bab iii apresiasi & inovasi

32
Penyusunan Model-model Pariwisata Di Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi 3.1 Konsep Teoritis Kata Pariwisata yang berasal dari bahasa sangsekerta, menurut etimologis terbentuk dari kata “Pari” dan “ Wisata” Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan Wisata berarti perjalanan, bepergian. Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Pariwisata adalah bepergiannya orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari- hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut. Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan III -1

Upload: hendra-bimantara

Post on 13-Apr-2016

365 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Apresiasi dan Inovasi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

3.1 Konsep Teoritis

Kata Pariwisata yang berasal dari bahasa sangsekerta, menurut etimologis terbentuk

dari kata “Pari” dan “ Wisata” Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan Wisata

berarti perjalanan, bepergian. Pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-

kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

Pariwisata adalah bepergiannya orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu

pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari, serta

kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat tujuan tersebut.

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi

wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses

menarik dan melayani wisatawan serta pengunjung lainnya.

Model adalah pola, macam atau jenis. Model Pariwisata adalah jenis dari bentuk

suatu kegiatan kepariwisataan dengan melihat objek dan kegiatan dari tempat pariwisata itu

sendiri. Ada beberapa model-model pariwisata yang sekarang berkembang di Indonesia,

model-model tersebut antara lain adalah :

1. Model Ekowisata, yaitu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan, maksudnya

melalui aktivitas yang berkaitan dengan alam, wisatawan diajak melihat alam dari

dekat. Ekowisata bukan jenis wisata yang semata-mata menghamburkan uang atau

pariwisata glamor, melainkan jenis pariwisata yang dapat meningkatkan

pengetahuan, memperluas wawasan atau mempelajari sesuatu dari alam. Contoh :

taman laut Bunaken, Pulau Komodo, Objek wisata Ujung Kulon.

III - 1

Page 2: BAB III Apresiasi & Inovasi

Manusia

Alam

Ekotourismebahari

Out put tak langsungOutput langsungKonservasi alam

Out put langsung (Hiburan, Pengetahuan

Input

Input

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Gambar 3.1Salah satu contoh jenis ekowisata taman laut di Pulau Wakatobi

2. Model Wisata Bahari, Wisata bahari dengan kesan penuh makna bukan semata-mata

memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan alami lingkungan

pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung

untuk mengembangkan konservasi lingkungan sekaligus pemahaman yang

mendalam tentang seluk beluk ekosistem pesisir sehingga membentuk kesadaran

bagaimana harus bersikap untuk melestarikan wilayah pesisir dan dimasa kini dan

masa yang akan datang. Jenis wisata yang memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan

secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan langsung diantaranya berperahu,

berenang, snorkeling, diving, pancing. Kegiatan tidak langsung seperti kegiatan

olahraga pantai, piknik menikmati atmosfer laut. Konsep wisata bahari di dasarkan

pada view, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan

karaktersitik masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing

daerah.

Gambar 3.2Salah satu jenis aktivitas model wisata bahari

III - 2

Page 3: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Gambar 3.3Skema Konsep Pengembangan Wisata Bahari

3. Model Agrowisata, kegiatan pariwisata agrowisata tidak lain adalah suatu jenis

pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, perternakan atau perkebunan

sebagai daya tarik bagi wisatawan. Contoh : Agrowisata kawasan puncak, lembang,

dan malang.

Gambar 3.4Salah satu contoh jenis agrowisata taman bunga di Lembang Jawa barat

4. Model Wisata Budaya, model wisata ini menjadikan keunikan dan kekhasan budaya

masyarakat setempat sebagai daya tarik wisatanya. Dengan model ini daerah yang

dijadikan sebagai tempat wisata diharudkan untuk selalu menjaga dan

mempertahankan keaslian budaya dan adat istiadatnya. Contoh objek wisata

Kampung Naga di Tasik, Objek wisata Suku Baduy di Banten.

5. Model Wisata Belanja, dalam model wisata belanja ini pemerintah setempat

menyediakan suatu wilayah khusus yang dijadikan sebagai tempat pusat

perbelanjaan. Model dianggap sebagai salah satu model yang paling menguntungkan

dari segi ekonomi, karena pada umumnya para wisatawan telah menyiapkan dana

khusus yang akan dipakai untuk berbelanja di tempat tersebut. Contoh kawasan FO

(factory outlet) di Bandung, Kawasan belanja Singapura dan Hongkong.

Gambar 3.5

III - 3

Page 4: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Salah satu contoh jenis wisata belanja factory outlet (FO) di Bandung

6. Model Wisata Taman Rekreasi, pada umumnya model wisata ini bertemakan konsep

“fun” artinya para wisatawan yang datang bertujuan untuk bersenang-senang dengan

disuguhkan taman-taman dan arena rekreasi atau wahana bermain yang dapat

dinikmati oleh semua kalangan usia dari anak-anak, remaja dan usia dewasa. Contoh

Dunia fantasi di kawasan Ancol.

Gambar 3.6Salah satu contoh jenis wisata taman Rekreasi

Namun seiring dengan perkembangannya biasa pihak pengelola tempat pariwisata

memadukan beberapa model-model wisata dalam suatu kawasan pariwisata dengan tujuan

untuk memvariatifkan aktivitas wisata agar dapat menarik wisatawan untuk terus berkunjung

ke kawasan pariwisata tersebut.

Prinsip-prinsip Dasar Perencanaan Pariwisata untuk skala makro mempunyai

beberapa konsep yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan analisis, yaitu antara

lain :

1. Konsep Pintu Masuk

Titik-titik akses untuk domestic

Merupakan given factor (sudah ada sebelum pengembangan pariwisata dilakukan)

Pada Negara besar (perlu ada beberapa titik, untuk menghindari back tracking dan

menciptakan variasi paket wisata).

2. Konsep Area Perantara

Berlokasi dekat pintu masuk

Dilengkapi fasilitas-fasilitas dan pelayanan-pelayanan wisata.

Merupakan titik-titik untuk istirahat/aklitimasi sebelum menuju daerah tujuan wisata

lainnya.

3. Pengembangan Atraksi Terpusat (Clustered)

III - 4

Page 5: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Pada suatu tempat yang terdapat atraksi wisata utama dikembangkan atraksi-atraksi

lain yang melengkapi.

Tujuannya untuk menambah pengalaman wisata serta menahan lama kunjungan

wisatawan.

4. Pengembangan Wilayah Pariwisata

Dibangun berdasarkan :

Daya tarik wisata utama dan khusus

Keterkaitan antara aktivitas wisata

Aksesibilitas dan jaringan transportasi yang baik

Kecocokkan fisik untuk pengembangan fasilitas

Perlu dikembangkan kantong-kantong pengembangan yang juga berfungsi sebagai

area perantara.

5. Pengembangan Kantong-kantong pariwisata

Didasarkan pada :

Keadaan atraksi wisata

Iklim mikro

Lingkungan fisik

Ketersediaan lahan

Aksesibilitas

Lokasi lahan-lahan prime land Dukungan masyarakat

Ketersediaan SDM

6. Prinsip Pengembangan Infrastruktur

Terutama untuk jaringan transportasi

Harus bersifat multiguna

Katalis bagi sektor perekonomian lainnya

7. Pertimbangan Musim Kunjungan

Musim ramai dan sepi

Aktivitas dan atraksi yang dapat dikembangkan pada masing-masing musim

8. Pengembangan bertahap

Perlu dipilih wilayah dan kantong-kantong pengembangan utama yang akan dibangun

pada tahap awal dan selanjutnya

Pengembangan bersifat getok tular, namun tetap terencana dan terkendali

9. Rencana Tapak Kawasan Wisata

III - 5

Page 6: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Proses perencanaan pariwisata mikro masih dapat dilakukan oleh perencana

pariwisata

Merencanakan aktivitas, fasilitas dan aspek-aspek pengelolaan tapak kawasan wisata

(contohnya resort) Seringkali tapak kawasan wisata sudah berkembang tanpa ada perencanaan awal.

10. Jenis Tapak Kawasan Wisata

Pantai dan pinggiran laut

Gunung dan ski

Holiday village Spa dan kesehatan

Marina dan selam

Pancing

Retreat Arkeologis

Peninggalan sejarah

hiburan

11. Isi Rencana Tapak Kawasan Wisata

Deskripsi bentukan lingkungan alam/budaya khusus

Deskripsi atraksi dan aktivitas wisata disekitar lokasi

Analisis pasar wisata

Zonasi aktivitas dan fasilitas wisata

Hubungan antar aktivitas dan fasilitas

Peletakan fasilitas

Akses masuk ke kawasan

Jaringan sirkulasi internal

Area penyanggah

Akses umum bagi publik

Penempatan infrastruktur

Desain fasilitas dan pertamanan

Daya dukung lingkungan

Fasilitas pendukung

Pentahapan pembangunan

3.2 Konsep-Konsep Pariwisata

III - 6

Page 7: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

1. Konsep Pengembangan EkowisataSalah satu batasan mengenai pengertian konsep pengembangan ekowisata (eco

tourism), adalah bagian terbaru pengembangan kepariwisataan di Indonesia, dimana sisi dan

materi utama yang di jual adalah originitas keadaan alam seperti kehutanan dan kelautan.

Issue pengembangan ekowisata berkembang seiring dengan adanya tuntutan-tuntutan

sebagai berikut:

Semakin baiknya pemahaman dan penghargaan para wisatawan (wisataman muda)

terhadap perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam,

Menurunnya kualitas lingkungan di beberapa tempat baik diperkotaan maupun di

pedesaan, sehingga keberadaan lingkungan alam yang asli dan asri menjadi sesuatu

hal yang dicari,

Telah berkembangnya cabang-cabang olahraga dan kegiatan out door yang

mempergunakan faktor alam sebagai dasar kegiatan tersebut,

Adanya issue global berkaitan dengan aspek pelestarian alam terutama di kawasan-

kawasan tropis.

Dalam lima tahun terakhir pemerintah Indonesia (baik pusat maupun daerah) telah

mengupayakan pengembangan ekowisata menjadi salah satu upaya yang efektif bagi

promosi pelestarian lingkungan. Kerjasama dengan pengelola swasta telah memberikan

harapan-harapan baru pengembangan ekowisata seperti :

Semakin baiknya arti perlindungan lingkungan alam dari kerusakan akibat kegiatan

pembangunan fisik perkotaan,

Telah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah terpencil,

Memberikan kesempatan pada daerah-daerah terpencil dan terisolir untuk

berkembang karena menerima pembangunan prasarana dan sarana dasar seperi

listrik, jalan dan penunjang akomodasi lainnya,

Memberikan harapan yang lebih baik terhadap pendapatan daerah dan

kesejahteraan masyarakat pedesaan bila dikelola secara baik.

2. Konsep AgrowisataWisata agro adalah cara baru dalam memberikan pelayanan wisata alam dengan

produk yang dijual adalah lingkungan pedesaan yang dipadu dengan aktivitas pertanian,

perkebunan, perternakan dan perikanan. Oleh karena konsep utamanya adalah

mengedepankan sisi-sisi alamiah, maka dalam prakteknya konsep agro wisata sering

dipadukan dengan wisata petualangan (baik individu maupun kelompok). Secara sederhana

konsep wisatawan/pengunjung dapat turut aktif langsung dalam proses produksi setempat.

III - 7

Page 8: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Sebagian prasyarat dalam pengembangan konsep agrowisata, atau lokasi wisata

haruslah memiliki persyaratan sebagai berikut :

Lokasi, bertipe pedesaan atau kawasan homogen produktif seperti kawasan kebun

teh, kebun apel, sayur mayor, bunga, perikanan dan lain sebagainya,

Memungkinkan terjadi interaksi yang menonjol antara lokasi objek dengan

wisatawan, seperti tidak adanya kendaraan untuk mencapai satu titik dengan titik

lainnya,

Faktor tradisional yang kental, karena konsep agro lebih mengedepankan sisi-sisi

tradisional.

3. Konsep Wisata IntiWisata inti adalah jenis wisata tunggal dimana atraksi wisata yang diperlihatkan/dijual

berupa satu atraksi saja dan biasanya bertipe wisata alam. Beberapa contoh wisata inti

adalah air terjun, kolam renang, kebun binatang, dimana hanya materi wisata utamanya saja

yang dikedepankan dan dipromosikan. Komponen dan elemen lainnya hanya sebagai

pelengkap kegiatan wisata inti. Wisata inti adalah pola tempat wisata yang paling banyak

berkembang di Indonesia saat ini.

4. Konsep Pengembangan Kawasana. Faktor View

View yang terlihat pada tapak untuk suatu objek wisata adalah sangat penting untuk

menciptakan suasana yang menyenangkan dan rekreatif bagi kegiatan wisatanya.

Potensi view yang memungkinkan ada pada tapak antara lain danau, hutan, gunung,

dan lahan pertanian. Kebutuhan akan sudut pandang yang baik dan mendukung kesenangan

agar menikmati kegiatan wisata perlu ditindak lanjut dengan penentuan titik-titik optimum.

Untuk hal tersebut pendekatan perancangan yang dapat dilakukan adalah:

o Orientasi perencanaan tapak yang diarahkan untuk mendapatkan view yang bagus,

misalnya mengarah bebas ke perairan dan pengunungan atau mengarah pada

tatanan objek wisata buatan (taman rekreasi).

o Orientasi dan bukan bangunan-bangunan yang ada pada tapak mengarah pada view

yang bagus.

o Bangunan atau venues buatan yang bagus dan membentuk landmark yang unik

dapat menghasilkan view yang bagus dan berpotensi memberikan pengarahan

pandangan yang menyenangkan dan khas.

III - 8

Page 9: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Untuk mendapatkan dan merencanakan view yang baik dan maksimal perlu

dipertimbangkan beberapa aspek antara lain aspek penggunaan lahan, aspek topografi,

aspek ruang jarak pandang, dan aspek kontur.

b. Faktor Vegetasi Penanaman vegetasi pada perencanaan tapak, dapat berfungsi membentuk suasana

keasrian, keindahan dan keselarasan antara elemen buatan dan elemen alamiah, dan dalam

perencanaan untuk objek wisata, penanaman vegetasi dapat berfungsi sebagai penambah

nilai estetika lingkungan wisata. Penanaman vegetasi harus direncanakan secara terpadu

antara fungsi penanaman, peletakkan, dan bentuk atau jenis vegetasi yang ditanam.

Berdasarkan fungsinya, penanaman vegetasi pada tapak dapat dimanfaatkan untuk

menciptakan suasana dalam ruang kegiatan wisata yaitu:

1. Sebagai kontrol pandangan dan fisik, dimana vegetasi dipergunakan untuk

melingkupi tapak area objek wisata agar terpisah secara harmonis atau membentuk

pemisahan antara area pergerakan dan ruang tunggal,

2. Sebagian pengendali iklim, dimana vegetasi dimanfaatkan untuk mereduksi

gangguan lingkungan dan merubahnya menjadi iklim mikro yang diinginkan dalam tapak,

seperti menjadi peneduh dari radiasi matahari, menghalangi hembusan angin dan cuaca

panas, serta menjadi tirai penyaringan suhu udara,

3. Sebagai pendukung nilai estetika, dalam hal ini vegetasi dapat menambah nilai

estetika dan keindahan pada objek wisata antara lain dengan penggunaan warna-warna

daun, bentuk tanaman, dan garis-garis irama tanaman secara horizontal. Peletakan

tanaman juga dapat menjadi pemisah area dan membentuk pengarah jalur pergerakan di

dalam kawasan wisata.

c. Faktor Pencapaian Pencapaian ke suatu objek rekreasi bertujuan untuk memberikan kesan menerima,

menarik, dan mempertimbangkan kemudahan gerak. Untuk keperluan tersebut lokasi/objek

wisata memerlukan penggunaan jalur akses penghubung melalui causeways (jalan lintasan

yang ditinggikan dengan melawati perairan) atau jembatan. Pada lingkungan mikro,

kemudahan gerak pencapaian ke kawasan wisata harus dapat diselaraskan dengan elemen-

elemen pendukung kawasan wisata, dimana pencapaian masing-masing elemen dilakukan

dengan akses terbatas berupa koridor tersebut perlu dilakukan sejak gerbang utama, ticket

box, lahan parker, gedung-gedung atraksi, dan akomodasi pendukung wisata lainnya. Jadi

pencapaian akan dilakukan secara bertahap yaitu pencapaian dengan menggunakan

kendaraan dan pencapaian dengan berjalan kaki.

III - 9

Page 10: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

d. Faktor Sirkulasi Pola sirkulasi dalam suatu objek wisata merupakan prasyarat penting bagi ke

langsungan kegiatan wisata. Pola sirkulasi akan terbagi menjadi :

Pola sirkulasi pejalan kaki, dalam hal ini pola sirkulasi harus memiliki citra rekreatif

yang menunjang fungsi wisata dengan menggunakan prinsip meminimalkan adanya

crossing antara manusia dan kendaraan,

Pola sirkulasi kendaraan, dalam pengaturan objek wisata yang berpola, arus

kendaraan dikendalikan dalam suatu arus searah terpusat menuju area pengumpilan

(lahan parkir). Oleh karena dalam pengembangan kawasan terdapat pula objek dan

elemen wisata yang terletak berjauhan, maka peran jalan penghubung menjadi sangat

penting. Untuk pola sirkulasi pada kondisi demikian, dapat dilakukan pemisahan arus

untuk masing-masing elemen wisata dengan tidak mengorbankan sisi-sisi kemudahan

yang diharapkan oleh pengunjung/wisatawan.

Dalam perancangan lebih lanjut, pola sirkulasi pengunjung harus dapat disebar

sehingga para pengunjung memiliki pilihan yang beragam dalam menentukan elemen wisata

yang dipilih untuk dikunjungi. Cara penyebaran haruslah mempertimbangkan aspek-aspek

kenyamanan, kemudahan, dan jarak tempuh serta mempergunakan pola-pola yang tidak

monoton seperti mempergunakan suasana yang berbeda dan jalan-jalan berbelok.

5. Kebutuhan Aktivitas dan Ruang Kegiatan WisataProgram penyediaan fasilitas untuk mewadahi aktivitas yang akan direncanakan

didasarkan atas pendekatan antara lain :

Kebutuhan akan rekreasi yang sesuai dengan kelompok umur,

Kebutuhan fasilitas atau sarana rekreasi yang didasarkan pada minat masyarakat

secara luas,

Penambahan jenis-jenis/wahana rekreasi lainnya yang diperkirakan dapat

berkembang sesuai dengan kondisi dan tapak,

Adanya usaha yang saling menunjang kelangsungan objek wisata sehingga dapat

berfungsi sebagaimana mestinya,

Menghidupkan suasana rekreatif didalam tapak dengan mengikutsertakan

masyarakat sekitar dalam pengadaan sarana-sarana pelengkap seperti warung, kios

makanan, toko cinderamata, dan lain sebagainya.

a. Aktivitas Taman Rekreasi

III -10

Page 11: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Aktivitas yang dilakukan adalah meliputi kegiatan bersantai ditaman, berenang di

kolam renang, bermain di taman bermain anak-anak, berbelanja souvenir dan makanan khas,

beristirahat di rumah makan dan menikmati acara panggung terbuka.

Pengembangan sektor mandiri dihadapkan kepada perkembangan yang bersifat

terobosan (Breakthrough). Pengembangan “Breakthrough” merupakan suatu pengembangan

lompatan yang :

1) Mencapai economic feasibility dalam waktu lebih singkat, kelebihan dari

pendekatan ini dibandingkan dengan pendekatan incremental adalah peluang dapat

meraih kelayakan ekonomik dalam waktu yang lebih cepat. Apabila daya tarik yang

besar dan disertai dengan pemasaran yang berhasil maka kegiatan ini diharapkan

mencapai “economic of scale” dan menghasilkan imbalan yang layak bagi investor,

2) Berfokus kepada pengembangan sektor kepariwisataan, pada pendekatan ini

sektor kepariwisataan betul-betul menjadi titik sentral dalam rencana pengembangan.

Oleh karena itu rencana pengembangan ini betul-betul harus menjadi kesepakatan

bersama dari semua pihak yang terkait,

3) Disertai dengan pemilihan produk, penciptaan citra, dan penentuan produk

(positioning) yang baik, didalam pendekatan “Breakthrough” harus ada upaya

pemasaran yang dilakukan secara paralel dengan pembangunan kawasan wisata.

Didalam pemasaran ini, konsep produk yang ditawarkan harus menarik dan khas dan

mampu memberikan citra yang kuat. Konsep produk yang dikembangkan dapat

berakar pada potensi khas pariwisata yang ada ataupun merupakan produk yang

dikembangkan.

Diagram berikut ini memperlihatkan hubungan-hubungan yang apabila terjadi dapat

mendukung keberhasilan pendekatan “Breakthrough” ini :

III -11

Investasi Pengembalian Investasi

Surplus Usaha BesarKapasitas

(Daya Tampung Tinggi)

Pembangunan Kawasan

Pemasaran Internasional

Daya Tarik Tinggi

Demand Kunjungan Wisatawan Tinggi

Page 12: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Gambar 3.7Pendekatan Breakthrough

Pendekatan Breakthrough ini memerlukan investasi awal yang amat besar baik untuk

pembangunan kawasan maupun untuk pemasaran Internasional. Bersama dengan besarnya

investasi ini juga akan dihadapi resiko financial yang tinggi. Apabila pendekatan ini ditempuh

maka harus betul-betul didasari perhitungan financial yang ketat.

3.3 Produk WisataWisata menurut UU RI No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab Pasal 1 Ayat 1

adalah Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Kemudian

dimaksud dengan produk wisata meliputi :

1. Transportasi

Berkaitan dengan aksesibilitas dan alasan utama mengapa wisatawan melakukan

perjalanan, serta moda transportasi yang digunakan dari dan ke suatu destinasi.

2. Akomodasi dan Jasa Boga

Berkaitan dengan dua hal yang wisatawan perlukan yaitu tempat tinggal dan makanan

serta minuman.

3. Atraksi Wisata

Berkaitan dengan alasan utama mengapa wisatawan memilih suatu destinasi.

4. Pelayanan

Berkaitan dengan pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada wisatawan selama

wisatawan tersebut tinggal dalam suatu destinasi.

Atraksi merupakan kunci utama keberhasilan pengembangan wisata walaupun

elemen-elemen lainnya seperti transportasi (aksesibilitas), akomodasi dan promosi juga tidak

kalah pentingnya. Keistimewaan daya tarik wisata merupakan dasar pengembangan

kepariwisataan di wilayah atau kawasan. Daya tarik disini diklasifikasikan menjadi 3 (tiga),

yaitu :

1. Daya tarik alam

Dibagi berdasarkan bentuk (penampilan) lingkungan alam. Kategori utama daya tarik

alam terdiri dari beberapa tipe yang digambarkan sebagai berikut :

a. Iklim

b. Keindahan alam

c. Pantai dan marina

d. Flora dan fauna

III -12

Page 13: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

e. Bentukan alam yang spesifik

f. Taman dan area konservasi

g. Wisata kesehatan

2. Daya tarik budaya

Faktor utama daya tarik budaya berdasarkan kepada kegiatan manusia yang terdiri dari :

a. Tempat-temapt arkeologi, bersejarah dan berbudaya

b. Pola-pola kebudayaan (desa wisata)

c. Barang-barang seni dan kerajinan

d. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang menarik

e. Wilayah perkotaan yang menarik

f. Museum dan fasilitas budaya lainnya (galeri)

g. Festival-festival budaya

h. Kelemahan penduduk lokal

i. Ziarah (perjalanan keagamaan)

3. Daya tarik buatan manusia

a. Taman bertema, taman hiburan dan sirkus

b. Wisata belanja

c. Pertemuan, konferensi, dan konvensi

d. Peristiwa-peristiwa khusus

e. Hiburan

f. Rekreasi dan olahraga

3.4 Promosi PariwisataKegiatan promosi merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari suatu

aktivitas pemasaran. Proses promosi merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk

meyakinkan pihak-pihak lain (konsumen) untuk menerima ide-ide, konsepsi atau produk.

Proses komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian formasi dari

suatu kondisi tertentu pada produk (existing condition) untuk mencapai kondisi yang

diharapkan (expected condition), yaitu kondisi dimana produk memiliki keunggulan komparatif

dan kompetitif yang tinggi sekali. Dalam memasuki persaingan untuk merebut pasar, maka

produk dihadapi beberapa hambatan atau entry barriers. Salah satu cara menembus entry barriers tersebut dalam mencapai keunggulan kompetitif adalah dengan kegiatan promosi.

Proses promosi atau komunikasi memiliki beberapa aspek pertimbangan untuk

mencapai promosi yang efektif, yaitu :

III -13

Page 14: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

1. Contents, atau isi dari promosi

Kajian contents ini menampilkan juga tingkat utilitas dari produk. Dalam kajian Pasar

Wisata, hal ini berarti kondisi totalitas produk dalam kegiatan tersebut.

2. Character, atau karakter dari promosi

Bentuk atau tipe karakter spesifik yang mampu menampilkan kualitas dan daya tarik

produk serta implikasinya dalam mencapai pasar sasaran.

3. Creativity, atau kretivitas dalam promosi

Artinya promosi tersebut berbasis pada product knowledge dan pemberdayaan sumber.

4. Stakeholders, keikutsertaan semua pelaku kepariwisataan baik sebagai aktor, mediator, transformer, dan audience.

Dalam perencanaan strategi promosi, konsideran-konsideran dasar yang perlu

dilakukan adalah market segmentation and competitive positioning determination of promotional strategy, dan the promotional appropriation. Secara lebih tegas, promosi

merupakan fungsi komunikasi dari pemasaran, sehingga kegiatan promosi bersifat

multifaceted dan kompleks.

3.5 Teori – teori Mengenai PariwisataPengembangan wisata alam harus berlandaskan prinsip-prinsip kelestarian

lingkungan dimana prinsip tersebut harus dapat diterjemahkan ke dalam tingkat yang praktis

(pengelolaan dan pelaksanaan). Untuk dapat mengupayakan pentahapan pengembangan

wisata secara benar, maka diperlukan strategi-strategi yang tepat dan sesuai dengan potensi

dan permasalahan yang terjadi. Strategi yang kemudian dikemas dalam tindakan-tindakan

yang imlementatif akan dapat memberikan keluaran-keluaran yang sesuai dengan tujuan dan

harapan yang telah diuraikan. Beberapa strategi dalam pengembangan wisata adalah :

Berkelanjutan (Sustainability). Pada prinsipnya semua kegiatan yang

menggunakan sumber-sumber daya alam harus dapat memberikan jaminan

kelangsungan siklus alam dan pelestarian lingkungan. Apabila tidak terdapat

keseimbangan dalam pengelolaannya maka akan terjadi penurunan kualitas lingkungan,

kerusakan bahkan hingga pemusnahan sumber alam.

Pengelolaan bertahap.

Menggunakan perencanaan terintegrasi.

Dukungan Peraturan.

Pengembangan infrastruktur.

Pemantauan dampak lingkungan.

Promosi dan pemasaran.

III -14

Page 15: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Standar design dan keselamatan.

Dukungan sumber daya manusia.

Pelibatan masyarakat setempat.

Dukungan system pendanaan yang stabil.

1. Teori Pengembangan Parawisataa. Pariwisata Merupakan Suatu Industri

Batas Mengenai industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan

yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (Good and services) yang

di butuhkan wisatawan khususnya dan pelaku perjalanan pada umumnya, selama dalam

perjalanan. Sebagaimana yang diungkapkan pula oleh Salah Wahab, Ph. D dalam bukunya

Mengenai parawisata dan ekonomi Nasional bahwa:

Parawisata menjadi jasa-jasa dan barang yang berkaitan dengan pariwisata,

Produk yang dijual terutama berupa jasa-jasa yang tidak dapat di jamin

(Intangibles) seperti: udara yang sejuk, alam yang indah yang kelihatannya secara

potensial tidak akan habis-habisnya dan hanya tunduk pada keterbatasan upaya

promosi dan penjualan,

Pariwisata adalah sarana yang ampuh dan efektif bagi kebijaksanaan umum

untuk menciptakan perpaduan sosial dan budaya pada tingkat nasional maupun

Internasional.

b. Teori Pembangunan ParawisataMenurut dalam bukunya mengatakan bahwa pengembangan wisata merupakan

usaha yang terus menerus, pengembangan ini harus mampu memberikan daya tarik terhadap

daerah tujuan wisata yang lain, baik dari segi pelayanan, atraksi, maupun objek wisata,dan

lain sebagainya sehingga dapat menyesuaikan dengan selera wisatawan.

Dengan demikian bahwa pengembangan pembangunan sektor pariwisata tidak kalah

pentingnya dengan pembangunan sektor-sektor lain yang ada di Daerah tersebut. Serta

menambah berkembangnya sektor-sektor yang baru untuk berkembang baik sektor formal

maupun informal

Menurut para ahli bahwa faktor pembentukan daya tarik wisata di kelompokkan

menjadi lima Kelompok yaitu: alam , budaya, sejarah, fasilitas rekreasi, serta sarana dan

prasarana. Lebih jelasnya dapat di lihat pada berikut.

Tabel III.1Faktor-Faktor Pembentuk Daya Tarik Wisata Menurut Para Ahli

III -15

Page 16: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

H. Robinson1969

Daugles GP.1969 Robert W.i 1977

Charles Gearing

1974Peters1976

Cuaca Atraksi wisata

Sumber Alam Alam Budaya

Pemandangan Transportasi Prasarana Sosial Budaya

Taradisi

Fasilitas Akomodasi Transportasi Sejarah PemandanganSejarah dan Budaya

Pelayanan Sarana(infrastruktur) Fas. Rekrasi Hiburan

Aksesibilitas Prasarana Keramah Tamahan Parasarana dan Akomodasi

Daya tarik lain

2. Teori Pelestarian AlamKonsep Pelestarian yang modern adalah pemeliharaan dan pemanfaatan sumber

daya alam secara bijaksana, konsep ini pada hakekatnya adalah gabungan dua prinsip kuno

yang telah lama ada. Pertama ialah kebutuhan untuk merencanakan pengembangan sumber

daya yang didasarkan pada inventarisasi yang akurat, Kedua kebutuhan untuk melakukan

tindakan perlindungan yang menutup kemungkinan pemanfaatan sumber daya oleh kaum elit

yang waktu luangnya di gunakan untuk menikmati keindahan alam, suatu hal yang pada

hakekatnya bersifat mementingkan diri sendiri dan anti pembangunan.

Sebaliknya sekarang apabila kawasan yang dilindungi dan dirancang secara tepat,

diakui dapat memberi keuntungan dan yang lestari bagi masyarakat, konsep pelestarian

menunjang peranan penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi serta turut

menyumbangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi pusat-pusat perkotaan dan

meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

Dalam buku yang di kutip dalam strategi pencagaran sedunia (World Conservation Strategy) bahwa cagar alam mempunyai tujuan:

Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan,

Mempertahankan keanekaragaman genetis,

Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara berkelanjutan.

Ketiga tujuan di atas saling berkaitan dalam hal ini bahwa tujuan yang ketiga

menyatakan secara eksplisit pencagaran tidak berlawanan dengan pemanfaatan dan jenis

ekosistem, tetapi pemanfaatan itu haruslah dilakukan dengan cara menjamin adanya

kesinambungan yang berarti kepunahan jenis dan kerusakan ekosistem tidak boleh terjadi.

Dengan terjaganya keaneka ragaman jenis, proses ekologi yang esensial dalam sistem

pendukung kehidupan akan dapat terpelihara yaitu salah satunya fungsi hidrologi.

III -16

Page 17: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

3. Teori Wisata Berwawasan Lingkungan Pariwisata merupakan industri yang berkelangsungan hidupnya sangat di tentukan

oleh baik buruknya lingkungan. Ia sangat peka terhadap kerusakan lingkungan, misalnya

pencemaran oleh limbah domestik yang berbau dan terlihat kotor, sampah yang bertumpuk

dan kerusakan pemandangan oleh penebangan hutan, gedung yang letak dan arsitekturnya

tidak sesuai serta sikap penduduk yang tidak ramah. Tanpa lingkungan yang baik tidak

mungkin pariwisata berkembang, pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan

haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan sebab dalam industri pariwisata

lingkungan itulah yang sebenarnya di jual karena itu di dalam pengembangan pariwisata asas

pengembangan lingkungan untuk melestarikan kemampuan lingkungan dalam mendukung

pembangunan yang berkesinambungan bukanlah merupakan hal yang abstrak melainkan

benar-benar konkrit dan sering mempunyai efek jangka pendek.

Dalam kepariwisataan terdapat keterkaitan yang erat antara kegiatan pariwisata

dengan aspek dimana menyangkut hubungan antara manusia, yaitu wisatawan dengan

masyarakat lokal di Daerah tujuan wisata, di samping itu kegiatan pariwisata tidak menutup

kemungkinan akan membawa dampak terhadap lingkungan fisik di daerah tujuan tersebut

antara lain :

Dampak Positif

Timbulnya upaya untuk merawat dan melestarikan kebersihan lingkungan serta SDA

yang di dasari dapat memberikan keuntungan,

Kesadaran dan cinta akan lingkungan alam.

Dampak Negatif

Eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan,

Polusi udara, air, suara dan pemandangan,

Pembuangan limbah yang tidak terkontrol,

Pengusikan habitat/ekosistem,

Kehilangan open space atau ruang pandang terbuka.

3.6 Dampak-dampak Dari Kegiatan PariwisataDampak-dampak dari kegiatan pariwisata meliputi ; Dampak terhadap ekonomi, sosial

budaya masyarakat dan dampak terhadap lingkungan

1. Dampak Kegiatan Pariwisata Terhadap EkonomiPada dasarnya tujuan negara mengembangkan industri pariwisata di negaranya

adalah untuk meningkatkan devisa negara. Tujuan yang lebih jauh adalah guna memperoleh

nilai-nilai ekonomi yang positif dimana pariwisata diharapkan berfungsi sebagai katalisator

III -17

Page 18: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

dalam pembangunan perekonomian pada beberapa sektor. Pada umumnya keuntungan-

keuntungan yang diharapkan adalah :

a. Munculnya kegiatan industri yang berhubungan dengan pelayanan

wisatawan, seperti perusahaan angkutan, akomodasi perhotelan, restoran, entertaimen,

souvenir shop, kesenian daerah, handicraf, perusahaan mebel, decoration and gardening

dan pendidikan.

b. Meningkatnya produk hasil kebudayaan disebabkan meningkatnya konsumsi

oleh wisatawan, seperti timbulnya kebudayaan komersil demi kebutuhan wisatawan

c. Menyebarkan pemerataan pendapatan

d. Salah satu jalan atau usaha pemerintah daerah atau pemerintah pusat dalam

rangka meningkatkan penghasilan

2. Dampak Kegiatan Pariwisata Terhadap Sosial Budaya Masyarakat Dampak yang terjadi pada sosial budaya masyarakat dari kegiatan pariwisata adalah

sebagai akibat terjadinya kontak social dan budaya antara wisatawan dan masyarakat tuan

rumah. Karena itu sangat penting untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari kegiatan

pariwisata dari segi social budaya agar dapat dilakukan usaha memperkecil dampak negatif

serta memperbesar dampak positif

Perkembangan pariwisata umumnya akan berdampak positif diberbagai sector

masyarakat. Pariwisata dapat membantu pelestarian nilai budaya yang memiliki nilai spesifik

bagi wisatawan. Banyak bangunan yang bersifat religius maupun monumen arkeologi dapat

diselamatkan dari kehancuran, karena adanya kegiatan dibandingkan dengan nilai yang

diberikan masyarakat local terhadap asset budaya tersbut. Selain itu pariwisata berpotensi

menjembatani perbedaan warna kulit, ras, agama serta tingkatan social dan ekonomi.

Beberapa dampak dari kegiatan pariwisata ditinjau dari sudut sosial budaya, yaitu :

Pelestarian situs bersejarah dan arkeologi serta pendirian fasilitas pendukung sebagai

suatu atraksi wisata yang akan dihargai masyarakat local sebagai aspek penting dari

pelestarian budaya dan sejarah nenek moyang

Pembangunan dan renovasi museum, taman botani, kebun binatang, akuarium dan

tempat rekreasi lainnya

Pelestarian dan terkadang upaya penyegaran kembali budaya masyarakat lokal berupa

tarian tradisional, musik, drama, seni bela diri, kerajinan tangan, pakaian tradisional,

upacara adat dan gaya arsitektur tradisional yang juga merupakan atraksi penting bagi

wisatawan

III -18

Page 19: BAB III Apresiasi & Inovasi

Penyusunan Model-model PariwisataDi Pantai Muaragembong Kabupaten Bekasi

Terciptanya kebanggaan dan percaya diri dari masyarakat lokal atas aset budaya yang

dapat disajikan kepada wisatawan

Pendidikan bagi masyarakat lokal melalui kontak dengan wisatawan tentang perbedaan

budaya, gaya hidup dan kebiasaan masyarakat lainnya didunia

Terciptanya kegiatan industri pendidikan yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata

bersangkutan. Kegiatan industri pariwisata didaerah bersangkutan diharapkan dapat

menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang dipergunakan bagi kegiatan pariwisata

Menurut Young, 1973 mengemukakan bahwa pariwisata memberi peluang

munculnya kegiatan yang tidak diinginkan seperti perjudian, perdagangan narkotika dan

pelacuran yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat lokal. Begitu juga halnya

seperti yang dikemukan oleh Inskeep, pariwisata dapat menimbulkan hal-hal yang buruk

sepert minuman-minuman keras, kriminalitas serta prostitusi.

3. Dampak Kegiatan Pariwisata Terhadap LingkunganLingkungan merupakan sumber daya utama bagi kegiatan pariwisata baik alami

maupun budaya dan buatan. Pembangunan pariwisata dapat menimbulkan dampak positif

maupun negatif. Secara umum dampak positif dari pembangunan pariwisata terhadap

lingkungan adalah perlindungan sumberdaya alam seperti flora dan fauna, konservasi

kawasan lindung dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif dapat berbentuk polusi tanah,

air udara dan rusaknya ekologi lingkungan disekitar objek serta polusi arsitektur atau visual

yaitu kegagalan memadukan prasarana kawasan dengan estetika lingkungan alam.

III -19