bab-iii-baru-2

14
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin akan timbul selama penelitian (Notoatmodjo, 2010). Desain dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design yaitu eksperimen semu karena eksperimen ini tidak memliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya di kontrol tidak dapat atau sulit dilakukan. Nonequivalent control group design rancangan ini digunakan untuk membandingkan hasil intervensi dimana desain ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang keduanya diukur sebelum dan sesudah diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technikque (SEFT) dengan pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak atau random (Notoatmodjo, 2010). Bentuk rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel . 3.1. Nonequevalent control group design Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test Intervensi Kontrol 01 03 X - 02 04 Keterangan :

Upload: atikk-hidayati

Post on 12-Jul-2016

2 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB-III-baru-2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

akan timbul selama penelitian (Notoatmodjo, 2010). Desain dalam

penelitian ini adalah Quasi Experimental Design yaitu eksperimen semu

karena eksperimen ini tidak memliki ciri-ciri rancangan eksperimen

sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya di kontrol tidak dapat

atau sulit dilakukan. Nonequivalent control group design rancangan ini

digunakan untuk membandingkan hasil intervensi dimana desain ini dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi

yang keduanya diukur sebelum dan sesudah diberikan terapi Spiritual

Emotional Freedom Technikque (SEFT) dengan pengambilan sampel tidak

dilakukan secara acak atau random (Notoatmodjo, 2010). Bentuk rancangan

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel . 3.1. Nonequevalent control group design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

IntervensiKontrol

0103

X-

0204

Keterangan :

Page 2: BAB-III-baru-2

01 : Tingkat depresi pada kelompok intervensi sebelum dilakukan (pre-

test) yang dilakukan untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien

hemodialisa.

02 : Tingkat depresi pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi

SEFT (post-test) yang dilakukan segera setelah pemberian intervensi.

X : Pemberian terapi SEFT kepada kelompok intervensi.

03 : Tingkat depresi pada kelompok kontrol yang dilakukan pertama kali

pada saat pre-test.

04 : Tingkat depresi post-test pada kelompok kontrol .

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gagal ginjal kronis

yang menjalani terapi hemodialisa di ruangan hemodialisa Rumah Sakit

Umum Daerah Ungaran yang berjumlah 30 orang dalam 6 bulan terakhir

dari bulan januari sampai bulan juni 2015.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

kreteria pemilihan sampel atau teknik pengambilan sampel mengunakan

teknik sampling jenuh atau total sampling. Total sampling teknik

penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai

sebagai responden atau sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil,

seperti bila sampelnya kurang dari lima puluh maka anggota populasi

Page 3: BAB-III-baru-2

tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lain

sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan

sampel (Hidayat, 2011). Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel yang

digunakan 30 orang yang terdiri dari 15 kelompok intervensi, dan 15 orang

kelompok kontrol.

a. Kriteria InklusiMenurut Saryono (2008), criteria inklusi merupakan batasan

ciri/karakter umum pada subjek penelitian, dikurangi karakter yang

masuk dalam kriteria eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah :

1) Bersedia menjadi responden.

2) Usia 20-60 tahun.

3) Tidak mengalami gangguan pendengaran.

b. Kriteria EksklusiKriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1) Pasien yang mengikuti terapi komplementer yang lain.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada pasien hemodialisa di ruangan

hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran mulai bulan Mei

sampai bulan agustus 2015. Alasan belum pernah dilakukan penelitian

sebelumnya tentang terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT)

pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.

Page 4: BAB-III-baru-2

D. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

IndependenTerapi spiritualemotional freedomtechnikque (SEFT)

Suatu teknik penggabungan antarasistem energi tubuh dengan terapispiritual dengan menggunakan metodetapping pada titik-titik tertentu padatubuh. Urutan prosedur : the set-up, thetune-in, the tapping, the 9 gamutprosedure, mengulang dari titikpertama hingga ke-18 (berakhir dikarate chop) dan di akhiri denganmenarik nafas panjang kemudianmenghembuskannya, sambil mengucapsyukur (Allhamdulillah). Dilakukan ±15 menit, 1 kali sehari, denganintensitas ketukan yang di sesuaikanrentan 5-15 ketukan.

Rasio

Page 5: BAB-III-baru-2

Dependen Penurunan tingkatdepresi pada pasienhemodialisa

Penurunan tingkat depresi pada pasienyang mengalami gagal ginjal kronis dibangsal hemodialisa RSUD Ungaranmengenai gangguan alam perasaan(mood) yang ditandai dengan tidakmerasa cemas, persaan percaya diri,minat, kegembiraan, dan gairah hidupyang di alami oleh pasien hemodialisa.

Kuesioner yangdibuat dari tandadan gejaladepresi yangterdiri dari 21pernyataan dalambentuk skalaGuttmantdengan kriteria:0 : Tidak

1 : Ya

Hasil ukur penurunan tingkat depresi dikatagorikan dengan rentang :a. Deprsi menurun :

Apabila dari 21pernyataan respodenmenyatakan

“ya” <12.

Ordinal

Page 6: BAB-III-baru-2

E. Metode Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyatan

tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012). Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner BDI II (Beck

Depression Inventory) yang berisi 21 pertanyaan, dilihat dari tanda dan

gejala tingkat depresi sebelum dan sesudah pemberian terapi SEFT pada

pasien hemodialisa.

Data dalam penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder:

a. Data primer, dikatakan data primer bila pengumpulan data dilakukan

secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran (Saryono, 2011).

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian

kuesioner yang disebarkan kepada responden yang telah dibagi

menjadi 2 kelompok yang diberi perlakuan berbeda untuk

mengetahui perbedaan metode terapi SEFT terhadap pasien

hemodialisa di ruangan hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah

Ungaran. Sebelum mengisi kuesioner, responden diberi penjelasan

tentang cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan

informed consent.

b. Data sekunder, apabila pengumpulan data yang diinginkan dari orang

lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri.

(Saryono, 2011).

Page 7: BAB-III-baru-2

Data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh

dari bagian adminitrasi ruangan hemodialisa di Rumah Sakit Umum

Daerah Ungaran yaitu data pasien gagal ginjal kronis yang menjalani

terapi hemodialisa pada saat melakukan studi pendahuluan sejumlah

30 pasien.

2. Validitas

Uji validitas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah

alat ukur tersebut valid, atau alat ukur tersebut dapat mengukur variabel

yang diukur (Riwidigdo, 2010).

3. Reliabilitas

Uji reiabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal mau internal.

Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest, equivalent,

dan gabungan keduanya. Internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan

menganilisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan

teknik tertentu (Sugiyono, 2011).

4. Prosedur Pengumpulan Data

a. Perijinan

1) Peneliti mengurus surat perijinan studi pendahuluan dari kampus

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

2) Peneliti mendapatkan surat perijinan studi pendahuluan dari

kampus STIKES Ngudi Waluyo yang ditujukan kepada kepala

Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran dan Kepala Kesatuan

Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

(KESBANGPOLINMAS) Kabupaten Semarang.

Page 8: BAB-III-baru-2

3) Peneliti meminta perijinan untuk melakukan studi pendahuluan

kepada Kepala Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan

Masyarakat (KESBANGPOLINMAS) Kabupaten Semarang.

4) Peneliti mengajukan surat studi pendahuluan kepada kepala

Rumah Sakit Umun Daerah Ungaran

5) Setelah Peneliti mendapatkan surat balasan, peneliti mengajukan

surat balasan studi pendahuluan kepada Kepala Ruang

Hemodialisa, guna untuk mendapkan data pasien hemodialisa.

b. Cara mendapatkan responden

1) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden.

2) Peneliti mendapat persetujuan dari responden tentang

ketersediaannya untuk menjadi responden dan memberitahukan

bahwa peneliti ini tidak memberikan dampak buruk pada

responden.

c. Menentukan asisten

Asisten ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan antra lain,

menguasai terori depresi, bisa melakukan terapi SEFT dengan baik

dan benar.

d. Menyamakan persepsi

Peneliti dengan asisten menyamakan persepsi dalam hal cara

melakukan terapi SEFT dan menentukan tingkat depresi, hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam proses

pengumpulan data.

F. Etika Penelitian

Page 9: BAB-III-baru-2

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari institusi

pendidikan kemudian mengajukan permohonan kepada tempat penelitin dan

setelah mendapat persetujuan baru melaksanakan penelitian dengan

menekankan masalah prinsip dan etik yang meliputi :

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian ini tidak

menggunakan tindakan yang dapat menyakiti atau membuat

responden menderita

b. Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan

untuk hal-hal yang dapat merugikan responden.

2. Prinsip Menghargai Hak

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, calon responden

diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang

dilakukan. Kemudian calon responden menandatangani lembar

persetujuan.

b. Anonymity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden dalam pengolahan

data penilitian. Peneliti menggunakan kode responden.

c. Confidentiality (Kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang

terkumpul dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

G. Pengolahan Data

1. Editing

Page 10: BAB-III-baru-2

Editing dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah di isi

dengan benar sesuai petunjuk pengisian. Pada tahap ini semua data

diperiksa, sehingga apabila ada lembar observasi yang belum di isi atau

ada kesalahan penulisan, masalah tersebut dapat ditanyakan kepada

responden.

2. Coding

Langkah selanjutnya adalah memberi kode pada setiap variabel untuk

mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Hal

ini penting karena alat yang di gunakan adalah program komputer SPSS

(Statistical Pacgage For Social Science) yang memerlukan kode-kode

tertentu. Peneliti menentukan kode angka 1 adalah kode untuk kelompok

intervensi dan angka 2 adalah kode untuk kelompok kontrol.

3. Tabulating

Merupakan kegiatan pengolahan data, agar dengan mudah dapat

dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

4. Entering

Pada langkah ini data-data yang sudh diperoleh dimasukkan kedalam

lembar kerja komputer untuk memudahkan pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS.

5. Cleansing

Langkah pembersihan data atau memastikan bahwa seluruh data yang

dimasukkan kedalam mesin pengolahan data sudah sesuai dan benar.

H. Analisa Data

Page 11: BAB-III-baru-2

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Notoatmodjo, 2010).

1. Analisis univariat

Jenis Analisis univariat yang digunakan adalah distribusi frekuensi.

Adapun variabel yang dianalisis adalah penurunan tingkat depresi pada

pasien hemodialisa sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Spiritual

Emotional Freedom Technique (SEFT).

Analisis Univariat adalah analisis yang bertujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik tiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010). Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk

menghitung jumlah skor yang didapatkan dibagi dengan skor maksimal

pada masing-masing sub variable yang diteliti. Dalam penelitian ini

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

Dalam penelitian ini analisa univariat adalah karakteristik umur, jenis

kelamin, pendidikan, variabel tingkat depresi sebelum dan sesuadah

diberikan perlakuan.

Hasil analisis univariate berbentuk distribusi frekuensi tentang

penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah

diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada

kelompok perlakuan. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah :

Page 12: BAB-III-baru-2

a. Gambaran kondisi depresi pada pasien hemodialisa sebelum diberikan

intervensi terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada

kelompok intervensi di RSUD Ungaran.

b. Gambaran kondisi depresi pada pasien hemodialisa sesudah diberikan

intervensi terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) pada

kelompok intervensi di RSUD Ungaran.

2. Analisa Bivariat

a. Uji Normalitas

Data yang digunakan dalam analisis bivariat ini berbentuk

ordinal, sehingga sebelum dilakukan uji hipotesis maka harus

diketahui terlebih dahulu normal tidaknya distribusi data. Apabila

distribusi data normal maka dilakukan uji parametrik, namun apabila

distribusi data tidak normal, maka menggunakan uji non parametrik

(Notoatmodjo, 2010). Uji statistik yang digunakan untuk uji

normalitas data dalam penelitian ini adalah uji Shapiro Wilk, karena

jumlah sampel < 50. Uji normalitas untuk mengetahui penurunan

tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah

diberikan terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

didapatkan hasil nilai p > 0,05 maka kesimpulannya distribusi data

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan pra syarat melibatkan dua kelompok

eksperimen. Dimana diharuskan responden dalam kelompok memiliki

karakteristik yang sama sebelum diberikan perlakuan. Uji ini

dilakukan dengan menguji penurunan tingkat depresi sebelum

diberikan perlakuan kepada kelompok dengan menggunakan uji

Page 13: BAB-III-baru-2

dependent t test, jika didapat p-value > 0,05 maka tidak ada

perbedaan kelompok peralakuan sebelum diberikan perlakuan atau

dengan kata lain kelompok dikatakan setara atau homogen (Dahlan,

2009). Dalam kelompok data, maka dari itu digunakan uji F untuk

mengetahui homogenitas varian dari kelompok data.

c. Uji Hipotesis

Teknik analisa bivariate digunakan untuk mengetahui pengaruh

therapy SEFT terhadap penurunan tingkat depresi pada pasien

hemodialisa RSUD. Ungaran. Tingkat depresi pasien hemodialisa

RSUD. Ungaran dengan menggunakan skala data rasio yang

merupakan data non parametric sehingga uji statistic yang digunakan

adalah Paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk

menguji apakah dua sampel yang berhubungan atau berpasangan

berasal dari populasi yang mempunyai mean yang sama atau tidak

(Sugiyono, 2010). Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok

sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan

atau pengukuran yang berbeda.

(Rumus Paired t-test)

Tabel 3.3

Uji Statistik Data

No Variabel

UjiParametrik(untuk data

normal)

UjiAlternatif

(Untuk data tidaknormal)

1. Uji perbedaan penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum diberikan perlakuan antara kelompok intervensi dan kelompok control

Uji t testindependent

Mann-Whitneytest

Page 14: BAB-III-baru-2

2. Uji perbedaan penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi

Uji t testdependent

Willcoxon test

3. Uji pengaruh penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok control

Uji t testindependent

Mann-Whitneytest

Hasil uji uji Paired sample t-test apabila nilai p value lebih kecil dari α =

0,05 adalah Ha diterima(Riyanto 2011). Maka dapat diambil kesimpulan ada

pengaruh terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap

penurunan tingkat depresi pada pasien hemodialisa di RSUD Ungaran.

I. Jadwal penelitian

Terlampir