bab ii tinjauan teoretis 2.1 kajian pustaka 2.1.1 lansia 2 ... · 2.1 kajian pustaka 2.1.1 lansia...

21
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley & Beare (2007), mendefinisikan lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. World Health Organization (WHO) menetapkan 65 tahun yang termasuk katagori lansia (AS dan Eropa Barat). Sedangkan di negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas. Orang sehat aktif berusia 65 tahun mungkin menganggap usia 75 tahun sebagai pemulaan lanjut usia (Brunner dan Suddart dalam Azizah, 2011). Menurut Surini & Utomo, 2003 dalam buku Azizah, 2011 lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.

Upload: others

Post on 01-Sep-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Kajian pustaka

2.1.1 Lansia

2.1.1.1 Pengertian

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang.

Menurut Stanley & Beare (2007), mendefinisikan lansia

berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang

menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik

seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi.

World Health Organization (WHO) menetapkan 65 tahun yang

termasuk katagori lansia (AS dan Eropa Barat). Sedangkan di

negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang berusia 60

tahun keatas. Orang sehat aktif berusia 65 tahun mungkin

menganggap usia 75 tahun sebagai pemulaan lanjut usia

(Brunner dan Suddart dalam Azizah, 2011).

Menurut Surini & Utomo, 2003 dalam buku Azizah, 2011

lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua

individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk

beradaptasi dengan stress lingkungan.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

2.1.1.2 Batasan Lanjut Usia

Menurut WHO (2010) batasan umur lansia dapat dibagi

dalam empat kelompok :

a. 65 : Usia Pertengahan (Middle Age)

b. 65 > - 74 : Lanjut Usia (Junior Old Age)

c. 75 - 90 : Usia Lanjut Tua (Old Age)

d. 90 > : Usia Sangat Tua (Very / Longevity Old Age)

Menurut Setyonegoro, 2010 dalam buku Azizah, LM, 2011

masa usia lanjut (geriatric age) yaitu umur >65 atau 70 tahun.

Masa usia lanjut (geriatric age) ini dibagi menjadi tiga batasan

umur yaitu: young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan

very old (>80 tahun).

2.1.1.3 Tugas Perkembangan Lanjut Usia

Lansia memiliki tugas perkembangan khusus. Hal ini

dideskripsikan oleh Burnside, Duvall, dan Havighurst, dalam

Potter dan Perry (2005). Lima kategori tugas perkembangan

lansia meliputi:

1. Menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan fisik.

Lansia meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit

dengan pola hidup sehat, ketika lansia menyesuaikan diri

saat terjadinya perubahan normal tubuh seiring terjadinya

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi

tubuh.

2. Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan penurunan

pendapatan.

Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna sehingga

harus menyesuaikan diri dan membuat perubahan karena

hilangnya peran bekerja.

3. Menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan.

Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan,

teman, dan kadang anak. Kehilangan ini kadang sulit untuk

diselesaikan, apalagi pada lansia yang menggantungkan

hidupnya dari seseorang yang meninggal dan sangat

berarti bagi dirinya.

4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia.

Beberapa lansia kesulitan untuk menerima diri sendiri

selama penuaan. Mereka memperlihatkan

ketidakmampuannya sebagai koping dan menyangkal

penurunan fungsi, meminta cucunya untuk tidak

memanggil mereka “nenek/kakek” atau menolak bantuan

5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup.

Lansia dapat merubah rencana kehidupannya. Beberapa

masalah kesehatan mengharuskan lansia untuk tinggal

dengan keluarga atau temannya. Perubahan rencana

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

kehidupan lansia membutuhkan periode penyesuaian yang

lama, selama lansia memerlukan bantuan dan dukungan

professional perawatan kesehatan dan keluarga.

2.1.2 Posyandu Lansia

2.1.2.1 Pengertian

Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk

masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah

disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu Lansia

merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui

pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya

melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta

para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial

dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), Posyandu

Lansia adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan

kesehatan terhadap lansia ditingkat desa/ kelurahan dalam

masing-masing wilayah kerja puskesmas. Keterpaduan dalam

Posyandu Lansia berupa keterpaduan pada pelayanan yang

dilatar belakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai

macam penyakit. Dasar pembentukan Posyandu Lansia

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

terutama lansia.

2.1.2.2 Tujuan Posyandu Lansia

Menurut Erfandi (2008), tujuan Posyandu Lansia secara

garis besar yakni (1) meningkatkan jangkauan pelayanan

kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia, (2)

mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan,

disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia

lanjut.

2.1.2.3 Sasaran Posyandu Lansia

Menurut Fallen, 2010 terdapat dua sasaran Posyandu

Lansia, yakni sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut

(45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan

kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas);

dan sasaran tidak langsung, yaitu keberadaan keluarga lansia

berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan

usia lanjut, masyarakat luas.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

2.1.2.4 Kegiatan Posyandu Lansia

Bentuk pelayanan pada Posyandu Lansia meliputi

pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, yang

dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk

mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman

masalah kesehatan yang dialami. Menurut Effendi, 2009 ada

sembilan kegiatan pada Posyandu Lansia adalah :

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan

dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan,

mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air

besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental terkait mental emosional

dengan menggunakan pedoman metode dua menit.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan

dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks

masa tubuh.

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan

stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu

menit.

5. Pemeriksaan urin, guna mengetahui kadar gula dalam air

seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes

mellitus).

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

6. Pemeriksaan urin, guna mengetahui zat putih telur (protein)

dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.

7. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan

dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir-butir

diatas.

8. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan di dalam atau di

luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan

konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah

kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia

lanjut.

9. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi

kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka

kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Selain itu banyak juga Posyandu Lansia yang mengadakan

kegiatan tambahan seperti senam lansia, pengajian, membuat

kerajian ataupun kegiatan silaturahmi antar lansia. Kegiatan

seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang

bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan

berdisiplin diri. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan

Posyandu Lansia dibutuhkan sarana dan prasarana

penunjang yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau

tempat terbuka), meja, kursi, alat tulis, buku pencatatan

kegiatan, timbangan, dewasa, meteran pengukuran tinggi

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium

sederhana, thermometer, dan Kartu Menuju Sehat (KMS)

lansia.

2.1.2.5 Masalah Kesehatan pada Lansia

Masalah kesehatan pada lansia ialah gabungan dari

kelainan-kelainan akibat penyakit dan proses menua yaitu

proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel serta

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga

tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita.

Siburian (2008) pemerhati masalah kesehatan pada lansia

menyatakan ada empat belas belas masalah kesehatan pada

lansia, yaitu:

1. Immobility (kurang bergerak), disebabkan oleh gangguan

fisik, faktor lingkungan sehingga dapat menyebabkan

lansia kurang bergerak. Keadaan ini dapat disebabkan

oleh gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf dan

penyakit jantung.

2. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan

oleh faktor intrinsik (yang berkaitan dengan tubuh

penderita), baik karena proses menua, penyakit maupun

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-

obatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan

timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang akan

membatasi pergerakan. Keadaan ini akan menyebabkan

gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan

perasaan takut.

3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa

disadari dan frekuensinya sering. Meskipun keadaan ini

normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak dikehendaki

oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan membuat lansia

mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut,

sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan.

4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual/dementia),

merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan

fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga

menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-

hari.

5. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah

kesehatan yang penting pada lansia, karena sering

didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik

yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan

pengobatan.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

6. Impairment of vision and hearing, taste, smell,

communication, convalencence, skin integrity (gangguan

panca indera, komunikasi, penyembuhan dan kulit),

merupakan akibat dari proses menua. Semua panca

indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak,

saraf dan otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara,

sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah

rusak dengan trauma yang minimal.

7. Impaction (konstipasi), sebagai akibat dari kurangnya

gerakan, makanan yang kurang mengandung serat dan

kurang minum.

8. Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya

penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial. Pada

lansia, depresi yang muncul adalah depresi yang

terselubung, gangguan fisik saja seperti sakit kepala,

jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan

pecernaan, dan lain-lain.

9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena

perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor

lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih

makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari

masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan

panca indera; sedangkan faktor kesehatan berupa

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

penyakit fisik, mental, gangguan tidur, obat-obatan, dan

lainnya.

10. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya

usia, maka kemampuan tubuh untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan akan semakin berkurang, sehingga jika tidak

dapat bekerja maka tidak akan mempunyai penghasilan.

11. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai

pada lansia yang mempunyai riwayat penyakit dan

membutuhkan pengobatan dalam waktu yang lama, jika

tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan

timbulnya penyakit akibat obat-obatan.

12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia,

mereka mengalami sulit untuk masuk dalam proses tidur,

tidur tidak nyenyak dan mudah terbangun, tidur dengan

banyak mimpi, jika terbangun susah tidur kembali,

terbangun didini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.

13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun),

merupakan salah satu akibat dari proses menua, meskipun

terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit

menahun, kurang gizi dan lainnya.

14. Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk

mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk

melakukan senggama yang memuaskan yang terjadi

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

paling sedikit tiga bulan. Hal ini disebabkan karena terjadi

hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai

adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah, baik

karena proses menua atau penyakit.

2.1.2.6 Mekanisme Pelayanan Posyandu

Mekanisme pelayanan Posyandu Lansia berbeda dengan

posyandu balita. Menurut Fallen, 2010 mekanisme pelayanan

ini tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan

kesehatan di suatu wilayah penyelenggara. Ada yang

menyelenggarakan Posyandu Lansia ini dengan sistem 5 meja

seperti posyandu balita, ada pula yang hanya 3 meja. Tiga

meja tersebut meliputi:

1. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan

berat badan dan atau tinggi badan.

2. Meja II: pencatatan berat badan, tinggi badan dan index

massa tubuh (IMT); juga pelayanan kesehatan seperti

pengobatan sederhana dan rujukan kasus.

3. Meja III: melakukan kegiatan konseling atau penyuluhan,

dapat juga dilakukan pelayanan pojok gizi.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

2.1.2.7 Kunjungan Posyandu Lansia

Kunjungan posyandu adalah kedatangan atau pergi untuk

melakukan kunjungan posyandu, dengan tujuan

memeriksakan kondisi kesehatannya. Kunjungan ke

Posyandu idealnya dalam satu tahun minimal frekuensi

kunjungannya dilaksanakan sebanyak 12 kali kunjungan.

Hal ini karena seharusnya posyandu menyelenggarakan

kegiatan setiap bulan, jadi bila teratur akan ada 12 kali

setiap tahun. Dalam kenyataannya tidak semua posyandu

dapat berfungsi setiap bulan. (Novi, 2007).

2.1.2.8 Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia

Erfandi (2008) mengemukakan ada lima faktor kendala

dalam pelaksanaan Posyandu Lansia yaitu:

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat

posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini

dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan

sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,

lansia akan mendapat penyuluhan tentang cara hidup

sehat dengan segala keterbatasan atau masalah

kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan

pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat,

yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu

mengikuti Posyandu Lansia.

2. Jarak rumah lansia dengan lokasi Posyandu Lansia jauh

atau sulit dijangkau. Jarak posyandu yang dekat akan

membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa

harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena

penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.

Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini

berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan

bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah

untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus

menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,

maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia

untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian,

keamanan ini merupakan faktor eksternal dari

terbentuknya motivasi untuk menghadiri Posyandu Lansia.

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun

mengingatkan lansia untuk datang ke Posyandu Lansia.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong

minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan

Posyandu Lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat

bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk

mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan

berusaha membantu mengatasi segala permasalahan

bersama lansia.

4. Sikap lansia yang kurang baik terhadap petugas

posyandu yaitu ketidaksiapan atau ketidaksediaan lansia

untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia, karena sikap

seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi

terhadap suatu obyek.

5. Kader Posyandu Lansia. Kader juga harus mampu

berkomunikasi dengan efektif, baik dengan individu atau

kelompok maupun masyarakat, kader juga harus dapat

membina kerjasama dengan semua pihak yang terkait

dengan pelaksanaan posyandu, serta untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan lansia pada hari buka

posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan,

pencatatan/pengisian KRS, penyuluhan dan pelayanan

kesehatan sesuai kewenangannya dan pemberian PMT,

serta dapat melakukan rujukan jika diperlukan.

2.1.3 Kepatuhan

2.1.3.1 Pengertian

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI

(Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti suka

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan

berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan,

tunduk, patuh pada ajaran dan aturan.

Komitmen seseorang terhadap nilai dapat dinyatakan

antara lain pada kepatuhannya terhadap suatu yang

dianggap baik. Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh,

yang berarti disiplin dan taat. Sacket (dalam Niven, 2002),

mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana

perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan

oleh petugas kesehatan.

Patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah

atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai

aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh bila mau

datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau

melaksanakan yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali,

2002 dalam Tisna 2009).

2.1.3.2 Proses Perubahan Sikap dan Perilaku (Teori Kelman)

Proses perubahan sikap dan perilaku individu dimulai

dengan tahap kepatuhan, tahap identifikasi, dan kemudian

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

baru menjadi internalisasi. Berikut tahapan proses

perubahan sikap dan perilaku:

1. Tahap kepatuhan / kesediaan

Dalam tahap ini individu mematuhi anjuran atau instruksi

petugas tanpa kerelaan dan seringkali karena ingin

menghindari hukuman atau sanksi jika tidak patuh atau

untuk memperoleh imbalan yang dijanjikan jika mematuhi

anjuran tersebut. Perubahan yang terjadi dalam tahap ini

bersifat sementara, artinya bahwa tindakan itu dilakukan

selama masih ada pengawasan petugas.

2. Tahap identifikasi

Dalam tahap ini kepatuhan individu berdasarkan rasa

terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya

perilaku, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik

dengan petugas kesehatan atau tokoh yang

menganjurkan perubahan tersebut (change agent).

Biasanya kepatuhan ini timbul karena individu merasa

tertarik atau mengagumi petugas atau tokoh tersebut,

sehingga ingin mematuhi apa yang dianjurkan atau

diinstruksikan tanpa memahami sepenuhnya arti dan

manfaat dari tindakan tersebut, tetapi jika dia ditinggalkan

petugas atau tokoh idolanya itu maka dia merasa tidak

perlu melanjutkan perilaku tersebut.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

3. Tahap internalisasi

Proses internalisasi ini dapat dicapai jika petugas atau

tokoh merupakan seseorang yang dapat dipercaya

(kredibilitasnya tinggi) yang dapat membuat individu

memahami makna dan penggunaan perilaku tersebut

serta membuat mereka mengerti akan pentingnya

perilaku tersebut bagi kehidupan mereka sendiri.

Memang proses internalisasi ini tidaklah mudah dicapai

sebab diperlukan kesediaan individu untuk mengubah

nilai dan kepercayaan mereka agar menyesuaikan diri

dengan nilai atau perilaku yang baru.

2.1.3.3 Variable yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

Menurut Suddart & Brunner (2002) ada empat variable

yang mempengaruhi tingkat kepatuhan yaitu:

1. Variable demografi seperti usia, jenis kelamin, suku

bangsa, status social ekonomi dan pendidikan.

2. Variable penyakit seperti keparahan penyakit dan

hilangnya gejala akibat terapi.

3. Variable program terapeutik seperti kompleksitas program

dan efek samping yang tidak menyenangkan.

4. Variable psikososial seperti sikap terhadap tenaga

kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya

financial.

2.1.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dapat

digolongkan menjadi empat bagian menurut Niven (2002)

antara lain:

1. Pemahaman tentang intruksi

Tak seorang pun dapat mematuhi interuksi jika ia salah

paham tentang intruksi yang diberikan kepadanya.

2. Kualitas Interaksi

Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan

pasien merupakan bagian yang penting dalam

menentukan derajat kepatuhan.

3. Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh

dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan

individu serta juga dapat menentukan tentang program

pengobatan yang dapat mereka terima.

4. Keyakinan, sikap dan kepribadian

Becker, dkk dalam Niven (2002) telah membuat suatu

usulan bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk

memperkirakan adanya ketidakpatuhan, sebab orang-

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami

depresi, ansietas sangat memperhatikan kesehatannya,

memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan

sosialnya lebih memusatkan perhatian pada diri sendiri.

2.1.3.5 Strategi untuk meningkatkan kepatuhan (Ferry Effendi,

2009)

1. Dukungan professional kesehatan

Dukungan professional kesehatan sangat diperlukan

untuk meningkatkan kepatuhan, komunikasi memegang

peranan penting karena komunikasi yang baik diberikan

oleh professional kesehatan dalam menanamkan

ketaatan bagi pasien.

2. Dukungan sosial

Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para

professional kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga

pasien untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien

maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.

3. Prilaku sehat

Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan.

4. Pemberian informasi

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2 ... · 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Lansia 2.1.1.1 Pengertian Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut Stanley

Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga

mengenai penyakit yang dideritanya serta cara

pengobatannya.

2.2 Perspektif teoritis

Faktor-faktor

Tingkat pengetahuan lansia mengenai Posyandu Lansia

Kesadaran akan manfaat Posyandu Lansia

Jarak rumah lansia dengan lokasi Posyandu Lansia

Status ekonomi

Pandangan lansia terhadap diri sendiri

Sikap petugas posyandu

Dukungan keluarga

Prasarana Posyandu lansia

Usia

pendidikan

Gambar 2.2.1 Kerangka Konseptual

Kepatuhan

Lansia Posyandu Lansia

Berkunjung

an

Dipengaruhi