bab ii tinjauan pustaka a. pengertian sampah
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat (UU nomor 18 tahun 2008, pengolahan sampah). Untuk
mempertegas pengertian sampah sampah adalah sesuatu benda padat yang sudah
tidak di pakai lagi oleh manusia atau benda padat yang sudah di gunakan lagi
dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat
amerika membuat batasan sampah (waste) adalah suatu yang tidak dipakai tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil
kegiatan manusia yang sudah di buang karna sudah tidak berguna. Sehingga
bukan semua benda padat yang tidak di gunakan dan di buang disebut sampah,
misalnya : benda-benda alam benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari
gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin rebut dan
sebagainya. (Notoatmojo, 2007 : 187-188,).
Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Adanya suatu benda atau benda padat
2. Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan manusia
3. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi
(Notoatmojo, 2007 : 187-188,).
7
B. Jenis Sampah
Jenis sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Dilihat dari komposisi kimia
Berdasarkan komposisi kimia sampah terdiri dari sampah organic
misalnya sisa sampah sayuran, dan sampah anorganik misalnya sampah sampah
kaleng, pecahan kaca, dan debu.
2. Dilihat dari mudah tidaknya terbakar
Sampah yang mudah terbakar misalnya kertas, kain, plastik dan kayu,
sedangkan sampah yang tidak mudah terbakar (non combustible) misalnya kaleng
bekas dan pecahan kaca.
3. Dilihat dari karakteristiknya
a. Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan
makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari rumah tangga,
restoran, hotel dan sebagainya.Rubbish, yaitu
b. Sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang
mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastic, dan sebagainya.Ashes (abu), yaitu
sisa pembakaran dari bahan-bahan
c. yang mudah terbakar, termasih abu rokok.
d. Sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-
daunan, kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan sebagainya.
e. Sampah industry, yaitu sampah yang berasal dari industri atau
pabrik-pabrik.
8
f. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati
karna alam, ditabrak kendaraan, atau di buang oleh orang.
g. Bangkai kendaraan (abandonet vehicle) adalah bangkai mobil,
sepeda, sepeda motor, dan sebagainya
h. Sampah pembangunan (construksion waste), yaitu sampah
dari proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-
puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bamboo, dan sebagainya.
i. Jenis sampah dikelompokkan Berdasarkan subernya seperti :
1) Pemukiman
Biasanya berupa rumah atau apartemen, jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain sisa makanan, kertas, plastic, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca,
logam, limbah berbahaya dan beracun dan sebagainya.
2) Daerah komersial
Daerah komersial yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
kertas, kardus, plastic, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahayadan
beracun dan sebagainya
3) Institusi
Yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain.
Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah komersial
4) Kontruksi dan pembonkaran bangunan
Meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu dan lain-lain.
9
5) Fasilitas umum
Seperti penyapuan jalan , taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain.
Jenis sampah yang ditimbulkan adalah rubbish, sampah taman, ranting, daun dan
sebagainya.
6) Pengolahan limbah domestic
Seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan air buangan
dan incinerator.Jenis yang di timbulkan adalah lumpur hasil pengolahan, debu dan
sebagainya.
7) Kawasan industri
Jenis sampah yang di timbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan
non industri dan sebagainya.
8) Pertanian
Jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan busuk dan sisa
pertanian. (Damanhuri, 2004 : 1.3)
Jenis sampah menurut Sumantri 2010:64, Sampah padat dapat dibagi
menjadi beberapa kategori seperti berikut:
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnnya.
a. Organik yaitu sampah yang mudah membusuk, misalnya: sisa
makanan, daun, sayur, dan buah.
b. Anorganik yaitu sampah sampah yang tidak mudah membusuk,
misalnya: plastic wadah makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, logam, dan lain – lain.
10
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.
a. Mudah terbakar, misalnya: Kertas plastik, daun kering, kayu.
b. Tidak mudah terbakar, misalnya: Kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.
a. Mudah membusuk, misalnya: sisa makanan, potongan daging dan
sebagainya.
b. Sulit membusuk, misalnya: plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.
4. Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah.
a. Garbage, terdiri atas zat – zat yang mudah membusuk dan dapat
terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan sering kali
menimbulkan bau busuk. Sampah jenis ini dapat ditemukan di tempat
pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
b. Rubbish, terbagi menjadi dua :
1) Rubbish mudah terbakar terdiri dari atas zat – zat organik.
Misalnya: kertas, kayu, karet, daun kering, dan sebagainya.
2) Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat – zat anorganik.
Misalnya: kaca, kaleng, dan sebagainya.
c. Ashes, yaitu semua sisa pembakaran dari industri.
d. Street sweeping, yaitu sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas
mesin atau manusia.
e. Dead animal, yaitu bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan
sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
f. House Hold refuse atausampah campuran (missal, garbage, ashes,
rubbish) yangberasal dari perumahan.
11
g. Abondoned vehicle, yaitu berasal dari bangkai kendaraan.
h. Demolision waste, yaitu berasal dari hasil sisa – sisa pembangunan
gedung seperti tanah, batu, dan kayu.
i. Sampah Industri yaitu berasal dari pertanian, perkebunan, dan
industri.
j. Santage solid, yaitu terdiri atas benda – benda solid atau kasar yang
biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
k. Sampah khusus, yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus
seperti kaleng dan zat radioaktif.
C. Sumber Sampah/ Timbulan Sampah
Bagi negara berkembang dan beriklim tropis seperti indonesia, faktor
musim sangat besar pengaruhnya terhadap berat sampah. Dalam hal ini, musim
yang dimaksud adalah musim hujan dan kemarau, tetapi dapat juga berarti musim
buah-buahan tertentu.Disamping itu berat sampah juga sangat dipengaruhi oleh
faktor sosial budaya.Oleh karnanya, sebaiknya evaluasi timbulan sampah
dilakukan beberapa kali dalam satu tahun. Timbulan sampah dapat diperoleh
dengan sempling (estimasi) berdasarkan standar yang sudah tersedia. Timbulan
sampah bisa dinyatakan dengan sistem volume atau satuan berat.Jika digunakan
satuan volume, derajat pewadahan (densitas sampah) harus di cantumkan.Oleh
karna itu, lebih baik digunakan satuan berat karna ketelitiannya lebih tinggi dan
tidak perlu memperhatikan derajat pemadatan.
12
Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume. (Damanhuri, 2004 :
2-1—2-2) Prakiraan timbulansampah baik untuk saat sekarang maupun di masa
mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian
sistem pengelolaan persampahan.Satuan timbulan sampah ini biasanya dinyatakan
sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan sebagainya.
Bagi kota-kpta negara berkembang, dalam hal mengkaji besarantimbulan sampah,
agaknya perlu di pehitungkan adanya faktor pendaurulangan sampah mulai dari
sumbernya sampai di TPA. (Damanhuri, 2004: 2-2)
Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,
antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara
lainnya. Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan, antara lain :
1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya
2. Tingkat hidup : makin tinggi tingkat hidup masyarakat, makin besar
timbulan sampahnya
3. Musim : di negara Barat, timbulan sampah akan mencapai minimum
pada musim panas
4. Cara hidup dan morbalitas penduduk
5. Iklim : di negara Barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan
bertambah pada musim dingin.
Sumber sampah pada umumnya berhubungan erat dengan penggunaan
tanah atau pembagian daerah untuk berbagai kegunaan. Pada dasarnya sumber
sampah dapat diklarifikasikan dalam berbagai katagori sebagai berikut :
13
1. Sampah yang berasal dari daerah pemukiman (domestic wastes).
biasanya berupa rumah atau apartemen, jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
sisa makanan, kertas, plastic, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam,
limbah berbahaya dan beracun dan sebagainya
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum dan tempat perdagangan.
yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel, seperti
penyapuan jalan , taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang
ditimbulkan adalah rubbish, sampah taman, ranting, daun dan sebagainya.
3. Sampah yang berasal dari industry jenis sampah yang di timbulkan antara
lain sisa proses produksi, buangan non industry dan sebagainya. Sampah yang
berasal dari darerah pertanian jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan
busuk dan sisa pertanian Factor–faktor yang mempengaruhi jumlah produksi
sampah.
4. Sampah rumah tangga, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 sampah rumah tangga adalah sampah yang
berasal dari kegiatan sehari – hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja
dan sampah spesifik.Sampah sejenis rumah tangga adalah sampah rumah tangga
yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum atau fasilitas lainnya.
14
Timbulan sampah banyaknya sampah dalam :
1. Satuan berat : Kilogram per orang perhari (Kg) atau kilogram per
meter persegi bangunan perhari (Kg/m2/h) atau kilogram pertempat tidur perhari
(kg/bed/h) dsb.
2. Satuan Volume : Liter/orang/hari (L/o/h), liter per meter persegi
bangunan per hari (L/m2h), liter per tempat tidur perhari (L/Bed/h) dsb.
Pengelolaan persampahan di Indonesia, sampah kota biasanya dibagi
berdasarkan sumbernya yakni pemukiman atau rumah tangga dan sejenis pasar,
kegiatan komersial seperti pertokoan, kegiatan perkantoran: mayoritas berisi
sampah kegiatan perkantoran seperti kertas, hotel dan restoran, kegiatan dari
institusi seperti industri, rumah sakit, khusus untuk sampah yang sejenis dengan
sampah pemukiman, penyapuan jalan, dan taman – taman. Kadang dimasukkan
pula dari sungai atau drainase air hujan, yang cukup banyak dijumpai. Sampah
dari masing – masing sumber tersebut dapat dikatakan mempunyai karakteristik
yang khas sesuai dengan besaran dan variasi aktivitasnya juga timbulan sampah
masing – masing sumber bervariasi satu dengan yang lain. (E. Damanhuri, 2004)
Rata – rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari,
antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu Negara dengan yang
lainnya, variasi ini disebabkan oleh perbedaan antara lain jumlah penduduk dan
tingkat pertumbuhannya, tingkat hidup makin tinggi tingkat hidup masyarakat,
makin besar timbulannya, musim di negara barat timbulan sampah akan mencapai
angka minimum pada musim panas, cara hidup dan mobilitas penduduk, iklim dan
cara penanganan makanannya.
15
D. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
1. Jumlah Penduduk.
Jumlah penduduk tergantung pada aktifitas dan kepadatan
penduduk.Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat
atau ruang untuk menampung sampah kurang.
2. Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai.
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika
dibandingkan dengan truk.
3. Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
4. Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah,
pantai,atau di dataran rendah.
5. Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.Jumlah
sampah perhari bervariasi menurut waktu.Contoh, jumlah sampah pada siang hari
lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan
tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
6. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7. Kebiasaan Masyarakat
Jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman,
sampah makanan itu akan meningkat.
16
8. Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh:
plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, dan kulkas.
9. Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks
pula macam dan jenis sampahnya.
E. Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan sampah perkotaan pada dasarnya dilihat dari
komponen-komponen sub sistem yang saling mendukung satu sama lain untuk
mencapai tujuan yaitu kota yang bersih, sehat dan teratur. (E. Damanhuri, 2004)
Adapun unsur – unsur pokok pengelolaan sampah Menurut Peraturan
Pemerintah RI No. 81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga ,
terdapat dua kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu:
1. Pengurangan Sampah (Waste Minimization), yang terdiri dari:
pembatasan terjadinya sampah, guna ulang dan daur ulang.
2. Penanganan Sampah (Waste Handling), yang terdiri dari:
a. Pemilahan Sampah
Adalah kegiatan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, atau sifat sampah. Pemilahan sampah rumah tangga
sebaiknya dikelompokkan menjadi paling sedikit lima jenis sampah yang terdiri :
17
1) Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah
bahan berbahaya dan beracun antara lain kemasan obat serangga, kemasan oli,
kemasan obat – obatan, obat – obatan kadaluars, peralatan listrik, dan peralatan
eletronik rumah tangga.
2) Sampah yang mudah terurai
Sampah yang mudah terurai antara lain sampah yang berasal dari
tumbuhan, hewan, dan bagian – bagian yang dapat terurai oleh makhluk hidup
lainnya dan mikroorganisme seperti sampah makanan.
3) Sampah yang dapat digunakan kembali
Sampah yang dapat digunakan kembali merupakan sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali tanpa proses pengolahan antara lain sisa kain, plastic,
kertas, dan kaca.
4) Sampah yang dapat didaur ulang
Sampah yang dapat didaur ulang merupakan sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali setelah melalui proses pengolahan antara lain sisa kain,
plastic, kertas dan kaca.
5) Sampah Lainnya
Sampah lainnya merupakan residu.
b. Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah adalah kegiatan dari masing – masing rumah
tangga yang menghasilkan sampah harus membangun atau mengadakan tempat
khusus untuk mengumpulkan sampah.Kemudian dari tempat pengumpulan
18
sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan akhir (TPA). TPS yang
dianjurkan oleh Depkes RI, 2008 adalah :
1) Kontruksi
Bila TPS berupa bak beton/pasangan batu bata atau kontainer, harus
memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:
a) Harus Kedap air, bertutup dan selalu dalam keadaan tertutup,
mudah dibersihkan sehingga mencegah timbulnya
pencemaran maupun masalah lalat atau tikus.
b) Volume mampu menampung sampah dari pemakai untuk
waktu 1 (satu) hari.
2) Penempatan TPS
a) Jarak terhadap rumah dekat adalah 30 meter dan terjauh 200
meter.
b) Tidak berada diatas/dipinggir saluran air
(selokan,parit,sungai). Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan sampah berserakan di saluran air dan
menimbulkan pencemaran air.
c) Jarak terhadap sumber air terdekat minimal 75 meter. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
pencemaran terhadap sumber – sumber air bersih.
d) Tidak terletak di daerah banjir.
e) Mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.
3) Teknik Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah
dimulai dari sumber sampah hingga akhir atau lokasi
19
pemrosesan akhir, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung ( door to door) atau secara tidak langsung (communal)
dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Secara Langsung ( door to door ) : Pada sistem ini proses
pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan
bersamaan. Sampah dari tiap – tiap sumber akan diambil,
dikumpulkan, dan langsung diangkut ke tempat
pemrosesan atau ke tempat pembuangan akhir.
b) Secara Tidak Langsung (Communal) : Pada sistem ini,
sebelum diangkut ke tempat pemrosesan atau ke tempat
pembuangan akhir, sampah dari masing – masing sumber
akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti
dalam gerobak dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS
dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala
kawasan guna mengurangi jumlah sampah yang harus
diangkut ke pemrosesan akhir.
c. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah adalah alat pengangkutan sampah yang biasa
digunakan untuk mengangkut sampah dari sumber sampah ke TPS (Tempat
penampungan Sementara) atau ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Menurut
Depkes R 1987, Kontruksi gerobak dan truk pengangkut sampah harus memenuhi
persyaratan teknis kesehatan, sebagai berikut :
20
1) Gerobak sampah harus dilengkapi dengan tutup atau jaring agar
sampah tidak berserakan sewaktu dalam perjalanan. Sedangkan
Truk sampah harus tertutup rapat agar sampah tidak beterbangan
sewaktu dalam perjalanan.
2) Kontrusinya kuat, dinding bagian dalamnya dilapisi dengan plat
logam untuk memudahkan pembersihannya. Perlengkapan
gerobak dan truk sampah, yaitu :
a) Perlengkapan yang ada pada minimal: sapu lidi, pengki,
cangkul garpu.
b) Untuk petugas yang menanganin sampah harus dilengkapi
dengan: pakaian kerja khusus, sarung tangan, masker, topi
pengaman, sepatu boot. Untuk melindungi dan menjaga
kesehatan dan keselamatan kerjanya.
d. Pemrosesan akhir sampah di TPA
Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.adapun
tahan Pengolahan sampa hsebelum pemrosesan akhir. Kegiatan dalam bentuk
mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Sampah akan mengalami
pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis semedikian hingga tuntas.
Kegiatan pengolahan sampah berupa pemadatan, pengomposan, daur ulang,
mengubah sampah menjadi sumber energy. Pengolahan sampah
mempertimbangkan:
1) Karakteristik sampah.
2) Teknologi pengolahan yang ramah lingkungan.
21
3) Keselamatan kerja.
4) Kondisi sosial masyarakat.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses
pemusnahan sampah, antara lain metode lahan urug terkendali (controlled landfill)
yaitu metode pengurugan di areal pengurugan sampah, dengan cara dipadatkan
dan ditutup dengan tanah penutup sekurang-kurangnya setiap tujuh hari. Metode
ini merupakan metode yang bersifat antara, sebelum mampu menerapkan metode
lahan urug saniter (sanitary landfill).
Metode lahan urug saniter (sanitary landfill) yaitu sarana pengurugan
sampah ke lingkungan yang disiapkan dan dioperasikan secara sistematis, dengan
penyebaran dan pemadatan sampah pada area pengurugan, serta penutupan
sampah setiap hari.
Metode teknologi ramah lingkungan yaitu lokasi TPA sebagaimana
paling sedikit memenuhi aspek:
a) Geologi;
b) Hidrogeologi;
c) Kemiringan zona;
d) Jarak dari lapangan terbang;
e) Jarak dari permukiman;
f) Tidak berada di kawasan lindung/cagar alam; dan/atau
g) Bukan merupakan daerah banjir periode ulang 25 (dua
puluh lima) tahun.
22
F. Dampak Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi
masyarakat maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada
yang positif ada juga yang negatif.
1. Pengaruh Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut :
a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-
rawa dan dataran rendah.
b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani
proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh
buruk sampah tersebut terhadap ternak.
d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biak serangga atau binatang pengerat.
e. Menurukan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubunganyya
dengan sampah.
f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan
hidup masyarakat.
g. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya
masyarakat.
h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluran dana
kesehatan suatu negara sehungga dana itu dapat digunakan untuk keperluan lain.
23
2. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh
negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan
budaya masyarakat, seperti berikut.
a. Pengaruh terhadap kesehatan
1) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah
sebagai tempat perkembanganbiakan vektor penyakit, seperti lalat
atau tikus.
2) Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat
Karena vektor penyakit hidup dan berkebang biak dalam sampah
kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan.
3) Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca,
dan sebagainya.
4) Gangguan psikosomatis, misalnya sesak nafas, insomnia, stress,
]dan lain – lain.
b. Pengaruh terhadap lingkungan
1) Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata.
2) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
menghasilkan gas – gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
3) Pembakaran sampah dapat menimbulkan Pencemaran udara dan
bahaya kebakaran yang lebih luas.
24
4) Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi
dangkal.
5) Apabila musim hujan dating, sampah yang menumpuk dapat
menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada
sumber air permukaan atau sumur dangkal.
c. Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1) Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan
sosial budaya masyarakat setempat.
2) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan
menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang
berkunjung ke daerah tersebut.
3) Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk
setempat dan pihak pengelola.
4) Penurunan pemasukan daerah (Devisa) akibat penurunan jumlah
wisatawan yang diikuti dengan penuruan penghasilan masyarakat
setempat.
5) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi
menurun dan tidak memiliki nilai ekonomi.
25
G. Kerangka Teori
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga, maka disusun kerangka teori sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Timbulan Sampah
Rumah Tangga
Tahap Pengelolaan
Sampah:
1. Penampungan Sampah
Sementara (Pemilahan
dan Pewadahan )
2. Pengumpulan ( TPS)
3. Pengangkutan Sampah
(Sarana alat
pengangkutan dan
Tenaga Petugas
Kebersihan)
4. Pembuangan Akhir
(Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir
Sampah)
Pengelolaan Sampah
1. Baik
2. Buruk
26
H. Kerangka Konsep
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Pemilahan
Identifikasi sampah : anorganik dan organik
Satuan berat : kg/o/hari, kg/m²/hari
Pengelolaan sampah
Rumah Tangga Pekon Sukananti
Kec. Way Tenong Tahun 2020
Pengangkutan Sampah
1. Perlengkapan gerobak
2. Truk sampah
Pengumpulan Sampah
1. Secara Langsung (Door To Door)
2. Secara Pengumpulan Tidak Langsung
(Communal)
Tempat Pemrosesan Akhir
1. Metodecontrolled landfill
2. Metodesanitary landfill
3. Teknologi ramah lingkungan
6
I . DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Pemilahan
sampah
Jumlah sampah setiap masing –
masing rumah tangga. identifikasi
sampah : anorganik dan organik
Satuan berat : kg/o/hari,
kg/m²/hari, dan sebagainya
Timbangan Pengukuran Satuan berat (kg) Nominal
2. Pengumpulan
Sampah
1. Proses penanganan sampah
dengan cara pengumpulan dari
masing-masing sumber sampah
untuk diangkut ke tempat
pengumpulan sementara (TPS).
Secara Langsung ( door to
door) atauSecara Tidak
Langsung (Communal)
Ceklist dan
kuesioner
Observasi dan
wawancara.
1. Ya, bila ada pengumpulan
sampah dari sumber ke TPS
(secara tidak
langsung/communal)
2. Tidak, bila tidak ada
pengumpulan sampah dari
sumber ke TPS.(secara
langsung/door to door)
Ordinal
3 Pengangkutan
Sampah
Alat pengangkutan sampah yang
biasa digunakan untuk
mengangkut sampah dari TPS ke
tempat pembuangan akhir
(TPA).•Perlengkapan gerobak
•truk sampah
Ceklist dan
kuesioner
Observasi dan
wawancara
1. Ya, bila terdapat sarana alat
pengangkutan sampah dari TPS
ke TPA.
2. Tidak, bila tidak terdapat sarana
alat pengangkutan sampah dari
TPS ke TPA.
Ordinal
27
7
4. Tempat
pemrosesan
akhir
1. Metode controlled landfill
2. Metode sanitary landfill
3. Teknologi ramah lingkungan
Ceklist dan
kuesioner
Observasi dan
wawancara 1. Ya, bila ada pemrosesan akhir
dan memenuhi syarat
2. Tidak, bila tidak adaa
pemrosesan akhir dan tidak
memenuhi syarat
Ordinal
Tabel 1
Definisi Oprasional
28
8