur ke Kabenyo di Myanmar dibawah nama Asian Highway Project.
Sejak Januari 2007, India menjadi pemegang saham utama MGC74. Selain
pembangunan jalan-jalan tol, dibawah proyek Asian Railway Link, India membangun
73 ibid 74 Neog, AK- Look East Policy in the context of NE Region – 2009. (Former Economic & statistical
Advisor, Govt. of India, New
66
jalur kereta api yang menghubungkan New Delhi dengan Hanoi. Lewat MGC pula
India memiliki cukup potensial untuk membentuk rute penerbangan khusus antara
Guwahati dan Ho Chi Minh City, Vietnam75.
Dibawah Look East Policy, India juga membentuk kerjasama bilateral dengan
beberapa Negara Asia. India bekerjasama dengan Myanmar melalui peminjaman uang
sebesar $ 500 juta. Dana tersebut digunakan Myanmar untuk meningkatkan
infrastruktur seperti pembangunan jalur kereta api dan jalan laying. Selain
infrastruktur, India dan Myanmar juga bekerjasama dalam perdagangan minyak dan
gas alam. Selain Myanmar, Vietnam juga bekerjasama dengan India melalui enam poin
perjanjian untuk mendukung eksplorasi minyak di Laut Cina Selatan. Vietnam juga
mendukung India dalam sengketa pengklaiman China terhadap Laut Cina Selatan.
Vietnam dan India juga menargetkan kenaikan nilai perdagangan hingga $ 7 milyar
hingga 201576. Perjanjian di bidang pertahanan juga ditandatangani India dengan Korea
Selatan pada pengembangan teknologi nuklir. Korea Selatan kemudian meningkatkan
perjanjian untuk menggunakan satelit luar angkasa India, ISRO, untuk memfasilitasi
peluncuran satelit Korea Selatan. Sedangkan, kerjasama yang dikembangkan India
dibidang pertanian dilakukan dengan Negara Malaysia dalam Comprehensive
Economic Cooperation Agreement atau CECA dengan mengekspor beras basmati dan
katun ke pasar Malaysia77.
75 Dr. Homeswar Kalita, India’s Look East Policy : Challenges and Opportunities Ahead, hal.34 76 Ibid, hal.34 77 Ibid, hal.34
67
Lahirnya Look East Policy memberikan perubahan positif bagi kebijakan
perekonomian India. Sebagai pasar yang menjanjikan, Asia Tenggara merupakan pasar
yang sama kuatnya dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dengan total populasi yang
mencakup hampir separuh dari populasi global, Asia Tenggara memiliki pertumbuhan
pasar yang cepat dan besar. Langkah India dengan mengajak Indonesia bekerjasama
jelas mendatangkan peluang yang sangat baik dalam memperluas hubungan
perdagangan, investasi dan kerjasama kemaritiman. Kemitraan strategis India dan
Indonesia dalam Look East Policy turut mempromosikan integrasi ekonomi India dan
kawasan Asia Tenggara dalam ASEAN. Untuk mencapai tujuan dalam kemitraan Look
East Policy, India melangsungkan perjanjian perdagangan bebas pada kawasan
regional Asia Tenggara. Perjanjian tersebut tertuang dalam ASEAN-India Free Trade
Area atau lebih singkatnya disebut AIFTA78.
Kerangka pembuatan AIFTA sebelumnya ditandatangani India dan ASEAN
melalui Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation ASEAN-
India pada Oktober 2003. Kerangka tersebut juga dijadikan pengantar secara resmi
yang akan merujuk pada perjanjian yang lebih lanjut pada Trade in Goods Agreement,
Trade in Services Agreement, dan Investment Agreement. Perjanjian perdagangan
barang antara India dan Indonesia ditandatangani dan mulai dijalankan pada 1 Januari
2010. Perjanjian tersebut memuat kesepakatan India dan Indonesia dalam mereduksi
78 Zhang, Dong. Dalam “India Look East, Strategies and Impact”. Australian Goverment, AusAID
Workong Paper September 2006.
68
biaya dan membuka area perdagangan pasar sebanyak 76.4 % sehingga dapat
dijangkau oleh pasar di dua Negara. Sedangkan, perjanjian perdagangan jasa
ditandatangani pada November 2014. Perjanjian tersebut berisi transparansi kebijakan,
regulasi domestic, pengenalan, akses pasar dan perbatasan. ASEAN-India Investment
Agreement juga ditandatangani pada bulan yang sama. Perjanjian investasi tersebut
mencakup penetapan perlindungan investasi untuk memastikan perlakuan yang adil
dan setara pada investor, menghindari perlakuan non-diskriminatif dalam
pengambilalihan atau nasionalisasi yang memiliki porsi kompensasi yang setara79.
Secara umum, diterapkannya AIFTA mendatangkan keuntungan sekaligus
ancaman bagi Indonesia. Dari sisi keuntungan, AIFTA memberikan kecepatan
investasi dari India daripada China dalam hal perdagangan baja, tekstil dan petrokimia.
Produksi Indonesia juga cepat masuk ke wilayah India dengan implementasi yang
sesuai dengan kerangka kerjasama yang ada. Struktur industri India memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan China yang lebih unggul dalam sektor
manufaktur seperti besi baja dan barang-barang elektronik. Jauhnya jarak India dan
Indonesia memiliki kelemahan dalam faktor freight atau muatan kargo yang
membutuhkan biaya logistic yang lebih besar daripada perdagangan yang dijalankan
antara China dan Indonesia. Sedangkan, ancaman yang didapat Indonesia adalah
tingkat pasar tekstil lokal yang melemah akibat bebasnya produk tekstil dari India dan
79 Building the ASEAN Community (AIFTA)
https://www.asean.org/storage/images/2015/October/outreach-document/Edited%20AIFTA.pdf
69
China. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Indonesia diharuskan dapat menambah
daya saing produk tekstil agar tidak kalah dengan produk dari Negara-negara tersebut.
Pada 2008, total neraca perdagangan ASEAN-India bernilai sekitar USD 47,465 milyar
dengan total nilai ekspor ASEAN ke India sebesar USD 30,086 milyar. Pendapatan
tersebut mengalami peningkatan sebesar 21,1 persen dari tahun sebelumnya.
Sedangkan dalam segi impor, ASEAN dan India bernilai sekitar USD 17,379 yang
mengalami peningkatan sebesar 40,2 % terhitung dari tahun 200680.
Secara menyeluruh, kebijakan Look East Policy dan praktek kerjasama yang
dibangun India dengan beberapa Negara memberikan kesempatan bagi India untuk
memecah perekonomian global yang lebih sering dikuasai oleh China dan Amerika
Serikat. Agenda Look East Policy merancang agar perekonomian India dapat terus
tumbuh dan berkembang. Empat tujuan umum dari Look East Policy adalah reformasi
dan liberalisasi ekonomi agar dapat menurunkan hambatan dalam perdagangan dan
investasi agar memiliki ruang yang lebih dinamis dalam menciptakan kestabilan
ekonomi. Selain mendukung perdagangan dan invastasi, Look East Policy harus dapat
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bersifat berkelanjutan. Selanjutnya Look
East Policy juga dapat membentuk blok perdagangan di kawasan Asia Tenggara
sebagai reaksi terhadap pembentukan blok perdagangan Eropa dan Amerika. Hal
tersebut dapat memberikan pandangan yang positif bagi kebangkitan ekonomi India
80 Sandra Karina, Mei 2010, AIFTA Ancaman Sekaligus Keuntungan Bagi RI (online)
https://economy.okezone.com/read/2010/05/17/320/333492/aifta-ancaman-sekaligus-keuntungan-bagi-
ri
70
dan kawasan Asia. Selain itu Look East Policy juga mempertegaskan hubungan India
dengan Negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia
Pasifik81.
Dalam konteks multi-dimensional, kerjasama yang dibentuk terbentuk tersebut
memberikan hasil positif dalam kekuasaan, commerce dan pengaruh India pada
Negara-negara dunia ketiga. Hubungan tersebut menyebabkan India dapat
menstabilkan ekonomi negaranya. India juga dapat mengurangi pengaruh berlebih
Amerika Serikat dan Negara maju pada Negara yang telah dikolonialiasi Barat.
Perkembangan ekonomi dan aktifnya kerjasama yang dibangun India memberikan
anggapan pada potensial India untuk berkontribusi dalam kestabilan dan keamanan
kawasan Asia. Look East Policy harus berkembang lebih kompleks mengikuti
perkembangan perekonomian dunia yang terus bergerak. Selain perekonomian,
kepentingan strategis juga membutuhkan kapasitas yang lebih agar terkoordinasi lebih
baik. India harus lebih terbuka dalam memproyeksikan berbagai dimensi dan
menguatkan kepentingannya pada Negara-negara lain. Selain aktor di badan
pemerintahan, aktor-aktor lain seperti pelaku bisnis dan komunitas diharapkan akan
lebih sinkron dengan kepentingan geo-ekonomi dan geo-politik Negara India82.
81 Lakhan Mehrotra, “India’s Look East Policy: Its Origin and Developmen”t. Indian Foreign Affairs
Journal Vol. 7, No. 1, January–March 2012, 75-85.
http://www.associationdiplomats.org/publications/ifaj/Vol7/7.1.pdf diakses tanggal 4 Desember
2015.
82 Mahendra Gaur, FPRC Journal : India’s Look East Policy, hal.28-35