bab ii tinjauan pustaka -...

36
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MANAJEMEN PEMBELAJARAN 2.1.1 Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian kelompok tersebut minimal mencakup perencanaan (planning), dan pengawasan (controling) sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi. Para ahli mengungkapkan manajemen pendidikan berdasarkan sudut pandang dan fokus yang berbeda sesuai konsep teoritis yang melandasinya. Knezevik, (dalam Slameto) menyamakan arti manajemen pendidikan dengan administrasi pendidikan. Manajemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan yang sangat kompleks dan saling berhubungan. Manajemen pendidikan juga merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektifitas pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, alokasi sumber daya, stimulus dan kordinasi personil,

Upload: lamminh

Post on 12-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MANAJEMEN PEMBELAJARAN

2.1.1 Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan merupakan proses

pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang

untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Proses pengendalian kelompok tersebut

minimal mencakup perencanaan (planning), dan

pengawasan (controling) sebagai suatu proses untuk

menjadikan visi menjadi aksi. Para ahli mengungkapkan

manajemen pendidikan berdasarkan sudut pandang dan

fokus yang berbeda sesuai konsep teoritis yang

melandasinya. Knezevik, (dalam Slameto) menyamakan

arti manajemen pendidikan dengan administrasi

pendidikan.

Manajemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan

yang sangat kompleks dan saling berhubungan.

Manajemen pendidikan juga merupakan sekumpulan

fungsi untuk menjamin efisiensi dan efektifitas

pelayanan pendidikan, melalui perencanaan,

pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, alokasi

sumber daya, stimulus dan kordinasi personil,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

11

penciptaan iklim organisasi yang kondusif, serta

penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi

kebutuhan peserta didik dan peserta di masa depan.

Manajemen merupakan rangkaian kegiatan bersama

atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas

kerjasama sekelompok orang dalam mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan

sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan

tertentu.

Jadi dari berbagai pemahaman dan definisi

tentang manajemen pendidikan dapat disimpulkan

bahwa Manajemen Pendidikan adalah bidang kajian

yang mempelajari bagaimana upaya untuk mencapai

produktivitas pendidikan, dengan memobilisasi sumber

daya yang tersedia melalui penciptaan suasana kerja

yang kondusif dan bermartabat.

Pengertian tersebut merujuk bahwa diperlukan

fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan pendidikan.

Empat fungsi tersebut adalah perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Keempat

fungsi ini dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan

pendidikan, tanpa mengenyampingkan faktor lingkungan

sebagai penentu keberhasilan pencapaian hasil.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

12

2.1.2 Pengertian Perencanaan Pembelajaran

a. Perencanaan

Menurut H.B. Siswanto (2007), perencanaan

adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih

tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya.

Menurutnya, merencanakan berarti mengupayakan

penggunaan sumberdaya manusia (human resources),

sumber daya alam (natural resources), dan sumberdaya

lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan.

Pemikiran lain dari George R. Terry dan Leslie W. Rue

(2009), menyatakan bahwa planning atau perencanaan

adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai

selama suatu masa yang akan datang dan apa yang

harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.

Sementara itu, Mulyasa (2006), menjelaskan bahwa

perencanaan adalah suatu bentuk dari pengambilan

keputusan (decision making). Hamzah B. Uno (2008),

juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang

memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan

dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang

antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi

sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kemudian definisi lain tentang perencanaa

Pembelajaran bahwa Perencanaan adalah suatu cara

untuk membuat satu kegiatan dapat berjalan dengan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

13

baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif

untuk memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan merupakan

hasil proses berpikir dan pengkajian dan penyeleksian

dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki

nilai efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari

semua proses pelaksanaan kegiatan yang bersifat

rasional. Perencanaan adalah proses penetapan dan

pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang

diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan

upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efisien dan

efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Roger A.

Kaufman (Harjanto 1997) mengemukakan bahwa

“Perencanaan adalah suatu proyeksi (perkiraan) tentang

apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan

absah dan bernilai. Perencanaan sering juga disebut

sebagai jembatan yang menghubungkan kesenjangan

atau jurang antara keadaan masa kini dan keadaan yang

diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Dengan

demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa

yang akan dilakukan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat

disimpulkan bahwa didalam perencanaan pembelajaran

tersirat tujuan apa yang hendak dicapai dengan terkait

strategi yang digunakan, selanjutnya didukung oleh

sumber daya sehingga dalam mengimplementasikan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

14

pembelajaran tersebut mendapat sebuah kesepakatan

(Keputusan) dalam pelaksanaan.

b. Pengertian Pembelajaran

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2010 Pasal 1 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan mendefenisikan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Masnur Muslich (2007) juga

berpendapat bahwa pembelajaran adalah proses aktif

bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi

siswa sehinggga mereka akan “tahu” terhadap

pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk

melakukan sesuatu. Sedangkan Degeng dalam Hamzah

B. Uno (2008) mendefenisikan dengan singkat bahwa

pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.

Kemudian Richard L. Daft (2003) mengungkapkan bahwa

pembelajaran adalah sebuah perubahan prilaku atau

suatu perubahan kinerja yang terjadi sebagai hasil dari

pengalaman. Hal ini juga dibenarkan oleh Slavin dalam

H. Douglas Brown (2007) yang mendefenisikan bahwa

pembelajaran adalah sebuah perubahan dalam diri

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

15

seorang yang disebabkan oleh pengalaman. Pernyataan

ini juga didukung oleh Kunandar (2009) yang

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya

sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih

baik.

c. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat

disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah

kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan

dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar yaitu

dengan mengkoordinasikan komponen-komponen

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode,

model dan teknik), serta bagaimana mengukurnya

menjadi jelas dan sistematis, sehingga nantinya proses

belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Dengan

perencanaan pembelajaran, guru dapat memperkirakan,

mempersiapkan, dan menentukan tindakan apa yang

akan dilakukan pada waktu proses pembelajaran

berlangsung. Pada tahap ini guru mempersiapkan segala

sesuatunya agar proses pembelajaran dapat berjalan

secara efektif. Selanjutnya, Perencanaan pembelajaran

dapat dikatakan sebagai pengembangan pembelajaran

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

16

yang merupakan sebagai sistem yang terintegrasi dan

terdiri dan beberapa unsur yang saling berinteraksi.

Pengertian lain tentang perencanaan pembelajaran

dikemukakan oleh Nana Sudjana (1988) yang

mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran

merupakan kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang

akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM)

yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan

merespon) komponen-komponen pembelajaran, sehingga

arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara

penyampaian kegiatan (metoda dan teknik, serta

bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan

sisitematis”. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada

dasarnya adalah mengatur dan menetapkan

komponenkomponen tujuan, bahan, metoda atau teknik,

serta evaluasi atau penilaian. Perencanaan pembelajaran

dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru

dan pedoman belajar bagi siswa.

Melalui perencanaan pembelajaran dapat

diidentifikasi apakah pembelajaran yang

dikembangkan/dilaksanakan sudah menerapkan konsep

belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan

keterampilan proses. Gambaran aktivitas siswa akan

terlihat pada rencana kegiatan atau dalam rumusan

Kegiatan Belajar. Mengajar (KBM) yang terdapat dalam

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

17

perencanaan pembelajaran. Kegiatan belajar dan

mengajar yang dirumuskan oleh guru harus mengacu

pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan

pembelajaran merupakan acuan yang jelas, operasional,

sistematis sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan

perencanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2.2 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20

dinyatakan bahwa : ”Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”. Selanjutnya Sesuai dengan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus

untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam

upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

18

didik. Komponen RPP disusun untuk setiap KD yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau

lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap

pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di

satuan pendidikan. Komponen RPP yaitu; Identitas mata

pelajaran meliputi: a). satuan pendidikan, b). kelas, c).

semester, d). program studi, e). mata pelajaran atau tema

pelajaran, f). jumlah pertemuan. standar kompetensi

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada

setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata

pelajaran. kompetensi dasar, adalah sejumlah

kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam

mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. indikator

pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat

diukur atau diobservasi untuk melihat ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian

mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera-

sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuan

pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai

dengan kompetensi dasar. materi ajar, memuat fakta,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

19

konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi. alokasi waktu,

ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar. Metode pembelajaran, digunakan

oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah

ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan

dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta

karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang

hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. kegiatan

pembelajaran : a). Pendahuluan Pendahuluan

merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan

pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik

untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b).

Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan

sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

20

konfirmasi. c). Penutup Penutup merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran

yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau

simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan

tindaklanjut. Penilaian hasil belajar Prosedur dan

instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan

dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu

kepada Standar Penilaian. Sumber belajar Penentuan

sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

2.3 EVALUASI PROSES PERENCANAAN

PEMBELAJARAN MULOK BAHASA

DAERAH BIAK

Evaluasi menurut Anas Sudijono (2011) yang

mengambil tulisan dari Edwind Wandt dan Gerald W.

Brown (1977) Evaluation refer to act or process to

determining the value of something. Menurut definisi ini,

maka istilah evaluasi itu merujuk kepada atau

mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu

proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Melihat

pada definisi tersebut memberi pengertian; suatu

tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan

maksud untuk suatu proses pembelajaran atau suatu

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

21

proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai

dari sesuatu kegiatan pada satu pendidikan yaitu segala

sesuatu yang berhubungan dengan dalam dunia

pendidikan, artinya evaluasi pendidikan dalam

pembelajaran merupakan kegiatan atau proses

penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui

mutu dan hasilnya. Lembaga Adminstrasi Negara juga

mengemukakan batasan tentang evaluasi pendidikan

dalam pembelajaran sebagai; 1). Suatu proses kegiatan

untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan

dengan tujuan yang telah ditentukan, 2). Uasaha untuk

memperoleh informasi berupa umpan balik (feed beck)

penyempurnaan pendidikan.

Merujuk pada uraian tersebut apabila definisi

evaluasi pembelajaran dituangkan dalam sebuah bagan

akan seperti ini :

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

22

Gambar 2.1 Bagan Tentang : Evaluasi proses Program

Pembelajaran

Contoh Sumber Bagan: Anas Sudijono. (Hal 3)

Kutipan gambar bagan tersebut dipilih beberapa

bagian untuk menjelaskan fenomena yang terjadi

dilapangan, yang menjelaskan, bahwa dalam proses

perencanaan, dilakukan perbandingan antara kegiatan

pembelajaran yang telah coba diterapkan sesuai

perencanaan tertentu, untuk kemudian diambil sebuah

tindakan dalam proses belajar mengajar terhadap siswa.

Tujuan pembelajara

n yang telah

ditentukan

Proses/kegiatan

perencanaan Perencanaa

n Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran

yang telah dirancang dirancang

Pembandinga

n antara Tujuan dengan

pelaksanaan yang telah

didesain Menjadi satu Evaluasi

Informasi_sesuai/tidak_

sesuai, berhasil/gagal, bermutu/kurang bermutu? Mengapa,

bagaimana?

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

23

Selanjutnya dari Proses belajar mengajar tersebut

menjadi sebuah interaksi siswa terhadap pembelajaran

yang tertuju pada sebuah Kriteria penilaian sebagai tolak

ukur yang dipakai tidak lain adalah tujuan akhir dari

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Merujuk pada bagian ini, maka akan lebih

cenderung melihat Manajemen pembelajaran sebagai

suatu kegiatan atau proses, yaitu manajemen

pembelajaran sebagai suatu realita karena manajemen

pembalajaran dalam bagan ini adalah manajemen

pembelajaran yang sesungguhnya terjadi dilapangan

atau sekolah pada daerah setempat pada umumnya.

2.3.1 Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak

Bahasa Biak (BB) adalah salah satu Bahasa

Daerah (BD) yang pertama kali diteliti, ditulis dan

diajarkan secara formal sebagai pelajaran muatan lokal

(mulok) oleh para misionaris pada pendidikan dasar (SD)

dan menengah di Resort Biak-Numfor Tanah Papua,

Bahasa Daerah Biak (BDB) merupakan jendela

kebudayaan. Budaya suatu bangsa dapat dilihat dari

bahasanya, “kerena Pendidikan yang bagus adalah

syarat mutlak bangsa yang maju dan bangsa yang tidak

berkembang adalah bangsa yang malas belajar”. Dasar

pemahaman ini memberikan sebuah kesadaran bahwa

sangat bermanfaat dan penting sekali untuk

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

24

mengembangkan suatu pengetahuan, baik pengetahuan

yang umum maupun yang bersifat kearifan lokal dalam

suatu daerah tertentu sehingga mampu bersaing dengan

bangsa-bangsa lain. Selanjutnya dari pengertian muatan

lokal diatas dipahami bahwa, (1) Muatan lokal

merupakan salah satu bentuk pendekatan

pengembangan perencanaan pembelajaran, agar sekolah

dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,

(2) Interaksi sekolah dengan masyarakat dapat

berlangsung secara baik, dalam rangka perbaikan

kualitas pendidikan, dan (3) Sekolah dapat

meningkatkan dan mengembangkan relevansi

pendidikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah

setempat. Salah satunya adalah Bahasa Daerah Biak.

2.3.2 Landasan Pengembangan Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah

Undang-undang dan peraturan, UU No. 22 Tahun

1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang

Republik Indonesia No 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2), dan

peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun

2005 tentang standar nasional pendidikan.

Pengembangan serta implementasi pembelajaran

muatan lokal disetiap lembaga pendidikan sepenuhnya

diatur oleh masing–masing lembaga dengan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

25

memanfaatkan otonomi pendidikan yang diwujudkan

melalui sistem yang berlaku pada setiap sekolah,

khususnya dalam pengembangan proses perencanaan

pembelajaran yang didalamnya memuat isi muatan lokal.

Kewajiban memuat muatan lokal dalam

pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah ditetapkan

melalui Pasal 37 ayat (1 jo) UU No. 20 Tahun 2003.

Dengan demikian, kurikulum di SD sebagai salah satu

jenjang pada pendidikan dasar wajib memuat muatan

lokal dalam kurikulumnya. Salah satu muatan lokal

yang diajarkan di SD di Kabupaten Biak Numfor adalah

Bahasa Daerah, yaitu Bahasa Biak. Penetapan Bahasa

Biak sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal

(Mulok) dilakukan berdasarkan amanat internasional

dari UNESCO tentang pemeliharaan bahasa daerah atau

bahasa ibu (UNESCO,1999), alasannya adalah dengan

memelihara bahasa daerah atau bahasa ibu disuatu

daerah itu berarti ikut memelihara kebudayaan dan

pemeliharaan kebudayaan daerah sebagai pilar-pilar

dari kebudayaan Naional dari suatu negara. Upaya dinas

pendidikan kabupaten Biak Numfor sejak tahun 2011

adalah membuat suatu draf pengembangan Bahasa Biak

sebagai salah satu mata pelajaran Muatan Lokal di

Sekolah Dasar khusus kelas I – III. Bahasa daerah

adalah bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai oleh

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

26

masyarakat lokal. Bahasa ini telah bertahan melewati

berbagai macam perubahan zaman sehingga akibat dari

berinteraksinya bahasa ini dengan berbagai macam

kondisi dan stuasi, maka muncullah berbagai macam

jenis dialek dan aksen yang berbeda. Akibatnya bahasa

daerah yang di ucapkan oleh satu masyarakat sedikit

berbada, meskipun secara akar dan rumpun sama,

tetapi dalam prakteknya memiliki perbedaan dengan

bahasa daerah yang diucapkan oleh masyarakat daerah

lain. Meskipun berbeda, bahasa daerah ini memiliki

kesamaan yang tidak dapat dibantahkan terutama dalam

hal yang berhubungan dengan sastra.

2.3.3 Perencanaan Pembelajaran Bahasa Daerah Biak

Sebagai Bahan Ajar Mulok

Kerangka inti dari sebuah perencanaa suatu

pembelajaran adalah silabus. Silabus ini merupakan

sebuah rencana yang disusun dan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Hal inipun coba dilakukan oleh

Dinas pendidikan Kabupaten Biak Numfor tahun 2011

membuat suatu rancangan pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah Biak sebagai sebuah acuan dalam

bentuk buku panduan draf awal pengembangan Bahasa

Biak sebagai salah satu mata pelajaran Muatan Lokal.

Disebut Draf awal karena masih memerlukan kajian

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

27

lanjut yang lebih mendalam dari berbagai aspek

kebahasaannya, aspek kebudayaan, dan pendidikan

H.J.Rumkabu, (2011) dalam Buku Muatan Lokal Bahasa

Daerah Biak.

Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-

catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum

mengelola proses pembelajaran. Perencanaan

pembelajaran merupakan persiapan mengajar yang berisi

hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan

siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

antara lain meliputi unsur-unsur : pemilihan materi,

metode, media, dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut

harus mengacu pada silabus yang ada dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). Berdasarkan

kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai

siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran,

pengalaman belajar, yang telah dikembangkan didalam

silabus, 2). Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai

dengan materi yang memberikan kecakapan hidup

sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari

(pendekatan kontekstual), 3). Digunakan metode dan

media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan

pengalaman langsung, 4). Penilaian dengan sistem

pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan

pada sistem-sistem pengujian yang dikembangkan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

28

selaras dengan pengembangan silabus. Silabus yang

sudah disusun akan dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran yang akan menanamkan berbagai

kompetensi kepada peserta didik, pengertian dari

pelaksanaan atau implementasi kurikulum adalah

penerapan ide, konsep pembelajaran yang dijabarkan

dalam silabus dan rencana pembelajaran kedalam proses

pembelajaran melalui kegiatan – kegiatan pemeblajaran

oleh guru disekolah sehingga terjadi perubahan pada

peserta didik yaitu pencapaian kompetensi yang telah

direncanakan (Mulyasa, 2008; Miller & Seller dalam Al-

Hafizh, 2011).

Rencana pembelajaran dan silabus memiliki

pengertian yang berbeda. Silabus memuat hal-hal yang

perlu dilakukan oleh siswa untuk menuntaskan suatu

kompetensi secara utuh, artinya didalam suatu silabus

adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan

disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu

pasti berapa pertemuan. Selain hal tersebut, silabus juga

mengisyaratkan materi apa yang secara minimal perlu

dikuasai oleh siswa untuk mencapai ketuntasan

kompetensi. Rencana pembelajaran adalah penggalan-

penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru

untuk setiap pertemuan. Di dalamnya harus terlihat

tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

29

mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan

selanjutnya setelah pertemuan selesai. Dengan kata lain

rencana pembelajaran yang dibuat guru harus

berdasarkan pada kompetensi dan kompetensi dasar.

Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang

harus dapat dilakukan atau ditampilkan siswa, yang

meliputi; pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa

setelah mengikuti mata pelajaran tertentu. Setiap

kompetensi dirinci menjadi sub kompetensi atau

kemampuan dasar yang selanjutnya merupakan arah

pencapaian dan acuan dalam memilih materi dan

pengalaman belajar siswa. Untuk mengetahui

pencapaian kemampuan dasar tertentu diperlukan

indikator pencapaian yang digunakan untuk

mengembangkan alat pengujian. Standar kompetensi

merupakan salah satu komponen rencana pembelajaran

yang sangat perlu diperhatikan dalam proses

pembelajaran karena dengan adanya kompetensi yang

ingin dicapai proses pembelajaran akan lebih terarah.

2.3.4 Tujuan Perencanaan Pembelajaran Mulok Bahasa

Daerah

Definisi dari perencanaan muatan lokal adalah

seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan

bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

30

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan daerah masing-masing (Depdikbud dalam

Erry Utomo, 1997).

Menurut Depdikbud (E. Mulyasa, 2007), secara

umum, pengertian muatan lokal adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan

sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik

daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan

lingkungan masing-masing serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara

khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam

bentuk mata pelajaran yang isi dan media

pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam

yang bernuansa lokal.

Pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa

dalam mengimplementasikan pembelajaran bernuasana

lokal harus diketahui tujuan dalam perencanaan

pembelajaran muatan lokal Bahasa daerah tersebut,

artinya, tujuan perencanaan harus disesuaikan dengan

kebutuhan, kemampuan dan minat belajar dari siswa

disekolah yang ada didaerah tersebut. Selanjutnya

tujuan perencanaan pembelajaran tersebut harus

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

31

kontekstual sesuai kondisi lingkungan alam, dan

lingkungan belajar siswa agar tujuan pembelajaran

dapat mencapai tujuan dan dapat berhasil bagi siswa

dalam memahami serta turut serta menjaga dan

melestarikan nilai-nilai budaya yang diajarkan dalam

pembelajaran Muatan lokal tersebut.

2.3.5 Fungsi Bahasa Daerah Biak dimasukan sebagai

Bahan Ajar Mulok

Tujuan ditetapkan Bahasa Daerah Biak sebagai

bahan ajar muatan lokal, bahwa Bahasa Biak adalah

jendela kebudayaan dan jumlah penutur banyak

dikalangan masyarakat papua, sehingga sangat tepat

dijadikan sebagai bahan ajar. Selanjutnya Bahasa Biak

dijadikan bahan ajar Mulok bagi peserta didik untuk

memberikan bekal pengetahuan berbahasa daerah dan

sikap hidup serta memiliki wawasan yang mantap

tentang lingkungan masyarakat dan nilai – nilai luhur

yang terkandung dalam Budaya Biak yang diajarkan

dalam Bahasa Biak tersebut terus tercermin kepada

generasi sekarang dan yang akan datang.

Hal selanjutnya, beberapa fungsi mulok menurut

(Abdullah Idi, 2007) menyatakan bahwa dalam

komponen perencanaan pembelajaran tersebut secara

keseluruhan yaitu: 1). penyesuaian dalam pembelajaran

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

32

terhadap peserta didik disekolah, program sekolah

disesuai dengan lingkungan dan kebutuhan daerah.

Demikian juga karakteristik setiap peserta didik perlu

diupayakan sehingga dapat menyesuaikan diri dan akrab

dengan bahasa daerah serta budaya, 2). Memiliki fungsi

integrasi, artinya bahwa peserta didik adalah bagian

integral dari masyarakat. 3). Fungsi perbedaan,

maksudnya pendidikan dan pengembangannya bersifat

luwes, yaitu program pendidikan dan pengembangannya

disesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan dan

kebutuhan peserta didik sesuai lingkungan dan

daerahnya.

Dasar pemahaman konsep dan tujuan Mulok

Bahasa Daerah Biak tersebut menunjukan bahwa pada

hakekatnya bertujuan untuk menjembatangi

kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya

(E. Mulyasa, 2007).

Jadi dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan,

bahwa muatan lokal Bahasa Biak dimasukan sebagai

bahan ajar dalam pembelajaran sebagai bentuk

pembelajaran untuk memberikan bekal pengetahuan

berbahasa Daerah dan sikap hidup serta memiliki

wawasan yang mantap tentang lingkungan masyarakat

dari nilai–nilai luhur yang terkandung dalam Budaya

Biak, menjembatangi kesenjangan antara peserta didik

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

33

dengan lingkungannya, dapat sebagai bahasa pengantar

dalam pembelajaran selanjutnya juga merupakan jendela

kebudayaan sebab jumlah penutur banyak dikalangan

masyarakat Papua, sehingga sangat tepat dijadikan

sebagai bahan ajar.

2.3.6 Model Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak di

Sekolah Dasar

Para Ahli pendidikan Talbert, J.E, dan McLaughlin,

M.E, (1999) mengatakan model pembelajaran yang

berorientasi pada potensi dan keutuhan siswa menjadi

perhatian utama bagi pendidik (guru). Guru sebagai

sentral kegiatan dalam Proses Belajar Mengajar yaitu

dengan menggunakan pendekatan baik antara guru dan

siswa.

Ada berbagai model pembelajaran untuk peserta

didik di SD setiap sekolah dapat memilih sesuai dengan

kondisi sekolahnya masing–masing. Dalam Proses belajar

mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru

dengan siswa, dan komunikasi timbalik balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk tujuan

pembelajaran. Interaksi proses belajar mengajar tidak

sekedar hubungan komunikasi antara guru dan siswa,

tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya

menyampaikan materi pelajaran melainkan juga

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

34

menanamkan sikap dan nilai pada siswa yang sedang

belajar, sehingga pada proses belajar didasari untuk

menghasilkan mutu yang baik. (Jamal Ma‟mur Asmani;

2011), mengatakan strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan sebagai acuan pembelajaran.

Strategi ini berorientasi untuk menggali potensi terbesar

siswa dengan metodologi pembelajaran yang

mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreativitas,

efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta

menyenangkan dalam prosesnya, sehingga anak bisa

memahami materi dengan nyaman, senang, dan ceria.

Pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif, selalu

efektif dalam belajar dan senang mengikuti pelajaran

merupakan model pembelajaran yang berorientasipada

guru dan siswa. Peserta didik aktif mengajukan

pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data

dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan

suatu masalah. Kreatif dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan belajar beragam sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif,

penggunaan waktu dalam proses pembelajaran.

Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang

dapat menyenangkan sehingga siswa memusatkan

perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu

curah perhatian tinggi. Dalam hal ini siswa menjadi

terlibat secara efektif, kreatif dalam mengerjakan suatu

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

35

tugas secara bersama-sama, dan kemampuan sikap

partisipasi aktif dalam pembelajara dan selalu

termotivasi untuk segera berekreasi dan mengambil

tindakan atas suatu kejadian. Hal tersebut ditegaskan

Winkel (2007) yang mengatakan bahwa Tugas

perkembangan siswa yang dihadapi siswa dalam jenjang

sekolah dasar antara lain mengatur keberaneka ragam

kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung jawab,

bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh

orang lain atau teman sebaya, cepat mengembangkan

bakat kemampuan misalnya dalam calistung.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami

bahwa untuk melakukan peleyanan pembelajaran

muatan lokal Bahasa Daerah pendidik harus melihat

dua hal penting sesuai keadan sekolah tersebut, yaitu

keadaan eksternal dan internalnya. Keadaan ekternal

artinya bahwa dalam mengimplementasikan

perencanaan model pembelajaran mulok Bahasa Daerah

Biak hatus disesuiakan dengan kemampuan satuan

pendidikan (sekolah) untuk mengelola pelayanan

pendidikan secara lokal baik dari minat, bakat dan

kemampuan peserta didik dalam menerima

pembelajaran tersebut. Setelah itu perlu juga

memperhatikan kompetensi yang telah dikembangkan

dan ditetapkan sebagai suatu rancanagan dalam

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

36

pembelajaran, harus yang sesuai dengan kearifan lokal,

yang dominan pada muatan lokal Bahasa daerah Biak,

sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan

baik dan akan berdampak pada kualitas belajar siswa,

melibatkan beberapa elemen terkait yang berkualitas

dan berpotensi sehingga menghasilkan hasil yang

berkualitas.

2.3.7 Materi Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah

Dengan ditetapkannya PERDASUS tentang

pendidikan No 5 tahun 2006 yang menyatakan tentang

pembagunan pendidikan dan dalam pasal 30 yakni

kurikulum muatan lokal pada pendidikan Dasar dapat

dimuat paling sedikit dua mata pelajaran, yang meliputi

pengetahuan masyarakat setempat dan bahasa daerah

secara lokal, teknologi lokal dan ketrampilan lokal,

sebagai standar acuan implementasi bahasa daerah Biak

dimasukan dalam kurikulum muatan lokal untuk

tingkat Sekolah Dasar dalam mengembangkan nilai–

nilai budaya setempat, program–program kegiatan

pembelajaran dan bidang kemampuan dasar melalui

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam

pembelajaran sekarang ini. Bahasa Daerah tidak

dimaksudkan untuk secara total menggantikan posisi

bahasa Indonesia di dalam PBM, kecuali untuk mata

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

37

pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal.

Pemanfaatan positif dan kreatif yang demikian akan

meningkatkan martabat bahasa daerah dan sekaligus

mendewasakannya di ranah pendidikan formal. Melalui

penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan belajar-

mengajar, sekurang-kurangnya di tingkat dasar, para

peserta didik, yang adalah tunas muda harapan daerah

dan nasional, sejak dini telah dituntun untuk mengenal,

memahami, dan menghargai kekayaan budaya lokal

mereka sendiri. Jika kesadaran akan hakikat bahasa

daerah telah berakar kuat di dalam sanubari mereka,

maka dengan sendirinya akan tumbuh rasa bangga

untuk menggunakan bahasa daerah mereka dalam

kehidupan sehari-hari. Demi kemajuan pelestarian dan

kelestarian bahasa daerah di kabupaten Biak Numfor.

Menurut panduan bahan ajar Bahasa daerah Biak

yang telah dibuat buku oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Biak Numfor berbentuk draff memiliki

lingkup pengembagannya yaitu: (1) Nilai-nilai agama dan

moral, (2) Menyerap dan mempraktekkan nilai-nilai

budayanya, (3) Berbahasa mencakup menerima bahasa,

mengungkapkan bahasa dan keaksaraan.

Lingkup–lingkup perkembangan ini kemudian

dijabarkan kedalam standar tingkat pencapaian

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

38

perkembangan yang akan dicapai peserta didik sesuai

dengan situasi dan kondisi sekolah masing–masing.

Muatan lokal adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan

keragaman potensi daerah, karakteristik daerah,

keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan

masing-masing serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dimasukkannya

muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi

oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka

ragam adat istiadat, kesenian, tata cara, tata krama

pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan

secara turun temurun dari nenek moyang bangsa

Indonesia. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan

dikembangkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan

ciri khas dan jati dirinya. Upaya menjaga ciri khas

bangsa Indonesia harus dimulai sedini mungkin pada

usia pra sekolah kemudian diintensifkan secara formal

melalui pendidikan di sekolah dasar, di sekolah

menengah. Pendidikan tersebut memberikan implikasi

bahwa hasil pendidikan dewasa ini diarahkan untuk

dapat menghasilkan manusia yang sesuai dengan

undang-undang dan peraturan pendidikan menjadi

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

39

tujuan pendidikan yang diharapkan dan disesuaikan

dengan kondisi sekolah masing–masing. Sehingga guru

sebagai perancang dan penyedia materi ajar dituntut

memberikan bahan–bahan yang sesuai dan bisa

memenuhi tuntutan perubahan tersebut.

2.4 Hasil Belajar (Pembelajaran)

Hasil belajar dapat dikatan terlaksana dengan baik

apabila dalam pelaksanaanya senantiasa berpegang pada

tiga hal yaitu: 1) keseluhan, 2) kesinambungan, 3)

obyektifitas (Anas Sudijono, 2011). Berdasarkan tiga

aspek tersebut, menjadi acuan terhadap evaluasi hasil

belajar siswa mencakup yang mencakup; 1) Tingkat

penguasaan materi pembelajaran dari peserta didik

terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam

unit-unit program pembelajaran yang bersifat terbatas,

2) Mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap

tujuan umum pembelajaran.

2.4.1 Kriteria Penilaian Proses Pembelajaran

Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005),

bahwa penilaian proses belajar mengajar memiliki

kriteria, yaitu :

a. Konsistensi

Kegiatan belajar mengajar adalah program belajar

mengajar yang telah ditentukansebagai acuan apa yang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

40

seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar

mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut

dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-

aspek : 1). Tujuan-tujuan pengajaran 2). Bahan

pengajaran yang diberikan 3). Jenis kegiatan yang

dilaksanakan 4). Cara melaksanakan jenis kegiatan 5).

Peralatan yang digunakan untuk masing- masing

kegiatan, dan 6). Penilaian yang digunakan untuk setiap

tujuan.

b. Keterlaksanaannya oleh Guru

Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan

program yang telah dilaksanakan oleh guru tanpa

mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.

Dengan apa yang direncanakan dapat diwujudkan

sebagaimana seharusnya, keterlaksanaan ini dapat

dilihat dalam hal : 1). Mengkodisikan kegiatan belajar

siswa. 2). Menyiapkan alat, sumber dan perlengkapan

belajar. 3). Waktu yang disediakan untuk waktu belajar

mengajar. 4). Memberikan bantuan dan bimbingan

belajar kepada siswa. 5). Melaksanakan proses dan hasil

belajar siswa. 6). Menggeneralisasikan hasil belajar saat

itu dan tindak lanjut untuk kegiatan belajar mengajar

berikutnya.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

41

c. Keterlaksanaannya oleh Siswa

Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa

melakukan kegiatan belajar- mengajar dengan program

yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan

dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa

dapatdilihat dalam hal: 1). Memahami dan mengikuti

petunjuk yang diberikan oleh guru. 2). Semua siswa

turut melakukan kegiatan belajar. 3). Tugas-tugas

belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. 4).

Manfaat semua sumber belajar yang disediakan guru. 5).

Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah

ditetapkan guru.

d. Motivasi Belajar Siswa

Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat

dalam motivasi belajar yang ditujukan para siswa pada

saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam

hal: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,

Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas

belajarnya, Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan

tugas-tugas belajarnya, Reaksi yang ditunjukan siswa

terhadap stimulus yang diberikan guru, Rasa senang dan

puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

e. Keaktifan

Para siswa dalam kegiatan belajar Penilaian proses

belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

42

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar, keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: Turut

serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, Terlibat

dalam pemecahan masalah, Bertanya kepada siswa lain

atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapi, Berusaha tahu mencari informasi yang

diperlukan untuk pemecahan masalah, Melaksanakan

diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, Menilai

kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,

Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang

sejenis, Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa

yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau

persoalan yang dihadapinya.

f. Interaksi

Guru siswa Interaksi guru siswa berkenaan

dengan komunikasi atau hubugan timbal balik atau

hubungan dua arah antara siswa dan guru atau siswa

dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar, hal ini dapat dilihat: Tanya jawab atau dialog

antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan

siswa, Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami

kesulitan belajar, baik secara individual maupun secara

kelompok, Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan

sumber belajar, Senantiasa beradanya guru dalam

situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar,

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

43

Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala

siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya,

adanya kesempatan mendapat umpan balik secara

berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh

siswa.

2.4.2 Kriteria Penilaian Hasil Pembelajaran

Kriteria penilaian hasil pembelajaran antara lain :

1). Dikembangkan dengan mengacu pada tiga aspek

yaitu pengetahuan, keterampilam dan sikap. 2).

Menggunakan berbagai cara didasarkan pada tuntutan

kompetensi dasar 3). Mengacu pada tujuan dan fungsi

penilaian (sumatif, formatif) Tujuan dan fungsi formatif:

keputusannya aspek apa yang masih harus diperbaiki

dan aspek apa yang dianggap sudah memenuhi dari

indikator penilaian. Tujuan dan fungsi sumatif:

bertujuan untuk mengetahui apakah siswa dianggap

mampu menguasai kualitas yang dikehendaki oleh

tujuan pembelajaran. Artinya pembelajaran mengacu

kepada prinsip diferensiasi dan tidak bersifat

diskriminatif.

a. Kemampuan atau Keterampilan Guru

Mengajar

Kemampuan atau keterampilan guru mengajar

merupakan puncak keahlian guru yang profesional

sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

44

telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,

komunikasi dengan siswa, metode mengajar. Beberapa

indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain :

menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada

siswa, terampil berkomunikasi dengan siswa, menguasai

kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan kelas,

terampil mengunakan berbagai alat dan sumber belajar,

serta terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan

maupun tulisan.

b. Kualitas Hasil Belajar yang diperoleh Siswa

Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar

dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam

hal ini aspek yang dilihat antara lain: Perubahan

pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah

menyelesaikan pengalaman belajarnya, Kualitas dan

kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para

siswa, Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan

instruksional minimal 75 dari jumlah intrusional yang

harus dicapai.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

Keberhasilan pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil

belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi

prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan

akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti optimalnya

hasil belajar siswa tergantung pula pada proses belajar

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6058/2/T2_942010010_BAB II.pdf · atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok

45

siswadan proses mengajar guru. Oleh sebab itu, perlu

dilakukan penilaian terhadap proses belajar-mengajar

Dimensi penilaian proses belajar-mengajar berkenaan

dengan komponen-komponen proses belajar-mengajar

seperti tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran,

kegiatan belajar oleh murid, kegiatan mengajar guru,

dan penilaian. Kriteria yang digunakan dalam menilai

proses belajar mengajar antara lain ialah konsitensi

kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum,

keterlaksanaan oleh guru, keterlaksanaannya oleh siswa,

motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, interaksi guru

siswa, kemampuan atau ketrampilan guru, kualitas hasil

belajar siswa. Penilaian proses belajar-mengajar

berkenaan dengan komponen-komponen hasil

pembelajaran seperti Masukan baku (peserta didik),

Masukan instrumental (program pembelajaran metode

mengajar, sarana dan guru), Masukan lingkungan

(lingkungan sosial dan lingkungan bukan manusia), dan

Keluaran (hasil output) dari pembelajaran. Sedangkan

kriteria penilaian hasil pembelajaran antara lain

dikembangkan dengan mengacu pada tiga aspek yaitu

pengetahuan, keterampilam dan sikap, menggunakan

berbagai cara didasarkan pada tuntutan kompetensi

dasar, mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian

(sumatif, formatif), mengacu kepada prinsip diferensiasi,

dan tidak bersifat diskriminatif.