bab ii tinjauan pustaka - · pdf filestabilisasi kimia adalah dengan ... penyimpanan pada...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Dedak Padi
2.1.1 Kandungan Zat dalam Minyak Dedak Padi
Minyak dedak padi atau biasa disebut oryza sativa bran oil didapat dari ekstraksi dedak
padi. Sama seperti minyak pangan lainnya, minyak dedak padi tersusun atas sejumlah besar
trigliserida. Sebagian besar trigliserida yang terkandung dalam minyak dedak padi
tersusun atas asam lemak tak jenuh, terutama oleat dan linoleat. Selain itu, minyak dedak
mengandung antioksidan berupa vitamin E, dan oryzanol (Putrawan, 2004). Berikut ini
akan dijelaskan berbagai kandungan zat yang ada pada minyak dedak padi :
1. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh adalah asam alkanoat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6) yang
memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom penyusunnya. Asam lemak
tak jenuh dibutuhkan tubuh manusia karena mengandung energi tinggi dan juga berfungsi
sebagai antioksidan. Asam-asam lemak yang tergolong asam lemak tak jenuh antara lain :
asam oleat, asam linoleat, asam linolenat. Asam lemak tak jenuh dapat dideteksi dengan
pengujian bilangan iodine. Bilangan iodine adalah jumlah massa iodine (dalam gram) yang
terabsorb oleh 100 gram minyak (Woodman, 1941). Tiap 1 ikatan rangkap dalam minyak
akan mengikat 2 atom iodium atau ekivalen dengan 1 molekul I2, maka untuk setiap 71
gram I2 yang terabsorb berarti ada 6,022 x 1023 ikatan rangkap dalam minyak tersebut.
5
Kandungan asam lemak bebas minyak dedak padi dan minyak pangan lainnya secara
lengkap disajikan dalam table berikut :
Tabel 2.1 Kandungan asam lemak bebas dalam minyak dedak padi dibandingkan dengan
minyak pangan lainnya
Minyak pangan Palmitat
( 16 : 0 )
Stearat
( 18 : 0)
Oleat
( 18 : 1)
Linoleat
( 18 : 2)
Linolenat
( 18 : 3 )
Miristat
( 14 : 0 )
Arakidonat
( 20 : 0 )
Minyak dedak padi 12 ~ 18 1 ~ 3 40 ~ 50 29 ~ 42 0,5 ~ 1 0,4 ~ 1 0
Minyak jagung 8 ~ 12 2 ~ 5 14 ~ 49 34 ~ 62 0 0 ~ 1,7 0
Minyak bunga
matahari
3 ~ 6 1 ~ 3 14 ~ 43 44 ~75 0 0 0 ~ 4
Minyak wijen 7 ~9 4 ~ 5 37 ~ 49 35 ~ 47 0 0 0 ~ 1
Minyak kapas 20 ~ 23 1 ~ 3 23 ~ 35 42 ~ 54 0 ~ 11 0,5 ~ 1,5 0,2 ~ 1,5
(sumber: Salunkhe, 1991)
2. Vitamin E
Vitamin E adalah salah satu vitamin yang larut dalam lemak yang juga merupakan
Gambar 2.1 Asam-asam lemak tak jenuh
6
antioksidan penting yang berguna untuk membantu penyerapan lemak, melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker, dan juga mencegah timbulnya
berbagai macam penyakit, seperti katarak, Parkinson dan Alzheimer (Wikipedia.org).
Vitamin E alami memiliki delapan jenis isomer, empat di antaranya tocopherol dan empat
jenis lainnya tocotrienol, semuanya memiliki cincin chromanol dengan kelompok hidroksil
yang dapat melepas atom hidrogen untuk mengurangi radikal bebas. Isomer yang paling
banyak dikenal adalah alpha-tocopherol yang memiliki keaktifan paling tinggi. Dosis
vitamin E yang dianjurkan oleh U.S. Dietary Reference Intake adalah 15 mg/hari.
Gambar 2.2 Tocopherol-alpha
Gambar 2.3 Tocopherol
Gambar 2.4 Tocotrienol
3. Oryzanol
Oryzanol merupakan antioksidan campuran dari ester asam ferulat, sterol dan triterpen
alcohol. Oryzanol adalah salah satu jenis senyawa yang dikandung oleh tumbuhan dan
memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Beberapa jenis oryzanol antara lain α-oryzanol,
7
β-oryzanol dan γ-oryzanol.
α-oryzanol memiliki nama jual Oliver Lock. α-oryzanol berwujud lembaran berwarna putih
dan digunakan sebagai obat untuk penyakit tekanan darah tinggi. Penggunaannya selama
ini hanya berkisar di daerah Jepang.
β-oryzanol terdapat pada tanaman shea (Vitellaria paradoxa Butytrospermum parkii),
sejenis tanaman yang berasal dari Afrika Barat. Biji dari tanaman ini digunakan sebagai
bahan baku pembuatan shea butter.
γ-oryzanol adalah oryzayl ester dari asam ferulat yang memiliki kemampuan sebagai
antioksidan. γ-oryzanol terdiri dari triterpene alkohol ester 3-methoxy-4-hydroxy cinnamat
acid berumus molekul (C40H58O4) dan (C41H60O4). γ-oryzanol mudah larut dalam aseton
dan asam lemak ester (F.J Cleveland, 1968). γ-oryzanol meleleh pada suhu 136°C
(276.8°F), memiliki massa molekul relatif sebesar 602,98 g/mol dan tidak mudah terbakar.
γ-oryzanol juga dilaporkan tidak memiliki senyawa racun genetik (genotoxat) dan bebas
senyawa karsinogen (US 6410762(2002)). Struktur γ-oryzanol ditunjukkan oleh gambar
Gambar 2.5 Struktur molekul oryzanol (C40H58O4)
γ-oryzanol terdiri dari sepuluh komponen penyusun yang dianalisa menggunakan
kromatografi gas. Kesepuluh komponen penyusun ini adalah Δ7-stigmastenyl ferulate,
stigmasteryl ferulate, cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl ferulate, Δ7–
campesteryl ferulate, campesteryl ferulate, Δ7-sitostenyl ferulate, sitosteryl ferulate,
8
compestanyl ferulate, dan sitostanyl ferulate. Dari seluruh komponen penyusun tersebut,
komponen penyusun terbesarnya adalah cycloartenyl ferulate, 24-methylenecycloartanyl
ferulate, dan campesteryl ferulate. Ketiga komponen tersebut terdapat sebanyak ~80%
dalam γ-oryzanol.
Oryzanol terdapat pada minyak dedak padi Kandungan oryzanol pada minyak dedak padi
sebesar 1 ~ 2 % berat. Fungsi oryzanol bagi kesehatan manusia yaitu untuk menurunkan
kadar kolesterol dalam darah dan menurunkan resiko terserang sakit jantung kononer.
γ-oryzanol juga dapat meningkatkan pelepasan endorphin (penghilang rasa sakit),
membantu pertumbuhan, melancarkan sirkulasi darah, menstimulasi sekresi hormon, dan
meningkatkan pertumbuhan jaringan otot selama membakar lemak dalam tubuh. Selain itu,
γ-oryzanol juga mampu melancarkan peredaran darah, mempercepat metabolisme, dan
sebagai antibiotik dan anti bakteri. Senyawa ini juga telah dilaporkan baik untuk penyakit
saraf otonom. γ-oryzanol bukan merupakan bahan gizi yang pokok, sehingga tidak ada
kasus kekurangan senyawa ini. Tetapi, penambahan senyawa ini pada formula makanan
dapat bermanfaat bagi kalangan atlet dan kalangan orang-orang yang memiliki aktivitas
dinamik. Selain itu, γ-oryzanol digunakan juga sebagai suplemen penambah konsentrasi,
dan memperkuat sistem kesetimbangan tubuh. Namun penggunaan γ-oryzanol secara
berlebihan dapat mengakibat kesulitan tidur, iritasi pada kulit, dehidrasi, sakit kepala ringan
dan gangguan pencernaan.
4. Fitosterol
Fitosterol adalah lemak tumbuh-tumbuhan nabati yang dapat mengurangi penyerapan
kolesterol, sehingga kolesterol didalam darah dapat dikendalikan. Dengan mengendalikan
kolesterol berarti kita dapat mencegah penyumbatan pembuluh koroner , artinya kita dapat
mengurangi kemungkinan serangan jantung. Efek/pengaruh pengendalian kolesterol ini
didapat bila kita mengkonsumsi fitosterol sebanyak 0,6 g – 2 g / hari.
9
Gambar 2.6 Struktur ergosterol
Gambar 2.7 Struktur sitosterol
5. Asam phytat
Asam phytat merupakan salah satu antioksidan yang sering terdapat pada kacang-kacangan
atau biji-bijian yang dapat mencegah atau bahkan mengobati kanker (Wikipedia.org).
Selain itu asam phytat juga memiliki memiliki kemampuan untuk mengikat mineral
sehingga mengkonsumsi asam phytat secara berlebih dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan mineral.
10
Gambar 2.8 Struktur asam phytat
6. Asam ferulat
Asam ferulat adalah suatu antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas yang banyak
terkandung dalam biji dan daun banyak tumbuhan, terutama pada dedak padi-padian. Asam
ferulat memiliki banyak manfaat bagi manusia, seperti : mencegah penuaan, mencegah
penyakit kanker, menurunkan kadar kolesterol, mencegah osteoporosis, mencegah
kerusakan membran sel saraf, meningkatkan performa atletik, dan meningkatkan kekebalan
dari penyakit infektif. Dosis yang dianjurkan untuk pengkonsumsian asam ferulat adalah
250 mg/hari.
Gambar 2.9 Struktur asam ferulat
11
Berikut ini disajikan tabel kandungan zat dalam berbagai minyak pangan.
Tabel 2.2 Kandungan zat anti-oksidan dalam minyak dedak padi dibandingkan minyak
pangan lainnya
Minyak
pangan
Tocopherol
(ppm)
Tocotrienol
(ppm)
Oryzanol
(ppm)
Total (ppm)
Minyak dedak
padi
81 336 2000 2417
Canola 51 0 0 51
Minyak bunga
matahari
650 0 0 650
Minyak
kacang kedelai
487 0 0 487
Minyak palm 256 149 0 405
2.1.2 Tahap Produksi Minyak Dedak Padi
Dedak padi mengandung 17 ~ 23 % minyak. Ekstraksi dedak padi dilakukan dengan
menggunakan pelarut mudah menguap, seperti heksan (Salunkhe, 1991). Minyak dedak
hasil ekstraksi (minyak dedak mentah) dipisahkan dari pelarut melalui proses penguapan.
Setelah itu dilakukan proses pemurnian yang meliputi: dewaxing, degumming, netralisasi,
pemucatan, deodorisasi, dan winterisasi (Cornelius,1980). Penjelasan dari masing-masing
tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dewaxing
Dewaxing adalah penyingkiran lilin dari minyak dedak padi. Salah satu metode
12
dewaxing adalah dengan mengunakan metode sentrifugasi. Lilin memiliki nilai
gravitasi spesifik yang mirip dengan minyak dedak padi, sehingga perlu
ditambahkan sodium silikiat ke dalam heksan dan minyak dedak padi. Dalam
kondisi tersebut, lilin akan berikatan dengan air sehingga lilin akan mudah
dipisahkan dari minyak.
2. Degumming
Degumming adalah penyingkiran fospolipid, glikolipid, koloid gula dan protein.
Penyingkiran gum dilakukan karena gum dapat mempersulit proses netralisasi
akibat pembentukan emulsi yang akan terjadi selama proses netralisasi jika gum
tidak disingkirkan. Gum juga dapat menyebabkan penyumbatan pada pompa
ataupun sistem perpipaan.
Metode yang umum dilakukan dalam proses degumming adalah penambahan asam
sulfat atau asam fosfat pada temperatur sedang dan diikuti dengan penyaringan.
3. Netralisasi
Netralisasi adalah proses pengkondisian kadar asam lemak bebas agar tetap konstan.
Netralisasi dilakukan dengan mengkonversi asam lemak bebas menjadi garam
sodium dan selanjutnya dipisahkan dengan cara senrifugasi. Metode ini dapat
mengakibatkan hilangnya 12 ~ 40% minyak mentah.
4. Bleaching
Bleaching adalah proses mencerahkan warna dan meningkatkan stabilitas minyak.
Bleaching dilakukan menggunakan karbon teraktifkan atau bleaching earth.
5. Deodorisasi
Deodorisasi adalah proses menghilangkan bau peroksida aldehid, dan keton hasil
dari degradasi minyak. Proses yang dilakukan adalah sebagai berikut: minyak
13
dipanaskan dari 220 °C sampai dengan 250 °C pada tekanan vakum 3 sampai
dengan 5 mmHg. Setelah itu, minyak disaring dan didinginkan hingga 60 °C .
6. Winterisasi
Winterisasi adalah proses mendinginkan minyak pada waktu dan temperatur
tertentu. Winterisasi bertujuan untu menyingkirkan gliserida. Sebagai pendingin
digunakan salt brine atau glikol propilen dingin untuk meminimalkan beda
temperatur antara temperature refrigasi dan minyak. Pendinginan minyak dilakukan
hingga 30 ~ 35 °C secara perlahan pada laju 15 C/12 jam dengan pengadukan
lambat kemudian didinginkan kembali hingga 4 ~ 5 °C tanpa pengadukan dan
selanjutnya diikuti melting selama 22 ~ 48 jam sehingga minyak mengkristal.
Winterisasi dilakukan untuk menghilangkan gliserida jenuh.
2.2 Stabilisasi Minyak Dedak Padi
Stabilisasi dedak padi bertujuan mendeaktivasi enzim lipase yang ada di dalam dedak.
Tingginya kadar asam lemak bebas menyebabkan penurunan pada kualitas minyak dedak
padi. Asam lemak bebas adalah hasil dari hidrolisis lemak oleh enzim pemecah lemak yang
dinamakan enzim lipase. Bilangan asam dapat digunakan untuk mengetahui kadar asam
lemak bebas. Bilangan asam adalah jumlah massa KOH (dalam miligram) yang dibutuhkan
untuk menetralisasi asam lemak bebas dalam 1 gram minyak.(Woodman, 1941).Enzim
lipase tidak aktif ketika berada dalam gabah sebelum penggilingan. Enzim lipase menjadi
aktif setelah mengalami kontak dengan udara akibat proses penggilingan. Hal lain yang
diakibatkan oleh hidrolisis asam lemak bebas adalah hilang minyak dan bau tengik Hilang
minyak akibat enzim lipase dalam dedak dapat mencapai 4 %/hari dan kadar asam lemak
bebas dapat meningkat menjadi 10% dalam waktu beberapa jam saja. Semakin tinggi kadar
asam lemak bebas, pemurnian minyak dedak menjadi semakin sulit dan ekstraksi minyak
14
dedak menjadi semakin kurang ekonomis.
Metode yang digunakan dalam stabilisasi minyak dedak dapat dibagi ke dalam dua bagian
yaitu stabilisasi kimia dan stabilisasi fisik :
1. Stabilisasi Kimia
Stabilisasi kimia adalah stabilisasi dengan menggunakan senyawa kimia. Salah satu contoh
stabilisasi kimia adalah dengan menggunakan HCl dan SO2. Dari semua zat kimia yang
diuji, SO2 menunjukkan kapasitas yang paling besar untuk menghancurkan enzim lipase.
Enzim lipase dari dedak padi dihancurkan dengan 5 ~ 15 % SO2 selama 5 sampai dengan
10 jam dalam ruang tertutup dan pengeringan dengan sinar matahari (Paten Jepang 1919).
Akhir-akhir ini sodium metabisulfit digunakan sebagai sumber sulphur dioksida dalam tes
laboratorium. Pencampuran dedak dan metabisulfit menunjukkan karakteristik storage yang
memuaskan ( index iodine turun dr 108,8-75,8 dan germ dari 144,8-71,5). Namun,
penggunaan SO2 dapat menyebabkan korosi pada peralatan.
2. Stabilisasi fisik
Metode stabilisasi fisik terdiri dari: penyimpanan pada suhu rendah, penyimpanan dalam
atmosfer inert, iradiasi, dan pemasakan.
a. Penyimpanan pada suhu rendah
Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi kecepatan hidrolisis lemak, tapi tidak
menghancurkannya. Aktivitas enzimatik akan berlangsung kembali ketika dedak mencapai
temperatur ambient. Penyimpanan dedak pada vacuum flask dengan suhu -70 °C dapat
mempertahankan level FFA tanpa deteriorasi selama 15 hari.
b. Penyimpanan dalam atmosfer inert
Berikut ini adalah beberapa data penyimpanan dedak padi dalam berbagai atmosfer inert :
15
Oksigen bertekanan tinggi dapat mengurangi pertumbuhan lumut, proliferasi serangga
dan reaksi oksidasi tapi tidak dapat menghancurkan aktifitas lipolitik.
Penyimpanan dalam atmosfer nitrogen pada suhu ambient (20 °C ~ 25 °C) dapat
mengembangkan asam lemak bebas sekitar 40 % dalam 23 hari.
Pengemasan dedak dalam atmosfer karbon dioksida dapat meningkatkan kadar asam
lemak bebas sebanyak 40% dalam tiga minggu. Tetapi CO2 dapat menjaga dedak dari
serangga dan lumut.
c. Irradiasi
Salah satu contoh iradiasi adalah menggunakan sinar gamma. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa level FFA tetap konstan pada percobaan dengan menggunakan sinar
gamma 1,2 x 106 radian. Pada keadaan ini lipase menjadi tidak aktif dan tidak terlihat
perubahan pada kuantitas asam lemak dan indeks iodium pada minyak. Namun, teknik
irradiasi merupakan teknik yang berbiaya tinggi.
d. Pemasakan
Metode pemasakan dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu pemasakan tanpa pemasakan
kering dan pemasakan basah
Stabilisasi pemasakan kering
Transfer panas ke dalam dedak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
- mempertahankannya pada temperatur panas
- kontak langsung aliran udara panas , dll.
Stabilisasi pemasakan kering dapat mengurangi atau mendeaktivasi aktivitas enzimatik
karena proses ini dapat mengurangi persentase kelembaban dedak. Pemanasan pada suhu di
atas 105 °C akan menggelapkan warna dedak.
16
Beberapa alat stabilisasi yang menggunakan metode ini adalah:
- konveyor (drum terbuka)
Salah satu contoh alat adalah seperti pada gambar berikut ini:
Gambar 2.10 Konveyor ( drum terbuka )
Stabilisator ini didesain dengan dua konveyor ulir berdiameter masing-masing 22,8 cm dan
panjang total 3 m dengan selubung pemanas. Daya totalnya adalah 4,5 hp. Gas pembakaran
bersirkulasi melalui selubung dalam arah yang berlawanan dari dedak yang bersirkulasi
melalui konveyor. Vent berfungsi untuk memindahkan uap yang dihasilkan dedak.
- drum tertutup
Salah satu alat contoh alat jenis drum tertutup terdiri dari sebuah silinder metalik
horizontal, dengan selubung uap dan dua poros untuk pembakaran dengan kukus
bertekanan. Perlengkapan lainnya terdiri dari indikator suhu dan tekanan dan valve.
17
Silinder berputar dengan kecepatan delapan rpm dengan daya 5 hp. Operasi dilakukan
dengan muatan sebesar 200 ~ 250 kg. Proses ini akan mengurangi kelembapan dedak
sebesar 4 ~ 5 %. Alat tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.11 Drum tertutup
- Extrusion cooker
Extrusion cooker berfungsi untuk menonaktifkan enzim dan inhibitor enzim serta merusak
mikroorganisme dan serangga. Extruder beroperasi pada rentang temperatur 80 ºC ~ 155
ºC. Berikut ini disajikan gambar alat extrusion cooker:
18
Gambar 2.12 Pemasak ekstrusi untuk stabilisasi tanpa penambaham air
Extruder (extrusion cooker) terdiri dari sistem minyak hidraulik dengan pompa
hidrolik, tangki minyak, control valve, dan motor hidraulik. Motor hidrolik
mengalirkan umpan dari feed ke masukan ekstruder. Control valve akan mengatur
19
laju alir ke inlet ekstruder dari 0 ~ 50 rpm. Valve akan mengatur temperatur dan
kuantitas umpan. Produk akan dialirkan dari satu bagian ke bagian lain ulir ekstuder
menggunakan rotor yang berputar dengan kecepatan 500 ~ 1200 rpm.
Stabilisasi pemesakan basah
Air pada stabilisasi ini digunakan dalam bentuk uap yang memiliki fungsi fungsi :
a. sebagai sumber pemanasan dedak
b. sebagai peningkatan aktivitas air dalam dedak dan mengurangi ketahanan termal
dari enzim dan mikro organisme yang dikandung
Proses yang berdasarkan pada penggunaan uap dibagi kedalam tiga kelompok: stabilisasi
dedak dalam beras sebelum penggilingan, stabilisasi dedak dalam unggun diam,
danstabilisasi dedak dalam unggun bergerak
1. Stabilisasi dedak dalam beras sebelum penggilingan
Pemanasan padi dalam uap pada 100 °C selama satu menit dapat mencegah pembentukan
FFA dalam sekam padi dengan kelembapan 13% jika disimpan selama 15 hari pada suhu
25 °C. Kemampuan sistem dalam mendeaktivasi enzim lipase bergantung pada kondisi
pemrosesan dan perlakuan uap.
2. Stabilisasi dedak dalam unggun diam
Perbedaan pada kelembaban akan menghasilkan perbedaan pada hasil yang diperoleh.
3. Stabilisasi dedak dalam unggun bergerak
Secara umum, waktu minimal yang dibutuhkan untuk menonaktifkan enzim pada dedak
dengan menggunakan unggun bergerak adalah tiga menit. Proses ini memakan biaya besar
dan sulit untuk menghindari kontaminasi mikroba pada dedak.
20
Beberapa alat yang digunakan pada proses stabilisasi pemesakan basah adalah sebagai
berikut:
a. screw conveyor untuk kukus langsung dalam unggun bergerak
Contoh alat yang menggunakan prinsip kerja kukus langsung dalam unggun bergerak
ditunjukkan dalam gambar berikut :
Gambar 2.13 Screw conveyor
Karakteristik alat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Sistem umpan yang dilengkapi dengan bucket elevator, hopper, dan loading screw
b. Pemasak horizontal dengan selubung uap dan suntikan uap langsung yang
dilengkapi dengan sistem agitator
21
c. Pengering horizontal dengan selubung uap yang dilengkapi dengan agiator
d. Pengering horizontal cum-cooler dengan selubung uap yang dilengkapi dengan
agiator.
e. Konveyor pneumatic dengan pemisah siklon dan hopper
f. Sistem transmisi
g. Sistem control
Secara umum, prosesnya adalah dengan memanaskan dedak selama tiga menit dan
mengeringkan dedak untuk mengurangi kelembaban dari 14 % menjadi 3 %.
b. Uap langsung dalam unggun terfluidakan
Peralatan yang menggunakan prinsip uap langsung dalam unggun terfluidakan terdiri dari
unit inaktivasi, unit pengering, dan unit pendingin. Alat dan cara kerja disajikan dalam
gambar berikut ini:
22
Gambar 2.14 Alat unggun terfluidakan
c. Pemasak ekstrusi menggunakan air atau injeksi uap
Mesin memiliki diameter dalam sebesar 11,5 cm dengan panjang kurang lebih 1,3 m. Die
memiliki celah sebesar 15,8 mm dan shaft berputar pada kecepatan 216 rpm dengan daya
25 hp. Injector air ditempatkan pada jarak 1 meter dari keluaran dan injector uap pada jarak
23
30 cm dari injector air. Dedak dimasukkan ke mesin melalui ulir dan dialirkan sejauh 15
cm dan kemudian diinjeksikan dengan air. Setelah bergerak sejauh 75 cm, dedak
diinjeksikan dengan uap. Kelebapan uap akan berkurang sampai 25 % ketika didinginkan
dan dikeringkan dalam pengering. Gambar alat disajikan sebagai berikut:
Gambar 2.15 Pemasak ekstrusi untuk stabilisasi menggunakan air