bab ii tinjauan pustaka - umtas
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris
yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia Philosophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified
true belief). Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil keingintahuan, segala
perbuatan atau usaha manusia untuk memahami objek yang dihadapinya.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik yang pemahamannya
dilakukan dengan cara persepsi, baik melalui panca indera maupun akal
(Sudaryono, 2019).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap suatu objek dari indera yang dimilikinya. Sebagian besar
pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2014).
2. Ciri-ciri Pengetahuan
Menurut The Liang Gie dalam Sudaryono (2019) Pengetahuan
mempunyai lima ciri pokok, antara lain :
a. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
8
b. Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan
teratur.
c. Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi.
d. Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha bembeda-bedakan pokok
soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai
sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
e. Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
3. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri
kelahiran hidupas manusia, karena manusia adalah satu-satunya
makelahiran hidupluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-
sungguh. Sumber pengetahuan menurut Nurani Sayomukti (2011) dalam
Sudaryono (2019) ada lima hal, yaitu :
a. Empirisme. Aliran ini menganggap bahwa pengetahuan diperoleh
melalui pengalaman empiris. Dalam hal ini ada 3 aspek yang menjadi
dasarnya, yakni mengetahui (subjek) yang diketahui (objek) dengan cara
mengetahui (pengalaman).
b. Rasionalisme. Aliran ini mengatakan bahwa dasar kepastian dan
kebenaran pengetahuan, yaitu selain terbukti secara empiris dia harus
didukung oleh fakta empiris.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
9
c. Intuisi. Intuisi manusia dapat memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba
tanpa melalui proses penalaran tertentu.
d. Wahyu. Hal ini identic dengan agama atau kepercayaan yang sifatnya
mistis, yang merupakan pengetahuan yang bersumber melalui hamba-
hambaNya yang terpilih.
e. Otoritas. Kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui
oleh kelompoknya.
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan
adalah sebagai berikut:
a. Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan
1) Cara Coba Salah (Trial And Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil
maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut
dapat dipecahkan.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintah , dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima apapun yang dikemukakan oleh orang yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
10
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenaranya.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi
penelitian. Tetapi penelitian yang dewasa ini sering kita kenal
dengan penelitian ilmiah.
5. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) terdapat 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang
suatu objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar.
c. Aplikasi ( application)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi
yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
11
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu
objek atau matei tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan
masih berkaitan satu dengan yang lainnya.
e. Sintesa (synthesis)
Sistesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
6. Kriteria pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan
seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu:
a. Baik : Hasil persentase 76% - 100 %
b. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%
c. Kurang : Hasil persentase < 56%.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal maupun non
formal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan ini merupakan proses
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
12
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Informasi atau Media Massa
Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui, namun adapula
yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu,
informasi juga dapat didefiniskan sebagai suatu tehnik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,
mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan
tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).
c. Sosial, Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi
timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan
oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
13
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu.
f. Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik.
B. MASA NIFAS
1. Pengertian
Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan
rentang waktu kira-kira 6 minggu. Masa nifas dimulai setelah plasenta
keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal sebelum hamil
(Purwanti, 2012).
2. Klasifikasi Masa Nifas
Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Puerperium Dini
Puerperium dini merupakan masa segera setelah plasenta lahir
sampai 24 jam dan merupakan masa pemulihan. Pada saat ini ibu sudah
diperbolehkan berdiri dan berjalan.
b. Puerperium Intermedial
Puerperium intermedial adalah masa kepulihan alat-alat genetalia
secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
14
c. Remote Puerperium
Remote puerperium adalah masa yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.
3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
Menurut Purwanti (2012) perubahan fisiologis masa nifas adalah sebagai
berikut :
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1) Uterus
a) Involusi Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada
kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana letak
Tinggi Fundus Uteri (TFU). TFU dan berat uterus berdasarkan
involusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Involusi
No Waktu involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
(1) (2) (3) (4)
1 Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
2 Plasenta lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram
3 1 Minggu Pertengahan pusat
simfisis
500 gram
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
15
4 2 Minggu Tidak teraba diatas
simfisis
350 gram
5 6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
6 8 Minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber: Rukiyah A.Y., Lia & Meida (2010)
Involusi uterus terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara
lain:
(1) Autolisis
Autolisis adalah penghancuran diri sendiri yang terjadi
didalam otot uteri. Selama kehamilan, estrogen
meningkatkan sel miometrium dan kandungan protein
(aktin dan miosin), penurunan estrogen setelah melahirkan
menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk
menurunkan dan mencerna (proses autolisis) kelebihan
protein dan sitoplasma intra sel, mengakibatkan
pengurangan ukuran sel secara menyeluruh. Jaringan ikat
biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan
makrofag.
(2) Atrofi Jaringan
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen
dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai
reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang
menyertai pelepasan plasenta.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
16
(3) Kontraksi Uterus
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segera setelah bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai
respon terhadap penurunan volume intrauterine yang
sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar
hipopisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengompresi pembuluh darah ke uterus. Proses ini akan
membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi
plasenta dan mengurangi perdarahan.
b) Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea mempunyai bau amis (anyir), dan volume nya berbeda
pada setiap wanita. Lochea dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan warna dan waktunya:
(1) Lochea Rubra (Cruenta)
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-2
pasca persalinan, berwarna merah mengandung darah dan
sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari decidua, verniks
caseosa, lanugo dan mekoneum.
(2) Lochea Sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kuning dan berisi darah
lendir serta berlangsung selama 3-7 hari pasca persalinan.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
17
(3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kecoklatan, mengandung lebih
banyak serum dan lebih sedikit darah, juga terdiri dari
leukosit dan robekan laserasi plasenta. Masa ini
berlangsung selama 7-14 hari pasca persalinan.
(4) Lochea Alba
Masa ini berlangsung selama 2-6 minggu pasca
persalinan. Berwarna putih kekuningan mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati.
c) Perubahan pada Serviks
Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks
seperti corong (terbuka), segera setelah bayi lahir. Bentuk ini
disebabkan oleh corpus uteri yang berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus
uteri dan serviks berbentuk semacam cincin. Warna serviks
merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.
2) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama pasca persalinan, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
18
angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.
Pada masa nifas, biasanya terdapat luka jalan lahir. Luka vagina
pada umumnya tidak luas dan akan sembuh secara sendirinya,
kecuali apabila terdapat infeksi.
3) Perineum
Pasca persalinan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari
ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya,
sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Pasca persalinan, biasanya ibu mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami
tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan
berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan,
serta kurangnya aktivitas tubuh. Supaya buang air besar kembali
normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan
cairan. Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat
penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi
perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang
menyebabkan nafsu makan berkurang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
19
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari
keadaan ini adalah terdapat spasme sfingter dan edema leher kandung
kemih setelah bagian ini mengalami tekanan antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan berlangsung.
d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihan termasuk
penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan
pada pusat pada gravitasi. Adaptasi muskuloskeletal ibu yang terjadi
mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas
sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus.
Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8
setelah ibu melahirkan.
e. Perubahan Sistem Endokrin (Proses Laktasi)
Pada saat pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin.
Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi mengisap) akan merangsang
produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel.
Proses ini disebut sebagai reflex prolactin atau milk production reflex
yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Isapan bayi memicu pelepasan
ASI dari alveolus mammae melalui ductus ke sinus lactiferous. Isapan
merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.
Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
20
kelahiran hidupusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus
mammae dan ductus lactiferous. Kontraksi sel-sel kelahiran hidupusus
ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui ductus lactiferous
menuju ke sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan.
Pada saat bayi mengisap puting susu ibu, ASI dari sinus ini
dinamakan let down reflex atau pelepasan. Pada akelahiran hidupirnya
let down reflex dapat dipacu tanpa rangsangan isapan. Pelepasan dapat
terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan
tentang bayinya. Pelepasan sangat penting bagi pemberian ASI yang
baik. Tanpa pelepasan, bayi dapat mengisap secara terus-menerus,
tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan
tersimpan didalam payudara. Bila pelepasan gagal terjadi dan payudara
berulang-ulang dikosongkan pada waktu pemberian ASI, reflex ini
akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti.
f. Perubahan Sistem Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut
nadi. Apabila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan kelahiran hidupusus pada
saluran pernafasan.
g. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung
sampai kala ke III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Keadaan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
21
ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sebelumnya.
Ada perubahan pula pada denyut nadi dan tekanan darah. Denyut
nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Denyut
nadi setelah melahirkan akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang
melebihi 100 kali permenit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan
adanya kemungkinan infeksi. Sedangkan pada tekanan darah,
kemungkinan akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat masa nifas dapat
menandakan terjadinya pre eklampsi postpartum.
h. Perubahan Sistem Hematologi
Jumlah Hemoglobin, Hematokrit dan eritrosit bervariasi pada awal-
awal masa nifas, sebagai akibat dari volume darah, plasenta, dan tingkat
volume darah yang berubah-ubah. Penurunan volume dan peningkatan
sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan Hb dan Ht
pada hari ke-3 sampai hari ke-7 masa nifas, dan akan kembali normal
dalam 3-5 minggu.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
22
C. Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan
a. Pengertian
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih
dari 500 ml setelah kelahiran pervaginam dan 1.000 ml setelah
kelahiran seksio cesarea (SC). Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2
bagian :
1) Perdarahan Postpartum Primer (Early Postpartum Hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir.
Penyebab postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta,
sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan inversion uteri.
2) Perdarahan Postpartum Sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-
5 sampai hari ke-15 postpartum. Penyebab postpartum sekunder
adalah sub involusi uteri, retensio plasenta dan infeksi pada masa
nifas.
b. Penanganan
1) Tatalaksana di Keluarga
Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Untuk mengatasi kondisi ini harus dilakukan penanganan umum
dengan keadaan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
23
infus, transfusi darah, pemberian antibiotik, dan pemberian
uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah
sakit.
2. Lochea Berbau Busuk
a. Pengertian
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama nifas. Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lochea berbau amis dan anyir. Lochea yang berbau busuk
menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan warna dan
volume karena terjadi involusi. Lochea dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu lochea normal yang terdiri dari lochea rubra (cruenta), lochea
sanguinolenta, lochea serosa, dan lochea alba. Sedangkan lochea
abnormal terdiri dari lochea purulenta dan lochiostatis.
Lochea yang menetap pada awal periode masa nifas menunjukkan
adanya tanda-tanda infeksi yang mungkin disebabkan oleh
tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lochea alba atau serosa yang
berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai
dengan adanya nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi,
akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan lochea
purulenta.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
24
b. Penanganan
1) Tatalaksana di Keluarga
Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu ke pelayanan
kesehatan terdekat.
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Untuk mengatasi kondisi ini dapat diberikan pelayanan kesehatan
dengan cara pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik
adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan
tindakan definitif dengan curretase dan dilakukan pemeriksaan
patologi anatomic.
3. Demam
a. Pengertian
Demam nifas adalah kenaikan suhu badan disertai dengan
menggigil, biasanya terjadi pada hari ke-5 setelah melahirkan. Terdapat
peningkatan jumlah leukosit dan terdapat bakteri pada saat dilakukan
pemeriksaan laboratorium (Purwanti, 2012).
b. Penanganan
1) Tatalaksana di Keluarga
a) Kompres
b) Makan makanan yang bergizi
c) Anjurkan minum yang banyak
d) Menjaga kebersihan daerah vagina.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
25
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a) Berikan paracetamol 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari (sesuai
anjuran)
b) Berikan antibiotik sesuai dengan mikroorganisme yang
diberikan (sesuai anjuran)
c) Kateterisasi bila diperlukan.
4. Edema di Wajah atau Ektremitas
a. Pengertian
Edema di wajah atau ektremitas adalah adanya pembengkakan pada
wajah, kedua lengan maupun kedua kaki. Biasanya disertai dengan
tekanan darah menurun dan respirasi meningkat. Wajah ibu akan
tampak pucat dan aktivitasnya berkurang.
b. Penanganan
1) Tatalakasana di keluarga
a) Memperbanyak istirahat
b) Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
c) Diet rendah garam.
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1) Rujuk ke ahli penyakit dalam (bagi seorang bidan)
2) Lakukan kolaborasi dengan ahli lain (ahli penyakit dalam, ahli
gizi)
3) Lakukan pemantauan tanda-tanda vital.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
26
5. Nyeri pada Perut dan Pelvis
a. Pengertian
Nyeri pada perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti peritonitis. Peritonitis adalah infeksi nifas yang dapat menyebar
melalui pembuluh darah limfe didalam uterus, langsung mencapai
peritoneum. Gejala klinis peritonitis dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Peritonitis Pelvio Berbatas Pada Daerah Pelvis
Tanda dan gejalanya yaitu demam, nyeri pada bagian perut
bawah tetapi keadaan umum tampak baik, pada pemeriksaan
dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.
2) Peritonitis Umum
Tanda dan gejala nya yaitu suhu meningkat, nadi cepat dan
kecil, ada nyeri tekan pada perut, wajah pucat dan cekung, kulit
dingin, nafsu makan berkurang dan kadang-kadang muntah.
b. Penanganan
1) Tatalaksana di Keluarga
Keluarga mampu mengambil keputusan untuk membawa ibu ke
rumah sakit.
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Menurut Pamilih (2006) dalam Rukiyah, dkk (2010) tatalaksana
yang dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah :
a) Pengobatan dilakukan dengan cara pengisapan nasogatrik
b) Memasang infus intravena
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
27
c) Memberikan kombinasi antibiotik sampai ibu tidak demam
selama 48 jam (ampisilin 200 mg melalui intravena setiap 6 jam
ditambah gentamisin 5mg/kg berat badan melalui intravena
setiap 24 jam, ditambah metronidazole 5 mg melalui intravena
setiap 8 jam).
6. Mastitis
a. Pengertian
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai atau
tidak disertai infeksi. Peradangan ini terjadi karena ibu tidak menyusui
selama beberapa minggu setelah melahirkan, puting ibu lecet,
menyusui hanya pada satu posisi sehingga drainase payudara tidak
sempurna, menggunakan bra yang ketat sehingga menghambat aliran
ASI dan riwayat mastitis sebelumnya.
b. Penanganan
1) Tatalaksana di Keluarga
a) Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang
lebih banyak
b) Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas
c) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan
nyeri
d) Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara
yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah
menyusui, pompa payudara untuk mengeluarkan isinya
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
28
e) Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a) Berikan antibiotik (kloksasilin 500 mg per oral setiap 6 jam
selama 10-14 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari
selama 10-14 hari)
b) Berikan paracetamol 3 x 500 mg per oral
c) Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
7. Bendungan ASI
a. Pengertian
Bendungan air susu adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar
payudara yang disebabkan oleh ekspansi dan tekanan dari produksi dan
penampungan ASI.
b. Penanganan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai
berikut :
a) Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
b) Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat
selama 5 menit
c) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting
d) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting
menjadi lunak
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
29
e) Berikan ASI pada bayi selama 2-3 jam sekali sesuai keinginan
bayi (on demand feeding) dan pastikan bahwa perlekatan bayi
dan payudara ibu sudah benar
f) Apabila bayi yang menyusui tidak mampu mengosongkan
payudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI
secara manual dari payudara
g) Letakakan kain dingin atau kompres dingin dengan es pada
payudara setelah menyusui atau setelah payudara dipompa.
8. Depresi pada Masa Nifas
a. Pengertian
Depresi pada masa nifas adalah depresi berat yang terjadi 7 hari
setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari. Depresi pada masa
nifas merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami wanita setelah
melahirkan yang dapat disebabkan oleh hormon dan gangguan
psikologi. Untuk mengenali seorang ibu yang mengalami depresi pada
masa nifas dapat dilihat dari beberapa gejala seperti, ibu sering merasa
marah, sedih yang berlarut-larut, nafsu makan berkurang, dan terlalu
mencemaskan keadaan bayinya.
b. Penanganan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai
berikut :
a) Berikan dukungan mental kepada ibu dan keluarga
b) Berikan bimbingan cara perawatan bayi dan ibu
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
30
c) Meyakinkan ibu bahwa ia pasti mampu melakukan perannya
d) Dengarkan semua keluhan ibu
e) Fasilitasi suami dan keluarga dalam memberikan dukungan
kepada ibu.
D. Kunjungan pada Masa Nifas
Menurut Purwanti (2012) kunjungan ibu setelah melahirkan kepada
pelayanan kesehatan dibagi menjadi 4x kunjungan, yaitu:
1. Kunjungan ke-1 (6-8 Jam Pasca Persalinan)
Kunjungan ini bertujuan untuk :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan
ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan Ke-2 (6 Hari Pasca Persalinan)
Kunjungan ini bertujuan untuk :
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
31
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus), tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
ada bau lochea
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan Ke-3 (2 Minggu Pasca Persalinan)
Kunjungan ini bertujuan untuk :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi,
fundus dibawah umbilikus), tidak ada perdarahan abnormal dan tidak
ada bau lochea
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--
32
4. Kunjungan Ke-4 (6 Minggu Pasca Persalinan)
Kunjungan ini bertujuan untuk :
a. Menanyakan kepada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ibu atau
bayinya alami
b. Memberikan konseling KB secara dini.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--