bab iii analisa pendekatan program arsitektur iii.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.a1.0163...

117
63 BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur III.1.1.1 Studi Aktivitas Untuk mendapatkan ruang-ruang yang akan diterapkan pada bangunan perpustakaan dengan tepat dan efektif perlunya dilakukan studi aktivitas. Dalam studi aktivitas tersebut akan dibagi menjadi 4 golongan utama, berikut perencanaan studi aktivitas tersebut : Tabel III 1 Studi Aktvitas Klasifikasi Fungsi Jenis Aktivitas Sifat Aktivitas Ruangan Yang Dibutuhkan Primer Penyimpanan Buku Menyimpan buku dan arsip Rutin, Public Ruang Arsip Informasi Meminjam dan mengembalikan buku Rutin, Public Ruang Peminjaman Melayani Administratif Rutin, Public Ruang Administrasi Pendidikan Membaca buku Rutin, Public Ruang Referensi Seminar Rutin, Public Ruang Seminar Re-kreasi Melihat Pertunjukan Rutin, Public Auditorium Penelitian Meminjam Buku Rutin, Public Ruang Peminjaman Membaca Buku Rutin, Public Ruang Koleksi Kultur Kesenian Rutin, Public Ruang Latihan dan Pertunjukan Sekunder Interaksi Sosial Berdiskusi Rutin, Public Ruang Diskusi

Upload: truongquynh

Post on 20-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

63

BAB III

ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR

III.1 Anallisa Pendekatan Arsitektur

III.1.1.1 Studi Aktivitas

Untuk mendapatkan ruang-ruang yang akan diterapkan pada

bangunan perpustakaan dengan tepat dan efektif perlunya dilakukan studi

aktivitas. Dalam studi aktivitas tersebut akan dibagi menjadi 4 golongan

utama, berikut perencanaan studi aktivitas tersebut :

Tabel III 1 Studi Aktvitas

Klasifikasi Fungsi Jenis Aktivitas Sifat Aktivitas

Ruangan Yang

Dibutuhkan

Primer

Penyimpanan Buku Menyimpan buku dan arsip

Rutin, Public

Ruang Arsip

Informasi

Meminjam dan mengembalikan buku

Rutin, Public

Ruang Peminjaman

Melayani Administratif

Rutin, Public

Ruang Administrasi

Pendidikan

Membaca buku Rutin, Public

Ruang Referensi

Seminar Rutin, Public

Ruang Seminar

Re-kreasi Melihat Pertunjukan Rutin, Public

Auditorium

Penelitian

Meminjam Buku Rutin, Public

Ruang Peminjaman

Membaca Buku Rutin, Public

Ruang Koleksi

Kultur Kesenian Rutin, Public

Ruang Latihan dan Pertunjukan

Sekunder Interaksi Sosial Berdiskusi Rutin, Public

Ruang Diskusi

Page 2: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

64

Bermain Rutin, Public

Area Bermain

Pertemuan

Rapat Tidak Rutin, Privat

Ruang Rapat

Pameran

Memamerkan barang Tidak Rutin, Public

Ruang Pamer

Menjaga Tidak Rutin, Privat

Ruang Jaga

Penunjang

Servis Membersihkan Ruang

Rutin, Privat

Janitor

Beribadah

Wudhu Rutin, Public

Ruang Wudhu

Sholat Rutin, Public

Ruang Sholat

Area Hijau Bersantai Rutin, Public

Area santai

Membaca dan Diskusi Rutin, Public

Area Baca

Melihat Pertunjukan Rutin, Public

Panggung

Keamanan Menjaga Area Rutin, Public

Ruang keamanan

Food Court Makan dan Minum Rutin, Public

Area Makan

Pengelola

Menerima Tamu Rutin, Public

Ruang Penerima Tamu

Mengatur Kesekretariatan

Rutin, Public

Ruang Karyawan

Meninjau Kegiatan Perpustakaan

Rutin, Public

-

Rapat Rutin, Public

Ruang Rapat

Mengatur layanan dan fasilitas perpustakaan

Rutin, Public

Ruang Karyawan

Page 3: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

65

III.1.1.2 Pola Kegiatan

Pola kegiatan berfungsi untuk memetakan alur kegiatan yang

berfungsi untuk mengetahui alur sirkulasi yang akan diterapkan pada

bangunan. Berikut merupakan pola kegiatan pelaku perpustakaan di

kota Magelang :

Pelajar/Dewasa

Bagan III 1 Pola Kegiatan Pelajar/Dewasa

Page 4: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

66

Anak-anak

Bagan III.2 Pola kegiatan Anak-anakBagan III 2 Pola Kegiatan Anak-Anak

Page 5: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

67

Pengunjung Khusus

Bagan III.3 Pola kegiatan Pengunjung Khusus

Pimpinan Staff

Bagan III 3 Pola Kegiatan Pengunjung Khusus

Bagan III 4 Pola Kegiatan Pimpinan Staff

Page 6: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

68

Staff Administrasi

Bagan III.5 Staff Administrasi

Staff Bahan Pustaka

Bagan III 5 Pola Kegiatan Staff Administrasi

Bagan III 6 Pola Kegiatan Staff Bahan Pustaka

Page 7: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

69

Staff bibliografi

Staff bahan pustaka dan informasi

Bagan III 7 Pola Kegiatan Staff Bibliografi

Bagan III 8 Pola Kegiatan Staff Bahan Pustaka dan Informasi

Page 8: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

70

Staff Pembinaan

III.1.1.3 Waktu Operasional Bangunan

Waktu operasional bangunan pada perpustakaan ini akan

mengambil jam-jam dimana orang bisa leluasa untuk datang ke

perpustakaan tanpa menganggu kegiatan utama personal masing-masing

seperti kegiatan kantor dan untuk pemilihan hari libur dimaksudkan hari

dimana merupakan waktu paling tidak efektif untuk pergi ke perpustakaan.

Berikut table waktu operasional perpustakaan di kota Magelang :

Tabel III 2 Tabel Waktu Operasional

Pengelola Pengunjung

Sabtu-Kamis Sabtu-Kamis

Jam Kerja (Umum) 08.00-16.00 09.00-21.00

Jam Kerja (Shift Piket) 17.00-21.00

Jumat Jumat

Jam Kerja (Shift Khusus) 08.00-11.00 Tutup

Bagan III 9 Pola Kegiatan Staff Pembinaan

Page 9: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

71

Jam Kerja Umum

Pada jam kerja ini semua bagian pengelola diharapkan hadir.

Jam Kerja Shift Piket

Pada jam kerja ini bagian pengelola yang hadir sesuai jadwal yang

akan diatur dimana akan dilakukan pergantian.

Jam Kerja Shift Khusus

Pada jam kerja ini diperuntukan untuk operasional internal seperti

perawatan, pengadaan bahan pustaka rapat besar, dll. Staff yang

berkenaan hadir pada jam operasional ini hanya staff yang

mempunyai kepentingan saja.

III.1.2 Studi Fasilitas

III.1.2.1 Analisa Jumlah Pelaku

Perhitungan Jumlah Pengunjung

Melalui perhitungan jumlah pengunjung dari data yang di dapatkan

dari perpustakaan umum kota magelang selama 5 tahun terakhir yaitu :

Tabel III 3 Jumlah Pengunjung Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kunjungan 53077 57073 60834 65557 78057

Page 10: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

72

Tabel III 4 Rata-Rata Pengunjung Perbulan

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kunjungan 4423 4756 5070 5463 6505

Tabel III 5 Rata-Rata Pengunjung Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kunjungan 100 111 128 164 217

Tabel III 6 Jumlah Kenaikan Kunjungan Pertahun

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah Kunjungan - 8% 7% 8% 19%

Jumlah rata-rata kenaikan per tahun (%)

Perpustakaan Kota Magelang memiliki rata-rata jumlah kenaikan

pengunjung sekitar 10,5% pertahun dari jumlah tersebut

diasumsikan bahwa tahun depan jumlah pengunjung akan

mengalami kenaikan 10,5%

Asumsi tahun depan yaitu

(10,5 % x 78057) + 78057 = 86253 Pengunjung

Sedangkan pada 10 tahun yang akan datang jumlah pengunjung

= (217-147) / 147

Page 11: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

73

= 48 %

Dalam setiap 5 tahun terjadi peningkatan jumlah pengunjung 48%

maka dalam 10 tahun kedepan akan diasumsikan sebagai berikut

:

= ( 48% x 217 ) + 217

= 320 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2022)

= (48% x 320 ) + 320

= 474 Pengunjung ( Perkiraan tahun 2027 )

Jadi berdasarkan perhitungan diatas dalam waktu 10 tahun

pengunjung Perpustakaan kota Magelang adalah 474 pengunjung

perhari.

Tabel III 7 Jumlah Pelaku

PENGUNJUNG

NO Jenis Pelaku Jumlah

1 Pengunjung 474

PENGELOLA

1 Resepsionis 4

2 Pendaftaran 6

3 Penjaga Buku 28

4 Multimedia 4

5 Theater 5

6 Seminar 4

7 Ebook 4

8 Pameran 4

9 Pimpinan 1

10 Tata Usaha 8

11 Bahan Pustaka 6

12 Pembinaan 3

13 Penerima Tamu 2

Page 12: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

74

SERVICE

1 Office Boy

Area Pengelola 4

Area Primer 4

Area Sekunder 6

Area Service 4

Area Penunjang 6

2 Tukang Kebun 4

3 Tukang Parkir 1

4 Petugas Service 6

5 Petugas Keamanan 12

PENUNJANG

1 Pegawai Kantin 24

III.1.2.2 Pengelompokan Ruang dan Sifat

Dalam perancanaan untuk memudahkan pengelompokan dan

penataan ruang dibutuhkan pengelompokan agar memiliki hubungan antar

ruang yang baik, berikut pengelompokan ruang dan sifat :

Tabel III 8 Kelompok Ruang dan Sifat

Area pengunjung

No Ruang Sifat Indoor / Outdoor

1 Lobby Public

Indoor

2 Ruang Pendaftaran Public

3 Receptionist Public

4 Ruang loker Public

5 Ruang baca umum Public

6 Ruang Koleksi Anak Public

7 Ruang Koleksi remaja/fiksi

Public

8 Ruang Koleksi Dewasa Public

Ruang Koleksi Braile Public

9 Ruang Koleksi Referensi Public

Page 13: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

75

10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar

Public

11 Ruang/ Area Pertunjukan Semi Public

Indoor & Outdoor

12 Ruang Multimedia Public

Indoor 14 Ruang Seminar Public

15 Ruang Baca Elektronik Public

16 Auditorium Semi Public

17 Ruang Display/Pameran Public Indoor & Outdoor

Area Pengelola

1 RuangPimpinan Privat

Indoor

2 Ruang tata usaha Public

3 Ruang Pengolahan Bahan pustaka

Public

4 Ruang Pembinaan Semi Public

5 Ruang Rapat Semi Public

6 Ruang Arsip Privat

7 Ruang Tamu Semi Public

Ruang Penunjang

1 Pantry Servis

Indoor

2 Ruang Genset Privat

3 Ruang Trafo Privat

4 Ruang Keamanan Privat

5 Ruang Pompa Privat

6 Ruang Panel Servis

7 Toilet Servis

8 Janitor Servis

9 Gudang Servis

10 Food Court Public Semi

Indoor

11 Musholla Public

Indoor 12 Tempat Wudhu Public

14 Ruang Servis Servis

Page 14: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

76

III.1.2.3 Persyaratan Ruang

Pada perencanaan ruang-ruang memiliki persyaratan untuk

pemenuhan fungsi yang berbeda-beda sehingga diperlukan adanya

analisis persyaratan ruang guna mengetahui kebutuhan dari masing-

masing ruang tersebut. Berikut table persyaratan ruang untuk perpustakaan

di kota Magelang :

Tabel III 9 Persyaratan Ruang

Ruang Penghawaan Pencahayaan

Akustik View Keluar

Sifat Ruang Alami Buatan Alami Buatan

Lobby Terbuka

Ruang Pendaftaran Terbuka

Receptionist Terbuka

Ruang loker Terbuka

Ruang baca umum Terbuka

Ruang Koleksi Anak Terbuka

Ruang Koleksi remaja/fiksi Terbuka

Ruang Koleksi Dewasa Terbuka

Ruang Koleksi Referensi Terbuka

Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar Terbuka

Ruang/ Area Pertunjukan Tertutup

Ruang Multimedia Terbuka

Ruang Seminar Tertutup

Ruang Baca Braile Terbuka

Ruang Baca Elektronik Terbuka

Auditorium Tertutup

Ruang Display/Pameran Tertutup

Ruang Pimpinan Tertutup

Ruang tata usaha Semi

Page 15: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

77

Ruang Pengolahan Bahan pustaka

Semi

Ruang Pembinaan Semi

Ruang Rapat Tertutup

Ruang Arsip Tertutup

Ruang Tamu Terbuka

Pantry Terbuka

Ruang Genset Tertutup

Ruang Trafo Tertutup

Ruang Keamanan Tertutup

Ruang Pompa Tertutup

Ruang Panel Tertutup

Toilet Tertutup

Janitor Tertutup

Gudang Tertutup

Food Court Terbuka

Musholla Terbuka

Tempat Wudhu Terbuka

Ruang Servis Terbuka

III.1.2.4 Performance Data

Dalam Menentukan sebuah ruang diperluakan kebutuhan yang

berbeda dalam pemenuhan masing-masing ruang sehingga diperlukan

studi tambahan dalam perumusan standart kebutuhan ruang. Berikut table

performance data :

Page 16: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

78

Tabel III 10 Performance Data

Space Function Nett Area Occupancy

Lobby

Tempat yang berfungsi sebagai ruang transisi

dari ruang luar ke ruang dalam

Memiliki luasan sebesar 78 m2 dengan jumlah

pelaku 20 orang

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Dinding menggunakan dinding bata yang dilapisi wall panel, Penggunaan plafond

dekoratif, Menggunakan Lantai Tegel Bermotif dan dipadu dengan granit

Duduk, Mencari Informasi, Menunggu

Menggunakan Material Pelapis dinding tambahan, Plafond Dekoratif dengan ketinggian Ceiling 6 m

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Pendaftaran

Tempat untuk pendaftaran dan memperpanjang

member perpustakaan

Memiliki luas area 45 m2

dengan jumlah pelaku 10 orang

Petugas Pendaftaran, Pengunjung, Petugas Service

Komputer

Material Activity Critical Factor

Page 17: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

79

Dinding menggunakan finishing cat, Penggunaan Plafond Standart

Duduk, Foto, Komputasi

Perlunya Stop Kontak untuk masing-masing komputer minimal 2, Terang Lampu buatan untuk berfoto, memiliki akses dekat dengan lobby

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Recepsionis

Berfungsi untuk menerima tamu dan

melakukan perjanjian singkat serta untuk

memberikan informasi

Memiliki luas ukuran 30 m2 dengan jumlah pelaku 4 orang

Petugas Resepsionis, Pengunjung umum maupun

khusus

Material Activity Critical Factor

Menggunakan elemen meja dekoratif yang menarik serta dinding pelapis

tambahan wall panel untuk memberikan penekanan

Duduk, Komputasi, Telefon, Memberi informasi, Membuat Janji

Perlunya Stop Kontak untuk masing-masing komputer minimal 2, Memiliki Akses telefon dan local network, memiliki akses langsung dengan lobby

Page 18: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

80

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Loker

Berfungsi untuk menyimpan barang bawaan pengunjung perpustakaan dalam

jangka waktu tertentu

Memiliki jumlah kapasitas untuk

menampung 200 lemari loker dengan luas ruang 78 m2

Pengunjung

Material Activity Critical Factor

Menggunakan loker yang terbuat dari partikel board

Menyimpan Barang, Mengambil Barang

Perlunya CCTV untuk keamanan, Loker yang memiliki kunci

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Baca umum

Merupakan ruang baca yang dapet diakses oleh

semua golongan usia

Memiliki jumlah kapasitas 50

orang dengan jumlah luas ruang

252 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga Buku

Material Activity Critical Factor

Page 19: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

81

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi anak

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk anak dibawah remaja yang dilengkapi dengan

arena bermain

Memiliki Jumlah kapasitas 25

orang pengunjung dengan luas

ruang 224 m2

Pengunjung (anak-anak), Pengunjung

(Dewasa/Penjaga), Petugas Penjagaan

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL,

Menggunakan material karpet sebagai penutup lantai

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku, Bermain

Perlunya Rak bermain anak, Pembatas Antara Ruang Bermain dan Area Baca

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi

Remaja/Fiksi

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang

cukup banyak

Memiliki kapasitas ruang

untuk pengunjung 40

orang dan memiliki luas ruang 410 m2

Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Page 20: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

82

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Dewasa

Merupakan ruang baca yang dikhususkan untuk remaja yang dilengkapi jumlah buku fiksi yang

cukup banyak

Memiliki kapasitas ruang

untuk pengunjung 40

orang dan memiliki luas ruang 410 m2

Pengunjung Remaja, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

Page 21: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

83

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi

Referensi

Merupakan ruang baca khusus buku referensi yang tidak bisa dibawa

pulang.

Memiliki kapasitas jumlah pengunjung 40 orang dengan

kebutuhan ruang 410 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 22: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

84

Ruang Koleksi

Majalah dan Surat Kabar

Merupakan ruang baca yang khusus untuk

membaca majalah dan surat kabar.

Memiliki kapasitas jumlah pengunjung 40 orang dengan

kebutuhan luas ruang 410 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan lampu dengan tingkat lux yang tinggi seperti lampu TL

Membaca, Mengambil Buku, Mengembalikan Buku

Perlunya CCTV untuk keamanan, Kebutuhan Stop kontak 2 buah per komputer untuk komputer baca ebook, Rak Buku khusus untuk koran

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Multimedia

Merupakan ruang berfungsi untuk

melakukan kegiatan penampil multimedia

seperti film dan sebagainya

Memiliki kapasitas jumlah

20 orang pengunjung

dengan kebutuhan luas ruang 102 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Relationship Potensial design

Page 23: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

85

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Seminar

Merupakan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran dengan sistem seminar

Memiliki jumlah kapasitas

pengunjung 20 orang dengan

luas kebutuhan ruang 99 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Menggunakan peredam pada dinding dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari

ruang multimedia

Menonton, Memutar film dan sebagainya

Perlunya lampu dengan sistem peredupan, Perlunya audio speaker, LCD projector serta Screen Projector

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 24: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

86

Ruang Theater

Merupakan ruang untuk melakukan kegiatan

pementasan maupun seminar dalam skala

yang cukup besar

Memiliki kapasitas jumlah pengunjung 250

orang dengan kebutuhan luas ruang 555 m2

Pengunjung, Petugas Penerima Tama, Petugas

Sound System, Pengisi acara

Material Activity Critical Factor

Menggunakan peredam pada dinding dan penggunakan lantai karpet untuk meredam suara yang dihasilkan dari

ruang multimedia, Pemilihan material dinding kayu solid untuk kebutuhan

akustik.

Menonton, Memutar film dan sebagainya

Sistem Lampu dan audio yang terkoneksi dengan ruang audio.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Baca Ebook

Merupakan sebuah ruang yang berisi

perangkat komputer yang difungsikan untuk

membaca koleksi perpustakaan secara

elektronik

Memiliki kapasitas jumlah

ruang 20 pengunjung dengan total

kebutuhan ruang 102 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga

Material Activity Critical Factor

Page 25: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

87

Menggunakan material dinding pada umumnya dengan lampu yang

menggunakan tipe downlight standart

Membaca, Menonton, Komputasi, Berselancar internet

Koneksi Internet, Stop Kontak 2 buah per komputer, Komputer dekstop, Kamera CCTV untuk keamanan.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Display/ Pameran

Merupakan ruang yang berfungsi untuk

menampilkan barang pameran baik secara

temporary maupun tetap

Memiliki jumlah kapasitas

kebutuhan pengunjung 40 orang dengan

kebutuhan luas ruang 216 m2

Pengunjung, Petugas Penjaga Tetap Maupun Sementara.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 26: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

88

Ruang Pimpinan

Ruang yang memiliki fungsi untuk bekerja

pemimpin perpustakaan sekaligus melakukan pertemuan tertentu dengan pengunjung

khusus

Memiliki Jumlah kapasitas

Pengunjung 2 orang serta satu orang pimpinan

dengan kebutuhan luas ruang 19,64 m2

Pengunjung, Pimpinan Perpustakaan

Material Activity Critical Factor

Dinding menggunakan pelapis wall panel, Plafond dekoratif, Lantai Granit 1 x 1 m

Berdiskusi, Komputasi, Rapat Khusus

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Tata Usaha

Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan fungsi tata usaha

perpustakaan

memiliki jumlah kapasitas 8 orang

dengan total kebutuhan ruang

yaitu 74,35 m2

Pegawai Bagian Tata Usaha

Material Activity Critical Factor

Page 27: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

89

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

lantai keramik

Komputasi, Kegiatan Menghitung, Duduk dan Membaca

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang pengolahan

bahan pustaka

Ruang yang digunakan untuk pelaksanaan

fungsi pengolahan buku yang baru masuk

kedalam perpustakaan

Memiliki jumlah kapasitas orang 3

orang dengan total kebutuhan ruang yaitu 30

m2

Pegawai Pengolahan Bahan Pustaka

Material Activity Critical Factor

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

Lantai Keramik

Mensortir Buku, Mengecek Buku, Komputasi, Pelabelan

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet, Kelembapan Udara

Relationship Potensial design

Page 28: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

90

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Pembinaan

Ruang yang digunakan untuk melaksanakan

fungsi pembinaan

Memiliki jumlah kapasitas 3 orang

dengan kebutuhan luas

ruang 35 m2

Pegawai Pembinaan

Material Activity Critical Factor

Menggunakan dinding finishing cat, Menggunakan Lampu TL, Menggunakan

Lantai Keramik

Komputasi, Berdiskusi, Duduk dan Membaca

Penghawaan Buatan, Saluran Telefon, Saluran Internet.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Rapat Ruang yang digunakan untuk rapat pegawai

pengelola

Memiliki jumlah kapasitas 20

orang dengan kebutuhan luas

ruang 35 m2

Pegawai Pembinaan

Page 29: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

91

Material Activity Critical Factor

Menggunakan peredam pada dinding, Dinding Wall Panel, Menggunakan lantai

karpet

Berdiskusi, Duduk, Membaca, Presentasi, Mendengarakan Presentasi

Penghawaan Buatan, Audio Terkoneksi, Projector, Screen Projector, 3 stop kontak

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Tamu

Ruang yang digunakan untuk menerima tamu

yang memiliki kepentingan terhadap

pengelola

Memiliki jumlah kapasitas 8 orang

dengan kebutuhan ruang

12 m2

Pengunjung, Pengelola

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Wallpanel, Plafond Dekoratif, Lighting Decoratif

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan.

Relationship Potensial design

Page 30: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

92

Space Function Nett Area Occupancy

Pantry

Ruang yang digunakan untuk kegiatan aktivitas memasak ringan untuk kebutuhan pengelola

Memiliki kapasita 2 orang dengan

kebutuhan ruang 12 m2

Pengunjung, Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 31: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

93

Ruang Genset

Ruang yang berisi genset untuk memenuhi

kebutuhan listrik yang

Memiliki luas kebutuhan ruang

48 m2 Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Menservice Genset, Mengisi Tangki

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Trafo Ruang yang berisi trafo

untuk listrik dari pln

Memiliki luas kebutuhan ruang

22.5 m2 Pegawai Servis, Pegawai PLN

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Pengecekan Berkala

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

Relationship Potensial design

Page 32: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

94

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Panel Utama

Ruang yang berisi panel-panel mekanikal elektrikal gedung

perpustakaan

Memiliki luas kebutuhan ruang

40 m2 Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Jendela berbentuk sirap, Menggunakan Lantai Beton

Pengecekan Berkala

Penghawaan Alami, Dekat Dengan Hydrant dan Alat Pemadam Kebakaran.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 33: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

95

Ruang Toilet

Ruang yang digunakan untuk aktivitas buang air besar dan buang air kecil

serta untuk mencuci tangan

Memiliki kapasitas total 20

orang dengan total kebutuhan ruang yaitu 195

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Dinding Trasram dan Keramik hingga ketinggian 1,5m, Keramik lantai

Menggunakan motif timbul

Pengecekan Berkala

Penghawaan Buatan Dan Alami, Saluran Air Tersembunyi di dalam dinding, dinding tahan air, Harus Berada dekat dengan Septic Tank

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Gudang

Ruang yang digunakan untuk menyimpan

barang yang sedang tidak digunakan

Memiliki kebutuhan luas ruaang 36 m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Epoxy Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami

Relationship Potensial design

Page 34: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

96

Space Function Nett Area Occupancy

Food Court

Ruang yang berfungsi untuk membuat dan

mendisplay dan menjual makanan serta kegiatan

transaksi

Memiliki Kebutuhan luas

ruang 12 m2 Pegawai Foodcourt

Material Activity Critical Factor

Menggunakan Dinding Keramik sekitar Kitchen Set.

Menunggu, Berdiskusi, Duduk

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak minimal 3

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 35: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

97

Area Makan Foodcourt

Ruang yang digunakan untuk aktivitas makan

dan minum

Memiliki Kapasitas 40

orang dengan jumlah

kebutuhan luas ruang yaitu 145

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Dinding Motif Wallpanel, Menggunakan Plafond PVC, Menggunakan Lantai

Parquet

Makan, Minum Mengobrol Menikmati Pertunjukan

Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak I buah permeja

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Musholla Ruang yang digunakan untuk beribadah umat

muslim

Memiliki Kapasitas 20

orang dengan jumlah

kebutuhan luas ruang yaitu 28

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Lantai Karpet Bermotif, Dinding Bermotif Kaligrafi, Pembatas Area laki-laki dan

perempuan

Sholat, Mengaji Penghawaan Buatan dan alami, Pencahayaan Buatan dan Alami, Stop kontak 2 buah

Relationship Potensial design

Page 36: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

98

Space Function Nett Area Occupancy

Tempat Wudhu

Ruang yang digunakan untuk mensucikan diri sebelum melakukan

kegiatan ibadah umat muslim

Memiliki Kapasitas 10

orang dengan jumlah

kebutuhan luas ruang yaitu 19,2

m2

Semua Pelaku

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Keramik kasar, Dinding Keseluruhan menggunakan

Keramik, Pembatas Dinding Antara Area Wanita dan Pria

Berwudhu Lantai Harus Kasar, Area Wanita dan Pria harus benar-benar terpisah

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Page 37: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

99

Ruang Servis

Ruang yang digunakan sebagai tempat

berkumpul para pegawai servis serta tempat

peralatan servis

Memiliki Kapasitas 6 orang

dengan jumlah kebutuhan luas ruang yaitu 58,3

m2

Pegawai Servis

Material Activity Critical Factor

Lantai Menggunakan Beton, Menggunakan Lampu TL

Workshop, Service peralatan,

Lantai tidak mudah pecah dan mampu menahan beban, Penghawaan alami, Pencahayaan yang cukup

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Koleksi Braile

Ruang yang digunakan untuk membaca buku

braile

Memiliki Kapasitas 20 orang dengan

kebutuhan luas ruang 400 m2

Pengunjung, Petugas Jaga

Material Activity Critical Factor

Page 38: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

100

Lantai Menggunakan Keramik dengan penunjuk arah untuk pengguna braile

Membaca, Duduk, Mengambil Buku, Meminjam Buku, Mengembalikan Buku

Kelembapan harus dijaga, Menggunakan penghawaan buatan, Petunjuk Khusu Bagi Pengunjung.

Relationship Potensial design

Space Function Nett Area Occupancy

Ruang Audio & Control

Ruang yang digunakan untuk

mengontrol kebutuhan ruang

theater

Memiliki Kapasitas 2 orang dengan

kebutuhan luas ruang 10 m2

Petugas Audio & Control

Material Activity Critical Factor

Lantai Karpet Untuk Faktor Peredaman Suara,

Workshop, Service peralatan,

Ruang Harus Memiliki penglihatan yang baik ke arah panggung, Tinggi Plafond Rendah 2,8 m

Relationship Potensial design

Page 39: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

101

III.1.2.3 Studi Ruang Khusus

Studi Ruang Baca

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah

Ruang Baca ialah :

1. Jarak Minimum Antar Meja

Untuk mendapatkan keluasaan ruang yang baik agar tidak saling

mengganggu antara pengunjung satu dengan yang lain maka perlu

diketahui jarak antar meja yang baik.

Gambar III. 1. Ukuran Duduk Ruang Baca

Sum (Sumber: Data Arsitek, 2000)

Page 40: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

102

2. Tinggi Rak Buku

Tinggi rak buku merupakan faktor yang berpengaruh dalam

kenyamanan pengguna dalam hal ini pembaca yang memiliki standart

untuk menggapai dengan tinggi maksimum bagian atas adalah 1,7 m.

Gambar III. 2. Tinggi Rak

Sum

Gambar III. 3. Potongan Ruang Baca

Sum

Gambar III. 4. Denah Ruang Baca

Sum

(Sumber: Data Arsitek, 2000)

Page 41: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

103

Studi Ruang Baca Anak

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah ruang

baca anak ialah :

1. Safety Design

Bagaimana membuat desain yang aman dan sesuai bagi

anak usia dibawah 6 tahun yang memiliki aktivitas berlebih

Permasalahan yang diangkat :

- Tata ruang yang nyaman dan aman sesuai dengan karakteristik

anak usia dini yang cenderung aktif

- Elemen ruang fisik yang mengantisipasi kegiatan anak yang aktif.

Desain area bermain anak

Aplikasi material

Gambar III. 5. Ruang Bermain Anak Perpustakaan Cikini

Sum

Page 42: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

104

- Lantai : Merupakan karpet dengan pola yang empuk.

- Dinding : Area permainan di letakkan dekat dengan dinding.

- Partisi : Untuk menandai perpindahan atau pemisahan ruang

tidak menggunakan pembatas hanya menggunakan penutup

lantai yang berbeda\

Desain area baca dan ruang koleksi buku anak :

Aplikasi material

- Lantai : Keramik ukuran 60 x 60 dengan area baca lesehan

menggunakan karpet warna gelap

- Dinding : Dinding bata dengan finishing cat

Gambar III. 6. Ruang Baca Anak Perpustakaan Cikini

Sum

Page 43: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

105

- Parabot : Material dari plastic pvc, lebih amat dengan bentuk-

bentuk tanpa sudut untuk upaya kemanan, ukuran meja sesuai

dengan kebutuhan. Terdapat pula kursi orang tua untuk mengasi

anaknya dari kejauhan.

- Meja dan rak buku : jarak antar meja min 150cm, rak buku

memiliki ketinggian hingga 150 cm.

Gambar III. 7. Potongan Ruang Baca Anak

Sum

Gambar III. 8. Denah Ruang Baca

Sum

Page 44: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

106

Studi ruang auditorium

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang design sebuah

auditoirum ialah :

2. Ukuran Ruang Penonton

Ukuran ruang penonton adalah jumlah penonton menentukan

luas area yang diperlukan. Untuk penonton yang duduk diperlukan lebih

dengan 0,5 m2/penonton. Angka ini diperoleh dari :

- Luas tempat duduk dalam satu baris.

≥ 0,45m2/ tempat duduk

Tambahan ≥ 0,5 ≥ 0,9 = 0,05 m2/ tempat duduk

≥ 0,50 m2

- Panjang baris setiap 16 tempat duduk, jika di samping setiap 3

atau 4 baris tersedia sebuah pintu keluar dengan luas 1m.

Gambar III. 9. Ukuran Ruang Penonton

Sum (Sumber: Data Arsitek, 2000)

Page 45: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

107

- Pintu keluar, pintu darurat 1m setiap 150 orang (namun

sekurang-kurang nya 0,80 m)

- Untuk volume ruang dihasikan berdasarakan tuntutan akustik (

gema ) seperti berikut :

Sandiwara 4 - 5 m3/penonton

Opera 6- 8 m3/penonton.

Volume udara tidak boleh dari dasar teknik ventilasi, untuk

mengindari pergantian udara terlalu besar.

Proporsi ruang penonton dihasilkan dari sudut persepsi

psikologi dan sudut pandang penonton atau dari tuntutan

pandangan yang baik dari semua tempat duduk.

(Sumber: Data Arsitek, 2000)

Gambar III. 10. Ukuran Ruang Penonton

Sum

Page 46: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

108

Pandangan yang baik, tanpa gerakan kepala tetapi mudah

mengerakan kira-kira 30”

Pandangan yang baik, dengan sedikit gerakan kepala dan

mudah menggerakan mata 60”.

Maksimal sudut persepsi (paningan) tanpa gerakan kepala

kira-kira 110”, ini berarti pada bidang ini orang dapat

menangkap hampir semua jalanya peristiwa “pada sudut

(pandangan) mata”. Melalui bidang dibuktikan keraguan,

karena mengabaikan “suatu” bidang pandang.

Putaran kepala dan putaran bahu secara penuh pada

sebuah bidang persepsi mungkin 360°.

Luas ruang penonton dapat dihasilkan ,bahwa penonton yang

duduk disamping panggung arus melihat dari tempat yang tinggi

secara cukup.

Gambar III. 11. Potongan Teater

Sum (Sumber: Data Arsitek, 2000)

Page 47: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

109

Tinggi tempat duduk (bertingkat) di ruang penonton, tinggi

tempat duduk terletak pada garis pandangan. Konstruksi garis

pandangan berlaku untuk semua tempat duduk du ruang penonton.

III.1.2.4 Besaran dan Persyaratan Ruang

Dalam menentukan besaran ruang yang digunakan dalam

perencanaan maupun perancangan Perpustakaan di Kota Magelang ini

digunakan beberapa standart literatur, tetapi ukuran standart tersebut

Gambar III. 12. Potongan Teater

Sum

Gambar III. 13. Denah Teater

Sum

Page 48: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

110

disesuaikan kembali dengan kebutuhan ruangan yang direncanakan.

Beberapa acuan yang digunakan antara lain:

1. NAD : Neufert Architects Data

2. NMB : New Metric Hand Book

3. AN : Analisa Pribadi

Dalam penentuan jumlah pembagian kapasitas ruang yang ada akan

berdasarkan beberapa factor pembagian untuk ruang-ruang umum seperti

lobby akan dilihat dari preseden tertentu sedangkan untuk ruang koleksi

baca akan berdasarkan pada pembagian persentase sebagai berikut :

1. Anak : 15 % dari total jumlah pengunjung.

2. Remaja : 30 % dari total jumlah pengunjung.

3. Dewasa : 30 % dari total jumlah pengunjung.

4. Braile : 10 % dari total jumlah pengunjung.

Page 49: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

111

Tabel III 11 Besaran Ruang

NO Nama Kapasitas Kebutuhan & Luas Perabot Sirkulasi Total Luas

1 Lobby 20 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 20 = 26 m2

Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer Absensi

200% 78 m2

2 Ruang Pendaftaran 15 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2

Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip

200% 44,25 m2

Meja Data 1 unit 2 m2

Area pas foto 6,25 m2

3 Receptionist 4 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 5 = 6,5 m2

Meja, Kursi Tunggu, Televisi, Komputer, Lemari Arsip

200% 29,1 m2

Meja Data 1 unit 2 m2

Lemari Kabinet 1 unit 1,2 m2

4 Ruang loker 200 Rak Loker = 3 m x 1,6 m x 0,4 m = 1,92 m2

Rak Loker 300% 76,8 m2

1 rak loker = 20 locker

1,92 x 10 rak = 19,2 m2

5 Ruang baca umum 60 Kebutuhan luas meja dan kursi baca = 1 x 1,4 =1,4 m2

Meja baca, Kursi

200% 252 m2

Page 50: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

112

Luas 1,4 m2 x 60 = 84 m2

6 Ruang koleksi anak 25 Kebutuhan Luas ruang gerak per anak 1m2

Meja, Kursi, Rak buku, Televisi, Rak Mainan.

300% 224.1 m2

Luas 1 x 25 = 25m2

1 rak buku = 2 x 0,3 x 1,5 m x 20 unit = 18 m2

Meja 10 unit

0,4 x 0,8 x 10 = 3,2 m2

Kursi 20 Unit

0,3 x 0,25 x 20 = 1,5 m2

Rak Mainan - 5 unit

0,4 x 1,5 x 5 = 3 m2

Seluncuran Spiral

4 x 3 x 2 m = 24 m2

7 Ruang Koleksi Remaja/ Fiksi

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2

Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8

40 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2

Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

Page 51: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

113

8 Ruang Koleksi Dewasa

60 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 514m2

Luas = 1,3 x 60 = 78 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8

50 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2

Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

9 Ruang Koleksi Referensi

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2

Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8

40 unit rak buku

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2

Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar

40 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3m2

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

300% 410m2

Luas = 1,3 x 40 = 52 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8

40 unit rak buku

Page 52: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

114

Luas 40 x 3 x 0,3 m = 36 m2

Komputer 7 unit

7 x 1,5 m2 = 10,5 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

11 Ruang Multimedia 20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

200% 102 m2

1 x 1,5 = 1,5 m2

Luas 1,5 x 20 = 30 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

12 Ruang Theater 250 Kebutuhan luas ruang duduk per orang

Kursi 200% 555 m2

0,54 m2 / orang

Luas = 0,45 x 250 = 135 m2

Panggung Teater = 50 m2

13 Ruang Audio 2 Panel 1 x 2 = 2 m2 Panel Audio, Kursi

100% 9.6 m2

Ruang Gerak Manusia = 2,6 m2

14 Ruang Seminar 20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer

Meja, Kursi 200% 99m2

1 x 1,5 = 1,5 m2

Luas 1,5 x 21 = 31,5 m2

15 Ruang Baca Elektronik (Ebook)

20 Kebutuhan luas meja dan kursi Komputer

Meja, Kursi, Lcd, Komputer, Meja penjaga

200% 102 m2

1 x 1,5 = 1,5 m2

Page 53: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

115

Luas 1,5 x 20 = 30 m2

Meja Penjaga 1 unit

2 x 2 = 4m2

16 Ruang Display/Pameran

40 Kebutuhan luas ruang gerak per orang = 1,3 m2/ orang = 1,3 x 40 = 52 m2

Barang Display/ Pameran

300% 216 m2

Kebutuhan Luas display 1 m2

24 barang display

Luas 20 x 1 m = 24 m2

17 Ruang Pimpinan 1 Meja Kerja 1 unit Meja, Kursi, Televisi, Lemari Arsip, Set Sofa

300% 19.64 m2

1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2

Sofa untuk tamu 2,4 m2

Lemari Arsip 1 unit

0,4 x 0,62 x 1 = 0,248

18 Ruang Tata Usaha 8 Meja Kerja 8 unit Televisi, Meja Kerja, Lemari Arsip, Kursi,

200% 74,35 m2

1,45 x 1,56 x 8 = 18,096 m2

Lemari Arsip 4 unit

0,4 x 0,62 x 4 = 0,992 m2

19 Ruang Pengolahan Bahan Pustaka

3 Meja Kerja 2 unit Televisi, Meja Kerja, Lemari Arsip, Kursi,

300% 29,13 m2

1,45 x 1,56 x 3 = 6,786 m2

Lemari Arsip 2 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

20 Ruang Pembinaan 3 Meja Kerja 3 unit Televisi, Meja Kerja, Lemari

300% 34,728 m2

1,45 x 1,56 x 3 = 6,786 m2

Page 54: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

116

Lemari Arsip 2 unit Arsip, Kursi, Meja Diskusi 0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

Kursi tunggu 3 orang 1 unit

1 x 1,4 m2 x 1 = 1,4 m2

21 Ruang Rapat 18 Meja Rapat 1 unit Televisi, Meja Presentasi, Lemari Arsip, Kursi, Meja Diskusi

200% 34,728 m2

1 unit = 1 x 8 m2

Lemari Arsip 1 unit

0,4 x 0,62 x 1 = 0,248

Meja Presentasi 1 unit

1,45 x 1,56 x 1 = 2,262 m2

1,45 x 1,56 x 2 = 4,524

Lemari Arsip 10 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 2,48 m2

22 Ruang Tamu 5 Sofa set isi (5) 1 unit = 2,4 m2 Televisi, Sofa Set, Meja

300% 10,32 m2

23 Pantry 2 Pantry Set 1 unit Televisi, Pantry Set, Lemari Pendingin, Dispenser, Meja Makan

300% 10,17 m2

0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2

Lemari pendingin 1 unit

0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2

Dispenser 1 unit

0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2

Meja Makan 2 orang 1 unit

1 x 0,8 x 1 unit = 0,8 m2

24 Ruang Genset - Mesin genset - 1 unit 200% 48 m2

Page 55: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

117

AN Lemari Perkakas

25 Ruang Trafo - Mesin trafo 1 unit Lemari Perkakas

200% 22,5 m2

AN

26 Ruang Keamanan 4 Meja Kursi Kerja 1 unit Meja, Kursi, Set Komputer, Lemari Arsip

200% 7,4 m2

1 x 1,5 m x 1 unit = 1,5 m2

Lemari Arsip

0,4 x 0,62 x 1 = 0,248 m2

Meja Komputer CCTV

0,6 x 1,2 x 1 m = 0,72 m2

27 Ruang Pompa - Mesin Pompa 2 set Lemari Perkakas

200% 22,5 m2

28 Ruang Panel Utama - Panel Set Lemari Perkakas

200% 22,5 m2

AN

29 Toilet Pria 2 Ruang 10 Urinoir 5 unit Wastafel, Kloset, Urinoir, Pengering Tangan, Kaca cermin

300% 97,6 m2

0,75 x 0,75 x 5 = 3,75

Kloset 5 unit

1,5 x 1 x 5 = 7,5 m

Wastafel 3 unit

0,5 x 0,8 x 3 = 1,2 m2

30 Toilet Pria 2 Ruang 10 Kloset 5 unit Wastafel, Kloset, Urinoir, Pengering

300% 98,4 m2

1,5 x 1 x 7 = 10,5 m

Wastafel 3 unit

0,5 x 0,8 x 3 = 1,2 m2

Page 56: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

118

Tangan, Kaca cermin

31 Janitor - Lemari Peralatan Lemari, Ember, Sapu, Pel Lantai

200% 3,6 m2

0,6 x 1 = 0,6 m2

32 Gudang 4 Rak Besar - 10 unit Lemari, Ember, Sapu, Pel Lantai

200% 36 m2

0,6 x 2 x 10 = 12 m2

33 Food Court 6 Stand 2 Pantry Set 1 unit Lemari pendingin, Pantry, Meja, Kursi, Dispenser, Pantry set.

300% 12 m2

0,6 x 2,2 x 1 = 1,32 m2

Lemari pendingin 1 unit

0,55 m x 0,55 x 1 = 0,3025 m2

Dispenser 1 unit

0,3 x 0,4 x 1 =0,12 m2

Meja Bayar 1 unit

0,6 x 1,5 = 0,9 m2

34 Area Makan Food Court

40 Meja Makan 4 orang 10 unit Meja, Kursi 300% 240 m2

1 x 0,8 x 10 unit = 8 m2

Kebutuhan Luas Ruang Gerak per Orang

1,3 m2/orang = 1,3 m x 40 = 52

35 Musholla 20 Kebutuhan Ruang Sholat per orang Sajadah/Karpet, Lemari Mukena, Lemari Al Quran

200% 33,48 m2

0,6 x 1,5 = 0,9 m2

Jumlah orang 20 orang

0,6 x 20 = 12 m2

Page 57: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

119

Lemari Mukena

0,6 x 0,4 = 0,24 m2

Lemari Al quran

0,6 x 1 = 0,6 m2

Area Imam

1,5 x 2m = 3 m2

36 Tempat Wudhu Pria dan Wanita

10 Tempat Wudhu 10 unit 200% 19,2 m2

1,2 x 0,8 x 10 = 9,6 m2

37 Ruang Koleksi Braile 20 Kebutuhan luas ruang per orang 1,3 m2

Meja, Kursi , Meja Penjaga, Rak Buku

300% 400 m2

1 rak buku = 3 x 0,3 x 1,8 ( 20 unit rak buku

Luas 20 x 3 x 0,3 = 18 m2

Meja Penjaga 1 unit = 4 m2

38 Ruang Servis 6 Meja Kerja 6 unit Meja Kerja, lemari Arsip, Lemari Perkakas,Kursi

300% 58,256 m2

1,45 x 1,56 x 6 = 13,572 m2

Lemari arsip 2 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

Lemari Perkakas 2 unit

0,4 x 0,62 x 2 = 0,496 m2

Total 4866,52 m2

Page 58: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

120

Perhitungan Kebutuhan Lahan Parkir

Asumsi jumlah pelaku

Total jumlah pelaku diasumsikan

474 pengunjung

193 Pengelola (termasuk servis & penunjang)

Pengelola di bagi menjadi 2 shift jadi hanya terhitung setengah

menjadi 97 orang

Asumsi Jumlah Kendaraan pelaku perpustakaan.

• Mobil 20 %

• Motor 50 %

• Bus 5 %

• Sepeda 5%

• Kendaraan umum, pejalan kaki dan diantar 20 %

Perhitungan jumlah kendaraan

Mobil (1 unit = 4 orang)

Pengguna mobil = 20% x 571 = 115 orang

Jumlah mobil yang digunakan 115 : 4 = 29 unit

Motor (1 unit = 2 orang (type 1) dan 1 unit = 1 orang (type 2)

perbandinga 50 :50)

Pengguna Motor = 50% x 571 = 267 orang

Jumlah motor type 1 yang dgunakan 136 : 2 = 143 unit

Jumlah motor type 2 yang digunakan 136 unit

Bus (bus sedang berkapasitas 30 orang)

Pengguna bus = 5% x 571 = 28.85 orang dibulatakan 30

1 unit bus

Sepeda (1 unit digunakan perorangan)

Page 59: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

121

Pengguna Sepeda 5% dari 533 yaitu 28.85 dibulatkan 29 unit

Perhitungan Kebutuhan luas lahan parkir

Mobil

Parkir mobil per unit = 5 x 3m = 15 m2

Luas Parkir = 27 x 29 = 783 m2

Sirkulasi = 100 %

Luas total lahan parker mobil = 783 m2 + (783 x 100%)

= 1566 m2

Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi

522 m2

Motor

Parkir motor per unit = 1 x 2m = 2 m2

Luas Parkir = 134 x 2 = 268 m2

Sirkulasi = 200 %

Luas total lahan parker motor = 268 m2 + (268 x 200%)

= 804 m2

Dibagi dalam 3 shift karena tidak mungkin berbarengan menjadi

268 m2

Bus

Parkir bus per unit = 3,5 x 8m = 28 m2

Luas Parkir = 28 x 1 = 28 m2

Sirkulasi = 100 %

Luas total lahan parker bus = 28 m2 + (28 x 100%)

= 56 m2

Motor

Page 60: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

122

Parkir motor per unit = 1 x 2m = 2 m2

Luas Parkir = 29 x 2 = 58 m2

Sirkulasi = 100 %

Luas total lahan parker motor = 58 m2 + (58 x 100%)

= 116 m2

Total Kebutuhan Luas Parkir

= 552 + 268 + 56 +116

= 992 m2

III.1.2.5 Perhitungan Luas Tapak

Total Luas bangunan = 4866,52 m2

Total Luas Area Parkir = 992 m2

KDB = 60%

RTH = 30%

KLB = 1,2

GSB = 12,5 m

1. Luas lantai dasar = 3244,34 m2 (2/3 Luas Bangunan)

2. Luas lahan terbuka

= lahan parkir + Taman terbuka dan ruangan outdoor (1/3

Luas bangunan)

= 992 m2 + 1622 m2

= 2614 m2

3. Luas kebutuhan lahan

= L. Lt dasar + L. Ruang Terbuka

= 3244,34 m2 + 2614 m2

Page 61: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

123

= 5858,34 m2

4. Luas Ruang Terbuka Hijau = 30% x luas lahan

= 30% x 5858,34 m2

= 1757 m2

Ketentuan luas RTH berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang

Wiayah) Kota Magelang Tahun 2011 – 2031.

5. Luas kebutuhan lahan keseluruhan

= L. Lt dasar + L. Ruang Terbuka + RTH

= 3244.34 m2 + 2614 m2 + 1757 m2

= 7615.34 m2

III.1.2.6 Pola Hubungan Ruang

Dalam ruang-ruang yang dibutuhkan adanya pola yang digunakan

untuk memudahkan pengelompokan ruang-ruang sehingga saling

memudahkan kegiatan satu dengan yang lain nya. Berikut pola hubungan

ruang :

Page 62: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

124

Pola Hubungan Ruang Pokok

Pola Hubungan Ruang Area Primer

Bagan III 4. Pola Hubungan Ruang Pokok

Bagan III 5. Pola Hubungan Ruang Area Primer

Page 63: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

125

Pola Hubungan Ruang Area Sekunder

Pola Hubungan Ruang Area Pengelola

Bagan III 6 Pola Hubungan Ruang Area Sekunder

Bagan III 7 Pola Hubungan Ruang Area Pengelola

Page 64: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

126

Pola Hubungan Ruang Area Penunjang

Bagan III 8 Pola Hubungan Ruang Area Penunjang

Page 65: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

127

Tabel III 12 Pola Hubungan Ruang

Ruang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

1 Lobby

2 Ruang Pendaftaran `

3 Receptionist

4 Ruang loker

5 Ruang baca umum

6 Ruang Koleksi Anak

7 Ruang Koleksi remaja/fiksi

8 Ruang Koleksi Dewasa

9 Ruang Koleksi Referensi

10 Ruang Koleksi Majalah dan Surat Kabar

11 Ruang/ Area Pertunjukan

12 Ruang Multimedia

13 Ruang Seminar

14 Ruang Baca Elektronik

15 Auditorium

16 Ruang Display/Pameran

17 Ruang Pimpinan

18 Ruang tata usaha

19 Ruang Pengolahan Bahan pustaka

20 Ruang Pembinaan

21 Ruang Rapat

22 Ruang Arsip

23 Ruang Tamu

24 Pantry

25 Ruang Genset

26 Ruang Trafo

27 Ruang Keamanan

28 Ruang Pompa

29 Ruang Panel

30 Toilet

31 Janitor

32 Gudang

33 Food Court

34 Musholla

35 Tempat Wudhu

36 Ruang Servis

Page 66: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

128

III.1.2.7 Studi Citra Arsitektural

Studi citra arsitektural yang akan diagkat pada proyek perpustaaan

kota Magelang ini adaah menampilkan citra bangunan yang memiliki tingkat

adapatasi yang tinggi serta bentuk citra bangunan yang mampu

meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan yang

dimana ini akan meningkatkan citra pendidikan dikota ini. Citra bangunan

haruslah mampu mempresentasikan citra kota Magelang yang merupakan

tujuan rujukan pendidikan masyarakat provinsi jawa tengah. Penekanan

pada tema desain arsitektur post modern adalah dengan menggunakan

bentuk-bentuk yang menarik dengan prinsip anything goes sehingga

diharapkan dapat bentuk-bentuk baru yang menarik untuk meningkatkan

jumlah kunjungan ke perpustakaan.

III.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan

III.2.1 Studi Sistem Struktur dan Enclosure

III.2.1.1 Studi Sistem Struktur

Bangunan Perpustakaan di kota Magelang merupakan bangunan

yang direncanakan dapat menampung 474 pengunjung perharinya.

Sebagai bangunan perpustakaan yang terus berkembang bangunan ini

membutuhkan struktur yang bias digunakan jika ada pertumbuhan terhadap

kebutuhan ruang nantinya.. Sistem struktur yang digunakan pada

bangunan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Struktur Bawah

2. Struktur Tengah

Page 67: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

129

3. Struktur Atas

Pemilihan struktur bangunan berdasarkan pertimbangan beberapa

faktor yaitu beban bangunan, kondisi tanah (daya dukung tanah dan

kestabilan tanah), kondisi iklim, dan kualitas bahan (kekuatan, ketahanan,

dan maintenance), Kebutuhan ruang kedepan nya, serta juga

mempertimbangkan perilaku dari pengguna bangunan.

1. Struktur Bawah

Struktur bahwa berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas menuju

ke tanah dengan baik. Di dalam penentuan struktur bawah dibawah

memiliki 3 pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Beban hidup + beban struktur itu sendiri

2. Daya dukung tanah

3. Kondisi geografis wilayah, misal daerah yang sering terjadi

gempa

PONDASI BATU KALI

Pondasi batu kali ini dipilih dengan karena bangunan

perpustakaan memeliki beberapa bangunan yang hanya memiliki 1 lantai

saja sehingga pondasi batu kali ini sangat cocok untuk dan efektif untuk

digunakan pada bangunan ini selain proses pembuatan pondasi yang

mudah sehingga sangat cocok dengan lokasi sekarang ini. Pondasi batu

kali merupakan pondasi untuk struktur bangunan yang termasuk salah

satu jenis pondasi dangkal. Pada sebuah pondasi diperluakan

Page 68: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

130

kemampuan untuk menahan berbagai macam beban baik horizontal

maupun vertical dalam kondisi stabil. Pondasi batu kali adalah bagian

struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam yang dibuat

dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat

berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi

dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu

besar seperti rumah tinggal.

Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam

di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah. Pondasi batu kali

biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian atasnya minimal 25

cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding

karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan

pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah

fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya

disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang

dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.

Kelebihan

1. Pelaksanaan pondasi mudah

2. Waktu pengerjaan pondasi cepat

3. Batu belah mudah didapat. Jika menggunakan batu kali ( batu

manga).

Page 69: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

131

4. Pembuatan relative murah

(sumber: proyeksipil.com)

PONDASI FOOTPLATE

Pondasi ini dipilih karena selain bangunan perpustakaan tidak

hanya memiliki ketinggian 1 lantai namun beberapa bangunan 2 lantai

sehingga pondasi footplate setempat sangat cocok dan efektif untuk

menanggung beban 2 lantai ini.

Pondasi ini berfungsi untuk menahan beban 2-4 lantai dimana

memiliki 4 tahapan dalam proses pembuatan nya yaitu meliputi

penggalian tanah, penulangan pondasi dan perkerjaan pengecoran.

Pondasi ini juga sering disebut pula pondasi pelat setempat.

Pondasi ini diletakan pada kedalaman tanah tertentu dengan cara

membuat lubang menggunakan alat bor tanah khusus. Setelah mencapai

kedalaman tanah yang diinginkan kemudian dilakukan pemasangan

Gambar III. 1 Pondasi Batu Kali

Page 70: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

132

begisting yang terbuat dari plat besi. Kemudian dimasukan rangka besi

tulangan yang sebelumnya sudah dirangkai terlebih dahulu. Setelah

semua terpasang baru mulailah dilakukan pengecoran beton. Setelah

dilakukan pengecoran besi begisting dikeluarkan kembali.

Kelebihan

1. Terhitung cukup murah dari segi biaya

2. Menggali tanah hanya baguian tertentu jadi lebih sedikit.

3. Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi footplate lebih

handal daripada pondasi batu belah

(sumber: proyeksipil.com)

Gambar III. 2 Pondasi Footplate

Page 71: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

133

2. Struktur Tengah

Struktur tengah merupakan struktur yang berada diantari struktur

atas dan struktur bawah bangunan. Struktur ini memiliki fungsi sebagai

penyalur beban dari struktur atas ke struktur bawah.

STRUKTUR RANGKA

Struktur rangka dipilih berdasarkan untuk kemudahan dalam

penambahan ruang kedepanya karena struktur rangka memiliki kelebihan

yang mudah untuk di fabrikasi sehingga sangat cocok untuk

perkembangan ruang kedepanya

Struktur rangkat merupakan struktur yang sangat baik digunakan

dalam system moduler untuk suatu bangunan tumbuh dikarenakan

pengerjaan nya yang bias dilakukan dengan proses fabrikasi sehingga

dapat dibuat secara cepat dan moduler serta baik untuk penambahan

dikemudian hari.

Merupakan jenis struktur perkuatan ruang yang terdiri dari kolom

dan balok. Struktur rangka baik digunakan untuk menahan beban lateral.

Dimensi balok dan kolom ditentukan berdasarkan beban yang diterima.

Page 72: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

134

Gaya yang diterima dari plat lantai diteruskan menuju balok untuk

kemudian diteruskan ke titik–titik kolom

Kelebihan

1. Ekonomis dari segi biaya perawatan.

2. Kekuatan dan kualitas dapat disesuakan melalui komposisi cor

beton, diameter tulangan, dll

3. Sudah dikenal baik oleh pekerja konstruksi, sehingga mudah

dikerjakan.

4. Resistensi terhadap api yang tinggi.

(sumber: doc.google)

3. Struktur Atas

Stuktur atas memiliki sebutan lain sebagai struktur penutup

bangunan yang berfungsi untuk menghindari bangunan dari pengaruh

perubahan cuaca dan iklim. Struktur ini harus mampu menahan beban nya

sendiri serta mampu menahan beban angin hujan. Proses pemilihan

Gambar III. 3 Struktur Rangka

Page 73: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

135

struktur bagian ini berdasarkan kebutuhan perencanaan perpustakaan

kedepanya serta disesuaikan dengan tema desain yang akan dibuat

KUDA-KUDA BAJA KONVENSIONAL

Kuda-kuda baja ini dipilih berdasar kebutuhan ruang-ruang pada

perpustakaan dengan bentang yang lebar seperti ruang theatre yang

membutuhkan bentangan bebas yang lebar.

Kuda-kuda ini banyak dipergunakan pada bangunan dengan

bentang atap yang lebar, misalnya gedung pertemuan, aula, atau pabrik.

Berbeda dengan kuda-kuda baja ringan yang mempergunakan profil tipis,

kuda-kuda baja konvensional ini mempergunakan baja profil yang cukup

tebal. Cukup banyak jenis profil yang tersedia di pasaran, misal profil C,

profil I, profil H, profil siku, atau bentuk lain seperti pipa dan persegi. Jarak

di antara kuda-kuda bisa cukup jauh, yaitu antara 4-5m. Di atas kuda-kuda

ini barulah dipasang usuk yang biasanya menggunakan kanal C yang mirip

dengan profil baja ringan. di atas usuk biasanya langsung dipasang atap

metal (spandeck) atau asbes. Bila ingin mempergunakan genteng bisa saja.

Kanal C tersebut berfungsi sebagai gording, dan ditambahi lagi usuk dan

reng dari kayu di atasnya.

Kelebihan

1. Waktu pengerjaan sangat cepat

2. Kekuatan Lebih terjamin.

3. Memiliki Bentang Bebas yang Cukup lebar

Page 74: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

136

(sumber : http://bowoprihatno.blogspot.co.id)

KUDA-KUDA KAYU

Kuda-kuda kayu dipilih berdasarkan untuk menambahkan kesan

citra visual yang menarik karena kuda-kuda kayu tersebut akan diekspos

kemudian akan diberikan sorotan lampu sehingga akan menimbulkan

kesan estetis pada ruang-ruang yang membutuhkan ke estisan.

Kuda-kuda kayu merupakan jenis struktur atap yang termasuk

kedalam system konstruksi tradisional yang memiliki fungsi khusus dalam

nilai estetis yang tinggi. Selain itu pula memiliki system konstuksi yang baik

untuk penyelasaian bangunan di daerah rawan gempa.

Kelebihan

1. Nilai estetis yang tinggi.

2. Kemampuan adapatasi terhadap kondisi di daerah tropis yang

baik.

3. Mudah untuk dibongkar pasang.

Gambar III. 4 Kuda-kuda Baja Konvensional

Page 75: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

137

Gambar III. 14 Kuda-Kuda Kayu (sumber: http://galvalumponorogo.blogspot.co.id)

III.2.1.2 Studi Sistem Enclosure

Pemilihan material guna mengedapankan jangka panjang agar

mampu bertahan dalam kondisi yang ada serta sebisa mungkin memiliki

biaya perawatan yang rendah. Beberapa alternatif material dapat

digunakan yaitu :

Tabel III 13 Studi Sistem Enclousure

PENUTUP LANTAI

1. Lantai Keramik

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 17 Keramik

(sumber: desainrumahminimalis.com)

Keramik dipilih berdasarkan kebutuhan ruang-ruang yang tidak memerlukan estetis serta perawatan yang mudah dan bahan yang tergolong tidak mahal. Material yang terbuat dari tanah liat yang dibakar kemudian dilapisi glazur. Keramik memiliki sifat konduktor terhadap panas dan dingin.

Kelebihan

1. Tahan Lama

2. Perawatan Mudah

3. Banyak pilihan bentuk

4. Barang mudah didapat

Gambar III. 5 Kuda-Kuda Kayu

Gambar III. 6 Keramik

Page 76: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

138

2. Lantai Granit

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 18 Granit

(sumber:rumahminimalist-id.blogspot.co.id)

Granit ini akan ddipilih untuk menjadi penutup lantai dan dinding pada ruang-ruang lobby dan ruang pimpinan dikarenakan memiliki nilai estetis yang baik. Granit berbahan dasar dari batu granit yang mengalami proses pemoles hingga mengkilap dan memiliki daya tahan terhadap tekanan beban hingga 500kg. Granit ini memiliki kepadatana 2,70 gram per cm³.

Kelebihan

1. Kuat menahan beban berat.

2. Tahan gores.

3. Daya serap air kecil.

3. Karpet

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.19 Karpet

(sumber:tukangkarpet.blogspot.co.id)

Karpet dipilih karena selain memberikan kesan yang lebih nyaman juga dapat beralih fungsi sebagai area duduk lesehan yang juga dapat meningkatkan jumlah daya tampung perpustakaan. Pelapis lantai berbahan dasar karpet memiliki sifat karet dan lentur. Dimana memiliki sifat yang baik dalam peredaman suara dan panas.

Kelebihan

1. Estetis 2. Mudah dibetuk 3. Memiliki kesan nyaman. 4. Tidak memiliki nat/celah

Gambar III. 7 Granit

Gambar III. 8 Karpet

Page 77: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

139

4. Lantai Kayu

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 9 Lantai Kayu

(sumber:lenterahidup.net)

Lantai kayu parquet ini dipilih berdasarkan nilai estetis yang mampu memberikan kesan menarik pada pengunjung.

Kelebihan

Memiliki nilai estetis tinggi

Memiliki kesan hangat dan ramah

5. Tegel Klasik Motif

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III. 10 Lantai Tegel Motif

(sumber: inaicta.web.id)

Tegel ini akan diletakkan pada pintu masuk utama perpustakaan sebagai penanda pintu masuk karena memiliki bentuk unik sehingga mampu memberikan penekanan secara estetis pada pintu masuk.Tegel terbuat dari campuran bahan semen dan pasir beton, dan diatasnya disiram aci supaya halus. Memiliki ketebalan higga 2,5 cm Kelebihan

Bentuk yang estetis

Tidak memerlukan bahan khusus untuk pemasangan

Memberikan kesan sejuk terhadap ruangan

Memiliki pori-pori sehingga tidak mudah pecah jika panas.

Kekurangan

Mudah kusam, sehingga memerlukan perawatan khusus.

Sifat permukaanya yang tidak sehalus keramik sehingga terkesan agak kusam dan kotor.

Mahal.

Page 78: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

140

3. Kalsiboard

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.24 Kalsiboard

(sumber: bahanbangunan2014.wordpress.com)

Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang.Pentutup dinding non permanen yang terbuat dari pahan organik, semen, bahan peguat dan lem alami yang kemudian diproses secara autoclave atau juga disebut pengeringan dengan suhu yang tinggi.

Kelebihan

Mudah untuk dibongkar

Harga cenderung murah Lebih fleksibel.

Biaya pemasangan cenderung rendah.

Tahan terhadap suhu tinggi.

PENUTUP DINDING

Bata Merah

Alternatif Penjelasan Material

(sumber: sementigaroda.com)

Untuk dinding-dinding pembatas yang bersifat tetap dipilih menggunakan bata merah karena tidak memerlukan keahlian khusus dalam pemasangan serta bahan yang melimpah.Bata merah terbuat dari material tanah yang kemudian dicetak dan kemudian dibakar dengan suhu tinggi hingga kering dan berwarna kemerahan.

Kelebihan

Bahan banyak tersedia di pasaran

Tidak menyerap panas

Harga murah

Semua orang bisa memasangnya

Gambar III. 11 Bata Merah

Gambar III. 12 Kalsiboard

Page 79: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

141

4. Dinding Kaca

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.26 Dinding Kaca

(sumber: inaicta.web.id)

Penggunaan pada dinding pada ruang yang dimungkinkan untuk fungsi fleksibilitas karena mudah untuk dibongkar dan dipasang serta untuk digunakan pada ruang-ruang yang memiliki luas ruang yang sempit sehigga terkesan lebih luasDinding pembatas yang digunakan untuk partisi baik pada interior maupun eksterior.

Kelebihan

Mudah perawatan.

Memberi kesan luas

Kesan yang modern.

Sebagai pencahayaan alami.

PENUTUP PLAFOND

1. Gypsumboard

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.27 Plafon Gypsumboard

(sumber: gypsummandiri.com)

Pemilihan plafond ini yang akan diterapkan pada hampir kesuluruhan ruang karna selain harga lebih murah ketimbang plafond lainya juga mudah untuk di dekoratif dan mudah untuk di dapatkan di pasaran.Plafond dengan jenis gypsum dan memiliki dimensi standart 1,22 m x 2,44 m

Kelebihan

Lebih murah.

Lebih rapi.

Pengerjaan Cepat

Perawatan yang mudah.

Gambar III. 13 Dinding Kaca

Gambar III. 14 Plafond Gypsumboard

Page 80: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

142

2. PVC

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.28 Plafon PVC

(sumber: atapplafonpvc-plafonatappvc.blogspot.co.id)

Pemilihan plafond ini berdasarkan sifat plafond yang tahan terhadap air dan tahan terhadap rayap, diterapkan pada area luar yang mudah terkena percikan hujan serta memiliki motif yang banyak dan menarik.Penutup plafond ini terbuat dari polyvinyl chloride dengan tampilan mengkilat dan memiliki banyak macam variasi motif.

Kelebihan

Tahan rayap.

Pemasangan mudah.

Kedap suara.

Tahan Air

3. Membran

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.30 Plafon Membran

(sumber: plafonmembran.wixsite.com)

Plafond ini akan diletakkan pada area semi terbuka dan area entrance seperti lobby karena memiliki bentuk yang menarik sehingga memberikan kesan yang unik dan berbeda.Teknologi Plafon Membran (Stretch Ceiling) yang ditemukan pertama kali di Eropa 40 Tahun lalu. yang pada awalnya material ini sebagai tambahan perangkat interior dan penggunaan perbaikan plafon yang rusak.

Kelebihan Ringan

Ramah lingkungan

Tahan air

Hemat energi

Tidak mudah terbakar

Mudah pemeliharaan

Gambar III. 15 Plafond PVC

Gambar III. 16 Plafond Membran

Page 81: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

143

1. Membran

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.32 Membran

(sumber: trndamembran.co.id)

Digunakan untuk area panggung untuk memperlihatkan/ menekan kan perbedaan antara area sekitar agar memiliki sesuatu yang menonjol.Struktur Membran adalah stuktur yang menggunakan material membran, yang memikul beban dengan menggunakan tegangan tarik/tensile structure (Schodek, 1998)

Kelebihan Pemeliharaan rendah

Bahan dapat ditembus sinar matahari

Daya tahan yang sangat baik

Desain fleksibel dan berestetika

2. Genteng bitumen selulose

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.33 Bitumen Selulosa

(sumber: Indotrading.com)

Penutup ini dipilih untuk diaplikasikan pada ruang yang menghasilkan tingkat kebisingan yang tinggi saat fungsi berlangsung seperti ruang genset karena dapat meredam kebisingan Penutup atap yang terbuat dari bahan fiber selulosa, resin dan bitumen. Kelebihan

Dapat meredam kebisingan dan mengurangi radiasi panas.

Fleksibel dan mudah dibentuk.

Ringan.

Gambar III. 17 Membran

Gambar III. 18 Bitumen

Page 82: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

144

3. Skylight

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.34 Atap Skylight

(sumber: veluxusa.com)

Penutup tipe ini akan dipadukan dan cocok dipadukan dengan plafond membran yang akan memberikan kesan estetis yan menarik khususnya pada area lobby.Penutup atap yang terbuat dari kaca tempered dengan tebal min 10mm.

Kelebihan Sebagai masuknya cahaya

alami.

Elemen estetis.

4. Genteng glazur

Alternatif Penjelasan Material

Gambar III.35 Genteng glazur

(sumber: jualgentengbetonflatjakarta.blogspot.co.id)

Genteng ini akan diaplikasikan hampir di keseluruhan bidang atap karena memiliki kekuatan dan perawatan yang mudah.Genteng yang berbahan dasar tanah liat kemudian dibakar dengan suhu tinggi dan diberi lapisan glazur. Kelebihan

Perawatan mudah.

Warna tahan lama

Kekuatan Superior

Tahan segala cuaca

Gambar III. 19 Atap Skylight

Gambar III. 20 Genteng glazur

Page 83: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

145

III.2.2 Studi Sistem Utilitas

III.2.2.1 Sistem Distribusi Air Bersih

Penyuplaian air bersih pada bangunan perpustakaan ini akan

menggandalkan dari PDAM dan Air sumur artetis karena PDAM tidak selalu

dapat diandalkan khususnya saat keadaan hujan.

Sumber air bersih dalam pemenuhan akan menggunakan sistem

downfeed karena lebih hemat daya karena menggunakan gaya gravitasi

dalam penyaluran air.Berikut Penjelasan Down-Feed sistem :

1. Down-Feed sistem

Sistem ini pertama-tama mengambil air dari PDAM maupun sumur

bor kemudian ditampung kedalam ground tank. Setelah itu barulah dipompa

menuju ke tangki yang berada diatas atau tempat yang tinggi. Setelah itu

barulah disalurkan menuju ke tempat-tempat yang membutuhkan

menggunakan gaya grafitasi

.

Bagan III 10 Bagan Distribusi Air Bersih

Page 84: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

146

III.2.2.2 Sistem Pengolahan Limbah

Pada bangunan perpustakaan tentunya akan menghasilkan limbah

yang cukup banyak sehingga dibutuhkan adanya jaringan untuk memfiltrasi

limbah pula, dan sedang maraknya bangunan yang peduli terhadap

lingkungan dikarenakan tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi.

Kota Magelang juga terkenal dengan kebersihan tentu ini juga menjadi

salah satu upaya untuk menjaga konsistensi. Sistem pengaliran limbah cari

pada bangunan ini akan menggunakan yaitu:

Sistem two pipe

Pada penggunaan sistem ini digunakan dua pipa pemisah dimana

satu pipa digunakan untuk limbah dari kamar mandi, dapur, pantry, dll. Dan

dikelompokan berdasar jenisnya. Seperti contoh air tinja dialirkan

menggunakan soil pipe sedangkan air limbah mandi dsb menggunakan

water pipe. Sedangkan limbah yang dapat diolah kembali diolah kembali

menggunakan cara yang berbeda-beda diantaranya adalah :

Jaringan Limbah Cair (Grey Water)

Pada sistem ini pembuanan limbah cair yang berasal dari dapur,

kamar mandi dll yang tergolong kedalam grey water, kemudian dialirkan

menuju bak pengumpul limbah yang kemudian akan diolah menggunakan

filter organik/bio filtration agar dapat digunakan kembali sebagai menyiram

tanaman yang ada diarea bangunan. Sistem ini akan sangat cocok jika

diterapkan pada area food court bangunan yang diperkirakan akan

menghasilkan limbah cair yang cukup banyak.

Page 85: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

147

Jaringan Air Hujan

Pada sistem ini limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan

kemduian dikumpulkan melalui talang yang berujung pada ground tank

khusus air hujan. Tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat

digunakan sebagai flush toilet. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan

karena kondisi di indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang

tinggi.

Bagan III.28 Bagan pengolahan air hujan

Grey

water

Bak

Kontrol

Bak

Pengumpul Bio Filtration

Menyiram

Tanaman Saluran kota

Air hujan Talang Bak kontrol Ground tank

Flush Toilet

Bagan III 11 Bagan Pengolahan Grey Water

Page 86: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

148

Jaringan Limbah Padat (Black Water)

Limbah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dll yang

termasuk kedalam grey water, kemudian akan dialirkan menuju bak

pengumpul limbah yang selanjutnya akan diolah melalui filter organik /

bio filtration dan sebelum kemudian dapat digunakan untuk menyiram

tanaman yang ada pada kompleks bangunan. Sedangkan sisa air hasil

pengolahan yang mengendap pada bio filtration langsung dibuang

menuju saluran kota. Sistem ini akan sangat cocok jika diterapkan

pada area food court bangunan yang diperkirakan akan menghasilkan

limbah cair yang cukup banyak.

1. Bagan III.30 Bagan pengolahan black water

Jaringan Air Hujan

Limbah air hujan yang jatuh ke atap bangunan dikumpulkan melalui

talang yang berujung pada ground tank khusus air hujan. Kemudian akan

dimanfaatkan, tanpa mengalami pengolahan air hujan ini dapat digunakan

sebagai flush. Sistem ini dipilih karena cocok diterapkan karena kondisi di

indonesia terletak pada area dengan curah hujan yang tinggi. Serta dalam

upaya penghematan sumber daya.

Bagan III 12 Bagan Pengolahan Black Water

Page 87: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

149

III.2.2.3 Manajemen Sampah

Manajemen limbah sampah berguna untuk mengefektifkan sistem

pembuangan sampah dimana dalam manajemen ini memiliki beberapa

metode dalam pembuangan yaitu :

1. Pemisahan antara sampah organik dan anorganik

Semakin tinggi kesadaran serta peranan perpustakaan sebagai

sarana pendidikan maka dari itu manajemen menggunakan siste

pemisahan antara sampah organik untuk dibedakan menjadi dua yaitu

sampah organik dan anorganik. Sampah organik ini dapat diolah untuk

menjadi pupuk kompos dan sampah anorganik akan dibuang langsung

menuju bak sampah lingkungan maupun sistem pengangkutan kolektif dari

kota.

Page 88: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

150

III.2.2.4 Penanganan Kebakaran

Sistem penanganan bangunan akan dipilih sesuai kebutuhan yang

dibutuhkan selain itu merupakan salah satu standart keamanan yang harus

di terapkan pada bangunan umum.Sistem ini berfungsi untuk mencegah

dan menanggulangi suatu kebakaran dimana sistem tersebut dapat

dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Penanggulangan pasif

1.1 Pintu Darurat

Layanan sirkulasi diluar bangunan harus lah dapat dijangkau oleh

mobil pemadam kebakaran berfungsi untuk jika terjadi keadaan darurat

kendaraan penyelamat mampu mendekat untuk sedekat mungkin dengan

tempat kebakaran tersebut sehingga akan memudahkan pengamanan

pada bangunan yang ada. Merupakan pengamanan standart yang harus

selalu ada di setiap gedung publik.

1.2 Sprinkler dan Smoke detector

Gambar III. 21

(sumber: cmifiresprinkler.com)

Page 89: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

151

Sprinkle ini memiliki fungsi sebagai pemadam api sementara

sebelum bantuan datang dengan cara memancarkan air atau busa didaerah

sekitar diletakkan nya alat ini. Biasanya diletakaan di langit-langit dan

memiliki koneksi dengan smoke detector. Pada bangunan ini dibutuhkan

dan akan ditempatkan pada ruang-ruang tanpa buku untuk upaya

pengamanan pertama

Gambar III. 22 Smoke Detector

(sumber: archiexpo.com)

Smoke detector sebuah alat pencegahan dini kebakaran dengan

cara mendeteksi asap yang ada diruangan yang kemudian akan

mengkoneksikan dengan dengan sprinkle jika terjadi bahaya yang

kemudian akan memedamkan api. Sedangkan sprinkle ini merupakan

pengamanan wajib yang untuk upaya pencegahan dan penanganan

pertama.

2. Penanggulangan aktif

2.1 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Page 90: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

152

Gambar III. 23 APAR

(sumber: alatpemadamapi.xyz)

APAR merupakan alat pemadam api yang bersifat portable dan

harus difungsikan secara manual oleh personal dengan mengarahkan alat

tersebut kea rah api untuk memadamkanya. Alat ini memiliki bermacam tipe

dari isian dimana biasanya diletakkan di area yang rawan akan potensi

kebakaran yang tinggi seperti ruang servis. APAR ini digunakan untuk

penanganan pertama pada kejadian kebakaran yang wajib ada pada setiap

bangunan publik.

2.2 Hydrant

Hydrant merupakan alat support pemadam kebakaran yang

berfungsi untuk menyalurkan bertekanan tinggi untuk kebutuhan

pemadaman, pada bangunan publik diklasifikasikan menjadi 2 jenis

berdasarkan pada perletakannya, yaitu:

1. Hydrant box

Page 91: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

153

Gambar III. 24 Hydrant Box

(sumber: en.indotrading.com)

Hydrant box memiliki lokasi biasanya pada bangunan public dimana

memiliki jarak antar hydrant adalah 35 meter. Persyaratan bangunan haurs

memiliki luas ± 800 m2 untuk menghemat jumlah hydrant. Hydrant ini

dibutuhkan perpustakaan jika kebakaran tidak dapat ditangani secara skala

kecil.

Hydrant pilar

Gambar III. 25 Hydrant Pillar

(sumber: ipnfire.com)

Page 92: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

154

Hydrant pilar memiliki letak di luar bangunan, fungsi lainnya adalah

sebagai sumber air pemadam kebakaran dibutuhkan wajib sebagai suplay

untuk mobil pemadam kebakaran.

III.2.2.5 Sistem Telekomununikasi

Sistem komunikasi pada bangunan perpustakaan merupakan hal

wajib terutama karena perpustakaan ini menggunakan system hybrid

sehingga kebutuhan koneksi terhadap dunia luar merupakan hal yang

penting. Sistem telekomunikasi antar ruang dalam maupun luar bangunan

di menggunakan fiber optik yang ditanam didalam tanah dengan

menggunakan pipa. Pada penggunaan jaringan telekomunikasi akan

dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

Sistem telekomunikasi internal

Sistem komunikasi internal berfungsi untuk alat komunikasi antar

ruang agar memudahkan komunikasi baik pengunjung maupun pengelola

dalam melakukan pelayanan seperti penggunaan internet, Server e-book,

maupun komunikasi telefon.

Sistem komunikasi ini harus terhubung dan biasanya memiliki satu

server pusat sebagai arah lajur penyaluran dan penyaringan data pusat.

Selain itu telepon ini harus saling terhubung dan harus menyediakan daftar

nomor penting pada setiap titik. Sistem telekomunikasi internal adalah

sistem yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam satu

bangunan. Sistem ini menggunakan sistem IP-PABX (Internet Protocol

Page 93: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

155

Private Branch eXchange). Sedangkan untuk server computer

menggunakan jaringan LAN agar terhubung antar masing-masing computer

ruang kerja. Sistem kerja ini akan diterapkan untuk menghubungkan

komputer-komputer pada perpustakaan untuk melayani masyarakat yang

ingin membaca dengan sistem elektronik di dalam perpustakaan.

Sistem telekomunikasi eksternal

Sistem telekomunikasi eksternal digunakan untuk berselancar di

dunia internet sehingga menggabungkan dunia luar info dari luar dengan

sistem komunikasi pada perpustakaan. Perpustakaan juga akan

menyediakan sistem online pembacaan guna memudahkan pembaca yang

akan membaca dari rumah. Perpustakaan akan menjadi server untuk

membaca buku secara online. Sistem ini akan dihubungkan dengan sistem

fiber optic dan jaringan telefon.

III.2.2.6 Kelistrikan

Sistem penyediaan energy listrik haruslah dipertimbangkan dengan

baik dimana jika terjadi gagal fungsi dalam pemenuhan kebutuhan maka

fungsi utama dari bangunan dan pelayan terhadap pengunjung tidak dapat

berfungsi secara maksimal dan baik. Sehingga selain perlunya system

kelistrikan yang bersumber PLN juga umumnya disediakan genset

cadangan yang berfungsi jika terjadi gagal fungsi dari pemenuhan yang

bersumber dari PLN.

Sumber pemenuhan lain juga bias bersumber dari energy ramah

lingkungan seperti panel tenaga surya yang bisa digunakan untuk

Page 94: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

156

mengurangi beban listrik sekaligus juga sebagai upaya pencadangan listrik

jika PLN gagal memenuhi jumlah kebutuhan listrik yang dibutuhkan.

III.2.2.7 Sirkulasi Vertikal

Tangga

Tangga adalah alat penghubung bisa disebut juga untuk transportasi

vertical manual. Tangga merupakan alat transporatasi yang wajib dimiliki

karena fungsinya yang tidak menggantung hal lain untuk dapat digunakan.

Tangga dipilih karena merupakan sistem sirkulasi paling umum yang tidak

membutuhkan cara kerja khusus sehingga dapat digunakan untuk semua

kalangan pengunjung.

Ramp

Ramp umumnya digunakan untuk mempermudah pengunjung

difable maupun dalam pengangkutan barang dari level rendah ke level yang

lebih tinggi. Adapun ketentuan standar kemiringan ramp untuk manusia

yakni tidak boleh melebihi 1:12. Ramp dipilih untuk memfasilitasi pengguna

difable sehingga memudahkan pengunjung perpustakaan, selain itu pula

untuk memudahkan pemindahan barang serta pengunjung lanjut usia.

Elevator / lift

Sarana transportasi vertical yang digunakan sebagai sirkulasi

barang maupun manusia dengan batasan berta tertentu namun

Page 95: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

157

membutuhkan konsumsi daya listrik yang besar. Beradasarkan fungsi

elevator/lift dibedakan menjadi 2, yaitu lift penumpang yang digunakan

untuk mengangkut pengunjung dan pengelola, kemudian lift barang yang

dipergunakan untuk loading/mengangkut barang pada area servis.

Penggunaan lift juga salah satu respon untuk para difabel. Elevator ini

digunakan untuk barang dan difable untuk memudahkan akses ke lantai

atas.

III.2.2.8 Sistem Keamanan

Sistem Keamanan dalam bangunan ini dibagi menjadi 2, yaitu:

Sistem Keamanan Aktif

Sisitem keamanan aktif merupakan system keamanan yang

dilakukan oleh satpam atau petugas keamaan yang melakukan patrol

keliling bangunan secara langsung untuk mengamati keadaaan yang ada.

Untuk menghindari kejadian tidak di inginkan. Sistem ini dipilih dikarenakan

perpustakaan memiliki beberapa bangunan sistem lama ini masih perlu

diterapkan melihat potensi kejahatan di indonesia yang tergolong tinggi

Sistem keamanan Pasif

Sistem keamanan pasif merupakan system keamanan dengan cara

pemantauan yang dilakukan secara jarakj jauh menggunakan teknologi

CCTV yang dipasang pada sudut-sudut tertentu dan terus dilakukan

Page 96: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

158

pemantauan selama 24 jam dengan proses penyimpanan data rekaman

dan pemantauan langsung dari suatu ruang.Sistem kemanan pasif ini akan

diterapkan pada ruang-ruang yang memerlukan pengawasan terus

menerus seperti ruang loker. Selain itu penggunaan CCTV mengurangi

kebutuhan pegawai pengamanan dan pengefektifan sistem.

III.2.2.9 Sistem Penangkal Petir

Penangkal yang dipilih akan berdasarkan tipikal bangunan yang

dibutuhkan seperti luas bangunan lebar dan jumlah.Penangkal petir

memiliki fungsi untuk menyalurkan petir yang menyambar ke bangunan

agar tidak terjadi kebakaran maupun hal yang lain.Penangkal petir

berfungsi sebagai pelindung bangnan dari sambaran petir Secara umum

penangkal petir yang sering digunakan pada bangunan adalah:

Sistem Thomas

Gambar III. 26 Penangkal Petir Thomas

(sumber: pasangpenangkalpetir.net)

Sistem ini memiliki jangkauan radius hingga 150m dalam melindung

bangunan terhadap bahaya sambaran petir. Sistem ini dipilih karena

Page 97: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

159

perencanaan akan memiliki bangunan-bangunan terpisah berbentuk

kompleks.Penangkal petir dianggap paling efektif dalam menangani

kompleks bangunan.

III.2.2.10 Sistem Penghawaan

Penghawaan Alami

Sistem penghawaan alami akan diterapkan pada area-area yang

dimungkinkan menggunakan penghawaan alami seperti pantry, dapur area

alami. Selain itu kondisi penghawaan sekitar yang cukup sejuk membuat

penghawaan alami cukup untuk mencapai kenyamanan suhu.

Penghawaan Buatan

Sistem penghawaan buatan dibutuhkan untuk mendapatkan

kenyamanan thermal yang baik yang tidak dapat dicapai menggunakan

sistem penghawaan alami selain itu pula juga untuk ruang-ruang khusu

yang membutuhkan persyaratan khusus demi berfungsi nya ruangan

tersebut. Berikut beberapa penghawaan buatan yang dapat diterapkan

bangunan perpustakaan :

AC Split

Page 98: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

160

Gambar III. 29 AC Split

(sumber: www. shaheentechnology.yolasite.com)

Sistem penghawaan ini dipilih untuk memenuhi kebutuhan pada

penghawaan ruang yang membutuh kebutuhan khusus dalam segi

penghawaan seperti ruang baca dengan sistem konvensial yang perlu

diperhatikan kadar kelembapan nya. Selain itu pula sistem ini dipilih karena

bentuk kompleks. Sistem penghawaan ini dapat digunakan karena lebih

bersifat lebih kecil dan portable tanpa membutuhkan ruang dan perlakuan

khusus dalam proses dan syarat pemasangan nya.

AC Standing

Gambar III. 30 AC Standing

Page 99: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

161

(sumber: www. yonanac99.en.made-in-china.com)

Sistem penghawaan ini hampir sama dengan ac split namun memiliki

perbedaan yaitu pemenuhan pendinginan untuk ruangan yang lebih luas

dengan ceiling yang tinggi. Karena kemampuan untuk luas dan ceiling lebih

tinggi ini dipilih untuk memenuhi kebutuhan pendingan pada ruang

auditorium

Exhaust Fan

Gambar III. 31 Exhaust Fan

(sumber: www.northerntool.com)

Sistem penghawaan ini dipilih untuk diterapkan pada bagian dalam

bangunan seperti ruang-ruang yang tidak mendapatkan penghawaan

alami.

III.2.2.11 Sistem Pencahayaan

Standar Kelayakan Pencahayaan untuk Lapangan Pertandingan

adalah sebagai berikut:

1. Sistem pencahayaan alami.

Page 100: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

162

Sistem ini menggunakan pencahayaan alami dari matahari yang

digunakan untuk menyinari ruang agar menenuhi kebutuhan cahaya untuk

pemenuhan fungsi aktivitas didalam nya. Umumnya sistem pencahyaan ini

menggunakan kaca sebagai media penyalur cahaya dari luar bangunan ke

dalam berikut macam-macam kaca yang dapat digunakan untuk bangunan

perpustakaan :

Kaca bening

Kaca bening merupakan jenis kaca yang paling umum memiliki

kriteria permukaan yang bersi, rata dan bebas distorsi. DImana pada jenis

kaca dengan type ini mampu melewatkan cahaya sebesar 90 %. Pemilihan

kaca bening sebagai salah satu alternative juga berdasarkan ketersediaan

di area sekitar lokasi. Kaca dengan tipe ini sangat mudah didapat di area ini

dan memiliki harga yang cenderung lebih murah daripada tipe yang lain.

Kaca Dengan Pelapis

Jenis kaca ini umumnya difungsi untuk mengurangi intensitas panas

yang masuk ke dalam bangunan agar tereduksi cukup banyak namun tetap

membiar cahaya luar ruangan juga tetap masuk. Tingkat pemasukan juga

bervariasi untuk disesuaikan untuk kebutuhan. Kaca ini dibutuhkan

dikarenakan untuk menyaring sinar matahari langsung yang akan

dimasukan pada bangunan perpustakaan sehingga membiarkan sinar

matahari langsung masuk namun mengurangi efek panas dari sinar

Page 101: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

163

tersebut sehingga cocok untuk menghindari efek kerusakan pada buku

perpustakaan yang akan terkena sinar matahari.

Kaca Panel Surya

Kaca ini merupakan kaca yang memadukan kebutuhan fungsi dan

kemajuan teknologi dalam penghematan daya karena dengan mengunakan

arutan senyawa polymer dan nanowire mampu menangkap energy

matahari yang melewati kaca. Kaca ini memiliki transparai visual hingga

70%. Kaca panel surya dipilih berdasarkan sifat kegunaan yang ramah

terhadap lingkungan dan mampu menjadikan perpustakaan sebagai tempat

sarana percontohan penggunaan teknologi yang ramah terhadap

lingkungan karena mampu menghasilkan energy sendiri.

2. Sistem pencahayaan buatan.

Sistem ini menggunakan pencahayaan alami yang umumnya dari

lampu untuk memenuhi kebutuhan ruang agar dapat menjalan aktivitas

tertentu didalam nya.Pencahayaan ini dibutuhkan untuk memberikan

penerangan pada malam hari agar fungsi perpustakaan dapat berjalan

dengan baik.Berikut beberapa lampu/pencahayaan yang dapat diterapkan

dalam bangunan perpustakaan :

Lampu halogen

Lampu ini terbuat dari kawat tungsten yang bersama dengan gas

yang berfungsi untuk menciptakan sinar yang kuat. Lampu type ini sering

digunakan untuk menyorot barang atau spot untuk menimbulkan kesan

Page 102: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

164

menonjol. Lampu ini dipilih dikarenakan kompleks perpustakaan ini memiliki

area display pameran. Sehingga karena kebutuhan fungsi dibutuhkan

lampu halogen.

Lampu LED

Lampu LED atau memiliki kepanjangan Light Emitting Diode

merupakan jenis lampu hemat energy dan menghasilkan terang nyala

dalam satuan lux yang tinggi. Memiliki warna lampu dalam berbagai type

dan memiliki ukuran yang bervariasi. Lampu jenis ini dipilih karena memiliki

kebutuhan daya lebih rendah dibanding dengan lampu tipe pijar selain itu

memiliki daya ketahanan penyinaran yang lebih lama ketimbang dengan

lampu-lampu jenis lain sehingga memudahkan perawatan.

Lampu TL

Lampu TL merupakan singkatan dari Tube luminescent memiliki arti

neon tabung. Jenis lampu ini memiliki bentuk tabung dimana memiliki

sistem bahan fosfor pada permukaan kaca pelingkupnya. Fosfor ini

berfungsi untuk mengubah sinar ultraviolet yang dihasilkan menjadi cahaya

yang bisa dilihat mata. Memiliki intensitas cahaya yang terang dan hemat

disbanding jenis lampu pijar. Pemilihan Jenis Lampu ini berdasarkan

kebutuhan lux yang tinggi untuk menjalankan fungsi ruang baca sehingga

jenis lampu ini dirasa lebih cocok dan efektif untuk menerangi ruang-ruang

baca.

Page 103: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

165

III.2.3 Studi Pemanfaatan Teknologi

Gate Detector Book

Penggunaan sistem ini ditujukan agar para pengunjung

perpustakaan dapat membawa buku ke antar ruang atau area dalam

perpustakaan tanpa melakukan peminjaman terlebih dahulu namun tetap

aman karena buku tersebut tidak dapat dibawa pulang karena dapat di

diditeksi oleh gate detector ini. Agar buku dibawa pulang haruslah

melakukan proses peminjaman yang sedemikian rupa sehingga buku tidak

terkena sensor dari gate detector ini.

Gambar III.54 Gate Detector

(sumber: batuahsakti.com)

Rumput Sintetis

Pada perpustakan ini akan memiliki banyak ruang baca terbuka yang

akan banyak menggunakan material alam yang baik. Penggunaan rumput

Gambar III. 32 Gate Detector

Page 104: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

166

sintetis ini layak untuk dipertimbangkan mengingatkan kelebihan yang

ditawarkan seperti mudah dan murahnya biaya perawatan.

Gambar III. 33 Rumput Sintetis

(sumber: inspirasi.co)

Rumput Gulung

Selain penggunaan rumput sintetis teknologi rumput gulung patut

dipertimbangkan mengingat sistem penanaman dan umur dari rumput.

Dengan penggunaan rumput gulung ini penanaman rumput tidak akan

membutuhkan lama.

Gambar III. 34 Rumput Gulung

(sumber: smsrsd-infopenting.blogspot.co.id)

Page 105: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

167

Climate-renponsive kinetic façade

Cladding ini merupakan sistem teknologi yang digunakan untuk

mereduksi panas dari cahaya matahari yang masuk.Cladding berbahan plat

metal perforated yang kemudian memiliki kemampuan bergerak untuk

merespon arah datang dari cahaya matahari matahari. Memiliki nilai positif

pula untuk segi citra karena akan membuat face bangunan selalu berubah.

Teknologi ini memungkinkan untuk mengurangi beban dari kebutuhan

pendingin udara akibat panas matahari yang masuk.

Gambar III. 35 Climate Responsive Kinetic Facade

(sumber: enninglarsen.com)

III.3 Analisa Konteks Lingkungan

Kota Magelang merupakan salah satu kota dari beberapa kota di

jawa tengah berlokasi dekat dengan kota Yogyakarta. Kota ini merupakan

salah satu rujukan pendidikan bagi masyarakat Jawa Tengah karena

kualitas pendidikan yang baik. Dalam perkembangan kota, kota Magelang

merupakan kota dengan perkembangan yang cukup baik.

Kota ini terletak pada tengah kabupaten Magelang. Karena memang

dulunya kota Magelang adalah ibukota dari kabupaten Magelang sebelum

Page 106: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

168

mendapatkan kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai

sebuah kota baru. Kota Magelang memiliki posisi strategis karena berada

di jalur utama Semarang-Yogyakarta. Kota Magelang terletak 15km sebelah

utara Kota Mungkid, 75 km sebelah selatan Semarang dan 43 km sebelah

utara Yogyakarta.

Kota Magelang memiliki luas 18,12 km2 dengan jumlah populasi

138.271 orang per tahun 2015. Kota ini terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu:

- Magelang Utara

- Magelang Selatan

- Magelang Tengah

Page 107: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

169

Kota Magelang memiliki perbatasan secara keseluruhan karena

berada di tengah-tengah kabupaten Magelang.

Gambar III. 36 Peta Kota Magelang

(sumber: http://bp2t.magelangkota.go.id)

III.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi Perpustakaan di Kota Magelang mempertimbang kondisi

lokasi yang haruslah berdekatan dengan sarana jalan utama namun tidak

berada tepat di jalan utama serta haruslah dekat dengan fasilitas

pendidikan lainya. Sebisa mungkin tidak melakukan penggusuran namun

tetap mendapatkan lokasi yang strategis dan terletak pada area

pembangunan kawasan pendidikan sesuai dengan RDTRK.

Page 108: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

170

Selain pertimbangan luas lahan yang cukup besar untuk

pengembangan kawasan kedepan nya. Karena itu dipilihlah lokasi pada

area lingkar luar perpustakaan yang masih memiliki lahan kosong yang

cukup luas.

1. Alternatif Lokasi 1

Gambar III. 37 Peta Kecamatan Magelang Utara

(sumber: http://bp2t.magelangkota.go.id)

Terletak pada ketinggin 380 m diatas permukaan laut dan

mempunyai luas wilayah 6,182 km2. Kecamatan Magelang Utara, Berada

Page 109: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

171

di bagian utara kota Magelang dengan batas wilayah adalah sebagai berikut

:

- Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Secang,

Kabupaten Magelang.

- Di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tegalrejo,

Kabupaten Magelang

- Di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Magelang

Tengah, Kota Magelang

- Di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bandongan,

Kabupaten Magelang

Wilayah Kecamatan Magelang Utara dibagi menjadi 5 Kelurahan

dengan perincian sebagai berikut:

1. Kelurahan Kramat Selatan;

2. Kelurahan Kramat Utara;

3. Kelurahan Potrobangsan;

4. Kelurahan Kedungsari;

5. Kelurahan Wates;

1.1 Potensi

- Dilalui jalan Utama Kota Megelang

- Tersedia banyak lahan kosong

- Memiliki Banyak Fasilitas Pendidikan

- Terdapat Perencanaan Pengembangan Universitas baru

di daerah ini

Page 110: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

172

- Tersedia jaringan listrik dan telpon

- Tidak banjir dan macet.

- Terletak pada area yang tenang.

2. Alternatif Lokasi 2

Gambar III. 38 Peta Kecamatan Magelang Tengah

(sumber: http://bp2t.magelangkota.go.id)

Kecamatan Magelang Tengah memilik pembagian wilayah 6

keluarahan yaitu :

1. Kelurahan Magelang;

Page 111: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

173

2. Kelurahan Cacaban;

3. Kelurahan Kemirirejo;

4. Kelurahan Gelangan;

5. Kelurahan Panjang;

6. Kelurahan Rejowinangun Utara;

2.1 Potensi

- Dilalui jalan utama kota Magelang.

- Terletak di pusat kota.

- Tersedia banyak fasilitas pendidikan.

- Dekat dengan kantor pemerintahan

- Tersedia jaringan listrik dan telpon

- Kepadatan penduduk tinggi.

- Akses kendaraan umum yang sangat banyak

2.2 Penilaian

Page 112: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

174

Tabel III 14 Tabel Penilaian Pemilihan Lokasi

KRITERIA BOBOT

Magelang Utara Magelang Tengah

Skor Skor x bobot

Skor Skor x bobot

Ketersediaan Lahan 30 3 90 1 30

Aksesibilitas Jalan 30 2 60 3 60

Peruntukan Lahan 30 3 90 3 90

Potensi kawasan untuk pengembangan fasilitas Pendidikan 20 3 60 2 40

Dukungan Jaringan Jalan 20 2 40 3 60

Ketenangan dan kenyamanan 30 3 90 1 30

Dekat dengan fasilitas Pendidikan 30 3 90 3 90

Dekat dengan fasilitas Pemerintahan 20 2 40 3 60

TOTAL 530 460

III.3.2 Analisa Pemilihan Tapak

Tapak berada di kecamatan Magelang Utara. Kecamatan Magelang

utara terpilih karena ketersediaan lahan kosong yang mencukupi sehingga

tidak perlu dilakukan penggusuran selain itu pula kedepanya terdapat

universitas baru yang akan dibangun diarea tersebut. Selain itu terdapat

jalan-jalan baru dengan lebar yang lebih baik dan keramaian yang tidak

terlalu bising sehingga cocok untuk dibangun fasilitas pendidikan. Letak

yang memiliki banyak fasilitas juga merupakan faktor dipilihnya lokasi ini.

Akses lalu lalang untuk kendaraan bermotor yang cukup baik sudah

cukup untuk memenuhi kebuthan perpustakaan itu sendiri. Tingkat

keramaian yang sedang juga menjad faktor pendukung lain.

Page 113: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

175

Lokasi Alternatif Tapak

Gambar III. 39 Peta Alternatif Lokasi

(sumber: maps.google )

Alternatif Tapak 1

Lokasi

Lokasi tapak 1 berada di jalan Ahmad Yani, Kramat Utara, Kota

Magelang.

Akses Jalan Utama

Jalan Ahmad Yani merupakan jalan arteri primer dengan total 4

dengan lebar total 20 m

Regulasi

.1 KDB : 60 %

.2 KLB : 1,2

.3 RTH : 30 %

.4 GSB : 12,5 m

A

B

Page 114: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

176

Kondisi Tapak

1. Tapak dilalui oleh kendaraan umum

2. Topografi pada tapak cenderung datar

3. Vegetasi pada tapak terdapat semuk belukar dengan

tanaman seperti pisang.

4. Terdapat jalur irigasi di depan tapak

5. Jalan di depan tapak adalah jalan aspal memiliki 4 lajur karena

merupakan calon pengembangan pusat pendidikan baru.

6. Merupakan Kawasan Area Pengembangan pendidikan.

7. Terdapat jaringan listrik dan telpon serta lampu jalan

8. Potensi air bersih PDAM ataupun air tanah

9. Berada di area yang cukup tenang.

Fasilitas Tapak

Angkutan umum

Rumah Sakit

Fasilitas Pendidikan Sekolah.

Drainase kota

Jaringan listrik dan telpon

Foto Tapak

Page 115: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

177

Gambar III. 40 Tampak Depan Tapak Alt.1

Gambar III. 41 Akses Jalan Tapak Alt. 1

Alternatif Tapak 2

Lokasi

Lokasi tapak 2 berada di jalan Kartini, Magelang Tengah, Kota

Magelang.

1.2.3 Akses Jalan Utama

Jalan Kartini dengan 4 lajur dengan total lebar 12, 5 m

1.2.4 Regulasi

Page 116: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

178

KDB : 60 %

KLB : 1,2

RTH : 30 %

GSB : 12,5 m

1.2.5 Kondisi Tapak

Tapak dilalui oleh kendaraan umum

Berada di jalan utama

Topografi pada datar

Jalan di depan tapak memiliki 4 lajur dengan lebar total 12,5

m

Berada dengan pusat pendidikan

Terdapat jaringan listrik dan telpon serta lampu jalan

Berada di jalan utama antar kota

1.2.6 Fasilitas Tapak

Angkutan umum

Drainase kota

Jaringan listrik dan telpon

1.2.7 Foto Tapak

Page 117: BAB III ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR III.1 ...repository.unika.ac.id/17068/4/14.A1.0163 IVANG CANDRA SETA (4.41).BAB III.pdf · kebutuhan ruang 410 m2 Pengunjung, Petugas

179

Gambar III. 42 Tampak Depan Tapak Alt. 2

Penilaian Tapak

Tabel III 15 Tabel Penilaian Pemilihan Lokasi Tapak

KRITERIA BOBOT

TAPAK 1 TAPAK 2

Skor Skor x bobot

Skor Skor x bobot

Ketersediaan Lahan 30 3 90 3 90

Aksesibilitas Jalan 30 3 90 3 90

Peruntukan Lahan 30 3 90 2 60

Potensi kawasan tidak menambah beban lalu lintas 30 3 90 2 60

Dukungan Jaringan Jalan 30 3 90 2 60

Potensi perkembangan wilayah 20 2 40 3 60

Dekat dengan fasilitas Pendidikan 20 2 40 3 60

Dekat dengan fasilitas keamanan 20 2 40 3 60

TOTAL 570 540