bab ii tinjauan teori a. hasil penelitian terdahulu jarot...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Jarot Pancayoga
Berdasarkan Penelitian dari Jarot Pancayoga tahun 2005 dari
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya Jurusan Kesehatan
Lingkungan kampus Magetan yang berjudul “Studi Tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Di Desa Tanjungsari
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2005” menyimpulkan bahwa
diare merupakan salah satu penyakit menular yang berbasis lingkungan
baik secara fisik maupun biologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menilai tingkat pengetahuan masyarakat dalam kaitan antara perilaku
hidup bersih dan sehat terhadap kejadian diare dan untuk menghitung
insiden diare di Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan
Tahun 2005. Menggunakan metode diskriptif pengumpulan data dengan
wawancara dan observasi, populasi seluruh masyarakat Desa Tanjungsari
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan 4.210 jiwa, meliputi 960 KK
dengan besar sampel 96 responden, dan teknik pengambilan sampel
dengan metode proporsional random sampling serta analisa data
menggunakan analisis tabel. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan
masyarakat tentang diare 88,5% termasuk kriteria baik dan pada
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta hygiens
perorangan 96,9% baik.Untuk itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan
penyuluhan serta pembinaan pada masyarakat oleh Dinas Kesehatan
Pacitan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
variabelnya yaitu pada penelitian terdahulu adalah Pengetahuan dan
Tindakan. Penelitian sekarang variabelnya adalah Perilaku meliputi
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.
7
2. Dya Candra MS Putranti dan Lilis Sulistyorini
Berdasarkan Penelitian dari Dya Candra MS Putranti dan Lilis
Sulistyorinitahun 2009 dari Universitas Airlangga yang berjudul
“Hubungan Antara Kepemilikan Jamban dengan kejadian Diare di Desa
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban” menyimpulkan
bahwadata tahun 2008 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Puskesmas
Palang memiliki angka kejadian diare paling tinggi sebesar 1.956 jiwa dari
jumlah penduduk sebesar 42.876 jiwa (4,56%). Desa paling tinggi angka
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Palang adalah Desa
Karangagung sebesar 543 jiwa dari jumlah penduduk 8.545 jiwa (6,36%).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kepemilikan jamban
dengan kejadian diare. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross
sectional. Observasi dan pengisian kuesioner pada 100 responden. Cara
pengambilan sampel dengan menggunakan acak sistematis. Variabel bebas
terdiri dari kepemilikan jamban dan pemanfaatan, variabel terikat adalah
kejadian diare serta variabel moderator meliputi sanitasi makanan,
penyediaan air bersih, penyediaan air minum, penanganan sampah,
pengendalian lalat, dan personal hygiene, serta pendidikan, pekerjaan dan
pengetahuan. Dalam penyajian data menggunakan interprestasi tabel dan
uji chi-square untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Dari hasil uji chi-
square terhadap hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian diare di
Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban menghasilkan
signifikan dengan p = 0,004 sedangkan yang digunakan adalah 5% atau
0,05. Jadi 0,05 > 0,004 berarti H0 ditolak. Kesimpulannya adalah adanya
hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa
Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Oleh sebab itu
partisipasi masyarakat terhadap kepemilikan jamban perlu ditingkatkan
melalui kegiatan penyuluhan dan bagi yang memiliki jamban diberikan
penyuluhanagar jamban yang dimilikinya dimanfaatkan dengan baik
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah
variabelnya yaitu pada penelitian terdahulu adalah Variabel bebas terdiri
8
dari kepemilikan jamban dan pemanfaatan, variabel terikat adalah kejadian
diare serta variabel moderator meliputi sanitasi makanan, penyediaan air
bersih, penyediaan air minum, penanganan sampah, pengendalian lalat,
dan personal hygiene, serta pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan
Penelitian sekarang variabelnya adalah Perilaku dan Jenis Peneliti
terdahulu menggunakan Analitik dan Penelitian sekarang menggunakan
Diskriptif.
Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare di Desa Turi
Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan agar dapat mengurangi angka
kesakitan pada penyakit Diare Di Desa Turi Kecamatan Panekan
Kabupaten Magetan.
B. Kajian Telaah Pustaka Lain yang Sesuai
1. Perilaku hidup Bersih dan Sehat
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah indeks
yang mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3
indikator yaitu tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan
ekonomi masyarakat. Pemeliharaan kesehatan masyarakat akan memacu
produktifitas kinerja masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi
semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan
demi kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia (Dinkes, 2009).
Departemen Kesehatan telah merencanakan gerakan pembangunan
berwawasan kesehatan yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat
adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak
faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan (Depkes RI,
9
2009).Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih
optimal, pembangunan lebih diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat
sendiri.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Pusat Promkes Depkes
RI,2008). Upaya Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk.meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi),bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat (Dinkes, 2006).
Tujuan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat agar hidup
sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan dunia
usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes, 2006).
Mencegah lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah dasar dari
pelaksanaan PHBS. Kegiatan PHBS tidak dapat terlaksana apabila tidak ada
kesadaran dari seluruh anggota keluarga itu sendiri. Pola hidup bersih dan
sehat harus diterapkansedini mungkin agar menjadi kebiasaan positif dalam
memelihara kesehatan (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati,2012).
Keluarga yang melaksanakan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
maka setiap rumah tangga akan meningkat kesehatannya dan tidak mudah
sakit. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah
Kabupaten atau Kota di bidang kesehatan adalah pelaksanaan PHBS.PHBS
juga bermanfaat untuk meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang
10
kesehatan, sehingga dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat dan bagi
daerah lain (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012).
Sekumpulan kegiatan perilaku seseorang dalam kegiatan sehari-hari
dengan pedoman perilaku hidup bersih sehat meliputi lima ruang lingkup
yaitu : (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012).
a. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
1) Di dalam Rumah tangga Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ada10
PHBS yaitu :
a) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b) Memberi ASI ekslusif
c) Menimbang balita setiap bulan
d) Menggunakan air bersih
e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f) Menggunakan jamban sehat
g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h) Makan buah dan sayur setiap hari
i) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j) Tidak merokok di dalam rumah
2) Sasaran Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Rumah Tangga adalah
seluruh anggota keluarga yaitu:
a) Pasangan Usia Subur
b) Ibu Hamil dan Menyusui
c) Anak dan Remaja
d) Usia Lanjut
e) Pengasuh Anak
3) ManfaatPerilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah :
a) Bagi Rumah Tangga :
11
1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Anggota keluarga giat bekerja.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
gizi keluarga, pendidikan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
b) Bagi Masyarakat :
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin,
arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan
Institusi Kesehatan adalah sarana yang telah diselenggarakan
pemerintah /swasta atau perorangan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi
kesehatan masyarakat seperti rumah sakit, Puskesmas dan Klinik Swasta.
Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS di
Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat
pengujung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan
Perilaku Hidup Besih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan
Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di Institusi
Kesehatan.
1) Ada beberapa faktor ukuran untuk menilai PHBS di Institusi Kesehatan
yaitu :
a) Menggunakan air bersih.
b) Menggunakan jamban.
c) Membuang sampah pada tempatnya.
d) Tidak merokok di institusi kesehatan.
e) Tidak meludah sembarangan.
12
f) Memberantas nyamuk.
2) Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :
a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di Institusi Kesehatan.
b) Mencegah terjadinya penularan penyakit Institusi Kesehatan.
c) Menciptakan Institusi Kesehatan yang sehat.
d) Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :
e) Pasien.
f) Keluarga pasien.
g) Pengunjung.
h) Petugas kesehatan di institusi kesehatan.
i) Karyawan di Institusi Kesehatan.
3) Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan bagi Pasien/Keluarga
Pasien/Pengunjung :
a) Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan.
b) Kesehatan yang sehat.
c) Terhindar dari penularan penyakit.
d) Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan
pasien.
4) Manfaat bagi institusi kesehatan :
a) Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
b) Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sabagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi
masyarakat.
5) Manfaat bagi pemerintah daerah :
a) Peningkatan presentase institusi kesehatan sehat menunjukkan kinerja
dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
b) Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
yang dalam pembinaan PHBS di institusi kesehatan.
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat-tempat Umum.
Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) Penularan
penyakit dapat terjadi di tempat-tempat umum karena kurang tersedianya air
13
bersih dan jamban, kurang baiknnya pengelolaan sampah dan air limbah,
kepadatan vector berupa lalat dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan
pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak
sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS
ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, kamu dan
mampu untuk mempraktikan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
tempat-tempat umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang
diselengarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,
sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosisal
lainnya.
1) Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
PHBS di tempat-tempat umum yaitu :
a) Menggunakan air bersih.
b) Menggunakan jamban.
c) Membuang sampah pada tempatnya.
d) Tidak merokok di tempat umum.
e) Tidak meludah sembarangan.
f) Memberantas jentik nyamuk.
2) Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum
a) Masyarakat pengunjung/pembeli
b) Pedagang
c) Petugas Kebersihan, Keamanan Pasar
d) Konsumen
e) Pengelola (Pramusaji)
f) Jamaah
g) Pemeliharaan /pengelola tempat ibadah
h) Remaja Tempat Ibadah
14
i) Penumpang
j) Awak Angkutan Umum
k) Pengelola Angkutan Umum
3) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi masyarakat :
a) Masyarakat mampu lebih sehat dan tidak mudah sakit.
b) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu
mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.
4) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi tempat umum :
a) Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah
dan sehat, sehingga meningkatkan citra tempat umum.
b) Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat
dari meningkatnya kunjungan pengguna tempat umum.
5) Manfaat PHBS di tempat-tempat umum bagi pemerintah Kabupaten/Kota:
a) Peningkatan presentase tempat umu sehat menunjukkan kinerja dan
citra pemerintah kabupaten/kota yang baik.
b) Kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam membina PHBS di tempat-tempat umum.
d. Perilaku Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.
Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS
disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar mengetahui, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
1) Indikator PHBS di Sekolah :
a) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
b) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
c) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
15
d) Olahraga yang teratur dan terukur.
e) Memberantas jentik nyamuk.
f) Memberantas jentik nyamuk.
g) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.
h) Membuang sampah pada tempatnya.
2) Sasaran pembinaan PHBS di sekolah :
a) Siswa.
b) Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite
sekolah dan orang tua siswa).
c) Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dan lain-
lain).
3) Manfaat pembinaan PHBS di sekolah :
a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan
dan ancaman penyakt.
b) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar siswa.
c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua.
d) Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
e. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja
Banyaknya industri kecil dan jenis usaha sector informal serta
jumlah tenaga kerja yang terserap, memerlukan perhatian serta penanganan
kesehatan dan keselamatan kerjayang baik sehingga terhindar dari gangguan
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja,yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
Menurut (Atikah Proverawati dan Eni Rahmawati, 2012) PHBS di
Tempat Kerja adalah Upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tau,
mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
16
1) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja antar lain :
a) Tidak merokok di tempat kerja.
b) Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c) Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.
d) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah baung air besar dan buang air kecil.
e) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f) Menggunakan air bersih.
g) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h) Mabuang sampah pada tempatnya.
i) Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
2) Tujuan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja :
a) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
b) Meningkatkan produktivitas kerja.
c) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
d) Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
e) Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat.
3) Manfaat PHBS di tempat kerja bagi pekerja :
a) Setiap pekerja meningkat kesehatannya dam tidak mudah sakit.
b) Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan
penghasilan pekerja dan ekonomi keluarga.
c) Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditunjukkan untuk
peningkatan taraf hidup bukan untuk biaya pengobatan.
4) Bagi masyarakat :
a) Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar
tempat kerja.
b) Dapat mencontoh perilaku hidup besih dan sehat yang diterapkan oleh
tempat kerja setempat
5) Bagi tempat kerja :
17
a) Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif
terhadap pencampaian target dan tujuan.
b) Menurunkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
c) Meningkatkan citra tempat kerja yang positif.
6) Bagi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota :
a) Peningkatan tempat kerja sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
b) Anggaran pendapatan dan belanja daerah dapat dialihkan untuk
peningkatan kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
c) Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di rumah tangga.
d) Instansi terkait :
e) Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di tempat
kerja.
f) Dukungan buku panduan dan media promosi.
2. Indikator PHBS Dengan Kejadian Diare
a. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat
dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya. Agar kita tidak terkena
penyakit atau terhindar sakit (Maryunani Anik,2013).
1) Menurut Depkes RI (2007) kegiatan yang dapat dilakukan keluarga
dalam menggunakan air bersih adalah :
a) Mengambil air dari sumber air yang bersih
b) Menempatkan air di tempat penampungan air bersih.
c) Wadah penyimpanan air harus tertutup dan sering dibersihkan.
d) Pengambilan air menggunakan gayungyang bersih.
e) Memasak air sampai mendidih sebelum diminum.
f) Menggunakan alat-alat minum yang bersih.
18
2) Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain:
a) Air tidak bewarna harus bening / jernih
b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah,
busadan kotoran lainnya.
c) Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau,
dan tidak pahit harus bebas daribahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau seperti amis, anyir, busuk atau belerang.
3) Manfaat Menggunakan air bersih menurut Maryunani Anik,2013
antara lain :
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti Diare, Kolera, Disentri,
Thypus, Kekacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
4). Asal SumberAir Bersih :
Sumber air bersih menurut Maryunani Anik,2013antara lain dapat
berasal dari :
a) Mata Air.
b) Air sumur atau Air sumur pompa
c) Air ledeng atau perusahaan air minum.
d) Air Hujan.
e) Air dalam kemasan.
b. Cuci Tangan Menggunakan Sabun
MenurutDepkes RI (2009) cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
yang mengalir dan sabun untuk menjadi bersih dan memuuskan mata
rantai kuman.Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah
upaya pencegahan penyakit.
1). Menurut Maryunani Anik, 2013 waktu harus mencuci tangan
adalah :
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah;memegang uang, memegang
binatang,berkebun,dan lain-lain )
b) Setelah buang air bersih
19
c) Setelah mencebok bayi atau anak
d) Sebelum makan dan menyuapi anak
e) Sebelum memegang makanan
f) Sebelum menyusui bayi
2). Menurut Maryunani Anik, 2013 manfaat mencuci tangan
adalah:
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Akut
(ISPA), Flu Burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS)
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
3).Menurut (Depkes RI,2009) Langkah-langkah mencuci tangan dengan
Benar adalah :
a) Membasahi tangan dengan air dibawah keran air atau air air
mengalir.
b) Mengambil sabun secukupnya untuk seluruh tangan.
c) Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari
jemari.
d) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mencuci (berselang-seling)
antara tangan kanan dan kiri. Lakukan sebaliknya.
e) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan
saling mengunci.
f) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan
berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
g) Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya
dengan gerakan ke depan, ke belakang, dan berputar. Lalukan
sebaliknya.
h) Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan
gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
i)Membersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
20
j) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila
menggunakan kran air, tutup keran air dengan tissue.
c. Menggunakan Jamban yang Sehat
(Maryunani,Anik 2013).Jamban adalah suatu ruangan yang
mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas
tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya
1) Jenis-jenis jamban :
a) Jamban Cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa
lubang yang berfungsi menyimpan kotoran/tinja ke dalam tanah
dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban
cemplung di haruskan ada penutup agar tidak berbau.
b) Jamban Tangki Septik / Leher Angsa adalah Jamban berbentuk
leher angsa yang penampungnnya berupa tangki septic kedap air
yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi
kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapan
2) Memilih Jenis Jamban :
a) Jamban Cemplung di gunakan untuk daerah yang sulit air.
b) Jamban Tangki Septic / Leher angsa di gunakan untuk daerah
yang cukup air dan daerah yang padat penduduk, karena dapat
menggunakan “multiple latrine” yaitu satu lubang penampungan
tinja / tangki septic di gunakan oleh beberapa jamban (satu lubang
dapat menampung kotoran / tinja dari 3-5 jamban).
3) Syarat-Syarat Jamban YangSehat :
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air
minum dengan lubang pembuangan minimal 10 meter).
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
21
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
h) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat kebersihan.
4) Cara Memilih Jamban Yang Sehat :
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam
keadaan bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d) Tidak ada serangga misalnya kecoak, lalat dan tikus yang
berkeliaran.
e) Tersedia alat pembersih misalnya sabun,sikat, dan air bersih.
f) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
d. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang
bisa membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering.Sampah
sejenis ini disebut sampah organik sedangkan jenis sampah yang
anorganik tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng kayu.
Apabila sampah yang tidak di kelola dengan benar sangat disukai
binatang-binatang dan juga dapat menjadi tempat sarang serangga seperti
lalat,kecoa,tikus, dan anjing. Akibat buang sampah sembarangan dapat
menimbulkan air tergenang dan becek,sehingga menjadi sumber penyakit,
banjir, dan pencemaran lingkungan. (Kemenkes RI dan Unicef,2015).
e. Memberi Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif Sejak Bayi
Menurut (Anik Maryunani,2013) ASI adalah makanan alamiah
berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk
kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air
Susu Ibu pertama cairan bening berwarna kekuningan (kolustrum) sangat
baik umtuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
22
Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012) ASI
Ekslusif adalah bayi usia 0-6 bulan hanya di beri ASI saja tanpa
memberikan tambahan makanan atau minuman lain. Menurut Depkes RI
(2001) Pemberian ASI Ekslusif adalah memberi bayi berusia 6 bulan dan
memberikan kolustrum. Komposisi dan volume dapat berubah saat
dilahirkan dan 6 bulan kemudian. Berdasarkan waktu produksinya ASI
digolongkan dalam tiga kelompok yaitu :
1). Kolustrum
Kolustrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama.
Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena
mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting
untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi.
2). ASI transisi / Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolustrum sampai
sebelum menjadi matang. Biasanya di produksi pada harike 4-10 setelah
kelahiran.
3). ASI matang/mature
Asi matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke 14
dan seterusnya komposisi relatif tetap (Roesli,2000). Merupakan suatu
cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar
Ca-casenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.
a) Manfaat pemberian ASI
Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012 )Manfaat ASI
sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena
dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja,
tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.
1) Keuntungan menyusui bagi bayi :
Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
tumbuh kembang yang optimal . Mudah dicerna dan diserap.
23
Disamping itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida
menjadi asam lemak dan gliserol.
Ditinjau dari aspek imonologi
Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain:
Imunitas selular yaitu lekosit sekitar 4000 ml/ASI yang terutama
terdiri dari Makrofag Imunitas humoral, misalnya IgA- enzim pada
ASI yang mempunyai efek anti bakteri misalnya lisozim, katalase
dan peroksidase.
Ditinjau dari aspek psikologis
Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng. Manfaat lainnya bagi
bayi : mengurangi insidens karies dentis. Mengurangi maloklusi
rahang. Asi mengandung 13 macam hormon antara lain ACTH,
TRH, TSH, EGF, Prolaktin, Kortikosteroit, Prostaglandin , dan lain-
lain.
2) Keunntungan Menyusui bagi Ibu
Aspek Kesehatan Ibu
Dapat Mengurangi pendarahan post parfum, mempercepat involusi
uterus dan mengurangi insiden karsinoma payudara.
Aspek Psikologis
Mendekatkan Hubungan kasih sayang ibu dan anak serta
memberikan perasaan dipelukan.
Aspek Keluarga Berencana
Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan
kehamilan. Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering
baru mempunytai efek keluarga berencana.
b) Penyimpanan ASI dan Cara Menjaga Mutu dan Jumlah Produksi
ASI
Menurut (Anik Maryunani, 2013) Dukungan Suami, Orang Tua,
Ibu Meretua, dan keluarga lainya sangat di perlukan agar upaya
pemberian ASI Ekslusif sampai bayi berusia enam bulan.
24
Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012 )Ibu yang
bekerja tetap bisa memberikan ASI Ekslusif pada bayi dengan cara
memberikan ASI sebelum berangkat kerja. Selama bekerja, bayi tetap
bisa diberikan ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja
dan ditampung digelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada
bayi dirumah. Penyimpanan ASI yang tepat dapat memperpanjang masa
pakai ASI dan mempertahankan nilai gizinya.
Cara Menyimpam ASI :
- ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8
jam.
- ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24
jam.
- ASI yang disimpan di lemari es akan atahan 3 kali 24 jam.
- ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
Cara Memberikan ASI yang disimpan :
Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012)Sebelum
memberikan ASI, lakukan cuci tangan dengan sabun dan bilas
dengan air bersih. Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk,
segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8jam). Apabila ASI
disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam
gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam
mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa
hangat. ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai dot
lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting
susu pada bayi.
3.Diare
a) Definisi Diare
Pengertian diare menurut WHO (1999) secara klinis didefinisikan
sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih
dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi
25
cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam
sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.
Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu
penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
b) Klasifikasi Diare
Menurut Depkes RI (2000), berdasarkannya jnis diare dibagi
menjadi empat,yaitu :
a) Diare akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari).Akibat dari diare akut adalah dehidrasi yang
merupakan penyebab utama kematian bagi penderita
b) Disentri
Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya, Akibat dari
disentri adalah anoreksia,penurunan berat badan dengan cepat, dan
kemungkinan terjadinya komplikasi mukosa.
c) Diare persisten
Diare persisten,yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus. Akibat diare persisten adalah penderita mengalami
penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d) Diare dengan masalah lain,
Diare dengan masalah lain , yaitu apabila pasien menderita diare (diare
akut dan persisten) isertai dengan penyakit lain seperti
demam,gangguan gizi atau penyakit lainnya.
c) Gejala dan Tanda Diare
a) Gejala Umum ( Widoyono,2011)
1. Berak cair atau lembek dan sering.
2. Muntah,biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.
3. Demam,dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
4. Gejala dehidrasi,yaitu mata cekung,ketegangan kulit menurun.
26
5. Apartis,bahkan gelisah.
b) Gejala Spefik ( Widoyono,2011)
1. Vibrio cholera: diare hebat,warna tinja seperti cucian beras dan
berbau amis.
2. Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.
d) Etiologi Diare
Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi: (Widoyono,2011)
a) Virus Rotavirus (40-60%),Adenovirus
b) Bakteri: Escherichia coli (20-30%),
c) Shigella sp. (1-2%),Vibrio cholera,dan lain lain.
d) Parasit: Entamoeba histolytica (<15),
e) Giardia lamblia,Cryptosporidium (4-11%).
f) Keracunan Makanan
g) Malabsorpsi: Kabohidrat,lemak,dan protein.
h) Alergi: makanan,susu sapi.
i) Imunodefisiensi;AIDS
Penyebab diare akut terbesar adalah inveksi virus dari golongan
rotavirus.Genus rotavirus merupakan virus golongan RNA yang termasuk
dalam family Reoviridae.
e) Penularan Diare
Penyebab kuman yang menyebabkan diare biasanya melalui fecal-
oral, yaitu melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja dan atau
kontak langsung dengan tinja penderita.Jalur masuknya virus,bakteri atau
kuman penyebab diare ke tubuh manusia melalui dapat melaui 4F, yaitu
fluids (air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (tangan). Menurut
Wagner dan Lanoix dalam Depkes 2000, tahapan penularannya dimulai
dari cemaran yang bersasal dari kotoran masusia (feses) yang mencemari
4F, lalu berpindah ke makanan yang keAmudian disantap manusia
(Sardjana,2007).
27
.
Gambar 2.1 Jalur Pemindahan Kuman Penyakit Dari Tinja ke Penjamu
yang Baru ( Wagner& Lanoix, 1958 dalam Depkes, 2000).
Menurut Depkes, 2000 Proses pemindahan bakteri dari tinja
sebagai pusat infeksi sampai inang baru dapat melalui berbagai media
perantara,antara lain sebagai berikut:
a) Tinja atau kotoran manusia mengandung agent penyakit sebagai sumber
penularan bila pembuangannya tidak aman sehingga dapat mencemari
tangan,air,tanah atau dapat menempel pada lalat dan serangga lainnya
yang menghinggapi tinja.
b) Air yang tercemar tinja dapat mencemari makanan yang selanjutnya
makanan tersebut dimakan oleh manusia atau air yang tercemar
diminum oleh manusia.
c) Tinja dapat mencemari tangan atau jari-jari manusia selanjutnya dapat
mencemari makanan pada waktu memasak atau menyiapkan
makanan,demikian juga tangan yang telah tercemar dapat langsung
kontak dengan mulut.
d) Tinja secara langung dapat mencemari makanan yang kemudian
makanan tersebut dimakan oleh manusia, melalui lalat/serangga,kuman
penyakit dapat mencemari makanan sewaktu hinggap di makanan yang
kemudian dimakan oleh manusia
Air Limbah
Dan Tinja
Air
Tangan
Serangga/
Tikus
Tanah
Makanan Manusia
Mati
Sakit
28
e) Melalui lalat atau serangga lainnya,kuman penyakit dapat mencemari
makanan sewaktu hinggap di makanan yang kemudian dimakan oleh
manusia.
f) Tinja juga dapat mencemari tanah sebagai akibat tidak baiknya sarana
pembuangan tinja atau membuang tinja di sembarang tempat, dimana
tanah tersebut selanjutnya dapat mencemari makanan atau kontak
langsung dengan mulut manusia.
Diare dapat terjadi bila seseorang menggunakan air yang sudah
tercemar,baik tercemar dari sumbernya, tercemar selama perjalanan
sampai ke rumah-rumah, atau tercemar pada saat di simpan di rumah
(Widoyono,2008).
f) Cara Pencegahan Diare
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui
jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam
mulut, cairan, benda-benda yang tercemar dengan tinja misalnya air
minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panci yang
dicuci dengan air yang tercemar. Menurut Depkes RI (2009), hal yang
perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya diare,yaitu :
a) Penyediaan sarana air bersih dan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan
b) Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,sebelum mengolah
makanan,dan setelah buang air besar.
c) Merebus air minum hingga mendidih.
d) Membiasakan buang air besar di WC/Kaskus/Jamban.
e) Menutup makanan rapat-rapat agar terhindar dari lalat.
f) Memberikan ASI pada bayi hingga usia 2 tahun.
g) Penyuluhan Kesehatan
.
29
4.Perilaku Kesehatan
a) Definisi Perilaku Kesehatan
Menurut Mubarok et.al(2007) perilaku seseorang/masyarakat
tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan
fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan
juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perilaku
manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
domain, yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan
nyata/perbuatan.
Menurut Machfoed (2005) pengertian perilaku kesehatan
mempunyai dua unsur pokok, yaitu:
1).Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan,
persepsi, dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau
praktis).
2).Stimulus atau rangsangan, terdiri dari 4 unsur pokok yaitu sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan.
b) Domain Perilaku Kesehatan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, ketiga kawasan perilaku ini
disebut : cipta (kognisi), rasa (emosi), dan karsa (konasi). Tokoh
pendidikan ini mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah
membentuk dan atau meningkatkan kemampuan manusia yang
mencakup cipta, rasa, dan karsa.Ketiga kemampuan tersebut harus
dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk
manusai Indonesia yang seutuhnya (harmonis). (Notoatmodjo 2003)
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
30
yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni : (Notoatmodjo, 2003).
a) Awareness (kesadaran)
Orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus.
b) Interest (merasa tertarik)
Tertarik terhadap stimulus, sikap subjek sudah mulai timbul.
c) Evaluation (menimbang)
Menimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya,
sikap responden sudah lebih baik lagi.
d) Trial
Subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
e) Adoption
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2) Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap terdiri dari
berbagai tingkatan, yaitu :
a) Menerima (receiving)
Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
31
b) Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
c) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
3) Tindakan atau Praktek (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan
nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Tindakan dalam kesehatan
lingkungan mencakup : membuang air besar di jamban (WC),
membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk
mandi, cuci, masak, dan sebagainya. Pengukuran perilaku dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat
dilakukan dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan wawancara terhadap kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan lalu
(recall) (Notoatmodjo, 2003).
c). Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
Menurut WHO yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2003) perubahan
perilaku dikelompokkan menjadi 3 :
1) Perubahan Alamiah (natural change) yaitu perubahan perilaku yang
terjadi pada lingkungan fisik, sosial, budaya, maupun ekonomi dimana
masyarakat hidup dan beraktifitas.
32
2) Perubahan Rencana (planned change) yaitu perubahan perilaku yang
terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3) Kesediaan untuk Berubah (readiness to change) yaitu perubahan
perilaku yang terjadi apabila terjadi suatu inovasi atau program-
program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang terjadi adalah
sebagian orang sangat cepat untuk menerima perubahan tersebut, dan
sebagian lagi sangat lamban menerima. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang
berbeda-beda.
Tim kerja WHO dalam Notoatmodjo (2003), menganalisis bahwa
yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena 4
alasan pokok, yaitu :
a) Pemikiran dan Perasaan
Pemikiran dan perasaan ini dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek (objek kesehatan).
b) Orang Penting sebagai Referensi
Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang
dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa
yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
c) Sumber Daya (resources)
Sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga,
pelayanan, dan sebagainya. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku
dapat bersifat positif maupun negatif.
d) Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber daya di
dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hiduup (way of
life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Perilaku yang normal
adalah salh satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
33
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa banyak alasan seseorang
untuk berperilaku. Oleh sebab itu perilaku yang sama di antara beberapa
orang dapat berbeda-beda disebabkan oleh latar belakang.
C. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Tatanan Rumah Tangga
Tindakan
Sikap Pengetahuaan
Kejadian Penyakit Diare
34
D. Kerangka Konsep
GAMBAR 2.3 KERANGKA KONSEP
PHBS di Rumah
Tangga Indikator
PHBS:
1. Persalinan di
tolong oleh
tenaga
kesehatan.
2. Memberi ASI
Esklusif.
3. Menimbang
Balita setiap
Bulan.
4. Menggunakan
Air Bersih.
5. Mencuci tangan
menggunakan
air bersih dan
sabun.
6. Menggunakan
jamban yang
sehat.
7. Memberantas
jentik.
8. Makan buah dan
sayur setiap hari.
9. Melakukan
aktivitas fisik
setiap hari.
10.Tidak Merokok
di dalam rumah.
11.Membuang
sampah pada
tempatnya.
PHBS di
Institusi
Kesehatan
Perilaku :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Kejadian Diare
Keterangan :
IK = Di Teliti
T = Tidak Diteliti
PHBS di
Tempat
- tempat
Umum
PHBS
di
Sekolah
PHBS
di
Tempat
Kerja