bab ii tinjauan pustaka - umtas

26
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil keingintahuan, segala perbuatan atau usaha manusia untuk memahami objek yang dihadapinya. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik yang pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi, baik melalui panca indera maupun akal (Sudaryono, 2019). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014). 2. Ciri-ciri Pengetahuan Menurut The Liang Gie dalam Sudaryono (2019) Pengetahuan mempunyai lima ciri pokok, antara lain : a. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan. - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020 - -

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris

yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia Philosophy dijelaskan bahwa

definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified

true belief). Pengetahuan dapat diartikan sebagai hasil keingintahuan, segala

perbuatan atau usaha manusia untuk memahami objek yang dihadapinya.

Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik yang pemahamannya

dilakukan dengan cara persepsi, baik melalui panca indera maupun akal

(Sudaryono, 2019).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indera yang dimilikinya. Sebagian besar

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2014).

2. Ciri-ciri Pengetahuan

Menurut The Liang Gie dalam Sudaryono (2019) Pengetahuan

mempunyai lima ciri pokok, antara lain :

a. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan

percobaan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

8

b. Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai

kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan

teratur.

c. Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka

perseorangan dan kesukaan pribadi.

d. Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha bembeda-bedakan pokok

soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai

sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

e. Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.

3. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri

kelahiran hidupas manusia, karena manusia adalah satu-satunya

makelahiran hidupluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-

sungguh. Sumber pengetahuan menurut Nurani Sayomukti (2011) dalam

Sudaryono (2019) ada lima hal, yaitu :

a. Empirisme. Aliran ini menganggap bahwa pengetahuan diperoleh

melalui pengalaman empiris. Dalam hal ini ada 3 aspek yang menjadi

dasarnya, yakni mengetahui (subjek) yang diketahui (objek) dengan cara

mengetahui (pengalaman).

b. Rasionalisme. Aliran ini mengatakan bahwa dasar kepastian dan

kebenaran pengetahuan, yaitu selain terbukti secara empiris dia harus

didukung oleh fakta empiris.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

9

c. Intuisi. Intuisi manusia dapat memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba

tanpa melalui proses penalaran tertentu.

d. Wahyu. Hal ini identic dengan agama atau kepercayaan yang sifatnya

mistis, yang merupakan pengetahuan yang bersumber melalui hamba-

hambaNya yang terpilih.

e. Otoritas. Kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui

oleh kelompoknya.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan

adalah sebagai berikut:

a. Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan

1) Cara Coba Salah (Trial And Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil

maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat dipecahkan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah , dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima apapun yang dikemukakan oleh orang yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

10

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenaranya.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi

penelitian. Tetapi penelitian yang dewasa ini sering kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

5. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) terdapat 6 tingkat pengetahuan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang

suatu objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar.

c. Aplikasi ( application)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi

yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

11

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu

objek atau matei tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan

masih berkaitan satu dengan yang lainnya.

e. Sintesa (synthesis)

Sistesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian

didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

6. Kriteria pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan Dewi (2010) pengetahuan

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil persentase 76% - 100 %

b. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil persentase < 56%.

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal maupun non

formal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan ini merupakan proses

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

12

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

b. Informasi atau Media Massa

Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui, namun adapula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu,

informasi juga dapat didefiniskan sebagai suatu tehnik untuk

mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,

mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan

tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).

c. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi

timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap individu.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

13

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik.

B. MASA NIFAS

1. Pengertian

Masa nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan

rentang waktu kira-kira 6 minggu. Masa nifas dimulai setelah plasenta

keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal sebelum hamil

(Purwanti, 2012).

2. Klasifikasi Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

a. Puerperium Dini

Puerperium dini merupakan masa segera setelah plasenta lahir

sampai 24 jam dan merupakan masa pemulihan. Pada saat ini ibu sudah

diperbolehkan berdiri dan berjalan.

b. Puerperium Intermedial

Puerperium intermedial adalah masa kepulihan alat-alat genetalia

secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

14

c. Remote Puerperium

Remote puerperium adalah masa yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat

berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Purwanti (2012) perubahan fisiologis masa nifas adalah sebagai

berikut :

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

a) Involusi Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada

kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan

melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana letak

Tinggi Fundus Uteri (TFU). TFU dan berat uterus berdasarkan

involusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Involusi

No Waktu involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus

(1) (2) (3) (4)

1 Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

2 Plasenta lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram

3 1 Minggu Pertengahan pusat

simfisis

500 gram

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

15

4 2 Minggu Tidak teraba diatas

simfisis

350 gram

5 6 Minggu Bertambah kecil 50 gram

6 8 Minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber: Rukiyah A.Y., Lia & Meida (2010)

Involusi uterus terjadi melalui 3 proses yang bersamaan, antara

lain:

(1) Autolisis

Autolisis adalah penghancuran diri sendiri yang terjadi

didalam otot uteri. Selama kehamilan, estrogen

meningkatkan sel miometrium dan kandungan protein

(aktin dan miosin), penurunan estrogen setelah melahirkan

menstimulasi enzim proteolitik dan makrofag untuk

menurunkan dan mencerna (proses autolisis) kelebihan

protein dan sitoplasma intra sel, mengakibatkan

pengurangan ukuran sel secara menyeluruh. Jaringan ikat

biasanya ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan

makrofag.

(2) Atrofi Jaringan

Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen

dalam jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai

reaksi terhadap penghentian produksi estrogen yang

menyertai pelepasan plasenta.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

16

(3) Kontraksi Uterus

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segera setelah bayi lahir. Hal tersebut diduga terjadi sebagai

respon terhadap penurunan volume intrauterine yang

sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar

hipopisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,

mengompresi pembuluh darah ke uterus. Proses ini akan

membantu mengurangi bekas luka tempat implantasi

plasenta dan mengurangi perdarahan.

b) Lochea

Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.

Lochea mempunyai bau amis (anyir), dan volume nya berbeda

pada setiap wanita. Lochea dibedakan menjadi beberapa jenis

berdasarkan warna dan waktunya:

(1) Lochea Rubra (Cruenta)

Lochea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-2

pasca persalinan, berwarna merah mengandung darah dan

sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari decidua, verniks

caseosa, lanugo dan mekoneum.

(2) Lochea Sanguinolenta

Lochea ini berwarna merah kuning dan berisi darah

lendir serta berlangsung selama 3-7 hari pasca persalinan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

17

(3) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kecoklatan, mengandung lebih

banyak serum dan lebih sedikit darah, juga terdiri dari

leukosit dan robekan laserasi plasenta. Masa ini

berlangsung selama 7-14 hari pasca persalinan.

(4) Lochea Alba

Masa ini berlangsung selama 2-6 minggu pasca

persalinan. Berwarna putih kekuningan mengandung

leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati.

c) Perubahan pada Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks adalah bentuk serviks

seperti corong (terbuka), segera setelah bayi lahir. Bentuk ini

disebabkan oleh corpus uteri yang berkontraksi, sedangkan

serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara corpus

uteri dan serviks berbentuk semacam cincin. Warna serviks

merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.

2) Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari

pertama pasca persalinan, kedua organ ini tetap dalam keadaan

kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

18

angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih

menonjol.

Pada masa nifas, biasanya terdapat luka jalan lahir. Luka vagina

pada umumnya tidak luas dan akan sembuh secara sendirinya,

kecuali apabila terdapat infeksi.

3) Perineum

Pasca persalinan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari

ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian tonusnya,

sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum hamil.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Pasca persalinan, biasanya ibu mengalami konstipasi. Hal ini

disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami

tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan

berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan,

serta kurangnya aktivitas tubuh. Supaya buang air besar kembali

normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan

cairan. Selain konstipasi, ibu juga mengalami anoreksia akibat

penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi

perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang

menyebabkan nafsu makan berkurang.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

19

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk

buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari

keadaan ini adalah terdapat spasme sfingter dan edema leher kandung

kemih setelah bagian ini mengalami tekanan antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan berlangsung.

d. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal pada ibu selama masa pemulihan termasuk

penyebab relaksasi dan kemudian hipermobilitas sendi serta perubahan

pada pusat pada gravitasi. Adaptasi muskuloskeletal ibu yang terjadi

mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan hipermobilitas

sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus.

Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8

setelah ibu melahirkan.

e. Perubahan Sistem Endokrin (Proses Laktasi)

Pada saat pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi mengisap) akan merangsang

produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel.

Proses ini disebut sebagai reflex prolactin atau milk production reflex

yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Isapan bayi memicu pelepasan

ASI dari alveolus mammae melalui ductus ke sinus lactiferous. Isapan

merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.

Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

20

kelahiran hidupusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus

mammae dan ductus lactiferous. Kontraksi sel-sel kelahiran hidupusus

ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui ductus lactiferous

menuju ke sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan.

Pada saat bayi mengisap puting susu ibu, ASI dari sinus ini

dinamakan let down reflex atau pelepasan. Pada akelahiran hidupirnya

let down reflex dapat dipacu tanpa rangsangan isapan. Pelepasan dapat

terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan

tentang bayinya. Pelepasan sangat penting bagi pemberian ASI yang

baik. Tanpa pelepasan, bayi dapat mengisap secara terus-menerus,

tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan

tersimpan didalam payudara. Bila pelepasan gagal terjadi dan payudara

berulang-ulang dikosongkan pada waktu pemberian ASI, reflex ini

akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti.

f. Perubahan Sistem Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut

nadi. Apabila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan kelahiran hidupusus pada

saluran pernafasan.

g. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung

sampai kala ke III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Keadaan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

21

ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya

haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sebelumnya.

Ada perubahan pula pada denyut nadi dan tekanan darah. Denyut

nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali permenit. Denyut

nadi setelah melahirkan akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang

melebihi 100 kali permenit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan

adanya kemungkinan infeksi. Sedangkan pada tekanan darah,

kemungkinan akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat masa nifas dapat

menandakan terjadinya pre eklampsi postpartum.

h. Perubahan Sistem Hematologi

Jumlah Hemoglobin, Hematokrit dan eritrosit bervariasi pada awal-

awal masa nifas, sebagai akibat dari volume darah, plasenta, dan tingkat

volume darah yang berubah-ubah. Penurunan volume dan peningkatan

sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan Hb dan Ht

pada hari ke-3 sampai hari ke-7 masa nifas, dan akan kembali normal

dalam 3-5 minggu.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

22

C. Tanda Bahaya Nifas

1. Perdarahan

a. Pengertian

Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih

dari 500 ml setelah kelahiran pervaginam dan 1.000 ml setelah

kelahiran seksio cesarea (SC). Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2

bagian :

1) Perdarahan Postpartum Primer (Early Postpartum Hemorrhage)

Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir.

Penyebab postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta,

sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan inversion uteri.

2) Perdarahan Postpartum Sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)

Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke-

5 sampai hari ke-15 postpartum. Penyebab postpartum sekunder

adalah sub involusi uteri, retensio plasenta dan infeksi pada masa

nifas.

b. Penanganan

1) Tatalaksana di Keluarga

Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu ke pelayanan

kesehatan terdekat.

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Untuk mengatasi kondisi ini harus dilakukan penanganan umum

dengan keadaan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

23

infus, transfusi darah, pemberian antibiotik, dan pemberian

uterotonika. Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah

sakit.

2. Lochea Berbau Busuk

a. Pengertian

Lochea adalah eksresi cairan rahim selama nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus. Lochea berbau amis dan anyir. Lochea yang berbau busuk

menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan warna dan

volume karena terjadi involusi. Lochea dibagi menjadi beberapa jenis

yaitu lochea normal yang terdiri dari lochea rubra (cruenta), lochea

sanguinolenta, lochea serosa, dan lochea alba. Sedangkan lochea

abnormal terdiri dari lochea purulenta dan lochiostatis.

Lochea yang menetap pada awal periode masa nifas menunjukkan

adanya tanda-tanda infeksi yang mungkin disebabkan oleh

tertinggalnya sisa atau selaput plasenta. Lochea alba atau serosa yang

berlanjut dapat menandakan adanya endometritis, terutama bila disertai

dengan adanya nyeri pada abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi,

akan keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut dengan lochea

purulenta.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

24

b. Penanganan

1) Tatalaksana di Keluarga

Mengambil keputusan dengan segera merujuk ibu ke pelayanan

kesehatan terdekat.

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Untuk mengatasi kondisi ini dapat diberikan pelayanan kesehatan

dengan cara pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik

adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan

tindakan definitif dengan curretase dan dilakukan pemeriksaan

patologi anatomic.

3. Demam

a. Pengertian

Demam nifas adalah kenaikan suhu badan disertai dengan

menggigil, biasanya terjadi pada hari ke-5 setelah melahirkan. Terdapat

peningkatan jumlah leukosit dan terdapat bakteri pada saat dilakukan

pemeriksaan laboratorium (Purwanti, 2012).

b. Penanganan

1) Tatalaksana di Keluarga

a) Kompres

b) Makan makanan yang bergizi

c) Anjurkan minum yang banyak

d) Menjaga kebersihan daerah vagina.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

25

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a) Berikan paracetamol 500 mg sebanyak 3-4 kali sehari (sesuai

anjuran)

b) Berikan antibiotik sesuai dengan mikroorganisme yang

diberikan (sesuai anjuran)

c) Kateterisasi bila diperlukan.

4. Edema di Wajah atau Ektremitas

a. Pengertian

Edema di wajah atau ektremitas adalah adanya pembengkakan pada

wajah, kedua lengan maupun kedua kaki. Biasanya disertai dengan

tekanan darah menurun dan respirasi meningkat. Wajah ibu akan

tampak pucat dan aktivitasnya berkurang.

b. Penanganan

1) Tatalakasana di keluarga

a) Memperbanyak istirahat

b) Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

c) Diet rendah garam.

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1) Rujuk ke ahli penyakit dalam (bagi seorang bidan)

2) Lakukan kolaborasi dengan ahli lain (ahli penyakit dalam, ahli

gizi)

3) Lakukan pemantauan tanda-tanda vital.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

26

5. Nyeri pada Perut dan Pelvis

a. Pengertian

Nyeri pada perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas

seperti peritonitis. Peritonitis adalah infeksi nifas yang dapat menyebar

melalui pembuluh darah limfe didalam uterus, langsung mencapai

peritoneum. Gejala klinis peritonitis dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Peritonitis Pelvio Berbatas Pada Daerah Pelvis

Tanda dan gejalanya yaitu demam, nyeri pada bagian perut

bawah tetapi keadaan umum tampak baik, pada pemeriksaan

dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.

2) Peritonitis Umum

Tanda dan gejala nya yaitu suhu meningkat, nadi cepat dan

kecil, ada nyeri tekan pada perut, wajah pucat dan cekung, kulit

dingin, nafsu makan berkurang dan kadang-kadang muntah.

b. Penanganan

1) Tatalaksana di Keluarga

Keluarga mampu mengambil keputusan untuk membawa ibu ke

rumah sakit.

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Menurut Pamilih (2006) dalam Rukiyah, dkk (2010) tatalaksana

yang dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah :

a) Pengobatan dilakukan dengan cara pengisapan nasogatrik

b) Memasang infus intravena

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

27

c) Memberikan kombinasi antibiotik sampai ibu tidak demam

selama 48 jam (ampisilin 200 mg melalui intravena setiap 6 jam

ditambah gentamisin 5mg/kg berat badan melalui intravena

setiap 24 jam, ditambah metronidazole 5 mg melalui intravena

setiap 8 jam).

6. Mastitis

a. Pengertian

Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai atau

tidak disertai infeksi. Peradangan ini terjadi karena ibu tidak menyusui

selama beberapa minggu setelah melahirkan, puting ibu lecet,

menyusui hanya pada satu posisi sehingga drainase payudara tidak

sempurna, menggunakan bra yang ketat sehingga menghambat aliran

ASI dan riwayat mastitis sebelumnya.

b. Penanganan

1) Tatalaksana di Keluarga

a) Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang

lebih banyak

b) Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas

c) Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan

nyeri

d) Dorong ibu untuk tetap menyusui, dimulai dengan payudara

yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah

menyusui, pompa payudara untuk mengeluarkan isinya

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

28

e) Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.

2) Tatalaksana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a) Berikan antibiotik (kloksasilin 500 mg per oral setiap 6 jam

selama 10-14 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali sehari

selama 10-14 hari)

b) Berikan paracetamol 3 x 500 mg per oral

c) Lakukan evaluasi setelah 3 hari.

7. Bendungan ASI

a. Pengertian

Bendungan air susu adalah bendungan yang terjadi pada kelenjar

payudara yang disebabkan oleh ekspansi dan tekanan dari produksi dan

penampungan ASI.

b. Penanganan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai

berikut :

a) Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas

b) Kompres payudara dengan menggunakan kain basah/hangat

selama 5 menit

c) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting

d) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting

menjadi lunak

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

29

e) Berikan ASI pada bayi selama 2-3 jam sekali sesuai keinginan

bayi (on demand feeding) dan pastikan bahwa perlekatan bayi

dan payudara ibu sudah benar

f) Apabila bayi yang menyusui tidak mampu mengosongkan

payudara, mungkin diperlukan pompa atau pengeluaran ASI

secara manual dari payudara

g) Letakakan kain dingin atau kompres dingin dengan es pada

payudara setelah menyusui atau setelah payudara dipompa.

8. Depresi pada Masa Nifas

a. Pengertian

Depresi pada masa nifas adalah depresi berat yang terjadi 7 hari

setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari. Depresi pada masa

nifas merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami wanita setelah

melahirkan yang dapat disebabkan oleh hormon dan gangguan

psikologi. Untuk mengenali seorang ibu yang mengalami depresi pada

masa nifas dapat dilihat dari beberapa gejala seperti, ibu sering merasa

marah, sedih yang berlarut-larut, nafsu makan berkurang, dan terlalu

mencemaskan keadaan bayinya.

b. Penanganan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dikeluarga adalah sebagai

berikut :

a) Berikan dukungan mental kepada ibu dan keluarga

b) Berikan bimbingan cara perawatan bayi dan ibu

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

30

c) Meyakinkan ibu bahwa ia pasti mampu melakukan perannya

d) Dengarkan semua keluhan ibu

e) Fasilitasi suami dan keluarga dalam memberikan dukungan

kepada ibu.

D. Kunjungan pada Masa Nifas

Menurut Purwanti (2012) kunjungan ibu setelah melahirkan kepada

pelayanan kesehatan dibagi menjadi 4x kunjungan, yaitu:

1. Kunjungan ke-1 (6-8 Jam Pasca Persalinan)

Kunjungan ini bertujuan untuk :

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

d. Pemberian ASI awal

e. Melakukan hubungan antara ibu dengan bayi yang baru lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan

ibu dan bayi yang baru lahir selama 2 jam pertama setelah kelahiran

atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.

2. Kunjungan Ke-2 (6 Hari Pasca Persalinan)

Kunjungan ini bertujuan untuk :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

31

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilikus), tidak ada perdarahan abnormal dan tidak

ada bau lochea

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan Ke-3 (2 Minggu Pasca Persalinan)

Kunjungan ini bertujuan untuk :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilikus), tidak ada perdarahan abnormal dan tidak

ada bau lochea

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal

c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMTAS

32

4. Kunjungan Ke-4 (6 Minggu Pasca Persalinan)

Kunjungan ini bertujuan untuk :

a. Menanyakan kepada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang ibu atau

bayinya alami

b. Memberikan konseling KB secara dini.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2020--