bab ii tinjauan pustaka a. peranan mahasiswa 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/9183/3/bab...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa
adalah seseorang yang belajar di Perguruan Tinggi, di dalam struktur
Pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status Pendidikan tertinggi
di antara yang lain (Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 895).
Menurut Sarwono dalam Aris (2018) mahasiswa adalah setiap
orang yang terdaftar untuk mengikuti pelajaran di sebuah perguruan tinggi
dengan batasan umur sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa meruapakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya, karena ada ikatan
dengan suatu perguruan tinggi.
Menurut Knopfemacher dalam Aris (2018) mahasiswa adalah
seseorang calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan
tinggi yang didik dan diharapkan untuk menjadi calon – calon yang
intelektual.
Tiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah
merupakan sebutan seseorang yang sedang menempuh atau menjalani
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi untuk memperoleh gelar
Sarjana.
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
8
2. Peranan dan Fungsi Mahasiswa
Menurut Sadli (2012: 2-3) seorang mahasiswa memiliki peranan yang
penting bagi bangsa. Berikut yang menjadi tugas mahasiswa sebenarnya
adalah:
a. Guardian of Value
Mahasiswa sebagai penjaga nilai – nilai masyarakat yang
kebenarannya mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas,
empati dan lainnya. Mahasiswa dituntut mampu berpikir secara ilmiah
tentang nilai – nilai yang mereka jaga. Kemudian mahasiswa juga
sebagai pembawa, penyampai, serta penyebar nilai – nilai itu sendiri.
b. Agen Perubahan (Agent of Change)
Mahasiswa juga sebagai penggerak yang mengajak seluruh
masyarakat untuk bergerak dalam melakukan perubahan kea rah yang
lebih baik lagi, dengan melalui berbagai ilmu, gagasan, serta
pengetahuan yang mahasiswa miliki.
c. Moral Force
Mahasiswa sebagai moral force diharuskan untuk memiliki moral
yang baik. Tingkat intelektual seorang mahasiswa akan disejajarkan
dengan tingkat moralitasnya. Ini yang menyebabkan mahasiswa
menjadi kekuatan dari moral bangsa yang di harapkan dapat menjadi
contoh dan penggerak perbaikan moral pada diri sendiri khususnya
dan masyarakat.
d. Social Control
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
9
Mahasiswa melalui kemampuan intelektual, kepekaan social serta
sikap kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi pengontrol
sebuah kehidupan social pada masyarakat dengan cara memberikan
saran, kritik serta solusi untuk permasalahan social masyarakat
ataupun bangsa.
B. Gerakan Mahasiswa Berbasis Islam
Gerakan mahasiswa berbasis Islam secara umum muncul sebagai
respon terhadap sebuah realitas sosial. Sejarah mencatat bahwa gerakan –
gerakan Islam kampus muncul sebagai respon pemuda dan mahasiswa
Muslim atas kondisi sosial-keagamaan dan politik yang berlaku (Wildan,
2015: 426)
Menurut Muhammad (2015: 427 – 428) gerakan – gerakan Islam di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia berdiri dan berkembang karena
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor ideologis. Ideologi
merupakan faktor yang sangat signifikan dalam bentuk kepribadian dan
menggerakkan massa. Di berbagai perguruan tinggi, gerakan mahasiswa
Islam menjadi sebuah alternatif untuk menunjukkan identitas mahasiswa
Muslim.
Kedua, munculnya gerakan mahasiswa didorong oleh faktor politik.
Di tengah maraknya gerakan organisasi nasionalis, mahasiswa Muslim
merasa terpanggil untuk terlibat dalam mewarnai sikap – sikap politik,
walaupun gerakan – gerakan tersebut bukan merupakan onderbouw dari
partai politik Islam.
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
10
Ketiga, faktor globalisasi juga berpengaruh secara signifikan terhadap
kemunculan dan perkembangan gerakan Islam kampus. Kemudian teknologi
Informasi telah memudahkan mobilitas seseorang ke suatu negara dan
tersedianya informasi yang masif, sehingga paham ideologi berkembang
secara cepat dan luas.
Keempat, Political Opportunity Structure atau struktur kesempatan
politik. Situasi semacam ini memberi peluang masyarakat umum untuk
terlibat aktif dalam membentuk ulang identitas nasional dalam bentuk
mendirikan gerakan – gerakan sosial, termasuk gerakan agama di kampus.
Menurut Wildan (2015: 433) memasuki Indonesia merdeka, gerakan
mahasiswa Islam ditandai dengan berdirinya sejumlah organisasi dengan
basis massa di kampus. Terdapat tiga organisasi berdiri dalam
perkembangan Islam Indonesia, yaitu: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM).
Setelah munculnya tiga gerakan mahasiswa Islam pada masa
Indonesia merdeka, memasuki masa reformasi Indonesia menyaksikan
munculnya gerakan mahasiswa Islam yang secara ideologis beredar dari tiga
organisasi gerakan mahasiswa, yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI) yang terbentuk dalam acara Forum Silaturahmi
Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK). (Wildan, 2015: 449)
Dari keempat gerakan mahasiswa tersebut, yang terwadahi dalam
internal kampus adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah karena memiliki
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
11
turunan langsung dari oraganisasi kemasyarakatan Muhammadiyah.
Sedangkan Muhammadiyah memiliki Amal Usaha Muhammadiyah dalam
bidang pendidikan seperti Perguruan Tinggi, sehingga Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dapat terwadahi di dalamnya sebagai organisasi internal
kampus dan memiliki tanggung jawab serta peran yang penting dalam
mewujudkan kader yang berakhlak mulia.
C. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
1. Pengertian Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Menurut Anggaran Dasar IMM Bab I pasal 1 dan 2 pengertian
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah suatu gerakan mahasiswa Islam
yang beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Berdasarkan sejarah, IMM lahir pada tanggal 29 Syawal 1384 H
bertepatan pada tanggal 14 Maret 1964 di Yogyakarta (Agham, 1997: 14).
Maksud di dirikannya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah
untuk turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa,
menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sesuai Al-qur’an dan as-
Sunnah sebagai upaya menopang, melangsungkan dan merasakan cita –
cita pendirian Muhammadiyah.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga sebagai pelopor,
pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. Organisasi ini
berdiri ditengah lingkup kampus yaitu mahasiswa didalamnya, ikut serta
dalam membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal
dalam kehidupan bangsa, umat dan persyarikatan. (Farid, 1990: 103)
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
12
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi otonom
Muhammadiyah serta gerakan mahasiswa islam yang bergerak di bidang
keislaman, kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Gerakan IMM
merupakan sumber gerakan yang nyata dan terstruktur serta memiliki
orientasi jelas seperti yang termaktub dalam Tri Kompetensi Dasar IMM
yaitu, Religiusitas, Intelektualitas, dan Humanitas. Tiga poin tersebut,
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mengukuhkan
pondasi gerakan IMM yang diartikan sebagai organisasi konseptor, pelaku
dan penyempurna yang akan dilakukan oleh para kader IMM sebagai basis
gerakan sosial masyarakat.
Tri kompetensi dasar IMM tersebut, dapat ditanamkan dalam
ghiroh setiap kader IMM yang akan dilaksanakan oleh para agen of
change dan penggerak perubahan kehidupan yang akan terus
membumikan ajaran Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar.
2. Tujuan Ikatan Mahasiswa Muhamamdiyah
Setiap organisasi memiliki cita cita untuk mewujudkan apa yang di
idealkan. Hal ideal tersebut merupakan tujuan akhir dari perjuangan yang
dilakukan oleh organisasi dan kader yang berproses di dalam organisasi
tersebut. Tujuan merupakan gambaran reflektif kolektif dari para
pendirinya dalam menyikapi realitas yang ada pada saat itu dan mimpi
terhadap realitas di masa yang akan datang. (Sani, 2011: 25)
Berdasarkan AD dan ART Muhammadiyah yang dikutip oleh
A.Sani (2011: 26) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan salah
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
13
satu otonom dari organisasi dakwah kemasyarakatan Muhammadiyah,
maka yang dilakukan oleh IMM adalah mencerminkan gerakan
muhammadiyah. Tujuan didirikannya Muhammadiyah sebagai baldatun
thayyibatun warabbun ghafur. Masyarakat ideal menurut Muhamb
madiyah ialah masyarakat yang indah, bersih suci dan makmur dibawah
perlindungan tuhan yang maha pengampun. Masyarakat tersebut menurut
Muhammadiyah merupakan pengantar pada gerbang surga dengan
keridhaan allah yang maha rahman dan rahim.
Tujuan Muhammadiyah tercantum dalam tujuan IMM sebagai
bentuk perjuangan, Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya
akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan
muhammadiyah. Maksud dari kata berakhlak mulia dipahami menjadi dua
macam. Pertama sebagai tindakan praksis, karena dalam akhlak yang
merupakan sikap yang terlihat serta terbaca oleh manusia. Akhlak
mencerminkan perilaku dari seseorang dalam menyikapi berbagai
persoalan yang terjadi pada realitas sosial. Yang kedua adalah tindakan
transenden pada tuhan, yang merupakan cerminan dari pengetahuan yang
berdialektika dengan agama, dalam rangka meningkatkan ibadah kepada
Allah (Sani, 2011: 25)
3. Peranan dan Fungsi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
a. IMM sebagai Organisasi Kader
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi kader
Senantiasa berupaya mengadakan proses untuk aktualisasikan dan
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
14
mengembangkan potensi manusiawi kader Ikatan sesuai dengan fitrah
yang di berikan Allah swt, dalam rangka meningkatkan kualitas diri
agar memiliki kemampuanserta kemauan untuk menghayatkan,
mengamalkan serta mengembangkan dalam ber Islam, kemanusiaan,
berbangsa dan bernegara menuju kualifikasi Insan Utama, yakni
sebagai kader persyarikatan, umat dan bangsa. (Farid, 1990: 103)
b. IMM sebagai Organisasi dakwah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah
selalu berusaha menginternalisasikan dan menyiarkan dakwah islam
ke segenap dimensi kehidupannya, menyadarkan dan meyakinkan
kadernya, bahwa mereka berada dalam kaitan dan tanggung jawab
sebagai khalifatul fil ard, pengemban misi rabbani, dimana dalam
gerakannya IMM bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan dan
kemasyarakatan. (Farid, 1990: 106)
c. IMM sebagai Eksponen Mahasiswa dalam Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai eksponen mahasiswa
Islam dalam muhammadiyah, yaitu bahwa IMM adalah berarti
merupakan bagian dari mata rantai dari perjuangan dan gerakan
mahasiswa Islam Indonesia yang berada dalam Muhammadiyah, yaitu
mahasiswa yang sadar akan keharusan melanjutkan tradisi
revolusioner yang di rintis oleh KH Ahmad Dahlan, yang sadar akan
benarnya ajaran yang di dakwahkan Muhammadiyah dan sadar akan
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
15
pentingnya peran akademisi bagi masa depan Muhammadiyah. (Farid,
1990: 106)
D. Karakter Islami
1. Pengertian Karakter Islami
Karakter identik dengan akhlak. Kata akhlak berasal dari bahasa
Arab, yaitu al-akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq
yang memiliki tiga makna yaitu menunjuk pada sifat – sifat alami dalam
penciptaan manusia yang fitri, menunjuk pada sifat – sifat yang
diupayakan dan terjadi seakan – akan tercipta bersamaan dengan wataknya
dan akhlak memiliki dua sisi yaitu sisi kejiawaan yang bersifat batin dan
sisi perilaku yang bersifat lahir (Marzuki, 2017: 22).
Akhlak juga dapat berarti suatu kondisi atau sifat yang yang telah
meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah
berbadai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-
buat dan tanpa memerlukan pemikiran (Miswar, 2015: 4).
Islam merupakan agama yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, juga
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya. Oleh karena itu ajaran
islam meliputi tiga bagian yaitu akidah (keyakinan), bertujuan
menghantarkan manusia untuk beriman, bersyariah (aturan – aturan hukum
tentang ibadah dan muammalah), dan akhlak (karakter) bertujuan
menghantarkan manusia untuk berakhlak atau berkarakter mulia
(Marzuki, 2017: 9).
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
16
Menurut Marzuki (2017: 15) karakter islami adalah hasil atau akibat
dari penerapan syariah (ibadah dan muammalah) yang dilandasi oleh
fondasi akidah yang kokoh. Karena tanpa akidah dan syariah, mustahil
akan terwujud karakter (akhlak) yang sebenarnya.
Menurut Abudin (2017: 125) karakter Islami atau akhlak Islami
adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah
daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam. Dengan kata
lain akhlak Islami adalah akhlak yang di samping mengakui adanya nilai –
nilai universal (diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan
kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika dan moral) sebagai
dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai – nilai yang bersifat lokal dan
temporal sebagai penjabaran atas nilai – nilai universal itu.
Dapat disimpulkan pula bahwa karakter islami merupakan sistem
penanaman nilai – nilai akhlak manusia yang baik dengan melibatkan
keyakinan, pengetahuan, kesadaran baik terhadap Allah, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil.
2. Sumber Dan Ruang Lingkup Karakter Islam
Karakter Islami didasarkan pada dua sumber pokok ajaran islam,
yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Dalam hal ini, standar dan ukuran
baik dan buruknya karakter seseorang dalam islam adalah berdasarkan Al-
Qur’an dan sunnah Nabi, bukan baik dan buruk berdasarkan ukuran atau
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
17
pemikiran manusia pada umumnya. Sebab jika ukuran baik dan buruk itu
berdasarkan manusia, hasilnya pasti berbeda – beda (Marzuki, 2017: 30).
Menurut Abudin (2017: 127 – 131), ruang lingkup karakter islami
sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khususnya yang
berkaitan dengan pola hubungan akhlak atau karakter. Berikut ruang
lingkup karakter Islami:
a. Karakter Islami Terhadap Allah
Akhlak kepada allah diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada sang
khalik. Terdapat empat alasan perlunya manusia berkarakter islami
kepada Allah yaitu:
1) Karena Allah yang telah menciptakan manusia. Ayat yang
menceritakan tentang penciptaan manusia terdapat dalam Q.S. At-
Thariq [86]: 5-7 (tentang diciptakan manusia dari air yang
ditumpahkan ke luar dari antara tulang punggung dan tulang
rusuk), Q.S. Al-Mu’minun [23]: 12-13 (tentang penciptaan
manusia dari tanah).
2) Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindera,
berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari.
(lihat Q.S. An-Nahl [16]: 78).
3) Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana
yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia (lihat Q.S. Al-
Jatsiyah [45]: 12-13).
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
18
4) Karena Allah telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan menguasai daratan dan lautan (lihat Q.S. Al-Isra
[17]: 70).
b. Karakter Islami Terhadap Sesama Manusia
Terdapat banyak rincian yang dikemukakan dalam Al-Qur’an
berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk hal ini
berupa larangan melakukan hal – hal negatif (lihat QS Al-Baqarah [2]:
263), menekankan bahwa setiap orang didudukan secara wajar (lihat
QS An-Nur [24]: 58). Selanjutnya kebiasaan untuk saling memaafkan
dan mengendalikan nafsu dan amarah.
c. Karakter Islami Terhadap Lingkungan
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Ini berarti manusia dituntut
untuk mampu menghormati proses yang sedang berjalan, sehingga
tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan.
Dengan demikian karakter Islami lebih sempurna dibandingkan
dengan karakter lainnya. Jika akhlak lainnya hanya berbicara tentang
hubungan dengan manusia, maka akhlak islami berbicara pula tentang
cara berhubungan Allah, manusia dan lingkungan. (Abudin, 2017:
131).
3. Metode Pembentukan Karakter Islami
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
19
Karakter dapat terbentuk dalam dua pendekatan yaitu dengan
intervensi (pemberian asupan materi agar terbentuknya karakter) dan
habituasi (dengan pembiasaan secara continue). Oleh karena itu,
pembentukan karakter islami dapat terasa ketika seseorang terjun dalam
sebuah organisasi khususnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yang
basisnya sebagai organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Menurut Lickona dalam Marzuki (2017: 12) karakter tersusun ke
dalam tiga bagian yang saling terkait yaitu pengetahuan tentang moral
(moral knowing), perasaan bermoral (moral feeling), dan perilaku
bermoral (moral action). Moral action merupakan perpaduan antara
moral knowing dan moral feeling. Dengan demikian pengembangan
karakter dilakukan melalui tiga tahap yaitu, pengetahuan, pelaksanaan
dan kebiasaan.
Menurut Muhaimin (2013: 305-306) untuk mewujudkan tiga tahap
tersebut berikut metode yang dapat diterapkan dalam pembentukan
karakter islami.
a. Internalisasi nilai-nilai Islami pada setiap kegiatan
Internalisasi nilai nilai islami harus menjadi point utama dalam
setiap kegiatan mulai dari materi materi diskusi atau kajian, seminar
seminar serta kegiatan lainnya.
b. Pembiasaan
Pembiasaan adalah melakukan segala sesuatu secara berulang
ulang dengan sengaja sehingga hal tersebut menjadi kebiasaan
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
20
(habit). Berikut adalah kebiasaan yang bisa dilakukan pada kegiatan
organisasi dalam rangka mewujudkan karakter islami:
Membuka dan menutup kegiatan organisasi dengan salam
1) Selalu awali dengan baca quran atau hadist atau hafalan surat
2) Kultum sebagai pengantar menuju agenda inti
3) Menghentikan sementara kegiatan ketika adzan
berkumandang
4) Melaksanakan sholat berjamaah ketika berkegiatan
c. Keteladanan
Metode keteladanan adalah metode paling efektif dalam
membentuk karakter islam, karena karakter yang baik tidak dapat
dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi, dan larangan. Namun,
disertai dengan contoh teladan yang baik dan nyata. Cara yang
demikian itu telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
d. Pendampingan
Pendampingan dapat dilakukan menggunakan metode
pendekatan kultural guna mengenal kader lebih dalam. Tujuan dari
pendampingan ini adalah bersahabat dengan kader sehingga dapat
menasihati dan membantu persoalan masing – masing individu.
4. Nilai Dan Indikator Karakter Islam
Berikut ini akan di identifikasikan beberapa nilai - nilai karakter
Islami yang sangat penting di pahami dan di aplikasikan dalam kehidupan
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
21
sehari hari. Di antara nilai – nilai karakter Islami yang tercantum dalam
(Marzuki,2017: 98) dapat dikelompokkan dan dijelaskan sebagai berikut:
No Nilai Karakter dan deskripsi Indikator
1 Taat kepada Allah: tunduk
dan patuh kepadaAllah
- Melaksanakan perintah Allah secara
ikhlas
- Meninggalkan semua larangan
Allah
2 Ikhlas:
Melakukan perbuatan tanpa
pamrih apapun, selain hanya
berharap Ridha Allah SWT
- Melakukan perbuatan tanpa pamrih
- Menolong sesama
- Berbuat sesuatu hanya mengharap
ridha Allah
3 Percaya diri dan Pemberani:
merasa yakin dengan
kemampuan yang dimiliki
- Berani melakukan sesuatu karena
merasa mampu
- Tidak selalu menggantungkan pada
bantuan orang lain
4 Rasional:
berpikir dengan penuh
pertimbangan dan alasan
yang logis
- Melakukan sesuatu didasari
pemikiran yang logis
- Selalu berpikir argumentatif
5 Kritis: dapat menganalisis
dan menemukan kesalahan
atau kekurangan yang ada
- Dapat menganalisis dan menyaring
pendapat dan permasalahan yang
dihadapi
6 Kreatif dan inovatif:
berusaha menemukan atau
memperkenalkan hal yang
menarik dan baru
- Terampil dan dapat menemukan
cara praktis dalam menyelesaikan
sesuatu
- Menemukan penemuan baru dalam
hal tertentu.
8 Bertanggung jawab dan
amanah : melaksanakan
tugas secara bersungguh –
sungguh serta berani
menanggungkonsekuensi
dari sikap, perkataan, dan
perilakunya
- Menyelesaikan semua kewajiban
- Tidak suka menyalahkan orang lain
- Tidak lari dari tugas yang harus
diselesaikan
- Berani mengambil resiko
9 Cinta ilmu: memiliki
kegemaran untuk
menambah dan
memperdalam ilmu
- Suka membaca buku atau sumber
ilmu yang lain serta melakukan
penelitian
- Suka berdiskusi bersama teman
tentang ilmu
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
22
10 Peduli dan Rela berkorban:
mau melakukan atau
memberikan sesuatu sebagai
pernyataan kebaktian dan
kesetiaan kepada Allah
SWT atau kepada manusia
- Berani mengeluarkan tenaga dan
harta demi orang lain
- Membantu orang lain yang
membutuhkan
- Memberikan sebagian yang dimiliki
kepada orang lain
11 Adil: menempatkan sesuatu
pada tempat yang
semestinya
- Bersikap sama kepada semua teman
- Membagi sesuatu secara sama dan
seimbang
12 Rendah hati dan Bersahaja:
berperilaku yang
mencerminkan sifat yang
berlawanan dengan sifat
sombong
- Berpenampilan sederhana
- Selalu merasa tidak bisa meskipun
sebenarnya bisa
- Tidak menganggap remeh orang
lain
13 Bekerja keras, Militan dan
Gigih: berusaha
menyelesaikan pekerjaan
secara optimal
- Semangat dalam bekerja dan belajar
- Terus berusaha tanpa putus asa
- Dapat mempertahankan pendapat
yang benar
14 Berpikir positif: melihat sisi
baik dari setiap hal yang
diperhatikannya
- Selalu berhusnuzon pada orang lain
- Pandai dalam mengambil pelajaran
dari setiap kejadian
15 Antisipatif: mengantisipasi
atau menyelesaikan setiap
permasalahan yang dihadapi
- Dapat menyelesaikan masalah
- Selalu belajar dan mencari ilmu
kapanpun dan dimanapun
16 Visioner: berwawasan jauh
kedepan
- Tidak terbelenggu pada masa lalu
- Selalu berpikir jauh kedepan
- Menatap optimis masa depan yang
cerah
17 Dinamis : memiliki
kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan
keadaan
- Berusaha melakukan perubahan
- Tidak puas dengan apa yang ada ,
dan selalu mencari informasi baru
agar selalu up to date
18 Produktif : berusaha untuk
menghasilkan karya – karya
yang baik
- Dapat memanfaatkan waktu dengan
menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.
- Tidak berhenti bekerja
19 Toleran : menghargai dan
membiarkan pendirian yang
berbeda atau bertentangan
dengan pendiriannya sendiri
- Tidak memaksakan kehendak
kepada orang lain
- Mengakui perbedaan dengan
mengambil sikap positif
20 Kebersamaan :
mementingkan kerjasama
dan tidak mementingkan
diri sendiri
- Senang bekerjasama, berdiskusi,
dan belajar bersama mengenai
berbagai macam masalah yang ada
Sumber: Marzuki, Pendidikan Karakter Islam: 2017
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
23
E. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil pencarian terhadap penelitian terdahulu, maka
ditemukan tiga penelitian terdahulu yang serupa yaitu:
1. Skripsi “Pembelajaran Pendidikan PAI dalam Membentuk Akhlak
Mahmudah Di SMA Negeri 9 Bandar Lampung”. Penulis skripsi ini
adalah Susiyanti mahasiswa PAI Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung tahun 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses, kesulitan atau
hambatan dan hasil pembelajaran PAI dalam membentuk karakter
islami peserta didik.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif,
pengumpulan data di lakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data yang di gunakan adalah analisis model
interaktif miles dan huberman yang terdiri dari reduksi data, display
data dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membentuk karakter Islami
dengan tiga tahap yaitu, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, serta penilaian hasil pembelajaran. Dengan demikian,
peserta didik memerlukan adanya perencanaan pembelajaran yang baik,
pelaksanaan pembelajaran dengan berbagai metode, model dan media
pembelajarannya mengharuskan mencakup aspek pengetahuan
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
24
(kognitif), ketrampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif) secara
proporsional.
Perbedaannya adalah pada penelitian diatas tujuannya untuk
mengetahui proses, hambatan dan hasil pembelajaran PAI dalam
membentuk karakter islami siswa. Sedangkan pada penelitian ini
tujuannya adalah untuk mengetahui peran Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dalam membentuk karakter islami mahasiswa.
Perbedaannya lainnya adalah lokasi serta sasaran yang diteliti, pada
penelitian di atas, lokasinya adalah Sekolah Menengah atas dan
sasarannya adalah siswa sedangan penelitian ini adalah organisasi
kemahasiswaan dan sasarannya merupakan mahasiswa yang tergabung
dalam organisasi tersebut.
2. Skripsi “Pendidikan Kader dalam Meningkatkan Karakter Mahasiswa”.
Penulis Skripsi ini adalah Indah Wahyuningsih mahasiswa Pendidikan
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2014.
Permasalahan yang diambil pada penelitian ini adalah apa saja
bentuk pendidikan kader muhammadiyah dalam meningkatkan karakter
mahasiswa dan faktor pendukung serta penghambatnya. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian lapangan dengan sumber data dari Pimpinan
Kader FAI UMS dan pengumpulan data dokumentasi observasi dan
wawancara. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif metode
deduktif.
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
25
Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa pendidikan kader pada
mahasiswa kader FAI UMS adalah dengan kegiatan seperti sekolah
kader, kajian al-Islam, kajian kristologi, dan adventure. Kemudian
faktor pendukungnya adalah dukungan dari pimpinan dan ijin dari
pengurus pondok intern. Kemudian yang menjadi faktor penghambat
adalah adanya double job baik organisasi internal maupun organisasi
eksternal.
Perbedaan penelitian ini adalah penelitian penulis meneliti tentang
peran organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam membentuk
karakter islami mahasiswa. Kemudian perbedaan lainnya adalah
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran IMM
dalam membentuk karakter islami mahasiswa. Metode penelitian
deduktif – induktif.
3. Skripsi “Nilai – nilai Pendidikan Islam dalam Organisasi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2014”.
Penulis skripsi ini adalah Mila Ayuningtyas mahasiswa Pendidikan
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai – nilai
pendidikan Islam yang terkandung dalam Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah Komisariat Muhammad Abduh FAI-UMS periode
2014 serta menyebutkan metode penanamannya.
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019
26
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan sumber
data dari seluruh pimpinan aktif Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Komisariat Muhammad Abduh FAI-UMS periode 2014, serta dokumen
– dokumen yang ada di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat
Muhammad Abduh FAI-UMS. Untuk mengumpulkan data
menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara. Analisis
data menggunakan diskriptif kualitatif dengan metode deduktif.
Perbedaan dengan penelitian penulis adalah jenis variabel yang
diteliti sudah berbeda, penelitian ini adalah nilai – nilai penanaman
islam dalam IMM sedangkan penelitian penulis adalah peran IMM
dalam membentuk karakter Islami mahasiswa.
Peranan Ikatan Mahasiswa... Rosita, Fakultas Agama Islam UMP, 2019