bab ii value proposition - bina … ii...... ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan...
TRANSCRIPT
11
BAB II
VALUE PROPOSITION
2.1 Roti
Roti merupakan salah satu dari 14 bahan makanan praktis dengan bahan baku
tepung terigu, ragi (yeast), dan air, sedangkan bahan pelengkap lainnya yang
digunakan adalah gula, garam, lemak, susu, coklat, kismis, dan sukade merupakan
bahan pelezat. Sebagai salah satu makanan praktis, roti dapat dibuat berbagai macam
bentuk dan rasa sesuai dengan keinginan pembuatnya dan keinginan konsumen.
Dalam menghasilkan roti yang bermutu tinggi diperlukan proses produksi yang
higienis dan sesuai dengan prosedur dari pembuatan adonan sampai dengan
pengemasan.
Industri roti ini melakukan proses produksi dengan mengolah tepung terigu,
gula, telur, susu bubuk dan cair, mentega atau margarin, ragi roti dan garam menjadi
produk dengan nilai tambah dan siap dikonsumsi dengan kandungan gizi yang baik.
Menurut Astawan (2008), kandungan gizi roti lebih unggul dibandingkan dengan nasi
dan mie basah per 100 gram bahan zat gizi .
Seiring dengan aktivitas yang semakin sibuk dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya makanan bergizi, maka roti merupakan pilihan makanan alternatif disegala
kondisi waktu dan makan, salah satunya yaitu bakery. Menurut Suprapto dan Elly
(2009), pelaku usaha industri bakery di Indonesia umumnya didominasi oleh kalangan
pengusaha berskala mikro, kecil dan menengah. Usaha mikro (beromzet kurang dari
Rp 25.000.000,-per bulan) di industri bakery saat ini mencapai sekitar 55% dari total
12
industri bakery yang ada di Indonesia, usaha kecil (beromset kurang dari Rp
200.000.000,- per bulan) sekitar 30%, usaha menengah (beromzet kurang dari Rp
4.000.000.000,- per bulan) sekitar 10% dan usaha besar (beromzet lebih dari Rp
4.000.000.000,- per bulan) mencapai sekitar 5%.
Gambar 2.1 Proyeksi penjualan industri roti di Indonesia
Sumber: CIMB Principal Asset Manajemen
Perkembangan bisnis bakery di Indonesia menjadi bagian penting yang harus
diperhatikan oleh seorang produsen guna memenuhi kebutuhan konsumennya.
Semakin banyak peluang menggiurkan dalam bisnis bakery, semakin banyak pemain
bakery sehingga semakin tinggi pula persaingan dalam bisnis ini. Pengetahuan akan
kebutuhan dan keinginan konsumen bakery akan menjadi arah dalam membuat
produk bakery memiliki nilai tinggi agar terus dibeli dan dicari, bahkan lokasi juga
menjadi pertimbangan pelaku bakery untuk mengembangkan bisnisnya (Kurnia,
2009).
13
Radzi (2007) roti yang pada awalnya dianggap sebagai makanan para tuan dan
nona Belanda pada jaman penjajahan, saat ini sudah menjadi makanan pokok kedua
setelah nasi. Hal ini disebabkan karena fenomena masyarakat kita terutama
masyarakat kota yang dipadatkan dengan berbagai aktifitas, maka roti dipilih sebagai
makanan alternatif pengganti nasi yang dapat diandalkan dalam segala kondisi dan
waktu makan.
Oleh karena itu, dengan didukung oleh data-data yang telah tersedia maka
Riche hadir membuat menu yang berbahan dasar roti dengan citarasa yang tinggi dan
unik. Jenis roti yang kami sajikan, bukan hanya roti panggang unik yang dimakan di
tempat, tetapi kami juga menyiapkan jenis roti yang roti siap saji yang sehat, selain itu
bisa dibawa pulang pelanggan untuk sarapan maupun untuk cemilan.
2.2 Market size
Market size adalah jumlah pengguna suatu produk jumlah pembeli dan penjual
di suatu pasar. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin meluncurkan produk
baru atau jasa, karena pasar yang kecil cenderung tidak akan mampu untuk
mendukung suatu volume tinggi dari barang-barang.
Menurut Ostelwalder dan Pigneur (2010), pelanggan merupakan kunci utama
dalam mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak
dapat bertahan lama dalam bisnis yang mereka bangun.
Berdasarkan teori dari Ostelwalder dan Pigneur (2010), mereka membagi dua
segmen pasar, berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas
menengah ke atas dan segmen kelas menengah kebawah. Ada beberapa tipe dari
customer segmen:
14
1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Mass
market fokus pada penentuan segmentasi pasar, nilai proposisi, kerjasama, dan
juga saluran distribusi.
2. Niche market, bisnis model yang memiliki target pasar yang hanya melayani
segmen pelanggan tertentu atau spesifik.
3. Segmented, bisnis model yang membedakan kebutuhan dan masalah yang berbeda
pada pelanggan.
4. Diversified, bisnis model yang melayani dua atau lebih dengan kebutuhan yang
berbeda dan saling bergantung satu sama lain.
Pasar yang kami pilih adalah mass market, karena jenis makanan yang
diproduksi oleh Riche dapat dinikmati oleh semua kalangan dan semua umur, mulai
dari anak kecil yang biasa lebih menyukai rasa manis seperti coklat dan keju, maupun
remaja atau dewasa yang bisa memilih varian asin gurih yang berasal dari daging
ayam, sapi, ikan salmon.
Harga Riche cukup terjangkau mulai dari Rp 13.000,-sehingga semua
kalangan dapat mencicipi sajian roti yang kami hidangkan, mulai dari anak-anak,
pelajar, orang kantoran maupun suatu keluarga.
Selain itu, roti yang kami tawarkan ada dua macam. Ada roti bakar yang
biasanya lansgung makan di tempat yang menjadi favoritnya anak sekolah atau kuliah
sambil bersantai, maupun roti yang bisa di take away untuk sarapan keluarga dan
snack. Kami juga melayani delivery order dengan telepon atau online order yaitu
bekerjasama dengan aplikasi Go-jek. Selain itu Riche juga dapat digunakan dalam
acara pesta ulang tahun, arisan, meeting, atau hanya untuk konsumsi pribadi.
15
Untuk memperluas market size, kami juga selalu melakukan peninjauan
langsung terhadap trend pasar untuk menambah variasi menu kami, serta membuat
menu unik di setiap event tertentu seperi natal dan tahun baru, haloween, valentine
dan sebagainya. Selain itu, kami juga membuat promosi menarik bagi yang berulang
tahun, promosi melalu social media, maupun bekerja sama dengan vendor lainnya.
Seperti pada peluncuran film minions yang menjadi suatu trend dimana-mana terdapat
minion maka Riche menghadirkan karakter minion dalam rotinya.
Walaupun sudah banyak orang yang membuka usaha dibidang roti, namun
Riche membuat konsumen memakan roti lebih dari sekedar roti biasa, sesuai dengan
motto kami THIS IS NOT ORDINARY BREAD, THIS IS RICHE. Kami mengemas
produk kami berbeda dengan roti lain dengan keunikan tersendiri dari segi
tampilandan cita rasa yang bervariasi, sehingga kami lebih unggul dari pesaing toko
roti yang sudah ada.
2.3 Analisis Industri
Roti merupakan makanan yang sudah banyak dikonsumsi sebagai alternatif
sumber kalori pengganti nasi maupun snack (kudapan) pengganjal perut ketika lapar.
Pada Tabel 1, pada tahun 1996 tingkat konsumsi rata-rata roti di Indonesia mencapai
628,3 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.979,6 juta potong roti manis. Walaupun
terjadi penurunan menjadi 366,7 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.349,3 juta potong
roti manis pada tahun 1999 karena terpaan krisis ekonomi yang melanda Indonesia
sehingga daya beli masyarakat berkurang, konsumsi rata-rata roti Indonesia kembali
meningkat hingga mencapai angka 447,6 juta bungkus kecil roti tawar dan 2.920,6
juta potong roti manis pada tahun 2002. Dari hasil ini industry roti akan terus
16
berkembang seiring dengan banyaknya konsumen yang mengkonsumsi roti per
tahunnya.
Konsumsi roti per kapita Indonesia telah tumbuh dari US$ 0.8 di 2005
menjadi US$ 3.6 di 2014. Namun demikian konsumsi roti per kapita Indonesia masih
dibawah Malaysia dan Vietnam yang telah mencapai level US$ 17 dan US$ 7 per
kapita.
Gambar 2.2 Pertumbuhan penjualan roti di Indonesia
Sumber: bisnis.com
Tahun Konsumsi Rata-rata Roti Tawar
(Juta Bungkus Kecil)
Konsumsi Rata-rata Roti Manis
(Juta Potong)
1996 628,3 2.979,6
1999 366,7 2.349,3
2002 447,6 2.920,6
Tabel 2.1 Tabel konsumsi roti tawar dan manis Per Kapita Per Tahun di
Indonesia, Tahun 1996, 1999, 2002
Sumber: BPS dalam Badria (2005:2)
17
Gambar 2.3 Diagram jenis makanan yang disukai seperti apa
Sumber: kuisioner thesis Bread Sushi Roll-Riche (2016)
Selain itu, industri makanan unik berkembang dimana pada hasil survei diatas
menunjukkan bahwa 43% dari 100 orang memilih untuk mengkonsumsi makanan
yang memiliki konsep unik. Tampil dengan konsep unik dan berbeda dari produk roti
bakar yang lain,bread sushi roll ini mampu menembus persaingan pasar yang ramai
dengan jenis-jenis makanan yang lain, baik makanan tradisional maupun makanan
asing.
Untuk mengatasi adanya persaingan yang dihadapi oleh Riche bread sushi roll
maka Riche akan melakukan kegiatan promosi untuk mendukung penjualan usaha ini
yaitu sebagai berikut:
1. Membagikan brosur dan pemasangan iklan.
2. Memiliki media sosial berupa: Facebook, Twitter, Instagram, Path dan
mengupdate kegiatan yang dilakukan oleh Riche seperti launching menu baru,
kegiatan bazaar atau informasi seputar Riche.
18
3. Promosi langsung ke konsumen, dengan memberikan sample, dimana konsumen
untuk mencoba memakannya dan mencicipi citarasanya sehingga dapat menjadi
media promosi ke orang lain.
4. Memiliki menu baru setiap event tertentu seperti valentine, natal, haloween dan
sebagainya, serta memberikan promosi khusus bagi yang berulang tahun.
2.4 Five Porter Analysis
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah
suatu metode untuk menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau
lingkungan persaingan yang dipublikasikan oleh Michael E Porter, seorang profesor
dari Harvard Business School pada tahun 1979.
Gambar 2.4 Five Porter Analysis
19
2.4.1 Threat of New Entrants
Dalam business model Riche memiliki hambatan masuk yang tinggi,
karena Riche termasuk jenis makanan ringan, jadi memudahkan competitor
untuk menjadi competitor Riche. Tetapi untuk meningkatkan persaingan yang
akan dihadapi, akan gencar melakukan promosi di social media maupun
mengikuti food baazar di daerah Jakarta dan Tangerang. Sehingga akan
banyak orang mengenal Riche.
Selain itu Riche juga menerima feedback kepada pelanggan melalui
aplikasi pesan terbaru seperi Line dan Whatsapp, atau dapat melalui kotak dan
saran yang nantinya staff admin Riche akan menanggapi feedback yang
diberikan customer, sehingga menu yang kami sajikan akan terus bertambah
dan tidak membosankan, karena Riche memiliki keunikan tersendiri dari segi
penampilan maupun rasa. Selain itu aplikasi pesan tersebut dapat berguna
untuk sebuah forum customer service bagi pelanggan Riche yang mempunyai
saran atau kritik. Riche akan terus mengembangkan produk, bukan dari hanya
segi roti saja, tapi dari menu lain sebagai pelengkap dari menu yang sudah ada.
2.4.2 Bargaining Power of Suppliers
Riche memiliki bargaining power of supplier low, karena kita tidak
perlu cemas untuk mencari supplier, tentunya supplier sendiri yang akan
bersaing untuk dapat menjadi partner Riche karena perkembangan industri roti
di Indonesia sudah cukup banyak. Bahan-bahan yang dipakai oleh Riche ada
banyak di pasaran, switching cost untuk mengganti supplier juga tidak mahal.
20
2.4.3 Bargaining Power of Buyers/ Consumers
Dalam bisnis Riche, bargaining power of buyer high, karena walaupun
bahan dasar yang kita buat adalah dari roti, tetapi penyajiannya dengan cara
yang berbeda, yaitu kita roll seperti bentuk sushi, dan ditusuk seperti sate,
halitu akan menjadi daya tarik pelanggan untuk tetap mengkonsumsi Riche
bread sushi roll.
2.4.4 Threat of Subtitute Products
Dalam Five Forces Model Persaingan terhadap produk dihasilkan
perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk
yang sama sehingga menimbulkan persaingan langsung (direct competition),
melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang
memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Produk
seperti itu dinamakan produk subsitusi (substitute products). Threat of
Subtitute Products pada Riche high, karena banyak bisnis berbahan dasar roti
yang bisa menggantikan Riche. Bisnis makanan lain yang bisa menggantikan
Riche yaitu seperti Pop Pao, Daily Fresh, dan Eggo Waffle.
2.5 Consumer behavior
Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214) studi bagaimana
individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan
menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan mereka. Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6):
Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli
barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
21
Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis
yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau
kegiatan mengevaluasi.Dalam hal ini consumer behavior yang ada dalam hasil survei
menunjukkan bahwa sekarang ini ada 98% dari 50 orang menyukai kuliner. Perilaku
ini yang membuat Riche dapat menarik minat pelanggan.
Gambar 2.5 Diagram yang menyukai kuliner
Sumber: Kuisioner thesis Bread Sushi Roll Riche (2016)
2.6 Substitute Competitor Analysis
Persaingan terhadap produk dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari
perusahaan yang memproduksi produk yang sama sehingga menimbulkan persaingan
langsung (direct competition), melainkan bisa juga berasal dari perusahaan yang
memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan
perusahaan. Produk seperti itu dinamakan produk subsitusi (substitute products).
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, Riche memiliki beberapa
competitor, yaitu antara lain Pop Pao, eggo waffle, daily fresh. Pop Pao menyajikan
bakpao dengan tampilan yang menarik atau menyajikan dengan konsep yang unik
juga, sedangkan eggo waffle menyajikan snack atau makanan ringan yang bisa
22
dimakan sambil berjalan-jalan keliling mall, topping yang digunakan juga topping
yang sedang digemari di kalangan masyarakat, daily fresh juga merupakan salah satu
competitor Riche, daily fresh menyajikan makanan ringan seperti jagung, waffle,
daily fresh juga jenis makanan yang dapat dimakan sambil berkeliling didalam mall.
Pop Pao merupakan suatu makanan ringan berupa bakpao dengan variasi
bentuk yaitu menggunakan berbagai bentuk binatang. Eggo waffle merupakan salah
satu competitor yang sudah memiliki banyak cabang, hampir di setiap mall terdapat
ego waffle, menu yang disajikan di Eggo waffle juga beragam, seperti pandan, coklat,
vanilla.sedangkan Daily fresh tidak memiliki varian menu yang banyak, daily fresh
memiliki menu andalan berupa jagung rebus dan waffle seperti ego waffle, perbedaan
waffle yang dimiliki daily fresh dengan Eggo hanya di bentuk dan varian menu saja.
Bentuk maknan yang menjadi daya tarik sendiri bagi pelanggan Pop Pao,
tetapi variasi menu yang ditawarkan tidak bervariasi hanya fokus pada makanan,
belum adanya produk minuman yang diciptakan sendiri. Pop Pao masih berbentuk
outlet dalam sebuah mall di Tangerang dengan harga Rp 7.000/ pcs.
Gambar 2.6 Variasi Menu Pop Pao
23
Eggo waffle sudah memiliki banyak toko di berbagai mall di beberapa kota
besar di Indonesia. Eggo waffle memiliki variasi menu yang sangat beragam mulai
dari rasa, hingga toping., harga yang ditawarkan juga cukup bervariasi mulai dari Rp
17.000 hingga Rp 40.000,-
Gambar 2.7 Menu Eggo Waffle
Gambar 2.8 Gambar Competitor Matrix
24
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa Riche masih tergolong market
yang kecil dibandingkan kompetitornya tetapi Riche tidak kalah dari segi variasi
menu dan harga dibandingkan dengan Eggo waffle dan daily fresh. Tetapi Eggo
waffle lingkupnya jauh lebih besar dibandingkan yang lainnya.
Namun meskipun Riche memiliki beberapa competitor, Riche memiliki
makanan yang berbeda dari segi bentuknya dan memiliki cita rasa yang berbeda
dengan kompetitor-kompetitor kami. Dan untuk menyaingi kompetitor kami, kami
selalu melakukan development produk sesuai dengan trend yang sedang berkembang,
misalkan pada saat munculnya film Minions, semua orang menginginkan semua
bentuk atau benda yang berhubungan dengan Minions karena bentuknya yang lucu
didalam filmnya. Oleh karena itu Riche membuat suatu ide produk yaitu bread sushi
roll dengan bentuk Minions.
Gambar 2.9 Bread sushi roll-Riche berbentuk minions
25
2.7 Marketing Strategy
Menurut Rangkuti (2011: 1) tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam
menyusun strategi pemasaran adalah melakukan strategi segmentasi dan targetting,
yang kemudian dilanjutkan dengan positioning.
2.7.1 Segmentation (Segmentasi Pasar)
Dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan
kondisi konsumen dengan berbagai kebutuhan dan keinginan yang beragam,
maka menjadi suatu keputusan yang bijak apabila perusahaan melakukan
segmentasi pasar, agar dapat mencapai efisiensi dan efektivitas dengan produk
yang diproduksi.
Menurut Rangkuti (2011: 1-2) dalam strategi pemasaran, tidak ada cara
tunggal untuk membuat segmen pasar.Kita harus mencoba variabel-variabel
yang berbeda, yang tidak monoton, sehingga dapat memberikan yang terbaik
bagi konsumen. Variabel tersebut sebagai berikut:
1. Segmentasi Geografis
Adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografis, seperti negara, regional, negara bagian, provinsi, kota atau
kompleks perumahan. Pada business plan yang kami buat segmentasi
geografis kita hanya sebatas pada wilayah Jakarta Utara, karena kita hanya
membuka gerai di daerah Jakarta Utara saja untuk pada awal pembukaan
business plan kami.
2. Segmentasi Demografis
Adalah segmentasi yang membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan
pada variabel seperti usia, jenis kelamin, jumlah keluarga, siklus
26
kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, dan
kebangsaan. Pada business plan yang kami buat , kami tidak membatasi
dalam hal demografis, untuk sisi ini semua kalangan dapat mencoba
hidangan yang telah kami buat. Harga yang kami jual juga masih masuk
dalam jangkauan keluarga, orang kantoran, mahasiswa, maupun anak
sekolahan.karena sebagian penduduk Indonesia beragama islam, Menu
yang kami sajikan merupakan menu yang halal, tidak mengandung unsur
babi (B2).
3. Segmentasi Psikografis
Segmentasi yang membagi pembeli menjadi kelompok berbeda
berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian.
Dalam segementasi ini Riche tidak membatasi dari sisi kelas sosial seorang
pelanggan tetapi semua pelanggan dapat membeli dan mencoba Riche.
4. Segmentasi Perilaku
Segmentasi yang mengelompokkan pembeli berdasarkan pengetahuan,
sikap, penggunaan, atau tanggapan mereka terhadap produk. Karena
produk yang kami jual merupakan produk makanan, tentunya segmentasi
prilaku tidak menghalangi kami dalam membuat business plan yang kami
buat.
2.7.2 Targetting (Menetapkan Pasar Sasaran)
Menurut Suharno dan Yudi Sutarso (2010: 26) menetapkan pasar
sasaran, yaitu proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar
dan memilih satu atau beberapa segmen untuk dilayani kebutuhannya. Pada
tahap ini, perusahaan memilih segmen yang sesuai dengan kemampuan
27
perusahaan dan menjadikannya sebagai pasar sasaran yang akan dilayani
kebutuhan dan keinginannya. Penetapan pasar sasaran dipilih dari satu atau
beberapa segmen yang berbeda.
Riche menargetkan bread sushi roll dapat sesuai di kalangan semua
umur, dari anak-anak sampai orang dewasa, dan makanan yang kami buat
adalah makanan halal, sehingga cocok untuk semua pemeluk agama, dan
dalam sisi demografis outlet Riche berada daerah Jakarta Utara saja yaitu di
Mall Kelapa Gading , namun untuk menjangkau daerah luar Jakarta Utara
Riche bisa didapatkan melalui delivery order dan food bazaar.
2.7.3 Positioning (Menempatkan Posisi pasar)
Tahap selanjutnya setelah memilih target berdasarkan segmentasi.
Selanjutnya menempatkan produk agar dapat diterima pelanggan sekaligus
dapat bersaing dengan kompetitor yang ada.
Positioning terdapat beberapa pengertian. Di bawah ini pengertian
positioning diberikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Assauri (1999) Positioning adalah cara untuk meningkatkan dan
menempatkan produk yang kita buat dengan pesaing kita dalam pikiran
konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi serta
memenuhi keinginan konsumen dalam kategori tertentu.
2. Menurut Kotler (1997). Positioning adalah suatu tindakan untuk
mendesain penawaran perusahaan serta image sehingga menciptakan
tempat dan nilai tersendiri dalam pikiran konsumen.
28
3. Menurut Basu Swastha (1992) Positioning adalah suatu cara yang
dilakukan terhadap pikiran atas prospek.
4. Menurut Husein Umar (2003) Positioning merupakan “kesan”, dan kesan
itu diarahkan pada sejumlah obyek yang membentuk persaingan satu sama
lain.
Menurut Renald Kasali dalam Sunyoto (2013: 88) cara-cara
positioning produk dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk
Marketer dapat menunjukkan kepada pasarnya di mana letak perbedaan
produknya terhadap pesaing.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk
Manfaat produk dapat ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap
penting oleh konsumen. Manfaat dapat bersifat ekonomis, fisik, dan
emosional berhubungan dengan self image.
3. Positioning berdasarkan pemakaiaan produk
Di sini atribut-atribut produk yang ditonjolkan, salah satunya adalah
atribut pemakaian produk, misal produk obat herbal dan pupuk organik
yang menawarkan kembali ke alam atau anti kimia.
4. Positioning berdasarkan kategori produk
Positioning biasanya dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul
dalam suatu ketegori produk, misal sepeda motor merek Honda.
Konsumen mengenal produk ini yang hemat BBM,
5. Positioning kepada pesaing
29
Misalkan produk HP Nokia yang mengesankan produk HP teknologi
terdepan daripada produk sejenis lainnya.llam
Sehingga Positioning dapat disimpulkan sebagai suatu usaha yang
dilakukan oleh suatu pelaku bisnis ketika mendesain produk-produknya
sehingga dapat menciptakan kesan dan image tersendiri dalam pikiran
konsumennya sesuai dengan yang diharapkan. Langkah dalam
mengembangkan strategi positioning yaitu:
1. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif, jika perusahaan dapat
menentukan
2. Posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran
terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komparatif.
3. Dalam menawarkan produk dengan suatu competitive advantage,
perusahaan harus meyediakan alasan mengenai keunggulan dari
produknya dibandingkan dengan produk-produk yang dimiliki pesaing.
4. Perusahaan harus mengevaluasi respon dari target market sehingga dapat
memodifikasi strategi bila dibutuhkan.
Dalam business model creation ini, kami merupakan market leader
dalam bentuk roti di gulung dan ditusuk menyerupai bentuk sate, karena
sebelumnya belum ada yang membuat roti sejenis.
1. Positioning berdasarkan perbedaan produk
a. Riche merupakan suatu konsep yang berbeda dimana bukan hanya
sekedar makan roti panggang biasa. Melainkan Riche disajikan dalam
bentuk roti berwarna-warni, dengan isi yang bermacam-macam,
30
berbentuk menggulung seperti sushi, dan mudah dimakan karena
ditusuk seperti sate. Selain itu, Riche merupakan booth di dalam
sebuah mall yang dapat dijadikan tempat bersantai setiap
pelanggannya.
b. Terdapat fasilitas lain yaitu AC, wifi, tempat duduk nyaman. Riche
memiliki roti dengan warna-warna yang menarik, isi yang bermacam-
macam dengan mengikuti tren yang ada, dan disajikan dalam bentuk
yang lucu, seperti karakter beruang, minion, mickey, hellokitty, dan
sebagainya.Hal ini yang dapat membedakan Riche dari sekedar roti di
mall atau pertokoan lainnya.
2. Positioning berdasarkan manfaat produk
a. Produk roti merupakan produk yang cukup diminati masyarakat
sebagai pengganti nasi maupun snack untuk pengganjal lapar, selain itu
harga roti lebih terjangkau yang lebih murah daripada nasi isi. Dari
hasil survei dibawah ini menunjukkan bahwa 86% dari 50 orang
menyatakan bahwa menyukai mengkonsumsi roti.
Gambar 2.10 Diagram yang menyukai roti
Sumber: Kuisioner Thesis Bread Sushi Roll-Riche (2016)
31
b. Konsep yang kami sajikan juga berupa mini outlet, dimana outlet
tersebut terdapat booth atau gerobak Riche dengan konsep take and go
yaitu setiap orang yang beli langsung bisa membawa pulang atau
dimakan sambil berjalan. Sehingga tempat duduk yang disediakan
dalam mini outlet ini tidak banyak hanya untuk orang yang menunggu
antrian.
Gambar 2.11 Ilustrasi Booth di outlet Riche
3. Positioning berdasarkan pemakaiaan produk
Riche menawarkan konsep roti anti bahan kimia karena Riche memakai
bahan-bahan standar SNI . Produk yang digunakan tanpa menggunakan
bahan kimia berbahaya seperti formalin, wantek, dll, sehingga baik untuk
dikonsumsi oleh konsumen dan tidak merusak kesehatan. Pewarna yang
kami gunakan untuk roti juga berasal dari bahan-bahan alami seperti dari
sayur, bukan berasal dari pewarna buatan.
4. Positioning berdasarkan kategori produk
32
Riche dikenal sebagai pioneer bread sushi roll, yang mengartikan makan
roti warna warni berbentuk sushi yang ditusuk seperti satai
5. Positioning kepada pesaing
Produk Riche yang mengesankan roti bakar dengan konsep unik dan
memiliki macam-macam rasa unik sehingga Riche terdepan daripada
produk sejenis lainnya. Dalam business bread sushi roll Riche merupakan
market leader dengan berbahan dasar roti yang digulung dan ditusuk
menyerupai sate.
2.8 Analisis SWOT
Strength Weakness
1. Harga termasuk murah
2. Lokasi
3. Keunikan
4. Rasa bervariartif
1. Modal yang terbatas
2. Jenis produk makanan belum
bervariatif
Opportunities Threats
1. Konsep unik
2. Lokasi
3. GO-FOOD
1. Tingkat kompetitif restoran cepat saji
sejenis
2. Switching Cost konsumen
Tabel 2.2 Analisis SWOT
33
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
2.8.1 Strengths (kekuatan)
Kekuatan yang terdapat dalam konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam internal konsep bisnis itu
sendiri. Riche memiliki kekuatan dalam hal keunikan, karena kebanyakan
orang mencari sesuatu yang unik untuk dicoba. Riche juga selalu mengikuti
tren yang sedang berkembang dan juga mempunyai cita rasa yang bermacam-
macam, dari yang manis, asin, asam dan dilengkapi dengan berbagai macam
toping. Lokasi outlet Riche cukup menjanjikan, yaitu di Mall Kelapa Gading
3, Jakarta Utara. Selain outlet ada juga delivery order bekerjasama dengan
aplikasi Go-jek melalui servis Go-food dan food bazaar.
Selain itu Riche juga hadir dalam berbagai jenis produk berupa
makanan dengan menyesuaikan setiap kategori umur setiap pelanggannya.
Sehingga pelanggan dapat menyesuaikan citarasa yang mereka ingin rasakan.
2.8.2 Weakness (kelemahan)
Kelemahan yang terdapat dalam konsep bisnis yang ada. Kelemahan
yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam internal konsep bisnis
itu sendiri. Dalam sisi ini Riche mempunyai kelemahan di bagian modal,
karena modal yang dimiliki terbatas, itu yang membuat Riche hanya
mempunya 1 toko pada tahun pertama.
34
2.8.3 Opportunities (peluang)
Peluang berkembang di masa mendatang. Kondisi yang terjadi
merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar. Riche
mempunyai peluang dalam hal memenuhi target market para pecinta makanan
unik dan para food blogger yang suka berwisata kuliner.
Dengan majunya teknologi sekarang ini terdapat aplikasi GO-FOOD,
Riche bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk lebih mengembangkan bisnis
untuk menjadi lebih luas jangkauannya, jadi pelanggan bisa delivery order dan
tidak perlu repot apabila tidak sempat untuk mampir ke outlet Riche, dapat
menggunakan aplikasi Go-jek yang didalamnya terdapat service Go-food.
2.8.4 Threats (ancaman)
Ancaman yang dapat membuat Riche tergantikan atau kalah bersaing
yaitu adanya berbagai jenis makanan ringan berbasis roti dan banyak pesaing-
pesaing yang memiliki ukuran bisnis yang lebih besar dibanding Riche. Selain
itu pelanggan akan dapat dengan mudah mengganti makanan yang mereka
pilih tanpa harus mengeluarkan cost yang besar atau mahal. Sehingga
pelanggan akan dengan mudah pindah terhadap jenis makanan yang sejenis
maupun yang berbeda.