bab iii dan pengembangan budaya mutu di madrasah...
TRANSCRIPT
89
BAB III
MADRASAH ALIYAH MATHALI’UL FALAH KAJEN MARGOYOSO PATI
DAN PENGEMBANGAN BUDAYA MUTU DI MADRASAH ALIYAH
MATHALI’UL FALAH KAJEN MARGOYOSO PATI
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso
Pati
1. Sejarah Perguruan Islam Mathali’ul Falah
Memahami sejarah lahirnya Perguruan Islam Mathali‟ul Falah, maka
terlebih dahulu mengenal desa Kajen Margoyoso Pati, tempat lahir, tumbuh,
dan berkembangnya Perguruan Islam Mathali‟ul Falah. Kajen yang dikenal
dengan nama “Desa Pesantren” adalah desa yang terletak di Kecamatan
Margoyoso, berjarak sekitar 18 kilometer kearah utara dari kota Pati, Jawa
Tengah (Subhan, 2012: 190). Luas tanahnya sekitar 66.660 ha (0,65 Km2),
yang terdiri dari 4.710 ha tanah tegalan dan sisanya adalah tanah pekarangan
dan bangunan rumah penduduk. Letak desa ini berbatasan dengan dukuh
Petakon dan desa Ngemplak, sebelah selatan berbatasan dengan desa
Ngemplak Kidul, sebelah timur berbatasan dengan desa Sekar Jalak, dan
sebelah utara berbatasan dengan desa Waturoyo (Makmur, 2012: 23).
Kajen merupakan “kiblat” umat islam di kawasan Pati dan sekitarnya
dalam bidang keagamaan. Kebesaran Kajen tidak lepas dari sosok waliyullāh
Syaikh Ahmad Mutamakkin, sosok ulama sufi yang hidup pada abad 16-17 M
(1645-1740). Syaikh Ahmad Mutamakkin menjadi perintis berdirinya pondok
pesantren di Kajen, walaupun pada masanya pesantren belum ada bangunan
89
90
fisiknya, baru berbentuk pengajian di Langgar dan Masjid. Setelah beliau
meninggal, perjuangan penyebaran agama Islam diteruskan oleh putra-
putrinya dan murid-murid beliau (Makmur, dkk, 2012: 24).
a. Masa Perintisan (1912-1921 M)
Perkembangan masyarakat yang semakin maju mendorong KH.
Abdussalam untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan dalam bentuk
sekolah pada tahun 1912 Berdirinya sekolah ini bertujuan untuk
mempersiapkan kader masa depan Islam yang mendalami ilmu agama
(tafaqquh fiddīn), mendekatkan diri kepada Allah (akrom) dan mempunyai
kapabilitas professional (shālih). 1
Sebagaimana umumnya, madrasah ini lahir dari pola pendidikan
pesantren kemudian dikembangkan menjadi model pendidikan klasikal.
Adapun materi pelajaran yang diajarkan sebagaimana yang diajarkan di
pesantren pada umumnya, yaitu kitab-kitab klasik atau yang disebut kitab
kuning. Sarana pembelajaran sangat sederhana dengan duduk di atas tikar
dan meja-meja kecil sekedar untuk memudahkan di dalam menulis.
Kalender yang dipakai pada awal tahun ajarannya adalah bulan Syawal,
dan diakhiri pada bulan Sya‟ban. Karena kentalnya pendidikan madrasah
dengan materi-materi kitab yang berbahasa arab, maka masyarakat
menyebutnya sekolah arab.
Pada awal perintisan madrasah mula-mula di Langgar Duwur KH.
Abdussalam, yang sebelumnya adalah tempat mengaji kitab-kitab klasik
1 Amanat, Sejarah Perkembangan PIM, hlm. 51. Ini adalah majalah Amanat perdana HSM
(Himpunan Siswa Mathali‟ul Falah) yang terbit pada tahun 1986 (dalam Makmur, dkk,
2012: 25).
91
masyarakat Kajen dan sekitarnya. Beliau ini adalah seorang Kyai
Karismatik keturunan KH. Ahmad Mutamakkin.
b. Masa Pengembangan (1922-1963 M).
Setelah melewati masa-masa perintisan yang sulit dan berliku,
Perguruan Islam Mathali‟ul Falah menunjukkan eksistensinya dalam
melakukan modernisasi sistem pendidikan. Masa pengembangan secara
sistematis dimulai dari perubahan model tradisional (sorogan, bandongan)
ke modern (model klasikal). Aktor utama modernisasi sistem pendidikan
di Mathali‟ul Falah adalah KH. Mahfudh Salam.2
Nama Mathali‟ul Falah (tempat-tempat terbitnya kebajikan) diberi-
kan oleh KH. Mahfudh Salam diambil dari nama madrasah yang terkenal
di Mekah “Al-Falāh” sebagai tafāul (optimisme) supaya siswa madrasah
ini mampu melahirkan kader-kader terbaik yang mendapat keberuntungan
dunia dan akhirat dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Ketika perang mulai mereda, pengurus Madrasah Mathali‟ul Falah
bangkit untuk menyelenggarakan pendidikan kembali dengan mengum-
pulkan sisa-sisa potensinya. Kepemimpinan madrasah dipegang oleh KH.
Musbin kemudian dilanjutkan oleh duet KH. Abdullah Zen Salam dan
KH. Muhammadun Abdul Hadi. Pada era kepemimpinan kedua beliau ini,
sistem pendidikan yang pernah dilaksanakan, kemudian dibangun kembali
dengan penyempurnaan dan pengembangan seperlunya sehingga menjadi
2 Pada tahun 1942-1943 KH. Mahfudh Salam memimpin para santri dan kiai Kajen
untuk membendung penjajah Belanda. Dalam pergolakan ini KH. Mahfudh Salam
ditangkap di Pati kemudian dipindah di penjara Ambarawa dan sampai akhirnya KH.
Mahfudh Salam Wafat di sana tahun 1944 (Makmur, dkk, 2012: 40)
92
jenjang Ibtida‟iyah kelas satu sampai kelas enam. Pada tahun 1951,
perkembangan madrasah berjalan dengan cepat dan membuka jenjang
Tsanawiyah.
c. Masa Pematangan 1963-2008 M
Setelah mengalami perkembangan pesat pada tahun 1950-1963,
maka sejak tahun 1963 sampai 2008 kepemimpinan madrasah diberikan
kepada KH. M.A. Sahal Mahfudh. Dalam Kepemimpinan K.H. M.A.
Sahal Mahfudh nampak ada beberapa penataan dan inovasi yang berkait
dengan pendidikan antara lain, pertama adanya tata tertib madrasah
nomor: 2/PTT/1/1964 yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan guru
dan ketentuan tentang siswa sebagai pedoman di dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan. Inovasi kedua beliau memberikan dorongan kepada
para siswa madrasah Mathali‟ul Falah untuk membentuk organisasi intra
madrasah yang kemudian dikenal dengan nama Himpunan Siswa
Mathali‟ul Falah pada tahun 1965.
Mathali‟ul Falah merintis berdirinya Madrasah Aliyah pada
periode 1964/1965, dimulai dari pengembangan Tsanawiyah dari tiga
kelas menjadi 5 tahun, namun ada kenaikan dua kali dalam satu tahun.
Kenaikan dua kali karena awalnya KH. Abdullah Zen Salam mengikuti
aturan pemerintah yang mengharuskan lembaga pendidikan memulai
tahun ajaran baru dengan kalender Masehi (Bulan Juli), namun KH.
Abdullah Zen Salam kemudian kembali ke fitrah awal, yaitu memulai
bulan Syawal dan seterusnya. Berangkat dari inilah kemudian jenjang
93
Aliyah berdiri dan berjalan secara resmi pada tahun 1968 sampai
sekarang.3
Pada tanggal 24 Maret 1975 sebuah surat Keputusan Bersama
ditandatangani, keputusan ini menyangkut keberadaan madrasah di
Indonesia. Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. Masing-masing
bernomor: 6/1975 Nomor: 37/U/1975 dan Nomor: 36/1975. Surat
Keputusan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu madrasah,
terutama untuk pengetahuan umum yang diajarkan di madrasah agar sama
tarafnya dengan pengetahuan umum yang diajarkan di sekolah umum.
Dengan wujudnya SKB ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan
membuat kurikulum tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah yang
berlaku untuk tingkat nasional.
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, pemerintah akan
memberikan bantuan kepada madrasah-madrasah yang melaksanakan
kebijakan tersebut. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa
pengadaan buku pelajaran pokok, bantuan pengajar dan bantuan
pengadaan gedung. Diberlakukannya SKB 3 Menteri 1975, banyak
madrasah yang memberlakukannya, namun di antara madrasah, ada yang
menolaknya dan masih tetap melaksanakan kurikulumnya sendiri, dengan
3 Menurut buku induk PIM, tamatan pertama Aliyah pada tanggal 28 Oktober 1969,
sebelumnya ada kelas 5 Tsanawi, sehingga Aliyah pertama kali hanya satu tahun,
mereka langsung naik kekelas 3 Aliyah, karena sudah mengikuti Tsanawiyah sampai
lima tahun, kemudian kelas 4 Tsanawiyah dijadikan kelas 1 Aliyah dan kelas 5
Tsanawiyah dijadikan kelas 2 Aliyah. (Makmur, dkk, 2012: 58)
94
alasan khawatir pendidikan agama yang diajarkan semakin berkurang
(Steembrink, 1991: 98).
d. Masa Kemajuan 2008 – dan seterusnya.
Pada masa ini Perguruan Islam Mathali‟u Falah mengembangkan
sayapnya dengan cepat. Tahun 2008 Pendidikan Islam Mathali‟ul Falah
mendirikan STAIMAFA (Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali‟ul Falah)
dengan ketua H. Abdul Ghaffar Razin, M.Ed. dengan tujuan menampung
lulusan Aliyah Mathali‟ul Falah.
Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi berdirinya
STAIMAFA adalah; pertama, adanya keinginan kuat untuk mendirikan
institusi yang menjadi bagian dari problem solving atas keprihatinan
bangsa kekinian, baik dalam masalah kemiskinan, lemahnya pendidikan,
maupun semakin pudarnya tanggungjawab etis kebangsaan dan keumatan.
Kedua, adanya dorongan mendasar pada pemberdayaan masyarakat dalam
berbagai aspeknya di era kompetisi global. Ketiga, dukungan banyak
pihak, terutama para alumni Perguruan Islam Mathali‟ul Falah yang
tersebar di penjuru nusantara untuk mewujudkan lembaga pendidikan
tingkat tinggi yang berbasisi pesantren.
Visi STAIMAFA adalah “Menjadi Perguruan Tunggi Riset
Berbasis Nilai-Nilai Pesantren”. STAIMAFA ingin menjadi Perguruan
Tinggi yang menggabungkan kemampuan metodologi ilmu modern yang
berbasis penelitian dengan kekayaan khazanah klasik yang ada di
pesantren sesuai kaidah “Al-Muhāfadzatu Alal Qadimis Shālih Wal Akhdzu
95
Bil Jadidil Ashlah”, konsisten menjaga tradisi yang relevan dan aktif
mengadopsi khazanah baru yang lebih progresif.
Visi STAIMAFA ini untuk meneruskan spirit “tafaqquh fiddīn”
dan “shālih akrom” yang menjadi tujuan berdirinya Perguruan Islam
Mathali‟ul Falah. tafaqquh fiddīn ada dalam pelestarian nilai-nilai
pesantren yang mengedepankan ketaqwaan, ketuhanan, ketawadlu‟an, dan
kosistensi memegang khazanah Islam klasik yang biasa dipelajari di
pesantren. Dan shālih akrom ada dalam kemampuan risetnya, dan
orientasi ketuhanannya yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran,
keikhlasan, dan kepedulian sosial.
2. Profil Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati
a. Identitas Madrasah
1.
2.
3.
4
5.
Nama Madrasah
Nomor Statistik Madrasah (NSM)
Alamat
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi
No. Telp / Fax
Nama yayasan
Status Madrasah
: MA. Mathali‟ul Falah
: 512033180155
: Kajen
: Margoyoso
: Pati
: Jawa Tengah
: (0295) 452058 /(0295) 4150190
: Nurussalam
: Disetarakan ( SK Nomor. Dj.I/
885/2010 )
96
6.
7.
Tahun didirikan
Struktur Kepengurusan :
a. Nama Kepala Madrasah (Direktur)
b. Nama Wakil Kepada Madrasah
(Wakil Direktur)
c. Pembantu Direktur :
1. Bidang Pendidikan & Kurikulum
2. Bidang Keguruan
3. Bidang Kesiswaan
4. Bidang Keuangan & Ketata
usahaan
: 1912
: Dr. H.MA. SAHAL MAHFUDH
: H. Ahmad Nafi‟ Abdillah
: 1. H. Abd. Ghofar Rozin, M.Ed
2. Ahmad Su‟udi Romli
: 1. H. Ali Fatah Ya‟qub
2. H. Ahmad Yasir
: 1. Drs. H. Ah. Subhan Salim,M.Ag.
2. H. Shidqon Famulaqih, Lc.M.S.I.
: 1. H. Ah. Mu‟adz Thohir
2. H. Asnawi Rohmat, Lc.
b. Fasilitas Madrasah
No Uraian Data Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1 Luas tanah 3612 Ada sertifikat
2 Jumlah bangunan 4 Baik
3 Luas bangunan 1176
4 Jumlah ruang kelas 43 Baik
5 Jumlah rombongan belajar 80 Pagi & Siang
6 Daya tampung 40
7 Ruang Perpustakaan 1 Baik
97
1 2 3 4
8 Ruang Laborat Bahasa 1 Baik
9 Ruang Ka. Madrasah 1 Baik
10 Ruang Pembantu Direktur 1 Baik
11 Ruang Guru 2 Baik
12 Ruang Tata Usaha 1 Baik
13 Ruang tamu 1 Baik
14 Kamar mandi/ WC 5 Baik
15 Ruang Pertemuan/ Aula 1 Baik
16 Kantor Kegiatan Murid 5 Baik
17 Ruang Multimedia 1 Baik
18 Ruang Lab. Komputer 1 Baik
19 Musholla 1 Baik
Tabel 3.1
Kondisi fasilitas madrasah
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen
Margoyoso Pati
a. Visi dan Misi Madrasah
Perguruan Islam Mathali‟ul Falah sebagai lembaga pendidikan
Islam yang berorientasi pada pengembangan tafaqquh fiddīn dengan ciri-
ciri intrinsiknya, dalam mempersiapkan peserta didik menjadi insan
shālih akrom membutuhkan adanya penyempurnaan dan pengembangan
perangkat kelembagaannya sebagai langkah ikhtiar.
98
Melihat Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Maka dalam proses mencapai tujuan pendidikan nasional dan cita-
cita Perguruan Islam Mathali‟ul Falah, dilakukan melalui kegiatan
kurikuler dan non kurikuler yang terencana rapi dan integratif sebagai
satu kesatuan. Oleh karenanya disusunlah kurikulum pendidikan
Perguruan Islam Mathali‟ul Falah untuk mewujudkan tujuan dimaksud
dengan mempertimbangkan filosofi pendidikan dan tahapan perkem-
bangan peserta didik serta dalam menatap perkembangan ilmu penge-
tahuan dan tehnologi.
b. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Umum Pendidikan
Pendidikan di Perguruan Islam Mathali'ul Falah dimaksudkan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi mampu mendalami,
menghayati, mengamalkan dan mengembangkan Islam secara
utuh, serta mampu mengelola lingkungan.
2) Tujuan Khusus Pendidikan
Pendidikan di Perguruan Islam Mathali'ul Falah menitik
tekankan pada penyiapan peserta didik:
99
a) Memiliki nilai-nilai ke Ulama' an.
b) Mampu menguasai dasar-dasar ilmu Islam.
c) Mampu mendalami ilmu-ilmu Fiqh.
d) Memiliki kepedulian terhadap kegiatan nasyrul ilmi.
e) Memiliki kepekaan terhadap kemaslahatan ummat.
f) Mampu mnerapkan pola hidup sederhana.
g) Memahami nilai-nilai estetika.
3) Tujuan Khusus Pendidikan
Tujuan khusus pendidikan Aliyah melalui pendekatan
kognitif, afektif maupun psikomotorik, maka: Pendidikan tingkat
Aliyah dimaksudkan agar peserta didik dapat meningkatkan
penguasaan dasar-dasar dan pengembangan ilmu agama Islam,
ilmu sosial, ilmu bahasa, ilmu pengetahuan dan penalaran,
sehingga tercipta tujuan pemersiapan peserta didik menjadi
manusia yang shālih dan akrom dengan ciri-ciri berperilaku ke
Ulamaan, berkepedulian terhadap nasyrul ilmi dan kemaslahatan
umat serta mampu mengembangkan dasar-dasar ilmu agama
Islam.
100
4. Sruktur Organisasi Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen
Margoyoso Pati.
STRUKTUR PENGURUS
PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH
KAJEN MARGOYOSO PATI
Direktur
Wakil Direktur
Pembantu Direktur :
1. Bidang Pendidikan & Kurikulum
2. Bidang Keguruan
3. Bidang Kesiswaan
4. Bidang Keuangan & Ketata
usahaan
: Dr. H. MA. Sahal Mahfudh
: H. Ahmad Nafi‟ Abdillah
:
: 1. H. Abd. Ghofar Rozin, M.Ed
2. Ahmad Su‟udi Romli
: 1. H. Ali Fatah Ya‟qub
2. H. Ahmad Yasir
: 1. Drs. H. Ah. Subhan Salim, M.Ag.
2. H. Shidqon Famulaqih, Lc. M.S.I.
: 1. H. Ah. Mu‟adz Thohir
2. H. Asnawi Rohmat, Lc.
101
STRUKTUR ORGANISASI KETATAUSAHAAN
PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH
KAJEN MARGOYOSO PATI
========================
Kepala : H. Ahmad Mudhofir, Lc.
Staff :
1. Ahmad Ma‟shum, S.Pd.I
2. Ali Ihwan Dahlan
3. Drs. Ab. Hasyim
4. Ah. Mu‟adz Syam
5. Ah. Zainuri
6. Tarwiji
7. Muhammadun
5. Keadaan guru, siswa dan staff
1. Keadaan guru
Tabel 3.1
Jumlah guru MA. Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Latar Belakang
Pendidikan
Jumlah
Guru Tetap Jumlah
1 S2 / S3 5 5
2 S1 / AKTA IV 17 17
3 D2 / D3 1 1
4 SLTA / D1 18 18
Jumlah Total 41 41
102
2. Keadaan siswa
a) Jumlah Siswa
Table 3.2
Jumlah siswa-siswi MA. Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Tingkatan Kelas L P Jml Jml
Rombel
1 Kelas I 153 208 361 10
2 Kelas II 106 179 285 8
3 Kelas III 125 215 340 10
Jumlah 384 602 986 28
b) Prestasi siswa
1) Prestasi Akademik
Prestasi dapat dipahami output sekolah, atau prestasi sekolah
yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen sekolah.
Pada umumnya output dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu output
berupa prestasi akademik dan output berupa prestasi non akademik,
adapun output berupa prestasi akademik misal nilai ujian nasional,
lomba karya ilmiah remaja, lomba bahasa Inggris, matematika, cara
berfikir (kritis, kreatif, rasional deduktif, induktif, dan ilmiah).
Sedangkan output berupa non akademik misalnya kejujuran,
kedisiplinan, kerja sama yang baik, toleransi, kerajinan, kesenian,
keolahragaan, kepramukaan, kesenian.
Prestasi akademik yang dicapai oleh madrasah Mathali‟ul
Falah, untuk prestasi akademik berupa nilai Ujian Nasional, perlu
103
dimaklumi karena selama ini madrasah tidak menyelenggarakan
dan mengikuti ujian negara atau yang diselenggarakan oleh negara,
kebijakan ini cukup beralasan karena tujuan institusinya berbeda
dengan demikian kurikulumnya mandiri (berbeda), dengan
kurikulum negara. Dan tahun pelajaran madrasah menggunakan
hijriyah awal tahun pelajaran menggunakan bulan Syawwal dan
akhir tahun menggunakan bulan Sya‟bān. Karena itu sejak
diberlakukan surat keputusan 3 menteri atau diberlakukan
kurikulum 1975, belum pernah menyelenggarakan atau mengikuti
ujian negara.
Sejak tahun 1975, Madrasah Mathali‟ul Falah dianggap di
luar jalur formal dengan demikian jika ada berbagai kesempatan
yang berkaitan dengan lomba pengembangan prestasi sekolah tidak
pernah diikutsertakan, baru mencair setelah ganti pemerintahan
(tumbangnya orde baru). Legalitas ijazah baru ada pengakuan,
misalnya sebagian IAIN, STAIN, PT swasta menerima ijasah PIM.
Kesempatan untuk meningkatkan prestasi diikutkan, misalnya
pelatihan kursus, lomba, baik yang diselenggarakan oleh
Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, maupun instansi
lainnya.
Untuk prestasi akademik yang lain misalnya, juara II pada
lomba bahasa Inggris antar guru mapel tingkat SLTA se-Kabupaten
Pati, juara I tingkat Jawa Tengah pada lomba pidato bahasa Arab,
dan juara II Tk Jateng pada lomba membaca kitab. Di madrasah
104
Mathali‟ul Falah ada pelajaran Qiratul Al Kutub, merupakan
aplikasi dari pelajaran nahwu, sharof, dan bahasa arab maka
pelajaran ini adalah termasuk kegiatan kurikuler sebagaimana
materi pelajaran lainnya. Bahkan materi ini sebagai persyaratan
kelulusan untuk kelas 3 aliyah.4
Berbeda dengan madrasah aliyah lainnya, Qira‟atul Kutub,
termasuk kegiatan ekstra kurikuler, atau paling banter sebagai
materi muatan lokal, maka prestasi atau kemampuan membaca kitab
tidak perlu dipertimbangkan sebagaimana materi pelajaran lainnya.
Apalagi jika Qira‟atul Kutub hanya sebagai kegiatan ekstra,
sehingga mengakibatkan kekurang-seriusan siswa terhadap materi
tersebut.5
Table 3.4
Data prestasi akademik siswa
Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen Maroyoso Pati
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama Jenis
kelamin Kelas
Rata-
Rata
1 2 3 4 5
1 Jauharul In‟am Laki-laki III Aliyah A 8,3
2 Roudlotun Niswah Perempuan III Aliyah A 8,5
3 Ahmat Ainul Chadliq Laki-laki III Aliyah B 7,8
4 A‟izzatin Kamala Perempuan III Aliyah B 8,01
5 Syamsudin Asrofi Laki-laki III Aliyah C 8,5
6 Nailil Muna Perempuan III AliyahC 8,7
7 Asnan Ashari Laki-laki III Aliyah D 8,5
4 Wawancara dengan Pembantu Direktur I (Bidang Kurikulum dan Pendidikan), H. Abdul
Ghoffar Rozin, M.Ed. pada tanggal 19 Mei 2013 5 Wawancara dengan guru, H. Ahmad Mudhofir, Lc. Pada tanggal 18 Mei 2013.
105
1 2 3 4 5
8 Kartini Perempuan III Aliyah D 8,7
9 Siti Sumiatun Perempuan III Aliyah E 8,8
10 Muhammad Hilal Zain Laki-laki II Aliyah A 8,7
11 Dewi Sarah Ningrum Perempuan II Aliyah A 8,3
12 Muhammad Labib Laki-laki II Aliyah B 8,3
13 Hakim Abdullatif Laki-laki II Aliyah C 7,9
14 Dwi Ulyatun Nisfah Perempuan II Aliyah C 8,4
15 Kustiono Laki-laki II Aliyah D 7,77
16 Nihayatul Basyiroh Perempuan II Aliyah E 8,4
17 Nailis Sa`adah Perempuan II Aliyah F 8,8
18 Muhammad Iqbal
Muzakki Laki-laki I Aliyah A 8,4
19 Lathifa Naily Khikmawati Perempuan I Aliyah A 8,15
20 Abdullah Luthfi Laki-laki I Aliyah B 8,17
21 Aminah Perempuan I Aliyah B 8,9
22 Moh. Hakim Lutfi Laki-laki I Aliyah C 8,1
23 Nada Mauila Perempuan I Aliyah C 8,4
24 Shālihin Hidayat Laki-laki I Aliyah D 8,1
25 Farihatin Nihayah Perempuan I Aliyah D 7,8
26 Vivi Rohmayanti Perempuan I Aliyah E 8,5
2) Prestasi Non Akademik
Table 3.5
Data prestasi siswa Non Akademik
Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen Margoyoso Pati
Tahun Pelajaran 2011/2012 s/d 2012/2013
Tahun Pelajaran
2011/2102 2012/2013
14 Prestasi 29 Prestasi
Keterangan mengenai jenis prestasi terlampir.
106
B. Pengembangan Budaya Mutu di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen
Maroyoso Pati
1. Pemahaman Pimpinan tentang Standar Mutu Madrasah
a. Program Pengajaran di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah Kajen
Margoyoso Pati.
1. Isi Program pengajaran
Kurikulum pendidikan disusun untuk mencapai tujuan umum
maupun tujuan khusus. Kurikulum Madrasah Aliyah Mathali‟ul Falah
Kajen Margoyoso merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di tingkat Aliyah.
Sedangkan isi kurikulum tingkat Aliyah memuat bahan kajian
pengembangan dan peningkatan secara kualitatif maupun kuantitatif dari
bahan kajian di tingkat Ibtida‟iyah dan Tsanawiyah.
2. Susunan Program pengajaran di Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah
Kajen Margoyoso Pati
Table 3.6
Susunan program pengajaran di tingkat Aliyah
No Mata Pelajaran Kelas
Ket I II III
1 2 3 4 5 6
1 Tafsir al Qur‟an 3
2 Ilmu Tafsir 2
3 Makhorijul Khuruf 2
4 Ilmu Tashowuf 1
107
1 2 3 4 5 6
5 Hadits 3
6 Qiro‟atul Kutub 1 1 1
7 Mustholah Hadits 1 1
8 Isthilah Fuqoha‟ 1
9 Ushul Fiqh 4 4
10 Tareh Tasyri‟ 1 2
11 Muqoronatul Madzahib 3 4
12 Qowaid Fiqhiyah 3 3
13 Furu‟ Fiqh 4
14 Muhawaroh 2 2 2
15 Balaghoh 4 4 4
16 Insya‟ 2 2 2
17 Qiro‟ah wal Muthola‟ah 3 3 5
18 Ilmu Arudl 2
19 Ilmu Mantiq 2
20 SKI 1 2
21 Bahasa & Sastra Indonesia 2 2 2
22 Bahasa Inggris 3 3 3
23 Ilmu Pengetahuan Sosial 1 2
24 PPKn 1 1 2
25 Ilmu Pengetahuan Alam 1 1 1
26 Matematika 2 2 2
27 Administrasi 1 1 2
28 Ilmu Jiwa 1 1
29 Sosiologi 1
30 Ilmu Pendidikan Banat
31 Didaktik Metodik 1 1 Banat
Jumlah 41 43 43
108
3. Uraian singkat masing-masing mata pelajaran di tingkat Aliyah
1) Tafsir Al-Qur’ān
Mata pelajaran tafsir al-Qur‟ān dimaksudkan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memahami arti kandungan al-
Qur‟ān yang merupakan lanjutan bahan kajian tafsir dari tingkat
tsanawiyah.
2) Ilmu Tafsir
Mata pelajaran ilmu tafsir dimaksudkan untuk membekali
peserta didik dalam memahami al-Qur‟ān secara umum yang
berkaitan dengan nuzul al-Qur‟ān, cara baca, pemilahan ayat-ayat al-
Qur‟ān dan hal yang berkenaan dengan pengambilan hukum-hukum
Islam.
3) Makhorijul Huruf
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketram-
pilam dalam mengucapkan huruf-huruf al-Qur‟ān secara benar
sehingga diharapkan dapat menunjang kemampuan membaca al-
Qur‟ān.
4) Ilmu Taṣowuf
Ilmu taṣowuf merupakan ilmu yang memperlajari tentang
kesucian ahwal ibadah secara luas, baik dalam hubungannya kepada
Allah SWT maupun hubungannya dengan sesama makhluk. Mata
pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan
kemurnian dan kesucian ahwal ibadah, sehingga memiliki perilaku
109
yang sesuai dengan sunah rasul dalam upaya pendekatan diri kepada
Allah SWT.
5) Hadiṡ
Materi pelajaran hadiṡ dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan
penghayatan hadiṡ Rasul (sebagai pedoman dalam berprilaku sehari-
hari).
6) Mustholah Hadiṡ
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik
dalam mengenal macam-macam hadiṡ dan tingkatan-tingkatannya
pada pengamalan dan kedudukannya sebagai sumber kedua hukum
islam.
7) Iṣṭilah Fuqoha’
Materi pelajaran ishthilah dimaksudkan untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan dalam memahami istilah-istilah ulama
dalam kitab-kitab fiqh.
8) Uṣul Fiqh
Uṣul fiqh merupakan ilmu yang mempelajari tata cara ulama
madzhab dalam mengistimbathkan hukum dari sumber aslinya. Mata
pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dalam
mengetahui hukum hasil istimbath ulama madzhab beserta dalil yang
dipegangnya.
110
9) Tarikh Tasyru’
Merupakan sejarah perkembangan hukum-hukum Islam pada
zamannya. Mata pelajaran tarikh tasyri‟ dimaksudkan untuk
membekali peserta didik agar mampu memahami sejarah
perkembangan hukum-hukum Islam dan hal yang melatarbela-
kanginya dari masa ke masa.
10) Muqoronatul Mażahib
Muqoronah merupakan perbandingan pendapat mażhab-mażhab
yang berkaitan dengan masalah-masalah fiqhiyyah. Mata pelajaran
ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
agar dapat memahami pendapat empat mażhab dalam hubungannya
dengan mas‟alah fiqhiyah, sehingga diharapkan dapat memahami
bahwa perbedaan antara mażhab itu merupakan rahmat.
11) Qowaid Fiqhiyah
Merupakan kompilasi kaidah-kaidah fiqhiyah di lingkungan
mażhab. Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta
didik agar mampu memahami dan menyikapi qoidah-qoidah fiqhiyah
dalam rangka mendalami masalah-masalah fiqhiyah dan kecakapan
praktek amali.
12) Furu’ Fiqh
Mata pelajaran furu‟ fiqh merupakan ilmu tentang hukum
syari‟at Islam sebagai hasil ijtihad ulama yang berhubungan dengan
bidang-bidang kehidupan. Materi pelajaran ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik pada pemahaman dan
111
penghayatan hukum-hukum Islam untuk dapat dijadikan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari.
13) Muhawaroh
Mata pelajaran Muhawaroh dimaksudkan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berbahasa arab yang baik dan benar
secara tertulis maupun lisan sesuai gramatikalnya sebagai alat untuk
memahami dan mendalami ajaran Islam dari sumber aslinya.
14) Balaghoh
Mata pelajaran balaghoh dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan pemahaman pada tiga fan, ma‟ani, bayan dan badi‟
sehingga diharapkan peserta didik mampu mengenali keberadaannya
dalam bahasa arab dan menggunakan dalam bahasa tulis maupun
lisan.
15) Insya’
Mata pelajaran insya‟ dimaksudkan untuk membekali peserta
didik agar lebih mampu menterjemahkan teks bahasa „ajam ke dalam
bahasa Arab serta menyusun karangan bebas dalam bahasa Arab.
16) Qiro’ah wal Muṭola’ah
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam keterampilan membaca kitab, baik
secara lafadh maupun makna yang diharapkan mampu memahami
dan menghayati isi yang terkandung di dalamnya.
112
17) Ilmu ‘Aruḍ
Materi pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik
agar mampu mengenali bentuk-bentuk wazan sya‟ir bahasa Arab
sehingga mengerti penggalan-penggalan (taqthi‟) penyam-paiannya
dengan benar.
18) Ilmu Mantiq
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik
agar mampu memahami dan dasar-dasar ilmu logika.
19) Ilmu Falak
Mata pelajaran ilmu falak dimaksudkan untuk membekali peserta
didik, agar mampu memehami penetapan dan terampil dalam
menentukan awal bulan qomariyah dan terjadinya gerhana.
20) Sejarah Kebudayaan Islam
Pelajarn ini dimaksukan untuk membekali siswa dalam
memahami diri sebagai muslim dan menumbuhkan kesadaran,
semangat dan gairah islamiyah. Mata pelajaran ini mencakup bahan-
bahan sejarah perkembangan budaya Islam dan peradabannya sejak
zaman Nabi, Khulafaurrosyidin, serta penyebaran dan perkembangan
Islam di Indonesia, Asia, Eropa dan Afrika.
21) Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam berbahasa
secara tepat dan kreatif, meningkatkan kemampuan berfikir logis,
kematangan emosional dan sosial, serta meningkatkan kepekaan
113
perasaan dan kemampuan siswa untuk memahami dan menga-
presiasikan karya sastra. Selain itu bahasa Indonesia dimaksudkan
untuk meningkatkan rasa memiliki dan bangga terhadap bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Negara dan bahasa
persatuan.
Ruang lingkup bahasa dan sastra Indonesia mencakup
pemahaman, penghayatan, pendalaman berbagai kosa kata bidang
pengetahuan alam, sosial, budaya dan tehnologi, struktur (tata
bahasa) kaidah-kaidah serta mampu mengapresiasikan sastra
Indonesia.
22) Bahasa Inggris
Mata pelajaran bahasa Inggris dimaksudkan untuk mening-
katkan ketrampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai
penunjang penyerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.
Mata pelajaran ini berisi tentang penerapan unsur-unsur bahasa yang
meliputi: struktur, kosa kata, lafal dan ejaan dalam ketrampilan
berbahasa seperti membaca, menyimak, berbicara dan menulis
sebagai lanjutan dari tingkat sebelumnya.
23) Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial berfungsi sebagai pengetahuan untuk
meningkatkan kemampuan memahami dan menyikapi secara rasional
terhadap lingkungan alam, perkembangan kultur masa lalu dan
sekarang sebagai proses perkembangan kesejah-teraan yang dilalui
suatu bangsa untuk dapat diteladani dari sifat-sifat patriotis dan
114
heroisnya. Mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk mempelajari
berbagai gejala sosial dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber
dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata
Negara.
24) PPKn
Mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
diarahkan pada moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
bentuk prilaku sehari-hari berdasarkan nilai-nilai pancasila, nilai
luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia dan nilai moral
agama. Disamping itu mata pelajaran ini dimaksudkan pula untuk
membina pengetahuan dan kemampuan yang berkenaan dengan
hubungan antara warga Negara dengan Negara dan pendidikan bela
Negara. Pengembangan sikap dan prilaku diorientasikan pada
lingkungan kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa,
Negara dan dunia baik yang berhubungan dengan kehidupan
demokratis, hak asasi manusia maupun perdamaian. Mata pelajaran
ini berisi kemampuan pemahaman konsep pengem-bangan penalaran
yang berdasarkan norma pencasila.
25) Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran IPA diarahkan pada pengenalan kosmografi
dengan maksud untuk mengenalkan peserta didik pada benda-benda
langit yang ada dilingkungan tata surya, agar lebih meningkatkan
keimanan peserta didik tehadap kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
115
Mata pelajaran ini diperlukan untuk menunjang pelajaran ilmu
falak di tingkat aliyah. Mata pelajaran ini berisi data-data tentang
benda-benda langit di lingkungan tata surya serta hubungan antara
benda-benda langit tersebut dengan bumi sebagai tempat tinggal kita.
Mata pelajaran ini khusus untuk banin.
26) Matematika
Mata pelajaran matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang
diajarkan di pendidikan dasar maupun menengah, terdiri dari bagian-
bagian yang dipilih guna menumbuhkankembangkan kemampuan
dan membentuk pribadi siswa yang berpadu pada tujuan PIM. Mata
pelajaran ini dimaksudkan untuk membekali siswa agar mampu
menghadapi perubahan dalam kehidupan sehari-hari dengan
bertindak secara logis, rasional, kritis, cermat berdasarkan kebenaran
konsisrensi.
27) Administrasi
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan bekal
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan tentang keadministrasian
termasuk yang berkaitan dengan perkantoran (umum). sebagai
kelanjutan dan pengembangan materi ini dikorelasikan dengan
pendidikan yang disebut Administrasi Pendidikan. Administrasi
pendidikan mencakup berbagai fungsi, bidang garapan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi penga-jaran yang berhubungan dengan
kepedulian terhadap nasyrul ilmi, super visi, bimbingan dan
penyuluhan serta berbagai fungsi kepala sekolah dan guru.
116
28) Ilmu Jiwa Umum
Mata pelajaran ini merupakan dasar-dasar pengertian tentang
kejiwaan dan fenomena perilaku psychis yang mengarah pada
perbuatan dan kekuatan jiwa yang meliputi kognitif, emosi atau
perasaan serta konatif secara umum. Mata pelajaran ini dimaksudkan
agar peserta didik mengenali fungsi jiwa dan tatanan perilaku
kehidupan sehari-hari sebagai individu.
29) Ilmu Jiwa Sosial
Ilmu jiwa sosial bertujuan memberikan dasar-dasar pengetahuan,
pengaruh fenomena perilaku jiwa individu dan jiwa masa hidup
dalam berkomunitas sosial disamping sebagai bekal pengembangan
diri dalam kepekaan terhadap kemaslahatan umat. Mata pelajaran ini
khusus untuk banin.
30) Ilmu Jiwa Perkembangan
Mata pelajaran ini bertujuan memberikan pengertian/ keilmuan
tentang perkembangan kejiwaan anak dilihat dari fenomena
perkembangan pertumbuhan, pendidikan bahasa perilaku lain secara
umum dan sebagai penunjang terhadap kegiatan nasyrul ilmi. Mata
pelajaran ini khusus untuk banat.
31) Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
makna pendidikan secara subtansial, serta proses pendidikan,
berbagai macam tujuan pendidikan maupun jenis-jenis perang-
katnya. Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan
117
pengetahuan dasar-dasar ilmu pendidikan dan segala jenis perang-
katnya serta menanamkan kepedulian terhadap penerapan pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini khusus untuk banat.
32) Didaktik Metodik
Didaktik metodik merupakan ilmu yang mempelajari tentang
proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang amat berguna untuk
guru maupun murid. Sasaran pembahasan mata pelajaran ini
mencakup bahan kajian antara lain: aspek tujuan maupun metodologi
belajar mengajar, peranan guru dan komponen-komponen lainnya.
Mata pelajaran ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan
sebagai bekal peserta didik dalam melakukan belajar yang lebih
efektif dan efisien, bekal peserta didik untuk menjadi guru serta
memiliki kepedulian terhadap kegiatan nasyrul ilmi. Mata pelajaran
ini khusus untuk banat.
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1. Waktu Belajar
Perguruan Islam Mathali‟ul Falah dalam melaksanakan
kurikulum menerapkan sistem catur wulan yang membagi waktu
belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian yang masing-masing
disebut catur wulan. Jumlah hari belajar dalam satu tahun ajaran
adalah 248 hari, termasuk didalamnya waktu bagi penyelenggaraan
evaluasi kegiatan, kemajuan dan hasil belajar peserta didik.
118
Jumlah hari efektif dalam satu tahun ajaran sekurang-
kurangnya 248 hari. Satu jam pelajaran memakan waktu 40 menit.
Jumlah jam per minggu sebanyak 42 jam pelajaran.
2. Sistem Guru
Secara umum pelaksanaan sistim guru adalah mengacu pada
sistem guru fan.
3. Perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Perencanaan kegiatan belajar mengajar meliputi:
a) Perencanaan kegiatan belajar mengajar umum.
b) Perencanaan kegiatan belajar mengajar tahunan.
c) Perencanaan kegiatan belajar mengajar catur wulan.
d) Perencanaan kegiatan belajar mengajar yang dituangkan dalam
bentuk persiapan mengajar.
4. Bahasa Pengantar
Bahasa pengantar yang dipergunakan meliputi 3 (tiga) bahasa,
yaitu Jawa, Indonesia dan bahasa Arab yang banyak ditekankan
untuk tingkat Aliyah dalam materi-materi tertentu.
5. Sistem Pengajaran
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem
klasikal dimana sekelompok siswa dengan kemampuan rata-rata dan
usia yang hampir sama menerima pelajaran dari seorang guru dalam
mata pelajaran tertentu. Sesuai dengan tujuan dan keperluan
pengajaran dapat dibentuk kelompok-kelompok agar dalam waktu
119
dan tempat yang sama ada dialog antar peserta didik juga antara
peserta didik dengan guru.
Di tingkat Aliyah dalam rangka mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, perlu adanya pengem-
bangan sikap tanggungjawab dalam belajar dan mengemukakan
pendapat secara kritis dan benar. Mengingat aneka ragamnya
pelajaran, maka cara penyajian pelajaran atau metode mengajar
hendaknya bervariasi sesuai dengan pokok bahasanya serta
memanfaatkan berbagai sarana penunjang yang ada.
6. Kegiatan perbaikan dan pengayaan
Kegiatan perbaikan adalah kegiatan belajar mengajar untuk
membantu peserta didik memahami materi pelajaran sehingga
mampu mencapai tingkat penguasaan minimal yang ditetapkan oleh
kurikulum ini.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan belajar mengajar untuk
perluasan dan pendalaman materi pelajaran bagi peserta didik yang
telah mencapai tingkat penguasaan minimal lebih awal dari pada rata-
rata siswa lainnya.
Kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan mengguna-
kan waktu yang disediakan atau waktu lain sesuai dengan kebutuhan.
c. Sistem Penilaian
1) Kemajuan Belajar
Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa adalah upaya
pengumpulan data dan informasi tentang perkembangan kemajuan
120
belajar siswa pada tiap-tiap jam pelajaran tertentu. Penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa sebagai
dasar policy dalam melaksanakan perbaikan, peningkatan dan
perencanaan pemberian bahan pelajaran selanjutnya.
Penilain yang dilakukan meliputi segala aktifitas siswa
didalam maupun luar kelas dalam menerima materi pokok bahasan
pelajaran tertentu yang didasarkan pada aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik dengan indikasi hasil pengertian, pemahaman
dan implementasi siswa terhadap pokok bahasan materi yang telah
diajarkan.
2) Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar pada prinsipnya adalah upaya dalam
mengumpulkan berbagai informasi untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan, pemahaman dan kemampuan yang telah dicapai oleh
siswa pada tengah catur wulan, akhir catur wulan, akhir tahun
pelajaran.
Penilaian salah satu hasil kemampuan siswa di Perguruan
Islam Mathali‟ul Falah pada akhir jenjang pendidikan yaitu
diupayakan melalui tes kemampuan membaca kitab kuning dengan
kriteria penilaian yang telah dibakukan.
Penilaian hasil belajar pada tiap akhir catur wulan dan akhir
tahun pelajaran diselenggarakan oleh Panitia Ujian dibawah
tanggungjawab Direktur. Sedangkan penilaian akhir pendidikan
disetiap akhir jenjang dilaksanakan Direktur dan Panitia Ujian.
121
Penilaian hasil belajar pada tengah dan akhir catur wulan
mencakup semua mata pelajaran yang diajarkan di setiap kelas,
sedangkan penilaian kemampuan tes membaca kitab dilaksanakan
pada jenjang Tsanawiyah, Diniyah Wustho dan Aliyah dengan
materi (kitab) yang telah ditentukan.
Penilaian hasil belajar digunakan untuk mengetahui daya
serap siswa, ketuntasan belajar sesuai dengan GBPP, kemampuan
siswa dalam membaca dan memahami kitab-kitab kuning. Selain itu
sebagai unsur yang digunakan untuk menentukan kenaikan kelas.
2. Langkah-langkah Pimpinan dalam Pencapaian Standar Mutu
Perguruan Islam Mathali‟ul Falah sebagai lembaga pendidikan Islam
yang berorientasi pada pengembangan tafaqquh fiddīn dengan ciri-ciri
intrinsiknya, dalam mempersiapkan peserta didik menjadi insan shālih akram
membutuhkan adanya penyempurnaan dan pengembangan perangkat
kelembagaannya sebagai langkah ikhtiar.
Untuk mencapai standar yang telah ditentukan maka dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pembagian kerja Direktur, wakil Direktur dan Pembantu Direktur
yang jelas.
Adapun deskripsi kerja Direktur, wakil direktur dan pembantu
direktur Perguruan Islam Mathali‟ul Falah Kajen Margoyoso Pati adalah
sebagai berikut:
Direktur
122
1. Memimpin pelaksanaaan kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan
pengembangan.
2. Membentuk kepanitiaan dan satuan kerja kemadrasahan lain yang
diperlukan, baik yang bersifat temporer maupun berkala, serta
mengangkat dan atau menetapkan pejabat penanggung jawab
operasional tertingginya.
3. Mengangkat dan memberhentikan Pembantu Direktur.
4. Menetapkan Ketua Himpunan Siswa Mathali‟ul Falah (HSM) dan
Himpunan Siswa Mathali‟ul Falah Putri (HISMAWATI).
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian guru kepada Yayasan.
6. Mengangkat dan memberhentikan karyawan dan tenaga lain selain
guru.
7. Mencabut hak siswa secara tetap.
8. Mengajukan rancangan tata tertib PIM dan peraturan mendasar
kemadrasahan lain kepada Yayasan.
9. Mengesahkan peraturan kelembagaan dan atau peraturan operasional
yang diajukan oleh organisasi, panitia, dan atau satuan kerja lain di
lingkup PIM.
10. Menetapkan peraturan sementara pengganti peraturan yang dianggap
tidak relevan sebelum ditetapkannya peraturan baru oleh Yayasan.
11. Menjalin kerjasama dengan pihak lain.
Wakil Direktur
1. Membantu Direktur menjalankan tugas dan wewenangnya.
123
2. Menjalankan tugas Direktur jika Direktur berhalangan.
3. Menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya.
Pembantun Direktur secara umum
1. Memimpin pelaksanaan kebijakan dan program kerja yang telah
ditetapkan di bidangnya.
2. Mengambil keputusan operasional di bidang kerjanya.
3. Menyusun rancangan program kerja dan anggaran tahunan di bidangnya.
4. Melaporkan pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan hal-hal lain yang
berkait dengan bidang kerja dan tanggung jawabnya kepada Direktur,
baik secara berkala maupun sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pembantu Direktur Bidang Kurikulum dan Pendidikan
1. Mengajukan rancangan kebijakan kependidikan kepada Direktur.
2. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan kependidikan
yang telah ditetapkan dalam bidang kurikulum, evaluasi kegiatan
pendidikan dan pembelajaran, hafalan, pengembangan bahasa asing, dan
perpustakaan.
3. Merintis standar penjaminan mutu madrasah.
4. Meminta, menerima, memeriksa, dan menentukan status laporan
pelaksanaan kerja dan keuangan organisasi dan atau satuan kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.
5. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat organisasi dan
atau satuan kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
124
Pembantu Direktur Bidang Keguruan
1. Melakukan proses rekrutmen dan pengelolaan guru, meliputi seleksi dan
uji kelayakan calon guru, penempatan guru dan wali kelas, pengem-
bangan kualitas, supervisi, dan pembinaan guru.
2. Mengusulkan guru kepada Direktur untuk diangkat sebagai guru tetap
oleh Yayasan.
3. Memberikan usul, saran, rekomendasi yang berkaitan dengan pengang-
katan, penempatan pada jabatan strategis, dan atau pemberhentian guru.
Pembantu Direktur Bidang Kesiswaan
1. Membina kegiatan siswa yang bersifat nonkurikuler, baik melalui
kegiatan keorganisasian maupun pengembangan minat dan bakat di luar
keorganisasian.
2. Membina kedisiplinan siswa.
3. Mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan semua organisasi dan satuan
kerja kesiswaan.
Pembantu Direktur Bidang Ketatausahaan
1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum dan akademik.
2. Menyusun dan melaksanakan SOP (standar operasional dan prosedur)
ketatausahaan.
3. Mengkoordinasi penyusunan RAPB Madrasah dan laporan pelaksa-
naannya.
4. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana madrasah.
125
5. Melayani tamu dan atau pihak lain yang berkepentingan dengan
madrasah.
6. Melaksanakan tugas Yayasan yang berhubungan dengan pemenuhan
kewajiban keuangan siswa.
7. Mengusulkan pengangkatan karyawan kepada Direktur.
8. Menyiapkan hal-hal yang berkait dengan penyelenggaraan dan
mengkoordinasi pelaksanaan kerjasama dan hubungan Madrasah dengan
pihak lain.
Program Kerja Pembantu Direktur
Pembantu Direktur bidang Kurikulum dan Pendidikan
Dalam Bidang Kurikulum
- Menyusun kurikulum dan silabus
- Mengkoordinasi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
- Mengevaluasi muatan dan pelaksanaan kurikulum
- Mengembangkan kurikulum
Dalam Bidang Evaluasi dan Ujian
- Mengkoordinasi, membina, memberikan petunjuk, dan mengawasi
pelaksanaan ujian sebagai bagian dari proses evaluasi pembelajaran
- Meningkatkan mutu dan kualitas ujian
- Merumuskan dan mengawasi penerapan standar kenaikan kelas dan
kelulusan
- Merumuskan standar penerimaan siswa baru
126
Dalam Bidang Hafalan
- Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan pembinaan hafalan siswa
- Mengkoordinasi, membina, memberikan petunjuk, dan mengawasi
pelaksanaan penyemakan hafalan
- Meningkatkan mutu dan kualitas penyemakan hafalan
Dalam Bidang Pengembangan Bahasa Asing
- Mengkoordinasi, membina, memberikan petunjuk, dan mengawasi
pelaksanaan kegiatan pengembangan bahasa asing
- Meningkatkan mutu dan kualitas kegiatan pengembangan bahasa asing
Dalam Bidang Perpustakaan
- Mengkoordinasi, membina, memberikan petunjuk, dan mengevaluasi
pengelolaan perpustakaan
- Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dan koleksi perpustakaan
Dalam Bidang Perintisan Standar Penjaminan Mutu
- Merumuskan standar penjaminan mutu yang sesuai dengan PIM
- Membentuk tim penjamin mutu
- Mensosialisasi standar penjaminan mutu
Pembantu Direktur bidang Keguruan
Dalam Bidang Rekrutmen Guru
- Merumuskan persyaratan standar calon guru.
- Menyusun daftar kebutuhan (jumlah dan kualifikasi) rekrutmen guru.
- Merumuskan metode dan materi, serta melakukan uji seleksi calon guru.
127
- Melakukan orientasi kemadrasahan terhadap guru baru dan atau tenaga
lain yang dianggap memerlukan.
Dalam Bidang Penempatan, Pengembangan, dan Pembinaan Guru
- Merumuskan standar dan melakukan penempatan guru dan wali kelas.
- Mengadakan kegiatan pelatihan, lokakarya, diskusi, dan kegiatan-
kegiatan lain yang mengarah pada peningkatan wawasan keilmuan dan
keterampilan kependidikan guru.
- Mengikutsertakan guru dalam kegiatan pendidikan formal, informal, dan
atau nonformal yang diselenggarakan pihak lain.
- Melakukan evaluasi, pembinaan, dan atau memberikan sanksi yang
berkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru.
Pembantu Direktur bidang Kesiswaan
Dalam bidang pembinaan siswa dan kegiatan kesiswaan
- Membina kegiatan keorganisasi siswa, kepramukaan, dan kegiatan-
kegiatan lain yang dilakukan oleh siswa
- Mempersiapkan kepesertaan siswa dalam lomba atau acara yang bersifat
pengembangan kemampuan, bakat, dan minat.
- Mengusulkan pencabutan hak siswa secara tetap kepada Direktur
Pembantu Direktur Bidang Ketatausahaan
Dalam bidang pengelolaan administrasi umum
- Menyusun dan melaksanakan SOP (Standar Operasional dan Prosedur)
yang berkait dengan penggunaan fasilitas Madrasah.
128
- Menyelenggarakan kegiatan administrasi induk Madrasah.
- Melakukan pembinaan administrasi pada badan atau satuan kerja
kemadrasahan.
- Mengadakan, memelihara, dan memutakhirkan data guru, karyawan, dan
siswa.
Dalam bidang keuangan
- Melakukan penarikan khairat syahriyah, dana kegiatan, dan kewajiban
keuangan siswa lainnya yang telah ditetapkan Yayasan dan
membukukannya dengan baik.
- Menangani administrasi dan pelaporan keuangan yang berhubungan
dengan penggunaan dana bantuan dari luar.
- Mengkoordinasi penyusunan RAPB operasional Madrasah.
- Mengajukan rancangan kebijakan dan besaran kewajiban keuangan siswa.
129
REFLEKSI STRUKTUR
PERGURUAN ISLAM MATHALI’UL FALAH
KAJEN MARGOYOSO PATI
Keterangan :
: Garis Intruksi
Yayasan Nurus
Salam
Direktur
PIM
Wakil Direktur
PIM
PD Bidang
Kurikulum
dan
Pendidikan
PD Bidang
Ketata
Usahaan &
Keuangan
PD Bidang
Keguruan
Kepala
Madrasah
PD Bidang
Kesiswaan
Tata Usaha & Administrasi
PIM
Panitia Ujian
Panitia
Pelaksana
Penyemakan
Hafalan
LPBA
Ko Kurikuler
Lajnatul Qobul
Wat Tarsyikh
Team Diskusi
Guru
Team Kursus
Bahasa Inggris
Perpustakaan
Team
Pengembangan
Baca Kitab &
Kursus Ilmu
Alat
Wali Kelas
Guru Non PNS
Guru PNS
Guru Mapel
Guru
Konseling
Guru Kelas
Team Bahtsul
Masail
Team Teladan
Staff Tata
Usaha Himpunan
Siswa
Mathali‟ul
Falah
Himpunan
Siswa
Mathali‟ul
Falah Putri
Panitia
Tahtiman
(PTM)
Kepramukaan
Komisi
Disiplin
Kegiatan Non
Kurikuler
Kantor
Pendidikan
Keguruan &
Kepegawaian
Kesiswaan
Keuangan
Humas
Sarana
Prasarana
130
: Garis Koordinasi
: Garis Sejajar
: Garis Ikatan dalam satuan intruksi
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Mathali’ul Falah
Kajen Maroyoso Pati
b. Pengembangan Kurikulum yang integral
Pengembangan kurikulum mengacu pada tujuan mempertahankan
tafaqquh fiddīn, pendidikan manusia seumur hidup serta perkembangan
sains dan tehnologi. Pelaksanaan kurikulum akan memberikan corak
spesifik yang memenuhi perkembangan zaman dengan dasar tujuan
didirikannya lembaga, sehingga alumni Perguruan Islam Mathali'ul Falah
mampu hidup di tengah-tengah perkembangan zamannya.
Sistematika perkembangan kurikulum yang berjenjang kesinam-
bungan menggunakan beberapa prinsip yang terpadu dalam satu kesatuan
operasional lembaga. Prinsip-prinsip itu sebagai berikut:
1) Orientasi pada tujuan.
Pengembangan kurikulum diupayakan agar seluruh kegiatan
terarah pada tercapainya tujuan yang telah terumuskan.
2) Relevansi.
Pengembangan kurikulum berusaha memenuhi kebutuhan dan
tuntutan zaman, sehingga alumninya mampu berperan aktif pada
kepentingan dan kebutuhan zaman.
131
3) Efisiensi dan Efektif.
Mengupayakan kegiatan kurikulum, mendaya gunakan waktu,
tenaga, biaya dan sumber lain secara tepat guna untuk mencapai
tujuan.
4) Fleksibel.
Dalam arti operasionalisasi kurikulum bersifat luwes, mampu
menyesuaikan dengan kondisi, waktu maupun tempat dengan tanpa
merubah prinsip dasar tujuan lembaga.
5) Integritas.
Mengusahakan agar segala macam kegiatan perangkat kurikulum
menyatu dalam proses pembentukan ahwal dan a'mal peserta didik.
6) Singkronisasi.
Dalam arti, kegiatan kurikuler dan non kurikuler searah, setujuan,
tidak terjadi satu bentuk kegiatan kurikuler yang tumpangsuh,
berlawanan atau meniadakan kegiatan lain.
7) Obyektif.
Dalam pelaksanaan pengembangan kurikuler mengikuti tatanan
dan mekanisme kebenaran ilmiyah dengan mengesampingkan
pengaruh-pengaruh emosional (paksaan dan kelatahan) dan irasional
(Wawancara dengan Pembantu Direktur I Bidang Pendidikan dan
Kurikulum H. Ahmad Su‟udi Romli, tanggal 21 Mei 2013).
132
c. Meningkatkan program non kurikuler
Kegiatan non kurikuler merupakan kegiatan yang integratif terhadap
kegiatan intra kurikuler dan diselenggarakan diluar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program pengajaran sesuai dengan keadaan yang
dibutuhkan.
Kegiatan non kurikuler di Madrasah Aliyah Mathali‟ul Falah Kajen
Margoyoso Pati memiliki muatan pengajaran, pengembangan dan
pendukung yang berkaitan dengan program kurikuler. Kegiatan-kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk lebih memantapkan proses pembentukan
kepribadian peserta didik (Wawancara dengan Pembantu Direktur III
Bidang Kesiswaan, Drs. H. Ahmad Subhan Salim, M.Ag, tanggal 27 Mei
2013).
Diantara kegiatan non kurikuler yang dikembangkan Madrasah Aliyah
Mathali‟ul Falah dalam rangka untuk pencapaian standar mutu yang
ditentukan adalah :
1. Pembentukan Panitia Ujian
Panitia ujian di Madrasah Aliyah Mathali‟ul Falah merupakan lembaga
yang mengelola pelaksanaan ujian, test kitab dan test al-Qur‟an.
Lembaga ini bertujuan untuk mengatur mekanisme test dan ujian
sehingga dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan
yang dilaksanakan berupa: ujian persamaan, ujian masuk siswa baru,
ujian catur wulan, ujian akhir, ujian ulang/remidi, test kitab dan tes
membaca al Qur‟an. Dan pelaksanaan masing-masing kegiatan
tersebut diatur dalam peraturan khusus.
133
2. Pembentukan Panitia Pelaksana Penyemaan Hafalan (P3H)
P3H adalah salah satu lembaga yang membidangi hafalan materi-
materi tertentu yang wajib dihafalkan oleh peserta didik. Lembaga ini
dimaksudkan untuk dapat menjadi wadah pelatihan kemampuan
peserta didik dalam bidang: kecepatan mereproduksi kesan, berfikir
kritis, keberanian mental, mandiri dan tanggung jawab sehingga dapat
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan P3H adalah:
bimbingan hafalan, test penyemaan hafalan secara umum, evaluasi
hasil hafalan.
3. Kepramukaan
Di Madrasah Aliyah Mathali‟ul Falah Kajen Margoyoso Pati kegiatan
kepramukaan memiliki muatan untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi gemar melakukan peran-peran kemanusiaan, disiplin,
kesederhanaan (memiliki pola hidup sederhana), mandiri, kepekaan/
kepedulian terhadap kemaslahatan lingkungan dan kecakapan/
keterampilan tertentu. Diantara program kepramukaan yang dilaksa-
nakan di Madrasah Aliyah Mathali‟ul Falah Kajen Margoyoso Pati
adalah:
a) Mengadakan pelatihan bagi penegak untuk meningkatkan
kemampuan dasar-dasar muatan kepramukaan yang telah
dikembangkan sehingga siap untuk mampu menerapkan pola hidup
sederhana, mandiri dan memiliki kepekaan terhadap kemaslahatan
umat serta sekaligus dipersiapkan sebagai (magang) pembantu
Pembina. Peran guru sebagai motivator dan organisastor sedangkan
134
peran Pembina sebagai pembimbing, penyuluh, pemandu, pelatih
dan sumber inisiatif.
b) Melaksanakan perkemahan. Kegiatan ini merupakan kegiatan
praktik dari muatan pelatihan dalam kehidupan di bumi
perkemahan.
4. Lajnah Qobul Wattarsyih
Lembaga ini merupakan lembaga yang berkepentingan untuk mengatur
mekanisme pengiriman siswa dan calon mahasiswa untuk belajar ke
luar negeri. Berikut proses ke beasiswanya. Lembaga ini diharapkan
agar dapat menjadi motivator dalam peningkatan prestasi belajar dan
pengembangan keilmuan pada jenjang yang lebih tinggi. Kegiatan
yang dilakukan meliputi: penyaringan calon siswa dan mahasiswa,
pengusahaan bea siswa, pengusahaan dokumen-dokumen pemberang-
katan ke luar negeri dan pemberangkatan siswa atau calon maha siswa
keluar negeri.
5. Lembaga Pengembangan Bahasa Arab
Lembaga pengembagan Bahasa Arab merupakan salah satu lembaga di
bawah koordinasi Pembantu Direktur I (Bidang Pendidikan dan
kurikulum). Lembaga ini bertujuan untuk mengembangkan bahasa
Arab dilingkungan siswa dan guru yang diharapkan sebagai penunjang
bagi pemahaman, pendalaman dan penghayatan ilmu-ilmu Islam dari
sumber aslinya. Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh dengan dua
sasaran kegiatan yaitu:
135
a. Bagi guru, antara lain: penertiban dan penyusunan buku pegangan
yang berhubungan dengan bahasa Arab, penataran guru bahasa Arab
dan Rihlah ilmiyah (study banding).
b. Bagi siswa, antara lain: pelaksanaan kursus bahasa Arab secara
intensif, dan pembinaan Qismun Nasyath siswa.
6. HSM dan HISMAWATI
a. Pembuatan majalah
Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan penerbitan yang
membutuhkan kemampuan di bidang jurnalistik, menampilkan
karya tulis ilmiyah, sebagai wahana ekspresi kreatifitas maupun
sarana komunikasi antar siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengarahkan siswa cakap dan trampil di bidang jurnalistik,
merangsang kreatifitas siswa dalam menampilkan karya tulis
ilmiyah, mendorong siswa untuk gemar membaca, melatih siswa
dalam bidang manajemen keuangan maupun waktu, sehingga
keberadaan anak dimanapun saja pada masa-masa selanjutnya
senantiasa membawa manfaat bagi manusia lain.
Kegiatan ini terdapat dalam HSM dan HISMWATI, peran guru
dalam kegiatan ini adalah sebagai motivator sedangkan sebagian
besar siswa maupun siswi berperan sebagai partisipan yang baik.
b. Kursus dan pelatihan
Organisasi kesiswaaan HSM dan HISMAWATI di tuntut untuk
melaksanakan kursus dan pelatihan. Kegiatan ini merupakan suatu
kegiatan yang bermuatan memberi kecakapan atau ketrampilan
136
tertentu pada siswa sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mempertajam penguasaan atau pemahaman
terhadap suatu pelajaran tertentu yang disampaikan di kelas ataupun
untuk memberikan kecakapan atau keteram-pilan pada siswa dalam
bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dalam kegiatan
ini peraqn guru sebagai motivator, supervisor terhadap
keikutsertaan peserta didik, sedangkan peran siswa sebagai
partisipan yang baik.
c. Diskusi
Kegiatan halaqoh merupakan kegiatan pertukaran pikiran di
lingkungan siswa PIM atau antara siswa PIM dengan siswa-siswa
dari luar PIM, ada yang menghadirkan nara sumber dari lingkungan
sendiri, dan ada pula nara sumber dari luar PIM. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengarahkan peserta didik kritis dalam
mensikapi permasalahan yang dijumpai, meningkat kembangkan
wawasan keilmuan serta memupuk dan memlihara solidaritas sosial.
d. Kaderisasi
Kegiatan ini merupakan terapan bidang-bidang kepemimpinan,
kerjasama, kemasyarakatan, administrasi perkantoran dan lain
sebagainya. Kegiatan ini melalui pendekatan kursus-kursus maupun
pendekatan kepanitiaan-kepanitiaan dan berbagai pendekatan
lainnya. Kegiatan kaderisasi ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
peserta didik mampu melakukan tugas-tugas organisasi, keilmuan
dan kemasyarakatan.
137
e. Bursa buku
Bursa buku merupakan kegiatan incidental HSM dilaksanakan pada
awal bulan Muḥarram bertepatan dengan peringatan haul Mbah KH.
Ahmad Mutamakkīn. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan
bekal kepada siswa mengenai berbagai macam buku yang berkaitan
dengan ilmu keagamaan, sosial dan tehnologi. Dan memahami
beberapa konsep dan teori tentang usaha, ketrampilan pemasaran,
ketrampilan melakukan daya saing.
f. Olah raga
Olah raga merupakan kegiatan HSM yang terdiri atas sepak bola,
volly ball, bulu tangkis, tenis meja dan atletik. Kegiatan ini
bertujuan untuk menjaga kesehatan, pertumbuhan dan perkem-
bangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi dan
seimbang.
g. Drum band
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk
menanamkan dan mengembangkan cita rasa keindahan dan
ketrampilan gerak tubuh serta menumbuhkan kreatifitas, disiplin,
bertanggung jawab terhadap korp, almamater dan masyarakat.
Dalam hal ini partisipai siswa sebagai pemain sangat dominan yang
berupa kekompakan dan kebersamaan. Dalam kegiatan ini peran
guru sebagai pembimbing, motivator dan manager.
138
h. Bantuan sosial
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan sikap peduli siswa
terhadap lingkungan sehingga mampu hidup harmonis di tengah-
tengah masyarakat. Kegiatan ini berupa pemberian bantuan baik
moral maupun material.
i. Musyawarah sugra
Merupakan bentuk tukar pikiran untuk memecahkan suatu masalah
berdasarkan disiplin keilmuan. Musyawarah dimaksudkan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan siswa, kritis dalam
menghadapi permasalahan. Peran guru dalam kegiatan ini sebagai
motivator, pembimbing dan pengarah.
j. Taman gizi
Kegiatan taman gizi merupakan media latihan dan sekaligus
santunan sosial dalam urusan gizi dan protein yang diarahkan pada
kepentingan ibu dan anak balita. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberikan kecakapan dan ketrampilan pada para siswi mampu
melakukan pengelolaan urusan gizi dan protein bagi kepentingan
anak balita, serta memiliki kepedulian terhadap ikhtiar mening-
katkan kualitas anak balita, baik segi pertumbuhan fisik maupun
perkembangan spiritual. Guru berperan sebagai motivator
7. Qismun Nasyat Siswa
Qismun Nasyat merupakan dalam LPBA, sebagai realisasi pengem-
bangan bahasa di kalangan siswa melalui pendekatan kegiatan-
kegiatan yang mengarah pada:
139
a. Penguasaan bahasa Arab lisan, diantaranya: demontrasi bahasa,
muhadatsah yaumiyah, khitobah Arobiyah, Muhaḍoroh (ceramah),
munaḍoroh (diskusi) rihlah ilmiyah dan tashdirul majallat wal
mufrodat.
b. Penguasaan bahasa arab secara tertulis, meliputi; penerbitan karya
tulis dalam bentuk majalah dinding dan bulletin berkala,
pelaksanaan lomba karang-mengarang bahasa arab.
8. Tim Bahsul Masail Guru
Tim ini merupakan sebuah tim yang dibentuk dengan tujuan
meningkatkan kualitas guru dalam penguasaan, pemahaman,
penghayatan kajian pada ilmu-ilmu Islam yang mana diharapkan guru
mampu menjawab masalah-masalah yang timbul baik dalam maupun
di luar kelas.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang dimaksud ditempuh melalui
kegiatan: metting persiapan bahtsul masail dan mengirim delegasi
untuk mengikuti bahtsul masail.
9. Tim Bahasa Arab Guru
Tim ini merupakan wadah pengembangan bahasa Arab di lingkungan
guru. Tim ini dimaksudkan untuk memasyarakatkan bahasa Arab di
kalangan guru, agar dapat diteladani oleh peserta didik di lingkungan
PIM.
10. Tim Musyawarah Guru
Tim ini merupakan sebuah tim yang dibentuk untuk meningkatkan
kualitas guru dalam hubungannya dengan metodologi mengajar dan
140
mengantisipasi permasalahan yang timbul selama kegiatan belajar
mengajar dengan realisasi kegiatan yaitu: kursus metodologi mengajar,
menerbitkan buku-buku pegangan untuk kelas tertentu.
11. Tim Diskusi Guru
Tim ini merupakan satuan kerja (team work) yang bertugas
menyelenggarakan diskusi di lingkungan guru, guna meningkat
kembangkan wawasan keilmuan para guru dan sekaligus
meningkatkan keberdayaan guru sebagai subyek pendidikan yang turut
menentukan keberhasilan pendidikan. Kegiatan diskusi di lingkungan
guru dimaksudkan untuk mengembangkan kualitas sumber daya guru
sehingga mampu merenspon/menjawab tuntunan perkembangan sosial
budaya yang berhubungan dengan kependidikan.
12. Tim Karya Tulis
Tim ini merupakan wadah bimbingan penulisan karya tulis bagi
peserta didik kelas 3 aliyah. Tim ini dibentuk dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas peserta didik disamping untuk menumbuhkan
minat baca. Tim ini berfungsi memberikan arahan dan bimbingan
sistematika penulisan karya tulis berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku.
13. Tim Teladan
Tim ini merupakan lembaga yang menangani proses penentuan siswa
teladan pada tiap-tiap jenjang pendidikan yang diselenggarakan di
PIM. Lembaga ini bertujuan untuk memberikan motivasi peserta didik
141
dalam meningkatkan semangat dan prestasi belajar sebagai penunjang
keberhasilan proses pembelajaran.
Lembaga ini bertugas menyeleksi dan menentukan peserta didik yang
berkualitas paling tinggi pada jenjang-jenjang tertentu berdasarkan
prestasi-prestasi yang telah dimiliki, sesuai dengan kriteria-kriteria
penilaian yang telah ditentukan.
14. Tim Bahasa Inggris
Tim ini merupakan lembaga pengembangan bahasa Inggris yang
diselenggarakan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Lembaga ini disamping bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dan ketrampilan peserta didik dalam berbahasa inggris dengan baik
dan benar juga diharapkan dapat memberikan motivasi dan
menumbuhkan kesadaran untuk berkomunikasi secara aktif dengan
menggunakan bahasa inggris dalam situasi-situasi tertentu.
Lembaga ini bertugas untuk mengadakan kursus-kursus, diskusi dan
kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjanag perbaikan ketrampilan
berkomunikasi dengan bahasa inggris.
15. Komputer
Lembaga ini memberikan rangsang ketrampilan peserta didik dalam
mengembangkan keilmuan, penalaran serta kecakapan mencapai bakat.
Lembaga ini memberikan kesempatan kursus dasar computer dan
praktik penggunaan peralatan yang dibutuhkan.
142
16. Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan
belajar mengajar. Keberadaan laboratorium bahasa ini dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan kualitas guru maupun peserta didik dalam
penguasaan dan pengembangan bahasa.
17. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga dibawah koordinasi
Pembantu Direktur I (Bidang Pendidikan dan Kurikulum). Lembaga
ini berfungsi untuk menunjang keberhasilan proses kegiatan belajar
mengajar disamping meningkatkan wawasan peserta didik dan tenaga
edukatif. Untuk mencapai tujuan dimaksud, diupayakan hal-hal
sebagai berikut: a) penataan menejemen perpustakaan b) pustakawan
yang professional, c) melengkapi koleksi perpustakaan, d)
meningkatkan minat baca.
18. Lembaga guru sukarela
Lembaga ini bertugas untuk mengirimkan guru sukarela agar dapat
mengabdi dengan niat khidmah kurang lebih 2 tahun pada lembaga
pendidikan tertentu. Lembaga ini bertujuan untuk membantu
mengembangkan nasyrul ilmi pada lembaga lain yang dipandang perlu
untuk dilestarikan keberadaannya.
Kegiatan lembaga ini terbatas pada upaya pengiriman tenaga guru
sukarela berikut penentuan persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi.
143
19. Jama‟ah
Kegiatan ini merupakan ikhtiar pembiasan bagi siswa agar melakukan
ibadah sholat secara berjamaah maupun dalam pengembangannya
untuk melakukan ibadah yang lain. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membentuk pribadi muslim yang memiliki kepedulian terhadap ibadah
solat secara berjamaah maupun ibadah lain yang dianjurkan secara
berjamaah.
3. Realitas Budaya Mutu Madrasah
Proses pendidikan panjang selama hampir satu abad di Mathaliul Falah
telah menghasilkan formulasi khas nilai-nilai pesantren yang melekat dalam
sosok pribadi yang dikenal dengan Shālih dan Akram yang kemudian
terejawantahkan di dalam nilai „Sembilan plus Satu‟. Landasan nilai khas
pesantren inilah yang kemudian dicita-citakan dapat terinternalisasi pada diri
civitas akademik Madrasah Aliyah Mathaliul Falah. Secara lebih detail, nilai-
nilai pesantren tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Al Akram, yang diambil dari ayat ‘Inna akramakum ‘inda Allahi
atqākum’ (Al-Hujuraat, 13) diyakini sebagai bentuk ideal seorang muslim.
yakni seseorang yang mempunyai keshalehan transendental dalam
hubungannya sebagai individu dengan Allah SWT. Muslim akram
dipersonifikasikan melalui niat yang baik, keikhlasan dan menjadikan
motivasi seluruh aktifitas hidupnya hanya kepada Allah (lillahi ta’ala).
Sedangkan al-Shālih dari ayat ‘…anna al ardl yaritsuha ibadiya as
shalihuun’ (Al-Anbiya‟, 105) secara garis besar dapat diterjemahkan sebagai
144
individu yang mempunyai kesalehan horisontal, mampu membaca tanda-tanda
zaman dan sekaligus mampu mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai
dengan tuntutan perkembangan zaman. Prinsip ideal ini dijelaskan melalui
sembilan nilai yang bersifat operasional dan satu nilai sebagai penyempurna:
1. Al-Khirs (curiosity): Al Khirs dimaknai sebagai kecintaan dan
keingintahuan terhadap ilmu dan pengetahuan yang tinggi sehingga
menjadi motivasi belajar yang tidak terkikis waktu dan usia.
2. Al-Amānah (kejujuran), sifat dasar yang harus dimiliki setiap individu.
Kejujuran di sini dimaknai pula sebagai sifat sportif sekaligus upaya
menghindari persaingan yang saling menghancurkan.
3. Al-Tawaḍḍu’ (humbleness), sifat sederhana dan kerendah-hatian dalam
konteks hubungan sosial yang diejawantahkan dalam bentuk kesantunan
dan kebersahajaan dalam bertutur dan bertindak. Sifat al-Tawaḍḍu’ ini
pulalah yang melandasi rasa hormat seseorang kepada guru dan yang
lebih tua tanpa mengurangi dialektika akademik yang dinamis.
4. Al-Istiqāmah (disiplin), baik dalam bentuk kepatuhan terhadap aturan,
komitmen dan konsensus maupun bentuk yang lain seperti penghargaan
terhadap waktu dan ketaatan memenuhi tanggung jawab yang diemban.
5. Al-Uswah al-Hasanah (keteladanan), sebagai prinsip utama dalam
kepemimpinan sifat ini dikembangkan menjadi bentuk komunikasi yang
terbuka, demokratis, dapat menjadi role model bagi orang lain, siap
memimpin sekaligus bersedia dipimpin.
6. Al-Zuhd (tidak berorientasi pada materi), orientasi hidup yang sulit tetapi
sangat penting dalam konteks hubungan seseorang dan hal-hal yang
145
bersifat kebendaan dan jabatan. Sifat ini tidak diartikan sebagai upaya
untuk menjauhi materi dan jabatan, sebaliknya agar dapat memanfaatkan
dua hal tersebut sebagai wasilah untuk pencapaian yang lebih tinggi,
yakni ridla Allah SWT.
7. Al-Kifah al-Mudawamah (Kejuangan), diartikan sebagai keberanian
memulai sesuatu yang baru untuk kemajuan umat, bangsa dan agama
tanpa pamrih pribadi sekaligus menanggung resiko yang mungkin
dihadapi.
8. Al-I’timad ala al-Nafs (kemandirian), sifat dimaknai upaya menghindari
ketergantungan kepada pihak lain sehingga berpotensi mengganggu
independensi sikap, prinsip dan pandangan hidup yang pada akhirnya
mengurangi nilai-nilai lain di atas.
9. Al-Tawaṣṣuṭ (Moderat), yang dapat diterjemahkan sebagai upaya untuk
mencari titik temu dari berbagai perbedaan paham dan pendapat,
sekaligus tidak bertindak ekstrim dalam menyikapi segala sesuatu.
10. Al-Barakah, sebagai pelengkap sekaligus penyempurna sembilan nilai
sebelumnya. Hal terakhir ini adalah nilai yang „tak kasat mata‟ namun
terasa kehadirannya dan tercapai setelah nilai sebelumnya paripurna
(wawan-cara dengan H. Abdul Ghoffar Rozin, M.Ed. pada tanggal 19 Mei
2013).