bab iii analisis karya a. konsep penyusunan...
TRANSCRIPT
11
BAB III
ANALISIS KARYA
A. Konsep Penyusunan Komposisi
Komposisi “Medini” ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga
karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari
perjalanan yang penulis alami selama menuju ke Kebun Teh Medini.
Movement pertama adalah tentang perasaan gembira dan harapan, terinspirasi
awal mula dari perjalanan penulis menuju ke Perkebunan Teh Medini. Cuaca
yang cerah dan kondisi jalan yang baik manambah rasa gembira sewaktu
melakukan perjalanan tersebut. Movement ini mengunakan bentuk Sonata-
allegro form. Tonalitas yang dipakai adalah E mayor untuk lebih memberikan
kesan riang dan bahagia1. Tempo yang digunakan adalah Allegro ma non
troppo, untuk memberikan sebuah nuansa perjalanan yang santai.
Movement kedua tentang perjalanan yang lebih berat karena jalan yang
rusak. Tanda tempo yang digunakan pada movement ini adalah Andante con
brio, yang tetap ada semangat di dalam pergerakan lambat tersebut.
Sedangkan tonalitas yang dipakai adalah subdominan dari E mayor, yaitu A
mayor. Bentuk yang dipakai pada movement ini adalah Minuet and Trio.
Movement kedua ini terinspirasi dari perjalanan melewati jalan yang rusak,
sehingga laju kendaraan menjadi lebih lambat dari sebelumnya.
Movement ketiga adalah akhir dari perjalanan, yaitu telah sampai di
tempat tujuan, Perkebunan Teh Medini. Movement ini membawa perasaan
senang dan lega karena telah sampai di tempat tujuan. Movement ini berbentuk
Rondo form. Tanda tempo yang digunakan adalah Allegro con moto, untuk
menggambarkan pergerakan naik dan turun sewaktu berkeliling di Medini.
Pemilihan rondo form terinspirasi dari beberapa tempat yang penulis datangi
saat sampai di Perkebunan Teh Medini.
1 Rita Steblin.“Affective Key Characteristics”. 9 Mei 2016. http://www.wmich.edu/mus-
theo/courses/keys. html
12
B. Analisis Komposisi
Berikut ini adalah analisis struktur bentuk dari komposisi “Medini”,
divertimento untuk kuintet gesek.
1. Movement Pertama
Movement pertama memiliki bentuk Sonata-Allegro form,
menggunakan tanda sukat 4/4, ditulis dalam tonalitas E mayor, dan
bertempo Allegro ma non troppo. Movement ini terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu Eksposisi, Pengembangan, dan Rekapitulasi.
a. Eksposisi
Pada bagian Eksposisi memiliki tema utama yang dibagi menjadi
dua bagian kecil. Tema utama yang pertama dimulai pada birama 1 - 6,
yang juga berfungsi sebagai introduksi. Dibuka dengan pemakaian
interval mayor dua pada biola satu (nada E) dan biola dua (nada F#)
yang dimainkan secara spicatto, kemudian disusul dengan cello satu
yang memainkan tema utama. Biola alto memainkan nada B untuk
melengkapi harmoni dari akor E tersebut. Teknik spicatto pada
biola satu, biola dua, dan biola alto ini bertujuan untuk memunculkan
nuansa tenang dan damai saat melakukan perjalanan.
Gambar 3. 1 Movement I birama 1 - 6
Dilanjutkan ke transisi pendek pada birama 7 - 9 untuk
mengantarkan ke tema utama yang kedua. Arppegio2 dan nada-nada
2 Akor yang dimainkan secara terpisah nada-nada yang ada di dalamnya / broken chord
13
suspensi dipakai untuk dapat membuat efek progresi akor yang tidak
tertebak, yaitu akor C - F# /C - F . Transisi ini digunakan untuk
memberikan jeda pergantian instrumen yang memainkan melodi tema
utama, yaitu dari cello satu digantikan oleh biola satu.
Gambar 3.2 Movement I birama 7 - 9
Tema utama kedua dimulai pada birama 10 - 17, dengan melodi
dimainkan oleh biola satu dan ditemani oleh biola dua. Tema ini
merupakan pengulangan dari melodi pada tema utama kedua, dengan
sedikit pengembangan melodi pada akhir tema.
Gambar 3. 3 Movement I birama 10 - 13
Pada birama 17 biola dua memainkan melodi dengan tonalitas A
mayor, sebagai transisi menuju subtema yang bertonalitas A mayor.
14
Gambar 3. 4 Movement I birama 17
Subtema dimulai pada birama 18 - 25, dengan melodi yang
dimainkan oleh biola alto dan cello satu secara homofon interval
mayor/minor tiga dengan menggunakan tonalitas A mayor dan G
mayor. Pada biola satu dan biola dua kembali memainkan interval
mayor dua untuk mengiringi melodi subtema. Pemakaian interval ini
agar harmoni yang terdengar dapat lebih fleksibel sehingga melodi
yang dimainkan bisa masuk ke tonalitas lain selain E mayor, dimana
cello dua memainkan nada panjang E untuk memberikan nada bass
pada harmoni. Dengan menggunakan motif melodi dari tema utama,
subtema ini memainkan motif tersebut dalam tonalitas A mayor pada
birama 18 - 21 dan tonalitas G mayor pada birama 22 - 25.
Gambar 3. 5 Movement I birama18 – 21
Birama 22 - 25 juga merupakan transisi untuk masuk ke bagian
codetta.
15
Gambar 3. 6 Movement I birama 22 - 25
Codetta dimulai pada birama 26 - 36 dengan diawali melodi dari
biola satu pada birama 25 ketuk ketiga yang kemudian disusul oleh
biola dua yang memainkan melodi secara homofon dengan biola satu
pada birama 28.
. Gambar 3. 7 Movement I birama 25 - 29
Pergantian ritmis melodi pada bagian ini terinspirasi kondisi lalu
lintas yang sepi sehingga laju sepeda motor yang dipakai menjadi lebih
cepat. Penggunaan tonalitas G mayor pada codetta ini juga sekaligus
transisi untuk masuk ke bagian Pengembangan. Bagian eksposisi ini
diakhiri oleh kadens deseptif (V-vi) pada birama 35 - 36.
16
Gambar 3. 8 Movement I birama 31 - 34
Gambar 3. 9 Movement I birama 35 - 36
b. Pengembangan
Bagian ini dimulai dengan birama 37 - 47 dengan tonalitas E
minor. Motif melodi pada bagian ini adalah pengembangan dari motif
tema utama dan transisinya pada Eksposisi birama 1 - 9 yang diubah
menjadi minor. Tujuan dari penggunaan tonalitas E minor ini
terinspirasi pada kondisi cuaca saat melakukan perjalanan, yang
sebelumnya cerah menjadi mendung dan hujan. Motif melodi
dimainkan oleh cello dua, diiringi oleh biola dua dan biola alto yang
memainkan interval mayor dua (dilihat dari struktur nada dari akor
Em ). Cello satu memainkan nada bass pada harmoni, sedangkan
biola satu memainkan nada yang beregister tinggi sesuai dengan akor
17
yang dimainkan secara legato3. Tujuan dari nada beregister tinggi pada
biola satu adalah untuk membantu mendukung tonalitas E minor dalam
harmoni.
Gambar 3. 10 Movement I birama 37- 42
Birama 48 - 59 merupakan transisi menuju bagian Rekapitulasi
dengan tonalitas G mayor. Bagian transisi ini menggunakan
pengembangan motif dari tema utama yang diiringi dengan nada-nada
panjang yang dimainkan secara legato. Penggunaan nada panjang
sebagai pengiring ini terinspirasi saat berhenti sejenak berteduh
sewaktu hujan dalam perjalanan. Penggunaan kembali tema utama
dalam transisi ini untuk mengingat kembali tujuan utama dari
perjalanan yang tertulis pada motif utama bagian eksposisi. Motif
melodi dimainkan secara bersahutan antara biola satu-cello satu
dengan biola dua-biola alto.
Gambar 3. 11 Movement I birama 48 - 57
3 Teknik memainkan nada sehingga nada-nada yang terdengar menyambung.
18
c. Rekapitulasi
Bagian rekapitulasi dimulai pada birama 60 - 84. Birama 60 - 77
adalah repetisi motif tema utama bagian Eksposisi. Birama 77 - 84
merupakan repetisi motif subtema dari bagian eksposisi dengan sedikit
pengembangan ritme pada cello dua.
Gambar 3. 12 Movement I birama 77 - 82
Pada birama 84 terdapat transisi untuk masuk ke coda. Transisi
pada birama 84 ini bertujuan untuk mengembalikan tonalitas ke E
mayor yang sebelumnya berubah ke G mayor pada birama 81 - 83.
Gambar 3. 13 Movement I birama 84 - 87
Motif melodi pada bagian coda ini dimainkan oleh biola satu yang
kemudian disusul oleh biola dua dengan memainkan interval mayor
enam (dari biola dua) dari motif melodi yang dimainkan biola satu.
19
Movement ini diakhiri dengan coda dengan tonalitas E mayor dan
ditutup dengan kadens otentik (V-I) pada birama 89 - 90.
Gambar 3. 14 Movement I birama 87 - 90
2. Movement kedua
Movement ini memiliki struktur bentuk Minuet and Trio,
menggunakan tanda sukat 6/8, menggunakan tonalitas A mayor yang
merupakan subdominan dari tonalitas E mayor pada movement pertama,
dan bertempo Andante con brio. Movement ini terinspirasi perjalanan
dengan jalan yang tidak rata, terjal dengan kondisi aspal yang sudah
hancur. Penggunaan bentuk Minuet and Trio dan tempo Andante ini
mengacu pada laju sepeda motor yang tidak tetap untuk melewati jalan
terjal tersebut. Secara struktur bentuk movement ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu Minuet, Trio, Minuet Da Capo. Namun, pada movement ini
di dalam tiap bagiannya dibagi lagi menjadi dua bagian kecil, sehingga
struktur bentuknya menjadi sebagai berikut :
Minuet Trio Minuet Da Capo
( |: a :| - b ) ( |: c :| - d ) ( a - b )
20
Movement ini dimulai dengan Minuet, khususnya bagian a pada
birama 1 - 7. Motif melodi dimainkan oleh biola satu, cello satu
melengkapi motif bass dari cello dua, kemudian biola alto dan biola dua
mengisi kekosongan harmoni dari biola satu dan cello secara homofon.
Gambar 3. 15 Movement II birama 1 - 8
Pada birama 7 - 8 terjadi sedikit transisi (akor F#m - E - B - E)
untuk kembali ke birama 1 dan pada birama 9 - 10 terdapat transisi juga,
namun untuk masuk ke bagian b (akor F# - G#m - Am - D ).
Transisi pada birama 9 - 10 diperlukan karena bagian b menggunakan
tonalitas G mayor.
Gambar 3. 16 Movement II birama 9 - 10
21
Pada bagian b ini terdapat beberapa tonalitas yang berbeda. Pada
birama 11 - 14 tonalitas yang digunakan adalah G mayor, dengan biola
alto yang memainkan motif melodi. Dilanjutkan pada birama 15 - 18 motif
melodi kemudian dimainkan oleh cello satu dan biola dua dengan tonalitas
B mayor.
Gambar 3. 17 Movement II birama 11 - 18
Kemudian pada birama 19 - 22 motif melodi dimainkan oleh biola
satu dengan tonalitas C mayor. Penggunaan tonalitas yang berbeda pada
bagian b ini terinspirasi laju sepeda motor untuk dapat melewati jalan
terjal, dengan cara mencari sisi jalan yang paling bagus. Sisi jalan yang
paling bagus terkadang ada di sisi kiri jalan, sisi kanan jalan, dan bagian
tengah dari jalan yang dilalui. Birama 21 - 22 merupakan transisi untuk
masuk menuju Trio (akor F - Em - Dm/E - E).
Gambar 3. 18 Movement II birama 19 - 22
22
Trio dimulai dengan bagian c. Bagian c dimulai pada birama 23 - 30,
kemudian diulang kembali dengan sedikit motif untuk transisi pada birama
31 - 39. Bagian c ini merupakan pengembangan motif dari bagian a ke
tonalitas minor nya. Pengembangan motif ke tonalitas minor ini terinpirasi
kondisi penulis yang agak kewalahan dengan kondisi jalan sehingga
kelelahan.
Gambar 3. 19 Movement II birama 23 - 30
Gambar 3. 20 Movement II birama 31 – 39
Bagian d dimulai dari birama 40 - 47 dengan tonalitas C mayor.
Bagian d ini terinspirasi saat penulis berhenti untuk beristirahat sejenak
sebelum melanjutkan perjalanan melewati jalan terjal. Pada bagian ini
motif melodi dimainkan oleh biola satu dan biola dua pada birama 40 - 43,
kemudian motif melodi dilanjutkan oleh biola alto dan cello satu pada
birama 44 - 45. Pergantian instrumen dalam memainkan motif melodi ini
23
menggambarkan perbincangan yang dilakukan oleh penulis dengan teman-
teman seperjalanannya. Trio ini ditutup oleh transisi pada birama 46 - 47
untuk masuk ke Minuet Da Capo.
Gambar 3. 21 Movement II birama 40 - 47
Minuet Da Capo merupakan pengulangan dari Minuet. Pada Minuet
Da Capo motif tema a tidak diulang seperti pada Minuet, namun langsung
dilanjutkan ke motif tema b. Kemudian pada motif tema b pada Minuet Da
Capo terdapat pengulangan pada birama 64 - 65 yang diulang di birama 66
- 67. Tujuan dari pengulangan ini adalah untuk memperjelas bahwa
movement kedua akan berakhir. Movement kedua ini ditutup dengan
kadens otentik (V7 - I) pada birama 69 - 70.
Gambar 3. 22 Movement II birama 64 - 71
24
3. Movement ketiga
Movement ketiga ini memiliki bentuk struktur Rondo form, dengan
motif tema A yang selalu diulang. Struktur dari Rondo form ini adalah A -
B - A¹ - C - A². Tonalitas yang digunakan adalah E mayor, dengan tanda
sukat 4/4 dan tempo Allegro con moto. Pemilihan bentuk struktur Rondo
form terinspirasi tentang perjalanan saat sampai di Perkebunan Teh
Medini. Tema A mewakili perjalanan di perkebunan teh, sedangkan tema
B dan C mewakili tempat atau gubug yang disinggahi setelah berjalan-
jalan menyusuri perkebunan teh.
Bagian A dimulai dari birama 1 - 20. Tema A adalah tentang
perjalanan yang harus ditempuh untuk menyusuri kebun teh tersebut, yang
ditunjukkan oleh motif melodi yang dimainkan oleh biola dua dan biola
alto. Motif melodi bas pada cello dua mewakili perasaan senang akan
petualangan. Tema utama bagian A terdapat di birama 1 - 8, kemudian
dilanjutkan subtema pada birama 9 - 16 dan ditambah birama 17 - 20 yang
merupakan pengulangan dari birama 13 - 16.
Gambar 3. 23 Movement III birama 1 – 4
25
Gambar 3. 24 Movement III birama 5 – 8
Motif melodi pada bagian A ini dimainkan oleh biola satu dan
diimitasi oleh cello satu. Imitasi ini terinspirasi oleh teman penulis yang
menjadi pemimpin dalam perjalanan di kebun teh Medini untuk mencari
rute dan lokasi paling nyaman untuk bersantai. Teknik legato dan staccato
yang dimainkan yang dimainkan oleh biola dua dan biola alto terinspirasi
bentuk jalan yang dilalui yang ada di kebun teh Medini, yaitu jalan berbatu
naik dan jalan berbatu turun. Pola ritme iringan yang dimainkan oleh cello
dua mewakili perasaan senang saat melewati jalan berbatu.
Gambar 3. 25 Movement III birama 9 - 12
26
Gambar 3. 26 Movement III birama 13 – 16
Bagian B dimulai pada birama 20 - 39. Tema utama pada bagian ini
adalah Canon4 yang terdapat pada birama 20 - 30. Canon tersebut diawali
oleh biola alto, kemudian diimitasi cello satu, biola dua, cello dua, dan
biola satu. Canon ini terinspirasi keadaan saat terjadi selisih pendapat
antara penulis dan teman-teman seperjalanan penulis lainnya yang ingin
mengambil gambar foto namun di tempat yang berbeda-beda.
Gambar 3. 27 Movement III birama 20 - 27
Birama 31 - 38 merupakan subtema dari bagian B. Subtema bagian B
ini terinspirasi keadaan yang agak tenang setelah terjadi selisih pendapat.
Motif melodi subtema dimainkan bergantian mulai dari biola alto,
kemudian cello satu, biola dua, dan biola satu. Permainan melodi yang
4 Musik polifoni yang dibentuk dari sekuen motif melodi yang sama.
27
bergantian ini terinspirasi percakapan yang terjadi antara penulis dengan
teman-teman penulis lainnya.
Gambar 3. 28 Movement III birama 31 - 37
Untuk menutup bagian B ini pada birama 38 - 39 terdapat transisi
untuk masuk ke bagian A¹. Bagian A¹ merupakan pengulangan dari bagian
A, hanya tidak ada pengulangan subtema seperti yang ada pada bagian A.
Gambar 3. 29 Movement III birama 37 - 39
Bagian C dimulai pada birama 56 - 75. Tema utama bagian C ini
dimulai pada birama 56 - 64 dengan biola satu dan biola 2 yang
memainkan motif tema utama. Teknik Arpeggio digunakan untuk
mengiringi tema utama bagian C ini. Pemakaian teknik Arpeggio untuk
mengiringi mempunyai tujuan untuk memberikan suasana yang lebih
28
tenang dan sejuk pada tema utama bagian C. Tonalitas yang dipakai masih
E mayor.
Gambar 3. 30 Movement III birama 56 - 60
Pada birama 64 - 65 terdapat transisi untuk menuju ke subtema bagian
C dengan tonalitas A mayor. Penggantian tonalitas ini terinspirasi lokasi di
kebun teh Medini yang lebih tinggi dari sebelumnya(tema utama bagian
C). motif melodi pada subtema ini dimainkan oleh cello satu pada birama
66 - 69, kemudian dilanjutkan oleh biola alto pada birama 70 - 73.
Gambar 3. 31 Movement III birama 66 – 69
29
Gambar 3. 32 Movement III birama 70 - 73
Pada birama 73 - 75 terdapat transisi untuk masuk ke bagian A².
Bagian A² dimulai pada birama 76 - 97. Bagian A² merupakan
pengulangan dari bagian A dengan sedikit tambahan birama untuk
menutup movement ketiga ini pada birama 95 - 97.
Gambar 3. 33 Movement III birama 93 - 97